perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id analisis faktor...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN
PEDAGANG BAKPIA PATHOK DI KELURAHAN NGAMPILAN
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
NURUL ENGGAR TYASTININGSIH
NIM. F0108096
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN PEDAGANG BAKPIA PATHOK DI KELURAHAN NGAMPILAN
NURUL ENGGAR TYASTININGSIH
F0108096
ABSTRAKSI
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan usaha para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode penelitian survey di Yogyakarta, dengan mengambil studi kasus di Kelurahan Ngampilan yang merupakan daerah sentra penjual Bakpia Pathok. Unit analisis adalah para pedagang atau penjual Bakpia Pathok yang berada di Kelurahan Ngampilan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer tersebut diambil dari wawancara, yaitu dengan berdialog langsung dengan para responden, observasi atau pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis pada objek penelitian, dan kuisioner yang disebarkan kepada para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan. Populasi dalam penelitian ini adalah para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan yang menurut hasil sensus ekonomi tahun 2006 oleh Badan Pusat Statistik Yogyakarta berjumlah 72 pedagang. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Metode Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 42 pedagang. Data dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi model Log-Linear dengan metode Ordinary Least Square (OLS) melalui program eviews 6.0 dan menunjukan bahwa variable pengalaman usaha, pendidikan yang telah ditempuh pedagang, dan tingkat upah tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Yogyakarta. Sedangkan variable modal usaha, waktu dagang, dan jumlah usaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis diperoleh data antara lain F-statistic sebesar 4.184105, significance probability sebesar 0.002839, Adjusted R-Squared sebesar 0.317856, R-squared sebesar 0.417682. Hal ini menunjukkan bahwa 41.76% variasi variabel dapat dijelaskan dalam model dan sisanya sekitar 58.24% dijelaskan oleh variabel diluar model. Berdasarkan hasil dari uji F diperoleh F hitung > F tabel sehingga semua variabel independen secara bersama – sama mempengaruhi variabel dependen pada tingkat signifikansi 10%. Para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan pada khususnya dan pedagang Bakpia Pathok di Yogyakarta pada umumnya harus meningkatkan pengalaman usahanya dan tetap menambah pengetahuan atau pendidikan di bidang bisnis makanan, serta menetapkan tingkat upah tenaga kerja yang sesuai demi kesejahteraan pekerjanya. Hal ini semua dilakukan guna meningkatkan keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan.
. Kata kunci: Pedagang, MWD Test, modal usaha, pengalaman usaha, jam berdagang, pendidikan, jumlah tenaga kerja, tingkat upah tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING PROFIT TRADER BAKPIA PATHOK IN SUB NGAMPILAN
NURUL ENGGAR TYASTININGSIH F 0108096
ABSTRACT
The main objective of this study was to analyze the factors that can affect the level of profits traders Bakpia Pathok in Sub Ngampilan. This research is descriptive quantitative. This study uses quantitative and survey research methods in Yogyakarta, by taking a case study in the village which is the center Ngampilan Bakpia Pathok sellers. The unit of analysis is the merchant or seller Bakpia Pathok located in the Village Ngampilan. The type of data used are primary data and secondary data. Primary data was taken from the interview, which is the direct dialogue with the respondents, observation or collection of data through observation and recording systematically the research object, and the questionnaires were distributed to the traders in the village Bakpia Pathok Ngampilan. The population in this study were the merchants in the Village Ngampilan Bakpia Pathok which according to the 2006 economic census by Statistics Yogyakarta totaled 72 merchants. The sampling method in this study used the number of Slovin to obtain samples as many as 42 vendors. Data were analyzed using analysis tools Log-Linear regression models by the method of Ordinary Least Square (OLS) through 6.0 eviews program and show that the variable business experience, education has been pursued merchants, and wage labor have a significant influence on the profits traders Bakpia Pathok Yogyakarta. While variable capital, trade time, and the amount of effort not significantly affect traders' profits Bakpia Pathok in Yogyakarta. Based on the analysis of data obtained by the other F-statistic of 4.184105, significance probability of 0.002839, Adjusted R-Squared of 0.317856, R-squared of 0.417682. This indicates that 41.76% of the variation can be explained in the model variable and the remaining 58.24% is explained by variables outside the model. Based on the results obtained from test F F count> F table so that all the independent variables together - together affect the dependent variable at a significance level of 10%. The merchants in the Village Bakpia Pathok Ngampilan in particular and merchants Bakpia Pathok in Yogyakarta in general should improve the experience of business and still gain knowledge or education in the field of food business, and to determine the level of labor appropriate for the welfare of workers. This is all done in order to increase profits traders Bakpia Pathok in Sub Ngampilan. Keywords : Traders, MWD Test, venture capital, business experience, hours of trade, education, workforce, labor wage rates.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahan untuk :
1. Allah SWT Tuhan Semesta Alam, yang senantiasa memberikan ridho-
Nya.
2. Bapak, Ibuk, Adek yang selalu memberikan motivasi, dorongan, semangat
serta doa sehingga Penulis dapat menyelesaikan studi. I love you so much.
3. Mbah Kakung, Mbah Uti, Bulek Titi, Bulek Warni, Bulek Gendut, Lek
Umar, Lungit yang juga selalu memberikan semangat dan doa nya.
4. Sahabat-sahabat tercinta, Dini, Memel, Furi, Ningrum, Devi, Saridewi,
Mbak Mita, Acik, Rusminah, Jum-jum, Dony, Paul, Arif, Putri, Menik,
Hesty. Semoga kita selalu diberi kemudahan dalam segala urusan,
semangat guys, Fighting!
5. Seluruh Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2008 yang telah mengukir
banyak kenangan indah dari awal sampai akhir studi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
...Say "I am getting better and better time by time" (@pemulihanjiwa)...
...Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya
(memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu (Imam Syafi'i)...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim,
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan magang dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Keuntungan Pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan”, yang
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana
ekonomi di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Secara khusus dalam
kesempatan ini, dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, penulis
mengucapkan rasa terima kasih dan hormat kepada:
1. Bapak Drs. Wahyu Agung Setyo,M.Si, selaku pembimbing yang selalu
memberikan saran dan bimbingan selama penulisan skripsi ini hingga selesai.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Supriyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Maryuni, selaku Lurah Kelurahan Ngampilan yang telah
memperkenankan penulis melakukan kegiatan penelitian di kantor Kelurahan
Ngampilan, Yogyakarta.
5. Ibu Sumiyati dan Ibu Dini Sumarjono selaku Ketua Paguyuban Sumekar dan
Paguyuban Laris Manis, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan kegiatan penelitian dan menyebar kuisioner kepada pedagang
Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
6. Seluruh pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan yang telah
memberikan kesempatan dan menyempatkan waktunya kepada penulis untuk
mewawancarai berkenaan dengan usaha Bakpia Pathok.
7. Kedua Orang Tua saya Bapak Marwandi Siswo Pranoto dan Ibu Musriyem,
serta adik saya Ratna Yuni Ratriningsih yang tiada hentinya mendukung dan
memberikan semangat serta doa bagi penulis untuk menyelesaikan studi.
8. Mbah Kakung, Mbah Uti, Bulek Titi, Bulek Warni, Bulek Gendut, Lek Umar,
Lungit yang selalu memberikan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku, Dini, Memel, Furi, Ningrum, Devi, Acik, Rusminah,
Mbak Mita, Jum-jum, Dony, Saridewi, Paul, Arif, Putri, Menik, Hesty, terima
kasih telah menjadi guru, memotivasi, dan memberikan dukungan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. I love you guys.
10. Teman-teman Fakultas Ekonomi Pembangunan angkatan 2008 Terima kasih
atas segala dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini
masih belum lengkap dan sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun bagi kemajuan penulis. Semoga skripsi ini berguna
bagi semua pihak yang membutuhkan dan memberikan masukan yang berharga
bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
ABSTRAKSI................................................................................................ ii
ABSTRACT ................................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ ... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8
A. Arti Penting Industri Kecil ......................................................... 8
B. Permasalahan Industri Kecil ...................................................... 10
C. Sektor Informal ……………………………………………….. 11
D. Pendapatan ................................................................................. 12
E. Pengertian Pedagang ………………………………………….. 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
F. Keuntungan …………………………………………………… 17
G. Penelitian Terdahulu ………………………………………….. 22
H. Kerangka Pemikiran …………………………………………... 24
I. Hipotesis ……………………………………………………… 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 27
A. Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian ......................................... 27
B. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 27
C. Jenis danSumber Data ............................................................... 28
D. Teknik Pengambilan Sampel …………………………………. 29
E. Definisi Operasional Variabel ................................................... 30
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 33
1. Uji Pemilihan Model ............................................................. 33
a. Uji MWD……………………………………………... 33
b. Metode Regresi Log-Linear ………………………….. 36
2. Uji Statistik ........................................................................... 37
a. Uji t …………………………………………………… 37
b. Uji F …………………………………………………... 39
c. Uji Koefisien Determinasi R2 ………………………… 40
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 41
a. Multikolinearitas ……………………………………... 41
b. Heteroskedastisitas …………………………………... 42
c. Autokorelasi …………………………………………. 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................... 43
A. Gambaran Umum Kelurahan Ngampilan .................................. 43
1. Aspek Geografis ................................................................... 43
2. Aspek Demografi ................................................................. 44
3. Kondisi Perekonomian Kelurahan Ngampilan ..................... 48
4. Bakpia Pathok ...................................................................... 50
B. Karakteristik Pedagang............................................................... 53
1. Karakteristik Menurut Kelompok Umur ............................... 54
2. Status Perkawinan ................................................................ 55
3. Modal Usaha ......................................................................... 56
4. Pengalaman Usaha ................................................................ 57
5. Jumlah Tenaga Kerja ............................................................ 58
6. Keuntungan per Hari ............................................................ 59
7. Jam Berdagang ..................................................................... 60
8. Tingkat Pendidikan .............................................................. 60
9. Tingkat Upah Tenaga Kerja ………………………………. 61
10. Hambatan Usaha .................................................................. 62
C. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan ................... 65
1. Uji Pemilihan Model ………………………………………. 65
a. Uji MWD ………………………………………….. 65
b. Uji Statistik ............................................................... 71
1) Uji t ………………………………………... 71
2) Uji F ……………………………………….. 73
3) Uji Koefisien Determinasi R2 ……………... 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
c. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 74
1) Multikolinearitas …………………………... 74
2) Heteroskedastisitas ………………… ……... 75
3) Autokorelasi ……………………………….. 76
2. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi ....................................... 77
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 82
A. Kesimpulan ................................................................................ 82
B. Saran-saran ................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 85
LAMPIRAN ................................................................................................ 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ........................................... 44
4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kewarganegaraan ..................................... 45
4.3 Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Pendidikan ...................... 45
4.4 Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Tenaga Kerja .................. 46
4.5 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Umum ...................... 46
4.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ..................................... 47
4.7 Sarana dan Prasarana Perdagangan di Kelurahan Ngampilan ............. 48
4.8 Sarana dan Prasarana Jasa di Kelurahan Ngampilan ........................... 48
4.9 Sarana dan Prasarana Perkoperasian ................................................... 49
4.10 Jenis Industri Masyarakat Kelurahan Ngampilan ............................... 49
4.11 Karakteristik Responden Menurut Kelompok Umur .......................... 55
4.12 Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan ....................... 55
4.13 Karakteristik Responden Menurut Modal Usaha ............................... 56
4.14 Karakteristik Responden Menurut Pengalaman Usaha ...................... 57
4.15 Karakteristik Responden Menurut Jumlah Tenaga Kerja .................. 58
4.16 Karakteristik Responden Menurut Keuntungan per-Hari .................. 59
4.17 Karakteristik Responden Menurut Jam Berdagang ........................... 60
4.18 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan .................... 61
4.19 Karakteristik Responden Menurut Upah Tenaga Kerja .................... 61
4.20 Karakteristik Responden Menurut Terbatasnya Modal .................... 62
4.21 Karakteristik Responden Menurut Kurangnya Tenaga Kerja .......... 63
4.22 Karakteristik Responden Berdasarkan Banyaknya Pesaing ............. 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
4.23 Karakteristik Responden Berdasarkan Pemasaran ........................... 65
4.24 Hasil Uji MWD Linear ..................................................................... 67
4.25 Hasil Uji MWD Log-Linear ............................................................. 68
4.26 Hasil Persamaan Regresi Keuntungan ............................................. 69
4.27 Hasil Uji t ......................................................................................... 71
4.28 Uji Multikolinearitas ........................................................................ 75
4.29 Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 76
4.30 Uji Autokorelasi ............................................................................... 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
2.1 Diagram Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Pedagang ................... 24
2.2 Kriteria Pengujian Uji t .............................................................................. 38
2.3 Kriteria Pengujian Uji F .............................................................................. 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN PEDAGANG BAKPIA PATHOK DI KELURAHAN NGAMPILAN
NURUL ENGGAR TYASTININGSIH
F0108096
ABSTRAKSI
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan usaha para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode penelitian survey di Yogyakarta, dengan mengambil studi kasus di Kelurahan Ngampilan yang merupakan daerah sentra penjual Bakpia Pathok. Unit analisis adalah para pedagang atau penjual Bakpia Pathok yang berada di Kelurahan Ngampilan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer tersebut diambil dari wawancara, yaitu dengan berdialog langsung dengan para responden, observasi atau pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis pada objek penelitian, dan kuisioner yang disebarkan kepada para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan. Populasi dalam penelitian ini adalah para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan yang menurut hasil sensus ekonomi tahun 2006 oleh Badan Pusat Statistik Yogyakarta berjumlah 72 pedagang. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Metode Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 42 pedagang. Data dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi model Log-Linear dengan metode Ordinary Least Square (OLS) melalui program eviews 6.0 dan menunjukan bahwa variable pengalaman usaha, pendidikan yang telah ditempuh pedagang, dan tingkat upah tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Yogyakarta. Sedangkan variable modal usaha, waktu dagang, dan jumlah usaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis diperoleh data antara lain F-statistic sebesar 4.184105, significance probability sebesar 0.002839, Adjusted R-Squared sebesar 0.317856, R-squared sebesar 0.417682. Hal ini menunjukkan bahwa 41.76% variasi variabel dapat dijelaskan dalam model dan sisanya sekitar 58.24% dijelaskan oleh variabel diluar model. Berdasarkan hasil dari uji F diperoleh F hitung > F tabel sehingga semua variabel independen secara bersama – sama mempengaruhi variabel dependen pada tingkat signifikansi 10%. Para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan pada khususnya dan pedagang Bakpia Pathok di Yogyakarta pada umumnya harus meningkatkan pengalaman usahanya dan tetap menambah pengetahuan atau pendidikan di bidang bisnis makanan, serta menetapkan tingkat upah tenaga kerja yang sesuai demi kesejahteraan pekerjanya. Hal ini semua dilakukan guna meningkatkan keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan.
