cpo artikel

3
( Artikel Koran ) INISIASI PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR CPO DI KALIMANTAN BARAT Pengembangan industri Turunan Kelapa sawit di Kalbar utamanya yang berbasis CPO perlu segera diakselerasi pembangunannya yang melibatkan pemangku kepentingan baik dari Pemerintah (pusat & daerah prov/kab/kota) dan dunia usaha (badan usaha perorangan, kelompok maupun pemerintah) swasta. Hal ini disebabkan saat ini telah direncanakan pengembangan 1,5 juta ha perkebunan kelapa sawit di Kalbar, dengan realisasi hampir 600 ribu ha di Kalbar pada tahun 2010 ini dengan 24 Pabrik CPO berkapasitas total 975 ton/jam TBS. Selain itu berdasarkan Perpres 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri nasional Pengembangan industri unggulan Provinsi Kalimantan Barat telah ditetapkan Karet dan Sawit. Disisi lain pemerintah pusat sedang berupaya mempercepat pengembangan industri hilir CPO di nasional dengan tujuan menjadikan produksi CPO nasional pada tahun 2025 mencapai 75 % yang diolah di dalam negeri dan hanya 25 % yang diekspor keluar (bandingkan saat ini baru 25 % CPO yang diolah dalam negeri dan 75 % yang diekspor keluar). Berbagai upaya telah dilakukan a.l. dengan telah diresmikan 3 Klaster industri CPO di Sumatera Utara (dengan leading PTP 3), Riau (dengan leading Perusahaan swasta Multinasional) dan Kalimantan Timur (dengan leading Pemerintah Provinsi Kaltim). Peluncuran ketiga klaster CPO tersebut diikuti pula dengan fasilitasi pemerintah pusat baik dalam penyediaan insentif infrastruktur dan pendukung lainnya. dan pengembangan klaster industri CPO

Upload: walter-sitorus

Post on 30-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

mengembangkan kawasan industri

TRANSCRIPT

Page 1: cpo artikel

( Artikel Koran )

INISIASI PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR CPO DI KALIMANTAN BARAT

Pengembangan industri Turunan Kelapa sawit di Kalbar utamanya yang berbasis CPO perlu

segera diakselerasi pembangunannya yang melibatkan pemangku kepentingan baik dari

Pemerintah (pusat & daerah prov/kab/kota) dan dunia usaha (badan usaha perorangan,

kelompok maupun pemerintah) swasta. Hal ini disebabkan saat ini telah direncanakan

pengembangan 1,5 juta ha perkebunan kelapa sawit di Kalbar, dengan realisasi hampir 600

ribu ha di Kalbar pada tahun 2010 ini dengan 24 Pabrik CPO berkapasitas total 975 ton/jam

TBS. Selain itu berdasarkan Perpres 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri nasional

Pengembangan industri unggulan Provinsi Kalimantan Barat telah ditetapkan Karet dan

Sawit.

Disisi lain pemerintah pusat sedang berupaya mempercepat pengembangan industri hilir CPO

di nasional dengan tujuan menjadikan produksi CPO nasional pada tahun 2025 mencapai 75

% yang diolah di dalam negeri dan hanya 25 % yang diekspor keluar (bandingkan saat ini

baru 25 % CPO yang diolah dalam negeri dan 75 % yang diekspor keluar). Berbagai upaya

telah dilakukan a.l. dengan telah diresmikan 3 Klaster industri CPO di Sumatera Utara

(dengan leading PTP 3), Riau (dengan leading Perusahaan swasta Multinasional) dan

Kalimantan Timur (dengan leading Pemerintah Provinsi Kaltim). Peluncuran ketiga klaster

CPO tersebut diikuti pula dengan fasilitasi pemerintah pusat baik dalam penyediaan insentif

infrastruktur dan pendukung lainnya. dan pengembangan klaster industri CPO turunan ini

menjadi salah prioritas utama pengembangan industri nasional baik tertuang dalam 100 hari

kerja menteri Perindustrian, maupun dalam RPJMN 2010-2014

Secara potensi (baik dalam potensi lahan dan realisasi perkembangan kebun sawit serta

pabrik CPO seperti yang telah diuraikan diatas seharusnya Kalimantan Barat telah cukup

syarat untuk dicanangkan menjadi salah satu daerah baru untuk pengembangan industri

turunan CPO nasional. Untuk itu melalui Perpres 28 tahun 2008 seperti yang telah diuraikan

diatas perlu kiranya daerah Kalbar mempersiapkan dirinya menjadi (paling tidak) daerah

klaster industri CPO berikutnya.

Page 2: cpo artikel

Namun demikian adalah sulit bagi pemerintah untuk mewujudkan ini tanpa dukungan peran

dan komitmen dunia usaha demikian pula sebaliknya. Perlu adanya penyamaan persepsi dan

mobilisasi para pemangku kepentingan untuk bersama-sama membentuk komitmen bersama

dan menyusun rencana aksi yang visioner tetapi realistis untuk dilaksanakan.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka Dinas Perindag Provinsi Kalbar akan mengadakan

Workshop Pengembangan Industri Turunan/Hilir CPO Kalbar dalam workshop ini

diharapkan paling tidak, ada suatu kesepakatan antara provinsi dan kab/kota bahwa akan

mempercepat pembangunan industri turunan(hilir) CPO di Kalbar dan inisiasi komitmen

dunia usaha serta pemangku kepentingan lainnya untuk merealisasikan hal tersebut dan

kesepakatan lokasi kawasan yang akan di promosikan untuk tahap awal.

Diharapkan dengan inisiasi pembangunan industri turunan(hilir) CPO, perekonomian

Kalimantan Barat kedepannyanya tidak hanya bergantung kepada produk-produk hulu (baik

produk primer maupun produk-produk industri hulu seperti crumb rubber SIR 20 dan CPO)

yang nilai tambahnya cenderung kecil dan sangat tergantung terhadap negara pembeli.

Bagaimanapun sebenarnya pasar dalam negeri sebesar 200 juta lebih penduduk Indonesia

(dan pasar ASEAN-CHINA) adalah pasar potensial yang jika tidak digarap akan diambil oleh

produk-produk hilir CPO dari negara luar.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat

Drs. H. SOEZARSONO SOEKRANPembina Tingkat I

NIP. 19560711 198103 1 006