cpo peralatan pabrik

40
TUGAS 2 PERALATAN PABRIK Crude Oil Palm Process And Equipment Oleh Kelompok II : T.M Iqbal Iskandar D (0807135278) Fatiya (0807132395) Jurusan Teknik Mesin Prodi S1 Universitas Andalas Padang

Upload: fatiya

Post on 19-Feb-2015

297 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: CPO peralatan pabrik

TUGAS 2

PERALATAN PABRIK

Crude Oil Palm Process And Equipment

Oleh Kelompok II :

T.M Iqbal Iskandar D (0807135278)

Fatiya (0807132395)

Jurusan Teknik Mesin Prodi S1

Universitas Andalas

Padang

2012

Page 2: CPO peralatan pabrik

Crude Oil Palm Process

Kelapa sawit adalah bibit minyak yang paling produktif di dunia. Satu hektar kelapa sawit dapat menghasilkan 5.000 kg minyak mentah, atau hampir 6.000 liter minyak mentah menurut data dari JourneytoForever. Sebagai pembanding, kedelai dan jagung - hasil yang kerap digembar-gemborkan sebagai sumber bahan bakan biologis yang unggul - hanya menghasilkan sekitar 446 dan 172 liter per hektar.

Gambar 1. Jenis-jenis kelapa sawit dan luas daerah di Indonesia

Setelah di panen, buah kelapa sawit akan di bawa untuk diproses. Layout dari proses pengolahan kelapa sawit adalah sbb:

Gambar 2. Proses penggilingan minyak kelapa sawit

Page 3: CPO peralatan pabrik

Gambar 3. Flowsheet pabrik CPO

Page 4: CPO peralatan pabrik

Metode produksi dari minyak kelapa sawit dikategorikan ke dalam:

a. Metoda traditional non mekanikb. Pengolahan mekanisasi skala kecilc. Pengolahan otomatis skala besarUntuk tujuan pembelajaran, proses otomatis skala besar akan di pertimbangkan. Secara umum keseluruhan CPO di ekstraksi dengan metoda meliputi :Proses sterilisasiTahap digestingPengolahan ekstraksiPurification dan clarification

Aliran Proses Pada CPO

Bahan baku Tandan buah segarUraian peralatan proses Station penerimaan buah

Station loading rampStation sterilizer Station tipperStation treshingStation digester and pressStation clarificationStation depericarperStation nut plantStation kernel recovery

Page 5: CPO peralatan pabrik

Gambar 4. Diagram alir proses kelapa sawit

Produksi minyak goreng dari CPO dilakukan melalui tahapan, pemurnian, fraksinasi, pengemasan, dan pengepakan. Tahap pemurnian terdiri dari proses degumming, pemucatan (bleaching), deodorisasi (deodorisation), dan fraksinasi (fractionation).

Gambar 5. Diagram alir proses pengolahan minyak goreng dengan bahan baku CPO (Kehilangan pada proses ini sekitar 1%)

Page 6: CPO peralatan pabrik

Gambar 6. Aliran massa dan energi pada proses degumming

Gambar 7. Aliran massa dan energi pada proses bleaching

Gambar 8. Aliran massa dan energi pada proses deodorisasi

Page 7: CPO peralatan pabrik

Gambar 9. Layout pabrik minyak goreng dan margarine berbahan baku CPO

Skala dan jumlah dari pengoperasian dibutuhkan untuk mengekstraksi buah kelapa sawit pada level komersial. Perbedaan utama adalah pada saat pengilangan dalam pemurnian minyak sebelum menjadi produk yang dapat di jual. Hal yang harus ditekankan bahwa minyak yang tidak di murnikan dengan kualitas baik dihasilkan oleh metoda skala kecil akan berkualitas rendah dibandingkan dengan minyak yang di saring. Dalam banyak kasus, konsumen lebih menyukai jika rasa dari biji kelapa sawit dapat di pertahankan.