. Kata kunci: Pedagang, MWD Test, modal usaha, pengalaman usaha, jam berdagang, pendidikan, jumlah tenaga kerja, tingkat upah tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING PROFIT TRADER BAKPIA PATHOK IN SUB NGAMPILAN
NURUL ENGGAR TYASTININGSIH F 0108096
ABSTRACT
The main objective of this study was to analyze the factors that can affect the level of profits traders Bakpia Pathok in Sub Ngampilan. This research is descriptive quantitative. This study uses quantitative and survey research methods in Yogyakarta, by taking a case study in the village which is the center Ngampilan Bakpia Pathok sellers. The unit of analysis is the merchant or seller Bakpia Pathok located in the Village Ngampilan. The type of data used are primary data and secondary data. Primary data was taken from the interview, which is the direct dialogue with the respondents, observation or collection of data through observation and recording systematically the research object, and the questionnaires were distributed to the traders in the village Bakpia Pathok Ngampilan. The population in this study were the merchants in the Village Ngampilan Bakpia Pathok which according to the 2006 economic census by Statistics Yogyakarta totaled 72 merchants. The sampling method in this study used the number of Slovin to obtain samples as many as 42 vendors. Data were analyzed using analysis tools Log-Linear regression models by the method of Ordinary Least Square (OLS) through 6.0 eviews program and show that the variable business experience, education has been pursued merchants, and wage labor have a significant influence on the profits traders Bakpia Pathok Yogyakarta. While variable capital, trade time, and the amount of effort not significantly affect traders' profits Bakpia Pathok in Yogyakarta. Based on the analysis of data obtained by the other F-statistic of 4.184105, significance probability of 0.002839, Adjusted R-Squared of 0.317856, R-squared of 0.417682. This indicates that 41.76% of the variation can be explained in the model variable and the remaining 58.24% is explained by variables outside the model. Based on the results obtained from test F F count> F table so that all the independent variables together - together affect the dependent variable at a significance level of 10%. The merchants in the Village Bakpia Pathok Ngampilan in particular and merchants Bakpia Pathok in Yogyakarta in general should improve the experience of business and still gain knowledge or education in the field of food business, and to determine the level of labor appropriate for the welfare of workers. This is all done in order to increase profits traders Bakpia Pathok in Sub Ngampilan. Keywords : Traders, MWD Test, venture capital, business experience, hours of trade, education, workforce, labor wage rates.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia hingga saat ini masih
merupakan permasalahan yang cukup rumit untuk diselesaikan. Hal ini terjadi
karena lapangan kerja formal tidak lagi mampu menyerap seluruh ketersediaan
tenaga kerja akibat bertambah majunya teknologi yang digunakan untuk
menggantikan fungsi tenaga kerja manusia. Masalah pendidikan dan kemampuan
angkatan kerja yang kebanyakan mempunyai keterampilan yang masih relatif
rendah, sedangkan lapangan kerja formal mengharuskan tenaga kerja yang
dibutuhkan mempunyai kompetensi yang tinggi agar mendapat tempat pada
lapangan kerja formal tersebut.
Adanya pertumbuhan yang tidak seimbang antara angkatan dan
kesempatan kerja dengan segala dampak secara sosial ekonomi inilah yang akan
menjadikan penciptaan lapangan kerja sebagai prioritas utama di Indonesia.
Akibat dari sulit bekerja di sektor formal inilah yang membuat masyarakat berfikir
untuk mendirikan usaha sendiri tanpa harus berupaya mendapatkan pekerjaan di
sektor formal. Sejalan dengan keadaan itu, pemerintah menyadari bahwa
penciptaan lapangan usaha baru yang dikelola oleh wiraswasta-wiraswasta
sebagai pelaku bisnis yang siap terjun pada persaingan adalah salah satu cara
untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Jenis usaha yang banyak
dipilih untuk menjadi awal karir masyarakat adalah usaha kecil atau industri kecil.
Industri kecil merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya:
industri kerajinan, industri makanan, industri alat-alat rumah tangga, dan
perabotan dari tanah (gerabah).
Industri kecil juga merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional
yang mempunyai kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat strategis dalam
mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Mengingat peranannya dalam
pembangunan, usaha kecil harus terus dikembangkan dengan semangat
kekeluargaan, saling isi mengisi, saling memperkuat antara industri kecil dan
besar dalam rangka pemerataan serta mewujudkan kemakmuran yang sebesar-
besarnya bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
pemerintah dan masyarakat harus saling bekerjasama. Masyarakat sebagai pelaku
utama pembangunan, sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan,
membimbing, melindungi serta menumbuhkan iklim usaha.
Seiring dengan dibukanya kesempatan yang lebar kepada setiap orang
untuk menciptakan lapangan pekerjaan, maka otomatis akan timbul pula
persaingan-persaingan usaha pada bidang yang sama di suatu wilayah tertentu.
Hal tersebut yang menjadi pemicu para pengusaha untuk berfikir kreatif dan
menciptakan suatu inovasi yang dapat menciptakan suatu produk yang menarik,
suatu produk yang berhubungan dengan masyarakat sehari-hari dan dapat
mendatangkan keuntungan yang optimal. Produk makanan ringan adalah satu
usaha yang banyak dilirik para pengusaha-pengusaha kecil yang mulai merintis
usahanya. Salah satunya adalah di daerah Yogyakarta, tepatnya di Kelurahan
Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, Yogyakarta selain menjadi tempat tujuan
berwisata, menjadi tempat perdagangan, baik barang-barang kerajinan maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
makanan-makanan khas yang menjadi ciri khas Kota Yogyakarta. Salah satu
makanan yang menjadi ciri khas Kota Yogyakarta adalah Bakpia Pathok. Bakpia
sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya
adalah kue pia (kue) kacang hijau. Bakpia mulai diproduksi di kampung Pathok
Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu masih diperdagangkan secara
eceran dikemas dalam besek tanpa label, peminatnya pun masih sangat terbatas.
Proses itu berlanjut hingga mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton
disertai label tempelan.
Bakpia Pathok awalnya berasal dari pembuat bakpia pertama dan terkenal
sejak 1978 dari Jalan Pathok nomer 75 yang hingga kini tetap bertahan dan
bernama Bakpia Pathok 75. Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan
merek dagang sesuai nomor rumah, diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan
merek dagang nomer berlainan. Demikian pesatnya perkembangan kue oleh-oleh
itu hingga mencapai booming sejak sekitar tahun 1992. Seiring waktu,
bermunculan pula Bakpia Pathok 25,21, 555 dan sebagainya. Untuk rasa dan
kualitas, tentunya para konsumen harus cukup selektif. Saat Bakpia Pathok 75
masih tetap konsisten pada isi kacang hijau untuk menjaga keasliannya, rumah-
rumah bakpia lain mulai mengembangkan isi dengan kacang merah, rasa cokelat,
keju bahkan durian. Bakpia Pathok ini adalah salah satu maskot Yogyakarta
paling terkenal selain Malioboro, jika berkunjung ke Yogyakarta pasti membawa
bakpia untuk oleh oleh sanak saudara dan teman. Selama ini orang banyak
mengenal nama Bakpia Pathok, karena memang penjual dan produsen bakpia
banyak bertebaran di kawasan Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan,
Yogyakarta. Yang membedakan Kelurahan Ngampilan dengan daerah penjual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Bakpia Pathok lain selain letaknya yang strategis dan berada sangat dekat dengan
pusat kota, Kelurahan Ngampilan merupakan daerah asal Bakpia Pathok.
Kampung di Kelurahan Ngampilan yang menjadi pusat penjualan maupun
produksi Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan yaitu wilayah Sanggrahan,
Ngadiwinatan, dan Mertolulutan. Jika musim liburan tiba, maka dapat dipastikan
wilayah ini akan padat penuh dengan kendaraan para pembeli bakpia. Tidak sulit
bagi pendatang dari luar Yogyakarta untuk menemukan lokasi ini.
Di sentra bakpia ini terdapat banyak sekali penjual dan produsen bakpia.
Dari yang punya toko mentereng dan besar sampai yang skala industri dan toko
rumah tangga,. Yang sudah sering dikenal itu ada Bakpia Pathok 25, 35, 38, 55,
67, 75, 99, dan entah nomor berapa lagi. Angka–angka itu umumnya
menunjukkan angka nomor alamat rumah. Tidak ada yang tahu bagaimana awal
mulanya sampai mereka mulai memakai nomor rumahnya itu untuk menamai
produk bakpianya. Mungkin karena kepraktisan saja maka produsen memakai
nomer rumahnya. Butuh dukungan dari berbagai pihak agar para pedagang dapat
mengoptimalkan keuntungan, baik dukungan dari pedagang sendiri, para pembeli,
maupun dukungan dari faktor lain yang tentunya akan sangat membantu.
Berdasarkan alasan di tas tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Keuntungan Pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan
beberapa masalah yaitu :
1. Bagaimana pengaruh modal usaha terhadap keuntungan pedagang Bakpia
Pathok di Kelurahan Ngampilan ?
2. Bagaimana pengaruh lama usaha terhadap keuntungan pedagang Bakpia
Pathok di Kelurahan Ngampilan ?
3. Bagaimana pengaruh waktu dagang terhadap keuntungan pedagang Bakpia
Pathok di Kelurahan Ngampilan ?
4. Bagaimana pengaruh pendidikan yang telah ditempuh pedagang terhadap
keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan ?
5. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja pedagang terhadap keuntungan
pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan ?
6. Bagaimana pengaruh tingkat upah tenaga kerja pedagang terhadap
keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengaruh modal usaha terhadap keuntungan pedagang
Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan.
2. Untuk mengetahui pengaruh lama usaha terhadap keuntungan pedagang
Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan.
3. Untuk mengetahui pengaruh waktu dagang terhadap keuntungan pedagang
Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
4. Untuk megetahui pengaruh pendidikan yang telah ditempuh terhadap
keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan.
5. Untuk megetahui pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan
pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan.
6. Untuk megetahui pengaruh tingkat upah tenaga kerja terhadap keuntungan
pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, antara lain :
1. Bagi Dunia Pendidikan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dimanfaatkan sebagai informasi
tambahan khususnya di bidang bisnis makanan.
2. Bagi Pemerintah
Diharapkan dapat sebagai referensi tambahan dalam upaya pengembangan
dan pengelolaan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan
khususnya dan pedagang Bakpia Pathok di D.I Yogyakarta pada
umumnya.
3. Bagi Pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan agar dapat lebih
mengembangkan usaha serta melakukan inovasi agar dapat mencapai
keuntungan yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan untuk memenuhi syarat-syarat penulis
guna memperoleh gelar sarjana ekonomi Universitas Sebelas Maret.
5. Bagi Pembaca
Memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca tentang kegiatan dan
perkembangan usaha Bakpia Pathok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Arti Penting Industri Kecil
Dari pengelompokan dan penggolongan industri kecil dan rumah tangga
dalam klasifikasi industri dapat terlihat bahwa kegiatan industri kecil dan
rumah tangga tidak hanya masuk dalam klasifikasi tenaga kerja saja, melainkan
dapat dimasukkan ke berbagai klasifikasi sesuai dengan karakteristik
klasifikasi, seperti : industri hulu dan industri hilir. Industri Kecil dan Rumah
Tangga (IKRT) dapat masuk dalam industri hilir karena industri hulu
merupakan industri yang membutuhkan modal, teknologi dan sumber daya
manusia yang tinggi.
Dengan demikian, karakteristik industri kecil dan rumah tangga adalah
(www.google.com/industrikecil ) :
1. Industri yang bersifat industri yang ekstraktif yang cenderung
menggunakan barang setengah jadi menjadi barang jadi.
2. Industri yang dikelompokkan pada industri dengan jumlah tenaga kerja 1
sampai 19 orang. Batasan jumlah pekerja terkait dengan kompleksitas
organisasi apabila jumlah tenaga semakin banyak yang juga membutuhkan
pembiayaan.
3. Industri yang dilakukan tidak perlu pengolahan lebih lanjut yang disebut
dengan industri primer. Hal ini disebabkan kemampuan, modal dan
teknologi yang murah daripada industri yang dikatagorikan industri
sekunder atau primer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4. Industri yang cenderung banyak memanfaatkan bahan dari pertanian
(misal: pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan) daripada
pertambangan. Hal ini disebabkan oleh kemudahan teknologi yang
digunakan terhadap bahan dari pertanian daripada pertambangan atau jasa.
Sebagai contoh : industri makanan, mebel dan kerajinan tangan dan
sebagainya.
5. Industri yang tidak tergantung pada kondisi tertentu seperti bahan baku,
pasar dan tenaga kerja, karena kebutuhan tenaga kerja yang kecil.
Manajemen pengelola, teknologi yang rendah serta tidak membutuhkan
tenaga kerja yang ahli membuat karakter industri ini tidak tergantung
persyaratan lokasi. Dalam arti lokasi industri kecil dan rumah tangga
sangat fleksibel.
6. Ditinjau dari proses produksinya, IKRT (Industri Kecil dan Rumah
Tangga) dapat digolongkan sebagai industri hilir, yaitu menggunakan
barang setengah jadi menjadi barang jadi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat
kemudahan pengolahannya dibandingkan dengan industri hulu.
7. Industri Kecil dan Rumah Tangga termasuk pada industri ringan. Dalam
hal ini ditinjau dari barang yang dihasilkan merupakan barang yang
sederhana, tidak rumit serta tidak membutuhkan proses yang rumit dan
teknologi yang tinggi.
8. Sebagian besar industri kecil dan rumah tangga adalah masyarakat
menengah ke bawah yang tidak mempunyai modal serta aset untuk
mendapatkan bantuan dari bank, sehingga sistem pemodalan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
mandiri/swa-dana. Sebagian besar persoalan dari IKRT adalah persoalan
modal yang rendah sehingga tidak dapat meningkatkan produknya.
9. Ditinjau dari subyek pengelola, IKRT merupakan industri yang dimiliki
oleh pribadi (rakyat) dengan sistem pengelolaannya yang sederhana.
10. Ditinjau dari cara pengelolaannya, industri ini merupakan industri yang
mempunyai struktur manajemen dan sistem keuangan yang sederhana. Hal
ini disebabkan industri ini lebih banyak bersifat kekeluargaan.
B. Permasalahan Industri Kecil
Dari banyak studi yang dilakukan oleh para ahli pada industri kecil di
Indonesia, permasalahan pokok yang banyak dihadapi oleh sektor industri
kecil adalah :
1. Nurimansyah Hasibuan (1990 : 2) :
a. Mutu produk yang rendah
b. Teknologi produksi yang sangat tradisional
c. Kurangnya modal usaha
d. Pasar yang terbatas
e. Motivasi berproduksi terbatas pada tingkat subsistem
f. Keterampilan yang kuran
g. Cara kerja yang masih terkena kultur agraris
2. Tulus Tambunan (2002 : 73-80)
a. Kesulitan pemasaran
b. Keterbatasan financial
c. Keterbatasan SDM
d. Masalah bahan baku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
e. Keterbatasan teknologi
C. Sektor Informal
1. Pengertian Sektor Informal
Berikut ini beberapa definisi atau pengertian sektor informal :
a. Lingkungan usaha yang tidak resmi atau lapangan pekerjaan yang
diciptakan dan diusahakan sendiri oleh pencari kerja (seperti
wiraswasta). Sebagai contoh usaha yg paling menguntungkan sektor
informal adalah membuka rumah makan di tempat-tempat yg ramai.
b. Sektor informal juga dapat diartikan unit usaha kecil yg melakukan
kegiatan produksi dan/atau distribusi barang dan jasa untuk
menciptakan lapangan kerja dan penghasilan bagi mereka yg terlibat
unit tsb bekerja dng keterbatasan, baik modal, fisik, tenaga, maupun
keahlian
c. Segala jenis pekerjaan yang tidak menghasilkan pendapatan yang tetap,
tempat pekerjaan yang tidak terdapat keamanan kerja (job security),
tempat bekerja yang tidak ada status permanen atas pekerjaan tersebut
dan unit usaha atau lembaga yang tidak berbadan hukum.
d. Sektor Informal juga dapat didefinisikan sebagai unit-unit usaha yang
tidak atau sedikit sekali menerima proteksi ekonomi secara resmi dari
pemerintah. Definisi ini membuat batasan yang jelas dan tegas:
sepanjang bantuan atau fasilitas pemerintah belum pernah diterima atau
dinikmati oleh sebuah unit usaha, maka unit usaha itu digolongkan ke
dalam sektor informal. Dengan demikian, ketersediaan fasilitas
pemerintah bukanlah unsur utama, melainkan bagaimana sebuah unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
usaha dapat dengan mudah memperoleh fasilitas tersebut. Misalnya,
bisa saja pemerintah pemerintah daerah mendirikan beratus-ratus ruko
(rumah toko) diberbagai lokasi, tetapi karena berbagai alasan, tidak satu
pun pedagang kaki lima (sektor informal) dapat memiliki ruko tersebut,
baik secara tunai maupun secara kredit.
