benang merah_nurmayanti zain

Upload: farizmudzakkir-imran

Post on 03-Jun-2018

266 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    1/158

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    2/158

    ii

    Undang-Undang Republik Indonesia

    Nomor 19 Tahun 2002

    Tentang Hak Cipta

    Lingkup Hak CiptaPasal 2:

    1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atauPemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau

    memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis

    setelah sesuatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi

    pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang

    berlaku.

    Ketentuan Pidana

    Pasal 72:1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hakmelakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

    2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana

    dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1

    (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00

    (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)

    tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00

    (lima miliar rupiah).2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan

    atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait

    sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan

    pidana penjara paling lama 5 (lima tahun) dan/atau denda

    paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    3/158

    iii

    (ditulis, diceritakan kembali dan

    disusun oleh: Nurmayanti Zain)

    Penerbit Nida Dwi Karya Publishing

    Surabaya, 2013

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    4/158

    iv

    BENANG MERAH

    Oleh: Penulis Tamu Kemilau Cahaya EmasCopyright 2013 by Nurmayanti Zain

    http://www.nurmayantizain.com

    Penyunting : Maryam Ilda

    Proofreader : Ummu Miqdad

    Penata Letak : Andi Cempana Sari

    Desain Sampul : Ulfa Febryanti ZainIlustrasi : Apple Heart Artwork & Illustration

    Penerbit:

    Nida Dwi Karya Publishing

    Jl. Peneleh 9 nomor 60

    Surabaya60274

    Dirilis pertama kali melalui:

    Website:www.nulisbuku.com

    Email: [email protected]

    Cetakan pertama: Februari 2013

    xii + 144 hlm;

    13 x 19 cm;

    ISBN:

    Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip

    atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin

    tertulis dari Penulis dan Penerbit.

    http://www.nulisbuku.com/http://www.nulisbuku.com/
  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    5/158

    v

    Buku ini dipersembahkan untuk dan hanya untuk

    para pasangan yang super duper full of happiness

    Ekachaeryanti Zain & Indra Sukmana Putra

    Mardhiyah Nas & Nursyamsu IsmailBasmah Thariq & Armawi Fadli

    Doa cinta untuk mempelai:

    Barakallahu laka wa baraka 'alaika

    wa jama'a bainakumaa fii khair

    Semoga Allah memberikan berkah kepadamu dan memberikan

    berkah atasmu serta menyatukan kalian berdua di dalam

    kebaikan. Insya Allah. Aamiin.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    6/158

    vi

    Dear WriterTertawa dan tersentuh dalam satu waktu adalah rasa

    yang akan kalian temukan dalam Benang Merah.

    Temukan simpul Benang Merah-mu dan yakinlah dia

    adalah jodohmu!

    (Devania Annesya, Penulis Novel Ubur-Ubur Kabur dan

    beberapa buku antologi, Surabaya)

    Bukunya bagus, jujur saya suka. Ceritanya ringan

    mengalir, bagus dibaca kalau lagi badmood. Soalnya

    bukunya seperti penulisnya, dimanapun dia, dia sealu

    membuat suasana menjadi lebih baik.

    (Sufra Shofiyyah, Ners & Pengurus Forum Muslimah

    Dakwah Kampus Indonesia, Makassar)

    Benang merah bagus banget. Emm ... bingung mau ngasih

    komentar apa. Waoooww aja, pokoknya.

    (Cahya Edi Santosa, Peneliti di Pusat Teknologi

    Penerbangan LAPAN, Serpong)

    Benang Merah, di balik setiap halamannya tersimpan

    makna cinta yang begitu lucu dan jujur. Dengan gaya

    bahasa sederhana, penulis menyulap kisah cintanya

    menjadi lebih hidup, mengesankan dan mengharukan.

    (Rezki Amaliah, Pelajar SMA, Makassar)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    7/158

    vii

    Sungguh luar biasa isi yang terkandung dari tiap kisahnya.

    Semuanya berisi nasihat yang berharga. Bagiku yang

    sudah menjalani, menikmati dan menghayati pernikahanselama kurang lebih 16 tahun lamanya, pesan tersiratnya

    memberikan nilai positif untuk bermuhasabah dalam

    rangka menjaga keutuhan bahtera rumah tangga.

    (Susana Dewi, Ibu Rumah Tangga, Sukoharjo)

    Buku ini cocok dibaca untuk para calon pengantin.

    Alurnya komplit mengaitkan manis dan pahit getirnya

    bahtera rumah tangga. Dikemas dalam bentuk cerita

    islami. Saya pribadi, ketika membaca buku ini, jadi ikut

    membayangkan. Bagaimana jadinya bila saya menikah

    nanti, akankah salah satu kisah dalam buku ini terjadi

    dalam hidupku kelak?

    (Sari Mutmainna Rifai, Penikmat Blog & Karyawan

    Swasta, Makassar)

    Keren sekali gaya menulisnya. Ditambah lagi ceritanya

    bagus banget. Plus puisinya bikin nangis, Subhanallah

    keren! Benang merah yang sangat menginspirasi. Ajaib,

    tulisannya membuatku bangkit dan mau bermimpi lagi.Aku sadar, menelan mimpi saja tidak cukup.

    (Wita Adriyana Wardani, Freelancer, Mataram)

    Buku yang keren. Dalam kisahnya terselip nasihat yang

    memukau, baik secara langsung maupun tidak. Maka tidak

    beruntunglah orang yang tidak membacanya.(Nurfaisyah, Calon Apoteker, Makassar)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    8/158

    viii

    Membaca benang merah, tidak ada komentar lewat kata

    yang bisa kutulis. Inginnya langsungactionsaja.

    (Wulan Mayasari, Guru SD, Makassar)

    Suka! Pengen selalu mengikuti karya-karya Nurmayanti

    Zain. Soalnya tulisannya polos, apa adanya.

    (Chyntia Puti Army, Karyawan Swasta, Pontianak)

    Saya selalu suka ketika Maya bicara cinta. Tidak hanya

    lewat tulisan tapi juga obrolan lepas kami yang tak pernah

    direncanakan. Perasaan yang dalam namun tetap cerdas.

    Kata-katanya gamblang tapi tetap santun, tetap berada di

    koridor yang dilaluinya selama ini. Saya membaca karya

    Maya tentang cinta merasa kurang. Kurang karena

    ternyata lembaran kertas justru membatasi cintanya yang

    luar biasa. Keep on writing, Kanda Maya. Keep on

    fighting till the end.

    (Mirna Andriani, Sarjana Teknik Elektro, Makassar)

    Tiga kata untuk buku ini: manis, inspiratif dan

    mengesankan.

    (Khaerunnisa Said, Mahasiswi S2 Manajemen danKeuangan UNHAS, Makassar)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    9/158

    ix

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    10/158

    x

    Dear ReaderHai! Sebelum membaca isi buku lebih jauh,

    biarkan aku memulainya dengan salam pertama. Jujur

    saja, ini begitu mendebarkan. Dalam setiap detakan

    jantung, aku tak henti-hentinya berucap syukur pada Allah

    Subhanahu wa Taala, pada Sang Pemilik Hati manusia,

    pada Rabb Semesta Alam.Alhamdulillah Tabaarakallahu

    Taala.Begitu banyak nikmat yang terlimpah hingga buku

    ini bisa terbit dan berada di tangan pembaca.

    Ide penulisan buku ini berawal dari cinta. Yang

    menjadi penggerak utama terselesaikannya buku ini juga

    cinta. Rasa-rasanya semua karena cinta. Well, apa sih

    yang tak bisa dilakukan oleh cinta? Ups, baiklah, aku

    berlebihan. Lanjut cerita, karena kesukaanku terhadap

    romantisme kisah anak Adam, aku pun berniat membuat

    sebuah buku cinta. Namun tidak sembarang buku cinta.

    Aku ingin sesuatu yang spesial.

    Spesialnya itu seperti sebuah benang merah

    transparan yang tersemat di jemari dua manusia. Uniknya,benang merah itu sudah terikat jauh hari bahkan sebelum

    keduanya bertemu. Benang merah itu disebut takdir. Dan

    tak ada yang pernah tahu bagaimana takdir hidup akan

    menuntun kepada pertemuan manis bernama cinta. Ya,

    ketika sepasang hati bertemu.

    Benang merah menyuguhkan kisah-kisah nyatayang skenario cintanya ditulis langsung dari langit. Jadi

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    11/158

    xi

    tidak sekadar karangan belaka. Fantastisnya lagi, aku

    bersusah payah menghimpun beberapa tulisan fenomenal

    dari Guest Writer Event di blog Kemilau Cahaya Emas(http://www.nurmayantizain.com). Dengan demikian, ada

    begitu banyak rasa yang bisa terlihat dalam buku ini.

    Para penulis tamu Kemilau Cahaya Emas adalah

    orang-orang yang menorehkan tinta luar biasa dalam

    kertasnya. Aku begitu bersyukur memiliki mereka sebagai

    seorang teman berharga, baik secara nyata maupun maya.

    Tahu tidak, terima kasih adalah kata yang ajaib.

    Kata itu bisa membuat jiwa merasa sedikit bangga dan

    membentuk hati menjadi kuat. Makanya izinkan aku

    berterima kasih. Terima kasih telah meluangkan waktu

    untuk membaca buku ini, entah dengan membelinya atau

    meminjamnya. Terima kasih telah memberiku kesempatan

    untuk menjadi seorang penulis. Terima kasih telah

    mencoba mengambil hikmah dari tiap tulisan yang ada

    dalam buku ini. Terima kasih.

    Besar harapan, buku ini dapat menghangatkan hati

    yang tengah menanti pasangan, merangkul hati yang

    sementara berbagi kasih dalam bahtera rumah tangga yang

    baru dan memenuhi panggilan hati yang telah terlebihdahulu mengikat janji setia seumur hidup. Singkatnya, aku

    menyukai buku ini dan semoga kamu pun begitu.

    Makassar, Safar 1434 H

    Dengan Selaksa Cinta,

    Nurmayanti Zain

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    12/158

    xii

    impul enang MerahHalaman

    Dear Writer........................................................... vi

    Dear Reader.......................................................... x

    Simpul Benang Merah......................................... xiiPrologue................................................................ 1

    Masa Penantian Sekeping HatiMenyapa Cinta ...................................................... 10

    Hanya .................................................................... 15

    Jodoh itu? .............................................................. 17

    Di Sudut Penantian ............................................... 21

    Ketika Penulis Kebelet Nikah ............................... 25

    Istikharah, Petunjuk Terindah ............................... 33

    Rahasia Allah di Balik Jodoh ................................ 38

    Nah Lho, Menikah itu Mahal? .............................. 43

    Benang Merah Dua HatiWarna Cinta ........................................................... 51

    Kupu-Kupu Cinta Untukku ................................... 53

    Menikah: Bertemu dengan Cara yang Indah ......... 58

    Ketika Kujatuh Cinta ............................................. 66Kupilih Engkau karena Dia ................................... 69

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    13/158

    xiii

    Dear Zauji .............................................................. 72

    Untukmu yang Berbahagia .................................... 77

    Ketika Sepasang Hati BerikrarSang Penawan Hatiku ............................................ 90

    Tentang Nikah ....................................................... 92

    Jodoh di Ujung Dunia ............................................ 95

    Hikmah Lara Cintaku ............................................ 100

    Nikah, Ibadah yang Indah ..................................... 106

    Menikahlah dengan Penuh Rasa Cinta .................. 109

    Nano-Nano Pernikahan .......................................... 117

    Menikah itu Tak Melulu Indah .............................. 124

    Epilogue................................................................ 128

    Tentang Penulis................................................... 132Mengenal Apple Heart....................................... 143

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    14/158

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    15/158

    - 1 -

    Prologue

    I remember the first time we met

    We stared at each other

    None know yet that

    There would be something

    Day by dayYou slowly come to mind

    Making my heart beat so fast

    Making me feel something I've never felt before

    Week by week

    I found myself thinking about you

    You are everywhere to me,

    even if I close my eyes

    Clear, then...

    something strange has touched my soul

    Aku bergeming. Perlahan, aku merasakan getarankecil melalui punggungnya. Ketika dia mempererat

    pelukannya, isakan tangis pun mulai terdengar. Saat itu

    aku berharap tubuhku bertabur cahaya. Aku berharap aku

    benar-benar seorang putri cahaya. Sehingga aku tak perlu

    khawatir jika gelap telah merayap di hatinya. Sebisa

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    16/158

    - 2 -

    mungkin aku akan membawa pergi segala sedih dan pedih

    yang dideritanya.

