craniopharyngioma
TRANSCRIPT
Craniopharyngioma
Latar Belakang
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak
maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.
Craniopharyngioma adalah tumor otak yang terletak di area hipotalamus
di atas sella tursica. atau bagian infundibulum. Craniopharyngioma
adalah, tumor kistik yang berkalsifikasi, ekstra-aksial, epitel-skuamosa,
dan tumbuh dengan lambat yang timbul dari sisa-sisa duktus
craniopharyngeal dan / atau celah Rathke dan menempati bagian (supra)
Sellar. ¹
Tumor malignan pada sistem saraf pusat terjadi pada 16.500
individu dan menyebabkan 13.000 kematian di Amerika Serikat setiap
tahunnya, angka mortalitas adalah 6 orang per 100.000. Jumlah
penderita tumor benigna pada sistem saraf pusat adalah sama dengan
malignan namun kadar mortalitas yang lebih rendah. Tumor glial
merupakan 50% sehingga 60% tumor otak primer, meningioma 25%,
schwannomas 10% dan selebihnya adalah tumor sistem saraf pusat
lainnya.
Secara keseluruhan kejadian Craniopharyngioma adalah 0,13 per
100.000 per tahun. Tidak ada perbedaan berdasarkan jenis kelamin atau
ras ditemukan. Craniopharyngioma terdiri 4,2% dari semua tumor anak
(usia 0-14 tahun). Di Amerika Serikat, data yang dikumpulkan selama
periode 1985-1988 dan 1990-1992, bertepatan dengan pengenalan CT
scan, untuk National Cancer Data Base (NCDB), menunjukkan bahwa
tingkat ketahanan hidup adalah 86% pada 2 tahun dan 80% pada 5 tahun
setelah diagnosis. ²
Etiologi
Craniopharyngioma dipercayai berasal dari sel epithelial squamosa
yang biasanya dapat ditemui pada bagian suprasellar yang melingkupi
1
pars tuberalis dari pituitary. Dua hipotesis utama yang menjelaskan asal
craniopharyngioma adalah embriogenetik dan metaplastik, keduanya
saling melengkapi dan menjelaskan spectrum craniopharyngioma. ¹ ²
Teori Embriogenetik
Teori ini berkaitan dengan pengembangan adenohipofisis dan
transformasi sisa sel ectoblastic duktus craniopharyngeal dan kantong
Rathke. Kantong Rathke dan infundibulum berkembang pada minggu
keempat kehamilan dan kedua-duanya membentuk hipofisis. Kedua-
duanya memanjang dan bergabung pada bulan kedua. Infundibulum
adalah invaginasi ke bawah dari diencephalon manakala kantong. Rathke
adalah invaginasi ke atas dari rongga mulut primitif (yaitu, stomodeum).
Duktus craniopharyngeal adalah leher kantong yang berhubung
dengan stomodeum, dimana akan menyempit, menutup, dan memisahkan
kantong dari rongga mulut primitif pada akhir bulan kedua. Dengan
demikian, kantong menjadi vesikel, yang rata dan mengelilingi
permukaan anterior dan lateral infundibulum. Dinding dari vesikel
membentuk struktur yang berbeda dari hipofisis. Akhirnya, vesikel ini
akan menghilang sepenuhnya. Rathke dan sisa-sisa duktus
craniopharyngeal menjadi tempat asal craniopharyngiomas. ³
Teori Metaplastic
Teori ini berkaitan dengan residual epitel skuamosa (berasal dari
bagian stomodeum dan biasanya bagian dari adenohypophysis), yang
mengalami metaplasia. ¹ ³
Patogenesis
Craniopharyngioma dianggap didapat secara kongenital dan timbul
dari sisa-sisa kantong Rathke's di persimpangan batang infundibular dan
pituitari. Craniopharyngioma adalah tumor epitel yang jinak. Sel-sel
skuamosa yang ditemukan menunjukkan gambaran metaplastik dan
dapat menetap untuk suatu jangka masa yang signifikan sebelum
2
transformasi terjadi. Terdapat juga pendapat yang mengatakan bahwa
tumor ini berasal dari malformasi dari sel embrio yang terlalu lama
menetap di daerah tersebut dan tidak diserap sewaktu janin sehingga
menyebabkan pertumbuhan yang abnormal. Pada saat tumor telah
mencapai diameter 3 sampai 4 cm, hampir selalu ianya menjadi kistik
dan sebagian terkalsifikasi.
