dampak pengangkatan jabatan fungsional …
TRANSCRIPT
DAMPAK PENGANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL
PUSTAKAWAN KE JABATAN STRUKTURAL TERHADAP
PELAYANAN INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN
ARSIP DAERAH PROVINSI
JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Perpustakaan
OLEH :
AHMAD ALI MASKUR
NIM: IPT. 140310
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
i
ii
iii
iv
MOTTO
سىل وتخىوىا أماواتكم وأوتم والر يا أيها الذيه آمىىا لا تخىوىا الل
تعلمىن.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Q.S.Al-
Anfal: 27)”1
1Al-Qur’an dan Terjemahan, (2008). Perilaku Tercela Departemen Agama
Republik Indonesia, hal. 239
v
PERSEMBAHAN
Dengan Mengucap Rasa Syukur KepadaAllah SWT. Yang Maha Kuasa
Serta Shalawat Kepada Nabi Muhammad SAW
Skripsi Ini Saya Persembahkan Kepada:
Ibunda Poniah Dan Ayahanda Dawami Yang Telah Sabar, Ikhlas Dan Selalu
Mendoakan Kesuksesan Ananda.
.
vi
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيمSegala puji kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam, serta
sholawat kepada baginda Rasul yang tak henti-henti tercucur untuk
junjungan nabi besar Muhammad SAW. Sehingga skripsi ini dapat selesai
guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu
(S1) pada fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
Skripsi ini diberi judul “Dampak Penangkatan Jabatan
Fungsional Pustakawan ke Jabatan Struktural Terhadap Pelayanan
Informasi Di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi”.
Dalam penulisan skripsi ini, tidak seberapa dikatakan sulit yang penulis
temui dalam proses pembuatannya. Namun berkat sabar dan juga bantuan
dari berbagai pihak maka kesulitan dan rintangan yang dihadapi mampu
teratasi dengan baik, dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan maupun kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran untuk menyampaikannya.
Ucapan terimakasih penulis kepada:
1. Bapak Samsul Huda, S.Ag., M.Ag. dan Ibu Athiatul Haqqi, S.Ag., S.IPI.,
M.I.Kom. sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
2. Ibu Prof. Dr. Maisah, M. Pd.I selaku Dekan Fakultas Adab Dan Humaniora
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Alfian, S.Pd., M.Ed selaku wakil Dekan I, Bapak Dr. H.Muhammad
Fadhil, M.Ag selaku Wakil Dekan II dan Ibu Dr. Raudhoh, S.Ag.,SS.,M.Pd.I
selaku Wakil Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Bapak Muhammad Rum, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
vii
viii
ABSTRACT
Maskur, Ahmad Ali. 2019. Impact of Appointment of Librarian Functional
Position to Structural Position on Information Services at the Library and
Archive Service of Jambi Province. Thesis of Library Science major UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Supervisor I: Samsul Huda, S.Ag, M.Ag.
Supervisor II: Attiatul Haqqi, S.Ag, S.IPI, M.I.Kom.
This study aims to determine whether there is an impact of the appointment of
librarian functional positions to structural positions on information
services in the Regional Library and Archives Office of Jambi Province,
and how much impact the appointment of positions will have. The
researcher used quantitative research methods with inferential approaches,
the method of taking sample data using Random Sampling. The technique
of collecting data uses the Observation, Questionnaire and Documentation
methods. This research is generally attempted to achieve several objectives
around the problem regarding the impact of the appointment of librarians,
namely to find out whether there is an impact on the appointment of
services to information services and to know how much arising from the
appointment of the librarian's position on information services in the
Regional Library and Archives Office of Jambi Province. From the results
of this study after testing hypotheses proved that r count> r table (0.262>
0.1966) so that the hypothesis Ha is accepted and Ho is rejected. is 0.262,
where the results are located between 0.21 - 0.40 so that the level of
influence falls into The Low Category. This is in line with the initial
hypothesis that the author put forward, where the author suggests that Ha
is accepted (there is a positive relationship between appointment librarian
functional positions to structural positions).
Keywords: Librarians, Functional Position, Structural Position, Information
Services.
ix
ABSTRAK
Maskur, Ahmad Ali. 2019. Dampak Penangkatan Jabatan Fungsional
Pustakawan ke Jabatan Struktural Terhadap Pelayanan Informasi Di
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Skripsi Jurusan
Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Islam, Fakultas Adab Dan Humaniora,
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Pembimbing I : Samsul Huda, S.Ag.,
M.Ag. Pembimbing II : Attiatul Haqqi, S.Ag,. S.IPI,. M.I.Kom.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah dampak dari pengangkatan
jabatan fungsional pustakawan ke jabatan struktural terhadap pelayanan
informasi di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, dan
seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari pengangkatan jabatan
tersebut. Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
pendekatan inferensial, metode pengambilan data sampel menggunakan
Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
Observasi, Kuesioner dan Dokumentasi. Penelitian ini secara umum
diusahakan untuk mencapai beberapa tujuan di seputar permasalahn
mengenai dampak dari pengangkatan jabatan pustakawan yaitu untuk
mengetahui adakah dampak yang ditimbulkan dari pengangkatan jabatan
tersebut terhadap pelayanan informasi dan untuk mengetahui seberapa
besar dampak yang ditimbulkan dari pengangkatan jabatan pustakawan
tersebut terhadap pelayanan informasi di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi.Dari hasil penelitian ini setelah dilakukan
pengujian hipotesis terbukti bahwa rhitung > rtabel (0,262 > 0,1966) sehingga
hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak.Hasil korelasi yang diperoleh adalah
0,262, dimana hasil ini terletak antara 0,21 – 0,40 sehingga tingkat
pengaruhnya masuk dalam kategori rendah.Hal ini sejalan dengan
hipotesis awal yang penulis kemukakan, dimana penulis mengemukakan
bahwa Ha diterima (terdapat hubungan yang positif antara pengangkatan
jabatan fungsional pustakawan ke jabatan struktural).
Kata kunci: Pustakawan, JabatanFungsional, Jabatan Struktural, Pelayanan
Informasi.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI.......................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................................... ix
ABSTRAK ................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Batasan Masalah ......................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori ............................................................................ 6
1. Jabatan Fungsional dan Jabatan Struktural ............................ 6
2. Pengertian Pejabat Fungsional dan Pejabat Struktural .......... 7
3. Pengangkatan Jabatan Fungsional ke Jabatan Struktural ....... 8
4. Pengertian Perpustakaan Umum ............................................ 9
5. Pengertian Pustakawan ........................................................ 10
xi
6. Pelayanan Informasi Perpustakaan ...................................... 12
7. Pelayanan Informasi Yang Efektif ....................................... 14
B. Penelitian Yang Relevan ........................................................... 15
C. Kerangka Berfikir ..................................................................... 18
D. Hipotesis .................................................................................... 19
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................ 20
B. Variabel Penelitian .................................................................... 20
C. Populasi Dan Sampel ................................................................ 20
D. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................. 22
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 22
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 24
G. Validitas Instrumen ................................................................... 25
H. Analisis Data Penelitian ............................................................ 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 29
1. Sejarah Berdirinya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi ............................................................................. 29
2. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi ......................................................... 31
3. Tata Kerja Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi .................................................................................... 34
4. Anggaran ............................................................................... 35
5. Sarana dan Prasarana Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi ......................................................... 35
6. Koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi .................................................................................... 36
7. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ................................. 37
8. Sub Bagian Keuangan .......................................................... 38
xii
9. Sumber Daya Manusia ......................................................... 39
B. Deskripsi Penelitian .................................................................. 39
C. Interpretasi Hasil Penelitian ...................................................... 40
1. Analisis Deskriptif Variabel X (Pengangkatan Jabatan
Fungsional Pustakawan ke Jabatan Struktural) .................... 40
2. Analisis Deskriptif Variabel Y (Pelayanan Informasi) ........ 48
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 55
1. Analisis Data ........................................................................ 55
2. Uji Hipotesis ........................................................................ 60
3. Uji Determinasi .................................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 69
B. Rekomendasi ............................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Pengunjung Pada Bulan Januari – Maret 2018 ..................... 21
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ....................................................... 24
Tabel 3.3 Skor Item Alternatif Responden .................................................... 26
Tabel 3.4 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment .............. 27
Tabel 4.1 Jumlah Koleksi dan Eksemplar Berdasarkan Klasifikasi .............. 37
Tabel 4.2 Pejabat struktural yang diangkat berdasarkan senioritas dalam
jabatan fungsional sebelumnya ....................................................... 40
Tabel 4.3 Pejabat struktural yang diangkat memiliki masa kerja yang lebih
Lama dalam jabatan sebelumnya ................................................... 46
Tabel 4.4 Pejabat struktural yang diangkat memiliki usia yang produkrif
unutk menduduki jabatan yang dibutuhkan .................................... 42
Tabel 4.5 Pejabat struktural diangkat berdasarkan usia yang lebih rendah
akan memiliki lebih banyak waktu dalam menyusun rencana
kerja yang akan berdampak baik pada pelayanan yang
berkualitas ...................................................................................... 42
Tabel 4.6 Pejabat struktural perpustakaan memiliki pendidikan yang
mumpuni dalam mengemban tugas yang dibebankan .................... 43
Tabel 4.7 Pejabat struktural menerapkan hasil dari pelatihan yang
dilakukannya guna memajukan pelayanan perpustakaan ............... 44
Tabel 4.8 Pejabat struktural perpustakaan berperan penting dalam
pembuatan sebuah kebijakan untuk kemajuan perpustakaan ......... 45
xiv
Tabel 4.9 Pejabat struktural perpustakaan terlibat secara langsung dalam
pemecahan suatu masalah sesuai dengan pengalaman kerjanya .... 46
Tabel 4.10 Pejabat fungsional yang diangkat memiliki kesesuaian dengan
penempatan jabatan yang dibutuhkan pada jabatan struktural ....... 47
Tabel 4.11 Pejabat struktural perpustakaan yang memiliki pengalaman akan
menumbuhkan ide-ide baru dalam memberikan pelayanan
kepada pemustaka .......................................................................... 48
Tabel 4.12 Pelayanan di perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi
pengguna ......................................................................................... 49
Tabel 4.13 Pelayanan di perpustakaan sangat memuaskan pemusta ............... 49
Tabel 4.14 Pelayanan yang diberikan cepat, tepat waktu dan tepat sasaran.... 50
Tabel 4.15 Fasilitas pelayanan di perpustakaan sangat memadai ................... 50
Tabel 4.16 Informasi yang diberikan petugas tepat terhadapn informasi
yang dibutuhkan ............................................................................ 51
Tabel 4.17 Petugas bersikap ramah saat memberikan pelayanan kepada
pengguna perpustakaan ................................................................. 52
Tabel 4.18 Pelayanan yang diberikan petugas mempermudah dalam
menemukan informasi yang dibutuhkan ....................................... 52
Tabel 4.19 Petugas membantu pemustaka mencari informasi yang
dibutuhkan ..................................................................................... 53
Tabel 4.20 Perpustakaan menyediakan tempat penyimpanan barang yang
memadai ........................................................................................ 54
Tabel 4.21 Petugas memberikan bimbingan kepada pemustaka dalam
menelusuri informasi ..................................................................... 54
xv
Tabel 4.22 Data pengangkatan jabatan fungsional pustakawan ke jabatan
struktural (variabel X) dan pelayanan informasi (variabel Y) ....... 56
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
ProvinsiJambi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kartu Konsultasi Skripsi Pembimbing 1
Lampiran 2 Kartu Konsultasi Skripsi Pembimbing 2
Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup Penulis
Lampiran 4 Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
Lampiran 5 Data Responden
Lampiran 6 Jadwal Penelitian
Lampiran 7 Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan pada dasarnya ialah sebuah instansi yang menghimpun,
mengolah, dan menyebarluaskan informasi kepada setiap pengguna
perpustakaan. Dalam perkembangan informasi badan perpustakaan harus
melakukan perbaikan dan menetapkan kinerja pustakawan untuk memberikan
informasi kepada pemustaka melalui pelayanan prima dengan mengacu pada
kepuasan dan kebutuhan akan informasi pemustaka.
Salah satu jenis perpustakaan yang menjadi pusat informasi bagi
seluruh lapisan masyarakat adalah perpustakaan umum. Menurut Undang-
undang R.I. No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 6 bahwa
perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan masyarakat luas
sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa memandang umur, jenis,
suku, ras, agama dan status sosial ekonomi. Oleh karena itu perpustakaan
umum berkewajiban memberikan pelayanan informasi yang terbaik bagi
seluruh lapisan masyarakat, karena memang tujuan dibentuknya perpustakaan
umum adalah untuk melayani kebutuhan informasi penggunanya seperti tata
ruang, koleksi, kenyamanan, pustakawan serta pelayanan prima yang diberikan
oleh perpustakaan.