2. Karakteristik Sektor Informal
a. Mudah masuk, artinya setiap orang dapat kapan saja masuk ke jenis
usaha informal ini.
b. Bersandar pada sumber daya lokal
c. Biasanya bersifat usaha milik keluarga
d. Operasi skala kecil, banyak menggunakan tenaga kerja (padat karya)
e. Keterampilan diperoleh dari luar system formal sekolah
f. Teknologi yang dipakai relative sederhana
g. Tidak diatur dalam pasar yang kompetitif
h. Bervariasi dalam bidang kegiatan produksi barang dan jasa bersakala
kecil
i. Pemberian upah pada sektor informal lepas dari campur tangan
pemerintah tidak seperti upah sektor formal yang diintervensi
pemerintah melalui peraturan Upah Minimum Propinsi (UMP).
D. Pendapatan
Pada hakekatnya konsep dasar pendapatan adalah bahwa pendapatan
merupakan proses arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan
selama jangka waktu tertentu. Paton dan Littleton menyebutnya sebagai
produk perusahaan dan besarnya diukur dengan jumlah rupiah aktiva baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
yang diterima dari pelanggan (konsumen). Laba akan timbul bilamana jumlah
rupiah aktiva menunjukkan pendapatan melebihi jumlah rupiah total biaya
yang dibebankan.
Berikut beberapa pengertian pendapatan yang dikemukakan penulis dalam
berbagai literatur akuntansi.
a. Menurut Donals E. Kieso dan Jerry J. Weygandy (1986 : 164), memberikan
definisi sebagai berikut : Revenue is an in flow of cash or other properties
in exchange for good sold or services rendered. Definisi ini menjelaskan
bahwa pendapatan (revenue) diartikan sebagai aliran masuk kas atau setara
kasnya yang terjadi akibat adanya penjualan barang atau penyerahan jasa
yang dihasilkan.
b. Menurut Eldon S. Hendriksen (dalam Marianus Sinaga, 1993 : 164)
mendefinisikan pendapatan adalah ekspresi moneter dari keseluruhan
produk atau jasa yang ditransfer oleh suatu perusahaan kepada
pelanggannya selama satu periode. Menurut definisi ini, maka pendapatan
diukur berdasarkan jumlah barang dan jasa yang diserahkan kepada
pembeli atau langganan (dengan menggunakan satuan mata uang tertentu).
Jadi merupakan aliran keluarnya (out flow) nilai atas barang atau jasa yang
ditransfer kepada langganannya.
c. Menurut Zaki Baridwan (1992 : 30) Pendapatan (revenue) adalah aliran
masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya
(atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari
penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain
yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Kemudian beliau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
melanjutkan pula bahwa hasil penjualan atau pendapatan jasa menunjukkan
jumlah hasil penjualan kepada pembeli selama suatu periode akuntansi,
dikurangi penjualan retur dan potongan-potongan. Pengertian di atas bahwa
pendapatan adalah keseluruhan penerimaan dari suatu unit usaha selama
satu periode tertentu setelah dikurangi dengan penjualan retur dan
potongan-potongan. Maksud penjualan retur adalah pengembalian barang
oleh pelanggan karena barang tertentu yang dikirm rusak atau tidak sesuai
pesanan. Sedangkan potongan penjualan adalah potongan yang diberikan
kepada pelanggan karena langganan membayar lebih cepat sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan untuk mendapat potongan.
d. Menurut C. Rolin Niswonger dan Carl S. Waren (dalam Hyginus
Ruswianarto, 1993 : 57) pendapatan adalah kenaikan kotor (gross) dalam
modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan,
pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewaan harta,
peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan
untuk memperoleh penghasilan.
Maksud definisi di atas adalah pendapatan dapat dihasilkan melalui
berbagai kegiatan usaha baik yang berasal dari usaha perdagangan, jasa
maupun profesi yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kotor (laba
bruto).
e. Menurut Smith and Skousen (1995 : 15) pendapatan adalah kenaikan
(inflows) dari aktiva yang berasal dari operasi (kegiatan) normal
perusahaan. Dalam definisi ini terdapat pembatasan yang jelas mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sumber dana yang dapat digolongkan sebagai revenue dan sumber dana
yang tidak dapat digolongkan sebagai revenue.
f. Menurut M. Munandar (1996 : 18) Pendapatan (revenue) adalah suatu
pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya owners equity,
tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan
pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena bertambahnya
liabilities.
Definisi ini menjelaskan bahwa suatu pertambahan assets dapat
disebut revenue atau pendapatan apabila pertambahan assets tersebut
berasal dari kontra prestasi yang diterima perusahaan atas jasa-jasa yang
diberikan kepada pihak lain. Selanjutnya, pertambahan atau peningkatan
assets akan mengakibatkan bertambahnya owners equity.
E. Pengertian Pedagang
Pedagang merupakan orang yang berusaha dibidang produksi dan
berjualan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen
tertentu di dalam masyarakat dalam suasana lingkungan informal. Mereka
adalah orang yang menjalankan kegiatan dalam usaha memindahkan hak atas
orang lain secara terus menerus sebagai sumber penghidupannya (Irawan
Bayu Swastha, 1992: 289).
Pedagang kecil pada awalnya diartikan sebagai orang yang menjual
barang-barang dan jasa langsung kepada konsumen akhir bagi yang
pemanfaatan yang sifatnnya perseorangan dan bukan untuk usaha. Arti sempit
pedagang kecil atau pengecer adalah sebuah lembaga untuk melakukan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi atau
non-bisnis (Irawan Bayu Swastha, 1992: 291).
Menurut Forbes (dalam Marning dan Effendi, 1985: 335-358),
struktur perdagangan sektor informal dapat dilihat secara tepat dengan
menggolongkan para pedagang dalam tiga kategori, yaitu:
a. Penjual Borongan (Punggawa)
Punggawa adalah istilah umum yang digunakan di seluruh
Sulawesi Selatan untuk menggambarkan pihak yang mempunyai cadangan
dan penguasaan modal yang lebih besar dalam perekonomian dan
digunakan secara luas di kota dan di desa. Istilah punggawan ini tidak
mempunyai pengertian yang tepat, namun diantara pedagang sektor
informal, istilah ini dapat digunakan untuk menggambarkan para
wiraswasta yang memodali dan mengorganisir barang-barang dagangan.
b. Pengecer Besar
Pedagang besar adalah pedagang-pedagang besar yang mempunyai
warung di pasar. Warung atau kios tersebut adalah tempat yang permanen,
dalam artian bahwa bangunannya tidak berpindah-pindah, namun kekuatan
penggunaan tempat tersebut tergantung pada persetujuan dan tata tertib
pemerintah setempat.
c. Pengecer Kecil
Kategori pengecer kecil ini mencakup pedagang pasar yang
berjualan di luar pasar, tepi jalan, maupun mereka yang menempati kios-
kios di pinggiran pasar. Perbedaan dari pengecer besar adalah mereka
hanya membayar sedikit saja untuk menggunakan tempat-tempat tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
tidak seperti pedagang yang memperoleh tempat yang tetap dalam pasar
yang resmi.
Seperti yang disebutkan sebelumnya pedagang merupakan orang
yang berusaha di bidang produksi dan berjualan barang-barang untuk
memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu di dalam masyarakat
dalam suasana lingkungan informal. Tujuan dari kegiatan yang dilakukan
tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimum.
F. Keuntungan
a. Teori Keuntungan
Menurut Lincolin Arsyad (1996:23) keuntungan adalah selisih
antara penerimaan dengan biaya sehingga keuntungan tergantung pada
besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau seseorang.
Pemilik usaha menjalankan kegiatan usahanya untuk mencari keuntungan
yang maksismum, dan keuntungan maksimum hanya akan didapat apabila
pemilik usaha membuat pilihan tepat terhadap jenis barang atau jasa yang
akan dijualnya.
Keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara, yang pertama
keuntungan dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan
kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah
dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal
tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu,
keuntungan dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga
penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan di antara keduanya adalah
dalam hal pendefinisian biaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Secara bentuk matematis sederhana dapat ditulis sebagai berikut :
TR – TC = 䤸
Keterangan :
a. TR (Total Revenue) adalah penerimaan total produsen dari hasil
penjualan outputnya. TR = output x harga jual
b. TC (Total Cost) adalah total biaya yang dilakukan utnuk memproduksi
output yang dipengaruhi oleh dua variabel biaya tetap (biaya yang
dihasilkan untuk menghasilkan output hingga jumlah tertentu dengan
biaya yang sama) dan biaya variabel (biaya yang dikeluarkan sesuai
dengan jumlah output yang diproduksi)
c. TR harus lebih besar dari TC, dengan kata lain TR-TC harus mempunyai
selisih positif, bila terjadi TR=TC, maka terjadi BEP (Break Event
Point) atau tidak terjadi keuntungan maupun kerugian.
Manfaat dari analisis keuntungan menurut Lipsey et al (1995)
adalah untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan sumber
daya langka dengan sebaik-baiknya. Tingginya tingkat keuntungan yang
diperoleh perusahaan digunakan sebagai parameter tingkat efisiensi
perusahaan dalam penggunaan sumber daya yang digunakan. Oleh
karena itu, tujuan dari suatu perusahaan ataupun pedagang adalah untuk
memaksimumkan keuntungan usahanya. Agar pedagang memperoleh
keuntungan, pedagang harus dapat memaksimumkan penerimaan dan
meminimumkan biaya. Besarnya penerimaan yang diperoleh
dipengaruhi oleh total penjualan dan harga yang ditetapkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pedagang. Semakin besar volume penjualan, maka semakin besar jumlah
penerimaan yang diperoleh oleh pedagang.
b. Faktor-faktor yang Diduga Mempengaruhi Keuntungan Pedagang
Bakpia Pathok
1) Modal Usaha
Modal Usaha mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan
berhasil atau tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Modal dapat
dibagi menjadi 2, yaitu (Suryana, 2001:36) :
a) Modal Tetap
Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses
produksi dalam jangka waktu yang relatif lama dan tidak
terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah produksi.
b) Modal Lancar
Modal lancar adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali
dalam proses produksi, bisa dalam bentuk bahan-bahan baku dan
kebutuhan lain sebagai penunjang usaha tersebut.
Berdasarkan fungsi kerjanya, modal dapat dibagi menjadi 2, yaitu
(Riyanto, 1994:51) :
a) Modal investasi tetap, meliputi peralatan yang digunakan dalam
melakukan kegiatan usaha.
b) Modal kerja, digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari,
misalnya untuk memberikan porsekot, pembelian bahan mentah,
dan membayar upah tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Pengalaman Usaha
Pengalaman usaha dapat diartikan sebagai interaksi diri pribadi
dengan lingkungan, di mana di dalamnya seseorang belajar secara aktif
dan interaktif dengan lingkungan tersebut. Istilah pengalaman yang
lain juga dapat diartikan sebagai hasil belajar. Pengalaman yang
diperoleh seseorang meliputi 3 aspek, yaitu :
a) Pengalaman berupa pengetahuan
b) Pengalaman berupa keterampilan
c) Pengalaman berupa sikap atau nilai
Pengalaman berupa keterampilan dapat memberikan kesejahteraan
pribadi, baik lahiriah maupun batiniah, karena keterampilan yang lebih
maka seseorang akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
meningkatkan pendapatannya (Bambang Riyanto, 1994:63)
Menurut Woodworth dan Marquis yang dikutip oleh Raida Nur
Hapsari (2004), dalam hal pengalaman kerja ternyata tidak hanya
menyangkut jumlah masa kerja saja, tetapi lebih dari itu juga perlu
diperhitungkan jenis pekerjaan yang pernah dihadapinya. Sejalan
dengan bertambahnya pengalaman kerja maka akan bertambah pula
pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam melaksanakan
pekerjaannya karena penguasaan situasi dan kondisi dalam
menghadapi calon pelanggan yang bervariasi semakin baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3) Waktu dagang / jam berdagang
Waktu dagang atau jam berdagang adalah curahan waktu yang
diberikan oleh pedagang (pemilik dan pegawai) dalam suatu proses
produksi setiap harinya.
Jones dan Bondan telah membagi lama kerja seseorang dalam satu
minggu menjadi tiga kategori. Aris & Hatmaji (1985:175):
a. Seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu, maka ia
dikategorikan bekerja dibawah jam normal.
b. Seseorang yang bekerja antara 35 sampai 45 jam perminggu, maka
ia dikategorikan bekerja pada jam normal.
c. Seseorang yang bekerja diatas 45 jam perminggu, maka ia
dikategorikan bekerja dengan jam panjang.
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan yang telah ditempuh oleh seseorang, mulai dari
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA), sampai dengan Sarjana.
5) Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja merupakan salah satu variabel yang
berpengaruh terhadap keuntungan pedagang. Jika jumlah tenaga kerja
pada suatu usaha mencukupi, maka akan sangat membantu dalam
pelayanan konsumen sehingga berimbas pada kenaikan keuntungan.
6) Tingkat Upah Tenaga Kerja
Tingkat pemberian upah kepada tenaga kerja dalam suatu kegiatan
usaha pada dasarnya merupakan imbalan atau balas jasa dari para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pemilik usaha kepada tenaga kerja atas prestasi yang telah
disumbangkan dalam kegiatan usahanya. Tingkat upah tenaga kerja
yang diberikantergantung pada : a) Biaya keperluan hidup minimum
pekerja dan keluarganya. b) Peraturan undang-undang yang mengikat
tentang upah minimum pekerja (UMR). c) Produktivitas marginal
tenaga kerja. d) Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan
serikat pengusaha. e) Perbedaan jenis pekerjaan. Tingkat upah yang
diberikan oleh para pemilik usaha secara teoritis dianggap sebagai
harga dari tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan usaha.
F. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Fitri Daniati (2008) dengan judul Aalisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Enceng Gondok di Kabupaten Bantul
ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi dan menjelaskan seberapa besar
pengaruh variabel modal usaha, pengalaman usaha, jumlah tenaga kerja,
jam kerja, dan jangkauan pemasaran terhadap pendapatan pengrajin enceng
gondok di Kabupaten Bantul.
