bab iv desain baja ringan fix -...
TRANSCRIPT
IV - 1
BAB IV
ANALISIS DESAIN BAJA RINGAN
4.1. ANALISIS DESAIN MANUAL
Analisis desain baja ringan pada elemen rangka atap dibagi dalam
dua kategori, yaitu analisis batang tekan dan analisis batang tarik. Analisis
ini didasarkan pada nilai gaya batang yang terjadi akibat beban luar.
Berikut ini adalah contoh analisis desain baja ringan pada sebuah
kasus rangka atap.
• Pembebanan
Gambar 4.1. Kasus Pembebanan
• Analisis Gaya Batang
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan SAP 2000 V.10,
maka diperoleh diperoleh hasil nilai gaya batang sebagai berikut :
Gambar 4.2. Gaya Batang
Tarik
Tekan
IV - 2
Tabel 4.1. Nilai Gaya Batang
Frame Station PText m N
1 1.523 -4489.152 1.523 -2622.013 1.523 -2622.014 1.523 1112.255 1.523 1112.256 1.400 2399.87 1.400 2399.88 1.523 1112.259 1.523 1112.2510 1.523 -2622.0111 1.523 -2622.0112 1.523 -4489.1513 1.414 2773.7414 1.414 2773.7415 1.414 -693.4316 1.414 -693.4317 1.414 -4160.6118 1.400 2.225E-1219 1.400 -2.225E-1220 1.414 -4160.6121 1.414 -693.4322 1.414 -693.4323 1.414 2773.7424 1.414 2773.7425 0.400 -1.784E-1126 1.414 -1733.5927 0.800 -980.6728 0.000 2427.0228 0.990 2427.0228 1.980 2427.0229 1.200 030 1.720 -210931 1.600 -980.6732 2.608 3196.5833 2.000 -4601.8134 2.441 590.5935 2.000 -975.9836 2.441 590.5937 2.000 -4601.8138 2.608 3196.5839 1.600 -980.6740 1.720 -210941 1.200 042 1.980 2427.0243 0.800 -980.6744 1.414 -1733.5945 0.400 0
Sumber : SAP 2000 V.10
IV - 3
Pada contoh kasus di atas, batang 32,33,37, dan 38 mengalami gaya
batang yang paling maksimal. Batang 32 dan 38 mengalami gaya tekan
sebesar -4601.81 N dan batang 33 dan 37 mengalami gaya tarik sebesar
3196.58 N. Nilai gaya batang tersebut, baik tekan maupun tarik ini akan
digunakan sebagai sampel analisis desain.
4.1.1. Desain Batang Tekan
Pada batang tekan, desain dihadapkan pada antisipasi tekuk
yang dapat terjadi pada tiap sumbu elemennya. Karena tekuk
tersebut berpengaruh pada nilai struktural batang yang bersangkutan.
Sehingga penampang yang dipilih adalah penampang dengan nilai
kapasitas yang dapat menahan tekuk yang akan terjadi.
Berikut ini adalah contoh desain batang tekan dari contoh
struktur kuda – kuda di atas :
a. Data Analisis
1. Gaya batang : 4601.81 N
2. Panjang batang : 2000 mm
3. Profil desain : Profil C 75 x 75 ( PT. Smartruss )
Gambar 4.3. Properti Dimensi Profil C
IV - 4
4. Data profil :
MPaEMPaF
mmIymmIx
mmAmmt
mmammbmmh
Y
20300050027791,423
946.115618494.124
73.038.1028.3914.74
4
4
2
===
=
=
====
Stifner = 2 buah ( multipe stiffener )
b. Analisis Perhitungan
1. Efektifitas Elemen Pengaku (stiffener)
Elemen pengaku terdapat pada elemen badan,
Batasan Elemen Pengaku
44 18264 ttthIa ≥⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −=
44 73.01873.02673.014.744 xxIa ≥⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −=
44 1.598.107 mmmmIa ≥=
4
3
507.05 ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛≥⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−=
hastif
hastif
hhtIs
Jarak elemen pengaku ( astif ) = 47.17mm
44
3
3
48.168
5014.74
17.4714.747.0
17.4714.7473.014.745
507.05
mmmmIs
xxIs
hastif
hastif
hhtIs
≥=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛≥⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛≥⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−=
IV - 5
Is < Ia..........(elemen pengaku berpengaruh pada ketebalan
elemen penampang)
