cpo artikel
DESCRIPTION
mengembangkan kawasan industriTRANSCRIPT
![Page 1: cpo artikel](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020504/568c50e21a28ab4916b05f3d/html5/thumbnails/1.jpg)
( Artikel Koran )
INISIASI PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR CPO DI KALIMANTAN BARAT
Pengembangan industri Turunan Kelapa sawit di Kalbar utamanya yang berbasis CPO perlu
segera diakselerasi pembangunannya yang melibatkan pemangku kepentingan baik dari
Pemerintah (pusat & daerah prov/kab/kota) dan dunia usaha (badan usaha perorangan,
kelompok maupun pemerintah) swasta. Hal ini disebabkan saat ini telah direncanakan
pengembangan 1,5 juta ha perkebunan kelapa sawit di Kalbar, dengan realisasi hampir 600
ribu ha di Kalbar pada tahun 2010 ini dengan 24 Pabrik CPO berkapasitas total 975 ton/jam
TBS. Selain itu berdasarkan Perpres 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri nasional
Pengembangan industri unggulan Provinsi Kalimantan Barat telah ditetapkan Karet dan
Sawit.
Disisi lain pemerintah pusat sedang berupaya mempercepat pengembangan industri hilir CPO
di nasional dengan tujuan menjadikan produksi CPO nasional pada tahun 2025 mencapai 75
% yang diolah di dalam negeri dan hanya 25 % yang diekspor keluar (bandingkan saat ini
baru 25 % CPO yang diolah dalam negeri dan 75 % yang diekspor keluar). Berbagai upaya
telah dilakukan a.l. dengan telah diresmikan 3 Klaster industri CPO di Sumatera Utara
(dengan leading PTP 3), Riau (dengan leading Perusahaan swasta Multinasional) dan
Kalimantan Timur (dengan leading Pemerintah Provinsi Kaltim). Peluncuran ketiga klaster
CPO tersebut diikuti pula dengan fasilitasi pemerintah pusat baik dalam penyediaan insentif
infrastruktur dan pendukung lainnya. dan pengembangan klaster industri CPO turunan ini
menjadi salah prioritas utama pengembangan industri nasional baik tertuang dalam 100 hari
kerja menteri Perindustrian, maupun dalam RPJMN 2010-2014
Secara potensi (baik dalam potensi lahan dan realisasi perkembangan kebun sawit serta
pabrik CPO seperti yang telah diuraikan diatas seharusnya Kalimantan Barat telah cukup
syarat untuk dicanangkan menjadi salah satu daerah baru untuk pengembangan industri
turunan CPO nasional. Untuk itu melalui Perpres 28 tahun 2008 seperti yang telah diuraikan
diatas perlu kiranya daerah Kalbar mempersiapkan dirinya menjadi (paling tidak) daerah
klaster industri CPO berikutnya.
![Page 2: cpo artikel](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020504/568c50e21a28ab4916b05f3d/html5/thumbnails/2.jpg)
Namun demikian adalah sulit bagi pemerintah untuk mewujudkan ini tanpa dukungan peran
dan komitmen dunia usaha demikian pula sebaliknya. Perlu adanya penyamaan persepsi dan
mobilisasi para pemangku kepentingan untuk bersama-sama membentuk komitmen bersama
dan menyusun rencana aksi yang visioner tetapi realistis untuk dilaksanakan.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka Dinas Perindag Provinsi Kalbar akan mengadakan
Workshop Pengembangan Industri Turunan/Hilir CPO Kalbar dalam workshop ini
diharapkan paling tidak, ada suatu kesepakatan antara provinsi dan kab/kota bahwa akan
mempercepat pembangunan industri turunan(hilir) CPO di Kalbar dan inisiasi komitmen
dunia usaha serta pemangku kepentingan lainnya untuk merealisasikan hal tersebut dan
kesepakatan lokasi kawasan yang akan di promosikan untuk tahap awal.
Diharapkan dengan inisiasi pembangunan industri turunan(hilir) CPO, perekonomian
Kalimantan Barat kedepannyanya tidak hanya bergantung kepada produk-produk hulu (baik
produk primer maupun produk-produk industri hulu seperti crumb rubber SIR 20 dan CPO)
yang nilai tambahnya cenderung kecil dan sangat tergantung terhadap negara pembeli.
Bagaimanapun sebenarnya pasar dalam negeri sebesar 200 juta lebih penduduk Indonesia
(dan pasar ASEAN-CHINA) adalah pasar potensial yang jika tidak digarap akan diambil oleh
produk-produk hilir CPO dari negara luar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat
Drs. H. SOEZARSONO SOEKRANPembina Tingkat I
NIP. 19560711 198103 1 006