diagnosa kep

26
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosis keperawatan pre- operatif mayor klien bedah dapat mencakup : 1. Cemas, berhubungan dengan pengalaman bedah (anesthesi, nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan 2. Kurang pengetahuan mengenai prosedur dan protokol pre-operatif dan harapan pasca-operatif Appendicitis: I. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah (Doengoes, 2000) 2. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan sekunder terhadap luka post operasi dimulai dengan tidak diterapkannya adanya tanda dan gejala yang membuat diagnosa actual (Doengoes, 2000) 3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan sekunder terdapat efek anestesi ditandai dengan peningkatan ekspansi paru (Ulric, 1990). 4. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi saluran pernafasan ditandai dengan reflek batuk menurun, pusat kesadaran menurun (Doengoes, 2000) Fraktur :

Upload: thomz-ari

Post on 28-Dec-2015

88 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diagnosa Kep

Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosis keperawatan pre-operatif mayor klien bedah dapat mencakup :

1. Cemas, berhubungan dengan pengalaman bedah (anesthesi, nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan

2. Kurang pengetahuan mengenai prosedur dan protokol pre-operatif dan harapan pasca-operatif

Appendicitis:

I. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah (Doengoes, 2000)2. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan sekunder terhadap luka post operasi dimulai dengan tidak diterapkannya adanya tanda dan gejala yang membuat diagnosa actual (Doengoes, 2000)3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan sekunder terdapat efek anestesi ditandai dengan peningkatan ekspansi paru (Ulric, 1990).4. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi saluran pernafasan ditandai dengan reflek batuk menurun, pusat kesadaran menurun (Doengoes, 2000)

Fraktur :A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Pre operasi

1. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan banyaknya perdarahan.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi syok hipovolemik.

Intervensi :

- Observasi tanda-tanda vital

Page 2: Diagnosa Kep

- Mengkaji sumber, lokasi dan banyaknya perdarahan.

- Member posisi supinasi

- Member banyak cairan ( minum )

- Pemberian obat koagulan sia (vit. K, Adona) dan penhentian perdarahan dengan

fiksasi.

- Pemberian tranfusi darah.

2. Nyeri berhubungan dengan perubahan fragmen tulang, luka pada jaringn lunak.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri dapat berkurang atau

hilang.

Intervensi :

- Mengkaji karakteristik nyeri

- Mempertahankan imobilisasi

- Berikan sokongan ( support) [pada ekstremitas yang luka.

- Mengajarkan teknik nafas dalam, disraksi dan guide imagery

- Menjelaskan seluruh prosedur diatas.

3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan euromuskuler skeletal

Tujuan : setelah tindakan keperawatan aktivitas klien meningkat.

Intervensi :

- Kaji tingkat imobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang

imobilitas tersebut.

- Mendorong partisipasi dalam aktifitas toleransi

- Memberikan diet tinggi protein, vitamin, dan mineral,.

- Konsul dengan fisioterapi.

b. Post operasi

1. Nyeri berhubungan dengan ttindakan operasi.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri dapat berkurang/ hilang.

- Intervensi :

- Kaji nyeri secara komprehensif

- Pertahankan imobilisasi

- Ajarkan teknik nafas dalam

Page 3: Diagnosa Kep

- Kolaborasi pemberian analgetik’

- Observasi vital sign

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik

Tujuan : mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai

Intervensi :

- Kaji kulit dan klasifikasi pada tahap perkembangan luka

- Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah, dan tipe cairan luka

- Pantau peningkatan suhu tubuh

- Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptic, balut luka dengan kasa kering dan

steril, gunakan plaster kertas.

- Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi

3. Ganggaun moblitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak post operasi

Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawatan masalah mobilitas teratasi.

Intervensi :

- Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dari kebutuhan peralatan

- Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas

- Ajarkan dan pantau klien dalam penggunaan alat bantu.

- Ajarkan dandukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.

- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi atau okupasi.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperwatan maka tidak ada tanda-tanda

infeksi.

Intervensi :

- Pantau tanda-tanda vital

- Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptic

- Lakukan perawatan terhadap prosedur invasive seperti infuse, kateter, drain luka.

- Jika ditemukan tanda infeksi kolaboasi untuk pemeriksaan darah, HB, leukosit.