Tebal Efektif Akibat Elemen Pengaku
Untuk profil C 75x75,
nilai mw = 59.14 mm
p = 60.68 mm
Isf = 19.6 mm4 3/1
3
32 ⎥
⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡+=
ptI
pw
tt sfms
3/1
373.068.606.193
68.60214.5973.0 ⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡+=
xx
xt s
mmts 93.0=
Nilai tebal efektif penampang
elemen badan, teff = ts
elemen sayap, teff = t
2. Batas Kelangsingan Elemen Penampang.
45.95494.124
8.46012030004
644.0
.644.0lim
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
=
=
x
fEk
W
Syarat Batasan :
Web, teff
hWw = < 200, dan teff
hWw = < Wlim
20072.7993.014.74
<==Ww , dan Ww < Wlim
Syarat, Ww < Wlim Maka : Ww = W
IV - 6
Flange, teffbWf = < 200 , dan
teffbWf = < Wlim
200808.5373.028.39
<==Wf , dan Wf < Wlim
Syarat, Wf < Wlim Maka : Wf = W
3. Luasan Efektif (A e)
Dari batasan penampang untuk :
Web
didapat Ww= 79.72
maka, he = Ww . ts
= 79.72 x 0.93
= 74.14 mm
Flange
didapat Wf = 53.808 mm
maka, be = Wf . t
= 53.808 x 0.73
= 39.28 mm
Maka nilai luas efektif penampang adalah :
( )[ ] ( )[ ]( )[ ]
203.13973.073.038.102
73.028.39293.073.0214.74
mmAexx
xxxxAe
=
−++−=
IV - 7
Gambar 4.4. Penampang Efektif Profil C 75x75
4. Buckling Arah y ( Non Simetri )
Syarat : Fpy ≤ 2Fy
51.84 ≤ 250
Maka : Fay = Fpy
( )
( )N
xxx
LyKy
IEPy y
cr
147.1410420001
27791,42320300010.
..
2
2
2
=
=
=π
MPa
Fey
454.10103.139147.14104
=
=
( )
MPax
FeyFpy
51.84)454.101(833.0
833.0
===
IV - 8
Cry > Pload
75.11748 N > 4601.81 N (…Aman)
5. Buckling Arah x ( Simetri )
Syarat : Fpx ≥ 2Fy
59.351 ≥ 250
Maka :
( )
Mpa
x
FpxFyFyFax
23.322
59.3514500500
.42
2
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−=
Nxx
FACry aye
75.1174851.8403.1399.0
..
==
= φ
MPa
Fex
073.42203.139615.58676
=
=
( )Mpa
Fpx59.351
073.422833.0==
( )
( )N
xxx
LxKxIE
Px xcr
615.5867620001
946.11561820300010.
..
2
2
2
=
=
=π
IV - 9
MpaG
EG
923.78076)3.01(2
203000)1(2
=+
=
Ω+=
4
333
3
493.2269.2614.919.10
73.038.1031273.014.74
3173.028.39
312
).31(
mmJJ
xxxxxxJ
hibiJ
=
++=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=
= ∑
mmrx
rx
AIxrx
474.30494.124
946.115618
=
=
=
mmex
ex
rxxohex
124.20474.30
6.13414.74
4
2
2
2
2
=
=
=
Crx > Pload
35.40317 N > 4601.81 N (….Aman)
6. Lateral Torsional Buckling
•
Nxx
FACrx xae
35.4031723.32202.1399.0
..
==
= φ
IV - 10
4
2
833.508176.13.494.12427791,423
mmIwxIw
=
+=
6
2
2
75.23011438
)494.124124.206.13833.50817(414.74
)..(4
mmCw
xxCw
AexxoIwhCw
=
−=
−=
( )4
2
2
413.284998724.33494.124)27791,423946.115618(
.
mmx
xAIIIps yx
=
++=
++=
mmr
AIpsr
o
o
846.47494.124
413.284998
=
=
=
( )( )
503.0846.47724.331
1
2
2
2
2
=
−=
−=or
xoβ
( )( )
( ) ( )( )
N
xx
xxx
JGLk
CwExr
Pzo
435.5868
493.2292.7807620001
75.2301143820300010846.471
..