Biasanya ianya terletak di atas turcica sella dan menekan Chiasma
optic hingga ke ventrikel ketiga. Tumor yang besar dapat menghambat
aliran CSF. ² ³
Gambar 1 : Gambaran MRI craniopharingioma menunjukkan adanya
massa kista yang diperkaya dengan kontras pada bagian suprasella
menuju ke bagian atas yang menekan hypothalamus.
Gambaran histopatologis
Tumor ini terdapat dalam berbagai ukuran dari nodul bulat yang
sangat kecil sehingga kista yang besar. Dua jenis histologis utama
ditemukan. Ada dua jenis histologi utama, yang tampak pada anak-anak
dan yang tampak pada orang dewasa, di mana terdapat dua
kemungkinan tempat asal yang berbeda. Pada sebagian besar anak-
anak, bentuk adamantinomatous yang kelihatan menyerupai gigi dan
3
terdiri dari jaringan fibrous dan nekrotik yang bercampur serta kista
yang banyak. Kolesterol dan cairan kista berminyak juga bisa ada, dan
cairan dari karung bisa masuk ke dalam ruang subarachnoid,
menyebabkan meningitis. Jenis craniopharyngioma ini lebih sering
ditemukan bersama deposit kalsium yang dapat dilihat pada radiograf
polos tengkorak. Pada orang dewasa, bentuk papiler skuamosa ditemui di
mana sebuah kista dengan epitel skuamosa berlapis gepeng dapat
ditemukan secara histologis. ¹ ² ³
Deposisi keratin juga dapat terjadi. Dalam banyak kasus, mungkin
sulit untuk membedakan kedua bentuk ini sehingga ada pendapat yang
mengusulkan adanya bentuk campuran ketiga. Tumor ini bisa lonjong,
bulat, atau berlobular dan memiliki permukaan halus. Dinding kista dan
bagian-bagian solid tumor terdiri sel epitel (sering dengan jembatan
antar sel dan keratohyalin) yang dipisahkan oleh jaringan longgar sel-sel
stellate. Jika terdapat jembatan antara sel-sel tumor, yang memiliki
epitel, tumor tersebut digolongkan sebagai sebuah adamantinoma. Kista
ini berisi cairan albumin yang berwarna gelap, kristal kolesterol, dan
deposit kalsium dimana kalsiumnya dapat dilihat dalam foto polos atau
CT scan dari bagian suprasellar pada 70 sampai 80 persen dari kasus.
Sella di bawah tumor cenderung meleper dan membesar. ⁴
Manifestasi klinis
Karena tumor ini terletak dekat dengan kelenjar pituitari, sindrom
yang dihasilkan mirip dengan karakteristik pituitary adenoma. Gejala-
gejala dapat timbul perlahan-lahan selama berbulan-bulan. Keluhan yang
paling umum adalah kompresi chiasma, menyebabkan gangguan visual
atau terhalangnya jalur CSF, menyebabkan papil edema, sakit kepala,
mual, atau muntah. Keterlibatan hipotalamus atau pituitari dapat
menyebabkan gangguan endokrin. Dengan pembesaran, tekanan pada
ventrikel III pada anak dapat menyebabkan gangguan perkembangan,
manakala pada orang dewasa, dapat terjadinya proses demensia. Dalam
90 persen kasus, terdapat kelainan endokrin, biasanya melibatkan
4
hipofisis anterior. Hampir separuh anak-anak yang terkena
craniopharingioma berperawakan pendek, dan seperempat mengalami
obesitas. ¹ ⁴
Sebagian besar pasien merupakan anak-anak, tetapi tumor ini tidak
jarang pada orang dewasa. Sindrom yang terlihat mungkin salah satu
dari gejala peningkatan tekanan intrakranial, tetapi lebih sering
terjadinya gangguan penglihatan. Gejala sering tidak ketara dan terjadi
apabila berdiri lama. Pada anak-anak, kehilangan visual dan diabetes
insipidus merupakan temuan yang paling sering didapat, diikuti oleh
adipositas, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, sakit kepala, dan
muntah.
