cr melanoma(1)

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam- macam sesuai dengan jenis sel yang terkena, akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma. Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.

Upload: edy-timanta-tarigan

Post on 15-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

khklhk

TRANSCRIPT

Page 1: Cr Melanoma(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit

yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar

ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka

kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena, akan

tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel

skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan

karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non

melanoma. Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun

faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan

faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak

terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar

matahari.

Kanker kulit non malenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika

Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus.

Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah

satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke

tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit  pada tahun 2008 diperkirakan dibawah

5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari semua kanker

kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan

Page 2: Cr Melanoma(1)

20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna karena

kemampuan metastasinya.

Melanoma maligna ialah neoplasma maligna yang berasal dari sel melanosit,

melanoma termasuk kanker kulit yang sangat ganas, bisa terjadi metastasis luas

dalam waktu singkat melalui aliran limfe dan darah ke alat-alat dalam selain di

kulit dapat pula terjadi pada mukosa. Di Amerika Serikat melanoma maligna

merupakan tumor ganas nomor 6 atau 7 terbanyak. Melanoma maligna dapat

terjadi pada semua usia dan paling banyak pada usia 35-55 tahun, insidensi pada

pria sama dengan wanita, faktor risiko yang diketahui untuk terjadinya melanoma

antara lain : Congenital nevi>5% dari luas permukaan tubuh, riwayat melanoma

sebelumnya, faktor keturunan, dysplastic nevi syndrome, terdapat 5 nevi

berdiameter >5mm, terdapat 50 nevi berdiameter >2mm, riwayat paparan/terbakar

sinar matahari terutama pada masa anak-anak, ras kulit putih,hereditas, tinggal di

daerah tropis.

Page 3: Cr Melanoma(1)

BAB II

ILUSTRASI KASUS

I. STATUS PENDERITA

Nomor Rekam Medik : 420051

Tanggal dan Pukul Masuk RSAM : 10 Agustus 2015 / 08.58 WIB

I. ANAMNESIS

a. Identitas Pasien

Nama : Ny. SM

Jenis kelamin : Wanita

Umur : 57 tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Dusun I Kec. Purbolinggo, Kab. Lampung Timur

Pekerjaan : Wiraswasta

b. Riwayat Penyakit

Keluhan Utama : Benjolan di lipat paha kiri

KeluhanTambahan : -

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Pasien datang ke RSAM dengan keluhan timbul benjolan pada lipat paha kiri.

Keluhan diawali dengan timbulnya tahi lalat pada lipat paha sejak ±1 bulan

Page 4: Cr Melanoma(1)

SMRS, tidak gatal dan tidak terasa nyeri. Os mengaku tahi lalat semakin lama

semakin membesar dan menonjol, disertai rasa nyeri dan panas hilang timbul pada

benjolan tersebut. Os mengaku terdapat riwayat keluhan serupa pada bagian

pinggang kiri yang timbul sejak tahun 2011. Os kemudian pergi berobat alternatif

dan disarankan untuk ke rumah sakit. Kemudian pada ±2 bulan SMRS dilakukan

pemeriksaan dengan pengambilan jaringan pada benjolan dan dikatakan

mengalami keganasan kulit. Os kemudian dirujuk ke RSAM agar dilakukan

tindakan lebih lanjut. Riwayat demam, mual muntah, gangguan pada BAB dan

BAK disangkal.

Riwayat Keluarga :

Pasien menyangkal dalam keluarga terdapat keluhan serupa dan tidak pernah ada

riwayat kanker di keluarga, riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes melitus (-).

