perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to...

124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR ’’ ROCKUSTIK CAFE AND MUSIC ’’ di SOLO TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Senirupa Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : Ragil Triananda C 0803024 FAKULTAS SASTRA DAN SENIRUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: hoangngoc

Post on 05-Aug-2019

263 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DESAIN INTERIOR

’’ ROCKUSTIK CAFE AND MUSIC ’’

di SOLO

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior

Fakultas Sastra dan Senirupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

Ragil Triananda

C 0803024

FAKULTAS SASTRA DAN SENIRUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

DESAIN INTERIOR

’’ROCKUSTIK CAFE AND MUSIC’’

di SOLO

Telah disetujui oleh Pembimbing

untuk di Uji di hadapan Dewan

Penguji

Disusun oleh

Ragil Triananda

C 0803024

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Soepono Sasongko, M.Sn. Anung B Studyanto, S.Sn, MT NIP. 19570319 198903 1 001 NIP. 19710816 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Desain Interior

Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn. NIP. 19621221 199201 1 001

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Telah disahkan dan dipertanggung jawabkan pada sidang Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Tanggal 21 Januari 2011

Penguji :

Ketua Mulyadi, S.Sn, M.Ds ( ) NIP. 19730702 200212 1 001

Sekretaris Lu’lu’ Purwaningrum, S.Sn, MT ( ) NIP. 19770612 20012 2 003

Penguji I Drs. Soepono Sasongko, M.Sn. ( ) NIP. 19570319 198903 1 001

Penguji II Anung B Studyanto, S.Sn, MT ( ) NIP. 19710816 200501 1 001

Mengetahui :

Ketua Jurusan

Desain Interior

Drs. Rahmanu Widayat, MSn. NIP. 19621221 199201 1 001

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Drs. Sudarno, MA. NIP. 19530315 198506 1 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Ragil Triananda

NIM : C 0803024

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir

berjudul “ Desain Interior Rockustik Cafe and Music di Solo ’’ adalah benar-

benar karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang

bukan karya saya, dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan)

dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan

gelar Sarjana yang telah diperoleh.

Surakarta, 01 Februari 2011

Yang membuat pernyataan,

Ragil Triananda

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

1. Papa Mamaku tercinta

2. Semua teman yang membantu TA ku

3. Semua rekan-rekan rock n blues seluruh indonesia

4. Saudara-saudariku se-Desain Interior, UNS

5. Semua rekan-rekan music solo

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

…Lakukanlah semuanya dengan

pemikiran matang dan hati yang

ikhlas…niscaya akan menghasilkan

sesuatu yang indah…

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Tiada kata terindah selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT yang

senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan berkah-Nya sehingga penulis

mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Tugas

Akhir dengan judul Desain Interior Rockustik Cafe and Music

Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi

oleh penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat bantuan

dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini

penulis tidak lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas

Sastra dan Seni Rupa.

3. Drs. Soepono Sasongko, M.Sn selaku Dosen Pembimbing I Mata Kuliah

Tugas Akhir.

4. Anung B.Studyanto, Ssn, M.T selaku Dosen Pembimbing II Mata Kuliah

Tugas Akhir.

5. Iik Endang S.W, S.Sn, M.Ds, selaku Koordinator Tugas Akhir

6. Mulyadi, S.Sn, M.Ds selaku Ketua sidang Tugas Akhir.

7. Mulyadi, S.Sn, M.Ds dan Lu’lu Purwaningrum, S.Sn, M.T selaku Penguji

sidang Tugas Akhir.

8. Lu’lu Purwaningrum, S.Sn, M.T. selaku Pembimbing Akademik.

9. Civitas Akademis dan semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga

terselesaikannya Tugas Akhir ini.

10. Ibu dan Bapak, atas semua doa dan dukungannya selama ini…maaf pabila

terlalu lama study-nya..matur nuwun sanget…

11. Sang bidadari penyelamatku Indriyani Micklem dan family

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

12. Adikku Andi PM, yang selalu memberi dukungan kepada penulis. Serta semua

saudara yang telah memberikan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

13. Terima kasih kepada Rockustik Skuad dan family (Sukro sabar beudh , Ilman

cekip, Gosong jazz, Ayt, Klowor kentang, Daniel kenthung , Kethil , Olga

mancing mania, Oscar cagak ting) serta semua sahabat-sahabat, yang selalu

memotivasi penulis untuk selalu bersemangat dalam menjalani hidup sekarang

dan selamanya. Jadikan blues sebagai pedoman hidupmu..

14. Semua sahabat-sahabat Desain Interior angkatan 2003 pada khususnya,

angkatan-angkatan yang lainnya pada umumnya. Terima kasih, sahabat-

sahabat. Berkat doa serta dukungan kalian, akhirnya sampai juga pada titik

sekarang ini.

15. Semua kawan-kawan beserta tim yang telah membantu dengan baik mulai dari

proses awal, proses pengerjaan, hingga proses akhir Tugas Akhir ini. Terima

kasih sekali kawan. Allah SWT akan membalas kebaikan kalian semua.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tiada sesuatu apapun yang dapat penulis persembahkan selain do’a semoga

Allah SWT memberi imbalan sesuai dengan jasa dan keikhlasan amalnya, Amin.

Penulis menyadari Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, maka penulis

mengharapkan adanya saran dan kritik yang dapat membantu sehingga dapat

menyempurnakan penyusunan Tugas Akhir ini dari pembaca.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Surakarta, 01 Februari 2011

Penulis

Ragil Triananda C 0803024

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DESAIN INTERIOR “ ROCKUSTIK CAFE AND MUSIC ’’

ABSTRAKSI

Ragil Triananda. C 0803024. 2011. Desain Interior Rockustik Cafe and Music di Solo Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Senirupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang akan dibahas dalam Desain Interior Rockustik cafe and music ini, yaitu (1) Bagaimana mendesain interior Rockustik Cafe and Music sebagai sarana informasi, edukasi, dan rekreasi yang inspiratif bagi pengunjung Cafe? (2) Bagaimana mendesain interior rockustik cafe and music

dengan penataan sistem yang interaktif tanpa meninggalkan aspek keamanan dan kenyamanan pengunjung? (3) Bagaimana mendesain interior rockustik cafe and music yang sesuai dengan karakter musik rock dengan pengaplikasian tema yang tepat?

Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada tiga tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu: (1) Data Reduksi adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. (2) Data Display, Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. (3) Concludeing Drawing, Dari awal penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, pola-pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi- proporsi.

Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Desain Interior rockustik cafe and music memerlukan proses desain yang matang, mulai dari berbagai pertimbangan dan analisa studi literature maupun studi lapangan hingga terwujud adanya konsep perancangan desain untuk selanjutnya diterapkan dalam perancangan. (2) dalam Desain Interior rockustik cafe and music, tema perancangan memiliki peran penting didalam memecahkan suatu masalah yang mana ide gagasan bisa bermula dari sebuah tema yang diangkat. Tema yang dihadirkan dalam perancangan ini adalah “ROCK” dengan konsep one stop music service

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

PERNYATAAN .................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Batasan Masalah ..................................................................... 3

C. Rumusan Masalah .................................................................. 3

D. Tujuan ..................................................................................... 3

E. Sasaran ..................................................................................... 3

F. Manfaat .................................................................................. 4

G. Pola Pikir Perancangan .......................................................... 5

H. Metodologi Pembahasan ........................................................ 5

I. Sistematika Penulisan .............................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 10

A. Tinjauan Umum Cafe ........................................................ 10

1. Pengertian Cafe .......................................................... 10

2. Sejarah Café dan Perkembangan ................................. 10

3. Kegiatan pada Cafe ..................................................... 11

4. Fasilitas Cafe .............................................................. 11

5. Sistem Pelayanan ........................................................ 12

B. Tinjauan Khusus Area Penjualan ........................................... 14

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

1. Sistem Pelayanan ........................................................ 14

2. Sistem Display ............................................................ 14

3. Prinsip Desain Sarana Penjualan ................................. 22

C. Organisasi Ruang ................................................................... 23

D. Tinjauan Khusus tentang Musik ............................................ 24

1. Pengertian Musik ....................................................... 24

2. Perkembangan Musik di Indonesia ............................. 26

E. Standarisasi Interior ........................................................... 26

1. Unsur Ruang .............................................................. 26

F. Interior Sistem ................................................................... 32

1. Pencahayaan .............................................................. 32

2. Penghawaan ............................................................... 44

G. Pertimbangan Desain ......................................................... 50

1. Elemen Desain ........................................................... 50

2. Prinsip Desain ............................................................ 52

3. Warna ........................................................................ 53

4. Tema .......................................................................... 54

H. Sistem Keamanan .............................................................. 56

I. Tujuan dan Sasaran ............................................................ 56

J. Status Kelembagaan .......................................................... 57

BAB III DATA LAPANGAN THE ROCK CAFE JAKARTA ........ 58

A. Deskripsi Lapangan ................................................................ 58

1. Sejarah singkat dan latar belakang .............................. 58

2. Site Area .................................................................... 58

3. Status kelembagaan .................................................... 59

B. Pola Kegiatan .................................................................... 59

C. Fasilitas Ruang .................................................................. 60

D. Interior .............................................................................. 65

1. Organisasi Ruang ....................................................... 65

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

INTERIOR ROCKUSTIC CAFE and MUSIC ................... 66

A. Asumsi Lokal ........................................................................ 66

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

1. Lokasi ........................................................................ 66

2. Analisa Tapak ............................................................ 67

B. Jadwal Operasional ......................................................... 68

C. Pola Kegiatan .................................................................. 69

D. Kebutuhan Ruang ............................................................ 69

E. Sistem Pelayanan ............................................................ 70

F. Organisasi Ruang ............................................................ 70

G. Hubungan Antar Ruang ................................................... 72

H. Jenis Ruang dan Fasilitas Ruang ...................................... 73

I. Besaran Ruang ................................................................ 75

J. Zoning dan Grouping ...................................................... 77

K. Sirkulasi .......................................................................... 77

L. Konsep Desain ................................................................ 78

BAB V PENUTUP .................................................................................. 87

A. Kesimpulan ............................................................................. 87

B. Saran ........................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 88

LAMPIRAN ........................................................................................................ 90

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Pola Pikir Desain ...................................................................... 5

Skema 1.2 Model analisa interaktif ............................................................ 7

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Antrophometri pelayanan pramusaji ..................................... 13

Gambar 2.2 Antrophometri area makan ................................................... 13

Gambar 2.3 Etalase sistem terbuka .......................................................... 16

Gambar 2.4 Etalase sistem tertutup ......................................................... 16

Gambar 2.5 Etalase sudut ........................................................................ 16

Gambar 2.6 Etalase atas .......................................................................... 17

Gambar 2.7 Etalase benam ...................................................................... 17

Gambar 2.8 Etalase bertingkat................................................................. 18

Gambar 2.9 Etalase arcade ...................................................................... 18

Gambar 2.10 Vitrine ................................................................................. 19

Gambar 2.11 Tempel dan Vanil ................................................................ 19

Gambar 2.12 Sistem gantung .................................................................... 20

Gambar 2.13 Island Display ...................................................................... 20

Gambar 2.14 Table Fixture ....................................................................... 21

Gambar 2.15 Cases Fixture ....................................................................... 21

Gambar 2.16 Panel Fixture ........................................................................ 22

Gambar 2.17 Daerah Frekuensi yang dapat ditangkap indera dengan

manusia ............................................................................... 47

Gambar 2.18 Reverberation time dengan volume aula ............................... 48

Gambar 2.19 Dinding berlapis majemuk ................................................... 50

Gambar 3.1 Site Area .............................................................................. 58

Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi ................................................... 59

Gambar 3.3 Bagan Pola kegiatan Pengunjung ......................................... 59

Gambar 3.4 Bagan Pola kegiatan Pengelola ............................................ 60

Gambar 3.5 Foyer (terdapat pool table) ................................................... 60

Gambar 3.6 Main bar and kitchen ........................................................... 61

Gambar 3.7 Main bar and kitchen ........................................................... 61

Gambar 3.8 Dinning room ...................................................................... 62

Gambar 3.9 Dinning room ...................................................................... 62

Gambar 3.10 VIP room ............................................................................. 63

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Gambar 3.11 VIP room ............................................................................. 63

Gambar 3.12 Operator room ..................................................................... 64

Gambar 3.13 Stage .................................................................................... 64

Gambar 3.14 Stage .................................................................................... 65

Gambar 4.1 Peta Solo dan Site Plan Perancangan .................................... 61

Gambar 4.2 Bagan Pola kegiatan Pengunjung ......................................... 64

Gambar 4.3 Bagan Pola kegiatan Pengelola ............................................ 64

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Organisasi ruang ...................................................................... 23

Tabel 4.1 Analisa Tapak ......................................................................... 68

Tabel 4.2 Organisasi ruang ....................................................................... 72

Tabel 4.3 Lobby ....................................................................................... 73

Tabel 4.4 Dinning room ........................................................................... 73

Tabel 4.5 Music shop ............................................................................... 73

Tabel 4.6 Gallery ..................................................................................... 74

Tabel 4.7 Music studio ............................................................................. 74

Tabel 4.8 Office ....................................................................................... 75

Tabel 4.9 Besaran ruang kegiatan penerimaan ......................................... 75

Tabel 4.10 Besaran ruang music outlet ....................................................... 76

Tabel 4.11 Besaran ruang Café .................................................................. 76

Tabel 4.12 Kelompok kegiatan pengelola ................................................... 77

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Musik merupakan salah satu yang bisa dibilang sebuah media dari apa

yang manusia rasakan. Apa yang manusia inginkan. Melalui musiklah,

manusia dapat mengeluarkan segala jengah di dalam otak. Dapat

mengeluarkan segala emosi yang selama ini terpendam.

Musik merupakan sebuah terapi, bagi mereka yang ingin merasakan

bagaimana hidup yang sebenarnya.

Terdapat sebuah kesimpulan, yang telah di ambil dari sebuah

penelitian. Bahwasannya watak, maupun kepribadian seseorang dapat sedikit

banyak terlihat dari jenis / genre dari musik yang terbiasa mereka dengar.

Seperti bagaimana watak sebenarnya orang pencinta musik bertempo pelan /

lambat. Bagaimana watak dari seseorang pecinta musik bertempo cepat/

keras. Atau bahkan bagaimana watak dari orang pecinta musik bergenre

ethnic.

Dalam hal ini ingin mengangkat sebuah genre musik, yaitu musik

rock dimana dari sudut pandang orang pada umumnya musik rock adalah

musik yang kental dengan pemberontakan, kekerasan dan anarkisme dengan

alunan beat yang keras ,tempo cepat dan cenderung berisik sehingga banyak

orang yang memandang miring music ini. Namun sebenarnya apabila dikaji

lebih dalam dan ada yang bisa mengolah dengan sentuhan yang dinamis,

harmonis dan soulfull maka musik ini akan terasa sangat nyaman untuk

dinikmati semua orang dan tentu saja tidak lepas dari pemain musiknya juga

atmosfer dari area itu sendiri.

Akhirnya ,lahirlah sebuah ide, gagasan atau boleh dibilang jawaban

dari sebuah paradigma orang-orang mengenai bagaimana bisa menikmati

alunan musik seperti yang telah dijelaskan di atas dengan tempat yang

nyaman, aman dan dengan fasilitas yang menunjang.

Mendengarkan musik kurang lengkap tanpa media, yang dimaksud

disini adalah sebuah media ketika orang ingin menikmati sebuah lantunan

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

lagu pasti akan membutuhkan CD atau kaset. Namun dalam perkembangan

jaman yang serba canggih ini, sangatlah wajar bagi sebagian orang memilih

sesuatu yang serba instan dan mungkin juga tak perlu biaya mahal untuk

dapat sebuah kepuasan menikmati lagu, dalam hal ini khususnya adalah

pembajakan karya seni ,yaitu lagu.

Rockustic café and music ingin memberi pengertian tentang

bagaimana menghargai hasil karya orang lain dan melestarikan, khususnya

karya cipta lagu dari sebuah nama band yang pernah besar dan tetap menjadi

legenda sepanjang masa yang mungkin sudah di lupakan atau mungkin sudah

bubar namun namanya masih eksis sampai sekarang, seperti The Who,

Genesis, The Beatles, The Police, The Rolling Stones dan masih banyak lagi.

Bagi orang-orang yang benar-benar mengerti dan menghargai, mereka

dengan sendirinya akan mencari sesuatu yang berbau dengan idolanya.

Disini, di Rockustic café and music menawarkan sebuah konsep

penjualan merchandise music yang paling komplit dan juga CD dan kaset pita

dimana sekarang ini kaset pita sangatlah jarang ditemui di pasaran, dan yang

menjadi sesuatu yang unik disini adalah karena kaset-kaset pita second dari

band-band rock tempo dulu akan menjadi prioritas dalam penjualan dari

outlet ini walau tetap ada produksi kaset pita atau CD baru dari band lama

atau baru namun tetap pada konsep, yaitu music rock yang paling dominan.

Juga pengunjung dapat menikmati serta melihat didalam gallery barang-

barang bersejarah(original maupun replica) dari musisi-musisi kelas dunia

yang tentunya sudah menjadi legenda hidup maupun yang masih berkiprah di

dunianya.

Masih dalam lingkup yang sama, bagi sebagian orang, sosok idola

dalam hal ini pada khususnya adalah sosok sang legenda atau artis rock yang

mempunyai peran besar dalam perkembangan dunia musik yang juga

memberikan kontribusi yang sangat berpengaruh bagi penggemarnya. Hal ini

menjadikan banyak sekali orang yang terinspirasi dengan sang idola bahkan

mungkin ingin menjadi penerusnya.

Dengan sebuah karya jugalah aspirasi mereka didengarkan , maka dari

itu rockustic café and music ini menyediakan fasilitas disamping music shop,

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

galeri dan café ada juga studio musik lengkap dengan operator room dengan

standart yang memadai. Sehingga pengunjung (khususnya yang mempunyai

hobi bermusik) dapat langsung take/record karya atau lagu pribadi.

B. Batasan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang diatas maka perancangan rockustik

café and music ini dibatasi pada area yang berhubungan langsung dengan

pengunjung ,yaitu lobby, café, music gallery, music shop dan music studio

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mendesain interior rockustik café and music sebagai sarana

informasi, edukasi, rekreasi dan hiburan yang inspiratif bagi pengunjung?

2. Bagaimana mendesain interior rockustik café and music dengan

penataan yang menarik dengan tidak meninggalkan aspek keamanan

materi dan kenyamanan pengunjung?

