perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id meningkatkan … · 2013-07-23 · ” belajar adalah...

106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SURUHKALANG KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : FAJAR MAHENDRA X7107027 FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 03-Feb-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01

SURUHKALANG KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

FAJAR MAHENDRA

X7107027

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01

SURUHKALANG KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh :

FAJAR MAHENDRA

X7107027

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul : ”MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS

DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SURUHKALANG,

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011”

Oleh :

Nama : FAJAR MAHENDRA

NIM : X7107027

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari : Kamis

Tanggal : 23 Juni 2011

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Kuswadi, M.Ag Drs. Samidi, M.Pd

NIP. 19530506 198103 1 002 NIP. 19511108 198803 1 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : ”MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS

DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SURUHKALANG,

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011”

Nama : FAJAR MAHENDRA

NIM : X7107027

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd ........................

Sekretaris : Drs. Sukarno, M.Pd .........................

Anggota I : Drs. Kuswadi, M.Ag .........................

Anggota II : Drs. Samidi, M. Pd .........................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 19600727 198702 1 001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Fajar Mahendra. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SURUHKALANG KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi dengan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar tahun ajaran 2010/2011.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus, dan setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Setiap pertemuan mempunyai empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan pada setiap pertemuan diadakan tes awal, tes proses dan post tes sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan kemampuan menulis deskripsi pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pebelajaran kontekstual. Sebagai subjek adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar yang berjumlah 32 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa ada peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa setelah dilaksanakan tindakan kelas dengan model pembelajaran kontekstual. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan menulis deskripsi siswa dari sebelum dan sesudah dilaksanakannya tindakan. Siklus I ada peningkatan kemampuan menulis deskripsi siswa dari nilai rata-rata 54,56 menjadi 61,34 dan dari pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 53,13% menjadi 71,88%. Sedangkan di siklus II terjadi peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa dari rata-rata siklus I yaitu 61,34 menjadi 70,96 dan dari pencapaian KKM 71,88% menjadi 90,62%. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa kemampuan menulis deskripsi dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar Tahun Ajaran 2010/ 2011.

Kata kunci : Kemampuan menulis Deskripsi, Model Pembelajaran Kontekstual

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Fajar Mahendra. IMPROVING THE DESCRIPTIVE WRITING MASTERY THROUGH CONTEXTUAL APPROACH AT THE FOURH YEAR STUDENTS OF SD NEGERI 01 SURUHKALANG KARANGANYAR I N THE ACADEMIC YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta, Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. July 2011.

The research are to improve the descriptive writing mastery through contextual approach at the fourth year students of SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar in the academic year of 2010/2011.

The method used in the research is qualitative research in the form of classroom action research (CAR). The research procedures consist of two cycles, and each cycle has two meetings. Each meeting has four steps, planning, treatment, observation, and then reflection. The research is done in two cycles, and there will be a pre-test and a post-test in each meeting to know the whether there is an improvement in the students’ descriptive writing mastery in teaching Bahasa Indonesia by using contextual approach. The subject is the the fourth year students of SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar consisting of thirthy two students. The techniques of collecting data are interview, observation, test, and documentation. The techniques of analyzing data are interactive analysis consisting of three components, they are data reduction, data display, and conclusion.

Based on the research result, it can be concluded that there is an improvement of writing descriptive essay after being given treatments through contextual approach. This is shown by the improvement in the students’ descriptive writing mastery before and after the treatments. Cycle I indicates the improvement in the students’ descriptive writing mastery from the mean 54.56 becomes 61.34, based on the Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 53.13% becomes 71.88%. Cycle II indicates the improvement in the students’ descriptive writing mastery from the mean of Cycle I, 61.34 becomes 70.96, and based on the Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 71.88% becomes 90.62%. Thus, it can be recommended that descriptive writing mastery can be improved through contextual approach in the fourth year students of SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar in the academic year of 2011/2012. Keywords: Descriptive writing mastery, contextual approach,

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

” Barang siapa takut menghadapi persoalan ia sebenarnya takut menghadapi

sebuah kemajuan ”

(Bung Karno)

” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi

adalah benang-benang yang melintang dalam membuat suatu tenunan

pengetahuan ”

(The Liang Gie)

” Dari air kita belajar ketenangan, dari batu kita belajar ketegaran, dari tanah

kita belajar kehidupan, melihat ke atas memperoleh semangat untuk maju,

melihat ke bawah bersyukur atas semua yang ada, melihat ke samping semangat

kebersamaan, melihat ke belakang sebagai pengalaman berharga, melihat ke

depan untuk menjadi yang lebih baik ”

( Penulis)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan Kepada:

Kedua orang tuaku (Wagiya dan Hari Pangesti) tersayang yang selalu memberi

dukungan, semangat, bantuan, serta doa yang tiada henti demi

lancarnya tugas skripsi ini.

Adikku (Deni) tersayang yang selalu memberi semangat dan doa.

Adikku tercinta yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, serta menjadi

semangatku.

Sahabat-sahabatku (Kos Hidayat) yang memberikan semangat, dorongan dan

motivasi.

Semua teman-teman mahasiswa S1 PGSD kelas B angkatan 2007 yang selalu

membantu dan memberikan semangat kepada peneliti.

Keluarga Kampus PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta,

almamaterku tercinta tempat kutimba ilmu untuk menjadi pengabdi bangsa

Indonesia.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat,

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Dengan Model

Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang,

Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Dalam

kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Kuswadi, M.Ag., selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Drs. Samidi, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

7. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd., Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

8. Ibu Nanik Sarwigiyatni, S.Pd., selaku kepala sekolah SD Negeri 01

Suruhkalang Karanganyar yang telah mengijinkan mengadakan penelitian di

SD tersebut.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Bapak Sugiyartoto, S.Pd.SD., selaku guru kelas IV SD Negeri 01

Suruhkalang Karanganyar yang telah membantu pelaksanaan penelitian di

kelas tersebut.

10. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar yang banyak

memberikan bantuan dan dorongan.

11. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberi

manfaat kepada penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 7

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7

1. Hakikat Kemampuan Menulis Deskripsi ........................... 7

a. Pengertian Kemampuan ............................................... 7

b. Karakteristik Kemampuan ........................................... 8

c. Klasifikasi Kemampuan .............................................. 12

d. Pengertian Menulis ...................................................... 13

e. Ragam Menulis ............................................................ 14

f. Menulis Deskripsi ........................................................ 16

g. Tujuan Menulis Deskripsi ........................................... 18

h. Manfaat Menulis Deskripsi .......................................... 19

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

i. Penilaian Menulis Deskripsi ........................................ 21

2. Hakikat Model Pembelajaran Kontekstual ........................ 22

a. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual .............. 22

b. Dasar Teori Model Pembelajaran Kontekstual ............ 25

c. Karakteristik Model Pembelajaran Kontekstual .......... 26

d. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual ............. 28

e. Langkah-langkah model pembelajaran Kontekstual .... 30

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 32

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 33

D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 36

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 37

B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 38

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................ 38

D. Sumber Data ........................................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 40

F. Validtas Data .......................................................................... 42

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 43

H. Indikator Kinerja ..................................................................... 45

I. Prosedur Penelitian ................................................................. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 48

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 48

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................... 49

C. Deskripsi pelaksanaan Tindakan ............................................. 51

1. Siklus I .............................................................................. 51

2. Siklus II ............................................................................. 62

D. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 72

E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 77

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 83

A. Simpulan ................................................................................. 83

B. Implikasi ................................................................................. 83

C. Saran ....................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 86

LAMPIRAN ................................................................................................... 89

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1.Penilaian Menulis deskripsi ........................................................................... 22

2. Rincian Waktu penelitian ............................................................................. 38

3. Hasil Nilai Kondisi Awal ............................................................................. 50

4. Hasil Nilai Siklus I ....................................................................................... 59

5. Hasil Perkembangan Nilai Kondisi Awal dan Siklus I ................................. 61

6. Hasil Nilai Siklus II ...................................................................................... 69

7. Hasil Perkembangan Nilai Siklus I dan Siklus II ......................................... 70

8. Hasil Perkembangan Nilai Pra Siklus,Siklus I dan Siklus II ........................ 77

9. Hasil Observasi Aktivitas Sisiwa dan Kinerja Guru .................................... 80

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Alur Kerangka Berpikir .................................................................................. 35

2. Model interaktif Miles dan Hubermann……………………………………. 44

3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................................. 47

4. Grafik Data Nilai Kondisi Awal ..................................................................... 51

5. Grafik Data Nilai Siklus I ............................................................................... 60

6. Grafik Pekembangan Nilai Pra Siklus dan Siklus I ........................................ 61

7. Grafik Data Nilai Siklus II .............................................................................. 70

8. Grafik Perkembangan Nilai Siklus I dan siklus II .......................................... 71

9. Grafik Perkembangan Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan siklus II ....................... 78

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Rincian Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian .............................. 89

2. Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum Penerapan ........................... 90

3. Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah Penerapan .............................. 92

4. Silabus Kelas IV ........................................................................................ 94

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................. 97

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................................... 109

7. Format Penilaian Menulis Deskripsi .......................................................... 122

8. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ......................................................... 125

9. Pedoman Observasi Kinerja Guru ............................................................. 129

10. Hasil Tes Kondisi Awal ............................................................................ 134

11. Perolehan Hasil Tes Evaluasi Siklus I ....................................................... 136

12. Perolehan Hasil Tes Evaluasi Siklus II ...................................................... 140

13. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 dan 2 .................... 145

14. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 Dan 2.................. 150

15. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ................ 156

16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 dan 2 .............. 161

17. Foto Kegiatan Pembelajaran ...................................................................... 166

18. Surat Ijin Penelitian .................................................................................... 172

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Fajar Mahendra. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SURUHKALANG KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi dengan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar tahun ajaran 2010/2011.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus, dan setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Setiap pertemuan mempunyai empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan pada setiap pertemuan diadakan tes awal, tes proses dan post tes sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan kemampuan menulis deskripsi pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pebelajaran kontekstual. Sebagai subjek adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar yang berjumlah 32 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa ada peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa setelah dilaksanakan tindakan kelas dengan model pembelajaran kontekstual. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan menulis deskripsi siswa dari sebelum dan sesudah dilaksanakannya tindakan. Siklus I ada peningkatan kemampuan menulis deskripsi siswa dari nilai rata-rata 54,56 menjadi 61,34 dan dari pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 53,13% menjadi 71,88%. Sedangkan di siklus II terjadi peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa dari rata-rata siklus I yaitu 61,34 menjadi 70,96 dan dari pencapaian KKM 71,88% menjadi 90,62%. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa kemampuan menulis deskripsi dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar Tahun Ajaran 2010/ 2011.

Kata kunci : Kemampuan menulis Deskripsi, Model Pembelajaran Kontekstual

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Fajar Mahendra. IMPROVING THE DESCRIPTIVE WRITING MASTERY THROUGH CONTEXTUAL APPROACH AT THE FOURH YEAR STUDENTS OF SD NEGERI 01 SURUHKALANG KARANGANYAR IN THE ACADEMIC YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta, Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. July 2011.

The research are to improve the descriptive writing mastery through contextual approach at the fourth year students of SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar in the academic year of 2010/2011.

The method used in the research is qualitative research in the form of classroom action research (CAR). The research procedures consist of two cycles, and each cycle has two meetings. Each meeting has four steps, planning, treatment, observation, and then reflection. The research is done in two cycles, and there will be a pre-test and a post-test in each meeting to know the whether there is an improvement in the students’ descriptive writing mastery in teaching Bahasa Indonesia by using contextual approach. The subject is the the fourth year students of SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar consisting of thirthy two students. The techniques of collecting data are interview, observation, test, and documentation. The techniques of analyzing data are interactive analysis consisting of three components, they are data reduction, data display, and conclusion.

Based on the research result, it can be concluded that there is an improvement of writing descriptive essay after being given treatments through contextual approach. This is shown by the improvement in the students’ descriptive writing mastery before and after the treatments. Cycle I indicates the improvement in the students’ descriptive writing mastery from the mean 54.56 becomes 61.34, based on the Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 53.13% becomes 71.88%. Cycle II indicates the improvement in the students’ descriptive writing mastery from the mean of Cycle I, 61.34 becomes 70.96, and based on the Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 71.88% becomes 90.62%. Thus, it can be recommended that descriptive writing mastery can be improved through contextual approach in the fourth year students of SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar in the academic year of 2011/2012. Keywords: Descriptive writing mastery, contextual approach,

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan

bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah

Dasar. Dalam kurikulum kajian materi Bahasa Indonesia diajarkan mengenai

keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, keterampilan

berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis (St.Y.Slamet, 2007:

4). Pembelajaran bahasa Indonesia bukan lagi ditekankan pada pengetahuan

bahasa, melainkan pada keterampilan berbahasa yang diberikan secara terpadu

yaitu meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Menulis dan membaca merupakan aktivitas komunikasi ibarat dua sisi

mata uang yang saling melengkapi (St.Y.Slamet, 2008: 95). Kebiasaan menulis

tidak mungkin terlaksana tanpa kebiasaan membaca. Meskipun belum tentu

membawa kebiasaan menulis, kebiasaan membaca akan memperluas pengetahuan

dan wawasan. Pengetahuan dan wawasan menjadi dasar kegiatan menulis dan

kebiasaan menulis tidak akan bermakna tanpa diikuti kebiasaan membaca.

Membaca adalah suatu proses penangkapan dan pemahaman ide,

sedangkan menulis merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan

melibatkan fase (tahap) yaitu pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan

tulisan), dan pasca penulisan (revisi atau penyempurnaan tulisan). Meskipun

demikian, masing-masing fase dari ketiga fase penulisan di atas tidaklah

dipandang secara kaku, selalu berurut, dan terpisah-pisah. Ketiganya harus

dipahami sebagai komponen yang memang ada dan dilalui oleh seorang penulis

dalam proses tulis-menulis.

Menurut Tarigan dalam Slamet (2008:99) menulis adalah melukiskan

lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami

seseorang untuk dibaca orang lain yang dapat memahami bahasa dan lambang-

lambang grafis tersebut. Menulis bisa berupa narasi, deskripsi, eksposisi, dan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

argumentasi. Menulis deskripsi adalah paparan gambaran mengenai suatu hal atau

keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal

tersebut. Pembelajaran menulis diajarkan di Sekolah Dasar sejak kelas I sampai

dengan kelas VI. Kemampuan menulis di kelas I dan II merupakan kemampuan

awal atau tahap permulaan. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di kelas I dan

II disebut pembelajaran menulis permulaan. Sedangkan di kelas III, IV, V, dan VI

disebut pembelajaran menulis lanjut. Jadi, di sekolah dasar ada dua jenis menulis

yakni menulis permulaan dan menulis lanjut.

Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menulis deskripsi di

Sekolah Dasar banyak mengalami hambatan karena ada beberapa faktor salah

satunya adalah penggunaan metode atau model pembelajaran yang kurang tepat,

sehingga menyulitkan guru untuk mengembangkan kemampuan menukis

deskripsi siswa. Pembelajaran menulis deskripsi di Sekolah Dasar pada saat ini

masih banyak diterapkan dengan metode konvensional yaitu pembelajaran yang

berfokus pada metode ceramah sehingga membuat siswa menjadi bosan dan sulit

menerima pelajaran. Hal ini yang menyebabkan hasil belajar siswa dalam materi

menulis deskripsi rendah dan perlu ditingkatkan. Kemampuan menulis deskripsi

dirasakan sangat penting dan perlu di tingkatkan karena kemampuan menulis

deskripsi merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap siswa untuk melatih kreatifitas

dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk suatu karangan.

Hasil pengamatan tersebut penulis menemukan kendala yang sama pada

siswa kelas IV di SD Negeri I Suruhkalang, dimana siswa mengalami kesulitan

menulis, siswa mengalami kesulitan di dalam menyusun kata-kata dengan

bahasanya sendiri dan siswa kurang berkembang dalam menulis karena

terbatasnya ide, pendapat dan pengetahuan menulis siswa karena metode yang

diterapkan masih konvensional. Dari hasil data yang ada menyebutkan bahwa

nilai dari siswa kelas IV SD Negeri I Suruhkalang yang berjumlah 32 siswa pada

kondisi awal (Lampiran 10 hal 134), terdiri atas 17 siswa mendapat nilai di atas

Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) dan 15 siswa mendapat nilai dibawah

KKM. Dari data tersebut menunjukkan bahwa 53,17% siswa mendapatkan nilai

dibawah angka KKM mata pelajaran bahasa Indonesia SD Negeri I Suruhkalang

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yaitu 60. Ini berarti kemampuan menulis siswa kelas IV SD Negeri I Suruhkalang

masih tergolong rendah dan perlu ditingkatkan agar tercapai nilai hasil belajar

siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti kemudian mencari cara untuk

dapat memperbaiki proses dan hasil belajar tersebut dengan alternatif pemecahan

masalah yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual ( constextual

teaching and learning-CTL ). Ada beberapa model pembelajaran yaitu 1) model

pembelajaran kooperatif. 2) model pembelajaran kontekstual. 3) model

pembelajaran quantum. 4) model pembelajaran terpadu. 5) model pembelajaran

berbasis masalah. Dari beberapa model pembelajaran di atas penulis

menggunakan model pembelajaran kontekstual karena pembelajaran kontekstual

merupakan pembelajaran yang melibatkan dunia nyata atau objek langsung

sehingga diharapkan dapat membantu dan mempermudah siswa dalam

meningkatkan kemampuan menulis deskripsi. Pembelajaran kontekstual

(Contexstual Teaching and Learning-CTL) adalah konsep belajar yang

mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata siswa. ( Sugiyanto, 2009: 14).