Riwayat Masa Lampau :

- Penyakit terdahulu : (-)

- Trauma Terdahulu : (-)

- Operasi : tidak ada

- Sistem saraf : tidak ada

- Sistem Kardiovaskular : tidak ada

- Sistem Gastrointestinal : tidak ada

- Sistem urinarius : tidak ada

- Sistem Genitalis : tidak ada

- Sistem Muskuloskeletal : tidak ada

B. Status Present

Page 5: Cr Melanoma(1)

a. Status Umum

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis ; GCS : 15, E: 4, V: 5, M: 6

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Suhu : 36,8 oC

Frekuensi nadi : 82x/menit

Frekuensi nafas : 18x/ menit

Berat Badan : 69 kg

Kulit : Akral hangat, turgor cukup, sianosis (-)

Status gizi : Kesan baik

Tinggi: 165 cm Berat badan : 69 kg

IMT : 25,35 (berat badan lebih)

Kepala dan Muka

o Kepala : Normochepal

o Rambut : rambut hitam sedikit beruban, tidak mudah dicabut

o Muka : simetris, terdapat lesi hiperpigmentasi pada muka

bagian kiri

o Mata :

- Konjungtiva : Anemis -/-

- Sklera : Ikterik -/-

- Reflek Cahaya : Langsung +/+, Tidak Langsung +/+

- Pupil : Isokor +/+

- Palpebra : edem (-)

o Telinga : Bentuk normal, liang lapang, membrane timpani

intake, Otorhea (-), pus (-)

o Hidung : Rinore (-), pus (-), sekret (-), mukosa merah muda,

Page 6: Cr Melanoma(1)

deformitas (-), edema (-), napas cuping hidung (-)

o Tenggorokan : Tonsil T1-T1, mukosa merah muda

o Mulut : Laserasi (-), sianosis (-), tumor (-), bibir kering (-),

lidah

kotor (-),Tonsil T1-T1, mukosa merah muda

o Gigi : Karies (-), Gigitivitis (-)

Leher

o KGB : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)

o Kelenjar Gondok : dalam batas normal

o JVP : tidak terdapat peningkatan

Dada (Thorax)

o Inspeksi : Simetris (-), ikterik (-), scar (-), deformitas (-)

o Palpasi : Femitus taktil kanan sama dengan kiri, ictus cordis

teraba di arcus costae, tidak ada nyeri tekan

o Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru , kardiomegali (-)

o Auskultasi : Vesikuler, bunyi jantung BJ1-BJ2 reguler

Perut (Abdomen)

o Inspeksi : Cembung, tampak luka tertutup kasa pada bagian

lateral di sebelah kiri

o Palpasi : Nyeri Tekan (-), organomegali (-)

o Perkusi : Timpani

Page 7: Cr Melanoma(1)

o Auskultasi : Bising Usus (+)

Ekstremitas

o Superior : Edema (-), fraktur (-), sianosis (-)

o Inferior : Edema (-), fraktur (-), sianosis (-)

Pada inguinal tampak massa hiperpigmentasi,

ukuran 3x2x1cm, menonjol, nyeri tekan (-).

Neuromuskular

o Sensibilitas : regio superior (+++), regio inferior (+++)

o Reflek fisiologis : + (positif)

o Reflek patologis : - (tidak ada)

Tulang Belakang

o skoliosis (-), kifosis (-), deformitas (-), lordosis (-)

C. Status Lokalis

Genitalia

o Inspeksi : massa (-), pembesaran vulva (-), tanda inflamasi (-)

o Palpasi : nyeri tekan (-) massa (-) discharge (-)

Vesika urinaria

o Inspeksi : Datar, tanda-tanda inflamasi (-)

o Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

o Perkusi : Redup

Page 8: Cr Melanoma(1)

Perianal

o Inspeksi : deformitas (-), hemoroid (-), tumor (-), tanda

inflamasi (-)

Pemeriksaan Penunjang

o Darah Rutin

Hb = 12,2 ( N : 12 – 16 gr/dl)

Ht = 33 ( N: 37 – 47 %)

LED = 35 (N: 0 -15 mm/jam)

Leukosit = 5000 (N: 4800- 10.800)

Trombosit = 326.000 (N: 150.000-400.000)

Eritrosit = 4,1 x 106 (N: 4,2-5,4 uL)

CT/BT = 11’/3’

Hitung jenis

Basofil 0

Eosinofil 0

Batang 0

SegmeN 63

Limfosit 33

Monosit 4

o Patologi Anatomi

Page 9: Cr Melanoma(1)

Makroskopik : Diterima 1 buah jaringan berukuran

3,5x3,2x2 cm. Pada irisan tampak massa

padat coklat kehitaman.