3. Bagaimana mendesain interior rockustik café and music yang sesuai

dengan karakter musik rock dengan pengaplikasian tema yang tepat?

D. Tujuan

Menyediakan wadah bagi masyarakat untuk berkumpul, menyalurkan

hobi bermain musik berbelanja (kaset/CD/DVD dan fashion figure band

legenda atau merchandise dan juga alat musik) sesuai selera serta untuk

penikmat music live, khususnya musik dengan genre rock

E. Sasaran

1. Sasaran pengunjung:

Masyarakat umum semua kalangan

2. Sasaran perancangan desain:

a. Merancang interior dengan mempertimbangkan kebutuhan dan

aktivitas secara fungsional pada rockustik café and music

b. Merancang interior dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan

kenyamanan serta nilai etestik sebagi ciri khas utama pada rockustik

café and music

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

F. Manfaat

1. Bagi Penulis/Desainer

a. Dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan dan

merancang suatu interior yang disesuaikan dengan kebutuhan

konsumen dan fungsi dari ruang-ruang yang ada di dalam Rockustic

Café and music

b. Dapat berusaha untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam

proyek perencanaan dan perancangan interior, terutama bagi para

pecinta musik rock, dengan menerapkan ide-ide dan gagasan-gagasan

yang ada.

2. Bagi Dunia Akademik

a. Mengetahui bentuk perkembangan interior sebuah café dengan

karakteristik yang menonjol.

b. Menambah salah satu bentuk perkembangan interior baru di dalam

dunia akademik.

3. Bagi Masyarakat

a. Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang musik rock itu

sendiri.

b. Dapat menjadi sebuah sarana hiburan, tempat pembelajaran, informasi,

dan juga sebagai penyaluran hobi dan bakat bagi masyarakat.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

G. POLA PIKIR PERANCANGAN

desain interior rockustik café and music

Skema 1.1 Pola Pikir Desain

H. METODOLOGI PEMBAHASAN

1. Bentuk Penelitian

Dalam menyelesaikan proses Desain Interior Rockustik cafe and

music di Solo metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif

yang memusatkan pada pendekatan sejarah (approach historical). Dimana

dalam bentuk penelitian ini lebih mengutamakan pengumpulan data berupa

kata – kata / kalimat / gambar yang memiliki arti lebih kaya daripada

sekedar angka atau frekuensi.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini, antara lain :

a. Informan

Terdiri dari lingkungan musisi, pengamat musik dan pecinta musik

sebagai subyek yang dianggap mengerti tentang informasi yang

dibutuhkan dalam perancangan ini.

b. Arsip dan Dokumen Visual

Dalam hal ini, belum ada buku yang khusus berisi tentang sejarah dan

perkembangan musik rock di Indonesia. Oleh karena itu, arsip dan

dokumen yang dijadikan literatur adalah tulisan, artikel dalam tabloid,

majalah hingga blog yang berhungan dengan sejarah dan perkembangan

musik rock di Indonesia. Disamping itu juga mempergunakan buku-

buku standar internasional misal Time Saver Standart For Building

Types (Joseph de Chiara), Neufert Architect Data dan sebagainya.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Dalam hal ini peneliti melakukan observasi lokasi yang bisa dijadikan

referensi dan materi pembanding tentang hal-hal yang berkaitan

dengan proyek desain ini, terutama dalam bidang interior, misalnya

tentang sistem display, keamanan, pencahayaan, dan sebagainya.

Dengan mempergunakan alat bantu berupa kamera foto, alat tulis, dan

sebagainya.

b. Wawancara Mendalam ( In Dept Interviewing )

Wawancara dalam pengumpulan data ini bersifat open – ended dan

mendalam dilakukan secara tidak formal. Wawancara ini dilakukan

pada waktu dan konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan data

yang rinci dan mendalam.

c. Content Analisis

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari

arsip dan dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang

diteliti.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

4. Validitas Data

Untuk menjamin data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

validitas datanya dilakukan dengan metode “Trianggulasi Data“ yaitu

mempergunakan sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data

yang sejenis / sama. ( HB, Sutopo. 2000 : 34 ). Dengan demikian

kebenaran data akan teruji oleh data yang diperoleh dari sumber lain.

5. Analisa Data

Model Analisa Data yang digunakan adalah analisis interaktif.

Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu reduksi data,

sajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi. Reduksi data dilakukan

sejak proses pengumpulan data belum berlangsung diteruskan pada waktu

pengumpulan data dan bersamaan terjalin dengan dua komponen yang

lain. Tiga komponen tersebut masih mengalir dan tetap saling menjalin

pada waktu kegiatan pengumpulan data berakhir. Ketiga komponen

tersebut saling berinteraksi sebagai sebuah siklus dalam pengumpulan

data. ( HB,Sutopo, 2000 : 40 )

Skema 1.2 : Model analisa interaktif Sumber : ( Metodologi Penelitian Kualitatif, H.B. Sutopo,2002 : 96 )

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan / verifikasi

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

I. SISTEMATIKA PENULISAN

1. BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan mencakup Latar Belakang Masalah yang meliputi

peranan dan keberadaan rockustik café and music di Solo, Pembatasan

dan Perumusan Masalah, Tujuan dan sasaran, serta Metodologi yang

meliputi metode sistematika pembahasan.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Mengemukakan Kajian Teoritis tentang Proyek Desain Interior

rockustik café and music di Solo , yang meliputi pembahasan teori tentang

ruang dan manusia, yang di dalamnya mencakup tentang pengertian,

fungsi, klasifikasi, sirkulasi, komponen pembentuk ruang, sistem interior,

sistem keamanan, sistem penyajian dan display pameran serta

pertimbangan desain.

3. BAB III STUDI LAPANGAN

Merupakan hasil studi observasi di lapangan, baik sebagai dasar

acuan atas pemilihan lokasi perencanaan, maupun sebagai bahan

pembanding dan bahan pengayaan bagi proses analisa data.

4. BAB IV DESAIN INTERIOR ROCKUSTIK CAFÉ AND MUSIC di

SOLO

a. Analisis Eksisting

1) Analisa lingkungan (keluar) termasuk di dalamnya view, akses,

arah cahaya, dan lain - lain.

2) Analisa Interior termasuk di dalamnya akses, sirkulasi dan human

dimension.

b. Programing

1) Status Kelembagaan Proyek.

2) Struktur Organisasi.

3) Sistem operasional

4) Kegiatan

5) Fasilitas Pengisi Ruang

6) Fasilitas Ruang

7) Besaran Ruang (studi ruang dan anthropometri)

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

8) Sistem sirkulasi

9) Hubungan Antar Ruang

10) Zoning dan Grouping

c. Konsep Perancangan

1) Ide dasar

a) Paradigma, slogan, dan lain - lain

b) Bentuk

c) Suasana

2) Tema

a) Sebagai pemecahan masalah

b) Sebagai dekorasi

3) Aspek suasana dan Karakter Ruang

4) Aspek penataan ruang/lay out

a) Sistem sirkulasi dan organisai ruang

5) Aspek Pembentuk Ruang

6) Aspek bentuk, bahan dan warna

7) Interior sistem (pencahayaan, penghawaan, akustik)

8) Sistem keamanan (kebakaran dan keamanan )

9) Aksesbilitas (fasilitas )

5. BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan

Merupakan kesimpulan dari proses analisis yang sekaligus

merupakan konsep Desain Interior rockustik café and music di

Solo

b. Daftar pustaka

c. Lampiran

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tentang cafe

1. Pengertian cafe

a. Café (in Eroupe) place where the public may buy and drink coffe,

beer, wine, spirits,etc.

Café ( di Eropa ) adalah tempat di mana masyarakat umum boleh

membeli dan meminum kopi, bir, anggur, minuman ringan, dan lain –

lain.

b. Café dapat diartikan sebagai restoran, rumah makan, warung kopi.

c. secara garis besar café diartikan sebagai restoran kecil yang menjual

cakes ( kue – kue ), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan

makanannya terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.

d. sedangkan café secara etimologi berasal dari kata kahve dalam bahasa

Turki, yang artinya coffe dalam bahasa inggris atau kopi dalam bahasa

Indonesia. Café merupakan tempat minum kopi dan makan makanan

ringan serta dikemas dalam desain interior yang sederhana.

2. Sejarah café dan perkembangannya

Café pertama kali didirikan di Constantinopel pada tahun 1550.

kemudian pada tahun 1672 seorang bernama Pascal berkebangsaan

Armenia menjual minuman kopi dalam kedai di arena pameran Saint –

Germany, Paris. Dari sana ia memperkenalkan dan meneruskan jenis

usahanya ke berbagai negara Eropa. Kemudian eksistensi café terus

berkembang sehingga pengertian café sudah agak berubah. Polai – Royal,

Grand Boulevard, Left Bank, serta Bougnats adalah café – café yang

dibuat dalam nafas modern mengikuti perkembangan zaman. Koran,

catur kartu disediakan di café tersebut sebagai fasilitas tambahan. Bahkan

pada zaman Revolusi Perancis café dijadikan sebagai ajang untuk

berpolitik.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Disamping café – café yang didesain dalam nafas modern, ada

juga beberapa café yang tetap mempertahankan keasliannya sesuai

dengan konsep dasar awal didirikannya café yaitu menjual kopi dan

makanan sederhana terutama di Inggris. Sedangkan bicara mengenai

perkembangan café di Indonesia sendiri sejak lama memang kedai –

kedai rumah makan tumbuh bersama perkembangan kegiatan perjalan

orang untuk bergadang, beranjang sana maupun wisata.

Dari yang semula café hanya menyediakan kopi dengan makanan

ringan, mulai berkembang mengikuti perkembangan zaman yaitu dengan

menyajikan menu lain dan fasilitas lain sesuai selera pasar.

3. Kegiatan pada café

Karena merupakan sejenis restaurant kecil maka kegiatan pada

café sama dengan restaurant, yaitu :

a. Kegiatan pengelola

Kegiatan di awali dengan merencanakan menu yang akan dihidangkan

samapai dengan perencanaan biaya dan perhitungan administrasi

penjualan.

b. Kegiatan Konsumen

Konsumen merupakan individu – individu yang memanfaatkan jasa,

sehingga di sebut juga pembeli. Adapun kegiatannya meliputi :

Datang, duduk, memesan makanan atau minuman, selesai, membayar,

keluar.

c. Kegiatan atau aktifitas barang

Aktifitas barang terdapat beberapa jenis penyaluran barang, yaitu :

bahan mentah, bahan jadi, dan barang yang harus dibuang/sampah.

4. Fasilitas café , antara lain :

a. Table Set ( dinning room)

b. Area Pengunjung

c. Kasir

d. Stage (bila ada live music-nya)

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

e. Operator room

f. Toilet

g. Storage

h. Kitchen

5. Sistem pelayanan

Sistem pelayanan akan kebutuhan makan dan minum bagi para

pengunjung terdapat beberapa jenis system pelayanan, antara lain :

a. Table service

Yaitu jenis pelayanan atau servis yang sudah lama ada dan

merupakan jenis pelayanan tertua diantara jenis pelayanan yang lain.

Pada system ini pelayan memberi daftar menu makanan dan

pengunjung menulis pesanan yang akan di bawa ke bagian kitchen dan

kasir. Makanan sudah tesedia dalam piring ( diolah di dapur ) dan

tinggal disajikan ke meja pengunjung. Pembayaran bisa langsung ke

kasir atau lewat pelayan.

b. Counter service

Pada sistem ini tamu tidak mengambil sendirian hidangan yang

disediakan, tetapi terlebih dahulu memesan makanan dan minuman

yang tersedia di counter. Kemudian pelayan mengantar pesanan

tersebut ke meja pemesan. Tamu dapat memilih makanan atau

minuman sesuai dengan selera dan sudah tersedia pada counter. Jenis

ini merupakan servis informal dan banyak terdapat di café – café,

coffe shop, snack bar dan lain – lain.

c. Tray service

Merupakan penyajian makanan dan minuman dengan

menggunakan nampan atau baki. Dimana pengunjung langsung

memesan kepada pelayan dan pelayan langsung menyajikan

pesanannya, juga formil.( Laili Rachim Arifiyanto.2007)

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Gambar 2.1 Antrophometri pelayanan pramusaji

(Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior)

Gambar 2.2. Antrophometri area makan (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interi

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Tinjauan khusus area penjualan

1. Sistem Pelayanan

a. Self Service

Adalah system pelayanan dimana pengunjung bebas memilih

dan mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian membawanya

ke kasir untuk pembayaran.

b. Self Selection (Swa Seleksi)

Adalah jenis sitem pelayanan dimana pengunjung juga dapat

memilih dan mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian

dengan dibantu oleh pramuniaga, produk dibawa ke bagian kasir untuk

pemabayaran.

c. Personal

Adalah jenis sitem pelayanan tertutup dimana segala bentuk

pembelian dilayani oleh pramuniaga, baik dalam pemilihan maupun

pengambilan produk. Dalam system ini, dari proses pemilihan,

pengambilan sampai dengan pembayaran semua dilayani pramuniaga

sepenuhnya.

2. Sistem Display

a. Serambi Pamer

Untuk menarik perhatian, pada Area Penjualan biasanya

dilengkapi dengan serambi pamer. Pemilihan barang yang dipajang

dengan mempertimbangkan musim atau gaya. Suatu serambi pamer

dapat memberikan kesan yang efektif, kesan tersebut tentu saja

berhubungan dengan berbagai ide dan harga.

b. Display Interior

Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander mengelompokkan

display interior menjadi

1) Merchandise Display, meliputi

a) Display terbuka (Open Display)

Merupakan bentuk display yang memberikan

kemungkinan pada pembeli untuk mengamati barang dagangan

tanpa bantuan pelayan took.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b) Display Tertutup ( Closed Display)

Berisi barang dagangan yang diperlihatkan dalam

almari dinding (wall case). Keuntungan utamnya adalah

terjaganya barang dagangan dari pencurian dan menjaga

kondidi siap jual.

c) Display Arsitektural (Architectural Display)

Display ini memerlukan ketepatan penyusunan guna

menunjukkan bermacam-macam barang dagangan sesuai

dengan bangunan, seperti model bangunan perumahan, dapur,

kamar mandi secara menyeluruh. Keuntungan utamanya

adalah dapat memberikan gambaran yang utuh dan nyata lewat

peragaan dalam display ini.

2) Vendor Display

Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan tempat

penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak pajang.

3) Store Sign and Decorations

Istilah Store Sign meliputi tanda pembayaran, kartu hadiah /

harga, hiasan tergantung, poster, bendera, spanduk dan alat serupa.

( Delbert J. Duncan & Stanley D Hollander, 1977 : 468)

c. Perlengkapan Display

Dalam area penjualan sebagian besar pendisplayannya berupa

etalase dan show room.

1) Macam-macam Etalase.

a) Etalase Sistem Terbuka.

Etalase tanpa pembatas antara ruang display dengan

ruang pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan

interior ruang dalamnya. Penataan display tidak ada penghalang

kasat mata dan arah pandangan kurang terfokus.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Gambar 2.3 Etalase sistem terbuka (Sumber : Maryamah Aminy , 2003)

b) Etalase Sistem Tertutup

Etalase mempunyai pembatas antara ruang display

dengan ruang pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat,

dan mempunyai pandangan visual lebih terfokus.

Gambar 2.4 Etalase sistem tertutup (Sumber : Maryamah Aminy , 2003)

c) Etalase Khusus

- Etalase Sudut

Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di

persimpangan jalan dan posisinya tepat di sudut.

Gambar 2.5 Etalase sudut (Sumber : Maryamah Aminy , 2003)

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

- Etalase Atas

Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari

bangunan bertingkat. Etalase ini berfungsi sebagai papan

reklame.

Gambar 2.6 Etalase atas (Sumber : Maryamah Aminy , 2003)

- Etalase Benam

Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih

rendah daripada lantai disekitarnya.

Gambar 2.7 Etalase benam (Sumber : Maryamah Aminy , 2003)

- Etalase bertingkat

Etalase penggabungan antara etalase atas dan atalase

benam dan lebih lagi dengan system etalase terbuka. Sudut

pandang kurang sesuai dengan sudut pandang pengamat.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Gambar 2.8 Etalase bertingkat (Sumber : Maryamah Aminy , 2003)

- Etalase Arcade

Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan

yang memanjang ke belakang dengan bagian muka yang

sempit, sehingga ada ruang yang kurang efisien.

Gambar 2.9 Etalase arcade (Sumber : Maryamah Aminy , 2003)

2) Macam-macam display

a) Vitrine

Menggunakan pelindung tertutup (vitrine) untuk benda-

benda yang berdimensi kecil maupun yang sedang. Penggunaan

vitrine pada area penjualan koleksi tetap membutuhkan

perawatan yang serius.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Gambar 2.10 Vitrine (Sumber : Hasil Survey, Mei 2004)

b) Tempel dan Panil

Panil digunakan sebagai tempat memamerkan materi

koleksi dan difungsikan sebagai penyekat ruang pada area

penjualan.

Gambar 2.11 Tempel dan Panil (Sumber : Hasil Survey, Mei 2004)

c) Sistem gantung

Khususnya untuk koleksi materi fashion yang bersifat ‘

fancy’. Kelemahan system ini ialah penataan terlihat kurang

rapih.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Gambar 2.12 Sistem Gantung (Sumber : Hasil Survey, Mei 2004)

d) Island Display

Produk-produk terbaru, sebagai point of interest dari

ruang, karena posisinya yang sentries dan lebih ‘hidup’ sehingga

dapat mengundang pengunjung untuk dapat melihat langsung.

Gambar 2.13 Island Display (Sumber : Hasil Survey, Mei 2004)

e) Table Fixture

Sebagai wadah display khususnya accessories seperti

giwang, cincin, kalung, dan sebagainya.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Gambar 2.14 Table Fixture (Sumber : Hasil Survey, Mei 2004)

f) Cases Fixture

Rak terbuka atau transparan sebagai wadah display

barang-barang millineries seperti sepatu, tas dan lain-lain.

Gambar 2.15 Cases Fixture (Sumber : Hasil Survey, Mei 2004)

g) Box Fixture

Kotak terbuka sebagai wadah display perlengkapan

fashion seperti payung, scraf dan lain sebagainya.

h) Panel Fixture

Penyajian khusus millineries seperti ikat penggang, dasi

dan accessories yang berukuran kecil.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Gambar 2.16 Panel Fixture (Sumber : Hasil Survey, Mei 2004)

3. Prinsip Desain Sarana Penjualan

Desain sarana Penjualan harus disederhanakan dan tak dipaksakan.

