diet ppok

1
Nutrisi pasien PPOK harus dipertimbangkan. Malnutrisi sering terjadi pada PPOK, kemungkinan karena bertambahnya kebutuhan energi akibat kerja muskulus respirasi yang meningkat karena hipoksemia kronik dan hiperkapni menyebabkan terjadi hipermetabolisme. Malnutrisi dapat dievaluasi dengan mengukur berat badan, kadar albumin darah, antopometri, kekuatan otot dan hasil metabolisme. Malnutrisi dapat diatasi dengan pemberian diit kalori yang seimbang, yaitu antara kalori yang masuk dan keluar, bila perlu nutrisi dapat diberikan terus menerus atau nocturnal feedings, menggunakan pipa nasogaster. Komposisi nutrisi berimbang pada psien PPOK dapat berupa tinggi lemak rendah karbohidrat. Pemberian karbohidrat yang berlebih menimbulkan penumpukan CO2 sebagai hasil metabolisme karbohidrat. Hal ini menambah keparahan PPOK karena pada pasien PPOK terdapat kesulitan untuk mengeluarkan CO2. Kebutuhan protein seperti pada umumnya, protein dapat meningkatkan ventilasi semenit konsumsi oksigen dan respon ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapni. Ganguan elektrolit seperti hipofosfatemi, hiperkalemi, hipokalsemi dan hipomagnesemi kerap terjadi. Gangguan ini dapat mengurangi fungsi diafragma. Dianjurkan pemberian komposisi berimbang, porsi kecil tapi sering (PDPI, 2006).

Upload: dannyaisya

Post on 19-Feb-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ppok

TRANSCRIPT

Page 1: diet ppok

Nutrisi pasien PPOK harus dipertimbangkan. Malnutrisi sering terjadi pada PPOK,

kemungkinan karena bertambahnya kebutuhan energi akibat kerja muskulus respirasi yang

meningkat karena hipoksemia kronik dan hiperkapni menyebabkan terjadi hipermetabolisme.

Malnutrisi dapat dievaluasi dengan mengukur berat badan, kadar albumin darah, antopometri,

kekuatan otot dan hasil metabolisme. Malnutrisi dapat diatasi dengan pemberian diit kalori yang

seimbang, yaitu antara kalori yang masuk dan keluar, bila perlu nutrisi dapat diberikan terus

menerus atau nocturnal feedings, menggunakan pipa nasogaster. Komposisi nutrisi berimbang

pada psien PPOK dapat berupa tinggi lemak rendah karbohidrat. Pemberian karbohidrat yang

berlebih menimbulkan penumpukan CO2 sebagai hasil metabolisme karbohidrat. Hal ini

menambah keparahan PPOK karena pada pasien PPOK terdapat kesulitan untuk mengeluarkan

CO2. Kebutuhan protein seperti pada umumnya, protein dapat meningkatkan ventilasi semenit

konsumsi oksigen dan respon ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapni. Ganguan elektrolit

seperti hipofosfatemi, hiperkalemi, hipokalsemi dan hipomagnesemi kerap terjadi. Gangguan ini

dapat mengurangi fungsi diafragma. Dianjurkan pemberian komposisi berimbang, porsi kecil

tapi sering (PDPI, 2006).