denture stomatitis

11
ANALISI NOVEL RAKSASA DARI JOGJA KARYA DWITASARI OLEH : Nama : Tri Anggraini Purba Kelas : XI-IPS 1 NIS : 17750 SMA SWASTA SANTO THOMAS 1 MEDAN 2015

Upload: tri

Post on 09-Feb-2016

15 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kjiuy

TRANSCRIPT

Page 1: denture stomatitis

ANALISI NOVEL

RAKSASA DARI JOGJA

KARYA DWITASARI

OLEH :Nama : Tri Anggraini PurbaKelas : XI-IPS 1NIS : 17750

SMA SWASTA SANTO THOMAS 1 MEDAN2015

Page 2: denture stomatitis

I. Identitas Novel

1. Judul Novel : Raksasa Dari Jogja

2. Nama pengarang : Dwitasari

3. Penerbit : PlotPoint (PT Bentang Pusaka)

4. Tahun Terbit : 2012

5. Jumlah halaman : 271 Halaman

6. Cetalan ke : 3

II. Sinopsis / ringkasan cerita :

“Cinta tak pernah sederhana bagi seseorang yang telah disakiti, dilukai, dan dikhianati

berkali-kali.”

Raksasa dari Jogja. Buku setebal 271 halaman ini menceritakan tentang seorang gadis Indah

rasanya bila di suatu tempat pada akhirnya kita menemukan sesosok belahan jiwa. Inilah

yang di ceritakan oleh Dwitasari kepada pembaca bernama Bianca Dominique. Ia

digambarkan sebagai sosok pencari makna cinta. Ketika pertengkaran demi pertengkaran

terjadi di antara mama dan papa Bianca. Pertengkaran, yang menimbulkan bantingan piring

dan barang pecah belah lainnya. Bebunyian itu begitu sering terdengar oleh telinga Bianca,

wanita yang mencoba bertahan meskipun terluka perlahan. Ia masih bertahan, bahkan ketika

wajah ibunya lebam oleh pukulan ayahnya. Bianca masih bertahan, bahkan saat pelipis

ibunya mengeluarkan darah segar karena tinju dari ayahnya. Rasanya menyakitkan saat kau

harus tetap beranggapan bahwa keluargamu baik-baik saja, namun yang sebenarnya terjadi

adalah Bianca menyembunyikan perasaannya. Akibat pertengkaran itu ia jadi tidak percaya

tentang cinta. Namun dalam ketidakpercayaannya, ia diam - diam mencari jawabannya.

Dalam tangis dan luka hatinya ia berjuang. Ia pernah sekali jatuh cinta kepada cowok

bernama Joshua teman semasa SMA nya dulu, sampai sekarang pun ia masih sangat

menyukainya. Namun takdir berkata lain walaupun Bianca sangat menyukai Joshua tetapi

cowok itu direbut oleh sahabat terbaiknya, Letisha. Letisha menjalin hubungan kasih bersama

Joshua. Ya, Joshua, pria yang beberapa tahun terakhir terselip dalam hafalan doa Bianca.

Joshua, cinta pertamanya yang ia biarkan kandas di tengah jalan, karena sahabatnya sendiri.

Pengkhianatan terjadi berkali-kali. Dia tersakiti oleh perlakuan ayahnya terhadap ibunya, ia

juga tersakiti oleh perlakuan sahabatnya sendiri. Pernikahan katanya terjadi karena cinta,

Page 3: denture stomatitis

persahabatan terjadi juga karena kasih dan cinta. Tapi, pernikahan yang harusnya sakral,

persahabatan yang harusnya kekal; malah menjadi sebab Bianca benar-benar terluka. Cinta.

Cinta. CINTA! Dalam pengkhianatan berkali-kali, Bianca berfikir pantaskah ia terus

mempercayai cinta?

