dehidrasi dan rehidrasi fix yaya

11
DEHIDRASI DAN REHIDRASI DEHIDRASI Dehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel. Akibatnya terjadi peningkatan natrium dalam ekstrasel sehingga cairan intrasel akan masuk ke ekstrasel (volume cairan intrasel berkurang). Dengan kata lain, dehidrasi melibatkan pengurangan cair intra dan ekstrasel secara bersamaan di mana 40% dari cairan yang hilang berasal dari ekstrasel dan 60% berasal dari intrasel. Pada keadaan dehidrasi, akan terjadi hipernatremia karena cairan yang keluar atau hilang adalah cairan yang hipotonik. Dehidrasi dapat terjadi pada keadaan keluarnya air melalui keringat, penguapan air dari kulit, saluran intestinal, diabetes insipidus, dieresis osmotic, yang kesemuanya disertai oleh rasa haus dengan gangguan akses cairan. Atau dapat terjadi bila cairan ekstrasel masuk keintrasel secara berlebihan pada kejang hebat atau setelah melakukan latihan berat. Atau dapat terjadi bila asupan cairan natrium hipertonik berlebihan. KELAINAN KLINIS PENGATURAN VOLUME CAIRAN: HIPONATREMIA & HIPERNATREMIA Pengukuran primer yang mudah diperoleh para klinisi untuk menilai status cairan pasien adalah konsentrasi natrium plasma. Osmolaritas plasma tidak secara rutin diukur, tapi karena natrium dan anion yang terkait (terutama klorida) bertanggung jawab atas lebih dari 90% zat terlarut dalam cairan ekstrasel, maka konsentrasi natrium plasma merupakan indikator yang cukup baik bagi osmolaritas plasma pada banyak keadaan. Seseorang dikatakan hiponatremia, bila konsentrasi natrium plasma dalam tubuhnya turun lebih dari beberapa milieklivalen dibawah nilai normal

Upload: rizka-maulida-alqadrie

Post on 15-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dehidrasi dan rehidrasi

TRANSCRIPT

DEHIDRASI DAN REHIDRASIDEHIDRASIDehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel. Akibatnya terjadi peningkatan natrium dalam ekstrasel sehingga cairan intrasel akan masuk ke ekstrasel (volume cairan intrasel berkurang). Dengan kata lain, dehidrasi melibatkan pengurangan cair intra dan ekstrasel secara bersamaan di mana 40% dari cairan yang hilang berasal dari ekstrasel dan 60% berasal dari intrasel.Pada keadaan dehidrasi, akan terjadi hipernatremia karena cairan yang keluar atau hilang adalah cairan yang hipotonik. Dehidrasi dapat terjadi pada keadaan keluarnya air melalui keringat, penguapan air dari kulit, saluran intestinal, diabetes insipidus, dieresis osmotic, yang kesemuanya disertai oleh rasa haus dengan gangguan akses cairan. Atau dapat terjadi bila cairan ekstrasel masuk keintrasel secara berlebihan pada kejang hebat atau setelah melakukan latihan berat. Atau dapat terjadi bila asupan cairan natrium hipertonik berlebihan.

KELAINAN KLINIS PENGATURAN VOLUME CAIRAN: HIPONATREMIA & HIPERNATREMIAPengukuran primer yang mudah diperoleh para klinisi untuk menilai status cairan pasien adalah konsentrasi natrium plasma. Osmolaritas plasma tidak secara rutin diukur, tapi karena natrium dan anion yang terkait (terutama klorida) bertanggung jawab atas lebih dari 90% zat terlarut dalam cairan ekstrasel, maka konsentrasi natrium plasma merupakan indikator yang cukup baik bagi osmolaritas plasma pada banyak keadaan. Seseorang dikatakan hiponatremia, bila konsentrasi natrium plasma dalam tubuhnya turun lebih dari beberapa milieklivalen dibawah nilai normal (sekitar 142 mEq/L). bila konsentrasi natrium plasma meningkat di atas normal, maka seseorang dikatakan hipernatremia.

PENYEBAB HIPONATREMIA: KELEBIHAN AIR ATAU KEHILANGAN NATRIUMKehilangan natrium klorida dari cairan ekstrasel atau penambahan air yang berlebihan pada cairan ekstrasel akan menyebabkan penurunan konsentrasi natrium plasma. Kehilangan natrium klorida primer biasanya terjadi pada dehidrasi hipo-osmotik dan berhubungan dengan penurunan volume cairan ekstrasel.Kondisi kondisi yang dapat menyebabkan hiponatremia. Berhubungan dengan pengeluaran natrium klorida, antara lain diare dan muntah muntah. Penggunaan diuretik secara berlebihan yang menghambat kemampuan ginjal untuk mempertahankan natrium, dan beberapa jenis penyakit ginjal yang mengeluarkan natrium, juga dapat menyebabkan hiponatremia derajat sedang.Hiponatremia juga dapat terjadi pada retensi air yang berlebihan, yang akan mengencerkan natrium dalam cairan ekstrasel, yaitu suatu kondisi yang disebut overhidrasi hipo-osmotik. Contohnya, sekresi berlebihan dari hormone antidiuretik, yang menyebabkan tubulus ginjal mereabsorbsi air lebih banyak, dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia dan overhidrasi.

