denyut jantung tekanan darah dan gerak refleks

19
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA DENYUT JANTUNG, TEKANAN DARAH, DAN GERAK REFLEKS DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3 HILWA WALIDA (3415081951) DWI LUSI RIADONA (3415081974) YULIA HARDIANTI (3415081980) FITRIYANI (3415081985) DEWI SARTIKA (3415083247) PENDIDIKAN BIOLOGI REGULER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011

Upload: disa-natasia-swift

Post on 24-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

upload

TRANSCRIPT

Page 1: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“ DENYUT JANTUNG, TEKANAN DARAH, DAN GERAK REFLEKS ”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

HILWA WALIDA (3415081951)

DWI LUSI RIADONA (3415081974)

YULIA HARDIANTI (3415081980)

FITRIYANI (3415081985)

DEWI SARTIKA (3415083247)

PENDIDIKAN BIOLOGI REGULER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2011

Page 2: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

DENYUT JANTUNG

I. TUJUAN

Mengetahui tempat pengukuran denyut jantung

Mengetahui karakteristik denyut jantung

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi denyut jantung

Mengetahui cara mengukur denyut jantung

Mengukur denyut jantung

II. TINJAUAN TEORI

Jantung adalah organ vital dan merupakan pertahanan terakhir untuk hidup

selain otak. Denyut yang ada di jantung ini tidak bisa dikendalikan oleh manusia.

Denyut jantung biasanya mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak

jantung per satuan waktu, secara umum direpresentasikan sebagai bpm (beats per

minute). Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung

pada kapan waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah

berolahraga). Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang

diperlukan oleh tubuh saat itu.

Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi

(diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya. Kontraksi jantung

mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh

utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah

yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri. Walaupun sisi kiri dan kanan jantung

memiliki tekanan atrium dan ventrikular yang berbeda, sisi-sisi tersebut berkontraksi

dan berelaksasi bersamaan serta secara serempak mengeluarkan volume darah

yang sama.

Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan dapat

didengar melalui stetoskop. “Lup” mengacu pada saat katup A-V menutup dan “dup”

mengacu pada saat katup semilunar menutup. Bunyi ketiga atau keempat

disebabkan vibrasi yang terjadi pada dinding jantung saat darah mengalir dengan

cepat ke dalam ventrikel, dan dapat didengar jika bunyi jantung diperkuat melalui

mikrofon. Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yang

Page 3: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

berkaitan dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada katup

seperti penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan, atau katup

yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah (Sloane, 2004).

Denyut jantung (denyut apikal) adalah bunyi yang terdengar melalui stetoskop

selama kontraksi jantung. S1 adalah bunyi akibat tertutupnya katup trikuspidalis dan

mitral. Sedangkan S2 adalah bunyi akibat tertutupnya katup pulmonal dan atrial.

Setiap denyut merupakan kombinasi antara bunyi jantung S1 dan S2. Kecepatan

normal denyut jantung pada orang dewasa adalah 55 sampai 90 kali/ menit dengan

rata-rata 70 kali/ menit. Denyut apikal merupakan pengukuran frekuensi dan irama

kontraksi jantung yang paling akurat.

Laskowski menambahkan ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi

jumlah denyut jantung seseorang, yaitu aktivitas fisik atau tingkat kebugaran

seseorang, suhu udara disekitar, posisi tubuh (berbaring atau berdiri), tingkat emosi,

ukuran tubuh serta obat yang sedang dikonsumsi. Denyut jantung seseorang juga

dipengaruhi oleh usia dan aktivitasnya. Olahraga atau aktivitas fisik dapat

meningkatkan jumlah denyut jantung, namun jika jumlahnya terlalu berlebihan atau

di luar batas sehat dapat menimbulkan bahaya.

Berbagai penelitian membuktikan bahwa daya tahan kardiorespirasi adalah

salah satu indikator obyektif dalam mengukur aktivitas fisik seseorang dan

merupakan komponen terpenting dalam meningkatkan kebugaran jasmani

seseorang. Olahraga menyebabkan perubahan besar dalam sistem sirkulasi dan

pernapasan, dimana keduanya berlangsung bersamaan sebagai bagian dari respon

homeostatik. Respon tubuh terhadap olahraga yang melibatkan kontraksi otot dapat

berupa peningkatan kecepatan denyut jantung (Necel, 2009).

