documentdd
TRANSCRIPT
Divertikulitis
Divertikulum adalah lekukan luar seperti kantong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas sepanjang defek di lapisan otot.
Divertikuladapat terjadi dimana saja sepanjang saluran gastrointestinal.Divertikulosis merupakan divertikula multiple yang terjadi
tanpainflamasi atau gejala. Diverticulitis terjadi bila makanan dan bakteritertahan di suatu divertikulum yang menghasilkan infeksi dan
inflamasiyang dapat membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi danakhitnya menimbulkan abses. Diverticulitis paling umum terjadi
padakolon sigmoid (95%). Hal ini telah diperkirakan bahwa kira- kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami diverticulitis pada titik yangsama.
Diverticulitis paling umum terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.Insidensnya kira- kira 60% pada individu dengan usia lebih dari 80 tahun.Predisposisi
congenital dicurigai bila terdapat gangguan pada individuyang berusia dibawah 40 tahun. Asupan diet rendah serat
diperkirakansebagai penyebab utama penyakit. Diverticulitis dapat terjadi padaserangan akut atau mungkin menetap sebagai infeksi yang kontinu
danlama.Patofisiologi
Divertikulum terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosakolon mengalami herniasi sepanjang dinding muskuler akibat tekananintraluminal yang
tinggi, volume kolon yang rendah (isi kurangmengandung serat), dan penurunan kekuatan otot dalam dinding kolon(hipertrofi muskuler akibat massa
fekal yang mengeras). Divertikulummenjadi tersumbat dan kemudian terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung menyebar
ke dinding usus sekitar,mengakibatkan timbulnya kepekaan dan spastisitas kolon. Abses dapatterjadi, menimbulkan peritonis, sedangkan
erosi pembuluh darah (arterial)dapat menimbulkan perdarahan.Manifestasi Klinis
Konstipasi sering mendahului terjadinya divertikulosis sampai beberapa tahun. Tanda- tanda divertikulosis akut adalah iregularitas ususdan
interval diare, nyeri dangkal dan kram pada kuadran kiri bawah dariabdomen, dan demam ringan. Mual dan muntah mungkin dijumpai. Padainflamasi local divertikula berulang, usus besar menyempit pada
struktur fibrotic, yang menimbulkan kram, feses berukuran kecil- kecil, dan peningkatan konstipasi. Perdarahan samar dapat terjadi,
menimbulakananemia defisiensi besi. Selain itu terlihat kelemahan dan keletihan.
Pertimbangan Gerontologis
Insidens penyakit divertikuler meningkat sesuai usia akibatdegenerasi dan perubahan struktur pada lapisan otot sirkuler dari kolonserta hipertrofi seluler.
Gejalanya kurang menonjol pada lansiadibandingkan pada dewasa lanjut. Lansia mungkin tidak mengalami nyeriabdomen sampai terjadi infeksi.
Mereka terlambat melaporkan gejalakarena mereka takut terhadap pembedahan atau takut mengetahui bahwamereka mengalami
kanker.Darah dalam feses seringkali terabaikan karena ketidakmampuanmelihat perubahan akibat penurunan penglihatan.
Evaluasi Diagnostik Divertikulosis dapat didiagnosis dengan pemeriksaan sinar-xseperti enema
barium yang akan menunjukkan penyempitan kolon dan penebalan lapisan otot.Enema barium dikontraindikasikan pada diverticulitis
karena potensial terhadap perforasi.Pemeriksaan sinar-x terhadap abdomen dapat menunjukkanadanya udara bebas di bawah diafragma bila
perforasi terjadi akibatdiverticulitis. Pemindai tomografi computer (CT) dapat menunjukkanabses. Kolonoskopi dilakukan untuk mengobservasi
divertikula danmembedakan dengan kemungkinan panyakit lain. Tes laboratorium yangakan membantu dalam diagnosis adalah hitung darah lengkap
(hitung seldarah putih akan meningkat) dan laju sedimentasi (yang biasanya akanmeningkat).
PenatalaksanaanUsus diistirahatkan dengan menunda asupan oral, memberikancairan
intravena, dan lakukan pengisapan nasogastrik bila ada muntah ataudistensi. Antibiotic spectrum luas diberikan selama 7 sampai 10
hari.Pemeridin (Demerol) diberikan untuk menghilangkan nyeri. (Morfin tidak digunakan karena preparat ini akan meningkatkan segmentasi dan
tekananintraluminal). Asupan oral ditingkatkan bila gejala berkurang. Diet rendahserta mungkin tetap diperlukan sampai tanda infeksi berkurang.