Maksudnya adalah dalam mendisplay materi, jika perlengkapannya lebih

menarik perhatian ini akan mengurangi daya tarik materi koleksi dan

melemahkan penjualan. (William P. Spence, 1979 : 412)

Penampilan materi selain dipengaruhi factor teknis, juga

dipengaruhi factor penglihatan yaitu mudah tidaknya materi dapat dilihat /

Dinikmati. Hal ini dipengaruhi oleh :

a. Ukuran materi

b. Pencahayaan dan warna dari materi pamer

c. Warna cahaya yang melatari

d. Kontras benda dengan latar belakang

e. Waktu saat melihat.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

C. Organisasi ruang

Alternatif Karakter/Kaidah Penerapan

Linear

Bersifat fleksibel, terdiri dari

ruang yang berulang dalam

hal ukuran dan fungsi dari tiap

ruang disepanjang deretan

tersebut memiliki hubungan

dengan ruang luar

Massa bangunan

disusun berbaris

Radial

Memadukan unsur-unsur pola

terpusat dan linear dengan

ruang-ruang pusat yang

dominan dan pola-pola linear

yang berkembang menjadi

jari-jarinya

Massa bangunan

menyebar dari satu

titik pusat massa

sebagai sentral

Cluster

Menggabungkan ruang-ruang

yang berlainan bentuk tapi

bersifat kegiatan yang sama

dan berhubungan satu sama

yang lain berdasarkan

penempatan & ukuran visual

seperti sumbunya

Massa bangunan

disusun berkelompok

sesuai dengan kegiatan

yang serupa

Memusat

Bentuk stabil merupakan

komposisi terpusat yang

terdiri dari sejumlah ruang-

ruang sekunder yang

dikelompokkan mengelilingi

sebuah ruang pusat yang besar

dan dominan

Massa bangunan

disusun mengelilinggi

pusat massa

Tabel 2.1 Organisasi ruang

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

D. Tinjauan khusus tentang music

1. Pengertian Musik

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-

beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi

sejati tentang musik juga bermacam-macam:

a) Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya

b) Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau

kumpulan dan disajikan sebagai musik

c) .Musik adalah seni memadukan suara dalam melodi dan harmoni

untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran.

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan

mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan

menumbuhkan jiwa patriotisme

(E.M. Horsley, Hutchison’s New 20th century enclycopedia, London

1980)

Rock adalah salah satu aliran musik yang berirama keras.

Rock, dalam pengertian yang paling luas, meliputi hampir semua

musik pop sejak awal 1950-an. Bentuk yang paling awal, rock and roll,

adalah perpaduan dari berbagai genre di akhir 1940-an, dengan musisi-

musisi seperti Chuck Berry, Bill Haley, Buddy Holly, dan Elvis Presley.

Hal ini kemudian didengar oleh orang di seluruh dunia, dan pada

pertengahan 1960-an beberapa grup musik Inggris, misalnya The Beatles,

mulai meniru dan menjadi populer.

Musik rock kemudian berkembang menjadi psychedelic rock,

kemudian menjadi progressive rock. Beberapa band Inggris seperti The

Yardbirds dan The Who kemudian berkembang menjadi hard rock, dan

kemudian menjadi heavy metal. Akhir 1970-an musik punk rock mulai

berkembang, dengan kelompok-kelompok seperti The Clash, The

Ramones, dan Sex Pistols. Di tahun 1980-an, rock berkembang terus,

terutama metal berkembang menjadi thrash metal, glam metal, death

metal, dan black metal.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Didalam music rock terjadi banyak perkembangan aliran lagi,

sebagai salah satu contoh aliran yang sangat dikenal adalah Progressive

rock atau sering disingkat prog adalah jenis musik yang mulai

berkembang pada akhir dekade 60-an dan mencapai masa jayanya di

tahun 70-an, menggabungkan elemen-elemen dari rock, jazz dan musik

klasik. Kadang pengaruh dari blues dan musik tradisional juga terasa.

Berawal dari eksperimentasi musisi rock saat itu, diinspirasi oleh

The Beatles dan The Beach Boys mereka mulai menggabungkan musik

tradisional, musik klasik dan jazz ke dalam komposisi mereka. Beberapa

band progressive rock terkemuka adalah Yes, King Crimson, UK, Pink

Floyd dan Genesis dari sekitar tahun 1969, Rush dari tahun 70-an dan

Marillion, Dream Theater dari 80-an.

Seperti halnya aliran-aliran musik yang lain, adalah sangat sulit

untuk mendefinisikan musik rock progresif secara tepat. Karena inilah

terdapat banyak perdebatan mengenai apakah satu kelompok musik prog

atau tidak. Namun ada beberapa ciri khas musik prog yang biasanya

dapat ditemui dalam karya-karya musisi prog. Di antaranya adalah ritme

yang tidak konvensional (bukan 4/4 atau sinkopasi), penguasaan alat

musik yang mahir dengan permainan solo yang rumit, dan lagu-lagu yang

panjangnya melebihi normal (lebih dari 5 menit, biasanya sekitar 12-20

menit atau bahkan lebih panjang).

Banyak grup progressive rock yang menerbitkan satu album

dengan lagu-lagu yang bertemakan sama atau sambung-menyambung

menceritakan satu cerita (disebut album konsep). Contoh-contoh album

konsep di antaranya adalah Metropolis 2: Scenes from a Memory dari

Dream Theater dan The Lamb Lies Down on Broadway dari Genesis.

Banyak pula group musik progressive saat ini yang mulai keluar dari

stigma musik progressive sebagai genre dan kembali ke pemikiran inti

musik progressive sebagai pandangan yang amat sangat kuat dipengaruhi

pandangan Jazz.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Perkembangan musik di Indonesia

Perkembangan Musik di Indonesia banyak dipengaruhi oleh

budaya Barat yang beradaptasi dengan budaya Indonesia. Masuknya

budaya barat di Indonesia melalui bangsa Belanda bersamaan dengan

usaha penjajahannya, sehingga musik di Indonesia mengalami

perkembangan dan menjadi beraneka ragam bentuknya. Jenis musik di

Indonesia dari tahun 1945 sampai sekarang dapat digolongkan menjadi

beberapa kategori, yaitu ;

a) Budaya Musik Etnik

b) Musik Perjuangan dan Lagu Perjuangan

c) Musik Baru dalam Idiom Tradisi Barat

d) Musik Baru bersumber dari Unsur Etnik

e) Musik Baru berlatar belakang Indonesia & Barat

f) Musik yang bertolak dari suatu Estetika Musik Kontemporer

Barat

g) Musik popular yang berasal dari proses Akulturasi antara

berbagai tradisi

h) Pop, Rock, Jazz yang berorientasi ke Barat

(Dieter Mack, 1991)

E. Standarisasi Interior

1. Unsur Ruang

a. Lantai

Batasan pengertian lantai adalah : (Pamuji Suptandar, Desain

Interior : Pengantar Merencana Interior untuk Mahasiswa Desain

dan Arsitektur, Djambatan, Jakarta, 1990 : 123)

1) Lantai merupakan bidang datar dan dijadikan sebagai alas dasar

ruangan dimana aktifitas manusia dilakukan diatasnya dan

mempunyai sifat /fungsi ruang.

2) Sebagai pembatas ruang antara tingkat satu dengan tingkat

berikutnya.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Biasanya ruang umum akan meliputi luas lantai yang cukup

besar untuk penanganan peranannya secara efisien. Luas lantai

merupakan permulaan masalah karena menyangkut juga soal volume

dan efeknya dipengaruhi oleh panjang, lebar, ketinggian bahan dan

warna. Warna lantai yang gelap akan menjadikan ruang akan tampak

lebih kecil. Warna yang formal menjadikan ruangan tampak agung.

Begitu juga warna yang ringan akan menjadikan ruang menjadi

tampak lebih luas.

Bentuk Lantai auditorium mempengaruhi rangkaian sumber

bunyi-jejak-transmisi-penerimaan. Bentuk lantai auditorium

biasanya mengambil salah satu atau kombinasi bentuk – bentuknya.

Selain dilihat fungsinya, lantai untuk sebuah gedung

pertunjukan harus memperhatikan penggunaan – penggunaan bahan.

Dipilih bahan yang tidak licin karena banyak evaluasi pada setting

area. Yang perlu diingat bahan tersebut mudah dibersihkan

mengingat jangka waktu pemakaian dan keluasan ruang. Dalam

perencanaan lantai dalam gedung pertunjukan perlu diperhatikan :

1) Fungsi lantai

2) Sifat lantai

3) Karakter lantai

4) Konstruksi lantai

Bentuk lantai dan penjelasannya

1) Lantai Empat Persegi

Adalah bentuk lantai yang histories dengan unsure tradisi

yang menonjol dan masih banyak digunakan dengan berhasil.

Pemantulan silang antara dinding – dinding sejajar

menyebabkan bertambahnya kepenuhan nada suatu segia

akustik ruang.

2) Lantai Bentuk Kipas

Bentuk lantai kipas membawa penonton lebih dekat ke

sumber bunyi, sehingga memungkinkan konstruksi balkon.

Dnding belakang yang dilengkupan kecuali bila diatur secara

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

akustik atau dibuat difusi cenderung menciptakan gema atau

pemusatan bunyi.

3) Lantai Bentuk Tapal Kuda

Bentuk in menggambarkan pengaturan bentuk rumah –

rumah opera. Keistimewaan kharakteristik bentuk lantai ini

adalah kotak – kotak yang berhubungan (ring of boxes) yang

satu di atas yang lain. Walaupun tanpa lapisan permukaan

penyerap bunyi, menyediakan RT (waktu dengung) yang

relative pendek yang cocok untuk bagian – bagian yang cepat

dari opera Eropa, tetapi terlalu pendek untuk pagelaran orkestra.

4) Lantai Bentuk Tak Teratur

Bentuk ini membawa penonton sangat dekat dengan

sumber bunyi. Bentuk ini dapat menjamin keakraban akustik

dan ketegasan karena permukaan yang digunakan untuk

menghasilkan pemantulan – pemantulan dengan waktu

tundasingkat dapat dipadukan dengan mudah ke dalam

keseluruhan rancangan arsitektur.

5) Lantai Bentuk Lengkung

Bentuk ini biasanya dihubungkan dengan atap kubah

yang sangat tinggi. Kecuali diatur secara akustik, dinding –

dinding melengkung dapat menghasilkan gema, pemantulan

dengan waktu tunda yang panjang dan pemusatan bunyi.

Kesemuanya berperan pada RT (waktu dengung) yang sangat

panjang. Maka dari itu lantai melengkung harus dihindari.

(Leslei L. Doelle, Akustik Lingkungan, 1986 : 95). Denah tak

teratur memberi kesempatan untuk distribusi elemen – elemen

penyerap secara acak dan permukaan permukaan tak teratur

yang difusif. Hubungan daerah penonton dan panggung

memungkinkan rancangan dalam lingkup yang lebar

menyebabkan makin terpenuhinya beberapa persyaratan akustik

musik. Dari sudut pandang akustik, sampai sekarang bentuk

lantai ini menghasilkan keuntungan – keuntungan yang belum

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dimanfaatkan. Untuk sudut kemiringan, lantai dibuat dengan

system berundak untuk memperoleh sudut pandang penonton

yang baik. Untuk tinggi titik mata 1120 mm, lebar tangga

panggung tempat duduk (jarak deretan) bebas mnimum /baris,

diasumsikan bahwa penonton dapat melihat diantara kepala

penonton di depannya C2 = 130 mm, memungkinkan rata – rata

penonotn di depannya (Ernest Neufert, Arsitek Data, 1984, : 125).

Persyaratan dan Fungsi Lantai

Dengan adanya perkembangan yang semakin pesat

melahirkan suatu teknologi sehingga kemudahan dan kecermatan

pemasangan bahan lantai sesuai dengan yang diharapkan. Sekarang

telah banyak ditemukan teknik konstruksi lantai untuk lantai pentas.

Sebenarnya ada 3 prinsip yang perlu menjadi pertimbangan kita

selain masalah kelenturan dan daya pantul, maka ketiga prinsip itu

adalah :

1) Pertama ; lantai yang baik hendaknya dibuat dari kayu atau

papan kayu yang kering dengan kerangka balok silang yang

ditata diatas lantai semen.

2) Kedua ; pemakaian konstruksi yang cukup kuat seperti apa yang

diterapkan pada system konstruksi untuk industri dengan

keangka kasok yang dipasang mendasar (mill constructions).

3) Ketiga ; menerapkan system pasak dan berpegas yang dipasang

secara sempurna (webbing system),ini dimaksudkan untuk

mendapat daya sangga kelenturan secara optimal dari berbagai

sisinya.

Ketiga prinsip tersebut sebenarnya ditentukan atas dasar

beberapa pengamatan dan esperimentasi yang kemudian

menghasilkan satu criteria seperti tadi. Seorang ahli yang melakukan

pengamatan khusus tentang masalah ini ; Dan Peterson, menyatakan

bahwa karakter lantai kayu dengan kerangka sangat ideal untuk

kebutuhan aktifitas yang dinamik seperti gerakan – gerakan tari.

Pemakaian kayu untuk lantai daerah pentas rupanya menjadi favorit

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

bagi para pakar seni pertunjukan, walaupun materi itu sebenarnya

bukan sesuatu yang baru.

b. Dinding

Dinding merupakan unsure penting dalam pembentukan

ruang baik sebagai unsure penyekat, pembagi ruang maupun sebagai

unsure dekorasi. Dari sisi fisika bangunan, dinding mempunyai

fungsi :

1) Pemikul beban

2) Fungsi penutup atau pembatas ruangan baik visual maupun

akustik

3) Menghadapi alam luar dan dalam ruangan

Fungsi dinding terbagi menjadi dua bagian :

1) Fungsi struktural, misalnya :

- Breaking walls, yaitu untuk menahan tepi /tumpukan tanah.

- Load bearing walls, yaitu menopang balok – balok lantai,

atap dan lain – lain.

- Foundation walls, yaitu menopang balok – balok lantai

pertama.

2) Fungsi Non Struktural

- Party walls, sebagai pemisah dua bangunan dan bersandar

pada masing – masing bangunan.

- Fire walls, sebagai pelindung pancaran api dari kebakaran.

- Curtain panel walls, sebagai pengisi suatu konstruksi yang

kaku seperti konstruksi rangka baja dan sebagainya.

- Partition walls, untuk pemisah dan pembentuk ruang yang

lebih besardalam ruangan. (Pamudji Subtandar, Desain

Interior : Pengantar Merencana Interior untuk Mahasiswa

Desain dan Arsitektur, Djambatan, Jakarta, 1990 : 146)

Pengolahan dan pengaturan kualitas akustik yaitu dengan

cara penentuan jenis dan sifat permukaan dinding serta langit –

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

langit dengan mengaturan kemampuan penyerapan dan pantulan

bunyi.

Menurut Leslei L. Doelle dalam Akustik Lingkungan

disebutkan bahwa dalam pemilihan konstruksi dinding dan tiga

factor yang perlu diperhatikan.

1) Tingkat bising yang ada atau diduga ada di daerah sumber bunyi

atau ruang bunyi

2) Tingkat bising latar belakang yang dapat diteima diruang

penerimaan

3) Kemampuan dinding yang dipilih untuk mereduksi bising luar

menjadi level yang dapat diterima

Dinding dibangun secara vertical dan horizontal efektif

sekelilingnya antara elemen – elemennya dan sekeliling bukaan

tombol dan lain – lain. Dinding dibangun dari papan structural atau

bila dikaitkan pada langit – langit gantung maka langkah yang

diambil untuk perbaikan akustik pada bagian – bagian yang hilang

yaitu diatas langit – langit gantung. (Leslei L. Doelle, Akustik

Lingkungan, 1986 : 183)

c. Langit – Langit

Ditinjau dari segi fungsinya, langit – langit memiliki berbagai

fungsi yang tidak kalah pentingnya dengan unsure – unsure

pembentuk ruang yang lain seperti lantai dan dinding sebagaimana

disebutkan oleh Pamudji Suptandar sebagai berikut :

1) Langit – langit berfungsi sebagai peredam suara (akustik)

dengan ditunjang oleh lantai dan dinding. Misalnya pada cafe

dengan pemasangan bidang – bidang semu yang dapat

meningkatkan pemantulan secara langsung.

2) Langit – langit merupakan ruang (rongga) untuk pelindung

berbagai instalasi, ducting AC, kabel listrik gantungan armature,

loudspeaker, dan lain – lain. (Pamudji Suptandar, Desain Interior :

Pengantar Merencana Interior untuk Mahasiswa Desain dan

Arsitektur, Djambatan, Jakarta, 1982 : 59)

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Langit – langit disamping sebagai karakter ruang juga

sebagai pemantul yang diletakkan dengan tepat, dengan permukaan

dibuat patah – patah secara efektif akan menyumbangkan kekerasan

yang ukup ketempat duduk yang jauh secara merata dengan bahan

seperti plester, gypsum board, ply wood, pexi glass, papan plastic,

dan sebagainya.

Langit – langit gantung yang diletakkan pada lantai structural

banyak menyumbang pada insulasi bunyi lantai terhadap bising di

udara dan bising benturan. Untuk menambah daya gemanya, Leslei

menjelaskan sebagai berikut :

1) Selaput langit – langit harus mempunyai berat tidak kurang dari

5 lembar per lift persegi (25 kg/m2). Bila selimut penyerap

(mineral wool atau glass wool) digunakan ruang udara diatas

langit – langit berat selaput dikurangi.

2) Selaput langit – langit tidak terlalu tegak.

3) Jarak langsung transmisi bising lewat langit – langit harus

dihindari dengan menggunakan selaput padat atau kedap suara.

Celah antara langit – langit dan bangunan atau kerangka

sekelilingnya harus dtutup untuk menghndari penembusan lewat

jejak langsung di udara. (Leslei L. Doelle, Akustik Lingkungan, 1986 :

187)

F. Interior Sistem

1. Pencahayaan

a. batasan Pengertian Pencahayaan

Untuk masalah pencahayaan, akan lebih jelas kiranya bila

ditelaah terlebih dahulu pengertian dari pencahayaan itu sendiri.

