dermato - terapi (2)

87
DERMATO - TERAPI

Upload: fourta-lasocto

Post on 27-Jan-2016

278 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

ksajsahsjkd

TRANSCRIPT

Page 1: Dermato - terapi (2)

DERMATO - TERAPI

Page 2: Dermato - terapi (2)

MACAM2 CARA PENGOBATAN PENYAKIT KULIT:

1. TOPIKAL

2. SISTEMIK

3. INTRA LESI

Cara lain :1. RADIOTERAPI 4. KRIOTERAPI

2. SINAR UV 5. BEDAHLISTRIK

3. PENGOBATAN LASER 6. BEDAH SKALPEL

Page 3: Dermato - terapi (2)

PENGOBATAN TOPIKAL

KEGUNAAN & KHASIAT Pengaruh fisik & kimiawi obat2 yang dipakai di atas kulit yang sakit.

Pengaruh Fisik antara lain :

Mengeringkan

Membasahi(Hidrasi)

Melembutkan

Mendinginkan

Memanaskan

Melindungi ( proteksi )

Page 4: Dermato - terapi (2)

HOMEOSTASIS

MENGEMBALIKAN KULIT YG SAKIT & JARINGAN DI SEKITARNYA

FISIOLOGIK STABIL SECEPATNYA.

Ex : rasa gatal dan rasa panas

Page 5: Dermato - terapi (2)

PRINSIP OBAT TOPIKAL SECARA UMUM :

A. BAHAN DASAR (VEHIKULUM)

B. BAHAN AKTIF

Page 6: Dermato - terapi (2)

BAHAN DASAR ( vehikulum ) Merupakan langkah awal dan terpenting

Ex pada keadaan dermatosis yang membasah

dipakai bahan dasar yang cair/basah

Ex pada keadaan kering dipakai bahan dasar

padat/kering ---- mis : salap

Page 7: Dermato - terapi (2)

Bahan dasar vehikulum

Cairan

Bedak

Salap

Di samping itu ada 2 campuran atau lebih bahan dasar, yaitu :

Bedak kocok ( lotion ), yaitu campuran cairan dan bedak.

Krim, yaitu campuran cairan dan salap

Pasta, yaitu campuran salap dan bedak

Linimen ( pasta pendingin ), yaitu campuran, cairan, bedak, dan

salap.

Page 8: Dermato - terapi (2)

Bedak kocokBedak kocok

krimkrimPasta

berlemakPasta

berlemak

Pasta pendingin

Pasta pendingin

cairancairan bedakbedak

BAGAN VEHIKULUM

SALAPSALAP

Page 9: Dermato - terapi (2)

Vehikulum pada terapi topikal

terbagi atas:

I. Vehikulum Monofasik

II. Vehikulum Bifasik

III. Vehikulum Trifasik

Page 10: Dermato - terapi (2)

A. CAIRANA. CAIRAN

I . VEHIKULUM MONOFASIK

Cairan terdiri atas :

1. Solusio : larutan dalam air

2. Tingtura : larutan dalam alkohol

Page 11: Dermato - terapi (2)

Solusio dibagi dalam :

Kompres

Rendam ( bath ), misalnya rendam kaki, rendam

tangan

Mandi ( fullbath )

Page 12: Dermato - terapi (2)

Prinsip pengobatan cairan Membersihkan kulit yang sakit dari debris ( pus,

krusta dan sebagainya ) dan sisa – sisa obat

topical yang pernah dipakai.

Disamping itu terjadi perlunakan dan pecahnya

vesikel, bula, dan pustule.

Page 13: Dermato - terapi (2)

Hasil akhir pengobatan ialah keadaan yang membasah menjadi kering, permukaan menjadi bersih sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan mulai terjadi proses epitelisasi.

Pengobatan cairan berguna juga untuk menghilangkan gejala, misalnya rasa gatal, rasa terbakar, parastesi oleh bermacam – macam dermatosis.

Page 14: Dermato - terapi (2)

2. Kompres

• Tipe :

Kompres terbuka

Penguapan cairan kompres disusul oleh

absorbsi eksudat atau pus.

Kompres tertutup vasodilatasi,

memperlambat penguapan

Page 15: Dermato - terapi (2)

Kompres terbuka

INDIKASI : Dermatosis madidans Infeksi kulit dengan eritema yang mencolok, misalnya erisepelas Ulkus kotor yang mengandung pus dan krusta.