Antispasmodic seperti propantelin bromide (Pro-Ban-thine)
danoksifensiklinin (Daricon) dapat diberikan. Feses normal dapat dicapaidengan menggunakan preparat bulk. (Metamucil) atau pelunak feses(Colace), dengan mengisi minyak hangat ke dalam rectum, atau
denganmemasukkan supositoria evakuan (Dulcolax). Rencana profilaktik ini akanmengurangi bakteri flora usus, menurunkan bulk feses, dan
melunakkanmassa feses, sehingga feses bergerak lebih mudah melalui area obstruksiinflamasi.
Penatalaksanaan Bedah
Meskipun diverticulitis akut biasanya berkurang dengan penatalaksanaan bedah, kira- kira 35% kasus memerlukan intervensi bedahuntuk perforasi,
peritonitis, pembentukan abses, hemoragi, dan obstruksi.Dua tipe pembedahan dikontraindikasi: (1) reseksi derajat-satu pada bagian
sigmoid yang terkena untuk serangan berulang, dan (2) prosedur derajat-multipel untuk komplikasi, seperti obstruksi, perforasi,dan fistula.Pada
persiapan pasien untuk pembedahan, penting untuk menghindari pengiritasi kolon, yang biasanya sensitive dan rentanterhadap perforasi. Laksati salin ringan dan pemberian dengan hati- hatienema pembersih mungkin
cukup.Tipe pembedahan yang dilakukan bervariasi sesuai denganluasnya komplikasi yang ditemukan selama pembedahan. Apabilamungkin, area
diverticulitis direseksi dan sisa usus disatukanen
d- to- en
d (reseksi primer dan anastomosis end- to- end). Reseksi derajat- dua
dapatdilakukan, dimana kolon yang sakit direseksi (seperti pada prosedur derajat-satu) tetapi tidak dilakukan anastomosis. Kedua ujung ususdibawah keluar abdomen sebagai stoma. Kolostomi ³double-barrel´
inikemudian direaanastomiskan kembali pada prosedur lanjut.Komplikasi
Komplikasi diverticulitis mencakup peritonitis, pembentukanabses, dan perdarahan. Apabila terbentuk abses, terdapat nyeri tekan,massa dapat
diraba, demam, dan leukositosis. Divertikulum terinflamasi
yang mengalami perforasi mengakibatkan nyeri abdomen yangterlokalisasi di atas segmen yang sakit, biasanya sigmoid; selanjutnyaabses local atau peritonitis dapat terjadi. Nyeri abdomen, kekakuanabdomen seperti papan, kehilangan bising usus, dan tanda serta gejala syok terjadi pada peritonitis. Divertikula terinflamasi ringan atau tidak terinflamasi dapat mengikis area sekitar sampai cabang- cabang arterial,sehingga mengakibatkan perdarahan rectal masif
Penyakit Hirschsprung
DefinisiPenyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatukelainan
kongenital yang ditandai dengan penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat pergerakan usus yang tidak adekuat karena sebagiandari usus
besar tidak memiliki sel ± sel saraf ganglion yang mengendalikankontraksi ototnya. Sehingga menyebabkan
terakumulasinya feses dandilatasi kolon yang masif. Etiologi
Dalam keadaan normal, bahan makanan yang dicerna bisa berjalan di sepanjang usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot-ototyang melapisi usus
(kontraksi ritmis ini disebut gerakan peristaltik).Kontraksi otot-otot tersebut dirangsang oleh sekumpulan saraf yangdisebut ganglion, yang terletak dibawah lapisan otot.Pada penyakit Hirschsprung, ganglion ini
tidak ada, biasanyahanya sepanjang beberapa sentimeter. Segmen usus yang tidak memilikigerakan peristaltik tidak dapat mendorong bahan-
bahan yang dicerna danterjadi penyumbatan. Penyakit Hirschsprung 5 kali lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki. Penyakit ini kadang disertai
dengan kelainan bawaanlainnya, misalnya sindroma Down. Patofisiologi
Istilah congenital aganglionic Mega Colon menggambarkanadanya kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dindingsub mukosa kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalamrectum dan
bagian proksimal pada usus besar. Ketidakadaan inimenimbulkan keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga pendorong ( peristaltik )
dan tidak adanya evakuasi usus spontan serta spinkter rectumtidak dapat berelaksasi sehingga mencegah keluarnya feses secara normalyang
menyebabkan adanya akumulasi pada usus dan distensi pada salurancerna bagian proksimal sampai pada bagian yang rusak pada
Mega Colon.Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus bergunauntuk kontrol kontraksi dan relaksasi peristaltik secara normal. Isi
ususmendorong ke segmen aganglionik dan feses terkumpul didaerah tersebut,menyebabkan terdilatasinya bagian usus yang proksimal terhadap
daerahitu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan dibagian Colon tersebutmelebar.
