perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v...

79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI KASUS TENTANG ANAK YANG SERING MELANGGAR TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARANGANOM KLATEN TAHUN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : NOVITALIA ERY NURAGUSTA K3102507 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: others

Post on 11-Oct-2019

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI KASUS TENTANG ANAK YANG SERING MELANGGAR

TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 2 KARANGANOM

KLATEN TAHUN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh :

NOVITALIA ERY NURAGUSTA

K3102507

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STUDI KASUS TENTANG ANAK YANG SERING MELANGGAR

TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 2 KARANGANOM

KLATEN TAHUN 2009/2010

OLEH

NOVITALIA ERY NURAGUSTAK 3102507

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Bimbingan dan Konseling Jurusan

Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang SeringMelanggar Tata Tertib Sekolah Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2Karanganom Klaten Tahun 2009/2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2010.

Fokus penelitian ini adalah 1) Bagaimana bentuk perilaku siswa yangsering melanggar tata tertib sekolah, 2) Apakah faktor-faktor yang menyebabkanmunculnya perilaku tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah, 3) Bagaimanaakibat dari perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah, 4) Bagaimanapandangan pihak terkait tentang perilaku siswa yang melanggar tata tertib sekolah.

Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah 1) Untuk mendiskripsikan,mengungkapkan dan menjelaskan perilaku siswa yang sering melanggar tata tertibsekolah, 2) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku melanggar tatatertib sekolah, 3) Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari perilaku siswayang tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah, 4) Untuk mengetahui pandanganpihak-pihak terkait terhadap pelanggaran tata tertib sekolah oleh siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studikasus yang mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Karanganom Klaten. Teknikpengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dandokumentasi. Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan teknik analisisinduktif dengan model interaktif yang terdiri atas tahap pengumpulan data,reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

Perilaku melanggar tata tertib sekolah sering kali disebut juga perilakutidak disiplin terhadap tata tertib sekolah. Melalui analisa data dapat disimpulkanbahwa perilaku tidak disiplin memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Terlambatmasuk kelas lebih dari 10 menit, 2) Tidak masuk sekolah tanpa keterangan disebutmembolos, 3) Memakai sepatu sekolah berwarna selain warna hitam, 4) Memakaiikat pinggang selain warna hitam, 5) Memakai seragam sekolah tidak sesuaidengan ketentuan yang berlaku disekolah, 6) Tidak mengumpulkan tugas/PR, 7)Terlambat mengumpulkan tugas/PR, 8) Tidak mengikuti kegiatan extra tanpa ijin,9) Mencontek, 10) Tidak memperhatikan saat guru mengajar (tiduran/bercanda).Faktor-faktor yang menyebabkan adalah : 1) Faktor internal merupakan sebabyang terjadi dari diri sendiri atau individu, dalam hal ini siswa yang melakukanpelanggaran tersebut, 2) Faktor eksternal merupakan sebab yang terjadi daripengaruh luar individu, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat (temanbergaul) dan linkungan sekolah. Akibat yang ditimbulkan dari perilaku tidakdisiplin terhadap tata tertib sekolah antara lain rendahnya prestasi belajardisekolah, sering mendapat teguran dan hukuman oleh guru, tidak disukai teman-teman dan tidak naik kelas.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

NovitaliaEryNuragusta. Case Studies About Children often ViolatingEthics Junior High School Students in Class VIII KaranganomNegeri 2 KlatenYear 2009/2010. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and EducationSebelasMaret University in Surakarta. September 2010.

The focus of this research are 1) How to shape student behavior that isoften violated school rules, 2) Are the factors that led to the emergence ofundisciplined behavior on school discipline, 3) What was the result of studentbehavior that is often violated school rules, 4) How to view stakeholder behaviorof students who violate school rules.

Research objectives to be achieved are: 1) To describe, express andexplain the behavior of students who frequently violate the school rules, 2) Toknow the factors that cause the behavior violated school rules, 3) To determine theeffect of the behavior of students who do not discipline against school rules , 4)To know the views of relevant parties for violations of school rules by students.

This research is a qualitative research approach of case studies that take aplace at SMP Negeri 2 KlatenKaranganom. Data collection techniques in thisstudy using interviews, observation and documentation. Technique analysis in thisstudy using inductive analysis techniques with an interactive model whichconsists of stages of data collection, data reduction, data presentation, andconclusion.

Behavior violated school rules that is often called an undisciplinedbehavior towards school discipline. Through data analysis it can be concluded thatthe undisciplined behavior has the following characteristics: 1) Too late to classmore than 10 minutes, 2) Do not go to school without a statement that calledhooky, 3) Wearing a color other than black school shoes, 4) Impose color otherthan black belt, 5) Wearing a school uniform does not comply with applicableregulations in school, 6) No collecting duties / PR, 7) Too late to collect duties /PR, 8) Not following extra activities without permission, 9) fraud , 10) There is nonotice as the teacher teaches (delay / kidding).

Factors that cause are: 1) The internal factor is both a cause whichoccurred from yourself or an individual, in this case the student who committedthe crime, 2) external factors that occur because of the influence of outsiders,family environment, community environment (friends mix) and the environmentschool. The consequences of undisciplined behavior on school discipline, such aslow achievement in school, often reprimanded and punished by teachers, friendsare not acceptable and not the next grade.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga kaum itu

sendiri yang mengubahnya” (Terjemahan Q.S Ar-Ra’ad : 11)

“Orang yang berserah diri bukanlah orang yang menyerahkan diri apa adanya,

tetapi membuat dirinya berkualitas, sehingga Allah akan memilihnya daripada

yang lain” (Mario Teguh)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan kepada :

1. Orang tuaku tercinta

2. Keluarga kecilku

3. Orang-orang yang menyayangiku

dan selalu mendukungku

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke Hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya serta hanya kepada-Nya lah

manusia memohon pertolongan atas segala urusan dunia, akherat dan agama.

Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu dilimpahkan kepada Rasulullah

SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya semua.

Berkat petunjuk dan pertolongan-Nya serta bimbingan dari Bapak dan

Ibu Pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidikan dan akan

menjadikan bahan pemikiran dalam rangka perbaikan mutu pengajaran di sekolah.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah banyak

pihak-pihak yang turut memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan sehingga

pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan lmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka

menyusun skripsi.

2. Bapak Drs. R Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan lmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

menyetujui dan mengesahkan judul skripsi yang telah diajukan.

3. Ibu Dra. Chadidjah HA, M.Pd selaku Ketua Program Bimbingan dan

Konseling Fakultas Keguruan dan lmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan arahan dalam penulisan skripsi.

4. Ibu Dra. Sri Wiyanti H, M.Si dan Ibu Dra. Siti Mardiyati, M.Si sebagai

Pembimbing I dan II yang dengan kesungguhan dan penuh keikhlasan

membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk dalam menyusun

skripsi ini.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

5. Bapak Drs. Joko Priyanto, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2

Karanganom Klaten yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Karanganom Klaten.

6. Seluruh warga SMP Negeri 2 Karanganom Klaten yang telah memberikan

bantuan dan menjadi tempat penelitian dilaksanakan.

7. Ibunda dan adikku tersayang yang telah memberikan dorongan dan doanya.

8. Ghazyza semangatku.

9. Teman-temanku, Yuli khususnya atas motivasi dan bantuannya.

Penulis hanya mampu berdo'a semoga amal kebaikan Bapak Ibu dan teman-

teman semua mendapat imbalan yang berlimpah dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dikarenakan

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu kritik dan saran yang

sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya

Surakarta, September 2010

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................. v

HALAMAN MOTTO .................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ................................................................... 7

1. Tata Tertib Sekolah ...................................................... 7

a. Pengertian Tata Tertib ............................................ 7

b. Isi Tata Tertib Sekolah ........................................... 8

c. Tugas Siswa Melaksanakan Tata Tertib Sekolah .... 9

2. Ketidakdisiplinan Terhadap Tata Tertib ....................... 9

a. Pengertian Tidak Disiplin ....................................... 9

b. Ciri-ciri Ketidakdisiplinan ...................................... 10

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Ketidakdisiplinan Terhadap Tata Tertib Sekolah ..... 10

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

d. Pengertian Kedisiplinan .......................................... 11

e. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin ...................... 12

f. Pembentukan Sifat Disiplin .................................... 14

g. Akibat Tidak Disiplin ............................................ 18

h. Studi Kasus ............................................................ 20

B. Alternatif Penyelesaian Masalah ........................................ 22

C. Kerangka Berfikir............................................................... 23

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 26

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .......................................... 27

C. Data dan Sumber Data ........................................................ 28

D. Subyek Penelitian ............................................................. 28

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 29

F. Validitas Data..................................................................... 32

G. Analisis Data ..................................................................... 33

H. Prosedur Penelitian ............................................................. 34

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data Penelitian ..................................................... 37

1. Paparan Lokasi SMPN 2 Karanganom ......................... 37

2. Paparan Analisis Data .................................................. 37

3. Papan Subjek Penelitian ............................................... 38

4. Prosedur Penelitian ....................................................... 33

5. Analisis Data Penyebab Perilaku Tidak Disiplin .......... 48

6. Temuan Hasil Penelitian .............................................. 54

B. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian ................................ 55

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................... 61

B. Implikasi ............................................................................ 62

C. Saran .................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 66

LAMPIRAN ................................................................................................

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan I Kerangka Pemikiran ............................................................ 25

Bagan II Analisis Data....................................................................... 32

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Bagi Subyek

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Bagi Guru BK

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Bagi Wali Kelas

Lampiran 5. Pedoman Wawancara Bagi Teman Sekelas

Lampiran 6. Pedoman Wawancara Bagi Orang Tua

Lampiran 7. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Subyek1

Lampiran 8. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Subyek2

Lampiran 9. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi GuruBK

Lampiran 10. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi WaliKelas Subyek 1

Lampiran 11. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi WaliKelas Subyek 2

Lampiran 12. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi TemanSekelas Subyek 1

Lampiran 13. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi TemanSekelas Subyek 2

Lampiran 14. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi OrangTua Subyek 1

Lampiran 15. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi OrangTua Subyek 2

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi di bidang informasi yang sangat pesat menimbulkan

berbagai pengaruh, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.

Pengaruh yang bersifat positif antara lain, terbukanya jendela informasi di

berbagai ilmu pengetahuan dari dalam maupun luar negeri, munculnya bermacam-

macam media masa dan film yang sifatnya menambah pengetahuan. Pengaruh

yang bersifat negatif antara lain munculnya tayangan di media cetak maupun

elektronika yang tidak sesuai dengan berkembangan anak dan budaya bangsa

Indonesia. Selain itu banyak film atau sinetron yang menayangkan cerita tentang

siswa-siswa sekolah yang berperilaku melanggar tata tertib sekolah, juga berita

tentang perilaku masyarakat yang menunjukkan perilaku anarkis dan tidak

disiplin, misalnya pelanggaran yang terjadi pada hari Minggu tanggal 29 Mei

2009, 100 pendukung salah satu kontestan pemilu ditilang karena melanggar

peraturan lalu lintas saat mengikuti kampanye terbuka di stadion Trikoyo Klaten.

Selasa tanggal 3 Pebruari 2009 terjadi tindak anarkis saat massa melakukan demo

menuntut pembentukkan Provinsi Tapanuli, massa melakukan perusakan

bangunan yang kemudian berbuntut tewasnya ketua DPRD Sumatera Utara Abdul

Aziz karena aksi pengeroyokan oleh massa, yang ditayangkan hampir disetiap

stasiun telivisi dan surat kabar.

Anak-anak usia SMP sangat rentan terhadap pengaruh dari luar, misalnya

lingkungan bermain, lingkungan masyarakat yang terkadang membawa pengaruh

buruk bagi perkembangan mereka, yakni dengan adanya tempat tongkrongan yang

umumnya terdapat para remaja maupun orang dewasa yang suka merokok, berjudi

bahkan minum-minuman keras, selain itu juga pengaruh dari berbagai macam

tayangan yang disuguhkan baik dari media cetak maupun elektronika, khususnya

televisi. Banyak siswa sekolah yang terlena dengan tayangan televisi sehingga

melupakan tugas dan kewajibannya sebagai pelajar.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang mempunyai peranan

penting yaitu menciptakan kepribadian yang mantap dan mandiri. Hal itu dapat

berhasil apabila guru dapat mendorong dan mengarahkan anak didik dalam

mengembangkan nilai-nilai sosial yang berlaku di sekolah maupun di masyarakat.

Untuk mencapai hal tersebut, kedisiplinan terhadap tata tertib sangat menentukan

dalam pembentukkan perilaku siswa agar siswa disiplin melaksanakan tata tertib

yang diharapkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pentingnya pendidikan di sekolah membuat seluruh komponen yang ada di

sekolah menyadari arti pentingnya tata tertib di sekolah. Tata tertib ini sangat

bermanfaat untuk mengajarkan kedisiplinan kepada siswa. Meskipun begitu masih

saja banyak siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah.

Elizabeth B Hurlock (1978:82) mengatakan bahwa disiplin merupakan cara

masyarakat mengajar anak berperilaku moral yang disetujui kelompok.

Sesuai pengamatan di lapangan banyak siswa yang sering melanggar tata

tertib sekolah, misalnya memakai seragam sekolah dengan atribut tidak lengkap,

baju tidak dimasukkan, terlambat masuk kelas, tidak mengikuti upacara tanpa ijin,

tidak mengikuti olahraga tanpa ijin, tidak mengerjakan tugas atau PR dan

membolos. Perilaku-perilaku tersebut merupakan bentuk pelanggaran yang

dilakukan siswa terhadap tata tertib sekolah, dengan kata lain siswa tersebut

termasuk tidak disiplin. Apabila pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak segera

diatasi dikhawatirkan dapat merusak nama baik sekolah dan dapat menghambat

proses belajar mengajar yang berdampak pada menurunnya prestasi siswa dan

terganggunya sosialisasi guru dengan siswa.

Adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan berfungsi

membantu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Guru dan guru BK sebagai pendidik, yang

menjadi tokoh panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan

lingkungannya. Oleh karena itu, guru perlu memiliki standar kualitas pribadi bagi

anak didiknya, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui, serta memahami nilai,

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan

nilai dan norma tersebut. Guru bersama guru BK selain berkewajiban melakukan

pembelajaran terhadap siswa, juga dituntut untuk membantu membimbing siswa

yang sering melanggar tata tertib sekolah menjadi siswa yang mematuhi tata tertib

sekolah. Pemberian bimbingan terhadap siswa dibutuhkan pengelolaan yang baik,

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari pelaksanaan

bimbingan dan konseling yang baik dan matang. Prayitno (1985:15) menjelaskan

masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi

dirinya sendiri dan orang lain dan perlu dihilangkan. Agar dapat memberi bantuan

yang tepat guru perlu mengenali dan memahami siswanya yang sering melanggar

tata tertib sekolah. Pengenalan dan pemahaman akan lebih mendalam bila

dilakukan dengan penelitian.

Berdasarkan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen memuat bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia

Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang adil,

makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan pentingnya arti menumbuhkan

manusia yang bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa dan Negara.