Perpustakaan umum didirikan untuk melayani semua anggota
masyarakat yang memerlukan jasa informasi dan perpustakaan. Jadi
perpustakaan umum bersifat terbuka untuk umum, dibiayai dengan dana
masyarakat umum, dan memberikan jasa pelayanan yang bersifat cuma-cuma.
Perpustakaan umum memegang peranan penting dalam usaha pembinaan
kecerdasan bangsa, sehingga pada tahun 1972 UNESCO mengeluarkan
Manifesco perpustakaan umum.2
Pustakawan merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan
keberhasilan suatu perpustakaan. Dalam hal ini pelayanan pengguna tentu akan
2 Rahayu Ningsih. Pengelolaan Perpustakaan. (Jakarta: Graha Ilmu. 2007). Hal. 4
2
mengharapkan pelayanan prima dalam hal mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Perkerjaan pustakawan di era Millenial maupun era selfie tidak
gampang karena pustakawan dituntut sebagai agent of change penyebaran
informasi, sebagai figur utama memotivasi masyarakat untuk lifelong learning
dan mengajak masyarakat untuk mencintai perpustakaan maupun buku.9
Perpustakaan sebagai sumber informasi memegang peranan penting
dalam pembangunan nasional dan merupakan sarana penunjang dalam
pendidikan. Salah satu jenis perpustakaan adalah perpustakaan umum.
Perpustakaan umum pada dasarnya mempunyai tugas untuk menghimpun atau
mengadakan, mengolah dan menyebarluaskan informasi kepada pemustaka
yang membutuhkan yaitu seluruh lapisan masyarakat. Selain itu perpustakaan
umum juga merupakan unit kerja yang mengumpulkan karya cetak dan karya
rekam sebagai perwujudan cipta, rasa dan karsa manusia. Akibat pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin meningkat pula
jumlah informasi yang diterbitkan setiap harinya dalam bentuk buku, majalah,
surat kabar, dan laopran hasil penelitian. Oleh karena itu perpustakaan
berupaya untuk menyediakan koleksi dan layanan yang dapat memenuhi
kebutuhan pemustaka.
Perpustakaan mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam
memberikan informasi. Perpustakaan merupakan jantung dalam dunia
pendidikan, karena memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka.
Perpustakaan bukan hal yang baru dikalangan masyarakat dimana-mana telah
banyak didirikan perpustakaan. Berdirinya perpustakaan umum didukung dan
didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi,
yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan.10
Pustakawan didefinisikan sebagaimana menurut Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan bahwa
pustakawan adalah seorang yang memiliki kompetensi yang diperolehnya
9 Testiani Makmur. Budaya Kerja Pustakawan di Era Digitalisasi. (Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2015). Hal. 8 10
Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: Graha Pustaka Umum. 1991).
Hal. 47
3
melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Keberhasilan suatu perpustakaan sangat ditentukan oleh pustakawan,
walaupun perpustakaan memiliki anggaran yang besar, dilengkapi dengan
teknologi yang canggih, dipercantik dengan layanan yang bagus dan banyak
layanan terbaru jika tanpa andil seorang pustakawan dengan kapasitas dan
kredibilitas maka dijamin roda perpustakaan tidak akan optimal karena antara
fasilitas dengan sumber daya manusia merupakan dua hal yang fungsinya
saling melengkapi. Apabila perpustakaan tanpa kehadiran pustakawan maka
dapat diibaratkan gudang yang hanya sebagai pajangan atau seonggok buku.11
Pelayanan perpustakaan sudah selayaknya berorientasi kepada
pemakai, sehingga kepuasan pemakai selalu diutamakan dalam rangka
meningkatkan hubungan antara pelanggan dengan pengelola.12
Setiap
pelayanan terdapat berbagai faktor kesadaran para pejabat serta petugas yang
berkecimpung dalam pelayanan, aturan kerja yang melandasi kerja pelayanan,
pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal, faktor
keterampilan petugas, faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan, faktor
organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya
mekanisme kegiatan pelayanan.13
Berdasarkan hasil wawancara penulis kepada kepala pustakawan di
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Privinsi Jambi Bapak Hasudungan
Ambarita, S.Sos pada hari senin tanggal 24 September 2018, diketahui bahwa
pustakawan yang ada berjumlah 20 orang dan pengangkatan jabatan fungsional
pustakawan ke jabatan struktural sebanyak 4 orang. Pengangkatan jabatan yang
dilakukan tidak mengacu pada latar belakang pendidikan keilmuan
perpustakaan pegawai, akan tetapi proses pengangkatan ini atas keinginan dan
kesediaan dari setiap individu yang ingin diangkat ke jabatan struktural dalam
11
Testiani Makmur. Budaya Kerja Pustakawan di Era Digitalisasi. (Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2015). Hal. 7 12
Himayah. Layanan dan Pelayanan Perpustakaan Menjawab Era Teknologi Informasi.
(Kepala UPT Universitas Alauddin. 2011). Hal. 8 13
Hasnidar. Faktor Penghambat Minat Pemustaka dalam Pemanfaatan Pelayanan
Referensi UPT Perpustakaan Universitas Riau. (Jurnal Gema Pustakawan Vol. 1 No. 1). Hal. 8
4
hal ini kepala bidang dan kepala seksi, dengan ketentuan dan syarat yang diatur
oleh pemerintah Daerah Provinsi Jambi.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian dan menggali informasi lebih dalam untuk membuat karya
ilmiah yang berupa skripsi dengan judul “Dampak Pengangkatan Jabatan
Fungsional Pustakawan Ke Jabatan Struktural Terhadap Pelayanan
Informasi Di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi”.
B. Rumusan Masalah
1. Berapa besar dampak pengangkatan jabatan fungsional pustakawan ke
jabatan struktural terhadap pelayanan informasi di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi?
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis membatasi masalah penelitian hanya pada
pelayanan informasi yang diberikan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi kepada pemustaka.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
dampak yang ditimbulkan dari pengangkatan jabatan fungsional pustakawan ke
jabatan struktural di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
terhadap pelayanan informasi yang diberikan.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis atau peneliti sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Ilmu Perpustakaan (S.IP.), pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi,
5
2. Bagi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dapat dijadikan
salah satu pertimbangan dan bahan acuan terhadap pelayanan informasi
yang diberikan kepada pemustaka dalam kondisi pejabat pustakawan yang
diangkat menjadi pejabat struktural,
3. Bagi lembaga pendidikan sebagai suatu hasil kerja dan sebuah karya yang
dapat dijadikan sebagai bahan wacana dan pustaka atau literatur bagi
mahasiswa atau pihak lain yang memiliki ketertarikan dibidang yang sama.
6
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Jabatan Fungsional dan Jabatan Struktural
Berkaitan dengan kebijakan pengangkatan Pegawai Negeri Dalam
Jabatan Strukutral telah diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 100
Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 13 Tahun 2002
tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural,
dinyatakan bahwa pola pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil
menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan
dan pelatihan jabatan, kompetensi dan masa jabatan seorang pegawai Negeri
Sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan sampai dengan pensiun.
Hal ini senada dengan pendapat Gibson dkk, yang menyatakan bahwa karier
tercermin dalam gagasan bergerak keatas pada lini kerja pilihan seseorang.
Bergerak keatas berarti berhak atas pendapatan yang lebih besar, memikul
tanggungjawab yang lebih besar, serta mendapatkan status prestise dan
kuasa lebih besar.14
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa karier adalah suatu
kemungkinan yang akan dilalui oleh seseorang dalam organisasi dalam
meniti pangkat atau jabatan sesuai dengan kemampuan dan persyaratan
yang ditetapkan. Sehingga setiap individu dalam organisasi dapat
mempunyai suatu rangkaian urutan pekerjaan dalam pola kemajuan tertentu
pada kehidupannya dalam organisasi.
Pada dasarnya jabatan struktural adalah jabatan karier, artinya
jenjang jabatan yang diperuntukkan akan diarahkan pada jenjang yang lebih
tinggi dalam organisasi. Oleh karena itu, jabatan struktural sangat
diperlukan kematangan psikologis, disamping kemampuan pribadi masing-
14
Gibson Ivancevich Donnelly. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. (Jakarta:
Erlangga. 1992). Hal. 206
7
masing. Suhadak dan Suradji menyatakan bahwa “jabatan struktural adalah
suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak seorang pegawai negeri sipil atau PNS dalam rangka memimpin suatu
satuan organisasi negara. Kedudukan tersebut bertingkat dari terendah
Eselon IV.b sampai dengan tingkat tertinggi Eselon I.a”.28
2. Pengertian Pejabat Fungsional dan Pejabat Struktural
Dalam birokrasi pemerintah dikenal jabatan karier, yakni jabatan
dalam lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh PNS. Jabatan
karier dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Jabatan Fungsional
Berdasarkan Keputusan Menpan Nomor: 132/KEP/M.PAN/12/2002
Bab I Pasal 1 butir 1 dijelaskan bahwa: “Pejabat fungsional pustakawan
yang selanjutnya disebut pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara pebuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada
unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah
dan atau unit tertentu lainnya.”
Jabatan fungsional pustakawan terdiri dari pustakawan tingkat
terampil dan pustakawan tingkat ahli. Dalam pasal 1 pada butirr 4 dan 5
dikemukakan pengertian tentang kedua jenjang pustakawan tersebut,
yaitu: “pustakawan tingkat terampil adalah pustakawan yang memiliki
dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya
Diploma II Perpustakaan, Dokumentasi, dan Informasi atau Diploma
bidang lain yang disetarakan. Pustakawan tingkat ahli adalah pustakawan
yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali
serendah-rendahnya Sarjana Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi
atau Sarjana lain yang disetarakan.”29
28
Suhadak dan Suradji. Administrasi Kepegawaian Negara: Diklat Prajabatan Golongan
III. (Jakarta: Lembaga Administrasi Kepegawaian Negara. 2001). Hal. 61 29
Endang Fatmawati. Kajian Faktor yang berpengaruh dalam kenaikan pangkat/ jabatan
pustakawan. (Jakarta; Jurnal Iqra’. Vol. 8. No. 01. 2014). Hal. 3
8
b) Jabatan Struktural
Jabatan struktural adalah jabatan yang jelas tergambar pada
struktur organisasi lembaga induk (fakultas, universitas, perpustakaan
kota, perpustakaan provinsi, dll). Seperti dekan, rektor, pustakawan,
kepala biro, dll. Jabatan struktural memiliki karkteristik:
1) Jumlahnya terbatas,
2) Diangkat oleh atasan,
3) Tunjangan struktural tertentu mendapat fasilitas lebih (rumah dinas,
kendaraan, uang membuka seminar, wisuda, dll),
4) Naik pangkat/ golongan 4 setahun sekali dan tidak perlu angka kredit,
5) Tidak boleh memiliki pangkat/ golongan melebihi atasan langsung,
6) Pensiun umur 58 tahun,
7) Kenaikan pangkat/ golongan terbatas.
3. Pengangkatan Jabatan Fungsional Ke Jabatan Struktural
Pengangkatan Jabatan Fungsional ke Jabatan Struktural dijelaskan
pada Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002
Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun
2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2002 bahwa pejabat pembina kepegawaian pusat dan pejabat pembina
kepegawaian daerah perlu memperhatikan faktor:
a) Senioritas dalam kepangkatan,
Senioritas dalam kepangkatan digunakan apabila ada dua atau lebih
pegawai negeri sipil yang telah memenuhi syarat untuk diangkat dalam
jabatan struktural semuanya memiliki pangkat yang sama dan pegawai
negeri sipil yang mempunyai masa kerja yang paling lama dalam pangkat
tersebut diprioritaskan.
b) Usia,
Dalam menentukan prioritas dari aspek usia harus mempertimbangkan
faktor pengembangan dan kesempatan yang lebih luas bagi pegawai
9
negeri sipil dalam melaksanakan suatu jabatan struktural. Dengan
demikian yang bersangkutan memiliki cukup waktu untuk menyusun dan
melaksanakan rencana kerja, serta mengevaluasi hasil kerjanya.
c) Pendidikan dan pelatihan (diklat) jabatan,
Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) merupakan pendidikan yang harus
diikuti oleh pegawai negeri sipil yang telah atau akan diangkat dalam
jabatan struktural. Dalam hal demikian maka kepada pegawai pegeri sipil
yang akan diangkat dalam jabatan struktural untuk pertama kali atau
setingkat lebih tinggi (perpindahan jabatan secara vertikal) wajib
dipertimbangkan terlebih dahulu setelah memenuhi persyaratan jabatan
yang ditentukan.
d) Pengalaman,
Pengalaman jabatan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan struktural. Apabila
terdapat beberapa calon pejabat struktural, maka pegawai yang memiliki
pengalaman lebih banyak dan memiliki korelasi jabatan dengan jabatan
yang akan diis lebih layak untuk dapat dipertimbangkan.30
4. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang mempunyai tugas
melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan tingkat usia,
tingkat sosial, tingkat pendidikan.31
Perpustakaan Umum merupakan
lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya sebagai sumber belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu bagi seluruh lapisan
masyarakat.32
30
Republik Indonesia. Keputusan Kepala Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 13
Tahun 2002. (Jakarta: Badan Kepegawaian Negara. 2002). 31
Soetimah. Perpustakaan, Kepustakaan dan Pustakawan. (Yogyakarta: Kanisius. 1992).