Menurut Johnson dalam Sugiyanto (2009:14) Pembelajaran kontekstual

adalah proses pendidikan dimana siswa menghubungkan kehidupan keseharian

mereka dengan materi pembelajaran yang mempunyai keterkaitan dengan keadaan

pribadi, sosial dan budaya mereka. Anak akan belajar lebih baik jika lingkungan

yang diciptakan secara alamiah dan belajar menjadi lebih bermakna jika anak

mengalami apa yang dipelajari bukan hanya sekedar mengetahui, hal inilah yang

menjadi keterkaitan model pembelajaran kontekstual dengan menulis deskripsi

yaitu dimana siswa dapat menulis deskripsi berdasarkan keadaan nyata atau objek

langsung yang diamati. Model pembelajaran kontekstual proses pembelajaran

berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan mengalami,

bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa secara terus menerus tetapi kerja

siswa secara mandiri. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari. Ada 7 komponen yang melandasi tujuan pembelajaran kontekstual

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yaitu : kontruktivisme ( Construktivism ), bertanya ( Questioning ), menemukan

( Inquiri), masyarakat belajar ( Learning community ), pemodelan ( Modeling ),

dan penilaian sebenarnya ( authentic assessment ).

Melalui 7 komponen di atas dapat diterapkan dalam peningkatan

kemampuan menulis siswa dan di harapkan dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran kontekstual learning dapat meningkatkan kemampuan

menulis deskripsi dan mengatasi berbagai masalah yang ada yaitu: situasi belajar

yang kondusif, guru tidak lagi menggunakan model pembelajaran konvensional,

siswa lebih aktif dan kreatif dan memotivasi guru untuk menemukan model

pembelajaran yang baru guna meningkatkan minat siswa dan kemampuan siswa

dalam menulis terutama menulis deskripsi.

Berdasarkan uraian di atas, untuk membuktikan lebih lanjut peneliti

melakukan penelitian dengan judul ” MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SURUHKALANG

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, rumusan

masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

” Apakah pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis

deskripsi siswa kelas IV SD Negeri I Suruhkalang Karanganyar Tahun Ajaran

2010/2011? ”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah untuk

mengetahui peningkatan kemampuan menulis deskripsi melalui model

pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri I Suruhkalang

Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian harus bermanfaat terhadap para pembaca maupun peneliti

sendiri. Adapun manfaat yang diharapkan adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan pengetahuan kepada pendidik untuk dapat meningkatkan

proses pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar melalui model

pembelajaran kontekstual dan menambah pengembangan proses

pembelajaran yang inovatif, kreatif, aktif dan menyenangkan.

b. Membantu pembinaan murid untuk meningkatkan keterampilan atau

kemampuan menulis deskripsi dalam pelajaran Bahasa Indonesia melalui

model pembelajaran kontekstual.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat bermanfaat :

a. Bagi Guru

Bagi guru hasil penelitian ini bermanfaat untuk memecahkan

permasalahan dan cara mengatasi masalah yang timbul dalam

pembelajaran menulis deskripsi. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat

untuk meningkatkan inovasi pengembangan kualitas pembelajaran menulis

deskripsi dengan pendekatan kontekstual karena dalam proses

pembelajaran kontekstual dapat meningkatakan kreativitas guru dan tidak

lagi mengacu pada model pembelajaran konvensional yang selama ini

sering diterapkan pada saat proses pembalajaran.

b. Bagi siswa

Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan siswa

dalam menulis deskripsi, menggali potensi siswa dalam menulis deskripsi,

dan meningkatkan minat atau antusias siswa dalam menulis deskripsi

dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan menjadikan suasana

pembelajaran lebih menyenangkan karena menambah pemahaman siswa

tentang menulis deskripsi.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

c. Bagi sekolah

Bagi sekolah penelitian ini bermanfaat untuk menumbuhkan inovasi

sekolah dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan sumbangan yang

positif khususnya dalam pelajaran bahasa indonesia dengan model

pembelajaran kontekstual dalam meningkatakan kemampuan menulis

deskripsi siswa, untuk itu sekolah dapat membantu sarana dan prasarana

untuk menunjang inovasi tersebut, karena dalam proses pembelajaran

dengan model kontekstual menggunakan media atau bahan ajar yang dapat

diperoleh dari lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan secara efektif

dan efisien.

d. Bagi peneliti

Bagi peneliti hasil penalitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan

mengenai penggunaaan model pembelajaran yang tepata dalam proses

pembelajaran dan memperoleh bukti bahwa penerapan model

pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis

diskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri I Suruhkalang Karanganyar

Tahun Ajaran 2010/2011.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Hakikat Kemampuan Menulis Deskripsi

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah pengetahuan atau kecakapan yang terlihat

Kemampuan mencangkup pula bakat dan prestasi yang dimiliki seseorang

yang merupakan hasil dari latihan atau bawaan sejak lahir dan digunakan

untuk mengerjakan sesuatu yang ditunjukkan melalui tindakannya.

Kemampuan dapat dikatakan sebagai kapasitas seorang individu untuk

melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

Kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,

1999: 623) bersal dari kata “ mampu “ yang berarti bisa atau sanggup.

Kemampuan dapat diidentifikasi sebagai kesanggupan, kecakapan, kekuatan

atau potensi diri sendiri. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam

melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan

sesuatu yang harus ia lakukan.

Menurut Chaplin (1997: 34) “ ability (kemampuan, kecakapan,

ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk

melakukan suatu perbuatan”. Sedangkan menurut Keith Davis dalam

mangkunegara (2000) kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi

(IQ) di atas rata-rata dan dengan pendidikan yang memadai serta terampil

dalam mengerjakan pekerjaanya sehari-hari, maka akan lebih mudah

mencapai kinerja maksiamal.

Kemampuan menurut Ubaidillah Nugraha (2003) mengungkapkan

bahwa kemampuan adalah keterampilan untuk mengeluarkan semua segala

daya internal, keunggulan, dan bakat agar bisa mendatangkan manfaat bagi

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

diri sendiri maupun orang lain. Keterampilan diartikan sebagai kemampuan

melakukan sesuatu dengan tepat dan mahir.

Menurut Akhmad sudrajat menghubungkan kemampuan dengan kata

kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam

melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini mempengaruhi potensi yang

ada dalam diri individu tersebut. Proses pembelajaran mengharuskan

siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki.

Kemampuan merupakan suatu kekuatan untuk menunjukkan suatu tindakan

atau tugas khusus baik secara fisik maupun mental, dimana setiap tindakan atau tugas

yang berbeda menuntut kemampuan yang berbeda pula. Selain itu kemampuan juga

dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk menunjukkan tindakan yang bersifat responsif,

terkoordinasi, dan pemecahan suatu masalah.

Menurut Robbins (2000: 46-48) menyatakan bahwa kemampuan bisa

merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek.

Dan kemampuan terdiri dari kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan adalah suatu pengetahuan atau kecakapan untuk menunjukkan suatu

tindakan khusus, baik secara fisik maupun mental. Kemampuan mencangkup bakat

dan prestasi yang bisa mendatangkan suatu manfaat bagi dirinya dan orang lain serta

dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk menunjukkan tindakan responsif dan

pemecahan problem mental.

b. Karakteristik Kemampuan

Kemampuan mempengaruhi langsung fisik dan mental seseorang.

Untuk mengetahui seseorang yang mempunyai kemampuan sesuai dengan

yang diinginkan dapat diketahui dengan melihat karakteristik atau ciri-cirinya.

Karakteristik kemampuan atau ciri-ciri kemampuan ada tiga macam yaitu :

1) Kemampuan kognitif

Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang menekankan pada

aspek intelektual individu yang terdiri dari :

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

a) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan yang mencangkup kemampuan kognitif adalah

pengetahuan hafalan yang merupakan tingkatan terendah/sederhana

yang berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap

pengetahuan tentang fakta, istilah, prinsip, pasal, hukum, bab, ayat,

rumus, dan sebagainya.

b) Pemahaman

Pemahaman yang mencangkup kemampuan kognitif adalah

pemahaman yang berhubungan dengan sejenis pemahaman yang

menunjukkan bahwa seseorang mengetahui apa yang sedang

dikomunikasikan dan dapat menggunakan sebagai bahan pengetahuan

atau ide tertentu tanpa perlu menghubungkannya dengan bahan

lainnya. Selain itu kemampuan pemahaman adalah kemampuan

membedakan, mengubah, mempersiapkan, menanyakan, mengatur,

menjelaskan, mendemonstrasikan, dan memberi contoh.

c) Penerapan

Penerapan adalah kesanggupan menerapkan suatu konsep, ide, rumus,

hokum, dan situasi yang baru. Penerapan dapat berbentuk prosedur,

gagasan umum, atau metode yang diterapkan dalam proses pemecahan

masalah.

d) Analisis

Analisis mencakup penguraian suatu ide ke dalam unsur-unsur

pokoknya sedemikian rupa sehingga menjadi jelas apa maksud ide

tersebut, atau hubungan antar unsumya menjadi jelas. Analisis seperti

itu dimaksudkan memperjelas ide yang bersangkutan, atau untuk

menunjukkan bagaimana ide itu disusun. Di samping itu juga

dimaksudkan untuk menunjukkan caranya menimbulkan efek maupun

dasar dan penggolongannya.

e) Sintesis

Sintesis adalah merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur

pokok ke dalam struktur yang baru. Sintesis memerlukan kemampuan

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

hafalan, pemahaman, aplikasi dan analisis agar dapat menemukan

sesuatu yang baru untuk lebih mudah dikembangkan.

f) Evaluasi

Evaluasi merupakan kesanggupan memberi keputusan tentang nilai

suatu berdasarkan pendapat yang dimiliki dan kriteria yang

dipakainya. Evaluasi menyangkut penilaian bahan dan metode untuk

mencapai tujuan tertentu. Penilaian diadakan untuk melihat sejauh

mana bahan dan metode memenuhi kriteria tertentu.

2) Kemampuan Afektif

Kemampuan afektif adalah kemampuan yang menekankan pada

aspek sikap, emosi dan perasaan individu yang terdiri dari :

a) Menerima

Menerima yaitu kepekaan dalam menerima rangsangan/stimulus dari

luar baik dalam bentuk masalah, situasi atau keadaan. Dalam hal ini

kesadaran keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dsan seleksi

gejala atau rangsangan dari luar.

b) Merespon

Merespon merupakan kesengajaan untuk menanggapi jawaban yaitu

reaksi yang diberikan seseorang terhadap ketepatan reaksi, perasaan,

kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang

c) Penilaian

Penilaian yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya

kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk

menerima nilai dan kesepakatan nilai tersebut.

d) Organisasi

Organisasi yaitu kemampuan membentuk pengembangan nilai ke

dalam satu sistem organisasi termasuk menemukan hubungan satu nilai

dengan nilai dan kemantapan prioritas nilai yang dimilikinya. Yang

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

termasuk dalam organisai adalah konsep tentang nilai, organisasi dan

sistem nilai.

e) Karakteristik nilai

Karakteristik nilai yaitu keterpaduan dari semua nilai yang telah

dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah

lakunya.

3) Kemampuan psikomotor

Kemampuan psikomotor adalah kemampuan yang menekankan

pada aspek keterampilan motorik individu yang terdiri dari :

a) Persepsi

Persepsi adalah kegiatan yang bersifat motoris yaitu menyadari obyek,

sifat, atau hubungan-hubungan melalui alat indera. Langkah inilah

bagian utama dalam rangkaian situasi-situasi interprestasi tindakan

yang menimbulkan suatu kegiatan yang bersifat motoris.

b) Respon terbimbing

Respon terbimbing adalah tingkat permulaan dalam mengembangkan

keterampilan motoris. Yang ditekankan ialah kemampuan-kemampuan

yang merupakan bagian dan keterampilan yang lebih kompleks.

Respon terbimbing adalah perbuatan individu yang dapat diamati,

yang terjadi dengan bimbingan individu lain.

c) Respon mekanis

Respon mekanis adalah taraf kemampuan dan keterampilan seseorang

melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Terbentuknya kebiasaan

dalam dirinya untuk merespon sesuai dengan jenis-jenis perangsang

dan situasi yang dihadapi.

d) Respon kompleks

Respon kompleks adalah taraf individu dapat melakukan perbuatan

motoris yang boleh dianggap kompleks, karena pola gerakan yang

dituntut sudah kompleks. Perbuatan itu dapat dilakukan secara efisien

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dan lancar, yaitu dengan menggunakan tenaga dan waktu yang

sesedikit mungkinan.

c. Klasifikasi Kemampuan

Kemampuan dapat dilihat dari tingkatan atau klasifikasinya.

Klasifikasi kemampuan dibedakan menjadi dua yaitu kemampuan intelektual

dan kemampuan fisik. Menurut Robbins (2000: 46-48) menyatakan bahwa

kemampuan terdiri dari :

1) Kemampuan intelektual

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk

melakukan berbagai aktivitas mental, berfikir, menalar dan memecahkan

masalah individu. Sebagian besar individu yang cerdas juga lebih mungkin

menjadi pemimpin dalam suatu kelompok karena menempatkan

kecerdasan untuk alasan yang tepat dan pada nilai tertinggi.

Kemampuan intelektual biasanya lebih dominan pada saat

mngerjakan hal-hal yang bersifat akademis dan formal, misalnya

menghadapi ujian sekolah,ujian mencari pekerjaan ataupun kemampuan

memecahkan masalah umum dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang

mempunyai kemampuan intelektual di atas rata-rata biasa disebut anak

jenius atau mempunyai tingkat kemampuan intelegensi yang tinggi.

2) Kemampuan fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan melakukan aktivitas

berdasarkan stamina, keterampilan, kekuatan dan karakteristik fisik.

Kemampuan fisik lebih ditekankan pada kekuatan badan (raga) dalam

melakukan sesuatu atau aktivitas dan kemampuan fisik setiap individu

berbeda-beda.

Kemampuan fisik biasanya lebih dominan pada saat melakukan

hal-hal yang bersifat jasmani atau kemampuan tubuh seseorang dalam

melakukan suatu hal yang membutuhkan kekuatan fisik atau tubuh,

misalnya kemampuan fisik yang di atas rata-rata adalah pada seorang atlet

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

olahraga yang mempunyai kemampuan fisik di atas rata-rata dari pada

orang normal.

d. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang yang bersifat

produktif, karena menulis lebih banyak menekankan pada penuangan ide dan

gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat, dan menjadi satu gagasan.

Menulis adalah sebuah bentuk komunikasi yang berupa pesan yang

disampaikan kepada orang lain dalam bentuk tulisan.

Menurut Tarigan dalam St.Y. Slamet (2008: 99) menulis adalah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang dapat

membaca lambang-lambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa

dan gambaran grafik tersebut.

Puji Santoso (2008:64) berpendapat bahwa menulis merupakan sebuah

proses atau hasil kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan

sebuah tulisan. Sedangkan menurut McCrimmon dalam St.Y. Slamet

(2008:96) menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan

mengenai suatu objek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara

menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan

jelas.

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya

(Suparno dan M. Yunus (2007:3). Pesan adalah isi atau muatan yang

terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan simbol atau lambang

bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dengan demikian,

dalam komunikasi tulis terdapat empat unsure, yaitu : Penulis sebagai

penyampai pesan, isi tulisan, media berupa tulisan dan pembaca sebagai

penerima pesan.

Menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja,

melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis

bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari tepai

justru dikuasai. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang bersifat

produktif, karena menulis lebih banyak menekankan pada penuangan ide dan

gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat dan menjadi satu gagasan

alinea. Selain itu menulis adalah kegiatan dalam bentuk komunikasi berupa

penyampaian pesan secara tertulis kepada orang lain.

Menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang

grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang

mempumyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.

Menulis adalah salah satu cara dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan

gagasan, pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.

Contoh bentuk menulis dalam berkomunikasi kepada orang lain adalah

menulis karangan, menulis surat, menulis puisi, menulis laporan dan

sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis

adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada

pihak lain yang berisi suatu rangkaian kegiatan pengungkapan gagasan,

pikiran, perasaan, dan pengalaman dengan bahasa tulis yang diorganisasikan

secara logis dan sistematis sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

e. Ragam Menulis

Suatu tulisan atau karangan secara umum mengandung dua hal, yaitu

isi dan cara pengungkapan atu penyajian. Banyak cara yang dipilih untuk

mengemukakan gagasan dalam sebuah tulisan. Suparno dan M. Yunus

(2007:11) berpendapat bahwa tulisan atau karangan dapat disajikan dalam

lima bentuk atau jenis yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan

persuasi.