Manifestasi klinik 1)
Pada bayi yang baru lahir :y
segera setelah lahir, bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium(tinja pertama pada bayi baru lahir)
y
tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir y
perut menggembungy
muntahy
diare encer (pada bayi baru lahir)y
berat badan tidak bertambah, mungkin terjadi retardasi pertumbuhany
malabsorbsi.2)
Pada anak:y
Failure to thrive (gagal tumbuh)y
Nafsu makan tidak ada (anoreksia)y
Rektum yang kosong melalui perabaan jari tangan
y
Kolon yang terabay
HipoalbuminemiaKasus yang lebih ringan mungkin baru akan terdiagnosis dikemudian hari. Pada anak yang lebih besar, gejalanya adalah sembelitmenahun, perut menggembung dan gangguan pertumbuhan.
Komplikasi Komplikasi dari penyakit hirschprung adalah enterokolitisnekrotikans,
pneumatosia usus, abses perikolon, perforasi dan septicemia.Pemeriksaan diagnostik
1)
Pemeriksaan fisik:y
Inspeksi: klien lemah, perut buncit, tampak gerakan peristaltik usus dan kurus
y
Aulkustasi: peristaltik lemah dan jarang
y
Palpasi: perut lunak sampai tegangy
Perkusi: timpani2)
Pemeriksaan penunjang
Radiologi
Pada foto polos abdomen memperlihatkan obstruksi pada bagian distal dan dilatasi kolon proksimal.
Pada foto barium enema memberikan gambaran yang samadisertai
dengan adanya daerah transisi diantara segmen yangsempit pada bagian distal dengan segmen yang dilatasi pada bagian yang proksimal. Jika tidak
terdapat daerah transisi,diagnosa penyakit hirschprung ditegakkan dengan melihat perlambatan evakuasi barium karena gangguan
peristaltik.
LaboratoriumTidak ditemukan adanya sesuatu yang khas kecuali jika terjadikomplikasi, misal: enterokolitis atau sepsis.
BiopsiBiopsi rektum untuk melihat ganglion pleksus submukosameisner,
apakah terdapat ganglion atau tidak. Pada penyakithirschprung ganglion ini tidak ditemukan.Penatalaksanaan
1)
PembedahanPembedahan pada penyakit hirscprung dilakukan dalam dua tahap.Mula-mula dilakukan kolostomi
loo p
ataudouble±barrel
sehinggatonus dan ukuran usus yang dilatasi dan hipertrofi dapat kembalinormal (memerlukan waktu kira-kira 3 sampai 4 bulan). Bila umur bayi itu antara 6-12
bulan (atau bila beratnya antara 9 dan 10 Kg), satudari tiga prosedur berikut dilakukan dengan cara memotong ususaganglionik dan
menganastomosiskan usus yang berganglion kerectum dengan jarak 1 cm dari anus. Prosedur Duhamel umumnyadilakukan terhadap bayi yang berusia kurang dari 1 tahun. Prosedur ini terdiri atas penarikan kolon nromal ke arah bawah danmenganastomosiskannya di belakang anus
aganglionik, menciptakan
dinding ganda yang terdiri dari selubung aganglionik dan bagian posterior kolon normal yang ditarik tersebut. Pada prosedur Swenson, bagian kolon yang aganglionik itu dibuang. Kemudian dilakukananastomosis end-to-end
pada kolon bergangliondengan saluran analyang dilatasi. Sfinterotomi dilakukan pada bagian posterior. Prosedur Soave dilakukan pada anak-
anak yang lebih besar dan merupakan prosedur yang paling banyak dilakukanuntuk mengobati penyakithirsrcprung. Dinding otot dari segmen rektum dibiarkan tetap utuh.Kolon yang bersaraf normal ditarik sampai ke anus, tempatdilakukannya anastomosis antara kolon normal dan jaringan
ototrektosigmoid yang tersisa.2)
Konservatif Pada neonatus dengan obstruksi usus dilakukan terapi konservatif melalui pemasangan sonde lambung serta pipa rectal
untuk mengeluarkan mekonium dan udara.3)
Tindakan bedah sementaraKolostomi dikerjakan pada pasien neonatus, pasien anak dan dewasayang terlambat didiagnosis dan pasien dengan enterokolitis berat dankeadaan umum memburuk. Kolostomi dibuat di
kolon berganglionnormal yang paling distal.4)
Terapi farmakologi
Pada kasus stabil, penggunaan laksatif sebagian besar dan jugamodifikasi diet dan wujud feses adalah efektif.
Obat kortikosteroid dan obat anti-inflamatori digunakan dalammegakolon toksik-Tidak memadatkan dan tidak menekan fesesmenggunakan tuba
f.
Disentri ShigellaDefinisi Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dis (gangguan) danenteron
(usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan luka atauulkus di colon ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma
disentri, yakni: 1) sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, 2)diare, dan 3) tinja mengandung darah dan lendir.Adanya darah dan lekosit dalam
tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya.
