diagnosa dan penemuan penderita penyakit.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: Diagnosa dan Penemuan Penderita Penyakit.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/55cf96bd550346d0338d7c35/html5/thumbnails/1.jpg)
Tabel 2. Sistem skor (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang TB
Lanjutan:
Setelah dokter melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka dilakukan pembobotan dengan sistem skor. Pasien dengan jumlah skor >6, harus ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat OAT. Bila skor kurang dari 6 tetapi secara klinis kecurigaan kearah TB kuat maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi, seperti bilasan lambung, patologi anatomi, pungsi lumbal, pungsi pleura, foto tulang dan sendi, funduskopi, CT-Scan, dan lain lainnya.
![Page 2: Diagnosa dan Penemuan Penderita Penyakit.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/55cf96bd550346d0338d7c35/html5/thumbnails/2.jpg)
Diagnosis Tuberkulosis anak menurut Pertemuan Dokter Anak pulmunologi tahun 2000 harus dengan pengamatan seksama tentang adanya : Gejala klinis, kontak erat serumah penderita TBC (dipastikan dengan dengan pemeriksaan dahak positif), pemeriksaan yang harus dilakukan adalah Foto polos dada (roentgen), tes mantouxt (positif : > 15mm bila sudah BCG, Positif > 10 mm bila belum BCG). Sering terjadi hanya dengan melakukan pemeriksaan satu jenis pemeriksaan saja, anak sudah divonis dengan penyakit TBC. Seharusnya pemeriksaan harus dilakukan secara lengkap dan teliti seperti di atas. Karena sulitnya mendiagnosis TBC pada anak dan kosekuensi lamanya pengobatan maka bila meragukan lebih baik dikonsultasikan atau dikonfirmasikan ke Dokter Spesialis Paru Anak (Pulmonologi Anak).
Sistem Skoring Diagnosa TBC Anak
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga,BTA (-) atau tidak
tahu
Kavitas (+) BTA tidak
jelas
BTA (+)
Uji Tuberkulin Negatif Positif
Status Gizi BB/TB < 90% atauBB/U < 80 %
Klinis gizi buruk atau BB/TB< 70
% atau BB/U < 60%
Demam tanpa sebab jelas
>2 minggu
Batuk > 3 minggu
Pembesaran kelenjar limfe leher,aksila,inguinal
>1 cm, jumlah > 1 tidak nyeri
Pembengkakan tulang/sendi panggul,lutut,falang
Ada pembengkakan
Foto Normal/tidak jelas
Infiltrat Pembesaran
kelenjar Konsolidasi
segmental/lobar Ateletaksis
Kalsifikasi + infiltrat
Pembesaran kelenjar + infiltrat
Catatan : Kategori anak adalah usia < 14 tahun Diagnosis dengan system scoring ditegakkan oleh dokter Jika dijumpai scrofuloderma langsung didiagnosis TB Berat badan dinilai saat datang Demam dan batuk tidak ada respons terhadap terapi sesuai baku Foto rontgen bukan alat diagnosis utama pada TB anak Semua anak dengan reaksi cepat BCG harus dievaluasi dengan system scoring TB anak
![Page 3: Diagnosa dan Penemuan Penderita Penyakit.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/55cf96bd550346d0338d7c35/html5/thumbnails/3.jpg)
Didiagnosis TB jika jumlah skor > 6 (skor maksimal 14). Cut off point ini masih bersifat tentative/sementara, nilai definitive menunggu hasil penelitian yang sedang dikerjakan.
Bila skor 5 dan anak < 5 th dengan dugaan yang kuat, rujuk ke RS
Pemberian profilaksis INH bila kontak BTA (+) dg skor < 6
Sumber : Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak, UKK Pulmonologi PP IDAI 2005
bawah).
4. Demam > 2 minggu à terus-menerus, tanpa sebab lain(bukan terkait IRA atas atau observasi febris lain [ISK, tifoid, leptospirosis, malaria, keganasan, penyakit kolagen, endokarditis bakteri]) dengan pengobatan standar puskesmas (Parasetamol, mungkin antibiotik spektrum luas misal amoksisilin, kotrimoksasol) tak ada perubahan). Bukan karena demam yang hilang timbul karena anak gampang tertular common cold.
Skor 1 jika +
5.Batuk > 3 minggu, tak sembuh dengan pengobatan standar puskesmas tak ada perubahan (Standar puskesmas: OBH, OBP, GG, ambroksol + antibiotika spektrum luas). Ingat kembali definisi batuk kronik berulang, dimana terbanyak adalah asma.
Skor 1 jika +
6.Pembesaran kelenjar limfe (leher, ketiak, pangkal paha); harus diameter minimal 1 cm, cari bukan hanya di leher!!
Skor 1 jika +
7. Pembesaran sendi, lihat GIBUS di tulang belakang (hati-hati pada skoliosis yang bukan gibus)
Skor 1 jika +
![Page 4: Diagnosa dan Penemuan Penderita Penyakit.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/55cf96bd550346d0338d7c35/html5/thumbnails/4.jpg)
8. Rontgen thoraks (standar: PA dan lateral kanan untuk memperjelas gambaran pembesaran kel.hilus, namun anak kecil kebanyakan AP [arah sinar dari depan])
Cara membaca Ro: minimal SIKAD
- S : Simetris (lihat sudut clavicula dan tulang dada harus simetris)
- I : Inspirasi cukup
- K : Ketajaman
- A : Artefak
- D : Double kontur jantung & paru
Gambaran: bisa infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau paratrakea, penyebaran bronkogenik, milier, atelektasis, konsolidasi (lobus), kalsifikasi dengan infiltrat, efusi pleura, bronkiektasis, kavitas, tuberkuloma, destroyed lung. Jika klinis tak sesak tapi Ro throaks: gambaran paru yang “parah” à kemungkinan besar TB (disebut diskonkruen klinis dan radiologis)