2. Penelitian Kris Ciptawan (2009) dengan judul Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keuntungan Pedagang Makanan dan Minuman di Gladag
Langen Boga Surakarta ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi dan
menjelaskan besar pengaruh variabel modal, lama usaha, harga menu
utama, dan tenaga kerja dapat mempengaruhi keuntungan pedagang
makanan dan minuman di Gladag Langen Bogan serta untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keuntungan
pedagang makanan dan minuman di Gladag Langen Bogan Surakarta.
3. Penelitian Irham Baehaqi (2011) dengan judul Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keuntungan Usaha Pembuatan Pangsit di Kabupaten Klaten
ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel modal, jumlah
tenaga kerja, jam kerja, dan merk dagang terhadap keutungan usaha
pembuatan pangsit di Kabupaten Klaten serta pengaruhnya secara bersama-
sama variabel tersebut terhadap keuntungan usaha pembuatan pangsit.
4. Penelitian Reni Pratiwi Setyawardhany (2012) dengan judul Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Pedagang di Pasar Grosir
Batik Setono Pekalongan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel modal dagang, jam dagang, pengalaman berdagang,
tenaga kerja, serta produk yang dijual terhadap keuntungan usaha pedagang
grosir batik setono Pekalongan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
G. Kerangka Pemikiran
Dari uraian dan teori yang dikemukakan di atas mengenai analisis faktor
yang mempengaruhi keuntungan pedagang yang menjual Bakpia Pathok di
Yogyakarta, faktor yang ingin diteliti antara lain modal usaha, pengalaman usaha,
waktu dagang, pendidikan yang telah ditempuh, jumlah tenaga kerja, dan upah
tenaga kerja pedagang Bakpia Pathok dan dapat disimak pula dalam bentuk skema
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Sumber : Data Primer yang Diolah
Modal Usaha
Lama Usaha / Pengalaman usaha
Tingkat Keuntungan Para Pedagang Bakpia Pathok
Waktu Dagang
Pendidikan yang Telah Ditempuh
Pedagang
Jumlah Tenaga Kerja
Tingkat Upah Tenaga Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Dari kerangka pemikiran di atas diasumsikan bahwa variabel modal usaha,
pengalaman usaha, waktu dagang, pendidikan yang telah ditempuh, jumlah tenaga
kerja, dan tingkat upah tenaga kerja akan secara signifikan mempengaruhi tingkat
keuntungan para pedagang Bakpia Pathok di Yogyakarta.
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diuji
kebenarannya. Berdasarkan uraian teori di atas dan studi yang pernah
dilakukan maka dapat dikemukakan beberapa hipotesa yaitu sebagai berikut :
1. Diduga bahwa faktor modal kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan
Ngampilan.
2. Diduga bahwa faktor lama usaha atau pengalaman usaha berpengaruh
secara signifikan terhadap keuntungan pedagang Bakpia Pathok di
Kelurahan Ngampilan.
3. Diduga bahwa faktor waktu dagang berpengaruh secara signifikan
terhadap keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan
Ngampilan.
4. Diduga bahwa faktor pendidikan yang telah ditempuh pedagang
berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan pedagang Bakpia
Pathok di Kelurahan Ngampilan.
5. Diduga bahwa faktor jumlah tenaga kerja pedagang berpengaruh secara
signifikan terhadap keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan
Ngampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
6. Diduga bahwa faktor tingkat upah tenaga kerja pedagang berpengaruh
secara signifikan terhadap keuntungan pedagang Bakpia Pathok di
Kelurahan Ngampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskripstif kuantitatif yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh modal usaha, pengalaman usaha, waktu
dagang, pendidikan, jumlah tenaga kerja, serta tingkat upah tenaga kerja
terhadap keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Yogyakarta dengan
mengambil studi kasus di Kelurahan Ngampilan, Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan di Yogyakarta,
yaitu di Kelurahan Ngampilan yang merupakan daerah sentra penjual Bakpia
Pathok. Unit analisis pada penelitian ini adalah para pedagang atau penjual
Bakpia Pathok yang berada di Kelurahan Ngampilan, Yogyakarta.
B. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode penelitian
survey, yaitu penelitian menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data
yang utama.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses komunikasi diadik relasional
dengan tujuan yang serius dan ditetapkan terlebih dulu yang dirancang
untuk mempertukarkan perilaku dan melibatkan tanya jawab atau teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pengumpulan data dan informasi dengan cara menanyakan secara lansung
kepada para pedagang atau penjual Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan
Yogyakarta untuk melengkapi data yang diperlukan dan telah tertulis di
dalam kuisioner.
2. Observasi
Observasi adalah teknik mengumpulkan data dengan cara
mengamati secara langsung keadaan umum respoden yang diteliti sehingga
diperoleh data yang seakurat mungkin.
3. Kuisioner
Kuesioner adalah pengumpulan data dengan menggunakan
sejumlah daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada reponden untuk
memperoleh data primer.
4. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah pengumpulan data empirik serta teori-teori
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data para pedagang atau penjual Bakpia Pathok di Kelurahan
Ngampilan, Yogyakarta yang dikumpulkan dengan cara wawancara.
Data primer yang digunakan adalah identitas responden, identitas usaha,
faktor yang mempengaruhi keuntungan para pedagang Bakpia Pathok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2. Data Sekunder
Data tentang pedagang Bakpia Pathok yang diperoleh di Badan
Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta serta dari literatur dan
sumber kepustakaan lain yang terkait dengan data yang digunakan.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian sebagai sumber data
yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian dan sampel
merupakan himpunan bagian dari populasi yang menjadi obyek
sesungguhnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah para pedagang Bakpia Pathok di
Kelurahan Ngampilan, Kota Yogyakarta. Menurut hasil dari sensus ekonomi
tahun 2006 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta
terdapat 72 pedagang Bakpia Pathok yang terdapat di Kelurahan Ngampilan.
Sampel adalah sebagian populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan
dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto dan
Pangestu,1993:108). Metode pengambilan sampel menggunakan Metode
Slovin, namun kelemahan dari metode ini adalah jumlah sampelnya yang tidak
lebih dari seratus berapapun jumlah populasinya. Kemudian syarat dari
Metode Slovin bahwa populasi yang akan diteliti harus homogen. Menurut
Metode Slovin pengambilan sampel dari populasi yang sudah diketahui
jumlahnya dapat diambil dengan rumus sebagai berikut (Sevilla, 1993:161-
163) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
n = N
1 + Ne2
Keterangan :
n = besaran sampel
N = besaran populasi
e = tingkat kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (nilai kritis)
1 = angka konstanta
Dengan menggunakan Metode Slovin, diperoleh jumlah sampel dengan
nilai kritis 10% adalah sebagai berikut :
n = 72
1 + (72.0,01)
= 72 = 41,86 = 42 responden
1,72
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Simple Random
Sampling. Teknik ini dilakukan dengan mengambil sample secara acak. Cara
Simple Random Sampling dilakukan dengan cara Ordinal, yaitu mula-mula
seluruh individu harus didaftar terlebih dahulu, lalu dipilih beberapa sample
yang dibutuhkan dengan cara yang ditentukan sendiri.
E. Definisi Operasional Variabel
Ada dua jenis variabel yang perlu didefinisikan untuk keperluan dalam
penelitian ini yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel keuntungan/laba adalah penghasilan yang diperoleh para
pedagang dari hasil penjualan dagangan setiap harinya dikurangi biaya
operasional perbulannya, seperti biaya kulakan, biaya produksi, biaya
transportasi, biaya retribusi, dan lain-lainnya. Keuntungan per hari
dinyatakan dalam rupiah.
2. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen (variabel bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel terikat. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Modal Usaha
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan modal usaha adalah
jumlah uang yang digunakan pedagang untuk menjalankan operasional
usahanya, baik modal sendiri maupun modal dari pihak lain (modal
pinjaman). Variabel modal usaha diukur dalam satuan rupiah.
b. Lama Usaha/Pengalaman Usaha
Yang dimaksud dengan pengalaman usaha atau lama usaha dalam
penelitian ini adalah interaksi diri pribadi dengan lingkungan, di mana
di dalamnya seseorang belajar secara aktif dan interaktif dengan
lingkungan tersebut. Istilah pengalaman yang lain juga dapat diartikan
sebagai hasil belajar. Pengalaman usaha didapat dari mulai merintis
toko Bakpia Pathok sampai saat sekarang. Variabel ini dinyatakan
dalam satuan tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c. Waktu Dagang
Yang dimaksud dengan jam berdagang adalah curahan waktu yang
diberikan oleh pedagang (pemilik dan pegawai) toko Bakpia Pathok di
Kelurahan Ngampilan Yogyakarta atau waktu yang diperlukan oleh
pedagang ketika sedang berdagang dalam satu hari. Variabel ini
dinyatakan dalam satuan jam perhari.
d. Pendidikan
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendidikan adalah
lamanya pedagang mengenyam bangku pendidikan, mulai dari Sekolah
Dasar (SD) sampai tingkat pendidikan yang tertinggi. Variabel ini
dinyatakan dalam satuan tahun.
e. Jumlah Tenaga Kerja
Yang dimaksud dengan variabel jumlah tenaga kerja dalam
penelitian ini adalah banyaknya tenaga kerja manusia yang terlibat
langsung dalam proses berdagang. Variabel ini dinyatakan dalam
satuan orang.
f. Tingkat Upah Tenaga Kerja
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan upah tenaga
kerja adalah imbalan atau balas jasa dari para pemilik usaha kepada
tenaga kerja atas prestasi yang telah disumbangkan dalam kegiatan
usahanya. Variabel upah tenaga kerja ini dinyatakan dalam satuan
rupiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Pemilihan Model
a. Uji MWD
Pemilihan bentuk fungsi model empirik merupakan pertanyaan
atau masalah empirik (empirical question) yang sangat penting, hal ini
karena teori ekonomi tidak secara spesifik menunjukkan ataupun
mengatakan apakah sebaiknya fungi suatu model empirik dinyatakan
dalam bentuk linear ataukah log-linear atau bentuk fungi lainnya.
Dalam kenyataannya seorang peneliti biasanya menggunakan feeling
langsung menetapkan model regresi yang digunakan dinyatakan dalam
bentuk log-linear, karena bentuk log-linear diyakini dapat mengurangi
tingkat variasi data yang digunakan. Namun, sebenarnya keyakinan
tersebut tidak sepenuhnya benar karena tidak menutup kemungkinan
dalam kasus tertentu, suatu model regresi akan lebih tepat diregresi
dengan dinyatakan dalam bentuk linear (tanpa log). Oleh karena itu,
dalam melakukan suatu studi empiris, sebaiknya model yang akan
digunakan diuji dahulu, apakah sebaiknya menggunakan bentuk linear
ataukah log-linear.
Dalam studi empirik, biasanya digunakan metode-metode seperti
model transformasi Box-Cox, metode yang dikembangkan MacKinnon,
White, dan Davidson tahun 1983, atau lebih dikenal dengan MWD
test, metode Bara dan mcAleer tahun 1988 atau disebut pula dengan B-
M test dan metode yang dikembangkan Zarembka tahun 1968.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Metode MacKinnon,
White, dan Davidson (1980) atau MWD Test untuk menentukan model
regresi yang akan akan digunakan, apakah linear ataukah log-linear.
Untuk dapat menerangkan uji MWD, maka langkah pertama adalah
membuat dua regresi model dengan asumsi :
Model regresi 1 : Linier
Y = �难 + �囊 X1 + �挠 X2 + �脑 X3 + �恼 X4 + �闹 X5 + �淖 X6 + Ui… (3.1)
Model regresi 2 : Log-Linier
LnY = �难 + �囊 LnX1 + �挠 LnX2 + �脑 LnX3 + �恼 LnX4 + �闹 LnX5 + �淖
LnX6 + Ui ……………………………………………………….... (3.2)
Keterangan :
Y = Keuntungan Per Hari
X1 = Variabel Modal Usaha
X2 = Variabel Pengalaman Usaha
X3 = Variabel Jam Kerja
X4 = Variabel Pendidikan
X5 = Variabel Jumlah Tenaga Kerja
X6 = Variabel Tingkat Upah Tenaga Kerja �难 = Koefisien Intersep �囊 = Koefisien Modal Usaha �挠 = Koefisien Pengalaman Usaha �脑 = Koefisien Jam Kerja �恼 = Koefisien Pendidikan �闹 = Koefisien Jumlah Tenaga Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
�淖 = Koefisien Tingkat Upah Tenaga Kerja
Ui = Variabel pengganggu
Dari persamaan (3.1) dan (3.2) di atas, selanjutnya akan diterapkan
MWD test. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan regresi terhadap persamaan (3.1) kemudian kita
mendapatakan nilai fitted dari Y yang kita namai dengan YF
b. Melakukan regresi terhadap persamaan (3.2) kemudian kita
mendapatkan nilai fitted dari LY yang kita namai dengan LYF
c. Mencari nilai Z1 dengan cara mengurangkan nilai log dari YF
dengan LYF
d. Mencari nilai Z2 dengan cara mengurangkan nilai antilog dari LYF
dengan YF
e. Melakukan regresi dengan persamaan (3.1) dengan menambahkan
variabel Z1 sebagai variabel penjelas.
Y = �难 + �囊 X1 + �挠 X2 + �脑 X3 +�恼 X4 + �闹 X5 + �淖 X6 + �闹Z1 +
Ui ………………………………………………………………(3.3)
Bila Z1 signifikan secara statistic maka kita menolak model yang
benar adalah linear atau dengan kata lain, bila Z1 signifikan, maka
model yang benar adalah log-linear
f. Melakukan regresi dengan persamaan (3.2) dengan menambahkan
variabel Z2 sebagai variabel penjelas
Y = �难 + �囊 X1 + �挠 X2 + �脑 X3 + �恼 X4 + �闹 X5 + �淖 X6 + �闹Z2 +
Ui ………………………………………………………….…...(3.4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Bila Z2 signifikan secara statistic maka menolak model yang benar
adalah log-linear atau dengan kata lain, bila Z2 signifikan maka
model yang benar adalah linear.
b. Metode Regresi Log-Linear
Untuk menguji hipotesis, seberapa besar pengaruh variabel modal
usaha, pengalaman usaha, dan jam kerja terhadap keuntungan maka
digunakan rumus regresi linier berganda transformasi logaritma
sebagai berikut (Sumodiningrat, 1994 : 78) :
LnY = �难 + �囊 LnX1 + �挠 LnX2 + �脑 LnX3 + �恼 LnX4 + �闹 LnX5 + �淖
LnX6 + Ui
Dimana :
LnY = Keuntungan Per Hari
LnX1 = Variabel Modal Usaha
LnX2 = Variabel Pengalaman Usaha
LnX3 = Variabel Jam Kerja
LnX4 = Variabel Pendidikan
LnX5 = Variabel Jumlah Tenaga kerja
LnX6 = Variabel Tingkat Upah Tenaga Kerja �难 = Koefisien Intersep �囊 = Koefisien Modal Usaha �挠 = Koefisien Pengalaman Usaha �脑 = Koefisien Jam Kerja �恼 = Koefisien Pendidikan �闹 = Koefisien Jumlah Tenaga Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
�淖 = Koefisien Tingkat Upah Tenaga Kerja
Ui = Variabel pengganggu
Selanjutnya terhadap hasil regresi dengan model tersebut dilakukan uji
statistik yang meliputi uji t (uji tiap-tiap individu secara variabel) dan uji F
(secara bersama-sama). Selain itu akan dilakukan uji asumsi klasik yang
meliputi multikolinearlitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
2. Uji Statistik
Uji statistik dilakukan untuk mengetahui adanya kebenaran atau kepalsuan
dari hipotesis nol. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu :
a. Uji t
Uji t yaitu pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial utnuk
mengetahui signifikansi masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen. Ketentuan dalam uji t adalah sebagai berikut :
1) Menentukan Hipotesis
Ho : �平 = 0 (berarti variabel independen secara individu tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen)
Ho : �平 识 0 (berarti variabel independen secara individu berpengaruh
terhadap variabel dependen)
2) Menentukan nilai 荒
3) Melakukan perhitungan nilai t, yaitu sebagai berikut :
t tabel = 崎挠 ; d f = N- K
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Di mana :
荒 = derajat signifikasi
N = banyaknya data yang digunakan
K = banyaknya parameter atau koefisian regresi plus konstanta
t hitung = 脐腮骗弱纵扇腮邹
di mana : �平 = koefisien regresi variabel ke-i
Se = standar eror
4) Kriteria Pengujian
Ho ditolak Ho ditolak
Ho diterima
-t tabel t tabel Ho diterima apabila –t 荒/2 屎 t 屎 t 荒/2
Ho ditolak apabila t 矢-t 荒/2 atau t 使 荒/2
Gambar 2.2 Kriteria Pengujian Uji t Sumber : Modul Laboratorium Ekonometrika,2006
5) Kesimpulan
a) Jika t hitung 矢 t tabel, maka Ho diterima Ha ditolak artinya
koefisien regresi variabel independen tidak mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan.
b) Jika t hitung 使 t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
koefisien regresi variabel independen mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Uji F
Uji F adalah uji terhadap koefisien regresi parsial secara bersama-
sama. Uji ini dimaksudkan utnuk mengetahui apakah variabel
independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependennya atau untuk mengetahui apakah persamaan model cukup
eksis untuk digunakan.
Ketentuan dalam Uji F adalah sebagai berikut :
1) Menentukan Hipotesis
Ho =�囊 = �挠 = �脑 = �恼 = �闹 = �淖 = 0 (berarti secara bersama-sama
variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen)
Ha 识�囊 识 �挠 识 �脑 识 �恼 识 �闹 识 �淖 识 0 (berarti secara bersama-
sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen)
2) Menentukan nilai 荒
3) Melakukan penghitungan nilai F
F tabel F ; (N-K) ; (K-1)
Di mana : 荒 = derajat signifikasi
N = jumlah data
K = jumlah parameter dalam model termasuk konstanta
Fhit = 片潜/纵瓶能囊邹纵囊能片潜邹/纵屁能瓶邹
Di mana :
R2 = koefisien determinasi berganda
K = banyaknya parameter total yang dipakai rekan
N = banyaknya observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
4) Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila F hitung 屎 F tabel
Ho ditolak apabila F hitung 使 F tabel
Gambar 2.3 Kriteria Pengujian Uji F Sumber : Modul Laboratorium Ekonometrika,2006
5) Kesimpulan
a) Jika F hitung 矢 F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya koefisien regresi variabel independen secara bersama-
sama tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
b) Jika F hitung 使 F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
koefisien regresi variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
c. Uji Koefisien Determinasi R2
Koefisien Determinasi R2 digunakan utnuk mengetahui seberapa
jauh variasi dari variabel bebas dapat menerangkan dengan baik variasi
dari variabel terikat. Jika R2 mendekati nol, maka variabel bebas tidak
menerangkan dengan baik variasi dari variabel terikatnya. Jika R2
mendekati 1, maka variasi dari variabel tersebut dapat menerangkan
dengan baik dari variabel terikatnya.
Ho Ditolak
Ho Diterima
F tabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Rumus : R2 = 纵坡∑ 能∑∑ 邹潜∑ 能潜瑟 纵∑邹潜坡∑ 能潜色 纵∑ 邹潜
Di mana R2 adalah o 屎 R2 屎 1
Jika R2 = 1 berarti ada kecocokan yang sempurna
Jika R2 = 0 berarti tidak ada hubungan variabel dependen dengan
variabel independen
Jika R2 = berarti bahwa variabel independen hubungannya semakin
dekat dengan variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model
tersebut baik.
3. Uji Asumsi Klasik
Persamaan yang baik dalam ekonometrika harus memiliki sifat
BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) (Gujarati,1999:153). Untuk
mengetahui apakah persamaan sudah memiliki sifat BLUE maka perlu
dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi multikolinearitas, heteroskedasitas
dan autokorelasi. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah :
a. Multikolienaritas
Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana terdapat hubungan
yang yang linier atau mendekati linier antara variabelvariabel penjelas.
Akibat adanya multikolinieritas sempurna, r2 xi, xj = 1, adalah koefisien
yang diestimasi tidak dapat ditentukan dan standar error dari koefisien
menjadi sangat besar.Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas
digunakan regresi auxiliary, yaitu membandingkan koefisien determinasi
Regresi asal (Ra2) dengan koefisien determinasi regresi antar variabel
independen (R2), Ra2 lebih besar dari R2 maka tidak terdapat masalah
multikolinieritas di dalam model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b. Heterokedastisitas
Asumsi dari model regresi linier klasik adalah kesalahan
pengganggu mempunyai varians yang sama. Apabila asumsi tersebut
tidak terpenuhi maka akan terjadi heteroskedastisitas yaitu suatu keadaan
dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak sama untuk semua nilai
variabel bebas. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mendeteksi heteroskedastisitas dalam model empiris yaitu uji Park, uji
Glejser, uji White, dan uji Breusch-Pagan-Godfrey. Pengujian
heteroskedastisitas dalam penelitian ini akan menggunakan uji White.
c. Autokorelasi
Suatu model dikatakan terdapat autokorelasi apabila terjadi
korelasi serial error term variabel pengganggu serangkaian observasi.
Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dalam model digunakan
Langrange Multiplier-test, yaitui berupa regresi atas semua variabel
independen dalam persamaan model regresi diatas dan variabel lag-1 dari
nilai residual dari hasil regresi model. Sehingga dari regresi tersebut akan
didapat nilai R2 (R-squared) kemudian dimasukkan dalam rumus ( t -1)R2
, dimana 蛔 adalah jumlah observasi . Kemudian dilakukan pengujian
dengan hipotesa sebagai berikut :
Ho : 辉= 0, tidak ada masalah autokorelasi.
Ha : 辉 识 0, terdapat masalah autokorelasi.
Jika ( -1)R2 > dari X2 (0,1), berarti terdapat masalah
autokorelasi. Namun jika sebaliknya maka tidak terjadi masalah
autokorelasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kelurahan Ngampilan
1. Aspek Geografis
a. Kondisi Geografis
Kelurahan Ngampilan merupakan salah satu kelurahan yang berada
di Wilayah Kota Yogyakarta. Kelurahan Ngampilan terletak di
Kecamatan Ngampilan, tepatnya di bagian sisi utara dan terbagi atas
13 RW dan 70 RT. Kelurahan Ngampilan mempunyai batas-batas
administratif sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Kelurahan Pringgokusuman Kecamatan Gedong
Tengen
2) Sebelah Selatan : Kelurahan Notoprajan Kecamatan Ngampilan
3) Sebelah Barat : Kelurahan Pakuncen Kecamatan Wirobrajan
4) Sebelah Timur : Kelurahan Ngupasan Kecamatan Gondomanan
b. Luas Daerah
Sesuai dengan data monografi kelurahan, luas tanah yang termasuk
dalam wilayah kelurahan Ngampilan secara keseluruhan adalah 45,48
Ha. Dari keseluruhan luas tanah tersebut diperuntukkan untuk jalan
3,4356 Ha, bangunan umum 0,2488 Ha dan pemukiman atau
perumahan 41,7956 Ha. Selanjutnya untuk luas tanah di kelurahan
Ngampilan digunakan untuk industri 0,6443 Ha, pertokoan/
perdagangan 0,4800 Ha, perkantoran 1,2100 Ha, pasar desa 0,8525 Ha,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
tanah wakaf 0,2828 Ha dan sisanya adalah pemukiman. Keadaan tanah
dan topografi kelurahan Ngampilan secara umum merupakan dataran
rendah yang mempunyai ketinggian 114m dari permukaan laut. Suhu
udara rata-rata di kelurahan Ngampilan adalah 28°C dengan curah
hujan yang cukup banyak yaitu 1500 mm/th.
c. Keadaan Iklim
Sama halnya dengan daerah-daerah di Indonesia yang beriklim
tropis, Kelurahan Ngampilan juga beriklim tropis dengan memperoleh
pengaruh angin muson yang berganti arah setiap setengah tahun sekali.
Pengaruh angin muson ini akan menyebabkan timbulnya hujan dan
musim kemarau.
2. Aspek Demografi
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data monografi. Jumlah penduduk kelurahan
Ngampilan adalah 13.865 jiwa, yang terdiri dari 6.916 laki-laki dan
6946 perempuan yang terbagi dalam 2619 kepala keluarga (KK).
Jumlah penduduk Kelurahan Ngampilan secara terperinci dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 6.916 49.88
Perempuan 6.949 50.12 Total 13.865 100
Sumber : Data monografi Kelurahan Ngampilan Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Jumlah penduduk menurut kewarganegaraan dari jumlah penduduk
Kelurahan Ngampilan yang berjumlah 13.865 terdapat terdapat 3 laki-
laki dan 41 perempuan yang berkewarganegaraan asing (WNA)
dengan persentase hanya 0,32% sedangkan sisanya adalah Warga
Negara Indonesia (WNI) dengan persentase sebesar 99,68%. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Tabel Jumlah Penduduk Menurut Kewarganegaraan
Kewarganegaraan Jenis
Kelamin Jumlah Persentase
WNI Laki-laki 6,913 49.86 Perempuan 6,908 49.82
WNA Laki-laki 3 0.02 Perempuan 41 0.30
Total 13,865 100 Sumber : Data monografi Kelurahan Ngampilan Tahun 2010
Jumlah penduduk menurut usia dilihat dari kelompok pendidikan
dapat diketahui secara terperinci pada tabel 4.3 berikut
Tabel 4.3 Tabel Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Pendidikan Kelompok Umur
(tahun) Jumlah Persentase
0 - 3 382 2.76 4 - 6 468 3.38
7 - 12 994 7.17 13 - 15 408 2.94 16 - 18 528 3.81
19 ke atas 11085 79.95 Total 13865 100
Sumber : Data monografi Kelurahan Ngampilan Tahun 2010
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata usia kelompok
pendidikan di kelurahan Ngampilan adalah 0-18 th. Dan angka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
terbanyak yang sudah mendapatkan pendidikan adalah pada usia 19
th- ke atas, yaitu 11.085 jiwa.
Untuk mengetahui jumlah penduduk di kelurahan Ngampilan
menurut usia kelompok tenaga kerja dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Tabel Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Tenaga Kerja
Kelompok Umur (tahun) Jumlah Persentase
10 - 14 778 5.61 15 - 19 836 6.03 20 - 26 3115 22.47 27 - 40 4023 29.02 41 - 56 3392 24.46
57 ke atas 1721 12.41 Total 13865 100
Sumber : Data monografi Kelurahan Ngampilan Tahun 2010
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa di kelurahan Ngampilan
jumlah usia tenaga kerja terbanyak terdapat pada usia 27-40 th, yaitu
4.023 jiwa.
Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan
Ngampilan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Tabel Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Umum Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
TK 828 5.97 SD 3003 21.66
SMP / SLTP 2124 15.32 SMA / SLTA 2741 19.77
Akademi / D1-D3 4203 30.31 Sarjana / S1 966 6.97
Total 13865 100 Sumber : Data monografi Kelurahan Ngampilan Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penduduk kelurahan
Ngampilan sudah memperoleh pendidikan yang cukup dan angka
tertinggi terletak pada tingkatan pendidikan umum Akademi atau
D1-D3, yaitu 4.203 jiwa dengan persentase sebesar 30,31% sehingga
sebagian besar penduduk di Kelurahan Ngampilan sudah mempunyai
potensi yang mencukui untuk bekerja .
Jumlah penduduk kelurahan Ngampilan menurut mata pencaharian
secara terperinci dapat dilihat melalui tabel berikut :
Tabel 4.6 Tabel Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata Pencaharian Jumlah Persentase PNS 757 5.46
TNI / Polri 349 2.52 Pegawai Swasta 6823 49.21
Wiraswasta/Pedagang 5077 36.62 Tani 0 0.00
Pertukangan 103 0.74 Buruh Tani 0 0.00 Pensiunan 644 4.64 Nelayan 0 0.00
Pemulung 0 0.00 Jasa 112 0.81
Total 13865 100 Sumber : Data monografi Kelurahan Ngampilan Tahun 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka besar mata
pencaharian penduduk adalah pada profesi pegawai swasta, yaitu
sebanyak 6.823 jiwa dengan persentase sebesar 49,21% dan
penduduk dengan profesi atau mata pencaharian wiraswasta atau
pedagang sebesar 2.594 jiwa dengan persentase sebesar 36,67%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
3. Kondisi Perekonomian Kelurahan Ngampilan
Dalam bidang perekonomian, wilayah kelurahan Ngampilan dapat
dibilang cukup maju dan berkembang. Hal ini dibuktikan dengan cukup
banyaknya fasilitas-fasilitas perekonomian yang dibangun dengan baik
guna kelancaran sirkulasi perekonomian. Dalam bidang perdagangan dan
jasa, di wilayah kelurahan Ngampilan ini terdapat cukup sarana dan
prasarana penunjang. Sarana dan Prasarana tersebut terdiri dari sarana dan
prasarana perdagangan, sarana dan prasarana jasa, serta sarana dan
prasarana perkoperasian. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel 4.7
di bawah ini :
Tabel 4.7 Tabel Sarana dan Prasarana Perdagangan
di Kelurahan Ngampilan
No Jenis Sarana dan Prasarana Perdagangan Jumlah Persentase
1 Pasar Lingkungan 2 1.19 2 Pasar Kota 1 0.60 3 Toko 41 24.40 4 Warung 48 28.57 5 Kaki Lima 74 44.05 6 Supermarket 2 1.19 Total 168 100
Sumber : Data monografi Kelurahan Ngampilan Tahun 2010
Tabel 4.8 Tabel Sarana dan Prasana Jasa di Kelurahan Ngampilan
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Persentase 1 Bank 2 25 2 Travel Biro 2 25 3 Notaris 1 13 4 Pengacara 2 25 5 Psikolog 1 13
Total 8 100 Sumber : Data monografi Kelurahan Ngampilan Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 4.9 Tabel Sarana dan Prasarana Perkoperasian
No Jenis Sarana dan Prasarana Perkoperasian Jumlah Persentase
1 Koperasi Simpan Pinjam 5 4.24 2 Badan-badan Kredit 1 0.85 3 Usaha-usaha Ekonomi Desa 112 94.92
Total 118 100 Sumber : Data monografi Kelurahan Ngampilan Tahun 2010
Selain itu guna usaha memperlancar dan meningkatkan
perekonomian serta kegiatan-kegiatan lainnya di wilayah kelurahan
Ngampilan, bidang transportasi dan komunikasi juga mendapatkan
perhatian khusus. Kelurahan Ngampilan terdapat jalan lingkungan, jalan
desa, jalan protokol maupun jalan propinsi yang dilalui oleh beberapa
angkutan umum maupun angkutan-angkutan lainnya. Dan di kelurahan
Ngampilan ini terdapat beberapa wartel, satu kantor pos pembantu, stasiun
radio maupun sarana komunikasi lainnya sebagai penunjang kelancaran
komunikasi. Pada sektor industri, di wilayah kelurahan Ngampilan
terdapat beberapa industri yang berkembang dalam masyarakat. Industri-
industri tersebut digolongkan menurut jenis industri rumah tangga, industri
kecil, industri sedang, industri besar. Untuk lebih rincinya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.10 Tabel Jenis Industri Masyarakat Kelurahan Ngampilan
No Jenis Industri Jumlah Persentase 1 Industri Besar 0 0.00 2 Industri Sedang 8 4.15 3 Industri Kecil 47 24.35 4 Industri Rumah Tangga 138 71.50
Total 193 100 Sumber : Data monografi Kelurahan Ngampilan Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa industri-industri yang
terdapat di kelurahan Ngampilan meliputi industri rumah tangga sebanyak
138 buah atau 71,51%, industri kecil sebanyak 47 buah atau 24,35% dan
industri sedang sebanyak 8 buah atau 4,14%.