Hal. 34 32
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2003).
Hal. 43
10
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perpustakaan
umum adalah lembaga pendidikan yang melayani seluruh lapisan
masyarakat dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan,
teknologi dan budaya sebagai sumber belajar bagi seluruh lapisan
masyarakat.
Syarat dasar untuk menyelenggarakan perpustakaan perlu
diperhatikan dan disediakan tempat, tenaga dan anggaran. Ketiga sayarat ini
adalah langkah pertama yang perlu di adakan sebelum dimulai dengan
perpustakaan. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang
diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Ciri
perpustakaan umum adalah sebagai beriku :
a) Terbuka untuk umum, maksudnya terbuka bagi siapa saja yang dapat
mengaksesnya tanpa memandang jenis kelamin, usia, ras, agama,
pandangan politik, status sosial dan perkerjaan,
b) Dibiayai oleh umum, dana umum adalah dana yang berasal dari
masyarakat. Biasanya dikumpulkan melalui pajak dan retribusi yang
dikelola pemerintah. Dana ini kemudian digunakan untuk mengelola
perpustakaan umum.
c) Jasa atau layanan yang diberikan pada hakikatnya bersifat cuma-cuma
atau gratis tanpa memungut biaya sepeserpun dari pengguna
perpustakaan yang mencakup jasa referal artinya jasa memberikan
informasi, peminjaman, konsultasi studi dan sebagainya. Pada
perpustakaan umum di indonesia masih ada yang memungut biaya untu
administrasi keanggotaan baru, hal ini semata-mata karena alasan
administratif belaka bukan atas prinsip utama perpustakaan umum.33
5. Pengertian Pustakawan
Berdasarkan Undang-undang No. 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 8
bahwa pustakawan adalah seorang yang memiliki kompetensi yang
33
Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
1993). Hal. 46
11
diperoleh melalui penidikan dan/ atau pelatihan kepustakawanan serta
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan
pelayanan perpustakaan.34
Menurut Sulistyo Basuki pustakawan adalah orang yang
memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha
pemberian layanan kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misi lembaga
induknya.35
Kemudian Soetimah menyatakan bahwa pustakawan adalah
pegawai negeri sipil yang berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi
dan informasi yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit
perpustakaan instansi pemerintah dan atau unit-unit tertentu lainnya.36
Pustakawan berkerja berdasarkan etos kemanusiaan. Pustakawan
memperlancar proses transformasi dari informasi dan pengetahuan menjadi
kecerdasan sosial. Tanpa pustakawan sebuah bangsa kehilangan potensi
untuk secara bersama-sama menjadi cerdas, berpengetahuan dan
bermanfaat. Pustakawan sebagai profesi berarti secara moral pustakawan
harus dapat dipertanggung jawabkan atas segala tindakan yang
dilakukannya, baik terhadap sesama profesi pustakawan, terhadap
organisasi, maupun terhadap dirinya sendiri.
Dari pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pustakawan adalah seseorang yang ahli dibidang perpustakaan yang bisa
membantu orang menemukan buku, majalah, dan informasi lain, serta
mengelola dan mengatur dokumen atau laporan yang ada didalam sebuah
perpustakaan. Seorang pustakawan dapat memberikan layanan informasi
lainnya, termasuk penyediaan komputer dan pelatihan, koordinasi program
34
Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Hal. 12. 35
Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
1993). Hal. 8 36
Soetimah. Perpustakaan, Kepustakaan dan Pustakawan. (Yogyakarta: Kanisius. 1992).
Hal. 161
12
publik, peralatan bantu bagi penyandang cacat dan membantu dengan
mencari dan menggunakan sumber daya masyarakat.
6. Pelayanan Informasi Perpustakaan
Pelayanan informasi adalah penyampaian berbagai informasi
kepada sasaran layanan agar individu dapat mengelola dan memanfaatkan
informasi tersebut demi memenuhi kebutuhan individu. Standar ini
merupakan hasil dari amanat dari Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007
tentang perpustakaan khususnya pasal 11 yaitu standar nasional
perpustakaan dengan nomor Standar Nasional Perpustakaan (SNP)
006:2011, jam buka perpustakaan, sekurang-kurangnya 7 jam, jenis layanan
sekurang-kurangnya meliputi : layanan baca ditempat, layanan sirkulasi,
layanan referensi, penelusuran informasi, dan bimbingan pemustaka. Untuk
mengoptimalkan pelayanan pemustaka kerjasama dengan unit kerja
dilingkungan instansi, atau diluar instansi yang bersangkutan.37
Jenis-jenis layanan informasi diantaranya adalah:38
a) Ready Reference Questions
Ready reference questions adalah pertanyaan yang dapat
dijawab secara cepat dengan melakukan konsultasi ataumenggunakan1
atau 2 alat bantu. Pada umumnya seperti pertanyaan mengenai alamat,
terjemahan, arti kata, atau definisi suatu istilah, tanggal dan tempat
sebuah kejadian atau biografi singkat seorang tokoh, dll. Dengan adanya
internet, pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ready reference tidak
hanyadapat dijawab dengan alat bantu manual, tapi juga bisa diperoleh
secara cepat di internet. Media komunikasi antara pengguna dengan
pustakawan pun dapat dilakukan dengan tidak hanya bertatap muka
secara langsung, tetapi bisa melalui telephone, email, bahkan
denganchatting.
37
Undang-undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. 38
Siti Hidaya. Efektivitas Perpustakaan Khusus Dalam Memberikan Layanan Informasi
Bagi Pegawai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII. (Departemen Ilmu Perpustakaan
dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, 2014). Hal. 12
13
b) Pertanyaan Penelitian (Research Questions)
Selain pertanyaan yang dapat dijawab secara mudah dan cepat,
layanan refrensi juga menerima pertanyaan-pertanyaan yang kompleks
untuk keperluan penelitian, dan untuk memperoleh jawabanya,
pustakawan harus melakukan penelusuran informasi terlebih dahulu.
c) Peminjaman Antar Perpustakaan (Interlibrary Loan)
Pada perpustakaan diluar negeri, layanan ini bukan merupakan
suatu yang baru tapi bagi perpustakaan khusus di Indonesia hal ini masih
menjadi perdebatan. Beberapa faktor layanan ini sulit terwujud antara
lain ketidak percayaan antar perpustakaan, cakupan bidang studi atau
kekuatan ilmu pada sebuah perpustakaan yang tidak jelas, perbedaan
tingkat kemajuan yang tinggi, dan lain-lain.
d) Informasi dan Layanan Rujukan (Information And Referral Service)
Pustakawan harus dapat mengidentifikasi sumber-sumber
informasi yang ada di luar perpustakaanya untuk memenuhi kebutuhan
informasi para penggunanya. Pustakawan harus dapat melokalisisr
keberadaan informasi tertentu yang dibutuhkan pengguna. Dalam hal ini,
fungsi layanan adalah menjembatani pengguna dengan informasiyang
dibutuhkannya dari luar perpustakaan dan mempertemukanya.
e) Kerjasama (Cooperative Reference Service)
Salah satu bentuk layanan informasi adalah mengadakan
hubungan dan kerjasama dengan perpustakaan atau pusat informasi lain
dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Kerjasama dapat
dilakukan secara formal berupa konsorsium, forum perpustakaan maupun
kerjasama non formal, sehingga ketika kebutuhan pengguna tidak dapat
dilayani di perpustakaan sendiri, pustakawan dapat mencarikan dari
perpustakaan lain yang berkerjasama.
f) Selective Dissemination of Information
Menyediakan layanan informasi terpilih yang diolah dan
disajikan kepada pengguna sesuai dengan bidang ilmu atau minat
masing-masing. Pada perpustakaan khusus, pustakawan dapat
14
menyediakan informasi terbaru dan terpilih untuk tiap-tiap divisi
sehingga para pegawai dapat mengikuti perkembangan informasi terbaru
yang disediakan perpustakaan. Layanan ini juga bisa menjadi sarana
promosi yang sangat tepat.
g) Layanan Database (Database Searches)
Layanan referensi juga mencakup layanan database, baik
database yang tersedia dalam bentuk CD-ROM maupun online. Layanan
ini mencakup dalam layanan referensi karena ketika pengguna ingin
mencari informasi tertentu dari database, herarki subyek, cakupan sebuah
subyek, dan dapat memberikan alternative judul lain jika yang
dibutuhkan pengguna tidak ditemukan pada database yang dimiliki. Dan
kemampuan tersebut telah dimiliki oleh pustakawan dengan baik.
h) Kemas Ulang Informasi
Keberagaman jenis informasi yang dapat diperoleh baik dari
media cetak maupun online memberikan pilihan yang luas terhadap
informasi yang dibutuhkan. Keterbatasan waktu dari para pengguna
informasi, khususnya para praktisi dan pengusaha memberi peluang bagi
para pustakaan untuk menyediakan layanan paket informasi yang telah
diolah atau dikemas ulang sesuai dengan kebutuhan pemesannya.
Layanan informasi secara tidak langsung mengarah juga pada
fungsi mendidik. Kemauan dan kemampuan pustakawan harus selalu diasah
agar sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna yang dilayani.
Pengetahuan tentang subjek-subjek yang menjadi fokus dari perpustakaan
khusus yang dilayani mutlak untuk diketahui walaupun tidak secara
mendalam. Pada fungsi ini, pustakawan juga harus dapat berkerjasama
dengan para kepala divisi jika suatu saat mereka mengalami kesulitan dalam
mendeskripsikan sebuah topik atau subjek yang dibutuhkan oleh pemustaka.
7. Pelayanan Informasi Yang Efektif
Pelayanan perpustakaan merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah
perpustakaan. Hal itu karena kegiatan layanan merupakan kegiatan yang
15
mempertemukan langsung antara petugas dengan pengguna perpustakaan
sehingga penilaian pengguna akan muncul ketika kegiatan layanan tersebut
dilangsungkan. Menurut Soetimah, pelayanan dikatakan baik apabila
dilakukan dengan:
a) Cepat, artinya untuk memperoleh layanan orang tidak perlu menunggu
terlalu lama,
b) Tepat waktu, artinya orang dapat memperoleh kebutuhan tepat pada
waktunya,
c) Benar, artinya pustakawan membantu perolehan sesuatu dengan yang
diinginkan pengguna.39
Maka dari itu pelayanan di perpustakaan idealnya dapat lebih
memikat, bersahabat, cepat dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan
perpustakaan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna, antisipasi
perkembangan teknologi informasi dan pelayanan yang ramah, dengan kata
lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor penting.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Ria Mustika (2011). Manajemen Layanan Referensi Studi Terhadap
Pemanfaatan Koleksi Ensiklopedi Pada Badan Perpustakaan Arsip
Dan Dokumentasi Kota Jambi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
mengungkapkan pentingnya pemanfaatan koleksi ensiklopedi (studi
terhadap layanan referensi) Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi
Kota Jambi, apa saja kendala yang dihadapi oleh pustakawan dalam
melaksanakan pemanfaatan koleksi ensiklopedi. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, subjek penelitiannya meliputi: kepala perpustakaan,
pustakawan, mahasiswa siswa. Data dan metode pengumpulan data yang
digunakan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu: analisis domain, taksonomi, dan analisis
39
Soetimah. Perpustakaan, Kepustakaan dan Pustakawan. (Yogyakarta: Kanisius.
1992). Hal. 17
16
komponensial dan untuk mengetahui keabsahan data maka dilakukan
dengan teknik triangulasi data.
Dari hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa pemanfaatan
koleksi ensiklopedi (studi terhadap layanan referensi) badan perpustakaan
arsip dan dokumentasi kota jambi. kendala yang dihadapi pada badan
perpustakaan arsip dan dokumentasi diantaranya: tenaga pustakawan kurang
profesional, tata ruang kurang rapi, masih rendahnya minat baca terhadap
koleksi ensiklopedi. Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
adalah : adanya sosialisasi UU Perpustakaan mengadakan perlombaan,
mengadakan pameran buku.