Etiologi Shigella, penyebab diare disentri yang paling sering pada anak usia 6
bulan sampai 10 tahun di Amerika Serikat dan negara berkembang.Shigella tahan terhadap keasaman lambung dan membutuhkan inokulumyang kecil untuk menyebabkan diare sehingga mudah ditularkan ke oranglain.Penularan terjadi
dalam kondisi banyak orang berkumpul dalamsatu tempat seperti di penitipan anak, panti asuhan atau tempat penampungan. Rendahnya sanitasi, pasokan air yang buruk, dan fasilitasyang pipa tidak dapat memberi sumbanagan terhadap peningkatan risikoinfeksi.Shigella
menginvasi dan berproliferasi di dalam epitel kolon.Kemudian menghasilkan suatu toksin dengan efek sekretori dan sitotoksik dan
menyebabkan ulkus sehingga tinja mengandung lendir dan darah,secara mikroskopis ditemukan leukosit dan sel-sel darah merah.
Patofisiologi Pada disentri terjadi proses inflamasi submukosa pada ileumterminal dan
usus besar. Proses inflamasi disebabkan oleh adanya invasi bakteri patogen. karena invasi oleh bakteri patogen yang menyebabkanedema,
perdarahan mukosa dan infiltrasi leukosit. Leukosit dan darahkemudian dikeluarkan ke lumen usus melalui tinja. Penyerapan cairanyang
merupakan fungsi utama usus besar akhirnya menurun sehinggaterjadi diare. Iritasi dan peradangan menyebabkan peningkatan motilitasusus,
peningkatan frekuensi defekasi, tinja lendir dan darah serta seringkalidengan gejala klinis demam, nyeri perut dan tenesmus.Gambar di
bawah ini menunjukkan Invasi bakteri Shigella.Patogen invasif mengaktivasi sitoskeleton aktin yang menyebabkan
kerusakan membran, macropinocytosis, dan invasi. Selanjutnya terjadiedema dan kerusakan mukosa dan infiltrasi leukosit
(SelPolimorfonuklear).Manifestasi klinik
y
Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Padadisentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah
dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
y
Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.y
Muntah-muntah.y
Anoreksia.y
Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.y
Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dansepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
Komplikasi y
Dehidrasiy
Gangguan elektrolit, terutama hiponatremiay
Kejangy
Protein loosing enteropathyy
Sepsis dan DICy
Sindroma Hemolitik Uremik y
Malnutrisi/malabsorpsiy
Hipoglikemia
y
Prolapsus rectumy
Reactive arthritisy
Sindroma Guillain-Barrey
Amebomay
Megakolon toksik y
Perforasi localy
PeritonitisMedikasi
Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakitakan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan
kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasimaka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral . Pada pasien dengan diare beratdisertai
dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapatdilakukan Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi
Intravena .umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jikadiare.Untuk infeksi berat
Shigelladapat diobati dengan menggunakanantibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim-sulfamethoxazole, danciprofloxacin. Namun, beberapa
Shigellatelah menjadi kebal terhadapantibiotika, ini terjadi karena penggunaan
antibiotika yang sedikit-sedikituntuk melawan shigellosis
ringan.g.
KoleraDefinisi Kolera adalah suatu infeksi usus kecil karena bakteri Vibriocholerae.
Bakteri kolera menghasilkan racun yang menyebabkanusus halus melepaskan sejumlah besar cairan yang banyak mengandung garam dan mineral. Karena bakteri sensitif terhadapasam lambung, maka penderita
kekurangan asam lambungcenderung menderita penyakit ini.
Etiologi Kolera menyebar melalui air yang diminum, makanan lautatau makanan lainnya yang tercemar oleh kotoran orang yangterinfeksi.Kolera ditemukan di Asia, Timur Tengah, Afrika danAmerika Latin. Di daerah-daerah tersebut,
wabah biasanya terjadiselama musim panas dan banyak menyerang anak-anak. Di daerahlain, wabah bisa terjadi pada musim apapun dan semua
usia bisaterkena.
Penyebab y
Bakteri Vibrio choleraezGejala
y
Gejala dimulai dalam 1-3 hari setelah terinfeksi bakteri, bervariasimulai dari diare ringan-tanpa komplikasi sampai diare berat-yang bisa berakibat fatal.
Beberapa orang yang terinfeksi, tidak menunjukkan gejala. Penyakit biasanya dimulai dengan diareencer seperti air yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa rasa sakit danmuntah-muntah. Pada kasus yang berat, diare menyebabkankehilangan cairan sampai 1 liter dalam 1 jam. Kehilangan
cairandan garam yang berlebihan menyebabkan dehidrasi disertai rasahaus yang hebat, kram otot, lemah dan penurunan produksi air kemih.