Dilihat dari sektor tingkat ekonomi, penduduk kelurahan
Ngampilan secara umum dapat dikatakan memiliki tingkat ekonomi yang
cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian penduduk yang telah
memiliki rumah permanen lengkap dengan segala fasilitasnya. Namun
meskipun demikian masih terdapat penduduk yang dapat dikategorikan ke
dalam golongan ekonomi lemah. Mereka pada umumnya adalah penduduk
yang mempunyai profesi atau pekerjaan di sektor informal dengan
penghasilan yang rendah dan menempati rumah serta tanah dengan cara
menyewa.
4. Bakpia Pathok
a. Sejarah dan Perkembangan Industri Bakpia Pathok
Souvenir atau oleh-oleh selalu tidak pernah ketinggalan dibawa
jika pulang dari luar kota, dan setiap kota selalu memiliki beragam
jenis oleh-oleh yang bisa dipilih sesuai dengan keinginan para
pengunjung. Sepulang dari kota Yogyakarta, Bakpia Pathok tentu saja
menjadi oleh-oleh wajib bagi siapa saja yang singgah di kota yang
memiliki predikat sebagai Daerah Istimewa ini. Bakpia sebenarnya
berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya
adalah kue pia (kue) kacang hijau. Pada tahun 1948, ada keluarga
keturunan Tionghoa bernama Goei Gee Oe yang mencoba membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Bakpia sebagai industri rumahan. Saat itu Bakpia buatannya tidak
dijual di toko melainkan dijajakan secara eceran, dari rumah ke rumah.
Bakpia buatan Goei Gee Oe itu juga belum dikemas dan diberi label
seperti saat ini, melainkan hanya dimasukkan dalam besek (wadah
makanan berbentuk kotak yang terbuat dari anyaman bambu) dan
peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga
mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label
tempelan. Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek
dagang sesuai nomor rumah, diikuti munculnya bakpia-bakpia lain
dengan merek dagang nomer berlainan. Demikian pesatnya
perkembangan kue oleh-oleh itu hingga mencapai booming sejak
sekitar tahun 1992. Menurut sejarahnya, Bakpia Pathok bukan
merupakan warisan kuliner Indonesia. Dilihat dari namanya, bakpia
yang berasal dari kata bak (babi) dan pia (kue pia), bakpia merupakan
kue pia yang mengandung bak (babi) dan berasal dari Cina. Namun
seiring berjalannya waktu dan percampuran budaya, kini bakpia yang
dikenal di daerah Jogjakarta identik dengan isi kacang hijau tanpa
campuran babi tentunya.
Sedangkan nama Bakpia Pathok (Bakpia Patuk), berasal dari nama
kue yang digabungkan dengan nama tempat dimana kue tersebut
diproduksi dan mulai dikenal. Pada masa sekarang ini, Jalan Pathok
sudah berganti nama menjadi Jl. KS. Tubun. Selain itu, di kawasan ini
ada puluhan home industry bakpia dengan berbagai merk yang bisa
ditemukan. Namun bakpia pathok yang tertua dan menjadi pelopornya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
adalah Bakpia Pathok 75 yang sudah berdiri sejak tahun 1948. Bakpia
Patuk 75 terletak di Jl. KS. Tubun no. 75 sebagai pusatnya.
b. Bahan Baku dan Proses Pembuatan Bakpia Pathok
Bahan:
Bahan Untuk Kulit Bakpia Pathuk Yogyakarta:
1) 100 gr tepung terigu
2) garam secukupnya
3) minyak kelapa secukupnya
Bahan Untuk Isi Bakpia Pathuk Yogyakarta:
1) 1,5 kg kacang hijau tanpa kulit
2) 800 gr gula pasir
3) garam secukupnya
Cara Membuat Kulit Bakpia Pathuk Yogyakarta:
1) Campur terigu, garam dan minyak. Uleni sampai menjadi adonan
yang lembut, tidak lengket di tangan dan mudah dibentuk
2) Ambil sedikit adonan (kurleb sebesar ukuran kelereng)
3) Lebarkan tipis eperti membuat kulit martabak telur
Cara Membuat isi Bakpia Pathuk Yogyakarta:
1) Rendam kacang hijau tanpa kulit selama 3 jam. kemudian tiriskan
2) Rebus kacang hijau tanpa kulit tersebut sampai empuk.Buang
airnya.
3) Haluskan kacang hijau tanpa kulit beserta gula pasir dan garam
dengan menggunakan blender
4) Ambil sedikit adonan isi, bentuk bulat-bulat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Penyelesaian dalam membuat bakpia pathuk Yogyakarta :
1) Ambil selembar kulit yang sudah dilebarkan tipis
2) Isi dengan adonan isi
3) Tutup dan bentuk menjadi bulat agak gepeng, pastikan semua
adonan isi telah tertutup dengan kulit.
4) Tata di loyang yang telah dioles margarin tipis.
5) Panggang sampai berwarna kuning kecoklatan dan matang
B. Karakteristik Pedagang
Dalam sub bab ini dilakukan deskripsi data yang dikumpulkan dari
lapangan berdasarkan daftar pertanyaan yang dibagikan kepada para
pedagang Bakpia Pathuk di Kelurahan Ngampilan. Sebelumnya dapat
digunakan beberapa tahap dalam menyusun tabel atau distribusi frekuensi
yaitu sebagai berikut (Djarwanto,2000:70):
1. Menentukan jumlah kelas
Menggunakan pedoman Sturges dengan rumus sebagai berikut :
k = 1 + 3,3 log n
Di mana : k = jumlah kelas
n = jumlah sampel
Maka dalam penelitian analisis faktor yang mempengaruhi keuntungan
pedagang Bakpia Pathok di Yogyakarta didapatkan jumlah kelas yaitu :
k = 1 + 3,3 log (42)
= 6,36 (dibulatkan) = 6
Jadi, terdapat 6 kelas dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Menentukan Interval Kelas
Selaras dengan pendekatan Sturges , maka interval kelas ditentukan
dengan rumus sebagai berikut :
Ci = R
K
Di mana : Ci = interval kelas
R = range (selisih antara data terbesar dan data terkecil)
k = jumlah kelas
Data-data di luar kategori di atas di mana merupakan data
tambahan dalam menggambarkan kondisi dan deskripsi keuntungan
pedagang Bakpia Pathok di Yogyakarta yang tidak dimasukkan dalam
variabel penelitian ini disusun tanpa adanya kelas yang sudah
ditetapkan melainkan sesuai kriterianya masing-masing. Data-data
tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden Menurut Kelompok Umur
Tabel 4.11 menunjukkan jumlah dan persentase responden yang
bekerja sebagai pedagang menurut kelompok umur. Jumlah 42
responden yaitu para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan
Ngampilan dalam penelitian ini jumlah responden yang bekerja
sebagai pedagang paling banyak pada usia 45 sampai 52 tahun yaitu
sebanyak 15 pedagang dengan persentase sebesar 36%, di mana usia
tersebut termasuk ke dalam kategori usia dewasa / usia produktif / usia
kerja, usia ketika seseorang masih mampu untuk bekerja dan
menghasilkan sesuatu. Sedangkan untuk responden yang bekerja
sebagai pedagang paling sedikit menurut kelompok umur adalah pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
usia 61 sampai 68 dan pada kelompok umur 69 sampai 76 yang
masing-masing berjumlah 1 pedagang. 45 sampai 52.
Tabel 4.11
Karakteristik Responden Menurut Kelompok Umur
No Kelompok Umur
(tahun)
Total
Jumlah %
1 29 - 36 5 12
2 37 - 44 14 33
3 45 - 52 15 36
4 53 - 60 6 14
5 61 - 68 1 2
6 69 - 76 1 2
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012
2. Status Perkawinan
Hasil dari penelitian lapangan dapat diketahui bahwa status
perkawinan yang menjadi responden seperti yang terlihat pada Tabel
4.12 berikut ini :
Tabel 4.12 Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan
Status Perkawinan Total
Jumlah %
Belum Kawin 1 2
Kawin 41 98
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar respoden
telah berstatus kawin atau sudah menikah, dengan persentase sebesar
98% sedangkan respoden yang berstatus belum kawin atau belum
menikah hanya 2%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3. Modal Usaha
Dari yang terlihat pada Tabel 4.13, dapat diketahui bahwa besarnya
modal rata-rata yang dimiliki oleh para pedagang Bakpia Pathok di
Kelurahan Ngampilan guna menjalankan usahanya sebagian besar
antara 100.000 sampai 1.650.000 berjumlah 12 responden dengan
persentase sebesar 29%. Sedangkan yang memiliki modal antara
1.750.000 sampai 3.400.000 berjumlah 8 responden, dan yang
memiliki modal antara 3.500.000 sampai 5.150.000 berjumlah 13
responden. Sedangkan pedagang yang memiliki modal usaha sebesar
5.250.000 – 6.900.000 berjumlah 1 responden, dan yang memiliki
modal usaha 7.000.000 – 8.650.000 berjumlah 1 responden, serta yang
memiliki modal 8.750.000 – 10.400.000 berjumlah 7 responden.
Tabel 4.13 Karakteristik Responden Menurut Modal Usaha
Modal (juta) Jumlah %
100.000 - 1.650.000 12 29
1.750.000 - 3.400.000 8 19
3.500.000 - 5.150.000 13 31
5.250.000 - 6.900.000 1 2
7.000.000 - 8.650.000 1 2
8.750.000 - 10.400.000 7 17
Jumlah 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012 Oleh karena itu, modal yang paling banyak dimiliki para
pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan adalah antara
3.500.000 sampai 5.150.000 dengan persentase sebesar 31%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
4. Pengalaman Usaha
Lama usaha atau pengalaman usaha para pedagang Bakpia Pathok
di Kelurahan Ngampilan dalam menjual Bakpia Pathok dapat diketahui
secara terperinci dari Tabel 4.14 Sebanyak 4 pedagang telah bekerja
antara 1 sampai 5 tahun dengan persentase sebsar 10%. Pedagang yang
telah bekerja antara 6 sampai 10 tahun berjumlah 14 pedagang dengan
persentase 33%. Untuk pedagang yang telah bekerja antara 11 sampai
15 tahun berjumlah 11 pedagang dengan persentase sebesar 26%.
Sebanyak 10 pedagang dengan persentase 24% telah bekerja antara 16
sampai 20 tahun. Sebanyak 2 pedagang telah bekerja antara 21 sampai
25 tahun dengan persentase 5% dan pedagang yang telah bekerja
antara 26 sampai 30 tahun berjumlah 1 pedagang dengan persentase
sebesar 2%.
Tabel 4.14 Karakteristik Responden Menurut Pengalaman Usaha
Lama Usaha (tahun) Jumlah % 1 - 5 4 10
6 - 10 14 33
11 - 15 11 26
16 - 20 10 24
21 - 25 2 5
26 - 30 1 2
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012 Pengalaman usaha antara 6 sampai 10 tahun adalah pengalaman
usaha dengan persentase terbanyak yaitu 33% dengan jumlah 14
pedagang sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat cukup banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
pedagang yang cukup berpengalaman dalam menjalankan usahanya
untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.
5. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang bekerja sebagai baik sebagai pemilik
maupun pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan dari total
42 respoden secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.15 Sebayak
18 pedagang yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 3 orang
dengan persentase sebesar 43%. Yang memiliki jumlah 4 sampai 6
orang tenaga kerja sebanyak 19 pedagang dengan persentase 45%.
Sebanyak 2 pedagang yang memiliki tenaga kerja antara 7 sampai 9
dengan persentase 5%, sebanyak 1 pedagang yang memiliki tenaga
kerja antara 10 – 12 orang dengan persentase sebesar 2%, sebanyak 1
pedagang yang memiliki tenaga kerja 13 -15 orang dengan persentase
2%, dan sebanyak 1 pedagang yang memiliki tenaga kerja 16 – 18
orang dengan persentase 2%.
Tabel 4.15 Karakteristik Responden Menurut Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja (orang) Jumlah %
1 - 3 18 43
4 - 6 19 45
7 - 9 2 5
10 - 12 1 2
13 - 15 1 2
16 - 18 1 2
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan tabel di atas, presentase terbanyak yaitu terdapat pada
respoden dengan jumlah tenaga kerja antara 4 sampai 6 orang dengan
persentase sebesar 45% dan rata-rata pedagang Bakpia Pathok di
Kelurahan Ngampilan mempunyai 4 sampai 6 tenaga kerja.
6. Keuntungan per-hari
Dari total 42 responden, sebanyak 14 pedagang yang memperoleh
keuntungan sebesar 10.000 – 170.000 per hari dengan persentase
sebesar 23%. Sebanyak 10 pedagang yang memperoleh keuntungan
sebesar 180.000 – 340.000 per hari dengan persentase sebesar 24%.
Yang memperoleh keuntungan sebesar 350.000 – 510.000 per hari
berjumlah 12 pedagang, dengan persentase 29%. Sebanyak 2 pedagang
yang memperoleh keuntungan 520.000 – 680.000 per hari dengan
persentase 5% dan pedagang yang memperoleh keuntungan sebesar
690.000 – 850.000 per hari berjumlah 3 pedagang dengan persentase
7%, serta pedagang yang memperoleh keuntungan sebesar 860.000 –
1.020.000 per hari berjumlah 1 pedagang dengan persentase 2%.
Tabel 4.16 Karakteristik Responden Menurut Keuntungan Per-hari
Rata-rata keuntungan per hari
(rupiah) Jumlah %
10.000 - 170.000 14 33
180.000 - 340.000 10 24
350.000 - 510.000 12 29
520.000 - 680.000 2 5
690.000 - 850.000 3 7
860.000 - 1.020.000 1 2
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Dari tabel 4.16 di atas, dapat diketahui bahwa presentase terbesar
pedagang Bakpia Pathok yang memperoleh keuntungan sebesar 10.000
sampai 170.000 per hari yaitu 33% dan persentase terkecil yaitu
pedagang yang memperoleh keuntungan sebesar 860.000 – 1.020.000
per hari dengan persentase sebesar 2%.
