desain penelitian fix

24
DESAIN PENELITIAN Gbr1.1 PRO SES PENELITIAN 3 DEFINISI M ASALAH M enentukan masalah penelitian 1 PENGAM ATAN M engidentifika si m inatbidang penelitian yang luas 5 PENYUSU NAN HIPOTESIS 9 Penulisan Laporan 8 DEDUKSI Hipotesisditerim a? Pertanyaan penelitian dijawab 11 Pengambilan keputusan m anajerial 7 Pengum pulan, Analisi, dan Interprestasi data 4 KERANGKA TEORITIS M engidentifi kasi dan m enguraika n variabel dengan jelas 10 Presentasi Laporan 2 PENGUM PULAN DATA AW AL W aw ancara, surveyliteratur DESAIN PENELITIAN YA TIDAK Desain penelitian sebagai tahapan yang perlu dilakukan setelah merumuskan hipotesis, terdiri atas serangkaian pilihan pengambilan keputusan. Aspek-aspek dalam desain penelitian yang perlu diperhatikan adalah dalam menentukan tujuan studi, jenis penelitian/investigasi, tingkat interferensi, setting kajian, unit analisis, teknik sampling, menentukan horison waktu, menentukan pengukuran dan ukuran, pengumpulan data sampai analisis data. Desain penelitian secara umum perlu mempertimbangkan batasan waktu penelitian, biaya dan sumber daya lain yang akan dikorbankan, dan kemampuan peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti perlu mempertimbangkan faktor manfaat yang akan Research design kelompok 6 Page 1

Upload: rannia

Post on 19-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

metodologi penelitian

TRANSCRIPT

DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian sebagai tahapan yang perlu dilakukan setelah merumuskan hipotesis, terdiri atas serangkaian pilihan pengambilan keputusan. Aspek-aspek dalam desain penelitian yang perlu diperhatikan adalah dalam menentukan tujuan studi, jenis penelitian/investigasi, tingkat interferensi, setting kajian, unit analisis, teknik sampling, menentukan horison waktu, menentukan pengukuran dan ukuran, pengumpulan data sampai analisis data.Desain penelitian secara umum perlu mempertimbangkan batasan waktu penelitian, biaya dan sumber daya lain yang akan dikorbankan, dan kemampuan peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti perlu mempertimbangkan faktor manfaat yang akan diperoleh dari pilihan-pilihan dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan unsur-unsur desain penelitian yang dimaksudSetelah mengidentifikasi variabel dalam suatu situasi masalah dan mengembangkan kerangka teoritis, langka berikut adalah mendesain penelitian sehingga data yang diperlukan dapat dikumpulkan dan dianalisis untuk sampai pada solusi.Merupakan serangkaian pilihan pengambilan keputusan rasional, keputusan mengenai tujuan studi (eksploratif, deskriptif, pengjuan hipotesis), letaknya ( yaitu konteks studi), jenis yang sesuai untuk penelitian (jenis yang sesuai untuk penelitian (jenis investigasi), tingkat manipulasi dan control penelitian (tingkat intervensi peneliti), aspek temporal (horizon waktu), dan level analisis data (unit analisis) ini adalah bagian integral pada desain penelitian.Semakin ketat dan canggih desain penelitian, semakin besar waktu, biaya dan sumber daya lain yang akan dihabiskan. Penting diperhatikan mengenai relevan terhafap manfaat bagi peneliti, terkait akurasi, keyakinan, generalisasi, sepadan dengan investasi yang dikeluarkan. Peneliti akan menentukan keputusan yang tepat untuk dibuat dalam desain penelitian studi berdasarkan definisi masalah, tujuan penelitian, tingkat keketataan yang diinginkan, dan pertimbangan biaya.

