dampak kekerasan orang tua terhadap anak (s...

137
DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (Studi Kasus di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) EMINURLITA NPM. 14060007 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2018

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK(Studi Kasus di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk MemperolehGelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

EMINURLITANPM. 14060007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGSEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARATPADANG

2018

Page 2: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

:'HALAMAN PERSETUJ.UAN UJIAN SKRIPSI

DAMPAK KEKEBASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK{Studi K-asus di Daerah,tubuk Buaya Koto Tangah Padalg)

NPMPrograrn StudiInstitusi

Eminurlitar 4060007Bimbingan dan I(onselingSekolah Tinggi I(eguruan dan llmu Pendidikan(STI(IP) PGRI Sutnatera Barat

Padang, l1 A$rstus2018

Disetujui Oleh:

Pembiurbing I

Rila Rahma Mulyani, S.Pai.,M.Psi,,Psikol og

: Mengetahui -

I(etua Program Studi

Alrnrad Zaini, S.Ag., M,Pd

Pemtimbing Ii

Wira Soiina, M.Pri

Page 3: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI

Dinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan di Depan Tim Penguji SkripsiProgram Studi Bimbingan dan l(onseling STI(IP PGRI Sumatera Barat

DANI PAI( KEI(ERAS AN ORAN G TUA'TE RT{A DA P AiiAK(Studi I(asus di Dacrah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang)

NamaNPMProgram studiInstitusi

Jabatan

Ketua

Sekretaris

Anggota

Erninurlita14060007Birnbingan dan l(onselingSekolah Tinggi iieguruan dan llinu Pendidikan(STKIP) PGR.I Sumatera Barat

Tirn Per:guji.

Nanra

: Rila Rahnia iv'luiyani, S. Fli..\,I. Psi.,Psikolo g

: Wira Solina, \,'{.Pd

:1. Ahmad Zaiiti. S.Ag.,M.Pri

2. Joni Adison., M.Pd

3. Triyono, N4.Pd

Disahkan OIeh,

I(etua Program Studr

Padar"ig. I 1 Agustus 20i I

Sekrctari:; Progi'a:'n Si'ui;i

Rahrna Wira Nita, M.Pd.. I(ons

Ilarat

.Ag.. M.PdAhmad Zaini, S

teraKetua

ida T'angan

Page 4: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama :Eminurlita

NPM : 14060007

Prodi : Bimbingan dan Konseling

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Karya tulis Skripsi yang berjudul (Dampak Kekerasan Orang Tua

Terhadap Anak (Studi Kasus di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah

Padang)" belum pemah diajukan untuk mendapat Gelar Akademik

Sarjana baik di Sekolah Tinggi I(eguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

PGRI Sumatera Barat maupun Perguruan Tinggi lainnya.

2. Karya ini adalah karya saya sendiri, kecuali bantuan dan arahan dari yang

disebutkan dalam kata pengantar.

3. Dalam karya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis dan

di publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan pengarang

dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia mgnerima sanksi akademik yang berlaku di kampus STKIP

PGRI Sumatera Barat termasuk berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang

telah saya peroleh.

Padang, 11Agustus2018Yang Menyatakan,

Page 5: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

i

ABSTRAK

Eminurlita (NPM:14060007), Dampak Kekerasan Orang Tua terhadapAnak (Studi Kasus di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang),Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumbar,Padang, 2018.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anak yang mengalamiberbagai dampak kekerasan orang tua terhadap anak. Tujuan penelitian iniadalah untuk mendeskripsikan danpak kekerasan orang tua terhadapanakdilihat dari: 1) Dampak fisik ;2) Dampak psikis

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat studikasus. Informan kunci YP dan 2 orang informan tambahan yang terdiri dari 1teman klien YP dan 1 orang asisten rumah tangga YP yang mengalamidampak kekerasan orang tua. Penelitian ini difokuskan pada dampakkekerasan orang tua terhadap anak dilihat dari aspek fisik dan psikis.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi danpedoman wawancara, teknik yang digunakan dalam pengolahan data melaluireduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: 1) Dampak fisik yangdialami oleh klien YP yaitu merasakan memar-memar dan goresan-goresanpada tubuh, merasakan gangguan tidur setelah dipukuli, banyak diam ketikaditanya tentang apa yang menimpa dirinya; 2) Dampak psikis yang dialamioleh YP yaitu merasakan perasaan sedih, takut dan malu, cemas, khawatir,kurang percaya diri, rasa harga diri rendah, dan sering menyendiri sertamenjauh dari teman-temannya. Berdasarkan permasalahan yang ada makaterhadap YP diberikan konsultasi agar perlilaku kekerasan orang tuanya tidakmengganggu perkembangan psikologisnya.

Page 6: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT,

atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini ditulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dengan judul “Dampak Kekerasan Orang Tua terhadap Anak (Studi Kasus di

Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang)”. Skripsi ini bertujuan untuk

melengkapi syarat mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi

Bimbingan dan Konseling di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang.

Penulisan skripsi ini terlaksana berkat bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Maka dari itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ketua Yayasan Bapak Drs. Dasrizal, MP., Ketua Sekolah Tinggi Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat, Ibu Dr. Zusmelia,

M.Si., dan Wakil Ketua I Bidang Akademik Ibu Sri Imelwaty, Ph.D., Wakil

Ketua II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Ibu Liza Husnita, M.Pd.,

beserta Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama

Bapak Jaruddin,M.A, Ph.D., yang telah memberikan kesempatan kepada

peneliti untuk dapat menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat ini.

2. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera

Barat Bapak Ahmad Zaini, S.Ag., M.Pd., sekaligus sebagai penguji dan

Page 7: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

iii

judge I yang telah memberikan motivasi, masukan dan saran kepada peneliti

dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dosen pembimbing I Ibu Rila Rahma Mulyani, M.Psi., Psikolog., dan dosen

pembimbing II Ibu Wira Solina, M.Pd., terima kasih banyak atas motivasi,

masukan, saran dan bantuan kepada peneliti sehingga peneliti dapat

menyusun skripsi ini.

4. Dosen penguji dan ahli judge II bapak Joni Adison, M.Pd.,dan dosen penguji

atau judge III bapak Triyono, M.Pd., yang telah memberikan saran dan kritik

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling di STKIP

PGRI Sumatera Barat yang telah memberikan arahan kepada peneliti

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Pembimbing Akademik Bapak Rici Kardo, M.Pd yang telah membantu serta

memberikan motivasi, semangat, dan masukan kepada peneliti sehingga bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Admin Program Studi Bimbingan dan Konseling Ibu Ria S., A.md yang telah

membantu peneliti dalam urusan administrasi selama perkuliahan dan

melakukan penelitian.

8. Bapak dan Ibu karyawan BAAK, BAUK, dan perpustakaan STKIP PGRI

Sumatera Barat yang membantu peneliti dalam administrasi perkuliahan.

9. Kepala kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Padang.

10. Pemerintah Kota Padang Kecamatan Koto Tangah Lubuk Buaya serta

Kepada Bapak Lurah Kelurahan Koto Tangah Lubuk Buaya Padang.

Page 8: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

iv

11. Informan kunci dan informan tambahan yang telah bersedia membantu dalam

penelitian ini.

12. Teristimewa kepada kedua orang tua peneliti yaitu Ayahanda Abu Hasan dan

Ibunda tercinta Rosmida, Kakakku Refani Marhamah, Kakakku Opi Pratama

dan kakakku Andika yang telah mendukung baik secara moril maupun

materil serta do’a kepada peneliti sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

13. Rekan-rekan Mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat yang

seperjuangan dengan peneliti dalam penyelesaian skripsi ini terkhusus BK

2014 A.

14. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu peneliti dalam melakukan

penelitian dan menyusun skripsi.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah peneliti berdoa semoga jasa baik dari

semua pihak, dibalas Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda dan dinilai

sebagai amal jariyah disisi-Nya. Peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk

memberikan hasil yang terbaik, namun peneliti menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, baik dari segi isi

maupun bahasanya. Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan

saran, untuk kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua

Padang, Agustus 2018Peneliti,

EminurlitaNPM : 14060007

Page 9: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 7

C. Fokus Penelitian........................................................................................ 7

D. Rumusan Masalah..................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... . 8

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... ..8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Orang Tua

1. Pengertian Orang Tua ......................................................................... 10

2. Pola Asuh Orang Tua........................................................................... 11

B. Kekerasan

1. Pengertian Kekerasan .......................................................................... 15

2. Tanda-tanda Kekerasan Orang Tua ..................................................... 19

3. Faktor Penyebab Kekerasan ................................................................ 20

4. Dampak Kekerasan Orang Tua terhadap Anak ................................... 23

5. Dinamika Kekerasan Keluarga terhadap Dampak Psikologis

Anak..................................................................................................... .27

6. Bentuk-bentuk Kekerasan Orang Tua terhadap Anak...................... ... .30

7. Penyebab Terjadi Kekerasan terhadap Anak ....................................... .33

8. Karakteristik Kekerasan dalam Keluarga ........................................... .40

C. Kerangka Pikir .......................................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................... 44

B. Jenis Penelitian ........................................................................................ 44

Page 10: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

vi

C. Definisi Operasional ................................................................................. 45

D. Informan Penelitian................................................................................... 46

E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 47

F. Teknik Keabsahan Data ............................................................................ 49

G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 55

B. Pembahasan .............................................................................................. 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 76

B. Saran ........................................................................................................ 77

KEPUSTAKAAN ........................................................................................................... 79

Page 11: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Informan Pendukung......................................................................................53

2. Rekapitulasi Hasil Temuan Wawancara Penelitian .......................................66

3. Rekapitulasi Hasil Temuan Observasi Penelitian ..........................................67

Page 12: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ......................................................................................................... 43

Page 13: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman Wawancara dan Observasi ................................................................78

2. Pedoman Wawancara dan Observasi Judge.................................................90

3. Rekapitulasi Judge Wawancara .............................................................................123

4. Rekapitulasi Judge Observasi ................................................................................124

5. Pedoman Wawancara dan Observasi Penelitian ....................................................116

6. Hasil Wawancara Penelitian...................................................................................125

7. Hasil Observasi Penelitian .....................................................................................180

8. Rekapitulasi Hasil Wawancara...............................................................................185

9. Surat Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Padang......157

10. Surat Izin Penelitian dari Kantor Camat Koto Tangah Padang ...................158

11. Surat Izin Penelitian dari Lurah Koto Tangah Padang ................................159

Page 14: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga adalah komponen yang terdiri dari ibu, ayah dan anak.

Ibu dan ayah/orang tua memegang peranan penting dalam pembentukan

pribadi dan pendidikan anak, di dalam sebuah keluarga anak-anak lebih

dekat dengan ibunya dibandingkan dengan ayahnya, oleh karena itu

seorang ibu hendaknya pandai dalam mendidik anak-anaknya. Baik

buruknya pola asuh seorang ibu terhadap anaknya akan berpengaruh besar

terhadap perkembangan dan watak anak dikemudian hari.

Keluarga harmonis adalah keluarga yang berjalan dengan selaras,

serasi, disiplin, tolong menolong, dan saling menghargai. Kehidupan

harmonis akan berimbas pada rasa bahagia seluruh anggota keluarga.

Menurut Wahid (2015:2) orang tua adalah orang yang telah melahirkan

kita yaitu Ibu dan Bapak, karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani

anak, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian adalah

hasil dari ajaran orang tuanya tersebut. Sehingga orang tua memegang

peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak.

Menurut Mansur (2005:318) Orang tua adalah orang yang

mempunyai amanat dari Allah untuk mendidik anak dengan penuh

tanggungjawab dan dengan kasih sayang. Orang tua (keluarga) yang

bertanggung jawab yang paling utama atas perkembangan dan kemajuan

anak.

1

Page 15: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

2

Orang tua dituntut untuk mentaati terlebih dahulu nilai-nilai yang

akan diupayakan kepada anak, dengan demikian bantuan mereka

ditangkap oleh anak secara utuh sehingga mudah untuk menangkap dan

mengikutinya. Misalnya, sebelum menyuruh anak sholat, terlebih dahulu

mereka telah mengerjakan atau segera menegakkan sholat. Teladan ini

menjadi dasar timbulnya kepercayaan atau kewibawaan orang tua dalam

diri anak-anak (Shochib, 2014:124-125).

Berdasarkan pengertian beberapa para ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari

ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang

sah yang dapat membentuk sebuah keluarga, jadi orang tua memiliki

tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, membimbing anaknya

dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan

sehari-hari, selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya

kedalam hidup bermasyarakat. Orang tua adalah pusat kehidupan rohani

anak, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari

terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan hidupnya

dahulu.

Shochib (2014:2) menyatakan orang tua dapat merealisasikannya

dengan cara menciptakan situasi dan kondisi yang dihayati anak agar

memiliki dasar-dasar dalam mengembangkan disiplin diri. Orang tua telah

merealisasikan pelaksanaan Undang-undang No. 11 Tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang menyebutkan:

Page 16: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

3

Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilaibudaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulandan pandangan, keterampilan, dan sikap hidup yang mendukungkehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara kepada anggotakeluarga yang besangkutan (Penjelasan Umum).

Selanjutnya menurut Nur Hidayah (Shochib, 2014:6) pola asuh

adalah sikap orang tua yang demokratis menjadikan adanya komunikasi

yang dialogis antara anak dan orang tua dan adanya kehangatan yang

membuat anak remaja diterima oleh orang tua sehingga ada pertautan

perasaan. Anak remaja yang merasa diterima oleh orang tua

memungkinkan mereka untuk memahami, menerima, dan

menginternalisasikan “pesan” nilai moral yang diupayakan untuk

diapresiakan berdasarkan kata hati.

Orang tua memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh

atas pendidikan anak-anak. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang

selalu ada disampingnya. Anak akan meniru perangai ibunya dan biasanya

seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan

tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang

mula-mula dikenal anak yang menjadi temannya dan yang pertama untuk

dipercayainya.

Menurut Kartini (2011: 40) segala perilaku orang tua yang baik

atau buruk akan ditiru anak. Orang tua perlu menerapkan sikap dan

perilaku yang baik demi pembentukan kepribadian anak yang baik. Pola

asuh yang baik untuk pembentukan kepribadian anak yang baik adalah

pola asuh orang tua yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi

Page 17: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

4

orang tua juga mengendalikan anak. Sehingga anak juga hidup dalam

masyarakat, dan bergaul dengan lingkungan dan tentunya anak

mendapatkan pengaruh-pengaruh dari luar yang mungkin dapat merusak

kepribadian anak, akan dapat dikendalikan oleh orang tua dengan

menerapkan sikap-sikap yang baik dalam keluarga serta contoh atau

tauladan dari orang tua. Orang tua bisa dianggap teman oleh anak akan

menjadikan kehidupan yang hangat dalam keluarga. Sehingga antara orang

tua dan anak mempunyai keterbukaan dan saling memberi.

Menurut Shochib (2014:4) orang tua bersikap otoriter dan yang

memberikan kebebasan penuh menjadi pendorong bagi anak untuk

berperilaku agresif. Orang tua yang bersikap demokratis tidak memberikan

andil terhadap perilaku anak unguk agresif dan menjadi pendorong

terhadap peerkembangan anak ke arah positif.

Menurut Farington (Shochib, 2014:5) sikap orang tua yang kasar

dan keras, perilaku orang tua yang menyimpang, dinginnya hubungan

antara anak dengan orang tua dan antara ayah dan ibu, orang tua yang

bercerai, dan ekonomi lemah menjadi pendorong utama anak untuk

berperilaku agresif. Pengaruh negatif yang timbul jika orang tua

menggunakan hukuman badan yang tidak konsisten terhadap anak, adalah

kenakalan remaja yang semakin menjadi (Robert, Shocib: 2014:8).

Berdasarkan pengertian beberapa para ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa pola asuh adalah perilaku orang tua yang baik atau

buruk akan ditiru anak, jika pola asuh orang tua menerapkan perilaku yang

Page 18: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

5

baik maka anak akan meniru perilaku baik juga dan begitu juga sebaliknya

orang tua yang menerapkan pola asuh yang otoriter maka anak juga

bersifat otoriter dalam kehidupannya.

Bentuk kekerasan psikologis/emosional, kekerasan yang dialami

anak juga bisa berupa fisik dan seksual. Menurut The National Association

of Social Workers (Huraerah, 2006:54) dampak kekerasan orang tua

terhadap anak merupakan siksaan emosional, fisik atau seksual yang

dilakukan secara sadar, sengaja, atau kasar diarahkan kepada anggota

keluarga atau rumahtangga.

Menurut Huraerah (2006:55) kekerasan emosional atau kekerasan

verbal, misalnya dilakukan dalam bentuk memarahi, mengomel,

membentuk dan memaki anak dengan cara berlebihan dan merendahkan

martabat anak, termasuk mengeluarkan kata-kata yang tidak patut didengar

oleh anak. Kekerasan fisik, bisa meliputi pemukulan dengan benda tumpul

maupun benda keras, menendang, menampar, menjewer, menyudut

dengan api rokok, dan menempelkan setrika pada tubuh, dan

membenturkan kepala anak pada tembok. Kekerasan seksual bisa

dilakukan dalam bentuk perkosaan. Pemaksaan seksual, pelecehan seksual,

dan incest.

Menurut Gelles (Huraerah, 2006:46) konsekuensi dari tindakan

kekerasan anak dapat menimbulkan kerusakan dan akibat yang lebih luas

(far-reaching). Luka-luka fisik, seperti: memar-memar (bruises), goresan-

goresan (scrapes). Efek psikologis pada anak korban kekerasan dan

Page 19: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

6

penganiayaan bisa seumur hidup, seperti: rasa harga diri rendah (a lowered

ense of self worth), ketidak mampuan berhubungan dengan teman sebaya

(an inability to relate to peers).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 10

Januari 2018 di daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang bahwa masih

ada ditemukan kekerasan orang tua terhadap anak seperti, ditampar,

dibentak, orang tua memukuli anak dengan menggunakan sapu disebabkan

anak tidak setuju dengan ibunya menikah lagi, orang tua memukul anak

karena tidak patuh sehingga emosi orang tua tidak terkendali, orang tua

memarahi anak di depan teman anak sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 10

Januari 2018 di daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang bahwa masih

ada ditemukan kekerasan orang tua terhadap anak seperti, ditampar,

dibentak, dicaci maki, orang tua memukuli anak dengan menggunakan

sapu disebabkan anak tidak setuju dengan Ibunya menikah lagi, orang tua

memukul anak karena tidak patuh sehingga emosi orang tua tidak

terkendali, orang tua memarahi anak di depan teman anak sendiri.

Melihat kejadian yang ada di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah

Padang dapat disimpulkan bahwa kekerasan yang dilakukan orang tua

terhadap adalah anak tidak merestui ibunya untuk menikah lagi, anak

sering pulang larut malam dan minum minuman keras, setiap hari anak

sering dibentak ibunya seperti: ibu menyiram anak dengan air untuk

Page 20: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

7

bangun, ibu memperlakukan anaknya seperti anak kecil tetapi anak sudah

remaja.

Melihat kejadian yang ada di Lubuk Buaya Koto Tangah Padang,

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terkait dengan permasalahan

yang ada, yaitu mengenai “Dampak Kekerasan Orang Tua terhadap

Anak (Studi Kasus di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah antara lain sebagai berikut:

1. Orang tua memukul anak dengan menggunakan sapu disebabkan anak

tidak setuju dengan ibu menikah lagi.

2. Orang tua memarahi anak di depan teman anak sendiri.

3. Anak selalu dimarahi ibu ketika pulang malam meskipun anak sudah

memberi kabar.

4. Anak susah tidur karena memar dipunggung.

5. Anak ditampar kalau perintah ibunya dilanggar.

6. Anak kabur dari rumah kalau ibunya menikah.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka

penelitian ini di fokuskan pada:

1. Dampak kekerasan orang tua terhadap anak dilihat dari aspek fisik.

2. Dampak kekerasan orang tua terhadap anak dilihat dari aspek psikis.

Page 21: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

8

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini

adalah: Bagaimana Dampak Kekerasan Orang Tua terhadap Anak (Studi

Kasus di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang) ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian

untuk mendeskripsikan:

1. Dampak kekerasan orang tua terhadap anak dilihat dari aspek fisik.

2. Dampak kekerasan orang tua terhadap anak dilihat dari aspek psikis.

F. Manfaat Penelitian

Berkaitan dengan judul penelitian, penelitian ini diharapkan

bermanfaat bagi:

1. Anak, dapat memahami dan tidak terpengaruh perilaku oarang tua

yang melakukan kekerasan serta anak tidak menyesuaikan diri dengan

lingkungan baik di rumah maupun diluar rumah, sehingga tidak

memberikan pengaruh negatif pada kondisi psikologis anak tersebut.

2. Orang tua, dapat memperoleh suatu pemahaman atau informasi tentang

dampak kekerasan orang tua terhadap anak.

3. Program Studi Bimbingan dan Konseling, hasil penelitian ini dapat

bermanfaat sebagai bahan bacaan ruang baca Program Studi

Bimbingan dan Konseling.

4. Tokoh masyarakat, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dalam

meningkatkan perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak.

Page 22: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

9

5. Peneliti, sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program

Strata Satu (S1) pada program Studi Bimbingan Konseling di STKIP

PGRI Sumatera Barat, dan peneliti dapat menambah wawasan dan

pengetahuan tentang dampak kekerasan orang tua terhadap anak.

6. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan bacaan

untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian atau

menulis skripsi.

Page 23: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

10

BAB IIKAJIAN TEORI

A. Orang Tua

1. Pengertian Orang Tua

Menurut Miami (Kartono, 1982:48) orang tua adalah pria dan

wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul

tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya.

Menurut Gunarsa (Gunarwan, 1976:27) orang tua adalah dua individu yang

berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat

dan kebiasaan sehari-hari. Menurut Abu (1991:76) orang tua merupakan

pusat pendidikan pertama, tempat anak berinteraksi dan memperoleh

kehidupan emosional sehingga keluarga mempunyai pengaruh yang

mendalam terhadap anak.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua

adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan

hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk

sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik,

mengasuh dan membimbing anak-anaknya. Sejak seorang anak lahir, orang

tua yang selalu ada di sampingnya. Anak akan meniru perangai ibunya dan

biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu

menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan

orang yang mula-mula dikenal anak yang menjadi temannya dan yang

pertama untuk dipercayainya.

10

Page 24: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

11

2. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh adalah suatu interaksi antara orang tua dengan anak

yang mana orang tua akan merawat, membimbing, mendidik anak terhadap

jasmani dan rohani anak menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Widowati (2013:7) menyatakan pola asuh orang tua adalah suatu

keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak, dimana orang tua

bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku,

pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orang tua,

agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.