Menurut St.Y. Slamet (2008:103) bentuk menulis terdiri dari ragam

wacana: deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi dan persuasi. Berdasarkan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis dapat berbentuk

deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau

menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,

pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau

memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga dia

seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami

penulisnya. Melalui deskripsi seorang penulis menolong pembaca menemukan

ketajaman perasaan, penglihatan, pengaruh emosi dan menciptakan imajinasi

berdasarkan pengalaman penulisnya.

Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu

peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya

kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya

suatu hal. Narasi mempunyai ciri-ciri yaitu berisi cerita tentang kehidupan

manusia, peristiwa yang merupakan kehidupan nyata, dalam peristiwa tersebut

ada konflik dan diceritakan dalam tulisan narasi dengan menggunakan cara

kronologis.

Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk

menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat

memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.

Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud

mempengaruhi pikiran, perasaan dan sikap pembacanya. Dalam eksposisi

yang disampaikan oloeh penulis adalah sekedar memperjelas apa yang akan

disampaikannya. Dengan demikian eksposisi adalah bentuk wacana yang

tujuannya untuk memberitahukan atau menguraikan suatu hal yang dapat

memperluas dan menambah pengetahuan pembacanya.

Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk

meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya.

Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka

penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang

dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikan sehingga

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.

Dalam menulis argumentasi penulis dituntut untuk dapat menyajikan

pendapatnya secara logis, kritis dan sistematis. Penulis juga harus dapat

menyampaikan bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan

kebenaran sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap

pendapat penulis.

Persuasi adalah ragam wacana yang ditulis untuk mempengaruhi sikap

dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya.

Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan

diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan

pendekatan emosional atau psikologis karena persuasi bertujuan mencapai

kesepakatan dengan dengan orang yang dipersuasi, selain itu penulis persuasi

mempersembahkan fakta dan opini yang dapat diperoleh pembaca untuk

dimengerti. Contoh tulisan persuasi adalah iklan, selebaran atau kampanye.

Dengan demikian dapat disimpulkan persuasi adalah suatu bentuk wacana

yang bertujuan untuk membujuk atau mempengaruhi sikap dan pendapat

pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan oleh penulisnya.

f. Menulis Deskripsi

Suatu karangan deskripsi dapat dilihat dari bahasa yang digunakan, isi

tulisan/karangan, dan bentuk atau cara penyajiannya. Kegiatan menulis

bukanlah pekerjaan sulit, bercerita lalu menuliskan di atas kertas, tetapi hal itu

membutuhkan kemampuan apalagi dalam menulis deskripsi yang pada intinya

adalah menulis dalam bentuk wacana yang melukiskan atau menggambarkan

suatu objek yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman

pembaca.

Menurut Suparno dan Yunus (2008:46) kata deskripsi berasal dari

bahasa latin “describere” yang berarti melukiskan atau menggambarkan

sesuatu. Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan

sesuatu sesuai dengan kenyataan sebenarnya, sehingga pembaca dapat

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

melihat, mendengar, mencium, dan merasakan yang ditulis sesuai dengan citra

penulisnya.

Deskripsi adalah suatu teknik menulis menggunakan detail dengan

tujuan membuat pembaca seakan-akan berada di tempat kejadian, ikut

merasakan, mengalami, melihat dan mendengar mengenai satu peristiwa atau

adegan. Menulis deskripsi bisa membuat karakter yang digambarkan lebih

hidup gambarannya di benak pembaca.

Menurut Keraf menulis deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang

berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga

objek itu seolah-olah berada di depan mata pembaca, seakan-akan pembaca

melihat sendiri objek itu. Deskripsi memberi satu citra mental mengenai

sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, benda, orang atau sensasi.

Karangan atau karya tulis deskripsi memiliki ciri-ciri, yaitu

1) Berupaya memperlihatkan rincian tentang objek. 2) Lebih bersifat

mempengaruhi emosi dan membentuk imajinasi pembaca. 3) Umumnya

menyangkut objek benda, alam, warna, dan manusia. 4) Oraganisasi

penyajiannya dengan gaya bahasa yang memikat sehingga menarik

pembacanya.

Pola pengembangan karangan deskripsi ada 3, yaitu 1) Karangan

deskripsi spasial, karangan ini menggambarkan objek khusus ruangan, benda

atau tempat. 2) Karangan deskripsi subjektif, karangan ini menggambarkan

objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis. 3) Karangan deskripsi

objektif, karangan ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau

sebenarnya.

Menulis deskripsi juga harus memperhatikan langkah-langkahnya agar

menulis lebih teratur dan sesuai dengan apa yang akan dideskripsikan. Berikut

adalah langkah-langkah dalam menulis deskripsi yaitu 1) Tentukan tujuan,

dimana sebelum menulis deskripsi kita harus menentukan tujuan kita menulis

agar apa yang ditulis sesuai dengan arah tulisan/karangan yang dibuat.

2) Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan, agar tulisan yang kita

buat jelas mengenai objek yang kita pilih dan menggambarkan objek yang

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

sesungguhnya kedalam tulisan. 3) Mengumpulkan data dengan mengamati

objek yang akan dideskripsikan, semakin banyak data yang terkumpul

mengenai objek yang kan dideskripsikan akan semakin mempermudah kita

dalam menulis deskripsi. 4) Menyususn data tersebut ke dalam urutan yang

baik, mengenai urutan lokasi atau tempat dan waktu sebelum membuat

kerangka karangan. 5) Menyusun kerangka karangan dan menguraikan

kerangka karangan menjadi deskripsi yang sesuai dengan tema yang telah

ditentukan.

Dengan demikian, dalam menulis deskripsi yang baik menurut Sabarti

Akhadiah dalam Suparno dan Yunus (2008:48) dituntut tiga hal, yaitu

1) Kesanggupan berbahasa lisan yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk.

2) kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat, ciri, dan

wujud objek yang dideskripsikan. 3) Kemampauan memilih detail khusus

yang dapat menunjang ketepatan dari keterhidupan deskripsi.

g. Tujuan Menulis Deskripsi

Tujuan menulis deskripsi adalah membuat para pembaca menyadari

dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang

perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu

kualitas pengalaman langsung. Objek yang dideskipsikan mungkin sesuatu

yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam,

jalan-jalan kota, kebun binatang, pasar, terminal, bahkan wajah seseorang

yang cantik molek, atau seseorang yang sedang menangis, alunan musik atau

gelegar guntur, dan sebagainya.

Tujuan menulis deskripsi dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang

yaitu 1) Segi penulis, terdapat beberapa macam tujuan menulis yaitu memberi

tahu, mengajar, meyakinkan, menghibur dan mengekspresikan peranan. 2)

Segi pembaca, penulis tidak hanya memilih satu pokok pembicaraan yang

cocok, tetapi juga harus menentukan pembacanya dari pertimbangaan usia,

jenis kelamin, tempat tinggal, budaya, agama, politik, dan sebagainya. 3) Segi

waktu menulis mencangkup masalah keadaan yang melibatkan

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu dan tempat. Tujuan menulis

adalah untuk menyampaikan pesan, informasi, dan tujuan dari penulis melalui

tulisan itu sendiri.

Tujuan Menulis menurut Iskandarwassid (2008) mengemukakan

bahawa tujuan menulis berdasarkan tingkatannya adalah menulis tingkat

pemula, menulis tingkat menengah, menulis tingkat lanjut. Lebih jelasnya

tujuan menulis berdasarkan tingkat lanjut yang berhubungan dengan menulis

deskripsi atau menulis karangan deskripsi secara umum bertujuan untuk 1)

Menceritakan sesuatu, baik hal-hal yang detail, hal-hal yang diamati secara

langsung maupun menceritakan imajinasi atau ide dan gagasan yang

diungkapkan dalam bentuk tulisan. 2) Memberikan petunjuk atau pengarahan

mengenai suatu hal atau objek yang diamati dalam menulis deskripsi yang

berupa langkah-lagkah mengenai suatu perintah baik langsung dan tidak

langsung. 3) Menjelaskan sesuatu hal yang belum dimengerti dari hasil objek

yang diamati tau objek yang dijadikan tema karangan. 4) Meyakinkan dan

memberitahukan secara langsung dan tidak langsung kepada pembaca bahwa

tulisan yang ditulis merupakan sesuatu hal yang bisa dipahami atau dimengerti

dari objek yang diamati dalam menulis karangan deskripsi. 5) Merangkum

atau menyimpulkan isi dari tulisan yang dibuat berdasarkan tema dari objek

yang diamati.

Berdasarkan uraian di atas, tujuan menulis adalah memberitahu,

mengekspresikan peranan, menentukan pembaca, dan menyampaikan

informasi dari penulis kepada pembaca mengenai berlangsungnya suatu halt

au kejadian tertentu.

h. Manfaat Menulis Deskripsi

Manfaat menulis adalah sebagai sarana pengungkapan diri,

mengembangkan daya kreativitas dan mengembangkan tentang pemahaman

bahasa terutama bahasa tulis. Manfaat menulis lebih jelasnya lagi adalah

sebagai bentuk untuk pengekspresian diri yang dapat diungkapkan dalam

bentuk tulisan

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Menurut Suparno dan Yunus (2008:4) Manfaat menulis adalah untuk

menungkatakan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif atau kreativitas,

menumbuhkan keberanian dan mendorong kemauan atau kemampuan

mengumpulkan informasi.

Kegiatan menulis banyak manfaatnya, antara lain : 1) Menulis itu

penting supaya ilmu tidak hilang. Jika ilmu diibaratkan hewan buruan, maka

menulis adalah tali kekangnya. Supaya hewan buruan tidak lari kemana-mana,

mesti ada tali kekangnya. Demikian pula dengan ilmu dan menulis. 2) Menulis

untuk mengoptimalkan otak kanan. Otak kanan ini yang berfungsi untuk hal-

hal “non-logical”, semacam mempertajam perasaan, misalanya.

menumbuhkan rasa empati, meningkatkan sensitivitas, meningkatkan

kreativitas, dll. 3) Menulis itu untuk mengurangi kesulitan seseorang

memahami sesuatu hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan maupun

hal-umum dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat menulis antara lain adalah : 1) Mengurangi stres. Kondisi

mental orang-orang yang terbiasa mengekspresikan emosi atau masalah

dengan menulis, lebih stabil dibandingkan orang yang tidak biasa menulis. 2)

Menjaga semangat dan komitmen. Setiap tulisan yang kita buat akan

mengingatkan kita pada komitmen yang telah kita buat, dan itu adalah obat

yang sangat baik untuk membangkitkan semangat yang kerap kali pudar di

tengah jalan. 3) Mencari dan memperkaya inspirasi. Menulis tentang sesuatu

akan mendorong kita untuk mencari hal yang akan memperkuat materi

penulisan. 4) Meningkatkan kreativitas. Menulis yang rutin lama-kelamaan

akan mendorong kita untuk terus menggali lebih dalam bagaimana cara

menulis yang baik, penyampaian yang sistematis, dan gaya penulisan yang

menarik. 5) Menyimpan memori. Menyimpan memori adalah salah satu

“tujuan utama” sebagian orang menulis, baik itu buku harian, buku umum

ataupun dalam blog di internet dan lain-lain.

Secara umum kegiatan menulis banyak manfaatnya yaitu 1) Dapat

mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan

permasalahan yang ditulis. 2) Dapat mengembangkan dan menghubung-

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

hubungkan beberapa gagasan tau pemikiran. 3) dapat memperluas wawasan

dan kemampuan berfikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk

terapan. 4) Dapat menjelaskan dan mempertegas suatu masalah. 5) Dapat

menilai gagasan sendiri secara objektif. 6) Dapat memotivasi diri untuk

belajar dan membaca lebih giat. 7) Dapat membiasakan diri untuk berfikir dan

berbahasa secar baik dan benar sesuai tata kaidah kebahasaan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulakan bahwa manfaat

menulis adalah untuk meningkatkan kecerdasan, menumbuhkan kreatifitas,

mengungkapakan perasaan dan mengembangkan kemampuan berbahasa

secara baik dan benar sesuai tata kaidah kebahasaan.

i. Penilaian menulis Deskripsi

Dalam menilai keterampilan menulis deskripsi penilaian di SD lebih

sulit dilaksanakan dibanding dengan penilaian keterampilan menulis lainnya

karena persiapan, pelaksanaan, dan perskorannya memerlukan banyak waktu

dan tenaga. Memang banyak sekali aspek atau faktor yang harus diidentifikasi

dalam penilaian keterampilan menulis. Semua ini merupakan masalah

penilaian keterampilan menulis yang harus dihadapi guru. Namun demikian,

upaya melaksanakan penilaian keterampilan menulis harus dilaksanakan demi

pencapaian tujuan pembelajaran keterampilan menulis yang diharapkan.

Keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dengan jalan praktik dan

banyak latihan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya perlu diadakan tes

untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa. Menurut

Burhan Nurgiyantoro (2010 : 440) mengungkapakan bahwa komponen

penilaian menulis deskripsi meliputi beberapa aspek format penilaian dan

deskriptor penilaian ( Lampiran 7 hal 122).

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Komponen-komponen yang perlu diperhatikan khusus dalam tes

(penilaian) menulis deskripsi adalah seperti tabel 1 berikut:

Tabel 1. Komponen-komponen penilaian menulis deskripsi

No Nama

Siswa

Aspek Yang Dinilai Skor

Total

Ket

Isi Organisasi Kosa

kata

Pengembangan

Bahasa

Mekanik

Keterangan :

Nama Aspek Yang Dinilai Jumlah

Isi Organisasi Kosa kata Pengembangan

Bahasa

Mekanik

X 30 25 20 15 10 100

Kriteria Penilaian NA (NilaiAkhir) = 30 + 25 + 20 + 15 + 10

= 100 ( Skor Akhir)

2. Hakikat Model Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual

Tujuan kegiatan pembelajaran adalah membantu siswa mencapai

kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif, untuk

mencapai hal tersebut perlu adanya kerangka pembelajaran secara konseptual

(model pembelajaran) yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran.

Model pembelajran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu dan berfungsi merencanakan atau melaksanakan

aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran ada banyak macamnya salah

satunya adalah model pembelajaran kontekstual.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Menurut Mills dalam Agus Supriyono (2010:45) Model pembelajaran

adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu pada

pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar. Melalui model pembelajaran guru dapat

membantu peserta didik mendapat informasi, ide, keterampilan, cara berfikir

dan mengekspresikan ide.

Menurut Rusman ( 2010:144) model pembelajaran adalah suatu

rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk rencana

pembelajaran, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing

pembelajaran di kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola artinya para

guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk

mencapai tujuan pendidikannya.

Menurut Chauhan dalam Abdul Aziz Wahab (2009:52)

mengungkapkan bahwa “ Model of teaching be defined as an instructional

design which describes the proses of specifying and producing particular

environmental situations which cause the students to interact in such a way

that a specific change occurs in their behavior”. Apabila diterjemahkan dalam

bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Model pembelajaran dapat

didefinisikan sebagai desain intuksional yang mendeskripsikan proses dalam

merinci dan menghasilkan situasi lingkungan yang menyebabkan siswa

berinteraksi sehingga suatu perubahan yang spesifik tercermin dalam perilaku

mereka. Degan memperhatikan pendapat tersebut model pembelajaran adalah

perencanaan pembelajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada

proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa

seperti yang diharapkan.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Pembelajaran kontekstual (Contexstual Teaching and Learning-CTL)

adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. ( Sugiyanto, 2009:

14).

Menurut Johnson dalam Sugiyanto (2009:14) pembelajaran

kontekstual adalah proses pendidikan dimana siswa menghubungkan

kehidupan keseharian mereka dengan materi pembelajaran yang mempunyai

keterkaitan dengan keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka, karena anak

belajar lebih baik jika lingkungan yang diciptakan alamiah dan belajar

menjadi lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajari bukan hanya

sekedar mengetahui.

Menurut Johnson (2009: 65) mendefinisikan pembelajaran

kontekstual/CTL sebagai berikut :

“ Kontekstual/CTL adalah sebuah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah. Setiap bagian CTL yang berbeda-beda ini memberikan sumbangan dalam mendorong siswa memahami tugas sekolah. Secara bersama-sama, mereka membentuk suatu sistem yang memungkinkan para siswa melihat makna di dalamnya dan mengingat materi akademik”.

Menurut Rusman (2010: 187) pembelajaran kontekstual/CTL adalah

usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa

merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus

menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata. Pembelajaran

kontekstual tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan

yang bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar

yang dimiliki siswa itu senantiasa terkait dengan permasalahan-permasalahan

aktual yang terjadi di lingkungannya. Inti dari CTL adalah keterkaitan setiap

materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkanya

bisa dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang bisa

dipelajari secara langsung terkait dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati

dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, dan media, yang

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

memang baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau ada

hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian, pembelajaran

kontekstual selain lebuh menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh

setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya.

b. Dasar Teori Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran dan pengajaran kontekstual sasaran utamanya untuk

mencari makna dengan menghubungkan pekerjaan akademik dengan

kehidupan keseharian. Memahami prinsip ini model pembelajaran kontekstual

menerapkan tiga prinsip dalam pelaksanan pembelajarannya. Menurut

Johnson dalam Sugiyanto (2009: 15) Pandangan ilmu pengetahuan bahwa

alam semesta itu hidup, tidak diam, dan bahwa alam semesta ditopang oleh

tiga prinsip kesaling-bergantungan, diferensiasi, dan organisasi diri. Ada tiga

pilar dalam sistem pembelajaran kontekstual/CTL, yaitu:

1) CTL mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan.