..1
22
2
2
2
=⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡+⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡+⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=
π
2724.336.13124.20
mm
xoexx
=
+=+=
IV - 11
Syarat : Fpz ≤ 2Fy
37.541 ≤ 250
Maka :
s
Crz < Pload
87.4103 N < 4601.81 N (…tidak aman)
Mpa
Fz
213.4203.139435.5868
=
=
( ) ( )
( )( ) ( )( )
Mpa
xx
FFFFFFxFst zexzexzex
579.40
)213.42(320.471503.0.4213.42320.471
213.42320.471
)503.0(21
...4.21
2
2
=
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡
−+
−+=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −+−+= β
β
( )
Mpax
FstFpz
8.33)579.40(833.0
833.0
===
FpzFaz =
Nxx
FACrz aze
87.41038.3302.1399.0
..
==
=φ
IV - 12
Dari contoh desain batang tekan di atas dapat dilihat bahwa
nilai kapasitas penampang dipengaruhi oleh :
1. Gaya Batang
Gaya batang berpengaruh dengan nilai batasan yaitu nilai
rasio lebar elemen penampang. Jika rasio lebar elemen
penampang lebih besar dari nilai batasannya, maka penampang
efektif akan lebih kecil dari nilai penampang yang
sesungguhnya. Sehingga semakin kecil nilai penampang maka
kapasitasnya juga semakin kecil.
2. Panjang Batang
Kapasitas tekuk adalah sebuah fungsi yang berbanding
terbalik dengan nilai panjang batang, sehingga semakin panjang
sebuah batang, maka kapasitas tekuknya menjadi lebih kecil,
begitu pula sebaliknya.
3. Mutu Bahan
Mutu bahan semakin tinggi maka kapasitas tekannya makin
tinggi, namun perlu diperhatikan bahwa bahan dengan mutu
tinggi mempunyai sifat yang getas.
4. Bentuk Profil Desain
Bentuk profil akan mempengaruhi besarnya parameter
desain dan perilakunya. Bentuk profil yang paling baik adalah
profil yang memiliki keseimbangan kekuatan baik dari sumbu
lokal maupun lateralnya dan memiliki titik pusat penampang
yang berimpit dengan shear center – nya.
5. Elemen Pengaku (Stiffener)
Akibat adanya elemen pengaku, maka nilai tebal efektif
pada elemen penampang yang diperkuat akan menjadi lebih
besar, sehingga kekuatan penampang juga akan menjadi
semakin besar.
IV - 13
6. Pelaksanaan Sambungan
Adanya eksenterisitas pada pelaksanaan sambungan, maka
transfer gaya aksial menjadi eksentris pula, hal ini akan
menyebabkan terjadinya momen yang menyebabkan gaya yang
diderita oleh penampang menjadi semakin besar pula.
Untuk memperbesar kapasitas terhadap tekuk euler ( local
dan lateral buckling ) tranfer gaya yang paling baik terdapat
pada titik pusat penampangnya. Untuk memperbesar nilai
kapasitas tekuk torsi, maka transfer gaya yang paling baik
adalah pada shear center – nya.
Apabila pada suatu desain batang tekan terjadi sebuah kasus
dimana gaya batang yang terjadi lebih besar dari kapasitas nominal
salah satu tekuk, maka batang tersebut dapat ditambah elemen
perkuatan untuk meningkatkan nilai kapasitasnya.
Elemen perkuatan dapat berupa :
1. Trekstang
Pemasangan trekstang secara tegak lurus terhadap sumbu
lemah penampang akan meningkatkan nilai kapasitas tekuk pada
sumbu tersebut, karena akan mengurangi panjang tekuknya.
2. Pengaku Arah Longitudinal
Penggunaan pengaku arah longitudinal pada kedua ujung
batang maupun tiap jarak tertentu akan meningkatkan nilai
kapasitas torsi penampang sebesar 10 – 40 %, karena
pemasangan elemen ini akan memperkecil nilai warping
terutama pada ujung batang.
3. Pemasangan Profil Ganda
Untuk profil single simetric, pemasangan profil secara ganda
dimana kedua ujung sayapnya saling bertemu, posisi shear
center akan berubah menjadi berhimpit dengan pusat
IV - 14
penampangnya. Sehingga kemampuannya dalam menahan
tekuk euler maupun tekuk torsi menjadi jauh lebih baik.