- Kolaborasi pemberian antibiotic.

Section caersarea :

Page 4: Diagnosa Kep

Pre operasi :

a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus, perubahan hormone progesteron

b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

c. Resiko infeksi berhubungan dengan kontaminasi dengan lingkungan luar

Intra Operasi

a. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan

b. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif

c. Resiko mual muntah, hipertermi, berhubungan dengan efek anesthesia

Post Operasi

a. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif: penatalaksanaan tindakan Sectio Caesarea

b. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan/ luka pembedahan

c. Hipotermia berhubungan dengan paparan lingkungan dingin, pemberian obat-obatan yang

menyebabkan vasodilatasi

d. Mual berhubungan dengan efek pemberian anestesi

Luka bakar : DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tidak efektifnya pertukaran gas/oksigen b.d kerusakan jalan nafas.

Tidak efektifnya pertukaran gas/oksigen b.d kerusakan jalan nafas

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d banyaknya penguapan/cairan tubuh

yang keluar.

Nyeri b.d kerusakan kulit dan tindakan pencucian .

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan metabolik(BMR)

Page 5: Diagnosa Kep

Risti infeksi b.d kerusakan integritas kulit

Gangguan mobilisasi b.d keruskan jaringan dan kontraktur

Cemas/takut b.d hospitalisasi/prosedur isolasi

Gangguan body image b.d perubahan penampilan fisik

Kurang pengetahuan tentang kondisi luka bakar, prognosis dan perawatan luka bakar b.d

kurangnya informasi

BPH :Menurut Doengoes (2000), diagnosa keperawatan dan intervensi yang muncul dalam

BPH sebagai berikut :

Pre operasi :

d. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik: spasme otot spincter

Definisi :

Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual

atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi

Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat

yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6

bulan.

NOC :

1. Pain Level

2. Pain control

3. Comfort level

Page 6: Diagnosa Kep

Kriteria Hasil :

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

NIC :

Pain Management

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri

masa lampau

7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan

9. Kurangi faktor presipitasi nyeri

10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi

13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

15. Tingkatkan istirahat

16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

17. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration

1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

Page 7: Diagnosa Kep

2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

3. Cek riwayat alergi

4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyer

6. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal

7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur

8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

9. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan penyakitnya,

tindakan yang dilakukan, komplikasi yang muncul

Definisi :

Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.

NOC :

1. Knowledge : disease process

2. Knowledge : health Behavior

Kriteria Hasil :

1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis

dan program pengobatan

2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim

kesehatan lainnya.

NIC :

Teaching : disease Process

1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang

spesifik

Page 8: Diagnosa Kep

2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan

anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang

tepat

4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

7. Hindari harapan yang kosong

8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang

tepat

9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit

10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara

yang tepat atau diindikasikan

12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat

14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi

perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

f. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

Definisi:

Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber

sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan

oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang

memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak

menghadapi ancaman.

NOC :

1. Anxiety control

2. Coping

Page 9: Diagnosa Kep

Kriteria Hasil :

1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas

3. Vital sign dalam batas normal

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan

berkurangnya kecemasan

NIC :

Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

6. Dorong keluarga untuk menemani

7. Lakukan back / neck rub

8. Dengarkan dengan penuh perhatian

9. Identifikasi tingkat kecemasan

10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

12. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

13. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

Intra Operasi

d. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif

Definisi:

Peningkatan resiko masuknya organisme patogen

NOC :

1. Immune Status

Page 10: Diagnosa Kep

2. Knowledge : Infection control

3. Risk control

Kriteria Hasil :

1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

3. Jumlah leukosit dalam batas normal

4. Menunjukkan perilaku hidup sehat

NIC :

Infection Control (Kontrol infeksi)

1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

2. Pertahankan teknik isolasi

3. Batasi pengunjung bila perlu

4. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah

berkunjung meninggalkan pasien

5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan

6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung

8. Pertahankan lingkungan aseptik selama operasi

9. Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)