Ia mencoba meraba-raba hatinya sendiri, merangkak perlahan, berjalan dari keterpurukannya

selama ini. Hingga akhirnya Bianca memutuskan kuliah di Jogjakarta, meninggalkan Letisha

dan Joshua dan meninggalkan mama dan papanya. Ada rasa sedih yang menguat di hati

Bianca karena meninggalkan mamamnya sendiri, ia takut mamanya akan di pukul oleh

papanya lagi. Namun akhirnya ia berangkat ke Jogjakarta setelah diyakinkan oleh mamanya

bahwa dirinya akan baik-baik saja di Jakarta.

Daerah istimewa yang terkenal menyimpan kenangan manis bagi banyak orang. Tempat yang

selalu membawa seseorang kembali, selalu kembali, tak lupa untuk kembali. Di sana Bianca

tinggal bersama sepupunya bernama Kevin dan Bude Sumiyati ibu dari Kevin , beliau sangat

baik hati dan sangat menyayangi Bianca seperti anaknya sendiri, ia sangat senang jika Bianca

akan tinggal di Jogjakarta bersamanya dan Kevin. Bianca kuliah di Universitas Wiyata

Mandala. Di Jogjakarta juga ia bertemu dengan Gabriel. Seorang pria berpostur tinggi besar,

yang mengindap penyakit gigantisme. Awalnya ia tidak tertarik pada pria itu karena postur

tubuhnya yang aneh dan tidak sepadan dengan tinggi badanya yang kecil. Namun selalu saja

ada peristiwa yang terjadi karena ketidaksengajaan dan membuatnya bertemu dengannya lagi.

Mulai dari satu universitas karena Gabriel ada seniornya lalu bertemu di halte busway saat

Gabriel berusaha melindungi Bianca terjatuh saat terjadi penumpukan penumpang dan saat

Bianca bertemu dengannya di Pasar Beringharjo , di pasar itu Bianca mulai menyadari ada

sesuatu yang aneh dalam hatinya saat ia mulai merasa ingin memperhatikannya dan selalu

menatap wajahnya yang dirasa Bianca cukup manis itu. Namun Bianca tak percaya cinta,

sungguh ia tak lagi punya alasan untuk percaya cinta. Tapi, Gabriel membuka mata Bianca

dengan cara yang berbeda. Bianca terdiam, haruskah ia menerima kehadiran Gabriel sebagai

“malaikat” pembawa kabar baik dalam hidupnya? Apakah Gabriel adalah “malaikat” yang

ditakdirkan Tuhan untuk menarik Bianca dari goa kegelapan menuju cahaya matahari?

Page 4: denture stomatitis

III.  Unsur intrinsik novel :

1.      Tema : Antara Cinta, Kasih Sayang dan Persahabatan

2.      Tokoh dan Penokohan :

a.      Bianca Dominique :

- wanita yang kuat dan cerdas (Dia selalu mencoba untuk tidak

menangis saat melihat mama nya diperlakukan kasar.)

- penyayang (Bianca sangat menyayangi ibunya lebih dari

siapapun di dunia ini.)

-rela berkorban demi sahabatnya sendiri (Walaupun ia sangat

jatuh cinta kepada Joshua ia tetap bahagia melihat Letisha

bersama dengan Joshua.)

-pantang menyerah (Bianca tidak akan pernah menyerah

mempertaruhkan kebahagian mama nya.)

-polos (Bianca tidak tahu harus berpikir apa saat melihat

Gabriel berada di tempat seperti itu , ia tidak pernah berada di

tempat remang-remang seperti itu.)

- baik hati dan pemaaf (Bianca memaafkan papa nya walaupun

perlakuan kasar papa nya kepada mama nya sendiri karena ia

adalah papa Bianca.)

b.      Mama Bianca :

-baik hati (Mama Bianca tidak pernah melawan papa nya setiap

kali mendapat perlakuan kasar.)

-tidak tegaan (Mama Bianca tidak memberitahu apa saja yang

telah dilakukan papa Bianca karena tidak ingin membuat

Bianca cemas.)

-tulus hatinya (Walau sudah mendapat perlakuan kasar Mama

Bianca tetap menyayangi papa Bianca.)