PENYEBAB HIPERNATREMIA: KEHILANGAN AIR ATAU KELEBIHAN NATRIUMPeningkatan konsentrasi natrium plasma, yang juga menyebabkan peningkatan osmolaritas, dapat disebabkan oleh kehilangan air dari larutan ekstrasel, yang memekatkan ion natrium, atau karena kelebihan natrium dalam cairan ekstrasel. Bila terdapat kehilangan primer air dari cairan ekstrasel, hal tersebut akan mengakibatkan timbulnya dehidrasi hiperosmotik. Kondisi ini dapat terjadi akibat ketidakmampuan untuk menyekresi hormon antidiuretik, yang dibutuhkan ginjal untuk menahan air. Akibat tidak adanya hormone antidiuretik ini, ginjal mengeluarkan urin encer dalam jumlah yang sanagat besar, yang menyebabkan timbulnya dehidrasi dan peningkatan konsentrasi natrium klorida dalam cairan ekstrasel.Penyebab hiponatremia yang lebih umum akibat penurunan volume cairan ekstrasel adalah dehidrasi akibat asupan air yang lebih sedikit daripada pengeluarannya, seperti yang timbul pada keadaan berkeringat selama aktivitas berat berkepanjangan.Hiponatremia juga dapat terjadi akibat penambahan natrium klorida yang berlebihan pada cairan ekstrasel. Hal ini sering terjadi pada overhidrasi hiperosmotik, karena kelebihan natrium klorida ekstrasel.

ETIOLOGIDikenal 3 macam kehilangan cairan badan:1. Kehilangan cairan sebagai akibat kehilangan air dari badan baik karena kekurangan pemasukan air atau kehilangan air yang berlebih melalui paru, kulit, ginjal, atau slauran makanan.keadaan ini disebut dengan pure dehydration atau dehydration hypertonicity atau water deficit.Contoh:a) Kehilangan cairan karena pemasukan air tidak cukup, misalnya orang orang yang kehabisan air minum dikapal ditengah laut atau dipadang pasir.b) Kehilangan cairan karena pengeluaran melalui ginjal berlebih.c) Kehilangan cairan karena sebab sebab lain seperti: pengeluaran air berlebih melalui paru paru, demam, hiperventilasi, kontak dengan sinar matahari terlalu lama.

2. Kehilangan cairan karena kelebihan elektrolit. Kadang kadang disebut solute loading hypertonicity. Disini terjadi kehilangan cairan karena ekskresi urin yang mengandung banyak elektrolit seperti natrium, klorida, kalium dan anion serta kation lain lain atau bahan bahan yang bukan ion seperti dekstrosa,fruktosa atau urea, asam amino dan benda benda nitrogen lainnya.Penyebab:a) Pemberian makanan melalui pipa lambung yang mengandung banyak garam dekstrosa, protein dan substansi lain, dengan kadar air yang tidak mencukupi.b) Pemberian makanan yang mengandung susu dank rim tanpa air.c) Pemberian makanan dengan karbohidrat tinggi pada orang orang yang baru sembuh luka bakar berat.d) Pasien yang asidosis diabetic berat yang tidak diobati.e) Keadaan lainnya yang berhubungan dengan hiperosmolalitas.

3. Kehilangan cairan karena hiperosmolalitas. Kehilangan cairan terjadi bila cairan cairan ekstraseluler karena sesuatu sebab menjadi hiperosmolar, misalnya pada hiperosmolar hiperglikemik, koma diabetik non ketoasidotik.

KLASIFIKASIDerajat dehidrasi digolongkan:a) Dehidrasi ringan (defisit kurang dari 5% BB)b) Dehidrasi sedang (defisit 5-10% BB)c) Dehidrasi berat (defisit lebih dari 10% BB)

SIMTOMATOLOGI/MANIFESTASI KLINISDehidrasi ringan: keadaan umum sadar baik,rasa haus (+), sirkulasi darah/nadi normal, pernapasan biasa, mata agak cekung, turgor/tonus biasa, kencing biasa.Dehidrasi sedang: keadaan umum gelisah rasa haus (++), sirkulasi darah/nadi cepat (120 -140), pernapasan agak cepat, mata cekung, turgor/tonus agak berkurang, kencing sedikit.Dehidrasi berat: keadaan umum koma/apatis, rasa haus (+), sirkulasi darah/nadi cepat sekali (lebih dari 140), pernapasan kussmaul (cepat dan dalam), mata cekung sekali, turgor/tonus kurang sekali, kencing tidak ada.