Kesaling-bergantungan mewujudkan diri, misalnya ketika para

siswa bergabung untuk memecahkan masalah dan ketika para guru

mengadakan pertemuan dengan rekannya. Hal ini tampak jelas ketika

subjek yang berbeda dihubungkan dan ketika kemitraan menggabungkan

sekolah dengan dunia bisnis dan komunitas.

2) CTL mencerminkan prinsip diferensiasi.

Diferensiasi menjadi nyata ketika CTL menantang para siswa

untuk saling menghormati keunikan masing-masing, untuk menghormati

perbedaan-perbedaan, untuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang

berbeda dan tahapan untuk menyadari bahwa keragaman adalah tanda

kemantapan dan kekuatan.

3) CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri.

Pengorganisasian diri terlihat ketika para siswa mencari dan

menemukan kemampuan dan minat mereka sendiri yang berbeda,

mendapat manfaat dari umpan balik yang diberikan oleh penilai autentik,

mengulas usaha-usaha mereka dalam tuntutan tujuan yang jelas dan

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

standar yang tinggi, dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang

berpusat pada siswa yang membuat hati mereka bernyanyi.

Proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dengan

kontekstual (CTL) dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan mengalami,

bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih

dipentingkan daripada hasil. Dalam konteks itu siswa perlu mengerti apa

makna belajar, apa menfaatnya, mereka dalam status apa dan bagaimana

mencapainya. Dengan demikian mereka belajar yang berguna bagi hidupnya,

mereka memposisikan dirinya yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya

nanti. Mereka mempelajarai sesuatau yang bermanfaat bagi dirinya dan

berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai

pengarah dan pembimbing. Untuk mencipatakan kondisi tersebut diperlukan

sebuah strategi belajar yang mendorong siswa mengkontruksi pengetahuan di

benak mereka sendiri. Melalui strategi pembelajaran kontekstual/CTL siswa

diharapkan belajar mengalami bukan menghafal.

c. Karakteristik Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual bersifat aktif, kreatif dan gembira

dalam proses pembelajaran, karena berhubungan dengan situasi dunia nyata.

Menurut Sugiyanto (2009: 23) mengemukakan beberapa ciri atau karakteristik

kelas yang menggunakan model pembelajaran kontekstual adalah:

1) Pengalaman nyata

Pengalaman nyata adalah memberikan pengalaman nyata kepada

siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini pengalaman

nyata yang diberikan adalah bentuk pengamatan objek secara langsung

dialami, dilihat dan dimengerti oleh siwa pada saat menerima pelajaran

sehingga siswa menyadari betul bahwa pengalaman nyata yang diberikan

guru benar-benar ada dilingkungan kehidupan sehari-hari.

2) Kerja sama yang saling menunjang

Kerjasama yang saling menunjang dalam proses pembelajaran

kontekstual adalah kerjasama antara guru dan murid dalam mewujudkan

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

proses pembelajaran kontekstual yang sebenarnya dan dilaksanakan

secara benar yaitu dimana guru memfasilitasi dan memotivasi siswa

sehingga siswa melaksanakan apa perintah guru berdasarkan prinsip

pelaksanaan pembelajaran kontekstual.

3) Gembira belajar dengan bergairah

Pembelajaran kontektual di dalam kelas bersifat gembira belajar

dengan bergairah yaitu membuat siswa bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran dan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran karena ada

gairah dalam belajar maka dalam proses pelaksanaan model pembelajaran

kontekstual siswa dapat nyaman di dalam kelas saat kegiatan belajar

mengajar.

4) Pembelajaran terintegrasi

Pembelajaran terintegrasi adalah proses pembelajaran yang

menyeluruh namun membentuk satu kesatuan dalam kegiatan belajar

mengajar dimana antara guru dan siswa bergabung atau berpadu dalam

melaksanakan model pembelajaran kontekstual

5) Menggunakan berbagai sumber

Sumber pembelajaran dalam proses pembelajaran kontekstual tidak

hanya berasal dari buku yang bersifat teori tetapi sumbernya dapat berupa

keadaan lingkungan kehidupan sekitar dan kehidupan sehari hari sebagai

objek materi pembelajaran.

6) Siswa aktif dan kritis

Dalam proses pembelajaran kontekstual siswa secara tidak

langsung akan berfikir kritis dan aktif terhadap materi atau objek

pembelajaran karena siswa dapat mengembangkan ide atau gagasannya

sesua dengan apa yang dilihat dan dialaminya.

7) Menyenangkan tidak membosankan.

Model pembelajaran kontekstual bersifat menyenangkan dan tidak

membosankan karena proses pembelajaran dapat dilakukan diluar kelas

sehingga membuat siswa tidak merasa jenuh seperti selalu di dalam kelas

saat menerima pelajaran lain.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

8) Diskusi dengan teman

Dalam proses pembelajaran kontekstual siswa dapat berdiskusi,

bercerita, dan bertanya kepada siswa lain mengenai apa yang diterima

dalam proses pembelajaran karena adanya perbedaan dan persamaan

pemahaman siswa akan semakin menghidupkan suasana kegiatan belajar

mengajar.

9) Guru kreatif.

Guru dituntut untuk lebuh kreatif dalam membimmbing siswa

dalam proses pembelajaran kontekstual karena hal-hal yang baru dalam

pemberian materi harus disesuaikan dengan kemampuan siswa agar proses

pembelajaran kontekstual dapat berjalan maksimal.

d. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual merupakan model pembelajaran yang

melibatkan beberapa komponen dalam proses pembelajarannya. Model

pembelajaran kontekstual memiliki tujuh komponen utama yang saling

terintegrasi atau berhubungan untuk menunjang pelaksanaan proses

pembelajaran kontekstual di dalam kelas. Menurut Sanjaya dalam Sugiyanto

(2009: 17) tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yaitu:

1) Kontruktivisme

Kontruktivisme adalah proses membangun dan menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.

Menurut kontruktivisme pengetahuan memang berasal dari luar tetapi

dikontruksi oleh dalam diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan

terbentuk oleh dua faktor penting yaitu: objek yang menjadi bahan

pengamatan dan kemampuan subjek untuk mengintepretasi objek tersebut.

Asumsi ini melandasi pembelajaran kontekstual yang pada dasarnya

mendorong agar siswa bisa mengkontruksi pengetahuannya melalui proses

pengamatan dan pengalaman nyata yang dibangun oleh individu atau

siswa.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2) Inkuiri

Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencairan dan

penemuan melaui proses berfikir secara sistematis. Secara umum proses

inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu: 1) merumuskan

masalah, 2) mengajukan hipotesa, 3) mengumpulkan data, 4) menguji

hipotesis, 5) membuat kesimpulan. Penerapan inkuiri pada pembelajaran

kontekstual dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang ingin

dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah

sampai merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir sistematis

akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah, rasional, sebagai dasar

pembentukan kreatifitas.

3) Bertanya

Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan.

Dengan adanya keingintahuan pengetahuan selalu dapat berkembang.

Dalam model pembelajaran kontekstual guru tudak menyampaikan

informasi begitu saja tetapi memancing siswa dengan bertanya agar siswa

dapat menemukan jawabannya sendiri. Dengan demikian pengembangan

keterampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan. Hal ini penting

karena pertanyaan guru menjadikan pembelajaran lebih produktif

4) Masyarakat belajar

Masyarakat belajar adalah Pengetahuan dan pengalaman anak

banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak

mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain

untuk saling membutuhkan. Dalam model pembelajaran kontekstual hasil

belajar dapat diperoleh dari hasil diskusi dengan orang lain, teman, antar

kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas

masyarakat belajar dapat diterapkan melaui belajar kelompok, dan

sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang

menjadi fokus pembelajaran.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

5) Pemodelan

Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagam suatu

contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh membaca berita,

membaca lafal bahasa, mengoperasikan instrument memerlukan contoh

agar siswa dapat mengerjakan dengan benar. Dengan demikian Pemodelan

merupakan asas penting dalam pembelajaran kontekstual, karena melalui

pembelajaran kontekstual siswa dapat terhindar dari verbalisme atau

pengetahuan yang bersifat teoritis-abstrak. Perlu juga dipahami bahwa

Pemodelan tidak terbatas dari guru saja tetapi dapat memanfaatkan siswa

atau sumber lain yang mempunyai pengalaman dan keahlian.

6) Refleksi

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah

dipelajarinya dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali

kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilauinya untuk

mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang bernilai positif atau

negatif. Melaui refleksi siswa akan dapat memperbaharui pengetahuan

yang telah dibentuknya serta menambah khazanah pengetahuannya.

7) Penilaian nyata

Penailaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk

mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan

siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-

benar belajar atau tidak. Penilaian ini berguna untuk mengetahui apakah

pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan

siswa baik intelektual, mental maupun psikomotorik. Pembelajaran

kontekstual lebih menekankan pada proses belajar daripada terus menerus

selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dan dilakukan secara

terintegrasi. Dalam pembelajaran kontekstual keberhasilan pembelajaran

tidak hanya ditentukan oleh perkembangan kemampuan intelektual saja,

akan tetapi perkembangan seluruh aspek.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

e. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kontekstual

Sebelum melaksanakan model pembelajaran kontekstual tentu saja

terlebih dahulu guru harus membuat skenario atau langkah-langkah

pembelajarannya, sebagai pedoman umum dan sekaligus sebagai alat control

dalam pelaksanaannya. Menurut Rusman (2010: 199) mengemukakan pada

intinya pengembangan pembelajaran kontekstual menggunakan tujuh

komponen yaitu kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar,

pemodelan, refeksi, dan penilaian nyata. Secara garis besar dalam

pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Komponen kontruktivisme, Mengembangkan pemikiran siswa untuk

melakukan kegiatan belajar lebih bermakna apakah dengan cara bekerja

sendiri, menemukan sendiri dan mengontruksikan sendiri pengetahuan dan

keterampilan baru yang dimilikinya. Dalam teori kontruktivisme

dijelaskan bahwa struktur pengetahuan dikembangkan oleh otak manusia

melalui dua cara asimilasi dan akomodasi. Asimilasi artinya struktur

pengetahuan baru dibangun atas dasar pengetahuan yang sudah ada.

Sementara itu akomodasi adalah struktur pengetahuan yang sudah ada

dimodifikasi untuk menampung dan menyesuaikan hadirnya pengalaman

baru.

2) Komponen inquiri, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk

semua topik yang diajarkan. Komponen inkuiri merupakan bagian inti dari

kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, yaitu dimana pengetahuan

dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat

fakta melainkan dari hasil siswa menemukan sendiri.

3) Komponen bertanya, Mengembangakan sifat ingin tahu siswa melaui

kegiatan memunculkan pertanyaan-pertanyaan. Komponen bertanya

merupakan strategi utama dalam pembelajaran berbasis kontekstual.

Tujuan bertanya adalah untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan

apa yang sudah diketahuinya dan mengarahkan perhatian kepada aspek

yang belum diketahuinya. Kegiatan bertanya dapat diterapkan dalam

bentuk ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, menemui

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kesulitan, dan mengamati sesuatu. Kegiatan bertanya dapat dilakukan

antara sesama siswa, guru dengan siswa, dan siswa dengan narasumber.

4) Komponen masyarakat belajar, menciptakan masyakat belajar, seperti

melaui kegiatan kelompok berdiskusi atau tanya jawab. Kelompok belajar

adalah pembelajaran dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok, hasil

pembelajaran diperoleh dari kerjasama. Kelompok dibuat secara heterogen

dimana siswa yang pandai mengajari siswa yang kuarang pandai,

membimbing yang belum tahu, menyampaikan pendapat, ide atau usul

dari kelompok siswa.

5) Komponen pemodelan, menghadirkan model sebagai contoh

pembelajaran, bisa melaui illustrasi, model, bahkan media yang

sebenarnya. Pemodelan dalam pembelajaran dilakukan dengan cara

memberi model yang ditiru. Pemodelan akan memudahkan siswa dalam

melaksanakan pembelajaran berbasis kontekstual karena bersifat

membantu dan memudahkan siswa.

6) Komponen refleksi, membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari

setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi adalah cara

berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang tentang

apa yang baru dilakukan. Refleksi juga merupakan tanggapan terhadap

kegiatan yang baru dilakukan atau pengetahuan yang baru diterima.

7) Komponen penilaian, melakukan penilaian secara objektif yaitu menilai

kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa. Penilaian pembelajaran

kontekstual dapat dilakukan dengan pengamatan dan penilaian bukan

hanya dari guru tetapi juga bisa dari teman dan orang lain. Penilaian

dilaksankan selama dan sesuadah proses pembelajaran berlangsung secara

berkesinambungan dan terintegrasi.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian oleh Tri Yudowibowo (2010) dengan judul “ Penerapan Strategi

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas X

SMKN 2 Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010” yang menyimpulkan bahwa

penerapan strategi pembelajaran kooperatif strategi STAD mampu

meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis deskripsi. Hal ini

terindikasi adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan

belajar siklus I hingga siklus III. Siklus I Ketuntasan 44,74% dari kondisi

awal 23,68%, pada siklus II Ketuntasan 57,89%, pada siklus III ketuntasan

mencapai 84,21% hasilnya cukup memuaskan dan sesuai target yang ingin

dicapai.

2. Penelitian oleh Berry Dwi Santi Kismawati (2010) dengan judul “

Peningkatan Kemampuan Menghitung Pecahan Melalui Pendekatan

Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kedungwinong I Keamatan

Nguter Kabupaten Sukoharjo “ yang menyimpulkan bahwa hasil

kemampuan menghitung pecahan Matematika siswa kelas IV SD Negeri

Kedungwinong I dapat meningkat dengan menerapkan pendekatan

konteksual yang terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yang

pada tes awal 57,5 pada siklus I menjadi 68, pada siklus II menjadi 77

sedangkan pada siklus III menjadi 85,12. Untuk persentase ketuntasan

pada tes awal 45%, siklus I 60%, siklus II 75%, siklus III 90%.

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang,

khususnya materi menulis deskripsi sampai saat ini masih menggunakan

metode konvensional. Pembelajaran yang dilaksanakan kurang melibatkan

siswa untuk akatif belajar. Hal ini menyebabkan rendahnya nilai siswa

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

karena siswa tidak menguasahi pelajaran yang diajarkan khususnya

menulis deskripsi.

Oleh karena itu peneliti berinisiatif untuk menggunakan model

pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran menulis deskripsi. Peneliti

menggunakan model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran

kontekstual dipilih karena proses pembelajarannya menghubungkan materi

dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimiliki dengan dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Penerapan model pembelajaran kontekstual

melibatakan tujuh komponen utama yaitu kontruktivisme, bertanya,

inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian nyata.

Dengan penerapan model pembelajaran kontekstual pada

pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan pada kondisi akhir dapat

meningkatakan kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD

Negeri 01 Suruhkalang karanganyar.

Kerangka pemikiran yang ditunjukkan untuk mengarahkan

jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok

permasalahan, maka kerangka pemikiran dilukiskan dalam sebuah skema

gambaran penelitian agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam

melakukan penelitian. Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dalam

penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 1 berikut ini :

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas

Kondisi Awal

Kegiatan pembelajaran masih konvensionalGuru jarang menggunakan model pembelajaran

Tindakan

Guru menggunakan model pembelajaran kontekstual untuk menjelaskan materi tentang menulis deskripsi

Siklus I : ( kemampuan menulis deskripsi siswa meningkat 71,88%)

Siklus II : ( kemampuan menulis siswa meningkat 90,62%)

Dengan menerapkan model

pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan kemampuan

menulis deskripsi pada siswa kelas

IV SD Negeri 01 Suruhkalang,

Karanganyar.