    Sontak pikiranku kosong. Tubuhku seakanmelayang ribuan kilo dari tanah, terbang bersama dia yang

    kini berada dalam pelukanku. Dia yang begitu dekat

    denganku. Hingga derau nafasnya menghembus pelan di

    telingaku. Jujur, aku kehilangan akal. Di saat seperti ini

    aku bahkan tidak tahu harus berkata apa. Lebih dari itu,

    aku kebingungan, sebenarnya apa yang tengah terjadi?

    Aku mengenalnya lebih baik dari siapapun.

    Selama ini dia tak pernah bermuram durja apalagi

    menunjukkan wajah murung lagi merana. Lalu saat ini aku

    begitu cemas melihatnya. Bulir-bulir bening yang keluar

    dari pelupuk matanya sangat membuatku gundah. Aku

    nelangsa, kemana perginya senyum ceria yang selalu

    ditampakkannya padaku?

    Aku memilih membungkam mulutku dibanding

    mencercanya dengan pertanyaan-pertanyaan menyelidik.

    Karenanya, aku pun tidak berusaha mencari celah untuk

    mengetahui apa yang sebenarnya dia tangisi. Hingga aku

    tidak sadar waktu telah berjalan cukup lama. Dia pun

    melepaskan pelukannya. Lambat-lambat dia mengambiltisu dan mengusap kelopak matanya.

    "Maaf, aku tiba-tiba menangis di hadapan Maya.

    Benar-benar cengeng ya?"

    Aku menggeleng dan tersenyum, "Tidak cengeng.

    Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku mohon, jangan

    cemas ya. Hilangkanlah risau. Insya Allah semua akanbaik-baik saja. Ada Allah. Kegundahan ini pasti bisa

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    17/158

    - 3 -

    terlewati. Allah tidak akan pernah meninggalkan hamba

    yang meminta pada-Nya. Allah Maha Tahu apa yang

    terbaik untuk hamba-Nya. Saat ini adalah waktu yangtepat untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya. Mari

    perbanyak sujud di keheningan malam."

    Dia tertegun. Lagi, air matanya jatuh tanpa aba-

    aba. Tak lama, tangisnya pecah memenuhi tiap celah

    dalam ruangan. Jantungku berdegup kencang mendengar

    sesenggukannya yang lebih keras. Aku menggertakkan

    gigi sekuat tenaga, menahan agar tak ada bulir air mata

    yang menetes. Tiba-tiba saja aku tidak mau ikut menangis.

    Entah kenapa, setidaknya kali ini aku ingin terlihat

    sebagai sosok yang kuat nan tegar.

    Menyadari kekakuan sikapku yang berusaha

    menahan tangis, dia tersenyum merona lalu mengelus

    kepalaku. Aku membalas senyumannya semanis mungkin.

    Mata kami beradu, suasana pun menjadi hangat. Perlahan

    dia menggenggam tanganku. Detik berikutnya, aku pun

    membalas genggaman tangannya seraya menatapnya

    lama. Dia berseru cantik, "Ini rahasia ya."

    Aku mengangguk cepat. Dalam hati aku bertutur,

    hanya ada satu alasan mengapa seorang perempuanmerahasiakan momen ketika dirinya menangis. Dan aku

    menduga-duga mungkin itu juga terjadi padanya. Ya, ini

    tentang cinta yang belum berbalas.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    18/158

    - 4 -

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    19/158

    - 5 -

    Masa Penantian Sekeping HatiA flower cannot blossom without sunshine,

    and a human cannot live without love.

    Max Muller (18231900)

    Aku menuju ke ruang makan dan mendapatiYudi menyendok nasi terakhirnya. Langsung saja aku

    duduk manis di sampingnya. Dia bertanya, "Bagaimana?

    Sudah menemukan arti cinta?"Aku mengerlingkan mata,

    "Iya dong! Cinta itu..."

    "Eh tunggu ... tunggu ... tunggu...!!"Rahmat tiba-

    tiba muncul. Aku hanya bisa menahan tawa melihatnya

    membujuk Kak Hera dan Ulfa agar mau bergabung di

    meja makan. Dia pun berkelakar, "Mari bicara cinta!"

    Rahmat mendekati Kak Hera dan berbicara bak

    seorang reporter, "Mari kita dengarkan pendapat seorang

    ahli kesehatan mengenai cinta. Dokter, apa itu cinta?"

    Kak Hera mengangguk, "Cinta itu hepatitis!"

    Ruangan menjadi hening, meminta penjelasan

    tambahan. Kak Hera tersenyum seraya berkata, "Cinta itu

    peradangan pada hati karena gejolak tak terduga dari

    seseorang yang dicintai. Jadi, cinta itu radang hati alias

    hepatitis!"Kami berempat ber-ohh ria serempak.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    20/158

    - 6 -

    Aku menautkan alis, "Ng, cinta itu penyakit ya

    dokter?" Cepat-cepat Kak Hera menggeleng, "Cinta itu

    obat! Penyembuh dari segala macam penyakit. Bahkanseseorang yang tidak bisa terobati secara medis pun bisa

    sembuh karena cinta."Aku termenung. Double statement

    nih. Tadi katanya hepatitis eh ternyata obat. Obat

    hepatitis? Hahaha, aku geli sendiri memikirkannya.

    Rahmat berjalan ke arahku, "Sekarang kita

    dengarkan pendapat seorang insinyur di bidang teknik

    elektro. Apa itu cinta?"Aku mantap menjawab, "Cinta itu

    energi! Berdasarkan hukum kekekalan, energi tidak dapat

    diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah

    dari satu bentuk ke bentuk lain. Cinta tidak dapat dipaksa

    datang atau diusir pergi. Cinta hanya bisa menjelma

    menjadi rasa yang mengubah seseorang dari suatu

    kondisi ke kondisi yang lain."

    Celoteh panjang lebarku mengundang decak

    kagum. Rahmat sampai menepuk bahuku, riang. Aku

    tergelak, jelas saja aku bisa menjelaskan dengan mudah.

    Sebelum ini aku sudah mengadakan riset tentang cinta

    bahkan memenangkan sebuah kontes definisi cinta. Jadi

    Masya Allah, wajar saja teori cintaku sudah begitu fasih.Yudi melirikku, spontan aku menjulurkan lidah.

    "Lalu apa itu cinta menurut ahli ekonomi

    manajemen? Simak jawabannya!"Rahmat mempersilakan

    Yudi berbicara. Sedikit grogi, Yudi berucap, "Cinta itu

    kurva permintaan dan pembelian! Bagaimanapun caranya

    harus balance sehingga ditemukan titik tengah antarajumlah barang/jasa yang tersedia dengan harga pasar."

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    21/158

    - 7 -

    Yudi berhenti sejenak lalu melanjutkan penjelasannya,

    "Makanya cinta itu harus seimbang alias ada hubungan

    timbal balik. Mencintai dan dicintai. Cuma dicintai? Wahsok populer sekali. Cuma mencintai? Ke laut aja deh!"

    Aku tertawa, boleh juga nih definisi cintanya.

    Yudi mengeluarkan jempolnya lalu mengusap hidungnya.

    Gaya sekali anak itu. Lalu tiba-tiba Ulfa bersuara lantang,

    "Cinta itu abstrak!" Empat pasang mata langsung

    menatapnya tajam. "Nggak lulus ujian nih!" Seru Kak

    Hera. "Masa begitu pendapat seorang anak hukum

    internasional yang mengaku berintelejen dan berasas

    keadilan?"Yudi menimpali.

    Rahmat pun berteriak, "Definisi ditolak!" Tak

    ketinggalan, aku bersorak huu yang membuat wajah Ulfa

    semakin masam. Akhirnya tawa kami berempat meledak.

    Setengah terdesak, Ulfa mencoba memperbaiki definisi

    cintanya, "Cinta itu undang-undang! Sesuatu yang

    mengikat dan harus diimplementasikan."

    Lagi-lagi empat pasang mata menatapnya. Tak

    elak lagi, definisi yang kaku itu langsung heboh ditertawai

    dan dicela habis-habisan. Nasib si Putri Salju, kelamaan

    tinggal sama kurcaci sih makanya definisi cintanya agak-agak aneh begitu. Ups, ahahahaha!

    "Baiklah, sekarang giliran anak a-be-ge SMA

    mengartikan cinta!" Rahmat berdehem keras meminta

    perhatian. Dia pun berujar, "Cinta itu kentut!"

    Mendengar hal itu, kami terbatuk keras dan

    melongo. "Cinta itu kentut! Kalau ditahan, rasanya begitumenyakitkan. Tetapi kalau dikeluarkan, benar-benar

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    22/158

    - 8 -

    memalukan!" Tergambar jelas kepuasan di wajah Rahmat

    setelah ia rampung menjelaskan teori cintanya. Sambutan

    tawa pun menghambur dari kami berempat."Biar kusimpulkan." Aku meredam kehebohan

    yang terjadi. "Bila sedang jatuh cinta, dokter akan

    berkata, cintaku adalah obatku. Sedang insinyur berkata,

    terima kasih telah menjadi energiku. Cinta kita harus

    balance untuk anak ekonomi. Dan ahli hukum akan

    menegakkan undang-undang dalam cintanya. Lalu anak

    SMA? Kau adalah kentutku!"

    Asli, konyol sekali. Aku tak bisa menghentikan

    tawaku hingga otot-otot perutku kaku. Yudi berkata

    lantang, "Oh, aku kentuti kamu!"

    Tawa lebih keras pun memecah siang hari yang

    terik itu. Aku menggeleng, aku benar-benar tidak mau jika

    ada orang yang mencintaiku dan berkata aku mengentuti

    kamu! Ahahahaha, teramat sangat bodoh.

    Mendengar aksi kami yang menggemparkan,

    Mama keluar dari kamar. Rahmat segera mengambil alih,

    "Di tengah-tengah kita sudah hadir seorang ahli radiologi

    kedokteran gigi. Mari kita dengarkan definisi cinta

    menurut beliau!" Mama yang awalnya sedikit heranlangsung ikut hanyut dalam pembicaraan kami.

    "Cinta itu karang gigi! Hadirnya perlahan-lahan,

    selapis demi selapis yang awalnya bening dan lunak

    lama-lama menjadi lapisan kuat dan berwarna. Menempel

    setiap saat dan jika dihilangkan akan terasa ngilu yang

    begitu dalam." Sorak kekaguman pun bermunculan.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    23/158

    - 9 -

    Mama yang berdiri di sampingku menatap Kak

    Hera lalu sontak mengetuk kepalaku, "Jangan cuma

    bicara cinta. Beri bukti dong! Dimanakah pangeran yangakan membangunkan Sleeping Beauty-ku? Dimana pula

    pangeran yang akan membawa sepatu kaca untuk

    Cinderella-ku?"

    Senyum di wajah Kak Hera merekah. Mama

    berseru misterius, "Entah kenapa, Mama bisa mendengar

    derap langkah kedua pangeran itu semakin mendekat ke

    istana ini. Kita nantikan saja kedatangannya dengan

    penuh do'a, sabar dan ikhlas."

    Rona merah menghias situasi kala itu. Rahmat,

    Yudi dan Ulfa tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk

    berkoar tidak jelas sambil memukul-mukulkan tangan ke

    meja. Aku hanya bisa mengerling dan menjawab, Kita

    nantikan saja.

    Makassar, April 2012 Miladiyah.

