daftar isi b7m4.docx

34
LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL BLOK 8 DENTAL MATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI MODUL 5 MATERIAL PENUNJANG KLINIK Di susun oleh: Kelompok 3 ADELIA CAESARINI (1310015103) MIRSA HERDIANI (1310015119) ANNISA FAIRUS (1310015094) RAISA DEBRINA COMMAS (1310015111) HOSANA A M (1310015095) FIKA NOR AIDA (1310015093) MADHERISA PAULITA (1310015099) ANDRE KUSUMA (1310015116) WILMAN RANTE (1310015118) Tutor : drg. Silvia Agustis FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 1

Upload: madherisa-paulita

Post on 16-Jan-2016

273 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: daftar isi b7m4.docx

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 8 DENTAL MATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI

MODUL 5 MATERIAL PENUNJANG KLINIK

Di susun oleh: Kelompok 3

ADELIA CAESARINI (1310015103)

MIRSA HERDIANI (1310015119)

ANNISA FAIRUS (1310015094)

RAISA DEBRINA COMMAS (1310015111)

HOSANA A M (1310015095)

FIKA NOR AIDA (1310015093)

MADHERISA PAULITA (1310015099)

ANDRE KUSUMA (1310015116)

WILMAN RANTE (1310015118)

Tutor : drg. Silvia Agustis

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2014

1

Page 2: daftar isi b7m4.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia serta Kehendak-Nya lah laporan dari hasil diskusi blok 8

modul 5 yang berjudul “Material Penunjang Klinik” ini dapat diselesaikan dengan tepat

waktu.

Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drg Silvia Agustin selaku tutor

kelompok 3, yang telah membantu dalam membimbing jalannya diskusi.

Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok 3 yang

telah turut serta dalam bepartisipasi pada diskusi ini. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil

diskusi kelompok yang telah disepakati bersama.

Dalam pembuatan laporan modul 5 blok 8 ini tentunya memiliki kelebihan dan

banyak kekuranganbaik dalam penjelasan materi, keterbatasan penulisan, penggunaan

ejaan-ejaan, serta penyuntingan dan juga bahan-bahan refrensi yang terbatas. Maka dari

itu kritik serta saran yang bersifat membangun dapat diberikan agar laporan ini tersusun

lebih baik dan bagus dari laporan sebelumnya.

Samarinda, November 2014

Hormat Kami

Tim penyusum

2

Page 3: daftar isi b7m4.docx

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................4

1.2 Tujuan ....................................................................................................................4

1.3 Manfaat ..................................................................................................................5

BAB II ISI

2.1 Skenario .................................................................................................................6

2.2 Step 1-Terminologi ................................................................................................6

2.3 Step 2- Identifikasi Masalah ..................................................................................7

2.4 Step 3- Analisa masalah ........................................................................................10

2.5 Step 4- Kerangka konsep .......................................................................................11

2.6 Step 5 Learning Objective .....................................................................................11

2.7 Step 6 Belajar Mandiri ...........................................................................................12

2.8 Step 7 Sintesis.........................................................................................................12

a. Syarat Bahan Alloy...........................................................................................12

b. Sifat-Sifat Alloy................................................................................................13

c. Klasifikasi Alloy...............................................................................................14

d. Komposisi Alloy...............................................................................................16

e. Manipulasi Alloy..............................................................................................17

f. Aplikasi Alloy...................................................................................................19

g. Orthodontik Wire Alloy....................................................................................20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................22

3.2 Saran ......................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................23

3

Page 4: daftar isi b7m4.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam modul Material Penunjang Klinik ini merupakan pembahasan lebih lanjut

dari modul sebelumnya yang lebih membicarakan berbagai macam bahan yang dipakai

untuk tumpatan inlay, onlay, mahkota, gigi tiruan kerangka logam dll, terutama yang

terbuat dari alloy yang merupakan campuran dari beberapa bahan logam yang dilebur

melalui proses pemanasan menjadi satu yang mempunyai sifat-sifat berbeda yang

nantinya diharapkan memiliki hasil yang lebih unggul dari pada sifat-sifat logam

murninya.

Dahulu sebelum adanya alloy dikenal dengan adanya logam yang memiliki sifat-

sifat seperti logam yang memyebabkan karat dan bersifat toksik yang digunakan dibidang

kedokteran gigi untuk berbagai macam keluhan dan kerusakan pada gigi yang justru

malah merugikan bagi pasien.

Logam sendiri adalah segolongan unsure-unsur yang berasal dari galian tambang

yang mempunyai kemampuan sebagai bahan penghantar panas dan listrik yang baik.