TUJUAN STUDIStudi mungkin bersifat eksploratif dan deskriptif, atau dilakukan untuk menguji hipotesis. Studi kasus merupakaan penyelidikan studi yang dilakukan dalam situasi organisasi lain yang mirip, yang juga merupakan metode pemecahan masalah, atau untuk memahami fenomena yang diminati dan menghasilkan pengetahuan lebih lanjut dalam bidang tersebut. Sifat studi entah eksploratif, deskriptif, atau pengujian hipotesis, bergantung pada tahap peningkatan pengetahuan mengenai topic yang teliti. Keputusan desain menjadi semakin ketat saat kita berlanjut dari tahap eksploratif, dimana kita berusaha mengeksplorasi bidang penelitian organisasi yang baru ke tahap deskriptif, kita mencoba menjelaskan karakteristik tertentu dari fenoma yang menjadi pusat perhatian ke tahap pengujian hipotesis, menguji apakah hubungan yang diperkirakan memang terbukti dan jawaban atas pertanyaan telah diperoleh. 1. Studi Eksploratif.Dilakukan bilamana tidak terdapat pengetahuan/informasi yang cukup memadai bagaimana suatu masalah dipecahkan dimasa lalu. Dalam kasus demikian, pengumpulan data pendahuluan harus dilakukan secara ekstensif untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai fenomena yang ada, baru kemudian merancang model dan mengembangkan kerangka teroritis dan merumuskan hiptesis.Grounded Research merupakan contoh penelitian exploratory yang bersifat kualitatif dimana tidak terdapat/minimnya hasil penelitian terdahulu, dan peneliti menempatkan teori sebagai latar.Studi eksploratif dilakukan jika tidak banyak yang diketahui mengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip diselesaikan di masa lalu. Dalam kasus tersebut, studi awal yang ekstensif perluh dilakukan untuk mendapatkan keakraban dengan fenomena situasi, dan memahami apa yang terjadi sebelum kita membuat sebuah model dan menyusun desain ketat dan investigasi menyeluruh.Intinya, studi ekploratid dilakukan untuk memahami dengan lebih baik sifat masalah karena mungkin baru sedikut studi yang telah dilakukan dalam bidang tersebut. Wawancara ekstensif dengan banyak orang mungkin harus dilakukan untuk menangani situasi dan memahami fenomena. Penelitian yang lebih ketat pun kemudian dapat dilaksanakan.Sejumlah studi kualitatif (sebagai lawan dari data kuantitatifyang dikumpulkan melalui kuisioner, dan sebagainya), dimana data diperoleh melalui pengamatan atau wawancara, adalah eksploratif dalam sifatnya. Bila data menyingkapkan beberapa pola yang terkait dengan fenomena perhatian, teoripun dikembangkan dan hipotesis dirumuskan untuk pengujian lebih jauh.Singkat kata, studi eksploratif penting untuk memperoleh pengertian yang baik mengenai fenomena perhatian dan melengkapi pengetahuan lewat pengembangan teori lebih lanjut dan pengujian hipotesis.

2. Studi DeskriptifDilakukan untuk mengetahui/menegaskan dan mendeskripsikan karakteristik variabel-variabel yang diteliti. Kajian deskriptif menyediakan alternatif bagi peneliti untuk menggambarkan profil/aspek-aspek yang relevan dari suatu fenomena terkait unit analisis individu, dyads, kelompok, organisasional, industri, atau perspektif lainnya.Kajian deskriptif membantu peneliti untuk memahami karakteristik satuan pengamatan pada situasi tertentu, berfikir sistematis mengenai aspek-aspek yang diteliti pada situasi tertentu, menawarkan gagasan untuk melakukan penyelidikan/penelitian lebih lanjut, dan membantu dalam proses pengambilan keputusan (yang relatif sederhana).Studi Deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Misalnya, studi mengenai sebuah kelas dalam hal presentasi anggota yang berada dalam tahun senior dan junior mereka, komposisi gender, kelompok usia, jumlah semester yang tersisa sebelum kelulusan, dan jumlah mata kuliah bisnis yang diambil, bias dianggap bersifat deskriptif. Cukup sering, studi deskriptif dilakukan dalam organisasi untuk mempelajari dan menjelaskan karakteristik sebuah kelompok karyawan, misalnya usia, tingkat pendidikan, status kerja, dan lama kerja orang hispanik atau usia, yang bekerja dalam system. Studi deskriptif juga dilakukan untuk memahami karakteristik organisasi yang mengikuti praktik umum tertentu. Contoh, seseorang mungkin ingin mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik organisasi yang melaksanakan system manufaktur fleksibel atau mempunyai rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio) tertentu.Tujuannya adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industry atau lainnya. Dalam banyak kasus, informasi tersebut mungkin vital bahkan sebelum mempertimbangkan langkah korektif tertentu.