Mikroskopik : Sediaan berupa massa tumor terdiri dari

sel-sel bentuk bulat, oval yang tumbuh

hiperplastis, memadat dengan inti sel

polimorfi, hiperkromatis, mitosis

ditemukan. Sebagian sitoplasma

mengandung pigmen melanin. Stroma

jaringan disekitarnya bersebukan sel

limfosit. Tampak jaringan lemak matur

dalam batas normal.

Kesimpulan : Melanoma Malignant a/r Lumbalis Sinistra

Resume

Pasien datang ke RSAM dengan keluhan timbul benjolan pada lipat paha

kiri. Keluhan diawali dengan timbulnya tahi lalat pada lipat paha sejak ±1

bulan SMRS, tidak gatal dan tidak terasa nyeri. Os mengaku tahi lalat

semakin lama semakin membesar dan menonjol, disertai rasa nyeri dan

panas hilang timbul pada benjolan tersebut. Os mengaku terdapat riwayat

keluhan serupa pada bagian pinggang kiri yang timbul sejak tahun 2011.

Os kemudian pergi berobat alternatif dan disarankan untuk ke rumah sakit.

Kemudian pada ±2 bulan SMRS dilakukan pemeriksaan dengan

Page 10: Cr Melanoma(1)

pengambilan jaringan pada benjolan dan dikatakan mengalami keganasan

kulit. Os kemudian dirujuk ke RSAM agar dilakukan tindakan lebih lanjut.

Sesampainya di RSAM dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan

darah: 130/80 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu : 36.8oC, pernafasan

18x/menit. Pasien tampak sakit sedang dan konjungtiva anemis -/-. Status

Lokalis abdomen: tampak cembung, tampak luka tertutup kasa pada

bagian lateral abdomen sebelah kiri. Pada inguinal tampak massa

hiperpigmentasi, ukuran 3x2x1cm, menonjol, nyeri tekan (-).

Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang yakni Darah Rutin dengan

hasil Hb = 12,2 ( N : 12 – 16 gr/dl), Ht = 33 ( N: 37 – 47 %), LED = 35

(N: 0 -15 mm/jam), Leukosit = 5000 (N: 4800- 10.800), Trombosit =

326.000 (N: 150.000-400.000), Eritrosit = 4,1 x 106 (N: 4,2-5,4 uL),

CT/BT = 11’/3’ , Hitung jenis Basofil 0, Eosinofil 0, Batang 0, Segmen

63, Limfosit 33, . Monosit 4.

Diagnosis banding

o Karsinoma sel basal

o Karsinoma sel skuamosa

o Sarcoma kaposi

Diagnosis kerja

o Melanoma Maligna

Penatalaksanaan dan Pengobatan :

Page 11: Cr Melanoma(1)

1. Non Medikamentosa : Diet biasa, tirah baring, biopsy eksisi total

2. Medikamentosa : IVFD NaCl 0,9% gtt xx/min

III. Prognosis

Quo ad Vitam : Dubia ad bonam

Quo ad Fungtionam : Dubia ad bonam

Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam

Page 12: Cr Melanoma(1)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1.    Definisi

Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang

terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran

pencernaan, leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma

hanya 4% dari semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar

kematian terkait kanker kulit di seluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit adalah

cara terbaik untuk mengurangi kematian. (Arif Mutaqqin, 2012).

Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas dan

merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan dengan

pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling sering menyerang

individu berkulit terang dan berambut pirang atau merah. Penyakit ini ditandai

perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah

atau gatal. Prognosis bergantung pada ketebalan breslow penetapan stadium yang

melibatkan penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi kelenjar sentinel.