Kondisi terakhir

Siswa : • Hasil belajar rendah,

53,13% siswa mempunyai nilai di bawah KKM

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, landasan teori dan kerangka

pemikiran, maka dapat dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut:

“Penerapan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran bahasa

Indonesia dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas IV

SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011”.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Suruhkalang

Kecamatan Jaten Karanganyar. Alasan pemilihan sekolah ini adalah:

a. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SD tempat peneliti melaksanakan

Program Pengalaman Lapangan ( PPL ), sehingga mempermudah peneliti

dalam melakukan penelitian karena peneliti sudah mengetahui kondisi

siswa, fasilitas sekolah dan lingkungan sekolah.

b. Sekolah Dasar Negeri 1 Suruhkalang belum pernah digunakan sebagai

objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari penelitian ulang

c. Terdapat permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu

menulis deskripsi, penulis melakukan penelitian dengan maksud untuk

memecahkan masalah tersebut dan meningkatkan kemampuan menulis

deskripsi pada mata pelajaran bahasa Indonesia

2. Waktu Penelitian

Tahap persiapan hingga laporan hasil pengembangan dilakukan selama 5

bulan, yaitu dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2011. Tahap perencanaan

akan dilaksanakan pada bulan Februari 2011 dan tahap pelaksanaan dimulai

bulan April. Berikut jadwal kegiatan penelitian :

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 2. Rincian Waktu Penelitian

No. Kegiatan

Bulan Februari

2011 Maret 2001

April 2011

Mei 2011

Juni 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan dan

pengajuan proposal

2. Mengurus izin penelitian

3. Persiapan penelitian 4. Pelaksanaan siklus I 5. Pelaksanaan siklus II 6. Analisis data 7. Penyusunan laporan 8. Ujian skripsi

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD negeri 01 Suruhkalang

Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari 18

siswa putra dan 14 siswa putri. Siswa kelas IV sebagai subjek yang akan diamati

kegiatan pembelajarannya dan dikenai tindakan. Selain siswa, guru juga menjadi

subjek penelitian berkaitan dengan kegiatan guru saat mengajar. Objek

penelitiannya adalah pembelajaran menulis deskripsi pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Dari istilah ini menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu

sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi Arikunto,

2008: 2).

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan

penelitian dimulai dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam

proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah

tersebut. Setelah itu, masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan

terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kerjasama antara peneliti, guru, peserta didik, dan staf sekolah lainnya untuk

menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang

bertahap dan berkelanjutan samapai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus

yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2008: 75), bahwa PTK dilaksanakan

dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama

kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan

sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran

2) Mempersiapkan instrumen penelitian

3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar.

4) Mengajukan solusi alternatif.

b. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses

pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran

tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan.

c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan

menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap

interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti. Interprestasi ini

berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi

permasalahan yang ada.

d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan

dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu

diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil

penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai

keberhasilan atau tidak.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

D. Sumber Data

Data yang paling penting untuk dikumpulkan dalam penelitian ini

diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali dari berbagai sumber.

Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain :

1. Informasi data penelitian diperoleh dari responden yaitu 32 siswa kelas IV dan

Guru kelas IV.

2. Arsip dan dokumen

Arsip berupa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006), sedangkan

dokumen berupa daftar nilai proses kemampuan menulis yang akan digunakan

untuk mendapatkan data nilai siswa sebelum dilakukan tindakan.

3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran menulis deskripsi dengan model

pembelajaran kontekstual berupa nilai tes atau evaluasi siswa dari pelaksanaan

siklus I dan siklus II.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Teknik Wawancara Langsung

Teknik wawancara langsung adalah metode pengumpulan data yang

dilaksanakan dengan jalan tanya jawab langsung dengan subjek penelitian.

Dalam setiap wawancara ( interview) selalu ada dua pihak, yang

masing-masing mempunyai kedudukan yang berlainan yaitu :

a. Pewawancara sebagai pencari informasi yang mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, meminta penjelasan dan menggali keterangan yang lebih

mendalam

b. Pemberi informasi sebagai sumber informasi (information supplyer

respondent) Melalui wawancara (interview) dapat diperoleh berbagai

keterangan dan data yang diperlukan dalam suasana penelitian. Dalam

penelitian ini metode wawancara digunakan untuk mewawancarai guru

kelas IV dan hal-hal lain yang terkait dengan penelitian ini.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Teknik Obsevasi Langsung

Metode pengumpulan data dengan cara observasi adalah metode

perolehan data dengan menggunakan mata langsung tanpa pertolongan alat

standart keperluan tersebut. Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi guru

dan siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang (Marzuki, 2002: 58)

Agar metode observasi ini dapat digunakan secara efektif maka harus

mempunyai kriteria sebagai berikut :

a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara

sistematik.

b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah

direncanakan

c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan

proposal umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik

perhatian saja

d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reabilitasnya

3. Metode Tes

Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu,

berwujud pernyataan atau tugas yang harus diselesaikan oleh siswa, sehingga

akan diketahui kuantitas dan kualitas sesuatu setelah dibandingkan dengan

standar yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini akan menggunakan jenis

pre test ( tes awal ) dan post tes (tes akhir ) dalam pelaksanaan siklus

penelitian, Kedua tes tersebut berbentuk tes tertulis untuk mengetahui

kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 01

Suruhkalang.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dalam bentuk

dokumen baik laporan tertulis maupun dalam bentuk foto dan video. Menurut

Suharsimi Arikunto (2010 :201) Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah dokumen,

peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

dokumen resmi dan dokumen pribadi. Dokumen resmi untuk menjaring data

awal berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebelum

tindakan, daftar nilai bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 01

Suruhkalang. Dokumen pribadi digunakan untuk mngetahui perkembangan

anak dalam pembelajaran berupa RPP pembelajaran, foto pembelajaran, video

pembelajaran, dan nilai evaluasi siswa dalam menulis deskripsi dengan model

pembelajaran kontekstual.

F. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi. Menurut Lexy J.

Moleong dalam Sarwiji Suwandi (2009:60) Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data

itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi data dan triangulasi

metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:

1. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi

koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Informasi dari

narasumber yang satu dibandingkan dengan informasi dari narasumber

lainnya. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu data kemampuan

menulis deskripsi siswa yang berasal dari data nilai awal, data tes siklus

pertama dan data tes siklus kedua pada pembelajaran bahasa Indonesia.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode yaitu teknik mengumpulkan data sejenis dengan

menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti

menggunakan metode pengumpulan data yang berupa wawancara pada

informan yaitu guru kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang, kemudian

dilakukan observasi dan dokumentasi pada saat pelaksanaan tindakan

kemudian hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan

menggunakan teknik tes dan dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data

yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda

tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih

kuat validitasnya. Seperti data tentang kesulitan – kesulitan guru kelas IV SD

Negeri 01 Suruhkalang dalam mengajarkan materi menulis deskripsi pada

siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang yang dihasilkan dari observasi,

wawancara, tes, dan dokumentasi.

G. Analisis Data

Analisis data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari

dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis interaktif Miles dan Huberman. Model analisis interaktif ini mempunyai

tiga komponen pokok yaitu, reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan atau

verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaksi dengan proses

pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga simpulan-simpulan

finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Pada peneliatian ini data yang direduksi berupa data hasil observasi

siswa dan guru SD Negeri 01 Suruhkalang serta data hasil tes kemampuan

menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan

suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid.

Pada penelitian ini, data yang disajikan berupa data hasil tes

kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang

3. Penarikan Simpulan (Verifikasi)

Data-data yang telah didapat dari hasil penelitian kemudian diuji

kebenarannya. Penarikan simpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi

utuh, sehingga simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian

berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya

hasil laporan penelitian. Sedangkan simpulan adalah tinjauan ulang pada

catatan di lapangan atau simpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya

merupakan validitasnya.

Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dari Miles dan

Huberman dapat digambarkan pada Gambar 2 di bawah ini :

Gambar 2. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman.

Pengumpulan data

Sajian data Penarikan simpulan

(verivikasi)

Reduksi Data

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

H. Indikator Kerja

Menurut Sarwiji Suwandi (2009:61) Indikator kinerja merupakan rumusan

kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan

atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah meningkatnya kemampuan menulis deskripsi pada siswa

kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan

silabus KTSP bahasa Indonesia kelas IV serta Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM), yaitu 60.

Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan menulis

deskripsi siswa secara klasikal memperoleh nilai ≥60 mencapai 70%. Pada siklus

II pembelajaran dikatakan berhasil apabila menulis deskripsi siswa secara klasikal

memperoleh nilai ≥60 mencapai 80%.

I. Prosedur Penelitian

Tahapan dalam prosedur penelitian adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini

adalah berapa banyak anak yang kurang mempunyai kemampuan menulis

pada pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga diperlukan tindakan untuk

mengatasi masalah belajar tersebut.

2. Pelaksanaan

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Pengumpulan data diri anak yang kemempuan menulis dalam pelajaran

bahasa Indonesia lemah.

2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dan memecahkannya

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru menerapkan model pembelajaran kontekstual

2) Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual

3) memantau kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

c. Tahapan Observasi

1) Tindakan guru memonitor proses pembelajaran kontekstual yang

menerapkan proses diskusi kelompok

2) Guru mencatat semua kejadian atau peristiwa yang berlangsung

3) Mengamati proses diskusi siswa dalam pembelajaran kontekstual

dalam meningkatkan kemampuan menulis

d. Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan a, b, c yang meliputi :

1) Tahap perencanaan tindakan

2) Tahap pelaksanaan tindakan

3) Tahap obsevasi

4) Tahap refleksi

5) Tapan rekomendasi

Tahapan ini dilakukan dengan merumuskan tindakan pembelajaran

kontekstual yang dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa pada

pelajaran bahasa Indonesia.

3. Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas yang Dilaksanakan

a. Rencana : melakukan identifikasi pada siswa yang kesulitan dalam

menulis pada pelajaran bahasa Indonesia

b. Tindakan : Melaksanakan model pembelajaran kontekstual

c. Observasi : melakukan pemantauan proses pembelajaran kontekstual dan

memperhatikan keaktifan anak pada saat proses pembelajaran

berlangsung

d. Refleksi : Pada kegiatan ini guru menganalisis peningkatan kemampuan

menulis siswa sebagai dasar menyusun tindakan yang akan

dilakukan pada siklus berikutnya.

4. Tahap Rekomendasi

a. Pada kegiatan ini dirumuskan dapat tidaknya pembelajaran kontekstual

dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa pada pelajaran bahasa

Indonesia

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

b. Pada kegiatan ini dirumuskan kendala apa yang terjadi dalam

melaksanakan pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan

Kemampuan menulis pada pelajaran bahasa Indonesia

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan

(Suharsimi Arikunto, 2009 : 16)

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Siklus I

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Siklus II

Tindak Lanjut

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Tinjauan Historis Sekolah Dasar Negeri 01 Suruhkalang

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Suruhkalang

Karanganyar. SD Negeri 01 Suruhkalang terletak di desa Suruhkalang,

Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. SD Negeri 01 Suruhkalang berdiri

pada tahun 1966. Ketika berdiri memiliki Nomor Induk Sekolah (NIS): 10014

dan Nomor Statistik Sekolah (NSS): 101031311014.

Sejak awal berdirinya SD dari tahun 1966 sampai sekarang telah

mengalami beberapa pergantian Kepala Sekolah. Kepala Sekolah yang menjabat

saat ini adalah Ibu Nanik Sarwigiyatni, S.Pd. Pergantian Kepala Sekolah

dilakukan melalui prosedur yang benar sesuai dengan peraturan yang ada. Sekolah

Dasar Negeri 01 Suruhkalang telah terakreditasi. Hal ini mendorong pihak

sekolah untuk berusaha dalam meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Letak Geografis Sekolah Dasar Negeri 01 Suruhkalang

Secara geogarafis Sekolah Negeri 01 Suruhkalang berada di wilayah

Kabupaten Karanganyar, tepatnya terletak di desa Suruhkalang Kecamatan jaten.

Letak SD Negeri 01 Suruhkalang sangat strategis karena dekat dengan

pemukiman penduduk dan juga dekat dengan lingkungan persawaahan, selain itu

SD Negeri 01 Suruhkalang terletak di pinggir jalan raya, yang merupakan jalur

alternatif menuju objek wisata tawangmangu.

3. Keadaan Personil Sekolah Dasar Negeri 01 Suruhkalang

Sekolah Dasar Negeri 01 suruhkalang kecamatan Jaten kabupaten

Karanganyar pada tahun 2010/2011 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan

memiliki 6 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 3 orang

tenaga pengajar yang masih Wiyata Bakti.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Jumlah seluruh siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Suruhkalang pada tahun

2010/2011 adalah 201 siswa yang terdiri dari 98 siswa laki-laki dan 103 siswa

perempuan. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak 35 siswa, kelas II

sebanyak 36 siswa, kelas III sebanyak 38 siswa, kelas IV sebanyak 32 siswa, kelas

V sebanyak 33 siswa, kelas VI sebanyak 27 siswa. Siswa berasal dari berbagai

latar belakang sosial yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua siswa bekerja

sebagai petani yang pendidikannya masih terhitung rendah.

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Negeri 01 Suruhkalang

Bangunan gedung Sekolah Dasar Negeri 01 Suruhkalang berdiri di atas

tanah seluas 1970 meter persegi, dengan luas bangunan 1100 meter persegi.

Bangunan yang ada adalah 6 ruang kelas, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru, 1

ruang alat peraga, 1 gudang,1 ruang komputer, perpustakan, UKS, mushola, dan 3

kamar mandi. Selain mempunyai beberapa ruangan, SD Negeri 01 Suruhkalang

juga mempunyai halaman yang biasanya digunakan untuk upacara, olahraga dan

berbagai ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah serta tempat bermain para

siswa waktu istirahat.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melaksanakan

kegiatan survei awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di

lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru (lampiran 2 halaman 90

dan lampiran 3 halaman 92), siswa banyak menemui kesulitan dalam pelajaran

bahasa Indonesia, keadaan seperti ini terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri 01

Suruhkalang yaitu pada kegiatan pembelajaran menulis deskripsi. Siswa masih

menemui kesulitan karena guru belum mengupayakan model pembelajaran yang

tepat dan menarik untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi

pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh pun juga belum maksimal. Hal ini

ditunjukkan pada kegiatan pra siklus (lampiran 10 halaman 134) dengan masih

adanya 15 siswa atau sekitar 46,88% siswa yang nilainya belum dapat memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60, dengan perolehan nilai terendah

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

40 dan 17 siswa atau 53,12% mendapat nilai diatas KKM dengan nilai tertinggi

70. Sedangkan rata-rata nilai kelas 56,18. Untuk mengantisipasi hal tersebut

maka peneliti mengadakan penelitian di kelas IV dengan menerapkan model

pembelajaran kontekstual yang dapat meningkatkan kemampuan menulis

deskripsi siswa.

Agar lebih jelas maka kondisi awal (pra siklus) hasil belajar

Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang

dapat dilihat dari tabel 3 dan grafik 1 di bawah ini :

Tabel 3. Distribusi Data Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV

SD Negeri 01 Suruhkalang Pada Kondisi Awal

N

o

Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi) fi.xi

Persentase

(%) Keterangan

1 34-44 3 39 117 9,38 Belum Tuntas

2 45-55 12 50 600 37,50 Belum Tuntas

3 56-66 13 61 793 40,62 Tuntas

4 67-77 4 72 288 12,50 Tuntas

32 1798 100

Nilai rata-rata = 1798 : 32 = 56,18

Ketuntasan klasikal = (17 : 32) x 100 % = 53,12%

Nilai Di bawah KKM = (15 : 32) x 100% = 46,88 %

Nilai Tertinggi = 70

Nilai Terendah = 40

Dari tabel nilai bahasa Indonesia materi menulis deskripsi pada siswa

kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang sebelum diadakan tindakan melalui

penerapkan model pembelajaran kontekstual, dapat disajikan dalam bentuk

grafik 1 sebagai berikut :

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Grafik 1. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD

Negeri 01 Suruhkalang Pada Kondisi

1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan

selama satu minggu yaitu pada tanggal

tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Peneliti menggunakan acuan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan tahun 2006 dalam pembelajaran. Langkah

pembelajarannya sebagai berikut :

1) Menyiapkan Rencana Pelaks

halaman 97

menulis deskripsi dengan model pembelajaran kontekstual, yang

meliputi tujuh komponen model pembelajaran kontekstual yaitu

bertanya (

(learning community

(inquiry), penilaian nyata (

(reflection

0

2

4

6

8

10

12

14

fre

ku

en

si

Grafik 1. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD

Negeri 01 Suruhkalang Pada Kondisi Awal

C. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan

selama satu minggu yaitu pada tanggal 19 April dan 21 April

tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Tahap Perencanaan

Peneliti menggunakan acuan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan tahun 2006 dalam pembelajaran. Langkah

pembelajarannya sebagai berikut :

Menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP

97 ). Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran

menulis deskripsi dengan model pembelajaran kontekstual, yang

meliputi tujuh komponen model pembelajaran kontekstual yaitu

bertanya (questioning), pemodelan (modeling), masyarakat belajar

learning community), kontruktivisme (contructivisme

), penilaian nyata (authentic assessment), dan refleksi

reflection)

3

1213

34-44 45-55 56-66 67

interval nilai

51

Grafik 1. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD

Tindakan siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan

19 April dan 21 April 2011. Adapun

Peneliti menggunakan acuan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan tahun 2006 dalam pembelajaran. Langkah - langkah

embelajaran (RPP). (lampiran 5

Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran

menulis deskripsi dengan model pembelajaran kontekstual, yang

meliputi tujuh komponen model pembelajaran kontekstual yaitu

), masyarakat belajar

contructivisme), menemukan

), dan refleksi

4

67-77

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2) Membuat lembar observasi siswa (lampiran 8 halaman 125) dan

observasi guru (lampiran 9 halaman 129) untuk mengetahui kondisi

belajar mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran

kontekstual.