Banyaknya cairan yang hilang dari jaringan menyebabkanmata menjadi cekung dan kulit jari-jari tangan menjadi keriput.Jika tidak diobati,
ketidakseimbangan volume darah dan peningkatan konsentrasi garam bisa menyebabkan gagal ginjal,syok dan koma. Gejala biasanya menghilang dalam 3-6 hari.Kebanyakan penderita akan terbebas dari organisme ini
dalamwaktu 2 minggu, tetapi beberapa diantara penderita menjadi pembawa dari bakteri ini.
Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan terhadapapusan rektum atau contoh
tinja segar Pengobatan
Yang sangat penting adalah segera mengganti kehilangancairan, garam dan mineral dari tubuh. Untuk penderita yangmengalami dehidrasi berat,
cairan diberikan melalui infus. Di daerahwabah, kadang-kadang cairan diberikan melalui selang yangdimasukkan lewat hidung menuju ke lambung.
Bila dehidrasi sudahdiatasi, tujuan pengobatan selanjutnya adalah menggantikan jumlahcairan yang hilang karena diare dan muntah.
Makanan padat bisadiberikan setelah muntah-muntah berhenti dan nafsu makan sudahkembali. Pengobatan awal dengan tetrasiklin atau antibiotik lainnya bisa membunuh bakteri dan biasanya akan menghentikan
diaredalam 48 jam. Lebih dari 50% penderita kolera berat yang tidak diobati meninggal dunia. Kurang dari 1% penderita yang mendapat penggantian cairan
yang adekuat, meninggal dunia.Pencegahan
1)
Penjernihan cadangan air dan pembuangan tinja yang memenuhistandar sangat penting dalam mencegah terjadinya kolera. Usahalainnya adalah
meminum air yang sudah terlebih dahulu dimasak dan menghindari sayuran mentah atau ikan dan kerang yangdimasak tidak sampai matang.2)
Vaksin kolera hanya memberikan perlindungan parsial dan secaraumum tidak dianjurkan. Pemberian antibiotik tetrasiklin bisamembantu mencegah penyakit pada orang-orang yang sama-samamenggunakan perabotan rumah
dengan orang yang terinfeksikolera.3)
Gejala dan Tanda Penyakit KoleraPada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkinselama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti,
Tetapi saat
terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare danmuntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yangmenyebabkan samarnya
jenis diare yg dialami.Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yangditampakkan, antara lain ialah:
y
Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasamulas atau tenesmus Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh(seperti air cucian beras) tanpa bau
busuk ataupun amis,tetapi seperti manis yang menusuk.y
Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini biladiendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.Diare terjadi berkali-kali dan
dalam jumlah yang cukup banyak.y
Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yangterjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.
y
Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeriyang hebat.y
Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinyadehidrasi dengan tanda-tandanya seperti ; detak jantungcepat, mulut kering, lemah
fisik, mata cekung, hypotensi danlain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat
mengakibatkankematian.Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera
Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segeramandapatkan penaganan segera, yaitu dengan memberikan pengganticairan tubuh
yang hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengancara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang
banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan
pemberianantibiotik/antimikrobial sepertiTetrasikli
n , Doxycycli
ne
atau golonganV
ibramicyn
. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapatmenghentikan diare yang terjadi. Pada kondisi tertentu, terutama diwilayahyang terserang wabah
penyakit kolera pemberian makanan/cairandilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung ke lambung(sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapatdiatasi (meninggal dunia), sedangkan
sejumlah 1% penderita kolera yangmendapat penanganan kurang adekuat meninggal dunia. (massachusettsmedical society, 2007 : Getting
Serious about Cholera). Pencegahan Penyakit Kolera
Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit koleraadalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air
dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak
terlebihdahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakaisabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yangdimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang
yangdimasak setengah matang.Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknyadiisolasi dan secepatnya mendapatkan
pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapatmelindungi orang yang kontak langsung
dengan penderita. h.
Karsinoma Kolon dan Rectum
A. DEFINISIShigellosis adalah suatu penyakit peradangan akut oleh kuman genus Shigella spp. yang menginvasi saluran pencernaan terutama usus sehingga menimbulkan kerusakan sel-sel mukosa usus tersebut.