Karsinoma sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling sering

penyakit ini umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar matahari yang

Page 13: Cr Melanoma(1)

berlansung bertahun-tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar (pekerja

bangunan) atau mereka yang berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa

meskipun menyebabkan kerusakan lokal yang luas namaun kanker ini tidak

pernah bermetatastis. Karsinoma sel skuamosa adalah sel kanker invasit yang jika

di biarkan dapat bermetastatis. Terapi kanker ini mungkin eksisi yang luas.

(Eksklopedia keperawatan: 2009 hal 334 – 335).

3.2.    Epidemologi

Melanoma maligna predileksi pada orang kulit putih,wilayah Queensland

Australia merupakan daerah insiden tinggi yang terkenal. Pada tahun 1982

insidennya pada pria 18/100.000, pada wanita 17,6/100.000, angka itu masih terus

meningkat. Amerika Serikat dalam 60 tahun silam memiliki pertumbuhan insiden

melanoma maligna yang tercepat, pada tahun 1935 dari 1500 orang Amerika

Serikat ada 1 orang menderita melanoma maligna, tahun 1987 dari 135 orang ada

1 orang, pada tahun 2000 sudah berkembang menjadi dari 75 orang ada 1

menderita tumor ini, di kalangan kulit berwarna kejadian melanoma maligna lebih

rendah. Melanoma Maligna bisa berkembang dari tahi lalat timbul yang sudah ada

atau yang baru muncul.

Asia Tenggara termasuk kawasan Katulistiwa, insiden melanoma maligna belum

terdata secara tepat, tapi dalam beberapa kesempatan bakti sosial sudah

menemukan 6 kasus, tampaknya penyakit ini tidak jarang terjadi di wilayah ini.

Insiden diantara kulit pria kulit putih meningkat 5,1% setiap tahun,93,3% secara

keseluruhan, sedangkan pada wanita peningkatan hanya sebesar 3,8%

Page 14: Cr Melanoma(1)

pertahun,6,7 secara keseluruhan. Melanoma maligma lebih sering terjadi kulit

putih. Tempat yang paling sering terkena pada kulit gelap dalah telapak tangan,

telapak kaki, jari tangan dan kaki, dan membare mukosa. Melanoma dapat terjadi

pada usia remaja dan awal dua puluh tahun dan tiga puluh tahun. Bukti

epidemiologis yang melibatkan pamparan matahari dalam menyebabkan

melanoma didukung oleh bukti biologis bahwa kerusakan yang disebabkan oleh

radiasi ultraviolet khusunya kerusakan DNA,memaikan peran inti dalam

patogenesis tumor ini.

3.3.    Anatomi & Fisologi

1. Ciri-ciri Kulit

a.         Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh

lingkungan.

b.         Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.

c.         Luas : 1,50 – 1,75 m.

d.        Tebal rata – rata : 1,22mm.

e.         Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan

paling tipis : 0,5 mm

2.  Anatomi Fisiologi

Bagian dan Lapisan Kulit :

a.         Epidermis

Terbagi atas 4 lapisan:

a)      Stratum korneum

Page 15: Cr Melanoma(1)

Berlapis lapis sel tanduk (keratin)

Sel gepeng kering tak berinti

Makin keluar makin tipis dan terlepas untuk digantikan lapisan

dibawahnya

Hampir tidak mengandung air dan sangat efektif untuk pencegahan

penguapan air

Protoplasmanya berubah menjadi keratin.

b)      Stratum lusidum

Langsung dibawah stratum korneum

Protoplasma berubah menjadi protein yang disebut eleidin.

Lapisan terdiri dari sel yang gepeng dan bening

Sel tak keliahatan karena bening sehingga membentuk satu

kesatuan lapisan yang bening

Lihat pada telapak tangan dan kaki

c)      Stratum granulosum (keratohialin)

Terdiri 2 – 3 lapisan sel yang agak gepeng dengan inti ditengah

citoplasmanya berisi butiran (granula) KERATOHIALIN.

Lapisan ini berfungsi untuk menghalangi benda asing, kuman, dan

bahan kimia masuk ke dalam tubuh.