Agustiawati (2014:1) menyatkan pola asuh merupakan suatu cara

terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai

perwujudan dari rasa tanggung jawab dari anak.

Khon (Agustiawati, 2014:3-4) menyatakan pola asuh merupakan

sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya. Sikap ini dapat dilihat

dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan hadiah dan

hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua

memberikan perhatian, tanggapan terhadap keinginan anak, dengan

demikian yang dimaksud dengan pola asuh orang tua adalah bagaimana

cara mendidik anak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Petranto (Agustiawati, 34:2017) pola asuh orang tua

merupakan pola perilaku yang diterapkan pada anak bersifat relatif

konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dirasakan oleh anak, dari

Page 25: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

12

segi negatif maupun positif. Pola asuh yang ditanamkan tiap keluarga

berbeda, hal ini tergantung pandangan dari tiap orang tua.

Gunarsa (Gunarwan, 34:2002) mengatakan bahwa pola asuh merupakan

cara orang tua bertindak sebagai orang tua terhadap anak-anaknya di mana

mereka melakukan serangkaian usaha aktif.

Menurut Hurlock (Gunarwan, 1999:35) ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi pola asuh orang tua, yaitu karakteristik orang tua

yang berupa:

a. Kepribadian orang tua

Setiap orang berbeda dalam tingkat energi, kesabaran, intelegensi, sikap

dan kematangannya. Karakteristik tersebut akan mempengaruhi

kemampuan orang tua untuk memenuhi tuntutan peran sebagai orang

tua dan bagaimana tingkat sensifitas orang tua terhadap kebutuhan

anak-anaknya.

b. Keyakinan

Keyakinan yang dimiliki orang tua mengenai pengasuhan akan

mempengaruhi nilai dari pola asuh dan akan mempengaruhi tingkah

lakunya dalam mengasuh anak-anaknya.

c. Persamaan dengan pola asuh yang diterima orang tua

Bila orang tua merasa bahwa orang tua mereka dahulu berhasil

menerapkan pola asuhnya pada anak dengan baik, maka mereka akan

menggunakan teknik serupa dalam mengasuh anak bila mereka merasa

Page 26: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

13

pola asuh yang digunakan orang tua mereka tidak tepat, maka orang tua

akan beralih ke teknik pola asuh antara lain:

1. Penyesuaian dengan cara disetujui kelompok

Orang tua yang baru memiliki anak atau yang lebih muda dan

kurang berpengalaman lebih dipengaruhi oleh apa yang dianggap

anggota kelompok (bisa berupa keluarga besar, masyarakat)

merupakan cara terbaik dalam mendidik anak.

2. Usia orang tua

Orang tua yang berusia muda cenderung lebih demokratis dan

permissive bila dibandingkan dengan orang tua yang berusia tua.

3. Pendidikan orang tua

Orang tua yang telah mendapatkan pendidikan yang tinggi, dan

mengikuti kursus dalam mengasuh anak lebih menggunakan teknik

pengasuhan authoritative dibandingkan dengan orang tua yang tidak

mendapatkan pendidikan dan pelatihan dalam mengasuh anak.

4. Jenis kelamin

Ibu pada umumnya lebih mengerti anak dan mereka cenderung

kurang otoriter bila dibandingkan dengan bapak.

5. Status sosial ekonomi

Orang tua dari kelas menengah dan rendah cenderung lebih keras,

mamaksa dan kurang toleran dibandingkan dengan orang tua dari

kelas atas.

Page 27: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

14

6. Konsep mengenai peran orang tua dewasa

Orang tua yang mempertahankan konsep tradisional cenderung

lebih otoriter dibanding orang tua yang menganut konsep modern.

7. Jenis kelamin anak

Orang tua umumnya lebih keras terhadap anak perempuan dari pada

anak laki-laki.

8. Usia anak

Usia anak dapat mempengaruhi tugas-tugas pengasuhan dan

harapan orang tua.

9. Temperamen

Pola asuh yang diterapkan orang tua akan sangat mempengaruhi

temperamen seorang anak. Anak yang menarik dan dapat

beradaptasi akan berbeda pengasuhannya dibandingkan dengan

anak yang cerewet dan kaku.

10. Kemampuan anak

Orang tua akan membedakan perlakuan yang akan diberikan untuk

anak yang berbakat dengan anak yang memiliki masalah dalam

perkembangannya.

11. Situasi

Anak yang mengalami rasa takut dan kecemasan biasanya tidak

diberi hukuman oleh orang tua. Tetapi sebaliknya, jika anak

menentang dan berperilaku agresif kemungkinan orang tua akan

mengasuh dengan pola outhoritatif.

Page 28: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

15

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pola asuh orang

tua adalah gambaran dari perilaku anak, jika pola asuh orang tua baik

maka perilaku anak juga akan baik begitu juga sebaliknya jika pola asuh

orang tua otoriter maka pribadi anak juga akan otoriter karena anak akan

meniru perilaku yang ada disekitarnya.

B. Kekerasan

1. Pengertian Kekerasan

Menurut Suyanto (2010:96) tindakan kekerasan pada anak adalah

setiap tindakan yang mempunyai dampak fisik, dan psikologis, yang

menyebabkan luka luka tarumatis pada anak, baik yang dapat dilihat

dengan mata telanjang atau dilihat dari akibatnya bagi kesejahteraan fisik

dan perkembangan mental psikologis anak. Tindak kekerasan pada anak,

tidak sekedar menyebabkan anak mengalami luka fisik yang dalam

hitungan hari bisa sembuh melalui perawatan medis, tetapi acap kali

tindakan kekerasan pada anak juga berdampak terjadinya luka traumatis

yang bukan tidak mungkin diingat hingga mereka dewasa. Tindak

kekerasan yang dialami anak adalah perlakuan yang senantiasa

berdampak jangka panjang, dan menjadi mimpi buruk yang tidak pernah

hilang dari benak anak yang menjadi korban.

Ikawati (2007:6) menyatakan bahwa kekerasan adalah suatu

perilaku yang disengaja oleh seorang individu pada individu lain dan

memungkinkan menyebabkan kerugian fisik dan psikologis. Kekerasan

adalah tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap

Page 29: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

16

pihak yang lebih lemah, kekerasan dapat berupa beragam bentuk yaitu

kekerasan fisik, mental, dan seksual. Kekerasan merupakan tindakan

agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lain-

lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan

penderitaan atau menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan

menyakiti binatang dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada

situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman terhadap

binatang.

Ikawati (2007:6) menyatakan kekerasan juga mengandung

kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak.

Kerusakan harta benda biasanya dianggap masalah kecil dibandingkan

dengan kekerasan terhadap orang. Kekerasan pada dasarnya tergolong ke

dalam dua bentuk kekerasan sembarang, yang mencakup kekerasan dalam

skala kecil atau yang tidak terencanakan, dan kekerasan yang terkoordinir,

yang dilakukan oleh kelompok kelompok baik yang diberi hak maupun

tidak

Menurut Soeroso (Anggraini, 2013:3) tindakan kekerasan adalah

setiap perbuatan yang ditujukan pada anak yang berakibat kesengsaraan

dan penderitaan baik fisik maupun psikis baik yang terjadi di depan

umum atau dalam kehidupan pribadi. Tindak kekerasan tidak hanya

berupa tindakan fisik melainkan juga perbuatan non fisik (psikis).

Tindakan fisik secara langsung bisa dirasakan akibatnya langsung bisa

dirasakan akibatnya oleh korban serta dapat dilihat oleh siapa saja,

Page 30: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

17

sedangkan tindakan non fisik (psikis) yang bisa merasakan langsung

hanyalah korban, karena tindakan tersebut langsung berkaitan.

Abuse adalah kata yang biasa diterjemahkan menjadi kekerasan,

penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah. The Social Work

Dictionary, Barker (Huraerah, 2006:36) mendefinisikan abuse sebagai

“improper behavior intended to cause phsycal, psychological, or

financial harm to an individual or group” (kekerasan adalah perilaku

tidak layak yang mengakibatkan kerugian atau bahaya secara fisik,

psikologis, atau finansial, baik yang dialami individu maupun kelompok).

Child abuse atau kadang-kadang chil maltreatment adalah istilah yang

biasa digunakan untuk menyebut kekerasan terhadap anak.

Richard J. Gelles (Huraerah, 2006:36) mendefinisikan

Encyclopedia Article from Encarta, mengartikan child abuse sebagai

“intentional acts that result in physical or emotional harm children. The

term child abuse covers a wide range of behavior, from actual physical

assault by parents or other adult caretakers to neglect at at a child’s

basic needs” (kekerasan terhadap anak adalah perbuatan sengaja yang

menimbulkan kerugian atau bahaya terhadap anak-anak secara fisik

amaupun emosional. Istilah child abuse meliputi berbagai macam bentuk

tingkah laku, dari tindakan ancaman fisik secara langsung oleh orang tua

atau orang dewasa lainnya sampai kepada penelataran kebutuhan-

kebutuhan dasar anak).

Page 31: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

18

Barker (Huraerah, 2006:36) mendefiniskan child abuse, yaitu

“The recurrent infliction of physical or emotional injury on a dependent

minor, through intentional beatings, uncontrolled corporal punishment,

persistent redicule and degradation, or sexual abuse, usually commited

by parent or others in charge og the child’s care”(kekerasan terhadap

anak adalah tindakan melukai yang berulang-ulang secara fisik dan

emosional terhadap anak yang ketergantungan, melalui desakan hasrat,

hukuman badan yang tak terkendali, degradasi dan cemoohan permanen

atau kekerasan seksual, biasanya dilakukan para orang tua atau pihak lain

yang seharusnya merawat anak).

Menurut Suyanto (2010:28) kekerasan terhadap anak (child

abuse) dapat didefinisikan sebagai peristiwa pelukaan fisik, mental, atau

seksual yang umumnya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak yang mana itu semua

diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesehatan dan

kesejahteraan anak.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kekerasan merupakan perilaku yang tidak baik yang mana akan

memberikan dampak yang buruk terhadap anak baik dari segi fisik

maupun segi psikis.

Page 32: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

19

2. Tanda-tanda Kekerasan Orang Tua

Menurut Suyanto (2010:40) tanda-tanda terjadinya child abuse

adalah:

a. Anak yang merupakan rintangan bagi orang tua ataupengasuhnya meliputi anak yang hiperaktif sampai gangguanperkembangan

b. Anak yang tidak dikehendakic. Lahir muda atau prematurd. Penderita penyakit kronis atau lama masuk rumah sakite. Retardasi mentalf. Lahir cacatg. Gangguan tingkah laku atau kenakalanh. Anak-anak yang diasuh oleh keluarga yang bermasalah

Menurut Fontana (Suyanto, 2010:41) adanya penganiayaan anak

bila pada anak kita temui hal-hal sebagai berikut:

1) Anak tampak ketakutan terutama pada orang tua2) Anak dipisahkan dalam waktu yang lama3) Dengan kelainan-kelainan kulit atau luka lain4) Luka-luka diobati tidak dengan semestinya5) Kekurangan gizi6) Diberikan makan dan minum atau obat yang tidak semestinya7) Diberikan pakaian yang tidak semestinya dimusim dingin8) Perawatan secara keseluruhan bagaikan seorang yang miskin9) Seringkali menangis10) Terlalu hati-hati terhadap larangan orang tua

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kekerasan orang tua akan menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap

anak baik dari segi fisik maupun segi psikis yang mana akan membuat

anak berperilaku agresif.

3. Faktor Penyebab Kekerasan

Menurut Basoeki (Suyanto, 2010:32) faktor penyebab lain

mengapa banyak terjadi penganiayaan anak dan penelantaran anak

diantaranya:

Page 33: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

20

a) Orang tua yang dahulu dibesarkan dengan kekerasancenderung meneruskan pendidikan tersebut kepada anak-anaknya.

b) Kehidupan yang penuh stres seperti terlalu padat kemiskinan,sering berkaitan dengan tingkah laku agresif, danmeyebabkan terjadinya penganiayaan fisik terhadap anak.

c) Isolasi sosial, tidak adanya dukungan yang cukup darilingkungan sekitar, tekanan sosial akibat situasi krisisekonomi, tidak bekerja dan masalah perumahan akanmeningkatkan kerentangan keluarga yang akhirnya akanterjadi penganiayaan dan penelataran anak.

Menurut Fatimah (Suyanto, 2010:33) ada enam kondisi yang

menjadi faktor pendorong atau penyebab terjadinya kekerasan atau

pelanggaran dalam keluarga yang dilakukan terhadap anak adalah:

Pertama, faktor ekonomi. Kemiskinan yang dihadapi sebuah

keluarga sering kali membawa keluarga tersebut pada situasi kekecewaan

yang pada gilirannya menimbulkan kekerasan. Hal ini biasanya terjadi

keluarga dengan anggota yang sangat besar. Problematika finansial

keluarga yang dapat memprihatinkan atau kondisi keterbatasan ekonomi

dapat menciptakan berbagai macam masalah baik dalam hal pemenuhan

kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, pembelian pakaian,

pembayaran sewa rumah yang kesemuanya secara relatif dapat

mempengaruhi jiwa dan tekanan yang sering kali akhirnya dilampiaskan

pada anak.

Kedua, masalah keluarga. Hal ini lebih mengacu pada situasi

keluarga khususnya hubungan orang tua yang kurang harmonis. Seorang

ayah akan sanggup melakukan kekerasan terhadap anak-anaknya semata-

mata sebagai pelampiasan atau upaya unuk pelepasan rasa jengkel dan

Page 34: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

21

marahnya terhadap istri. Sikap orang tua yang tidak menyukai anak-anak,

pemarah dan tidak mampu mengendalikan emosi juga dapat

menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak-anak. Orang tua yang

memiliki anak yang bermasalah seperti; cacat fisik atau mental (idiot)

acap kali kurang dapat mengendalikan kesabarannya sewaktu menjaga

atau mengasuh anak meraka, sehingga mereka juga merasa terbebani atas

kehadiran anak-anak tersebut dan tidak jarang orang tua menjadi kecewa

dan merasa frustasi.

Ketiga, faktor perceraian. Perceraian dapat menimbulkan

problematika kerumahtanggaan seperti persoalan hak pemeliharaan anak,

pemberian kasih sayang, pemberian nafkah dan sebagainya. Akibat

perceraian juga akan dirasakan oleh anak terutama ketika orang tua

mereka menikah lagi dan anak harus oleh ibu dan ayah tiri. Tindakan

kekerasan tidak jarang dilakukan oleh pihak atau ibu tiri tersebut.

Keempat, kelahiran anak diluar nikah. Akibat adanya kelahiran di

luar nikah menimbulkan masalah diantara kedua orang tua anak. Belum

lagi jika melibatkan pihak keluarga dari pasangan tersebut. Akibatnya,

anak akan banyak menerima perlakuan yang tidak menguntungkan

seperti: anak merasa disingkirkan, harus menerima perlakuan

diskriminatif, tersisih atau disisihkan oleh keluarga bahkan harus

menerima perilaku yang tidak adil dan bentuk kekerasan lainnya.

Kelima, menyangkut permasalah jiwa atau psikologis. Orang tua

yang melakukan tindak kekerasan atau penganiayaan terhadap anak-anak

Page 35: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

22

adalah mereka yang memiliki problem psikologis. Mereka senantiasa

berada dalam situasi kecemasan (anxiety) dan tertekan akibat mengalami

depresi stres. Secara tipologi ciri-ciri psikologis yang menandai situasi

antara lain: adanya perasaan rendah diri, harapan terhadap anak yang

tidak realistis, harapan yang bertolak belakang dengan kondisinya dan

kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara mengasuh anak yang

baik.

Keenam, faktor terjadinya kekerasan atau pelanggaran terhadap

hak-hak anak adalah tidak dimilikinya pendidikan atau pengetahuan religi

yang memadai.

Menurut Mu’tadin (Ikawati, 2007:6) faktor-faktor penyebab

timbulnya perilaku kekerasan sebagai berikut :

a. Faktor Marah

Rasa marah seringkali menjadi pemicu timbulnya perilaku agresif,

meskipun perilaku semacam itu juga dapat terjadi tanpa adanya rasa

marah.

b. Faktor Biologis

Gen tampaknya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak

yang mengatur perilaku agresi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

faktor penyebab kekerasan orang tua terhadap anak berasal dari orang tua

seperti perceraian, anak lahir diluar nikah, faktor ekonomi dan masalah

keluarga.

Page 36: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

23

4. Dampak Kekerasan Orang Tua terhadap Anak

Menurut Rusmil (Huraerah, 2006:44) anak-anak yang menderita

kekerasan, eksploitasi, pelecehan, dan penelataran menghadapi risiko:

1. Usia yang lebih pendek2. Kesehatan fisik dan mental yang buruk3. Masalah pendidikan (termasuk dropt-out dari sekolah)4. Kemampuan yang terbatas sebagai orang tua kelak5. Menjadi gelandangan

Menurut Suharto (Huraerah, 2006:44) tindakan kekerasan dapat

menyebabkan anak kehilangan hal-hal yang paling mendasar dalam

kehidupannya dan pada gilirannya berdampak sangat serius pada

kehidupan anak dikemudian hari, antara lain:

1. Cacat tubuh permanen2. Kegagalan belajar3. Ganguan emosional bahkan dapat menjurus pada gangguan

kepribadian4. Konsep diri yang buruk dan ketidakmampuan untuk

mempercayai atau mencintai orang lain5. Pasif dan menarik diri dari lingkungan, takut membina

hubungan baru dengan orang lain6. Agresi dan kadang-kadang melakukan tindakan kriminal7. Menjadi penganiaya ketika dewasa8. Menggunakan obat-obatan atau alkohol9. Kematian

Sedangkan Gelles (Huraerah, 2006:46) menjelaskan bahwa

konsekuensi dari tindakan kekerasan dan penelataran anak dapat

menimbulkan kerusakan dan akibat yang lebih luas (far-reaching), luka-

luka fisik, seperti: memar-memar (bruises), goresan-goresan (scrapes), dan

luka bakar (burns), hingga kerusakan otak (brain damage), cacat

permanen (permanent disabilities), dan kematian (death). Efek psikologis

Page 37: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

24

pada anak korban kekerasan dan penganiayaan bisa seumur hidup, seperti:

rasa harga diri rendah (a lowered sense of selft-worth), ketidakmampuan

berhubungan dengan teman sebaya (an inability to relate to peers), masa

perhatian tereduksi (reduced attention span).

Kekerasan dapat mengakibatkan gangguan-gangguan kejiwaan

(psychiatric disordes), seperti: depresi (depression), kecemasan berlebihan

(excessive anxiety), atau gangguan identitas disosiatif (dissociative identity

disorder), dan juga bertambahnya risiko bunuh diri (suicidi).

Menurut Fentini Nugroho (Huraerah, 2006:46) tindakan kekerasan

ada yang menjadi negatif dan agresif serta mudah frustasi; ada yang

menjadi sangat pasif dan apatis; ada yang tidak mampu mempunyai

kepribadian sendiri, apa yang dilakukan sepanjang hidupnya hanyalah

memenuhi keinginan orang tuanya (parentaal extension), mereka tidak

mampu menghargai dirinya sendiri (chronically low self-esteem), ada pula

yang sulit menjalin relasi dengan individu lain; dan yang tampaknya paling

parah adalah timbulnya rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya (self

hate) karena merasa hanya dirinyalah yang selalu bersalah sehingga

menyebabkan penyiksaan terhadap dirinya, dan rasa benci terhadap dirinya

sendiri seperti bunuh diri dan sebagianya.

Tindakan kekerasan terhadap anak begitu menganaskan. Mungkin

belum banyak yang menyadari bahwa pemukulan yang bersifat fisik itu

bisa menyebabkan kerusakan emosional anak.

Page 38: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

25

Menurut Fentini Nugroho (Huraerah, 2006:47) anak-anak yang

masih kecil sering susah tidur dan bangun ditengah malam menjerit

ketakutan. Mereka juga ada yang menderita psikosomatik, misalnya

ashma. Beberapa anak ada pula yang demikian sedih, sehingga sering

muntah setelah makan dan berat badannya turun dratis. Anak laki-laki

cenderung menjadi sangat agresif dan bermusuhan dengan orang lain;

sementara anak perempuan sering mengalami kemunduran dan menarik

diri ke dalam dunia fantasinya sendiri.

Dampak yang paling menyedihkan adalah bahwa anak perempuan

kemudian merasa semua anak pria itu menyakiti (dan menyebabkan

beberapa diantaranya membenci pria), sedangkan anak laki-laki kemudian

percaya bahwa laki-laki mempunyai hak untuk memukul istrinya. Seorang

wanita bercerita bahwa ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan

suaminya ketika melihat anak laki-lakinya yang berusia 8 tahun

menganiaya adik permpuannya; “Hal itu sungguh membuatku marah. Saya

pegang dia dan saya tanya, apakah ia mengetahui apa yang sedang

dilakukannya. Ia melihat ke mata saya dan berkata, ‘Jika ayah dapat

melakukannya, demikian juga saya.’’

Anak-anak memang selalu peka. Orang tua tidak menyadari bahwa

apa yang terjadi di antara mereka begitu mempengaruhi anak. Anak

merupakan cermin dari apa yang terjadi dalam suatu rumah tangga. Jika

suasana keluarga sehat dan bahagia, maka wajah anak begitu ceria dan

berseri. Sebaliknya jika mereka murung dan sedih, biasanya telah terjadi

Page 39: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

26

sesuatu yang berkaitan dengan orang tuanya. Wadah sosialisasi primer,

dimana anak belajar untuk pertama kalinya mengenal nilai-nilai dan cara

bertingkah laku, perilaku orang tua sering mempengaruhi perilaku anak-

anaknya kelak. Jika kekerasan begitu dominan, tidaklah mengheran jika

anak-anak kemudian melakukannya dan bahkan terbawa sampai ia

dewasa. Karena kekerasan begitu sering terjadi dalam keluarganya, maka

ia menganggap hal itu sebagai hal yang “normal” dan sudah seharusnya.

Menurut Camisasca (Anggadewi, 2007:24) kekerasan dalam

bentuk apapun akan menimbulkan dampak bagi korbannya, demikian

pula dalam kasus kekerasan fisik terhadap anak. Dampak dari kekerasan

terhadap anak diantaranya adalah dampak psikologis, dampak fisik,

dampak perilaku, dampak akademis, dampak seksual, dampak hubungan

sosial, dampak persepsi diri, serta dampak spiritual.

Dampak psikologis anak akibat dari kekerasan (fisik dan psikis)

yang dilakukan oleh orang tua. Menurut Camisasca (Anggadewi,

2007:24) kekerasan terhadap anak dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis secara permanen serta dapat menyebabkan kerusakan emosi

anak. Kerusakan-kerusakan tersebut diantaranya terwujud dalam masalah-

masalah seperti mimpi buruk berulang-ulang, kecemasan, rasa takut dan

agresi tingkat tinggi, perasaan malu dan bersalah, fobia mendadak,

keluhan psikosomatis, simtom depresi, perasaan susah berkepanjangan

serta penarikan diri.