B. EPIDEMOLOGI Shigellosis sangat endemik di daerah yang sanitasinya sangat kurang. Biasanya 10-20% penyakit saluran pencernaan dan 50% diare yang berdarah atau disentri dari anak-anak bisa disebabkan oleh shigellosis. Prevalensi dari penyakit ini menurun dalam 5 tahun terakhir ini.Shigella ditemukan di seluruh dunia. Pada tahun 1979, sebanyak 20.135 kasus shigella
telah dilaporkan oleh Centre for Disease Control. Shigella lebih sering ditemukan selama akhir musim panas, tetapi sifat ini kurang menonjol sebagaimana Salmonella.Di Negara berkembang dengan kondisi sanitasi yang buruk dan penduduknya yang padat, penularannya sangat mudah biasanya terjadi melalui fekal-oral. Lalat juga bisa menyebarkan kuman ini melalui feses penderita lalu hinggap di makanan. Penyebaran juga bisa terjadi melalui benda mati, seperti alat-alat permainan. Umumnya menginfeksi anak-anak dibawah umur 10 tahun, angka kejadian tertinggi terdapat pada kelompok umur 1-4 tahun. Shigella hanya ditemukan pada manusia dan beberapa jenis binatang primata. Penyebaran shigellosis sering terjadi secara kontak orang ke orang karena dosis infeksiusnya rendah (10-100 organisme) sudah dapat menyebabkan sakit. Pada umumnya masa inkubasi shigellosis adalah pendek yaitu antara 24 jam sampai 4 hari. Gejala biasanya timbul antara hari pertama sampai ketiga terinfeksi. Kebersihan pribadi sangat penting dalam pencegahan penyakit ini dan orang-orang yang saling berhubungan di lingkungan sanitasi yang buruk mempunyai resiko lebih besar untuk menimbulkan cetusan Shigellosis. Dengan demikian, orang-orang yang tinggal di rumah sakit jiwa, lembaga pemasyarakatan, instalasi militer serta tempat penampungan Indian, kerap kali terserang penyakit ini.
C. ETIOLOGIShigellosis disebabkan oleh kuman Shigella spp. Kuman ini tergolong genus Shigella yang merupakan bakteri gram negatif, bentuk batang, non motil, anaerobik fakultatif dan tidak bertangkai serta secara biokimia meragikan laktosa sangat lambat bahkan tidak sama sekali. Dibagi 4 kelompok serologik yaitu S.dysenteri (12 serotipe), S.flexnewri (6 serotipe), S.boydii (18 serotipe) dan S.sonnei (1 serotipe). Di daerah tropis yang tersering ditemukan ialah S.dysenteri dan S.flexneri, sedangkan S.sonnei lebih sering dijumpai di daerah sub tropis atau daerah industri.
D. PATOFISIOLOGI Pemasukan hanya 200 basil Shigella dapat mengakibatkan infeksi dan Shigella dapat bertahan terhadap keasaman sekresi lambung selama 4 jam. Sesudah masuk melalui mulut dan mencapai usus, bakteri invasif ini di dalam usus besar memperbanyak diri. Shigella sebagai penyebab diare mempunyai 3 faktor virulensi yaitu :- Dinding polisakarida sebagai antigen halus- Kemampuan mengadakan invasi enterosit dan proliferasi- Mengeluarkan toksin sesudah menembus selStruktur kimiawi dari dinding sel tubuh bakteri ini dapat berlaku sebagai antigen O (somatic) adalah sesuatu yang penting dalam proses interaksi bakteri shigella dengan sel enterosit. Dupont (1972) dan Levine (1973) mengutarakan bahwa Shigella seperti Salmonella setelah menembus enterosit dan berkembang didalamnya sehingga menyebabkan kerusakan sel enterosit tersebut. Peradangan mukosa memerlukan hasil metabolit dari kedua bakteri dan enterosit, sehingga merangsang proses endositosis sel-sel yang bukan fagositosik untuk menarik bakteri ke dalam vakuola intrasel, yang mana bakteri akan memperbanyak diri sehingga menyebabkan sel pecah dan bakteri akan menyebar ke sekitarnya serta menimbulkan kerusakan mukosa usus. Sifat invasif dan pembelahan intrasel dari bakteri ini terletak dalam plasmid yang luas dari kromosom bakteri Shigella.
Invasi bakteri ini mengakibatkan terjadinya infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan menyebabkan matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadilah tukak-tukak kecil didaerah invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus serta akhirnya ke luar bersama tinja. Shigella juga mengeluarkan toksin (Shiga toksin) yang bersifat nefrotoksik, sitotoksik (mematikan sel
dalam benih sel) dan enterotoksik (merangsang sekresi usus) sehingga menyebabkan sel epithelium mukosa usus menjadi nekrosis.
E. GEJALA KLINISGejala klinis yang didapat pada Shigellosis adalah :Diare cair yang banyak bercampur darah dan lendir.Demam tinggi mendadak sampai mencapai 42 °CNyeri perut, tenesmusNeusea dan vomitusDehidrasi sesuai derajatnyaTakikardi dan takipneu 5 - 7 hari.Lamanya sakit Penderita dengan kasus ringan gejalanya berlangsung selama 3-5 hari, kemudian sembuh sempurna. Pada tipe fulminant yang berat, penderita dapat mengalami kolaps dan mendadak diikuti dengan menggigil, demam tinggi dan muntah-muntah disusul dengan penurunan temperatur, toksemia yang berat dan diakhiri dengan kematian penderita.