Diniding mucosa tidak mempunyai lapisan ini

d)     Stratum spinosum

Terdiri dari banyak lapisam sel yang berbentuk kubus dan

poligonal yg besarnya berbeda-beda karena proses mitosis, inti

ditengah.

Page 16: Cr Melanoma(1)

Diantara sel terdpt intreceluler bridges, brlekatan membentuk

nodulus Bizzozero

Sitoplasmanya berisi berkas serat yang terpaut pada dermosom

(jembatan sel)

Masing sel terikat kuat melalui serat-serat

Bentuknya tebal dan kuat terdapat pada bagian tubuh yang sering

bersentuhan atau menahan tekanan seperti tumit, telapak kaki.

Berfungsi untuk menahan gesekan dan tekanan

e)      Stratum basale

Terdiri dr sel berbentuk kubus (kolumner)

Tersusun vertikal pd berbatasan dermo-epidermal berbaris seperti

pagar.

Merupakan lapisan epidermis yg paling bawah yang reproduktif

b.      Dermis

Lapisan dermis ini menyatu dengan lapisan subkutis (hipodermis) dengan

ketebalan  0,5 – 3 mm. Lapisan dermis memiliki sifat ulet, elastis,

berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam . Terdiri dari serat-

serat kalogen, serabut-serabut elastis , bersama pembuluh darah dan

pembuluh getah bening anyaman yang memberi perdarahan untuk kulit .

Lapisan dermis terdiri dari :

a)      Dermis pars papilaris

Pars papilaris mengandung lekuk-lekuk dan membentuk

lapisan spongiosum (bunga karang)

Berperan dalam peremajaan dan penggandaan unsur kulit.

Page 17: Cr Melanoma(1)

Menonjol kearah epidermis.

Berisi serabut syaraf dan pembuluh darah.

b)      Dermis pars retikularis

Pars retikularis mengandung jaringan ikat rapat.

Unsur sel dalam dermis adalah fibroblas, makrofag dan sel

lemak berkelompok dan jaringan berpigmen

Terdapat juga sel otot musculus erektor fili.

Menonjol kearah subcutan, terdiri serabut2 penunjang :

kalogen,elastin dan retikulin.

c.      Subkutis

a)      Merupakan jaringan ikat longgar dengan komponen serat longgar,

elastik dan jaringan lemak .

b)      Terdiri dari sel2 lemak yang besar dan bulat dengan inti dipinggir.

c)       Mendukung mobilitas kulit diatasnya dengan adanya bantal lemak

penikulus adiposa.

d)     Berfungsi sebagai cadangan makanan.

e)      Terdapat arteri, vena, dan anyaman syaraf, dan kelenjar getah

bening

3.4.    ETIOLOGI     

Page 18: Cr Melanoma(1)

1.        Sinar Matahari.

Sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar UVB. Lapisan ozon

yang berada di atas bumi yang dianggap sebagai penahan sinar UVB

sampai ke bumi. Meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia tertentu

dapat menyebabkan lapisan ozon tersebut pecah sehingga mengakibatkan

pancaran sinar UVB langsung mengenai bumi. Hal ini akan meningkatkan

kejadian kanker kulit. Selain sinar matahari sinar pengion yang dipakai

untuk pengobatan (radiasi atau radioterapi) juga dapat menimbulkan kanker

kulit.

2.        Hereditas.

Genetic (ada sejak lahir) apabila orangtua mempunyai riwayat kanker kulit

sehingga resiko penurunan penyakit kepada anak lebih besar.

3.        Umur.

Wanita tidak sama dengan laki-laki dengan frekuensi tertinggi ditemukan pada

umur 30-60 tahun, jarang pada anak.

4.        Iklim.

Perubahan iklim dan penipisan lapisan ozon dapat memungkinkan lebih banyak

sinar ultraviolet atau UV untuk mencapai permukaan bumi. Hal ini dapat

menyebabkan kanker kulit.

5.        Ras Kulit.

Page 19: Cr Melanoma(1)

Seseorang yang berkulit cerah dan kurang berpigmen mempunyai resiko tinggi

mendapat tumor melanoma maligna.