Logam merupakan bahan dalam kedokteran gigi yang memiliki jenis yang bermacam-

macam, baik yang digunakan dilabolatorium maupun klinik.

Tetapi beberapa logam ternyata tidak cukup kuat untuk digunakan dalam

kedokteran gigi jika digunakan dalam bentuk murninya, maka dilakukan pencampuran

dua logam atau lebih membentuk alloy yang memiliki kekuatan yang lebih besar

sehingga lebih baik untuk digunakan dalam kedokteran gigi, namun karena berasal dari

logam tentunya sebagian besar sifat alloy pun menyerupai logam pembentuknya. Untuk

memperoleh hasil yang diinginkan dengan alloy maka perlu dilakukan percobaan untuk

mengetahui sifat-sifat, syarat dan juga manipulasi serta aplikasi dan klasifikasi dan

komposisi dari pembentukan alloy.

4

Page 5: daftar isi b7m4.docx

2. Tujuan

Pada materi ini mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang sifat-sifat alloy

yang merupakan campuran dari beberapa logam yang membuatnya melebihi sifat dari

logam murninya, mengerti klasifikasi dan komposisi dari alloy serta syaratnya dan proses

manipulasi serta aplikasinya pada masyarakat dan profesinya.

3. Manfaat

Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang material yang digunakan

dalam bidang kedokteran gigi terutama alloy yang merupakan campuran dari beberapa

logam yang memiliki sifat yang berbeda dari logam murninya yang dapat menambah

ilmu dan pengertian tentang bahan-bahan material penunjang klinik dibidang kedokteran

gigi yang akan memudahkan mahasiswa bila sudah memahaminya untuk turun lancar

didalam pembelajaran dikedokteran gigi selanjutnya dan diharapkan dapat menciptakan

bahan material penujang klinik seperti berbagai jenis bahan tumpatan terutama alloy

dengan teknik yang lebih modern dan efektif.

5

Page 6: daftar isi b7m4.docx

BAB 2

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 SKENARIO

EMAS SI KAKEK

Budi mahasiswa kedokteran gigi bingung kenapa ada emas di gigi kakek, setahu budi

emas digunakan untuk perhiasan yang biasa dipakai ibu, tetapi kok bisa ada juga gigi emas

dipakai sebagai gigi tiruan. Bagaimana proses pembuatan gigi emas tiruan ? Apakah ada

campuran logam lain pada pembuatan gigi tiruan emas ? Dan logam apa saja selain emas yang

dapat digunakan didalam mulut yang memenuhi syarat sebagai dental material ?

2.2 STEP 1

TERMINOLOGI

1. Emas

a. Unsur kimia dalam tabel periodik dengan simbol Au dengan nomor atom 79

b. Sebuah logam transisi yang lunak, mengkilat, kuning, berat, malleble dapat

ditempa, ductile dapat regang

2. Logam

a. Mineral yang tidak tembus padang dapat menjadi penghantar panas dan arus

listrik

b. Substansi kimia yang mengkilat dan opaque

3. Gigi tiruan

a. Gigi buatan yang secara fisik menyerupai gigi sebenarnya terdiri dari 2, gigi

tiruan dan gigi sebagian

b. Alat yang berfungsi untuk menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang

hilang dan jaringan lunak disekitarnya

6

Page 7: daftar isi b7m4.docx

4. Dental Meterial

a. Bahan yang digunakan sebagai bahan baku dibidang kedokteran gigi

b. Bahan-bahan yang digunakan dibidang kedokteran gigi

5. Campur logam

a. Suatu campuran logam dan non logam dan juga logam dan logam

b. Alloy ( campuran dua atau lebih logam)

6. Gigi tiruan emas

a. Gigi tiruan yang menggunakan emas sebagai bahan utamanya

2.3 STEP 2

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa saja syarat-syarat logam sebagai dental material ?

2. Apa saja sifat –sifat logam?

3. Apa saja klasifikasi alloy dan alloy emas?

4. Bagaimana aplikasi logam dalam kedokteran gigi?

5. Bagaimana manipulasi logam campur dalam kedokteran gigi ?

6. Apa saja macam –macam ikatan pada logam campur ?

7. Apakah ada pengaruh gigi tiruan emas terhadap mulut?

8. Apakah ada campuran logam lain pada pembuatan gigi tiruan emas?

9. Bagaimana proses pembuatan gigi tiruan emas?

10. Apa saja komposisi logam campur emas?

11. Bagaimana sifat –sifat elemen alloy emas?

12. Apa keuntungan dan kerugian gigi tiruan emas?

2.4 STEP 3

ANALISIS MASALAH

1. Syarat logam sebagai dental material :

7

Page 8: daftar isi b7m4.docx

a. Secara kimia : tahan terhadap korosi dan tidak larut dalam cairan rongga mulut