1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

2. Monitor kerentanan terhadap infeksi

3. Batasi pengunjung

4. Partahankan teknik aseptik

5. Pertahankan teknik isolasi

6. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase

7. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah

8. Dorong masukan cairan

9. Laporkan kecurigaan infeksi

10. Laporkan kultur positif

Page 11: Diagnosa Kep

e. Resiko cedera akibat kondisi perioperatif berhubungan dengan gangguan persepsi/ sensorik

akibat anestesi

Definisi:

Beresiko mengalami perubahan anatomis dan fisik yang tidak disengaja karena akibat sikap

tubuh atau peralatan yang digunakan saat prosedur invasif/ bedah

NOC:

1. Risk Control

2. Safety Behavior : Home Physical Environment

3. Safety Status : Physical Injury

Kriteria Hasil:

1. Bebas dari cedera

2. Mengetahui pencegahan agar tidak cedera

NIC:

Environment Management (Manajemen lingkungan)

1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien

2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi

kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien

3. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)

4. Memasang side rail tempat tidur

5. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

6. Memberikan penerangan yang cukup

7. Mengontrol lingkungan dari kebisingan

8. Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan

f. PK : Syok Hipovolemik

Post Operasi

Page 12: Diagnosa Kep

e. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif: penatalaksanaan tindakan TURP

Definisi:

Peningkatan resiko masuknya organisme patogen

NOC :

4. Immune Status

5. Knowledge : Infection control

6. Risk control

Kriteria Hasil :

5. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

6. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

7. Jumlah leukosit dalam batas normal

8. Menunjukkan perilaku hidup sehat

NIC :

Infection Control (Kontrol infeksi)

10. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

11. Pertahankan teknik isolasi

12. Batasi pengunjung bila perlu

13. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah

berkunjung meninggalkan pasien

14. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan

15. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

16. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung

17. Pertahankan lingkungan aseptik selama operasi

18. Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)

11. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

12. Monitor kerentanan terhadap infeksi

13. Batasi pengunjung

14. Partahankan teknik aseptik

Page 13: Diagnosa Kep

15. Pertahankan teknik isolasi

16. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase

17. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah

18. Dorong masukan cairan

19. Laporkan kecurigaan infeksi

20. Laporkan kultur positif

b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan penyakitnya,

tindakan yang dilakukan, komplikasi yang muncul obat obatan yang diberikan, dan

perubahan gaya hidup.

Definisi :

Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.

NOC :

1. Knowledge : disease process

2. Knowledge : health Behavior

Kriteria Hasil :

1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis

dan program pengobatan

2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim

kesehatan lainnya.

NIC :

Teaching : disease Process

1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang

spesifik

2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan

anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

Page 14: Diagnosa Kep

3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang

tepat

4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

7. Hindari harapan yang kosong

8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang

tepat

9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit

10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara

yang tepat atau diindikasikan

12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat

14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi

perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

c. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan persepsi/ sensorik akibat anestesi

Definisi:

Beresiko mengalami perubahan anatomis dan fisik yang tidak disengaja karena akibat sikap

tubuh atau peralatan yang digunakan saat prosedur invasif/ bedah

NOC:

1. Risk Control

2. Safety Behavior : Home Physical Environment

3. Safety Status : Physical Injury

Kriteria Hasil:

1. Bebas dari cedera

2. Mengetahui pencegahan agar tidak cedera

NIC:

Page 15: Diagnosa Kep

Environment Management (Manajemen lingkungan)

1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien

2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi

kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien

3. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)

4. Memasang side rail tempat tidur

5. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

6. Membatasi pengunjung

7. Menganjurkan keluarga untuk menemani klien

8. Memberikan penerangan yang cukup

9. Mengontrol lingkungan dari kebisingan

10. Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan

11. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan

status kesehatan dan penyebab penyakit.

d. Hipotermia berhubungan dengan paparan lingkungan dingin, pemberian obat-obatan yang

menyebabkan vasodilatasi

Definisi:

Kondisi penurunan suhu tubuh seseorang dibawah rentang normal

NOC :

1. Thermoregulation

2. Vital sign monitoring

Kriteria Hasil :

1. Suhu tubuh dalam rentang normal

2. Nadi dan RR dalam rentang normal

NIC :