Pada orang dewasa, berkurang libido, amenore, kelemahan dengan
sedikit spastic pada salah satu atau kedua kaki, sakit kepala tanpa papil
edema, gangguan penglihatani, dan ketumpulan berfikir dan
kebingungan adalah manifestasi biasa.²⁴
Prosedur diagnostik
Diagnosis pasien dengan craniopharyngioma adalah berdasarkan
temuan klinis (gejala neurologis dan endokrin) dan radiologi (massa solid
yang calcified / kistik), dan kemudian dikonfirmasi dengan temuan
histologis yang khas. Evaluasi pasien dengan craniopharyngioma terdiri
dari:
1. Imaging
Tampilan klasik dari craniopharyngioma adalah separuh bagian
Sellar/para Sellar yang padat, dan separuhnya bagian cyctic
calcified mass lesion. Tumor ini terjadi pada daerah supra Sellar
(75%), supra dan infra Sellar (20%) dan infra Sellar (5%). Tumor
supra Sellar ini dapat dibagikan lagi kepada subkelompok
tergantung pada hubungan mereka ke ventrikel III dan optik
kiasma. Kalsifikasi ini paling baik terlihat pada computerized
tomography (CT) scan. Bagaimanapun, Magnetic resonance
5
imaging (MRI) dengan atau tanpa kontras dapat lebih tepat
menggambarkan tingkat keparahan tumor dan khususnya,
menggambarkan keterlibatannya dengan hipotalamus. Ini adalah
cara investigasi bagi merencanakan pendekatan bedah. Magnetic
resonance angiography (MRA) berguna tidak hanya untuk
menggambarkan perjalanan aliran darah yang bisa melewati
tumor, tetapi juga untuk membantu membedakan tumor dari
kemungkinan adanya malformasi vaskuler. ³ ⁴
2. Evaluasi Endokrin
Hormon-hormon hipotalamus-pituitari, yaitu terdiri dari hormon
pertumbuhan, hormon tiroid, serta luteinising hormon dan follicle-
stimulating hormon harus diukur bersama-sama dengan tingkat
kortisol dan penilaian terhadap serum dan osmolalitas urin. Selain
itu, perkiraan usia tulang dan, untuk wanita muda, USG ovarium
sangat berguna. Idealnya, setiap kelainan harus diperbaiki pra-
bedah, paling tidakpun, tingkat kortisol yang rendah dan diabetes
insipidus harus ditangani sebelum prosedur bedah.
3. Evaluasi Oftalmologi
Ketajaman visual dan penilaian lapangan pandang diperlukan
untuk menyingkirkan defisit lainnya (contohnya ; field defects,
central scotoma). Selain itu, visualisasi dari cakram optik, untuk
menyingkirkan papilloedema, dan visual evoked potential harus
dilakukan. ¹ ² ⁴
4. Histologi
Spektrum histologis craniopharyngioma mencakup 3 jenis yang
utama, yaitu; adamantinomas, papiler, dan campuran.
Adamantinomas terdiri dari massa epitel retikuler. Hal ini terlihat
terutama pada anak-anak. Salah satu ciri khas adalah lapisan basal
yang terdiri dari sel-sel kecil yang membungkus zona retikuler
stellata, serta bidang-bidang sel skuamosa yang padat. Ianya berisi
nodul dari keratin ("wet " keratin), yang merupakan ciri khas dari
subtype tumor ini. Jenis dari skuamosa papiler terdiri dari pulau-
pulau skuamosa yang metaplasia, tertanam dalam stroma jaringan
6
ikat, dan jarang mempunyai degenerasi kistik dan kalsifikasi.