b. Harus bikompatibilitas

c. Bebas dari agen yang menyebabkan reaksi alergi

d. Pertahanan terhadap abrasi baik

e. Tahan terhadap panas dan dingin

f. Memiliki yield stress atau kemampuan menerima beban yang tinggi

g. Bianyanya ekonomis

h. Mudah dituang dan dicor

i. Mudah dipoles

j. Meability dan ductility

k. Modulus elastisnya harus tinggi

l. Mengalami sedikit penyusutan ketika memadat

m. Tidak luntur

2. Sifat – sifat logam :

a. Keras

b. Opaque / tidak tembus cahaya

c. Mengkilat

d. Penghantar panas dan listrik yang baik

e. Ductility atau meability

f. Titik didih dan titik leleh tinggi

g. Daya hantar listrik

h. Daya hantar panas

3. Klasifikasi Alloy

Klasifikasi :

o High nobles alloy / logam yang sangat mulia dengan komposisi logam mulia

o Noble alloy / logam mulia dengan komposisi logam mulia

o Radominantly base metal alloy / alloy berbahan utama logam dasar dengan

kadungan logam mulia

Berdasarkan tingkat kekerasan ( Gold Alloy)

o Tipe I (Lunak)

Tingkat kekerasan 40-75 BHN

8

Page 9: daftar isi b7m4.docx

o Tipe II (Sedang)

Tingkat kekerasan 70-100 BHN

o Tipe III (Keras)

Tingkat kekerasan 90-120 BHN

o Tipe IV (Sangat Keras)

> 130 BHN

Berdasarkan penggunaannya

o Inlay logam penuh

o Mahkota dan jembatan

o Gigi tiruan sebagian lepasan dan implan

Berdasarkan unsur utama

o Emas

o Palladium

o Nikel

o Cobalt

Berdasarkan sistem fase dominan

o Isomorfus

o Euthetik

o Parithetik

Berdasarkan 3 unsur utama

o Emas, Palladium, Perak

o Palladium, Perak, Timah

o Nikel, Cronium, Berilium

Klasifikasi Alloy berdasarkan kekerasan

o Tipe I : 50-90 VHN

o Tipe II : 90-120 VHN

o Tipe III : 120-150 VHN

o Tipe IV: >150 VHN

Kalsifikasi Alloy berdasarkan fungsi (Alloy emas)

9

Page 10: daftar isi b7m4.docx

o Tipe I

Restorasi sedikit tekanan untuk inlay satu permukaan

Komposisi Au 80%, Ag 9%, Cu 9%

o Tipe II

Tekanan sedang onlay dan inlay pada beberapa permukaan bukal dan

lingual

Komposisi Au 76%, Ag 13%, Cu 8%, Pb 2,5%, Zn 0,5%

o Tipe III

Untuk restorasi tekanan besar, mahkota penuh basis gigi tiruan

Komposisi 70% Au, 15% Ag, 10% Cu, 1% Pt, 1% Zn, 3% Pb

o Tipe IV

Untuk tekanan-tekanan sangat besar lempeng basis dan cengkram gigi

tiruan

Komposisi 66% Au, 12% Ag., 15% Cu, 2% Pt, 3% Pb, 2% Zn

4. Inlay, onlay, tiruan sebagian, dental implant, mahkota ( stanless stell crown), bridge,

pasak

5. Manipulasi :

a. Penuangan :

i.Mencairkan logam

ii.Membentuk dalam cetakan

b. Didinginkan

i.Dapat ditempa menjadi lembaran

ii.Ditarik atau digulung

c. Dijadikan serbuk

i.Diberikan tekanan didinginkan untuk jadi serbuk

d. Dikasih listrik (elektrovorming)

6. Sudah

10

Page 11: daftar isi b7m4.docx

7. Pengaruh gigi emas didalam mulut karena warna tidak kontras dengan gigi makan

menyebabkannya tidak estetik dan kuraang baik untuk dipandang, juga pada

beberapa pasien dapat menyebabkan reaksi alergi karena ketidakcocokan logam-

logam yang dipakai pada pembuatan gigi tiruan misalnya nikel yang menyebabkan

dermatitis kontak dirongga mulut, juga menimbulkan rasa sensitive terhadap panas

dan dingin tetapi memiliki kekuatan yang besar sehingga sulit pecah dan terkikis juga

mempertahankan bentuk gigi asli dan tidak merusak gigi antagonisnya.

(Annusavice : 2003)

8. Ada yang terdiri dari berbagai macam campuran logam antara lain emas, silver,

tembaga, platina, palladium, nikel, Zink, dan juga iridium yang diatur komposisinya

berdasarkan penggunaannya sebagai bahan dikedokteran gigi.