    Jumadil Awwal 1433 Hijriyah.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    24/158

    - 10 -

    Menyapa Cinta

    Akhirnya datang juga, hari dimana aku harus

    menguras otak atas ilmu yang telah kuterima, hari ujian.

    Aku mendesah ragu -apa aku akan bisa- tapi segera

    kusisihkan kerapuhan itu. Ini adalah ujian dan aku harus

    siap menghadapinya.

    Baik, aku pun segera duduk manis menunggu

    guru membagikan soal ujian. Aku bergetar membaca soal

    yang ada di hadapanku. Hanya ada satu tanya di sana.

    Apa itu cinta?

    Hmm, pertanyaan yang begitu menggelitik. Aku

    pun mencoba mulai menulis di lembar jawaban. Satu

    menit, sepuluh menit hingga tiga puluh menit berlalu, aku

    menghela napas. Lembar jawabanku masih kosong,

    tanganku bergeming, tak mampu menuliskan apapun.

    Ternyata, hidup selama puluhan tahun tidak menjamin akubisa menjawab soal ini.

    Aku melirik kanan-kiri, melihat wajah-wajah

    merona yang tengah menekuni kertas di hadapannya.

    Sedikit iri -karena aku tahu- dari awal aku memang paling

    payah dengan mata pelajaran ini. Aku pun membenamkan

    kepala di atas kedua lenganku yang bersinggungan.

    Jegglekk!!!

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    25/158

    - 11 -

    Eh, kegelapan seketika menyelimuti ruangan. Ma-

    ma-ti lampu? Tapi ini kan siang hari...(?!) Tiba-tiba

    sebuah cahaya mungil muncul. Entah kenapa cahaya itupunya pesona yang tak bisa kulawan. Seperti black hole,

    aku tertarik masuk hingga ke titik pusarannya.

    Aku terhempas ke ruangan dengan gemerlap

    cahaya menyapu mataku. Hai. Sebuah suara yang tak

    asing di telinga menyapa. Aku menoleh, bahkan ketika

    aku tak bisa melihat sosoknya aku tahu itu dia, sang

    listrik. Ng, aku tersadar. Apa cinta juga seperti itu?

    Hampir. Bedanya, ketika aku bisa mengukur listrik,

    menentukan parameter besaran bahkan mengontrol

    distribusinya, ternyata aku tak bisa melakukan itu pada

    cinta.

    Satu-satunya hal yang tak terukur bahkan

    mencapai titik tak hingga dari suatu deret hitungan ialah

    cinta, energi yang tak terdefinisi. Aku tercengang, itu

    berarti berlaku hukum kekekalan, "energi tidak dapat

    diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah

    dari satu bentuk ke bentuk lain".

    Cinta memang demikian, tak bisa dipaksa untuk

    datang ataupun pergi. Namun cinta bisa menjelma menjadimotivator ketika down, menjadi obat manjur bagi orang

    sakit dan tentu saja menjadi cahaya ketika gelap

    menghampiri.

    Sebelum sempat aku berpikir lebih jauh ~zing~

    sebuah pusaran lain terbuka, menghisap diriku dan lagi-

    lagi menghempaskanku begitu saja. Ketika membukamata, aku terkesima atas apa yang terlihat. Hai. Peri-peri

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    26/158

    - 12 -

    kecil yang beterbangan di hamparan bunga menyapaku. Di

    kejauhan, aku bisa melihat anak-anak kecil bermain di

    dalam rumah coklat. Tak ketinggalan para putri danpangeran yang bersanding di istana awan. Aku yakin, ini

    negeri dongeng. Luar biasa, bertabur keajaiban.

    Ng, aku tersadar. Apa cinta juga seperti ini? Hm,

    penuh hal-hal ajaib yang membuat apapun bisa terjadi.

    Lalu keajaiban itu sendiri adalah sebuah ilusi, tak nyata

    alias maya. Kesimpulannya, cinta itu maya. Kalau benar

    demikian, apa boleh kukatakan cinta itu adalah aku? Dan

    karena aku adalah seorang maya yang nyata, jadi cinta itu

    juga nyata, keajaiban yang nyata.

    Brrrr-rrrr, sebuah pusaran yang lain tiba-tiba

    muncul tepat di bawahku, tak ayal aku jatuh bebas ke

    dalamnya. Aku disambut dengan limpahan air yang

    menggenang. Hai. Aku mencari arah panggilan itu,

    rupanya sosok berkilau dengan semburat pink yang

    menyapaku, dialah hati. Alisku menaut, mencari alasan

    mengapa dia menangis.

    Aku mengamati sekeliling, begitu banyak jejak

    kaki yang tertinggal di sini. Dengan cemas, kutatap lekat

    sang hati, apakah ada cinta yang melukaimu? Akumemang tidak menemukan bekas luka tetapi tidak berarti

    tidak terluka.

    Ng, aku tersadar. Cinta bisa melahirkan tangis dan

    luka, entah karena rasa maaf atau karena rasa hilang.

    Sesaat aku termenung dan tidak menyadari, perlahan tapi

    pasti hati dibawa pergi oleh seseorang. Lamunanku buyar

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    27/158

    - 13 -

    -gelagapan- aku mencoba berlari sekuat tenaga, mengejar

    bayang-bayang orang itu.

    Siapa dia?

    Aku kehilangan arah kemana perginya orang itu.

    Aku merenggut pasrah, di saat seperti ini satu-satunya

    tempat mengadu adalah kembali ke Sang Pemilik Hati.

    Aliran air yang menyentuh kulitku menciptakan

    aura tenang nan hangat. Terlebih lagi ketika aku tengah

    menghadap kepada-Nya. Tak ada sekat ataupun dinding,

    aku mengeluarkan semua hal yang telah terpikirkan,

    semua hal yang sedang dipikirkan bahkan semua hal yang

    tak mampu aku pikirkan.

    Samar-samar, aku merasa ada seseorang yang

    mendekat, membawa sang hati kembali ke hadapanku

    dengan secarik kertas bertuliskan irama tiga baris.

    Hey, I forgot your name. May I call you, mine?

    And ... if you forget my name,

    you absolutely can call me, yours.

    Aku tersenyum dengan pipi kemerahan. Ng, aku

    tersadar. Ya, dia adalah sosok yang memberikan tulang

    rusuknya padaku. Aku masih belum tahu siapa dan

    bagaimana dia.

    Namun aku ingin dan percaya dia seperti yang

    diwasiatkan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallamkepada setiap wali, "Jika seseorang yang kalian ridhai

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    28/158

    - 14 -

    agama dan akhlaknya melamar (puterimu) kepadamu,

    maka nikahkanlah dengannya. Jika tidak, fitnah dan

    kerusakan yang luas akan terjadi di muka bumi" (HR. AtTirmidzi).

    Jegglekk!

    Aku membuka mata. Kepalaku masih terbenam di

    antara kedua lipatan lenganku. Tadi itu apa? Hm, aku

    tidak tahu. Yang jelas, saat ini tanganku telah bergerak

    lancar menorehkan kata demi kata di lembar jawaban.

    Aku melihat jawabanku dengan puas, cinta itu... Memang

    tak seindah atau sememukau jawaban orang lain tetapi

    sungguh aku sudah benar-benar berpikir keras.

    Aku melihat beberapa orang telah maju dan

    mengumpulkan lembar jawabannya. Namun, aku masih di

    bangkuku, menatap jawaban yang telah aku rampungkan.

    Aku tidak ingin tergesa-gesa. Aku akan menunggu sampai

    waktu ujian berakhir dan itu artinya Takdir Allah telah

    memanggilku.

    For people who love me

    I love you but God loves you more

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    29/158

    - 15 -

    Hanya

    Seperti pohon-pohon perindu batin

    Yang menunggu ranting mengaitkan lengannya

    Kuingin berjalan di sisimu dengan iman

    Mengaitkan lenganku lenganmu dalam ikatan

    Memeluk dirimu dalam satu keindahan

    Menjangkau hatimu dalam sebuah sunnah

    Cinta memandang manusia sebagai wadah

    Manusia kemudian menggenggam dan memeluknya erat

    Semuanya terkisahkan rapi pada lembaran Lauhul Mahfuz

    Semua tulang-tulang rusuk akan kembali ke fitrahnya

    Semua cinta akan kembali pada asal-Nya

    Jika sepucuk surat dan doamu tak ada namaku

    Maka patut bagi diriku untuk menunggu

    Malam ini

    merangkai peristiwa esok

    yang tak kutahu

    Malam iniwajah dan hatiku merona

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    30/158

    - 16 -

    Sesekali mematut diri di depan cermin

    Tersenyum simpul dengan rona merah madu

    Penikmat hati menunggu saat wajahnya diperlihatkan

    Pasti ronamu tak lepas dari rona merah malu

    Berjalan lintas takdir dalam lembar album hidup

    Menunggu tinta takdir itu menetapkan imamku

    Saat ini kucoba menghilangkan akal dari kalutku

    Mencoba berjalan sesuai fitrah dengan iman

    Sampaikanlah cintamu cintaku hanya pada-Nya

    (Hima Rain, 24 Tahun, Makassar)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    31/158

    - 17 -

    Jodoh itu

    Suatu ketika seseorang bertanya kepadaku, apaitu jodoh? Umm... sejujurnya aku pun belum benar-benar

    tahu apa istilah yang tepat untuk menyempurnakan

    pertanyaan itu. Memang jodoh itu apa? Lho? Kenapa akujadi penasaran sendiri dibuatnya. Umm... toh tidak ada

    salahnya juga aku ikut mencari, baiklah, aku mulai malam

    ini. Bismillah, Ya Allah aku mencarinya karena-Mu.

    Aku pernah mendapat nasihat dari seorang bapak,

    dia berkata, Suatu hari nanti, kamu menikah dengan

    perempuan manapun yang kamu cintai, silakan, tidak ada

    yang melarang. Pesan bapak hanya satu, kamu sendiri

    yang bisa mengukur dengan hatimu, perempuan seperti

    apa yang pantas untukmu dan keluargamu.

    Masya Allah, ternyata yang namanya jodoh itu

    tidak sembarang pilih, tidak hanya untuk pribadi tapi juga

    untuk keluarga, mungkin di sinilah letak ridhonya orang

    tua. Baiklah aku akan lebih berhati-hati mencari, agar

    benar-benar menjadi pelembut hati.

    Malam ini nampak bulan sabit begitu cantik,

    sangat memesona ketika memandangnya, meskipun di

    sampingnya tidak ditemani bintang-bintang. Apa jodoh

    secantik itu? Umm... nyatanya meskipun di sudut langit

    lain pekat, siapa yang tahu di atasnya terang benderang.Benar kan? Berarti kembali hati yang melihat, bukan

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    32/158

    - 18 -

    hanya pandangan kasat mata. Aku mengangguk pelan,

    terkadang pandangan mata hanya menyilaukan, sedangkan

    hati terselip kejujuran.Di tengah pencarian, mataku menangkap

    seseorang yang sedang serius memandang wajahnya di

    cermin. Rupanya dia baru saja selesai memotong rambut,

    ada sisa potongan rambut di kerah bajunya. Aku

    menghampirinya, ada aroma kopi yang pekat di

    sekitarnya. Sepertinya baru juga diseduh. Langsung saja

    otakku liar, menghubung-hubungkan dengan kata jodoh

    yang sedang aku cari maknanya. Cermin! Umm... aku rasa

    jodoh itu cermin, cerminan diri tepatnya. Makanya sudah

    digariskan, bahwa yang baik untuk yang baik, yang buruk

    untuk yang buruk. Dan hanya dengan bercermin, kita tahu

    kualitas diri, sudah pantaskah mendapatkan yang baik?

    Atau justru diri sendiri saja masih buruk. Naudzubillah.

    Yang pasti kuncinya selalu memperbaiki diri.

    Lalu bagaimana dengan kopi? Pemanisnya adalah

    gula bukan? Ya... aku rasa jodoh juga seperti kopi yang

    dibubuhi gula. Membuat diri jadi lebih lengkap dan manis.