EFEK PADA KULIT : Kulit yang semula eksudative menjadi kering Permukaan kulit mnejadi dingin Vasokontriksi Eritema berkurang

Page 16: Dermato - terapi (2)

CARA KOMPRES Digunakan kain kasa yang bersifat absorben dan non-

iritasi serta tidak terlalu tebal ( 3 lapis ). Balutan jangan terlalu ketat, tidak perlu steril dan jangan menggunakan kapas karena lekat dan menghambat penguapan.

Kasa dicelup ke dalam cairan kompres, diperas, lalu di balutkan dan didiamkan, biasanya sehari dua kali selama 3 jam. Hendaknya jangan sampai terjadi maserasi. Bila kering dibasahkan lagi. Daerah yang di kompres luasnya 1/3 bagian tubuh agar tidak terjadi pendinginan.

Page 17: Dermato - terapi (2)

Kompres tertutup

INDIKASI : Kelainan yang dalam, misalnya limfogranuloma

venerium.

CARA : Digunakan pembalut tebal dan di tutup dengan

bahan impermeable, misalnya selofan atau plastic.

Page 18: Dermato - terapi (2)

• Efek bedak :- Mendinginkan- Antiinflamasi ringan karena ada sedikit - efek

vasokontriksi- Antipruritus lemah- Mengurangi pergeseran pada kulit yang berlipat

( intertrigo )- Proteksi mekanis

B. BEDAK

Page 19: Dermato - terapi (2)

Yang diharapkan dari bedak terutama ialah efek fisis.

Bahan dasarnya ialah talcum venetum. Biasanya bedak dicampur dengan seng oksida,

sebab zat ini bersifat mengabsorbsi air dan sebum, astringen, antiseptic lemah dan antipruritus lemah.

Page 20: Dermato - terapi (2)

Indikasi pemberian bedak ialah : Dermatosis yang kering dan superficial Mempertahankan vesikel/bula agar tidak pecah,

misalnya pada varicela dan herpes zoster.

Kontraindikasi Dermatitis yang basah, terutama bila disertai

dengan infeksi sekunder.

Page 21: Dermato - terapi (2)

• Sinonim : bedak kocok, liquid powder

mixture(bedak campuran).

• Definisi : suspensi dari bahan padat di air.

II . Vehikulum Bifasik

A. L O T I O N A. L O T I O N ( bedak kocok )( bedak kocok )

Page 22: Dermato - terapi (2)

• Efek pemberian lotion :

mendinginkan.

astringents.

mengeringkan.

Anti inflamasi

superfisial.

Page 23: Dermato - terapi (2)

• Indikasi :

1. Dermatosis yang kering, superficial dan agak luas, yang diinginkan ialah sedikit

penetrasi.2. Pada keadaan subakut

• Kontraindikasi : dermatitis Madidans &

daerah badan yg berambut.

Page 24: Dermato - terapi (2)

• Efek samping :

mengeringkan diindikasikan untuk

jangka pendek

Abrasif partikel2 bedak mungkin

clump.

Page 25: Dermato - terapi (2)

AGAR BEDAK TDK TERLALU KENTAL & TDK CEPAT

KERING JML ZAT PADAT MAKSIMAL 40% & JML

GLISERIN 10-15%.

HAL INI BERARTI BILA BBRP ZAT AKTIF PADAT

DITAMBAHKAN, MAKA PERSENTASE TERSEBUT JGN

DILAMPAUI

Page 26: Dermato - terapi (2)

• Sinonim : krim hidrofilik.

• Definisi : emulsi oil in water

(O / W), sistem dua fase air dan

substansi lemak.

B. K R I MB. K R I M

Page 27: Dermato - terapi (2)

• Efek :

mendinginkan.

Efek anti inflamasi.

Melembabkan & efek emolien

Penetrasi cepat ke kulit.

Dapat dicuci dengan air.

Page 28: Dermato - terapi (2)

• Indikasi :

Indikasi penggunaan krim ialah :

Indikasi kosmetikDermatosis yang subakut dan luas, yang dikehendaki ialah

penetrasi yang lebih besar daripada bedak kocok.Krim boleh digunakan di daerah yang berambut.

Kontraindikasi ialah dermatitis madidans.

Page 29: Dermato - terapi (2)

• Efek samping :

Kekeringan (pemakaian

jangka panjang)

Efek pruritus (sebab

tendensi kekeringan)

Page 30: Dermato - terapi (2)

• Sinonim : krim lipofilic.• Definisi : bahan berlemak atau seperti lemak,

yang pada suhu kamar berkonsistensi seperti mentega. Bahan dasar biasanya vaselin, tetapi dapat pula lanolin atau minyak.