Penelitian dari Linda S. Pescatello, PhD; Ann E. Fargo, MA; Charles N. Leach

Jr., MD; and Herbert H. Scherzer, MD diperoleh hasil yaitu selama olahraga sekitar

30 menit pada pada orang normal (tidak mengalami hipertensi) terjadi peningkatan

tekanan darah dari 117/76 mmHg menjadi 122/74 mmHg serta. Begitu pula dengan

frekunsi denyut jantung, yang pada awalnya sebanyak 66 kali/menit meningkat

menjadi 78 kali / menit. Sedangkan pada orang yang mengalami hipertensi, selama

olahraga sekitar 30 menit terjadi penurunan mengalami hipertensi, selama olahraga

sekitar 30 menit terjadi penurunan tekana darah dari 136/91 mmHg menjadi 130/82

mmHg penurunan ini terjadi pula pada frekuensi denyut jantungnya dari 83 kali/menit

menjadi 80 kali/menit (cicr.ahajournals.org, 1991 dalam Necel, 2009).

Page 4: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

III. METODOLOGI

Alat : Stetoskop, Jam dan lampu senter.

Cara Kerja :

o Meminta OP berbaring/duduk dengan tenang. Memberikan sinar pada

dada bagian kiri di daerah interkostal kelima sebelah dalam garis

midklavikula agar denyut jantung terlihat lebih jelas.

o Dengan palpasi, lalu menentukan letak apeks jantung (tempat dimana

denyut jantung teraba paling kuat). Meletakkan stetoskop pada apeks

dan auskultasi bunyi jantung S1 dan S2 (terdengar seperti “lub dup”).

Bila irama S1 dan S2 terdengar teratur, hitung kecepatannya selama

30 detik. Mengulangi latihan ini sampai memperoleh hasil yang sama.

o Meminta OP melakukan aktivitas (olahraga) selama 10 menit.

Melakukan pengukuran denyut jantung dengan cara yang sama seperti

diatas dan mencatat hasil pengukuran.

IV. HASIL

NO NAMA

OP USIA

JENIS KELAMIN

DENYUT JANTUNG

KECEPATAN IRAMA KEKUATAN

ISTI-RAHAT

AKTI-VITAS

ISTI-RAHAT

AKTI-VITAS

ISTI-RAHAT

AKTI-VITAS

1. Lia 21 P 45 54 Teratur Lebih cepat

Normal Lebih kuat

2. Rosid 20 L 37 46 Teratur Lebih cepat

Normal Lebih kuat

3. Fitriyani 21 P 37 71 Teratur Cepat Normal Lebih

kencang

4. Noor 19 L 25 33 Teratur Lebih cepat

Normal Lebih kuat

5. Trisia 20 P 45 55 Stabil Lebih cepat

Normal Lebih kuat

6. Rani D 20 P 38 50 Tidak teratur

Cepat Normal Lebih kuat

7. Rani R 20 P 36 43 Teratur Cepat Normal Lebih kuat

8. Rafika 20 P 43 49 Teratur Lebih cepat

Normal Lebih kuat

Page 5: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

V. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan pengukuran denyut jantung.

Denyut jantung rata-rata OP selama 30 detik sebagai berikut Lia 49.5, Rosid 41.5,

Fitriyani 54, Noor 29, Trisia 50, Rani D 44, Rani R 39.5, Rafika 46. Karena denyut

jantung biasanya mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak jantung

persatuan waktu, yang secara umum direpresentasikan sebagai bpm (beats per

minute), maka setelah diubah menjadi 1 menit maka rata-rata denyut jantungnya

berubah menjadi: Lia 99bpm, Rosid 83bpm, Fitriyani 108bpm, Noor 58 bpm, Trisia

100bpm, Rani D 88bpm, Rani R 79bpm, Rafika 92bpm.

Denyut jantung berasal dari sistem penghantar jantung yang khusus dan

menyebar melalui sistem ini kesemua bagian miokardium. Struktur yang membentuk

sistem penghantar adalah simpul sinoatrial, lintasan antar-simpul di atrium, simpul

atrioventrikular, berkas His dan cabang-cabangnya dan sistem purkinje (Ganong,

2003).

Perbedaan denyut jantung yang terdapat pada delapan OP dikarenakan

beberapa hal, Noor memiliki rata-rata denyut jantung paling rendah, hal ini

dikarenakan OP sering berlatih olah raga(latihan futsal) sehingga jantungnya telah

terbiasa melakukan aktivitas olah raga sehigga tidak terlalu terdapat perbedaan

denyut saat beraktivitas dengan istirahat, hal ini nampak berbanding terbalik dengan

fitriyani yang denyut saat istirahat 74 sedangkan saat beraktivitas 142 dan memiliki

rata-rata 108bpm, ini dikarenakan OP jarang berolah raga sebelumnya sehingga

saat berolah raga denyut jantungnya melonjak dengan sangat signifikan,

perangsangan ganglion stelata kanan meningkatkan kecepatan jantung, sedangkan

perangsangan ganglion stelata kiri memperpendek waktu hantaran simpul AV dan

masa refrakter (Ganong,2003).

Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda, variasi

dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh saat

itu. Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat maka denyut jantung yang

normal adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm). Jika didapatkan denyut

jantung yang lebih rendah saat sedang istirahat, pada umumnya menunjukan fungsi

jantung yang lebih efisien dan lebih baik kebugaran kardiovaskularnya.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi jumlah denyut jantung

seseorang, yaitu aktivitas fisik atau tingkat kebugaran seseorang (dari kedelapan OP

Page 6: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

diketahui bahwa Rafika sedang sakit, hal ini yang mempengaruhi banyaknya denyut

jantungnya per menit), usia, posisi tubuh, tingkat emosi, ukuran tubuh, suhu udara

disekitar serta obat yang sedang dikonsumsi, kecepatan pelepasan listrik simpul SA

dan jaringan simpul lain dipengaruhi oleh suhu dan obat-obat. Frekuensi pelepasan

meningkat bila suhu meningkat (Ganong,2003). Untuk mendapatkan nilai denyut

jantung maksimal dilakukan dengan cara mengurangi angka 220 dengan usia.

Hal selanjutnya yang diamati adalah irama dan kekuatanya. Adanya irama

pada jantung disebabkan oleh pukulan ventrikel kiri terhadap dinding anterior yang

terjadi selama kontraksi ventrikel. Pada hasil pengamatan diperoleh data bahwa

terdapat hasil irama denyut jantung yang teratur dan ada juga yang tidak teratur.

Pada semua OP didapat hasil bahwa pada waktu istirahat denyut jantung teratur dan

setelah melakukan aktivitas denyut jantung tetap teratur. Irama denyut jantung yang

terdengar berasal dari bergolaknya darah yang disebabkan oleh menutupnya katup

jantung. Irama denyut jantung pada waktu istirahat seharusnya tidak teratur, karena

biasanya pada keadaan istirahat waktu antara suara jantung kedua dengan suara

jantung pertama berikutnya kira-kira 2 kali lebih lama daripada waktu antara suara

jantung pertama dan suara jantung kedua dalam satu siklus. Namun pada data

pengamatan umumnya OP teratur, pengambilan data memungkinkan hal ini terjadi.

Kami tidak dapat memastikan bagaimana proses pengambilan data pada setiap OP

melihat keterbatasan waktu yang dimiliki. Kekuatan denyut jantung dipengaruhi

jumlah darah yang keluar dari ventrikel kiri (ventrikel kanan) ke dalam aorta (arteri

pulmonalis) setiap menit jumlah darah yang keluar tersebut dipengaruhi oleh:

volume darah yang dipompa ventrikel setiap berdenyut dan jumlah denyut jantung

setiap menit, sehingga seharusnya denyut jantung yang terjadi ada yang kurang,

sedang dan kuat. Selain itu kedaan fisik tiap OP juga berbeda, pada saat

pengamantan diketahui bahwa Rafika sedang sakit sehingga kesehatan juga

mempengaruhi kekuatan denyut jantung. Selain itu juga OP yang jarang berolah

raga akan mempengaruhi kekuatan jantungnya, karena jantung yang jarang berolah

raga akan bekerja lebih keras ketika olah raga.

Page 7: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

VI. KESIMPULAN

Tempat pengukuran denyut jantung yaitu pada daerah apeks jantung

interkostal kelima sebelah dalam garis midklavikula.

Karakteristik denyut jantung yaitu terdapat sistole dan diastole yang berbunyi

“ lub dub ”.

Faktor yang mempengaruhi denyut jantung adalah usia, jenis kelamin,

aktivitas fisik, kebugaran tubuh, usia, posisi tubuh, tingkat emosi, ukuran

tubuh, suhu udara disekitar serta obat yang sedang dikonsumsi.

Cara mengukur denyut jantung, pertama dengan palpasi, lalu tentukan letak

apeks jantung. Letakkan stetoskop pada apeks dan auskultasi bunyi jantung

S1 dan S2 (terdengar seperti “lub dup”). Bila irama S1 dan S2 terdengar

teratur, hitung kecepatannya selama 30 detik. Ulangi sampai memperoleh

hasil yang sama.