3.5. KLASIFIKASI MELANOMA MALIGNA

Melanoma maligna kutan primer dapat diklasifikasikan dalam 4 tipe mayor, yaitu

1. Melanoma Maligna Lentigo (LMM)

LMM disebut juga Hutchinson’s melanotic freckle atau prakanker Dubreilh.

LMM timbul dari lesi lentigo maligna yang telah ada sebelumnya. LMM

menduduki kira-kira 5% dari melanoma kulit primer, terutama terjadi pada

orang tua. Berlawanan dengan substipe melanoma lainnya, LMM mengenai

daerah tubuh yang terpapar sinar matahari, terutama wajah. Lesi pada lentigo

maligna biasanya berupa bercak makula kecil, berwarna coklat gelap, coklat,

atau hitam. Pada permukaannya dapat dijumpai adanya bercak-bercak

pigmentasi, yang tersebar tidak teratur. Lesi meluas secara perlahan dan

ireguler. Dapat berkembang menjadi nodul biru kehitaman yang invasif dan

agak hiperkeratotik.

2. Melanoma Maligna Permukaan (SSM)

Pada umumnya timbul dari nevus atau pada kulit normal (de novo).

Merupakan jenis yang sering dijumpai, yaitu sekitar 70% dari seluuh

melanoma maligna. Lebih sering dijumpai pada usia yang lebih muda

dibandingkan dengan LMM, yaitu berkisar antara 40-50 tahun. Lesi berupa

plak archiformis berukuran 0,5-3 cm dengan tepi meninggi dan ireguler. Pada

Page 20: Cr Melanoma(1)

permukaannya terdapat campuran dari bermacam-macam warna seperti coklat,

abu-abu, biru, hitam, dan sering kemerahan. Meluas secara radial. Pada

umumnya setelah lesi mencapai ukuran 1-2,5 cm, terjadi fase pertumbuhan

secara vertikal dan berkembang menjadi nodul biru kehitaman. Predileksinya

pada wanita dijumpai pada tungkai bawah dan punggung, sedangkan pada pria

dibadan dan leher.

3. Melanoma Maligna Bernodul (NM)

Dapat terjadi tanpa didahului fase pertumbuhan radial. Sehingga aturan ABCD

tidak dapat diterapkan pada subtipe ini. Kira-kira 10-30% kasus melanoma

adalah tipe noduler. Tempat yang sering terkena adalah kepala, leher dan

badan. Lesi biasanya berupa nodul yang meninggi, berpigmen seragam.

Warnanya berkisar dari biru kehitaman sampai coklat gelap, atau kadang-

kadangamelanotik.

4. Melanoma Maligna Lentigo Akral (ALM)

Pada umumnya timbul pada kulit normal (de novo). Merupakan tipe yang

paling jarang terjadi (1%), tapi dapat sangat ganas karena keterlambatan

diagnosis. Predileksinya pada telapak kaki dan tangan, jari-jari tangan dan

kaki, dasar kuku, dan membrana mukosa. Lesi berupa bercak dengan pigmen

yang tersebar dengan intensitas yang bervariasi. Pada permukaannya dapat

timbul papul, nodul, dan dapat mengalami ulserasi

3.6.    Patofisiologi

Page 21: Cr Melanoma(1)

Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen

pada kulit yang normal paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar

matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen.

Melanoma mudah menyebar kebagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan

terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan

melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar peluang untuk menyembuhkannya,

jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit akan lebih mungkin menyebar

melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan

kematian dalam beberapa bulan atau tahun. Perjalanan penyakit melanoma

bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh kekuatan pertahanan sistem kekebalan

tubuh. Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik bisa bertahan hidup

selama bertahun-tahun meskipun melanomanya telah menyebar.