Namun perlu diperhatikan bahwa efektifitas dan efisiensi dari
penggunaan elemen perkuatan tersebut harus tetap dijaga. Sehingga
nilai safety, servirceability dan ekonomis struktur masih dapat
dipertahankan.
4.1.2. Desain Batang Tarik
Pada batang tarik, desain dihadapkan pada pemilihan
penampang yang luasannya mampu menahan gaya tarik yang terjadi,
sehingga nilai kapasitas penampang murni ditentukan oleh luasan
penampang. Hal yang juga harus diperhatikan pada desain batang
tarik adalah perlemahan yang terjadi pada sambungan. Hal ini terjadi
akibat adanya lubang akibat sambungan baut. Namun sesuai dengan
batasan masalah, maka perhitungan sambungan tidak dibahas dalam
Tugas Akhir ini, sehingga jumlah baut pada sambungan adalah nilai
asumsi, bukan berasal pada analisis perhitungan.
a. Data Analisis
1. Gaya batang : 3916.58 N
2. Panjang batang : 2608 mm
3. Profil desain : Profil C 75 x 75 ( PT. Smartruss )
4. Data profil :
MPaEMPaFuMPaF
mmIymmIx
mmAmmt
mmammbmmh
Y
203000660500
423.27791946.115618
494.12473.0
38.1028.3914.74
4
4
2
====
=
=
====
IV - 15
5. Jumlah baut : 4 buah
6. Diameter baut : 6 mm
b. Analisis Perhitungan
1. Luasan netto penampang
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )2
2
974.106473.06494.124
494.124
mmxx
nBautxplattebalxDiameterAA
mmA
n
=
−=−=
=
2. Kapasitas penampang non eksentris
• Kondisi leleh
NPloadTr
Nxx
FATr Ygyt
58.3916
3.56022500494.1249.0
..
1
1
=⟩
==
= φ
• Kondisi ultimate
NPloadTr
Nxx
FATr untu
58.3916
53.61624660494.12475.0
..
2
2
=⟩
=== φ
3. Kapasitas penampang eksentris
• Kondisi leleh
3486.2043600.13
423.27791
mmS
S
xIyS
t
t
t
=
=
=
IV - 16
Misal sambungan berpusat pada posisi badan, maka
mmxoe 6.13==
NPloadTr
NT
xT
Se
A
FT
r
r
tg
yr
58.3916
95.30653486.2043
600.13494.124
15009.0
1
1
1
1
1
=⟩
=
+=
+
Φ=
• Kondisi ultimate
151.27553
600.1373.064423.27791
... 2
=
−=
−=
yn
yn
yyn
I
xxxI
xtdnII
3966.2025600.13
151.27553
mmS
S
nt
nt
=
=
( )
NPloadTr
NT
xT
Se
A
FT
r
r
tnn
uur
58.39162
858.31789966.2025
600.13494.124
166075.0
1
2
2
2
=⟩
=
+=
+
Φ=
IV - 17
4. Kelangsingan Batang Tarik
Batas Kelangsingan
λ ≤ 300
sumbu lemah profil c merupakan sumbu y, maka
941.14494.124
423.27791
=
=
=
ry
ry
AIyry
)(....300553.174941.14
26081
.
Aman
xrLK
≤=
=
=λ
Dari contoh desain batang tarik di atas dapat dilihat bahwa
nilai kapasitas penampang dipengaruhi oleh :
1. Luas Penampang Profil
Besar kecilnya nilai kapasitas tarik suatu penampang murni
dipengaruhi oleh luasan penampangnya. Kedua parameter
tersebut memiliki hubungan yang berbanding lurus.
2. Mutu Bahan
Semakin tinggi mutu bahan maka tegangan lelehnya akan
semakin tinggi, nilai kapasitas tarik berbandiang lurus dengan
nilai tegangan leleh, sehingga semakin tinggi mutu bahan suatu
profil, maka kapasitas tariknya semakin tinggi.
3. Eksentrisitas
Pelaksanaan sambungan yang tidak berada pada pusat
penampang akan menyebabkan transfer gaya aksial menjadi
eksentris, dari contoh perhitungan di atas dapat dilihat bahwa
IV - 18
pengaruh eksentrisitas menyebabkan kapasitas tarik penampang
menjadi jauh lebih kecil.