Besar denyut jantung ke delapan OP adalah Lia 99bpm, Rosid 83bpm,

Fitriyani 108bpm, Noor 58 bpm, Trisia 100bpm, Rani D 88bpm, Rani R

79bpm, Rafika 92bpm.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. 2003. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Necel. 2009. Perubahan Frekuensi Denyut Jantung dan Tekanan Darah

Sebelum dan Sesudah Olahraga. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas

Mulawarman.

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.

Page 8: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

TEKANAN DARAH

I. TUJUAN

Mengetahui tempat pengukuran tekanan darah

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah

Mengetahui cara mengukur tekanan darah

Melakukan pengukuran tekanan darah

II. TINJAUAN TEORI

Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh

permukaan yang tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh

darah. Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah

melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui sistem pembuluh tertutup

karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan atrium

kanan.

Tekanan ventrikular kiri berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai

serendah 0 mmHg saat diastole.

Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah

80 mmHg saat diastole. Tekanan diastolik tetap dipertahankan dalam arteri

karena adanya efek lontar balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan

aorta adalah 100 mmHg.

Perubahan tekanan sirkulasi sistematik. Darah mengalir dari aorta (dengan

tekanan 100 mmHg) menuju arteri (dengan perubahan tekanan dari 100 ke

40 mmHg) ke arteriol (dengan tekanan 25 mmHg di ujung arteri sampai 10

mmHg di ujung vena) masuk ke vena (dengan perubahan tekanan dari 10

mmHg ke 5 mmHg) menuju vena kava superior dan inferior (dengan tekanan

2 mmHg) dan sampai ke atrium kanan (dengan tekanan 0 mmHg).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah :

Curah jantung. Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung

(ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).

Page 9: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

Tahanan perifer terhadap aliran darah. Tekanan darah berbanding terbalik

dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor

penentu:

o Viskositas darah. Semakin banyak kandungan protein dan sel darah

dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.

Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas; pada

anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.

o Panjang pembuluh. Semakin panjang pembuluh, semakin besar

tahanan terhadap aliran darah.

o Radius pembuluh. Tahanan perifer berbanding terbalik dengan

radius pembuluh sampai pangkat keempatnya. Jika radius pembuluh

digandakan seperti yang terjadi pada vasodilatasi, maka aliran darah

akan meningkat enam belas kali lipat. Tekanan darah akan turun.

Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada

vasokonstriksi, maka tahanan terhadap aliran akan meningkat enam

belas kali lipat dan tekanan darah akan naik.

o Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal

konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari

perubahan radius pembuluh darah.

Pengukuran tekanan darah arteri sistolik dan diastolik dilakukan secara tidak

langsung melalui metode auskultasi dengan menggunakan stigmomanometer.

- Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan untuk menghentikan aliran

darah arteri brakial, sebuah manometer raksa untuk membaca tekanan,

sebuah bulb pemompa manset untuk menghentikan aliran darah arteri

brakial, dan sebuah katup untuk mengeluarkan udara dari manset.

- Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi awal dan akhir bunyi Korotkoff,

yaitu bunyi semburan darah yang melalui sebagian pembuluh yang tertutup.

Bunyi dan pembacaan angka pada kolom raksa secara bersamaan

merupakan cara untuk menentukan tekanan sistolik dan diastolik.

Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg

dan diastolik 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa

muda, baik sistolik maupun diastolik biasanya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan

darah laki-laki dewasa muda. (Sloane, 2004)

Page 10: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

Tekanan darah normal (normotensif) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan

darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Namun

kadar tekanan darah tidak sama sepanjang masa, dan sering berubah-ubah

mengikuti kebutuhan tubuh. Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan

tekanan darah tinggi tidaklah jelas, menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun

1999, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85

mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi; dan

di antara nilai tersebut disebut sebagai normal-tinggi (batasan tersebut

diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun).

Kelainan darah tinggi pada awalnya disebabkan oleh peningkatan aktivitas

pusat vasomotor atau meningkatnya kadar epinefrin plasma, sehingga memberikan

efek pada sistem kardiovaskuler. Oleh karena itu terjadi perubahan-perubahan

fungsi pada sistem pengendalian tekanan darah. Kegagalan utama pada sistem

pengendalian tekanan darah karena tidak berfungsinya baroreseptor ataupun refleks

kemoreseptor, sehingga pusat vasomotor di batang otak menjadi hiperaktif. Dan

melalui saraf simpatis ke jantung akan mempengaruhi isi sekuncup dan denyut

jantung atau frekuensinya dan di lain pihak pada pembuluh darah menyebabkan

perubahan diameter, sehingga tahanan perifer meningkat. Meningkatnya tekanan

darah ini dapat berupa kenaikan sistolik dan/atau disertai kenaikan tekanan diastolik.