D. DIAGNOSISDasar untuk menentukan diagnosis adalah dengan memperhatikan gejala-gejala klinik dan pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik atas tinja untuk membedakan dengan infeksi oleh kuman lain misalnya amebiasis. Pemeriksaan darah rutin kadang didapatkan leukopenia dan apabila sudah terjadi komplikasi HUS (Hemolytic Uremic Syndrom) maka didapatkan gambaran anemia hemolitik dan trombositopenia. Biakan tinja sebaiknya berasal dari hapusan rectum, akan dapat menentukan dengan pasti kuman penyebab penyakit. Biasanya pasien datang sudah dalam keadaan dehidrasi.Pada infeksi akut, pemeriksaan proctoscopy menunjukkan radang mukosa usus yang difus, membengkak dan sebagian besar tertutup eksudat. Ulkus –ulkus dapat pula dijumpai, dangkal, bentuk dan ukurannya tidak teratur dan tertutup oleh eksudat yang purulen. Pada infeksi kronis, terlihat parut pada kolon, proses ulserasi tidak aktif, sedangkan gejala-gejala klinik berganti-ganti antara stadium remisi dan eksaserbasi. Pada waktu kambuh, penderita mengalami demam, diare dengan darah dan lendir serta serta eksudat seluler dalam tinja. Penderita dengan infeksi kronis, seringkali mengalami kepekaan yang berlebih terhadap beberapa macam makanan misalnya susu, sehingga menimbulkan defisiensi nutrisi.
E. PENATALAKSANAAN1. Penanganan Dehidrasi.Yang perlu dihindari apabila terserang diare adalah mencegah terjadinya dehidrasi, sebab ini bisa berakibat fatal.Tingkat keparahan dehidrasi dapat digolongkan sbb:Dehidrasi ringan (kehilangan cairan sekitar 5% dari berat badan semula). Diare berlangsung sekali tiap 2 jam atau lebih. Gejala lain: rasa haus, gelisah, tapi elastisitas kulit bila dicubit masih baik dan penderita masih sadar.Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10% dari berat badan semula). Diare semakin sering dengan volume lebih besar. Gejala lain terasa haus, gelisah, pusing jika berubah posisi, pernapasan terganggu, ubun-ubun dan mata cekung, elastisitas kulit lambat.Dehidrasi berat (kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan semula). Diare hebat disertai muntah. Gejala lain: mengantuk, lemas, berkeringat dingin, kulit kaki dan tangan keriput, kejang otot, pernapasan cepat dan dalam, ubun-ubun dan mata sangat cekung, elastisitas kulit sangat lambat.Dalam keadaan darurat, dehidrasi ringan dapat diatasi dengan memberikan cairan
elektrolit/oralit yang cukup dilarutkan dalam air minum. Bila larutan oralit tidak tersedia, kita dapat membuat larutan gula-garam dengan komposisi 1 sendok teh gula pasir + 1/4 sendok teh garam + 200 cc air matang hangat. Atau bisa juga dicoba dengan air beras, air kelapa atau kaldu sayuran (tanpa lemak). Sedangkan pada dehidrasi sedang sampai berat, dalam keadaan darurat juga diberikan oralit sebelum dibawa ke rumah sakit. Penderita perlu segera dilarikan ke rumah sakit terutama kalau penderita muntah terus sehingga oralit tidak bisa masuk, tidak kencing selama 6 jam, tinja telah bercampur darah, terus menerus diare tanpa henti.Di rumah sakit biasanya pasien segera diberi cairan rehidrasi parenteral seperti Ringer Laktat atau Darrow Glukosa. Oralit atau garam rehidrasi oral tadi merupakan campuran garam dan gula dalam perbandingan mirip dengan cairan tubuh. Larutan ini penting diberikan pada penderita diare, terutama pada penderita anak-anak atau lansia, guna menggantikan air yang hilang akibat diare, muntah, berkeringat.Pasangan glukosa dan garam Na dapat diserap baik oleh usus penderita diare. Na merupakan ion yang berfungsi allosterik (berhubungan dengan penghambatan enzim karena bergabung dengan molekul lain), dengan kemampuan meningkatkan pengangkutan dan meninggikan daya absorbsi gula melalui membran sel. Gula dalam larutan NaCl (garam dapur) juga berkhasiat meningkatkan penyerapan air oleh dinding usus secara kuat (sekitar 25 x lebih banyak daripada biasanya). Takaran umum oralit, 1 bungkus oralit 200 cc dimasukkan ke dalam 1 gelas belimbing air, diaduk sampai larut.Oralit diberikan ke penderita sedikit demi sedikit dengan sendok, jangan sekaligus banyak. Jika penderita muntah, berikan 1 sendok oralit, tunggu 5- 10 menit, lanjutkan lagi sedikit demi sedikit. Usahakan jumlah yang diberikan 10-15 cc/kg BB/jam. Jumlah ini sesuai dengan kecepatan pengosongan lambung. Efek samping hanya dapat terjadi pada takaran