Subtipe ini jarang terlihat pada anak-anak dan tidak mempunyai
nodul keratin. ¹ ³ ⁴
Diagnosa banding
1. Anomali congenital : Arachnoid cyst and Rathke's cleft cyst.
2. Tumor lainnya.
Tumor Pituitari, metastasis, meningioma, tumor epidermoid dan
dermoid, hypothalamic-optic pathway glioma, hypothalamic
hamartoma, dan teratoma.
3. Infeksi / Proses inflamasi
Eosinofilik granuloma, hypophysitis limfositik, sarkoidosis, sifilis
dan TBC.
4. Malformasi vaskuler
Aneurisma pada karotid internal atau anterior communicating
arteri, kelainan arterio-vena. ² ³ ⁴
Manajemen dan pengobatan
Ada dua jalur manajemen utama berkaitan dengan pengobatan
tumor. Yang pertama melibatkan reseksi total dari tumor, dan
pendekatan yang kedua adalah untuk operasi yang lebih terbatas,
debulking tumor untuk mengurangi efek massa pada jalur optik dan /
atau untuk membangun kembali jalur cairan cerebrospinal (CSF), dan
diikuti oleh radioterapi. Jalur kedua dikembangkan karena tingginya
morbiditas pada jalur reseksi total tumor yang menyerang hipotalamus.
Morbiditas tersebut dipertimbangkan dalam hal disfungsi hipotalamus
dan perubahan profil neuropsikologi. ⁵
Residual tumor , yang dikonfirmasi dengan MRI pasca operasi,
umumnya akan dirawat dengan external-beam radioterapi,
walaubagaimanapun, stereotactic radiosurgery (pisau gamma) telah
digunakan. Penggunaan proton-beam radioterapi untuk residual tumor
pada saat ini masih dalam penelitian. Tidak ada tempat untuk kemoterapi
7
sistemik, namun, baru-baru ini penggunaan terapi imunologis telah
dipertimbangkan. Interferon alpha memperlihatkan dampak minimal
apabila diberikan secara sistemik tetapi cuma ada beberapa kali
keberhasilan bila digunakan secara intracystically. Biasanya, akan ada
peningkatan dari defisit penglihatan paska operasi. Namun, tetap
dianjurkan pasien untuk berjumpa dokter mata bagi pemeriksaan
berkelanjutan seumur hidup. Sebaliknya, gangguan endokrin cenderung
bersifat permanen, dan seringkali bisa diperburuk oleh operasi. Obesitas
hadir dalam 50% pasien, sementara sekitar 80% dari pasien memerlukan
dua atau lebih terapi pengganti hormon pituitary anterior dan diabetes
insipidus permanen terjadi pada 75% orang dewasa dan 90% anak. Ini
jelas menunjukkan kebutuhan manajemen seumur hidup dari pakar
endokrin. ² ³ ⁵
Prognosis
Kelangsungan hidup lima tahun secara keseluruhan adalah 80%
tetapi adalah lebih baik pada anak-anak (85% untuk kelangsungan hidup
5-tahun) dibandingkan pada orang dewasa yang lebih tua (40% untuk
kelangsungan hidup 5-tahun). Ketahanan hidup, bagaimanapun, dapat
berhubungan dengan keadaan adanya cacat. Pengangkatan total tumor
yang menyerang hipotalamus sangat menuntut secara teknis tetapi bisa
tercapai. Ada, bagaimanapun, kematian pasti (hingga 10%) dengan
prosedur ini dan walaupun dilakukan reseksi total tetap ada kekambuhan
(hingga 15%). Namun hasil klinis bisa kurang dari ideal dengan adanya
disfungsi hipotalamus (hyperphagia, obesitas, gangguan perilaku dan
memori, hilangnya homeostasis neurovegetative) dan perubahan
neuropsikologi (gangguan konsentrasi, kesulitan dalam organisasi
perseptual, kekurangan memori verbal), yang bahkan dengan
pengobatan terapi pengganti hormon, memiliki dampak signifikan pada
kegiatan sehari-hari di kedua pasien dewasa dan anak-anak. ³ ⁴ ⁵
8