Dan hal yang lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi adalah

olahraga, karena olahraga isotonik (seperti bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur

dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah

pada penderita hipertensi.

Olahraga juga menyebabkan penurunan retensi perifer total akibat

vasodilatasi dalam otot-otot yang berolahraga. Akibatnya, tekanan darah sistolik juga

meningkat meskipun hanya dalam peningkatan yang sedang,sementara diastolik

biasanya cenderung tidak berubah atau turun. Saat berolahraga tekanan darah akan

naik cukup banyak. Namun, segera setelah latihan selesai, tekanan darah akan

turun sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30-120 menit. Penurunan ini

terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Pada penderita

hipertensi, penurunan itu akan nyata sekali. Jika olahraga dilakukan berulang-ulang,

lama kelamaan penurunan tekanan darah tadi berlangsung lebih lama (Necel, 2009).

Page 11: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

III. METODOLOGI

o Alat : Spigmomanometer dan stetoskop

o Cara Kerja :

Meminta OP berbaring dengan tenang dalam keadaan istirahat,

meletakkan manset di bagian lengan OP.

Menyiapkan stetoskop, menentukan letak arteri brakhialis pada

fossa cubiti dan meletakkan stetoskop diatasnya.

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri

radialis tidak teraba lagi, lalu pompa kembali sebesar 30 mmHg.

Sambil memegang stetoskop, lepaskan pompa dengan

keepatan 2-3 mmHg per detik.

Perhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop. Menentukan

tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan fase korotkoff.

Mencatat hasil pengukuran, dan mengulangi latihan hingga

memperoleh hasil yang serupa.

Meminta OP melakukan aktivitas/olahraga selama 10 menit.

melakukan pengukuran tekanan darah dengan cara yang sama

seperti diatas dan mencatat hasil pengukuran.

IV. HASIL

NO NAMA

OP USIA

JENIS

KELAMIN

TEKANAN DARAH (mmHg)

SISTOLIK DIATOLIK NADI

ISTI-

RAHAT

AKTI-

VITAS

ISTI-

RAHAT

AKTI-

VITAS

ISTI-

RAHAT

AKTI-

VITAS

1. Vivi 20 P 100 110 70 76 30 34

2. Lela 21 P 120 180 80 55 40 125

3. Dwi L 21 P 80 120 60 78 20 42

4. Noor 19 L 100 110 70 70 30 40

5. Nessa 21 P 100 120 60 70 40 50

6. Witri 21 P 100 120 80 80 20 40

7. Fina 21 P 90 110 60 70 30 40

8. Siti H 20 P 85 100 60 65 20 35

Page 12: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

V. PEMBAHASAN

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.

Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik.

Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat.

Pada praktikum kali ini, praktikan akan mengukur tekanan darah OP. Cara

mengukur tekanan darah yaitu dimulai dengan membalutkan manset dengan

kencang dan lembut pada lengan atas dan dikembangkan dengan pompa. Tekanan

dalam manset dinaikkan sampai denyut radial atau brakial menghilang. Hilangnya

denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri

brakialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg

diatas titik hilangnya denyutan radial. Kemudian manset dikempiskan perlahan, dan

dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi. Dengan palpasi kita hanya

dapat mengukur tekanan sistolik. Sedangkan dengan auskultasi kita dapat

mengukur tekanan sistolik dan diastolik dengan lebih akurat.

Untuk mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang berbentuk corong

atau diafragma diletakkan pada arteri brakialis, tepat di bawah lipatan siku (rongga

antekubital), yang merupakan titik dimana arteri brakialis muncul diantara kedua

kaput otot biseps. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2 sampai 3 mmHg per

detik, sementara kita mendengarkan awitan bunyi berdetak, yang menunjukkan

tekanan darah sistolik. Bunyi tersebut dikenal sebagai Bunyi Korotkoff yang terjadi

bersamaan dengan detak jantung, dan akan terus terdengar dari arteri brakialis

sampai tekanan dalam manset turun di bawah tekanan diastolik dan pada titik

tersebut, bunyi akan menghilang.

Dari hasil pengukuran, ternyata 6 OP dari perwakilan 8 kelompok memiliki

tekanan darah normal yaitu tekanan sistol 90-120 dan tekanan diastole 60-80 (pada

keadaan istirahat), sedangkan 2 OP memiliki tekanan darah rendah yaitu tekanan

sistol 80-85 dan tekanan diastol 60 (pada keadaan istirahat).