Wawasan Wiyata Mandala (1995:77) memuat bahwa tugas siswa adalah, hadir

dan pulang sekolah tepat waktunya, mengikuti program sekolah yang

diperuntukkan baginya, meningkatkan disiplin diri baik didalam maupun diluar

sekolah, memakai seragam sekolah menurut ketentuan yang berlaku, mematuhi

dan melaksanakan semua peraturan yang berlaku di sekolah.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Petunjuk Teknis Disiplin

dan Tata Tertib (1996:4) memuat bahwa tata tertib adalah seperangkat peraturan

dan ketentuan yang harus ditaati oleh sejumlah komponen sekolah. Penegakkan

tata tertib sekolah harus dimulai dari komponen di sekolah itu sendiri, yaitu

kepala sekolah, guru, semua siswa dan unsur masyarakat sebagai salah satu

penentu kebijakkan sekolah. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

fungsi dan tugas edukatif yang meliputi tiga dimensi mendidik yang menghasilkan

etika dalam pergaulan, mengajar, menghasilkan kecerdasan dan melatih

menghasilkan keterampilan.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku melanggar disiplin

tata tertib sekolah dianggap sebagai perilaku menyimpang dan merupakan

masalah. Disiplin tata tertib sekolah merupakan suatu upaya untuk membentuk

pribadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab. Fungsi atau manfaat disiplin

menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:97) diantaranya: 1) untuk mengajarkan anak

bahwa perilaku tertentu selalu diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti

pujian, 2) untuk mengajarkan anak suatu tingkatan penyesuaian yang wajar tanpa

menuntut konformitas yang berlebihan, 3) membantu anak mengendalikan diri

dan pengarahan diri sehingga anak dapat mengembangkan hati nurani untuk

membimbing tindakannya. Untuk mewujudkan hal itu perlu keteladanan dari guru

serta kerja sama antara guru dan komponen sekolah yang lain dengan orang tua

maupun masyarakat.

Bertolak dari uraian tersebut di atas dan agar mencapai sasaran yang

diharapkan perlu diadakan kajian secara mendalam dengan studi kasus. Studi

kasus adalah pengkajian secara mendalam tentang suatu masalah. Penelitian di

sini memilih judul “Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar Tata

Tertib Sekolah Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Klaten Tahun

2009/2010”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diajukan fokus penelitian sebagai

berikut :

1. Bagaimana bentuk perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib

sekolah ?

2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan munculnya perilaku tidak

disiplin terhadap tata tertib sekolah ?

3. Bagaimana akibat dari perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib

sekolah ?

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

4. Bagaimana pandangan pihak terkait tentang perilaku siswa yang

melanggar tata tertib sekolah ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Untuk mendiskripsikan, mengungkapkan dan menjelaskan perilaku siswa

yang sering melanggar tata tertib sekolah.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku melanggar tata tertib

sekolah.

3. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari perilaku siswa yang tidak

disiplin terhadap tata tertib sekolah.

4. Untuk mengetahui pandangan pihak-pihak terkait terhadap pelanggaran tata

tertib sekolah oleh siswa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat diperoleh manfaat

secara teoritis dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat secara teoritis :

a. Memberikan masukkan kepada guru BK secara teoritis tentang bentuk-

bentuk perilaku melanggar tata tertib sekolah dan dampak yang

ditimbulkan bagi sekolah.

b. Memberikan masukan kepada sekolah perkembangan teori-teori tentang

perilaku tidak disiplin di sekolah.

2. Manfaat secara praktis :

a. Bagi guru BK dan guru, mendapatkan masukkan pengetahuan tentang

cara-cara mengenali karakteristik siswa-siswa yang sering melanggar tata

tertib sekolah.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Memberikan masukkan tentang cara mendeskripsikan sebab terjadinya

pelanggaran tata tertib sekolah oleh siswa.

c. Bagi siswa, memperoleh pembelajaran mengenai akibat dari perilaku

melanggar tata tertib sekolah.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Siswa-siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah

umumnya sering disebut sebagai siswa yang tidak disiplin terhadap tata tertib

sekolah.

1. Tata Tertib Sekolah

a. Pengertian Tata Tertib

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Petunjuk Teknis Disiplin dan

Tata Tertib ( 1996 : 4 ) memuat bahwa tata tertib merupakan seperangkat peraturan

dan ketentuan yang harus ditaati oleh sejumlah komponen sekolah. Menegakkan tata

tertib sekolah harus dimulai dari sekolah itu sendiri, yaitu Kepala Sekolah, Guru,

semua siswa dan unsur masyarakat sebagai salah satu penentu kebijakan sekolah.

Departemen Pendidikan Nasional (2004:4) memuat bahwa tata tertib yaitu

seperangkat aturan atau ketentuan yang secara organisatoris mengikat setiap

komponen sekolah, baik murid, guru, Kepala Sekolah dalam rangka mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai fungsi dan

tugas edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika,

dalam pergaulan, mengajar menghasilkan kecerdasan dan melatih menghasilkan

ketrampilan.

Sekolah merupakan tempat terjadinya kegiatan belajar mengajar, sebab itulah

interaksi antara guru dan murid merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku.

Pelaksanaan disiplin terhadap tata tertib mempunyai dampak secara langsung

terhadap kualitas hasil pelaksanaan kegiatan belajar mengajar itu sendiri.

Hubungannya dengan hal tersebut guru memegang peranan penting dan strategis.

Karena disiplin lebih terkait dengan pembentukan sikap mental dan keteladanan.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Disiplin dan tata tertib merupakan dua hal yang saling terkait, sebab tata tertib

pada dasarnya perangkat untuk menegakkan disiplin. Disiplin dan tata tertib di

sekolah yang melaksanakan mempunyai dampak secara langsung terhadap kualitas

dan hasil pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM ) itu sendiri.

b. Isi Tata Tertib Sekolah

Tata tertib sekolah mengikat seluruh komponen sekolah yang meliputi Kepala

Sekolah, Guru, Siswa dan Penjaga Sekolah. Tata Tertib di sekolah dasar berpedoman

pada buku Petunjuk Teknis Disiplin dan Tata Tertib Sekolah Dasar yang dikeluarkan

oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan tahun 1995/1996.

Tugas dan Kewajiban siswa dalam menegakkan disiplin dan

tanggungjawabnya yang tertuang dalam buku Petunjuk Teknis adalah sebagai berikut:

1) Menjaga nama baik diri sendiri, orang tua, keluarga dan sekolah;

2) Menghormati Kepala Sekolah, Guru, Penjaga Sekolah dan sesama

teman;

3) Menyampaikan alasan yang dapat diterima apabila tiap hari berturut-

turut tidak masuk sekolah;

4) Minta ijin kepada guru apabila hendak meninggalkan kelas;

5) Hadir disekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai, khusus petugas

piket hadir 30 menit sebelumnya;

6) Berpakaian seragam sekolah yang bersih dan rapi;

7) Berbaris dengan tertib sebelum masuk kelas;

8) Berdoa sebelum pelajaran pertama dimulai dan setelah pelajaran

terakhir selesai;

9) Mengikuti upacara hari senin dan upacara lainnya;

10) Tidak merokok, minum-minuman keras, menggunakan ganja atau

narkotik, membawa senjata tajam, mencoret-coret dinding dan tembok,

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

membaca buku terlarang, berkelahi di dalam maupun di luar

kelas/sekolah.

c. Tugas Siswa Melaksanakan Tata Tertib Sekolah

Tata tertib dibuat sebagai upaya memperlancar kegiatan belajar mengajar di

sekolah dan pembentukan sikap siswa. Oleh karena itu semua siswa dan seluruh

komponen yang ada disekolah, wajib melaksanakan tata tertib sebaik mungkin.

Ketidakdisiplinan terhadap tata tertib dapat merugikan diri sendiri juga dapat

merugikan orang lain. Slameto ( 1995 : 67 ) menegaskan agar siswa dapat belajar

lebih maju, siswa harus disiplin dalam belajar. Dengan demikian bila siswa tidak

disiplin dalam belajar siswa tidak akan maju, dalam kata lain prestasi belajarnya

rendah. Karena disiplin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar. Siswa dalam jangka panjang dipersiapkan menjadi warga

masyarakat ataupun warga negara yang harus disiplin terhadap undang-undang

ataupun peraturan negara. Di masa anak-anak inilah siswa harus sudah ditanamkan

sikap disiplin terhadap tata tertib, agar mereka terbiasa untuk berperilaku disiplin baik

di sekolah maupun di luar sekolah.

2. Ketidakdisiplinan Terhadap Tata Tertib

a. Pengertian Tidak Disiplin

Dengan mengacu pada pengertian disiplin di atas maka pengertian

ketidakdisiplinan berarti kondisi yang berlawanan dengan hal-hal tersebut, yang

intinya adalah sebagai berikut : Ketidak disiplinan adalah sikap tidak taat yang

diwarnai oleh tidak adanya kesadaran dan keiklasan dalam melaksanakan tata tertib,

peraturan yang berlaku maupun kesepakatan bersama yang bersifat formal maupun

non formal yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, waktu dan

pelaksanaan kegiatan.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Ciri-ciri Ketidakdisiplinan

Siswa yang tidak memiliki kedisiplinan sangat berbeda dengan siswa yang

berdisiplin diri. Siswa yang tidak disiplin adalah siswa yang tidak memiliki

keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan pergaulan,

pandangan hidup dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri, masyarakat,

bangsa dan Negara. Secara umum ciri tingkah laku tidak disiplin yaitu tingkah laku

siswa yang tidak sesuai atau menyimpang dari peraturan atau tata tertib yang berlaku.

Khususnya dalam hubungannya dengan tata tertib sekolah, siswa tidak disiplin dapat

dilihat misalnya dalam hal berpakaian : tidak memakai seragam sekolah lengkap

dengan atributnya, baju tidak dimasukkan, memakai sepatu tanpa kaos kaki, tidak

memakai kaos waktu pelajaran olah raga, tidak memakai ikat pinggang, memakai

sepatu atau kaos kaki yang warnanya tidak sesuai dengan ketentuan di sekolah.

Dalam hal kegiatan belajar mengajar : membolos, tidak mengerjakan PR atau tugas,

terlambat datang ke sekolah, terlambat masuk kelas, keluar kelas tanpa ijin pada jam

pelajaran, bersenda gurau dan tidak memperhatikan guru pada waktu mengajar,

menyontek, tidur pada waktu jam pelajaran. Tingkah laku siswa tersebut biasanya

tidak diketahui olah orang tua, apabila tidak ada pemberitahuan dari pihak sekolah,

dan tingkah laku seperti itu sangat merugikan diri sendiri dan sekolah.

c. Faktor yang Mempengaruhi Ketidakdisiplinan Terhadap Tata Tertib Sekolah

Perilaku tidak disiplin melaksanakan tata tertib atau kaidah yang ada

merupakan sesuatu hal yang menghambat tujuan yang ingin dicapai dalam suatu

kegiatan pendidikan. Perilaku tersebut dapat terjadi karena adanya sesuatu hal yang

mempengaruhi (penyebab). Priyatno dan Amti (1994:61) menjelaskan kemungkinan

penyebab perilaku tidak disiplin melaksanakan tata tertib ada 5, yaitu:

1) Tidak begitu memahami kegunaan masing-masing aturan atau tata tertib yang

berlaku di sekolah, aturan tersebut tidak didiskusikan dengan siswa sehingga

siswa hanya terpaksa mengikutinya.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2) Siswa yang bersangkutan terbiasa hidup terlalu bebas, baik di rumah maupun

di masyarakat.

3) Tindakan yang dilakukan terhadap pelanggaran terlalu keras sehingga siswa

mereaksi secara tidak wajar (negatif).

4) Ciri khas perkembangan remaja yang agak “ sukar diatur ” tetapi “ belum

dapat mengatur diri sendiri “.

5) Ketidaksukaan terhadap mata pelajaran tertentu dilampiaskan pada tidak

disiplin melaksanakan tata tertib sekolah.

Menurut Bimo Walgito (2003:54) pelanggaran kedisiplinan terhadap tata

tertib sekolah seringkali disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal yang

terdapat dalam diri sendiri dan faktor ekternal dari pengaruh lingkungan luar. Secara

rinci dilihat dibawah ini :

1) Faktor internal misalnya, rasa malas yang timbul dari dalam diri sendiri,

kurangnya rasa tanggung jawab, ingin mencari perhatian dan kurang religius.

2) Faktor eksternal misalnya, lingkungan keluarga atau orang tua yang kurang

memperhatikan anak, orang tua bercerai, tinggal terpisah dengan orang tua,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat yang kurang baik juga sangat

mempengaruhi.

d. Pengertian kedisiplinan

Disiplin mempunyai berbagai arti, tergantung sudut pandang dan

kepentingannya. C.S.T Kansil (1995:215) mengartikan secara ringkas bahwa disiplin

ialah ketaatan atau kepatuhan pada peraturan, tata tertib dan sebagainya. Tata tertib

yang dimaksud di sini misalnya tata tertib sekolah, kemiliteran dan peraturan yang

berlaku di masyarakat.

Peraturan, tata tertib dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur

perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk

memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tatatertib yang berlaku disekolah.

Menurut Wikipedia (1993) bahwa disiplin sekolah “refers to students complying with

a code of behavior often known as the school rules”. Aturan sekolah (school rule)

yang dimaksud, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards of clothing),

ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin dalam

Lemhannas (1997:12) adalah berperilaku sesuai dengan tata peraturan yang berlaku,

baik formal non formal maupun yang disepakati. Pengertian disiplin di dalam

Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

menengah (1993:3) adalah tingkat konsistensi dan konsekuen seseorang terhadap

suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang

akan dicapai, waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengertian disiplin

lainnya dalam Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (1985:34)

diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua

ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung

jawab.

Berbagai pengertian tentang disiplin di atas, dapat disimpulkan bahwa

disiplinadalah sikap taat melaksanakan dengan sdar dan ikhlas terhadap tata tertib,

peraturan yang berlaku maupun kesepakatan bersama baik yang bersifat formal

maupun non formal yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, waktu dan

pelaksanaan kegiatan.

e. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin

Ensiklopedia Indonesia ( 1997 : 371 ) memuat bahwa disiplin bukan

merupakan bawaan, disiplin sepenuhnya merupakan faktor ajar atau faktor

pendidikan. Hal ini didukung olah teori tabularasa, bahwa manusia lahir itu bagaikan

kertas putih atau botol kosong. Akan menjadi seperti apa tergantung pendidikan yang

diberikan.

Disiplin merupakan sikap dan bagian tingkah laku. Y. Singgih D. Gunarso

(1981 : 166) menjelaskan bahwa disiplin diri pada anak sudah mulai terbentuk

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

apabila anak sudah dapat bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku yang baik.

Hal ini menguatkan bahwa disiplin itu bukan faktor bawaan. Setelah anak bertingkah

laku, barulah ada dorongan untuk disiplin atau tidak disiplin. Dorongan yang

mempengaruhi disiplin, oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

(1985 : 34) digolongkan ada 2 jenis yaitu Pertama, dorongan yang datang untuk

berbuat disiplin. Kedua, dorongan yang datang dari luar yaitu perintah, larangan,

pengawasan, ujian. ancaman, ganjaran dan sebagainya.