9. Manipulasi gigi tiruan emas (PR)

10. Komposisi logam campur emas terdiri dari emas, silver, tembaga, platina, palladium,

nikel, Zink, dan juga iridium yang dibedakan atas berbagai macam tipe tergantung

penggunaannya dibidang kedokteran gigi.

11. Elemen Alloy emas :

a. Au / Emas : Titik lebur tinggi, tahan korosi dan menghasilkan warna kuning

b. Ag / Perak : Menghasilkan warna putih dan menambah kekerasan dan tensil

strength, dapat menyerap oksigen sehingga cenderung menyebabkan porositas

waktu penuangan, memperputih alloy dan mengatasi warna kemerahan yang

ditimbulkan cuprum.

c. Cu / Tembaga : Merendahkan titik cair, menghasilkan warna kemerahan, dan

menambah kekerasan

11

Page 12: daftar isi b7m4.docx

d. Platina / Pt : Menambah kekerasan dan memperkecil daya tahan korosi dan

titik lebur tinggi sehingga menghasilkan warna putih juga memperbaiki daya

tahan terhadap korosi.

e. Paladium / Pd : Mempertinggi titik cair, menambah kekerasan dan menyerap

oksigen sehingga korosi berkurang.

f. Nikel : Mempengaruhi warna dan menyebabkan toksik didalam mulut

juga membantu memperhalus struktur alloy.

g. Zn : Menambah kekerasan dan kekuatan serta memiliki titik lebur

rendah

h. Ir / iridium : Menambah kekerasan dan daya tahan terhadap korosi

12. Keuntungan dan kerugian

a. Keuntungan :

i. Kuat yang mempertahankan bentuk anatomis gigi

ii. Tidak mudah luntur

iii. Dapat dipolies

iv. Mampus bertahan agar tetap berkilau

v. Memiliki retensi terhadap fraktur

vi. Ketahanan terhadap keausan tinggi

b. Kerugian :

i. Mahal

ii. Estetik jelek (tergantung individu)

iii. Manipulasinya tidak mudah

iv. Mengalami korosi

v. Dapat menimbulkan kebocoran ditepi tambalan

2.5 STEP 4

KERANGKA KONSEP

12

Page 13: daftar isi b7m4.docx

2.6 STEP 5

LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami Alloy

a. Syarat dan Sifat-sifat

b. Klasifikasi

c. Komposisi

d. Manipulasi dan Aplikasi

2.7 STEP 6

BELAJAR MANDIRI

2.8 STEP 7

SINTESIS

2.8.1 SYARAT BAHAN ALLOY

Penggunaan alloy pada bidang kedokteran gigi perlu diperhatikan juga tentang

dampaknya bagi pasien dan dokter gigi sendiri maka sebelum memnggunakan bahan-

bahan yang nantinya akan digunakan pada pasien harus mengetahui syarat alloy yang

akan digunakan antara lain :

1. Sifat Kimia, tidak menyebabkan korosi dan tidak larut dalam cairan rongga mulut

atau segala cairan yang dikonsumsi

13

Komposisi Klasifikasi Manipulasi dan

aplikasi

Syarat dan sifat

Page 14: daftar isi b7m4.docx

2. Sifat biologi, tidak beracun dan tidak mengiritasi rongga mulut dan jaringan

pendukungnya juga tidaj menghasilkan reaksi alergi dan tidak mutagen serta

karsinogenik

3. Biokompatibilitas yaitu tidak mengandung substansi toksik yang larut dalam saliva

dan tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak

4. Mekanis : harus sesuai dengan penggunaannya dan memiliki yield stress (kemampuan

menerima beban) yang tinggi, dan memiliki konduktivitas thermal dan kuat, punya

kekuatan tinggi dan sebagai penghantar suhu yang baik

5. Estetik juga harus sewarna dengan gigi dan mengikuti perkembangan zaman

6. Pengetahuan teknik dan pembuatan dentalnya harus dimiliki dokter gigi dan teknisi

gigi.

7. Bahan bahannya tersedia dalam jumlah besar dan mudah didapat

8. Terdapat kandungan logam mulia

2.8.2 SIFAT-SIFAT ALLOY

1. Titik leleh dan titik didih cenderung tinggi karena kekuatan ikatan logam.

2. Dapat menghantarkan listrik.

3. Konduktor panas yang baik.

4. Kekuatan dan kemampuan kerja :

a. Sifat Malleability (dapat ditempa) dan Ductility (dapat diregang) maksudnya

mampu dibentuk dengan suatu gaya, baik dalam keadaan dingin maupun panas

tanpa terjadi retak pada permukaannya misalnya dengan hammer (palu) dan

dapat ditarik dibentuk dengan tarikan sejumlah gaya tertentu tanpa

menunjukan gejala-gejala putus.

b. Toughness (sifat ulet) yaitu kemampuan dapat dibengkokkan beberapa kali tanpa

mengalami retak.

c. Hardness (kekerasan) ketahanan terhadap penetrasi atau penusukan indentor yang

berupa bola baja, intan piramida dll.

d. Strength (kekuatan) mampu menahan deformasi.

14

Page 15: daftar isi b7m4.docx

e. Weldability yaitu mampu untuk dapat dilas baik menggunakan las listrik maupun

dengan las karbit (gas).

f. Corrosion resistance (tahan korosi) atau karat akibat kelembaban udara, zat-zat

kimia dll.

g. Tahan impact yaitu dapat tahan terhadap beban kejut.

h. Machinibility mampu untuk dikerjakan dengan mesin misalnya dengan mesin

bubut.

i. Modulus elastis tinggi (Ukuran dari kekakuannya suatu bahan) yang penting untuk

menentukan ketebalan minimal dari berbagai bagian rangka logam untuk bisa

menahan pembengkokan.

2.8.3 KLASIFIKASI ALLOY

Logam campur dapat diklasifikasikan menurut :

1. Fungsi/Kegunaan

a. Tipe I (lunak) untuk restorasi yang hanya terkena sedikit tekanan cth: inlay kecil

b. Tipe II (sedang) untuk restorasi yang terkena tekanan sedang cth: mahkota ¾,

abutment, pontik, danmahkotapenuh.

c. Tipe III (keras) utuk restorasi dengan tekanan besar cth: mahkota ¾ yang tipis,

abutment, pontik, mahkota penuh, basis gigi tiruan, gigi tiruan sebagian cekat

yang pendek

d. Tipe IV (ekstra keras) untuk keadaan dengan tekanan yang sangat besar. Contoh:

inlay yang terkena tekanan sangat besar, termasuk lempeng basis dan cengkeram

gigi tiruan, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan gigi tiruan sebagian cekat yang

panjang.

e. Alloy untuk mahkota dan jembatan

Cocok digunakan untuk restorasi vinir dengan dental porselen , coping, gigi tiruan

cekat dengan span pendek.

f. Alloy untuk gigi tiruan sebagian lepasan

2. Unsur utamanya :

15

Page 16: daftar isi b7m4.docx

a. Emas (Au)

Bersifat menambah resisten terhadap noda/bercak dan korosi ,serta menambah

kelenturan . Karena sifatnya yang lunak ,bila dicampur dengan copper , silver ,

platinum dan metal lain dapat meningkatkan kekerasan , ketahanan , dan

elastisitasnya .

b. Palladium (Pd)

Bersifat menambah temperature leleh ,menambah kekerasan, berperan untuk

menyerap hydrogen yang dapat menyebabkan porositas dalam cetakan , mencegah

adanya noda/ bercak dan korosi

c. Perak (Ag)

Tujuan utama penggunaan perak yang dihasilkan oleh campuran emas dan

tembaga ,mengurangi temperature leleh , dan menambah kelenturan .

d. Nikel (Ni)

Menambah ketahanan terhadap korosi ,untuk kekuatan , dan dapat memutihkan

alloy .

e. Cobalt (Co)

Meningkatkan modulus elastisitas, kekuatan , dan kekerasan pada logam

dibandingkan dengan nikel .

f. Titanium (Ti)

Memberikan resistensi korosi dengan membentuk lapisan titanium oksida .

3. Kandungan logam mulianya :

Sangat mulia, mulia atau dominan logam dasar

16

Page 17: daftar isi b7m4.docx

4. Tiga unsur utama :

Emas-paladium-perak, palladium-perak-timah, nikel-kromium-berilium, kobalt-

kromium-molibdenum, titanium-alumunium-vanadium

5. Sistem fase dominan :

Isomorfus, eutetik, peritetik atau antar logam

6. Berdasarkantingkatkekerasan

Pada tahun 1932, kelompok bahan-bahan gigi di Biro Standard Nasional

mensurvai berbagai logam campur dan mengelompokkannya berdasarkan angka

kekerasan yaitu:

a. Tipe I (lunak) angka kekerasan Vickers (VHN) 50-90

b. Tipe II (sedang) angka kekerasan Vickers (VHN) 90-120

c. Tipe II (keras) angka kekerasan Vickers (VHN) 120-150

d. Tipe IV (ekstrakeras) angka kekerasan Vickers (VHN) >150

7. Berdasarkanjumlahcampuranlogam

a. Binary (Campuran 2 logam)