Setelah OP menjalani latihan fisik, terdapat peningkatan tekanan sistol dan

diastole hal ini dikarenakan olahraga dapat memperlancar pemasokan darah ke

seluruh tubuh Keadaan jantung pada orang yang berolahraga (terlatih) jauh berbeda

dengan orang yang tidak berolahraga. Jantung orang yang tidak berolahraga (tidak

terlatih) biasanya dalam satu kali denyutan volume darah yang dapat dipompakan

70 cc sedangkan bagi yang terlatih dapat mencapai 200 cc, ini dipengaruhi oleh

Page 13: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

kekuatan kontraksi otot jantung terutama ventrikel. Dengan demikian pasokan darah

keseluruh tubuh menjadi lancar, Karena meningkatnya volume darah yang dapat

dipompakan dalam satu kali denyutan (stroke volume). Melalui olah raga yang

isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45 menit per hari) dapat

menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Aktivitas fisik

dan kegiatan sehari-hari sangat mempengaruhi tekanan darah. Semakin tinggi

kegiatan fisik yang dilakukan tekanan darah semakin meningkat.

Umur yang bervariasi pada ke delapan OP juga mempengaruhi tekanan

darah. Tekanan darah akan cenderung tinggi bersama dengan peningkatan umur.

Semakin tua, tekanan sistolik semakin tinggi dan biasanya di hubungkan dengan

timbulnya arteiosklerosis kira-kira sepersepuluh dan orang tua meningkat di atas 200

mmHg. Tetapi karena ke delapan OP memiliki usia yang relatif sama maka faktor ini

tidak terlalu jelas mempengaruhi.

VI. KESIMPULAN

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada lengan atas, lengan bawah,

kaki, dan paha.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah usia, jenis kelamin,

kondisi kesehatan, keadaan emosional (stress), obesitas, obat-obatan, dan

aktivitas.

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu

metode langsung dan metode tidak langsung.

Dari hasil pengukuran, 6 OP bertekanan sistol 90-120 dan tekanan diastole

60-80 (pada keadaan istirahat), sedangkan 2 OP lagi memiliki tekanan sistol

80-85 dan tekanan diastol 60 (pada keadaan istirahat).

VII. DAFTAR PUSTAKA

Necel. 2009. Perubahan Frekuensi Denyut Jantung dan Tekanan Darah

Sebelum dan Sesudah Olahraga. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas

Mulawarman.

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.

Page 14: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

GERAK REFLEKS

I. TUJUAN

Mengetahui tempat-tempat pengukuran tendon

Mengetahui cara pengukuran refleks tendon

Melakukan pemeriksaan refleks tendon

II. TINJAUAN TEORI

Pemberian nama otot rangka disebabkan karena otot ini menempel pada

sistem rangka (Seeley, 2002). Berdasarkan Tobin (2005), otot terdiri atas bundel-

bundel sel otot. Setiap bundel berada di dalam lembaran jaringan ikat yang

membawa pembuluh darah dan saraf yang mensuplai kebutuhan otot tersebut. Di

setiap ujung otot, lapisan luar dan dalam dari jaringan ikat bersatu menjadi tendon

yang biasanya menempel pada tulang.

Otot rangka memiliki empat karakteristik fungsional sebagai berikut:

kontraktilitas; kemampuan untuk memendek karena adanya gaya

eksitabilitas; kapasitas otot untuk merespons sebuah rangsang

ekstensibilitas; kemampuan otot untuk memanjang

elastisitas; kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal setelah

mengalami pemanjangan. (Seeley, 2002)

Unit dasar setiap kegiatan refleks terpadu adalah lengkung refleks yang terdiri

dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan

saraf pusat atau di ganglion simpatis, serat eferen dan efektor. Lengkung refleks

paling sederhana adalah yang memiliki satu sinaps antara neuron aferen dan eferen

(disebut monosinaptik dan refleks yang terjadi disebut refleks monosinaptik).

Lengkung refleks yang memiliki lebih dari satu sinaps antara neuron aferen dan

eferen disebut polisinaptik dan jumlah sinapsnya antara 2 hingga beberapa ratus

(Ganong, 2001).

Refleks gerak pada ekstremitas berpusat di medulla spinalis, sementara

refleks kedip mata berpusat di otak besar lobus oksipitalis. Jalannya impuls pada

gerak refleks menurut Bell dan Magendie adalah reseptor-saraf sensoris (melalui

lengkung dorsal)-medulla spinalis-saraf motoris (melalui lengkung ventral)-efektor.