    Wow! kalau sudah seperti itu pantas saja banyak yang

    bersungguh-sungguh mencari jodohnya. Katanya untukmelengkapi hidupnya, ibadahnya dan hatinya. Aku mulai

    mengerti sekarang.

    Pencarianku berlanjut, ada yang bilang katanya

    jodoh itu kedamaian, seperti seseorang yang sedang

    merasa tenang ketika apa yang selama ini dia pertanyakan

    mendapatkan jawaban yang sesuai. Ternyata pertanyaanpun banyak yang tidak (belum) berjodoh dengan jawaban.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    33/158

    - 19 -

    Seperti pertanyaanku yang satu ini (tentang jodoh) yang

    masih aku cari.

    Sebagian lain bilang, "Jodoh itu rezeki." Sepertimahasiswa yang resah itu, rupanya dia belum diterima

    kerja setelah sepagian mencari, berarti dia memang belum

    berjodoh dengan pekerjaan. Toh pengertian jodoh ternyata

    luas. Karena jodoh itu pelengkap, seperti pensil bertemu

    dengan penghapusnya.

    Ya... apapun pengertiannya, jodoh itu adalah

    takdir. Saat aku mengejarnya, mempertahankannya, kalau

    memang bukan milikku, apa mungkin bisa aku gapai?

    Bisa jadi justru yang aku tidak perhatikan malah itulah

    jodohku, semua itu masih rahasia yang akan terungkap di

    waktu yang tepat. Aku hanya berdoa, jika dia memang

    milikku, jaga hatinya untukku, tetap untukku dan hanya

    untukku.

    Ada juga yang bilang jodoh itu tidak perlu dicari,

    sudah disiapkan. Jika memang sudah waktunya, pastilah

    dia akan datang. Yang harus dilakukan adalah berikhtiar

    dengan cara yang benar. Yang pasti nasihat terbaik ketika

    bicara tentang jodoh hanya ada dua, yakni diam dan sabar.

    Seandainya saja aku diberi kesempatan untukmengintip sebentaaar saja siapa yang ditakdirkan jadi

    jodohku. Untuk sekedar menyapanya, melihat kualitas diri

    apakah aku sudah pantas mendapatkannya. Tapi hidup ini

    bukan sekedar pengandaian bukan?

    Sudah cukup banyak aku mendapatkan jawaban

    tentang jodoh, tapi rasanya masih butuh waktu yangpanjang untuk benar-benar mendapati jawaban yang tepat.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    34/158

    - 20 -

    Ya... sampai jodohku benar-benar datang. Seperti dari

    awal aku katakan, saat ini aku masih mencari. Mencari

    karena Allah, untuk mendapatkan hati yang mencintaikukarena Allah. Insya Allah.

    (Ahmad Fauzi, 24 Tahun, Jakarta Selatan)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    35/158

    - 21 -

    Di Sudut Penantian

    Di Sudut Penantian. Menguak misteri langit.

    Mengurai jejak pelangi. Menghembus bersama angin.

    Subhanallah, hidup itu tentang mencari.

    Mencari ridha-Nya.

    Pernikahan, Al-Quran telah melukiskan warnaikatan suci ini dengan siluet kelembutan berikut pernik

    ekstase keindahan. Menuai benih-benih cinta yang

    membuahkan pahala, dari yang bersifat wajib hingga yang

    sepele seperti mencandai isteri. Di sana ada getar cinta,

    debaran kasih, resonansi kecemburuan, cambukan

    tanggung jawab hingga sorot mata kesepahaman.

    Ah, pernikahan. Tidak muluk, tapi tetap anggun

    menjadi topik yang mempercepat laju adrenalin. Inilah

    tanda kekuasaan Sang Khalik atas setiap makhluk yang

    diciptakan-Nya. Hanya mereka yang mau menggunakan

    akalnya saja yang membuka mata lebar-lebar akan satu

    dari sekian banyak isyarat ke-Maha-Kuasaan-Nya.

    Wanita shalihah, kata sang Nabi adalah sebaik-

    baik perhiasan dunia maka wajarlah jika ini menjadi

    simbol kebahagiaan berjuluk sakinah, mawaddah,

    warahmah. Islam, telah memberi garis penegas bahwa

    wanita berhak menentukan kriteria calon suami yang baik.Inilah penghormatan Islam atas wanita, madrasah tiada

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    36/158

    - 22 -

    henti, tanpa jeda bagi sang penyejuk mata kelak. Maka,

    rasa aman untuk menjadi pendamping dan tugas

    kewanitaannya kelak diberikan jaminan oleh Islam.Adalah Al Khansa binti Khidam riwayat Bukhari

    mengeluhkan perjodohannya oleh sang Ayah.

    Sesungguhnya ayahku telah menikahkan aku dengan

    keponakannya, sedang aku tidak menyukainya. Sang

    Nabi dengan lembut memberi nasihat untuk meridhai

    keputusan sang Ayah. Sebagai wanita shalihah yang

    memahami sikap terbaik seorang anak kepada sang Ayah,

    dia pun menerima keputusan tersebut. Tapi, kata-kata

    selanjutnya dari Khansa inilah yang diabadikan dalam

    hadits Nabi. Lihatlah, bagaimana wanita mukminah yang

    tumbuh dalam pekatnya wahyu berargumen, Aku ingin

    supaya semua mengetahui bahwasanya tidak ada hak bagi

    orang tua untuk memaksakan pernikahan putrinya.Islam

    menegaskan bahwa pernikahan sejatinya juga dibangun

    atas dasar hati yang lapang menerima satu sama lain.

    Wanita shalihah menetapkan untuk dirinya pilihan

    bijak dalam menentukan kriteria calon suami, tidak

    sekedar ketampanan, penampilan yang klimis nan necis,

    kekayaan yang memicingkan mata atau kriteria lain yangtelah menjadi keumuman wanita dalam memilih.

    Garis penegasan Islam berikutnya adalah agama

    dan akhlaknya. Sebuah DNA yang akan diwariskan secara

    genetis kepada sang buah hati kelak. Inilah penjagaan

    Islam atas spesies manusia. Wanita muslimah tidak slebor

    dan konyol terseret oleh kilau penampilan danketampanan. Sebuah standar nisbi yang kelak mudah

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    37/158

    - 23 -

    lapuk oleh perjalanan waktu. Kriteria tinggi badan, kulit

    putih nan bersih, sorot mata tajam bak elang, tubuh atletis,

    dan sejumput kriteria yang seperti kata pepatah bagaimencari jarum dalam tumpukan jerami. Langka.

    Ah, pernikahan itu sejatinya menemukan belahan

    jiwa, memadukan kesepadanan, merekatkan jalinan

    silaturrahim antara dua keluarga. Tidak muluk, sederhana!

    Tapi, di situ ada kata pilihan, memilih atau dipilih.

    Mengutip buku tentang para pejuang oleh Salim A. Fillah.

    Di sana ada kisah tentang kriteria seorang Ikhwan kepada

    Akhawat. Hanya satu kriteria, sang Akhawat harus

    memiliki tiga halaqah pengajian yang kompak padu.

    Maka, terjadilah proses nazhar. Kriteria telah dimiliki,

    namun sang Akhawat menyebutkan kekurangan-

    kekurangan yang dimilikinya. Tidak bisa masak, tidak

    terbiasa mencuci. Sang Ikhwan memilih untuk maju, toh

    di kota besar banyak rumah makan dan laundry. Poin

    sentralnya adalah kejujuran, keterbukaan dan apa yang

    penting. Bukan seberapa banyak kriteria yang terpenuhi.

    Yang penting juga adalah apa visi dan misi jalinan

    pernikahan itu kelak ketika telah dibangun. Toh, tidak ada

    yang mencari tukang cuci dan koki kan? Tapi, sungguhdahsyat! Setelah beberapa waktu, adanya perasaan

    diterima oleh sang suami akhirnya sang isteri belajar

    memasak. Dan ternyata ia bisa jauh melebihi harapan

    standar sang suami serta hal-hal lain yang menjadi tugas

    mulia seorang isteri dalam rumah tangga.

    Yah, pernikahan itu tentang saling mengenal,kejujuran, keterbukaan yang akan berhulu pada satu kata

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    38/158

    - 24 -

    yaitu iman. Iman yang menggerakkan, iman yang

    menjadikan getar cinta memenuhi langit, menjadikan

    debaran kasih melengkung pelangi, menjadikan resonansikecemburuan menyimpul asa hingga kokoh, menjadikan

    cambukan tanggung jawab kian berpacu, dan menjadikan

    sorot mata kesepahaman menyudahi riak-riak konflik.

    Yah, itulah iman.

    (Rezky Batari Razak, 25 Tahun, Makassar)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    39/158

    - 25 -

    Ketika Penulis Kebelet Nikah

    Setiap manusia harus memiliki sahabat.

    Seorang yang bisa diajak berbagi kesusahan.

    Permisalan manusia yang memiliki teman.

    Bagaikan tangan dengan bahu dan jari-jemari.

    (Syarif Al-Abbasi)

    Hidup memang erat dengan yang namanyaperjuangan. Dan tentunya setiap perjuangan membutuhkan

    pengorbanan. Sehingga dalam pengembaraan dunia ini,

    dibutuhkan sebuah visi dan misi. Terlebih lagi, sosok

    pendamping yang membantu mewujudkannya.

    Seperti sesuatu yang sakral, menentukan pilihan

    hidup butuh pemikiran yang matang. Karena baik tidaknya

    perjalanan itu bergantung siapa yang akan menemani. Satu

    hal yang menarik bagi seorang penulis, jika sudah

    waktunya dan kebelet nikah.

    Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah

    Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,

    supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,

    dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.

    Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

    terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

    (Terjemahan QS. Ar-Ruum ayat 21)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    40/158

    - 26 -

    Saya terinspirasi dengan sabda Nabi akan hal ini,

    Menikahlah! karena dengannya rezeki kalian akan

    bertambah.Jika dipahami secara sepintas barangkali kita

    mengatakan, Bagaimana mungkin rezeki bertambah,

    padahal beban dan tanggung jawab hidup juga

    bertambah?

    Tak perlu bingung, kalau kita melihat hadits

    Rasulullah yang lain, bukankah dikatakan salah satu

    penyebab tertundanya rezeki itu gara-gara dosa dan

    maksiat yang dilakukan? Utamanya, menikah adalah salah

    satu pintu rezeki karena menikah akan lebih menjaga diri

    seseorang dari ujian syahwat.

    Terlebih lagi, saya pernah mendapati seorang

    teman bertanya kepada Ustadz, Kenapa akhir-akhir ini

    saya merasa ada gangguan jin?

    Segeralah menikah! Karenasetelah menikah, jin

    tidak mau lagi tinggal bersamamu!"jawab Ustadz dengan

    singkat.

    Waduh, sampai masalah gangguan jin pun turut

    andil gara-gara masih jomblo. Karena boleh jadi ketika

    masih bujang alias tidur sendirian, pikiran selalu terbangke hal-hal aneh. Maka setelah menikah, jin akan malu atau

    mungkin cemburu pada keharmonisan pasangan suami

    istri.

    Setelah menikah pula, pandangan akan lebih

    terjaga dan tidak perlu lagi memikirkan sosok yang belum

    tentu berjodoh. Jadi ketika pintu maksiat telatdiminimalisir maka rezeki pun akan bertambah.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    41/158

    - 27 -

    Secara logika, kalau misalnya rezeki seorang laki-

    laki 2 miliar, lalu menikah dengan perempuan yang

    rezekinya 2 miliar juga, maka rezeki laki-laki danperempuan yang sudah menjadi suami istri itu tentu akan

    bertambah menjadi 4 miliar. Bukankah begitu?