b. Tertinary (Campuran 3 logam)

c. Quartenary (Campuran 4 logam), dll

8. Menurut ADA

a. High noble alloy :Jika Au lebih dari 40% dan noble metal minimal 60 %

b. Noble alloy :Jika noble metal minimal 25%, bolehtanpa Au

c. Base metal alloy :Jika Au dan kandungan noble metal kurang dari 25%

17

Page 18: daftar isi b7m4.docx

2.8.4 KOMPOSISI ALLOY

A. Komposisi Gold Alloy

Logam campur emas adalah logam mulia yang dicampur dengan logam yang

kurang mulia. Logam yang dipakai disini adalah emas (Au) 24 karat dan logam

lainnya seperti perak (Ag), tembaga (Cu), platina (Pt), palladium (Pd) dan seng (Zn).

Adapun komposisi logam emas menurut Crowell, W.S (1961)

Tipe Keterangan Minimum

jumlah

logam Mulia

(%)

Au (%) Ag (%) Cu (%) Pt (%) Pd (%) Zn (%)

I Lunak 83 80-90 3-12 2-5 Sedikit atau tidak ada

II Sedang 78 75-78 12-15 7-15 0-1 1-4 0-1

III Keras 78 62-78 8-26 8-11 0-3 2-4 1

IV Sangat

keras

75 60-70 4-20 11-16 0-4 0-5 1-2

Sumber : Crowell, W.S (1961) : Gold alloys in dentistry Metals Handbook, 8th ed.

Vol. I. Properties and selection of metals, American Sociaty for Metals, Metals Park,

Ohio, P. 1188-1189.

2.8.5 MANIPULASI ALLOY

A. Tahap Penanaman

Pada model harus dibersihkan dari kotoran debu, dan minyak. Untuk itu

dapat digunakan  pembersih komersial atau deterjen sintetik yang diencerkan. Sisa

cairan dapat dihilangkan dengan dikibaskan dan model dibiarkan mongering diudara

terbuka, sementara bahan tanam disiapkan. Lapisan tipis pembersih yang tertinggal

pada permukaan model malam dapat mengurangi tegangan permukaan dari malam

dan  pembasahan yang lebih baik dari bahan tanam sehingga terjadi perlekatan yang

18

Page 19: daftar isi b7m4.docx

sempurna, termasuk pada bagian–  bagian model yang kecil dan tipis. Sementara

model dikeringkan di udara terbuka,  jumlah air destilasi (bahan tanam gypsum) atau

cairan silica koloiadal khusus (bahan tanam fosfat) diukur. Cairan ini dituang kedalam

mangkuk karet yang bersih dan kering kemudian bubuk ditambahkan kedalam cairan

secara  bertahap dan hati–hati untuk mencegah terjebaknya udara di dalam aduk-an.

Pengadukan dilakukan dengan lembut sampai semua bubuk basah atau bubuk yang

tidak tercampur terdesak keluar dari mangkuk secara tidak sengaja. Bahan tanam

ditunggu sampai mencapai final setting lalu kawah di lepas dari bumbung tuang dan

dibiarkan selama 24 jam.

B. Tahap Buning Out dan Preheating

Tahap burning out dimulai dengan menghidupkan kompor gas  dan letakkan

bumbung tuang di atas dengan bagian kawah menghadap keapi, biarkan hingga

semua malam terbuang dan pastikan seluruh mould space bersih dari malam.

Sementara itu siapkan Furnice lunakkan suhunya hingga mencapai 700oC kemudian

masukkan bumbung tuang kedalam Furnice lalu dilanjutkan dengan tahap  preheating,

naikkan suhu Furnice hingga mencapai suhu 900 derajat celcius pada saat bahan

tanam sudah terlihat membara, model sudah siap di casting.

Pada tahap ini mempunyai yaitu untuk menghilangkan sisa-sisa malam dan

air, serta memberikan ekspansi pada cetakan. Adanya ekspansi ini untuk

mengantisipasi sifat bahan logam. Karena kita tahu bahwa sifat logam yaitu

kontraksinya pada saat dingin akan mengecil. Adanya ekspansi yang cukup untuk

menghindari  pengecilan model sehingga tidak sesuai dengan bentuk yang asli.

C. Tahap Casting

Casting menggunakan 2 logam Cu alloy. Logam campur dicairkan dengan

crucible yang terpisah. Kemudian dituang kedalam mould dengan gaya centrifugal.