Page 40: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

27

Menurut Fentini (Anggadewi, 2007: 24) dampak psikologis akibat

kekerasan secara fisik dalam beberapa kategori yaitu negatif, agresif serta

mudah frustrasi; pasif dapatis; tidak mempunyai kepribadian sendiri dan

hanya menurut pada orang tua; tidak mampu menghargai dirinya sendiri;

sulit menjalin relasi dengan individu lain; sampai timbul rasa benci yang

luar biasa terhadap dirinya sendiri.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dampak

kekerasan orang tua terhadap anak bisa dilihat dari segi fisik seperti

memar, goresan, dan segi psikis seperti anak sering menyendiri,

kegangguan emosi, memilii pribadi yang buruk dan agresif serta sulit

menjalin tali silaturahmi di lingkungannya.

5. Dinamika Kekerasan Keluarga terhadap Dampak Psikologis Anak

Keluarga atau rumah tangga adalah fondasi primer bagi

kepribadian, dan tingkah laku anak (Anggadewi, 2007:27). Sikap serta

perilaku anak yang telah atau akan terbentuk dimulai dari keluarga yang

juga merupakan inti dari masyarakat. Sehingga nantinya anak dapat

tumbuh kembang secara wajar dan memiliki cukup bekal untuk kemudian

terjun di dalam masyarakat ketika dewasa. Keluarga yang memiliki

hubungan antar anggota yang hangat dan cukup kasih sayang akan

menciptakan perilaku maupun kepribadian yang baik pada anak,

sebaliknya keluarga dengan suasana yang tidak harmonis dan rentan

dengan kekerasan dapat mengancam kestabilan tumbuh kembang anak.

Anak mendapatkan perlindungan serta kasih sayang dalam keluarga.

Page 41: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

28

Menurut Anggadewi (2007:29) menjelaskan tindakan kekerasan

yang melampaui batas dikhawatirkan dapat mengganggu perkembangan

anak terutama perkembangan psikologisnya. Pada proses

perkembangannya, anak seringkali memiliki emosi yang tidak stabil atau

terjadi ketidakseimbangan karena anak “keluar fokus” Artinya, anak

mudah terbawa ledakan-ledakan emosi sehingga seringkali sulit

dibimbing dan diarahkan. Akan semakin parah ketika pada masa-masa

kritis tersebut anak mengalami perlakuan kekerasan, akibat dari perlakuan

tersebut anak merasa diremehkan dan merasa tidak aman sehingga

memunculkan konflik-konflik dalam diri anak seperti konflik-konflik

yang bersifat neurotik.

Jadi apa yang terjadi pada anak merupakan suatu respon dari

stimulus yang dikembangkan oleh orang tua termasuk stimulus kekerasan

yang memberikan respon rasa takut dan kesendirian pada anak. Menurut

Dollard Miller (Anggadewi, 2007:28-29) stimulus-stimulus tidak

menyenangkan yang diperkuat akan menimbulkan respon perasaan takut

dan sendirian sehingga reaksi khas yang muncul dapat berupa takut

terhadap gelap atau takut sendirian.

Kekerasan merupakan suatu stimulus yang berulang dan semakin

diperkuat sehingga mengembangkan permasalahan-permasalahan

psikologis. Kekerasan dalam bentuk apapun termasuk kekerasan fisik

serta psikis yang dalam keluarga memiliki konsekuensi yang berat bagi

anak. Anak yang mengalami kekerasan dalam keluarga membawa

Page 42: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

29

berbagai macam konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi tersebut antara

lain konsekuensi psikologis serta fisik sehingga menimbulkan dampak-

dampak yang buruk bagi anak. Kekerasan orang tua dapat berdampak

pada fisik yang berupa luka ringan atau kecil seperti lecet, luka berat,

sampai pada kematian.

Menurut Adianingsih (Anggadewi, 2007:30) berbagai macam

dampak dampak yang ditimbulkan pada anak korban kekerasan antara

lain dampak psikologis, dampak fisik, serta dampak keluarga. Dampak

psikologis yang dapat dialami oleh anak antara lain negatif, agresif serta

mudah frustrasi; pasif dan apatis; tidak mempunyai kepribadian sendiri

dan hanya menurut pada orang tua; tidak mampu menghargai dirinya

sendiri; sulit menjalin relasi dengan individu lain; sampai timbul rasa

benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri.

Anggadewi (2007:30) anak yang mengalami kekerasan juga dapat

mengembangkan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Adapun

dampak psikologis anak dalam penelitian ini didasarkan dalam DSM IV

antara lain mengalami PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Gejala

dari gangguan tersebut berdasarkan pada beberapa hal yaitu pengulangan

peristiwa traumatik, penghindaran, serta simptom-simptom yang menetap.

Bentuk pengulangan dapat muncul melalui pengingatan akan

peristiwa traumatik, mimpi, tindakan seolah peristiwa muncul kembali,

kesedihan serta reaksi fisiologis. Penghindaran yang dilakukan muncul

dalam bentuk penghindaran terhadap tempat, aktivitas, pikiran, maupun

Page 43: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

30

perasaan yang berhubungan dengan trauma, ketidakmampuan mengingat

aspek penting dari trauma, menghilangkan partisipasi terhadap aktifitas,

merasa terasing, keterbatasan afeksi serta merasa tidak punya harapan.

Simptom-simptom yang menetap berupa sulit tidur, marah, sulit

berkonsentrasi, waspada, serta respon terkejut yang berlebih. Aspek-aspek

yang terkait dalam hal ini adalah bagaimana anak mengalami peristiwa

traumatis (sebagai korban tindak kekerasan atau melihat perlakuan

kekerasan) dan durasi munculnya gangguan. Anak juga mengalami distres

klinis dan gangguan dalam menyelesaikan tugas-tugas. Kondisi tersebut

dapat semakin buruk ketika anak tidak segera mendapatkan penanganan

khusus sehingga menimbulkan dampak-dampak psikologis tertentu pada

anak.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan

kekerasan yang melampaui batas dikhawatirkan dapat mengganggu

perkembangan anak terutama perkembangan psikologisnya.

6. Bentuk-bentuk Kekerasan terhadap Anak

Menurut Terry E. Lawson, (Huraerah, 2006:36) kekerasan terhadap

anak (child abuse) menjadi empat bentuk, yaitu: emotional abuse, verbal

abuse, physical abuse, dan sexual abuse. Menurut Suharto (Huraerah,

2006:36-37) mengelompokkan child abuse menjadi: physical abuse

(kekerasan secara fisik), psychological abuse (kekerasan secara

psikologis), (kekerasan secar seksual), dan social abuse (kekerasan secara

sosial). Keempat bentuk child abuse ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 44: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

31

a. Kekerasan anak secara fisik

Adalah penyiksaan, pemukulan, dan peganiayaan terhadap

anak, dengan atau tanpa menggunakan benda-benda tertentu, yang

menimbulkan luka-luka fisik atau kematian pada anak. Bentuk luka

dapat berupa lecet atau memar akibat persentuhan atau kekerasan

benda tumpul, seperti bekas gigitan ,cubitan, ikat penggang atau rotan

dan luka bakar akibat bensin panas atau berpola akibat sundutan rokok

atau setrika. Lokasi luka biasanya ditemukan pada daerah bokong,

terjadinya kekerasan terhadap anak secara fisik umumnya dipicu oleh

tingkah laku anak yang tidak disukai orang tuanya, seperti anak nakal

atau rewel, menangis terus, minta jajan, buang air, kencing atau

muntah sembarang tempat, memecahkan barang berharga.

b. Kekerasan anak secara psikis

Meliputi penghardikan, penyampaian kata-kata kasar dan

kotor, memperlihatkan buku, gambar atau film pornografi pada anak.

Anak yang mendapatkan perlakuan ini umumnya menunjukkan gejala

perilaku maladaptif, seperti menarik diri, pemalu, menangis jika

didekati, takut keluar rumah dan takut bertemu dengan orang lain.

c. Kekerasan anak secara seksual

Perlakuan pra-kontrak seksual antara anak dengan orang yang

lebih besar (melalui kata, sentuhan, gambar visual, axhibitionism),

maupun perlakuan kontak seksual secara langsung antara anak dengan

dewasa (incest, perkosaan, eksploitasi seksual).

Page 45: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

32

d. Kekerasan anak secara sosial

Penelantaran anak dan eksploitasi anak. Penelataran anak

adalah sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan

perhatian yang layak terhadap proses tumbuh-kembang anak.

Misalnya, anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga, atau tidak

diberikan pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak.

Eksploitasi anak menunjuk pada sikap diskriminatif atau

pelakuan sewenang-wenang terhadap anak yang dilakukan keluarga

atau masyarakat. Contoh memaksa anak untuk melakukan sesuatu

demi kepentingan ekonomi, sosial atau politik tanpa memperhatikan

hak-hak untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan

perkembangan fisik, psikis dan status sosialnya. Misalnya, anak

dipaksa untuk bekerja di pabrik-pabrik yang membahayakan

(Pertambangan, sektor alas kaki atau industri sepatu) dengan upah

rendah dan tanpa peralatan yang memadai, anak dipaksa untuk angkat

senjata, atau dipaksa untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan

rumahtangga melebihi kemampuannya.

Pope (Anggadewi, 2007:30) menyatakan kekerasan fisik

merupakan salah satu bentuk child maltearment adalah perlakuan

yang salah terhadap anak. Selain kekerasan fisik child maltearment

juga mencakup kekerasan lain yaitu kekerasan seksual (sexual abuse),

penelantaran atau penolakan (neglect) dan kekerasan emosi atau

psikologis.

Page 46: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

33

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

bentuk-bentuk kekerasan bisa secara dari segi fisik seperti penyiksaan,

pemukulan, penganiayaan terhadap anak yang dapat menimbulkan

luka fisik, bentuk-bentuk kekerasan secara psikis seperti

penghardikan, penyampaian kata-kata kasar terhadap anak, bentuk-

bentuk kekerasan secara seksual seperti melalui kata, sentuhan,

maupun perlakuan secara kontak seksual, serta bentuk-bentuk

kekerasan secara sosial seperti penelantara anak dan eksplotasi anak.

7. Penyebab Terjadi Kekerasan terhadap Anak

Terjadinya kekerasan terhadap anak disebabkan oleh berbagai

faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya

demikian kompleks, seperti yang dijelaskan oleh beberapa pakar berikut

ini.

Menurut Suharto (Huraerah, 2006:39) kekerasan terhadap anak

umumnya disebabkan oleh faktor internal yang berasal dari anak sendiri

maupun faktor eksternal yang berasal dari kondisi keluarga dan

masyarakat, seperti:

1) Anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku,

autisme, anak terlalu lugu, memiliki tempramen lemah, ketidaktahuan

anak akan hak-haknya, anak terlalu bergantung pada orang dewasa.

2) Kemiskinan keluarga, orang tua menganggur, penghasilan tidak cukup,

banyak anak.

Page 47: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

34

3) Keluarga tunggal atau keluarga pecah (broken home), misalnya

perceraian, ketiadaan ibu untuk jangka panjang atau keluarga tanpa

ayah dan ibu tidak mampu memenuhi kebutuhan anak secara ekonomi.

4) Keluarga yang belum matang secara psikologis, ketidaktahuan

mendidik anak, harapan orang tua yang tidak realistis, anak yang tidak

diinginkan (unwanted child), anak yang lahir di luar nikah.

5) Penyakit parah atau gangguan mental pada salah satu atau kedua orang

tua, misalnya tidak mampu merawat dan mengasuh anak karena

gangguan emosional dan depresi.

6) Sejarah penelataran anak. Orang tua yang semasa kecilnya mengalami

perlakuan salah cenderung memperlakukan salah anak-anaknya.

7) Kondisi lingkungan sosial yang buruk, pemukiman kumuh, tergusurnya

tempat bermain anak, sikap acuh tak acuh terhadap tindakan eksploitasi,

pandangan terhadap nilai anak yang terlalu rendah, meningkatkan

faham ekonomi upah, lemahnya perangkat hukum, tidak adanya

mekanisme kontrol sosial yang stabil.

Menurut Rusmil (Huraerah, 2006:40) penyebab atau resiko

terjadinya kekerasan dan penelataran terhadap anak dibagi kedalam tiga

faktor, yaitu: faktor orang tua/keluarga, faktor lingkungan sosial/komunitas,

faktor anak sendiri.

a) Faktor orang tua/keluarga

Page 48: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

35

Faktor orang tua memegang peranan penting terjadinya kekerasan dan

penelataran pada anak. Faktor-faktor yang menyebabkan orang tua

melakukan kekerasan pada anak diantaranya:

(1) Praktik-praktik budaya yang merugikan anak:

a. Kepatuhan anak pada orang tua

b. Hubungan asimetris

(2) Dibesarkan dengan penganiayaan

(3) Gangguan mental

(4) Belum mencapai kematangan fisik, emosi maupun sosial, terutama

mereka yang mempunyai anak sebelum berusia 20 tahun.

(5) Pecandu minuman keras dan obat.

b) Faktor lingkungan sosial/komunitas

Kondisi lingkungan sosial juga dapat menjadi pencetus terjadinya

kekerasan pada anak. Faktor lingkungan sosial yang dapat menyebabkan

kekerasan dan penelantaran pada anak diantaraanya:

(1) Kemiskinan dalam masyarakat dan tekanan nilai materialistis

(2) Kondisi sosial-ekonomi yang rendah

(3) Adanya nilai dalam masyarakat bahwa anak adalah milik orang tua

sendiri

(4) Status wanita yang dipandang rendah

(5) Sistem keluarga patriarkhal

(6) Nilai masyarakat yang terlalu individualistis

c) Faktor anak itu sendiri

Page 49: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

36

(1) Penderita gangguan perkembangan, menderita penyakit kronis

disebabkan ketergantungan anak kepada lingkungannya

(2) Perilaku menyimpang pada anak

Menurut Fentini Nugroho (Huraerah, 2006:41) kekerasan

terhadap anak lebih disebabkan oleh faktor individual dan ada juga yang

menganggap bahwa faktor struktur sosial yang lebih penting. Mereka yang

menekankan faktor individual mengatakan bahwa orang tua yang

“berbakat” untuk menganiaya anak mempunyai karakteristik tertentu,

yaitu: mempunyai latar belakang (masa kecil) yang juga penuh kekerasan,

ia juga sudah terbiasa menerima pukulan; ada pula yang menganggap anak

sebagai individu yang seharusnya memberikan dukungan dan perhatian

kepada orang tua (role reversal) sehingga ketika anak tidak dapat

memenuhi harapan tersebut, orang tua merasa anak harus dihukum;

karakter lainnya adalah ketidaktahuan kebutuhan perkembangan anak,

misalnya usia anak belum memungkinkan untuk melakukan sesuatu tetapi

karena sempitnya pengetahuan orang tua, sianak dipaksa untuk melakukan

dan ketika anak memang belum mampu, orang tua jadi marah.

Menurut Moore dan Parton (Huraerah, 2006:41) perspektif sosial

lebih penting beragumentasi bahwa seorang individu tidak mungkin dapat

dipahami tanpa memahami konteks sosialnya. Kekerasan mungkin saja

terjadi karena seseorang tidak mempunyai jaringan sosial yang

memuaskan, yang tidak cukup mendukung dalam menghadapi masalah,

atau juga mungkin ketidakpuasannya melihat struktur sosial dimana ia

Page 50: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

37

berada pada strata yang kurang mendukung. Hubungan perkawinan suami

juga sering mempengaruhi tindakan kekerasan terhadap anak. Semua

faktor sosial ini mempengaruhi perilaku individu.

Menurut Richard J. Gelles (Huraerah, 2006:42) kekerasan terhadap

anak terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor: personal, sosial, dan

kultural. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan empat kategori

utama, yaitu: (1) pewarisan kekerasan antar generasi (intergenerational

transmission of violence), (2) stres sosial (social stress), (3) isolasi sosial

dan keterlibatan masyarakat bawah (social isolation and low community

involvement), dan (4) struktur keluarga (family structure).

Mengenai keempat faktor kekerasan terhadap anak dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Pewarisan kekerasan antargenerasi

Banyak anak belajar perilaku kekerasan dari orang tuanya dan

ketika tumbuh menjadi dewasa mereka melakukaan tindakan kekerasan

terhadap anaknya. Perilaku kekerasan diwarisi (transmitted) dari

generasi ke generasi. Studi-studi menunjukkan bahwa lebih kurang 30

persen anak-anak diperlakukan dengan kekerasan menjadi orang tua

yang bertindak keras kepada anak-anaknya. Anak-anak yang

mengalami perlakuan salah dan kekerasan mungkin menerima perilaku

ini sebagai model perilaku mereka sendiri sebagai orang tua. Anak-anak

yang diperlakukan dengan kekerasan tidak menjadi orang dewasa yang

memperlakukan kekerasan kepada anak-anaknya. Beberapa ahli yakin

Page 51: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

38

bahwa faktor yang mempengaruhi tindakan kekerasan di masa depan

yaitu apakah anak menyadari bahwa perilaku tersebut salah.

Anak yang yakin bahwa perilaku buruk dan layak mendapatkan

tindakan kekerasan akan lebih sering menjadi orang tua yang

memperlakukan anaknya secara salah, dibandingkan anak-anak yakin

bahwa orang tua mereka salah untuk memperlakukan mereka dengan

tindakan kekerasan.

2. Stres Sosial

Stres yang timbulkan oleh berbagai kondisi sosial meningkatkan

resiko kekerasan terhadap anak dalam keluarga. Kondisi-kondisi sosial

ini mencakup: pengangguran (menployment), penyakit (illnes), kondisi

perumahan buruk (poor housing conditions), ukuran keluarga besar dari

rata-rata (a larger-than-verage family size), kelahiran bayi baru (the

oresence of a new baby), orang berkebutuhan khusus (disabled person)

di rumah, dan kematian (the death) seorang anggota keluarga.

Sebagian besar kasus-kasus dilaporkan tentang tindakan

kekerasan terhadap anak berasal dari keluarga yang hidup dalam

kemiskinan (noverty) tindakan kekerasan terhadap anak juga terjadi

dalam keluarga-keluarga kelas menengah dan kaya, tetapi tindakan

kekerasan kepada anak dilaporkan lebih banyak diantara keluarga

miskin karena beberapa alasan. Keluarga-keluarga yang lebih kaya

memiliki waktu yang lebih mudah untuk menyembunyikan tindakan

kekerasan karena memiliki hubungan yang kurang dengan lembaga-

Page 52: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

39

lembaga sosial dibandingkan dengan keluarga miskin. Tindakan

kekerasan secara subyektif lebih sering memberikan label kepada anak

dari keluarga miskin sebagai korban tindakan kekerasan dibandingkan

dengan anak keluarga-keluarga kaya.

Penggunaan alkohol dan narkoba yang umum di antara orang

tua yang melakukan tindakan kekerasan mungkin memperbesar stres

dan meransang perilaku kekerasan. Karekteristik tertentu dari anak-

anak, seperti: kelemahan mental, atau kecacatan perkembangan atau

fisik juga meningkatkan stres dari orang tua dan meningkatkan risiko

tindakan kekerasan.

3. Isolasi sosial dan keterlibatan masyarakat bawah

Orang tua dan yang melakukan tindakan kekerasan terhadap

anak cenderung terisolasi secara sosial. Orang tua yang bertindak keras

ikut serta dalam suatu organisasi masyarakat dan kebanyakan

mempunyai hubungan yang sedikit dengan teman atau kerabat.

Kekurangan keterlibatan sosial ini menghilangkan sistem dukungan dari

orang tua yang bertindak keras, yang akan membantu mereka mengatasi

stres keluarga atau sosial dengan lebih baik.

Kurangnya kontak dengan masyarakat menjadikan para orang

tua ini kurang memungkinkan mengubah perilaku mereka sesuai

dengan nilai-nilai dan stndar-standar masyarakat. Faktor-faktor kultural

sering menentukan jumlah dukungan masyarakat yang akan diterima

suatu keluarga. Tindakan kekerasan terhadap anak yang rendah,

Page 53: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

40

perawatan anak biasanya dianggap sebagai tanggungjawab masyarakat,

yaitu: tetangga, kerabat, dan teman-teman membantu perawatan anak

apabila orang tua tidak bersedia atau tidak sanggup. Orang tua sering

memikul tuntutan perawatan anak oleh mereka sendiri yang mungkin

berakibat pada resiko stress dan tindakan kekerasan kepada anak yang

lebih tinggi.

4. Struktur keluarga

Tipe-tipe keluarga tertentu memiliki resiko yang meningkat

untuk melakukan tindakan kekerasan dan pengabaian kepada anak.

Misalnya, orang tua tunggal lebih memungkinkan melakukan tindakan

kekersan terhadap anak dibandingkan dengan orang tua utuh. Karena

keluarga dengan orang tua tunggal biasanya berpendapatan lebih kecil

dibandingkan keluarga lain, sehingga hal tersebut dapat dikatakan

sebagai penyebab meningkatkan tindakan kekerasan terhadap anak.

Keluarga-keluarga yang sering bertengkar secara kronis atau istri yang

diperlakukan salah mempunyai tingkat tindakan kekerasan terhadap

anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga-keluarga yang

tanpa masalah.

Keluarga-keluarga dimana baik suami atau istri mendominasi di

dalam membuat keputusan penting, seperti: di mana berempat tinggal,

pekerjaan apa yang mau diambil, bilamana mempunyai anak, dan

beberapa banyak uang yang dibelanjakan untuk makan dan perumahan

mempunyai tingkat kekerasan terhadap anak yang lebih tinggi

Page 54: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

41

dibandingkan dengan keluarga-keluarga yang suami-istri sama-sama

bertanggungjawab atas keputusan-keputusan tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor

penyebab terjadinya kekerasan bisa dari segi masalah keluarga, masalah

ekonomi,stres, dan pengaruh dari antar pewaris generasi.