Page 5: denture stomatitis

-sangat penyayang (Mama Bianca sangat menyayangi Bianca

lebih dari apapun.)

-lemah terhadap kekerasan (Bianca tidak tahan setiap kali

mama nya hanya tersenyum setelah mendapat perlakuan kasar

dari suaminya sendiri.)

-bekerja keras demi keutuhan keluarganya meski pada akhirnya

harus bercerai dengan suaminya demi Bianca , sangat bijaksana

dalam menghadapi dan mengambil keputusan , tidak

pendendam meskipun telah disakiti oleh papa Bianca berkali-

kali

c.       Kevin :

-sangat penyayang (Kevin selalu melindungi Bianca bahkan

sejak mereka kecil.)

-tulus hatinya (Kevin selalu ingin membahagiakan Bianca.)

-rela berkorban (Kevin rela meluangkan waktunya dengan

pacaran demi menemani Bianca.)

-terlalu khawatir terhadap adik sepupunya Bianca (Kevin

menunjukkan ekspresi marahnya saat melihat Bianca saat

Bianca pulang malam.)

-sedikit tertutup (Kevin tidak bercerita banyak tentang pacarnya

kepada Bianca.)

- kakak yang baik dan perhatian (Kevin selalu tahu saat Bianca

sedang kesusahan.)

-suka berburuk sangka tapi sebenarnya hatinya baik (Kevin

melihat Gabriel dari atas sampai bawah untuk menyelidiki

apakah Gabriel pria baik untuk Bianca.)

d.     Bude Sumiyati :

-baik hati (Bude Sumiyati langsung menyambut Bianca dengan

pelukan hangat .)

Page 6: denture stomatitis

-penyayang (Bude Sumiyati sangat menyayangi Bianca dan

menganggapnya sebagai anaknya sendiri.)

- ramah (Bude Sumiyati tersenyum ramah kepada Gabriel yang

mengantar Bianca pulang.)

e.      Gabriel :

-baik hati (Gabriel membantu Bianca mengangkat kopernya

saat di stasiun.)

-rela berkorban (Gabriel meluangkan waktunya kepada panti

asuhan yang ia dirikan.)

-suka menolong (Gabriel pergi ke tempat hiburan malam untuk

menolong seorang anak panti asuhan yang ia dirikan akan

dijual oleh orang tua angkatnya sendiri.)

-tidak pendendam dan pemarah (Gabriel tidak marah sedikipun

kepada Kevin yang sudah menuduhnya sebagai pria jahat.)

- pemaaf (Gabriel memaafkan Kevin walaupun sudah

menghina nya begitu kasar.)

-tulus (Gabiel sangat mencintai Bianca dengan tulus hatinya.)

f.        Papa Bianca :

-keras kepala (Papa Bianca tidak pernah mau mendengarkan

mama Bianca .)

-sangat kasar terhadap istrinya (Papa Bianca selalu berlaku

kasar kepada Mama Bianca.)

-tidak bijaksana (Bunyi pecahan piring selalu Bianca dengar

setiap kali papa nya pulang entah darimana.)

-tidak jujur (Papa Bianca akan selalu memarahi Mama Bianca

setiap kali menanyakan ia darimana.)

-tidak setia (Mama Bianca membaca pesan dari wanita lain di

ponsel Papa Bianca.)

Page 7: denture stomatitis

-mudah marah (Papa Bianca selalu memarahi Mama Bianca

walaupun Mama Bianca tidak mempunyai salah.)

g.      Joshua :

-teman yang baik bagi Bianca (Joshua mau menemani Bianca

walau hanya sekedar mencari buku di perpustakaan.)

-tidak peka terhadap perasaan Bianca (Bianca selalu ada setiap

kali Joshua membutuhkannya , Joshua tidak sadar bahwa

Bianca sudah jatuh cinta dengan Joshua.)

h.      Letisha :

-sahabat yang baik walaupun pernah menyakiti hati Bianca

(Letisha telah jadian dengan Joshua tanpa mengetahui perasaan

Bianca yang sangat sakit.)