Setelah bumbung tuang telah mencapai suhu normal, lalu logam dikeluarkan dengan

cara membongkar bahan tanam. Hasil logam dicuci dan dibersihkan sampai sisa

bahan tanam tidak ada. Setelah pencucian, terlihat adanya bitik-bintik tidak teratur

19

Page 20: daftar isi b7m4.docx

pada logam (logam masih kasar) dan tidak sesuai dengan ukuran semula. Bitik-bintik

ini disebabkan oleh beberapa hal terutama kesalahan dalam penuangan.

D. Tahap Finishing  & Polishing

Pada tahap ini dilakukan perapian model kasar logam dan disesuaikan dengan

ukuran semula. Kemudian logam dipoles dengan menggunakan arkansas stone sampai

permukaan model terlihat halus. Lalu dilanjutkan dengan rubber warna merah dan

terakhir dengan rubber warna hijau. Setelah  permukaan logam terlihat halus dan

mengkilat potong sprue dengan menggunakan diamond disk kemudian dirapikan dan

dipulas pada daerah bekas potongan.

TAHAP MANIPULASI LOGAM

1. Penuangan/Casting

Penuangan meliputi pekerjaan mencairkan logam dan membentuknya

didalam cetakan yang terbuat dari tanah liat, cetakan akan rusak setiap kali

setelah pemakaian.

2. Cold Working/Pekerjaan Dingin

Pada tahap ini logam ditempa menjadi lembaran, ditarik dan digulung.

3. Powder Metalurgi

Suatu bentuk logam yang dapat dipres dibawah tekanan yang tinggi untuk

mendapatkan bahan dengan bentuk yang diinginkan.

4. Elektroforming

Suatu logam dilapiskan pada permukaan yang bersifat penghambat penghantar

panas dengan proses elektolisa.

2.8.6 APLIKASI ALLOY

Alloy dalam kedokteran gigi dapat digunakan dalam bidang prostodonsia,

orthodonsia, ataupun konservasi gigi. Aplikasi tersebut dapat dibedakan berdasarkan

bahan penyusunnya maupun berdasarkan klasifikasi tipenya.

Aplikasi alloy berdasarkan bahan penyusunnya antara lain :

20

Page 21: daftar isi b7m4.docx

1. Emas : Inlay, onlay, mahkota dan gigi tiruan jembatan

2. Ag-Pd, Ni-Cu : inlay, onlay, mahkota dan gigi tiruan jembatan

3. Emas, Nu-Cr, Co-Cr : Digunakan dalam bentuk kawat

4. Co-Cr : Gigi tiruan sebagian Tuangan

Sedangkan aplikasinya alloy berdasarkan klasifikasi tipenya yaitu :

1. Tipe I : Inlay satu permukaan

2. Tipe II : Onlay dan inlay beberapa permukaan tapi tidak termasuk permukaan

bukal dan lingual juga mahkota penuh.

3. Tipe III : digunakan untuk semua mahkota dan jembatan serta basis gigi tiruan

4. Tipe IV : digunakan untuk kerangka gigi tiruan sebagian dan penuh, crown dan

bridge.

ORTHODONTIK WIRE ALLOY

Terbuat dari predominately base matal-alloy ; stainless steel,titanium,

nickel-titanium, dan cobalt-chomium alloy. Merupakan kawat orthodontic yang

digunakan untuk mengubah atau membuat gigi yang berubah posisi menjadi lebih

dekat pada lengkung gigi yang ideal. Orthodontik wire dibedakan menjadi stainless

steel, cobalt-cromium-nickel dan titanium alloy yang tebagi lagi menjadi beta

titanium dan nickel-titanium.

Stainless Steel yang mengandung chromium 11.5%- 27%, terdapat juga

kandungan nikel, panadium, molybdenum dan niobium dalam jumlah kecil.

Ditemukan pertama kali oleh Brearly pada 1913 ketika menambahkan chromium

pada steel didapatkan steel yang lebih resisten terhadap korosi. Memiliki nilai

modulus elastic yang tinggi juga memiliki nilai yield stress dan springback yang

relative tinggi sehingga banyak digunakan untuk kebanyakan aplikasi dibidang

kedokteran gigi antara lain : Forcep , Chisel, Burnisher , Excavator, Steel bur,

Cutting instrument, Basis protesa Crown sementara dan juga , bahan orthodonsi

seperti kawat gigi.

21

Page 22: daftar isi b7m4.docx

Gold Alloys terdapat dua jenis yaitu high gold yang mengandung emas

75% dan palatinum juga ada low gold yang mengandung emas 60%, perak 15%,

tembaga 15%, dan palladium serta platinum sekitar 10%. Gold Alloy wires memiliki

nilai modulus elastic yang rendah dibandingkan stainless steel.