Temperature regulation

1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam

Page 16: Diagnosa Kep

2. Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu

3. Monitor TD, nadi, dan RR

4. Monitor warna dan suhu kulit

5. Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

7. Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh

8. Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas

9. Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari

kedinginan

10. Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang

diperlukan

11. Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan

12. Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring

1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah

3. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

4. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas

5. Monitor kualitas dari nadi

6. Monitor frekuensi dan irama pernapasan

7. Monitor suara paru

8. Monitor pola pernapasan abnormal

9. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit

10. Monitor sianosis perifer

11. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan

sistolik)

12. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

e. Mual berhubungan dengan peningkatan asam lambung akibat efek pemberian anestesi

Page 17: Diagnosa Kep

Definisi:

Suatu sensasi seperti gelombang yang tidak menyenangkan pada belakang tenggorok,

epigastrum, atau melalui abdomen yang dapat atau tidak menimbulkan muntah.

NOC:

1. Comfort Level

2. Hydration

3. Nutritional Status: Food and Fluid Intake

Kriteria Hasil:

1. Mual berkurang/ hilang

2. Mengetahui metode cara menurunkan mual

NIC:

1. Kaji penyebab mual

2. Jauhkan makanan atau lingkungan yang berbau menyengat/ tajam

3. Berikan distraksi menggunakan musik/ tv

4. Temani klien dan berikan dukungan

5. Ajarkan nafas dalam

6. Posisikan semi fowler

7. Berika anti emetik sesuai anjuran

8. Berikan perawatan mulut setelah terjadi muntah

Sectio CaresareaPre operasi :

g. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus, perubahan hormone progesteron

h. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

i. Resiko infeksi berhubungan dengan kontaminasi dengan lingkungan luar

Page 18: Diagnosa Kep

Intra Operasi

g. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan

h. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif

i. Resiko mual muntah, hipertermi, berhubungan dengan efek anesthesia

Post Operasi

f. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif: penatalaksanaan tindakan Sectio Caesarea

g. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan/ luka pembedahan

h. Hipotermia berhubungan dengan paparan lingkungan dingin, pemberian obat-obatan yang

menyebabkan vasodilatasi

i. Mual berhubungan dengan efek pemberian anestesi

BOMAGE SKORE

(untu anesthesia Regional)

1. Dapt menngangkat tungkai bawah

2. Tidak dapat mengangkat kedua tungkai tapi bisa melakukan fleksi sendi lutut.

3. Tidak dapat melakukan fleksi sendi lutut tapi dapat menggerakkan pergelangan kaki

4. Tidak dapat menggerakkan seluruh

Hilang pengaruh anesthesi regional bila skore < 2

Page 19: Diagnosa Kep

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik,

kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan,

penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.

A. Aldrete Score (dewasa)

Penilaian :

Nilai Warna

Merah muda, 2 Pucat, 1 Sianosis, 0

Pernapasan

Dapat bernapas dalam dan batuk, 2 Dangkal namun pertukaran udara adekuat, 1  Apnoea atau obstruksi, 0

Sirkulasi

Tekanan darah menyimpang <20% dari normal, 2 Tekanan darah menyimpang 20-50 % dari normal, 1 Tekanan darah menyimpang >50% dari normal, 0

Kesadaran  

Sadar, siaga dan orientasi, 2 Bangun namun cepat kembali tertidur, 1 Tidak berespons, 0

Aktivitas  

Seluruh ekstremitas dapat digerakkan, 2 Dua ekstremitas dapat digerakkan,1 Tidak bergerak, 0

Jika jumlahnya > 8, penderita dapat dipindahkan ke ruangan

 

Page 20: Diagnosa Kep

B. Steward Score (anak-anak)

Pergerakan

Gerak bertujuan 2 Gerak tak bertujuan 1 Tidak bergerak 0

Pernafasan

Batuk, menangis 2 Pertahankan jalan nafas 1 Perlu bantuan 0

Kesadaran

Menangis 2 Bereaksi terhadap rangsangan 1 Tidak bereaksi 0

Jika jumlah > 5, penderita dapat dipindahkan ke ruangan.

 

C. Bromage Score (spinal anestesi)

Kriteria Nilai

Gerakan penuh dari tungkai, 0 Tak mampu ekstensi tungkai, 1 Tak mampu fleksi lutut, 2 Tak mampu fleksi pergelangan kaki, 3

Jika Bromage Score 2 dapat pindah ke ruangan.