Cahaya merupakan P.J.M.Van der Maijs diartikan “sebuah

pancaran elektromaknetik yang terlihat oleh mata” [P.J.M. Van der

Meijs,Fisika Bangunan. Erlangga, Jakarta, 1983, Hal:96]. Sedangkan

pencahayaan berasal dari bahasa inggris “Lighting “ atau ‘

illumination’ yang di-indonesia-kan menjadi ‘illuminasi’ [John

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

M.Echolas and Hasan Shadily,An Indonesia English Dictonary

Gramedia ,Jakarta,1980, Hal : 386]

Illuminasi atau penerangan adalah kepadatan terang yang

mengalirkan energi pada suatu permukaan (The density of luminous

flow of energy on surface) (Arnold Friedmann,F.Pile and F.Wilson ,

Interior Design, Elsevier, New York, 1977, hal:337). Dapat diartkan “

kepadatan fluks cahaya persatuan luas yang diterangi secara seagam

pada suatu permukaan “ (Kusudiarso Hdinoto, Standart Penerangan

Buatan di dalam Gedung-gedung, Dirjen Cipta Karya, Bandung, 1978, Hal

:2)

Prinsip yang diambil dari beberapa pengertian pencahayaan

dan illuminasi di atas yaitu penerapan cahaya pada suatu permukaan

atau obyek yang dipantulkan ke mata sehingga menyebabkan terang.

Pencahayaan sangat penting bagi kehidupan manusia, karena selain

menerangi obyek, juga dapat menunjang aktifitas manusia terutama

dimalam hari maupun pada siang hari dari keadaan gelap.

b. Tinjauan Perencanaan Pencahayaan Secara Kuantitas.

1) Macam Pencahayaan.

Dalam kehiduoan sehari-hari ada dua macam pencahayaan

yaitu pencahayaan alam ( Natural lighting) dan pencahayaan buatan

(Artifical lighting). Dalam beberapa hal , fungsi kedua macam

pencahayaan tersebut tidak dapat dipisahkan.

a) Pencahayaan alam (Natural Lighting)

Yang dimaksud pencahayaan alam disini yaitu

pencahayaan yang berasal dari sinar matahari, sinar bualn dan

sumber-sumber lain dari alam misallnya fosfor dan sebagainya.

Sumber pencahayaan alam yang biasa digunakan untuk

perancangan ruang dalam pada umumnya adalah sinar

matahari. Sinar matahari tersebut dapat diperoleh secara

langsung maupun tidak langsung. Pencahayaan langsung

biasanya diperoleh melalui atap, jendela, genteng kaca dan

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

lain-lain. Sedangkan pencahayaan tidak langsung digunakan

melaluui skylight, permainan bidang kaca, dan lain-lain.

Ada beberapa kemungkinan mengenai masuknya sinar

matahari ke dalam ruang yaitu:

- Sinar matahari yang langsung tanpa halangan apapun.

- Sinar matahari yang berasal dari pantulan awan.

- Sinar matahari refleksi luar, yatu hasil pantulan cahaya

dari benda-benda yang berdiri diluar bangunan dan

masuk kedalam ruangan melalui lubang jendela atau

lubang cahaya lainnya.

- Sinar matahari refleksi dalam, yaittu hasil pantulan

cahaya dari benda-benda yang dekat sekitar bangunan

maupun benda-benda dan elemen ruangan itu sendiri.

Dalam hal tersebut jika diinginkan untuk mendapatkan

jalannya sinar matahari yang sehat dan tetap bertahan adalah

melalui jendela. Sehingga bangunan dirancang dengan jendela-

jendela atua pintu-pintu yang diarahkan pada jalannya

matahari.

b) Pencahayaan Buatan

Dalam interior suatu bangunan banyak memanfaatkan

cahaya buatan untuk memenuhi kebutuhan manusia di dalam

ruang. Yang dimaksud pencahayaan buatan yaitu pencahayaan

yang berasal dari cahaya buatan manusia. Misalnya cahaya

lilin, sinar lampu dan lain-lain.

Biasanya cahaya buatan dipergunakan jika cahaya

alami tidak memadai untuk dipakai melihat pekerjaan yang

diinginkan dan jika dipentingkan untuk mengendalikan warna

cahaya pada suatu pekerjaan tertentu.

Jadi pencahayaan buatan adalah hasil ciptaan yang

dalam interior dimanfaatkan untuk menciptakan kondisi-

kondisi tertentu sesuai dengan kehendak dan fungsi ruang.

Diantara fungsi pencahayaan buatan yang kita ketahui yaitu

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

untuk menunjang kegiatan sehari-hari dan memberi keindahan

dalam desain suatu ruang. Dalam hal ini sangat berkaitan erat

dengan penggunaan bahan , pemilihan warna, komposisi dan

lain-lain.

Dengan desain pencahayaan yang baik akan

menimbulkan kenyamanan bagi si penghuni. Adapun fungsi

pokok pencahayaan buatan antara lain sebagai berikut:

o Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni-

penghuni melihat detail-detail dari tugas dan kegiatan

visual secara mudah dan tepat.

o Memungknkan penghuni-penghuni berjalan dan bergerak

secara mudah dan aman.

o Menciptakan limgkungan visual yang nyaman dan

berpengaruh baik kepada prestasi.

Sehingga dalam interior suatu bangunan, banyak

memanfaatkan cahaya buatan untuk menciptakan kondisi-

kondisi tertentu, sesuai dengan kehendak dan fungsi ruang.

c) Jenis Sumber Pencahayaan Buatan (lampu)

Secara umum kita membedakan 2 jenis lampu yaitu :

lampu pijar dan lampu pelepasan listrik (yang dibedakan lagi

dalam lampu fluorescent dan lampu berisi gas bertekanan

tinggi).

o Lampu pijar.

Lampu pijar adalah lampu yang cahayanya diproduksi

oleh pemanasan listrik dari kawat halus (filament) ampai

temperatur tinggi yamg memancar dalam daerah penglihatan

dari pancaran spectrum. Yang membedakan antara lampu-

lampu dengan lampu tanpa gas halogen. Hal ini dikemukakan

oleh Philips dalam buku Lighting Manual sebagai berikut:

The incandescent lamp produces its liht by the electrical heating of wire (the filament) to such a high temperature that radiation in the visible region of the spectrum is emited. One distinguishes between lamp

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

with and lamp without a halogen filing. (Philips, Lighting Manual, Jakarta, Hal:11) Karena cahaya panas yang ditimbulkan dari lampu pijar

tersebut maka akan merugikan bila dalam proses kerja. Bila

sumber cahaya atau lampu pijar tersebut dipasang terlalu dekat

dengan kepala, maka panas yang dpancarkan langsung akan

mengakibatkan gangguan.

Pada lampu pijar ini, jika efisiensi cahaya semakin

tinggi maka wattnya semakin tinggi pula. Efisiensi tersebut

dinyatakan dalam lumen /watt.

o Lampu Pelepas Listrik

Lampu pelepasan listrik yang kita kenal terdiri dari

berbagai jenis antara lain : lampu flouresent, mercury atau

sodium, xenon, helium, nitrogen, atau carbon – dioksida dan

lain – lain.

Di dalam pembahasan ini tidak akan disebutkan secara

keseluruhan mengenai jenis – jenis lampu yang ada. Tetapi

yang akan dibahas di sini hamya jenis – jenis lampu yang ada

relevansinya dengan pemakaian di dalam gedung pertunjukan,

sebagai contohnya lampu fluorescent.

Lampu fluorescent merupakan suatu tabung silendrik

tertutup rapat pada kedua ujungnya dan mengandung suatu

campuran gas berat, biasanya argon uap air raksa bertekanan

rendah. Pada kedua ujungnya dipasang katoda dan anoda yang

memberikan electron – electron untuk menghidupkan dan

menjaga pelepasan gas atau mercuri arc.

Efisiensi lampu jenis ini termasuk golongan yang tinggi

disbanding dengan lampu pijar, dan sangat dipengaruhi oleh

warna (cahaya) lampunya. Efisiensi lampu fluorescent adalah

bemacam – macam. Untuk lampu yang berwarna merah

efisiensinya 4-5 lumen/watt, lampu warna biru dan merah

jambu 25-30 lumen/watt dan untuk warna hijau 70 lumen/watt.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Warna lampu putih dicapai dengan campuran dari zat – zat

fluorescent yang memancarkan beraneka warna sehingga

diperoleh derajad keputihan seperti beberapa jenis daylight,

white dan sebagainya. Lebih lanjut dijelaskan :

Flourescent warna Warm white 44 lumen/watt

Daylight 49 lumen/watt

White 80 lumen/watt

Generasi biru 80 lumen/watt

Jadi kharakteristik yang ditampilkan oleh warna lampu

fluorescent mengarah pada warna dingin dengan efisiensi yang

berbeda dan tergantung warna (cahaya) lampunya.

Lampu pelepasan listrik selain lampu fluorescent pada

prinsipnya sama dengan lampu fluorescent, hanya saja di sini

tabung lampu dan uap /gasnya berbeda. Warna yang

dikeluarkan oleh lampu – lampu tersebut ditentukan dari jenis

gas dan tekanan didalam tabung lampunya.

Dalam hal efisiensi pengubahan bentuk energi menjadi

cahaya pada lampu pijar (incandescent lamp) dan lampu

fluorescent tidak sepenuhnya input wattnya ke dalam lampu

akan diubah menjadi cahaya dalam spectrum yang kelihatan.

Efisiensi pengubahan bentuk energi itu bahkan relative agak

rendah.

Dari kedua golongan jenis lampu (lampu pijar dan

lampu pelepasan listrik) tersebut diatas sebenarnya masing –

masing tersiri dari berbagai sub jenis dengan berbagai

karakterstik dan untuk fungsi – fungsi tertentu.

Jenis – jenis lampu yang penggunaannya bersifat umum :

• Incandescent lamp /lampu pijar :

- Clear standart lamp

- Clear Lustre Lamp

- Clear Twisted Candle Lamp

- Flame Standart Lamp

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

- Coloured Standart Lamp

- Coloured Lustre Lamp

- Night Lamp

- Blown – bulb Refletor Lamp

- Nicro – bowl Reflector Lamp, PC 35

- Mini – bowl Refletor Lamp

- PAR 38 cool spot and Floor Lamp

- PAR 38 Economy Spot and Flood Lamp

- Halogen Reflector Lamp

• Flourescent lamps :

- Swicht – start ‘TL’D and ‘TL’ lamp

- ‘TL’ Miniature almp

- Blacklight Blue and Blacklight lamp ‘TL’/08, TW,

PHW dan MLW.

- Teknik Penempatan Lampu

Di dalam pencahayaan buatan, digunakan teknik – teknik penempatan lampu

sebagai upaya untuk mendukung metode dan system pencahayaan di dalam ruang.

Adapun teknik – teknik tersebut dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :

• Teknik penempatan pada dinding

• Teknik penempatan pada plafon (ceiling)

• Teknik penempatan yang dapat dipindah – pindah

• Teknik penempatan yang digantung

• Teknik penempatan khusus

Teknik penempatan lampu dari beberapa bagian tersebut dibagi atas beberapa cara

antara lain :

• Teknik penempatan dinding

- Valances

- Wall bracket

- Ceiling mounted spot flood light

- Lumminous panel /wall

- Mounted at wall

• Teknik penempatan pada ceiling

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

- Cove lighting

- Luminous ceiling

- Cornices

- Recessed in ceiling

- Attached to ceiling

- Soffit

• Teknik penempatan lampu yang dapat dipindah – pindah

- Portable lamp

- Standart lamp

• Teknik penempatan lampu yang digantung

- Pandant atau hanging

• Teknik penempatan khusus /pada perabot

- Recessed fixtures for ceiling and table to lighting

- Recessed fixtures for transminating glass shelves in cupboards

- Drape fixtures for flower window high added lighting below

Untuk lebih jelasnya, dari masing – masing teknik penempatan lampu tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Valances : yaitu penempatan lampu dengan penyinaran tidak

langsung dan ditempatkan diatas jendela agar menimbulkan

refleksi.

Wall bracked : penempatan lampu dengan cara memasang penutup

dinding dengan mempergunakan lampu cahaya atau lampu

dekorasi.

Celing mounted spot : penempatan pijar di dalam ceiling untuk mengurangi

udara panas di dalam ruang.

Luminous panel/ wall : yaitu dengan penempatan panel yang jernih dari kaca atau

plastic yang melindungi sebaris lampu fluorescent.

Mounted at wall : yaitu penempatan lampu yang ditempatkan pada dinding

Cove lighting : termasuk tipe pencahayaan tidak langsung

Luminous ceiling : yaitu menutup seluruh permukaan dari plafon/ ceiling atau

sebagian dari celing

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Cornices : yaitu tipe valance yang melekat pada ceiling, dimana

seluruh cahaya langsung dipancarkan ke bawah.

Recessed in ceiling : yaitu teknik penempatan dimana lampu disembunyikan di

dalam ceiling sehngga cahaya mengarah ke bawah

Attached to celing : yaitu teknik penempatan lampu yang ditempatkan pada

permukaan ceiling

Portable lamp : yaitu lampu yang bias dipindah – pindah

Pendant/ hanging : yaitu teknik penempatan lampu dengan cara digantung

- Distribusi/ Pembagian Cahaya

Yang dimaksud distribusi/ pembagian cahaya adalah metode – metode

teoritis dan system pembagian pencahayaan pada suatu permukaan/ objek yang

diterangi.

a. Metode Pencahayaan

Dalam pencahayaan buatan terdapat 3 metode dasar yang dapat

dipergunakan pada ruang kegiatan manusia dan masing – masing metode

mempunyai sifat dan tujuan sendiri – sendiri. Yang dimaksud dengan

pencahayaan umum adalah suatu system yang dirancang untuk memberikan

pencahayaan yang seragan dan merata, walaupun tidak perlu menyebar untuk

seluruh keluasan yang dipertimbangkan.

Pencahayaan setempat adalah suatu system pencahayaan pada keluasan

yang terbatas dengan kekuatan tinggi. Kecerahan yang normal biasanya dari

model pencahayaan langsung, dipasang secara langsung diatas bdang kerja.

Tujuannya untuk memberikan tingkat pencahayaan yang tinggi pada bidang

kerja setempat.

Paduan antara pencahayaan umum dan setempat, dipakai untuk bidang –

bidang dimana penglihatan penglihatan umum pada bidang – bidang kerja

adalah rendah tetapi pencahayaan setempat berkekuatan tinggi, dalam hal ini

dibutuhkan pencahayaan tambahan.

Penerangan merata memberikan iluminasi yang tersebar secara cukup

seragam di seluruh ruangan. Penerangan terarah, seluruh ruangan

memperoleh cahaya dari suatu jurusan tertentu. Sedangkan

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

penerangansetempat, cahaya dikonsentrasikan pada tempat melaksanakan

tugas visual.

Jadi, dalam penerapan metode pencahayaan tersebut harus

dipertimbangkan kegiatan apa yang akan dilakukan pada ruang atau budang

kerja tersebut. Setiap jenis kegiatan atau pekerjaan menuntut derajat

keterangan cahaya sendiri – sendiri.

b. Sistem Pencahayaan

Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang pembagian system

pencahayaan dengan maksud dan tujuan yang sama. Sistem pencahayaan

dibagi menjadi 5 yaitu :

- Direct (pencahayaan langsung)

- Semi – direct (pencahayaan semi langsung)

- General difussing (menyebar umum)

- Semi – indirect (semi tak langsung)

- Indirect (tak langsung)

Metode di atas dapat dijelaskan :

• Pencahayaan langsung (direct), yatu 90-100% dari cahaya diarahkan

secara langsung kepada permukaan yang diterangi.

• Pencahayaan semi langsung (semi direct), yatu 60-90% dari cahaya

diarahkan langsung kepada permukaan yang perlu diterang, sedangkan

selebihnya menerangi (serta dipantulkan oleh) langit – langit dan dinding.

• Pencahayaan menyebar umum (general difussing), jenis ini memberikan

penyebaran ke atas dan ke bawah yang diperkirakan sama.

• Pencahayaan semi tak langsung (semi – indrect), yaitu bila 60-90% dari

pada cahaya diarahkan ke langit – langit dan dinding bagian atas, sisanya

ke bawah.

• Pencahayaan tak langsung (indirect), yaitu bila 90-100% dari pada cahaya

diarahkan kea rah langit – langit dan dinding bagian atas, untuk

dipantulkan kemudian menerangi seluuh ruanagan berupa cahaya diffuse.

Dari penjelasan tersebut dimaksudkan bahwa pencahayaan tidak langsung, 90-

100% cahaya yang dikeluarkan, diarahkan pada ceiling dan dinding bagian atas

ruangan.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Pencahayaan semi – tak langsung, 60-90% cahaya diarahkan ke atas,

penyebaran sama dengan pencahayaan tidak langsung.

Pencahayaan menyebar umum memberikan penyebaran yang sama ke seluruh

ruangan.

Pencahayaan semi – langsung, 60-90% dari out put penyinaran diarahkan ke

bawah dan sisanya ke atas komponen yang melayani untuk penerangan langit –

langit.

Pencahayaan langsung, secara praktis semua cahaya diarahkan ke bawah,

pencahayaan ceiling merupakan hasil pantulan cahaya dari lantai dan perabot.

Dengan demikian jelas bahwa kelima system pencahayaan tersebut

mempunyai spesifikasi dari masing – masing tipe yang terbatas pada arahan

cahaya dan prosentase penyabaran cahaya ke dalam ruangan.

Ukuran Cahaya dalam Pencahayaan Buatan

Kesatuan – Kesatuan Cahaya

Dalam pengukuran cahaya buatan sering dipergunakan istilah; kekuatan

cahaya atau intensitas cahaya dengan symbol “I”, kekuatan penerangan atau

intensitas terang dengan symbol “E”, aliran cahaya atau fluks cahaya dengan

symbol “O”, jumlah banyak cahaya dengan symbol “Q”, luminasi kecermelangan

dengan symbol “B”.

Kesatuan dasar yang dipakai untuk mengukur cahaya dan terang ialah

kesatuan cahaya yang diukur dengan lilin (candela). Atas sendi ukuran lilin itu

kita memperoleh kesatuan – keatuan lainnya, seperti dijelaskan sebagai berikut :

• 10,764 lux = 1 footcandle

• footcandle = lumen luas aera dalam foot persegi

• fc = lm

sq ft

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

• lux = lumen

= lm

luas area dalam m2 sq m

• sebagai perhitungan estimasi /perkiraan, dapat dipakai raso kasar : 10 lux =

1footcandle.

Karena pencahayaan khusus mengenai pencahayaan buatan disini hanya

dalam batas ukuran lux, sedangkan iluminasi cahaya yang diketahui langsung

menggunakan alat pengukur cahaya (Lumensecon dengan standart fc).