Cobalt-Cromium-Alloy merupakan campuran logam yang mengandung

kobalt 40%, Kromium 20%, Nikel 15%, 15,8% Besi, 7% Molybdenum, 2% Mg,

0,16% Karbon, 0,04% beryllium. Pengaruh pemberian koblat menyebabkannya

bersifat keras, kaku dan kuat dan penambahan kromium menyebabkannya tahan

terhadap korosi digunakan untuk gigi implant dan rangka gigi tiruan lepasan.

Harganya murah tapi lebih mahal daripada stainless stell, biokompatibilitas dan

dapat disolder juga dilebur.

Nikel-Titanium-Alloy mengandung 55% Nikel dan 45% Titanium,

memiliki nilai modulus elastic yang rendah dan digunakan untuk menerapkan

kekuatan (force) yang relative rendah. Memiliki nilai modulus elastic yang rendah

dan yield stress yang tinggi menunjukkan sifat springback yang sangat baik dan

berguna untuk melaksanakan pergerakan gigi besar dengan menggunakan kekuatan

yang rendah selama jangka waktu yang panjang.

Beta-Titanium (Titanium-Molybdenum-Alloy) memiliki kandungan 77,8%

titanium, 11,3% molybdenum, 6,6 % cromiun dan 4,3% timah. Memiliki sifat

mampu membentuk (formability) dengan baik dan memiliki karekteristik springback

mirip dengan stainless steel juga memiliki nilai modulus elastic yang rendah

dbandingkan stainless steel, mampu terbentuk dengan baik misalnya pada kawat

orthodontik tapi memiliki harga yang mahal.

22

Page 23: daftar isi b7m4.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gigi karies sangat mengganggu aktifitas seseorang. Gigi yang karies

dilakukan rehabilitasi dengan cara melakukan tumpatan yang menutup bagian yang

rusak sehingga bentuk dan fungsinya kembali seperti sempurna. Tumpatan ada 2

yaitu tumpatan langsung dan tumpatan tidak langsung. Tumpatan tidak langsung

biasanya menggunakan logam, resin akrilik dan komposit yang diindikasi untuk gigi

premolar dan molar karena memerlukan jenis tumpatan yang lebih kuat untuk

menahan tekanan.

Logam merupakan substansi kimia opak (tidak tembus cahaya) mengkilap

yang merupakan penghantar (konduktor) panas atau listrik yang baik, mempunyai

sifat yang keras dan kuat yang sangat mendukung untuk dilakukan pada tumpatan

tuang namun memiliki kekurangan tidak estetik dan bersifat toksik sehingga harus

dicampur dengan logam lain yang dapat menghilangkan sifat-sifat buruk logam yang

akan membentuk alloy dari bahan campuran beberapa jenis logam menjadi bahan

baru melalui proses peleburan pada suhu yang tinggi yang diharapkan dapat lebih

unggul sifat-sifatnya daripada sifat logam murninya.

3.2 Saran

Logam sangat berguna untuk kedokteran gigi yang dapat digunakan untuk

tumpatan inlay, onlay, mahkota, gigi tiruan kerangka logam dsb. Dari banyaknya

aplikasi dari logam dalam kedokteran gigi sehingga sangat diperlukan pengetahuan

dari segala aspek tentang logam terutama sifat-sifatnya sehingga akan membantu dan

memudahkan dalam proses manipulasi yang optimal. Jadi diharapkan setelah melalui

materi pembelajaran ini mahasiswa dapat memahami dan mengetahui pengertahuan

yang diperlukan tentang beberapa macam bahan-bahan alloy serta syarat dan sifat-

sifat yang perlu dipahami untuk aplikasi dimasyarakat dan pengetahuan bagi dokter

gigi sendiri.

23

Page 24: daftar isi b7m4.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips Buku Ajar IlmuBahanKedokteran Gigi Edisi 10.

Jakarta : EGC

Ratnakrishanan SS. Peranan Emas dalam Logam Campur Emas Kedokteran Gigi

(http://repository.usu.ac.id/bcstream:123456789/24/58/6/Cover.pdf ) . 22 Desember 2011

Anonymous. Pengertian dan Klasifikasi Logam Campur Emas.

(http://repository.usu.ac.id/bcstream:123456789/24/58/3/Cover.pdf ). 22 Desember 2011

Syafiar L, Rusfian, Sumardhi S, Harahap KI, Adiana ID. Bahan Ajar Ilmu Material dan

Teknologi Kedokteran Gigi. 1st ed, Medan. USU. 2011

Powers. J.M. Craig’s Restorative Dental Materials.Jakarta : EGC. 2006

Craig, Robert, dkk. 1979. Dental Materials Properties And Manipulation. London : CV.

Mosby Company.

24