Tanda-tanda akan terbentuknya melanoma

bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang berwarna hitam atau biru

tua) yang semakin membesar

Perubahan warna pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih dan

biru di kulit sekelilingnya

Perubahan pada kulit diatas bintik yang berpigmen, misalnya perubahan

konsistensi atau bentuk

Tanda- tanda peradangan pada kulit di sekitar tahi lalat

Melanoma berasal dari melanosit yang timbul dari puncak saraf dan bermigrasi ke

epidermis, uvea, meninges, dan mukosa ectodermal. Melanosit berada di kulit dan

Page 22: Cr Melanoma(1)

menghasilkan melanin pelindung yang terkandung dalam lapisan basal epidermis

di antara dermis dan epidermis. Melanoma dapat berkembang di atau dekat lesi

yang sudah ada sebelumnya atau di kulit yang tampak sehat. Sebuah melanoma

ganas yang berkembang dalam kulit yang sehat dapat dikatakan timbul de novo,

tanpa bukti adanya lesi sebelumnya. Banyak dari melanoma yang diinduksi oleh

radiasi matahari risiko terbesar yang disebabkan paparan sinar matahari yang

dapat menyebabkan melanoma dikaitkan dengan terbakar oleh sinar matahari

secara akut, intens, dan berselang. Risiko ini berbeda dibandingkan dengan kanker

sel skuamosa dan basal kulit, yang terkait dengan lama, paparan sinar matahari

jangka panjang. Melanoma juga dapat terjadi didaerah tidak terbakar kulit

termasuk telapak tangan, telapak kaki, dan perineum. Lesi tertentu dianggap

prekursor lesi melanom termasuk nevus diperoleh secara biasa nevus displastik,

nevus kongenital, dan nevus biru selular.

Melanoma memiliki 2 fase pertumbuhan, radial dan vertikal. Selama fase

pertumbuhan radial sel-sel ganas tumbuh dalam mode radial pada epidermis

dengan waktu berlangsung, sebagian besar melanoma ke fase pertumbuhan

vertikal,di mana sel-sel ganas menginvasi dermis dan mengembangkan

kemampuan untuk bermetastasis.

3.7.    Manifestasi klinis

Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen

pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar

Page 23: Cr Melanoma(1)

matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen.

Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan

terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. (Graham, R. 2005).

Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar

peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam

kulit, akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan

pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau

tahun. (Graham, R. 2005)

Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh

kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. (Suriadiredja, 2006). Beberapa

penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahun-

tahun meskipun melanomanya telah menyebar. (Suriadiredja, 2006)

Gejala atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi adalah

perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan bentuk

menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal,

pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata, dan akhirnya

pembentukan tukak. Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.

Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma

maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka

kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi

Page 24: Cr Melanoma(1)

dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan,

kepala/leher, ektremitas atas, kuku. Kunci penyembuhan melanoma maligna

adalah penemuan dini, sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila

penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat yang

berubah, seperti: berpigmen, yaitu:

1. perubahan dalam warna

2. perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)

3. timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)

4. terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar

5. perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi

berpigmen

6. berkembangnya lesi satelit

7. Akademi dermatologi Amerika menekankan pentingnya ABCD saat

mengevaluasi setiap lesi berpigmen, yaitu Asimetri, Border irregularity,

Color variegation, Diameter yang lebih dari 6 mm.

3.8.    Pemeriksaan Penunjang

Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan

menentukan keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan melanoma

dapat metastase pada beberapa organ atau jaringan dari tubuh, dilakukan macam-

macam tes.

a.  Tes laboratorium

Page 25: Cr Melanoma(1)

1.    Tes fungsi liver untuk menentukan keadaan tumor yang telah metastasis

pada liver. Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline phosphatase, dan SGOT

mempengaruhi liver.

2.    Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan abnormalitas

hematologi.

3.    Tes serum darah dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit mineral yang

abnormal).

b.  Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti ini:

1.    Biopsi lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan

melanoma. Eksisi biopsy adalah prosedur diagnostik dari pilihan karena

dibawah ini lebih komplit histologic evaluasi dan tingkat mikroskop.

Biopsi tidak harus dilakukan jika terduga melanoma, karena ketebalan dan

dalamnya lesi tidak dapat di kaji, membuat keputusan tentang prognosis

dan pengobatan sangat sulit.