-suka berterus terang (Letisha selalu menceritakan segala hal

kepada Bianca termasuk jadiannya dia dengan Joshua.)

-apa adanya (Letisha tidak pernah mau berpura-pura di depan

Bianca.)

-mau mengakui kesalahan pada Bianca (Letisha meminta maaf

kepada Bianca atas apa yang ia lakukan dan memutuskan

Joshua demi Bianca.)

3.      Alur :

Alur campuran ( maju dan mundur ) :

Alur maju: ketika prolog sampai tengah cerita alurnya maju karena menyeritakan awal dari

kisah Bianca Dominique dan keluarganya dan hal hal yang membuat Bianca tidak percaya

cinta dan memutuskan untuk kuliah di Jogjakarta.

Alur mundur : ketika di novel diceritakan bahwa Bianca pernah menyukai seorang cowok

bernama Joshua ketika SMA dulu serta cerita saat Bianca mengingat peristiwa bahagia

sebelum mama dan papanya selalu bertengkar hebat dan akhirnya bercerai.

Page 8: denture stomatitis

4.      Setting ( latar ) :

a.      Latar tempat : di rumah Bianca ( Jakarta ), di Universitas Wiyata Mandala , di rumah Bude

Sumiyati , di rumah sakit ketika mama Bianca masuk rumah sakit , di lereng gunung merapi

ketika Bianca sedang kemah bersama Gabriel , di angkringan Jogjakarta

b.     Latar waktu : pagi hari , siang hari , malam hari

c.     Latar suasana : mengharukan , menyedihkan , menyenangkan , menegangkan ,

menyeramkan , mengkhawatirkan

5.   Gaya Bahasa : bahasa yang digunakan secara keseluruhan menggunakan Bahasa Indonesia

yang baik (“Saya ingin mengenal kamu lebih dalam lagi.”) namun ada satu dua kata yang

menggunakan bahasa anak muda seperti lo gue (“Lo mau jelasih apa lagi sama gue?”) dan

bahasa daerah bahasa jawa seperti neng endi , piye? (Piye kabare, neng?) dll .

Juga sedikit menggunakan makna ambiguitas leksikal :

“Genggaman Gabriel dapat mengalirkan aliran listrik pada darah Bianca hanya sentuhan kecil

yang dapat memberikan degupan suara drum di jantung Bianca.”

6.   Sudut pandang : secara keseluruhan novel ini menggunakan sudut pandang ke-Akuan karena

ceritanya banyak meggunakan kata aku dan Bianca sendiri adalah tokoh utama dalam novel

tersebut. Tokoh utama sebagai pelaku utama. (“Aku mencoba untuk menggerakkan tubuhku

dan sadar bahwa seseorang melingkarkan tangannya pada pinggangku” , “Aku melihat

dengan mataku bahwa Letisha sedang bersama Joshua.” , “Aku mengamati Kevin yang

tampak berusaha menutupi kebohongan di hadapanku.”)

7.      Amanat :

- Jangan pernah membenci cinta hanya jika kamu mendapat cinta yang salah karena cinta

tidak pernah salah .

- Jangan langsung membenci sahabat kita jika ia melakukan kesalahan , kita harus terlebih

dahulu mendengarkan penjelasannya sehingga melakukan kesalahan itu.

- Kamu jangan terus mencari cinta dan cobalah membuka mata dan lihat di sekitarmu bahwa

kamu telah mendapat cinta yang seutuhnya.

-Walaupun orangtua kita melakukan kesalahan percayalah bagaimanapun ia tetap orangtua

kita yang telah membesarkan dan merawat kita jadi jangan pernah membenci orangtua

Page 9: denture stomatitis

IV. Unsur Ekstrinsik

Nilai budaya yang dimiliki penulis : patuh terhadap kedua orang tua , sopan kepada orang

yang lebih tua , menghormati orang lain , selalu membanggakan hasil karya daerah sendiri ,

bersikap bijaksana terhadap masalah yang sedang di hadapi dan tidak menyerah menghadapi

persoalan tersebut .