C. S A L A P

Page 31: Dermato - terapi (2)

• Efek pemberian salap :

melindungi.

melembutkan skuama, krusta

menghaluskan.

Page 32: Dermato - terapi (2)

Indikasi pemberian salap ialah :

Dermatosis yang kering dan kronik Dermatosis yang dalam dan kronik, karena daya

penetrasi salap paling kuat jika dibandingkan dengan bahan dasar lainya.

Dermatosis yang bersisik dan berkrusta

Page 33: Dermato - terapi (2)

• Kontra indikasi :

• dermatitis madidans, jika kelainan kulit terdapat pada bagian badan yang berambut, penggunaan salap tidak dianjurkan dan salap jangan dipakai di seluruh tubuh.

• Efek samping :

Inflamasi menetap efek oklusi.

Hidrasi menetap.

Page 34: Dermato - terapi (2)

• Definisi :

D. P A S T AD. P A S T A

campuran homogen bedak dan vaselin.

Page 35: Dermato - terapi (2)

• Efek pemberian pasta :

mendinginkan.

Anti-inflamasi

Sekresi – absorbsi

(mengeringkan).

Melindungi kulit.

Page 36: Dermato - terapi (2)

• Indikasi:Pengguanaan pasta ialah dermatosis

yang agak basah.

Kontraindikasi : dermatosis yang eksudatif dan daerah yang berambut. Untuk daerah genital eksterna dan lipatan – lipatan badan pasta tidak dianjurkan karena terlalu melekat.

Page 37: Dermato - terapi (2)

• Definisi :

III . Vehikulum Triphasic

PASTA PENDINGIN ( Linimen )

campuran cairan, bedak dan salap.

Page 38: Dermato - terapi (2)

• Efek :

Menghaluskan.

Mendinginkan.

Weeping skin.

• Formula dasar untuk pasta pendingin :

zinc oxide, calcium hydroxide solution, &

oil.

Page 39: Dermato - terapi (2)

• Indikasi:

Dermatosis yang sub akut

• Kontra indikasi:

Dermatosis madidans

Page 40: Dermato - terapi (2)

BAHAN AKTIF

Memilih obat topical selain faktor vehikulum, juga faktor bahan

aktif yang dimaksudkan ke dalam vehikulum yang mempunyai

khasiat tertentu yang sesuai untuk pengobatan topical.

Asam salisilat misalnya dapat dicampur dengan asam lainya,

contohnya asam benzoate atau denga ter, resorsinol tidak

tercampur dengan yodium, garam, besi atau bahan yang bersifat

oksidator.

Page 41: Dermato - terapi (2)

Bahan aktif yang digunakan di antaranya ialah : Aluminium asetat

Contohnya ialah larutan Burowi yang mengandung

alumunium asetat 5%. Efeknya ialah astrinen dan

antiseptic ringan.

Page 42: Dermato - terapi (2)

Asam asetatDiapkai sebagai larutan 5% untuk kompres, bersifat antiseptic untuk infeksi pseudomonas.

Asam benzoateMempunyai sifat antiseptic terutama fungisidal.

Page 43: Dermato - terapi (2)

Asam borat

Konsentrasinya 3% tidak dianjurkan untuk dipakai

sebagai bedak, kompres atau dalam salap

berhubung untuk antiseptiknya sangat sedikit dan

dapat bersifat toksik, terutama pada kelalinan yang

luas dan erosive terlebih – lebih pada bayi.

Page 44: Dermato - terapi (2)

Asam salisilatMerupakan zat keratolitik yang tertua yang dikenal dalam pengobatan topical.Efeknya ialah mengurangi proliferasi epitel dan menormalisasi keratinisasi yang terganggu. Pada konsentrasi yang rendah ( 1-2% ) mempunyai efek keratoplastik, yaitu menunjang pembentukan keratin yang baru. Pada konsentrasi yang tinggi ( 3-20% ) Asam

Page 45: Dermato - terapi (2)

bersifat keratolitik dan dipakai untuk keadaan dermatosis yang

hiperkeratolitik. Pada konsentrasi yang sangat tinggi ( 40% )

dipakai untuk kelainan – kelainan yang dalam, misalnya kalus

dan veruka plantaris. Asam salisil dalam konsentrasi 1 % dipakai

sebagai kompres, bersifat antiseptic. Penggunaanya, misalnya

untuk dermatitis eksudatif, asam salisilat 3% - 5% juga bersifat

mempertinggi absorbsi per kutan zat – zat aktif.

Asam undersilenat

Bersifat antimitotik dengan knsentrasi 5% salap atau krim.

Dicampur dengan garam seng 20%

Page 46: Dermato - terapi (2)

vit.A ( tretonin,asam retinoat ) Efek : memperbaiki keratinisasi menjadi normal

jika terjadi gangguan, meningkatkan sintesis D.N.A dalam epithelium germinatif, meningkatkan laju mitosis, menebalkan staratum granulosum, menormalkan parakeratosis.

Indikasi : penyakit dengan sumbatan folikular, penyakit dengan hiperkertaosis, pada proses menua kulit akibat sinar matahari

Page 47: Dermato - terapi (2)

BenzokainBersifat anastesia

Benzyl benzoateCairan berkhasiat sebagai skabisid dan pedikulosid. Digunakan sebagai emulsi dengan konsentrasi 20% dan 25%.

CamphorKonsentrasinya 1-2%. Bersifat anti pruritus berdasarkan penguapan zat tersebut sehingga terjadi pendinginan. Dapat dimasukan ke dalam bedak atau bedak kocok yang mengandung alcohol agar dapat larut. Juga dapat di pakai dalam salap dank rim.

Page 48: Dermato - terapi (2)

KORTIKOSTEROID TOPIKAL

Mempunyai khasiat yang sangat luas, yaitu : anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus, anti mitotic, dan vasokontriksi.

Zat – zat ini pada konsentrasi 0.025% sampai 0.1% memberikan pengaruh anti inflamasi yang kuat, yang termasuk dalam golongan ini ialah : betametason valerat, betametason benzoate, fluinolon, setonid dan triamnisolon asetonid.

Page 49: Dermato - terapi (2)

PenggolonganKortikosteroid topical dibagi menjadi 7 golongan besat, diantaranya berdasarkan anti-inflamasi dan anti mitotic. Golongan 1 yang paling kuat daya anti – inflamasinya dan anti mitotiknya ( superpoten ). Sebaliknya golongan VII yang terlemah ( potensi lemah ).

Page 50: Dermato - terapi (2)

INDIKASI

Dermatosis yang responsive dengan K.T. Dermatosis yang kurang responsive Dermatosis yang responsive dengan kortikosteroid

intralesi

Page 51: Dermato - terapi (2)

Pemilihan jenis K.T

Dipilih K.T yang sesuai, aman, efek samping sedikit dan harga murah : disamping itu ada beberapa faktor yang perlu di pertimbangkan, yaitu jenis penyakit kulit, jenis vehikulum,

kondisi penyakit, luas/tidaknya lesi, dalam/dakangkalnya lesi, dan lokallisasi lesi. Perlu juga di pertimbangkan umur penderita.

Page 52: Dermato - terapi (2)

EFEK SAMPING Gejala efek samping Atrofi Striae atrofise Telangiketasis Purpura Dermatosis akneformis. Hyperkeratosis setempat Hipopigmentasi Dermatitis perioral Menghambat penyembuhan ulkus Infeksi mudah terjadi dan meluas Gambaran klinis penyakit infeksi menjadi kabur Pencegahan efek samping

Page 53: Dermato - terapi (2)

Pencegahan efek samping

Efek samping jarang sekali terjadi, agar aman dosis yang dianjurkan ialah, jangan melebihi 30 gram sehari.

Pada bayi kulit masih tipis, hendaknya di pakai K.T yang lemah.

Pada kelainan sub akut digunakan K.T sedang. Jika kelainan kronis dan tebal dipakai K.T kuat. Bila telah membaik pengolasan dikurangi, yang semula dua kali sehari menjadi sehari sekali untuk mencegah efek samping.

Page 54: Dermato - terapi (2)

Pada daerah lipatan ( inguinal , ketiak ) dan wajah digunakan K.T lemah/sedang. K.T jangan digunakan untuk infeksi bacterial, infeksi mikotik, infeksi virus dan scabies.

- Disekitar mata hendaknya berhati – hati untuk menghindari timbulnya glaukoma dan katarak

Page 55: Dermato - terapi (2)

a. Gol.I (super poten) : betamethasone diproprionate 0.05%, clobetasol proprionate 0.05%

b. Gol.II (poten) :desoximetasone 0.25%.

c.Gol.III(poten):desoximetasone 0.5%,betamethasone

valerate 0.01%

Klassifikasi Kortikosteroid Topikal:

Page 56: Dermato - terapi (2)

d.Gol.IV (potensi medium) : triamcinolone asetinode 0.1%, momethasone furoate 0.1%.

e.Gol.V (potensi medium) : prednicarbate 0.1%, desonide 0.05%

f.Gol.VI (potensi ringan): fluocinolone asetonide 0.01%,

triamcinolone asetinode 0.025%

g.Gol.VII (potensi lemah): obat topikal dg hidrokortison,

dexametason, glumetalon, prednisolon & metil prednisolon

Page 57: Dermato - terapi (2)

Lama pemakaian KS topikal sebaiknya:

tidak lebih dari 4-6 minggu untuk KS potensi

LEMAH

tidak lebih dari 2 minggu untuk KS potensi

KUAT

Page 58: Dermato - terapi (2)

Kortikosteroid sistemik

Fluodrokortison asetat 0.1 mg Hidrokortison 5 – 20 mg Prednison 5 mg Metilprednisolon 4 mg

Page 59: Dermato - terapi (2)

MENTOL

Bersifat antipruritik seperti campora.

Pemakainanya seperti pada campora, konsentrasinya ¼ - 2%

Page 60: Dermato - terapi (2)

Pedofilin

Dammar pedofilin digunakan dengan konsentrasi

25% sebagai tingtur untuk kondiloma akuminata.

Setelah 4-6 jam hendaknya di cuci.

Page 61: Dermato - terapi (2)

Selenium disulfide

Selenium disulfide

Digunakan sebagai sampo 1% untuk dermatitis

seboroik pada kepala dan tinea versikolor.

Kemungkinan terjadinya efek toksik rendah.

Page 62: Dermato - terapi (2)

Sulfur

Bersifat antiseboroik, anti-akne, anti

scabies, antibakteri positif, gram dan

anti jamur.

Yang digunakan ialah sulfur dengan tingkat terhalus,

yaitu

sulfur presipatum ( belerang endap ) berupa bubuk

kuning kehijauan, biasanya dipakai dalam konsentrasi 4-

20%.

Dapat digunakan dalam pasta, krim, salap dan bedak

Kocok.

Page 63: Dermato - terapi (2)

Contoh : dalam salap ialah 2-4 yang mengandung asam salisilat 2% dan sulfur presipatum 4%

Page 64: Dermato - terapi (2)

T e r

Preparat golongan ini di dapat sebagai hasil destilasi kering dari batubara kayu dan fosil.

Preparat ter yang kami gunakan ialah likuor karbonis detergens karena tidak berwarna hitam seperti yang lain dan tidak begitu berbau.

Konsentrasinya 2-5%. Efeknya antipruritus, anti radang, anti ekzem, anti kantosis

keratoplastik, dapat digunakan untuk psoriasis dan dermatitis kronik dan salap.

Page 65: Dermato - terapi (2)

Cara pengolesan digilir, tubuh dibagi 3, hari 1 : kepala dan ekstremitas atas, hari II : batang

tubuh dan hari III ekstremitas bawah.

Page 66: Dermato - terapi (2)

Efek sampingnya pada pemakaian ter perlu diperhatikan

adanya reaksi fototoksik, pada ter yang berasal dari batubara dapat juga terjadi folikulitis dan ter akne.

Terjadi Efek karsinogen ter batubara dapat terjadi pada pemakain yang lama.

Pada pemakain dalam waktu yang singkat efek samping ini tidak pernah terjadi.

Page 67: Dermato - terapi (2)

Tiosulfas natrikus

Kristal mudah larut dalam air. Bersifat antimikotik untuk tinea versikolor dengan larutan 25%

Page 68: Dermato - terapi (2)

Urea

Dengan konsentrasi 10% dalam krim mempunyai efek sebagai emolien, dapat dipakai untuk iktiosis atau xerosis kutis.

Pada konsentrasi 40% melarutkan protein.

Page 69: Dermato - terapi (2)

Zat antiseptic

Zat ini bersifat bakteriostatik. Golongan : Alcohol Fenol Halogen Zat – zat pengoksidasi Senyawa logam berat Zat warna

Page 70: Dermato - terapi (2)

MIKROBIOLOGI KULIT

Page 71: Dermato - terapi (2)

PENDAHULUAN

Kulit manusia tidak bebas hama ( steril ) Kulit steril hanya di dapatkan pada waktu

yang sangat singkat setelah lahir. - Mengenai hubunganya dengan manusia,

bakteri dapat bertindak sebagai : parasit yang dapat menimbulkan penyakit

atau sebagai komensal yang merupakan flora normal

Page 72: Dermato - terapi (2)

PATOGENESIS DAN VIRULENSI Spesies bakteri yang menimbulkan

penyakit dianggap sebagai pathogen. Organism dengan patogenitas rendah

seringakali tidak menimbulkan penyakit. Organism dengan patogenitas tinggi

atau pathogen habitual umumnya berasosiasi dengan penyakit.

Pathogen oportunistik ialah organism non pathogen yang dapat menimbulkan infeksi pada hospes dengan debilitas atau hoepes yang mempunyai presdiposisi.

Page 73: Dermato - terapi (2)

KOLONISASI

Bakteri yang mengontaminasi kulit dapat hidup dan bermultiplikasi disebut kolonisasi

dan kemudian dapat menimbulkan penyakit infeksi.

Page 74: Dermato - terapi (2)

Frekuensi kontaminasi menimbulkan kolonisasi dan kolonisasi menimbulkan penyakit infeksi bergantung pada :

virulensi organism besarnya inokulasi tempat masuk kuman pertahan atau imunitas hospes

Page 75: Dermato - terapi (2)

PATOGENESIS INFEKSI

Bakteri kulit ( inokulasi kulit ) – dinding pembuluh darah – manifestasi perdarahan – reaksi selular – timbul inflamasi -- . Penyebaran sistemik.

Page 76: Dermato - terapi (2)

PERTAHANAN KULIT

keadaan kering mekanisme kimiawi Fenomen interferensi bakteri Bakteri normal di kulit

Page 77: Dermato - terapi (2)

FLORA NORMAL KULIT

Terdiri dari flora transien dan flora residen

Page 78: Dermato - terapi (2)

Perbedaan

Flora residen Non pathogen Sebagai organism yang stabil di permukaan

kulit Dapat mempertahankan diri dari tekanan

kompetisi oleh organism lainya yang secara kintinyu mengontamnasi permukaan kulit.

Tidak mudah dihilangkan dengan cara menghapus

Jenis organismenya sangat kecil.

Page 79: Dermato - terapi (2)

Flora transien Pathogen atau non pathogen Bukan merupakan organism yang

secara teratur terdapa di permukaan kulit.

Tidak dapat mempertahnakan dirinya secara tetap pada kulit normal. Tidak dapat memperbanyak diri

Mudah dihilangkan dari kulit normal denngan cara menghapus atau dengan desinfektan.

Jenis organismenya sangat banyak

Page 80: Dermato - terapi (2)

Flora residen yang tersering ialah : Micrococcaceae Crynebacterium acnes Aerobic diphteroids

Page 81: Dermato - terapi (2)

Klasifikasi system Baird Parker ( 1963 ) : Micrococcus Tipe M1 dan M2 : sering ditemukan

di daerah intertriginosa Tipe M3 : dominan pada kulit kepala

dewasa Tipe M7 : sering disebut Sarcina

lutea, lebih sering ditemukan pada kulit normal daripada dermatitis

Page 82: Dermato - terapi (2)

Corynebacteria Aerobic diptheroids merupakan

anggota genus Corynebacterium yang non pathogen. Organism ini berbentuk batang positif – gram.

Anaerobic diptheroid Contohnya antara lain ialah

corynebacterium acnes, merupakan flora residen di kulit, terutama di folikel, yakni tempat – tempat yang banyak sekresi sebum.

Page 83: Dermato - terapi (2)

Organisme negative – gram Flora residen lainya ialah Esherichia

coli, pseudomonal aeruginosa dan organism grup Mima-Herella.

Page 84: Dermato - terapi (2)

Flora transien terdiri atas : Organism aerobic yang membentuk

spora Streptococcus Neisseria Basil negative gram yang berasal

dari daerah intertriginosa dapat menjadi flora transien di tempat lain.

Page 85: Dermato - terapi (2)

LOKALISASI FLORA BAKTERI

Mayoritas organism aerobic terdapat di permukaan lapisan terluar stratum korneum, juga banyak ditemukan organism pada infundibulum folikel rambut.

Organism aneronik terdapat dalam jumlah besar pada sebum yang disekresikan dan mungkin pada bagian dalam folikel pilosebaseus.

Page 86: Dermato - terapi (2)

PERANAN FLORA NORMAL

Yang terpenting ialah sebagai pertahanan terhdap infeksi bakteri, dengan jalan interferensi bakteri.

Memproduksi asam lemak bebas

Page 87: Dermato - terapi (2)