2.    CT–scan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan menentukan

luasnya metastasis dari hati lebih akurat.

3.    X-ray dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis, dimana

rangsangan paru-paru menjadi metastasis.

4.     Scan tulang  dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak dapat

menentukan nyeri tulang.

5.     CT scan atau  MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari metastasis

jika klien sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.

Page 26: Cr Melanoma(1)

6.     Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan

untuk mengidentifikasi metastasis.

3.9.    Penatalaksanaan

a.   Pembedahan

Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor. Eksisi dengan menyertakan fasia

profunda tidak mempengaruhi prognosis, demikian juga di seksi getah bening

regional pada tumor yang belum menunjukkan tanda metastasis jauh.

b.   Perfusi

Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk

pembertian sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak

besar sebab ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran darah sehingga

harus di kerjakan dengan pompa pengatur suhu dan oksigenator (mesin

jantung paru).

c.    Imunologi

Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di duga

berdasarkan pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai terapi seperti

vaksin BCG kadang menyebabkan regresi parsial untuk waktu terbatas tetapi

tidak mempengaruhi prignosis. Setelah pembedahan perlu ditekankan

Page 27: Cr Melanoma(1)

pentingnya pengawasan berkala karena walaupun di temukan pada derajat

satu, kemungkinan kambuh cukup besar.

d.  Operasi Eksisi

Breslow Thickness Batas Eksisi

0.75 mm or less 1 cm

0.76 to 4.0 mm 2 cm

4.0 mm and greater 3 to 5 cm

e.  Diseksi limfonodi

·          Lymphoscintigraphy untuk mengidentifikasi cairan nodus.

f.  Kemoterapi

·         Topical atau sistemik.

·         5-fluorouracil, doxorubicin, atau cisplatin.

·         Mencegah penyebaran tumor dan terkadang mengurangi gejala.

·         Tidak dapat mengobati melanoma yang sudah metastasis.

·         Efek samping : imunodefisiensi.

g.  Radioterapi

Page 28: Cr Melanoma(1)

Menggunakan energy tinggi dengan dosis rendah untuk melanoma dengan

kedalaman yang bervariasi.

·         Teletherapy (external source), untuk terapi jangka panjang dan efektif sebagai

paliatif.

·         Sebagai terapi adjuvant.

h. Imunoterapi

·         Non-spesifik stimulan :

BCG, Corynebacterium parvum, levimasole.

·         Interferon a-2b gives a 24% improvement in 5 YSR

·         Vaccines:

-          Viral oncosylates

-          Gangliosides

3.10 Komplikasi

Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat

menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa, menyebabkan hipertensi,

hypercholesterolemia.

3.11 Prognosis

Prognosis melanoma maligna sangat bervariasi. Ditentukan oleh banyak faktor,

diantaranya:

Page 29: Cr Melanoma(1)

1. Sifat tumor

Jenis tumor : untuk LMM mempunyai prognosis paling baik, kemudian SSM,

sedangkan NM dan ALM mempunyai prognosis yang paling buruk

lokasi tumor: lesi pada ekstremitas mempunyai prognosis lebih baik daripada

dibadan. Tingkat invasi dan kedalaman (ketebalan): makin dalam invasi

tumor, prognosis makin buruk.

1. Stadium klinis

Angka ketahanan hidup 5 tahun pada melanoma berdasarkan stadium klinik yaitu:

• Stadium I (penyakit terbatas pada kulit): 80-85%

• Stadium II (mengenai limfonodi regional): 36%

• Stadium III (penyakit disseminata): kurang dari 5%

Page 30: Cr Melanoma(1)

DAFTAR PUSTAKA

1.    Buditjahyono, Susanto. 2003. Ilmu Penyakit Kulit. EGC. Jakarta.

2.    Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta.

3.    Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi III. FK UI.

Jakarta.

4.    Siregar. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit edisi II. EGC. Jakarta.

5.    Steigleder, Gerd Klaus. 1995. Atlas Saku Penyakit Kulit. Binarupa Aksara.

Jakarta.