KOMPLIKASIDehidrasi oleh karena bakteri pathogen noninvasive biasanya ringan. Tetapi bila kondisi pasien menjadi jelek tanpa memperoleh rehidrasi atau terapi adekuat, dapat menjadi nekrosis tubular akut atau kalau berat, meninggal akibat renjatan hipovolemik. Untuk rehidrasinya sendiri bila tak tercapai hidrasi normal dapat terjadi gagal ginjal akut (nekrosis tubular akut) dan sebaliknya bila terjadi overhidrasi bisa meninggal akibat edema paru akut.Dehidrasi akibat bakteri patogen invasif biasanya lebih berat dibanding noninfasif, dan komplikasinya semakin berat bila penanganannya tak adekuat. Jika rehidrasi kurang dapat terjadi gagal ginjal akut, bila berlebihan dapat meninggal akibat edema paru akut.Dehidrasi akibat virus komplikasinya hampir sama dengan yang disebabkan bakteri, kebanyakan lebih ringan. Sedangkan dehidrasi oleh karena protozoa sifatnya dapat akut atau kronik tergantung banyak maupun virulensi protozoa tersebut. Bila jumlahnya banyak dan virulensi tinggi selain komplikasi seperti yang disebabkan oleh bakteri dapat juga mengakibatkan perforasi usus, peritonitis maupun terjadinya abses secara emboli pada organ yang secara kebetulan terserang.

Mengatasi Dehidrasia. Dehidrasi ringan atau sedangDiberi garam oralit 2 -5 gelas / hari selama 2- 3 hari. ASI tetap diberikan. Sebaiknya pemberian oralit dengan sendok, tidak dengan botol, sebab dot pada botol dapat merangsang tenggorok sehingga menimbulkan muntah. Adanya muntah tidak merupakan kontraindikasi bagi pemberian oralit. Secara sederhana dan praktis, garam oralit dapat dibuat dengan cara: kedalam 1 liter air steril dicampurkan sendok teh peres NaCl, sendok teh peres KCl, sendok teh peres natrium bikarbonat dan 2 sendok makan peres glukosa.

b. Dehidrasi BeratPenderita secepat mungkin dibawa kerumah sakit dan diberikan cairan intravena.

Penatalaksanaan Dehidrasi1. Dehidrasi pada anak anak yang sering kali disertai dengan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat disebabkan oleh berbagai sebab, khusunya kehilangan dari saluran cerna akibat muntah atau diare, atau masukan cairan yang turun karena penyakit akut.2. Dehidrasi diabgi menjadi isotonik (konsentrasi natrium serum 130 150 mEq/L), hipotonik (konsentrasi natrium serum < 130 mEq/L) atau hipertonik (konsentrasi natrium serum > 150 mEq/L). jenis dehidrasi bergantung pada sumber kehilangan cairan dan garam dan akan menentukan jenis cairan yang akan digunakan untuk mengganti defisitnya.3. Bila tidak ada bukti yang baik akan kelebihan masukan cairan atau beban solut yang tinggi yang mengarahkan kecurigaan pada dehidrasi hipotonik atau hipertonik sehingga masuk akal bila pada awalnya dianggap dehidrasinya adalah isotonic.4. Jumlah defisit cairan pada dehidrasi ringan adalah sekitar 30 50 ml/kg; untuk dehidrasi sedang 50 100 ml/kg; dan untuk dehidrasi berat 100 150 ml/kg.5. Ambillah sampel darah untuk mengukur kadar elektrolit dan uji laboratorium lainnya, dan mulailah pemberian cairan IV di vena yang paling mudah diakses.6. Berikan saline normal atau larutan ringer laktat, 20 ml/kg dalam 30 sampai 60 menit.7. Setelah itu penggantian cairan yang hilang harus diteruskan, dengan setengah perhitungan defisit diinfuskan selama 8 jam pertama. Hendaknya digunakan sepertiga atau seperempat saline normal, dengan 15 sampai 20 mEq kalium ditambahkan pada setiap liter jika diperlukan.8. Defisit natrium pada dehidrasi hiponatremik hendaknya dihitung dengan rumus berikut:mEq defisit natrium =(135 mEq/L natrium serum yang terukur) x 0,6 x kg berat badanAngka 0,6 adalah koefisien distribusi untuk natrium. Hendaknya digunakan saline normal atau saline dua pertiga normal.9. Pada dehidrasi hipernatremik, jumlah cairan yang diberikan harus dihitung untuk menurunkan kadar natrium serum samapi 145 mEq/L. jumlah air bebas yang diperlukan untuk melakukan hal ini dapat dihitung dengan rumus berikut:Air bebas=(natrium serum yang terukur 145 mEq/L) x 4 ml x kg berat badan.Jumlah air bebas yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasi natrium serum sebesar 1 mEq adalah 4 ml/kg. konsentrasi natrium tidak boleh turun terlalu mendadak karena dapat terjadi edema serebral. Oleh karena itu, saline seperempat normal dalam 5% dekstrosa harus diinfuskan secaralambat, dengan sasaran mengembalikan kadar natrium serum ke 145 mEq/L dalam waktu kira kira 48 jam.10. Tanda tanda vital, keluaran urine, dan elektrolit serum harus dimonitor untuk menentukan efektivitas penggantian cairan.