    Allah Azza wa Jalla menyuruh, Dan

    kawinkanlah orang-orang bujang (lelaki dan perempuan)

    dari kalangan kamu, dan orang-orang yang shalih dari

    hamba-hamba kamu, lelaki dan perempuan. Jika mereka

    miskin, Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka

    dari limpah karunia-Nya, karena Allah Maha Luas

    (rahmat-Nya dan limpah karunia-Nya), lagi Maha

    Mengetahui.(Terjemahan QS. An-Nur ayat 32)

    Bayangkan! Allah sendiri yang langsung

    memberikan jaminan rezeki. Jadi tentu saja masalah

    lahiriyah niscaya tercukupi. Lalu bagaimana dengan

    perkara batiniyah? Lihatlah, Apabila seorang hamba

    telah menikah, berarti dia telah menyempurnakan

    setengah agamanya, maka hendaklah dia bertaqwa

    kepada Allah pada setengah yang lainnya.(HR. Baihaqi)

    Nah! Insya Allah menikah akan mencukupkan

    kebutuhan lahiriyah dan batiniyah seorang anak Adam.Jadi tunggu apa lagi? Bagi penulis yang kebelet nikah, ada

    dua pilihan yang diberikan, menikah tepat waktu atau

    pada waktu yang tepat!

    Menikah Tepat WaktuPrinsip ini seolah sama dengan penerbangan ataupunpertandingan, apalagi pertemuan. Bahkan sekaliber lomba

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    42/158

    - 28 -

    secara umum, terkhusus lagi lomba kepenulisan yang

    syarat akan tepat waktu. Ya, walaupun telah ada target

    kapan mengakhiri masa lajang. Tetap saja menikahbukanlah perkara deadline. Untuk sisi penulis sendiri

    terlebih saya, sungguh mengimpikan adanya launching

    buku di hari pernikahan. Sekalian menjadi kado terindah

    buat sang kekasih. Cita-cita ini selalu saya sampaikan

    kalau ada yang bertanya. Bahkan saya pernah bercanda,

    Kalau perlu maharnya buku best seller!

    Di zaman ulama dahulu, yang namanya menikah

    tepat waktu itu ada. Semisal selesai mempelajari suatu

    ilmu atau pas berumur 25 tahun sesuai sunnah Nabi. Ada

    juga yang mengakhirkannya karena takut disibukkan

    hingga lupa menuntut ilmu. Bahkan sekaliber Ibnu

    Taimiyyah atau Imam Nawawi rahimahumullah- tidak

    menikah seumur hidup. Bukan berarti menyelisihi sunnah

    Nabi, tetapi mereka sibuk mempelari, mengumpulkan dan

    menulis hadits. Waktu bagi mereka benar-benar

    bermanfaat. Saking sibuknya, ada yang 20 tahun tidak

    makan malam dengan tangan kanannya. Bukan karena

    cacat melainkan disuapi oleh saudara perempuannya

    karena mata begitu sibuk membaca dan tangan begitu aktifmenulis.

    Seorang dosen pernah mewariskan satu wasiat,

    Jangan menikah sebelum selesai S2! Jangan terburu-

    buru menikah, hanya karena melihat teman begitu

    cerianya setelah menikah. Jadinya juga berharap

    merasakan hal yang sama. Padahal belum tentu apa yangkita lihat itu sesuai kenyataan. Telinga juga harus

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    43/158

    - 29 -

    mendengar realita hiruk-pikuk setelah menikah. Jangan

    cuma pikirkan enaknya tidak mau anaknya."

    Setidaknya itu menjadi pengalaman beliau.Pastinya agak sulit konsentrasi belajar ketika sudah

    berkeluarga. Memang benar apa yang dikatakan Nabi,

    Sesungguhnya anak bisa membuat seseorang menjadi

    bakhil, penakut, jahil dan bersedih. (HR. AlHakim)

    Menikah itu menghalangi menuntut ilmu bahkan

    kadang membuat orang bakhil. Mau membeli buku, harus

    berpikir dua kali karena lebih mendahulukan membeli

    susu untuk anaknya. Mau berlama-lama di majelis ilmu,

    tak mampu konsentrasi karena istri dan anak sudah

    menunggu. Mau pergi berjihad, tiba-tiba jadi penakut,

    siapa yang akan menjaga keluarganya. Apalagi mau

    menulis, terpaksa harus fokus sambil menjaga anak!

    Menikah pada Waktu yang TepatNah, kalau pilihan ini bagaimana? Boleh disimpulkan opsi

    ini lebih fleksibel. Artinya, tetap ada target kapan

    menikahnya, tetapi sewaktu-waktu bisa berubah sesuai

    kondisi dan kebutuhan.

    Rasulullah mengatakan, Wahai pemuda,

    barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah.

    Maka segeralah menikah. Karena sesungguhnya menikah

    itu lebih menjaga kemaluan dan memelihara pandangan

    mata. Barangsiapa yang belum mampu menikah maka

    hendaklah ia berpuasa. Karena berpuasa menjadi benteng

    (dari gejolak birahi). (HR. Bukhari)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    44/158

    - 30 -

    Meskipun target menikah umur 25 tahun tetapi

    ketika belum sanggup maka tidak masalah menunda

    hingga benar-benar siap. Atau setelah sarjana tetapi masihjuga belum siap maka mengakhirkan untuk suatu kebaikan

    juga tidak jadi masalah. Karena terkadang ada sesuatu

    yang akan lebih indah jika memang tepat pada waktunya.

    Pepatah Arab mengatakan, Siapa yang tergesa-gesa

    mengambil sesuatu sebelum waktunya maka suatu saat

    dia akan dihukumi kegagalan mendapatkannya.

    Jika melihat kondisi zaman sekarang yang penuh

    fitnah. Suatu masa dimana fitnah wanita sudah tak bisa

    dipungkiri. Kata Rasulullah, Tidaklah aku tinggalkan

    sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi

    kaum lelaki dari (fitnah) wanita. (Muttafaqun alaihi)

    Maka salah satu solusinya adalah segera menikah,

    demi menjaga kesucian diri dari segala cobaan syahwat.

    Ulama menggolongkan, menikah itu hukumnya berbeda-

    beda. Bergantung kondisi seseorang. Ia bisa menjadi wajib

    jika sudah mampu secara fisik dan finansial serta tidak

    bisa lagi membendung hawa nafsunya. Menjadi mubah

    atau sunnah kalau sudah mampu fisik maupun finansial,

    tetapi hawa nafsunya masih bisa ditahan. Bahkan haramkalau sekedar memenuhi kebutuhan syahwat saja tetapi

    belum siap menjalankan hidup setelahnya.

    Menikah memang syarat dengan pribadi

    seseorang. Boleh jadi ada yang justru setelah menikah

    lebih semangat belajarnya atau prestasi kerjanya lebih

    meningkat. Spesialnya lagi kalau pasangan suami istrimemiliki visi yang sama. Seperti seorang penulis, tiba-tiba

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    45/158

    - 31 -

    semangat menulisnya meningkat drastis. Ternyata

    pasangannya juga penulis. Antarpasangan ada sharing

    kepenulisan, akhirnya satu buku ditulis berdua. Semangatmenulisnya akan lebih banyak dipengaruhi oleh siapa

    yang pendampingnya. Akan lebih sejalan jika memiliki

    latar belakang yang sama.

    Dengan demikian, menikah pada waktu yang

    tepat, juga membutuhkan pilihan yang tepat. Kalau

    memang belum mendapatkan waktu dan pilihan yang

    tepat. Maka tidak ada salahnya ditunda untuk sementara,

    sampai benar-benar telah terpenuhi. Seseorang pernah

    berkata, Setiap yang kita cintai belum tentu kita nikahi,

    tetapi yang kita nikahi tentu kita akan mencintainya.

    Ulama dahulu sangat berhati-hati dalam memilih

    pasangannya. Tentu, seorang penulis seyogianya lebih

    berpikir dewasa lagi. Pilihan pasangan hidup sangat

    menentukan bagaimana impian melahirkan generasi

    penulis ke depannya. Orang-orang kagum pada Imam

    Syafii yang bisa menghafal Al-Quran di usia tujuh

    tahun. Atau Hasan Al-Bashri yang begitu luas ilmunya.

    Ataupun ulama-ulama lainnya. Sayangnya pikiran sering

    luput menelaah, siapa ibundanya para ulama. Tentumereka adalah orang-orang pilihan. Maka menikah tak

    harus menjadi sesuatu yang dipaksa-paksakan. Apalagi

    terburu-buru. Karena ini menyangkut perjuangan dalam

    mengarungi samudra kehidupan.

    Jadi menikah bagi seorang penulis hendaknya

    lebih mendapat perhatian yang lebih banyak. Terkhususbagaimana pasangan hidupnya nanti. Karena dari sinilah

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    46/158

    - 32 -

    cikal bakal lahirnya penulis-penulis handal. Setidaknya

    ada yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk

    terus menulis. Pernah seorang teman memberikan tipsmemilih pasangan dengan tiga si. Koleksi, seleksi dan

    resepsi. Betul-betul harus melalui proses yang tidak

    gampang. Rasulullah juga pernah mewasiatkan, Pilihlah

    karena kecantikannya, keturunannya, hartanya dan

    agamanya. Jika tak mendapatkan keempatnya, cukuplah

    karena agamanya. Untuk seorang penulis kalau boleh

    saya tambahkan parameter yang kelima, Pilihlah karena

    dia penulis!

    Satu hal yang tak luput dari orang-orang shalih

    dahulu, sekiranya kita mengetahui besok hari kematian

    atau kiamat, maka hendaklah permintaan terakhir seorang

    hamba untuk bisa menikah terlebih dahulu. Karena malu

    rasanya menghadap Rabb dalam keadaan bujangan. Maka

    kalau ada penulis yang kebelet nikah, saya akan menyeru,

    Jangan menikah tepat waktu, tetapi menikahlah pada

    waktu yang tepat! Apa yang Allah pilihkan untukmu itulah

    yang terbaik!"

    Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangansupaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.

    (Terjemahan QS.Adz-Dzaariyaat ayat 49)

    (Muhammad Scilta Riska, 22 Tahun, Makassar)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    47/158

    - 33 -

    Istikharah, Petunjuk Terindah

    Damai kurasakan saat mata ini menatap langitmalam yang berhamburan bintang. Kerlap-kerlip

    menghiasi pemandangan alam, menghibur mataku yang

    terlalu jenuh memandangi layar monitor. Angin segarbegitu nikmat kurasakan saat ini, sayangnya HP-ku

    berdering, mengusik ketenangan.

    Ukhti, aku ingin menikahimu.

    Jlepp!

    Suara hatiku kian risau dan tak menentu. Seperti

    membaca berita duka, ada rasa yang berpendar mengharu

    tak percaya. Senang rasanya jika seseorang berani

    menyatakan rasa ini apalagi tak banyak basa-basi.

    Namun, tidak seperti ini yang ingin kurasa.

    Bagaimana bisa seorang yang baru kukenal menyatakan

    hal seperti ini? Aku belum tahu dia, wataknya seperti apa,

    temannya seperti apa, keluarganya bagaimana.

    Pikiranku runyam, lelaki yang kusebut sebagai si

    sombong malah menghampiri dan menyatakan berita

    hatinya kepadaku. Ah, kenapa su'udzon lebih dahulu

    mampir hanya karena melihat penampilannya yang begitu

    cuek dan tak ramah senyum?

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    48/158

    - 34 -

    Aku merasakan risau yang istilah zaman sekarang

    lebih dikenal dengan kata galau. Yah, inilah hati. Gundah

    gulana tak dapat menyentuh jalan keluar sesungguhnya.

    Istikharah ukh...

    Suara itu berbisik dalam hati, tapi entah kenapa

    begitu sulit bagiku untuk istikharah. Aku cinta ibadah,

    shalat malam pun rajin kulakukan tapi mengapa untuk

    istikharah saja masih belum terjamah olehku? Yaa Allah,

    ampuni diriku ini yang selalu berbuat khilaf. Aku berdoa

    dalam malam dingin-Mu.

    Rindu bertepi

    Menanti hadirnya nanti

    Namun mimpi selalu menghantui

    Risau inikah jalan yang terbaik yang harus kulalui?

    Selang sehari kemudian, aku membalas sms itu

    dengan penuh ketakutan. Antara cemas dan takut.

    Semenjak kemarin aku tak bisa tidur. Dan kunyatakan

    untuk dia, "Jangan terlalu berharap banyak karena akumasih muda."

    Pikirku ini jawaban yang tepat. Tiba-tiba dia

    merasa bersalah lalu meminta maaf dan tak ingin

    mengangguku lagi. Satu bulan berikutnya, aku tak pernah

    lagi mendapatkan pesan darinya. Aku jadi merasa tak

    nyaman karenanya. Apakah akhirnya aku memiliki rasauntuk dia?

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    49/158

    - 35 -

    Akhirnya kucoba menghubunginya kembali,

    menjelaskan padanya cara terbaik menjalani fase ini.

    Kuharap dia mendengarkanku. Tak lupa, kuterangkansecara singkat agar dia tetap berlapang dada kalaupun

    pada akhirnya keputusanku tetap tidak bisa menerimanya.

    Suatu sore, kutuangkan cerita yang begitu

    membelit hatiku itu pada ukhti terbaik yang pernah

    kukenal. Aku mulai bercerita sejengkal demi sejengkal.

    Aku... aku ragu padanya. Hingga saat ini pun,

    aku tetap ragu tapi belum jua beristikharah. Setahuku, dia

    bukan lelaki tarbiyah. Setahuku, dia bekerja di luar pulau,

    jauh dari keramaian penduduk. Setahuku, dia belum

    sempurna sesuai keinginanku.

    Aku adalah seorang akhawat yang menginginkan

    ketenangan jiwa ketika berada dalam bahtera rumah

    tangga. Rasaku bergejolak, ingin mendapatkan lelaki

    yang tertarbiyah dan mengerti agama. Memulai rumah

    tangga dengan mengajari pasangan akan membutuhkan

    ekstra kesabaran. Di situlah dakwah yang begitu intens

    teruji. Sayangnya, bagiku itu terasa begitu sulit.

    Kerisauanku menyatakan ragu. Dia lelaki yang

    lebih muda setahun dariku, bisakah dia mengertikeadaanku? Dia lelaki yang begitu mengharapkan wanita

    shalihah sebagai pasangannya. Dia lelaki yang ingin

    sekali membangun sebuah keluarga samara.

    Aku berhenti sejenak, menghela beberapa potong

    napas. Lalu momen itu digunakan dengan baik oleh ukhti,

    seorang saudari seiman yang sedari tadi mengenyamceritaku.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    50/158

    - 36 -

    Ukhtifillah berkata, Saudariku, ketika ragu

    menyerangmu, nyatakanlah hal itu kepada-Nya melalui

    shalat istikharah. Ingat, tidak semua akhawat tarbiyahakan mendapatkan lelaki yang tarbiyah pula. Faktanya,

    lelaki yang tarbiyah berjumah lebih sedikit dibanding

    akhawat. Ketika mengharap lelaki yang tarbiyah pula,

    tentunya kita harus mempersiapkan hati untuk

    kemungkinan poligami kan? Berpikirlah dengan bijak

    wahai saudariku, lelaki yang buruk di matamu, bisa saja

    yang terbaik untukmu di mata Allah.

    Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia

    amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai

    sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah

    mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

    (Terjemahan QS. Al Baqarah ayat 216)

    Aku tertegun mendengar kalimat berikut yang

    dilontarkannya, Cobalah tetap tenang. Lalu apakah ada

    seseorang yang menarik hatimu? Jangan sungkan untuk

    memberitahu murobbiyah jika ada lelaki yang kau

    idamkan sebagai pendamping hidup. Hal itu bisa menjadi

    comblangan terbaik untukmu. Atau jika keadaan yang

    terjadi adalah sebaliknya, kau bisa meminta sang ikhwanuntuk segera melamar. Aku mengangguk tersenyum

    penuh terima kasih padanya.

    Kini aku berada di penghujung istikharah. Aku

    percaya inilah jalan terbaik, akan kulakukan terus-

    menerus hingga akhirnya mendapatkan petunjuk

    meyakinkan yang begitu menentramkan jiwa. Ya, karenaistikharah merupakan petunjuk terindah.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    51/158

    - 37 -

    Rasulullah Shallallahualaihi wa Sallam mengajari

    kami shalat istikharah dalam setiap perkara/urusan yang

    kami hadapi, sebagaimana beliau mengajarkan kami suatusurah dari Al-Quran. Beliau berkata, Jika salah seorang

    di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka

    lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib,

    kemudian berdo'alah (HR. AlBukhari)

    (Annur El Karimah, 24 Tahun, Tegal)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    52/158

    - 38 -

    Rahasia Allah di Balik Jodoh

    Saya tidak tahu apakah saya yang terlalu luguatau bodoh untuk merasakan perasaan cinta. Saya juga

    tidak tahu apakah saya harus memilih antara berbakti

    kepada orang tua atau mengikuti kata hati saya. Dan saatini, setelah berbagai konflik hati, perasaan dan pemikiran,

    saya harus bisa berbakti kepada orang tua dan juga

    mengikuti kata hati saya dalam memilih calon suami.

    Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu

    perjuangan dan pengabdian anak kepada orang tuanya,

    termasuk ketika memutuskan untuk memilih calon

    pendamping sesuai dengan keinginan mereka. Dijodohkan

    atau dikenalkan sudah pernah saya rasakan, bukan sekali

    dua kali, bahkan lebih. Apa yang saya lihat ketika itu

    adalah bentuk ujian yang diberikan oleh Allah kepada

    saya, karena saya tahu Allah itu selalu sayang kepada

    semua hamba-Nya.

    Secara global, kita dapat mengetahui apakah

    seorang laki-laki benar-benar serius untuk menyatakan

    niatnya berumah tangga bila dia bertemu dengan orang tua

    si wanita, gentleman istilahnya. Lelaki yang dijodohkan

    dengan saya itu pun telah menunjukkan tindakan

    gentleman-nya kepada orang tua saya. Saya pun percaya.

    Meskipun begitu, tidak ada jaminan sama sekali apakahsaya dan dia benar-benar memiliki tujuan yang sama.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    53/158

    - 39 -

    Kenyataannya kami berpisah karena dia mendua,

    karena rupanya saya hanya persinggahan sementaranya,

    karena saya ternyata tidak sesuai dengan kriteria yangdiharapkannya. Asa terputus. Siti Nurbaya ala dunia

    modern pun kembali menjalani hal yang sama.

    Satu masa telah berlalu, kembali saya membuka

    lembaran baru dengan seorang laki-laki yang mengaku

    jatuh cinta pada saya karena shaum yang saya lakukan.

    Cerita ini terjadi jauh sebelum ada novel-novel atau film-

    film Islami yang bertema sama, sehingga saya tidak

    merasa bukan pencuri drama. Hehehe.

    Sosok laki-laki itu adalah orang yang baik, dia

    mengenalkan saya pada orang tua dan adiknya.

    Alhamdulillah mereka sangat welcomedan berharap agar

    kami segera menikah.

    Suatu ketika, di salah satu malam Ramadhan,

    bertempat di Masjid Raya, dia menghampiri saya. Dengan

    gugup dan ekspresi tegang dia mengambil sebuah kotak

    mungil dari dalam kantong celana dan membukanya di

    hadapan saya. Subhanallah, ada sebuah cincin mungil di

    sana. Dia melamar saya di depan Masjid Raya! Suatu

    kenangan indah yang tidak akan pernah saya lupakan.Tentu saja saya menerimanya dan dia berjanji akan

    berbicara resmi dengan orang tua saya.

    Ternyata, ibu tidak sependapat dengan rencana

    kami. Kembali saya berpusat pada birrul walidain lalu

    memutuskan proses dengannya. Demi orang tua dan demi

    restu yang tidak didapatkan, akhirnya kami berpisah.Cincin mungil yang sempat melingkar manis di jari pun,

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    54/158

    - 40 -

    saya kembalikan padanya. Dia laki-laki paling baik yang

    pernah saya temui. Saya berharap dia akan bertemu

    dengan seorang wanita yang lebih baik dari saya.Lanjut cerita, saya kembali menjalin hubungan

    dengan seorang laki-laki yang tegas, keras, berkarakter

    dan sangat berkharisma. Dia membentuk saya menjadi

    seorang wanita yang tangguh, cerdas tapi tetap lembut.

    Sangat banyak ilmu yang saya dapatkan darinya. Dia

    selalu dapat menempatkan diri sebagai pendamping,

    sahabat, teman ataupun guru.

    Secara lisan dia memang telah melamar saya

    meski tanpa memberikan tanda mata. Kami sudah

    mengetahui kalau hubungan ini juga akan sulit

    mendapatkan restu dari kedua belah pihak orang tua, tapi

    dia bersikukuh untuk mempertahankan saya. Karenanya,

    saya pun memintanya untuk segera bertemu orang tua.

    Janji dan hanya janji yang selalu diungkapkannya.

    Kecewa demi kecewa saya dapatkan karena masih

    menunggu realisasi kebenaran semua perkataannya.

    Apakah dia sangat takut? Ya, dia mengakuinya. Lantas,

    apakah harus saya yang bertindak untuk memulai langkah

    masa depan hubungan ini? Saya tidak tahu karena semakinsaya memikirkannya semakin kecewa perasaan saya.

    Hingga saat ini saya merasakan kejenuhan yang teramat

    sangat. Bukankah bila dia benar-benar serius untuk

    membangun rumah tangga maka dia akan melakukan

    apapun untuk meminta restu dari orang tua saya?

    Sementara, saya sendiri sudah tidak sanggupmenahan keinginan untuk segera berumah tangga, menjadi

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    55/158

    - 41 -

    istri yang shalihah dan menjadi ibu yang bijaksana. Ah,

    keinginan untuk menjadi seorang ibu benar-benar

    mengusik dan mengganggu benak saya.Pernikahan memang terlihat tidak mudah karena

    kita hanya bergelut memikirkannya. Namun bila kita

    berani bertindak dan berani mengambil risiko serta

    tanggung jawabnya, Insya Allah akan selalu ada jalan atau

    solusi. Bukankah Allah juga telah menyatakan bahwa

    pernikahan akan membuka pintu rezeki, jadi mengapa

    harus takut menikah dalam keadaan tidak mapan?

    Bukankah menikah adalah tindakan yang mulia daripada

    terus menjalin hubungan yang tidak tentu arah?

    Terlalu banyak pertanyaan yang ada di benak

    saya. Dan saya tidak pernah mengerti tentang

    ketakutannya untuk segera menyunting saya. Saya tidak

    tahu sampai kapan saya bisa bertahan untuk menunggu.

    Namun sepertinya saya lebih memilih untuk memberikan

    kesempatan ini kepada orang lain yang memang bisa

    bertindak berani dan bertanggung jawab. Telah lama saya

    pasrah dan istikharah, berharap keputusan yang terbaik

    dari Allah. Semakin saya fokus pada istikharah, semakin

    kuat pula rasa ragu di dalam hati saya. Apakah inimemang pertanda? Hati saya juga mulai berontak, tidak

    ingin terpaku pada janji yang entah kapan akan terlaksana.

    Bila dulu saya selalu menggunakan perasaan

    untuk mempertahankan hubungan, maka sekarang saya

    harus menggunakan logika secara penuh demi

    mewujudkan masa depan yang saya inginkan. Ternyatabenar sebuah kalimat yang pernah saya baca, Bila Anda

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    56/158

    - 42 -

    menjalin hubungan dengan seorang pria, maka

    gunakanlah perasaan. Tetapi bila Anda ingin menikah,

    maka gunakanlah logika.Jodoh itu salah satu rahasia terbesar dari Allah,

    tidak ada yang pernah tahu secara pasti siapa jodohnya.

    Pasrah bukanlah harga mati, sedangkan memilih juga

    bukan merupakan parameter mutlak dalam menentukan

    siapa yang pantas menjadi pendamping hidup kita.

    Dengan Bismillah, saya akan mengambil

    keputusan kembali dalam kehidupan perjodohan saya.

    Demi mencapai tujuan pernikahan, saya harus lebih

    selektif lagi menerima lamaran dari seorang laki-laki.