3) Menyiapkan media atau peralatan yang digunakan dalam pembelajaran

dan menyiapakan sumber-sumber pelajaran yang diperlukan dalam

menunjang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang

akan diajarkan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan model

pembelajaran kontekstual sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.

1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 19 April 2011. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah Pengertian menulis

deskripsi, ciri-ciri karangan deskripsi, dan langkah-langkah menyusun

karangan deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual.

Berikut ini urutan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

pertemuan pertama :

a) Guru (Peneliti) masuk ke dalam kelas mengkondisikan siswa,

kemudian guru mengucapkan salam, setelah itu guru mengajak

siswa berdoa dan mengabsen siswa.

b) Guru membuka pelajaran sebagai apersepsi, guru dan siswa

bertanya jawab mengenai pembelajaran menulis deskripsi.

Guru dan siswa bertanya jawab mengenai suatu tempat yang

pernah dikunjungi. Dari kunjungan ke tempat tersebut apakah

pernah menceritakan kepada orang lain atau menuliskannya

dalam sebuah karangan. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen bertanya ( questioning).

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

c) Guru menyampaikan materi menulis deskripsi tentang

pengertian, ciri-ciri dan langkah-langkah menulis deskripsi,

kemudian guru memberikan contoh karangan deskripsi. Siswa

memperhatikan penjelasan guru dan siswa mengikuti langkah-

langkah menulis karangan deskripsi seperti contoh yang

diberikan guru. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen kontrutivisme

(contructivisme) dan pemodelan ( modeling)

d) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk

berdiskusi membuat karangan deskripsi. Tugas menulis

deskripsi dikerjakan secara kelompok agar siswa dapat saling

bertukar informasi dan bekerja sama. Tahap ini merupakan

bagian model pembelajaran kontekstual komponen masyarakat

belajar ( learning community)

e) Siswa ke luar kelas untuk mengamati lingkungan sekolah

sebagai objek pengamatan nyata dalam menulis karangan

deskripsi dengan model pembelajaran kontekstual. Tahap ini

merupakan bagian model pembelajaran kontekstual komponen

masyarakat belajar ( learning community)

f) Siswa mengamati lingkungan sekolah dan mengumpulkan data

dari objek nyata tersebut kedalam kerangka karangan dan

menyusunnya kedalam karangan yang utuh. Tahap ini

merupakan bagian model pembelajaran kontekstual komponen

menemukan (inquiry)

g) Siswa selesai mengerjakan tugas kelompok menulis karangan

deskripsi kemudian siswa membacakan karangan di depan

kelas. Siswa yang ditunjuk maju untuk membaca bertindak

sebagai model pembelajaran. Tahap ini merupakan bagian

model pembelajaran kontekstual komponen pemodelan

(modeling)

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

h) Siswa melaporkan hasil pekerjaaanya, guru melakukan koreksi

dan memberi nilai pada pekerjaan siswa.Kemudian guru

beserta siswa membahas hasil kerja kelompok mengenai

kegiatan menulis karangan deskripsi. Tahap ini merupakan

bagian model pembelajaran kontekstual komponen penilaian

nyata (authentic assessment)

i) Guru dan siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran

tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga

bertanya kepada siswa mengenai proses pembelajaran dengan

model pembelajaran kontekstual apakah menyenangkan atau

tidak dan dapat digunakan pada proses pembelajaran

berikutnya. Tahap ini merupakan bagian model pembelajaran

kontekstual komponen refleksi (reflection)

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 21 April 2011. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah Pengertian menulis

deskripsi, ciri-ciri karangan deskripsi, dan langkah-langkah menyusun

karangan deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual.

Berikut ini urutan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

pertemuan pertama :

a) Guru (Peneliti) masuk ke dalam kelas mengkondisikan siswa,

kemudian guru mengucapkan salam, setelah itu guru mengajak

siswa berdoa dan mengabsen siswa.

b) Guru membuka pelajaran sebagai apersepsi, guru dan siswa

bertanya jawab mengenai pembelajaran menulis deskripsi. Guru

dan siswa bertanya jawab mengenai suatu tempat yang pernah

dikunjungi. Dari kunjungan ke tempat tersebut apakah pernah

menceritakan kepada orang lain atau menuliskannya dalam

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

sebuah karangan. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen bertanya ( questioning)

c) Guru menyampaikan materi menulis deskripsi tentang

pengertian, ciri-ciri dan langkah-langkah menulis deskripsi,

kemudian guru memberikan contoh karangan deskripsi. Siswa

memperhatikan penjelasan guru dan siswa mengikuti langkah-

langkah menulis karangan deskripsi seperti contoh yang

diberikan guru. Tahap ini merupakan bagian model pembelajaran

kontekstual komponen kontrutivisme (contructivisme) dan

pemodelan ( modeling)

d) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk

berdiskusi membuat karangan deskripsi. Tugas menulis deskripsi

dikerjakan secara kelompok agar siswa dapat saling bertukar

informasi dan bekerja sama. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen masyarakat belajar (

learning community)

e) Siswa keluar kelas untuk mengamati mushola yang ada di

sekolah sebagai objek pengamatan nyata dalam menulis karangan

deskripsi dengan model pembelajaran kontekstual. Tahap ini

merupakan bagian model pembelajaran kontekstual komponen

masyarakat belajar ( learning community)

f) Siswa mengamati mushola dan mengumpulkan data dari objek

nyata tersebut ke dalam kerangka karangan dan menyusunnya ke

dalam karangan yang utuh. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen menemukan (inquiry)

g) Siswa selesai mengerjakan tugas kelompok menulis karangan

deskripsi kemudian siswa membacakan karangan di depan kelas.

Siswa yang ditunjuk maju untuk membaca bertindak sebagai

model pembelajaran. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen pemodelan (modeling)

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

h) Siswa melaporkan hasil pekerjaaanya, guru melakukan koreksi

dan memberi nilai pada pekerjaan siswa.Kemudian guru beserta

siswa membahas hasil kerja kelompok mengenai kegiatan

menulis karangan deskripsi. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen penilaian nyata (authentic

assessment)

i) Guru dan siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran tentang

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga bertanya

kepada siswa mengenai proses pembelajaran dengan model

pembelajaran kontekstual apakah menyenangkan atau tidak dan

dapat digunakan pada proses pembelajaran berikutnya. Tahap ini

merupakan bagian model pembelajaran kontekstual komponen

refleksi (reflection)

c. Observasi

Peneliti melalui pengamat (observer) melakukan pemantauan dalam

pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan

kemampuan menulis deskripsi dengan model pembelajaran kontekstual.

Dalam tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam

melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran

yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Observasi aktivitas siswa

dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis

siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang. Dari data observasi aktivitas

siswa dalam siklus I selama dua kali pertemuan (lampiran 15 halaman

156 ) diperoleh hasil observasi sebagai berikut:

1) Kedisiplinan siswa dalam memulai pembelajaran cukup disiplin

namun keadaan siswa harus dikondisikan agar suasana kelas menjadi

lebih kondusif.

2) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran cukup siap terutama pada

saat proses diskusi kelompok.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3) Keaktifan siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat dan

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran cukup aktif.

4) Kemampuan siswa sudah baik dalam melakukan pengamatan, yang

merupakan komponen pokok dalam model pembelajaran kontekstual.

5) Kemampuan siswa cukup dalam menjawab pertanyaan dalam proses

pengamatan untuk mengumpulkan data.

6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dalam mengikuti proses

pembelajaran sudah baik karena siswa sudah mengenal lingkungan

belajarnya.

7) Kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi cukup baik namun

masih ada beberapa siswa yang nilainya masih kurang maksimal.

8) Kesimpulan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I cukup baik.

Observasi tidak hanya dilaksanakan pada aktivitas siswa dalam

mengikuti pembelajaran tetapi juga ditujukan pada aktivitas peneliti

sebagai guru. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai

aktivitas peneliti dalam kesesuaian antara rencana pembelajaran yang

disusun dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Dari data

observasi aktivitas guru dalam siklus I selama dua kali pertemuan

(lampiran 13 halaman 145) diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sudah baik.

2) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi sudah baik.

3) Kemampuan mengelola waktu pelajaran cukup baik, guru tepat waktu

memulai pelajaran dan memberi batasan waktu dalam melakukan

diskusi.

4) Kemampuan guru mengelola kelas belum cukup baik.

5) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah cukup baik,

meskipun belum maksimal.

6) Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah baik.

7) Kemampuan guru dalam pelaksanaan konsep pembelajaran cukup baik

8) Perhatian guru terhadap seluruh siswa sudah baik, meskipun masih ada

beberapa yang belum berperan aktif dalam kelompok.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

9) Kemampuan dalam pengembangan aplikasi sudah baik meskipun

siswa belum maksimal dalam mengerjakan soal.

10) Kemampuan menutup pelajaran sudah baik dengan memberi pesan,

motivasi dan juga menyampaikan kesimpulan bersama dengan siswa.

11) Kesimpulan dari rata-rata skor kinerja guru pada siklus I sudah baik.

d. Refleksi

Peneliti memperoleh temuan data, bahwa ada beberapa siswa

belum mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru secara

optimal, karena guru belum dapat menyampaikan informasi secara jelas.

Hal ini membuat kurangnya ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas.

Selain itu, masih ada beberapa siswa yang belum menunjukkan keaktifan

dalam bertanya. Mereka belum mempunyai keberanian untuk

mengungkapkan pendapatnya, kreatifitas dan inisiatif siswa kurang karena

mereka belum mampu mengembangkan ide yang dimiliki. Beberapa siswa

masih ada yang berbicara dengan temannya di luar materi pelajaran dan

masih ada yang belum mampu bekerjasama dengan baik dalam

kelompoknya karena belum begitu memahami peranannya dalam

kelompok.

Perolehan hasil nilai kemampuan menulis deskripsi siswa pada

siklus I yaitu siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (60) sebanyak 9

siswa dengan perolehan nilai terendah 45 dan siswa yang mendapat nilai

di atas KKM (60) sebanyak 23 siswa atau 71,88% dengan perolehan nilai

tertinggi 75. Sedangkan rata-rata nilai kelas yaitu 61,34. Dari data tersebut

masih ada 9 siswa dari 32 siswa yang nilainya di bawah KKM (60).

Belum tuntasnya siswa sesuai dengan KKM dalam menyelesaikan

tugas pada saat proses pembelajaran berlangsung bersumber dari hal-hal

sebagai berikut : 1) siswa belum memahami langkah-langkah atau tahapan

pembelajaran yang masih tergolong baru bagi mereka. 2) siswa belum

mampu bekerjasama dengan kelompoknya. 3) siswa belum berani

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

mengungkapkan pendapat/ide mereka dalam kelompok. 4) siswa kurang

konsentrasi dan teliti dalam mengerjakan soal. 5) masih ada siswa yang

suka mengganggu teman yang lain sehingga menghambat dalam

penyelesaian tugas. Hal tersebut terjadi karena siswa belum memahami

perannya dalam kelompok dan kurangnya kemampuan guru dalam

pengelolaan kelas. Dengan demikian dapat direnungkan bahwa penelitian

dalam siklus I belum menunjukkan keberhasilan dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka

peneliti mencari solusi dengan memberikan arahan kembali kepada siswa

tentang tahapan-tahapan menulis deskripsi dengan model pembelaajran

kontekstual. Selain itu guru lebih meningkatkan kemampuan dalam

mengelola kelas yaitu perhatian guru lebih menyeluruh ke seluruh siswa

dan mengadakan interaksi langsung pada masing- masing kelompok pada

saat pengamatan objek nyata. Hal ini dilakukan dengan alasan agar

pembelajaran dapat berjalan efektif. Dengan beberapa hal tersebut maka

peneliti mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya untuk memperbaiki

proses pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi lebih baik untuk

mendapatkan hasil yang maksimal.

Adapun hasil yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada tabel

4 dan grafik 2 di bawah ini:

Tabel 4. Distribusi Data Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas

IV SD Negeri 01 Suruhkalang Pada Siklus I

No

Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi.xi Prosentase

(%)

Keterangan

1 34-44 0 0 0 0 -

2 45-55 9 50 450 28,13 Belum

Tuntas

3 56-66 13 61 793 40,62 Tuntas

4 67-77 10 72 720 31,25 Tuntas

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jumlah

Dari Tabel Nilai

Negeri 01 suruhkalang

pembelajaran kontekstual

Grafik 2. Grafik Ni

Tabel 5. Distribusi

Siswa Kelas

Keterangan

Nilai terendah

Nilai tertinggi

0

2

4

6

8

10

12

14

fre

ku

en

si

32 1963 100

Nilai rata-rata = 1963 : 32 = 61,34

Ketuntasan klasikal = (23 : 32) x 100% = 71,88

Nilai Di bawah KKM = (10 : 32) x 100% = 28,12

Nilai tertinggi = 75

Nilai terendah = 45

Dari Tabel Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas

suruhkalang setelah tindakan melalui penerapan model

kontekstual, dapat disajikan grafik 2 di bawah ini

Grafik 2. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD

Negeri 01 Suruhkalang Pada Siklus I

Distribusi Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I

Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang

Keterangan Pra Siklus

Nilai terendah 40

Nilai tertinggi 70

3

9

8

45-55 56-66 67-77

interval nilai

60

(23 : 32) x 100% = 71,88

Nilai Di bawah KKM = (10 : 32) x 100% = 28,12

Siswa Kelas IV SD

setelah tindakan melalui penerapan model

isajikan grafik 2 di bawah ini

Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD

Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I

Siklus I

45

75

12

78-88

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Rata-rata nilai 56,18 61,34

Ketuntasan Klasikal 53,12 % 71,88 %

Dari hasil perkembangan tes pra siklus dan evaluasi siklus I

pada Tabel 5 di atas dapat digambarkan pada Grafik 3 sebagai

berikut:

Grafik 3. Hasil Perkembangan Nilai Evaluasi Kemampuan Menulis

Deskripsi Pada Pra Siklus dan Siklus I Setelah Menerapkan

Model Pembelajaran Kontekstual

2. Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilakukan selama 2 kali pertemuan. Tiap- tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan

selama dua minggu yaitu pada tanggal 26 April 2011 dan 3 Mei 2011. Adapun

tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

40

70

56.18

53.12

45

75

61.34

71.88

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pra

Siklus

Siklus

1

fre

ku

en

si

nil

ai

nilai terendah

nilai tertinggi

nilai rata-rata

ketuntasan (%)

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan

memperbaiki kekurangan siklus I agar dalam proses pembelajaran di

siklus II menjadi lebih baik. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah

sebagai berikut :

Peneliti menggunakan acuan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan tahun 2006 dalam pembelajaran. Langkah - langkah

pembelajarannya sebagai berikut :

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). (lampiran 6

halaman 109). Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran

menulis deskripsi dengan model pembelajaran kontekstual, yang

meliputi tujuh komponen model pembelajaran kontekstual yaitu

bertanya (questioning), pemodelan (modeling), masyarakat belajar

(learning community), kontruktivisme (contructivisme), menemukan

(inquiry), penilaian nyata (authentic assessment), dan refleksi

(reflection)

2) Membuat lembar observasi siswa (lampiran 8 halaman 125) dan

observasi guru (lampiran 9 halaman 129) untuk mengetahui kondisi

belajar mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran

kontekstual.

3) Menyiapkan media atau peralatan yang digunakan dalam pembelajaran

dan menyiapakan sumber-sumber pelajaran yang diperlukan dalam

menunjang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang

akan diajarkan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan model

pembelajaran kontekstual dengan pemantapan dari siklus I yaitu pada

materi pokok menulis deskripsi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.

1) Pertemuan I

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 26 April 2011. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah Pengertian menulis

deskripsi, ciri-ciri karangan deskripsi, langkah-langkah menyusun

karangan deskripsi dan penambahan materi untuk memperbaiki

kekurangan pada siklus I yaitu menulis karangan yang utuh dengan

memperhatikan ejaan yang tepat ( huruf besar, tanda titik dan koma) .

Berikut ini urutan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan

pertama :

a) Guru masuk ke dalam kelas mengkondisikan siswa, kemudian

guru mengucapkan salam, setelah itu guru mengajak siswa

berdoa dan mengadakan presensi kehadiran siawa.

b) Guru membuka pelajaran sebagai apersepsi, guru dan siswa

bertanya jawab mengenai pembelajaran menulis deskripsi. Guru

dan siswa bertanya jawab mengenai proses pembalajaran

sebelumnya yaitu menulis karangan deskripsi dengan model

pembelajaaran kontekstual. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen bertanya ( questioning)

c) Guru menyampaikan materi menulis deskripsi tentang langkah-

langkah menulis deskripsi dan menulis karangan yang utuh

dengan memperhatikan ejaan yang tepat ( huruf besar, tanda titik

dan koma), kemudian guru memberikan contoh karangan

deskripsi. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan siswa

mengikuti langkah-langkah menulis karangan deskripsi seperti

contoh yang diberikan guru. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen kontrutivisme

(contructivisme) dan pemodelan ( modeling)

d) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk

berdiskusi membuat karangan deskripsi. Tugas menulis deskripsi

dikerjakan secara kelompok agar siswa dapat saling bertukar

informasi dan bekerja sama. Tahap ini merupakan bagian model

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pembelajaran kontekstual komponen masyarakat belajar

( learning community)

e) Siswa keluar kelas untuk mengamati lingkungan persawahan

sebagai objek pengamatan nyata dalam menulis karangan

deskripsi dengan model pembelajaran kontekstual. Tahap ini

merupakan bagian model pembelajaran kontekstual komponen

masyarakat belajar ( learning community)

f) Siswa mengamati lingkungan persawahan yang ada di dekat

sekolah dan mengumpulkan data dari objek nyata tersebut

kedalam kerangka karangan dan menyusunnya kedalam karangan

yang utuh. Tahap ini merupakan bagian model pembelajaran

kontekstual komponen menemukan (inquiry)

g) Siswa selesai mengerjakan tugas kelompok menulis karangan

deskripsi kemudian siswa membacakan karangan di depan kelas.