Page 15: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

Impuls saraf masuk ke medulla spinalis sebagai Central Nervous System (CNS)

melalui akar dorsal dan keluar melalui akar ventral.

Substansi grisea medulla spinalis merupakan daerah integratif untuk refleks-

refleks medulla spinalis dan fungsi motorik lainnya. Tiap segmen memiliki jutaan

neuron, diantaranya neuron sensoris, motoneuron anterior dan interneuron (Guyton,

1996).

Motoneuron anterior mengeluarkan serabut-serabut saraf yang meninggalkan

medulla spinalis melalui radiks anterior dan berjalan ke otot-otot untuk mempersarafi

serabut otot rangka. Adapun interneuron merupakan penghantar isyarat ke

serebrum untuk mengatur fungsi motorik (Guyton, 1996).

Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar

pada rute yang disebut lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh involunter

(misalnya, denyut jantung, pernapasan, aktivitas pencernaan, dan pengaturan suhu)

dan respons otomatis (misalnya, sentakan akibat suatu stimulus nyeri atau sentakan

pada lutut) merupakan kerja refleks.

Semua lengkung (jalur) refleks terdiri dari komponen yang sama.

Reseptor adalah ujung distal dendrit, yang menerima stimulus.

Jalur aferen melintas di sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak

atau medulla spinalis.

Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu

SSP. Impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya, atau dihambat pada bagian

ini.

Jalur eferen melintas di sepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor,

yang akan merespons impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas.

Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau kelenjar

yang merespons.

Refleks yang paling simpel adalah lengkung refleks ipsilateral monosinaptik,

atau dua neuron, disebut juga refleks peregangan.

Monosinaptik berarti hanya ada satu sinaps yang terjadi antara neuron

sensorik dan neuron motorik.

Istilah ipsilateral berarti bahwa kedua neuron berterminasi di sisi yang sama

pada tubuh.

Page 16: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

Refleks patellar, atau knee-jerk, merupakan salah satu contoh refleks

peregangan yang dipakai dalam pemeriksaan neurologis.

Jika tendon patellar diketuk, spindle otot (reseptor sensorik) pada otot

kuadriseps tungkai akan mengirim impuls melalui badan sel neuron

sensorik (terletak dalam radiks dorsal ganglia) menuju substansi abu-abu

medulla spinalis.

Neuron sensorik bersinapsis dengan neuron motorik, yang

mentransmisi impuls ke kuadrisep tungkai, mengakibatkan kontraksi

otot dan ekstensi tungkai pada lutut.

Refleks peregangan, disebut juga refleks miotatik, tendon, atau refleks

proprioseptif, penting untuk mempertahankan postur tubuh.

Sebagian besar refleks (selain refleks peregangan) adalah refleks

polisinaptik atau multisinaptik. Refleks ini mengandung paling sedikit tiga neuron

dan dua sinaps dengan satu interneuron (neuron penghubung atau internunsial)

di antara neuron sensorik dan motorik.

1. Refleks sentakan atau refleks fleksor, yang terjadi akibat stimulus nyeri,

bersifat melindungi dan berlangsung dalam tubuh sama banyaknya

dengan refleks peregangan.

2. Refleks ekstensor bersilangan, yang berkaitan erat dengan refleks fleksor,

merupakan ekstensi lengan secara kontralateral yang terjadi akibat fleksi

lengan pada sisi ipsilateral.

Pada refleks yang lebih kompleks, sinyal sensorik yang diterima dari

mata, telinga, kulit atau reseptor sensorik lainnya diinteraksikan dengan unsur

integratif dan unsur motorik lainnya. Refleks kompleks ini juga melibatkan

memori yang tersimpan dari pengalaman sebelumnya. (Sloane, 2004)

III. METODOLOGI

Cara Kerja:

1. Refleks Biseps (Musculocular Nerve)

- OP Membuka lengan baju sampai diatas siku, pemeriksa menyangga

tangan OP hingga posisi fleksi 900C.

Page 17: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

- Mencari tendon biseps dengan cara meraba bagian distal otot bisep, jika

antebrachi fleksi maksimal maka tendon teraba bergerak.

- Memukul dengan palu refleks pada bagian tendon tersebut.

- Bila terdapat gerakan halus pada tendon otot sampai dengan gerakan

fleksi pada antebrachi maka dikatakan refleks biseps positif (+).

2. Refleks Trisep (Radial Nerve)

- Membuka lengan baju sampai diatas siku.

- Pemeriksa menyangga tangan OP hingga posisi adduksi.