Faktor pendidikan yang mempengaruhi kedisiplinan siswa itu tidak hanya dari

pendidikan formal saja, tetapi dari luar pengalaman hidup siswa dalam pergaulan.

Banyak hal yang memicu ketidakdisiplinan siswa, antara lain kondisi keluarga

dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak dan kurang harmonis, siswa

mempunyai masalah di sekolah dan pergaulan dalam lingkungan sosial yang kurang

sehat. Sekretaris Negara ( 1996 : 133 ) menjelaskan bahwa masalah disiplin nasional

bersumber dari masyarakat yang belum memahami pentingnya disiplin dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Masalah ketidakdisiplinan juga dipengaruhi oleh teman bergaul. Hal itu

sejalan dengan pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono ( 1990 : 87 ) yang

menyatakan teman bergaul berpengaruh sangat besar dan lebih cepat masuk dalam

jiwa anak. Apabila siswa suka bergaul dengan mereka yang tidak bersekolah, maka ia

akan malas belajar dan sekolah, sebab cara hidup anak yang tidak sekolah berlainan

dengan anak yang bersekolah.

Beberapa asumsi yang menjadikan lemahnya disiplin nasional di dalam

Lemhamnas ( 1997 :31 ) yaitu :

1) Berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia kurang

sesuai dan kurang efektif atau penerapan dan sanksinya tidak

dilaksanakan secara konsisten.

2) Karena masyarakat sekarang lebih fermisif, dimana batas antara yang

baik dan yang buruk, benar dan salah sudah tidak begitu jelas atau

kabur.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3) Otoritas para pejabat dan para pemimpin diberbagai lapisan masyarakat

kurang berbobot, pengaruhnya sudah pudar sehingga orang cenderung

berbuat semaunya.

4) Sistem pendidikan kurang merangsang para anak didik untuk mandiri,

kreatif dan bertanggung jawab.

Berbagai pandangan diatas dapat diketahui bahwa disiplin sepenuhnya didapat

dari faktor pendidikan. Sikap dan perilaku disiplin ini didapat dari pendidikan dalam

pergaulan, baik itu pergaulan dalam keluarga, sekolah maupun lingkungan sosial.

f. Pembentukan Sikap Disiplin

Pembentukan disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan melalui

proses belajar, dan pembentukannya selalu berlangsung dalam interaksi yang

berkenaan dengan obyek tertentu.

Di depan telah dipaparkan bahwa sikap disiplin tidak dibawa sejak lahir,

tetapi dibentuk sepanjang perkembangan individu yang bersangkutan. Y. Singgih D.

Gunarso ( 1981 :166 ) menjelaskan bahwa pembentukan disiplin diri erat

hubungannya dengan penerimaan dengan otoritas, anak yang menerima otoritas orang

tua akan melakukan tugas-tugas yang diinginkan daripadanya. Bila ia sudah terbiasa

akan “ kekuasaan ” orang tua maka pada umumnya otoritas guru di sekolah juga

dapat diterimanya.

Pembentukan sikap disiplin terjadi sepanjang perkembangan individu, maka

seharusnya pembentukan sikap disiplin ini dimulai sedini mungkin. E.G White dalam

terjemahan Sumarna ( 1994 : 22 ) memaparkan bahwa, pada saat seorang anak mulai

merintis kemauan dan jalannya, pada saat itulah pendidikannya dalam hal disiplin

harus dimulai. Zulkifi L (1987:85) mengemukakan bahwa anak yang berusia 12 atau

13 sampai 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan masa remaja. Masa remaja

merupakan masa yang sangat menentukan karena masa ini mengalami banyak

perubahan fisik dan psikis. Terjadinya perubahan tersebut menimbulkan kebingungan

di kalangan remaja, karena mereka mengalami gejolak emosi dan tekanan jiwa

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sehingga mudah menyimpang dari norma-norma dan aturan yang berlaku. Goncangan

emosi pada masa remaja terjadi tidak hanya disebabkan oleh hormon seks dalam

tubuh tetapi juga akibat dari kondisi keluarga, lingkungan bermain disekolah dan

lingkungan masyarakat.

Menurut Zakiah Darojat (1994:35) perilaku remaja yanh tidak stabil, keadaan

emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong barsemangat,

peka, mudah tersinggung, pemikiran dan perhatiannya berpusat pada dirinya. Melly

Sri Sulastri Rifai (1977:40) mengatakan bahwa pada masa remaja ada empat ciri

utama yang perlu diperhatikan dalam perkembangan kehidupan remaja, yaitu :

1) Adanya kesadaran akan adanya perubahan-perubahan dalam kenyataan

dirinya sebagai makhluk biologis. Terutama adanya perubahan-

perubahan bentuk tubuh sebagai akibat adanya perubahan fisiologis

karena bakarjanya kelenjar tertentu menjadi lebih aktif.

2) Sejak masa anak sekolah sampai tiba masa remaja si anak yang menjadi

remaja merasakan adanya keterkaitan kepada kelompok sebayanya

dalam lingkup ”Heteroxualitas”

3) Timbulnya dorongan untuk mencapai ”kebebasan pribadi” dalam usaha

memantapkan status dirinya dalam lingkungan hidupnya sebagai

individu yang berdiri sendiri.

4) Adanya keinginan remaja untuk memantapkan filsafat hidupnya dan

pola hidup tertentu berdasarkan kesatuan norma kehidupan yang

dianutnya yang akan dijadikan pedoman di dalam ia bertingkah laku

dalam perkembangannya sebagai manusia dewasa.

M. Ngalim Purwanto (1980:149) mengatakan bahwa siswa sampai dengan

usia 18 tahun secara psikologis berada didalam keadaan sebab tidak menentu,

bimbang ragu, pemenang tapi juga petualang, pemilik tapi juga pelamun, pemberani

tetapi juga penakut, kadang-kadang optimis tetapi juga pesimis. Keadaan tersebut

akan menyebabkan remaja mudah sekali berubah dan terpengaruh dengan

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

lingkungan. Pengaruh ini tidak hanya pengaruh yang baik tetapi banyak sekali

pengaruh buruk.

Keluarga sebagai tempat pendidikan yang pertama bagi anak sangat

menetukan pembentukan sikap disiplin. Dengan kata lain bahwa pola asuh oaring tua

besar pengaruhnya terhadap pembentukan sikap disiplin anak. Moch Shochib

(1998:15) menjelaskan tentang pola asuh orang tua dan pengembangan disiplin

sebagai berikut : Pola asuh orang tua dalam membantu anak untuk mengembangkan

disiplin diri ini adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan terhadap penataan :

1) Lingkungan fisik;

2) Lingkungan sosial;

3) Pendidikan internal dan eksternal;

4) Dialog dengan anak-anak;

5) Suasana psikologis;

6) Sosial budaya;

7) Perilaku yang ditampilkan pada saat terjadi “ pertemuan ” dengan anak-

anak;

8) Kontrol terhadap perilaku anak-anak;

9) Menentukan nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku dan yang

diupayakan kepada anak-anak.

Bagian lain, Moch Shochib ( 1998 : 16 ) menjelaskan pada keterkaitan pola

asuh orang tua dengan anak berdisiplin diri sebagai berikut : Keterkaitan pola asuh

orang tua dengan anak berdisiplin diri dimaksudkan sebagai orang tua dalam

meletakkan dasar-dasar disiplin diri kepada anak dan membantu mengembangkannya

sehingga anak memiliki disiplin diri. Itensitas kebutuhan anak untuk mendapatkan

bantuan dari orang tua bagi kepemilikan dan pengembangan dasar-dasar disiplin diri

menunjukkan adanya kebutuhan internal yaitu :

1) Tingkat rendah, manakala anak masih membutuhkan banyak bantuan

dari orang tua untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin

diri (berdasarkan naluri)

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2) Tingkat menengah, manakala anak-anak masih membutuhkan banyak

bantuan dari orng tua untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar

disiplin diri ( berdasarkan nalar ) dan

3) Tingkat tinggi, mana kala anak sedikit sekali atau tidak lagi memerlukan

bantuan serta kontrol orang tua untuk memiliki dan mengembangkan

dasar-dasar disiplin diri ( berdasarkan kata hati )

Sekolah merupakan pendidikan formal, tidak kalah pentingnya dalam

berperan sebagai tempat pembentukan sikap disiplin. Sekolah harus lebih tegas dalam

menegakkan disiplin. Kepala Sekolah dan Guru bukan sekedar membuat contoh,

tetapi harus menjadi teladan dalam hal kedisiplinan, sehingga apa yang tidak

diperoleh anak dalam keluarga akan diperoleh disekolah. Tujuan disiplin sekolah

adalah: untuk memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak

menyimpang, mendorong siswa berperilaku yang baik dan benar, membantu siswa

memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi

perilaku yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah, kemudian melatih siswa untuk

hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri

serta lingkungannya.

Demikian upaya membentuk sikap disiplin anak, sekolah perlu menciptakan

suasana belajar yang kondusif. Upaya yang dapat dilakukan antara lain membuat tata

tertib yang harus ditaati bersama. Hal tersebut sependapat dengan apa yang ada di

dalam Lemhannas (Disiplin Nasional 1997:15) bahwa disiplin tidak terbentuk dengan

sendirinya, melainkan harus ditumbuhkan, dikembangkan dan diterapkan dalam

semua aspek, menerapkan sanksi serta dengan bentuk ganjaran dan hukuman sesuai

dengan amal perbuatan para pelaku. Slameto (1995 :67) juga menegaskan bahwa

kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajinan dan kedisiplinan siswa dalam

sekolah dan juga dalam belajar. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan

bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula.

Menurut Madson dalam Moch Shochib ( 1998 : 21 ) mengatakan bahwa

kepemilikan disiplin memerlukan proses belajar. Selanjutnya Moch Shochib

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

(1998:21) juga merangkum pendapat Craw tentang proses belajar dalam

pembentukan disiplin dapat dilakukan dengan cara melatih dan membiasakan diri

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai berdasarkan acuan moral serta diperlukan

adanya kontrol orang tua untuk mengembangkannya.

Dengan demikian dalam pembentukan sikap disiplin pada anak sangat

diperlukan hal-hal sebagai berikut :

1) Adanya keteladanan baik dari staf sekolah maupun orang tua dalam

keluarga.

2) Melatih dan membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai

berdasarkan acuan moral.

3) Adanya kontrol orang tua untuk mengembangkannya.

g. Akibat Tidak Disiplin

Ketidakdiisiplinan terhadap tata tertib yang berlaku dapat mengakibat

menghambat suatu tujuan dari kegiatan pembelajaran, nilai dari keefektifan dan

keefisienannya dapat berkurang sehingga dapat mempengaruhi pola keteraturan yang

telah dibentuk dan dijalankan, hal ini dapat pula mengganggu proses kegiatan

pembelajaran yang lainnya. Apabila perilaku tidak disiplin ini dibiarkan dan tidak ada

suatu kontrol atau pengawasan dan tindakan secara tegas dalam penanganannya,

maka dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kredibilitas/ nama baik sekolah

secara keseluruhan baik bagi sekolah maupun penilaian dari masyarakat. Bentuk-

bentuk kerugian pada diri sendiri akibat tidak disiplin melaksanakan tata tertib itu

antara lain terhambat prestasinya, sering terkena sanksi, bisa dijauhi teman, tidak

disukai oleh guru, dimarahi orang tua kalau dilaporkan, tidak mandiri, dikeluarkan

dari sekolah, bisa celaka dan bila berlanjut sampai dewasa akan dikucilkan orang.

Elizabeth B. Hurlock (1978:105) menyatakan bahwa pelanggaran merupakan bahaya

yang serius bagi penyesuaian diri dan sosial.

Kerugian yang dialami orang lain dari ketidakdisiplinan seseorang juga

banyak jenisnya, misalnya tembok-tembok rumah jelek atau rusak akibat tangan-

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

tangan jahil siswa-siswa yang suka mencorat-coret, nama baik sekolah dan orang tua

tercemar karena perbuatan siswa yang tidak terpuji, terjadi kecelakaan lalu lintas

akibat salah satu pihak melanggar peraturan lalu lintas, kelompok kerja kacau akibat

salah seorang anggota kelompok tidak disiplin, ada anak jatuh terpeleset karena ada

kulit pisang tidak dibuang pada tempatnya dan lain sebagainya.

Contoh diatas adalah akibat pelanggaran disipilin secara umum kerugiannya

ada yang kecil (ringan) dan ada yang besar, bahkan bisa kehilangan nyawa.

Sedangkan untuk pelanggaran disiplin tata tertib di sekolah biasanya diberi sanksi.

Adapun bentuk sanksi atau tindakan yang dikenakan kepada siswa yang tidak disiplin

itu juga tidak sama dan bertingkat, yaitu :

1) Teguran secara lisan;

2) Teguran secara tertulis sebagai peringatan sebanyak tiga kali;

3) Skors dan;

4) Pengeluaran dari sekolah.

Penerapan disiplin yang pelaksanaannya tercantum dalam tata tertib

pendidikan akan menghasilkan mental, watak, dan kepribadian siswa yang kuat dan

dinamis sesuai dengan taraf perkembangan siswa Sekolah Dasar. Hal tersebut

disebabkan pada jenjang sekolah dasar siswa harus sudah belajar disiplin, belajar

mencintai sesama, belajar hidup teratur dan menyesuaikan diri.

Pembudayaan disiplin tidak cukup hanya melalui peraturan tata tertib yang

diumumkan secara lisan atau tertulis saja. Tetapi diperlukan keteladanan, dorongan

serta bimbingan dalam bentuk-bentuk kongkrit dan keikutsertaan semua komponen

sekolah secara langsung. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya kesadaran yang

penuh, kesiapan untuk melakukan serta langkah-langkah nyata dalam perbuatan dari

semua pihak warga sekolah agar disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah dapat

terwujud.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

h. Studi Kasus

Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan alasan untuk mendapatkan

hasil penelitian yang mendalam mengenai pelanggaran kedisiplinan yang dilakukan

oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Klaten. Riset dengan metode kasus

menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, dan menyeluruh atas objek tertentu

yang biasanya relatif kecil selama kurun waktu dan lingkungan tertentu. Studi kasus

merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan pada objek dan subjek di suatu

tempat dan waktu tertentu dengan melakukan pengamatan terhadap kejadian tertentu

untuk dilakukan studi analisa kasus yang diamati untuk diambil suatu tindakan,

dimana kaitannya dengan penelitian ini adalah tindakan untuk meningkatkan disiplin

siswa baik dengan membuat aturan baru untuk mengurangi pelanggaran kedisiplinan

di sekolah, hal ini dilakukan dengan tujuan menanamkan jiwa disiplin dalam diri

siswa. Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung

terhadap subjek pengamatan, dalam hal ini subjek yang diamati adalah siswa yang

berperilaku sering melanggar kedisiplinan terhadap tata tertib di SMP Negeri 2

Karanganom Klaten. Studi kasus yang dilakukan mempunyai tujuan melakukan

evaluasi terhadap suatu kejadian yang menjadi obyek penelitian untuk dilakukan

analisa dengan menggunakan metode tertentu yang nantinya dapat digunakan sebagai

pembelajaran. Robert K Yin (2008: 27) mengemukakan bahwa penelitian studi kasus

harus mempunyai desain penelitian, dan definisi dari desain penelitian adalah suatu

rencana tindakan untuk berangkat dari sini ke sana, dengan demikian maka tujuan

penelitian studi kasus harus jelas. Penelitian ini mempunyai tujuan khusus, yaitu:

1) Untuk mendiskripsikan, mengungkapkan dan menjelaskan perilaku siswa

yang sering melanggar tata tertib sekolah.

2) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku melanggar tata tertib

sekolah.

3) Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari perilaku siswa yang tidak

disiplin terhadap tata tertib sekolah.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

4) Untuk mengetahui pandangan pihak-pihak terkait terhadap pelanggaran tata

tertib sekolah oleh siswa.

Pelaksanaan penelitian dan pelaksanaan pengumpulan data didasarkan pada

sumber-sumber bukti yang berlaian. Menurut Robert K Yin (2008: 103), sumber

bukti ini adalah dokumen, wawancara, dan observasi langsung. Langkah-langkah

studi kasus yang peneliti kerjakan ini adalah pengumpulan data, penafsiran data, dan

verifikasi data (Juhana Wijaya, 1988: 286).

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui

teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya,

data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting). Bila dilihat dari

sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan

sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen.

Penafsiran data yang dimaksud adalah mengatahui data yang telah didapatkan

dalam tahap penelitian untuk selanjutnya ditampilkan dalam penyajian data sesuai

dengan bagian yang sesuai dengan hal yang dimaksud.

Pada tahap verifikasi data peneliti mengambil kesimpulan dari penelitian yang

telah dilakukannya dan kemudian data tersebut perlu diverifikasi. Analisis data

kualitatif ini merupakan upaya berulang terus menerus dan terjalin hubungan yang

saling terkait antara kegiatan reduksi data, penyajian data, serta penarikan

kesimpulan. Jika kesimpulan yang diambil masih kurang maka dilakukan

pengumpulan data tambahan yang dianalisis melalui rangkaian kegiatan yang sama.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

B. Alternatif Penyelesaian Masalah

Setelah melakukan observasi, wawancara dan pengolahan data diketahui

penyebab siswa tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah, maka guru

pembimbing/BK dapat menerapkan tindakan untuk meningkatkan disiplin siswa

disekolah, dengan cara mengadakan pendekatan dengan siswa khususnya yang sering

melanggar disiplin, memberikan pengarahan dan motivasi untuk menaati tata tertib

yang berlaku disekolah, sekolah mengadakan pertemuan secara berkala dengan orang

tua siswa untuk saling bertukar informasi tentang siswa dan menyampaikan

pentingnya siswa untuk berperilaku disiplin. Selain itu sekolah harus tegas dalam

memberikan sanksi ataupun hukuman bagi siswa yang melanggar disiplin terhadap

tata tertib sekolah.

Reisman dan Payne (dalam E. Mulyasa 2003) mengemukakan strategi umum

merancang disiplin siswa, yaitu :

1. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat

berperilaku disiplin, guru disarankan untuk untuk bersikap empatik,

menerima, hangat dan terbuka

2. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif

sehingga mampu menerima perasaan perasaan dan mendorong kepatuhan

siswa

3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat

menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa

dalam mengatasinya, memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari

perilaku yang salah

4. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya

sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri

5. Analisis transaksional; guru disarankan belajar sebagai orang dewasa terutama

ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

6. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan

meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung

jawab

7. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh

guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan

8. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena

itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif

9. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan

dalam pengendalian yang tegas.

Diatas merupakan strategi umum merancang disiplin yang diharapkan dapat

memberikan gambaran bagi guru untuk meningkat disiplin pada siswa.

C. Kerangka Pemikiran

Guru BK sebagai pembimbing dituntut memiliki kemampuan dan

keterampilan dalam memberikan bimbingan terhadap siswa yang bermasalah, agar

siswa yang bermasalah dapat mencapai prestasi belajar dengan baik.

Siswa yang tidak disiplin dapat dikategorikan siswa yang bermasalah, karena

dapat menghambat prestasi siswa itu sendiri dan menghambat pencapaian tujuan

pendidikan nasional . Tata tertib di ciptakan dalam rangka membetuk peserta didik

yang berkepribadian mantap, bertanggung jawab dan mandiri. Di sekolah peranan

guru dan guru BK sebagai pembimbing sangat diperlukan, karena bimbingan sebagai

bagian yang integral dari sistem pendidikan nasional. Terjadinya ketidakdisiplinan

pada diri anak dilatarbelakangi oleh berbagai sebab dan dapat berdampak negatif

sebagai akibat dari ketidakdisiplinan tersebut.

Penyebab ketidakdisiplinan pada diri anak itu ada beberapa faktor antara lain

pola asuh orang tua yang kurang benar, keadaan lingkungan anak yang memang

sudah menunjukan kurang disiplin, kurang adanya keteladanan dari orang-orang

dekat yang lebih dewasa, sikap anak itu sendiri yang tidak mau melatih atau

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

membiasakan diri disiplin dan kurangnya kontrol dari orang tua. Akibat yang

mungkin timbul sebagai dampak ketidakdisiplinan antara lain: prestasi belajar anak

itu sendiri tidak optimal, teman-teman yang lain dapat terpengaruh, kegiatan belajar

mengajar dapat terganggu dan situasi kelas maupun sekolah menjadi tidak kondusif.

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

( lihat halaman 25)

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Bagan I : Kerangka Pemikiran

25

Siswa tidakdisiplinterhadap tatatertib sekolah

Latar Belakang(sebab)

Tidak disiplindalamberpakaian

Tidak disiplindalam kegiatanbelajar mengajar

Tidak disiplindalam mengikutikegiatan disekolah

Bentukperilaku

19

Merusaknama baiksekolah

PBMterganggu

Prestasibelajar tidak

optimal

Tidak naikkelas

Dikeluarkan

Akibat

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Karanganom, yang terletak di

desa Jurang Jero, kecamatan Karanganom, kabupaten Klaten. Lokasi SMP Negeri 2

Karanganom cukup strategis, dekat dengan kota kecamatan yaitu Karanganom, dekat

dengan prasarana umum dan tempat rekreasi. Ekonomi orang tua siswa SMP Negeri

2 Karanganom rata-rata tergolong menengah ke bawah. Kebanyakan bekerja sebagai

petani dan buruh yang kurang mempunyai kesadaran dan kepedulian terhadap

pendidikan.

Alasan dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian adalah :

a. Banyak terjadi siswa-siwa yang tidakdisiplin terhadap tata tertib sekolah.

b. Prestasi belajar siswa tidak optimal dimungkinkan sebagai dampak dari

ketidakdisiplinan terhadap tata tertib sekolah.

c. Penelitian dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap tata

tertib sekolah.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai sejak pengajuan judul proposal, pengurusan ijin

penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan

laporan hasil penelitian, tepatnya dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2009/ 2010.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengungkap dan menjelaskan sebab serta

akibat siswa berperilaku tidak disiplin, atau melakukan pelanggaran terhadap tata

tertib sekolah, dengan fokus masalah tersebut jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kualitatif. Objek kajian penelitian ini adalah perilaku tidak disiplin

terhadap tata tertib sekolah, faktor-faktor penyebab serta akibat yang ditimbulkannya.

Pada penelitian ini penulis ingin mengungkapkan “bagaimana” dan “mengapa”

tentang perilaku tidak disiplin. Untuk meperoleh jawaban tersebut penulis melakukan

pengkajian secara mendalam tentang masalah tersebut. Pendekatan penelitian yang

diterapkan adalah studi kasus. Pengertian kasus itu sendiri adalah masalah, sehingga

studi kasus adalah kegiatan penelaahan secara mendalam terhadap kasus atau masalah

yang dipandang sebagai suatu yang melanggar kedisiplinan yang menjadi aturan

sekolah. Dapat disimpulkan bahwa penelitian studi kasus lebih cocok untuk

menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimana, mengapa suatu peristiwa itu

terjadi, serta akibat yang ditimbulkan

2. Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument utama atau kunci

pengumpulan data di lokasi penelitian. Sebagai instrument kunci, peneliti harus

melakukan kontak langsung dengan subjek penelitian untuk memperoleh data yang

diperlukan dengan melakukan pengamatan dan wawancara. Melalui wawancara

langsung dengan siswa yang bersangkutan akan di dapatkan data primer, sedangkan

data sekunder bisa diperoleh dari sumber lain, seperti teman dekat, orang tua dan

guru.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C. Data dan Sumber Data

Penelitian akan memperoleh hasil yang baik apabila sumber data yang

digunakan dapat memberikan data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berbentuk data kualitatif. Data kualitatif

tersebut dapat diperoleh dari sumber yang signifikan yang menjadi subjek penelitian.

Adapun sumber data tersebut adalah :

1. Sumber data primer yaitu subjek itu sendiri ( siswa yang tidak disiplin terhadap

tata tertib sekolah ). Data dari siswa ini untuk mengetahui sebab dan akibat siswa

tidak disiplin serta , bentuk-bentuk pelanggarannya. Data ini diperoleh melalui

pengamatan dan wawancara.

2. Sumber data sekunder yaitu ;

a. Orang tua kesehatan, hobby, kegiatan siswa dan saudara, untuk mendapatkan

informasi siswa meliputi dirumah, aktifitas belajar siswa, teman siswa di

rumah, serta pola asuh orang tua. Selain itu untuk mengetahui lebih dekat

keadaan sosial ekonomi dan kebiasaan dalam keluarga.

b. Guru, untuk mengetahui tingkah laku siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar dan kegiatan lain disekolah. Selain itu untuk mendapatkan informasi

tentang pelanggaran yang dilakukan siswa dan melakukan tata tertib sekolah

serta mengetahui prestasi belajar siswa.

c. Teman subjek, melalui teman bermain atau teman akrab diharapkan

mendapatkan informasi kegiatan yang dilakukan siswa baik ketika jam

pelajaran maupun diluar jam pelajaran.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Klaten

yang sering melanggar tata tertib sekolah. Subjek penelitian diperoleh melalui

wawancara dengan guru BK, hasil pengamatan dari data-data dokumentasi siswa

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

seperti daftar presensi siswa, buku catatan yang dimiliki guru BK tentang siswa yang

melakukan pelanggaran tata tertib, observasi terhadap siswa kemudian wawancara

terhadap wali kelas dan guru mata pelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan diperoleh melalui informasi yang berasal dari sumber

data. Informasi tersebut dapat diperoleh secara lengkap apabila menggunakan sarana

pengumpulan data yang tepat sehingga data tersebut sesuai dengan kebutuhan,

kemudian diolah untuk memperoleh kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

1. Dokumentasi

Arikunto (2006:231) menjelaskan metode dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, maupun agenda.

Moleong (2001:161) mengemukakan bahwa dokumen ialah setiap bahan tertulis

maupun film. Wujud dokumentasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah buku induk siswa, buku raport, daftar hadir, daftar nilai, buku pribadi siswa

serta catatan pelanggaran siswa. Data tersebut sangat berguna untuk dijadikan bahan

pengarahan tentang diri siswa. Data siswa yang telah di dokumentasikan perlu

dianalisis dengan cermat. Dokumentasi ini dijadikan sumber data :

a. Dokumentasi merupakan sumber data yang stabil.

b. Dokumentasi bersifat alamiah.

c. Dokumentasi relatif mudah dipelajari.

d. Tidak reaktif, sehingga tidak sukar ditemukan karena sudah tersedia di

sekolah.

Penggunaan dokumentasi dalam penelitian adalah untuk memperoleh identitas siswa

dan keaktifan kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran serta kegiatan sekolah

lainnya.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subjek

secara langsung maupun tidak langsung. Diamati adalah kegiatan subjek, ketika

mengikuti pelajaran maupun diluar jam pelajaran didalam lingkungan sekolah.

Melalui pengamatan tersebut dapat diungkap gejala-gejala yang ada pada subjek

penelitian beserta latar belakangnya. Muhammad Surya (1997:225) menjelaskan

bahwa observasi merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan

mengawasi dan mencatat data secara sistematis terhadap gejala perilaku yang

nampak. Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui:

a. Hubungan antara siswa dengan orang tua;

b. Hubungan sosial siswa di sekolah dengan teman-temannyayang dapat

menjadi penyebab munculnya perilaku melanggar disiplin terhadap tata

tertib di sekolah;

c. Kehadiran siswa di sekolah yang meliputi aktifitas mengikuti pelajaran,

upacara, melaksanakan tugas piket dan kegiatan-kegiatan lainnya;

d. Perilaku siswa dalam hal berpakaian, saat bertemu guru, saat berdoa dan

pada waktu diberi pekerjaan rumah oleh guru;

e. Bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh siswa;

f. Frekwensi terjadinya pelanggaran.

g. Motif melakukan pelanggaran.

3. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan

mengadakan komunikasi atau tanya jawab dengan sumber data. Wawancara

didefinisikan sebagai suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih

secara mendalam yang dapat dilakukan secara face to face dan diarahkan pada

penguakan masalah tertentu. Moleong (2001:135) mengemukakan wawancara adalah

percakapan antara dua belah pihak dengan maksud tertentu. Pada penelitian ini,

peneliti mewawancarai guru BK, wali kelas, guru mata pelajaran, siswa yang tidak

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

disiplin, teman dan orang tua siswa. Fungsi wawancara untuk mengungkap latar

belakang munculnya perilaku melanggar disiplin terhadap tata tertib sekolah serta

akibat yang dialami dari seringnya melakukan pelanggaran disiplin. Wawancara

digunakan sebagai alat pengumpul data karena terdapat beberapa kelebihan, yaitu :

a. Dapat dilaksanakan sewaktu-waktu tergantung kesiapan kedua belah

pihak.

b. Tidak terikat oleh kemampuan membaca dan menulis.

c. Dapat menjalin hubungan pribadi yang baik.

d. Dapat memperoleh data sesuai dengan kebutuhan.

e. Dapat mengungkap masalah secara mendalam.

4. Home Visit

Home Visit adalah kunjungan ke rumah subjek dengan maksud mengetahui

keadaan subjek di rumah dengan cara melakukan observasi dan wawancara.

Kunjungan rumah ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data untuk

mendapatkan gambaran secara langsung tentang latar belakang kehidupan keluarga

subjek. Data tersebut digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari

dokumentasi, wawancara dan observasi di sekolah. Data-data yang diperoleh dari

pelaksanaan home visit antara lain, untuk mengetahui keadaan rumah dan orang tua

subjek, untuk mengetahui latar belakang kehidupan kehidupan subjek, mengetahui

kegiatan subjek dirumah dan untuk mengetahui hubungan subjek dengan orang

tuanya

Untuk melaksanakan home visit dilakukan beberapa tahap, sejak perencanaan

sampai analisis data. Tahap-tahap tersebut antara lain :

a. Mengajukan permohonan ijin kepada kepala sekolah untuk

melaksanakan home visit.

b. Menyiapkan pedoman wawancara.

c. Melaksanakan home visit.

d. Mencatat hasil wawancara selama home visit.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

e. Menganalisis hasil wawancara.