2. Muthowiyah (2016). Layanan Administrasi Sirkulasi di Badan
Perpustakaan dan Arsip Daaerah Provinsi Jambi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
tentang layanan administrasi sirkulasi. Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Informan pada penelitian ini
adalah petugas sirkulasi dan pemustaka. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan melalui wawancara semi terstruktur, observasi dan
dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur peminjaman
diawali dengan penelusuran informasi melalui alat bantu temu kembali
informasi yaitu OPAC dan diakhiri dengan pemustaka membawa koleksi ke
petugas untuk kemudian dilakukan pencatatan dan akhirnya barulah sah
koleksi dipinjam untuk dibawa pulang. Pencatatan sudah menggunakan
sistem komputerisasi dan sistem barcode. Akan tetapi ada juga pencatatan
yang dilakukan secara manual, hal ini disebabkan karena masih adanya
anggota lama yang masih menggunakan kartu anggota lama. Layanan
sirkulasi di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi diberikan
kepada anggota perpustakaan (dibuktikan dengan kartu anggota). Adapun
kendala yang dihadapi pustakawan adalah tidak mrlakukan pencatatan bagi
peminjaman yang menggunakan jaminan, serta sulit untuk memprediksi
17
pemustaka yang menggunakan kartu milik orang lain. Dan upaya yang
dilakukan hanya pada saat terjadi kendala tersebut.dan masalah pencatatan
seharusnya pustakawan juga melakukan pencatatan bagi peminjam yang
bukan anggota bukan hanya sekedar meminta tanda pengenal agar
administrasi di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
berjalan dengan baik.
3. Ayu Trisnawati (2018). Analisis Budaya Kerja Pustakawan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui dan mengkaji
tentang bagaimana budaya kerja pustakawan, kendala apa yang dihadapi
oleh pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
dalam penyelenggaraan budaya kerja di pustakawan, serta mengetahui
upaya apa yang dilakukan oleh pustakawan untuk mengatasi kendala dalam
budaya kerja pustakawan di Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi. Bentuk penelitian yang digunakan ialah kualitatif, sedangkan metode
yang digunakan yakni deskriptif dengan strategi tunggal terpancang.
Sumber data yang digunakan terdiri dari informan, lokasi, peristiwa atau
aktifitas, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa : untuk mencapai tujuan
penyelenggaraan budaya kerja pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi perlu menerapkan budaya kerja mengenai beberapa
hal dari (1) disiplin kerja (2) waktu (3) kuantitas kerja (4) layanan kepada
pemustaka (5) pola pembinaan dari pemimpin (6) teamwork dalam
menghadapi masalah yang dihadapi (7) fasilitas, sarana dan prasarana (8)
dana atau anggaran (9) hubungan sosial dari pemustaka dan sesama anggota
pustakawan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa budaya kerja
pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi masih
kurang baik, terlihat dari tidak terealisasinya budaya kerja yang telah
ditentukan.
18
Pelayanan
Informasi (Y)
Pengangkatan Jabatan
Fungsional Pustakawan
ke Jabatan Struktural
(X)
C. Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini penulis mencoba memetakan kerangka pemikiran
yang akan dijadikan sebagai dasar evaluasi pada permasalahan yang diamati.
Secara umum, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Pengangkatan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan
struktural merupakan salah satu dari manajemen PNS sebagai aparatur negara
yang telah diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural. Pengangkatan
ini dimaksudkan antara lain untuk membina karir PNS dalam jabatan struktural
dan kepangkatan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam peraaturan
perundangan yang berlaku. Pengangkatan jabatan dalam jabatan struktural
dilaksanakan berdasarkan prinsip senioritas dalam kepangkatan, usia,
pendidikan dan pelatihan (diklat) jabatan dan pengalaman kerja.
Pelayanan informasi disebuah perpustakaan merupakan tujuan utama
dalam penyelenggaraan perpustakaan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan
adanya pelayanan yang cepat, tepat dan benar dari setiap pustakawan untuk
menciptakan suasana yang kondusif. Pustakawan dituntut untuk lebih
meningkatkan kualitas pelayanan informasi yang diberikan kepada pemustaka
guna tercapainya pelayanan informasi yang sukses.
19
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu:
1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha.
Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan variabel
Y.
2. Hipotesis nol (nuull hypothesis) disingkat Ho. Hipotesis ini menyatakan
tidak terdapat hubungan antara dua variabel.
Pada penelitian ini penulis menyatakan hipotesis yang dirumuskan
dalam hipotesis alternatif (Ha) yaitu: terdapat hubungan positif antara dampak
pengangkatan jabatan terhadap pelayanan informasi yang diberikan kepada
pemustaka di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
20
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif yang menggunakan jenis inferensial. Penulis akan mengkorelasikan
variabel yang diteliti guna mengetahui dampak antara dua variabel dengan
menggunakan analisis statistik. Penulis juga berupaya untuk melakukan
penarikan kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan data statistik yang
diperoleh.
B. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.40
Variabel dalam
penelitian ini variabel independen (X) adalah pengangkatan jabatan dan
variabel dependen (Y) adalah pelayanan informasi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga objek benda dan benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/ subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh
subjek atau objek itu.41
40
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. (Bandung:
Alfabeta. 2012). Hal. 38 41
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Hal. 80
21
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staff yang ada
dilingkungan Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi serta
pemustaka yang datang untuk mendapatkan pelayanan informasi.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti.23
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Random Sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan cara acak. Dalam penelitian ini sampel
adalah seluruh pemustaka yang datang untuk mendapatkan pelayanan
perpustakaan. Untuk menentukan sampel digunakan rumus Slovin sebagai
berikut24
:
Keterangan : n = besaran sampel
N= besaran populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) 10%
Data pengunjung Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi pada bulan Januari-Maret 2018 ditunjukkan pada Tabel 3.1:
Tabel 3.1
Data Pengunjung Pada Bulan Januari – Maret 2018
Pengunjung Januari Februari Maret
Mahasiswa 1.410 7.260 8.621
Pelajar 125 354 386
Umum 39 256 64
Pegawai 130 107 190
23
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Hal. 119 24
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Praktik. (Jakarta: Rajawali Pers.2011). Hal. 137
22
Jumlah 1.704 7.977 9.261
Total
Keseluruhan
18.942
Sumber: Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi Tahun 2018.
Sehingga sampel (responden) dalam penelitian ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus diatas maka dipeoleh:
Jadi, berdasarkan perhitungan diatas diperoleh sampel sebesar 100
orang.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dilingkungan Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi yang terletak di Jln. Prof. Dr. Sumantri
Brojonegoro Kelurahan Selamet Telanai Pura, Kota Jambi. Dan waktu
penelitian ini berlangsung kurang lebih 2 bulan, mulai dari bulan April 2018
sampai dengan bulan Juni 2018.
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kuesioner
Metode kuesioner (angket) adalah suatu daftar yang berisikan
rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan
23
diteliti.25
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup yang telah disediakan jawabannya. Untuk pengukuran pertanyaan-
pertanyaan dalam kuesioner, maka peneliti menggunakan Skala Likert yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan perpsepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap instrumen menggunakan Skala Likert dapat berupa
kata-kata dan diberi skor antara lain:
1) Sangat Setuju 4
2) Setuju 3
3) Tidak Setuju 2
4) Sangat Tidak Setuju 1
2. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi merupakan metode yang bersumber dari
tulisan. Dokumentasi artinya barang-barang tertulis, didalam melaksanakan
metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda terrtulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturann-peraturan, notulen rapat, catatan
harian, profil, dan sebagainya. Adapun data yang diperoleh melalui metode
dokumentasi ini adalah jumlah pengunjung perpustakaan pada bulan Januari
sampai dengan Maret 2018.
3. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara
dan kuesioner. Metode wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi
dengan orang, maka observasi tidak terbatas hanya pada orang saja, tetapi
juga objek-objek yang ada disekitar.26
25
Narbuko Cholid dan Achmad Abu. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Bumi
Aksara. 2012). Hal. 76 26
Narbuko Cholid dan Achmad Abu. Metodologi Penelitian. Hal. 142-145
24
F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus
ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan
instrumen penelitian. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.27
Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang
berbentuk angket atau kuesioner yang digunakan untuk mengukur dampak
pengangkatan jabatan fungsional pustakawan ke jabatan struktural terhadap
pelayanan informasi.
Kuesioner ini berupa pernyataan dan dibuat berdasarkan variabel
penelitian yang akan diteliti yaitu variabel pengangkatan jabatan fungsional ke
jabatan struktural dan pelayanan informasi.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
27
Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta. 2010).
Hal. 101.
No Variabel Indikator Nomor Butir
1. Pengangkatan jabatan
fungsional pustakawan ke
jabatan struktural (variabel
X)
1. Senioritas dalam
kepangkatan, 1, 2,
2. Usia, 3, 4,
3. Pendidikan dan
pelatihan (diklat)
jabatan,
5, 6, 7,
4. Pengalaman Kerja. 8, 9, 10
2. Pelayanan informasi
(variabel Y)
1. Cepat, 3, 8,
2. Tepat, 4, 5, 6, 7,
3. Benar. 1, 2, 9, 10
25
G. Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurannya.28
Jenis validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas
isi. Menurut Furchan validitas isi menunjuk pada sejauh mana instrumen
mencerminkan isi yang dikehendaki.29
Validitas isi tidak dapat dinyatakan
dalam bentuk angka. Pengesahan isi didasarkan pada pertimbangan sejumlah
ahli.30
Berdasarkan pandangan ini, penulis meminta pertimbangan dosen
pembimbing. Langkah awal pembuatan kuesioner ini yaitu dengan penyusunan
kisi-kisi berdasarkan indikator dari masing-masing variabel. Kisi-kisi yang
telah disusun menjadi patokan bagi pembuatan item-item kuesioner. Kuesioner
final yang penulis gunakan dapat dilihat pada lampiran.
H. Analisis Data Penelitian
1. Teknik pengolahan data31
a. Editing/ memeriksa, hal ini dilakukan setelah semua data yang telah
terkumpul melalui cara angket/kuesioner atau instrumen lainnya.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa kembali
semua kuesioner tersebut satu persatu. Hal tersebut dilakukan dengan
maksud mengoreksi, apakah setiap kuesioner telah terisi sesuai
petunjuk sebelumnya.
b. Scoring/ pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat
dalam angket/ kuesioner, dengan memperhatikan jenis data yang ada
sehingga tidak terjadi kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak
layak diberi skor.
28
Saifudin Azwar. Penyusunan Skala Psikologi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2011). Hal. 5 29
Arief Furchan. Pengantar Penelitian Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional.
1982). Hal. 283 30
Arief Furchan. Pengantar Penelitian Pendidikan. Hal. 284 31
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta:
PT.Rineka Cipta. 2010). Hal. 107
26
c. Tabulasi/ Perhitungan terhadap hasil skor yang telah ada. Tabulasi ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran dalam setiap item yang
penulis kemukakan.
2. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah
tahap analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tabel
dan menggunakan teknik deskriptif presentase sebagai berikut:32
Tabel 3.3
Skor Item Alternatif Responden
No Jawaban Alternatif Skor Jawaban Alternatif Skor
1 Sangat Setuju 4 Sangat Tidak Setuju 4
2 Setuju 3 Tidak Setuju 3
3 Tidak setuju 2 Setuju 2
4 Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Setuju 1
Dalam penelitian ini rumusan yang digunakan adalah korelasi
product, secara operasional analisis data tersebut dilakukan melalui
tahapan:
a. Mencari angka korelasi dengan rumus sebagai berikut:
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
rxy = angka indeks korelasi “r” product moment
N = banyaknya responden
∑xy = jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
∑x = jumlah seluruh skor X
∑y = jumlah seluruh skor Y
32
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Hal. 285
27
b. Memberikan interpretasi terhadap rxy, yaitu dengan menggunakan:
1) Interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan
dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti dibawah
ini:
Tabel 3.4
Interpretasi Angka Indek Korelasi “r” Product Moment
Besarnya nilai “r” Interpretasi
0,00 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,70
0,71 – 0,90
0,91 – 1,00
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
2) Interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment
dengan jalan berkonsultasi pada tabel “r” product moment. Apabila
cara ini ditempuh maka prosedur yang harus dilalui adalah sebagai
berikut:
(a) Merumuskan hipotesis (Ha) dan Hipotesis nihil (Ho).
(b) Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan
dengan jalan membandingkan besarnya “r” product moment
dengan “r” yang telah tercantum pada tabel nilai, terlebih
dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of
freedomnya (df) yang rumusnya sebagai berikut:
Df= N – nr
Keterangan:
Df : Degrees of freedom
N : Number of cases
nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau
sederhana maka langkah selanjutnya yaitu adalah mencari seberapa
besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y, dengan
menggunakan rumus sebgai berikut:
28
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD : koefisiensi determinasi (kontribusi variabel X terhadap
variabel Y)
R : koefisiensi korelasi antara variabel X dengan variabel Y
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi
Sebelum dilaksanakannya otonomi daerah tahun 2001, Dinas
Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Jambi (sebelumnya bernama
Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi) berdiri sejak tahun 1980 sesuai
dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor
0221/a/O/1980 tanggal 2 September 1980, namun baru berjalan pada
tanggal 4 April 1981 yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari
Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Pembinaan
Perpustakaan, Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada awal berdirinya (masih bernama Perpustakaan Wilayah
Provinsi Jambi) dalam menjalankan tugas dan fungsinya menempati salah
satu gedung di dalam komplek SMP Negeri 2 Jambi Jalan Veteran No. 169
menempati bekas perumahan guru yang berukuran 95,40 m2.
Pada saat itu jumlah pegawainya hanya 6 (enam) orang dan
ditunjuk Bapak Ibrahim Budjang, S.H.sebagai kepala, Surul Hendry D
sebagai bendaharawan serta dibantu oleh Hj. Hinopifah, BBA sebagai
pemimpin Proyek Pengembangan Perpustakaan Wilayah Jambi Tahun
1980/1981. Pada tanggal 15 September 1985 Perpustakaan Wilayah Jambi
dipindahkan ke lokasi gedung baru di Jln. Rd. Poerboyo Kolopaking
Telanaipura dan diresmikan pemakaiannya pada tanggal 6 Juni 1988 oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Fuad Hasan.
Seiring dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat akan jasa layanan perpustakaan, pada tanggal 6 Maret 1989 terbit
Keppres Nomor11 Tahun 1989 tentang Perpustakaan Nasional RI.
Berdasarkan Keppres tersebut Perpustakaan Nasional adalah merupakan
30
Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Disebutkan
dalam Keppres tersebut Perpustakaan Nasional RI merupakan wadah
integrasi Perpustakaan Nasional RI, Pusat Pembinaan Perpustakaan dan 26
Perpustakaan Wilayah Depdikbud diseluruh Indonesia.
Perpustakaan Nasional memiliki satuan organisasi yang bernama
Perpustakaan Daerah yang berkedudukan dimasing-masing ibukota Provinsi
yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI
dan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan memperhatikan
petunjuk Gubernur. Sejak Keppres Nomor 11 Tahun 1989 inilah nama
Perpustakaan Wilayah Jambi berubah menjadi “Perpustakaan Daerah
Jambi”.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah, yakni sejak diserahkannya
Aset P3D Perpustakan Nasional Provinsi Jambi dari Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Provinsi Jambi tanggal 22 Maret 2001, maka seluruh
aset Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi diserahkan kepada Pemerintah
Provinsi Jambi. Sehingga sejak bulan Mei 2001 Perpustakaan Nasional
Provinsi Jambi resmi menjadi unit satuan organisasi Pemerintah Provinsi
Jambi.
Dengan terbitnya Perda Provinsi Jambi Nomor 17 Tahun 2001
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perpustakaan Daerah
Provinsi Jambi maka nama Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi berubah
menjadi “Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jambi” yang merupakan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Jambi.64
Keberadaan Perpustakaan sekarang ini menjadi begitu penting
dengan adanya UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang menjadi
payung hukumbagi segala aktifitas Perpustakaan dan Seluruh elemen
pendukungnya meliputi pustakawan, gedung, koleksi dan pemustaka.
64
Buku Profil. Badan Perpustakaan danAsrip Daerah Provinsi Jambi Tahun
2015. Hal. 8-10
31
2. Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
a. Susunan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 46 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata
Kerja Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, susunan
organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi terdiri
dari:
1) Kepala,
2) Sekretariat, terdiri dari:
(a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian,
(b) Sub Bagian Keuangan,
(c) Sub Bagian Program.
3) Bidang Deposit, pengembangan koleksi layanan dan pelestarian bahan
Perpustakaan, terdiri dari:
(a) Seksi Deposit dan Pengembangan Bahan Perpustakaan,
(b) Seksi Layanan, Otomasi dan Kerjasama Perpustakaan, dan
(c) Seksi Pelestarian dan Alih Media Bahan Perpustakaan.
4) Bidang Pembinaan, Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan
Kegemaran Membaca, terdiri dari:
(a) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Perpustakaan,
(b) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Perpustakaan, dan
(c) Seksi Pengembangan Pembudayaan Kegemaran Membaca.
5) Bidang Konservasi Arsip, terdiri dari:
(a) Seksi Pelayanan Arsip,
(b) Seksi Pengolahan Arsip,
(c) Seksi Akuisisi Arsip.
6) Bidang Pembinaan dan Pengembangan Kearsipan, terdiri dari:
(a) Seksi Pembinaan Kearsipan,
(b) Seksi Pengembangan Kearsipan,
(c) Seksi Pelestarian Arsip.
32
7) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD),
8) Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi.
KEPALA
SEKRETARIS
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
SUB
BAGIAN
PROGRAM
SUB BAGIAN
KEUANGAN
SUB BAGIAN
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
BIDANG
PEMBINAAN
DANPENGEM
BANGAN
KEARSIPAN
BIDANG
KONSERVASI
ARSIP
BIDANG
PEMBINANAAN,
PENGEMBANGAN
PERPUSTAKA
AN DAN
PEMBUDAYA
AN
KEGEMARAN
MEMBACA
BIDANG DEPOSIT,
PENGEMBANGAN
KOLEKSI
LYANANDAN
PELESTARIAN
BAHAN
PUSTAKKA
SEKSI
PEMBINAAN
KEAERSIPAN
SEKSI DEPOSIT
DAN
PENGEMBANGAN
BAHAN
PERPUSTAKAAN
SEKSI
PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN
PERPUSTAKAAN
SEKSI
PELAYANAN
ARSIP
SEKSI
PENGEMBAN
DAN
KEARSIPAN SEKSI LAYANAN,
OTOMASI DAN KERJA SAMA
PERPUSTAKAAN
SEKSI
PENGELOLAAN
ARSIP SEKSI
PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN
TENAGA
PERPUSTAKAAN SEKSI AKUISISI
ARSIP SEKSI
PELESTARIAN
ARSIP SEKSI
PELESTARIAN
BAHAN PERPUSTAKAAN
SEKSI
PENGEMBANGAN
PEMBUDAYAAN
KEGEMARAN
MEMBACA
33
b. Visi dan Misi Perpustakaan
1) Visi
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi harus eksis dan unggul,
konsisten dan berkelanjutan dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja
yang berorientasi pada pencapaian hasil yang dituangkan dalam
pernyataan visi:
“MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA DALAM BIDANG
PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN YANG BAIK MENUJU JAMBI
TUNTAS 2021”
Visi tersebut merupakan gambaran dan harapan yang ingin
dicapai Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi di masa
depan, yakni cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam membentuk
masyarakat informatif dan masyarakat yang sadar arsip.
2) Misi
Dalam rangka mendukung pencapaian visi Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, maka ditetapkan misi sebagai berikut:
(a) Penyelenggaraan urusan perpustakaan dan kearsipan yang efisien
dan efektif untuk mewujudkan good governance.
(b) Pengembangan sarana dan prasarana serta pemberdayaan masyarakat
dalam urusan perpustakaan dan kearsipan yang berkualitas.
(c) Pengembangan Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi dan
budaya kerja yang tinggi.
(d) Penyelamatan kandungan informasi dan pengembangan sistem
perpustakaan serta kearsipan daerah yang terintegrasi dengan sistem
nasional yang berbasis Teknologi Informasi (TI).
Pejabat Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi yang pernah memimpim sejak berdiri sampai sekarang adalah
sebagai berikut:
(a) Ibrahim Budjang (alm) (1981 s.d 1993)
(b) Hj. Hinopitah, BBA (1993 s.d 1995)
34
(c) Dr. Lukman Rahman (1995 s.d 1998)
(d) Drs. Saifuddin Ishak, .IP (1998 s.d 2000)
(e) Dra. Hj. Ria Chazanah (2000 s.d 2002)
(f) H. Zayadi, SH (2002 s.d 2005)
(g) Ripa’I, SH (2006 s.d 2011)
(h) Dre. H. Abd Zaki, M.Si ( Maret s.d Juli 2011 sbg PLT
Kepala)
(i) H. Ali Dasril, SH ( 2011 s.d 2012)
(j) Drs. H. Edi Erizon (2012 s.d 2013)
(k) Drs. H. Asvan Deswan, M.Si (2013 s.d 2016)
(l) H. Syamsurizal, SE,M.Si (2016 s.d sekarang)65
3. Tata Kerja Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
Semua unit kerja di lingkungan DPAD Provinsi Jambi dalam
melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi. Untuk melakukan pembinaan dan pengembangan perpustakaan
di daerah Jambi, maka DPAD Provinsi Jambi secara terus-menerus
berupaya meningkatkan peran serta seluruh masyarakat untuk bersama-sama
mengembangkan minat dan kebiasaan membaca.dalam hal ini DPAD
Provinsi Jambi selalu melakukan koordinasi dan hubungan kerja dengan
instansi dengan cara fungsional mempunyai kepentingan yang sama dalam
meningkatkan potensi sumber daya insani bangsa Indonesia.
Sehingga sampai saat ini di daerah Jambi telah beberapa wadah dan
hubungan kerjasama, untuk menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan
membaca serta pembinaan perpustakaan, yang antara lain adalah:
a) Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Daerah Jambi;
b) Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Provinsi Jambi;
c) Piagam kerja sama DPADProvinsi dengan Bupati/Walikota se-Provinsi
Jambi tentang Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling;
65
Buku Profil Badan Perpustakaan dan Asrip Daerah Provinsi Jambi Tahun
2015. Hal. 9
35
d) Piagam kerjasama DPAD Provinsi Jambi dengan perpustakaan
umum/kota se-Provinsi Jambi,tentang rotasi buku dinas DPAD provinsi
Jambi ke perpustakaan desadalam Provinsi jambi;
e) Dan beberapa hubungan kerjasama dengan instansi-instansi lain dalam
hal pembinaan perpustakaan di daerah Jambi.
4. Anggaran
Semua unit kerja di lingkungan DPAD Provinsi Jambi dalam
anggaran yang disediakan untuk mendukung kegiatan di DPAD Provinsi
Jambi pada awal berdirinya tahun 1981/1982 hanya Rp. 60.970.000,
anggaran ini semakin meningkat setiap tahun anggran baik rutin maupun
proyek seiiring dengan beban kerja semakin meningkat dan luas dalam
pembinaan perpustakaan di daerah Jambi. Tahun anggran 2016 dari APBD
berjumlah Rp. 6.533.416.000,sedangkan pada tahun anggaran 2017 dari
APBD berjumlah 5.913.241.591, mengalami penurunan jumlah anggaran
dari tahun sebelumnya.
5. Sarana dan Prasarana Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi
a. Gedung Perpustakaan
Pada tahun-tahun pertama berdirinya Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi (masih perpustakaan wilayah Provinsi
Jambi),yakni dari tahun anggaran 1981/1982sampai dengan tahun
Anggaran 1985/1986, menempati gedung sementara yang berlokasi
dikomplek SMPN 2 Jambi Jl. Veteran No. 169 jambi, dengan luas
bangunan 95,40 m2.
Pembangunan gedung perpustakaan di Jl. RD. Poerboyo
Kolopaking (dulu jalan melur II) telanaipura, yang dimlai tahun anggran
1982/1983, 1983/1984,1984/1985 dan 1985/1986 dengan dana proyek
pembangunan perpustakaan Jambi dengan luas bangunan 1.500m2
berlantai tiga, mulai ditemapatipada tanggal 15 Desember 1985.
36
Sedangkan peresmian pemakaiannya oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI, Prof. Dr. Fuad Hasan, dilakukan padatanggal 6 Juni
1988. Disamping gedung kantor,juga terdapat bangunan rumah dinas tipe
70 dibangun annex dengan pembanguan gedung lantai ke-3
tahunanggaran 1985/1986.
b. Gedung Arsip
Untuk Gedung Arsip sendiri saat ini masih bergabung dengan
Dinas Penelitian Pengembangan Daerah (BALITBANGDA), dan Arsip
memiliki depo tersendiri utnuk menyimpan Arsip.
c. Kendaraan
Sejak tahun 1981 hingga sekarang, Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi telah memiliki 49 unit
kendaraandiantaranya motor dinas, mobil dinas, mobil perpustakaan
keliling dan mobil sadar arsip.
d. Aset lainnya
Selain poin-poin sebelumnya, ada beberpa asset yang tersimpan
dan dimiliki oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip DaerahProvinsi Jambi,
seperti alat-alat kantor dan rumah tangga, jaringan, dan buku-buku
perpustakaan serta asset rusak berat yang tidak terpakai lagi namunmasih
dalam status milik Negara berupa kendaraan dan alat-alat kantor dan
rumah tangga.
6. Koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah provinsi Jambi
Tahun pertama berdirinya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi (dahulu masih Perpustakaan Wilayah Jambi) mempunyai
jumlah koleki buku sebanyak 4,210 judul = 8.866 ekemplar. Dengan
semakin berkembangnya minat baca masyarakat dari tahun ketahun koleksi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi juga sealu
dikembangkan dengan penambahan melalui dana rutin dan proyek, hadiah
maupun pertukaran antar perpustakaan serta serah terima karya cetak dan
karya rekam.Sampai dengan tahun 2017pengadaan koleksi Dinas
37
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi meningkat dengan pesat
sudah mencapai 57.670 eksemplar.
Berdasarkan hasil stok opname koleksi Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi tahun 2017 berkurang dengan koleksi yang
rusak berat, dihadiahkan keperpustakaan lain, dirotasikan keperpustakaan
desa dan yang tidak ditemukan, maka koleksi yang ada dan siap dilayani
berdasarkan klasifikasi adalah sebagai berikut:
Jumlah buku di ruang layanan dewasa berdasarkan klasifikasi buku
antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jumlah Koleksi Dan Eksemplar Berdasarkan Klasifikasi
No Kelas Jumlah Eksemplar
1 Kelas 000 (KaryaUmum) 3.830 eks
2 Kelas 100 (Filsafat, Psikologi) 2.100 eks
3 Kelas 200 (Agama) 5.324 eks
4 Kelas300 (IlmuSosial) 4.949 eks
5 Kelas 400 (Bahasa) 2.345 eks
6 Kelas 500 (IlmuMurni) 6.115 eks
7 Kelas 600 (IlmuTerapan) 3.569 eks
8 Kelas 700 (Olahraga, Kesenian) 2.289 eks
9 Kelas 800 (Cerita, Kesusastraan) 4.981 eks
10 Kelas 900 (Sejarah, Geografi) 2.760 eks
Total 38.264 Eksemplar
7. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu
sekretaris dalam rangka meyiapkan bahan administrasiperdinasan,
kepegawaian dan rumah tangga. Untuk melakukan tugas tersebut, Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan pengelolaan urusan administrasi file persuratan dan
administrasi perdinasan;
38
b. Pengurusan administrasi perjalanan dinas dan tugas keprotokolan;
c. Penyusun rencana kebutuhan, pengadaan dan pegelola inventaris
perlegkapan dinas;
d. Pelaksaan perawatan/pemeliharaan, perbikan gedung dan perlengkapan
dinas serta penghapusan bahan invetaris;
e. Pengoordinasian penyusunan rencana kerja dan pelaporan pelaksanaan
kerja;
f. Pelaksaan tata usaha kepegawaian;
g. Pelaksanaan urusan mutasi;
h. Pelaksanaan upayapengembangan karir, kesejahteraan dan disiplin
pegawai;
i. Penyiapan perencanaan bahan ujian dinas, penghargaan jasa dan
sumpahpelantikan pegawai;
j. Penyiapan bahan pelaksanaan analisis jabatan kelembagaan dan
ketatalaksanaan.
8. Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keungan bertugas membantu sekretaris dalam rangka
menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran, pengelolaan
penatausahaan dan administarasi keuangan, untuk melaksanakan tugas
tersebut, sub bagian keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. Pengkoordinasian Sub Bagian Keuangan;
b. Pendayaan stap sub Bagian Keuangan;
c. Penyusunan dan menghimpun bahan-bahan usulan rencana anggaran
kerja masing-masing bidang;
d. Pelaksaan administrasi keuangan;
e. Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi kegiatan rutin dan pembangunan;
f. Penelitian daftar gaji dan mutasi gaji pegawaiyang diususlkan;
g. Penghimpun, mempelajari, melaksanakan dan menyiapkan peraturan
perundang-undangan tentang keuangan.
39
9. Sumber Daya Manusia
Dalam melakanakan tugas pokok dan funginya, Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mempunyai sumber daya
manusia (SDM) sebanyak 102 orang pegawai (PNS) yang terdiri dari:
a. Pejabat Struktural = 18 orang
b. Pejabat Fungsional = 25 orang
c. Pelaksana = 59 orang
B. Deskripsi Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas bagaimana hasil penelitian yang telah
dilaksanakan dan menggambarkan semua hasil-hasil penelitian yang diperoleh
dilapangan. Pada Bab IV ini juga akan diuraikan secara detail tentang Dampak
Pengangkatan Jabatan Fungsional Pustakawan ke Jabatan Struktural Terhadap
Pelayanan Informasi di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan angket yang telah disebarkan kepada
pemustaka yaitu sebanyak 100 angket yang dipilih secara random atau secara
acak.
1. Deskripsi Data
Telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket yang telah disebarkan kepada para pemustaka. Angket
yang telah disebarkan kepada pemustaka sebanyak 100 angket. Kemudian
data yang telah diperoleh dari angket tersebut akan diolah dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan presentase dengan
menggunakan rumus.
P = (F/N) x 100%
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi
N = Number of case
40
C. Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis
Angket yang telah diisi kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi yang
merupakan presentase dari data-data instrumen pengumpulan data (angket)
menjadi tabel angka-angka dalam presentase yang dapat dilihat pada tabel-
tabel berikut ini:
1. Analisis Deskriptif Variabel X (Pengangkatan Jabatan Fungsional
Pustakawan ke Jabatan Struktural)
Pengangkatan Jabatan Fungsional ke Jabatan Struktural (Variabel
X) dalam penelitian ini diukur dengan 4 indikator dengan 10 jumlah
pernyataan yang harus diisi oleh setiap responden. Berikut jawaban
responden terhadap variabel X (Pengangkatan Jabatan Fungsional ke
Jabatan Struktural).
Tabel 4.2
Pejabat struktural yang diangkat berdasarkan senioritas dalam
jabatan fungsional sebelumnya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 27 27%
2 Setuju 71 71%
3 Tidak Setuju 2 2%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa (27%) pemustaka
menyatakan sangat setuju pejabat struktural yang diangkat berdasarkan
senioritas dalam jabatan fungsional sebelumnya, (71%) pemustaka
menyatakan setuju pejabat struktural yang diangkat berdasarkan
senioritas dalam jabatan fungsional sebelumnya, (2%) pemustaka
menyatakan tidak setuju pejabat struktural yang diangkat berdasarkan
senioritas dalam jabatan fungsional sebelumnya, (0%) pemustaka
41
menyatakan sangat tidak setuju pejabat struktural yang diangkat
berdasarkan senioritas dalam jabatan fungsional sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar pemustaka setuju pejabat struktural
yang diangkat berdasarkan senioritas dalam jabatan fungsional
sebelumnya.
Tabel 4.3
Pejabat struktural yang diangkat memiliki masa kerja yang lebih
lama dalam jabatan sebelumnya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 21 21%
2 Setuju 73 73%
3 Tidak Setuju 5 5%
4 Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 100 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa (21%) pemustaka
menyatakan sangat setuju pejabat struktural yang diangkat memiliki
masa kerja yang lebih lama dalam jabatan sebelumnya, (73%)
pemustaka menyatakan setuju pejabat struktural yang diangkat
memiliki masa kerja yang lebih lama dalam jabatan sebelumnya, (5%)
pemustaka menyatakan tidak setuju pejabat struktural yang diangkat
memiliki masa kerja yang lebih lama dalam jabatan sebelumnya, (1%)
pemustaka menyatakan sangat tidak setuju pejabat struktural yang
diangkat memiliki masa kerja yang lebih lama dalam jabatan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemustaka setuju
pejabat struktural yang diangkat memiliki masa kerja yang lebih lama
dalam jabatan sebelumnya.
42
Tabel 4.4
Pejabat struktural yang diangkat memiliki usia yang produktif
untuk menduduki jabatan yang dibutuhkan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 25 25%
2 Setuju 73 73%
3 Tidak Setuju 2 2%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa (25%) pemustaka
menyatakan sangat setuju pejabat struktural yang diangkat memiliki
usia yang produktif untuk menduduki jabatan yang dibutuhkan, (73%)
pemustaka menyatakan setuju pejabat struktural yang diangkat
memiliki usia yang produktif untuk menduduki jabatan yang
dibutuhkan, (2%) pemustaka menyatakan tidak setuju pejabat struktural
yang diangkat memiliki usia yang produktif untuk menduduki jabatan
yang dibutuhkan (0%) pemustaka menyatakan sangat tidak setuju
pejabat struktural yang diangkat memiliki usia yang produktif untuk
menduduki jabatan yang dibutuhkan, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar pemustaka menyatakan sangat setuju pejabat struktural
yang diangkat memiliki usia yang produktif untuk menduduki jabatan
yang dibutuhkan.
43
Tabel 4.5
Pejabat struktural diangkat berdasarkan usia yang lebih rendah
akan memiliki lebih banyak waktu dalam menyusun rencana kerja
yang akan berdampak pada pelayanan yang berkualitas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 37 37%
2 Setuju 59 59%
3 Tidak Setuju 4 4%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa (37%) pemustaka
menyatakan sangat setuju pejabat struktural diangkat berdasarkan usia
yang lebih rendah akan memiliki lebih banyak waktu dalam menyusun
rencana kerja yang akan berdampak pada pelayanan yang berkualitas,
(59%) pemustaka menyatakan setuju pejabat struktural diangkat
berdasarkan usia yang lebih rendah akan memiliki lebih banyak waktu
dalam menyusun rencana kerja yang akan berdampak pada pelayanan
yang berkualitas, (4%) pemustaka menyatakan tidak setuju pejabat
struktural diangkat berdasarkan usia yang lebih rendah akan memiliki
lebih banyak waktu dalam menyusun rencana kerja yang akan
berdampak pada pelayanan yang berkualitas, (0%) pemustaka
menyatakan sangat tidak setuju pejabat struktural diangkat berdasarkan
usia yang lebih rendah akan memiliki lebih banyak waktu dalam
menyusun rencana kerja yang akan berdampak pada pelayanan yang
berkualitas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemustaka
menyatakan setuju pejabat struktural diangkat berdasarkan usia yang
lebih rendah akan memiliki lebih banyak waktu dalam menyusun
rencana kerja yang akan berdampak pada pelayanan yang berkualitas.
44
Tabel 4.6
Pejabat struktural perpustakaan memiliki pendidikan yang
mumpuni dalam mengemban tugas yang dibebankan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 13 13%
2 Setuju 78 78%
3 Tidak Setuju 9 9%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa (13%) pemustaka
menyatakan sangat setuju pejabat struktural perpustakaan memiliki
pendidikan yang mumpuni dalam mengemban tugas yang dibebankan,
(78%) pemustaka menyatakan setuju pejabat struktural perpustakaan
memiliki pendidikan yang mumpuni dalam mengemban tugas yang
dibebankan, (9%) pemustaka menyatakan tidak setuju pejabat struktural
perpustakaan memiliki pendidikan yang mumpuni dalam mengemban
tugas yang dibebankan, (0%) pemustaka menyatakan sangat tidak
setuju pejabat struktural perpustakaan memiliki pendidikan yang
mumpuni dalam mengemban tugas yang dibebankan, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar pemustaka menyatakan setuju
pejabat struktural perpustakaan memiliki pendidikan yang mumpuni
dalam mengemban tugas yang dibebankan.
45
Tabel 4.7
Pejabat struktural menerapkan hasil dari pelatihan yang
dilakukannya guna memajukan pelayanan perpustakaan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 23 23%
2 Setuju 70 70%
3 Tidak Setuju 7 7%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa (23%) pemustaka
menyatakan sangat setuju pejabat struktural menerapkan hasil dari
pelatihan yang dilakukannya guna memajukan pelayanan perpustakaan,
(70%) pemustaka menyatakan setuju pejabat struktural menerapkan
hasil dari pelatihan yang dilakukannya guna memajukan pelayanan
perpustakaan, (7%) pemustaka menyatakan tidak setuju pejabat
struktural menerapkan hasil dari pelatihan yang dilakukannya guna
memajukan pelayanan perpustakaan, (0%) pemustaka menyatakan
sangat tidak setuju pejabat struktural menerapkan hasil dari pelatihan
yang dilakukannya guna memajukan pelayanan perpustakaan, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar pemustaka menyatakan setuju
pejabat struktural menerapkan hasil dari pelatihan yang dilakukannya
guna memajukan pelayanan perpustakaan.
46
Tabel 4.8
Pejabat struktural perpustakaan berperan penting dalam
pembuatan sebuah kebijakan untuk kemajuan perpustakaan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 41 41%
2 Setuju 55 55%
3 Tidak Setuju 4 4%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa (41%) pemustaka sangat
setuju pejabat struktural perpustakaan berperan penting dalam
pembuatan sebuah kebijakan untuk kemajuan perpustakaan, (55%)
pemustaka setuju pejabat struktural perpustakaan berperan penting
dalam pembuatan sebuah kebijakan untuk kemajuan perpustakaan, (4%)
pemustaka tidak setuju pejabat struktural perpustakaan berperan penting
dalam pembuatan sebuah kebijakan untuk kemajuan perpustakaan (0%)
pemustaka sangat tidak setuju pejabat struktural perpustakaan berperan
penting dalam pembuatan sebuah kebijakan untuk kemajuan
perpustakaan, dapat diambil kesimpulan pemustaka setuju pejabat
struktural perpustakaan berperan penting dalam pembuatan sebuah
kebijakan untuk kemajuan perpustakaan.