Berdasarkan rumus di atas, mencapai ukuran lux adalah dai ukuran

footcandle yang diperoleh, dikalikan 10,764.

Standart Penerangan Buatan (iluminasi) pada panggung

Tata Lampu Panggung

• Posisi peletakan lampu

- Lampu diletakkan tepat di atas panggung

- Lampu diletakkan diatas panggung bagian depan

- Lampu diletakkan sejajar objek disamping kiri dan kanan panggung

- Lampu diletakkan disamping kiri dan kanan panggung bagian atas

- Lampu diletakkan di lantai panggung bagian depan

- Lampu diletakkan di atas audience menyorot ke arah panggung

- Lampu diletakkan di belakang penonton ke arah panggung

• Macam jenis dan tipe lampu

Antara lain : spot light, striplight, floodlight, dan special lighting equipment

Aspek fungsi

Sebagai mana diketahui bahwa pencahayaan buatan sebagai sumber cahaya untuk

kegiatan sehari – hari dan memberi keindahan dalam desain suatu ruangan. Pada

interior suatu bangunan, cahaya buatan banyak dimanfaatkan untuk menciptakan

kondisi – kondisi tertentu sesuai dengan kehendak dan fungsi ruang.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Penghawaan

Merupakan usaha mengatur kebutuhan manusia akan udara atau

hawa untuk kelangsungan hidupnya. Adanya sirkulasi udara yang lancar

memungkinkan ruangan berada dalam suhu dan kelembaban yang wajar

dan nyaman. (Roderick Ham, Theatre Planning. 1973 : 237-239). Dilihat dari

cara kerjanya, ventilasi dapat dibadakan menjadi dua, yaitu :

• Ventilasi alamiah

Bertujuan mendapatkan kenyamanan udara bagi pemakai ruangan

dengan aturan suhu, kelembaban dan sirkulasi udara dalam ruang

tergantung pada factor alam antara lain kecepatan angina, karena

gerakan atau aliran yang bergerak, orientasi wadah kegiatan.

• Ventilasi buatan

Aliran udara diperoleh dengan menggunakan alat Bantu seperti kipas

angina dan lain sebagainya.

Penghawaan diperlukan pada teater karena tidak memungkinkan

perlubangan yang dapat mengakibatkan kebocoran suara sehingga

tercipta kondisi akustik yang tidak baik.

Standart kenyamanan ruang :

- Temperatur udara : 180-250 C

- Kelembaban : 40-70 %

- Pergerakan udara : 0,1-0,5 m/detik

Penghawaan buatan dalam hal ini adalah penghawaan air conditioner

(AC) yang macamnya terdiri dari :

- Window Unit, yaitu AC yang digunakan pada ruang – ruang kecil

dimana system mekanisnya terdapat dalam satu unit yang kompak.

- Split Unit, yaitu AC yang digunakan untuk satu atau beberapa

ruang, sedang kelengkapan untuk evaporator terpisah pada tiap

ruang.

- Central AC yaitu AC yang digunakan untuk ruang luas dan

perlengkapan keseluruhannya terletak diluar ruangan kemudian

didistribusikan ke ruang-ruang melalui ducting dan berakhir

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dengan aliran diffuser. (Pamudji Suptandar, Interior Design,1982,

Hal: 85)

3. Akustik

Pinsip Perencanaan

Merupakan upaya penyelesaian terhadap gangguan suara bising yang

bersumber pada:

- Mesin-mesin (MEE)

- Lalu lintas sekitar

- Aktifitas pemakai ruang.

Pengelolaan Bunyi

a) Bunyi langsung, bila pendengar menerima banyak bunyi langsung

maka akan menguntungkan kekerasan bunyi. Oleh karena itu harus

diupayakan pemanfaatan bunyi langsung dalam pembentukan ruang.

b) Bunyi Pantul, jika bunyi pantul diatur baik maka dapat memperkeras

bunyi langsung. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah :

- material pemantul

- permukaan pantulnya

c) Elininasi Cacat Akustik Ruang, perencanan harus terhindar dari cacat

akustik ruang seperti :

- Gema

- Pemantulan yang berkepanjangan (long delayed)

- Gaung/ flutter echo (gema menerus)

- Pemusatan bunyi

- Ruang garden (coupled spaces)

- Distorsi

- Resonansi ruang

- Bayangan bunyi (La Prasetyo Msc, 1990, Hal: 64-67)

Cacat akustik dapat diatasi dengan :

- Menghindari gema, flutter echo dan long delayed

- Meniadakan bayangan bunyi dengan membuat panjang balkon (D)

selalu lebih kecil dengan dua kali tinggi balkon (H) atau (D<2H)

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Material Akustik

Dibedakan menjadi :

- Bahan pemantul

- Bahan penyerap

Material akustik sebagai komponen pembentuk ruang, yaitu :

Elemen Pembentuk Ruang, untuk mendapatkan system penyerapan

bunyi/ suara yang kita inginkan, maka komponen pembentuk ruang seperti

langit-langit dan dinding diatur sedemikian rupa sehingga memperkuat

fungsinya sebagai penguat suara.

Elemen Pengisi Suara, elemen yang dimaksudkan adalah manusia,

tempat duduk/kursi, tirai dan lain-lain yang berada dalam ruang dalam

wujud tiga dimensi. Dalam hal ini tempat duduk dan manusia berwujud

satu kesatuan sebagai penyerap ruang artinya ada/tidak adanya pengunjung

di tempat duduk tersebut harus koefisien absorbsi manusia, yaitu sekitar

0,80 ( pengunjung dalam tempat duduk kursi kayu dengan sedikit bahan

lunak/empuk yang memberi bunyi seandainya ada dan tidak pengunjung

pada tempat duduk tersebut pada frekuensi 500-2000 Hz).

Sistem Penguat Bunyi

Digunakan untuk tujuan :

- Menguatkan bunyi, jika sumber bunyi terlalu lemah untuk

didengarkan

- Menyediakan bunyi yang diperkuat bila penonton melimpah.

- Menambah tingkat bunyi diatas panggung dengan keuntungan/

kebaikan pementas atau pendengar yang duduk di panggung

- Menyediakan fasilitas elektromagenetik bagi kenyamanan penonton,

pementas dan staff serta untuk menghasilkan efek – efek bunyi

- Mereduksi pengaruh menutupi dari tingkat bising latar belakang yang

berlebih.

- Mengoperasikan instrument – inetrument bunyi elektrik.

Tiap sistem penguat bunyi saluran tunggal terdiri dari tiga

komponen utama yaitu mikrofon, penguat (amplifier) dan pengeras suara

(loudspeaker). Pendistribusian suara dalam ruang juga dipengaruhi oleh

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

penempatan suara. Ada tiga jenis pengeras suara utama yang dapat

diinginkan :

(a) Sistem yang ditempatkan secara terputus dengan pengeras suara

(auster) tunggal di atas sumber bunyi dengan keuntungan memberi

kewajaran maksimum karena bunyi yang diperkuat datang dari arah

yang sama dari bunyi asli.

(b) Bunyi yang didistribusi yang menggunakan sejumlah pengeras di atas

dan ditempatkan diseluruh ruang tetapi system ini mempunyai

kekurangan tidak didapatkan keaslian suara yang didistribusikan.

(c) Sistem Stereophonics dengan pengeras suara gugus dua atau lebih,

sekeliling bukan panggung atau sumber bunyi. Sistem ni digunakan

karena memberi kesan bahwa bunyi dating dari sumber asal tanpa

diperkuat dan menambah keaslian/ kemurnian bunyi dan kenikmatan

mendengar dengan nyata.

Batas-batas dan Persyaratan Kenikmatan Audio

Gambar 2.17 Daerah frekuensi yang dapat ditangkap indera dengar manusia.

(Sumber : Fisika Bangunan I)

Hubungan empiris antara volume ruang auditorium ,

jumlah penyerapan oleh material bangunan dan kuantitas waktu

reverberant bunyi, yaitu :

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

RT = k (V/Sa)

Gambar 2.18 Reverberation time dengan volume aula

(Sumber : Fisika Bangunan I)

Dalam penanganan desain akustik dalam ruangan ada

beberapa faktor yang seharusnya diperhatikan untuk

mendapatkan kenyamanan akustik, diantaranya adalah :

1) Bentuk bidang pembatas ruang yaitu dinding, lantai

ataupun langit-langitnya.

2) Bahan bidang pembatas ruang, terutama untuk mengenal

karakter bahan yang kita akan pergunakan dalam ruang

tersebut perlu untuk dimengerti. Secara umum dibedakan :

a) Penyerapan nada-nada tinggi

Yaitu Bahan-bahan yang mengandung banyak

hawa udara atau berpori-pori- lembut. Misalnya serabut

gelas, serabut kayu, serabut kelapa, bahan sintesisi

berbentuk busa dan sebagainya. Semakin berpori

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

semakin ringanlah bahan dan semakin bagus sebagai

penyerap nada-nada tinggi.

b) Penyerapan nada-nada menengah dan rendah

Penyerap nada-nada menengah dan rendah

(gelombang panjang) bekerja pada prinsip pengubahan

energi bunyi ke energi mekanis, yaitu gerak getaran

suatu selaput, membran atau pelat yang relatif tipis

tetapi padat dan karenanya bisa bergetar secepat

mungkin, sehingga banyak energi bunyi diubah menjadi

getaran selaput/resonator.

3) Memperhatikan metode konstruktif pemasangan bahan,

yaitu pemasangan pelat-pelat akustik yang tepat.

4) Isolasi dinding

a) Dinding berlapis tunggal

Dapat direncanakan dengan tergantung pada 3 faktor

� Volume dinding dan beratnya

� Jumlah pori-pori di dalamnya (kepadatan)

� Kekakuan lentur

b) Dinding berlapis majemuk

Lazimnya terdiri dari 2 lapisan perantara di tengahnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan isolasi :

� Kepadatan dan berat bahan setiap lapisan

� Derajat kekakuan bahan dalam hubungan dengan

kemampuan resonansinya.

� Jarak antara kedua lapisan

� Lapisan udara diantaranya atau sifat kekauan bahan

lapisan tengah.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Gambar 2.19 Dinding berlapis majemuk

(Sumber : www.sae.edu)

5) Perletakan Program Ruang

Pembagian zone bising dan tenang dalam konsep

perencanaan dan perancanagan arsitektur perlu untuk

menentukan perletakan program ruang ditinjau dari

tuntutan kegiatan yang diwadahi oleh ruang tersebut.

G. Pertimbangan Desain

1. Elemen Desain

Beberapa unsure dalam desain meliputi unsure visual maupun yang

tidak terlihat tetapi dapat dirasakan adalah garis, nada, warna, teksture,

ruang, ritme, aksen, tension, arah dan ukuran. (Arfial Arshad, Nirmana

Trimatra, UNS Press, Surakarta, 1995)

Terdapat beberapa elemen desain yaitu :

1) Form (bentuk)

- Memberikan kesan tertutup dan padat, luas, dan meruang, dapat

pula memberi kesan terbuka

- Bentuk hendaknya dapat mencermnkan fungsi

2) Space (ruang)

- Merupakan pengisi ruang

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3) Light and Shadow

- Sinar memantul dan terpancar dari bentuk

- Bayangan akan muncul pada daerah yang tidak tersentuh oleh

sinar

- Memberi kesan ‘kedalaman’ pada suatu bangunan

- Elemen – elemen ni dapat meniptakan efek efek atau kesan

‘segan’

4) Teksture

- Teksture adalah karakter permukaan suatu bentuk, tekstur

mempengaruhi baik perasaan kita pada waktu menyentuh maupun

kualitas pemantulan cahaya. (D.K. Franchais Ching, Arsitektur :

Bentuk, Ruang, dan Susunannya, Erlangga, Jakarta, 1996)

- Banyak ditentukan pada kharakteristik bahan sehingga dapat

memberi kesan kasar, halus, lugu, polos, riang, ramai, ataupun

ribut dan lain – lain

- Dapat mencptakan penampilan yang diinginkan.

5) Line

- Mampu menciptakan aspek ‘pergerakan’ atau mobilitas.

- Mampu menciptakan aspek panjang atau lama dan berat atau bobot

- Mampu menciptakan aspek horizontal dan vertical

6) Colour dan Warna

- Warna adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk,

warna adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu

bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot vsual

suatu bentuk. Mampu memberikan suatu tekanan dankontras.

- Menggunakan banyak warna sama buruknya dengan bila menggunakan

warna yang kurang sama sekali.

7) Dimensi

- Adalah panjang, lebar, dan tinggi. Dimensi – dimensi ini

memerlukan adanya proporsi, adapun skala ditentukan oleh

perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk – bentuk lan

disekelilingnya.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

8) Posisi

- Adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkaran atau

medan visual

2. Prinsip Desain

Merupakan petunjuk pelaksanaan dari elemen desain di atas, sering

juga disebut unsure – unsure desain, yaitu :

1) Unity, rasa kesatuan, keutuhan dalam keseluruhan memberi tampilan

tidak ada bagian yang berkesan sebagai tambahan atau tempelan

semata.

2) Repetition, unity dapat dicapai antara lain dengan repetisi. Merupakan

suatu ulangan sebagai bentuk, lengkung, ruang, tekstur, dan sebaginya

yang diulang – ulang sehingga mampu mengikat kesan struktur secara

estetis.

3) Rhythm, irama dapat diartikan sebagai penulangan garis, bentuk,

wujud, dan warna secara teratur dengan urutan regulasi maka akan

teripta aspek atau rasa dari irama (rhythm).

4) Variety, tanpa variasi akan mengakibatkan kebosanan dan dapat

melelahkan pandangan. Terlalu banyak ritme, repetisi, dan unity akan

pula merusak rasa dari variety. Untuk menciptakan variasi dapat

menggunakan sinar, bayangan, warna, dan lain – lain.

5) Emphasis, atau sering disebut dengan tekanan adalah suatu bentuk

yang mendapat perhatian atau tingkat kekuatan tertentu atau

penonjolan bagian tertentu. Digunakan untuk menarik perhatian pada

subjeknya dan dapat diciptakan dengan warna, tekstur, bentuk, maupun

garis.

6) Balance, adalah keseimbangan, yaitu suatu kondisi seperti berat,

tekanan, tegangan, sehingga memberi kesan kesetabilan, tenang, dan

seimbang. Formal balance biasanya memiliki sumbu simetri,

sedangkan informal balance dapat mewakili variasi dan distribusi yang

harmoni antara ruang, bentuk, garis, warna, sinar dan bayangan serta

tekstur.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

3. Warna

Warna merupakan aspek yang sangat penting dalam desain interior.

SEcara psikologis warna dapat menggambarkan perasaan seseorang.

Warna juga bias menimbulkan kesan tertentu dalam ruang seperti kesan

luas ataupun sempit. Pewarnaan pada interior sangat dipengaruhi oleh

cahaya baik pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan. Devinisi

warna ada tiga yaitu (John F. Pile, Interior Design, Pretice – hall, INC, New

York, 1988 : 243):

1) Hue, warna sebagai warna meliputi warna primer, sekunder, dan

tertier

2) Value, warna sebagai pengungkap gelap dan terang, dalam keadaan ini

warna selalu dikaitkan dengan keadaan gelap dan terang.

3) Saturation, warna sebagai suhu, dalam hal ini setiap warna selalu

berhubungan dengan aspek psikologis yang diterima oleh seseorang

apakah itu terasa dingin atau sebaliknya.

Sedangkan berdasarkan letaknya dalam diagram warna dibagi menjadi :

1) Warna hangat; merah, orange, kuning

2) Warna dingin; hijau, biru, violet

3) Warna netral; abu – abu, hitam, putih

Warna mempengaruhi bentuk, ukuran, berat, dan suhu. Warna itu

ekspresif karena warna membawa gagasan tentang symbol. (Tate, Allen &

Smith, c Ray, Interior Design in the 20th Century. Harper & Row Publisher,

New York, 1986 : 149)

Disamping itu secara psikologis, warna memiliki pengaruh

terhadap perasaan manusia seperti yang dijelaskan berikut :

1) Biru, umumnya dinamakan warna menjauh, bersifat dingin, baik dan

terang.

2) Hijau, menyejukkan dan dapat mengurangi ketegangan hidup.

3) Kuning, merangsang dan menarik perhatian, biasanya diasosiasikan

dengan keceriaan bahkan humor (dalam pencahyaan teater biasanya

untuk adegan komedi)

4) Merah, menyenangkan dan merangsang otak, memberi kesan mewah

dan bahagia.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

5) Abu – abu, memberi kesan dingin, sebaiknya dikombinasikan dengan

warna lain.

6) Orange, merangsang dapat menimbulkan rasasakit dankejenuhan.

7) Coklat, memberi pengaruh rasa segar, tenang, dan hangat.

8) Putih, dapat mematikan semangat jika tidak dikombinasikan dengan

warna – warna emas.

9) Hitam, bersifat menunjang intensitas warna tersebut.

4. Tema

Dalam suatu perancangan desain interior, tema memegang peranan

penting, karena tema dapat memberikan suasana dan membentuk karakter

ruangan tertentu sesuai dengan yang diharapkan oleh tema tersebut.

Sebuah tema harus mampu menjawab dan memberikan pemecahan

bagi permasalahan desain, sehingga tampilan desain yang dihasilkan dapat

memenuhi tuntutan kegiatan dan fungsi ruang yang sesungguhnya.

Dalam buku Interior Design in the 20th Century disebutkan bahwa

tema yang sesungguhnya adalah suatu elemen utama yang memberikan

arahan desain. Elemen itu mungkin berupa cara untuk memperlakukan isi,

elemen tertentu untuk mempengaruhi ukuran atau cara untuk

meningkatkan sirkulasi. Setiap interior yang baik tersusun satu atau lebih

garis, bentuk, dan warna yang membangun konsep sebagai temanya.

Yang perlu kita ketahui pula bahwa pada dasarnya tema dalam desan

interior terdiri dari dua bentuk yaitu tema sebagai konsep dan tema sebagai

dekoratif tema.

Konsep adalah suatu ide, gagasan, pengertian yang ada di dalam

pikiran manusia, betapapun konsep etrsebut kecil, belum lengkap ataupun

kurang detail, namun konsep bagaimanapun juga merupakan serangkaian

pikiran yang paling utama dalam suatu proyek. Dapat dikatakan pula

konsep itu adalah suatu gagasan yang sering muncul secara spontan dan

mungkin diterima secara ringkas. Ini adalah suatu generalisasi yang dilihat

dalam mata pikiran secra keseluruhan tanpa bagian – bagian khususnya.