Home visit merupakan kegiatan terakhir dari seluruh rangkaian kegiatan

pengumpulan data, maka data hasil home visit dipadukan dengan data yang sudah ada

untuk dianalisis.

F. Validitas Data

Data yang telah terkumpul perlu diperiksa keabsahannya atau kebenarannya.

Data yang benar merupakan salah satu syarat penelitian ilmiah. Teknik pemeriksaan

keabsahan data yaitu dengan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.

1. Trianggulasi sumber

Menurut Patton dalam Moleong (2004:330-331) menyatakan trianggulasi

sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif, hal ini dapat dicapai dengan jalan :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan pendapat klien dengan pendapat guru, temen subjek

dan orang tua subjek.

c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen seperti buku

pribadi siswa, buku absensi siswa dan rapot.

Apabila berbagai sumber menunjukkan data yang sama, maka data tersebut

dinyatakan valid.

2. Trianggulasi metode

Trianggulasi metode yaitu penelitian yang dilakukan dengan metode yang

berbeda guna memperoleh data yang sama dari satu subjek, apabila data yang

diperoleh antara hasil wawancara dengan observasi sama, maka data yang diperoleh

dinyatakan valid.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

G. Analisis Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya diadakan analisis data. Analisis data

menurut Moleong (2001:103) adalah suatu proses pengorganisasian serta

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang ada pada data.

Jenis analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisa data kualitatif. Analisis

tersebut merupakan proses menganalisis data secara sistematis berdasarkan temuan

yang diperoleh melalui wawancara dan observasi dalam bentuk diskripsi, yaitu

penggambaran hasil penelitian melalui penjelasan-penjelasan yang menunjukkan

tentang ketidakdisiplinan siswa, yang sering melanggar tata tertib sekolah. Analisis

data kualitatif, terdiri dari tiga jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

1. Reduksi data

Reduksi data sebagai proses penelitian, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data dasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikannya, sehingga data siap disajikan sehingga dapat ditarik

kesimpulan finalnya dan selanjutnya diverifikasi.

2. Penyajian data

Setelah data yang terkumpul direduksi yakni dipilih yang dipentingkan di

buang yang tidak diperlukan dan digolongkan sesuai dengan kebutuhan, maka data

disajikan dalam bentuk sekumpulan informasi dari berbagai sumber dan metode.

Selanjutnya data yang tersusun dimungkinkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan

sebagai langkah verifikasi.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Menarik kesimpulan dan verifikasi hanyalah sebagian dari suatu kegiatan

konfigurasi yang utuh. Di dalam menarik kesimpulan harus juga diverifikasi makna-

makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan

kecocokannya agar dapat diperoleh data yang valid.

Bagan II : Analisis Data

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitan studi kasus adalah:

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Konsultasi dengan kepala sekolah

Konsultasi dengan kepala sekolah dilakukan untuk minta ijin kepada kepala

sekolah tentang penelitian yang akan dilakukan dan waktu pelaksanaannya.

b. Konsultasi dengan guru BK

Konsultasi dengan guru BK dilakukan untuk memperoleh informasi tentang

pelanggaran siswa terhadap tata tertib di sekolah, seperti siswa yang sering tidak

PengumpulanData

ReduksiData

PenyajianData

Kesimpulan /Verifikasi

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

disiplin dalam berpakaian seragam, sering terlambat, tidak aktif dalam kegiatan

belajar mengajar, tidak ikut upacara, dan apatis terhadap kegiatan sekolah lainnya.

c. Konsultasi dengan wali kelas

untuk mengetahui keadaan siswa waktu di dalam kelas.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini dilaksanakan teknik dokumentasi, observasi dan wawancara.

a. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi dilaksanakan untuk memperoleh data tentang identitas

siswa kepribadian, kesehatan, kelakuan, perkembangan studi, prestasi belajarnya dan

kehadiran siswa di sekolah. Data tersebut diperoleh dari catatan yang ada pada buku

pribadi dan buku induk di sekolah.

b. Observasi terhadap siswa tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah

Observasi yang dilakukan untuk mengungkap bentuk perilaku siswa tidak

disiplin saat kegiatan belajar mengajar maupun di luar kelas, misalnya dalam hal

berpakaian seragam, dalam hal melaksanakan tugas sekolah, maupun kegiatan-

kegiatan di sekolah, serta bentuk pelanggaran lain yang dilakukan siswa

c. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap informan-informan yang dapat mengungkap

tentang ketidakdisiplinan siswa, diantaranya :

1) Siswa itu sendiri sebagai subjek penelitian.

2) Teman dekat

3) Guru BK

4) Wali kelas

5) Orang tua

Data yang diperoleh dari teknik dokumentasi, observasi dan wawancara yang

dilakukan kemudian diolah dan dianalisis untuk dapat disimpulkan.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3. Tahap Pelaporan Hasil

Setelah selesai tahap pelaksanakan penelitian, tahap berikutnya adalah

pelaporan hasil penelitian. Pada tahap ini peneliti merangkum semua hasil penelitian

yang berupa temuan-temuan di lapangan yang telah diperiksa validitasnya kemudian

disusun secara sistematis dan ditulis untuk dijadikan bahan pelaporan hasil penelitian.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data penelitian

1. Paparan Lokasi SMP Negeri 2 Karanganom

Lokasi SMP Negeri 2 Karanganom berada di desa Bungkusan, Jurangjero,

Karanganom, Klaten. SMP Negeri 2 Karanganom terletak di posisi yang cukup

strategis, yaitu dekat dengan kantor balai desa Jurangjero, kantor kecamatan

Karanganom, Polsek karanganom dan dikelilingi oleh sarana umum lainnya, seperti

pasar Jurangjero, pertokoan, puskesmas, dan warnet. Selain itu SMP Negeri 2

Karanganom juga berdekatan dengan sekolah-sekolah lainnya yaitu SD Negeri 1

Jurangjero, SMP Negeri 1 Karanganom, SMP Negeri 4 Karanganom dan SMA Negeri

1 Karanganom.

2. Paparan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan sangat dibutuhkan dalam menunjang proses

belajar mengajar dan kegiatan disekolah. Lebih-lebih untuk mencapai prestasi dan

meningkatkan mutu suatu sekolah, sangat diperlukan sarana dan prasarana yang

memadai. Sarana prasarana sekolah merupakan benda-benda atau material. Secara

garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sarana edukatif dan non edukatif.

Sarana dan prasarana edukatif yaitu segala sesuatu yang bersifat fisik yang diperlukan

dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar, misalnya ruang kelas, ruang

perpustakaan, ruang BK, laboratorium, buku pelajaran dan OHP. Sarana dan prasarana

non edukatif yaitu segala sesuatu yang bersifat fisik yang dapat menunjang proses

belajar mengajar secara tidak langsung, misalnya koperasi sekolah, kantin, parkir,

halaman sekolah, kamar mandi dan UKS.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 2 Karanganom Klaten bisa

dikatakan cukup lengkap, antara lain :

a. Sarana edukatif yaitu ruang kelas, meja, kursi, perlengkapan olah raga,

perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, alat-alat tulis,

papan tulis, alat-alat peraga berbagai mata pelajaran, Laboratorium IPA dan

laboratorium komputer

b. Sarana non edukatif yaitu Ruang TU, leptop, almari, tempat sampah,

kantin, tempat parker, lapangan, masjid, UKS, dapur sekolah dan alat-alat

kebersihan.

3. Paparan Subjek Penelitian

Guru disekolah selalu dihadapkan pada siswa-siswa yang masing-masing

memiliki karakter, sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Perilaku siswa tersebut tidak

jarang yang menyimpang dari aturan dan tata tertib yang ada disekolah. Sekolah

merupakan tempat bagi siswa- siswa menuntut ilmu dan tempat pembentukan pribadi

siswa. Munculnya perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah dapat

mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan kegiatan di sekolah. Perilaku

siswa tidak disiplin disekolah ditandai dengan ketidaksesuaian perilaku siswa dengan

tata tertib yang berlaku disekolah, misalnya dalam berpakaian seragam, sering

terlambat sekolah ataupun masuk kelas, membolos, tidak mengerjakan tugas sekolah,

dan tanpa ijin tidak mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah.

Sesuai dengan fokus penelitian, maka subjek penelitian ini yang di pilih adalah

siswa yang tidak disiplin melakukan tata tertib sekolah atau sering melanggar aturan-

aturan sekolah. Siswa yang menjadi subjek penelitian berdasarkan laporan wali kelas,

guru mata pelajaran dan guru BK dalam supervisi rutin. Dari laporan tersebut peneliti

ingin mengungkap sebab perilaku siswa yang tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah

dan akibat dari perilaku tersebut. Data yang diperoleh dari dokumentasi, wawancara,

observasi dan home visit dapat memberikan gambaran yang jelas dan rinci

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

mengungkap faktor penyebab perilaku siswa tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah.

Adapun paparan subjek penelitian sebagai berikut.

a. Subjek 1

1) Berdasarkan data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa dapat diketahui data

pribadi subjek 1 sebagai berikut:

Nama Lengkap : Agung Wibowo

Nama Panggilan : Agung

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 5 Maret 1995

Anak ke : 1 dari 2 bersaudara

Agama : Islam

Kelas : VIII B

Bahasa Sehari-hari : Jawa

Jarak Sekolah : 750 M

Pernah Tinggal di Kelas : VII F

Alamat : Muludan, Karanganom, Klaten

Data Orang Tua

Nama Ayah : Sugianto

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh

Nama Ibu : Sri Lestari

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh

Data hasil tes psikologi yang dilakukan sekolah, hasilnya bagus, nilai IU

(intelgensi umum) 114 dan termasuk IQ baik. Aspek kepribadian menurut tes

psikologi termasuk dalam kategori anak yang cerdas. Ketekunan kerja baik, sistematik

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kerja siswa cukup, kepemimpinan cukup, kestabilan emosi cukup, sosialisasi baik,

kreatifitas cukup, motifasi kerja kurang. Aspek minat siswa dalam dalam bidang

penelitian baik, minat teknik cukup, minat terhadap keindahan cukup, minat budaya

dan sastra cukup dan minat sosial baik. Dari buku pribadi siswa dan raport juga dapat

diketahui, Agung pernah tinggal kelas di kelas VII, karena prestasi disekolah sangat

rendah jauh di bawah rata-rata teman-temannya. Agung sering kali terlambat masuk

kelas, tidak mengerjakan tugas dan yang diberikan guru, membolos, tidak mengikuti

upacara bendera, senam dan tidak mengikuti kegiatan extra disekolah tanpa

keterangan. Data-data diatas diperoleh dari data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa.

2) Berdasarkan hasil observasi subjek 1

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada Agung, maka dapat

diketahui bahwa perilaku Agung di kelas cukup baik. Dia tidak suka mengganggu

teman-temannya, bisa dikatakan cukup supel dalam bergaul. Ketika jam istirahat

Agung lebih suka berkumpul dengan teman-teman sepermainannya atau kelompoknya

di kantin sekolah sambil bercanda tawa. Agung sering kali terlambat masuk kelas

setelah jam istirahat berakhir, kurang lebih 5 sampai 10 menit. Ketika ditegur guru

biasanya Agung beralasan ke kamar mandi terlebih dahulu

Sikap Agung kepada guru cukup menghormati, tidak pernah bicara kasar, kalau

ditanya menjawab dengan jujur. Saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di

kelas, Agung tidak suka membuat keributan, hanya saja kurang memperhatikan saat

guru menyampaikan materi. Dia sering kali sibuk mencorat coret bukunya sendiri dan

tiduran dikelas. Ketika diberi tugas kalau tidak mendapatkan contekan dari teman dia

asal-asalan dalam mengerjakan. Agung juga sering kena teguran guru yang mengajar

karena tidak mengerjakan PR.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3) Hasil wawancara dengan subjek 1, guru BK, wali kelas, teman sekelas

subjek dan orang tua subjek

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat dipaparkan sebagai berikut :

a) Hasil wawancara dengan subjek 1 pada tanggal 29 Juli 2010

Berdasarkan hasil wawancara dengan Agung maka diketahui bahwa penyebab

seringnya melanggar disiplin disekolah, dikarenakan adanya rasa malas berada

disekolah, malas ketika harus mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran

dan ketika harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Dikelas ketika

mendapatkan tugas Agung asal-asalan dalam mengerjakan. Agung merasa malas dan

mengantuk ketika harus membaca buku dan belajar. Apalagi menurut Agung terlalu

banyak aturan disekolah yang menyebabkan tidak bisa bebas dalam berperilaku.

Dirumah Agung memang terbiasa berperilaku sesukanya dan tidak disiplin.

Kedua orang tua Agung hampir tidak pernah menegur atau memberikan arahan-arahan

kepadanya. Agung merasa sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari mereka.

Ibunya setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah langsung beranjak istirahat

karena kelelahan seharian bekerja di luar rumah, sedangkan ayah Agung saat malam

hari biasanya pergi keluar rumah sampai larut malam. Menurut pengakuan Agung

ayahnya suka mabuk-mabukan dan bermain judi kecil-kecilan. Pada waktu malam hari

Agung jarang sekali belajar, meskipun ada PR yang harus dikumpulkan keesukkan

harinya, Agung malas mengerjakan. Dia lebih suka menonton TV hingga larut malam

atau nongkrong di pos ronda bersama teman-teman dikampungnya.

Agung sering sekali terlambat datang ke sekolah padahal jarak rumah dengan

sekolah cukup dekat. Agung beralasan bangun kesiangan karena tidak ada yang

membangunkannya. Ketika jadwal mata pelajaran pada hari itu sekiranya berat untuk

diikuti dan guru yang mengajar menurutnya galak maka Agung kemudian

memutuskan untuk membolos, kemudian nongkrong bersama siswa-siswa yang

membolos lainnya di tempat persewaan PS untuk main PS atau sekedar melihat saja.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

b) Hasil wawancara dengan guru BK subjek 1 pada tanggal 28 Juli 2010

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK, Agung memang sering sekali

membolos, terlambat masuk sekolah dan prestasi belajarnya sangat rendah. Agung

pernah tinggal kelas ketika kelas VII, nilai-nilainya jauh berada dibawah rata-rata nilai

teman-temannya. Meskipun demikian Agung tidak pernah merasa minder atau malu

kepada teman-temannya yang lain. Ketika ditanya dan diajak berkomunikasi Agung

selalu menjawab dengan jujur dan cukup sopan. Penanganan yang dilakukan oleh guru

BK selama ini yaitu dengan mengadakan pendekatan dengan Agung, memberikan

pengarahan, motivasi, peringatan secara lisan dan mendatangkan orang tuanya ke

sekolah. Namun demikian orang tua Agung agaknya memang kurang memberikan

perhatian dan arahan-arahan kepada anaknya, sehingga perubahan yang dialami Agung

sangat lambat. Menurut guru BK orang tua Agung mungkin terlalu sibuk dengan

pekerjaannya sebagai buruh upahan dari pagi hingga sore hari, sedangkan Ayah Agung

mempunyai kebiasan yang tidak baik yaitu judi dan mabuk-mabukan, tentu saja hal ini

mempunyai pengaruh yang buruk bagi berkembangan Agung.

c) Hasil wawancara dengan wali kelas subjek 1 pada tanggal 30 Juli 2010

Berdasarkan wawancara dengan wali kelas, Agung sering kali tidak disiplin

terhadap tata tertib sekolah karena kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

Di lingkungan keluarga hampir sama sekali tidak ditanamkan rasa disiplin. Apalagi

ayah Agung sendiri mempunyai kebiasaan yang buruk yaitu sering mabuk dan berjudi.