47
Tabel 4.9
Pejabat struktural perpustakaan terlibat secara langsung dalam
pemecahan suatu masalah sesuai dengan pengalaman kerjanya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 31 31%
2 Setuju 63 63%
3 Tidak Setuju 5 5%
4 Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 100 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa (31%) pemustaka sangat
setuju pejabat struktural perpustakaan terlibat secara langsung dalam
pemecahan suatu masalah sesuai dengan pengalaman kerjanya, (63%)
pemustaka setuju pejabat struktural perpustakaan terlibat secara
langsung dalam pemecahan suatu masalah sesuai dengan pengalaman
kerjanya, (5%) pemustaka tidak setuju pejabat struktural perpustakaan
terlibat secara langsung dalam pemecahan suatu masalah sesuai dengan
pengalaman kerjanya, (1%) pemustaka sangat tidak setuju pejabat
struktural perpustakaan terlibat secara langsung dalam pemecahan suatu
masalah sesuai dengan pengalaman kerjanya, dapat diambil kesimpulan
pemustaka setuju pejabat struktural perpustakaan terlibat secara
langsung dalam pemecahan suatu masalah sesuai dengan pengalaman
kerjanya.
48
Tabel 4.10
Pejabat fungsional yang diangkat memiliki kesesuaian dengan
penempatan jabatan yang dibutuhkan pada jabatan struktural
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 24 24%
2 Setuju 72 72%
3 Tidak Setuju 4 4%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa (24%) pemustaka sangat
setuju pejabat fungsional yang diangkat memiliki kesesuaian dengan
penempatan jabatan yang dibutuhkan pada jabatan struktural, (72%)
pemustaka setuju pejabat fungsional yang diangkat memiliki kesesuaian
dengan penempatan jabatan yang dibutuhkan pada jabatan struktural,
(4%) pemustaka tidak setuju pejabat fungsional yang diangkat
memiliki kesesuaian dengan penempatan jabatan yang dibutuhkan pada
jabatan struktural, (0%) pemustaka sangat tidak setuju pejabat
fungsional yang diangkat memiliki kesesuaian dengan penempatan
jabatan yang dibutuhkan pada jabatan struktural, dapat diambil
kesimpulan pemustaka setuju pejabat fungsional yang diangkat
memiliki kesesuaian dengan penempatan jabatan yang dibutuhkan pada
jabatan struktural.
49
Tabel 4.11
Pejabat struktural perpustakaan yang memiliki pengalaman akan
menumbuhkan ide-ide baru dalam memberikan pelayanan kepada
pemustaka
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 35 35%
2 Setuju 58 58%
3 Tidak Setuju 7 7%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa (35%) pemustaka sangat
setuju pejabat struktural perpustakaan yang memiliki pengalaman akan
menumbuhkan ide-ide baru dalam memberikan pelayanan kepada
pemustaka, (58%) pemustaka setuju pejabat struktural perpustakaan
yang memiliki pengalaman akan menumbuhkan ide-ide baru dalam
memberikan pelayanan kepada pemustaka, (7%) pemustaka tidak setuju
pejabat struktural perpustakaan yang memiliki pengalaman akan
menumbuhkan ide-ide baru dalam memberikan pelayanan kepada
pemustaka, (0 pemustaka sangat tidak setuju pejabat struktural
perpustakaan yang memiliki pengalaman akan menumbuhkan ide-ide
baru dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka, dapat diambil
kesimpulan pemustaka setuju pejabat struktural perpustakaan yang
memiliki pengalaman akan menumbuhkan ide-ide baru dalam
memberikan pelayanan kepada pemustaka.
2. Analisis Deskriptif Variabel Y (pelayanan informasi)
Pelayanan informasi (Variabel Y) dalam penelitian ini diukur
dengan 3 indikator dengan 10 jumlah pernyataan yang harus diisi oleh
50
responden. Berikut jawaban responden terhadap variabel Y (pelayanan
informasi).
Tabel 4.12
Pelayanan di perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi pengguna
Tabel diatas menunjukkan bahwa (19%) pemustaka sangat setuju
Pelayanan di perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi pengguna,
(72%) pemustaka setuju Pelayanan di perpustakaan memenuhi kebutuhan
informasi pengguna, kemudian (9%) pemustaka tidak setuju Pelayanan di
perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi pengguna, dan (0%)
pemustaka sangat tidak setuju Pelayanan di perpustakaan memenuhi
kebutuhan informasi pengguna, dapat diambil kesimpulan bahwa pemustaka
setuju terhadap Pelayanan di perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi
pengguna.
Tabel 4.13
Pelayanan di perpustakaan sangat memuaskan pemustaka
Tabel diatas menunjukkan bahwa (19%) responden sangat setuju
Pelayanan di perpustakaan sangat memuaskan pemustaka, (62%) responden
setuju Pelayanan di perpustakaan sangat memuaskan pemustaka, kemudian
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 19 19%
2 Setuju 72 72%
3 Tidak Setuju 9 9%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 19 19%
2 Setuju 62 62%
3 Tidak Setuju 18 18%
4 Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 100 100%
51
(18%) responden tidak setuju Pelayanan di perpustakaan sangat memuaskan
pemustaka, dan (1%) responden sangat tidak setuju Pelayanan di
perpustakaan sangat memuaskan pemustaka, dapat diambil kesimpulan
bahwa responden setuju terhadap Pelayanan di perpustakaan sangat
memuaskan pemustaka.
Tabel 4.14
Pelayanan yang diberikan cepat, tepat waktu dan tepat sasaran
Tabel diatas menunjukkan bahwa (15%) pemustaka sangat setuju
pada pelayanan yang diberikan cepat, tepat waktu dan tepat sasaran, (61%)
pemustaka setuju pada pelayanan yang diberikan cepat, tepat waktu dan
tepat sasaran, kemudian (24%) pemustaka tidak setuju pada pelayanan yang
diberikan cepat, tepat waktu dan tepat sasaran dan (0%) pemustaka sangat
tidak setuju pada pelayanan yang diberikan cepat, tepat waktu dan tepat
sasaran, dapat diambil kesimpulan bahwa pemustaka setuju pada pelayanan
yang diberikan cepat, tepat waktu dan tepat sasaran.
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 15 15%
2 Setuju 61 61%
3 Tidak Setuju 24 24%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
52
Tabel 4.15
Fasilitas pelayanan di perpustakaan sangat memadai
T
a
b
el diatas menunjukkan bahwa (27%) pemustaka sangat setuju pada
pelayanan di perpustakaan sangat memadai, (60%) pemustaka setuju pada
pelayanan di perpustakaan sangat memadai, kemudian (13%) pemustaka
tidak setuju pada pelayanan di perpustakaan sangat memadai, dan (3%)
pemustaka sangat tidak setuju pada pelayanan di perpustakaan sangat
memadai, dapat diambil kesimpulan bahwa pemustaka setuju pada
pelayanan di perpustakaan sangat memadai.
Tabel 4.16
Informasi yang diberikan petugas tepat terhadap informasi yang
dibutuhkan
Tabel diatas menunjukkan bahwa (5%) pemustaka sangat setuju pada
informasi yang diberikan petugas tepat terhadap informasi yang
dibutuhkan, (77%) pemustaka setuju pada informasi yang diberikan
petugas tepat terhadap informasi yang dibutuhkan, kemudian (18%)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 27 27%
2 Setuju 60 60%
3 Tidak Setuju 13 13%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 5 5%
2 Setuju 77 77%
3 Tidak Setuju 18 18%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
53
pemustaka tidak setuju pada informasi yang diberikan petugas tepat
terhadap informasi yang dibutuhkan dan (0%) pemustaka sangat tidak
setuju pada informasi yang diberikan petugas tepat terhadap informasi
yang dibutuhkan, dapat diambil kesimpulan bahwa pemustaka setuju pada
informasi yang diberikan petugas tepat terhadap informasi yang
dibutuhkan.
Tabel 4.17
Petugas bersikap ramah saat memberikan pelayanan kepada
pengguna perpustakaan
Tabel diatas menunjukkan bahwa (17%) pemustaka sangat setuju
pada petugas ramah saat memberikan pelayanan kepada pengguna
perpustakaan, (57%) pemustaka setuju pada petugas ramah saat
memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan, kemudian (26%)
pemustaka tidak setuju pada petugas ramah saat memberikan pelayanan
kepada pengguna perpustakaan dan (0%) pemustaka sangat tidak setuju
pada petugas ramah saat memberikan pelayanan kepada pengguna
perpustakaan, dapat diambil kesimpulan bahwa pemustaka setuju pada
petugas ramah saat memberikan pelayanan kepada pengguna
perpustakaan.
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 17 17%
2 Setuju 57 57%
3 Tidak Setuju 26 26%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
54
Tabel 4.18
Pelayanan yang diberikan petugas mempermudah dalam menemukan
informasi yang dibutuhkan
T
a
b
el
diatas menunjukkan bahwa (29%) pemustaka sangat setuju pada pelayanan
yang diberikan petugas mempermudah dalam menemukan informasi yang
dibutuhkan, (71%) pemustaka setuju pada pelayanan yang diberikan petugas
mempermudah dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, kemudian
(10%) pemustaka tidak setuju pada pelayanan yang diberikan petugas
mempermudah dalam menemukan informasi yang dibutuhkan dan (0%)
pemustaka sangat tidak setuju pada pelayanan yang diberikan petugas
mempermudah dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, dapat
diambil kesimpulan bahwa pemustaka setuju pada pelayanan yang diberikan
petugas mempermudah dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.
Tabel 4.19
Petugas membantu pemustaka mencari informasi yang dibutuhkan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 29 29%
2 Setuju 71 71%
3 Tidak Setuju 10 10%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 11 11%
2 Setuju 69 69%
3 Tidak Setuju 20 20%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 100 100%
55
Tabel diatas menunjukkan bahwa (11%) pemustaka sangat setuju
pada petugas membantu pemustaka mencari informasi yang dibutukan,
(69%) pemustaka setuju pada petugas membantu pemustaka mencari
informasi yang dibutukan, kemudian (20%) pemustaka tidak setuju pada
petugas membantu pemustaka mencari informasi yang dibutukan dan (0%)
pemustaka sangat tidak setuju pada petugas membantu pemustaka mencari
informasi yang dibutukan, dapat diambil kesimpulan bahwa pemustaka
setuju pada petugas membantu pemustaka mencari informasi yang
dibutukan.
Tabel 4.20
Perpustakaan menyediakan tempat penyimpanan barang yang
memadai.
Tabel diatas menunjukkan bahwa (29%) pemustaka sangat setuju
pada perpustakaan menyediakan tempat penyimpanan barang yang
memadai, (63%) pemustaka setuju pada perpustakaan menyediakan tempat
penyimpanan barang yang memadai, kemudian (7%) pemustaka tidak setuju
pada perpustakaan menyediakan tempat penyimpanan barang yang memadai
dan (1%) pemustaka sangat tidak setuju pada perpustakaan menyediakan
tempat penyimpanan barang yang memadai, dapat diambil kesimpulan
bahwa pemustaka setuju pada perpustakaan menyediakan tempat
penyimpanan barang yang memadai.
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 29 29%
2 Setuju 63 63%
3 Tidak Setuju 7 7%
4 Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 100 100%
56
Tabel 4.21
Petugas memberikan bimbingan kepada pemustaka dalam menelusuri
informasi
Tabel diatas menunjukkan bahwa (11%) pemustaka sangat setuju
pada petugas memberikan bimbingan kepada pemustaka dalam menelusuri
informasi, (61%) pemustaka setuju pada petugas memberikan bimbingan
kepada pemustaka dalam menelusuri informasi, kemudian (27%) pemustaka
tidak setuju pada petugas memberikan bimbingan kepada pemustaka dalam
menelusuri informasi dan (1%) pemustaka sangat tidak setuju pada petugas
memberikan bimbingan kepada pemustaka dalam menelusuri informasi,
dapat diambil kesimpulan bahwa pemustaka setuju pada petugas
memberikan bimbingan kepada pemustaka dalam menelusuri informasi.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisis Data
Seperti yang penulis ungkapkan dimuka bahwa penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah antara Variabel X (Pengangkatan
Jabatan Fungsional Pustakawan ke Jabatan Struktural) dan Variabel Y
(Pelayanan Informasi) terdapat hubungan positif yang signifikan. Untuk itu
menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui apakah
ada hubungan positif yang signifikan atau tidak diantara kedua variabel
tersebut.
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 11 11%
2 Setuju 61 61%
3 Tidak Setuju 27 27%
4 Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 100 100%
57
Adapun untuk mencari angka indeks korelasi “r” product moment
tersebut, maka langkah yang ditempuh adalah:
a. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (X) pengangkatan
jabatan fungsional pustakawan ke jabatan struktural.
b. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (Y) pelayanan
informasi.
c. Scorring, diteliti jumlahnya kemudian dimasukkan kedalam tabel kerja
atau tabel perhitungan yang terdiri dari empat kolom.