terlalu tinggi atau terlalu pekat yang bisa mengakibatkan rasa kantuk, lidah bengkak, denyut jantung cepat, kulit menjadi merah.Untuk menghindari terbukanya luka-luka usus atau perdarahan, hendaknya penderita diare beristirahat total. Perlu juga melakukan diet makanan yang merangsang (asam, pedas) serta makanan yang tidak mudah dicerna (berserat tinggi) dan berlemak.2. Pengobatan.Dasar pengobatan pada Shigellosis yaitu dengan penggunaan antibiotik, memperbaiki dan mencegah dehidrasi dan mengendalikan gejala penyerta. Penatalaksanaan dehidrasi pada umumnya sama dengan diare oleh sebab yang lain. Pengobatan dengan suportif yaitu memperbaiki kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat menimbulkan dehidrasi, asidosis, syok dan kematian. Penatalaksanaan terdiri dari penggantian cairan dan memperbaiki keseimbangan elektrolit secara oral atau intravena, menurut keadaan masing-masing penderita. Selain pemberian cairan, pemberian makanan juga harus diperhatikan. Terapi diatetik disesuaikan dengan status gizi penderita yang didasarkan pada umur dan berat badan. Antibiotik yang digunakan adalah Ampicillin sebagai drug of choice, tetapi banyak yang sudah resisten terhadap obat ini sehingga digunakan antibiotik lain. Trimethoprim-Sulfamethoxazole (Kotrimoksasol) merupakan pilihan efektif untuk Shigellosis. Obat golongan Sefalosporin generasi ketiga seperti Cefriaxone ataupun Cefixime bagi pasien yang mempunyai kontraindikasi terhadap pemberian Kotrimoksasol. Obat golongan Quinolone generasi pertama (Nalidixic acid) juga efektif bagi pasien yang alergi terhadap Sulfas dan Sefalosporin.Kotrimoksasol pada orang dewasa dapat diberikan dengan dosis 160 mg/kali per oral sedangkan untuk anak dibawah 2 bulan tidak dianjurkan. Untuk anak dosisnya 8-10 mg/kg/ kali per oral diberikan selama 5 hari. Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita anemia megaloblastik dan defisiensi G-6PD.Cefriaxone pada orang dewasa dapat diberikan 2 g IV/IM sekali pakai atau dibagi menjadi 2 kali pemberian. Untuk dosis pediatrik 50 mg/kg/kali IV/IM diberikan sekali sehari. Untuk
Cefixime pada dewasa diberikan 400 mg/kali per oral sekali sehari atau dibagi menjadi 2 kali sehari, dosis pediatrik 15 mg/kg per oral sebagai dosis awal lalu dilanjutkan 8 mg/kg/kali per oral untuk 5 hari.Nalidixic acid pada dewasa diberikan 1 gr per oral 4 kali sehari. Untuk dosis pediatrik 55 mg/kg/kali per oral dibagi dalam 4 kali pemberian selama 5 hari.Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti anti spasmodik/spasmolitik tidak dianjurkan untuk dipakai, karena akan memperburuk keadaan. Obat ini dapat menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus, dilatasi usus, gangguan digesti dan absorpsi lainnya. Obat ini hanya berkhasiat untuk menghentikan peristaltik usus saja tetapi justru akibatnya sangat berbahaya. Diarenya terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah kembung dan dehidrasi bertambah berat.Obat-obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pectin, norit, dan sebagainya, telah terbukti tidak bermanfaat. Obat-obat stimulans seperti adrenalin, nikotinamide dan sebagainya, tidak akan dapat memperbaiki syok atau dehidrasi beratnya karena penyebabnya adalah kehilangan cairan (hipovolemic shock), sehingga pengobatan yang paling tepat yaitu pemberian cairan secepatnya.Penderita Shigellosis harus istirahat penuh di tempat tidur. Makanan harus kaya akan protein dan vitamin serta mudah dicerna. Obat penenang diberikan apabila diperlukan saja.3. Pencegahan- Apabila bepergian ke daerah endemik sebaiknya bahan makanan baik buah-buahan ataupun sayuran harus dicuci terlebih dahulu lalu dimasak sebelum dimakan.- Biasanya air yang terkontaminasi oleh kotoran penderita juga merupakan sumber penyebaran Shigella.- Mencuci tangan setelah menggunakan toilet- Memisahkan penderita demam dengan penderita diare di rumah sakit.
Prognosis Pada kebanyakan anak sehat, Shigellosis merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-limiting) dan biasanya sembuh spontan. Kadang-kadang organisme tersebut dapat dibiakkan hingga 3 bulan setelah suatu periode shigellosis akut. Peningkatan morbiditas dan mortalitas tampak pada populasi tertutup seperti rumah sakit jiwa, atau pada negara-negara yang belum berkembang dimana malnutrisi sering ditemukan