3. Pengujian HipotesisKajian yang disertai dengan pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat keterkaitan atau perbedaan yang ada diantara dua/lebih kelompok/faktor-faktor pada situasi tertentu.Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan varians dari variabel terikat/respon/endogenous, atau untuk memprediksi/mengestimasi hasil (outcome) berdasarkan perubahan-perubahan pada variabel prediktor/exogenousStudi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan (independensi) dua atau lebih factor dalam situasi. Contoh studi semacam tersebut ditampilkan di bawah ini. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menelaah varians dalam variabel terikat atau untuk memperkirakan keluaran organisasi

4. Analisis Studi KasusStudi kasus meliputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang berkaitan dengan situasi serupa dalam organisasi lain. Kita belajar sebelumnya bahwa studi kasus, sebagai sebuah teknik pemecahan masalah, tidak sering dilakukan dalam organisasi karena penemuan jenis masalah yang sama dengan konteks perbandingan dengan yang lainnya adalah sulit, mengingat keangenan perusahaan untuk menyingkapkan permasalahan mereka. Tetapi, studi kasus yang bersifat kualitatif adalah berguna dalam menerapkan solusi pada masalah terkini berdasarkan pengalaman pemecahan masalah lalu. Hal tersebut juga berguna dalam memahami fenomena tertentu, dan menghasilkan teori lebih lanjut untuk pengujian empris.

JENIS INVESTIGASIDisesuaikan dengan keperluan/ kebutuhan apakah :a. KausalPeneliti tidak sekedar ingin mengetahui suatu variabel berkorelasi dengan variabel-variabel lainnya atau tidak. Yang ingin lebih diketahuinya adalah penyebab terjadinya atau munculnya variabel tergantung, atau variabel bebas apa yang menyebabkan munculnya variabel tergantung. Misalnya, apa yang menyebabkan para pegawai stress (variabel tergantung), apa yang menyebabkan volume penjualan menurun (variabel tergantung), apa yang menyebabkan konsumen tidak puas (variabel tergantung), Benarkah turunnya volume penjualan (variabel tergantung) disebabkan oleh iklan yang tidak tepat (variabel bebas)? Benarkan motivasi kerja seseorang rendah (variabel tergantung) disebabkan karena upah atau gajinya sedikit (variabel bebas)? dan lain sebagainya. Yang ingin diketahuinya adalah variabel apa yang menyebabkan semua hal yang negatif (simptom) itu muncul atau terjadi, dengan tujuan agar bisa memberikan jalan keluar atas masalah yang ada (stress kerja, volume penjualan menurun, konsumen tidak puas, dlsb)Dalam konteks di atas, jenis penelitian yang seyogianya digunakan pastinya juga harus berbeda dengan penelitian yang tujuannya sekedar ingin mengetahui korelasi atau hubungan di antara dua variabel. Jika tujuan utamanya adalah ingin mengetahui adanya sebab-akibat (causeeffect) dalam suatu tatanan tertentu maka jenis penelitiannya adalah rancangan percobaan (experimental design) atau rancangan causal-comparative, bukan rancangan korelasional.Umumnya penelitian kausal dilakukan di ilmu-ilmu non sosial. Seseorang yang ingin mengetahui pengaruh pemberian pupuk terhadap pertumbuhan tanaman akan melakukan berbagai eksperimen di laboratorium maupun di lapangan. Karena pertumbuhan tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh adanya pupuk maka agar benar-benar mengetahui pengaruh pupuk, maka variabel lain yang dipertimbangkan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, harus mampu dikendalikan.Semua penelitian ilmiah dalam upaya mengetahui efek atau pengaruh suatu jenis obat terhadap penyembuhan penyakit harus merupakan penelitian yang menggunakan metode eksperimen yang dilakukan berkali-kali. Oleh karena itu, informasi tentang efektivitas atau pengaruh obat yang hanya berdasarkan pengakuan/pengalaman/testimoni/kesaksian seseorang atau sekelompok orang (umumnya dalam pengobatan alternatif) tidak dapat diterima oleh dunia kedokteran modern.Hubungan sebab akibat yang definitf, agar peneliti mampu menyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y, dan jika variabel X dihilangkan atau diubah dalam cara tertentu maka masalah Y terpecahkan.

b. KorelasiStudi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variable berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variable-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.Studi korelasi bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi. Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya berhubungan dengan kompetensi profesional kepala sekolah.Semua variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dll) diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.Read more: METODE PENELITIAN >> Pendekatan, Jenis dan Metode PenelitianSekedar identifikasi factor-faktor penting yang berkaitan dengan masalah.Kausalitas merupakan tipe investigasi yang bertujuan untuk mencari solusi/jawaban/ kesimpulan mengenai penyebab terjadinya suatu faktor respon, atau akibat dari satu/lebih faktor prediktor pada situasi tertentu.Korelasional merupakan tipe investigasi yang lebih menekankan kepada identifikasi faktor-faktor krusial yang berhubungan dengan masalah.Analisis deferensiasi merupakan tipe investigasi yang menekankan kepada analisis perbedaan diantara dua/lebih kelompok/sampel independen/dependen pada situasi tertentu dengan faktor tertentu sebagai kontrol.

TINGKAT INTERVENSI PENELITI TERHADAP STUDITingkat intervensi peneliti terhadap arus kerja ditempat kerja mempunyai keterkaitan langsung dengan apakah studi yang dilakukan kausal dan korelasional.a. Intervensi MinimalPeneliti tidak melakukan intervensi dalam aktifitas normal yang diteliti.Peneliti melakukan penelitian (biasanya korelasional) pada lingkungan yang sebenarnya/alami tanpa campur tangan peneliti pada alur kegiatan/situasi organisasional yang ditelitinya.

b. Intervensi SedangPeneliti melakukan penelitian (biasanya kausalitas) dengan mencoba memanipulasi variabel tertentu untuk mengkaji dampaknya terhadap variabel respon.Peneliti tidak hanya mengumpulkan data dari dua selang waktu yang berbeda, melainkan peneliti juga bermain bersama, atau memanipulasi peristiwa normal dengan sengaja mengubah tingkat emosi atau mempengaruhi, serta mengabaikan bagian ini.

c. Intervensi BerlebihPeneliti melakukan penelitian (biasanya kausalitas/diferensiasi) dengan memanipulasi variabel tertentu dan mengontrol variabel lain (membuat setting artifisial). Penelitian dengan tingkat interferensi maksimal umumnya dilakukan di laboratoriumDimana peneliti tidak hanya dukungan yang dimanipulasi, tetapi juga situasi, menarik subjek keluar dari lingkungan normal dan menempatkannya dalam keadaan yang benar-benar berbeda.

SITUASI STUDIPenelitian organisasi dapat dilakukan dalam lingkungan yang dialami, dimana pekerjaan berproses secara normal (dalam situasi yang tidak diatur) atau dalam keadaan artificial dan diatur.Studi korelasional selalu dilakukan dalam situasi tidak diatur, sedangkan kebanyakan studi kausal yang ketat dilaksanakan dalam situasi leb yanhg diatur.a. Studi lapangan ( Field studi) adalah dimana berbagai factor diuji dalam situasi alami dan kegiatan sehari-hari berlangsung dengan intervensi minimal peneliti bersifat kolerasional,b. Eksperimen lapangan (Field experiment) adalah dimana hubungan sebab akibat di pelajari dengan sejumlah intervensi peneliti namun tetap dalam situasi alami dimana pekerjaan tetap berlangsung dalam kondisi normal.c. Experiment leb adalah eksperimen yang dilakukan untuk menentukan hubungan sebab akibat tidak hanya melakukan tingkat control yang tinggi, namun juga dalam situasi buatan yang diatur dengan sengaja.

PENGUKURAN DAN UKURANa. Pengukuranb. Item (Ukuran)c. Skalad. Kategori

UNIT ANALISISPenentuan unit analisis sejalan dengan formulasi pertanyaan penelitian, penentuan ukuran sampel, dan pengumpulan data. Unit analisis berhubungan dengan tingkat agregasi/kesatuan data yang dikumpulkan pada saat akan melakukan tahapan analisis data.Unit analisis dapat berupa status : a. Individub. Pasanganc. Kelompokd. Organisasie. KebudayaanPengguna unit analisis terkait dengan pertanyaan penelitian, unit analisis akan bergerak secara integral sesuai dengan arah pertanyaan tersebut.DESAIN SAMPELa. ProbabilitasTeknik sampling probabilitas (probability) merupakan teknik yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Selain itu probability sampling merupakan pemilihan sampel tidak dilakukan secara subjektif, dalam arti sampel yang terpilih tidak didasarkan semata-mata pada keinginan si peneliti sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih sebagai sampel. Dengan demikian diharapkan sampel yang terpilih dapat digunakan untuk mendug karakteristik populasi secara objektif..Teknik Probilitas ini bertujuan mendapatkan data seakurat mungkin agar diketahui jarak pasti dari kondisi ideal. (Asep, 2005)Metode Penarikan Sampel Probabilitas

Terdapat empat metode dalam penarikan sampel probabilitas. Metode dalam penarikan sampel probabilitas akan dijelaskan sebagai berikut: (Asep, 2005)

1. Sampel Acak SederhanaMetode sampel acak sederhana merupakan suatu prosedur yang memungkinkan setiap elemen dalam populasi akan memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

2. Sampel BerstrataMetode penarikan sampel berstrata merupakan suatu prosedr penarikan sampel berstrata yang dalam hal ini suatu subsampel subsampel acak sederhana ditarik dari setiap strata yang kurang lebih sama dalam beberapa karakteristik. Ada dua macam penarikan sampel berstrata yaitu, proporsional dan Non-Proporsional.

3. Sampel BerkelompokMetode penarikan data sampel berkelompok merupakan suatu prosedur penarikan sampel probabilitas yang memilih sub-populasi yang disebutcluster, kemudian setiap elemen didalam kelompok dipilih sebagai anggota sampel

1. Sampel SistematikTeknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Contoh sampling sistematis, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota populasi itu diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah urut nomor 1,5,10,15,20 dan seterusnya sampai 100

b. NonprobabilitasTerdapat 5 teknik pengambilan teknik sampling non probabilistic.1. Teknik HaphazardTeknik haphazard adalah teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatannya diperoleh secara sembarangan atau sedapatnya.2. Teknik VoluntaryTeknik voluntary adalah teknik yang dilakukan jika satuan sampling dikumpulkan atas dasar sukarela.3. Teknik PurposiveTeknik purposive merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih satuan sampling atas dasar pertimbangan sekelompok pakar di bidang ilmu yang sedang diteliti.4. Teknik SnowballTeknik snowball merupakan teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatan diambil berdasarkan informasi dari satuan pengamatan sebelumnya yang sudah terpilih.5. Teknik KuotaTeknik pengambilan sampel ini banyak diterapkan pada penelitian pasar dan penelitian pengumpulan pendapat (opinion poll) atau jejak pendapat. Teknik dilakukan dengan melakukan penjatahan terhadap kelompok satuan pengamatan secara berjenjang.

c. Ukuran SampelUkuran sampel merupakan ukuran individual yang dimaksukkan kedalamsuatu penyelidikan/penelitian.Besaran atau ukuran sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, acuan umum penelitian social memiliki maksimal tingkat kesalahan sebesar 5% (0,05).Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil ukuran sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.Beberapa formula untuk menentukan ukuran sampel seperti table Isaac and Michel, table krejcie dan morgan, formula slovin, formula lemeshow, cohrans formula lainnya tersedia untuk menentukan besaran sampel yang dapat digunakan dalam penelitian.HORIZON WAKTUa. Studi Cross SectionalData yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian atau mempelajari sampel dari berbagai strata pada waktu bersamaan. b. LongitudinalData yang dikumpulkan lebih dari satu batas waktu atau dua batas waktu yang berbeda dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian, biasanya terkait dengan sebelum dan sesudah, atau mempelajari sampel peserta pada jangka waktu yang panjanng. Biasanya longitudinal ini selalu dilakukan untuk desain eksperimen, dan ada juga studi lapangan akan tetapi biasanya biaya, waktu dan lainnya membuat kebanyakan studi lapangan bersifat cross-sectional.

METODE PENGUMPULAN DATAa. PengamatanMerupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden. Namun juga dapat digunakan untuk merekap berbagai fenomena yang terjadi, teknik ini digunakan bila peneliti ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia. Proses kerja, gejalah-gejala alam dengan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.b. WawancaraMerupakan teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali dari responden.c. KuesionersMetode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden tersebut memberikan jawaban.Kuesioner terbagi menjadi 2 yaitu :1. Kuesioner terbukaDalam kuesioner ini responden diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kalimatnya sendiri.2. Kuesioner tertutupKuesioner ini jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih saja.

d. Pengukuran fisikPenentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, besarnya terhadap suatu standar atau suatu pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hamper semua benda yang bias dibayangkan.Kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.

e. UnobtrusivePenemuan fakta-fakta yang diperoleh di lapangan melalui analisis isi dan studi kelayakan memungkinkan untuk mempelajari permasalahan/objek penelitian tanpa melibatkan peneliti atau tidak perlu ada proposal riset yang diajukan.

ANALISIS DATA1. Feel for dataMembandingkan Dua hal atau nilai variabel berupa data Cross Section untuk mengetahui perbedaan dan perbandingan, data time series untuk mengetahui besarnya perubahan dan perbandingan dan kenaikan /penurunan berupa persentase yang digunakan untuk mengambil kesimpulan. Menggunakan perhitungan metematik seperti Mean, Standar Deviasi, Correlation, Frequency, Distribution

2. Goodness of dataUntuk menguji data dengan menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen yang lebih kecil agar dapat:a. Mengetahui variabel yang dominan b. Membandingkan dua variabel c. Membandingkan beberapa variabel secara keseluruhan

Ada 2 cara untuk menguji data tersebut adalah dengan :a. ValidityTingkat kendala dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrument dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur.b. RealibilityTingkat sejauh mana pengukuran memberikan hasil yang sama (konsisten) dalam setiap observasi. Suatu pengukuran tinggi badan dan berat badan, validitas adalah sejauh mana keakurasian pengukuran tinggu badan maupun berat badan yang dilakukan.

3. Pengujian HipotesisSuatu analisis yang bertujuan untuk menguji kebenaran suatu hipotesa yang telah dibuat pada awal penelitian dibandingkan dengan hasil penelitiana. T-TestDigunakan untuk menguji 2 kelompok sampel yang melihat apakah ada perbedaan atau tidak diantara keduanya.b. AnovaDigunakan untuk menguji lebih dari dua kelompok sampel atau variabel yang dimasukan dalam penelitian.c. Chi Square TestDigunakan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara variabel yang diteliti , tidak melihat seberapa besar hubungan yang terjadid. Multiple Regression AnalysisDigunakan untuk melihat seberapa besar hubungan yang terjadi diantara 2 variabel atau lebih dan kearah mana hubungan itu mempengaruhie. Correlation (Pearson & Spearman)Digunakan untuk melihat seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variable

KESIMPULAN

Dalam bab ini telah kita bahas mengenai desain penelitian dasar dan beberapa pilihan yang dapat ditentukan oleh peneliti. Dimana pada awalnya harus menentukan tujuan studi apakah merupakan studi eksploratif, deskriptif, pengujian hipotesis, atau studi kasus.

Lalu dari tujuan studi, peneliti harus menentukan jenis studi yang akan dilakukan, kausal, korelasional, ataupun diferensiasi serta implikasi dari penentuan situasi studi, tingkat intervensi peneliti, dan horizon waktu studi. Unit analisis dilihat merujuk pada tingkat dimana data dijumlahkan untuk analisis, dan bahwa horizon waktu bias one shot dan longitudinal. Akhirnya, dari pembahasan ini kita dapat mempelajari situasi dimana tiap keputusan desain akan tepat.

Research design kelompok 6Page 4