Siswa yang ditunjuk maju untuk membaca bertindak sebagai

model pembelajaran. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen pemodelan (modeling)

h) Siswa melaporkan hasil pekerjaaanya, guru melakukan koreksi

dan memberi nilai pada pekerjaan siswa.Kemudian guru beserta

siswa membahas hasil kerja kelompok mengenai kegiatan

menulis karangan deskripsi. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen penilaian nyata (authentic

assessment)

i) Guru dan siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran tentang

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga bertanya

kepada siswa mengenai proses pembelajaran dengan model

pembelajaran kontekstual apakah menyenangkan atau tidak dan

dapat digunakan pada proses pembelajaran berikutnya. Tahap ini

merupakan bagian model pembelajaran kontekstual komponen

refleksi (reflection)

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2011. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah Pengertian menulis

deskripsi, ciri-ciri karangan deskripsi, langkah-langkah menyusun

karangan deskripsi dan menulis karangan yang utuh dengan

memperhatikan ejaan yang tepat ( huruf besar, tanda titik dan koma) .

Berikut ini urutan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

pertemuan kedua :

a) Guru masuk ke dalam kelas mengkondisikan siswa, kemudian

guru mengucapkan salam, setelah itu guru mengajak siswa

berdoa dan mengadakan presensi kehadiran siawa.

b) Guru membuka pelajaran sebagai apersepsi, guru dan siswa

bertanya jawab mengenai pembelajaran menulis deskripsi. Guru

dan siswa bertanya jawab mengenai suatu tempat yang pernah

dikunjungi kemudian dari kunjungan ke tempat tersebut apakah

pernah menceritakan kepada orang lain atau menuliskannya

dalam sebuah karangan. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen bertanya ( questioning)

c) Guru menyampaikan materi menulis deskripsi tentang langkah-

langkah menulis deskripsi dan menulis karangan yang utuh

dengan memperhatikan ejaan yang tepat ( huruf besar, tanda titik

dan koma), kemudian guru memberikan contoh karangan

deskripsi. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan siswa

mengikuti langkah-langkah menulis karangan deskripsi seperti

contoh yang diberikan guru. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen kontrutivisme

(contructivisme) dan pemodelan ( modeling)

d) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk

berdiskusi membuat karangan deskripsi. Tugas menulis deskripsi

dikerjakan secara kelompok agar siswa dapat saling bertukar

informasi dan bekerja sama. Tahap ini merupakan bagian model

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pembelajaran kontekstual komponen masyarakat belajar

( learning community)

e) Siswa keluar kelas untuk mengamati keadaan lingkungan pasar

yang ada di dekat sekolah sebagai objek pengamatan nyata dalam

menulis karangan deskripsi dengan model pembelajaran

kontekstual. Tahap ini merupakan bagian model pembelajaran

kontekstual komponen masyarakat belajar ( learning community)

f) Siswa mengamati keadaan lingkungan pasar dan mengumpulkan

data dari objek nyata tersebut kedalam kerangka karangan dan

menyusunnya kedalam karangan yang utuh. Tahap ini

merupakan bagian model pembelajaran kontekstual komponen

menemukan (inquiry)

g) Siswa selesai mengerjakan tugas kelompok menulis karangan

deskripsi kemudian siswa membacakan karangan di depan kelas.

Siswa yang ditunjuk maju untuk membaca bertindak sebagai

model pembelajaran. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen pemodelan (modeling)

h) Siswa melaporkan hasil pekerjaaanya, guru melakukan koreksi

dan memberi nilai pada pekerjaan siswa.Kemudian guru beserta

siswa membahas hasil kerja kelompok mengenai kegiatan

menulis karangan deskripsi. Tahap ini merupakan bagian model

pembelajaran kontekstual komponen penilaian nyata (authentic

assessment)

i) Guru dan siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran tentang

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga bertanya

kepada siswa mengenai proses pembelajaran dengan model

pembelajaran kontekstual apakah menyenangkan atau tidak dan

dapat digunakan pada proses pembelajaran berikutnya. Tahap ini

merupakan bagian model pembelajaran kontekstual komponen

refleksi (reflection)

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas

untuk mengadakan pengamatan terhadap sikap, perilaku siswa selama

pembelajaran berlangsung serta kemampuan guru dalam mengajar dengan

model pembelajaran kontekstual materi menulis deskripsi. Dari hasil

observasi aktivitas siswa dan kegiatan pembelajaran siklus II selama dua

kali pertemuan (lampiran 16 halaman 161) diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Kedisiplinan siswa dalam memulai pembelajaran sudah baik suasana

kelas menjadi lebih kondusif.

2) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah baik terutama pada

saat proses diskusi kelompok.

3) Keaktifan siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat dan

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sudah baik.

4) Kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan yang merupakan

komponen pokok dalam model pembelajaran kontekstual sudah baik

dan aktif.

5) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam proses

pengamatan untuk mengumpulkan data sudah baik.

6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dalam mengikuti proses

pembelajaran sudah maksimal karena siswa sudah mengenal

lingkungan belajarnya.

7) Kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi sudah baik.

8) Kesimpulan skor aktivitas siswa pada siklus II sudah baik

Observasi tidak hanya dilaksanakan pada aktivitas siswa dalam

mengikuti pembelajaran tetapi juga ditujukan pada aktivitas peneliti

sebagai guru. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai

aktivitas peneliti dalam kesesuaian antara rencana pembelajaran yang

disusun dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Dari data

observasi aktivitas guru dalam siklus II selama dua kali pertemuan

(lampiran 14 halaman 150) diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sudah baik.

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi sudah baik.

3) Kemampuan mengelola waktu pelajaran sudah baik, guru tepat waktu

memulai pelajaran dan memberi batasan waktu dalam melakukan

diskusi.

4) Kemampuan guru mengelola kelas sudah baik.

5) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah baik, meskipun

belum maksimal.

6) Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah baik.

7) Kemampuan guru dalam pelaksanaan konsep pembelajaran sudah

baik

8) Perhatian guru terhadap seluruh siswa sudah baik, meskipun masih

ada beberapa yang belum berperan aktif dalam kelompok.

9) Kemampuan dalam pengembangan aplikasi sudah baik meskipun

siswa belum maksimal dalam mengerjakan soal.

10) Kemampuan menutup pelajaran sudah baik dengan memberi pesan,

motivasi dan juga menyampaikan kesimpulan bersama-sama dengan

siswa.

11) Kesimpulan skor kinerja guru pada siklus II sudah baik.

d. Refleksi

Pada siklus II juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap

deskripsi data seperti yang dilakukan sebelumnya pada siklus I. Pada

lembar observasi aktivitas siswa terjadi perubahan keaktifan yang cukup

berarti. Pada siklus I siswa belum berani dan masih ragu-ragu dalam

menyampaikan gagasannya, namun pada siklus II siswa sudah mempunyai

keberanian untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya. Demikian

juga dalam mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruhan

siswa sudah memperlihatkan aktivitas yang baik. Perolehan hasil post tes

nilai keterampilan berpikir kritis siswa pada siklus II yaitu siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM (60) sebanyak 3 siswa atau 9,75 % dengan

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

perolehan nilai terendah 50 dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM

(60) sebanyak 29 siswa atau 90,62% dengan perolehan nilai tertinggi 85.

Sedangkan rata-rata nilai kelas yaitu 70,96. Dari data tersebut hanya ada 3

siswa dari 32 siswa yang nilainya di bawah KKM (60), jadi ada

peningkatan baik dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari

data nilai kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV Sd Negeri 01

Suruhkalang pada tabel 6 seperti dibawah ini:

Tabel 6. Distribusi Data Nilai kemampuan menulis deskripsi siswa kelas

IV SD Negeri 01 Suruhkalang Pada Siklus II

N

o

Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi)

fi.xi Prosentase

(%)

Keterangan

1 45-55 3 50 150 9,38 Belum Tuntas

2 56-66 9 61 549 28,12 Tuntas

3 67-77 8 72 576 25,00 Tuntas

4 78-88 12 83 996 37,50 Tuntas

Jumlah 32 2271 100

Nilai rata-rata = 2271 : 32 = 70,96

Ketuntasan klasikal = (29 : 32) x 100 % = 90,62 %

Nilai Di bawah KKM = (3 : 32 ) x 100 % = 9,75 %

Nilai terendah = 50

Nilai tertinggi = 85

Dari tabel 6 di atas nilai kemampuan menulis deskripsi siswa kelas

IV SD Negeri 01 Suruhkalang melalui penerapan pembelajaran

kontekstual yang telah diterangkan di atas, dapat disajikan grafik 4 sebagai

berikut :

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0

2

4

6

8

10

12

14

fre

ku

en

si

Grafik 4. Grafik Nilai

Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes siklus I dan

siklus II (lampiran 10 halaman 136

dapat dilihat pada Tabel 7

Tabel 7. Distribusi

Siswa Kelas

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Rata-rata nilai

Ketuntasan Klasikal

3

9

8

45-55 56-66 67-77

interval nilai

Grafik 4. Grafik Nilai Kemampuan Menulis deskripsi Siswa Kelas V SD

Negeri 01 Suruhkalang Pada Siklus II

Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes siklus I dan

lampiran 10 halaman 136 dan lampiran 11 halaman 1

dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini:

Distribusi Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Tes Siklus II

Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang

Keterangan Siklus I Siklus IINilai terendah 45

Nilai tertinggi 75

rata nilai 61,34

Ketuntasan Klasikal 71,88 % 90,62 %

70

12

78-88

iswa Kelas V SD

Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes siklus I dan

dan lampiran 11 halaman 142)

Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Tes Siklus II

Siklus II 50

85

70,96

90,62 %

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari hasil perkembangan tes siklus I dan

pada Tabel 7

berikut :

Grafik 5. Hasil Perkembangan Nilai

Siklus I dan

Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas bahwa

dilihat dari nilai rata

menulis deskripsi de

tetapi apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih ada

siswa yang belum tuntas.

Dengan mempertimbangkan temuan nyata selama proses

pembelajaran serta diskusi dengan observer dan siswa, mak

menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan

kontekstual menyenangkan karena da

dalam proses pembelajran

siswa baik terhadap dirinya maupun orang lain. Selain

ditunjukkan pula

Dari hasil perkembangan tes siklus I dan evaluasi siklus II

pada Tabel 7 di atas dapat digambarkan pada Grafik 5 sebagai

Grafik 5. Hasil Perkembangan Nilai Kemampuan Menulis

Siklus I dan Siklus II Setelah Menerapkan Model Pembelajaran

Kontekstual

Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas bahwa

dilihat dari nilai rata-rata kelas pembelajaran bahasa Indonesia materi

menulis deskripsi dengan model pembelajaran kontekstual sudah berhasil

tetapi apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih ada

siswa yang belum tuntas.

Dengan mempertimbangkan temuan nyata selama proses

pembelajaran serta diskusi dengan observer dan siswa, mak

menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran

menyenangkan karena dapat meningkatakan antusias siswa

dalam proses pembelajran dan lebih memperkaya rasa tanggungjawab

siswa baik terhadap dirinya maupun orang lain. Selain

ditunjukkan pula peningkatan terhadap kemampuan menulis deskripsi

71

evaluasi siklus II

di atas dapat digambarkan pada Grafik 5 sebagai

Kemampuan Menulis Deskripsi Pada

Siklus II Setelah Menerapkan Model Pembelajaran

Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas bahwa

rata kelas pembelajaran bahasa Indonesia materi

ngan model pembelajaran kontekstual sudah berhasil

tetapi apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih ada

Dengan mempertimbangkan temuan nyata selama proses

pembelajaran serta diskusi dengan observer dan siswa, maka peneliti

model pembelajaran

pat meningkatakan antusias siswa

dan lebih memperkaya rasa tanggungjawab

siswa baik terhadap dirinya maupun orang lain. Selain hal tersebut,

peningkatan terhadap kemampuan menulis deskripsi

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

siswa yang signifikan. Dari fakta tersebut maka penelitian tindakan kelas

ini dianggap cukup dan diakhiri pada siklus II.

D. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya

peningkatan aktivitas dan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV SD

Negeri 01 Suruhkalang dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Peningkatan hasil

dari proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah siswa dapat lebih berkembang

dalam menuangkan ide dalam menulis karangan karena telah mengikuti setiap

langkah atau tahapan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Hal ini dapat

ditunjukkan dalam deskripsi berikut ini:

1. Hasil Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

a. Data Hasil Belajar Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV

Sebelum Dilaksanakan Tindakan ( Pra siklus)

Dari daftar nilai (lampiran 10 halaman 134) dapat diketahui bahwa

nilai bahasa Indonesia sebelum dilaksanakan tindakan yaitu siswa yang

memperoleh nilai 34-44 ada 3 siswa, yang memperoleh nilai 45-55 ada 12

siswa, yang mendapat nilai 56-66 ada 2 siswa, yang mendapat nilai 67-77

ada 15 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh sebesar

56,18. Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 15 siswa

atau 46,88% sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 17

siswa atau 53,12%.

b. Data Hasil Belajar Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV Pada

Siklus I

Berdasarkan hasil tes pada siklus I selama dua kali pertemuan

(lampiran 11 halaman 136) dapat diketahui nilai pembelajaran bahasa

Indonesia seperti di bawah ini:

1) Pada pertemuan pertama siswa yang memperoleh nilai 45-55 ada 9

siswa, nilai 56-66 ada 13 siswa, dan mendapat nilai 67-77 ada 10

siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar

61,34. Siswa yang mendapat nilai di bawah 60 (KKM) sebanyak 9

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

siswa atau 28,12% dan siswa yang mendapat nilai di atas 60 (KKM)

sebanyak 23 siswa atau 71,88%.

2) Pada pertemuan kedua siswa yang memperoleh nilai 45-55 ada 7

siswa, mendapat nilai 56-66 ada 12 siswa, nilai 67-77 ada 11 siswa,

dan mendapat nilainya 78-88 ada 2 siswa. Dengan demikian rata-rata

nilai yang diperoleh siswa sebesar 63,75 . Siswa yang mendapat nilai

di bawah 60 (KKM) sebanyak 7 siswa atau 21,88% dan siswa yang

mendapat nilai di atas 60 (KKM) sebanyak 25 siswa atau 78,12%.

Nilai rata-rata dari hasil ulangan siswa pada pertemuan I dan

pertemuan II siklus I adalah 61,34. Siswa yang mendapat nilai di atas

KKM adalah 23 siswa atau sebesar 71,88%.

c. Data Hasil Belajar Kemampuan menulis Deskripsi Siswa Kelas IV pada

Siklus II

Berdasarkan hasil tes pada siklus II selama dua kali pertemuan

(lampiran 12 halaman 140) dapat diketahui nilai pembelajaran matematika

seperti di bawah ini:

1) Pada pertemuan pertama siswa yang memperoleh nilai 45-55 ada 5

siswa, mendapat nilai 56-66 ada 8 siswa, nilai 67-77 ada 6 siswa ,

mendapat nilai 78-88 ada 12 siswa dan siswa yang mendapat nilai 89-

99 ada 1 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh siswa

sebesar 70,62 Siswa yang mendapat nilai di bawah 60 (KKM)

sebanyak 5 siswa atau 15,62% dan siswa yang mendapat nilai di atas

60 (KKM) sebanyak 27 siswa atau 84,37%.

2) Pada pertemuan kedua siswa yang memperoleh nilai 45-55 ada 2

siswa, mendapat nilai 56-66 ada 4 siswa, nilai 67-77 ada 9 siswa, nilai

78-88 ada 13 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai 89-99 ada 4

siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar

76,46. Siswa yang mendapat nilai di bawah 60 (KKM) sebanyak 2

siswa atau 6,25% dan siswa yang mendapat nilai di atas 60 (KKM)

sebanyak 30 siswa atau 93,75%.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Nilai rata-rata dari hasil ulangan siswa pada pertemuan I dan

pertemuan II siklus II adalah 70,96. Siswa yang mendapat nilai di atas

KKM adalah 29 siswa atau sebesar 90,62%.

2. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

Melalui penerapan model pembelajaran kontekstual, siswa cukup

aktif dalam mengikuti setiap langkah yang dilaksanakan. Siswa membentuk

kelompok heterogen atas bimbingan guru berdasarkan materi menulis

deskripsi yang dipelajari. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-

masing untuk menyelesaikan tugas mengamati objek kemudian disusun

menjadi sebuah karangan yan utuh. Setelah melakukan pengamatan

bersama dalam kelompok, guru akan membimbing siswa dalam melakukan

pengapatan. Masing-masing siswa dalam kelompok melakukan pengamatan

objek langsung dan mengumpulkan data . Tetapi masih ada beberapa siswa

yang belum konsentrasi, tidak begitu aktif dan masih bingung dengan

langkah-langkah pembelajaran tersebut.

Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I (lampiran 15

halaman 156) diperoleh hal-hal seperti berikut:

1) Kedisiplinan siswa dalam memulai pembelajaran cukup disiplin

namun keadaan siswa harus dikondisikan agar suasana kelas menjadi

lebih kondusif.

2) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran masih kurang terutama

pada saat proses diskusi kelompok.

3) Keaktifan siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat dan

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran masih rendah.

4) Kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan yang merupakan

komponen pokok dalam model pembelajaran kontekstual masih

kurang.

5) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam proses

pengamatan untuk mengumpulkan data masih rendah

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dalam mengikuti proses

pembelajaran cukup maksimal karena siswa sudah mengenal

lingkungan belajarnya.

7) Kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi cukup baik namun

masih ada beberapa siswa yang nilainya masih kurang maksimal.

8) Kesimpulan skor Aktivitas siswa pada siklus I cukup baik.

Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II (lampiran 16

halaman 161) diperoleh hal-hal berikut:

1) Kedisiplinan siswa dalam memulai pembelajaran sudah baik suasana

kelas menjadi lebih kondusif.

2) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah baik terutama pada

saat proses diskusi kelompok.

3) Keaktifan siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat dan

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sudah baik.

4) Kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan yang merupakan

komponen pokok dalam model pembelajaran kontekstual sudah baik

dan cukup aktif.

5) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam proses

pengamatan untuk mengumpulkan data sudah baik.

6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dalam mengikuti proses

pembelajaran sudah maksimal karena siswa sudah mengenal

lingkungan belajarnya.

7) Kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi sudah baik.

8) Kesimpulan skor aktivitas siswa pada siklus II sangat baik.

3) Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

Observasi tidak hanya ditujukan kepada siswa tetapi juga kepada

peneliti sebagai guru. Dari hasil observasi kinerja guru pada siklus I

(lampiran 13 halaman 145) diperoleh hal-hal seperti berikut:

1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran cukup baik.

2) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi sudah cukup baik.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3) Kemampuan mengelola waktu pelajaran sudah baik, guru tepat waktu

memulai pelajaran dan memberi batasan waktu dalam melakukan

diskusi.

4) Kemampuan guru mengelola kelas belum cukup baik.

5) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah cukup baik,

meskipun belum maksimal.

6) Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah cukup baik.

7) Kemampuan guru dalam pelaksanaan konsep pembelajaran cukup baik

8) Perhatian guru terhadap seluruh siswa cukup baik, meskipun masih ada

beberapa yang belum berperan aktif dalam kelompok.

9) Kemampuan dalam pengembangan aplikasi sudah cukup baik

meskipun siswa belum maksimal dalam mengerjakan soal.

10) Kemampuan menutup pelajaran sudah cukup baik dengan memberi

pesan, motivasi dan juga menyampaikan kesimpulan bersama-sama

dengan siswa.

11) Kesimpulan skor kinerja guru pada siklus I cukup baik.

Bertolak dari hasil observasi dan refleksi kinerja guru pada siklus I,

Maka guru memperbaiki kinerjanya pada siklus II (lampiran 14 halaman 150)

dan dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sudah baik.

2) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi sudah baik.

3) Kemampuan mengelola waktu pelajaran sudah baik, guru tepat waktu

memulai pelajaran dan memberi batasan waktu dalam melakukan

diskusi.

4) Kemampuan guru mengelola kelas sudah baik.

5) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah baik, meskipun

belum maksimal.

6) Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah baik.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

7) Kemampuan guru dalam pelaksanaan konsep pembelajaran sudah

baik

8) Perhatian guru terhadap seluruh siswa sudah baik, meskipun masih

ada beberapa yang belum berperan aktif dalam kelompok.

9) Kemampuan dalam pengembangan aplikasi sudah baik meskipun

siswa belum maksimal dalam mengerjakan soal.

10) Kemampuan menutup pelajaran sudah baik dengan memberi pesan,

motivasi dan juga menyampaikan kesimpulan bersama dengan siswa.

11) Kesimpulan skor kinerja guru pada siklus II sangat baik.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil penelitian dari beberapa tabel di atas, dapat

diketahui adanya peningkatan proses pembelajaran terutama kemampuan

menulis deskripsi siswa terhadap materi pada masing-masing siklus melalui

penerapan model pembelajaran kontekstual. Peningkatan terlihat dari

perhitungan rata-rata nilai belajar dan aktivitas siswa pada deskripsi di bawah

ini.

Perhitungan rata-rata nilai belajar yang diperoleh siswa pada kondisi

awal sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus

I dan siklus II selama dua kali pertemuan pada setiap siklusnya Hal ini dapat

dilihat pada tabel 8 seperti berikut:

Tabel 8. Distribusi Perkembangan Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa

Kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang Pada Kondisi Awal, Siklus I

dan Siklus II

No Pembelajaran Matematika (sifat-sifat bangun ruang)

Sebelum Tindakan

(Pra Siklus)

Sesudah dilaksanakan tindakan

Siklus I Siklus II 1 Nilai Terendah 40 45 50

2 Nilai Tertinggi 70 75 85 3 Nilai rata-rata 56,18 61,34 70,96

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

4 Persentase ketuntasan klasikal

53,13 % 71,88 % 90,62 %

Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat diketahaui bahwa jumlah siswa yang

memperoleh nilai ≥ 60 (KKM) mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis deskripsi

yang dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil.

Peningkatan rata-rata nilai kemampuan menulis deskripsi melalui

penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual dapat disajikan

dalam grafik 6, sebagai berikut :

Grafik 6. Grafik Perkembangan Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Pada

Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang Sebelum Tindakan,

Siklus I, Siklus II

Peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kontekstual

dalam materi menulis deskripsi adalah pada aspek berikut:

1. Memperhatikan penjelasan dari guru

0

20

40

60

80

100

120

pra siklus siklus I siklus II

fre

ku

en

si

nil

ai

Nilai

Terendah

Nilai Tertinggi

Nilai rata-rata

Prosentase

ketuntasan

klasikal

4045

50

75

85

56,1853,13

61,34

71,88 70,96

90,62

70

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

2. Mengerjakan tugas individu maupun kelompok dengan penuh kesiapan,

serius, teliti dan tepat waktu.

3. Keinginan bertanya dan mengungkapkan pendapat

4. Kemauan untuk berdiskusi, bekerjasama dalam menyelesaikan soal.

5. Keaktifan untuk membu

6. at kesimpulan pelajaran,

7. Keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran.

8. Keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran.

Peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran kontekstual dalam materi

menulis deskripsi adalah pada aspek berikut:

1. Kesiapan guru yang matang ketika memulai kegiatan pembelajaran.

2. Kemampuan memberikan apersepsi pada kegiatan awal pembelajaran

3. Kemampuan mengelola waktu pembelajaran secara efisien.

4. Mampu guru mengelola kelas sehingga tercipta pembelajaran yang kondusif.

5. Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami.

6. Keterampilan guru mengajukan pertanyaan yang dapat memancing siswa

untuk berpikir.

7. Kemampuan guru melaksanakan konsep pembelajaran

8. Perhatian guru terhadap siswa menyeluruh.

9. Pengembangan aplikasi dan evaluasi yang baik.

10. Kemampuan memberikan motivasi pada individu mapun kelompok.

Peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus I dan siklus II

dapat dilihat pada tabel 9 seperti berikut:

Tabel 9. Distribuasi Rata-rata Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru Kelas

IV SD Negeri 01 Suruhkalang Materi Menulis Deskripsi

No Aspek Skor Kategori

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

1 2 1 2 1 2 1 2

1 Aktivitas siswa 16 20 24 26 Rendah Cukup Baik Baik Sekali

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

2 Kinerja guru 28 30 34 36 Cukup Baik Baik Baik sekali

Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat skor hasil aktivitas siswa dan kinerja

guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis deskripsi dengan

menerapkan model pembelajaran kontekstual secara individual dan kelompok,

dari siklus I pertemuan pertama aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran

dalam kategori rendah karena jumlah skor hanya 16 dan pada pertemuan kedua

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori sedang atau cukup

karena jumlah skor mencapai 20, kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama

dalam kategori cukup karena jumlah skor yang dicapai adalah 28 dan pada

pertemuan kedua kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori baik

karena jumlah skor yang dicapai adalah 30. Pada siklus II pertemuan pertama

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori tinggi karena jumlah

skor mencapai 24 dan pada pertemuan kedua aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran dalam kategori sangat tinggi dengan jumlah skor 26. Kinerja guru

pada siklus II pertemuan pertama dalam kategori baik karena jumlah skor yang

dicapai adalah 34 dan pada pertemuan kedua kinerja guru dalam kegiatan

pembelajaran dalam kategori baik sekali karena jumlah skor mencapai 36.

Dari hasil perkembangan aktivitas siswa dan kinerja guru siklus I dan

siklus II pada tabel 9 dapat digambarkan pada grafik 7 dan grafik 8 sebagai

berikut :

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Grafik 7. Grafik perkembangan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II

Grafik 8. Grafik perkembangan rata-rata kinerja guru pada siklus I dan siklus II

Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-

beda, antara lain: pada siklus I hambatan yang dijumpai adalah guru belum dapat

menyampaikan materi dengan jelas dan kurang dapat dipahami oleh siswa karena

terlalu cepat dalam menjelaskan sehingga siswa belum memahami langkah-

langkah pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual, guru belum

memberikan motivasi baik pada individu maupun kelompok sehingga siswa masih

belum barani dalam menjawab pertanyaan dan belum mampu bekerjasama dengan

16

20

2426

0

5

10

15

20

25

30

Siklus I Siklus II

SK

OR

AKTIVITAS SISWA

Pertemuan 1

Pertemuan 2

2830

3436

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Siklus I Siklus II

SK

OR

KINERJA GURU

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

kelompoknya, guru belum dapat mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran

yang kondusif sehingga menghambat dalam penyelesaian tugas, pengelolaan

waktu pun belum maksimal.

Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang

dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah dengan memberikan

arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja kelompok dengan

model pembelajaran kontekstual secara tepat dan jelas, memberi perhatian

menyeluruh dan bimbingan terhadap siswa agar pembelajaran lebih kondusif dan

memberikan motivasi berupa penghargaan baik secara verbal maupun non verbal

kepada siswa agar mereka lebih kreatif dan kritis lagi dalam mengerjakan soal

maupun saat memaparkan hasil pekerjaan di depan kelas. Pembelajaran pada

siklus II sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang berarti.

Berdasarkan uraian di atas dapat pneliti simpulkan bahwa salah satu upaya

untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi pada pelajaran bahasa

Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang yaitu dengan

menerapkan pembelajaran kontekstual. Hal ini terjadi karena pembelajaran

dengan model pembelajaran kontekstual dapat membiasakan siswa untuk

mengembangkan ide atau gagasan dalam menulis karangan deskripsi serta aktif

mengembangkan kreativitas dan inisiatifnya. Dalam hal tersebut siswa juga

dituntut untuk lebih bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan orang lain.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi

pada siswa kelas V SD Negeri 01 Suruhkalang tahun ajaran 2010/2011. Hal ini

terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa

56,18 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 53,13%, siklus I nilai rata-

rata kelas 61,34 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 71,88% dan siklus

II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 70,96 dengan persentase ketuntasan

klasikal sebesar 90,62%. Dengan demikian penerapan model pembelajaran

kontekstual dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi

pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Suruhkalang tahun ajaran 2010/2011 karena

model pembelajaran kontekstual merupakan model pembelajaran yang

menyenangkan, bekerja secara kelompok tetapi lebih menekankan pada individu

dengan memerlukan ketelitian siswa dalam mengamati suatu objek nyata

berdasarkan pengamatan langsung.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian di atas, maka implikasi penelitian

tindakan kelas ini adalah penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 01

Suruhkalang Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011,

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran

kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas

IV SD Negeri 01 Suruhkalang Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini

menunjukkan bahwa secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

salah satu acuan untuk menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam

pembelajaran bahasa Indonesia pada materi yang sesuai. Dari hasil penelitian ini,

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

maka penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat dioptimalkan untuk

meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dalam

upaya meningkatkan nilai kemampuan menulis deskripsi maupun materi menulis

karangan yang lainnya. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

pembelajaran yaitu: penggunaan metode,media pembelajaran dan kegiatan

pembelajaran.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa

saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya meningkatkan kompetensi guru, karena kompetensi

tersebut berpengaruh pada kinerja guru dalam pembelajaran di kelas. Untuk itu,

kepala sekolah disarankan untuk memotivasi guru guna meningkatkan

kompetensinya agar lebih memperluas wawasan mengenai model-model

pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. Untuk itu

Peneliti menyarankan penggunaan model pembelajaran kontekstual sebagai

model pembelajaran alternatif dalam pembelajaran menulis deskripsi di kelas

tinggi sekolah dasar. Penggunaan Model pembelajaran kontekstual dapat

menciptakan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi menulis

siswa karena siswa diajak mengamati objek nyata secara langsung sehingga

sangat bermanfaat dan meningkatkan kualitas hasil menulis siswa.

2. Bagi Guru

Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan

merancang proses pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan

salah satunya dengan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran

menulis deskripsi. Siswa menjadi lebih tertarik dan termotivasi dan tercipta

suasana pembelajaran yang baru dan kondusif. Hal ini membuat siswa tidak

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

mudah bosan dan tetap semangat untuk mengikuti proses pembelajaran yang

melibatkan situasi dunia nyata atau objek langsung, sehingga memudahkan

siswa untuk menuliskan apa yang mereka pikirkan karena berhadapan

langsung dengan objek yang akan mereka gambarkan dalam bentuk tulisan.

3. Bagi Siswa

Siswa harus lebih berperan secara aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran menulis khususnya menulis deskripsi melalui model

pembelajaran kontekstual, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan

dengan baik dan hasil yang diharapkan dapat tercapai secara optimal. Di

samping itu siswa perlu memberikan masukan ataupun saran apabila siswa

kurang setuju terhadap cara mengajar guru yang bersangkutan, sehingga

pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual dapat berlangsung

secara efektif dan efisien.

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Wahab. 2009. Metode dan model-medel mengajar. Bandung :

Alfabeta.

Ahmad Rofiudin dan Darmayati Zuhdi. 2002. Pendidikan dan Sastra Indonesia di Kelas Tingg. Malang : UNM.

Agus suprijono. 2010. Cooperative Learning (Teori dan aplikasi PAIKEM) Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Burhan Nurgiyantoro, 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta :BPFE-Yogyakarta.

Berry Dwi Santi Kismawati. 2010. Peningkatan Kemampuan Menghitung Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kedungwinong I Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun Pelajaran 2009/2010. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Goris Keraf. 2004. Komposisi. Semarang : Bineka Putra

Iskandarwassid (2008) dalam (http://dyahprihastuty.blogspot.com/ diunduh tanggal 8 februari 2011)

Johnson, B. Elaine. 2009. Contextual Teaching and Learning. Diterjemahkan oleh Ibnu Setiyawan. Bandung : MLC.

J.S. Badudu. 1996. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar III. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Marzuki. 2003. Metodologi Riset. Yogyakarata : BPFE-UII

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Miles, Matthew B and Michael Hubbermann. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UIP.

M. Faisal, dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta : Dikti Depdiknas.

Puji santoso, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Rusmiyati, dkk. 2004. Bahasa Indonesia 4. Jakarta : Bumi Aksara.

Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru

Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : UNS Press

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Pemdidikan. Bandung : Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Suparno dan Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka.

St. Y. Slamet. 2007. Dasar-Dasar Pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta : UNS Press

St. Y. Slamet. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta : UNS Press

Tri Yudowibowo. 2010. Penerapan Strategi pembelajaran Student teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas SMKN 2 Ngawi Tahun Ajaran 20009/2010. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MENINGKATKAN … · 2013-07-23 · ” Belajar adalah benang-benang yang membujur, dan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

_________. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta : UNS Press

Ubaidillah Nugraha (2003) dalam (http://tobukas.wordpress.com diunduh tanggal 7 februari 2011)

Chaplin (1997: 34) dalam (http://www.digilib.petra.ac.id diunduh tanggal 7 Februari 2011)

Robbins (2000: 46-48) dalam (http://digilib.petra.ac.id diunduh tanggal 7 Februari 2011)

Keith Davis dalam mangkunegara (2000) (http://www.digilib.petra.ac.id diunduh tanggal 7 Februari 2011)

Ahkmad Sudrajat dalam (http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com diunduh tanggal 7 Februari 2011)

Keraf dalam wikipedia ( http://id.wikipedia.org diunduh tanggal 8 Februari 2011)