8. Karakteristik Kekerasan dalam Keluarga

Menurut Soetarso (Huraerah, 2006:57) beberapa karakteristik

kekerasan dalam keluarga sebagai berikut:

a. Semua bentuk kekerasan dalam keluarga menyangkut penyalaahgunaan

kekuatan. Pola yang umum terjadi adalah salah gunakannya kekuatan

oleh yang paling kuat terjadi yang lemah. Perbedaan kekuataan ini

dapat berupa ukuran dan kekuatan fisik maupun status.

b. Adanya tingkatan kekerasan, ada yang ringan sampai sangat berat atau

fatal.

c. Kekerasan dilakukan berkali-kali, maka kekerasan akan terus

berlangsung dan bertambah berat.

d. Kekerasan dalam keluarga umumnya berlangsung dalam konteks

penyalahgunaan dan eksploitasi psikologis. Penghinaan verbal yang

berupa ejekan atau sumpah-serapah kerapkali mengawali terjadinya

kekerasan fisik. Korban dibuat sedemikian rupa sehingga merasa tidak

berharga, tidak berdaya, tidak dicintai, tidak penting dan lebih rendah

dari manusia. Perlakuan yang tidak layak secara psikologis seperti ini

dapat menganggu kemampuan korban untuk menghayati kenyataan,

Page 55: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

42

merendahkan citra dirinya dan menyebabkan menyalahgunakan dirinya

sendiri. Korban tercekap oleh perasaan takut, malu, marah, dan berdosa,

namun kerapkali tetap loyal kepada penyiksanya. Korban mengalami

konflik yang tidak dialami oleh orang yang kerasi oleh orang asin atau

yang tidak dikenal.

e. Kekerasan dalam keluarga mempunyai dampak negatif terhadap semua

anggota keluarga atau rumahtanga, baik yang terlihat dalam kekerasan

maupun tidak. Setiap orang dalam keluarga ini merasa tidak tentram,

adapun beberapa diantara konsekuensi masalah ini adalah rasa takut,

saling tidak percaya, kesenjangan emosional dan fisik, hambatan

komunikasi dan ketidaksepakatan (Huraerah, 2006: 57).

Orang tua yang memilki kekuatan fisik atau non-fisik (karena status

yang tinggi dalam keluarga) atau merasa dirinya superioritas, sehingga bisa

berbuat apa saja, termasuk melakukan kekerasan terhadap anak. Anak dalam

posisi yang lemah dan dilemahkan tak berdaya menghadapi perlakuan

tersebut. Menurut Seto Mulyadi (Huraerah, 2006:58) merasakan kegundahan

dengan mengatakaan bahwa dalam masyarakat seolah tumbuh anggapan

bahwa anak adalah komunitas kelas bawah. Anak pribadi kecil dan lemah

yang sepenuhnya berada dibawah kendali kekuasaan orang dewasa.

Menurut Soetarso (Huraerah, 2006:58) permasalahan anak sangat

dramatis dan memilukan, karena dialami oleh manusia yang kemampuan

fisik, mental dan sosialnya masih terbatas untuk merespon berbagai resiko

dan bahaya yang dihadapinya. Lebih tragis lagi jika dicermati bahwa dalam

Page 56: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

43

berbagai kasus, permasalahan tersebut justru dilakukan oleh pihak-pihak yang

seyogianya berperan mengasuh dan melindungi anak, terutama orang

tua/keluarga.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

kekerasan adalah semua bentuk kekerasan dalam keluarga menyangkut

penyalaahgunaan kekuatan, adanya tingkatan kekerasan, serta kekerasan

dilakukan secara berkali-kali.

Page 57: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

44

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka pemikiran ini menjelaskan bagaimana proses

penelitian yang akan dilaksanakan seperti yang tergambar di bawah ini :

Gambar 1. Kerangka Pikir

Keterangan:

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, dapat dikatahui bahwa peneliti ini

akan mengungkapkan dampak kekerasan orang tua terhadap anak (Studi kasus di

Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang). Dampak kekerasan ini dapat kita

lihat dari segi fisik dan psikologis terhadap anak. Dimana dampak kekerasan ini

akan membuat anak mendapatkan gangguan kepribadian yang membuat anak

menderita depresi pada masa dewasanya.

Dampak Kekerasan Orang Tua

A. Fisik1. Memar-memar2. Goresan-goresan

B. Psikis1. Rasa Harga diri

rendah2. Ketidakmampuan

berhubungandengan temansebaya

Anak

Page 58: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

45

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2018,

tempat atau lokasi penelitian ini adalah di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah

Padang. Alasan peneliti memilih daerah ini adalah karena masalah yang akan

diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan Daerah Lubuk Buaya Koto

Tangah Padang, sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di

Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang.

B. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian

yang dilakukan termasuk penelitian kualitatif yang menghasilkan data

deskripstif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasil data

deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan yang mana informasinya di

dapatkan dari narasumber. Penulis mengambarkan “ Dampak Kekerasan

Orang Tua terhadap Anak.

Menurut Moleong (2014: 6) penelitian kualitatif yaitu:

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apayang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,motivasi, tindakan, dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsidalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yangalamiah dan dengan memamfaatkan berbagai metode alamiah.

Kemudian Taylor (Moleong, 2014:2) mendefinisikan metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

45

Page 59: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

46

diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara

holistik (utuh) jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau

organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya

sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.

Menurut Meller (Moleong, 2014:4) penelitian kualitatif adalah tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung

dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam

peristilahannya.

Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat menganai fakta-fakta

dan sifat populasi dan mencoba menggambarkan secara detail, satu peristiwa

untuk mendalami permasalahan dampak kekerasan orang tua terhadap anak.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional ini sangat penting dicantumkan, agar

menghindari terjadinya kesalahpahaman pembaca dalam memahami variabel

penelitian tentang dampak kekerasan orang tua terhadap anak yang mana anak

berumur 25 tahun, yang mana anak adalah biologis dari orang tua (Studi kasus

di daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang). Dampak kekerasan orang tua

terhadap anak yang dimaksud dalam penelitian ini antara lain:

1. Segi fisik, seperti: memar-memar (bruises), goresan-goresan (scrapes).

2. Efek psikologis seperti: rasa harga diri rendah (a lowered sense of self-

worth), ketidakmampuan berhubungan dengan teman sebaya (an inability to

relate to peers).

Page 60: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

47

D. Informan Penelitian

Menurut Moleong (2014:132) informan adalah orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang siguasi dan kondisi latar

penelitian jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar

penelitian. Ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian

walaupun hanya bersifat inormal. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya

dan dengan kesuka-relaan-nya ia dapat memberikan pandangan dari segi orang

dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses, dan kebudayaan yang

menjadi latar penelitian tersebut.

Kegunaan informan bagi peneliti ialah membangun agar secepatnya dan

tetap seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat

terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi, Guba

(Moleong, 2014:132). Menurut Biklen (Moleong, 2014:132) pemanfaatan

informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak

informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal, karena informan

dimanfatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu

kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya.

Karakteristik utama subjek penelitian adalah orang tua-anak yang

tinggal dan menetap di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang yang

memiliki masalah orang tua melakukan tindak kekerasan terhadap anak.

Tabel 1. Informan Kunci PenelitianNo Nama Samaran Umur Jenis Kelamin Keterangan1 YP 25 Laki-laki Korban

Page 61: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

48

Informan tambahan ditetapkan melalui teknik purposive random

sampling yaitu penentuan sampel yang dilandasi tujuan dan pertimbangan-

pertimbangan terlebih dahulu. Penentuan informan tambahan di peroleh dari

saran informasi kunci. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 2. Jumlah Informan TambahanNo Nama Umur Jenis Kelamin Keterangan1 HK 23 Laki-laki Teman anak2 FN 23 Perempuan Asisten rumah

tanggaJumlah 2

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis

menggunakan wawancara. Menurut Siregar (Suyanto, 2014:130) wawancara

adalah proses memperoleh keterangan/data untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden

dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara.

Menurut Anggadewi, (2007:60) wawancara biasa dilakukan dalam

bentuk formal, pakai tape recorder atatu dalam bentuk percakapan informal

tanpa catatan dan tidak ada pengarahan kepada format tertentu. Wawancara

sangat diperlukan keterampilan bertanya untuk mengoreksi informasi yang

diperlukan. Menurut Spradley (Azmi, Tanpa Tahun. Hand Out MP. Kualitatif.

Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang: 79) wawancara adalah

peristiwa percakapan yang mencakup beberapa unsur sebagai berikut:

1. Ucapan selamat bertemu, kadang-kadang dalam suasana pertemuanbiasa untuk memuat suasana akrab.

2. Punya maksud yang jelas dikemukan kepada informan yangmenjadi lawan bicara. Hal ini dilakukan dengan:

Page 62: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

49

a. Mengemukakan apa tujuan proyek penelitian kepada informan.b. Mengemukakan apa yang sedang dicatat (biasanya dengan

menanyakan apa boleh saya catat.)c. Mengingatkan kepada bahan aslinya seperti yang digunakan

sehari-hari.d. Minta penejelasan lebiih lanjut dimana pewawancara

mengemukakan kepada informan mengenai cara lain untukmengemukakan data (misalnya: dapatkah andamenggambarkannya dalam sebuah skets).

e. Pertanyaan penjelasan dimana pewawancara menggunakanbermacam-macam pertanyaan.

3. Menunjukkan minat atau ketidaktahuan sipewawancara sehinggainforman lebih terdorong menambah informasi/data.

4. Mengulangi apa yang telah dikatakan, dimana pewawancaramengulangi apa yang dikatakan informan dan mengulangipertanyaan untuk memahami apa yang sedang disampaikaninforman.

5. Minta perluasan dan bukan ringkasan, dimana pewawancara mintainforman untuk memperluas dan bicara terus dan mengingatkaninforman untuk tidak meringkaskan.

6. Menyatakan pertanyaan persahabatan/yang bersahabat terusmenerus.

7. Pose atau waktu senggang yang memberikan waktu bagi informanlebih lama untuk berfikir dalam menjawab pertanyaan yangdiajukan.

8. Pamit.

Wawancara yang dilakukan pertama kali pada subjek. Peneliti

menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan peristiwa traumatis yang

dialaminya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan

subjek, peneliti dapat melihat kondisi psikologis subjek secara langsung.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, peneliti menjauhkan

subjek tekanan sehingga ketika subjek tidak bersedia menjawab, peneliti

mengalihkan dengan pertanyaan lain. Wawancara berikutnya yaitu dengan

teman dekat subjek yang mana setiap hatinya bersama subjek. Melalui

wawancara ini peneliti dapat menemukan dampak fisik dan psikologis

subjek dari pandangan orang lain.

Page 63: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

50

F. Teknik Keabsahan Data

1. Keterpercayaan (credibility)

Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang memakai istilah

reliability untuk keterpercayaan, maka penelitian kualitatif memakai

isstilah credibiity. Kriteria ini menghendaki agar sebuah ingkuiri.

Naturalistik dapat diyakini oleh pembaca yang kritis yang disetujui oleh

orang-orang yang memberikan informasi untuk penelitian itu.

Adapun teknik keabsahan data yang digunakan dalam penalitian ini

adalah teknik triangulasi. Sebagaimana dikemukan Sugiyono (2013:369),

yaitu:

a. Triagulasi sumber data menguji kredibilitasi data yang

dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui

berbagai sumber. Triangulasi data sumber yang peneliti

dapatkan yaitu triangulasi sumber dari satu informan kunci dan

dua informan tambahan.

b. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitasi data yang

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi teknik yang

peneliti gunakan yaitu observasi dan wawancara terhadap

informan.

c. Triangulasi waktu yang dilakukan sebaiknya dilakukan di pagi

hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah,

akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Page 64: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

51

Triangulasi waktu yang peneliti lakukan yaitu observasi

dilakukan sebanyak 4 kali dan wawancara peneliti lakukan 3

kali terhadap informan.

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya dalam penelitian ini, teknik

keabsahan yang akan digunakan oleh peneliti yaitu triagulasi sumber,

dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber.

Guba (Azmi, Tanpa Tahun. UNP) merekomendasikan tujuah cara

yang dapat dipergunakan untuk meningkatkann kredibilitas sebuah

penelitian, yakni keterlibatan yang lama (prolonged enggement), peneliti

dengan yang di teliti, observasi yang terus menerus (persistent

observation), tringulasi (triangulation), pembicaraan sejawat (peer

debriefing), analisa kasus negatif (negative case analysis), pengujian

ketepatan referensi (referential adequacy cheeks) dan pengujian dari

anggota peneliti (member checking).

2. Keteralihan (Transferabiliti)

Adalah dapatnya hasil penemuan yang diperoleh diaplikasikan

kepada konteks atau situasi yang lain yang sejenis, artinya penemuan

dapat ditransfer pada konteks yang lain, tetapi apakah penemuan dapat

ditransfer atau tidak adalah suatu pertanyan empiris yang tidak dapat

dijawab oleh peneliti saja. Konteks yang ditargetkan harus dibandingkan

dengan konteks penelitian untuk melihat persamaanya. Makin sama

konteksnya semakin tinggi kemungkinan hasil penelitian/kesimpulan

Page 65: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

52

penelitian dapat ditransferkan. Orang-orang yang membaca laporan

penelitianlah yang harus memutuskan.

Analisis transferabiliti ini akan dipermudah oleh kejelasan

deskripsi dari waktu dan konteks dimana hipotesis kerja dikembangkan

oleh peneliti naturalistik. Lengkapnya deskripsi dari fenomena yang

diteliti dan lengkapnya deskripsi dari konteks penelitian adalah suatu cara

yang amat ampuh untuk memudahkan pengambilan keputusan untuk

transferabiliti. Tetapi transfer itu harus diputuskan oleh pembaca laporan,

bukan oleh penulis laporan.

3. Dapat dipercaya (Dependabiliti)

Dependabiliti berarti dapat dipegang kebenarannya, dapat

diandalkan atau dapat dipercayai. Dependabiliti dari suatu penelitian

kualitatif, orang akan melihat apakah si peneliti ceroboh atau membuat

kesalahan dalam mengkonseptualisasikan studinya, mengumpulkan data,

menginterpretasisikan temuannya dan melaporkan hasilnya.

Makin konsisten seorang peneliti dalam proses penelitiannya maka

makin dapat diandalkan hasilnya. Cara yang baik untuk menilai

keterandalan penelitian adalah dengan mengaudit dependabiliti dimana

seorang auditor bebas mereviu aktifitas peneliti seperti tercantum dalam

catatan lapangan, arsip laporan dan audit trail (catatan/bukti yang bisa

diaudit). Jika peneliti tidak mempunyai semacam audit trail, maka

kendalanya tidak dapat diperiksa dan karena itu diragukan.

Page 66: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

53

4. Dikonfirmasikan (Confirmabiliti)

Confirmabiliti artinya dapat dikonfirmasikan. Berhubungan dengan

kualitas hasil, sebagaimana dependabiliti berhubungan dengan kualitas

dari proses yang digunakan oleh peneliti untuk melahirkan hasil. Audit

confirmabiliti dapat dilakukan dengan bersamaan dengan audit

dependabiliti. Auditor mempertanyakan apakah data, interpretasi dan lain

sebagainya didukung oleh bahan yang sesuai atau coheren. Apabila audit

ini menguji confirmabiliti dari suatu penelitian, maka orang akan

menerima kesimpulan atau laporan penelitian tersebut.

G. Teknik Analisis Data

Gunarwan (2013:33) mendefinisikan analisis data adalah sebuah

kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode

atau tanda, dan mengategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan

berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab Analisis data merupakan

suatu proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan, karena penelitian ini

adalah bersifat naratif, maka analisi yang digunakan adalah gambaran kata-

kata.

Miles dan Huberwan (Sugiono, 2011:337) menjelaskan bahwa

penelitian kualitatif adalah: penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan hubungan antar kategori atau dalam bentuk teks yang

bersifat naratif dengan menyajikan data dan dapat mempermudah dalam

memahami apa yang terjadi, merencanakan apa yang dilakukan selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam tahap ini peneliti menyajikan

Page 67: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

54

data berbentuk teks naratif. Data yang telah dikumpulkan seterusnya

dianalisis, Miles dan Huberwan (Sugiono, 2011:337) menjelaskan bahwa

dalam penelitian kualitatif ada tiga tahapan analisis yaitu:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses merangkul, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

dan membuang yang tidak perlu dari data yang diperoleh di lapangan.

Dalam tahap ini peneliti memilih data mana yang relavan dengan tujuan

dan fokus penelitian selanjutnya dikelompokkan.

2. Penyajian Data (Display Data)

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan hubungan antar kategori atau dalam bentuk teks yang bersifat

naratif dengan menyajikan data dapat mempermudah dan memahami apa

yang terjadi, merencanakan apa yang akan dilakukan selanjutnya

berdasarkaan apa yang telah dipahami. Dalam tahap ini peneliti

menyajikan data berbentuk teks naratif.

3. Penarikan kesimpulan (Verifikasi)

Penarikan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi

data dan penyajian data sehingga data dapat disimpulkan dalam bentuk

deskriptif sebagai laporan penelitian dan tahap terakhir dari data sudah ada

disimpulkan.

Page 68: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

55

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Karakteristik Kasus

a) Identitas subyek

Nama : YP (inisial)

Tempat, tanggal lahir : Padang, 17 April 1992

Agama : Islam

Usia : 25 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat rumah : Lubuk Buaya Koto Tangah Padang

Penampilan fisik : Tinggi badan :165

Berat badan : 60

Warna kulit : Kuning Langsat

Jumlah saudara : 2 bersaudara

Anak ke- : 1

Hobi : Olahraga

Sumber informasi : Subjek

b) Latar belakang kehidupan keluarga

Ayah : S (inisial)

Pendidikan terakhir : SE, MM

Pekerjaan : Pengusaha

55

Page 69: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

56

Agama : Islam

Ibu : F (inisial)

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Rumah Tangga

Agama : Islam

c) Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan

Klien YP tidak memiliki riwayat penyakit khusus, ia tumbuh

besar dengan sehat, terlihat dari postur tubuhnya yang terlihat ideal.

2. Kondisi Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah

Padang. Pada penelitian ini, temuan data yang peneliti kemukakan adalah

data kualitatif yaitu data yang disajikan sesuai dengan apa yang

dikemukan informan berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan

YP (informan kunci), HK teman anak dan FN asisten rumah tangga YP

(informan tambahan) tentang dampak kekerasan orang tua terhadap anak

(Studi Kasus di daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang). Wawancara

dilakukan kepada anak yang mendapatkan perlakuan kekerasan dan

dilanjutkan dengan penggalian informasi lebih lengkap dengan dua orang

teman anak (YP). Wawancara dilaksanakan mulai tanggal 23 Juli 2018

sampai dengan 1 Agustus 2018 selanjutnya data tersebut dikelompokkan

sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah tergambar dalam pertanyaan

wawancara.

Page 70: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

57

Analisis data hasil temuan penelitian ditujukan untuk melihat

dampak kekerasan orang tua terhadap anak, dengan fokus penelitian

sebagai berikut:

1. Dampak fisik kekerasan orang tua terhadap anak.

2. Dampak psikis kekerasan orang tua terhadap anak.

Data didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi dengan

anak (YP), satu orang teman dan pembantu (YP) di Lubuk Buaya Koto

Tangah Padang dengan beberapa butir pertanyaan yang kemudian diolah

sesuai dengan petunjuk yang ada pada bab III.

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan tergambar

bahwa YP mengalami berbagai dampak fisik dan psikis dari dampak

kekerasan orang tua terhadap anak. Hasil penyajian data dari temuan yang

dilakukan adalah dengan YP, satu orang teman YP, dan satu orang

pembantu YP.

3. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil temuan yang peneliti dapatkan dari wawancara

dan observasi mengenai dampak kekerasan orang tua terhadap anak yang

dilakukan secara berkala dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1

Agustus 2018, didapatkan hasil sebagai berikut:

Adapun kronologis kejadian kekerasan orang tua terhadap anak

yaitu yang mana ibu mau menikah lagi dengan calon papa tiri YP namun

YP tidak setuju dengan pernikahan ibunya, tetapi ibu YP tetap nekad

untuk nikah dengan calon papa tiri YP. Hampir setiap hari calon papa tiri

Page 71: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

58

YP datang bertamu kerumah, YP pun sudah sering bicara sama ibunya

janganlah terlalu sering calon papa tiri datang kerumah malu sama

tetangga nanti takutnya ada fitnah terhadap keluarga kita.

YP sering bicara akan hal itu kepada ibunya namun, ibunya tidak

mendengarkan hal itu, ibunya terlalu menganggap remeh terhadap

anaknya. Ibu YP tidak suka kalau perintah atau peraturan ibunya

dilanggar. Pas waktu YP pulang kerumah tepatnya siang hari YP dengan

temannya pulang kerumah kebetulan FN mengantar minum untuk tamu

ibunya, yang mana YP melihat ternyata tamu ibunya adalah calon papa

tirinya. Ekspresi wajah YP pun tidak enak dilihat, YP memang

memperlihatkan perilaku dan ucapan YP tidak menyukai calon papa

tirinya tersebut.

Ibu YP pun memanggil YP untuk duduk bersama calon papa

tirinya untuk membicarakan tentang masalah nikah ibunya tersebut, YP

pun membentak dengan nada suara yang tidak enak di dengar, ibunya

marah dengan perlakuan YP karena tidak sopan bicara keras dengan orang

tua. Ibu YP marah dan menampar YP, tamparan pertama ibunya YP

hanya diam tanpa melawan ibunya. YP sangat tidak suka kalau membahas

pernikahan ibunya.

YP memang dari awal tidak suka dengan pernikahan ibunya dan

YP pun tau kalau calon papa tirinya sudah punya keluarga lain ibunya

tidak mengetahui akan hal itu karena akan hal itulah YP tidak menyetujui

Page 72: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

59

pernikahan ibunya, tetapi ibunya malah tidak percaya dengan apa yang

dibicarakan YP tersebut. Mendengarkan ucapan YP, calon papa tirinya

tidak menerima ucapan yang disampaikan YP, dan anehnya ibunya lebih

percaya kepada calon suaminya dari pada percaya dengan anaknya

sendiri. Ibu YP mengira itu cuma alasan YP untuk tidak menyetujui

pernikahan ibunya, ibu YP tidak suka melihat anaknya menfitnah calon

papa tiri dari anaknya tanpa ada bukti, ibu YP terus memarahi dan

menghardik dengan kekerasan verbal, tetapi YP tetap teguh di

pendiriannya untuk tidak merestui ibunya menikah lagi. Dengan sikap dan

perilaku YP yang begitu ibunya pun marah dan menampar YP tetapi YP

berusaha menghindar tapi ibunya emosi dengan ucapan anaknya yang

dikira ibunya menfitnah, ibu YP pun emosi hingga memukul YP dengan

sapu dan punggung YP memar-memar dan goresan-goresan dari

kekerasan ibunya.

YP tidak melawan apa yang dilakukan ibunya, dia sudah muak

dengan perilaku kasar ibunya. YP pun mengambil baju dan barang-

barangnya dan pergi dari rumah ibunya. Ibunya hanya diam melihat YP

membawa barang-barang keluar dari rumah. Ibunya sering melakukan

kekerasan seperti menampar, berkata kasar, tetapi dengan muaknya

melihat perlakuan ibunya YP pun memutuskan untuk pergi dari rumah.

Selama 1 sampai 2 minggu YP tinggal dikos temannya, ibu YP

mulai mencari YP dengan menanyakan kesemua teman-teman YP dimana

keberadaan YP sekarang, selama 3 hari ibu YP bolak balik ke kos-kosan

Page 73: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

60

HK teman YP untuk mencari keberadaan YP. Pas waktu itu ibu YP

datang dan menemui HK untuk menanyakan dimana YP, ibunya

menangis dan HK tidak tega melihat ibu YP menangis. Lalu HK

menghubungi YP lewat telephone untuk menyuruh YP pulang ke kos

sebentar karena YP pun pulang ke kos-kosan HK dan tidak tahu kalau

ibunya ada disana, pas sampai di kos HK YP terkejut dan ketakutan

melihat ibunya.

YP hanya diam dan takut melihat ibunya, ibunya pun menyuruh YP

untuk pulang kerumah banyak yang dibicarakan ibunya seperti meminta

maaf kepada YP, menyuruh YP pulang ke rumah lagi, ibunya meminta

maaf kepada YP sudah tidak percaya dengan YP, tetapi YP hanya diam

tanpa berkata satu kata pun, saat ibu YP menyuruh pulang kerumah YP

hanya diam dan meneteskan air mata.

a. Dampak Fisik kekerasan Orang Tua terhadap Anak

Melalui pelaksanaan wawancara dan observasi yang dilakukan

secara langsung, tatap muka dan berkala yang dimulai dari tanggal 23

Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus 2018, dengan YP sebagai

informan kunci, satu orang teman YP, dan satu orang asisten rumah

tangga YP sebagai informan tambahan didapatkan hasil sebagai

berikut:

Setelah mendapatkan perlakuan kekerasan orang tua terhadap

anak, YP merasakan dirinya rendah diri, tidak dihargai sering

mengalami sakit-sakit di punggung dan sulit tidur karena adanya

Page 74: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

61

memar-memar dan goresan-goresan di tubuh YP bagian punggung,

semua ada kaitannya dengan perlakuan kekerasan yang dilakukan oleh

ibunya di rumah, ibu YP sering melakukan kekerasan terhadap YP

seperti ditampar, dimarahi ketika YP terlambat pulang meskipun YP

telah memberi kabar kepada ibunya, ibu YP marah kalau perintahnya

dilanggar, ibu YP sering membahas soal pernikahan ibunya dengan

calon papa tirinya yang mana YP tidak suka dengan calon papa tirinya

lantaran calon papa tirinya sudah punya keluarga, tetapi ibu YP tidak

percaya akan hal itu, ibu YP tetap menikah dan terus menyakini YP

untuk setuju dengan pernikahan ibunya dengan calon papa tirinya

namun, YP tidak setuju dengan ibunya menikah.

Ibu YP tidak bisa dilarang YP mengancam ibunya dengan cara

kalau ibunya tetap menikah YP akan pergi dari rumah, dengan

mendengar ucapan tersebut ibu YP marah lalu menampar YP dengan

keras hingga bibir YP berdarah tetapi YP tidak melawan ibunya. YP

tetap teguh dengan pendirian kalau YP tidak suka ibunya menikah

dengan ucapan yang dilontarkan YP tidak setuju ibunya menikah, ibu

YP emosi karena YP tidak menuruti kehendaknya.

Kekerasan yang dilakukan ibu YP terhadap YP hampir setiap

hari dengan hal yang tidak wajar dimarahi ibu YP tetap menyalahkan

YP dengan melakukan kekerasan dengan menampar, membentak,

memarahi YP di depan teman YP sendiri hingga memukul YP dengan

sapu hingga punggung YP memar-memar. YP mengaku bahwa ia

Page 75: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

62

adalah orang yang sabar dalam menghadapi orang tua yang sering

melakukan kekerasan dimulai dari sering dimarahi ketika terlambat

pulang meskipun sudah memberi kabar kepada ibunya, sering

ditampar, di marahi di depan teman-teman YP, ibu YP tidak mau

kalau perintah ibunya dilanggar.

Hasil observasi yang dilakukan secara langsung dan berkala

yang dimulai dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus

2018, dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP

terlihat merasa sedih karena terlihat dengan wajahnya, malu, cemas,

kurang percaya diri, terlihat panik, merasa tidak disayangi, dan takut

melakukan hal apapun.

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa

dampak fisik kekerasan orang tua terhadap anak (YP) yaitu YP yang

susah tidur karena kesakitan di tubuh bagian punggung sehingga

membuat YP merasakan dampak fisik yang tidak mengenakkan

tersebut, selain itu dengan YP melakukan aktivitas dengan

menyibukkan diri membuat tugas-tugas kuliah serta lebih sering

menyendiri di kamar.

Hasil observasi yang dilakukan secara langsung dan berkala

yang dimulai dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus

2018, dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP

terlihat merasa sedih karena terlihat dengan wajahnya, malu, cemas,

dan takut melakukan hal apapun, menyibukkan diri dengan buka

Page 76: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

63

youtube, serta sering merasakan susah tidur karena adanya memar-

memar dan goresan-goresan di tubuh terutama bagian punggung YP.

Hasil observasi yang peneliti lakukan secara langsung dan

berkala dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus 2018

dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP terlihat

yang mana dampak fisik yang dialami YP yaitu memar-memar dan

goresan-goresan dipunggung YP, dan dampak psikis yaitu YP sering

menyendiri, menjauh dari teman-temannya, menyibukkan diri dengan

kegiatan tugas kuliah, malu untuk melakukan hal apapun.

Hasil observasi yang peneliti lakukan secara langsung dan

berkala dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus 2018

dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP kalau

keluar dari rumah selalu memakai masker dan memakai baju lengan

panjang kalau mau keluar dari rumah, menyendiri, takut, terlihat

panik, dan kurang percaya diri, malu melakukan sesuatu.

Hasil wawancara yang peneliti lakukan secara langsung dan

berkala dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus 2018

dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP

punggung memar-memar dan goresan-goresan akibat dari pukulan

ibunya, sulit tidur karena memar dipunggung, sibuk dengan diri

sendiri, banyak diam ketika ditanya tentang apa yang menimpa

dirinya, sering menonton youtube di handponenya.

Page 77: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

64

Hasil wawancara yang peneliti lakukan secara langsung dan

berkala dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus 2018

dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP sulit

tidur, menyibukkan diri sendiri dengan membuat tugas, sering

menyendiri dikamar, terlihat panik, gelisah dan sering melamun, serta

terlihat sedih,

Hasil wawancara yang peneliti lakukan secara langsung dan

berkala dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus 2018

dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP dipukuli

ibunya sampai memar-memar dan goresan-goresan di punggungnya,

membuat tugas kuliah sendiri, sering melamun, sulit tidur menahan

kesakitan menahan memar-memar dan goresan-goresan dipunggung

akibat dari kekerasan orang tuanya, serta terlihat sedih, melamun.

b. Dampak Psikis

Melalui pelaksanaan observasi yang dilakukan secara

langsung, tatap muka dan berkala yang dimulai dari tanggal 23 Juli

2018 sampai dengan 1 Agustus 2018, dengan YP sebagai informan

kunci, satu orang teman YP, dan satu orang pembantu YP sebagai

informan tambahan didapatkan hasil sebagai berikut:

Dampak psikis yang dialami oleh YP diantaranya yaitu YP

merasa sedih, malu, takut, cemas, khawatir, dan tidak percaya diri

melakukan apapun serta menjauhkan diri dari teman-temannya. YP

merasakan sedih ketika YP melihat perlakuan ibunya terhadap dirinya

Page 78: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

65

yang mana YP merasakan kalau dirinya tidak disayangi oleh ibunya,

sedih yang dirasakan oleh YP ini terkadang sampai YP malu untuk

bergaul dengan teman-temannya, serta YP malu dan tidak percaya diri

dalam melakukan hal apapun.

Hasil observasi yang peneliti lakukan secara langsung dan

berkala dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus 2018

dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP merasa

takut tersebut beriringan dengan perasaan cemas, yang mana perasaan

cemas tersebut timbul dikarenakan orang-orang disekeliling YP

melakukan kekerasan terhadap dirinya. YP sering menyendiri dan

menjauh dari teman-temanya karena YP tidak percaya diri, ragu,

malu, dan takut untuk bergabung dengan teman-temannya. YP merasa

rendah diri dikarenakan perlakuan ibunya yang sadis melakukan

kekerasan terhadap dirinya yang mana akan membuat pribadi YP

tidak baik.

Hasil observasi yang dilakukan secara langsung dan berkala

yang dimulai dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 2 Agustus

2018, dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP

sering merasa sedih, yang terlihat dari ekspresi wajah dan pembawaan

dirinya. Malu, yang dapat dilihat dari sifat dan sering menjauh dari

teman-temannya. Selain itu YP terlihat panik dan merasa takut serta

terlihat panik dan merasa takut a terlihat oleh peneliti saat melakukan

observasi.

Page 79: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

66

Hasil observasi yang dilakukan secara langsung dan berkala

yang dimulai dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 2 Agustus

2018, dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa maka

dapat disimpulkan bahwa dampak psikis kekerasan orang tua terhadap

anak (YP) bahwa YP merasa harga diri rendah, sering menyendiri,

malu untuk bergabung dengan teman-temannya.

Hasil wawancara yang dilakukan secara langsung dan berkala

yang dimulai dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus

2018, dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP

sering merasa sedih, yang terlihat dari ekspresi wajah dan pembawaan

dirinya. Malu, yang dapat dilihat dari sifat dan sering menjauh dari

teman-temannya serta merasa kalau dirinya tidak ada gunanya dan

dampak dari kekerasan orang tua ini membuat YP menjadi pribadi

yang tidak baik.

Hasil wawancara yang dilakukan secara langsung dan berkala

yang dimulai dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus

2018, dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP

kelihatan takut, cemas, malu untuk bergabung dengan teman-temanya,

merasa rendah diri, takut untuk melakukan apapun, melamun, dan

sering menyendiri.

Hasil wawancara yang dilakukan secara langsung dan berkala

yang dimulai dari tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus

2018, dengan YP sebagai informan kunci diperoleh hasil bahwa YP

Page 80: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

67

sering menyendiri dengan membuat tugas kuliah sendiri, melamun,

tidak percaya diri, malu, cemas, sedih, terlihat panik, serta banyak

diam ketika ditanya tentang apa yang menimpa dirinya, dan kurang

percaya diri.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Wawancara Temuan Penelitian

Aspek Masalah yang ditemukan

A. DampakFisik

1. Sakit di tubuh bagian punggung memar-memardipukuli oleh ibu YP.

2. Merasakan kesakitan goresan-goresan di bibir.3. Gangguan tidur atau sulit tidur

Gangguan tidur yang dirasakan oleh YP yaitu YPyang biasanya tidur jam 11 malam menjadi tidur jam4 malam akibat di memar dan goresan-goresan ditubuh YP.

2. DampakPsikis

1. SedihKesedihan yang dirasakan oleh YP membuat YPjarang keluar dari kamar dan hanya tidur-tiduran sajaseperti mengurung diri dikamar.

2. MaluYP merasa malu untuk bergabung dengan teman-temanya.

3. TakutYP sering ketakutan setelah ia menjadi korbankekerasan orang tuanya.

4. Sering menyendiri dan menjauh dari teman-temannya serta YP menyibukkan diri membuat tugaskuliahnya.

5. Banyak diam ketika ditanya tentang apa yangmenimpa dirinya.

6. Terlihat panik dan takut.7. Kurang percaya diri untuk bergabung dengan teamn-

temannya.8. Perasaan cemas

61

Page 81: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

68

Berdasarkan hasil wawancara rekapitulasi data di atas maka dapat

disimpulkan bahwa dampak kekerasan orang tua terhadap anak yaitu dilihat

dari dampak fisik, bahwa YP merasakan kesakitan ditubuhnya terutama

bagian punggung memar-memar dan goresan-goresan, sulit tidur menahan

kesakitan dipunggungnya. Dilihat dari dampak psikis dari kekerasan orang

tua, bahwa YP merasakan perasaan takut dan malu, khawatir, sering

menyendiri, terlihat cemas, kurang percaya diri untuk bergabung dengan

teman-temannya, banyak diam ketika ditanya tentang apa yang menimpa

dirinya, merasa kalau dirinya tidak disyangi ibunya, terlihat panik, dan

menyibukkan diri dengan aktivitas lain seperti membuat tugas kuliah sendiri

dan malu untuk bergabung dengan teman-temannya.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Temuan Penelitian

Aspek Masalah yang ditemukan

A. DampakFisik

1. Memar-memar2. Goresan-goresan3. Gangguan susah tidur

B. DampakPsikis

1. Malu2. Sedih3. khawatir4. Takut5. Sering menyendiri6. Menibukkan diri dengan

membuat tugas kuliah7. Kurang bersosialisasi8. Terlihat panik9. Banyak diam ketika ditanya

tentang apa yang menimpadirinya.

10. Merasa tidak disayangiibunya

55

Page 82: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

69

Berdasarkan hasil rekapitulasi observasi maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa YP mengalami dampak fisik kekerasan dari orang tua di

rumah yaitu seperti merasakan kesakitan di tubuh terutam di bagian

punggung terdapat memar-memar dan goresan-goresan dan mengalami susah

tidur yang terlihat dari hasil observasi dari dampak psikis yaitu malu, sedih,

khawatir, cemas, takut, terlitah panik, kurang bersosialisasi dengan teman-

temannya, sering menyendiri, dan menyendiri, banyak diam ketika ditanya

tentang apa yang menimpa dirinya, mersa tidak disyangi ibunya, serta

menjauh dari teman-temannya.

C. Pembahasan

Kekerasan adalah salah satu bagian dari yang tidak baik dilakukan

oleh orang tua terhadap anak, adapun bentuk perlakuan kekerasan orang tua

terhadap anak yaitu seperti membuat pribadi anak menjadi tidak baik,

merusak fisik anak, membuat anak merasa harga diri rendah, malu melakukan

apapun, cemas terhadap lingkungan, dapat membuat perilaku anak menjadi

orang yang keras, memberi contoh yang tidak baik terhadap yang mana anak

juga bisa melakukan kekerasan terhadap orang lain, serta membuat anak malu

dan tidak percaya diri untuk bersosialisai dengan teman-temannya.

Bentuk kekerasan lainya seperti, lingkungan yang buruk, kelelahan

fisik serta kekerasan menimbulkan dampak buruk yaitu kata-kata tidak layak

yang diucapkan, kekerasan orang tua dilatarbelakangi oleh faktor-faktor

penyebab yang tentunya menimbulkan dampak secara nyata bagi anak.

Page 83: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

70

Kekerasan ada beberapa diantaranya seperti kekerasan verbal adalah

kekerasan yang ditunjukkan oleh orang tua dengan bentuk kemarahan

menggunakan makian, ataupun kritik tajam. Orang tua menyebut anak

sebagai anak bodoh, nakal, anak kurang ajar, anak tidak tahu diri, anak tidak

berguna dan segala bentuk kata-kata yang merendahkan diri anak. Adapun

kekerasan non verbal adalah kekerasan yang ditunjukkan oleh orang tua

dengan bentuk kekerasan terhadap fisik baik menggunakan alat ataupun tidak.

Orang tua melakukannya dalam bentuk tamparan, pukulan, tendangan, dan

segala bentuk kekerasan yang menyebabkan luka fisik.

Kekerasan terhadap anak, menurut Soeroso (2010) adalah setiap

perbuatan yang ditujukan pada anak yang berakibat kesengsaraan dan

penderitaan baik fisik maupun psikis baik yang terjadi di depan umum atau

dalam kehidupan pribadi. Tindak kekerasan tidak hanya berupa tindakan fisik

melainkan juga perbuatan non fisik (psikis). Tindakan fisik secara langsung

bisa dirasakan akibatnya langsung bisa dirasakan akibatnya oleh korban serta

dapat dilihat oleh siapa saja, sedangkan tindakan non fisik (psikis) yang bisa

merasakan langsung hanyalah korban, karena tindakan tersebut langsung

berkaitan menyinggung hati nurani atau perasaan seseorang.

Sumjati (2001:28) menjelaskan secara sederhana tindak kekerasan

diartikan sebagai setiap perilaku yang dapat menyebabkan perasaan atau

tubuh (fisik) orang lain tidak nyaman. Perasaan tidak nyaman itu bisa berupa:

kekhawatiran, ketakutan, kesedihan, ketersinggungan, kejengkelan, atau

Page 84: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

71

kemarahan, sedangkan keadaan fisik yang tidak nyaman bisa berupa: lecet,

luka, memar, patah tulang, dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kekerasan

merupakan perlakuan orang tua yang tidak baik terhadap anak yang aman

akan memberikan dampak yang buruk terhadap anak seperti melukai fisik

anak yang mana anak akan sedih, cemas, malu, terlihat panik, menyendiri,

serta membuat anak kurang percaya diri untuk bergabung dengan lingkungan

sekitarnya. Kekerasan yang dilihat dari segi psikis akan membuat anak takut

terhadap lingkungan seperti sering menyendiri, banyak diam ketika ditanya

tentang apa yang menimpa dirinya.

1. Dampak Fisik

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

diketahui bahwa YP mengalami berbagai dampak fisik kekerasan yaitu

dampak fisik seperti memar-memar dan goresan-goresan di tubuh terutama

bagian punggung, gangguan tidur atau sulit tidur yang berakibat pada

kesakitan YP.

Menurut Fentini Nugroho (Huraerah, 2006:46) tindakan

kekerasan ada yang menjadi negatif dan agresif serta mudah frustasi; ada

yang menjadi sangat pasif dan apatis; ada yang tidak mampu mempunyai

kepribadian sendiri, apa yang dilakukan sepanjang hidupnya hanyalah

memenuhi keinginan orang tuanya (parentaal extension), mereka tidak

mampu menghargai dirinya sendiri (chronically low self-esteem), ada pula

yang sulit menjalin relasi dengan individu lain; dan yang tampaknya paling

Page 85: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

72

parah adalah timbulnya rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya (self

hate) karena merasa hanya dirinyalah yang selalu bersalah sehingga

menyebabkan penyiksaan terhadap dirinya, dan rasa benci terhadap dirinya

sendiri seperti bunuh diri dan sebagianya. Tindakan kekerasan terhadap

anak begitu menganaskan.

Nurrahmi (2005:5) faktor-faktor yang menyebabkan perilaku

kekerasan terhadap anak antara lain immaturitas/ketidakmatangan

orangtua, kurangnya pengetahuan bagaimana menjadi orang tua, harapan

yang tidak realistis terhadap kemampuan dan perilaku anak, pengalaman

negatif masa kecil dari orang tua, isolasi sosial, problem rumah tangga,

serta problem obat-obat terlarang dan alkohol. Ada juga orang tua yang

tidak menyukai peran sebagai orang tua sehingga pertentangan dengan

pasangan dan tanpa menyadari bayi/anak menjadi sasaran amarah dan

kebencian.

Anggraeni (2013:3) bentuk kekerasan fisik yang yang dilakukan

oleh orang tuanya dimana, disaat orang tua tidak bisa menahan emosinya

maka kesalahan sekecil apapun yang dilakukan anak itu akan membuat

orang tua tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan fisik pada anak.

Kekerasan yang dilakukan orang tua beragam dari kekerasan tidak

menggunakan alat, dan kekerasan dengan menggunakan alat seperti

dilempar asbak, dipukul menggunakan sapu lidi (Huraerah, 2012).

Walaupun hal yang dilakukan orang tua kekerasan yang dilakukan pada

dasarnya ringan tanpa ia sengaja membuat anak mengalami luka yang

Page 86: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

73

sangat fatal dan kekerasan yang terjadi berlangsung tidak hanya dilakukan

didepan anggota keluarganya tetapi juga dilakukan di depan temannya.

2. Dampak Psikis

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

diketahui bahwa YP mengalami berbagai dampak psikis yang mana YP

merasakan perasaan sedih yang mendalam akibat kekerasan orang tua

terhadap dirinya. Selanjutnya YP merasa malu, takut, cemas, dan rasa

harga diri rendah setelah kekerasan orang tuanya. Kekerasan yang

dialami oleh YP ini memang telah menimbulkan harga rendah pada diri

sendiri sehingga efek yang ditimbulkan akan memperburuk suasana hati

YP sendiri.

Dampak psikologis anak akibat dari kekerasan (fisik dan psikis)

yang dilakukan oleh orang tua. Menurut Camisasca (Anggadewi,

2007:24) kekerasan terhadap anak dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis secara permanen serta dapat menyebabkan kerusakan emosi

anak. Kerusakan-kerusakan tersebut diantaranya terwujud dalam masalah-

masalah seperti mimpi buruk berulang-ulang, kecemasan, rasa takut dan

agresi tingkat tinggi, perasaan malu dan bersalah, fobia mendadak,

keluhan psikosomatis, simtom depresi, perasaan susah berkepanjangan

serta penarikan diri.

Anggraeni (2013:3) bentuk kekerasan psikis dari Pengakuan dari

ketiga informan kekerasan psikis yang banyak terjadi adalah kata-kata

kasar, dan penghinaaan, tak jarang kata-kata verbal yang dilakukan orang

Page 87: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

74

tua itu menggunakan nada yang tinggi (bentak-bentak) sehingga membuat

anak tambah ketakutan, walaupun identifikasi akibat yang ditimbulkan

pada kekerasan psikis sulit di ukur karena sensitivitas emosi seseorang

bervariasi namun apabila terjadi berulang-ulang akan mengakibatkan

tidak terpenuhinya kebutuhan emosi seseorang anak berupa kasih sayang

dari orang tua.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak merupakan hal yang

tidak baik dicontoh anak, yang mana kekerasan yang dilakukan akan

memberi dampak yang buruk terhadap anak baik dilihat dari segi fisik

mapun psikis.

Rekapitulasi wawancara dari satu (1) infoman kunci dan dua (2)

informan tambahan sebagai berikut:

No YP HK FNDampak Fisik

1 Punggung memar-memar dangoresan-goresan

Punggung memar-memar

Susuah tidur

2 Susah tidur Banyak diamketika ditanyatentang apa yangmenimpa dirinya

Punggung memar-memar dangoresan-goresan

3 Banyak diamketika ditanyatentang apa yangmenimpa dirinya

Susah tidur Mengobati memar-memar dangoresan-goresandengan salaf

4 Sibuk dengan dirisendiri

Sering melamun Banyak diamketika ditanyatentang apa yangmenimpa dirinya

Dampak Psikis5 Sedih Takut Sedh6 Malu Sedih Takut

Page 88: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

75

7 Takut Malu Sering menyendiri8 Cemas Sering melamun Cemas9 Khawatir Sering menyendiri Kurang percaya

diri10 Tidak percaya diri Terlihat panik Sering melamun11 Menjauh dari

teman-temannyaCemas

12 Rasa harga dirirendah

13 Khawatir

Page 89: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada rentang

tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus 2018 secara berkala tentang

“Dampak Kekerasan Orang Tua terhadap Anak (Studi Kasus di Daerah

Lubuk Buaya Koto Tangah Padang)” dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dampak fisik kekerasan orang tua terhadap anak pada YP yaitu YP

mengalami berbagai macam dampak fisik akibat kekerasan orang tua

terhadap anak, diantaranya yaitu memar-memar dan goresan-goresan

pada tubuh YP dan selain itu YP juga merasakan gangguan tidur, sedih,

kurang percaya diri, menyibukkan diri dengan membuat tugas, buka

youtube dihandponenya, takut yang mana YP merasakan sulit tidur

karena merasakan kesakitan pada tubuh YP tersebut.

2. Dampak psikis pada YP yaitu YP merasakan perasaan sedih, malu,

takut, terlihat panik, cemas, khawatir, sering melamun, banyak diam

ketika ditanya tentang hal yang menimpa dirinya,dan tidak percaya diri

untuk bergabung dengan teman-temannya Selain itu YP juga sulit tidur

setelah jadi korban kekerasan orang tua dan YP pun sering menyendiri

di kamar, di rumah maupun di kampus dan malu untuk bergabung

dengan teman-temannya, YP hanya sibuk dengan dirinya sendiri,

menarik diri dan jarang untuk bergabung bersama-sama teman-

temannya.

76

Page 90: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

77

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti

ingin mengajukan saran kepada berbagai pihak yaitu:

1. Anak

Anak dapat memahami dan tidak terpengaruh perilaku orang tua yang

melakukan kekerasan serta anak tetap dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan baik di rumah maupun diluar rumah, sehingga anak tidak

terpengaruh negatif pada kondisi psikologis anak tersebut.

2. Orang tua

Diharapkan kepada orang tua agar memberikan pemahaman kepada anak,

dan tidak melakukan kekerasan terhadap anak, yang mana kekerasan

tersebut memberikan dampak yang buruk terhadap anak baik dari segi

fisik maupun psikis anak. Apabila anak tidak menyetujui orang tua nya

menikah lagi, disinilah peran orang tua untuk membicarakan dengan

sebaik-baik mungkin, beri anak pemahaman tentang apa alasan orang tua

untuk menikah lagi, serta membicarakannya dengan lembut, tulus, tidak

berkata kasar, maka anak akan menerimanya dengan baik juga.

3. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling

Agar dapat membekali calon guru BK dengan ilmu yang dapat

mengurangi perilaku kekerasan terhadap anak serta dampaknya, sehingga

calon guru BK dapat memiliki pengetahuan yang luas tentang dampak

kekerasan orang tua terhadap anak yang mana akan merugikan anak.

Page 91: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

78

4. Peneliti selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai landasan atau pedoman dalam penyusunan skripsi

serta diharapkan untuk dapat melakukan penelitian tentang faktor

penyebab kekerasan orang tua terhadap anak.

Page 92: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

79

KEPUSTAKAAN

Ahmadi, Abu 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Achmad munib. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES.

Anggadewi, B. 2007. Studi Kasus tentang Dampak Psikologis Anak KorbanKekerasan dalam Keluarga.Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.

Anggraini, RD.2013. Dampak Kekerasan Anak Dalam Rumah Tangga:UnejKalimantan.

Azmi, Tanpa Tahun. Hand Out MP. Kualitatif: Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Padang.

Galihjok. 200. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang tua Terhadap Pola AsuhAnak dalam Masyarakat. http:www.Indoskripsi.com.

Gunarwan. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Gunarsa, Singgih. 1976. Psikologi untuk Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.

Hendi dan Rahmadani Wahyu Suhendi. 2000. Pengantar Studi SosiologiKeluarga.Bandung: Pustaka setia.

Huraerah, A.2006. Kekerasan terhadap anak, Bandung: Nuansa.

Ikawati, 2007. Kekerasan Ibu terhadap Anak, Malang: Jawa Timur.

Jalaluddin Rakhmat. 1994 Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modren.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kartono, Kartini. 1982. Peranan Keluarga Dalam Memandu Anak, Sari PsikologTerapan. Jakarta: Rajawali.

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Pustaka Pelajar:Yogyakarta.

Moleong, L. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya.

.Nurrahmi. 2005. Penyebab Kekerasan Orang Tua terhadap Anak,

Bandung:Nuansa.

Samsul Ali H. 2000. Panduaan Praktis Bagi Orang tua Mendampingi remajaMeraih Sukses. Jakarta: Pustaka Populer Obor .

Page 93: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

80

Siregar. 2014. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pres.

Shochib, M. 2014.. Pola Asuh Orang Tua (dalam Membantu MengembangkanDisiplin Diri sebagai pPribadi yang Berkarakter). Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Teknik Komunikasi dan Metode Pembelajaran. Jakarta: BumiAksara.

Suyanto. 2002. Pekerja Anak dan Permasalahan Pendidikan Dasar, dalamPekerja Anak: Masalah Kebijakan dan Penanggulangan. Surabaya:Lutfansa Meditama.

Suyanto, B dan Sanituti,S. 2002. Krisis & Child Abuse, (Kajian SosiologisTentang Kasus Pelanggaran Hak Anak dan Anak-anak yangMembutuhkan Perlindungan Khusus). Universitas Airlangga Press:Surabaya.

Wahib A. 2015. Konsep Orang Tua. Jakarta: Rajawali Pres.

Widowati, 2013. Hubungan Pola Asuh Orang Tua, Motivasi Belajar,Kedewasaan dan Kedisiplinan Siswa. Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan:Surakarta.

Page 94: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

81

Aspek Masalah yang Ditemukan

3. DampakFisik

1) Memar-memar di tubuh2) Goresan-goresan di tubuh3) Gangguan sulit tidur

4. DampakPsikis

1) Merasakan perasaan sedih2) Merasakan perasaan malu3) Merasakan perasaan takut4) Merasakan perasaan cemas5) Merasakan perasaan khawatir6) Merasakan perasaan tidak percaya diri7) Menyendiri dari teman-teman8) Menibukkan diri dengan tugas kuliah9) Terlihat panik10)Banyak diam ketika ditanya tentang apa yangmenimpa dirinya

Aspek Wawancarake 1

Wawancarake 2

Wawancara ke 3

Kesimpulan

A. DampakFisik

B. DampakPsikis

Page 95: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

82

Rekapitulasi Hasil Wawancara YP:

Aspek Wawancara ke 1 Wawancara ke 2 Wawancara ke 3

A. DampakFisik

1. Punggungmemar-memardan goresan-goresan akibatdari pukulanibunya

2. Sulit tidurkarena memardipunggung

3. Sibuk dengandiri sendiri

4. Banyak diamketika ditanyatentan apayang menimpdirinya

5. Seringmenontonyoutube dihandponenya

1. Sulit tidur2. Menyibukkan

diri sendiridenganmembuattugas

3. Seringmenyendiridikamar

4. Terlihat panik,5. Gelisah dan

seringmelamun

6. Sedih

1. Memar-memardan goresan-goresan dipunggungnya,

2. Membuattugas kuliahsendiri,

3. Melamun,4. Sulit tidur

menahankesakitanmenahannmemar-memardan goresan-goresandipunggungakibat darikekerasanorang tuanya

5. Sedih6. Melamun

B. DampakPsikis

1. Sedih2. Malu3. Takut4. Cemas5. Khawatir6. Tidak percaya

diri melakukanapapu

7. Menjauh dariteman-temannya

1. menyendiridan menjauhdari teman-temanyakarena YPtidak percayadiri,

2. Ragu3. Malu4. takut untuk

bergabungdengan teman-temannya

5. merasa rendahdiri dikarenakanperlakuan ibunyayang sadismelakukankekerasanterhadap dirinyayang mana akan

1. Malu2. Sedih yang

terlihat dariekspresi wajahdanpembawaandirinya terlihatpanik danmerasa takut

3. terlihat panikdan merasatakut

4. terlihat panikdan merasatakut

Page 96: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

83

membuat pribadiYP tidak baik.

1. Dampak Fisik

Berdasarkan wawancara pertama yang peneliti lakukan dengan

informan kunci dapat disimpulkan bahwa kekerasan yang dialami YP yang

mana YP mengalami memar dan goresan dipukuli oleh ibunya, susuah tidur

selama kurang lebih 1 bulan setelah kejadian yang dialami YP.

Berdasarkan wawancara kedua yang peneliti lakukan dengan

informan kunci dapat disimpulkan bahwa YP setelah mengalami kekerasan

dari orang tuanya YP susah tidur, menyibukkan diri sendiri, dan gelisah

setelah kejadian tersebut.

Berdasarkan wawancara ketiga yang peneliti lakukan dengan

informan kunci dapat disimpulkan bahwa YP mengalami memar-memar dan

goresan-goresan dipunggung dan sulit tidur menahan kesakitan

dipunggungnya setelah kekerasan yang dilakukan orang tua nya terhadap

YP.

Berdasarkan ketiga wawancara tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa kekekerasan yang dilakukan orang tua terhadap YP yang mana

berdampak fisik terhadap YP yang mengalami memar-memar dan goresan-

goresan dipunggungnya dan susah tidur karena menahan kesakitan setelah

dipukuli ibunya.

2. Dampak Psikis

Berdasarkan wawancara pertama yang peneliti lakukan dengan

informan dapat disimpulkan bahwa setelah YP mengalami korban kekerasan

Page 97: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

84

yang dilakukan orang tuanya yang mana YP mengalami sedih, malu, takut,

tidak percaya diri, dang mengalami gangguan psikis setelah kejadian yang

menimpa YP.

Berdasarkan wawancara kedua yang peneliti lakukan dengan

informan dapat disimpulkan bahwa setelah YP setelah kekerasan yang

dilakukan orang tuanya YP mengalami dampak psikis seperti sering

menyendiri, malu, dan merasa rendah diri dikerenakan perlakuan kekerasan

orang tuanya terhadapa dirinya.

Berdasarkan wawancara ketiga yang peneliti lakukan dengan

informan dapat disimpulkan bahwa setelah YP mengalami dampak psikis

setelah kekerasan orang tuanya yang mana YP merasa malu, sedih, panik,

dan sering merasa ketakutan yang menghantuinya.

Berdasarkan ketiga wawancara tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa kekekerasan yang dilakukan orang tua terhadap YP yang mana

berdampak psikis terhadap YP yang mana YP merasakan malu, takut, malu,

sedih dan merasa rendah diri setelah perlakuan kekerasan orang tua terhadap

dirinya dan YP terlihat panik.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kekekrasan

yang dialami YP mengalami dapat fisik dan psikis bagi YP yang mana

membuat YPO sedih, malu, takut, terlihat panik, cemas, dan YP sering

menyendiri, menjauh dari teman-temannya, dan banyak diam ketika ditanya

tentang apa yang menimpa dirinya.

Page 98: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

85

Rekapitulasi Hasil Wawancara HK:

Aspek Wawancarake 1

Wawancara ke 2 Wawancara ke 3

A. DampakFisik

1. Seringkesakitan

1. Punggung YPmemar

2. Susah tidur.3. Kurang

percaya diri4. Sering

melamun.

1. Kelihatan sedih.2. Susuah tidur,

tidur malam.3. Punggung

memar-memardan goresan-goresan akibatkekerasan orangtuanya.

4. Banyak diamketika ditanyatentang hal yangmenimpa dirinya.

5.B. Dampak

Psikis1. Sedih,2. Melamun

1. Sedih.2. Takut3. Malu

1. Sedih,2. YP sering

melamun3. Menyendiri4. Terlihat panik.5. Malu untuk

melkakukanapapun.

6. Cemas1. Dampak Fisik

Berdasarkan wawancara pertama yang peneliti lakukan dengan

informan tambahan dari tanggal 23 juli sampai 1 Agustus 2018 dapat

disimpulkan bahwa setelah YP mengalami korban kekerasan dari orang

tuanya YP mengalami kesakitan yang dipukuli oleh orang tuany aterhadap

YP.

Berdasarkan wawancara kedua yang peneliti lakukan dengan

informan tambahan dari tanggal 23 juli sampai 1 Agustus 2018 dapat

disimpulkan bahwa setelah mengalami kekerasan dari orang tua YP

Page 99: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

86

mengalami dampak fisik sperti punggung memar dan goresan, susah tidur

setelah perlakuan kekerasan ibunya terhadap YP.

Berdasarkan wawancara ketiga yang peneliti lakukan dengan

informan tambahan dari tanggal 23 juli sampai 1 Agustus 2018 dapat

disimpulkan bahwa setelah mengalami kekerasan dari orang tuanya YP

mengalami dampak fisik seperti susah tidur, dan memar-memar dan

goresan-goresan dipunggung YP akibat dipukuli ibunya.

Berdasarkan ketiga wawancara dari tanggal 23 Juli sampai 1 Agustus

208 tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kekekerasan yang dilakukan

orang tua terhadap YP yang mana berdampak fisik terhadap YP yang

mengalami memar-memar dan goresan-goresan dipunggungnya dan susah

tidur karena menahan kesakitan setelah dipukuli ibunya.

2. Dampak PsikisBerdasarkan wawancara pertama yang peneliti lakukan dari tanggal

23 Juli sampai 1 Agustus 2018 dengan informan tambahan dapat disimpulkan

bahwa setelah YP mengalami kekerasan yang dilakukan orang tuanya yang

mana mengalami dampak psikis seperti sedih, dan melamun setelah dipukuli

orang tuanya.

Berdasarkan wawancara kedua yang peneliti lakukan dari tanggal 23

Juli sampai 1 Agustus 2018 dengan informan tambahan dapat disimpulkan

bahwa YP mengalami sedih, takut, dan malu setelah mengalami kekerasan

yang dilakukan orang tuanya terhadap YP.

Berdasarkan wawancara ketiga yang peneliti lakukan dari tanggal 23

Juli sampai 1 Agustus 2018 dengan informan tambahan dapat disimpulkan

Page 100: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

87

bahwa aetelah YP mengalami kekerasan orang tuanya yang mana YP

mengalami dampak psikis seperti sedih, sering melamun, menyendiri, dan

terlihat panik setelah dipukuli orang tuanya.

Berdasarkan ketiga wawancara dari tanggal 23 Juli sampai 1 Agustus

208 tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kekekerasan yang dilakukan

orang tua terhadap YP yang mana berdampak psikis terhadap YP seperti

sedih, seriing melamun, menyendiri, terlihat panik, malu serta terlihat cemas

setelah kekerasan yang dilakukan orang tuanya terhadap YP.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kekekrasan

yang dialami YP mengalami dapat fisik dan psikis bagi YP yang mana

membuat YPO sedih, malu, takut, terlihat panik, cemas, dan YP sering

menyendiri, menjauh dari teman-temannya, dan banyak diam ketika ditanya

tentang apa yang menimpa dirinya.

Rekapitulasi Hasil Wawancara FN:

Aspek Wawancara ke1

Wawancara ke 2 Wawancara ke 3

A. DampakFisik

1. Susah tidur2. Memar-

memar dipunggung

3. Goresan-goresan

4. Membuattugas kuliah

1. Memar-memar2. Goresan-

goresan3. Susah tidur4. Banyak diam

ketika ditanyatentang apayang menimpadirinya

1. Susah tidurmanahankesakitan dipunggungakibatkekerasan orangtuanya

2. Memar-memar3. Mengobati

memar-memardan goresan-goresandipunggungdengan salaf

.

Page 101: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

88

B. DampakPsikis

1. Seringmerasa sedih.

2. Takut3. Cemas4. Rasa harga

diri rendah5. Menjauh dari

teman-teman6. Kurang

percaya diri7. Khawatir

1. Sedih2. Terlihat panik3. Melamun4. Sering

menyendiri

1. Sedih2. Takut3. Sering

menyendiri4. Cemas

Kurang percayadiri

1. Dampak Fisik

Berdasarkan wawancara pertama yang peneliti lakukan dengan

informan tambahan dari tanggal 23 juli sampai 1 Agustus 2018 dapat

disimpulkan bahwa setelah YP mengalami korban kekerasan dari orang

tuanya YP mengalami kesakitan memar dan goresan dipunggungnya yang

dipukuli oleh orang tuany aterhadap YP.

Berdasarkan wawancara kedua yang peneliti lakukan dengan

informan tambahan dari tanggal 23 juli sampai 1 Agustus 2018 dapat

disimpulkan bahwa setelah mengalami kekerasan dari orang tuanya YP

mengalami dampak fisik seperti memar-memar dann goresan-goresan

dipukuli oleh ibunya, susuah tidur setelah dipukuli ibunya.

Berdasarkan wawancara ketiga yang peneliti lakukan dengan

informan tambahan dari tanggal 23 juli sampai 1 Agustus 2018 dapat

disimpulkan bahwa YP menhalami dampak fisik seperti susah tidru, memar-

memar dann goresan-goresan dipunggung stelah kekerasan yang dlakukan

orang tuanya terhadap YP.

Berdasarkan ketiga wawancara dari tanggal 23 Juli sampai 1 Agustus

208 tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kekekerasan yang dilakukan

Page 102: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

89

orang tua terhadap YP yang mana berdampak fisik terhadap YP yang

mengalami memar-memar dan goresan-goresan dipunggungnya dan susah

tidur karena menahan kesakitan setelah dipukuli ibunya.

2. Dampak Psikis

Berdasarkan wawancara pertama yang peneliti lakukan dengan

informan tambahan dari tanggal 23 juli sampai 1 Agustus 2018 dapat

disimpulkan bahwa setelah YP mengalami kekerasan dari orang tuanya yang

mana YP mengalami dampak psikis seperti sering sedih, mlu, takur, cemas,

rasa rennda diri, kurang percaya diri, dan menjauh dari teman-temannya

setelah YP dipukuli orang tuanya Yp mersa tidak disyangi oleh ibunya.

Berdasarkan wawancara kedua yang peneliti lakukan dengan

informan tambahan dari tanggal 23 juli sampai 1 Agustus 2018 dapat

disimpulkan bahwa setelah YP mengalami kekerasan dari orang tuanya yang

mana YP mengalami dampak psikis seperti YP sering sedih, terlihat panik,

melamun, dan sering menyendiri.

Berdasarkan wawancara kedua yang peneliti lakukan dengan

informan tambahan dari tanggal 23 juli sampai 1 Agustus 2018 dapat

disimpulkan bahwa setelah YP mengalami kekerasan dari orang tuanya yang

mana YP mengalami dampak psikis seperti sedih, takut, sering menyendiri,

cemas, dan kurang percaya diri dan merasa rendah diri setelah kekerasan

orang tuanya.

Berdasarkan ketiga wawancara tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa kekekerasan yang dilakukan orang tua terhadap YP yang mana

Page 103: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

90

berdampak psikis terhadap YP yang mana YP merasakan malu, takut, malu,

sedih dan merasa rendah diri setelah perlakuan kekerasan orang tua terhadap

dirinya dan YP terlihat panik.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kekekrasan

yang dialami YP mengalami dapat fisik dan psikis bagi YP yang mana

membuat YPO sedih, malu, takut, terlihat panik, cemas, dan YP sering

menyendiri, menjauh dari teman-temannya, dan banyak diam ketika ditanya

tentang apa yang menimpa dirinya.

Page 104: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK(Studi Kasus di Daerha Lubuk Buaya Koto Tangah Padang)

WAWANCARA

EMINURLITANPM. 14060007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGSEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARATPADANG

2018

Page 105: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

WAWANCARA

Pengantar

Sebelumnya saya mendo’akan semoga Saudara/i, Bapak/Ibu dalam

keadaan sehat wal’afiat dan diberi kelancaran dalam menjalankan aktivitas

sehari-hari Amin Yaa Robbal‘alamin. Wawancara ini bukan suatu tes atau

ujian, jawaban yang saudara/i, Bapak/Ibu berikan tidak akan dinilai benar atau

salahnya. Jawaban yang Saudara/i, Bapak/Ibu berikan tidak akan berpengaruh

terhadap aktivitas yang sedang dijalankan untuk itu diharapkan kepada

Saudara/i, Bapak/Ibu agar memberikan jawaban yang sesuai dengan kondisi

dan kenyataan yang ada, keterangan yang Saudara/i, Bapak/Ibu berikan akan

dijaga kerahasiannya.

Padang, Juli 2018

Eminurlita

Page 106: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA

DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

(Studi Kasus di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang)

Variabel Indikator Item

Dampak KekerasanOrang Tua terhadapAnak (Studi kasusudi Daerah LubukBuaya Koto TangahPadang)

A. Dampak Fisik1. Memar-memar2. Goresan-goresan

1, 2, 3, 4, 5, 6,

7

B. Dampak Psikis1. Rasa harga diri rendah2. Ketidakmampuan berinteraksi

dengan teman sebaya

7, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 14,

15, 16.

Jumlah 16

Padang, Juli 2018

Eminurlita

Page 107: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

KISI-KISI INSTRUMEN OBSERVASI

DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

(Studi Kasus di Daerah Lubuk Buaya Koto Tangah Padang)

Variabel Indikator Item

Dampak KekerasanOrang Tua TerhadapAnak (Studi Kasus diDaerah Lubuk BuayaKoto TangahPadang)

C. Dampak Fisik1. Memar-memar2. Goresan-goresan

1, 2, 3, 4, 5, 6.

D. Dampak Psikis1. Rasa harga diri rendah2. Ketidakmampuan berhubungan

dengan teman sebaya

7, 8, 9, 10,11, 12, 13.

Jumlah 13.

Page 108: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

WAWANCARA PERTAMA DENGAN INFORMAN KUNCI

Hari/Tanggal : Senin/ 23 Juli 2018

Tempat : Di rumah YP

Pewawancara (interviewer) : Eminurlita

Yang diwawancarai (interview) : YP (Wawancara Pertama)

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban1. Dampak Fisik

a. Memar-memar1 Apa yang terjadi pada tubuh saudara setelah

saudara dipukuli ?Yang terjadi pada tubuhsaya setelah dipukuliibu, semua badan sayaterasa sakit, terutamabagian punggungterdapat bekas memar-memar, yang mana ibusaya memukuli pakaisapu dan bibir berdarahdan aku sudah berusahamenghindar.

2 Bagaimana kondisi saudara dengan adanyamemar-memar ditubuh saudara ?

Kondisi tubuh akuadanya memar-memar,terus aku susah tidur,sebelumnya aku tidursekitar jam 10 atau 11malam, namun semenjakkejadian itu aku mulaisusah tidur karena sakitmemar-memar dangoresan-goresan ditubuh, terkadang akutidur skitar jam 3 pagiitupun aku tertidurkarena sudah menahansakit berjam-jam.

3 Bagaimana saudara menutupi memar-memaryang ada di tubuh saudara ?

Aku menutupi memar-memar dengan memakaibaju lengan panjang,biasa aku make bajulengan pendek, tapikarna ada memar akuterpaksa make bajuengan panjang untuk

Page 109: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

menutupi memar-memardi tubuh.

b. Goresan-goresan4 Bagaimana saudara menutupi goresan-goresan

yang ada di tubuh saudara ?Bagian goresan-goresandibagian bibir aku tutupimake masker kalau maukeluar dari rumah.Teman-teman juga herankenpa aku make maskertapi aku cuma ngomongkarena lagi sakit.

5 Bagaimana cara saudara mengatasi goresan-goresan pada tubuh saudara ?

Aku mengobati memar-memar dan goresan-goresan dengan salaf.

6 Berapa lama saudara merasakan dampak fisiksetelah saudara dipukuli ?

Sekitar kurang lebih !bulanlah, aku susahtidur, malu, cemas, takutuntuk melakukanapapun.

2. Dampak Psikisa. Rasa harga diri rendah

7 Apa yang saudara rasakan setelah saudaradipukuli ?

Aku merasa sedih,cemas, ya rasanyasedihlah namanya jugadipukuli orang tua, akumerasa ibu nggaksayang lagi.

8 Bagaimana perilaku saudara setelah saudaramengalami korban kekerasan ?

Perilaku aku sih biasa-biasa saja, aku seringssendiri di rumah maupudi kampus. Aku sih lagimales gabung samatemen-teman.

9 Mengapa perasaan tersebut yang sering saudararasakan ?

Aku merasa nggak adagunanya semenjakkejadian itu.

10 Bagaimana cara saudara menyikapi tindakankekerasan orang tua saudara ?

Aku sih nggak adadendam sama ibu, tapiaku sedih, takut, tapi akusekarang nggak deketlagi kayak dulu,baisanya aku barengsama ibu, sekarang sihnggak lagi mungkin akumasih takut juga sih.

11 Seperti apa perasaan malu, cemas, takut, tidak Ya aku malu melakukan

Page 110: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

percaya diri, sedih, malu, galau dan lain-lainsetelah saudara dipukuli ?

apapun, cemas takmenentu, takut, nggakpercaya dii untukgabung bareng teman-teman lagi, aku tuhmerasa nggk adagunanya.

12 Bagaimana cara saudara mengatasi ataumeredamkan perasaan tersebut ?

Aku memperbanyakaktivitas, contohnyabikin tugas kuliah, asyikmain hp, dan kadang akunonton TV.

b. Ketidakmampuan berhubungandengan teman sebaya

13 Bagaimana cara saudara menyikapi danberinteraksi dengan teman-teman setelahsaudara mengalami korban kekerasan ?

Aku menjauh dariteman-teman karna akumalu sama mereka.

14 Bagaimana hubungan sosial saudara denganteman saudara setelah mengalami korbankekerasan ?

Hubungan sosial akusaat ini sama temen-teman rengganglah,maksudnya udah nggakdeket lagi, aku slaluumenghindar karena akumalu. Mungkin merekasih juga heran kenapaaku jarang barengmereka tapi aku merasakalau aku nggak panteslah sma mereka.

15 Bagaimana sikap teman-teman saudara setelahsaudara mengalami korban kekerasan ?

Sikap mereka sih samaaja, jiwanya tuh maasihfer sama aku, malah akuyang jauhin merekasemua.

16 Mengapa saudara merasakan tidak percaya diri,ragu, malu, takut untuk berinteraksi denganteman saudara ?

Ya, aku malu aja gabungbareng mereka lagi danpersaan aku tu nggakenak setelah kejadian itudan aku mending sendiriuntuk melakukanapapun.

Padang, Juli 2018

Responden

Page 111: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

WAWANCARA KEDUA DENGAN INFORMAN KUNCI

Hari/Tanggal : Selasa/24 Juli 2018

Tempat : Di rumah YP

Pewawancara (interviewer) : Eminurlita

Yang diwawancarai (interview) : YP (Wawancara Kedua)

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban1. Dampak Fisik

a. Memar-memar1 Apa yang terjadi pada tubuh saudara setelah

saudara dipukuli ?Tubuh saya setelahdipukuli ibu, semuabadan saya terasa sakit,terutama bagianpunggung terdapat bekasmemar-memar.

2 Bagaimana kondisi saudara dengan adanyamemar-memar ditubuh saudara ?

Tubuh aku adanyamemar-memar, terus akususah tidur..

3 Bagaimana saudara menutupi memar-memaryang ada di tubuh saudara ?

Aku menutupi memar-memar dengan memakaibaju lengan panjang.

b. Goresan-goresan4 Bagaimana saudara menutupi goresan-goresan

yang ada di tubuh saudara ?Bagian goresan-goresandibagian bibir aku tutupimake masker kalau maukeluar dari rumah.

5 Bagaimana cara saudara mengatasi goresan-goresan pada tubuh saudara ?

Aku mengobati memar-memar dan goresan-goresan dengan salaf.

6 Berapa lama saudara merasakan dampak fisiksetelah saudara dipukuli ?

1 bulanlah.

2. Dampak Psikisa. Rasa harga diri rendah

7 Apa yang saudara rasakan setelah saudaradipukuli ?

Aku merasa sedih,cemas, ya rasanyasedihlah namanya jugadipukuli orang tua.

8 Bagaimana perilaku saudara setelah saudaramengalami korban kekerasan ?

Perilaku aku sih biasa-biasa saja, aku seringsendiri di rumah maupundi kampus.

9 Mengapa perasaan tersebut yang sering saudara Aku merasa nggak ada

Page 112: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

rasakan ? gunanya semenjakkejadian itu.

10 Bagaimana cara saudara menyikapi tindakankekerasan orang tua saudara ?

Aku sih nggak adadendam sama ibu, tapiaku sekarang nggakdeket lagi kayak dulu,biasanya aku barengsama ibu, sekarang sihnggak lagi mungkin akumasih takut juga sih.

11 Seperti apa perasaan malu, cemas, takut, tidakpercaya diri, sedih, malu, galau dan lain-lainsetelah saudara dipukuli ?

Ya aku malu melakukanapapun, cemas takmenentu, takut, nggakpercaya dii untuk gabungbareng teman-temanlagi, aku tuh merasanggk ada gunanya.

12 Bagaimana cara saudara mengatasi ataumeredamkan perasaan tersebut ?

Aku memperbanyakaktivitas.

b. Ketidakmampuan berhubungan denganteman sebaya

13 Bagaimana cara saudara menyikapi danberinteraksi dengan teman-teman setelahsaudara mengalami korban kekerasan ?

Aku menjauh dariteman-teman karna akumalu sama mereka.

14 Bagaimana hubungan sosial saudara denganteman saudara setelah mengalami korbankekerasan ?

Hubungan sosial akusaat ini sama temen-teman rengganglah.

15 Bagaimana sikap teman-teman saudara setelahsaudara mengalami korban kekerasan ?

Sikap mereka sih samaaja, jiwanya tuh maasihfer sama aku.

16 Mengapa saudara merasakan tidak percaya diri,ragu, malu, takut untuk berinteraksi denganteman saudara ?

Ya, aku malu aja gabungbareng mereka lagi danpersaan aku tu nggakenak setelah kejadian itudan aku mending sendiriuntuk melakukanapapun.

Padang, Juli2018

Responden

Page 113: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

WAWANCARA KETIGA DENGAN INFORMAN KUNCI

Hari/Tanggal : Rabu/25 Juli 2018

Tempat : Di rumah YP

Pewawancara (interviewer) : Eminurlita

Yang diwawancarai (interview) : YP (Wawancara Ketiga)

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban1. Dampak Fisik

a. Memar-memar1 Apa yang terjadi pada tubuh saudara setelah

saudara dipukuli ?Yang terjadi pada tubuhsaya setelah dipukuli ibu,semua badan saya terasasakit, terutama bagianpunggung terdapat bekasmemar-memar, yangmana ibu saya memukulipakai sapu dan bibirberdarah dan aku sudahberusaha menghindar.

2 Bagaimana kondisi saudara dengan adanyamemar-memar ditubuh saudara ?

Kondisi tubuh akuadanya memar-memar,terus aku susah tidur,sebelumnya aku tidursekitar jam 10 atau 11malam, namun semenjakkejadian itu aku mulaisusah tidur karena sakitmemar-memar dangoresan-goresan di tubuh,terkadang aku tidur skitarjam 3 pagi itupun akutertidur karena sudahmenahan sakit berjam-jam.

3 Bagaimana saudara menutupi memar-memaryang ada di tubuh saudara ?

Aku menutupi memar-memar dengan memakaibaju lengan panjang,biasa aku make bajulengan pendek, tapi karnaada memar aku terpaksamake baju engan panjanguntuk menutupi memar-memar di tubuh.

Page 114: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

b. Goresan-goresan4 Bagaimana saudara menutupi goresan-goresan

yang ada di tubuh saudara ?Bagian goresan-goresandibagian bibir aku tutupimake masker kalau maukeluar dari rumah.Teman-teman juga herankenpa aku make maskertapi aku cuma ngomongkarena lagi sakit.

5 Bagaimana cara saudara mengatasi goresan-goresan pada tubuh saudara ?

Aku mengobati memar-memar dan goresan-goresan dengan salaf.

6 Berapa lama saudara merasakan dampak fisiksetelah saudara dipukuli ?

Sekitar kurang lebih !bulanlah, aku susah tidur,malu, cemas, takut untukmelakukan apapun.

2. Dampak Psikisa. Rasa harga diri rendah

7 Apa yang saudara rasakan setelah saudaradipukuli ?

Aku merasa sedih,cemas, ya rasanyasedihlah namanya jugadipukuli orang tua, akumerasa ibu nggak sayanglagi.

8 Bagaimana perilaku saudara setelah saudaramengalami korban kekerasan ?

Perilaku aku sih biasa-biasa saja, aku seringssendiri di rumah maupudi kampus. Aku sih lagimales gabung samatemen-teman.

9 Mengapa perasaan tersebut yang seringsaudara rasakan ?

Aku merasa nggak adagunanya semenjakkejadian itu.

10 Bagaimana cara saudara menyikapi tindakankekerasan orang tua saudara ?

Aku sih nggak adadendam sama ibu, tapiaku sedih, takut, tapi akusekarang nggak deketlagi kayak dulu, baisanyaaku bareng sama ibu,sekarang sih nggak lagimungkin aku masih takutjuga sih.

11 Seperti apa perasaan malu, cemas, takut, tidakpercaya diri, sedih, malu, galau dan lain-lainsetelah saudara dipukuli ?

Ya aku malu melakukanapapun, cemas takmenentu, takut, nggakpercaya dii untuk gabung

Page 115: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

bareng teman-teman lagi,aku tuh merasa nggk adagunanya.

12 Bagaimana cara saudara mengatasi ataumeredamkan perasaan tersebut ?

Aku memperbanyakaktivitas, contohnya bikintugas kuliah, asyik mainhp, dan kadang akunonton TV.

b. Ketidakmampuan berhubungandengan teman sebaya

13 Bagaimana cara saudara menyikapi danberinteraksi dengan teman-teman setelahsaudara mengalami korban kekerasan ?

Aku menjauh dari teman-teman karna aku malusama mereka.

14 Bagaimana hubungan sosial saudara denganteman saudara setelah mengalami korbankekerasan ?

Hubungan sosial aku saatini sama temen-temanrengganglah, maksudnyaudah nggak deket lagi,aku slaluu menghindarkarena aku malu.Mungkin mereka sih jugaheran kenapa aku jarangbareng mereka tapi akumerasa kalau aku nggakpantes lah sma mereka.

15 Bagaimana sikap teman-teman saudara setelahsaudara mengalami korban kekerasan ?

Sikap mereka sih samaaja, jiwanya tuh maasihfer sama aku, malah akuyang jauhin merekasemua.

16 Mengapa saudara merasakan tidak percayadiri, ragu, malu, takut untuk berinteraksidengan teman saudara ?

Ya, aku malu aja gabungbareng mereka lagi danpersaan aku tu nggakenak setelah kejadian itudan aku mending sendiriuntuk melakukan apapun.

Padang, Juli 2018

Responden

Page 116: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

WAWANCARA PERTAMA DENGAN INFORMAN TAMBAHAN

Hari/Tanggal : Jumat/26 Juli 2018

Tempat : Di kos HK

Pewawancara (interviewer) : Eminurlita

Yang diwawancarai (interview) : HK

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban3. Dampak Fisik

a. Memar-memar1 Sepengetahuan saudara, apa yang terjadi

pada tubuh YP setelah dipukuli ?Tubuh YP setelah dipukulioleh ibunya semua badanYP terdapat bekas memar-memar dan goresan-goresan di tubuh YP.Yang saya tau punggungYP dipkukul dengan sapu.YP sudah berusahmenghindar.YP sering dipukuli olehibunya ketika YP pulangmalam msekipun YP sudahmemberi kabar, ibunyamarah kalau perintahnyadilanggar, YP seringditamparlah itulah apalagikalau membahas soalpernikahan ibunya YPtidak pernah setuju.Aduh..pokoknya ibu YPitu tergolong orang yangtempramenlah, sadis.

2 Sepengetahuan saudara, bagaimana kondisiYP dengan adanya memar-memarditubuhnya ?

Kondisi tubuh YP adamemar-memar, setau akuYP susah tidur. Dia seringcerita-cerita dengan aku,selama 2 sampa 3 mingguYP susah tidur karna adamemar-memar dangoresan-goresan padatubuhnya.

3 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmenutupi memar-memar yang ada ditubuhnya ?

Setau aku YP menutupimemar-memar denganmemakai baju lengan

Page 117: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

panjang. Pokoknya setelahkejadian itu YP selalumemakai masker dibagianwajahnya dan baju lenganpanjang.

b. Goresan-goresan4 Sepengetahuan saudara, bagaimana YP

menutupi goresan-goresan yang ada ditubuhnya ?

Bagian goresan-goresandibagian bibir YP, YP punmemakai masker kalaumau keluar dari rumahmaupun ke kampus.Teman-teman lainpun jugaheran semua kenapa YPmake masker kekampusterus. YP make maskerselama 2 sampai 3 minggu.

5 Sepengetahuan saudara, bagaimana cara YPmengatasi goresan-goresan pada tubuhnya ?

Setau aku YP sudahmengobati bekas memar-memar dan goresan-goresan ditubuhnya dengansalaf sih.

6 Sepengetahuan saudara, berapa lama YPmerasakan dampak fisik setelah dipukuli ?

YP merasakan kesakitankurang lebih selama 1bulan lah. Yang aku atauYP susah tidur, malu,sedih, takut yangberlebihan terhadaplingkungan sekitarnya.

4. Dampak Psikisa. Rasa harga diri rendah

7 Sepengetahuan saudara, apa saja yangdirasakan YP setelah dipukuli ?

YP sedih sih, cemas, takut,sedihlah ya namany jugadipukuli orang tua.

8 Sepengetahuan saudara, bagaimana perilakuYP setelah mengalami korban kekerasan ?

YP merasa sedih, cemas,takutlah, akupun susahngajak dia bareng tapi diaslalu nolak. Aku kawatirsama YP, semenjakkejadian itu YP berubah.

9 Sepengetahuan saudara, mengapa perasaantersebut yang sering dirasakan YP ?

Dia pernah ngomong kalodia merasa bahwa dirinyatidak aad gunanya lagi, akupun berusaha buat dia lebihtenang, jangan memikirkanhal-hal yang jeleklah, tapiitulah dia susah di ajak

Page 118: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

ngomong deh nggak kayakdulu.

10 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmenyikapi tindakan kekerasan orangtuanya ?

Setau aku sih, YP tidakdendam dengan orangtuanya, semenjak kejadianitu YP dengan ibunyanggak deket lagi, yangmana sebelum kejadian ituYP sering cerita-cerita,ketawa-ketawa denganibunya.

11 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmerasakan perubahan sikap seperti malu,cemas, takut, tidak percaya diri, sedih, malu,galau dan lain-lain setelah dipukuli ?

Setau aku YP malumelakukan apapun, cemas,takut, tidak percaya diriuntuk bergabung denganteman-teman lain,pokoknya aku puntemannya juga ikut sedihmelihat dia seringmenyendiri.

12 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmeredamkan perasaannya setalah dipukuli ?

YP memperbanyakaktivitas contohnyamembuat tugas kuliahsendiri yang manabiasanya YP seringnyontek, sekarang YPsibuk dengan dirinyasendiri.

b. Ketidakmampuan berhubungan dengan teman sebaya13 Sepengetahuan saudara, cara saudara

menyikapi dan berinteraksi dengan teman-teman setelah saudara mengalami korbankekerasan ?

YP menjauh dari teman-teman, YP seringmenyendiri.

14 Sepengetahuan saudara, bagaimanahubungan sosial YP dengan teman-temannyasetelah mengalami korban kekerasan ?

Setau aku hubungan sosialYP dengan teman-temanyang lain sih nggak deketlagi, YP seringmenyendiri, aku ngajak YPbareng dengan teman-teman lain dia slalu nolakada urusan itulah, urusaninilah.

15 Sepengetahuan saudara, bagaimana sikapteman-teman YP setelah YP mengalamikorban kekerasan ?

Sikap teman-teman lainsama YP sih nggak adaberubah malah YP sendiriyang berubah dengan

Page 119: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

teman-teman.Teman-teman semua YP,malah teman-teman lainnanya kenapa YP slalumenghindar, malah YPjawab dengan simpel kalaudia ada urusan pentingdengan jawaban yangcuek.

16 Sepengetahuan saudara, apa yang dirasakanYP sehingga merasa tidak percaya diri, ragu,malu, takut, untuk berinteraksi denganteman-temannya ?

YP jarang gabung denganteman-teman.

Padang, Juli 2018

Responden

Page 120: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

WAWANCARA KEDUA DENGAN INFORMAN TAMBAHAN

Hari/Tanggal : Sabtu/26 Juli 2018

Tempat : Di kos HK

Pewawancara (interviewer) : Eminurlita

Yang diwawancarai (interview) : HK

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban1. Dampak Fisik

a. Memar-memar1 Sepengetahuan saudara, apa yang terjadi pada

tubuh YP setelah dipukuli ?Pada tubuh YP setelahdipukuli oleh ibunyasemua badan YP terdapatbekas memar-memar dangoresan-goresan di tubuhYP.

2 Sepengetahuan saudara, bagaimana kondisiYP dengan adanya memar-memar ditubuhnya?

Kondisi tubuh YP adamemar-memar, setau akuYP susah tidur. Dia seringcerita-cerita dengan aku,selama 2 sampai 3 mingguYP susah tidur.

3 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmenutupi memar-memar yang ada ditubuhnya ?

Setau aku YP menutupimemar-memar denganmemakai baju lenganpanjang.

b. Goresan-goresan4 Sepengetahuan saudara, bagaimana YP

menutupi goresan-goresan yang ada ditubuhnya ?

Bagian goresan-goresandibagian bibir YP, YP punmemakai masker kalaumau keluar dari rumahmaupun ke kampus.Teman-teman lainpun jugaheran semua kenapa YPmake masker kekampusterus. YP make maskerselama 2 sampai 3 minggu.

5 Sepengetahuan saudara, bagaimana cara YPmengatasi goresan-goresan pada tubuhnya ?

Setau aku YP sudahmengobati bekas memar-memar dan goresan-goresan ditubuhnyadengan salaf sih.

Page 121: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

6 Sepengetahuan saudara, berapa lama YPmerasakan dampak fisik setelah dipukuli ?

YP merasakan kesakitankurang lebih selama 1bulan lah.

5. Dampak Psikisa. Rasa harga diri rendah

7 Sepengetahuan saudara, apa saja yangdirasakan YP setelah dipukuli ?

YP sedih sih, cemas, takut,sedihlah ya namanya jugadipukuli orang tua.

8 Sepengetahuan saudara, bagaimana perilakuYP setelah mengalami korban kekerasan ?

YP merasa sedih, cemas,takutlah, akupun susahngajak dia bareng tapi diaslalu nolak. Aku kawatirsama YP, semenjakkejadian itu YP berubah.

9 Sepengetahuan saudara, mengapa perasaantersebut yang sering dirasakan YP ?

Dia pernah ngomong kalodia merasa bahwa dirinyatidak aad gunanya lagi,aku pun berusaha buat dialebih tenang, janganmemikirkan hal-hal yangjeleklah, tapi itulah diasusah di ajak ngomong dehnggak kayak dulu.

10 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmenyikapi tindakan kekerasan orangtuanya ?

Setau aku sih, YP tidakdendam ddengan orangtuanya, semenjak kejadianitu YP dengan ibunyanggak deket lagi.

11 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmerasakan perubahan sikap seperti malu,cemas, takut, tidak percaya diri, sedih, malu,galau dan lain-lain setelah dipukuli ?

Setau aku YP malumelakukan apapun, cemas,takut, tidak percaya diriuntuk bergabung denganteman-teman lain,pokoknya aku puntemannya juga ikut sedihmelihat dia seringmenyendiri.

12 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmeredamkan perasaannya setalah dipukuli ?

YP memperbanyakaktivitas contohnyamembuat tugas kuliahsendiri.

b. Ketidakmampuan berhubungan dengan teman sebaya13 Sepengetahuan saudara, cara saudara

menyikapi dan berinteraksi dengan teman-teman setelah saudara mengalami korbankekerasan ?

YP menjauh dari teman-teman, YP seringmenyendiri.

Page 122: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

14 Sepengetahuan saudara, bagaimana hubungansosial YP dengan teman-temannya setelahmengalami korban kekerasan ?

Setau aku hubungan sosialYP dengan teman-temanyang lain sih nggak deketlagi, YP seringmenyendiri, aku ngajakYP bareng dengan teman-teman lain dia slalu nolakada urusan itulah, urusaninilah.

15 Sepengetahuan saudara, bagaimana sikapteman-teman YP setelah YP mengalamikorban kekerasan ?

Sikap teman-teman lainsama YP sih nggak adaberubah malah YP sendiriyang berubah denganteman-teman.

16 Sepengetahuan saudara, apa yang dirasakanYP sehingga merasa tidak percaya diri, ragu,malu, takut, untuk berinteraksi dengan teman-temannya ?

YP jarang gabung denganteman-teman.

Padang, Juli 2018

Responden

Page 123: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

WAWANCARA KETIGA DENGAN INFORMAN TAMBAHAN

Hari/Tanggal : Minggu/27 Juli 2018

Tempat : Di Kos HK

Pewawancara (interviewer) : Eminurlita

Yang diwawancarai (interview) : HK

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban1. Dampak Fisik

a. Memar-memar1 Sepengetahuan saudara, apa yang terjadi pada

tubuh YP setelah dipukuli ?Yang terjadi pada tubuhYP setelah dipukuli olehibunya semua badan YPterdapat bekas memar-memar dan goresan-goresan di tubuh YP.Yang saya tau punggungYP dipkukul dengan sapu.YP sudah berusahmenghindar.

2 Sepengetahuan saudara, bagaimana kondisiYP dengan adanya memar-memar ditubuhnya?

Kondisi tubuh YP adamemar-memar, setau akuYP susah tidur. Dia seringcerita-cerita dengan aku,selama 2 sampa 3 mingguYP susah tidur.

3 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmenutupi memar-memar yang ada ditubuhnya ?

Setau aku YP menutupimemar-memar denganmemakai baju lenganpanjang. Pokoknya setelahkejadian itu YP selalumemakai masker dibagianwajahnya dan baju lenganpanjang.

b. Goresan-goresan4 Sepengetahuan saudara, bagaimana YP

menutupi goresan-goresan yang ada ditubuhnya ?

Bagian goresan-goresandibagian bibir YP, YP punmemakai masker kalaumau keluar dari rumahmaupun ke kampus.YP make masker selama 2sampai 3 minggu.

Page 124: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

5 Sepengetahuan saudara, bagaimana cara YPmengatasi goresan-goresan pada tubuhnya ?

YP sudah mengobati bekasmemar-memar dangoresan-goresanditubuhnya dengan salafsih.

6 Sepengetahuan saudara, berapa lama YPmerasakan dampak fisik setelah dipukuli ?

YP merasakan 1 bulan lah.

2. Dampak Psikisa. Rasa harga diri rendah

7 Sepengetahuan saudara, apa saja yangdirasakan YP setelah dipukuli ?

YP sedih sih, cemas, takut,sedihlah ya namany jugadipukuli orang tua.

8 Sepengetahuan saudara, bagaimana perilakuYP setelah mengalami korban kekerasan ?

YP merasa sedih, cemas,takutlah, akupun susahngajak dia bareng tapi diaslalu nolak.

9 Sepengetahuan saudara, mengapa perasaantersebut yang sering dirasakan YP ?

Dia pernah ngomong kalodia merasa bahwa dirinyatidak aad gunanya lagi,aku pun berusaha buat dialebih tenang,

10 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmenyikapi tindakan kekerasan orangtuanya ?

, YP tidak dendam denganorang tuanya, semenjakkejadian itu YP denganibunya nggak deket lagi..

11 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmerasakan perubahan sikap seperti malu,cemas, takut, tidak percaya diri, sedih, malu,galau dan lain-lain setelah dipukuli ?

YP malu melakukanapapun, cemas, takut, tidakpercaya diri untukbergabung dengan teman-teman lain.

12 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmeredamkan perasaannya setalah dipukuli ?

YP memperbanyakaktivitas contohnyamembuat tugas kuliahsendiri.

b. Ketidakmampuan berhubungan dengan teman sebaya13 Sepengetahuan saudara, cara saudara

menyikapi dan berinteraksi dengan teman-teman setelah saudara mengalami korbankekerasan ?

YP menjauh dari teman-teman, YP seringmenyendiri.

14 Sepengetahuan saudara, bagaimana hubungansosial YP dengan teman-temannya setelahmengalami korban kekerasan ?

Hubungan sosial YPdengan teman-teman yanglain sih nggak deket lagi,YP sering menyendiri, akungajak YP bareng denganteman-teman lain dia slalunolak ada urusan itulah,

Page 125: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

urusan inilah.15 Sepengetahuan saudara, bagaimana sikap

teman-teman YP setelah YP mengalamikorban kekerasan ?

Sikap teman-teman lainsama YP sih nggak adaberubah malah YP sendiriyang berubah denganteman-teman.

16 Sepengetahuan saudara, apa yang dirasakanYP sehingga merasa tidak percaya diri, ragu,malu, takut, untuk berinteraksi dengan teman-temannya ?

YP jarang gabung denganteman-teman.

Padang, Juli 2018

Responden

Page 126: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

WAWANCARA PERTAMA DENGAN INFORMAN TAMBAHAN

Hari/Tanggal : Senin/28 Juli 2018

Tempat : Di rumah YP

Pewawancara (interviewer) : Eminurlita

Yang diwawancarai (interview) : FN

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban1. Dampak Fisik

b. Memar-memar1 Sepengetahuan saudara, apa yang terjadi pada

tubuh YP setelah dipukuli ?Yang terjadi pada tubuhYP setelah dipukuli olehibunya semua badan YPterdapat bekas memar-memar dan goresan-goresan di tubuh YP.Yang saya tau punggungYP dipkukul dengan sapu.YP sudah berusahmenghindar.

2 Sepengetahuan saudara, bagaimana kondisiYP dengan adanya memar-memar ditubuhnya?

Kondisi tubuh YP adamemar-memar, setau akuYP susah tidur. Dia seringcerita-cerita dengan aku,selama 2 sampa 3 mingguYP susah tidur.

3 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmenutupi memar-memar yang ada ditubuhnya ?

Setau aku YP menutupimemar-memar denganmemakai baju lenganpanjang. Pokoknya setelahkejadian itu YP selalumemakai masker dibagianwajahnya dan baju lenganpanjang.

b. Goresan-goresan4 Sepengetahuan saudara, bagaimana YP

menutupi goresan-goresan yang ada ditubuhnya ?

Bagian goresan-goresandibagian bibir YP, YP punmemakai masker kalaumau keluar dari rumahmaupun ke kampus.Teman-teman lainpun jugaheran semua kenapa YP

Page 127: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

make masker kekampusterus. YP make maskerselama 2 sampai 3 minggu.

5 Sepengetahuan saudara, bagaimana cara YPmengatasi goresan-goresan pada tubuhnya ?

Setau aku YP sudahmengobati bekas memar-memar dan goresan-goresan ditubuhnyadengan salaf sih.

6 Sepengetahuan saudara, berapa lama YPmerasakan dampak fisik setelah dipukuli ?

YP merasakan kesakitankurang lebih selama 1bulan lah.

3. Dampak Psikisc. Rasa harga diri rendah

7 Sepengetahuan saudara, apa saja yangdirasakan YP setelah dipukuli ?

YP sedih sih, cemas, takut,sedihlah.

8 Sepengetahuan saudara, bagaimana perilakuYP setelah mengalami korban kekerasan ?

YP merasa sedih, cemas,takutlah, akupun susahngajak dia bareng tapi diaslalu nolak.

9 Sepengetahuan saudara, mengapa perasaantersebut yang sering dirasakan YP ?

Dia pernah ngomong kalodia merasa bahwa dirinyatidak ada gunanya lagi,aku pun berusaha buat dialebih tenang, janganmemikirkan hal-hal yangjeleklah, tapi itulah diasusah di ajak ngomong dehnggak kayak dulu.

10 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmenyikapi tindakan kekerasan orangtuanya ?

Setau aku sih, YP tidakdendam dengan orangtuanya, semenjak kejadianitu YP dengan ibunyanggak deket lag

11 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmerasakan perubahan sikap seperti malu,cemas, takut, tidak percaya diri, sedih, malu,galau dan lain-lain setelah dipukuli ?

Setau aku YP malumelakukan apapun, cemas,takut, tidak percaya diriuntuk bergabung denganteman-teman lain,

12 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmeredamkan perasaannya setalah dipukuli ?

YP memperbanyakaktivitas contohnyamembuat tugas kuliahsendiri.

d. Ketidakmampuan berhubungan dengan teman sebaya13 Sepengetahuan saudara, cara saudara

menyikapi dan berinteraksi dengan teman-teman setelah saudara mengalami korban

YP sering menyendiri.

Page 128: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

kekerasan ?14 Sepengetahuan saudara, bagaimana hubungan

sosial YP dengan teman-temannya setelahmengalami korban kekerasan ?

Setau aku hubungan sosialYP dengan teman-temanyang lain sih nggak deketlagi, YP seringmenyendiri, aku ngajakYP bareng dengan teman-teman lain dia slalu nolakada urusan itulah, urusaninilah.

15 Sepengetahuan saudara, bagaimana sikapteman-teman YP setelah YP mengalamikorban kekerasan ?

Sikap teman-teman lainsama YP sih nggak adaberubah malah YP sendiriyang berubah denganteman-teman.

16 Sepengetahuan saudara, apa yang dirasakanYP sehingga merasa tidak percaya diri, ragu,malu, takut, untuk berinteraksi dengan teman-temannya ?

YP jarang gabung denganteman-teman.

Padang, Juli 2018

Responden

Page 129: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

WAWANCARA KEDUA DENGAN INFORMAN TAMBAHAN

Hari/Tanggal : Selasa/29 Juli 2018

Tempat : Di rumah YP

Pewawancara (interviewer) : Eminurlita

Yang diwawancarai (interview) : FN

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban1. Dampak Fisik

c. Memar-memar1 Sepengetahuan saudara, apa yang terjadi pada

tubuh YP setelah dipukuli ?Yang terjadi pada tubuhYP setelah dipukuli olehibunya semua badan YPterdapat bekas memar-memar dan goresan-goresan di tubuh YP.Yang saya tau punggungYP dipkukul dengan sapu.YP sudah berusahmenghindar.YP sering dipukuli olehibunya. Aduh..pokoknyaibu YP itu tergolong orangyang tempramenlah, sadis.

2 Sepengetahuan saudara, bagaimana kondisiYP dengan adanya memar-memar ditubuhnya?

Kondisi tubuh YP adamemar-memar, setau akuYP susah tidur. Dia seringcerita-cerita dengan aku,selama 2 sampa 3 mingguYP susah tidur.

3 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmenutupi memar-memar yang ada ditubuhnya ?

Setau aku YP menutupimemar-memar denganmemakai baju lenganpanjang. Pokoknya setelahkejadian itu YP selalumemakai masker dibagianwajahnya dan baju lenganpanjang.

b. Goresan-goresan4 Sepengetahuan saudara, bagaimana YP

menutupi goresan-goresan yang ada ditubuhnya ?

Bagian goresan-goresandibagian bibir YP, YP punmemakai masker kalaumau keluar dari rumah

Page 130: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

maupun ke kampus.Teman-teman lainpun jugaheran semua kenapa YPmake masker kekampusterus. YP make maskerselama 2 sampai 3 minggu.

5 Sepengetahuan saudara, bagaimana cara YPmengatasi goresan-goresan pada tubuhnya ?

Setau aku YP sudahmengobati bekas memar-memar dan goresan-goresan ditubuhnyadengan salaf sih.

6 Sepengetahuan saudara, berapa lama YPmerasakan dampak fisik setelah dipukuli ?

YP merasakan kesakitankurang lebih selama 1bulan lah.

4. Dampak Psikise. Rasa harga diri rendah

7 Sepengetahuan saudara, apa saja yangdirasakan YP setelah dipukuli ?

YP sedih sih, cemas, takut,sedihlah ya namany jugadipukuli orang tua.

8 Sepengetahuan saudara, bagaimana perilakuYP setelah mengalami korban kekerasan ?

YP merasa sedih, cemas,takutlah, akupun susahngajak dia bareng tapi diaslalu nolak.

9 Sepengetahuan saudara, mengapa perasaantersebut yang sering dirasakan YP ?

Dia pernah ngomong kalodia merasa bahwa dirinyatidak aad gunanya lagi, akupun berusaha buat dialebih tenang, janganmemikirkan hal-hal yangjeleklah, tapi itulah diasusah di ajak ngomong dehnggak kayak dulu.

10 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmenyikapi tindakan kekerasan orangtuanya ?

Setau aku sih, YP tidakdendam dengan orangtuanya, semenjak kejadianitu YP dengan ibunyanggak deket lagi..

11 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmerasakan perubahan sikap seperti malu,cemas, takut, tidak percaya diri, sedih, malu,galau dan lain-lain setelah dipukuli ?

Setau aku YP malumelakukan apapun, cemas,takut, tidak percaya diriuntuk bergabung denganteman-teman lain,pokoknya aku puntemannya juga ikut sedihmelihat dia seringmenyendiri.

Page 131: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

12 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmeredamkan perasaannya setalah dipukuli ?

YP memperbanyakaktivitas contohnyamembuat tugas kuliahsendiri.

f. Ketidakmampuan berhubungan dengan teman sebaya13 Sepengetahuan saudara, cara saudara

menyikapi dan berinteraksi dengan teman-teman setelah saudara mengalami korbankekerasan ?

YP menjauh dari teman-teman, YP seringmenyendiri.

14 Sepengetahuan saudara, bagaimana hubungansosial YP dengan teman-temannya setelahmengalami korban kekerasan ?

Setau aku hubungan sosialYP dengan teman-temanyang lain sih nggak deketlagi, YP seringmenyendiri, aku ngajak YPbareng dengan teman-teman lain dia slalu nolakada urusan itulah, urusaninilah.

15 Sepengetahuan saudara, bagaimana sikapteman-teman YP setelah YP mengalamikorban kekerasan ?

Sikap teman-teman lainsama YP sih nggak adaberubah malah YP sendiriyang berubah denganteman-teman.

16 Sepengetahuan saudara, apa yang dirasakanYP sehingga merasa tidak percaya diri, ragu,malu, takut, untuk berinteraksi dengan teman-temannya ?

YP jarang gabung denganteman-teman.

Padang, Juli 2018

Responden

Page 132: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

WAWANCARA KETIGA DENGAN INFORMAN TAMBAHAN

Hari/Tanggal : Rabu/29 Juli 2018

Tempat : Di rumah YP

Pewawancara (interviewer) : Eminurlita

Yang diwawancarai (interview) : FN

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban1. Dampak Fisik

d. Memar-memar1 Sepengetahuan saudara, apa yang terjadi pada

tubuh YP setelah dipukuli ?Semua badan YP terdapatbekas memar-memar dangoresan-goresan di tubuhYP.YP sering dipukuli olehibunya. Aduh..pokoknyaibu YP itu tergolong orangyang tempramenlah, sadis.

2 Sepengetahuan saudara, bagaimana kondisiYP dengan adanya memar-memar ditubuhnya?

Tubuh YP ada memar-memar, setau aku YPsusah tidur. Dia seringcerita-cerita dengan aku,selama 2 sampa 3 mingguYP susah tidur.

3 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmenutupi memar-memar yang ada ditubuhnya ?

Setau aku YP menutupimemar-memar denganmemakai baju lenganpanjang. Pokoknya setelahkejadian itu YP selalumemakai masker dibagianwajahnya dan baju lenganpanjang.

b. Goresan-goresan4 Sepengetahuan saudara, bagaimana YP

menutupi goresan-goresan yang ada ditubuhnya ?

YP pun memakai maskerkalau mau keluar darirumah maupun ke kampus.Teman-teman lainpun jugaheran semua kenapa YPmake masker kekampusterus. YP make maskerselama 2 sampai 3 minggu.

5 Sepengetahuan saudara, bagaimana cara YPmengatasi goresan-goresan pada tubuhnya ?

Setau aku YP sudahmengobati bekas memar-

Page 133: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

memar dan goresan-goresan ditubuhnyadengan salaf sih.

6 Sepengetahuan saudara, berapa lama YPmerasakan dampak fisik setelah dipukuli ?

YP merasakan kesakitankurang lebih selama 1bulan lah.

5. Dampak Psikisg. Rasa harga diri rendah

7 Sepengetahuan saudara, apa saja yangdirasakan YP setelah dipukuli ?

YP sedih sih, cemas, takut,sedihlah ya namany jugadipukuli orang tua.

8 Sepengetahuan saudara, bagaimana perilakuYP setelah mengalami korban kekerasan ?

YP merasa sedih, cemas,takutlah, akupun susahngajak dia bareng tapi diaslalu nolak.

9 Sepengetahuan saudara, mengapa perasaantersebut yang sering dirasakan YP ?

Dia pernah ngomong kalodia merasa bahwa dirinyatidak aad gunanya lagi, akupun berusaha buat dialebih tenang.

10 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmenyikapi tindakan kekerasan orangtuanya ?

Setau aku sih, YP tidakdendam dengan orangtuanya, semenjak kejadianitu YP dengan ibunyanggak deket lagi..

11 Sepengetahuan saudara, seperti apa YPmerasakan perubahan sikap seperti malu,cemas, takut, tidak percaya diri, sedih, malu,galau dan lain-lain setelah dipukuli ?

Setau aku YP malumelakukan apapun, cemas,takut, tidak percaya diri

12 Sepengetahuan saudara, bagaimana YPmeredamkan perasaannya setalah dipukuli ?

YP memperbanyakaktivitas contohnyamembuat tugas kuliahsendiri.

h. Ketidakmampuan berhubungan dengan teman sebaya13 Sepengetahuan saudara, cara saudara

menyikapi dan berinteraksi dengan teman-teman setelah saudara mengalami korbankekerasan ?

YP menjauh dari teman-teman, YP seringmenyendiri.

14 Sepengetahuan saudara, bagaimana hubungansosial YP dengan teman-temannya setelahmengalami korban kekerasan ?

Setau aku hubungan sosialYP dengan teman-temanyang lain sih nggak deketlagi, YP seringmenyendiri, aku ngajak YPbareng dengan teman-teman lain dia slalu nolak

15 Sepengetahuan saudara, bagaimana sikap Sikap teman-teman lain

Page 134: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

teman-teman YP setelah YP mengalamikorban kekerasan ?

sama YP sih nggak adaberubah malah YP sendiriyang berubah denganteman-teman.

16 Sepengetahuan saudara, apa yang dirasakanYP sehingga merasa tidak percaya diri, ragu,malu, takut, untuk berinteraksi dengan teman-temannya ?

YP jarang gabung denganteman-teman.

Padang, Juli 2018

Responden

Page 135: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

PEMERINTAH KOTA PADANGKATTTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

Komplek Balaikota Padang, Jl. Bagindo AzizChan No. I, By. Pass Aia Pacah Padang

L73

REKOMENDASINomor : 200.07 .1 555/Kesbangpol/20 I 8

Kepala Kantor Kesbangpol Kota Padang setelah membaca dan mempelajari :

a. Dasar :

Dengan ini memberikan persetujuan Penelitian/ Survey/ Pemetaan/ PKL/ PBL ( Pengalaman Belajar Lapangan

di wilayah Kota Padang sesuai dengan permohonan yang bersangkutan :

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik lndonesia NomorPeraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia NomorRekomendasi Penelitian.

2. Surat dari : Ketua STKIP-PGRI Sumatera BaratNomor : 5897/A/STKIP-AK/PGzu-SB/2018

b. Surat Pernyataan Penanggung Jawab penelitian Ybs,

Nama

TempaVTanggal Lahir

Pekerjaan/Jabatan

Alamat

Nomor Handphone

Maksud Penelitian

Lama Penelitian

J udul Penel itian/Survey/PKL

Tempat Penelitian

Anggota Rombongan

7 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

64 Tahurr 20ll tentarrg Pedoman Penerbitan

tanggal 28 Mei 2018tanggal 3 l Juli 201 8

EminurlitaLundar I 20 Juli 1996

Mahasiswa

Gang Olo, Jl. Sepakat No I I085364 l 9955 lPenyelesaian Skripsi

I (satu) bulan

Dampak Kekerasan Orang Tua Terhadap Anak (Studi Kasus di

Daerah Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Padang)

Kecamatan Koto Tangah

Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Berkewajiban menghormati dan mentaati Peraturan dan Tata Terlib di Daerah setempat/Lokasi

Penelitian.2. Pelaksanaan Penelitian agar tidak disalahgunakan untuk tujuan yang dapat mengganggu Kestabilarr

Keamanan dan Ketertiban di Daerah seternpat/ lokasi Penelitian.3. Melaporkan hasil penelitian dan sejenisnya kepada Walikota Padang rnelalui Kantor Kesbang dan

Politik Kota Padang dalam kesempatan peftama.4. Bila terjadi penyimpangan dari rnaksud/ tujuan penelitian ini, maka Rekor-nendasi ini tidak berlaku

dengan sendirinya.

Pada

An.Kepala olitik

ERI Jh:

Diteruskan kepada Yth :

NrP.l964tl 903 I 001

Page 136: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

174

PEMERINTAH KOTA PADANG

KECffiKOTOTANGNIJln. Adinegoro KM.l7 Telp. (0751) 4B2BB5, Padang

REKOMENDASINomor : 07 0.07 .69/Trantib/2018

Camat Koto Tangah Kota Padang setelah membaca dan mempelajari : Surat Bapak WalikotaPadang Cq. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik nomor: 200.07.l555/Kesbangpoli20l8tanggal 31 Juli 2018. Dengan ini memberi persetujuan cian tidak keberatan diadakan Penelitian/Pemetaan/ PKL di Kecamatan Koto Tangah oleh :

Nama

Tempat/Tarnggal LahirPekerjaan

Alamat

Judul Penelitian/ Survey/ PKL

Waktu/ Lama Fenelitian

Lokasi/ Tempat Penelitian/ Survey /PKL

Angota Rombongan

Eminurlita

Lundan/20 Juli 1995Mahasiswa

Gang olo Jl.sepakat No.11

Dampak Kekerasan Orang Tua terhadap Anak (StudiKasus di daerah Lubuk Buaya Kecamatan Kototangah )1 (satu) Bulan

Kecamatan Koto Tangah

Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Tidak dibenarkan menyimpang dari kerangka dan maksud penelitian.

2. Sambil menunjukkan surat keterangan rekomendasi ini supaya melaporkan kepada Kepala

Badan/ instansi/ Kantor/ Bagianl Carnat dan Penguasa dimana Saudara melakukanPenelitian/ Survey/ PKL serta melaporkan diri sebelum meninggalkan daerah penelitian.

3. Mematuhi segala peraturan yang ada dan adat istiadat serta kebiasaan masyarakatsetempat.

4. Selesai penelitian harus melaporkan hasilnya kepacja Camat Koto Tangah Cq. Kepala Seksi

Ketentraman dan Ketertiban Umum Kecamatan.

5. Bila terjadi penyimpangan atas ketentuan di atas, rr:aka Surat Keterangan/ Rekomendasi ini

akan ditinjau kembali.

Diteruskan kepada Yth. :

1. Ketua Stkip PGRI Sumatera Barat2.Camat Koto Tangah3. Yang bersangkutan4. Peftingal

1 Juli 2018

Page 137: DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5683/4/14060007...DAMPAK KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK (S tudi Kasus di Daerah Lubuk Buaya

PEM ERIIUTAH KOTAPADANG 175

KECAMATAN KOTOTANGAHKELURATflhI LUBUK BUAYA

Nomor :470.151L8-WV20I8

Lampiran :-

Perihal : Telah Melaksanakan Penelitian

Nama

NPM

LamaPenelitian

Judul Penelitian

Padang,0l Agustus 2018

Kepada Yth. :

Ketua Prodi BK Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan(STKIP) PGRI Sumatera Barat.di:

Padang

Dengan hormat,

Sehubungan surat Rekomendasi Penelitian dari Bapak Camat 11s16 fangah

Nomor : 070.07.69 /Trantib 2018 tanggal 3l Juli 2018 bahwa yang tersebut

dibawahini:

:EMIITiURLITA

: 14060007

: 1 (satu) Bulan

: Ilang* Kekerasan Orang Tua Terhadap Anak

(Stuff Kasus Di Daerah Lubuk Buaya Kecamatan

Koto Tangah Padang)

Bahwa Mahasiswa yang bersangkutan telah selesai melaksanakan penelitian

di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada bulan Juli

sid Agustus 2018..

Demikianlatr kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

0s 200801 t 002