Dalam konsep desain interior seharusnya dicari sesuatu yang ideal,

tetapi hanya dalam bentuk – bentuk batasan yang dihasilkan dari

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

kenyataan – kenyataan dalam syarat – syarat program atau tuntutan

daripembatasan – pembatasan rencana ruang yang ada. Konsep desain

interior yang valid tidak dapat muncul jika tidak dari tuntutan program dan

juga dari rencana program yang ada. Sehingga konsep desain interior yang

dapat memenuhi tuntutan dan dapat menjawab permasalahan –

permasalahan ruang adalah konsep interior yang benar.

Konsep di dalam desain netrior juga dapat berarti beberapa

karakteristik yang dominant dan karakterstik ini dapat dianggap sebaai

suatu tema. Membangun suatu karakterstik yang dominant atau tema

penting untuk desain setiap interior. Tema dapat memiliki level dominasi,

contohnya bentuk yang baik dapat diulang – ulang pada ukuran yang lebih

besar atau lebih kecil atau warna pada internsitas yang penuh dalamsuatu

bahan atau lokasi tetapi hanya satu warna atau warna tips pada bagian

yang lan. Dari sinilah kita dapat mulai menyusun tema konseptual. Dalam

pengertian lain tema adalah unsure – unsure yang diambil dari suatu objek

yang menurut seniman mamiliki nilai yang dapat diterapkan dalam

menyusun dan membentuk karya. Dapat dikatakan pula bahwa nilai – nilai

yang ada dalam suatu objek dapat disusun untuk membentuk suatu

karakteristik sebuah ruang sesuai dengan konsep ruang tersebut.

Ada suatu bahaya yang menganggap penggunaan suatu tema sebagai

pengganti untuk konsep, karena tema sering dimaksudkan atau diartikan

sebagaitema dekoratif saja. Seperti contohnya dalam tema natural,

pemikiran ini bias timbul sebagai akibat dari cerita – cerita klise, seperti

adanya area sawah, bangunan yang bersafat terbuka penuh dengan

tanaman, lantai pola batu bata dan sebagainya. Ketika klise semacam itu

diterapkan dalam suatu ruangan, dan juga ketika usaha seseorang untuk

menciptakan kembali suatu alam yang natural daripada untuk

membangkitkan karakteristik yang ada di dalam gagasan tentang sebuah

alam, tujuan dari konsep sebuah ruang tersebut telah disalahartikan.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

H. Sistem Keamanan

Keamanan yang dimaksud adalah keamanan yang berhubungan

dengan fisik manusia, wadah kegiatan serta lingkungannya. Untuk itu perlu

diperlukan :

a. Satpam/ security

b. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran

c. Tanda penunjuk arah

d. Alat pengunci (hardware locking)

e. Tanda bahaya (alarm)

Sedang bahaya kebakaran secara mekanis dilakukan dengan :

a. Fire Alarm System, dipasang pada tempat tertentu dengan jumlah yang

memadai.

b. Smoke Detector, dipasang di tempat tertentu dengan jarak modul

tertentu. Alat ini akan bekerja bila suhu mencapai 70 C, radius pelayanan

sejauh 70 m.

c. Automatic Sprinkler, jaringan yang dilengkapi dengan kepala penyiram.

Bekerja secara otomatis bila terdeteksi adanya api/panas pada suhu 135-

160 C. Radius pancaran 25 m2 dan kebutuhan airnya ditampung pada

reservoir.

d. Fire Hydrant, menggunankan daya semprot air melalui selang sepanjang

30 m dan unit lainnya yang disimpan dalam kotak tertutup diletakkan

ditempat strategis.

e. Fire Extinghuiser, alat pemadam portable yang digunakan untuk

membantu terutama untuk mengatasi kebakaran setempat.

I. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran dari café yang rencananya akan berdiri di Solo

ini adalah agar masyarakat pada umumnya dan penggemar pada khususnya

dapat terhibur dengan adanya live music rock akustik dengan sajian menu

café dan dan tentunya juga bisa membeli kaset atau fashion style dari band

legend tempo dulu serta tidak menutup kemungkinan sebagai tempat untuk

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

ajang jamm session dan sharing bagi masyarakat yang belum mengenal music

rock lebih dalam

J. Status Kelembagaan

K.

Gambar 3.0

Pemimpin Perusahaan

Karyawan

Bagian Humas

Koordinator Promosi dan Pemasaran

Sekretaris

Bagian administrasi

Bagian operasional Bagian Umum

Wakil pimpinan

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB III

DATA LAPANGAN

THE ROCK CAFÉ JAKARTA

A. Deskripsi Lapangan

1. Sejarah singkat dan latar belakang

The Rock café adalah sebuah café yang dulu bernama JK7 Bar ‘n

Club yang singkatan dari Jalan Kemang Raya no 7 Jakarta.Berdiri pada 12

Juli 2006,pendirinya adalah Fanny Wantah,I Gusti Made Sudiksa dan ide

gagasannya dari seorang musisi papan atas Indonesia yaitu Ahmad Dhani.

Cafe ini berdiri di lantai bawah di salah satu hotel berbintang yang ada di

Jakarta,yaitu Grand Flora hotel yang dipimpin oleh Yusnita Sari.

Maksud dan tujuan dari The Rock café ini adalah sebagai tempat

hiburan malam yang menonjolkan konsep yang lain daripada café lain.

Atmosfer rock sangat kentara ketika kita sudah masuk

didalamnya.Memang café ini mempuyai karakter kuat karena didukung

oleh desain yang menarik,lighting dan sound system yang bagus dan

tentunya para musisi yang hebat.Sajian musiknya pun hanya khusus music

rock yang legendaris dari band band papan atas dunia.

2. Site Area

Gambar 3.1 Site Area

.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

3. Status Kelembagaan

A.

Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi

B. Pola Kegiatan

Pengunjung

Gambar 3.3 Bagan Pola kegiatan Pengunjung

Pemimpin Perusahaan

Karyawan

Bagian Humas

Koordinator Promosi dan Pemasaran

Sekretaris

Bagian administrasi

Bagian operasional Bagian Umum

Wakil pimpinan

Datang Mencari

Informasi Duduk,memilih

menu,makan dan minum

Menikmati music live

Bermain billyard

Ke toilet Pergi

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pengelola

Gambar 3.4 Bagan Pola kegiatan Pengelola

C. Fasilitas ruang

1. Foyer ( terdapat pool table )

Gambar 3.5

Datang Absen Bekerja

Istirahat

Ke Toilet

Pergi

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Main bar and kitchen

Gambar 3.6

Gambar 3.7

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Dinning room

Gambar 3.8

Gambar 3.9

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

4. VIP room

Gambar 3.10

Gambar 3.11

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

5. Operator room

Gambar 3.12

6. Rest room

7. Lavatory

8. Stage

Gambar 3.13

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Gambar 3.14

D. Interior

1. Organisasi ruang

Mempertimbangkan perencanaan bentuk organisasi ruang maka

perlu adanya :

a. Pengelompokan massa yang akan dilihat dari karakter dan macam

kegiatan yang diwadahi.

b. Karakter yang ditampilkan dengan bentuk-bentuk dinamis sehingga

turut mendukung dan membangun dari tema yang akan diangkat

sehingga menjadi kesatuan. Melihat daripada layout dari The Rock

cafe jakarta maka cafe ini menerapkan organisasi ruang yang memusat

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR

ROCKUSTIC CAFÉ and MUSIC

A. Asumsi Lokasi

1. Lokasi

Lokasi rockustic cafe and music diasumsikan di Jalan Raya

Adisucipto, Manahan, Solo. Alasan pemilihan tempat yaitu lokasi strategis

dekat dengan daerah berkumpulnya anak muda dan mudah dijangkau baik

dari Kota Solo maupun dari Kota sekitarnya baik dengan kendaraan umum

maupun pribadi. Disamping itu lokasi berada di daerah yang jalur

transportasinya relative lancar, jadi akan memudahkan dari manapun

menjangkau Rockustic cafe n Music outlet.

Site Plan

Gambar 4.1 Peta Solo dan Site Plan Perancangan

(Sumber : www.google.com/image search/peta solo)

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Analisa Tapak

1. Sirkulasi

Menentukan ME dan SE,

dengan dasar pertimbangan :

kemudahan sirkulasi aktivitas

dan dan mobilitas sekitar SE

ME

ME terletak dibagian utara untuk

memudahkan sirkulasi dan menarik

pengunjung.

SE pada bagian barat sebelah belakang

bangunan untuk memudahkan aktivitas

penerimaan barang dan sirkulasi karyawan

serta tidak menganggu sirkulasi pengunjung

2. Pencahayaan dan Penghawaan

Memperhatikan control

terhadap matahari dari timur

ke barat

Memperhatikan angin musim

Penanaman tanaman sebagai bayang-bayang dan

untuk mendapatkan udara alami

Pemberian kanopi untuk mengurangi panas dan

berfungsi sebagai drainase ketika hujan.

Pemanfaatan arah utara selatan dengan bukaan

sebagai cross ventilasi.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3. View dan Akustik

Dasar pertimbangan : letak

bangunan dan lingkungan

disekitar bangunan.

View kearah utara dan barat untuk menarik

perhatian pengunjung

Akustik lingkungan pertimbangan material di

sekitar sumber bising serta pertimbangan

konstruksi dan struktur bangunan. Bentuk atap

dan fasad bangunan yang mampu

mendistribusikan bunyi secara maksimal.

Tabel 4.1 Analisa Tapak

B. Jadwal Operasional

1. pengunjung : antara jam 12.00-02.00 WIB

2. pengelola : 1. manager, antara jam 11.00-urusan selesai

2. waiter/ess, terbagi menjadi 3 shift, yaitu :

- shift I (11.00-16.00 WIB)

- shift II (16.00-21.00 WIB)

- shift III (21.00-02.00 WIB)

3. musician,on stage mulai jam 20.00-24.00 WIB

(break satu jam,ditengah waktu on stage)

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

C. Pola Kegiatan

Pengunjung

Gambar 4.2 Bagan Pola kegiatan Pengunjung

Pengelola

Gambar 4.3 Bagan Pola kegiatan Pengelola

D. Kebutuhan Ruang

1. Zona Penerimaan

a.) Lobby

b.) Informasi

2. Zona Pelayanan dan Penjualan

a.) Cafe

Datang Mencari

Informasi Duduk,memilih menu,makan

dan minum

Menikmati music live

Mencari kaset n merchandise music Ke studio music ke

galeri

Ke toilet Pergi

Datang Absen Bekerja

Istirahat

Ke Toilet

Pergi

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

- Dining Area

- Kitchen

- Counter Cashier

- Storage

- Lavatory

- Rest and Prepare Room

- Stage

- Mini bar

- Technics room

- Storage

b.) Musik Shop

- Area Display

- Fiting room

- Counter Cashier

- Storage

3. Zona Pengelolaan Office

- Manager room

- Staf Area

- Lavatory

E. Sistem Pelayanan

1. Fasilitas Penjualan

Cafe

- Menggunakan pelayanan waiters

Musik Outlet

- pelayanan self service

- pelayanan cashier

F. Organisasi Ruang

Mempertimbangkan perencanaan bentuk organisasi ruang maka perlu

adanya :

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1. Pengelompokan massa yang akan dilihat dari karakter dan macam

kegiatan yang diwadahi.

2. Karakter yang ditampilkan dengan bentuk-bentuk dinamis sehingga turut

mendukung dan membangun dari tema yang akan diangkat sehingga

menjadi kesatuan.

Alternatif Karakter/Kaidah Penerapan

Linear Bersifat fleksibel, terdiri dari

ruang yang berulang dalam

hal ukuran dan fungsi dari tiap

ruang disepanjang deretan

tersebut memiliki hubungan

dengan ruang luar

Massa bangunan

disusun berbaris

Radial Memadukan unsur-unsur pola

terpusat dan linear dengan

ruang-ruang pusat yang

dominan dan pola-pola linear

yang berkembang menjadi

jari-jarinya

Massa bangunan

menyebar dari satu

titik pusat massa

sebagai sentral

Cluster Menggabungkan ruang-ruang

yang berlainan bentuk tapi

bersifat kegiatan yang sama

dan berhubungan satu sama

yang lain berdasarkan

penempatan & ukuran visual

seperti sumbunya

Massa bangunan

disusun berkelompok

sesuai dengan kegiatan

yang serupa

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Memusat Bentuk stabil merupakan

komposisi terpusat yang

terdiri dari sejumlah ruang-

ruang sekunder yang

dikelompokkan mengelilingi

sebuah ruang pusat yang besar

dan dominan

Massa bangunan

disusun mengelilinggi

pusat massa

Tabel 4.2 Organisasi ruang

Dasar pertimbangan yang digunakan antara lain berdasar pada sistem

pelayanan, aktivitas pengunjung, dan pencapaian tujuan atau tema yang diangkat,

maka setelah menimbang dari alternatif tersebut maka dipilihlah bentuk linier.

G. Hubungan antar ruang

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

H. Jenis Ruang dan Fasilitas Ruang

1. Lobby

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengunjung Mencari

informasi, duduk-

duduk

Recepsionist area Meja counter, stool

recepsionist, rak sound

sistem, telepon intercom,

pengeras suara

Sofa lounge, meja, rak

multifungsiPengelola

Melayani

pengunjung yang

mencari informasi

Tabel 4.3

2. Dinning Room

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengunjung Pesan makanan &

minuman, makan

minum, menikmati

hiburan, membayar,

ke toilet

Dining Area

Dapur

Cashier counter

Storage

lavatory

Meja & kursi makan,

aksesoris ruang,

booths&benches

Kitchen Set, perlengkapan

masak&peralatan

Meja&Kursi Counter,

mesin penghitung uang

Almari penyimpanan, rak

Clost, wastafel, cermin

Pengelola

Melayani

pemesanan,

memasak, melayani

pembayaran

Tabel 4.4

3. Musik Shop

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengunjung Melihat-lihat,

memilih&mencoba

barang, membeli,

membayar

Area penjualan

& Display

Ruang Ganti

Cashier

Display counter, etalase,

rak, manekin

Cermin, gantungan

pakaian.

Meja&Kursi Counter,

mesin penghitung uang

Pengelola

Melayani dan

mengawasi, menerima

pembayaran

Tabel 4.5

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

4. Gallery

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengelola Bekerja sesuai

bidang, mengawasi

Gallery

Storage room

Display counter

Vitrin

manekin

locker

rak

Tabel 4.6

5. Music studio

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengelola Manager:

Memimpin,

meneliti laporan,

mengadakan rapat

Staff:

Bekerja sesuai

bidang

Manager room,

Staff area

Meeting room

Lavatory

Meja&kursi Kerja, rak,

almari, laptop

@ Meja&kursi Kerja, rak,

komputer, partisi

meja&kursi, amari, slide

proyektor

closet, wastafel, urinoir,

cermin

Tabel 4.7

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

6. Office

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengelola Manager:

Memimpin,

meneliti laporan,

mengadakan rapat

Staff:

Bekerja sesuai

bidang

Manager room,

Staff area

Meeting room

Lavatory

Meja&kursi Kerja, rak,

almari, laptop

@ Meja&kursi Kerja, rak,

komputer, partisi

meja&kursi, amari, slide

proyektor

closet, wastafel, urinoir,

cermin

Tabel 4.8

I. Besaran Ruang

Penentuan Besaran Ruang mengacu pada standar yang didapatkan dari:

a. Studi Besaran Ruang dan Asumsi (Ass)

b. Data arsitek, Ernest Neufert (DA)

� Kegiatan Penerimaan

Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi

Ruang duduk 8 2/unit 2,5 m2/orang DA 40m2

Area

Recepsionist

1 2 4,48m2/orang DA 8,96m2

Sirkulasi 60%

Tabel 4.9

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

� Kelompok Kegiatan Pengunjung

Musik outlet

Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi

R. Pamer 1 50 200 m2/ruang Ass 200m2

R. Cashier 1 2 4 m2/orang Ass 8m2

R. Ganti 3 1 1,5m2/orang Ass 4,5m2

Storage 1 - 12 m2/ruang DA 12m2

Sirkulasi 60%

Tabel 4.10

Café

Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi

Dining Area 1 60 2,5 m2/orang DA 150m2

Dapur 1 4 40%dining area DA 60m2

Pantry 1 4 20%dapur DA 12m2

Storage 1 - 6 m2/ruang DA 6m2

Rest Room 1 10 2,5m2/orang Ass 25m2

Lavatory 1 Pria : 1WC, ,1

wastafel

Wanita : 1WC, 1

wastafel

2,7 m2/WC

0,7 m2/wastafel

DA 6,8m2

Cashier 1 2 4 m2/orang Ass 8m2

Sirkulasi 60%

Tabel 4.11

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

� Kelompok Kegiatan Pengelola

Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi

R. Direksi 1 6 20 m2/ruang Ass 20m2

R. sekretaris 1 1 4 m2/orang Ass 4m2

R. Staff 1 6 4m2/orang Ass 24m2

R. Rapat 1 20 2,5 m2/orang DA 50m2

R. Pengawasan 1 3 15m2/ruang DA 15m2

Lavatory 1 Pria : 1WC, 1

urinoir,1 wastafel

Wanita : 1WC, 2

wastafel

2,7 m2/WC

0,7 m2/urinoir

0,7 m2/wastafel

DA 8,2m2

Sirkulasi 30%

Tabel 4.12

J. Zoning dan Grouping

1. Zone Publik

- Harus mencapai kenyamanan

- Sirkulasi mudah dan efisien

- Terdapat akses keluar bangunan

2. Zone Servis

- Mudah dicapai oleh publik

- Tingkat ketenangan cukup

3. Zone Privat

- Ketenangan tinggi

K. Sirkulasi

1. Sirkulasi Pengunjung

Menggunakan system sirkulasi radial (radiating sirkulation) yaitu sirkulasi

alternative dengan arah keluar acces point sehingga pengunjung lebih

leluasa memilih fasilitas yang mereka inginkan

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Sirkulasi Pengelola

Menggunakan system sirkulasi linier yaitu sirkulasi dengan system

langsung dari access point menuju ke akhir sirkulasi.