4. Kelangsingan Batang Tarik
Kelangsingan batang tarik sebenarnya tidak berpengaruh
secara struktural. Hanya saja batang yang nilai kelangsingannya
>300 akan mengalami lendutan, tetapi secara struktural batang
tersebut aman dan kuat. Batasan ini agar struktur tetap memenuhi
syarat serviceability.
5. Kekuatan Sambungan
Nilai kapasitas tarik suatu batang pada daerah sambungan
akan jauh lebih kecil dibandingkan bagian lainnya. Untuk itu
pemilihan elemen sambungan harus benar – benar diperhatikan.
Jenis baut yang digunakan bukan baut biasa, melainkan jenis
screw. Kekuatan sambungan harus seimbang dengan kekuatan
profil, karena sambungan yang terlalu kuat hanya akan
menyebabkan kegagalan pada profil akibat pengaruh kekuatan
sambungan itu sendiri.
Apabila dalam suatu desain nilai kapasitas tarik penampang
lebih kecil dari nilai gaya batang yang terjadi, maka profil harus
diganti dengan profil lain yang nilai luas penampangnya dapat
mengakomodasi gaya tarik yang terjadi.
4.2. ANALISIS PROGRAM BAJA RINGAN
Analisis program merupakan suatu bentuk usaha agar analisis dapat
dilakukan secara cepat dan akurat, sehingga efektifitas dan efisiensi analisis
desain dapat tercapai.
Adapun pelaksanaan pemrograman dalam tugas akhir ini
menggunakan Visual Basic 6.0. dengan alasan kemudahan fitur – fitur yang
tersaji di dalamnya dan compatible terhadap sitem windows yang banyak
digunakan masyarakat Indonesia. Untuk rangkaian formulasi perhitungan
kapasitas, program analisis ini juga mengacu pada CSA – S136 – M89.
IV - 19
Secara umum logika pelaksanaan analisis pemrograman adalah sama
dengan pelaksanaan analisis desain manual, hanya dalam pelaksanaannya
terdapat tambahan fitur yang dapat mengakomodir pelaksanaan desain
dalam kondisi eksentris sesuai dengan kebanyakan pelaksanaan struktur atap
baja ringan. Hal tersebut perlu diantisipasi karena pelaksanaan desain akan
lebih akurat bila terjalin koordinasi antar keduanya. Dengan adanya
pemahaman tersebut diharapkan angka kegagalan struktur dapat direduksi.
Program analisis desain baja ringan ini terdapat dua pilihan analisis,
yaitu analisis batang tekan dan batang tarik. Dimana di dalamnya terdapat
dua pilihan profil desain yaitu profil C dan profil Z sesuai apa yang tertera
dalam batasan masalah. Kedua pilihan profil tersebut dibagi lagi menjadi
profil berpengaku dan profil tanpa pengaku.
Kelemahan dari program analisis ini adalah belum tersedia fitur
kapasitas sambungan maupun model sambungan, karena sesuai dengan
batasan masalah dalam Tugas Akhir ini, yaitu tidak ada tinjauan pada
elemen sambungan.
4.2.1. Algoritma Pemrograman
Algoritma digunakan sebagai panduan dalam logika
berfikir saat pelaksanaan pemrograman. Algoritma berisi alur
langkah yang telah disusun secara urut dari awal pelaksanaan input
properti data, urutan penggunaan formulasi pendukung, dan terakhir
adalah hasil out put data yang akan disajikan.