- Mencari tendon otot brachi triseps dengan cara meraba bagian distal otot

brachii triseps. Jika antebrachi adduksi maksimal maka tendon teraba

bergerak.

- Memukul dengan palu refleks pada bagian tendon tersebut.

- Bila terdapat gerakan halus pada tendon otot sampai dengan gerakan

adduksi pada antebrachii maka refleks triseps dikatakan positif (+).

3. Refleks Patellar/Knee-Jerk Reflex (Femoral Nerve)

- OP duduk dengan posisi kaki menggantung.

- Meraba bagian distal lutut untuk mencari tendon patella.

- Memukul dengan palu refleks pada bagian tendon tersebut.

- Bila terdapat gerakan ekstensi cruris maka dikatakan refleks patella

positif.

4. Refleks Archilles (Sciatic Nerve)

- OP duduk dengan posisi kaki sejajar dengan lantai.

- Melakukan dorso fleksi pada plantar pedis. Meraba tendon achilles.

- Memukul dengan paku refleks pada bagian tendon tersebut.

- Bila terdapat gerakan dorso fleksi, maka dikatakan refleks achilles positif.

Page 18: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

IV. HASIL

NO NAMA OP

REFLEKS

BISEPS TRISEPS PATELLA ARCHILLES

1. Silvani 3 3 3 3

2. Siti J 1 2 3 2

3. Dwi Lusi 2 2 2 1

4. Nurul F 2 1 2 1

5. Nurul A 3 3 3 3

6. Veny 2 1 2 2

7. Kusfebriani 2 2 2 2

8. Yunita 2 1 2 1

V. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan kepada 8 OP didapatkan hasil

bahwa semua OP memiliki respon refleks yang berkisar 1 – 3 (berdasarkan

penilaian refleks).

Beragamnya kisaran respon refleks pada semua OP dikarenakan perbedaan

kekuatan rangsang yang diberikan (pemukulan dengan palu refleks), dimana kuat

rangsang berbanding lurus dengan sensasi dan terutama ditentukan oleh sifat – sifat

reseptor perifer (Ganong, 2002). Selain hal di tersebut, beragamnya kisaran nilai

respon refleks OP disebabkan oleh keadaan OP yang “sadar”, sedangkan refleks itu

sendiri merupakan respon apapun yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar

(Sherwood, 2001).

Gerak refleks dapat terjadi ketika reseptor berespon terhadap suatu stimulus

yang membentuk suatu potensial aksi yang kemudian diintegrasikan oleh medulla

spinalis melalui jalur aferen ke efektor melalui jalur eferen, di mana jalur antara

reseptor dan efektor adalah sama. Ketika impuls memasuki medulla spinalis, neuron

aferen yang membawa impuls akan menyebar dan bersinaps dengan antarneuron

yang berbeda – beda yakni antarneuron eksitatorik, antarneuron inhibitorik, dan

antarneuron lain yang membawa sinyal dari medulla spinalis ke otak melalui jalur

asendens (Sherwood, 2001).

Page 19: Denyut Jantung Tekanan Darah Dan Gerak Refleks

Uji gerak refleks ini dilakukan dengan melakukan pemukulan secara pelan

pada tendon beberapa otot seperti bisep, trisep, patella, dan achilles, dimana

pemukulan tersebut merupakan sinyal yang dijalarkan melalui serabut saraf tipe Ib

ke area lokal medulla, setelah bersinaps di dalam kornu dorsalis medulla. Sinyal

medulla lokal merangsang suatu interneuron penghambat yang menghambat neuron

motorik anterior sehingga mencegah tegangan pada otot tidak terlalu besar tanpa

mempengaruhi otot – otot di dekatnya (Guyton, 2007). Tendon yang merupakan

jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang dan diselubungi oleh reseptor –

reseptor sensorik sehingga ketika ada suatu rangsang otot akan berkontraksi

kemudian menarik tulang tempatnya melekat dan bagian tubuh dekat area tendon

yang mendapat rangsang akan bergerak.

VI. KESIMPULAN

Pengukuran refleks tendon dapat dilakukan pada tendon biseps, tendon

trisep, tendon patella,dan tendon achilles.

Cara mengukur refleks tendon adalah dengan memukul tendon biseps, trisep,

patella, dan achilles dengan palu refleks.

Respon refleks kedelapan OP berkisar antara 1-3.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. 2003. Essentials of Anatomy and

Physiology fourth edition. McGraw-Hill Companies

Tobin, A.J. 2005. Asking About Life. Thomson Brooks/Cole, Canada

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC

Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC