uji kekerasan

29
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK Semester Genap 2013/2014 Laboratorium Sistem Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, 69162 PBT 2014 PBT 04 PENGUJIAN KEKERASAN DISUSUN OLEH : Dwi Andriyanto 130421100011 M. Khoiruz Zam Zami 130421100100 KELOMPOK 22

Upload: dwi-andriyanto

Post on 30-May-2015

2.091 views

Category:

Engineering


11 download

DESCRIPTION

Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik Teknik Industri (Uji Kekerasan)

TRANSCRIPT

Page 1: Uji kekerasan

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

Semester Genap 2013/2014

Laboratorium Sistem Manufaktur

Fakultas Teknik

Universitas Trunojoyo Madura

Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, 69162

PBT 2014

PBT 04

PENGUJIAN KEKERASAN

DISUSUN OLEH :

Dwi Andriyanto 130421100011

M. Khoiruz Zam Zami 130421100100

KELOMPOK 22

Page 2: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 52

RINGKASAN

Andriyanto Dwi, Khoiruz Zam Zami Muhammad. Program Studi Teknik

Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura, PBT 04 Pengujian

Kekerasan, Juni 2014

Pada suatu produksi industri logam tidak akan terlepas dari sifat kekerasan

logam. Karena sifat kekerasan pada logam dapat digunakan untuk menentukan

kualitas dari bahan logam. Dalam pengujian kekerasan logam terdapat beberapa

metode, seperti: metode gores (scratch test), metode elastik atau pantul, dan metode

identasi. Sementara perlakuan panas yang digunakan yaitu hardening, annealing,

normalizing, tempering, dan quenching.

Pada praktikum ini menggunakan Rockwell B dan Rockwell C dan menunjukan

nilai kedalaman (h) yang didapatkan lebih besar menggunakan metode Rockwell C

dengan menggunakan indentor intan dengan perlakuan panas annealing. Hal

tersebut dikarenakan pada proses pendinginan, baja akan menjadi lebih lunak

sehingga menyebabkan bola baja lebih mudah untuk menancap ke benda uji. Nilai

kekerasan berbanding terbalik dengan tingkat kekerasan yang dimiliki benda,

semakin kecil nilai kekerasan, menunjukkan bahwa tingkat kekerasan yang dimiliki

semakin tinggi.

Page 3: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu produksi industri logam tidak akan terlepas dari sifat kekerasan,

karena sifat kekerasan suatu logam adalah salah satu cara mengetahui kualitas

logam tersebut. Bahan benda kerja yang baik dan berkualitas tidak hanya ditentukan

oleh keras atau lunaknya bahan tersebut, tetapi sangat banyak ditentukan oleh

ketepatan memilih bahan sesuai besarnya pembebanan yang diberikan. Dengan

pemilihan bahan yang tepat, akan diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi dan

dijamin kuat untuk menerima beban.

Kekerasan merupakan sifat alami dari suatu logam. Kekerasan sendri bisa

didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk tahan terhadap deformasi

plastis, yang artinya deformasi yang diberikan dan setelah dilepaskan tidak kembali

ke bentuk semula akibat tekanaan (penertasi) oleh suatu benda sebagai alat uji.

Semakin besar kekerasan suatu logam maka semakin besar ketahanannya terhadap

deformasi karena hubungan kekerasan sebanding dengan kekuatan logam dimana

kekerasan suatu logam akan meningkat maka kekuatan logam tersebut juga

cenderung meningkat, namun nilai kekerasan ini berbanding terbalik dengan

keuletan dari logam.

Pentingnya sifat kekerasan dalam material logam untuk peralatan teknik seperti

untuk komponen mesin, maka penting untuk melakukan praktikum ini untuk

memahami serta mempelajari lebih lanjut bagaimana proses pengukuran kekerasan

logam, khususnya material baja dengan menggunakan mesin uji kekerasan.

Pengujian ini menggunakan metode Rockwell, yaitu dengan menggunakan indentor

intan (HRC) dan bola baja (HRB). Metode ini dilakukan dengan 3 perlakuan panas

yaitu annealing, hardening, dan normalizing. Dengan begitu akan diketahui tingkat

suatu bahan material dengan ukuran yang tepat.

Page 4: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 54

1.2 Tujuan Praktikum

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Melakukan pengujian kekerasan bahan.

2. Mengetahui angka kekerasan bahan baja ST-60.

3. Mengetahui pengaruh perakuan panas terhadap kekerasan bahan.

Page 5: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 55

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Uji Kekerasan

Uji kekerasan adalah salah satu dari mata rantai dalam Uji Pasca Irradiasi (post

irradiation examination) dan uji bahan sebelum diiradiasi. Uji Pasca Irradiasi

dilakukan dalam hot cell untuk material yang sudah radioaktif. Sedangkan Uji Pra

Irradiasi dilakukan diluar hot cell untuk bahan yang belum radioaktif. Uji Pasca

Irradiasi dan Pra Iradiasi sering dilakukan untuk bahan Struktur reaktor (reactor

structural materials), baik reaktor daya maupun reaktor riset (Purba, 2005).

2.2 Metode Pengujian Kekerasan

Kekerasan suatu material dapat ditentukan dengan menggunakan metode

pengujian yang berbeda, yaitu:

2.2.1 Metode Gores

Pengujian dengan cara goresan (scratch test) ialah pengujian kekerasan

terhadap logam, dalam penentuan kekerasannya dilakukan dengan mencari

kesebandingan dari bahan yang dijadikan standar pengujian, yakni bahan-bahan

yang teruji dan memenuhi syarat pengujian, yang disusun pada skala kekerasan

yang disebut Skala Mohs yakni susunan dari 10 macam bahan mineral disusun dari

skala 1 sampai skala 10 dari yang terlunak sampai yang terkeras. Hasil pengujian

ini kurang akurat karena hasil pengujian hanya merupakan hasil pengamatan secara

visual, namun pengujian ini sangat bermanfaat digunakan pada benda

atau konstruksi besar yang tidak mungkin di bawa untuk diuji pada laboratorium.

1 Talk (Talc) 6 Ortoklas (Felspar)

2 Gips (Gipsum) 7 Kwarsa (Quartz)

3 Kalsite (Calcspar) 8 Topas (Topas)

4 Plorite (Flourspar) 9 Korundum (Corundum)

5 Apatite (Apatite) 10 Intan (Diamond)

Macam-macam bahan di atas merupakan skala Mohs (Anonym, 2012).

Page 6: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 56

2.2.2 Metode Elastik Atau Pantul

Pengujian dengan cara elastik atau pantul ialah pengujian kekerasan dengan

cara mengukur tinggi pantulan dari bola baja atau intan (hammer) yang dijatuhkan

dari ketinggian tertentu. Tinggi pantulan menunjukkan kekerasan bahan tersebut,

semakin tinggi pantulan artinya bahan ini memiliki kekerasan yang tinggi

pengukuran kekerasan dengan cara ini disebut sistem Shore Scleroscope.

Konstruksi sistem Shore Scleroscope seperti gambar berikut.

Gambar 4.2.1 Mesin Uji Kekerasan Shore Scleroscope

Tipe SH-D (Anonym, 2012)

Gambar 4.2.2 Mesin Uji Kekerasan Shore Scleroscope

Tipe SH-C (Anonym, 2012)

Page 7: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 57

2.2.3 Metode Identasi

Pengujian kekerasan dengan cara penekanan (Indentation Test) ialah

pengujian kekerasan terhadap logam, dalam menentukan kekerasannya dilakukan

dengan menganalisis indentasi atau bekas penekanan pada benda uji (Test Piece)

sebagai reaksi dari pembebanan tekan. Proses ini dilakukan antara lain dengan

sistem Brinell, Rockwell dan sistem Vickers. Pengujian dengan sistem ini paling

banyak digunakan di laboratorium pengujian logam atau industri manufaktur, hal

ini dikarenakan proses serta prosedur pengujiannya yang sederhana dan cepat

memperoleh data kekerasan yang dihasilkan dari pengujian (Anonym, 2012).

2.2.3.1 Metode Brinell

Pengujian kekerasan dengan metode Brinell merupakan pengujian

kekerasan dengan penekanan. Proses penekanan ini untuk membentuk penetrasi

pada permukaan bahan uji (Test Piece) yang dianalisis untuk menentukan tingkat

kekerasan bahan tersebut. Penetrasi ini merupakan bentuk perubahan tetap dari

bahan uji yang disebabkan oleh pembebanan, beban yang diberikan dalam

pengujian ini tidak mengakibatkan rusak atau pecahnya benda uji (Test Piece)

itu sendiri yaitu ditentukan berdasarkan perbandingan antara angka konstanta dari

jenis bahan ketebalan bahan dimana beban itu diberikan terhadap diameter alat

penekan (Indentor). Pada pengujian ini alat penekannya menggunakan bola baja

yang dipilih sesuai dengan ketentuan pengujian. Mesin pengujian kekerasan Brinell

dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.2.3 Mesin Uji Kekerasan Brinell (Anonym, 2012)

Page 8: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 58

Skematika dan formulasi untuk menghitung nilai kekerasan metode Brinell

sebagai berikut:

BHN = 2F/ (3,14D x (D-(D2-Di2)1/2)) (1)

BHN = Bilangan kekerasan Brinell

F = Beban, gaya tekan dalam kg

D = Diameter indentor bola dalam mm

Di = Diameter jejak indentasi dalam mm

(Anonym, 2012)

2.2.3.2 Metode Vickers

Pada prinsipnya pengujian dengan metode Vickers tidak jauh berbeda

dengan metode Brinell, salah satu yang bebeda ialah pemakaian indentornya,

metode Vickers menggunakan piramida intan dengan sudut puncak piramida adalah

1360. Bentuk indentor yang relatif tajam dibanding dengan Brinell

yang menggunakan bola baja. Vickers mamberikan pembebanan yang sangat kecil

yakni dengan tingkatan beban 5; 10; 20; 30; 50 dan 120 kg, bahkan untuk pengujian

mikrostruktur hanya ditentukan 10 g, sehingga pengujian kekerasan Vickers cocok

digunakan pada bahan yang keras dan tipis, sedangkan untuk bahan yang lunak dan

tidak homogen seperti besi tuang (cast Iron) Vickers tidak sesuai untuk digunakan.

Bilangan kekerasan Vickers (HV) dihitung dengan rumus:

HV = 1,854 x F/D2 (2)

F = Beban yang diterapkan dalam kg

D = Panjang diagonal jejak indentasi dalam mm

(Anonym, 2012)

2.2.3.3 Metode Rockwell

Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell ini paling banyak digunakan

di laboratorium pengujian logam, karena prosesnya mudah dan cepat memperoleh

angka kekerasan bahan uji, dimana angka kekerasan Rockwell dapat dibaca

langsung dari pesawat uji yang digunakan. Selain itu pengujian ini memiliki fungsi

pemakaian yang cukup luas sehingga memungkinkan digunakan pada berbagai

jenis dan karakteristik bahan dengan tersedianya skala kekerasan untuk berbagai

aplikasi.

Konstruksi pesawat uji kekerasan Rockwell dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 9: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 59

Gambar 4.2.4 Konstruksi Pesawat Uji Kekerasan Rockwell (Anonym, 2012)

Nilai kekerasan dengan metode Rockwell suatu material dirumuskan sebagai

berikut:

HRB = 130 – (h/0,002) (3)

HRC = 100 – (h/0,002) (4)

Keterangan :

HRB = Nilai kekerasan Rockwell B

HRC = Nilai kekerasan Rockwell C

h = kedalaman (mm)

(Anonym, 2012)

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Uji Kekerasan

Dalam uji kekerasan dipengaruhi oleh beberapa faktor atau parameter. Ada tiga

factor atau parameter yang diduga mempengaruhi kekerasan, yaitu temperatur raw

material (Tm), temperatur awal proses quenching (Tq) dan temperatur akhir proses

quenching (Tt). Serta keterbatasan pengamat dalam mengamati hasil pengujian

kekarasan (Wahyudi, 2000).

Page 10: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 60

2.4 Perlakuan Panas

Perlakuan panas adalah proses untuk memperbaiki sifat-sifat dari logam

dengan jalan memanaskan coran sampai temperatur yang cocok, lalu dibiarkan

beberapa waktu pada temperatur itu,kemudian didinginkan ke temperatur yang

lebih rendah dengan kecepatan yang sesuai. Perlakuan panas yang dilaksanakan

pada coran adalah: pelunakan temperatur rendah, pelunakan, penormalan,

pengerasan dan penemperan (Rubijanto, 2006).

2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Rockwell

Pengujian kekerasan dengan menggunakan metode Rockwell mempunyai

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode Rockwell seperti dapat

digunakan untuk bahan yang sangat keras, dapat dipakai untuk batu gerinda sampai

plastik, dan cocok untuk semua material yang keras dan lunak. Sedangkan untuk

kekurangan metode Rockwell seperti tingkat ketelitian rendah, tidak stabil apabila

terkena goncangan, dan penekanan bebannya tidak praktis (Kurniawan, 2013).

Page 11: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 61

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan dan Peralatan

Dalam praktikum uji kekerasan ini menggunakan alat dan bahan yang telah

ditentukan, berikut bahan dan alat tersebut:

3.1.1 Bahan

Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pratikum pengujian kekerasan

adalah sebagai berikut:

a. Benda uji Baja ST – 60.

3.1.2 Alat

Alat-alat yang akan digunakan dalam pratikum pengujian kekerasan adalah

sebagai berikut:

a. Indentor bola baja berdiameter 1/6 inci dan beban 100 kg.

b. Indentor intan dengan beban 150 kg

3.2 Prosedur Pelaksanaan Praktikum

Prosedur praktikum pengujian kekerasan adalah sebagai berikut:

a. Persiapkan alat dan bahan.

b. Pasang indentor dengan benar pada alat uji.

c. Tempatkan bahan uji pada landasan yaitu berada di bawah indentor.

d. Tetapkan beban statis yang digunakan, yaitu 150 kg untuk Rockwell C dan 100

kg untuk Rockwell B.

e. Putar tuas yang berada di bawah tempat bahan uji sampai jarum kecil menunjuk

pada titik merah.

f. Putar skala sampai skala menunjukan angka 0.

g. Setelah tepat pada posisi 0, tarik tuas ke posisi 4

h. Setelah jarum berhenti, tarik tuas kembali pada posisi 3/minor load

i. Lihat pembacaan angka yang ditunjukkan oleh skala

j. Catat hasil pembacaan skala

Page 12: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 62

3.3 Flowchart Pelaksanaan Praktikum

Berikut prosedur yang dilakukan pada praktikum ini dalam bentuk flowchart.

Gambar 4.3.5 Flowchart Pelaksanaan Praktikum

Baja ST-60, Indentor bola

baja dan indentor intan

Pasang indentor dengan benar

Tempatkan bahan uji pada landasan

mulai

Tetapkan beban statis 150 kg untuk Rockwell C dan

100 kg untuk Rockwell B

Putar tuas yang berada di bawah tempat bahan uji sampai

jarum kecil menunjuk pada titik merah.

.

Putar skala sampai skala menunjukan angka 0 dan putar

tuas ke posisi 4

Jarum berhenti, tarik tuas kembali pada posisi 3

Lihat pembacaan angka yang ditunjukkan oleh skala

Baja ST-60 yang ditusuk Indentor

selesai

Page 13: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 63

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Setelah melakukan praktikum uji kekerasan didapatkan data hasil nilai

kekerasan dari setiap percobaan yang menggunakan alat uji dengan perlakuan panas

yang berbeda. Data yang didapat berupa tabel sebagai berikut:

4.1.1 Data-Data Pengamatan Kekerasan Bahan

Pada percobaan pertama dilakukan pencarian nilai kekerasan Rockwell B

dengan indentor bola baja dan Rockwell C dengan indentor intan dari benda uji baja

ST-60 dengan perlakuan annealing (pendinginan). Berikut ini adalah spesifikasi

alat yang digunakan dalam percobaan pertama:

Nama alat : Rockwell Hardness Tester

Merk : AFFRI Seri 206.RT – 206.RTS

Perlakuan panas : Annealing

Metode : Rockwell

Spesifikasi : HRC Load : 150 Kg

Indentor : Kerucut intan 120º

HRB Load : 100 Kg

Indentor : Steel Ball Ø 1/16”

Berikut adalah hasil dari nilai kekerasan Rockwell B dan Rockwell C yang

didapatkan dalam bentuk tabel:

Tabel 4.4.1 Nilai Kekerasan Bahan Metode Rockwell Dengan Perlakuan Panas Annealing

No Nilai kekerasan Rockwell B (HRB) Nilai kekerasan Rockwell C (HRC)

1 85.5274 37.956177

2 85.46299 40.137694

3 85.58059 37.840417

4 86.01956 32.427364

5 89.83522 39.113739

6 90.54183 39.121985

7 89.17829 32.426965

8 89.06258 34.046619

9 90.78969 40.54602

10 89.73132 38.117488

Rata-rata 88.172947 37.1734468

Page 14: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 64

4.1.2 Data-Data Pengamatan Kekerasan Bahan

Pada percobaan kedua dilakukan pencarian nilai kekerasan Rockwell B

dengan indentor bola baja dan Rockwell C dengan indentor intan dari benda uji baja

ST-60 dengan perlakuan hardening (pemanasan). Berikut ini adalah spesifikasi alat

dan jenis perlakuan panas yang digunakan dalam percobaan kedua:

Nama alat : Rockwell Hardness Tester

Merk : AFFRI Seri 206.RT – 206.RTS

Perlakuan panas : Hardening

Metode : Rockwell

Spesifikasi : HRC Load : 150 Kg

Indentor : Kerucut intan 120º

HRB Load : 100 Kg

Indentor : Steel Ball Ø 1/16”

Berikut adalah hasil dari nilai kekerasan Rockwell B dan Rockwell C yang

didapatkan dalam bentuk tabel:

Tabel 4.4.2 Nilai Kekerasan Bahan Metode Rockwell dengan Perlakuan Panas Hardening

No Nilai kekerasan Rockwell B (HRB) Nilai kekerasan Rockwell C (HRC)

1 76.3528 16.00642

2 76.277647 17.30574

3 78.010019 18.41361

4 79.6489 21.72553

5 77.295005 20.20481

6 77.621082 21.66578

7 75.62038 21.01881

8 75.631908 18.90285

9 74.956301 15.65624

10 78.367775 21.89007

Rata-rata 76.9781817 19.278986

4.1.3 Data-data Pengamatan Kekerasan Bahan

Pada percobaan ketiga dilakukan pencarian nilai kekerasan Rockwell B

dengan indentor bola baja dan Rockwell C dengan indentor intan dari bend uji baja

ST-60 dengan perlakuan normalizing (suhu ruangan). Berikut ini adalah spesifikasi

alat dan jenis perlakuan panas yang digunakan dalam percobaan ketiga:

Nama alat : Rockwell Hardness Tester

Merk : AFFRI Seri 206.RT – 206.RTS

Page 15: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 65

Perlakuan panas : Normalizing

Metode : Rockwell

Spesifikasi : HRC Load : 150 Kg

Indentor : Kerucut intan 120º

HRB Load : 100 Kg

Indentor : Steel Ball Ø 1/16”

Berikut adalah hasil dari nilai kekerasan Rockwell B dan Rockwell C yang

didapatkan dalam bentuk tabel:

Tabel 4.4.3 Nilai Kekerasan Bahan Metode Rockwell dengan Perlakuan Panas

Normalizing

No Nilai kekerasan Rockwell B (HRB) Nilai kekerasan Rockwell C (HRC)

1 85.40643 23.96797

2 85.90261 25.25467

3 84.01715 29.41812

4 84.26484 26.09102

5 84.24841 26.9305

6 83.48382 23.84864

7 80.26434 26.28722

8 83.15729 30.89325

9 84.15558 28.12898

10 83.48173 26.27616

Rata-rata 83.83822 26.709653

4.2 Pengolahan Data

Setelah dilakukannya pencatatan data-data yang diperoleh dari praktikum

pengujian kekerasan, selanjutnya dilakukan pengolahan data dari setiap tabel. Dan

berikut adalah penolahan data-data tersebut:

4.2.1 Pengujian Kekerasan Bahan dengan Perlakuan Panas Annealing Metode

Rockwell B

Setelah didapatkan data yang berupa nilai kekerasan Rockwell B dari bahan

baja ST-60 dengan proses annealing, akan dilanjutkan perhitungan manual dengan

mencari kedalaman (h) yang terbetuk dari setiap data nilai kekerasan Rockwell B

yang diperoleh menggunakan rumus yang telah ditentukan. Berikut

perhitungannya:

Page 16: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 66

b. Pengujian Kekerasan Kedua

HRB = 85,46299

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 85,46299) X 0,002

= 0,08907 mm

d. Pengujian Kekerasan Keempat

HRB = 86,01956

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 86,01956) X 0,002

= 0,08196 mm

f. Pengujian Kekerasan Keenam

HRB = 90,54183

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 90,54183) X 0,002

= 0,07892 mm

h. Pengujian Kekerasan Kedelapan

HRB = 89,06258

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 89,06258) X 0,002

= 0,08187 mm

j. Pengujian Kekerasan Kesepuluh

HRB = 89,73132

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 89,73132) X 0,002

= 0,08054 mm

a. Pengujian Kekerasan Pertama

HRB = 85,5274

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 85,5274 ) X 0,002

= 0,08895 mm

c. Pengujian Kekerasan Ketiga

HRB = 85,58059

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 85,58059) X 0,002

= 0,08884 mm

e. Pengujian Kekerasan Kelima

HRB = 89,83522

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 89,83522) X 0,002

= 0,08033 mm

g. Pengujian Kekerasan Ketujuh

HRB = 89,17829

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 89,17829) X 0,002

= 0,08164 mm

i. Pengujian Kekerasan Kesembilan

HRB = 90,78969

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 90,78969) X 0,002

= 0,07842 mm

Page 17: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 67

b. Pengujian Kekerasan Kedua

HRC = 40,137694

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 40,137694) X 0,002

= 0,119725 mm

d. Pengujian Kekerasan Keempat

HRC = 32,427364

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 32,427364) X 0,002

= 0,135145 mm

f. Pengujian Kekerasan Keenam

HRC = 39,121985

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 39,121985) X 0,002

= 0,121756 mm

k. Perhitungan rata-rata kedalaman(ℎ)

ℎ = ∑ℎ

𝑛

= 0,08895+0,08907+0,08884+0,08196+0,08033+0,07892+0,08164

+0,08187+0,07842+0,08054/10

= 0,083054

Jadi rata-rata kedalaman dari pengujian kekerasan baja ST-60 dengan

metode Rockwell B adalah 0,083054 mm.

4.2.2 Pengujian Kekerasan Bahan dengan Perlakuan Panas Annealing Metode

Rockwell C

Setelah didapatkan data yang berupa nilai kekerasan Rockwell C dari bahan

baja ST-60 dengan proses annealing, akan dilanjutkan perhitungan manual dengan

mencari kedalaman (h) yang terbetuk dari setiap data nilai kekerasan Rockwell C

yang diperoleh menggunakan rumus yang telah ditentukan. Berikut

perhitungannya:

a. Pengujian Kekerasan Pertama

HRC = 37,956177

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 37,956177) X 0,002

= 0,124088 mm

c. Pengujian Kekerasan Ketiga

HRC = 37,840417

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 37,840417) X 0,002

= 0,124319 mm

e. Pengujian Kekerasan Kelima

HRC = 39,112739

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 39,112739) X 0,002

= 0,121775 mm

Page 18: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 68

h. Pengujian Kekerasan Kedelapan

HRC = 34,046619

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 34,046619) X 0,002

= 0,131907 mm

j. Pengujian Kekerasan Kesepuluh

HRC = 38,117488

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 38,117488) X 0,002

= 0,123765 mm

b. Pengujian Kekerasan Kedua

HRB = 76,277647

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 76,277647) X 0,002

= 0,10744 mm

g. Pengujian Kekerasan Ketujuh

HRC = 32,426965

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 32,426965) X 0,002

= 0,135146 mm

i. Pengujian Kekerasan Kesembilan

HRC = 40,54602

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 40,54602) X 0,002

= 0,118908 mm

k. Perhitungan rata-rata kedalaman (ℎ)

ℎ = ∑ℎ

𝑛

= 0,124088+0,119725+0,124319+0,135145+0,121775+0,121756

+0,135146+0,131907+0,118908+0,123765/10

= 0,1256534

Jadi rata-rata kedalaman dari pengujian kekerasan baja ST-60 dengan metode

Rockwell C adalah 0,1256534 mm.

4.2.3 Pengujian Kekerasan Bahan dengan Perlakuan Panas Hardening

Metode Rockwell B

Setelah didapatkan data yang berupa nilai kekerasan Rockwell B dari bahan

baja ST-60 dengan proses hardening, akan dilanjutkan perhitungan manual dengan

mencari kedalaman (h) yang terbetuk dari setiap data nilai kekerasan Rockwell B

yang diperoleh menggunakan rumus yang telah ditentukan. Berikut

perhitungannya:

a. Pengujian Kekerasan Pertama

HRB = 76,3528

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 76,3528 ) X 0,002

= 0,10729 mm

Page 19: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 69

d. Pengujian Kekerasan Keempat

HRB = 79,6489

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 79,6489) X 0,002

= 0,1007 mm

f. Pengujian Kekerasan Keenam

HRB = 77,621082

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 77,621082) X 0,002

= 0,10476 mm

h. Pengujian Kekerasan Kedelapan

HRB = 75,631908

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 75,631908) X 0,002

= 0,10874 mm

j. Pengujian Kekerasan Kesepuluh

HRB = 78,367775

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 78,367775) X 0,002

= 0,10326 mm

c. Pengujian Kekerasan Ketiga

HRB = 78,010019

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 78,010019) X 0,002

= 0,10398 mm

e. Pengujian Kekerasan Kelima

HRB = 77,295005

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 77,295005) X 0,002

= 0,10541 mm

g. Pengujian Kekerasan Ketujuh

HRB = 75,62038

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 75,62038) X 0,002

= 0,10876 mm

i. Pengujian Kekerasan Kesembilan

HRB = 74,956301

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 74,956301) X 0,002

= 0,11009 mm

k. Perhitungan rata-rata kedalaman (ℎ)

ℎ = ∑ℎ

𝑛

= 0,10729+0,10744+0,10398+0,1007+0,10541+0,10476+0,10876

+0,10874+0,11009+0,10326/10

= 0,106041

Jadi rata-rata kedalaman dari pengujian kekerasan baja ST-60 dengan metode

Rockwell B adalah 0,106041 mm.

Page 20: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 70

b. Pengujian Kekerasan Kedua

HRC = 17,30574

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 17,30574) X 0,002

= 0,16539 mm

d. Pengujian Kekerasan Keempat

HRC = 21,72553

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 21,72553) X 0,002

= 0,15655 mm

f. Pengujian Kekerasan Keenam

HRC = 21,66578

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 21,66578) X 0,002

= 0,15667 mm

h. Pengujian Kekerasan Kedelapan

HRC = 18,90285

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 18,90285) X 0,002

= 0,16219 mm

4.2.4 Pengujian Kekerasan Bahan dengan Perlakuan Panas Hardening

Metode Rockwell C

Setelah didapatkan data yang berupa nilai kekerasan Rockwell C dari bahan

baja ST-60 dengan proses hardening, akan dilanjutkan perhitungan manual dengan

mencari kedalaman (h) yang terbetuk dari setiap data nilai kekerasan Rockwell C

yang diperoleh menggunakan rumus yang telah ditentukan. Berikut

perhitungannya:

a. Pengujian Kekerasan Pertama

HRC = 16,00642

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 16,00642) X 0,002

= 0,16799 mm

c. Pengujian Kekerasan Ketiga

HRC = 18,41361

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 18,41361) X 0,002

= 0,16317 mm

e. Pengujian Kekerasan Kelima

HRC = 20,20481

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 20,20481) X 0,002

= 0,1596 mm

g. Pengujian Kekerasan Ketujuh

HRC = 21,01881

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 21,01881) X 0,002

= 0,15796 mm

Page 21: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 71

j. Pengujian Kekerasan Kesepuluh

HRC = 21,89007

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 21,89007) X 0,002

= 0,15622 mm

b. Pengujian Kekerasan Kedua

HRB = 85,90261

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 85,90261) X 0,002

= 0,08819 mm

d. Pengujian Kekerasan Keempat

HRB = 84,26484

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 84,26484) X 0,002

= 0,09147 mm

i. Pengujian Kekerasan Kesembilan

HRC = 15,65624

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 15,65624) X 0,002

= 0,16869 mm

k. Perhitungan rata-rata kedalaman(ℎ)

ℎ = ∑ℎ

𝑛

= 0,16799+0,16539+0,16317+0,15655+0,1596+0,15667+0,15796

+0,16219+0,16869+0,15622/10

= 0,161443

Jadi rata-rata kedalaman dari pengujian kekerasan baja ST-60 dengan metode

Rockwell C adalah 0,161443 mm.

4.2.5 Pengujian Kekerasan Bahan dengan Perlakuan Panas Normalizing

Metode Rockwell B

Setelah didapatkan data yang berupa nilai kekerasan Rockwell B dari bahan

baja ST-60 dengan proses normalizing, akan dilanjutkan perhitungan manual

dengan mencari kedalaman (h) yang terbetuk dari setiap data nilai kekerasan

Rockwell B yang diperoleh menggunakan rumus yang telah ditentukan. Berikut

perhitungannya:

a. Pengujian Kekerasan Pertama

HRB = 85,40643

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 85,40643 ) X 0,002

= 0,08919 mm

c. Pengujian Kekerasan Ketiga

HRB = 84,01715

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 84,01715) X 0,002

= 0,09197 mm

Page 22: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 72

f. Pengujian Kekerasan Keenam

HRB = 83,48382

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 83,48382) X 0,002

= 0,09303 mm

h. Pengujian Kekerasan Kedelapan

HRB = 83,15729

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 83,15729) X 0,002

= 0,09369 mm

j. Pengujian Kekerasan Kesepuluh

HRB = 83,48173

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 83,48173) X 0,002

= 0,09304 mm

e. Pengujian Kekerasan Kelima

HRB = 84,24841

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 84,24841) X 0,002

= 0,0915 mm

g. Pengujian Kekerasan Ketujuh

HRB = 80,36434

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 80,36434) X 0,002

= 0,09927 mm

i. Pengujian Kekerasan Kesembilan

HRB = 84,15558

Maka kedalamannya adalah

h = (130 - HRB) X 0,002

= (130 - 84,15558) X 0,002

= 0,09169 mm

l. Perhitungan rata-rata kedalaman (ℎ)

ℎ = ∑ℎ

𝑛

= 0,08919+0,08819+0,09197+0,09147+0,0915+0,09303+0,09927

+0,09369+0,09169+0,09304/10

= 0,092304

Jadi rata-rata kedalaman dari pengujian kekerasan baja ST-60 dengan metode

Rockwell B adalah 0,092304 mm.

4.2.6 Pengujian Kekerasan Bahan dengan Perlakuan Panas Normalizing

Metode Rockwell C

Setelah didapatkan data yang berupa nilai kekerasan Rockwell C dari bahan

baja ST-60 dengan proses normalizing, akan dilanjutkan perhitungan manual

dengan mencari kedalaman (h) yang terbetuk dari setiap data nilai kekerasan

Rockwell C yang diperoleh menggunakan rumus yang telah ditentukan. Berikut

perhitungannya:

Page 23: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 73

b. Pengujian Kekerasan Kedua

HRC = 25,25467

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 25,25467) X 0,002

= 0,14949 mm

d. Pengujian Kekerasan Keempat

HRC = 26,09102

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 26,09102) X 0,002

= 0,14782 mm

f. Pengujian Kekerasan Keenam

HRC = 23,84864

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 23,84864) X 0,002

= 0,1523 mm

h. Pengujian Kekerasan Kedelapan

HRC = 30,89325

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 30,89325) X 0,002

= 0,13821 mm

j. Pengujian Kekerasan Kesepuluh

HRC = 26,27616

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 26,27616) X 0,002

= 0,14745 mm

a. Pengujian Kekerasan Pertama

HRC = 23,96797

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 23,96797) X 0,002

= 0,15206 mm

c. Pengujian Kekerasan Ketiga

HRC = 29,41812

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 29,41812) X 0,002

= 0,14116 mm

e. Pengujian Kekerasan Kelima

HRC = 26,9305

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 26,9305) X 0,002

= 0,14614 mm

g. Pengujian Kekerasan Ketujuh

HRC = 26,28722

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 26,28722) X 0,002

= 0,14743 mm

i. Pengujian Kekerasan Kesembilan

HRC = 28,12898

Maka kedalamannya adalah

h = (100 - HRC) X 0,002

= (100 - 28,12898) X 0,002

= 0,14374 mm

Page 24: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 74

k. Perhitungan rata-rata kedalaman (ℎ)

ℎ = ∑ℎ

𝑛

= 0,15206+0,14949+0,14116+0,14782+0,14614+0,1523+0,14743

+0,13821+0,14374+0,14745/10

= 0,14658

Jadi rata-rata kedalaman dari pengujian kekerasan baja ST-60 dengan metode

Rockwell C adalah 0,14658 mm.

4.3 Analisa Hasil Dari Perhitungan Kedua Metode

Setelah melakukan perhitungan manual kedalaman yang terbentuk pada setiap

percobaan dengan berbagai perlakuan panas yang telah dilakukan dan diuraikan

pada subbab sebelumnya, maka dapat dianalisa dari hasil data yang telah

didapatkan, berikut analisanya:

4.3.1 Analisa Perbandingan Hasil dari Pengujian Kekerasan Metode Rockwell

B dengan Rockwell C dengan Perlakuan Panas Annealing

Tabel 4.4.4 Perbandingan Hasil Nilai Kedalaman Rockwell B dan Rockwell C dengan

Perlakuan Panas Annealing

No Nilai kedalaman Rockwell B

(mm)

Nilai kedalaman Rockwell C

(mm)

1 0,08895 0,124088

2 0,08907 0,119725

3 0,08884 0,124319

4 0,08196 0,135145

5 0,08033 0,121775

6 0,07892 0,121756

7 0,08164 0,135146

8 0,08187 0,131907

9 0,07842 0,118908

10 0,08054 0,123765

Rata-rata 0,083054 0,1256534

Dari hasil perhitungan manual yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa

pada metode Rockwell B dan Rockwell C didapatkan rata-rata nilai kekerasan yang

berbeda meskipun perlakuan panasnya sama yaitu annealing. Pada Rockwell B rata-

rata nilai kekerasan yang didapat adalah 88,172947 HRB, dan pada Rockwell C

rata-rata nilai kekerasan yang didapatkan adalah 37,956177 HRC. Maka nilai

Page 25: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 75

kedalamannya pun juga berbeda yaitu 0,083054 mm untuk Rockwell B dan

0,1256534 mm untuk Rockwell C.

Hal tersebut dikarenakan indentor dan beban mayor yang dipakai berbeda,

pada metode Rockwell B menggunakan indentor bola baja yang memiliki ujung

tumpul dengan beban mayor 100 kg dan pada metode Rockwell C menggunakan

indentor intan yang memiliki ujung yang lancip dengan beban mayor 150 kg,

sehingga menyebabkan kedalam yang dibentuk pada metode Rockwell C lebih

dalam. Dan karena baja mengalami proses annealing, maka baja akan lebih lunak

sehingga sangat memudahkan indentor intan yang memiliki ujung lancip untuk

menancap lebih dalam ke benda uji.

4.3.2 Analisa Perbandingan Hasil dari Pengujian Kekerasan Metode Rockwell

B dengan Rockwell C dengan Perlakuan Panas Hardening

Tabel 4.4.5 Perbandingan Hasil Nilai Kedalaman Rockwell B dan Rockwell C dengan

Perlakuan Panas Hardening

No Nilai kedalaman Rockwell B

(mm)

Nilai kedalaman Rockwell C

(mm)

1 0,10729 0,16799

2 0,10744 0,16539

3 0,10398 0,16317

4 0,1007 0,15655

5 0,10541 0,1596

6 0,10476 0,15667

7 0,10876 0,15796

8 0,10874 0,16219

9 0,11009 0,16869

10 0,10326 0,15622

Rata-rata 0,106041 0,161443

Dari hasil perhitungan manual yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa

pada metode Rockwell B dan Rockwell C didapatkan rata-rata nilai kekerasan yang

berbeda seperti percobaan sebelumnya meskipun perlakuan panasnya sama yaitu

hardening. Pada Rockwell B rata-rata nilai kekerasan yang didapat adalah

76,9781817 HRB, dan pada Rockwell C rata-rata nilai kekerasan yang didapatkan

adalah 19,278986 HRC. Maka nilai kedalamannya pun juga berbeda yaitu 0,106041

mm untuk Rockwell B dan 0,161443mm untuk Rockwell C.

Hal tersebut dikarenakan indentor dan beban mayor yang dipakai berbeda,

pada metode Rockwell B menggunakan indentor bola baja yang memiliki ujung

Page 26: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 76

tumpul dengan beban mayor 100 kg dan pada metode Rockwell C menggunakan

indentor intan yang memiliki ujung yang lancip dengan beban mayor 150 kg,

sehingga menyebabkan kedalam yang dibentuk pada metode Rockwell C lebih

dalam. Dan karena baja mengalami proses hardening, maka baja akan lebih keras

sehingga indentor bola baja yang memiliki ujung tumpul lebih sulit untuk menancap

ke benda uji dari pada indentor intan.

4.3.3 Analisa Perbandingan Hasil dari Pengujian Kekerasan Metode Rockwell

B dengan Rockwell C dengan Perlakuan Panas Normalizing

Tabel 4.4.6 Perbandingan Hasil Nilai Kedalaman Rockwell B dan Rockwell C dengan

Perlakuan Panas Normalizing

No Nilai kedalaman Rockwell B

(mm)

Nilai kedalaman Rockwell C

(mm)

1 0,08919 0,15206

2 0,08819 0,14949

3 0,09197 0,14116

4 0,09147 0,14782

5 0,0915 0,14614

6 0,09303 0,1523

7 0,09927 0,14743

8 0,09369 0,13821

9 0,09169 0,14374

10 0,09304 0,14745

Rata-rata 0,092304 0,14658

Dari hasil perhitungan manual yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa

pada metode Rockwell B dan Rockwell C didapatkan rata-rata nilai kekerasan yang

berbeda seperti percobaan sebelumnya meskipun perlakuan panasnya sama yaitu

normalizing. Pada Rockwell B rata-rata nilai kekerasan yang didapat adalah

83,83822 HRB, dan pada Rockwell C rata-rata nilai kekerasan yang didapatkan

adalah 26,709653 HRC. Maka nilai kedalamannya pun juga berbeda yaitu 0,092304

mm untuk Rockwell B dan 0,14658 mm untuk Rockwell C.

Hal tersebut dikarenakan indentor dan beban mayor yang dipakai berbeda,

pada metode Rockwell B menggunakan indentor bola baja yang memiliki ujung

tumpul dengan beban mayor 100 kg dan pada metode Rockwell C menggunakan

indentor intan yang memiliki ujung yang lancip dengan beban mayor 150 kg,

sehingga menyebabkan kedalam yang dibentuk pada metode Rockwell C lebih

dalam. Dan karena baja mengalami proses normalizing, maka baja dalam keadaan

Page 27: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 77

normal maka indentor intan yang memiliki ujung lancip untuk menancap lebih

dalam ke benda uji dibandingkan indentor bola baja.

Page 28: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 78

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum pengujian kekerasan ini, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Yang membedakan kedua metode pada uji kekerasan ini terletak pada indentor

dan beban mayor yang digunakan. Pada Rockwell B (HRB) indentor yang

digunakan ujungnya berbentuk bola baja dengan beban mayor sebesar 100 kg.

Sedangkan pada Rockwell C (HRC) indentor yang digunakan ujungnya

berbentuk intan dengan beban mayor sebesar 150 kg.

b. Angka kekerasan pada Baja ST-60 dapat ditentukan dari metode dan perlakuan

panas dan indentor yang digunakan. Seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.4.7 Perbandingan Rata-rata Nilai Kedalaman

No. Perlakuan Rata-rata nilai kedalaman (mm)

1. Annealing HRB 0,083054

HRC 0,125653

2. Hardening HRB 0,106041

HRC 0,161443

3. Normalizing HRB 0,092304

HRC 0,146583

c. Pada pengujian kekerasan dapat disimpulkan bahwa nilai kedalaman (h) yang

didapatkan lebih besar menggunakan indentor intan dengan perlakuan panas

annealing. Hal tersebut dikarenakan pada proses pendinginan, baja akan

menjadi lebih lunak sehingga menyebabkan bola baja lebih mudah untuk

menancap ke benda uji. Nilai kekerasan berbanding terbalik dengan tingkat

kekerasan yang dimiliki benda, semakin kecil nilai kekerasan, menunjukkan

bahwa tingkat kekerasan yang dimiliki semakin tinggi.

5.2 Saran

Diharapkan pada praktikum selanjutnya semua hal yang dibutuhkan dalam

praktikum dapat terlaksana dengan lebih baik, yaitu:

1. Pada kelengkapan peralatan dan sarana yang dibutuhkan agar praktikan lebih

memahami hal yang telah dilakukannya

Page 29: Uji kekerasan

Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 4- Uji Kekerasan

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 79

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, dan Wahjudi Didik, (2000), Penelitian Optimasi Temperatur yang

Mempengaruhi Kekerasan pada Pembuatan Grinding Ball dengan Cara Hot

Rolling, Jurusan Teknik Mesin. Universitas Kristen Petra

Kurniawan S Dwi, Tarkono, dan Supriadi Harnowo, (2013), Utilization Of Fiber

And Shell Particles Palm Oil As Substitute Materials In Producing Eternite

Ceiling. Junal FEMA Vol. 1, No. 3, Juli 2013

Purba, Asli, (2005), Penentuan Ketidakpastian Pengukuran Uji Kekerasan

Rockwell, ISSN 0854-5561

Rubijanto, (2006), Pengaruh Proses Pendinginan Paska Perlakuan Panas

Terhadap Uji Kekerasan ( Vickers ) Dan Uji Tarik Pada Baja Tahan Karat 304

Produksi Pengecoran Logam Di Klaten. UNIMUS

www.crayonpedia.org/mw/BAB_X_PENGUJIAN_LOGAM_HARDI