7. Jam Berdagang
Karakteristik pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan
menurut jam berdagang atau lama berdagang dapat dilihat secara
terperinci pada Tabel 4.17 Dari total 42 respoden, sebanyak 9
pedagang bekerja antara 1 – 8 jam per hari dengan persentase 21%.
Sebanyak 27 pedagang yang bekerja antara 9 sampai 16 jam per hari
dengan persentase sebesar 65%, sedangkan 6 pedagang sisanya bekerja
antara 17 – 24 jam per hari dengan persentase sebesar 14%
Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa presentase jam berdagang
atau lama berdagang terbanyak adalah 9 sampai 16 jam per hari yaitu
65% dengan total 27 pedagang.
Tabel 4.17 Karakteristik Responden Menurut Jam Berdagang
Jam Berdagang (jam per hari) Jumlah %
1 - 8 9 21
9 - 16 27 65
17 - 24 6 14
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012
8. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Tabel 4.18 di bawah ini diketahui bahwa responden
yang memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak 3 pedagang dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
persentase sebesar 7%. Sebanyak 9 pedagang yang memiliki tingkat
pendidikan SMP dengan persentase sebesar 21%. Sedangkan terdapat
25 pedagang yang memiliki tingkat pendidikan SMA dengan
persentase sebesar 60%. Untuk tingkat pendidikan D3 berjumlah 2
pedagang dengan persentase sebesar 5% dan untuk tingkat pendidikan
S1 sebanyak 3 orang dengan persentase sebesar 7%.
Tabel 4.18 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah %
SD 3 7
SMP 9 21
SMA 25 60
D3 2 5
S1 3 7
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012
9. Tingkat Upah Tenaga Kerja
Tabel 4.19 Karakteristik Responden Menurut Upah Tenaga Kerja
Tingkat Upah Per-Hari Jumlah %
10.000 - 20.000 28 67 21.000 - 30.000 14 33
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012
Berdasarkan Tabel 4.19 di atas diketahui bahwa dari 42 responden,
tenaga kerja responden yang memiliki upah per-hari antara 10.000
sampai 20.000 berjumlah 28 orang dengan persentase sebesar 67%.
Sedangkan tenaga kerja responden yang memiliki upah per-hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
sebesar 21.000 sampai 30.000 berjumlah 14 orang dengan persentase
sebesar 33%.
10. Hambatan Usaha
Hambatan usaha yang dialami oleh para pedagang Bakpia Pathok
di Kelurahan Ngampilan secara garis besar mencakup 3 hal, yaitu : (i)
keterbatasan modal, (ii) kekurangan tenaga kerja, dan (iii) pemasaran.
Berikut adalag rincian karakteristik responden menurut hambatan yang
dialami :
a. Keterbatasan Modal
Modal adalah faktor yang sangat penting dalam melakukan
sebuah usaha, karena modal merupakan kebutuhan utama dalam
memulai, menjalankan, serta mengembangkan usaha.
Tabel 4.20 Karakteristik Responden Menurut Terbatasnya Modal
Hambatan Jumlah %
Ada 12 29 Tidak Ada 30 71
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012 Berdasarkan tabel 4.20 di atas, dapat diketahui bahwa dari
total 42 responden pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan
Ngampilan, yang mengaku memiliki hambatan berupa keterbatasan
modal sebanyak 12 orang dengan persentase sebesar 29%,
sedangkan 30 orang sisanya mengaku tidak memiliki hambatan
berupa keterbatasan modal dengan persentase sebesar 71%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b. Kekurangan Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah bagian penduduk yang ikut serta dan
diikutsertakan dalam suatu proses ekonomi, mereka yang benar-
benar bekerja, mereka yang mempunyai pekerjaan dan mencari
pekerjaan lagi atau mereka yang mencari pekerjaan, serta mereka
yang memasuki usia kerja tetapi belum turut aktif dalam proses
produksi. (Sukanto dan Karseno, 1995:20). Semua usaha atau
industri membutuhkan tenaga kerja agar dapat menjalankan
usahanya. Berdasarkan tabel 4.21 di bawah ini dapat diketahui
bahwa dari total 42 responden, terdapat 3 pedagang Bakpia Pathok
di Kelurahan Ngampilan yang mengaku memiliki hambatan
kekurangan tenaga kerja dengan persentase sebesar 7%. Sedangkan
93% sisanya mengaku tidak memiliki hambatan berupa
kekurangan tenaga kerja.
Tabel 4.21 Karakteristik Responden Menurut Kurangnya Tenaga Kerja
Hambatan Jumlah %
Ada 3 7 Tidak Ada 39 93
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012
c. Banyaknya Pesaing
Persaingan antara para pedagang merupakan suatu hal yang
wajar, para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan
dapat dikatakan memiliki tingkat persaingan yang cukup tinggi.
Hal tersebut dikarenakan produk atau barang yang dijual oleh para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
pedagang Bakpia Pathok hampir memiliki karakteristik yang sama.
Semakin tinggi tingkat persaingan menuntut para pedagang agar
berusaha menemukan inovasi untuk produknya agar mendapatkan
keuntungan yang maksimal.
Tabel 4.22 Karakteristik Responden Berdasarkan Banyaknya Pesaing
Hambatan Jumlah %
Ada 17 40 Tidak Ada 25 60
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pedagang
yang mengaku memiliki hambatan berupa banyaknya persaingan
sebanyak 17 orang dengan persentase sebesar 40%, sedangkan 25
orang lainnya dengan persentase 60% mengaku tidak memiliki
hambatan tersebut.
d. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu faktor yang penting untuk
menjaga kelangsungan usaha, termasuk usaha Bakpia Pathok di
Kelurahan Ngampilan. Berdasarkan Tabel 4.23 di bawah ini, dapat
diketahui bahwa pedagang yang mengaku memiliki hambatan
berupa pemasaran produk sebanyak 15 orang dengan persentase
sebesar 36%. Sedangkan 27 pedagang sisanya dari total 42
responden mengaku tidak memiliki hambatan tersebut dengan
persentase sebesar 64%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 4.23 Karakteristik Responden Berdasarkan Pemasaran
Hambatan Jumlah %
Ada 15 36 Tidak Ada 27 64
Total 42 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2012
C. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan
1. Metode Analisis Data
a. Uji Pemilihan Model (Uji MWD)
Pemilihan bentuk fungsi model empirik merupakan
pertanyaan atau masalah empirik (empirical question) yang sangat
penting, hal ini karena teori ekonomi tidak secara spesifik
menunjukkan ataupun mengatakan apakah sebaiknya fungi suatu
model empirik dinyatakan dalam bentuk linear ataukah log-linear
atau bentuk fungi lainnya. Dalam kenyataannya seorang peneliti
biasanya menggunakan feeling langsung menetapkan model regresi
yang digunakan dinyatakan dalam bentuk log-linear, karena bentuk
log-linear diyakini dapat mengurangi tingkat variasi data yang
digunakan. Namun, sebenarnya keyakinan tersebut tidak
sepenuhnya benar karena tidak menutup kemungkinan dalam kasus
tertentu, suatu model regresi akan lebih tepat diregresi dengan
dinyatakan dalam bentuk linear (tanpa log). Oleh karena itu, dalam
melakukan suatu studi empiris, sebaiknya model yang akan
digunakan diuji dahulu, apakah sebaiknya menggunakan bentuk
linear ataukah log-linear.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Dalam studi empirik, biasanya digunakan metode-metode
seperti model transformasi Box-Cox, metode yang dikembangkan
MacKinnon, White, dan Davidson tahun 1983, atau lebih dikenal
dengan MWD test, metode Bara dan mcAleer tahun 1988 atau
disebut pula dengan B-M test dan metode yang dikembangkan
Zarembka tahun 1968.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Metode
MacKinnon, White, dan Davidson (1980) atau MWD Test untuk
melakukan pemilihan bentuk fungsi model, bila Z1 signifikan
secara statistik, maka kita menolak hipotesis yang menyatakan
bahwa model yang benar adalah bentuk linier atau dengan kata lain
model yang benar adalah log-linear. Bila Z2 signifikan secara
statistik, maka kita menolak hipotesis yang menyatakan bahwa
model yang benar adalah bentuk log-linear atau dengan kata lain
model yang benar adalah linear. Hasil Uji MWD adalah sebagai
berikut :
1) Model Linear
Dari hasil Uji MWD tersebut di bawah ini dapat diketahui
bahwa tingkat signifikansi dari varibel Z1 (0.6063) tidak
signifikan, hal tersebut berarti tidak menolak model yang benar
adalah Linear.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 4.24 Hasil Uji MWD Linier
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 01/15/13 Time: 19:25 Sample: 1 42 Included observations: 42
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 672980.0 276822.4 2.431089 0.0205
X1 0.009766 0.009223 1.058804 0.2972 X2 9316.258 4467.173 2.085493 0.0446 X3 3962.139 6267.954 0.632126 0.5315 X4 -29688.59 14624.34 -2.030081 0.0502 X5 21946.98 12768.71 1.718809 0.0947 X6 -13.50034 7.259174 -1.859763 0.0716 Z1 -35530.32 68295.33 -0.520245 0.6063
R-squared 0.415034 Mean dependent var 337857.1
Adjusted R-squared 0.294600 S.D. dependent var 223143.1 S.E. of regression 187413.6 Akaike info criterion 27.28967 Sum squared resid 1.19E+12 Schwarz criterion 27.62065 Log likelihood -565.0830 Hannan-Quinn criter. 27.41099 F-statistic 3.446153 Durbin-Watson stat 2.557788 Prob(F-statistic) 0.006799
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6.0
2) Model Log-Linear
Dari hasil Uji MWD tersebut di bawah ini dapat diketahui
bahwa tingkat signifikansi dari variabel Z2 (0.1884) tidak
signifikan, hal tersebut berarti bahwa tidak menolak model
yang benar yaitu Log-Linear.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 4.25 Hasil Uji MWD Log-Linear
Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 01/15/13 Time: 19:27 Sample: 1 42 Included observations: 42
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 24.35430 5.902992 4.125755 0.0002
LOG(X1) 0.004687 0.081728 0.057351 0.9546 LOG(X2) 0.354474 0.173930 2.038031 0.0494 LOG(X3) 0.118533 0.304581 0.389168 0.6996 LOG(X4) -1.389666 0.538280 -2.581678 0.0143 LOG(X5) 0.131796 0.201296 0.654737 0.5170 LOG(X6) -1.004532 0.498218 -2.016251 0.0517
Z2 -2.99E-06 2.23E-06 -1.342334 0.1884 R-squared 0.446989 Mean dependent var 12.48795
Adjusted R-squared 0.333134 S.D. dependent var 0.752185 S.E. of regression 0.614248 Akaike info criterion 2.032808 Sum squared resid 12.82822 Schwarz criterion 2.363792 Log likelihood -34.68896 Hannan-Quinn criter. 2.154127 F-statistic 3.925949 Durbin-Watson stat 2.348558 Prob(F-statistic) 0.003074
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6.0 Berdasarkan hasil Uji MWD di atas, dengan melihat
tingkat signifikansi dari variabel Z1 yang tidak signifikan yaitu
Z1 = 0.6063 dan Z2 tidak signifikan yaitu Z2 = 0.1884, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi Linier dan model
regresi Log-Linear layak untuk digunakan. Selain ditinjau dari
tingkat signifikansi dari kedua varibel Z1 dan Z2, penentuan
model juga dapat ditinjau dari nilai R2 masing-masing model
yang terbesar. Berdasarkan hasil dari analisis diketahui nilai R2
model Linear sebesar 0.410378 sedangkan R2 model Log-
Linear sebesar 0.417682. Dengan demikian dalam penelitian
ini digunakan model regresi Log-Linear.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Untuk menguji hipotesis menggunakan analisis regresi log-
linear sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh modal
usaha, pengalaman usaha, jam berdagang, pendidikan yang
telah ditempuh pedagang, jumlah tenaga kerja, serta tingkat
upah tenaga kerja pedagang terhadap keuntungan pedagang
Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan. Adapaun hasil regresi
dapat dilihat pada Tabel 4.26 berikut ini :
Tabel 4.26 Hasil Persamaan Regresi Keuntungan
Dependent Variable: LOGY Method: Least Squares Date: 01/21/13 Time: 11:34 Sample: 1 42 Included observations: 42
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 9.604414 2.487142 3.861626 0.0005
LOGX1 0.045218 0.076810 0.588691 0.5598 LOGX2 0.401389 0.172323 2.329286 0.0257 LOGX3 0.112756 0.308020 0.366068 0.7165 LOGX4 -1.092058 0.496087 -2.201343 0.0344 LOGX5 0.201085 0.196781 1.021875 0.3139 LOGX6 -0.916787 0.499537 -1.835275 0.0750
R-squared 0.417682 Mean dependent var 5.423447
Adjusted R-squared 0.317856 S.D. dependent var 0.326670 S.E. of regression 0.269803 Akaike info criterion 0.368763 Sum squared resid 2.547779 Schwarz criterion 0.658375 Log likelihood -0.744022 Hannan-Quinn criter. 0.474917 F-statistic 4.184105 Durbin-Watson stat 2.365379 Prob(F-statistic) 0.002839
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6.0
Dari hasil analisis di atas dapat diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
LOG(Y) = 9.604414 + 0.045218LOG(X1) +
0.401389LOG(X2) + 0.112756LOG(X3) - -
1.092058LOG(X4) + 0.201085LOG(X5) -
0.916787LOG(X6)
Se = (2.487142) (0.076810) (0.172323)
(0.308020) (0.496087) (0.196781)
(0.499537)
t = (3.861626) (0.588691) (2.329286)
(0.366068) (-2.201343) (1.021875)
(-1.835275)
Adjusted R-squared = 0.317856
Di mana :
LOG(Y) = Keuntungan Pedagang Bakpia Pathok
LOG(X1) = Modal Usaha
LOG(X2) = Pengalaman Usaha
LOG(X3) = Waktu Dagang
LOG(X4) = Pendidikan yang telah ditempuh oleh pedagang
LOG(X5) = Jumlah Tenaga Kerja
LOG(X6) = Tingkat Upah Tenaga Kerja
Selanjutnya terhadap hasil analisis regresi dengan model
tersebut dilakukan uji statistik yang meliputi uji t (uji tiap-tiap
individu secara variabel) dan uji F (secara bersama-sama).
Selain itu akan dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi
multikolinearlitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
b. Uji Statistik
Uji statistik dilakukan untuk mengetahui adanya kebenaran
atau kepalsuan dari hipotesis nol. Pengujian hipotesis dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
1) Uji t
Uji t yaitu pengujian terhadap koefisien regresi secara
parsial untuk mengetahui signifikansi masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Dalam pengujian ini
menggunakan tingkat signifikan (α) 10% dan df = 42. Adapun
kriteria pengujian uji t adalah membandingkan dengan
membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Selain itu, terdapat
kriteria pengujian lain yaitu dengan melihat nilai probabilitas.