L. Konsep Desain

1. Pengertian

Musik adalah : Ilmu / seni menyusun nada atau suara dalam urutan,

kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara)

yang mempunyai kesatuan / kesinambungan. (E.M. Horsley, Hutchison’s

New 20th century enclycopedia, London 1980)

2. Konsep

a. filosofi

Secara garis besar konsep filosofi yang diterapkan pada

perancangan ini didasarkan pada penghargaan dan perhatian besar

terhadap pengunjung untuk mendapatkan pelayanan yang layak dan

memadai sehingga tercapai tujuan masyarakat untuk mencari informasi,

bertukar pikiran, serta hiburan

b. psikologi

Rockustik Cafe and Music diharapkan mampu membangun

kepercayaan pada pengunjung dari penampilan dan kelancaran proses

aktivitas yang berlangsung didalamnya, dengan demikian rasa puas dan

senang diharapkan tumbuh kembali didalamnya.

c. fisik

Bentuk bangunan yang mengadaptasi konsep modern diharap

dapat memenuhi fungsi dan tujuan kegiatan yang berlangsung

didalamnya. Pemilihan warna, penerapan ornamen yang minimalis dan

materi interior yang memberi kesan eksklusif dengan tidak mengurangi

nilai estetis dan fungsi elemen interior dan bangunan diharapkan dapat

membangun dampak psikologis yang ingin dicapai. Dengan konsep one

stop service music pengunjungpun dapat melakukan aktivitas music

yang saling berkaitan didalam satu tempat

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3. Pertimbangan Desain

a. Fungsi, Bahan dan Teknis

Dalam menentukan ketiga unsur yang saling berkaitan ini perlu

adanya pertimbangan akankah solusi yang diambil akan mendukung

terciptanya atmosfer yang mengacu pada terwujudnya tema yang

diangkat.

Dalam menentukan ketiga hal diatas perlu dipertimbangkan pula

bahwa alternatif yang dipilih harus :

1) Mendukung tema yang diangkat

2) Mudah perawatan

3) Tahan dalam cuaca dan kelembapan

4) Mendukung akustik

5) Tidak menyimpan bibit penyakit

b. Estetis

Fungsi dari elemen estetis adalah untuk menambah keindahan

suatu benda pada bangunan. Penerapan elemen estetis harus dapat

diatur dengan bentuk, fungsi dan strukturalnya agar dapat mencapai

suasana yang diinginkan. Dalam perancangan suatu ruangan, hubungan

antar unsur-unsur dekorasi dalam interior harus terpadu dengan

eksteriornya .unsur-unsur ini antara lain proporsi, warna, garis dan

tekstur.

1) Warna

Sebagai komponen seni ,warna memegang peranan yang

kuat dan mutlak selalu berhadapan dengan indera penglihatan

manusia yang selalu mempunyai penilaian hal tentang warna

diungkap oleh Neufert Ernst : warna pada bangunan sangat

membantu penampilan bangunan, terutama bagi para arsitek, warna

adalah alat bantu untuk dapat merancang suatu keindahan dan

kenyamanan, juga dapat menjadi alat pemacu penampilan suatu

rancangan.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Garis

Salah satu unsur penentu terwakilinya tema adalah garis,

dimana garis yang terbentuk akan memberikan efek psikologis.

Garis menentukan bentuk dan dimensi dari ruang yang dibentuk,

tentu saja memberi efek psikologis.

a) Garis horisontal memberi kesan membumi, hal yang tidak

bergerak dan memuaskan .

b) Garis vertikal memberi kesan kewibawaan dan megah.

c) Garis diagonal memberi kesan ketidakstabilan atau suatu yang

bergerak.

3) Tekstur

Pengertian tekstur adalah rasa permukaan atau

penggambaran dari sifat permukaan dari suatu objek (benda atau

bidang). Tekstur dapat memberikan pengaruh dari pandangan atau

sentuhan dan memberikan kesan atau pesan dari permukaan yang

ditampilkannya :

a) Halus, memberi kesan menyenangkan dan tidak

mempengaruhi dominasi ruang .

b) Kasar, memberi kesan keras, kuat dan mendominasi

penampilan bentuk. Untuk membangun suasana atau

membentuk image dari suatu desain tekstur merupakan salah

satu unsur pendukung yang memegang peranan, sehingga

penggunaan tekstur pada tiap eleman pembentuk interior juga

berbeda tergantung pada kesan atau image yang akan

ditampilkan .

c. Tema & Gaya

Tema yang dipilih dalam Perancangan Rockustic Cafe and

Music, adalah rock, sesuai dengan konsepnya yaitu ingin memberi

nuansa cafe dengan atmosfer music rock yang kental,tak hanya dari

musicnya namun dari desainnya juga sangat mendukung.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

d. Lay Out

Perancangan lay out menggunakan beberapa pertimbangan ,antara lain:

a) fungsi ruang

b) zoning dan grouping

c) organisasi ruang

d) sirkulasi

e) anthopometri

4. Elemen Pembentuk Interior

a. Lantai

Lantai merupakan salah satu elemen pembentuk interior yang

memegang peranan penting didalam ruang. Lantai ini akan membantu

pembentukan kesan dari tempat lantai itu berada ,membangun kesan

luas, nyaman dan apapun yang dicoba diwakilkan darinya .

Pola lantai juga diterapkan pada Rockustic cafe and music.

Disamping fungsinya sebagai unsur estetis, pembentuk suasana yang

divisualisasikan melalui kesan pola dan bahannya, juga berfungsi

sebagai pengatur sirkulasi.Hal ini dapat dibaca dari pola dan warna

lantai yang membimbing kita pada suatu tujuan

1) Area Stage

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Mendukung akustik,

mengisolasi panas, tidak licin karena perubahan elevasi pemain

music, mudah dibersihkan.

Alternatif Bahan : Karpet, Parquet, Rubber Tile, Vinyl dan

Lantai Gabus

Pola lantai hanya sebagai unsur estetis yang mendukung tema

2) Area Penerimaan, Pelayanan dan Penjualan

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Tidak licin karena

perubahan elevasi pada sitting area, mudah dibersihkan,

Mengisolasi panas, dan Mendukung arahan tema

Alternatif Bahan : Marmer,Granit, Vinyl Carpet dan Keramik

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Pola lantai dapat digunakan sebagai aksen dan juga berfungsi

sebagai jalur sirkulasi

3) Lavatory

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Tidak licin dan mudah

dibersihkan

Alternatif Bahan : Keramik bertekstur dan koral sikat

Pola lantai hanya sebagai unsur estetis saja

b. Dinding

Penggunaan bahan dan warna diharapakan mampu memberi

kesan berani dan misterius. Pemilihan bahan dan warna antara lain

menggunakan pertimbangan bahwa alternatif yang dipilih meredam

bunyi sebagai pendukung akustik.

1) Area Stage

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Mendukung akustik, tahan

lama dan mudah dibersihkan

Alternatif Bahan : teakwood, acoustic board, glasswool,

karpet, bahan lain yang dilengkapi fungsi utama dinding sebagai

penyerap bunyi sekaligus unsur estetis

2) Area Penerimaan, Pelayanan dan Penjualan

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : tahan lama dan mudah

dalam perawatan, tahan terhadap temperatur dan kelembaban,

mendukung akustik.

Alternatif Bahan : dinding finishing cat, teakwood,

wallpaper, kaca.

Dinding partisi juga diperlukan sebagai pemisah dan

pembentuk ruang yang lebih kecil di dalam ruang yang lebih besar.

3) Lavatory

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : tahan lama dan mudah

dalam perawatan, tahan terhadap temperatur dan kelembaban,

mendukung akustik.

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Alternatif Bahan : dinding finishing keramik, dinding

finishing marmer, dinding finishing cat.

c. Ceiling

Pada prinsipnya penggunaan ceiling hampir sama pada semua

ruang, dengan dasar pertimbangannya adalah mereduksi bunyi, mudah

dalam perawatan, tidak menyimpan penyakit, serta mendukung

sirkulasi udara.

1) Area Stage

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Mendukung akustik,

Mempunyai kekuatan yang dapat mendukung pencahayaan dan

investasi lain, ringan, tahan lama dan mudah dibersihkan.

Alternatif Bahan : lumberceiling, acoustic board, gypsum,

karpet, bahan lain yang dilengkapi fungsi utama ceiling sebagai

penyerap bunyi sekaligus unsur estetis

2) Area Penerimaan, Pelayanan dan Penjualan

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : mempunyai kekuatan yang

dapat mendukung pencahayaan dan investasi lain, ringan, tahan

lama, dan mudah dibersihkan.

Alternatif Bahan : lumberceiling, gypsum dan fiber.

3) Lavatory

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : mudah dalam perawatan,

tahan terhadap temperatur dan kelembaban,

Alternatif Bahan : gypsum wet area, eternity

5. Interior Sistem

a. Pencahayaan

Perancangan pencahayaan pada Rockustic cafe and music dibuat

berdasarkan pertimbangan

1) aktivitas kegiatan

2) sirkulasi

3) kenyamanan

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Jenis Pencahayaan yang digunakan yaitu :

Pencahayaan Alami (sinar matahari) yang pencahayaannya pada

siang hari yang masuk melalui dinding kaca serta jendela kaca yang

terdapat pada ruang.

Pencahayaan Buatan berupa lampu Flourescent untuk cahaya

umum, sedang untuk kegiatan pelayanan diperlukan pencahayaan

khusus antara lain down light, spot light dan wall lamp.

b. Penghawaan

Secara umum, perbedaan tekanan udara yang tinggi ditempatkan

pada daerah sirkulasi dan pelayanan pengunjung, dengan prinsip bahwa

udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

Penghawaan yang digunakan yaitu pencahayaan alami dan

buatan. Penghawaan alami melalui ventilasi dinding, sedangkan

penghawaan buatan menggunakan kipas angin dan exhaust untuk

daerah dapur dan lavatory.

c. Sistem Akustik

Kebisingan tidak dapat dihindari karena aktivitas pengunjung

yang bermacam-macam. Agar mengurangi bising unsur pembentuk

ruang menggunakan bahan yang dapat mereduksi bising.

Akustik terpenuhi dengan penggunaan material dan penerapan

dinding akustik sistem double wall serta penggunaan panel-panel

akustik pada area studio.

Untuk menentukan kebutuhan akustik studio dihitung dengan

rumus waktu dengung (reverberation time) dimana waktu dengan yang

dibutuhkan dalam 1000Hz di ruang studio yang nyaman yaitu 0,2 dB.

Rumus : RT = 0,16V / A

RT : Waktu dengung

V : Volume Ruang

A : Jumlah koefisien dalam m3

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

6. Furniture

Desain furniture dituntut untuk fungsional menjawab kebutuhan,

dengan demikian konstruksinya harus tepat dan kuat jadi mampu

menjawab permasalahan yang ada. Selain fungsional furniture harus

memenuhi tuntutan aman, nyaman dan mudah dalam perawatan.

Pemilihan bahan dan warna disesuaikan menurut kebutuhan dan

sesuai dengan tema yang akan dimunculkan.

7. Utilitas Bangunan

a. Kriteria Pemilihan sistem Utilitas

1) Sistem utilitas diusahakan mempunyai nilai kemudahan yang

tinggi baik pemasangan maupun operasionalnya, sehingga

tercapai ekonomis dalam pembiayaan.

2) Kapasitas yang digunakan sesuai dengan persyaratan standar

baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

3) Disesuaikan dengan tuntutan kegiatan dalam bangunan.

Sedangkan kriteria pemilihan sistem utilitas diatas dipilih

berdasarkan pertimbangan :

1.) Efisiensi biaya Operasional

2.) Persyaratan biaya operasional dan perawatan.

3.) Luasan lantai yang dilayani

4.) Kondisi fisik lingkungan

5.) Pemanfaatan Jaringan yang sudah ada.

8. Sistem Keamanan

Terlepas dari sistem pengaturan fisik bangunan terhadap

kenyamanan, perlu juga diperhatikan resiko atau dampak desain terhadap

keamanan akan bahaya kejahatan dan bahaya terhadap bencana dan

kebakaran.

Untuk mengantisipasi terhadap kedua kemungkinan tersebut maka

perlu dinilai adanya :

a. Sistem komunikasi yang baik (sistem keamanan CCTV)

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Penanggulangan kebakaran kecil (Portable Extinghuisher Sistem)

c. Penanggulangan kebakaran besar untuk Dining area Menggunakan

Pemadam Kebakaran CO2 : dengan sistem Isolasi sehingga Tidak

merusak Peralatan Elektronik dan juga tekstil

d. Penanggulangan kebakaran besar untuk area lainnya dengan Hydrant

Sistem

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR

ROCKUSTIC CAFÉ and MUSIC

A. Asumsi Lokasi

1. Lokasi

Lokasi rockustic cafe and music diasumsikan di Jalan Raya

Adisucipto, Manahan, Solo. Alasan pemilihan tempat yaitu lokasi strategis

dekat dengan daerah berkumpulnya anak muda dan mudah dijangkau baik

dari Kota Solo maupun dari Kota sekitarnya baik dengan kendaraan umum

maupun pribadi. Disamping itu lokasi berada di daerah yang jalur

transportasinya relative lancar, jadi akan memudahkan dari manapun

menjangkau Rockustic cafe n Music outlet.

Site Plan

Gambar 4.1 Peta Solo dan Site Plan Perancangan

(Sumber : www.google.com/image search/peta solo)

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2. Analisa Tapak

1. Sirkulasi

Menentukan ME dan SE,

dengan dasar pertimbangan :

kemudahan sirkulasi aktivitas

dan dan mobilitas sekitar

SE

ME

ME terletak dibagian utara untuk

memudahkan sirkulasi dan menarik

pengunjung.

SE pada bagian barat sebelah belakang

bangunan untuk memudahkan aktivitas

penerimaan barang dan sirkulasi karyawan

serta tidak menganggu sirkulasi pengunjung

2. Pencahayaan dan Penghawaan

Memperhatikan control

terhadap matahari dari timur

ke barat

Memperhatikan angin musim

Penanaman tanaman sebagai bayang-bayang dan

untuk mendapatkan udara alami

Pemberian kanopi untuk mengurangi panas dan

berfungsi sebagai drainase ketika hujan.

Pemanfaatan arah utara selatan dengan bukaan

sebagai cross ventilasi.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3. View dan Akustik

Dasar pertimbangan : letak

bangunan dan lingkungan

disekitar bangunan.

View kearah utara dan barat untuk menarik

perhatian pengunjung

Akustik lingkungan pertimbangan material di

sekitar sumber bising serta pertimbangan

konstruksi dan struktur bangunan. Bentuk atap

dan fasad bangunan yang mampu

mendistribusikan bunyi secara maksimal.

Tabel 4.1 Analisa Tapak

B. Jadwal Operasional

1. pengunjung : antara jam 12.00-02.00 WIB

2. pengelola : 1. manager, antara jam 11.00-urusan selesai

2. waiter/ess, terbagi menjadi 3 shift, yaitu :

- shift I (11.00-16.00 WIB)

- shift II (16.00-21.00 WIB)

- shift III (21.00-02.00 WIB)

3. musician,on stage mulai jam 20.00-24.00 WIB

(break satu jam,ditengah waktu on stage)

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Pola Kegiatan

Pengunjung

Gambar 4.2 Bagan Pola kegiatan Pengunjung

Pengelola

Gambar 4.3 Bagan Pola kegiatan Pengelola

D. Kebutuhan Ruang

1. Zona Penerimaan

a.) Lobby

b.) Informasi

2. Zona Pelayanan dan Penjualan

a.) Cafe

Datang Mencari Informasi

Duduk,memilih menu,makan

dan minum

Menikmati music live

Mencari kaset n merchandise music Ke studio music ke

galeri

Ke toilet Pergi

Datang Absen Bekerja

Istirahat

Ke Toilet

Pergi

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

- Dining Area

- Kitchen

- Counter Cashier

- Storage

- Lavatory

- Rest and Prepare Room

- Stage

- Mini bar

- Technics room

- Storage

b.) Musik Shop

- Area Display

- Fiting room

- Counter Cashier

- Storage

3. Zona Pengelolaan Office

- Manager room

- Staf Area

- Lavatory

E. Sistem Pelayanan

1. Fasilitas Penjualan

Cafe

- Menggunakan pelayanan waiters

Musik Outlet

- pelayanan self service

- pelayanan cashier

F. Organisasi Ruang

Mempertimbangkan perencanaan bentuk organisasi ruang maka perlu

adanya :

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Pengelompokan massa yang akan dilihat dari karakter dan macam

kegiatan yang diwadahi.

2. Karakter yang ditampilkan dengan bentuk-bentuk dinamis sehingga turut

mendukung dan membangun dari tema yang akan diangkat sehingga

menjadi kesatuan.

Alternatif Karakter/Kaidah Penerapan

Linear

Bersifat fleksibel, terdiri dari

ruang yang berulang dalam

hal ukuran dan fungsi dari tiap

ruang disepanjang deretan

tersebut memiliki hubungan

dengan ruang luar

Massa bangunan

disusun berbaris

Radial

Memadukan unsur-unsur pola

terpusat dan linear dengan

ruang-ruang pusat yang

dominan dan pola-pola linear

yang berkembang menjadi

jari-jarinya

Massa bangunan

menyebar dari satu

titik pusat massa

sebagai sentral

Cluster

Menggabungkan ruang-ruang

yang berlainan bentuk tapi

bersifat kegiatan yang sama

dan berhubungan satu sama

yang lain berdasarkan

penempatan & ukuran visual

seperti sumbunya

Massa bangunan

disusun berkelompok

sesuai dengan kegiatan

yang serupa

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Memusat

Bentuk stabil merupakan

komposisi terpusat yang

terdiri dari sejumlah ruang-

ruang sekunder yang

dikelompokkan mengelilingi

sebuah ruang pusat yang besar

dan dominan

Massa bangunan

disusun mengelilinggi

pusat massa

Tabel 4.2 Organisasi ruang

Dasar pertimbangan yang digunakan antara lain berdasar pada sistem

pelayanan, aktivitas pengunjung, dan pencapaian tujuan atau tema yang diangkat,

maka setelah menimbang dari alternatif tersebut maka dipilihlah bentuk linier.

G. Hubungan antar ruang

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

H. Jenis Ruang dan Fasilitas Ruang

1. Lobby

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengunjung

Mencari

informasi, duduk-

duduk

Recepsionist area

Meja counter, stool

recepsionist, rak sound

sistem, telepon intercom,

pengeras suara

Sofa lounge, meja, rak

multifungsi

Pengelola

Melayani

pengunjung yang

mencari informasi

Tabel 4.3

2. Dinning Room

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengunjung

Pesan makanan &

minuman, makan

minum, menikmati

hiburan, membayar,

ke toilet

Dining Area

Dapur

Cashier counter

Storage

lavatory

Meja & kursi makan,

aksesoris ruang,

booths&benches

Kitchen Set, perlengkapan

masak&peralatan

Meja&Kursi Counter,

mesin penghitung uang

Almari penyimpanan, rak

Clost, wastafel, cermin

Pengelola

Melayani

pemesanan,

memasak, melayani

pembayaran

Tabel 4.4

3. Musik Shop

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengunjung

Melihat-lihat,

memilih&mencoba

barang, membeli,

membayar

Area penjualan

& Display

Ruang Ganti

Cashier

Display counter, etalase,

rak, manekin

Cermin, gantungan

pakaian.