IV - 20
1. Algoritma Analisis Desain Batang Tekan
tdk
ya
STIFFENER DESIGN p,Wm,a stiff, Isf
4t184t26th4Ia ≥−=
⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜
⎝
⎛
START
MAIN INPUT Pload,Lx,Ly,Lz
MATERIAL PROPERTIES E,Fy,Fu,k
SECTION PROPERTIES Section Design, b,h,a,t
DESIGN PROPERTIES øc,K,Ω
STIFFENED
CALCULATION Ix,Iy,A,yo,xo
of section
43
50h
ah0.7
ahht5Is ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛≥⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−=
stiffstiff
IV - 21
tdk
ya
tdk
ya
tdk
ya
Wf > Wlim
⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−= kE/f
W0,2081kE/f0,95
fWfe
he = Ww . teff
be = Wf . teff
he = Wwe . teff
be = Wfe . teff
3/1
3sfm
s ptI3
p2wtt ⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡+=
teff = ts
f = Pload/A
f
kE0.644W lim =
Ww = h/teff
Wf = b/teff
Ww > Wlim
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −= kE/f
W0,2081kE/f0,95
wWwe
Is<Ia teff = t
IV - 22
CALCULATION Ae
of section
BUCKLING Y AKSIS
( )2
y2
ycr KLEIπ
P =
e
ycrey A
PF =
eypy F0.833F =
2
FyFpy > pyay FF =
pyay F4
FyFyF −=
ayery F.A.ΦC c=
tdk
ya
IV - 23
BUCKLING X AKSIS
( )2
x2
xcr KLEIπP =
e
xcrex A
PF =
expx F0.833F =
2
FyFpx > pxax FF =
pxax F4
FyFyF −=
axerx F.A.ΦC c=
IV - 24
LATERAL TORSIONAL BUCKLING
Ω)2(1
EG+
=
∑= )hi.bi31(J 3
AIpsro =
2
orx1β ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−=
PROFIL C
AIxrx =
2
2
rxx
4hex o
=
xoexx +=
2x.AeIyIw +=
A).ex.xo(Iw4hCw
2
−=
2x.AIyIxIps ++=
AIxrx =
xoexx +=
0ex =
4h.I
Cw2
y=
PROFIL Z
tdk
ya
IV - 25
( )( )
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡+⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛= J.G
L.kCw.E.πx
r1Pz 2
2
2o z
e
z
APFz =
( ) ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −+−+= exz
2exzexzst F.βF4FFFF
β21F
Fst0.833Fpz =
zaz FF p=
pzaz F4
FyFyF −=
azerz F.A.ΦcC =
2
FyFp >z
SECTION IS SAFE
Cry > Pload SECTION UN SAFE
CHECKING
tdk
ya
tdk
ya
IV - 26
Gambar 4.5. Algoritma Batang Tekan
Crx > Pload SECTION UN SAFE
SECTION IS SAFE
Crz > Pload SECTION UN SAFE
SECTION IS SAFE
OUTPUT DESIGN Cry,Crx,Crz
FINISH
tdk
ya
tdk
ya
IV - 27
2. Algoritma Analisis Desain Batang Tarik
START
MAIN INPUT Pload, L, n baut, db
MATERIAL PROPERTIES E, Fy, Fu
SECTION PROPERTIES Section Design, b, h, a, t
DESIGN PROPERTIES øty, øtu, K ,e
CALCULATION Ix, Iy, A, yo, xo
of section
( )( )tdbnAAn −=
YIELD CONDITIONS
xoIySt =
t
yytr
Se
A
FT
+
Φ= 1
.1
IV - 28
ULTIMATE CONDITIONS
xoI
S ynnt =
2yyn xo.t.d.nII −=
( )
tnn
utu2r
Se
A1
FΦT+
=
Iy < Ix
I = Iy
AIyr =
I = Ix
AIr x
=
r
KLλ =
SECTION IS SAFE
Tr1 > Pload SECTION UN SAFE
CHECKING
KELANGSINGAN BATANG
tdk
ya
tdk
ya
IV - 29
Gambar 4.6. Algoritma Batang Tarik
SECTION IS SAFE
Tr2 > Pload SECTION UN SAFE
SECTION IS SAFE
λ > 300 SECTION UN SAFE
OUTPUT DESIGN Tr1, Tr2, λ
FINISH
tdk
ya
tdk
ya
IV - 30
4.2.2. Aplikasi Program
Properti Material
o E : Modulus elastisitas baja ringan (MPa)
o Fy : Tegangan leleh penampang (MPa)
o Fu : Tegangan batas penampang ( MPa )
o Phi : Koefisien tegangan leleh pada desain batang tarik
o Phi u : Koefisien tegangan batas pada desain batang tarik
o Cc : Koefisien dalam desain kapasitas batang tekan
Gambar 4.7. Form Input Material Data
Tipe Pilihan Analisis Desain
Analisis desain baja ringan pada elemen rangka atap dibagi
dalam dua kategori, yaitu analisis batang tekan dan analisis
batang tarik. Analisis ini didasarkan pada nilai gaya batang yang
terjadi akibat beban luar.