Sebenarnya Agung termasuk anak yang cerdas, namun karena tidak adanya rasa

disiplin, malas belajar, malas mengerjakan tugas yang diberikan guru dan sering

membolos maka prestasi disekolah jadi sangat rendah, akhirnya dia pernah tidak naik

pada waktu kelas VII. Pada waktu kenaikan kelas tahun lalu, Agung bisa naik kelas

dengan nilai yang pas-pasan, selain itu Agung sering terlambat masuk kelas, dan tidak

mengikuti kegiatan extra disekolah, senam dan upacara bendera. Selama ini wali kelas

telah mengadakan pendekatan kepada Agung agar lebih disiplin terhadap tata tertib

disekolah, Pendekatan yang dilakukan dengan cara mengajak Agung berbincang-

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

bincang, memberikan pengarahan dan motivasi. Wali kelas juga telah berupaya

mengadakan pendekatan

d) Hasil wawancara dengan teman dekat subjek 1 pada tanggal 29 Juli 2010

Berdasarkan wawancara dengan teman dekat Agung, Agung merupakan anak

yang mudah bergaul dan tidak suka menggannggu teman-temannya. Agung jarang

bergabung berkumpul bersama teman-teman sekelasnya ketika jam istirahat. Agung

merupakan anak yang cuek dan pasif, meskipun pernah tinggal kelas dia tidak pernah

merasa minder, jika teman-teman yang lain sibuk dengan tugas-tugas sekolah, Agung

hanya pasif menunggu jika ada teman yang memberi contekan, jika tidak dia hanya

asal-asalan dalam mengerjakan. Agung sering sekali melanggar displin disekolah

khususnya terlambat masuk sekolah, membolos dan sering kali tidak mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan guru.

e) Hasil wawancara dengan orang tua subjek 1 tanggal 2 Agustus 2010

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua Agung, diketahui orang tua

Agung memang tidak menanamkan kedisiplinan kepada anak-anak mereka sejak kecil.

Kesibukan sebagai buruh upahan demi mendapatkan uang untuk makan sehari hari,

mereka memang kurang memberikan perhatian kepada anak-anaknya, mereka terkesan

tidak begitu peduli terutama dengan berkembangan pendidikan anak-anaknya. Bagi

ibu Agung yang terpenting urusan makan sehari-hari bisa terpenuhi. Diakui sendiri

oleh ibu Agung, suaminya ayah Agung sering mabuk-mabukkan, ketika malam hari

sering berkumpul dengan tetangga sekitar yang mempunyai kebiasaan yang sama yaitu

mabuk-mabukkan dan judi kecil kecilan dengan kartu remi. Ibu Agung jarang menegur

suaminya karena malas bertengkar. Agung merupakan anak yang cukup penurut,

jarang sekali bersikap kasar kepada orang tuanya. Dia lebih banyak diam tidak banyak

bicara ketika dirumah.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

4) Data berdasarkan hasil Home Visit

Keadaan ekonomi orang tua Agung tergolong lemah, kedua orang tuanya

bekerja sebagai buruh. Keluarga itu tinggal di sebuah rumah kecil berdinding tembok

dan sebagian berupa papan-papan kayu, kondisinyapun tidak terlalu baik. Pengaturan

ruangan tidak teratur dan kurang terawat. Rumah itu terdiri dari 4 ruang yaitu ruang

tamu, 2 kamar tidur dan dapur, sedangkan kamar mandi terletak di belakang rumah.

Fasilitas yang dimiliki keluarga Agung juga sangat terbatas. Untuk alat transportasi

sehari-hari tersedia 1 buah sepeda onthel yang sering dipakai oleh ayah atau ibu

Agung. Keluarga Agung memiliki sebuah televisi yang berukuran kecil yang

diletakkan di ruang tamu.

b. Subjek 2

1) Berdasarkan data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa dapat diketahui

data pribadi subjek 2 sebagai berikut:

Nama Lengkap : Novi Tri Hantoro

Nama Panggilan : Novi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 26 Juli 1996

Anak ke : 2 dari 2 bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Kalikotes, Kalikotes, Klaten

Jarak Sekolah : 15 KM

Kelas : VIII E

Bahasa Sehari-hari : Jawa

Orang Tua

Nama Ayah : Sidik Anshori

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pedagang

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Nama Ibu : Suciwati

Pendidikan : SMK

Prestasi belajar Novi ketika semester pertama kelas VII cukup baik,

rata-rata nilai raportnya 7.5, namun terus menurun hingga kelas VIII ini. Novi sering

kali melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah, yakni membolos, tidak

memakai seragam sesuai dengan aturan sekolah, sering membuat keributan ketika

pelajaran berlangsung dan tidak mengikuti kegiatan extra disekolah tanpa ijin. Hasil

tes psikologi yang diadakan di sekolah, Novi memiliki IU (intelgensi umum) 115 yang

termasuk dalam kategori cerdas dan baik. Aspek kepribadian dalam ketekunan kerja

cukup, kepemimpinan kurang, kestabilan emosi cukup, sosialisasi cukup, kreatifitas

baik dan motivasi kerja kurang. Aspek minat dalam penelitian cukup, minat tehnik

baik, minat terhadap budaya dan sastra kurang dan minat sosial cukup.

2) Hasil observasi terhadap subjek 2

Hasil observasi yang dilakukan terhadap Novi, dapat diketahui ketika di dalam

kelas dia sering kali membuat keributan, sehingga sering kali mendapat teguran dari

guru yang mengajar. Dia suka mengajak temannya bercanda, mencari perhatian dan

mengganggu teman yang lainnya, ketika guru memberikan tugas Novi selalu mencari

contekan dari teman, dia malas mengerjakan sendiri. Novi juga sering mendapat

teguran dari guru karena memakai seragam sekolah tidak sesuai dengan tata tertib

yang berlaku, misalnya memakai sepatu atau ikat pinggang selain warna hitam, tidak

memakai kaos kaki dan panjang celana melebihi jauh di bawah lutut tidak sesuai

dengan aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3) Hasil wawancara dengan subjek 2, guru BK, wali kelas, teman sekelas dan

orang tua subjek

a) Hasil wawancara dengan subjek 2 pada tanggal 3 Agustus 2010

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek, dapat diketahui kalau selama ini

Novi merasa tidak begitu diperhatikan orang tuanya, jadi tidak masalah baginya mau

nilai bagus atau jelek yang penting semua kemauannya diberikan orang tuanya.

Kalaupun mereka marah itu hanya sebentar saja. Novi sering membolos karena ajakan

teman-temannya, awalnya tidak enak jika harus menolak, tapi lama kelamaan Novi

sendirilah yang mengajak temannya untuk membolos. Biasanya mereka pergi ke

internet, main ke salah satu rumah teman yang sepi, atau pergi main ke time zone

Matahari. Novi mengakui lama-kelamaan merasa malas pergi kesekolah dan belajar

karena merasa tidak ada motivasi dari orang tuanya dan disekolah terlalu banyak

aturan yang mengekang, selain itu Novi berpikiran pada akhirnya kelak dia pasti akan

tetap sukses dengan meneruskan usaha orang tuanya.

b) Hasil wawancara dengan guru BK subjek 2 pada tanggal 28 Juli 2010

berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK, Novi memang sering

melanggar disiplin di sekolah, yaitu membolos, tidak disiplin dalam berseragam atau

memakai sepatu dan sering tidak mengikuti kegiatan extra sekolah tanpa ijin. Menurut

guru BK, pada awalnya Novi termasuk anak yang baik dan cerdas karena pengaruh

dari teman-temannya akhirnya dia menjadi tidak disiplin. Apalagi orang tuanya kurang

memberikan perhatian dan hanya mencukupi kebutuhan atapun keinginan Novi secara

materi. Penanganan yang dilakukan oleh guru BK selama ini dengan mengadakan

pendekatan kepada siswa, memberikan pengarahan, masukan, kemudian memberikan

peringatan secara lisan dan tertulisan yaitu mendatangkan orang tuanya kesekolah.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

c) Hasil wawancara dengan wali kelas subjek 2 tanggal pada tanggal 30 Agustus 2010

Berdasarkan Hasil wawancara dengan wali kelas, Novi terpengaruh pergaulan

yang kurang baik dari teman-temannya sehingga sering kali melanggar disiplin di

sekolah, dalam berseragam juga tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan disekolah.

Celana Novi panjang jauh di bawah lutut dan sering kali melipat lengannya seperti

gaya berpakaian siswa-siswa dalam sinetron yang sering kali ditayangkan ditelivisi.

Novi sebenarnya anak yang cerdas, ini terbukti pada awal semester kelas VII nilai-

nilainya selalu bagus, rata-rata diatas 7, namun karena sering melanggar disiplin

sekolah dan tidak memperhatikan ketika guru menyampaikan pelajaran maka dia

menjadi tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, sehingga nilainya terus menurun.

Selama ini wali kelas sudah melakukan pendekatan kepada Novi agar perilaku yang

kurang baik dan sering melanggar disiplin terhadap tata tertib sekolah dapat

dihilangkan. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengajak Novi ngobrol secara

terbuka, memberikan dia masukan dan saran untuk masa depannya.

d) Hasil wawancara dengan teman dekat subjek 2 pada tanggal 4 Agustus 2010

Berdasarkan wawancara dengan teman dekat, Novi memang sering bercanda

didalam kelas, dia suka mencari perhatian teman-teman dengan membuat guyonan

ketika pelajaran berlangsung, sehingga guru sering menegurnya. Novi malas untuk

mengerjakan PR atau tugas yang diberikan guru, dia sering mencontek pekerjaan

temannya, begitu pula saat ulangan dia sibuk mencari contekan. Menurut temannya

ketika memakai seragam sekolah Novi suka meniru gaya berpakaian yang ada

ditelevisi, katanya agar terlihat keren dan tidak ketinggalan jaman. Novi sering

membolos jika pelajaran hari itu sulit baginya atau karena tidak suka dengan gurunya.

Novi lebih sering bergaul dengan teman-teman baik yang disekolah ataupun luar

sekolah yang anak-anaknya rata-rata memiliki perilaku dan kebiasaan kurang baik,

lama-kelamaan Novi jadi terpengaruh juga.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

e) Hasil wawancara dengan orang tua subjek 2 pada tanggal 4 Agustus 2010

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua Novi, diketahui sebelumnya

mereka tidak mengetahui kalau anaknya sering melanggar disiplin disekolah, mereka

baru mengetahui setelah mendapat panggilan dari sekolah. Dirumah menurut mereka

Novi bukan anak yang nakal, hanya saja jika meminta sesuatu harus dituruti, jika tidak

biasanya Novi marah dan tidak mau bicara dengan orang tuanya. Novi memang tidak

pernah membantu pekerjaan rumah karena ada pembantu. Kegiatan Novi dirumah

diakui ibu novi memeng lebih banyak didalam kamarnya sendiri, apalagi fasilitas

dikamar yang disediakan orang tuanya cukup lengkap, yaitu televisi, tape dan PS.

Orang tua Novi berangkat kerja pagi hari dan pulang ke rumah pada sore hari. Mereka

tidak tahu persisnya jam berapa Novi pulang. Ketika malam hari orang tua Novi juga

menyuruhnya untuk belajar, tapi mereka memang tidak pernah mengecek apakah di

dalam kamar Novi benar-benar belajar atau tidak. Novi memang diberi uang saku lebih

oleh orang tuanya, mereka beralasan karena jarak rumah dengan sekolah cukup jauh

dan Novi membawa sepeda motor.

4) Data berdasarkan hasil Home Visit

Secara ekonomi Novi dari keluarga yang cukup mampu, ayahnya bekerja

sebagai pedagang kain di pasar klaten sedangkan ibunya bekerja sebagai penjahit.

Keadaan rumah juga sudah cukup baik, dinding bertembok, bercat dan lantai suda

keramik. Fasilitas di dalam rumahnyapun cukup lengkap. Novi sehari-hari pergi ke

sekolah naik sepeda motor, jarak rumah dengan sekolah cukup jauh.

5. Analisis Data Penyebab Perilaku Tidak Disiplin

Sebab perilaku tidak disiplin dari subjek 1 dan 2 dipengaruhi oleh banyak hal.

Peneliti melakukan wawancara terhadap subjek maupun informan-informan sebagai

sumber data. Data yang diperoleh dari wawancara tersebut dapat digunakan untuk

mengungkap penyebab perilaku tidak disiplin yaitu faktor anak itu sendiri, faktor

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

orang tua yang berkaitan dengan pola asuhnya dan faktor lingkungan anak dalam

bergaul baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Faktor-faktor tersebut merupakan

dorongan dari pembentukan disiplin. Hal ini sesuai dengan Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah (1985:34) yang mengolongkan menjadi dua

dorongan yang mempengaruhi ketidakdisiplinan yaitu:

a. Dorongan dari dalam diri manusia berupa pengetahuan kesadaran dan kemauan

untuk berbuat disiplin.

b. Dorongan yang datang dari luar, yaitu perintah, larangan, pengawasan, pujian,

ancaman, hukuman,ganjaran dan sebagainya.

Sebab perilaku tidak disiplin menurut para ahli yang lain dipengaruhi oleh

banyak hal antara lain :

a. Elizabet B Hurlock (1980:208) mengatakan bahwa remaja adalah masa

bermasalah karena ketidakmampuan mereka mengatasi masalah sendiri.

Maka banyak sekali kegagalan yang sering kali terjadi disebabkan oleh

ketidakmampuannya menyelesaikan masalah.

b. Sebab perilaku tidak disiplin pada siswa yang dipengaruhi oleh keluarga.

Ngalim Purwanto (1990:161) mengatakan bahwa keadaan dan suasana

keluarga memberikan pengaruh bermacam-macam. Sehingga keadaan

keluarga yang tidak harmonis atau kurang dalam memberikan penanaman

disiplin akan menyebabkan perilaku siswa menjadi tidak disiplin.

c. Sebab perilaku tidak disiplin pada siswa sangat dipengaruhi oleh

lingkungan sekolah. Elizabet B. Hurlock (1978:253) mengatakan bahwa

sekolah mempengaruhi perkembangan kepribadian anak dalam

mengembangkan sifat dan pembentukan konsep diri.

d. Sebab perilaku tidak disiplin dari teman sebaya atau masyarakat. Horrocks

dan Benimoff (dalam Elizabet B. Hurlock, (1985:214) mengatakan bahwa

pada masa remaja anak-anak lebih banyak di luar rumah bersama teman-

temannya yang sebaya. Karena itu maka pada waktu masa remaja pengaruh

dari lingkungan bermain sangatlah kuat, apabila siswa lebih banyak bergaul

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dengan teman-teman yang mempunyai perilaku kurang baik dan tidak

disiplin maka siswa akan cenderung melakukan hal yang sama.

Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat dikembangkan untuk analisis bagi

subjek penelitian sebagai berikut :

a. Analisis Data Subjek 1 ( Agung )

1) Sebab perilaku tidak disiplin dari dalam diri sendiri

Berdasarkan wawancara dengan subjek 1 bahwa subjek malas berada

disekolah, apalagi jika guru memberikan tugas dia merasa malas untuk mengerjakan,

ditambah lagi dengan adanya tata tertib yang harus ditaati disekolah yang membuatnya

tidak bebas dalam berperilaku. Berdasarkan data dokumentasi diketahui sebenarnya

subjek tergolong dalam kategori anak yang cerdas yaitu IU 114, tetapi karena

kurangnya kesadaran dalam diri subjek akan pentingnya disiplin dan pendidikan maka

yang ada hanya rasa malas bersekolah dan kurang tanggung jawab akan hidupnya

sendiri, sehingga nilai-nilainya rendah, bahkan pernah tinggal kelas.

2) Sebab perilaku tidak disiplin dari lingkungan keluarga

Berdasarkan wawancara dengan subjek 1, ia mengatakan kalau dirumah

terbiasa berbuat sesukanya dan tidak disiplin, orang tuanya hampir tidak pernah

menegur atau memberikan arahan kepadanya. Agung merasa tidak diperhatikan oleh

orang tuanya, jika siang hari mareka sibuk bekerja, apalagi ayahnya suka mabuk-

mabukan dan berjudi.

Berdasarkan wawancara dengan orang tua Agung, yaitu ibunya menceritakan

bahwa memang kurang menanamkan disiplin pada anak-anaknya sejak kecil, yang

terpenting bekerja untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari .Hasil dari data

diatas maka dapat diketahui bahwa subjek 1 memang kurang mendapatkan perhatian

dari orang tuanya, karena kesibukan mereka bekerja sebagai buruh upahan. Terlebih

lagi lingkungan keluarga Agung memang kurang baik, dari kecil tidak ada penanaman

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

rasa disiplin dan ayah Agung tidak dapat memberikan contoh yang baik pada anak-

anaknya, dia memiliki perilaku tidak baik yaitu sering mabuk-mabukkan dan berjudi.

3) Sebab perilaku tidak disiplin dari lingkungan sekolah

Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sekelas subjek 1, dikatakan

meskipun Agung sering melanggar disiplin yang penting dia tidak mengganggu teman

lain ketika pelajaran berlangsung, lebih baik tiduran daripada membuat ramai kelas.

Agung sering membolos dan terlambat tetapi guru biasanya hanya memarahi Agung

tanpa memberikan hukuman.

Berdasarkan wawancara dengan guru BK subjek 1, Selama ini guru BK telah

mengadakan pendekatan dengan Agung, memberi saran dan memotivasi agar lebih

rajin dan tekun. Selain itu juga memanggil orang tua Agung ke sekolah, untuk

memberitahukan perilaku Agung disekolah yang sering melanggar disiplin, memang

selama ini belum ada tindakan tegas dalam menangani Agung seperti menghukum

dengan memberikan skors dengan cara tidak memperbolehkan mengikuti pelajaran

disekolah, karena menurut pendapat guru BK sementara ini tidak akan banyak

membantu mengatasi masalah. Berdasarkan wawancara dengan guru wali kelas subjek

1, dapat diketahui bahwa guru wali kelas Agung telah mengadakan pendekatan dengan

cara mengajak Agung bicara secara terbuka, memberikan arahan dan motivasi agar

lebih disiplin menaati tata tertib sekolah.

Data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam lingkungan sekolah terutama guru

kurang tegas dalam menangani siswa yang sering melanggar tata tertib yang berlaku

disekolah, misalnya setelah ditegur secara lisan beberapa kali siswa tetap saja

mengulangi perilakunya maka harus diberikan hukuman atau sangsi. Adanya toleransi

yang berlebihan membuat siswa semakin meremehkan dan tidak disiplin terhadap tata

tertib sekolah.

Berdasarkan wawancara dengan teman dekat subjek 1, diketahui bahwa Agung

memang sering melanggar tata tertib di sekolah seperti membolos, terlambat masuk

kelas, tidak mengerjakan tugas dan suka tiduran di dalam kelas. Menurut teman dekat

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Agung lebih baik begitu daripada membuat keributan di dalam kelas yang dapat

mengganggu kegiatan belajar mengajar. Dari data diatas dapat diketahui bahwa

lingkungan subjek cukup berpengaruh pada pergaulannya, dimana kesadaran akan

disiplin terhadap tata tertib yang ada sangat kurang. Melihat siswa-siswa yang suka

membolos tidak menegur mereka. Teman-teman subjek pun terkesan tak ambil pusing

melihat subjek sering berperilaku tidak disiplin.

4) Sebab perilaku tidak disiplin dari teman sebaya atau masyarakat

Berdasarkan wawancara dengan subjek 1, diketahui bahwa Agung biasanya

membolos bersama teman-teman bermain PS atau sekedar nongkrong saja. Pemilik PS

sendiri tidak pernah menegur ataupun melapor ke pihak sekolah bahwa ada siswa-

siswa yang membolos dan menyewa PS ditempatnya. Agung menceritakan yang

terpenting PSnya laku dan mendapatkan keuntungan.

b. Analisis Data Subjek 2 (Novi)

1) Sebab perilaku tidak disiplin dari diri sendiri

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek 2, dapat diketahui bahwa awalnya

Novi diajak oleh teman-temannya untuk membolos, tetapi lama-kelamaan dia menjadi

ketagiahan. Novi mengungkapkan ada rasa malas ketika berada dikarenakan terlalu

banyak aturan yang membuat dia tidak bebas dan malas untuk mengerjakan tugas-

tugas yang diberikan oleh guru. Orang tua Novi jarang memarahi dan menegur ketika

mengetahui nilai Novi jelek. Dari data dokumentasi pribadi, sebenarnya Novi

termasuk anak yang cerdas, memiliki UI 115, dan nilai raport pada waktu kelas VII

semester pertama yang rata-rata 7,5. Kurangnya kesadaran akan tugas dan tanggung

jawab akan dirinya sendiri, membuat subjek mudah terpengaruh dan terlena oleh

pergaulan yang kurang baik. Ditambah lagi tidak ada dukungan dan kontrol dari orang-

orang terdekatnya, sehingga tumbuh rasa enggan untuk menaati tata tertib yang

menurutnya membuat kurang bebas.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2) Sebab perilaku tidak disiplin dari lingkungan keluarga

Berdasarkan wawancara dengan subjek 2, diketahui bahwa orang tuanya cukup

sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sehingga mereka jarang menanyakan tentang

kegiatan sekolah Novi. Orang tua Novi tidak pernah memberikan sanksi meskipun

mengetahui perilaku Novi yang sering melanggar tata tertib sekolah, sehingga Novi

tidak merasa takut ataupun jera.

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua Novi, dapat diketahui bahwa

orang tua Novi mengakui kurang memperhatikan kegiatan anaknya sehari-hari, apakah

Novi benar-benar belajar ataupun berangkat sekolah. Dari data diatas dapat diketahui

bahwa dalam lingkungan keluarga Novi memang kurang adanya pengawasan dan

kontrol pada anak-anaknya, sehingga peluang untuk melakukan pelanggaran terhadap

tata tertib cukup besar. Selain itu orang tua Novi memang kurang memberikan

perhatian terutama pada pendidikan Novi dan bagaimana perkembangan Novi di

sekolah.

3) Sebab perilaku membolos dari lingkungan sekolah

Berdasarkan hasil wawancara dengan teman dekat subjek 2, diketahui ketika

pelajaran berlangsung Novi sering membuat lelucon, dan teman-teman yang lain

mentertawakan sehingga kegiatan belajar mengajar di dalam kelas menjadi terganggu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan wali kelas subjek 2 seperti

halnya pada subjek 1, dapat diketahui sebenarnya telah diadakan pendekatan pada

subjek 2 dengan memberikan arahan, motivasi dan peringatan secara lisan. Orang tua

subjek pun telah didatangkan kesekolah, tapi tindakan yang lebih tegas misal dengan

memberikan hukuman berupa skors belum dilakukan.

4) Sebab perilaku tidak disiplin dari lingkungan teman sebaya atau masyarakat

Berdasarkan wawancara dengan subjek 2, teman, guru BK dan wali kelas dapat

diketahui bahwa subjek 2 sering bergaul dengan teman-teman yang mempunyai

perilaku kurang baik, sehingga lama-kelaman Novi terpengaruh juga. Begitu juga

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dengan lingkungan sekitar Novi bermain, meskipun mengetahui perilaku siswa-siswa

yang sering melanggar disiplin terkesan cuek tidak begitu memperdulikan.

6. Temuan Hasil Penelitian

a. Subjek 1 (Agung)

Sebenarnya subjek 1 adalah siswa yang cerdas, menurut tes psikologis Iunya

114, tetapi nilai raportnya dibawah rata-rata kelas. Subjek 1 pernah tinggal kelas di

kelas VII, meskipun demikian dia tidak pernah merasa minder atau malu terhadap

teman-temannya dan tetap PD. Subjek 1 sering membolos, terlambat masuk kelas,

tiduran tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dan sering tidak

mengerjakan tugas yang diberikan guru. Di rumah subjek kurang mendapatkan

perhatian dari orang tuanya, apalagi ayah subjek mempunyai perilaku yang kurang

baik pula, yaitu suka mabuk dan berjudi. Ketika malam hari subjek lebih sering

menghabiskan waktu dengan nongkrong begadang bersama teman-teman

dikampungnya atau melihat tayangan televisi hingga larut malam, sehingga subjek

tidak pernah belajar dan sering bangun kesiangan.

b. Subjek 2 (Novi)

Seharusnya nilai-nilai subjek 2 bisa lebih baik dari pada sekarang, menurut tes

psikologis dia memiliki IU 115, termasuk dalam kategori anak yang cerdas. Rata-rata

nilai raport pada kelas VII semester pertama yaitu 7,5, tetapi pada semester berikutnya

menurun rata-rata nilai di raportnya menjadi 6,5. Berawal dari bergaul dengan teman-

teman yang nakal akhirnya subjek 2 terpengaruh juga. Dia sering membolos, terlambat

masuk kelas, tidak memperhatikan pada waktu pelajaran, membuat keramaian di kelas,

terlambat mengumpulkan tugas-tugas sekolah, memakai seragam sekolah tidak sesuai

dengan aturan sekolah, memakai sepatu dan ikat pinggang berwarna selain hitam.

Orang tua subjek selalu memenuhi keinginan subjek, fasilitas dirumahnya pun cukup

lengkap, tapi perhatian dari orang tua akan perkembangan subjek disekolah bagaimana

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dan dengan sapa dia bergaul kurang begitu memperhatikan. Dirumah subjek lebih

banyak menghabiskan waktu didalam kamar dengan main PS atau melihat tayangan

televisi.

B. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian

Temuan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan yaitu SMP Negeri 2

Karanganom Klaten, sebagai berikut :

1. Karakteristik Perilaku Tidak Disiplin Siswa

Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui beberapa karakteristik siswa yang

berperilaku tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah, yaitu :

a. Terlambat masuk kelas lebih dari 10 menit

b. Tidak masuk sekolah tanpa keterangan/membolos

c. Memakai sepatu sekolah berwarna selain warna hitam

d. Memakai ikat pinggang selain warna hitam

e. Memakai seragam sekolah tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku disekolah

f. Tidak mengumpulkan tugas/PR

g. Terlambat mengumpulkan tugas/PR

h. Tidak mengikuti kegiatan extra tanpa ijin

i. Mencontek

j. Tidak memperhatikan saat guru mengajar( tiduran/bercanda)

2. Penyebab Pelanggaran Disiplin Oleh Siswa

a. Faktor Internal

Faktor Internal merupakan sebab yang terjadi dari diri sendiri atau individu,

dalam hal ini siswa yang melakukan pelanggaran tersebut. Kurangnya rasa tanggung

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

jawab, kurangnya kesadaran ataupun kemauan untuk disiplin, rasa malas yang

berlebihan, keinginan untuk mendapatkan perhatikan, apatis dan masa bodoh.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan sebab yang terjadi dari pengaruh luar individu,

dalam hal ini diluar siswa yang melakukan pelanggaran, yaitu :

1) Lingkungan keluarga

Kurangnya perhatian dan pola asuh keluarga (orang tua) sangat berpengaruh

pada kedisiplinan siswa. Dengan penanaman kebiasaan disiplin didalam lingkungan

rumah sejak kecil dan perhatian yang cukup kepada anak, akan membuat anak terbiasa

disiplin terhadap tata tertib yang berlaku baik disekolah atau dimanapun dia berada.

Hasil penelitian pada ke dua subjek siswa SMP Negeri Karanganom Klaten diperoleh

data bahwa ke dua subjek kurang mendapatkan perhatian, pengawasan dan kontrol dari

orang tuanya, dalam lingkungan keluarga orang tua juga tidak terbiasa menanamkan

kesadaran untuk disiplin pada anggota keluarga khususnya anak-anak, karena orang

tua terlalu sibuk dengan kegiatan mencari nafkah diluar rumah.

2) Lingkungan masyarakat (Teman bergaul)

Teman bergaul baik di lingkungan rumah atau lingkungan sekolah sangat

berpengaruh pada perilaku dan kebiasaan siswa. Apalagi jika di rumah mereka kurang

mendapatkan perhatian dan kontrol dari orang tua. Seperti halnya ke dua subjek

penelitian karena sering bergaul dengan teman-teman yang mempunyai perilaku tidak

disiplin maka akhirnya menjadi siswa yang sering melanggar tata tertib disekolah.

Selain itu tidak banyak dilingkungan masyarakat sekitar yang kurang perduli pada

perilaku siswa-siswa yang tidak disiplin, ini terbukti mereka hanya membiarkan saja

tanpa menegur.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3) lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangat berpengaruh pada perilaku siswa, dengan

ditegakkan sanksi yang tegas berupa hukuman pada siswa yang sering melanggar tata

tertib akan membuat mereka jera. Jika toleransi berlebihan diberikan maka siswa akan

cenderung mengabaikan tata tertib yang berlaku disekolah misalnya hanya

memberikan teguran lisan meskipun berulang kali siswa melakukan pelanggaran

terhadap tata tertib sekolah, seharusnya siswa dikenai hukuman ataupun sangsi jika

lebih dari 3 kali melakukan pelanggaran.

3. Akibat Perilaku Tidak Disiplin

Hasil penelitian di SMP Negeri 2 Karanganom dapat diketahui bahwa

seringnya ke dua subjek melakukan pelanggaran disiplin terhadap tata tertib yang

berlaku disekolah berakibat :

a. Rendahnya prestasi disekolah, karena tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik,

ini dapat diketahui dari data-data dokumentasi seperti buku pribadi siswa dan

raport.

b. Seringnya melanggar tata tertib sekolah membuat ke dua subjek mendapat teguran

dari bapak ataupun ibu guru, contohnya ketika didalam kelas sering dimarahi guru

karena mengganggu kegiatan belajar mengajar dan tidak mengerjakan tugas.