    Hanya Allah yang Maha Mengetahui apa-apa yang

    tersembunyi, baik itu kebaikan ataupun keburukan.

    Semoga Allah mempermudah jalan saya untuk menikah.

    Aamiiin Yaa Robbal Aalamiin.

    (Irda Handayani, 27 Tahun, Medan)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    57/158

    - 43 -

    Nah Lho, Menikah itu Mahal?

    Dalam Islam tidak ada satu hal pun yang sulit,semuanya mudah. Termasuk di dalamnya menikah.

    Menikah bisa dikatakan sah apabila telah memenuhi

    syarat dan rukunnya. Dimana syarat sahnya nikah adalahadanya dua mempelai, saksi, wali, syahadat, ijab qabul

    dan mahar (maskawin).

    Sebenarnya semua itu bisa dilakukan dengan

    harga minimal rupiah untuk mahar. Misalnya saja, Saya

    terima nikahnya fulanah binti fulan dengan mas kawin

    uang seratus ribu rupiah dibayar tunai." Namun pada

    zaman sekarang, apakah cukup dengan demikian?

    Gaya hidup masyarakat saat ini tidak semudah

    dan semurah itu. Gaya hidup sekarang mendorong banyak

    orang untuk saling pamer keistimewaan pernikahan

    mereka. Sehingga tak jarang menyebabkan banyak

    kalangan muda sulit menikah dengan alasan minimnya

    modal (seperti saya, hehehe).

    Saya beralasan demikian karena di daerah saya,

    menikah bisa menghabiskan biaya jutaan bahkan puluhan

    juta hanya untuk selamatan. Sepupu saya misalnya. Dia

    akan menikah Insya Allah tanggal 12 Syawal tahun ini.

    Banyak hal yang harus dia persiapkan, mulai dari renovasi

    rumah, beli sapi buat lauk, sewa terop, sewa soundsystem, sewa video dan lain sebagainya.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    58/158

    - 44 -

    Hal itu setelah saya kalkulasi sendiri bisa-bisa

    menghabiskan hampir 30 juta! Waw!! Biaya yang tidak

    sedikit! Nah lho, menikah itu mahal?

    (Abdur Rosyid, 23 Tahun, Probolinggo)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    59/158

    - 45 -

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    60/158

    - 46 -

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    61/158

    - 47 -

    Benang Merah Dua HatiYou dont know gravitation is not responsible

    for those people who falling in love.

    Albert Einstein (1879 - 1955)

    Ada seseorang yang kusukai. Sejak pertama kalibertemu dengannya, aku tahu dia berbeda. Tingkahnya

    yang polos, senyumnya yang ceria, tuturnya yang lembut,

    semuanya aku suka. Bahkan gurat kesepian, luap amarah

    dan sendu tangisnya tidak membuat perhatianku teralihkan

    darinya. Malah aku semakin terpaku padanya.

    Sayang, dia sama sekali tidak tahu bahwa aku ada.

    Maksudku, tentang keberadaanku. Mungkinkah dia tahu

    tapi pura-pura tidak tahu...(?) Eh, aku lebih suka berpikir

    mungkin dia benar-benar tidak tahu bahwa aku ada di sini,

    untuk dirinya.

    Ada seseorang yang kusukai. Masih dia, seorang

    yang sama. Akhirnya dia menemukanku. Iya, dengan

    susah payah aku keluar dari tempat persembunyian. Aku

    mencoba mengenalkan diri dengan baik dan santun.

    Sungguh, ini bukan keahlianku. Aku tahu, aku sangat

    kaku, bicara pun masih blepotan.

    Dengan semua kekurangan itu aku katakan, akutulus, benar-benar tulus melepas ketakutanku untuk

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    62/158

    - 48 -

    mengajaknya bicara. Saat itu aku begitu ingin tahu apa

    pendapatnya tentangku. Anehkah diriku? Err-rr, aku

    bukan seorang yang memiliki kemampuan membacapikiran jadi aku tidak tahu apa yang dipikirkannya saat itu.

    Ada seseorang yang kusukai. Hanya dia seorang.

    Masih tetap orang yang sama. Ketika aku merasa lebih

    dekat dengannya, aku memberanikan diri untuk

    mengungkapkan perasaanku.

    Tahukah apa yang terjadi? Dia membalas

    ucapanku dengan kalimat Bahasa Inggris yang katanya

    berasal dari Shakespeare, tokoh favoritnya. "You say that

    you love rain, but you open your umbrella when it rains.

    You say that you love the sun, but you find a shadow spot

    when the sun shines. You say that you love the wind, but

    you close your windows when wind blows. This is why I

    am afraid, you say that you love me too." Aku masih

    belum bisa Bahasa Inggris. Aku harus mencari tahu apa

    artinya.

    Ada seseorang yang kusukai. Tak ada lagi selain

    dia. Seseorang yang menjawab rasa sukaku dengan

    kalimat puitis asing. Membuatku berkutat di google

    translate selama beberapa menit. Aku pikir dia akanmengerti dengan apa yang ada di hatiku. Namun, ternyata

    siluet ragu terlintas di hatinya.

    Dia bercerita luwes bahwa di masa lalu hatinya

    telah begitu banyak terluka, membuatnya merana dan

    terjatuh dalam kegelapan yang berlapis-lapis. Jujur saja,

    tanpa memberitahuku tentang hal itupun, aku sudah tahu.Makanya aku begitu marah pada orang-orang yang pernah

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    63/158

    - 49 -

    melukai dan menyakitinya. Aku tahu semua hal tentang

    dia dan tak sedikit pun dari kisah masa lalunya mampu

    meruntuhkan rasaku. Aku menyukai dirinya apa adanya.Ada seseorang yang kusukai. Siapa lagi kalau

    bukan dia? Masih sosok yang sama. Masih kekakuan yang

    sama. Satu hal yang membuatku bahagia, dia tidak pernah

    menertawakanku. Aku jadi tidak mampu untuk tidak

    menjaganya. Apapun yang dia butuhkan, akan kuberikan.

    Aku benar-benar tidak bisa melihat air matanya jatuh.

    Suatu ketika dia memintaku membawanya ke

    masa ketika dia belum pernah bertemu denganku.

    Sehingga dia bisa mengambil jalan yang berbeda dan saat

    ini tidak ada ingatan tentangnya dalam khayalku. Aku

    menduga dia menginginkan hal itu karena tidak ingin aku

    merasa tersakiti.

    Namun, kenanganku tentangnya terlalu berharga

    untuk dilupakan. Aku tidak bisa dan aku pun berharap dia

    tidak melupakanku. Jangan lupakan aku. Jangan

    menghapus kenangan tentangku. Walau aku sadar, sejak

    awal dia laksana bintang yang memendarkan cahaya.

    Seorang yang tak mampu tergapai. Laksana bintang yang

    begitu gemerlap bergantung di langit. Sedang aku hanyabisa memerhatikan sinarnya, menjaganya dari bumi dan

    berharap dia menjadi bintang yang paling berkilau.

    Ada seseorang yang kusukai. Satu-satunya, dia

    selamanya. Sosok yang memalingkan duniaku. Apakah

    aku akan bisa mendapat orang lain yang seperti dirinya?

    Pertanyaan menarik. Tapi untuk saat ini, aku tidak inginmenjawabnya.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    64/158

    - 50 -

    Yang aku inginkan hanyalah berusaha sekuat

    tenaga melukis kebahagiaan di hidupnya. Tak ada yang

    tahu, apakah pada akhirnya aku hanya akan membuatnyamenangis. Atau malah aku yang menangis. Satu yang

    pasti. Ada seseorang yang kusukai.

    Makassar, 28 Mei 2012 Miladiyah

    7 Rajab 1433 Hijriyah

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    65/158

    - 51 -

    Warna Cinta

    Kalau ditanya, "Apa warna cinta?"

    Apa jawaban yang akan kau berikan?

    Merah? Pink? Oranye? Ungu? Kuning?

    Hijau? Biru muda? Hitam? Putih?

    Hmm ... kalau menurutku, cinta itu warna putih. Putih?

    Putih ya putih saja. Di atas putih, warna seperti apapun,

    sehalus dan sesamar apapun, pasti akan tampak dengan

    jelas. Bukankah begitu?

    Semburat pink yang kadang nampak kadang tidak itumuncul ketika doki-doki (berdebar-debar, red) bertemu

    dengan orang yang dicintai.

    Garis keunguan itu adalah rasa rindu dan kesepian. Yang

    merah sekali itu saat sedang bertengkar karena cemburu.

    Yang oranye cerah ceria itu menampakkan rasa kagum

    dan simpati yang meluap-luap.

    Yang kuning berpendar di pojok itu berisi tawa dan

    senyumnya. Kalemnya hijau itu menandakan telah

    hadirnya seorang sahabat sejati.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    66/158

    - 52 -

    Sedangkan yang biru muda yang agak susah hilangnya ini

    penuh jejak peninggalan air mata saat berpisah. Namun,

    suatu hari nanti ... segelap apa pun tampaknya sekarang.Suatu hari nanti pasti ada warna lain yang menyapunya.

    Eh, hitam? Tentu saja tidak, hitam itu warna untuk orang

    asing, tak dikenal, tak terdefinisi.

    Nah, bukankah cinta itu seperti ini? Penuh emosi. Marah,

    senang, sedih dan bahagia. Walau kadang tidak jelas mana

    di atas mana. Dan betapapun kerasnya usaha kita untuk

    menyembunyikan perasaan itu ... karena cinta warnanya

    putih, pasti akan kelihatan juga.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    67/158

    - 53 -

    Kupu- Kupu Cinta Untukku

    Cinta ibarat

    meraih seekor kupu-kupu

    semakin dikejar, semakin jauh terbang meninggalkanmu.

    Biarkan kupu-kupu itu terbang kemana saja ia suka

    siapa tahu bila ia lelah dan tak sadar akan hadirmu

    ia bakal mengibaskan sayapnya ke arahmu

    dalam keadaan yang tidak kau sangka

    menumpang berteduh dari badai duniawi.

    Bila kupu-kupu itu

    tetap terbang meninggalkanmu.

    Mungkin saja kupu-kupu yang kau kejar

    bukan kupu-kupu yang Allah persiapkan untukmu.

    Lembayung senja di kaki langit kota Makassarmenghanyutkan diriku pada samudra kenangan yang

    timbul tenggelam terhempas ombak kehidupan. Pikiranku

    terombang-ambing di antara riuh gelombang yang

    membawaku melintasi lorong waktu hingga akhirnya

    membuat diriku terdampar pada suatu tepian masa yangsangat kukenal.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    68/158

    - 54 -

    Aku berdiri tegak, terpaku pada tepian masa,

    menatap hadirmu di hadapanku. Harus kuakui saat itu

    dirimu adalah The Most Beautiful Girl in The World.Semua akan nampak indah saat engkau mendampingiku,

    sehingga aku sempat menduga-duga, mungkinkah engkau

    memiliki Sentuhan Midas?

    Aku tak kenal siapa Midas. jawabmu sambil

    menebar senyum yang memesona, seakan-akan dirimu

    bisa membaca pikiranku. Midas adalah tokoh mitologi

    Yunani yang terkenal karena kemampuannya untuk

    mengubah semua yang dia sentuh menjadi emas,

    demikianlah aku mencoba menjelaskan siapa sebenarnya

    Midas. Tapi aku lebih suka menjadi diriku sendiri.

    katamu mencoba menghentikanku membandingkanmu

    dengan Midas.

    Tak seperti gadis lain yang pernah kukenal,

    dirimu memang sangat apa adanya dan selalu menjadi diri

    sendiri. Itulah yang kusukai dari dirimu. Semua moda

    transportasi di kota Makassar sudah pernah kita tumpangi

    bersama. Mulai dari ojek motor, taksi, pete-pete hingga

    becak beroda tiga. Kecuali bentor, karena pada zaman

    kehadiranmu, belum ada yang namanya bentor (becakmotor, red).

    Tanpa ada sedikit pun rasa gengsi di raut wajahmu

    yang ayu, engkau tetap hadir dengan senyum saat menaiki

    aneka transportasi tersebut. Gerakmu yang sigap dan

    luwes saat menduduki kursi penumpang mirip dengan

    kupu-kupu yang sedang mengepakkan kedua sayapnya.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    69/158

    - 55 -

    Kupu-kupu cinta dengan sayap yang indah

    terbang kemanapun yang diinginkan. Terbang mengarungi

    langit biru, menatap keindahan taman-taman cinta yangpenuh dengan bunga-bunga yang sedang mekar dan

    kelopaknya menebar aroma harum semerbak mewangi.

    Semakin tinggi tujuanmu, semakin kau kepakkan sayapmu

    menembus angkasa, hingga akhirnya kepakan itu berhenti

    saat mendengar kata pernikahan.

    Pernikahan bukan hanya berarti wujud dari

    penyatuan dua hati yang saling memadu kasih. Juga bukan

    hanya sekedar memadukan dua badaniah dalam hakikat

    melahirkan keturunan-keturunan yang akan meneruskan

    pelanjut silsilah kebanggaan keluarga. Namun pernikahan

    adalah penyatuan dua keluarga dengan karakter yang

    berbeda, saling melengkapi dan saling menerima segala

    kelebihan dan kekurangan yang ada serta saling

    menyempurnakan dalam pandangan Allah.

    Spontan, pandanganmu menjadi nanar. Bibirmu

    diam seribu bahasa. Kau menatapku dengan kesedihan

    yang teramat dalam. Aku pun tak kuasa melihat betapa

    rapuhnya dirimu saat itu. Perlahan bola matamu

    mengalirkan sungai bening di kedua pipimu.Dalam tangismu, kau mengajakku untuk

    mengikuti langkah nurani imanmu menuju. Namun, aku

    tak bisa. Sungguh, aku tak tergerak walau selangkah pun.

    Kala itu panggilan imanku lebih kuat untuk menangkal

    semua yang mencoba mengalihkanku dari keimanan

    kepada-Nya, bahkan untuk alasan dirimu sekalipun.Ketika aku yang akhirnya mencoba mengajakmu untuk

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    70/158

    - 56 -

    bersatu dalam keimananku, engkau pun menyatakan

    keenggananmu.

    Bagimu agamamu dan bagiku agamaku, kalimatAllah yang indah ini selalu hadir mengingatkanku dalam

    segala kekhilafan. Dan setelah proses melangkah bersama

    selama dua tahun lebih, akhirnya semua menjadi sirna

    begitu saja.

    Dont look back, begitulah nasihat dari rekan

    kerja, kerabat dan keluargaku. Ya, bagaimana mungkin

    aku bisa mengenangmu kembali dengan hasrat cinta yang

    sama seperti sedia kala, sedangkan untuk menghadirkan

    sosokmu ke dalam mimpi saja sudah tak mampu aku

    lakukan lagi.

    Maka di kehidupan selanjutnya, kupu-kupu itu

    pun kembali mengibaskan kedua sayapnya. Kupu-kupu itu

    membumbung tinggi ke angkasa hingga akhirnya terbang

    meninggalkanku. Tidak mengapa, karena aku mengerti

    mungkin saja engkau yang pernah singgah sejenak dalam

    asaku bukanlah kupu-kupu yang Allah Subhanahu wa

    Taalapersiapkan untukku.

    Kembali aku tenggelam dalam gelombang

    samudra melintasi pusaran lorong waktu, hingga seorangwanita yang berhijab melambaikan tangannya ke arahku.

    Aku pun menghampirinya sembari hatiku

    mengucap syukur alhamdulillah akan keindahan yang

    terbentang luas di hadapanku, saat merekam kembali

    situasi kala kami berdua duduk mengucap janji ijab qabul

    dan Allah menjadi saksinya. Duhai mujahidahku,mewangilah hingga ke syurga.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    71/158

    - 57 -

    Love is the most painful feeling

    if it's focused toward human.But love will be so beautiful feeling

    if it's pointed toward Allah Subhanahu wa Ta'ala.

    (Hariyanto Wijoyo, 46 Tahun, Makassar)

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    72/158

    - 58 -

    Menikah: Bertemu dengan Cara yang Indah

    Ia tidak lagi ingat betul, kapan tepatnya iamengikrarkan janji itu. Sebuah janji pada suatu malam

    yang hening, sebelum benar-benar terkatup matanya untuk

    terlelap. Yang ia ingat hanyalah, setelah itu, ia tidakpernah lagi berpikir akan menjalani hubungan

    sebagaimana yang umumnya dijalani oleh kawan-kawan

    seusianya.

    Ya, malam itu ia telah berjanji, untuk tidak akan

    pernah pacaran seumur hidupnya. Ia berjanji bukan

    kepada siapa-siapa melainkan kepada dirinya sendiri. Juga

    kepada Allah yang ia yakini Maha Menyaksikan.

    Maka malam itu, tanpa pemahaman agama yang

    benar-benar menyeluruh, dan tanpa landasan dalil-dalil

    apapun, ia telah memutuskan hal tersebut. Suatu

    keputusan yang di masa depan menjadi sebuah tonggak

    yang akan selalu ia syukuri.

    Keputusan yang selanjutnya terus ia upgrade

    sehingga tidak hanya sekadar menjadi janji-tanpa-alasan,

    namun lebih dari itu, sebuah jalan hidup yang memiliki

    kejelasan tuntunan.

    bagaimana penyair merangkai kata,

    untuk sebuah perjumpaansaat kita pertama kali saling bersitatap

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    73/158

    - 59 -

    lalu dengan yakin, jiwa kita sungkurkan

    pada bukti tanda kebesaranNya

    pada bukti sebuah perjanjian agungmitsaqan ghaliza...

    Saat itu, cukup baginya pengalaman-pengalaman

    yang dicurhatkan sahabat-sahabatnya. Cukup dengan itu,

    ia mengambil kesimpulan bahwa tidak ada sama sekali

    manfaat yang bisa diharapkan dari pacaran. Hal-hal yang

    katanya indah itu, ternyata semu. Bahwa segala

    kesenangan itu, akan berakhir pada titik yang

    mengenaskan, patah hati. Maka, ia tidak pernah lagi

    memikirkannya. Meski tidak begitu jelas baginya, namun

    ia menduga bahwa pasti ada jalan lain untuk

    mengekspresikan perasaan cinta.

    sebab ini pun dimulai dengan cinta

    cintaNya yang meneguhkan

    masing-masing langkah kita di jalan cahaya

    lalu siapa yang mengira jika kemudian

    alur kita saling bersinggungan di sebuah masa

    di titik yang teramat indahmaka sebagaimana ia dimulai

    semoga demikian pula kelak ia selesai;

    dengan cinta

    Hingga akhirnya ia mengerti, bahwa jalan itu ada

    dan telah disiapkan sebagai solusi yang teramat indah.Bahwa Islam, agamanya, tidak hanya sekadar melarang

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    74/158

    - 60 -

    sebuah jalan, tanpa menunjukkan adanya jalur lain sebagai

    solusi. Maka, ditutupnya jalan ke arah zina (semacam

    pacaran) dan ditemukannya solusi pada jalur pernikahan.Pernikahan menjadi jawaban atas ekspresi cinta yang

    secara fitrah dimiliki oleh setiap manusia. Pernikahan

    adalah sebuah langkah untuk menjadikan hal-hal yang

    sebelumnya haram menjadi berberkah.

    Maka layaknya juga rezeki dan maut, pernikahan

    pun merupakan sebuah misteri yang benar-benar hanya

    dapat terjawab oleh takdir. Tidak ada yang benar-benar

    tahu dengan siapa ia akan menikah kecuali setelah

    pernikahan itu telah terjadi. Lalu segalanya pun akan

    menjadi manis, saat kita menjadi saksi bagaimana Allah

    dengan teramat indah menyusun skenario hidup seorang

    hamba yang tidak pernah dapat tertebak itu.

    Ia pun berpikir, apakah jodohnya adalah

    seseorang yang saat ini berada jauh darinya, sama sekali

    belum ia kenal dan mengenalnya, dan wajahnya menjadi

    teramat asing? Layaknya apa yang Allah takdirkan pada

    seorang sahabatnya yang dipinang oleh seorang pemuda

    yang bermukim di pulau yang berbeda. Lalu kemudian

    mereka melalui proses yang sesuai syariat, hinggakemudian bersatu dalam sebuah pernikahan.

    maka jika saja kita menghitung berbagai nikmat ini

    lalu menakarnya dengan selaksa kesalahan diri

    maka tidak layaklah lagi ada ruang untuk berdusta

    bahwa atas segalanya,

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    75/158

    - 61 -

    termasuk dengan perjumpaan kita,

    tidak ada yang tertakdir dengan sia-sia

    Ataukah ternyata jodohnya adalah seseorang yang

    saat ini berada di dekatnya. Telah familiar wajahnya, atau

    bahkan pernah terlibat lama dengannya di bangku sekolah

    masa lampau atau interaksi formal semacamnya.

    Seperti yang terjadi pada seorang kerabatnya yang

    harus menjalani penantian panjang menuju pernikahan,

    namun pada akhirnya ternyata menikah dengan seseorang

    yang pernah satu sekolah dengannya, dulu. Ah, semua itu

    tentu belum dapat tertebak saat ini.

    Maka ia pun akan selalu takjub dengan bagaimana

    Allah menggambarkan pernikahan dengan frasa mitsaqan

    ghaliza, perjanjian yang kokoh.

    Deretan kata yang hanya muncul tiga kali dalam

    kitab suci, pertama saat Allah mengambil perjanjian

    dengan Nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi

    Isa dalam Al Ahzab ayat tujuh.

    Kedua, seperti yang terabadikan dalam An Nisa

    ayat 154, ketika Allah mengangkat bukit Thur di atas

    kepala bani Israil dan menyuruh mereka bersumpah setiapadaNya.

    Dan yang terakhir, ketiga, saat Sang Rabb

    menggambarkan tentang pernikahan dalam An Nisa ayat

    21. Hal ini tentu menunjukkan, betapa mitsaqan ghaliza

    pada pernikahan ini tentu bukanlah senda gurau belaka.

    Pernikahan, bukanlah sekadar bertemunya lelakidan wanita untuk memenuhi kebutuhan biologis mereka.

  • 8/12/2019 Benang Merah_Nurmayanti Zain

    76/158

    - 62 -

    Pun bukan cuma masalah mempertahankan spesies agar

    tidak punah. Lebih dari itu, dalam sebuah pernikahan,

    terdapat sebuah tanggung jawab besar nan berat. Bukanhanya dalam lingkup sebuah keluarga kecil yang baru saja

    terbentuk itu.

    Namun lebih luas lagi, bahkan ia merupakan

    tanggung jawab kepada ummat ini. Seolah setelah ijab dan

    qabul ditunaikan, ummat ini akan segera menagih; atas

    apa yang telah terkokohkan saat itu, apa kontribusi yang

    dapat dirasakan oleh masyarakat yang lebih luas?

    Huff, menegangkan yah?

    Bagaimana tidak! Seorang lelaki yang

    sebelumnya melajang, setelah menikah akan bertanggung

    jawab atas wanita yang dipilihnya, juga atas anak-

    anaknya. Ia harus mencari nafkah, dan memastikan setiap

    bulir nasi, keping uang, dan tegukan air itu adalah halal

    dan berkah. Ia harus melindungi, memberikan rasa aman,

    keadilan, dan kelembutan dalam waktu yang bersamaan.

    Seorang wanita, setelah menikah akan

    mengalihkan ketaatannya dari yang sebelumnya kepadakedua orang tuanya, beralih kepada lelaki yang menjadi

    suaminya. Ia harus dapat mengurus rumah tangganya

    dengan apik, memberikan ketenangan, menjaga harta dan

    kehormatan suaminya saat ditinggal, dan menjadi permata

    hati yang senantiasa membawa keindahan.

    Sepasang suami dan istri, bagaimanapun kondisimereka, dituntut untuk mampu menghadirkan generasi-

  • 8/1