Gambar 4.8. Tipe Pilihan Analisis Desain
IV - 31
Input Analisis Desain
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan SAP 2000 V.10,
maka diperoleh hasil nilai gaya batang. Input gaya yang dipilih
adalah pada batang yang mempunyai gaya paling maksimal.
Nilai gaya batang tersebut, baik tekan maupun tarik ini akan
digunakan sebagai input dalam analisis desain.
Force : Gaya batang (N)
k : Faktor tekuk, tergantung dari perletakan ujung batang
L : Panjang batang yang akan dianalisis (m)
ecx : Eksentrisitas sumbu x-x
ecy : Eksentrisitas sumbu y-y
n Baut : Jumlah baut untuk sambungan batang
d : Diameter baut (mm)
Gambar 4.9. Form Input Parameter Tebal Efektif(ts)
Pilihan Elemen Pengaku
Pengaku yang diperhitungkan secara efektif akan mempengaruhi
asumsi tebal elemen profil yang memiliki elemen pengaku
tersebut.
Gambar 4.10. Form Input Elemen Pengaku
IV - 32
Parameter Elemen Pengaku
Gambar 4.11. Input Parameter Tebal Efektif(ts)
p : panjang perimeter dari elemen beberapa pengaku, antar
badan atau dari badan sampai sisi pengaku (mm).
wm : lebar antar badan atau dari badan sampai sisi pengaku
(mm).
Isf : momen inersia dari bagian luasan pengaku (mm4)
ts : asumsi tebal efektif elemen penampang akibat adanya
elemen pengaku (mm)
IV - 33
Hasil Output
Setelah program dijalankan (analyze-Run) akan didapatkan nilai kapasitas
yang sesuai dengan tipe analisis desain yang dipilih sebagai berikut :
Gambar 4.12. Hasil Output Desain Batang Tekan
Gambar 4.13. Hasil Output Desain Batang Tarik
IV - 34
4.2.3. Perbandingan Hasil Analisis Desain Manual Dengan Aplikasi
Program
Desain Batang Tekan:
Hasil Perhitungan Manual
Hasil Perhitungan Aplikasi Program
KAPASITAS TEKUK SUMBU Y Cry = cc * Ae * Fay Cry = 10444,403 > 4601,81 .....OK !!! KAPASITAS TEKUK SUMBU X Crx = cc * Ae * Fax Crx = 40042,911 > 4601,81 .....OK !!! KAPASITAS TEKUK SUMBU Z Crz = cc * Ae * Faz Crz = 4103,870 < 4601,81 .....FAIL !!!
KAPASITAS TEKUK SUMBU Y Cry = cc * Ae * Fay Cry = 11748.75 > 4601,81 .....OK !!! KAPASITAS TEKUK SUMBU X Crx = cc * Ae * Fax Crx = 40317.35 > 4601,81 .....OK !!! KAPASITAS TEKUK SUMBU Z Crz = cc * Ae * Faz Crz = 4107,551 < 4601,81 .....FAIL !!!
Tabel 4.2. Perbandingan hasil analisis desain manual dengan aplikasi program untuk batang tekan.
Desain Batang Tarik:
Hasil Perhitungan Manual
Hasil Perhitungan Aplikasi Program
KAPASITAS KONDISI LELEH Tr1 = (phi * fy) / (1 / Atotal) Tr1 = 30653.95>3916,58 .....OK !!! KAPASITAS KONDISI ULTIMATE Tr2 = (phiu * fu) / (1 / An) Tr2 = 31789.858 >3916,58 .....OK !!! KELANGSINGAN BATANG lambda = k.L / r lambda = 174,553 < 300 ......OK !!!
KAPASITAS KONDISI LELEH Tr1 = (phi * fy) / (1 / Atotal) Tr1 = 30630,731 >3916,58 .....OK !!! KAPASITAS KONDISI ULTIMATE Tr2 = (phiu * fu) / (1 / An) Tr2 = 29315,003 >3916,58 .....OK !!! KELANGSINGAN BATANG lambda = k.L / r lambda = 174,553 < 300 ......OK !!!
Tabel 4.3. Perbandingan hasil analisis desain manual dengan aplikasi parogram untuk batang tarik.