Kedua subjek juga sering dipanggil ke ruang BK karena sering melakukan

pelanggaran-pelanggaran lainnya. Keduanya mendapatkan arahan dan nasehat dari

guru BK agar lebih disiplin. Orang tua kedua subjek juga sudah didatangkan di

sekolah perihal perilaku anak-anaknya yang sering melanggar tata tertib sekolah.

Orang tua diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dalam menangani

perilaku anaknya, terutama dalam kedisiplinan dan pendidikannya.

c. Tidak naik kelas

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

4. Pandangan Pihak Terkait Tentang Pelanggaran Kedisiplinan Terhadap Tata

Tertib Sekolah Oleh Subjek Penelitian Yaitu Agung Dan Novi di SMP Negeri

2 Karanganom.

Pandangan pihak terkait tentang pelanggaran kedisiplinan terhadap tata tertib

sekolah yang dilakukan oleh Agung dan Novi merupakan bentuk pernyataan atau

ungkapan penilaian terhadap kasus yang terjadi, dalam hal ini adalah bentuk

pelanggaran yang dilakukan oleh Agung dan Novi terhadap tata tertib sekolah di SMP

negeri 2 Karanganom. Pihak terkait tersebut adalah pihak yang secara langsung

mengetahui bagaimanakah perilaku pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap

peraturan kedisiplinan yang berlaku di SMP Negeri 2 Karanganom. Pihak terkait

tersebut meliputi: guru BK, wali kelas, orang tua siswa, dan warga di sekitar sekolah.

a. Guru bimbingan konseling (BK)

Guru bimbingan konseling (BK) menjadi pihak sekolah yang secara langsung

menangani suatu permasalahan di sekolah, khususnya siswa yang melanggar

peraturan tata tertib di sekolahnya. Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah tidak

bisa dibiarkan berlarut-larut, jika tidak akan dapat menganggu proses belajar siswa

sehingga siswa mempunyai prestasi yang jelek, kemudian mengganggu kegiatan

belajar dan mengajar disekolah dan mengakibatkan citra baik sekolah kurang baik.

Penanganan oleh guru bimbingan konseling terhadap siswa yang dikategorikan

bermasalah, guru bimbingan konseling harus mengerti dan mengenal kepribadian

siswa yang ditanganinya untuk dapat memberikan bimbingan yang sesuai. Khusus

kasus pelanggaran kedisiplinan oleh siswa terhadap tata tertib sekolah, memiliki

banyak faktor yang menyebabkannya, yaitu dari diri sendiri dan lingkungan luar

yang mempengaruhinya, serta kesempatan yang ada pada diri siswa tersebut untuk

melakukan suatu pelanggaran dari peraturan yang ada. Upaya membina siswa yang

bermasalah harus diketahui faktor penyebabnya, baik faktor intern maupun ekstern

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

untuk kemudian diambil tindakan yang tepat dan sesuai dengan ukuran dari bentuk

pelanggaran yang dilakukan sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat.

b. Wali kelas

Wali kelas menjadi salah satu pihak yang mengerti secara langsung bentuk

perilaku melanggar kedisiplinan, karena wali kelas difungsikan menjadi pengganti

orang tua di sekolah. Segala bentuk pelanggaran ketidakdisiplinan siswa

dilaporkan oleh pihak lain kepada wali kelas, kemudian bekerja sama dengan guru

BK menangani permasalahan tersebut. Seperti halnya orang tua wali kelas

berusaha agar siswa yang diampunya menjadi lebih disiplin dan baik dengan

mengadakan pendekatan, memberikan nasehat saran dan motivasi. Penanganan

masalah ini diperlukan suatu ketegasan dalam upaya penegakkan kedisiplinan dari

peraturan yang berlaku, salah satunya dengan memberikan sanksi yang diharapkan

akan memberikan efek jera dan dapat mengubah perilaku siswa untuk lebih baik

dari sebelumnya. Sanksi itu bisa berupa hukuman skors tidak diperbolehkan

mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam waktu tertentu, diberikan tugas yang

berkaitan dengan materi pelajarannya dan membersihkan kelas atau kamar mandi

dalam beberapa hari. Semua hukuman hendaklah diberikan sesuai dengan

pelanggarannya dan tentu saja bersifat mendidik

c. Orang tua siswa.

Peran orang tua menjadi faktor yang paling penting dalam perkembangan

mental anak-anaknya, termasuk dalam proses pembelajaran yang dilakukan di

sekolah. Perhatian, didikan dan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada

anak-anaknya dirumah sangatlah diperlukan dan penting karena mempengaruhi

perilaku yang dilakukan anaknya pada saat di sekolah, meskipun pada saat berada

di sekolah para orang tua tidak melihat atau mengawasi secara langsung perilaku

yang dilakukan oleh anak-anaknya. Khusus masalah siswa pelanggar kedisiplinan

terhadap tata tertib di sekolah, mayoritas siswa tersebut memiliki latar belakang

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

keluarga yang memang memiliki masalah, seperti orang tua kurang dalam

memberikan perhatian, anak terlalu dimanja dan kurangnya kepedulian orang tua

terhadap pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Perilaku anak yang sering

melanggar tata tertib khususnya disekolah perlu mendapatkan perhatian lebih dari

orang tua untuk menanganinya, dengan memberikan teguran, arahan, pangawasan

dan hukuman sesuai diharapkan dapat mengubah perilakunya menjadi lebih

disiplin.

d. Warga sekitar sekolah

Warga sekitar sekolah menjadi pihak yang secara langsung melihat perilaku

para siswa, khususnya pada saat berada di luar sekolah. Perilaku pelanggaran yang

dilakukan siswa tidak hanya terjadi di dalam sekolah, akan tetapi juga terjadi pada

saat diluar sekolah, bahkan bentuk pelanggaran dapat lebih banyak terjadi di luar

sekolah. Hal ini terjadi karena tidak adanya pengawasan secara langsung yang

dilakukan oleh pihak sekolah. Pelanggaran kedisiplinan banyak terjadi pada saat

siswa pulang sekolah. Bentuk pelanggaran yang biasa dan sering terjadi seperti,

merokok, berkelahi dan membolos.

Pernyataan salah seorang warga sekitar sekolah tersebut yang memiliki usaha

warung yang tempatnya sering dijadikan tempat berkumpul para siswa sehingga

warga sekitar sekolah sering kali melihat pelanggaran yang dilakukan siswa

tersebut. Sebagian dari para siswa pada saat jam pulang sekolah tidak langsung

pulang, melainkan nongkrong diwarung bercanda dengan teman-teman yang

lainnya, begitu juga dengan siswa yang membolos, pada umumnya mereka

nongkrong di warung atau main di tempat persewaan PS. Kurangnya kepedulian

pemilik warung atau persewaan PS ketika melihat pelanggaran yang dilakukan

oleh siswa berakibat siswa makin leluasa dan bebas dalam berperilaku tidak

disiplin.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab IV telah dipaparkan tenemuan hasil penelitian di SMP Negeri 2

Karanganom. Pada bab V ini akan disampaikan kesimpulan dari penelitian. Penelitian

ini adalah penelitian yang difokuskan kepada pelanggaran disiplin terhadap tata tertib

sekolah oleh kedua orang siswa. Ketidakdisiplinan siswa dalam melaksanakan tata

tertib sekolah dapat berdampak negatif pada pencapaian prestasi belajar siswa.

Penelitian ini mengkaji secara mendalam tentang bentuk perilaku tidak disiplin, faktor

penyebab ketidakdisiplinan dan akibat dari ketidakdisiplinan siswa terutama yang

berkaitan dengan pendidikan.

Hasil penelitian ini dapat diperoleh suatu kesimpulan kedua orang subjek,

Agung Wibowo dan Novi Tri Hantoro dalah siswa yang tidak disiplin terhadap tata

tertib sekolah dengan bentuk perilaku sering membolos, terlambat masuk kelas, tidak

mengikuti kegiatan extra disekolah tanpa ijin, tidak memperhatikan saat guru

menyampaikan materi (tiduran dan bercanda sendiri), mencontek, tidak

mengumpulkan tugas atau PR, tidak memakai seragam sesuai yang ditetapkan sekolah

dan memakai sepatu dan ikat pinggang selain warna hitam.

Latar belakang penyebab munculnya ketidakdisiplinan itu ada dua, yaitu faktor

internal yang merupakan faktor dari dalam diri individu/siswa itu sendiri yang berupa

kurangnya rasa tanggung jawab, rasa malas yang berlebihan, kurangnya kesadaran dan

kemauan untuk berperilaku disiplin serta rasa ingin diperhatikan. Kedua adalah faktor

eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu atau siswa yaitu lingkungan

keluarga khususnya orang tua yang berupa faktor ajar atau pola asuh orang tua,

kebiasaan dan keteladanan dalam keluarga, perhatian dan kontrol dari orang tua.

Lingkungan masyarakat, teman bermain, lingkungan sekolah dan tayangan di telivisi

juga sangat mempengaruhi subjek dalam berperilaku.

61

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Latar depan sebagai akibat dari ketidakdisiplinan terhadap tata tertib sekolah

dapat dilihat subjek menjadi ketinggalan pelajaran, nilai-nilainya rendah bahkan

pernah tidak naik kelas, selain itu sering mendapat teguran oleh guru dan guru BK.

B. Implikasi

Bertitik tolak dari hasil penelitian sebagaimana yang telah disimpulkan maka

implikasi penelitian adalah sebagai berikut :

1. Implikasi Bagi Guru BK

Perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib disekolah atau tidak disiplin

memang harus lebih mendapatkan perhatian lagi secara khusus, dengan pemanggilan

pada siswa yang tidak disiplin dapat dilakukan melalui pendekatan, memberikan

arahan dan motivasi agar bisa mengubah perilakunya tersebut, jika siswa masih saja

tidak disiplin perlu adanya peringatan secara lisan, pemanggilan orang tua kesekolah

dan home visit. Jika diperlukan dapat dilakukan tindakan yang lebih tegas berupa

hukuman atau sanksi yang melibatkan atau bekerja sama dengan orang tua untuk lebih

memberikan perhatian dan kontrol kepada siswa agar siswa sadar dan dapat mengubah

perilakunya.

2. Implikasi Bagi Sekolah

Perilaku tidak disiplin pada siswa salah satunya disebabkan oleh faktor

sekolah. Adanya kerjasama, perhatian dan kepedulian anggota di dalam lingkungan

sekolah untuk bersama-sama menegakkan disiplin terhadap tata tertib disekolah, maka

perilaku tidak disiplin oleh siswa perlahan-lahan dapat dihilangkan. Sekolah perlu

memiliki ketegasan dalam hal memberikan sanksi atau hukuman kepada pelanggar

disiplin. Lemahnya kontrol yang diterapkan dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Upaya yang lebih penting untuk menegakkan kedisiplinan sekolah adalah melalui

contoh-contoh perilaku disiplin oleh staf sekolah meliputi kepala sekolah, guru dan

administrasi khususnya guru adalah contoh segalanya bagi siswa.

3. Implikasi Bagi Orang Tua

Pendidikan bagi seorang anak yang pertama dan yang utama diperoleh dari

dalam keluarga. Orang tua adalah figur pendidik yang utama dan pertama. Orang tua

sebagai peletak dasar kedisiplinan. Pada umumnya pola hidup anak tidak jauh dari

kebiasaan yang terjadi dalam keluarga. Orang tua selain mendidik harus bisa menjadi

contoh atau teladan bagi anak-anaknya. Perilaku tidak disiplin pada siswa salah

satunya disebabkan oleh keadaan keluarga atau orang tua siswa. Adapun sebab itu

antara lain tingkat ekonomi orang tua yang lemah dan kurang mencukupi sehingga

orang tua harus bekerja keras dan tidak memiliki banyak waktu untuk memperhatikan

anak. Kesibukan orang tua bekerja dan hanya memenuhi kebutuhan anak dan

memanjakan anak dalam hal materi tanpa memberikan perhatian dan kontrol akan

membuat anak mencari kesenangan diluar rumah dari teman-teman bermainnya,

sehingga rawan bagi anak terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik. Tegur sapa

antara orang tua dengan sangat diperlukan sebagai cara dan control untuk membangun

hubungan yang positif.

4. Implikasi Bagi Masyarakat

Perilaku tidak disiplin pada siswa salah satunya disebabkan oleh lingkungan

masyarakat. Adapun sebab itu di antaranya adalah keadaan masyarakat yang kurang

memperhatikan pendidikan, ketika melihat atau mengetahui siswa membolos hanya

didiamkan saja, tidak menegur atau diperingatkan, sehingga mereka merasa bebas dan

tidak merasa bersalah dengan perbuatannya. Masyarakat sebagai tujuan akhir dalam

kehidupan anak diharapkan memiliki kepedulian yang cukup terhadap cara bersikap

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

anak, mengingat anak merupakan aset besar di dalam masyarakat yang dapat

mengembangkan masyarakat secar optimal.

C. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dari penelitian ini antara lain

adalah:

1. Saran Bagi Siswa

a. Hendaklah siswa mentaati tata tertib dan segala peraturan yang berlaku di

sekolah.

b. Siswa dapat menganggap bahwa sekolah adalah rumah kedua dan guru sebagai

orang tua kedua, sehingga siswa merasa nyaman di sekolah.

c. Siswa berusaha untuk selalu menumbuhkan kesadaran pada diri sendiri dalam

berdisiplin tehadap semua peraturan yang berlaku, dan harus lebih bertanggung

jawab pada setiap tindakannya.

d. Siswa diharapkan dapat lebih memperhatikan dan menyenangi pelajaran,

sehingga dapat menumbuhkan kesadaran belajar dan perilaku yang dewasa.

2. Saran Bagi Orang Tua

a. Diharapkan orang tua sesering munking mengontrol perilaku anak dengan

menanamkan kebiasaan yang baik.

b. Orang tua bisa mengajak anak untuk berkomunikasi secara efektif dan

meluangkan waktu agar anak bisa menyampaikan isi hatinya dan

pengalamannya, terutama di sekolah.

c. Diharapkan Orang tua dapat tegas dalam menanamkan disiplin kapada anak

dan mampu menjadi contoh tauladan bagi mereka.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ABSTRAK Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

3. Saran Bagi Guru BK

a. Guru BK hendaknya lebih aktif memberikan pengarahan kepada siswa-siswa

agar selalu berperilaku disiplin.

b. Guru BK supaya lebih memperhatikan siswa yang khususnya sering melakukan

pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, sehingga siswa yang bermasalah dapat

segera ditangani.

c. Guru BK hendaknya selalu mengajak dan bekerja sama dengan seluruh

komponen sekolah baik kepala sekolah, guru, maupun seluruh tenaga non

kependidikan hendaknya saling bersinergi untuk menegakkan disiplin di SMP

Negeri 2 Karanganom.

4. Saran Bagi Pengelola Sekolah

a. Sekolah diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan

menyenangkan sehingga siswa betah disekolah.

b. Penegakan disiplin hendaknya dilakukan secara lebih tegas dengan sanksi yang

sebanding dengan pelanggaran yang terjadi namun tetap mempertimbangkan

aspek pendidikan bagi siswa.

c. Sekolah secara berkala perlu mengadakan pertemuan antara guru dengan orang

tua siswa untuk saling bertukar informasi mengenai perkembangan dan

perilaku anak.