Pertolongan Pertama Penanganan Dehidrasi1. Berikan air putih selama 1-2 jam pertama saat dehidrasi, setelah itu pemberian minuman yang mengandung gula dan elektrolit (garam) atau makan seperti biasa dapat dilakukan.2. Tempatkan anak pada ruangan yang sejuk dan nyaman.3. Anak yang mengalami dehidrasi dengan gangguan gastroenteritis maka sebaiknya berikan minuman khusus yaitu cairan rehidrasi oral (ORS) yang mangandung kombinasi gula dan garam.4. Pada bayi yang mengamami dehidrasi pemberian ASI tetap dilanjutkan dan diselingi ORS5. Pada anak yang minum susu formula atau konsumsi makanan padat, maka hentikan itu semua sementara dan tidak perlu mengganti susu formula yang lain.6. Hindari pemberian minuman bersoda, minuman jahe, teh, jus, gelatin, sup ayam, atau minuman berenergi lainnya karena komposisi gula dan garam tidak tepat bahkan justru mengakibatkan diare.7. Setelah anak rehidrasi, kembali ke pola makan normal, tapi tetap hindari makanan berlemak dan minuman jus/bersoda.8. Jangan terpengaruh dengan mitos penangan dehidrasi dengan berpuasa selama lebih dari 24 jam dan menggantinya dengan diet khusus (pisang, buah, jus apel, dan roti bakar).9. Jangan berikan sembarang obat.10. Bila dehidrasi masih berlanjut maka segera bawa ke dokter.

REHIDRASIRehidrasi adalah usaha mengembalikan ke keadaan hidrasi yang normal dari keadaan dehidrasi. Dehidrasi dalam pengertian klinis adalah tubuh kekurangan air beserta elektrolit elektrolitnya. Tujuan utama rehidrasi ini adalah pengembalian cairan badan ke volume normal,osmolaritas yang efektif dan komposisi yang tepat untuk keseimbangan asam basa. Jumlah dan jenis cairan diberikan tergantung pada analisis keadaan dehidrasinya.

PENGOBATAN DITUJUKAN PADA ETIOLOGINYAPenggunaan antibiotik terhadap bakteri bakteri patogen noninvasifPada umumnya: Tetrasiklin 30 mg/kgBB peroral interval 6 jam, selama 2 hari Trimetoprim 160 mg + 800 mg sulfametoksazol, peroral 2 x sehari selama 5 hari

Penggunaan antibiotik terhadap bakteri bakteri patogen invasif destruktifPada umumnya: selain kedua obat tersebut di atas dapat juga diberikan kloramfenikol maupun ampisilin yang ternyata efektif pula.

PENGOBATAN SPESIFIK UNTUK ROTAVIRUSPengobatan spesifik untuk rotavirus tidak ada, sifat pengobatannya simtomatik/suportif.

PENGOBATAN PROTOZOA PENYEBAB DIARE Untuk pemberian Quinakrin 100mg, 3 x sehari selama 5 -7 hari Giardia lamblia atau metronidazol 250 mg, 3 x sehari selama 5 7 hari. Metronidazol 750 mg, 3 x sehari selama 7 10 hari untuk pengobatan amebiasis.

PROGNOSISPada umumnya baik, terutama apabila mendapatkan penanganan cepat, tepat dan adekuat. Keatian terjadi bila mempunyai penyakit dasar yang berat.

SUMBER:Sudoyo, et all. 2007. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUIBresler, et all. 2006. Kedokteran Darurat. 2006. Jakarta: EGChttp://dokteranakku.com/?p=151 Purwadianto, et all. 2000. Kedaruratan Medik. Jakarta: Binarupa AksaraGuyton.2007. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC