deret dan barisan logika

2
Deret dan Barisan Logika Karya: Gita Cahyaningtyas Waktu itu, Seorang gadis kecil meraba tiap segi sudut hidupnya Menerawang gugusan langit berdiagonal Dibawah rangkaian persegi panjang Disatukan oleh segitiga sama kaki Ah, bukan ! Sebut saja segitiga sembarang Layang-layangnya telah lama ia terbangkan Namun tak kunjung pulang Mungkin tak mau pulang Memori masa lalunya ia putar Bak bioskop masa kini Munculah satu-persatu bayang-bayang oval, lingkaran, bahkan persegi Dulu, aku bersedekap dalam tarian peri Sekarang, aku hanya bersedekap malam berujung pagi Keluhnya meringis entah meratap Seiring sang bola menari indah di sumbunya Mengitari angka satu hingga dua belas Kini gadis kecil itu telah sampai Tatapannya nanar Vektor kehidupan menggenggam besaran waktu

Upload: gitacahyaningtyas

Post on 09-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Never to judge someone from her/his looks, but from what are they doing for get a successful~

TRANSCRIPT

Deret dan Barisan LogikaKarya: Gita Cahyaningtyas

Waktu itu,Seorang gadis kecil meraba tiap segi sudut hidupnyaMenerawang gugusan langit berdiagonal Dibawah rangkaian persegi panjangDisatukan oleh segitiga sama kakiAh, bukan !Sebut saja segitiga sembarangLayang-layangnya telah lama ia terbangkanNamun tak kunjung pulangMungkin tak mau pulangMemori masa lalunya ia putar Bak bioskop masa kiniMunculah satu-persatu bayang-bayang oval, lingkaran, bahkan persegiDulu, aku bersedekap dalam tarian periSekarang, aku hanya bersedekap malam berujung pagiKeluhnya meringis entah meratapSeiring sang bola menari indah di sumbunyaMengitari angka satu hingga dua belasKini gadis kecil itu telah sampaiTatapannya nanarVektor kehidupan menggenggam besaran waktuMemintas masa kearah positif tanpa pernah kembaliBeribu syukur tak pernah henti teruntaiKala deretan kaum kuartil ketiga meghempasnyaIa tak goyah, tetap tegakMenggenggam balok-balok kemenangan yang lama diterbangkan sang layang-layangBarisan logika menggerogotiBenarkah? Ia tetap berdiri, lurus 1800Cibir para kaum kuartil ketiga dulu,Kini mampu ia patahkanPremis-premisnya dulu,Kini mampu ia buktikanBeribu tetes keringatnya dulu,Kini ekuivalen dengan grafik hidupnya yang bergerak naikAngka-angka yang ia hitung dulu mulai dari satu hingga tak berujungKesimpulan-kesimpulan minus dimuntahkan Ia tak ambil pusingSenyum setengah lingkarannya ia taburkan ke semua Lalu melambaikan tangan pada lingkaran tanpa batas yang penuh benci

Muntok, 26 Mei 2015