Tabel 4.22
Data Pengangkatan Jabatan Fungsional Pustakawan ke Jabatan Struktural
(Variabel X) dan Pelayanan Informasi (Variabel Y)
No. Res X Y X2 Y2 X.Y
1 29 25 841 625 725
2 40 35 1600 1225 1400
3 38 30 1444 900 1140
4 33 28 1089 784 924
5 35 35 1225 1225 1225
6 33 28 1089 784 924
7 34 23 1156 529 782
8 27 25 729 625 675
9 38 35 1444 1225 1330
10 33 30 1089 900 990
11 33 35 1089 1225 1155
12 33 35 1089 1225 1155
13 34 35 1156 1225 1190
14 37 35 1369 1225 1295
15 30 30 900 900 900
16 30 30 900 900 900
58
17 30 30 900 900 900
18 30 35 900 1225 1050
19 30 28 900 784 840
20 36 28 1296 784 1008
21 36 29 1296 841 1044
22 29 28 841 784 812
23 30 32 900 1024 960
24 32 25 1024 625 800
25 32 25 1024 625 800
26 36 31 1296 961 1116
27 34 42 1156 1764 1428
28 39 27 1521 729 1053
29 36 24 1296 576 864
30 34 32 1156 1024 1088
31 33 32 1089 1024 1056
32 30 30 900 900 900
33 30 30 900 900 900
34 30 30 900 900 900
35 37 40 1369 1600 1480
36 28 23 784 529 644
37 37 32 1369 1024 1184
38 40 30 1600 900 1200
39 35 35 1225 1225 1225
40 27 30 729 900 810
41 24 30 576 900 720
42 32 27 1024 729 864
43 32 33 1024 1089 1056
44 30 27 900 729 810
45 31 34 961 1156 1054
46 33 26 1089 676 858
59
47 30 30 900 900 900
48 30 30 900 900 900
49 30 30 900 900 900
50 30 30 900 900 900
51 30 28 900 784 840
52 30 30 900 900 900
53 30 30 900 900 900
54 35 28 1225 784 980
55 35 27 1225 729 945
56 35 29 1225 841 1015
57 36 32 1296 1024 1152
58 32 30 1024 900 960
59 32 30 1024 900 960
60 32 34 1024 1156 1088
61 32 26 1024 676 832
62 30 35 900 1225 1050
63 39 40 1521 1600 1560
64 30 34 900 1156 1020
65 33 30 1089 900 990
66 34 33 1156 1089 1122
67 37 26 1369 676 962
68 37 26 1369 676 962
69 29 33 841 1089 957
70 36 34 1296 1156 1224
71 31 32 961 1024 992
72 30 31 900 961 930
73 33 29 1089 841 957
74 30 33 900 1089 990
75 30 29 900 841 870
76 30 29 900 841 870
60
77 30 32 900 1024 960
78 30 29 900 841 870
79 32 33 1024 1089 1056
80 30 25 900 625 750
81 30 25 900 625 750
82 32 27 1024 729 864
83 29 27 841 729 783
84 30 28 900 784 840
85 29 27 841 729 783
86 31 25 961 625 775
87 30 27 900 729 810
88 32 24 1024 576 768
89 32 30 1024 900 960
90 30 33 900 1089 990
91 27 26 729 676 702
92 31 29 961 841 899
93 32 32 1024 1024 1024
94 32 33 1024 1089 1056
95 31 31 961 961 961
96 33 29 1089 841 957
97 33 29 1089 841 957
98 31 32 961 1024 992
99 34 26 1156 676 884
100 30 30 900 900 900
Jumlah 3219 3006 104545 91674 97053
Dari tabel diatas diperoleh:
n = 100 ΣX = 3219 ΣY = 3006
ΣX2 = 104545 ΣY
2 = 91674 ΣXY = 97053
61
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
( )( )
Dari perhitungan korelasi diatas maka dapat diketahui bahwa antara
variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu rendah.
Hasil korelasi yang diperoleh adalah 0,262, dimana hasil ini terletak antara
0,21 – 0,40 sehingga tingkat pengaruhnya masuk dalam kategori rendah.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah bagian dari pengujian hipotesis yang telah
disusun sebelumnya. Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau
ditolak, maka penulis melakukan uji hipotesis langsung membandingkan r-
tabel dengan r-hitung dengan taraf signifikan (X) 0,05%, r tabel dengan df =
100 – 2 = 98 adalah 0,2324.
Dengan ketentuan bila r-hitung lebih kecil dari r-tabel (r-hitung < r-
tabel), maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r-hitung
lebih besar dari r-tabel (r-hitung > r-tabel) maka Ha diterima.
Ternyata rhitung > rtabel (0,262 > 0,1966) sehingga hipotesis Ha
diterima dan Ho ditolak. Terdapat dampak antara pengangkatan jabatan
fungsional pustakawan ke jabatan struktural terhadap pelayanan informasi di
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
62
3. Uji Determinasi
Uji determinasi adalah uji penentu angka atau indeks yang
digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel bebas (Variabel
X) terhadap variasi (naik/ turunnya) variabel terikat (Variabel Y). Dalam uji
determinasi ini diperoleh hasil sebagai berikut :
KD = r2
x 100% = 0,2622 x 100% = 6,9%
Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh semua variabel bebas
(pengangkatan jabatan fungsional pustakawan ke jabatan struktural)
terhadap variabel terikat (pelayanan informasi) secara keseluruhan adalah
6,9%. Sementara 93,1% adalah pengaruh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian.
Jadi faktor lain yang mungkin mempengaruhi layanan informasi di
perpustakaan misalnya:
1. Kompetensi pustakawan yang memberikan pelayanan,
2. Koleksi yang ada di perpustakaan,
3. Sarana dan prasarana yang mendukung di perpustakaan, dan
4. Kualitas pelayanan itu sendiri dan lain-lain. Yang mana tidak diteliti dalam
penelitian ini.
63
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan pada BAB IV yang telah diuraiakan diatas maka
kesimpulan dan rekomendasi penelitian dirumuskan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Terlepas dari kekurangan penelitian ini, hasil penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Dampak pengangkatan jabatan fungsional pustakawan ke jabatan
struktural terhadap pelayanan informasi di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi menunjukkan memang terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu rendah. Tingkat korelasi keduanya masuk ke dalam kategori
rendah yaitu 0,262, dimana hasil ini terletak antara 0,21 – 0,40.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis didapatkan ketentuan apabila r-
hitung lebih kecil dari r-tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi
sebaliknya apabila r-hitung lebih besar dari r-tabel (r-hitung > r-tabel) maka Ha
diterima. Dari hasil pengujian hipotesis terbukti bahwa rhitung > rtabel (0,262 >
0,1966) sehingga Ha diterima. Hal ini sesuai dengan apa yang penulis
kemukakan, dimana penulis menyatakan Ha diterima (terdapat hubungan
positif antara dampak pengangkatan jabatan terhadap pelayanan informasi yang
diberikan kepada pemustaka di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi) dan Ho ditolak (tidak terdapat hubungan antara dampak pengangkatan
bahwa jabatan terhadap pelayanan informasi yang diberikan kepada pemustaka
di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi).
B. Rekomendasi
Dari hasil penelitian ini, penulis merekomendasikan kepada pihak terkait
dalam hal ini pejabat struktural Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi agar dapat lebih mengoptimalkan posisi jabatan yang diemban agar
dapat memberikan dampak yang positif terhadap perpustakaan misalnya
64
membuat kebijakan yang berdampak baik pada pelayanan serta guna
membangun citra perpustakaan sebagai pusat informasi yang relevan bagi
semua kalangan.
Penulis juga menyarankan kepada para pemustaka agar selalu memberi
dukungan serta masukan yang positif kepada setiap pustakawan maupun
pegawai yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi agar
nantinya tercipta pelayanan prima sesuai dengan kebutuhan pemustaka serta
tercapainya visi dan misi dari perpustakaan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan. (Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.
2008)
Endang Fatmawati. Kajian Faktor yang berpengaruh dalam kenaikan pangkat/
jabatan pustakawan. Vol. 8. No. 01. (Jakarta; Jurnal Iqra’. 2014).
Gibson Ivancevich Donnelly. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. (Jakarta:
Erlangga. 1992)
Moekijat. Analisa Jabatan CV. (Bandung: Mandar Maju. 1992)
Narbuko Cholid dan Achmad Abu. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara.
2012)
Nasution. Metode Research. (Jakarta: Bumi Aksara. 2007)
Profil Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi 2018.
Republik Indonesia. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13
Tahun 2002 Tentang Pengangkatan Pegawai Dalam Jabatan Struktural.
(Jakarta: Badan Kepegawaian Negara. 2002)
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan. (Jakarta: Sekretariat Negara. 2007)
Siti Hidaya. Efektivitas Perpustakaan Khusus Dalam Memberikan Layanan
Informasi Bagi Pegawai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII.
(Medan: Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara Medan. 2014)
Soetimah. Perpustakaan, Kepustakaan dan Pustakawan. (Yogyakarta: Kanisius.
1992)
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. (Bandung:
Alfabeta. 2012)
Suhadak dan Suradji. Administrasi Kepegawaian Negara. (Jakarta: Badan
Administrasi Kepegawaian Negara. 2001)
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta:
PT. Rineka Cipta. 2010)
Sulistyo Basuki. Metode Penelitian. (Jakarta: Wedatama Widya Sastra Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. 1991)
Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: Graha Pustaka Umum:
1993)
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
2003)
Testiani, Makmur. Budaya Kerja Pustakawan di Era Digitalisasi. (Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2015)
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab
dan Humaniora. (Jambi: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi. 2019)
Wiji Suwarno. Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan. (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media. 2015)
CURICULUM VITAE
Nama : Ahmad Ali Maskur
NIM : IPT. 140310
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir : Ladang Peris, 06 Juli 1996
Alamat : Jl. Tempino-Muara Bulian, KM. 50. Desa Ladang
Peris, Kec. Bajubang, Kab. Batang Hari
Status : Mahasiswa
Pendidikan : Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
HP : +6282286417002
Pengalaman Organisasi : Pengurus Harian Organisasi HMJ IPT 2016-2017
No. Tingkat Pendidikan Tempat Tahun
1. SD SDN. 96/I Ladang Peris 2008
2. SLTP MTs. Negeri Bajubang 2011
3. SLTA MAN1 Batang Hari 2014
4. PTN UIN STS Jambi 2019
Jambi, 29 Mei 2019
Ahmad Ali Maskur
NIM.IPT. 140310
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
ANGKET PENELITIAN
DAMPAK PENGANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL KE JABATAN
STRUKTURAL TERHADAP PELAYANAN INFORMASI DI DINAS
PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI
Nama Responden :
Usia :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin : laki-laki/ perempuan
Pendidikan Terakhir :
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda ceklis (√) pada salah satu kolom yang tersedia dengan kriteria
jawaban:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
A. Variabel X (Pengangkatan Jabatan Fungsional ke Jabatan Sruktural)
No Pernyataan SS S TS STS
1 Pejabat struktural diangkat berdasarkan senioritas
dalam jabatan fungsional sebelumnya.
2 Pejabat struktural yang diangkat memiliki masa
kerja yang lebih lama dalam jabatan sebelumnya.
3 Pejabat struktural yang diangkat memiliki usia
yang produktif untuk menduduki jabatan yang
dibutuhkan.
4 Pejabat struktural diangkat berdasarkan usia yang
lebih rendah akan memiliki lebih banyak waktu
dalam menyusun rencana kerja yang akan
berdampak pada pelayanan yang berkualitas.
5 Pejabat struktural perpustakaan memiliki
pendidikan yang mumpuni dalam mengemban
tugas yang dibebankan.
6 Pejabat struktural menerapkan hasil dari
pelatihan yang dilakukannya guna memajukan
pelayanan perpustakaan.
7 Pejabat struktural perpustakaan berperan penting
dalam pembuatan sebuah kebijakan untuk
kemajuan perpustakaan.
8 Pejabat struktural perpustakaan terlibat secara
langsung dalam pemecahan suatu masalah sesuai
dengan pengalaman kerjanya.
9 Pejabat fungsional yang diangkat memiliki
kesesuaian dengan penempatan jabatan yang
dibutuhkan pada jabatan struktural.
10 Pejabat struktural perpustakaan yang memiliki
pengalaman akan menumbuhkan ide-ide baru
dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka.
B. Variabel Y (Pelayanan Informasi)
No Pernyataan SS S TS STS
1 Pelayanan di perpustakaan memenuhi kebutuhan
informasi pengguna.
2 Pelayanan di perpustakaan sangat memuaskan
pemustaka.
3 Pelayanan yang diberikan cepat, tepat waktu dan
tepat sasaran.
4 Fasilitas pelayanan di perpustakaan sangat
memadai.
5 Informasi yang diberikan petugas tepat terhadap
informasi yang dibutuhkan.
6 Petugas bersikap ramah saat memberikan
pelayanan kepada pengguna perpustakaan.
7 Pelayanan yang diberikan petugas mempermudah
dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.
8 Petugas membantu pemustaka mencari informasi
yang dibutuhkan.
9 Perpustakaan menyediakan tempat penyimpanan
barang yang memadai.
10 Petugas memberikan bimbingan kepada
pemustaka dalam menelusuri informasi.
DOKUMENTASI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH
PROVINSI JAMBI
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP
DAERAH PROVINSI JAMBI