Jika nilai t-probabilitas yang didapatkan lebih kecil dari tingkat
signifikansi 10%, maka nilai parameter yang didapatkan
mempunyai pengaruh yang signifikan, demikian pula
sebaliknya.
Hasil pengujian parameter individual dengan tingkat
signifikansi dapat dilihat pada Tabel 4.27 :
Tabel 4.27 Hasil Uji t (t-test) pada 疥 = 10%
Variabel t-statistic Probabilitas Kesimpulan LOG(X1) 0.588691 0.5598 Tidak Signifikan LOG(X2) 2.329286 0.0257 Signifikan LOG(X3) 0.366068 0.7165 Tidak Signifikan LOG(X4) -2.201343 0.0344 Signifikan LOG(X5) 1.021875 0.3139 Tidak Signifikan LOG(X6) -1.835275 0.0750 Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Dari Tabel 4.25 di atas, dapat disimpulkan bahwa :
a) Koefisien regresi dari LOG(X1) atau modal usaha
mempunyai nilai probabilitas 0.5598 > 0,1 maka koefisien
regresi tersebut tidak signifikan pada tingkat signifikansi
10%. Dengan kata lain,modal usaha secara statistik tidak
penting (tidak berpengaruh terhadap keuntungan).
b) Koefisien regresi dari LOG(X2) atau pengalaman usaha
mempunyai nilai probabilitas 0.0257 < 0,1 maka koefisien
regresi tersebut signifikan pada tingkat signifikansi 10%.
Dengan kata lain, pengalaman usaha secara statistik penting
(berpengaruh terhadap keuntungan).
c) Koefisien regresi dari LOG(X3) atau jam dagang
mempunyai nilai probabilitas 0.7165 > 0,1 maka koefisien
regresi tersebut tidak signifikan pada tingkat signifikansi
10%. Dengan kata lain,jam dagang secara statistik tidak
penting (tidak berpengaruh terhadap keuntungan).
d) Koefisien regresi dari LOG(X4) atau pendidikan yang telah
ditempuh pedagang mempunyai nilai probabilitas 0.0344 <
0,1 maka koefisien regresi tersebut signifikan pada tingkat
signifikansi 10%. Dengan kata lain, pendidikan yang telah
ditempuh pedagang secara statistik penting (berpengaruh
terhadap keuntungan).
e) Koefisien regresi dari LOG(X5) atau jumlah tenaga kerja
mempunyai nilai probabilitas 0.3139 < 0,1 maka koefisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
regresi tersebut signifikan pada tingkat signifikansi 10%.
Dengan kata lain, jumlah tenaga kerja pedagang secara
statistik tidak penting (tidak berpengaruh terhadap
keuntungan).
f) Koefisien regresi dari LOG(X6) atau upah tenaga kerja
mempunyai nilai probabilitas 0.0750 < 0,1 maka koefisien
regresi tersebut signifikan pada tingkat signifikansi 10%.
Dengan kata lain, upah tenaga kerja pedagang secara
statistik penting (berpengaruh terhadap keuntungan).
2) Uji F
Uji F adalah uji terhadap koefisien regresi parsial secara
bersama-sama. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
variabel independen yang ada secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependennya atau untuk mengetahui
apakah persamaan model cukup eksis untuk digunakan.
Uji F pada penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi
10%. Kriteria dari uji F adalah jika nilai t-probabilitas yang
didapatkan lebih kecil dari tingkat signifikansi 10%, maka
secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikatnya, demikian pula
sebaliknya.
Nilai probabilitas (F-statistik) dalam model persamaan
tersebut adalah 0.002839 yang berarti signifikan pada tingkat
signifikansi 10%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
3) Uji Koefisien Determinasi R2
Koefisien Determinasi R2 digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh variasi dari variabel independen dapat
menerangkan dengan baik variasi dari variabel dependen.
Berdasarkan tabel 4.24, nilai R2 didapat 0.417682. Ini
berarti sekitar 41.76% variasi variabel dapat dijelaskan dalam
model dan sisanya sekitar 58.24% dijelaskan oleh variabel
diluar model.
c. Uji Asumsi Klasik
Persamaan yang baik dalam ekonometrika harus memiliki
sifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) (Gujarati,1999:153).
Untuk mengetahui apakah persamaan sudah memiliki sifat BLUE
maka perlu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi
multikolinearitas, heteroskedatisitas dan autokorelasi. Uji asumsi
klasik yang digunakan adalah :
1) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat
korelasi atau hubungan antar variabel independen. Cara untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolineritas salah satunya dengan
metode Klein, yaitu dengan membandingkan R2 (koefisien
determinasi) regresi awal dengan R2 (koefisien korelasi antar
variabel independen).
Dengan kriteria pengujian:
1). Jika nilai R2 > R2 awal maka ada masalah multikolinearitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2). Jika nilai R2 < R2 awal maka tidak ada masalah
multikolinearitas
Jika dalam model tersebut terdapat multikolinearitas maka
model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga
koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi.
Tabel 4.28 Uji Multikolinearitas
Model Nilai R2 Kesimpulan R2
LOGX1 0.158112 0.417682 Bebas multikolinearitas
R2 LOGX2
0.153283 0.417682 Bebas multikolinearitas
R2 LOGX3 0.153598 0.417682 Bebas multikolinearitas
R2 LOGX4
0.254457 0.417682 Bebas Multikolinearitas
R2 LOGX5 0.356703 0.417682 Bebas Multikolinearitas
R2 LOGX6
0.067426 0.417682 Bebas Multikolinearitas
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6.0 Karena nilai R2
LOGX1, LOGX2, LOGX3, LOGX4,
LOGX5, dan LOGX6 lebih kecil dari R2 model pertama, maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas dalam model
atau variabel independen tidak saling berkorelasi.
2) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi jika muncul dalam fungsi regresi
yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga penaksir
OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun besar
(tetapi masih tetap bias dan konsisten).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Salah satu cara untuk mendeteksi Heteroskedastisitas
adalah dengan uji white-heteroskedasticity yang diperoleh
dalam program Eviews 6.0.
Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.29 Uji Heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic 1.284296 Probability 0.2706
Obs*R-squared 7.578427 Probability 0.8258 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6.0 Kesimpulan :
X2 = (df = 6, α = 10%) = 12.5916 > Obs*R2 (12.5916 >
7.578427) berarti disimpulkan bahwa tidak ada masalah
heteroskedastisitas.
3) Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan adanya korelasi antara
unsur-unsur variabel pengganggu sehingga penaksir tidak lagi
efisien baik dalam sampel kecil ataupun sampel besar. Dalam
penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya masalah
autokorelasi akan digunakan Lagrange Multiplier Test.
Uji dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dan
variabel tak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch-Godfrey
Serial Correlation LM Test terhadap residu hasil model
tersebut. Dari model tersebut akan diperoleh nilai (n-1) R2
untuk kemudian dibandingkan dengan X2 dengan derajat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
kebebasan 1 dalam tabel statistic (Chi Square) menggunakan
tingkat signifikansi 10%.
Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas Obs*R-
squared lebih besar dari 0,1, maka tidak terdapat masalah
autokorelasi dan sebaliknya bila nilai probabilitas Obs*R-
squared lebih kecil dari 0,1, maka terdapat masalah
autokorelasi.
Tabel 4.30 Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.886953 Probability 0.4215
Obs*R-squared 2.142528 Probability 0.3426 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6 Berdasarkan Tabel 4.28 di atas dapat diketahui bahwa nilai
Obs*R-squared > 0,1 (2.142528 > 0,1) sehingga tidak terjadi
masalah autokorelasi.
2. Interpretasi Secara Ekonomi
Dari hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat diinterpretasikan
bahwa secara ekonomi keuntungan pedagang Bakpia Pathok di
Kelurahan Ngampilan Yogyakarta adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh Modal Usaha terhadap Tingkat Keuntungan Pedagang
Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan
Berdasarkan hasil analisis regresi model log-linear
diketahui t statistik dari variabel modal usaha 0.588691 dengan
nilai koefisien regresi sebesar 0.045218 dan tidak signifikan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
tingkat signifikasi 10% yang ditunjukkan dengan probabilitas
tingkat signifikan sebesar 0.5598. Hal tersebut disebabkan karena
rata-rata modal usaha pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan
Ngampilan adalah sama sehingga tidak berpengaruh pada
keuntungan. Yang mempengaruhi keuntungan adalah jika
pedagang Bakpia Pathok mampu memanfaatkan modal usaha guna
mengembangkan usahanya secara maksimal sehingga keuntungan
yang diperoleh dapat optimal pula.
b. Pengaruh Pengalaman Usaha terhadap Tingkat Keuntungan
Pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan
Berdasarkan hasil analisis regresi model log-linear
diketahui t statistik dari variabel pengalaman usaha 2.329286
dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.401389 dan signifikan
pada tingkat signifikasi 10% yang ditunjukkan dengan probabilitas
tingkat signifikan sebesar 0.0257. Hal ini berarti apabila variabel
lain konstan, maka setiap perubahan yang terjadi pada variabel
pengalaman usaha sebesar 1% akan menyebabkan perubahan
keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan
sebesar 0.401389 %.
c. Pengaruh Jam Dagang terhadap Tingkat Keuntungan Pedagang
Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan
Berdasarkan hasil analisis regresi model log-linear
diketahui t statistik dari variabel jam berdagang 0.366068 dengan
nilai koefisien regresi sebesar 0.112756 dan tidak signifikan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
tingkat signifikasi 10% yang ditunjukkan dengan probabilitas
tingkat signifikan sebesar 0.7165. Dalam penelitian ini jumlah jam
dagang terlama adalah 24 jam dan tersedikit adalah 8 jam sehari,
perbandingan tersebut tidak berpengaruh terhadap keuntungan
pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan dikarenakan
rata-rata orang atau calon pembeli akan beristirahat pada malam
hari sehingga mayoritas pada malam hari para pedagang Bakpia
Pathok tidak mendapatkan pemasukan sehingga tidak menambah
keuntungan.
d. Pengaruh Pendidikan yang Telah Ditempuh Pedagang terhadap
Tingkat Keuntungan Pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan
Ngampilan
Berdasarkan hasil analisis regresi model log-linear
diketahui t statistik dari variabel pendidikan yang telah ditempuh
pedagang -2.201343 dengan nilai koefisien regresi sebesar -
1.092058 dan signifikan pada tingkat signifikasi 10% yang
ditunjukkan dengan probabilitas tingkat signifikan sebesar 0.0344.
Hal ini berarti apabila variabel lain konstan, maka setiap perubahan
yang terjadi pada variabel pendidikan yang telah ditempuh
pedagang sebesar 1% akan menyebabkan perubahan keuntungan
pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan menurun
sebesar -1.092058%. Hal tersebut dikarenakan pendidikan tertinggi
yang telah ditempuh para pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan
Ngampilan jika tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
pengembangan usaha (misal: menjalin kerjasama dengan pedagang
atau pihak lain) akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan
yang mengalami penurunan.
e. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Pedagang terhadap Tingkat
Keuntungan Pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan
Berdasarkan hasil analisis regresi model log-linear
diketahui t statistik dari variabel jumlah tenaga kerja 1.021875
dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.201085 dan tidak
signifikan pada tingkat signifikasi 10% yang ditunjukkan dengan
probabilitas tingkat signifikan sebesar 0.3139. Penerimaan tenaga
kerja tentu disesuaikan dengan seberapa besar skala penjual Bakpia
Pathok sehingga faktor jumlah tenaga kerja tidak mempengaruhi
keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan.
f. Pengaruh Tingkat Upah Tenaga Kerja Pedagang terhadap Tingkat
Keuntungan Pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan Ngampilan
Berdasarkan hasil analisis regresi model log-linear
diketahui t statistik dari variabel tingkat upah -1.835275 dengan
nilai koefisien regresi sebesar -0.916787 dan signifikan pada
tingkat signifikasi 10% yang ditunjukkan dengan probabilitas
tingkat signifikan sebesar 0.0750. Hal ini berarti apabila variabel
lain konstan, maka setiap perubahan yang terjadi pada variabel
tingkat upah tenaga kerja sebesar 1% akan menyebabkan
perubahan keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan
Ngampilan menurun sebesar -0.916787 %. Hal tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
dikarenakan jika tingkat upah yang diberikan kepada tenaga kerja
semakin tinggi sementara hasil atau keuntungan yang diperoleh
pedagang Bakpia Pathok tetap, maka tentu saja hal tersebut dapat
menyebabkan keuntungan mengalami penurunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil regresi, analisis statistik dengan menggunakan uji t,
diketahui bahwa variabel modal usaha, waktu dagang, dan jumlah
tenaga kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
besarnya keuntungan pedagang Bakpia Pathok di Kelurahan
Ngampilan, jadi hipotesis yang menyatakan bahwa variabel modal
usaha yang dibutuhkan, waktu dagang, dan jumlah tenaga kerja
pedagang mempunyai pengaruh terhadap keuntungan ternyata tidak
terbukti.
2. Berdasarkan hasil regresi, analisis statistik dengan menggunakan uji t,
diketahui bahwa variabel pengalaman usaha, pendidikan yang telah
ditempuh, dan tingkat upah tenaga kerja pedagang Bakpia Pathok di
Kelurahan Ngampilan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
besarnya keuntungan pedagang , jadi hipotesis yang menyatakan
bahwa variabel pengalaman usaha, pendidikan yang telah ditempuh
pedagang, dan tingkat upah tenaga kerja pedagang mempunyai
pengaruh terhadap keuntungan ternyata terbukti mempunyai pengaruh
positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
B. Saran – saran
1. Untuk meningkatkan keuntungan usaha, para pedagang Bakpia
Pathok di Kelurahan Ngampilan disarankan untuk lebih
meningkatkan keterampilan baik dalam bidang kewirausahaan dan
inovasi produk agar minat konsumen bertambah dan keuntungan
usaha dapat optimal. Selain itu para pedagang Bakpia Pathok di
Kelurahan Ngampilan harus menambah pengetahuan atau
pendidikan mengenai bisnis makanan.
2. Paguyuban yang telah ada hendaknya lebih diaktifkan dan lebih
dioptimalkan fungsinya sehingga dapat meningkatkan skala
ekonomi dari masing-masing unit usaha, selain itu dapat
meminimumkan terjadinya persaingan yang tidak sehat, dan
dengan paguyuban tersebut hubungan kekerabatan antara pedagang
Bakpia Pathok dapat terjalin dengan baik.
3. Sebagai usaha kuliner yang terjun kedalam pangsa pasar yang
tergolong memiliki banyak pesaing, memang bukanlah perkara
yang mudah. Namun, para pengusaha kuliner harus terus
bereksplorasi terhadap perubahan jaman dan keinginan konsumen.
Hendaknya komunikasi pemasaran yang dilakukan terus menerus
selalu diperbarui, agar masyarakat menjadi paham perbedaan
karakteristik dari produk yang dimiliki dengan produk dari
pesaingnya. Hal tersebut penting sebagai identitas dari perusahaan
atau merek itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
4. Pengembangan industri Bakpia Pathok khususnya yang berbasis
kampung dapat menggerakkan ekonomi kampung serta dapat
memberdayakan warga masyarakat secara mandiri. Kemandirian
kampung menjadi keharusan untuk dapat mengembangkan industri
Bakpia Pathok tersebut.