Meja&Kursi Counter,

mesin penghitung uang

Pengelola

Melayani dan

mengawasi, menerima

pembayaran

Tabel 4.5

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

4. Gallery

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengelola Bekerja sesuai

bidang, mengawasi

Gallery

Storage room

Display counter

Vitrin

manekin

locker

rak

Tabel 4.6

5. Music studio

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengelola Manager:

Memimpin,

meneliti laporan,

mengadakan rapat

Staff:

Bekerja sesuai

bidang

Manager room,

Staff area

Meeting room

Lavatory

Meja&kursi Kerja, rak,

almari, laptop

@ Meja&kursi Kerja, rak,

komputer, partisi

meja&kursi, amari, slide

proyektor

closet, wastafel, urinoir,

cermin

Tabel 4.7

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

6. Office

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

FASILITAS

Pengelola Manager:

Memimpin,

meneliti laporan,

mengadakan rapat

Staff:

Bekerja sesuai

bidang

Manager room,

Staff area

Meeting room

Lavatory

Meja&kursi Kerja, rak,

almari, laptop

@ Meja&kursi Kerja, rak,

komputer, partisi

meja&kursi, amari, slide

proyektor

closet, wastafel, urinoir,

cermin

Tabel 4.8

I. Besaran Ruang

Penentuan Besaran Ruang mengacu pada standar yang didapatkan dari:

a. Studi Besaran Ruang dan Asumsi (Ass)

b. Data arsitek, Ernest Neufert (DA)

� Kegiatan Penerimaan

Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi

Ruang duduk 8 2/unit 2,5 m2/orang DA 40m2

Area

Recepsionist

1 2 4,48m2/orang DA 8,96m2

Sirkulasi 60%

Tabel 4.9

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

� Kelompok Kegiatan Pengunjung

Musik outlet

Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi

R. Pamer 1 50 200 m2/ruang Ass 200m2

R. Cashier 1 2 4 m2/orang Ass 8m2

R. Ganti 3 1 1,5m2/orang Ass 4,5m2

Storage 1 - 12 m2/ruang DA 12m2

Sirkulasi 60%

Tabel 4.10

Café

Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi

Dining Area 1 60 2,5 m2/orang DA 150m2

Dapur 1 4 40%dining area DA 60m2

Pantry 1 4 20%dapur DA 12m2

Storage 1 - 6 m2/ruang DA 6m2

Rest Room 1 10 2,5m2/orang Ass 25m2

Lavatory 1 Pria : 1WC, ,1

wastafel

Wanita : 1WC, 1

wastafel

2,7 m2/WC

0,7 m2/wastafel

DA 6,8m2

Cashier 1 2 4 m2/orang Ass 8m2

Sirkulasi 60%

Tabel 4.11

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

� Kelompok Kegiatan Pengelola

Ruang Unit Kapasitas Standar Sumber Asumsi

R. Direksi 1 6 20 m2/ruang Ass 20m2

R. sekretaris 1 1 4 m2/orang Ass 4m2

R. Staff 1 6 4m2/orang Ass 24m2

R. Rapat 1 20 2,5 m2/orang DA 50m2

R. Pengawasan 1 3 15m2/ruang DA 15m2

Lavatory 1 Pria : 1WC, 1

urinoir,1 wastafel

Wanita : 1WC, 2

wastafel

2,7 m2/WC

0,7 m2/urinoir

0,7 m2/wastafel

DA 8,2m2

Sirkulasi 30%

Tabel 4.12

J. Zoning dan Grouping

1. Zone Publik

- Harus mencapai kenyamanan

- Sirkulasi mudah dan efisien

- Terdapat akses keluar bangunan

2. Zone Servis

- Mudah dicapai oleh publik

- Tingkat ketenangan cukup

3. Zone Privat

- Ketenangan tinggi

K. Sirkulasi

1. Sirkulasi Pengunjung

Menggunakan system sirkulasi radial (radiating sirkulation) yaitu sirkulasi

alternative dengan arah keluar acces point sehingga pengunjung lebih

leluasa memilih fasilitas yang mereka inginkan

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Sirkulasi Pengelola

Menggunakan system sirkulasi linier yaitu sirkulasi dengan system

langsung dari access point menuju ke akhir sirkulasi.

L. Konsep Desain

1. Pengertian

Musik adalah : Ilmu / seni menyusun nada atau suara dalam urutan,

kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara)

yang mempunyai kesatuan / kesinambungan. (E.M. Horsley, Hutchison’s

New 20th century enclycopedia, London 1980)

2. Konsep

a. filosofi

Secara garis besar konsep filosofi yang diterapkan pada

perancangan ini didasarkan pada penghargaan dan perhatian besar

terhadap pengunjung untuk mendapatkan pelayanan yang layak dan

memadai sehingga tercapai tujuan masyarakat untuk mencari informasi,

bertukar pikiran, serta hiburan

b. psikologi

Rockustik Cafe and Music diharapkan mampu membangun

kepercayaan pada pengunjung dari penampilan dan kelancaran proses

aktivitas yang berlangsung didalamnya, dengan demikian rasa puas dan

senang diharapkan tumbuh kembali didalamnya.

c. fisik

Bentuk bangunan yang mengadaptasi konsep modern diharap

dapat memenuhi fungsi dan tujuan kegiatan yang berlangsung

didalamnya. Pemilihan warna, penerapan ornamen yang minimalis dan

materi interior yang memberi kesan eksklusif dengan tidak mengurangi

nilai estetis dan fungsi elemen interior dan bangunan diharapkan dapat

membangun dampak psikologis yang ingin dicapai. Dengan konsep one

stop service music pengunjungpun dapat melakukan aktivitas music

yang saling berkaitan didalam satu tempat

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Pertimbangan Desain

a. Fungsi, Bahan dan Teknis

Dalam menentukan ketiga unsur yang saling berkaitan ini perlu

adanya pertimbangan akankah solusi yang diambil akan mendukung

terciptanya atmosfer yang mengacu pada terwujudnya tema yang

diangkat.

Dalam menentukan ketiga hal diatas perlu dipertimbangkan pula

bahwa alternatif yang dipilih harus :

1) Mendukung tema yang diangkat

2) Mudah perawatan

3) Tahan dalam cuaca dan kelembapan

4) Mendukung akustik

5) Tidak menyimpan bibit penyakit

b. Estetis

Fungsi dari elemen estetis adalah untuk menambah keindahan

suatu benda pada bangunan. Penerapan elemen estetis harus dapat

diatur dengan bentuk, fungsi dan strukturalnya agar dapat mencapai

suasana yang diinginkan. Dalam perancangan suatu ruangan, hubungan

antar unsur-unsur dekorasi dalam interior harus terpadu dengan

eksteriornya .unsur-unsur ini antara lain proporsi, warna, garis dan

tekstur.

1) Warna

Sebagai komponen seni ,warna memegang peranan yang

kuat dan mutlak selalu berhadapan dengan indera penglihatan

manusia yang selalu mempunyai penilaian hal tentang warna

diungkap oleh Neufert Ernst : warna pada bangunan sangat

membantu penampilan bangunan, terutama bagi para arsitek, warna

adalah alat bantu untuk dapat merancang suatu keindahan dan

kenyamanan, juga dapat menjadi alat pemacu penampilan suatu

rancangan.

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2) Garis

Salah satu unsur penentu terwakilinya tema adalah garis,

dimana garis yang terbentuk akan memberikan efek psikologis.

Garis menentukan bentuk dan dimensi dari ruang yang dibentuk,

tentu saja memberi efek psikologis.

a) Garis horisontal memberi kesan membumi, hal yang tidak

bergerak dan memuaskan .

b) Garis vertikal memberi kesan kewibawaan dan megah.

c) Garis diagonal memberi kesan ketidakstabilan atau suatu yang

bergerak.

3) Tekstur

Pengertian tekstur adalah rasa permukaan atau

penggambaran dari sifat permukaan dari suatu objek (benda atau

bidang). Tekstur dapat memberikan pengaruh dari pandangan atau

sentuhan dan memberikan kesan atau pesan dari permukaan yang

ditampilkannya :

a) Halus, memberi kesan menyenangkan dan tidak

mempengaruhi dominasi ruang .

b) Kasar, memberi kesan keras, kuat dan mendominasi

penampilan bentuk. Untuk membangun suasana atau

membentuk image dari suatu desain tekstur merupakan salah

satu unsur pendukung yang memegang peranan, sehingga

penggunaan tekstur pada tiap eleman pembentuk interior juga

berbeda tergantung pada kesan atau image yang akan

ditampilkan .

c. Tema & Gaya

Tema yang dipilih dalam Perancangan Rockustic Cafe and

Music, adalah rock, sesuai dengan konsepnya yaitu ingin memberi

nuansa cafe dengan atmosfer music rock yang kental,tak hanya dari

musicnya namun dari desainnya juga sangat mendukung.

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

d. Lay Out

Perancangan lay out menggunakan beberapa pertimbangan ,antara lain:

a) fungsi ruang

b) zoning dan grouping

c) organisasi ruang

d) sirkulasi

e) anthopometri

4. Elemen Pembentuk Interior

a. Lantai

Lantai merupakan salah satu elemen pembentuk interior yang

memegang peranan penting didalam ruang. Lantai ini akan membantu

pembentukan kesan dari tempat lantai itu berada ,membangun kesan

luas, nyaman dan apapun yang dicoba diwakilkan darinya .

Pola lantai juga diterapkan pada Rockustic cafe and music.

Disamping fungsinya sebagai unsur estetis, pembentuk suasana yang

divisualisasikan melalui kesan pola dan bahannya, juga berfungsi

sebagai pengatur sirkulasi.Hal ini dapat dibaca dari pola dan warna

lantai yang membimbing kita pada suatu tujuan

1) Area Stage

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Mendukung akustik,

mengisolasi panas, tidak licin karena perubahan elevasi pemain

music, mudah dibersihkan.

Alternatif Bahan : Karpet, Parquet, Rubber Tile, Vinyl dan

Lantai Gabus

Pola lantai hanya sebagai unsur estetis yang mendukung tema

2) Area Penerimaan, Pelayanan dan Penjualan

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Tidak licin karena

perubahan elevasi pada sitting area, mudah dibersihkan,

Mengisolasi panas, dan Mendukung arahan tema

Alternatif Bahan : Marmer,Granit, Vinyl Carpet dan Keramik

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Pola lantai dapat digunakan sebagai aksen dan juga berfungsi

sebagai jalur sirkulasi

3) Lavatory

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Tidak licin dan mudah

dibersihkan

Alternatif Bahan : Keramik bertekstur dan koral sikat

Pola lantai hanya sebagai unsur estetis saja

b. Dinding

Penggunaan bahan dan warna diharapakan mampu memberi

kesan berani dan misterius. Pemilihan bahan dan warna antara lain

menggunakan pertimbangan bahwa alternatif yang dipilih meredam

bunyi sebagai pendukung akustik.

1) Area Stage

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Mendukung akustik, tahan

lama dan mudah dibersihkan

Alternatif Bahan : teakwood, acoustic board, glasswool,

karpet, bahan lain yang dilengkapi fungsi utama dinding sebagai

penyerap bunyi sekaligus unsur estetis

2) Area Penerimaan, Pelayanan dan Penjualan

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : tahan lama dan mudah

dalam perawatan, tahan terhadap temperatur dan kelembaban,

mendukung akustik.

Alternatif Bahan : dinding finishing cat, teakwood,

wallpaper, kaca.

Dinding partisi juga diperlukan sebagai pemisah dan

pembentuk ruang yang lebih kecil di dalam ruang yang lebih besar.

3) Lavatory

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : tahan lama dan mudah

dalam perawatan, tahan terhadap temperatur dan kelembaban,

mendukung akustik.

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Alternatif Bahan : dinding finishing keramik, dinding

finishing marmer, dinding finishing cat.

c. Ceiling

Pada prinsipnya penggunaan ceiling hampir sama pada semua

ruang, dengan dasar pertimbangannya adalah mereduksi bunyi, mudah

dalam perawatan, tidak menyimpan penyakit, serta mendukung

sirkulasi udara.

1) Area Stage

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Mendukung akustik,

Mempunyai kekuatan yang dapat mendukung pencahayaan dan

investasi lain, ringan, tahan lama dan mudah dibersihkan.

Alternatif Bahan : lumberceiling, acoustic board, gypsum,

karpet, bahan lain yang dilengkapi fungsi utama ceiling sebagai

penyerap bunyi sekaligus unsur estetis

2) Area Penerimaan, Pelayanan dan Penjualan

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : mempunyai kekuatan yang

dapat mendukung pencahayaan dan investasi lain, ringan, tahan

lama, dan mudah dibersihkan.

Alternatif Bahan : lumberceiling, gypsum dan fiber.

3) Lavatory

Tuntutan Bahan terhadap fungsi : mudah dalam perawatan,

tahan terhadap temperatur dan kelembaban,

Alternatif Bahan : gypsum wet area, eternity

5. Interior Sistem

a. Pencahayaan

Perancangan pencahayaan pada Rockustic cafe and music dibuat

berdasarkan pertimbangan

1) aktivitas kegiatan

2) sirkulasi

3) kenyamanan

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Jenis Pencahayaan yang digunakan yaitu :

Pencahayaan Alami (sinar matahari) yang pencahayaannya pada

siang hari yang masuk melalui dinding kaca serta jendela kaca yang

terdapat pada ruang.

Pencahayaan Buatan berupa lampu Flourescent untuk cahaya

umum, sedang untuk kegiatan pelayanan diperlukan pencahayaan

khusus antara lain down light, spot light dan wall lamp.

b. Penghawaan

Secara umum, perbedaan tekanan udara yang tinggi ditempatkan

pada daerah sirkulasi dan pelayanan pengunjung, dengan prinsip bahwa

udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

Penghawaan yang digunakan yaitu pencahayaan alami dan

buatan. Penghawaan alami melalui ventilasi dinding, sedangkan

penghawaan buatan menggunakan kipas angin dan exhaust untuk

daerah dapur dan lavatory.

c. Sistem Akustik

Kebisingan tidak dapat dihindari karena aktivitas pengunjung

yang bermacam-macam. Agar mengurangi bising unsur pembentuk

ruang menggunakan bahan yang dapat mereduksi bising.

Akustik terpenuhi dengan penggunaan material dan penerapan

dinding akustik sistem double wall serta penggunaan panel-panel

akustik pada area studio.

Untuk menentukan kebutuhan akustik studio dihitung dengan

rumus waktu dengung (reverberation time) dimana waktu dengan yang

dibutuhkan dalam 1000Hz di ruang studio yang nyaman yaitu 0,2 dB.

Rumus : RT = 0,16V / A

RT : Waktu dengung

V : Volume Ruang

A : Jumlah koefisien dalam m3

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

6. Furniture

Desain furniture dituntut untuk fungsional menjawab kebutuhan,

dengan demikian konstruksinya harus tepat dan kuat jadi mampu

menjawab permasalahan yang ada. Selain fungsional furniture harus

memenuhi tuntutan aman, nyaman dan mudah dalam perawatan.

Pemilihan bahan dan warna disesuaikan menurut kebutuhan dan

sesuai dengan tema yang akan dimunculkan.

7. Utilitas Bangunan

a. Kriteria Pemilihan sistem Utilitas

1) Sistem utilitas diusahakan mempunyai nilai kemudahan yang

tinggi baik pemasangan maupun operasionalnya, sehingga

tercapai ekonomis dalam pembiayaan.

2) Kapasitas yang digunakan sesuai dengan persyaratan standar

baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

3) Disesuaikan dengan tuntutan kegiatan dalam bangunan.

Sedangkan kriteria pemilihan sistem utilitas diatas dipilih

berdasarkan pertimbangan :

1.) Efisiensi biaya Operasional

2.) Persyaratan biaya operasional dan perawatan.

3.) Luasan lantai yang dilayani

4.) Kondisi fisik lingkungan

5.) Pemanfaatan Jaringan yang sudah ada.

8. Sistem Keamanan

Terlepas dari sistem pengaturan fisik bangunan terhadap

kenyamanan, perlu juga diperhatikan resiko atau dampak desain terhadap

keamanan akan bahaya kejahatan dan bahaya terhadap bencana dan

kebakaran.

Untuk mengantisipasi terhadap kedua kemungkinan tersebut maka

perlu dinilai adanya :

a. Sistem komunikasi yang baik (sistem keamanan CCTV)

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Penanggulangan kebakaran kecil (Portable Extinghuisher Sistem)

c. Penanggulangan kebakaran besar untuk Dining area Menggunakan

Pemadam Kebakaran CO2 : dengan sistem Isolasi sehingga Tidak

merusak Peralatan Elektronik dan juga tekstil

d. Penanggulangan kebakaran besar untuk area lainnya dengan Hydrant

Sistem

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Desain...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mempelajari dari uraian-uraian yang tertulis dari bab sebelumnya

penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Cafe merupakan salah satu tempat hiburan yang menarik untuk

dikunjungi,apalagi cafe tersebut bisa menerapkan konsep desain yang

sangat sesuai dengan tema

2. Cafe ternyata tidak hanya saja menyajikan menu makanan,minuman atau

live music saja, tetapi masih bisa dimanfaatkan untuk para pemburu

fashion untuk bergaya ala figur idolanya,dan juga bagi para kolektor kaset

yang ingin menambah koleksinya ,yang semua masih di jalur rock.

3. Kesungguhan pengelola terlihat dari desain Rockustik cafe and music

sehingga pengunjung dapat melihat bonafitas dan kredibilitas tempat ini

dari penataan dan pelayanan yang tersirat didalamnya.

B. SARAN

Pada dasarnya keberhasilan Desain dapat ditinjau dari :

Desain yang dapat memenuhi kebutuhan pemakainya

1. Penggunaan material yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan

2. Tercapainya hasil yang baik dari segi estetis

Untuk itu perlu partisipasi dari masyarakat semua untuk dapat menciptakan

Keberhasilan Desain.