Pada gambar 10 dan 11 diperlihatkan diagram alir dalam berbagai pengoperasian yang biasa digunakan untuk proses pengolahan pada biji kelapa sawit. Biji kelapa sawit dikirim untuk proses penggilingan (mill) dengan menggunakan jalan darat, kereta api dan kapal. Dalam beberapa jenis, penggilingan secara komersial dapat di proses sekitar 8000 ton dari biji kelapa sawit per bulan. Biji kelapa sawit sering di simpan untuk beberapa bulan sebelum diproses dan membutuhkan penyimpanan yang kadar kelembapannya cukup rendah untuk mencegah deteriorasi oleh jamur akibat kadar kelembapannya tinggi.

Kadar kelembapan di bawa oleh lebih dari satu biji pada saat diantar ke pabrik. Penggiling (mill) merupakan peralatan yang membutuhkan laboratorium serta analisis. Jika perlu, biji-biji tersebut di keringkan, idealnya dengan menggunakan pengering khusus agar kadar kelembapan yang di butuhkan untuk penyimpanan aman.

Page 8: CPO peralatan pabrik

Gambar 10. Langkah umum dalam mengekstraksi biji kelapa sawit (proses actual bervariasi antara biji dan metode pemilihan)

Gambar 11. Diagram alir dari penekanan untuk mengeluarkan minyak pada tanaman (Courtesy Anderson International Corp., Cleveland, US) biji dipanaskan dan sering diproses dengan uap dalam pemecahan sel

pembawa minyak dan memaksimalkan efisiensi ekstraksi minyak.

Biji-biji yang di simpan dalam tempat penyimpanan hasil pertanian berbentuk silinder yang biasa disebut silo. Silo sering di pasangkan dengan ventilator sehingga udara dapat di sirkulasikan melalui biji kelapa sawit nuntuk menjaga tingkat kelembapan dan temperatur konstan. Hal ini sangat penting untuk mencegah tingkat kelembapan tinggi secara local yang di produksi yang akan memicu tumbuhnya jamur. Untuk mengakomodasikan 2000 ton dari biji , sebuah silo berdiameter 10m dan tinggi 36m di butuhkan. Peralatan untuk pengangkutan digunakan untuk memindahkan biji dari silo ke proses peralatan pabrik. Alat pengangkutan yang digunakan adalah screw conveyor dan belt conveyor.

Page 9: CPO peralatan pabrik

Dalam pabrik,biji akan di mendapat sejumlah tahap proses sebelum di ekstraksi menjadi minyak. Biji kelapa sawit di bersihkan dari sampah,kotoran,pasir dan serpihan logam. Biji kelapa sawit akan ditimbang untuk cake yield dan pengontrolan minyaknya. Kulit atau lapisan pada biji sering di buang dari inti bijinya. Proses ini di sebut sebagai decortications dan kadar minyak yang di capai dari bahan baku memasuki mesin pengekstraksi, hal ini memastikan kadar protein yang tinggi dari oil-cake.Pengurangan ukuran dari biji ini kadang-kadang di ikuti dengan perputaran untuk menghasilkan serpihan kemudian di dinginkan.

Selama pendinginan, Minyak di ekstraksi dari pengolahan partikel pada biji dalam alat pembuang continuous screw. Pada tumbuhan yang sangat besar pengoperasiannya menggunakan pre-treatment sebelum dengan larutan ekstraksi. Larutan ekstraksi membuang minyak dari serpihan biji atau oil-cake dengan mengolahnya dengan larutan yang dapat melarutkan minyak. Pelarut dapat di buang dengan memanaskan dan vakum untuk memperoleh crude oil.

Alat pembuang (expellers) akan menyisakan kadar minyak residu dalam oil-cake sekitar 5-8 %. Ekstraksi pelarut dikeluarkan hampir pada keseluruhan minyak, yang di tinggalkan hanya sekitar 0,5% dari sisa. Screw expeller dalam penggilingan besar biasanya dapat diproses antara 10-100ton dari biji kelapa sawit dalam 24 jam. Kapasitas pengolahan dari ekstraktor pelarut dalam rentang antara 100 dan 1000 ton per jam.

Gambar 12. Diagram blok dari proses penggilingan kelapa sawit

Crude oil dari expeller melewati penyaring (screens) dan di biarkan mengendap di dalam tanki sebelum di saring melalui sebuah saringan pemeras. Biji sisa dari tanki pengendapan disebut fools. Sisa dari screens dan saringan pemeras yang di sebut dengan fools akan dip roses kembali dalam expeller dengan cara mencampur feedstock biji minyak yang segar atau oil-cake. Oil-cake sering melewati expeller lagi untuk membuang minyak berlebih. Seperti

Page 10: CPO peralatan pabrik

yang di sebutkan sebelumnya, minyak merupakan campuran dari triglycerides yang dapat memecahkan hidrolisis untuk menghasilkan asam lemak dan gliserol atau sebagian gliserides. Hidrolisis terjadi dalam biji kelapa sawit oleh enzim dalam biji yang dapat menjadi aktif ketika biji dirusak dengan penanganan yang kasar. Jika asam lemak yang ada dapat menetralkan rasa yang tidak menyenangkan dari minyak dan membuatnya menjadi tidak dapat dimakan dengan rasa yang enak. Enzim di rusak dengan pemanasan. Alasan lain mengapa biji kelapa sawit di olah sebelumnya dengan pemanasan adalah untuk pembuangan.

Crude oil di murnikan dengan 3 tahap utama yaitu penetralisasian, pemutihan dan penghilangan bau busuk, dimana asam lemak,warna,dan beragam rasa dihilangkan secara bertahap. Tiap proses meliputi pemanasan minyak untuk memastikan jangkauan. Proses pemurnian memungkinkan terbawanya tahap penggunaan setumpuk tumbuhan (gambar 3), atau menggunakan peralatan berlanjut. Asam lemak di netralisasi dengan cara pencampuran minyak dengan pemecahan dari soda yang tajam (caustic soda). Pemecahan reaksi dari caustic soda dengan asam lemak untuk menghasilkan sabun yang dapat di bersihkan dari minyak dengan air. Pemecahan sabun disebut dengan “soapstock” dapat digunakan untuk pabrik sabun. Minyak dapat diputihkan dengan menambahkan tanah liat yang biasa disebut dengan 'Fuller's earth'.

Pengoperasian ini membuang pigmen warna dan menghasilkan minyak berwarna jernih. Penghilangan bau yang dilakukan dengan cara melewati uap bertekanan tinggi melewati minyak di bawah vakum untuk membuang noda dan aroma yang berasal dari minyak pada awal proses pemurnian, ada diproduksi dengan penetralisasian dan tahap pemutihan. Rasa minyak yang hambar akhirnya di peroleh.Oil-cake diperdagangkan untuk di campur dengan makanan binatang yang dicampur juga dengan bahan lainnya dengan membuat perbandingan untuk peternak .

Page 11: CPO peralatan pabrik

Gambar 13. Proses pengolahan minyak, jenis layout (Courtesy De Smet Rosedowns, Hull, UK)

Proses Pengolahan Biji Kelapa Sawit Skala Kecil

Bermacam-macam teknik skala kecil yang tersedia untuk menjadikan masyarakat yang tidak mampu di pedesaan untuk memproses biji kelapa sawit mereka sendiri secara local. Pertimbangan kehati-hatian di butuhkan untuk memilih sistem terbaik yang akan cocok dengan kondisi local. Keadaan ini termasuk skala pengoperasian yang di butuhkan, tersedianya sumber dari daya dan sejumlah faktor lainnya.

Pemilihan yang tersedia untuk biji kelapa sawit untuk skala kecil mulai dari 100kg biji/ inchi termasuk di hidupkan dengan expellers kecil, manual atau daya dari hewan untuk penekanan mekanik, dan prosedur sederhana menggunakan air untuk memisahkan minyak dari biji kelapa sawit.

Berikut ini ada 5 dasar pengolahan biji kelapa sawit yang tersedia dan rentangnya cocok untuk digunakan dalam perkakas rumah tangga domestic dan lebih cocok untuk pemabrikan skala kecil:

-Metoda mengekstraksi minyak menggunakan air-Metode manual menggunakan peremasan-Penekanan manual-Ghanis- Alat pembuang (expellers)

Page 12: CPO peralatan pabrik

Ghani merupakan dampak versi mekanisasi dari metode pemerasan.

Jenis pengoperasian tekanan maksimum yang berhubungan dengan perbedaan jenis penekanan adalah sebagai berikut :

p.s.i

Hand bridge press 500 35Small hydraulic press 1800 125Ram press 2800 190Small-scale expeller 2500 170Medium-scale expeller 5000 540Full-press commercial expeller 20000 1380

Penekanan umunya di refleksikan sebagai tingkatan pengekstraksian minyak yang dicapai dengan jenis peralatan yang berbeda.Bagaimanapun juga, proporsi penambahan dari air ke tanah dari kelapa sawit dapat merubah efisiensi pengekstraksian minyak pada tekanan rendah.

Tahapan proses umumnya meliputi ekstraksi biji kelapa sawit seperti di gambar 13, tapi secara actual di lapangan ada bermacam-macam dasar dari kealamian biji. Pada bagian proses ini dan jenis peralatan utama akan dibahas, dimana akan memungkinkan penjelasan mengenai proses secara lengkap dengan transaksi perdagangan biji kelapa sawit.

Dekortisasi (Decortication)

Beberapa biji kelapa sawit yang kulit luarnya sangat keras harus dibuang sebelum proses pembuangan. Proses ini disebut dekortisasi. Biji kelapa sawit sebagai contoh dari bibit yang harus di dekortisasi untuk pengolahan. Pengekstraksian minyak dari biji kelapa sawit lainnya dapat di proses tanpa dekortisasi pertama kali, seperti pada bunga matahari, mungkin dengan proporsi pembuangan dari kerangka sebelum proses.

Pembersihan bibit (buah kelapa sawit)

Hal yang sangat penting yaitu penampian dan pengayakan biji kelapa sawit, terutama untuk di buang, untuk membuang kotoran seperti kotoran, debu,pasir, dan batu kecil yang mungkin masuk ke dalamnya. Dengan munculnya pasir akan menyebabkan keausan tinggi pada komponen kritis dari expellers khususnya sebagai pengurung, wormshafts, dan chokes. Penggunaan pembersihan biji kelapa sawit dari pembuangan akan bertambah besar pada waktu expeller yang dapat digunakan sebelum penggantian komponen dibutuhkan.

Pengurangan ukuran

Umumnya biji yang menghasilkan minyak berukuran kecil dapat di proses secara langsung, dimana bibit yang lebih besar membutuhkan penggilingan sebelum proses. Pada tingkat domestic, penggilingan biasanya di bawa dengan pestle dan mortar (pelat 1)ketika kuantitas lebih besar memungkinkan penggilingan dalam village maize mill (pelat II). Pengoperasian

Page 13: CPO peralatan pabrik

manual dari mesin pencincang daging juga dapat digunakan untuk kondisi ini. Kebanyakan jenis yang digunakan untuk adalah penggilingan menggunakan pengoperasian skala kecil dari hammer mill.

Pemutaran

Pemutaran dari bibit biasanya menghasilkan improviasi dalam mengekstraksi minyak dengan penambahan luas permukaan dari bibit ketika pada saat yang sama dalam saluran penyimpanan untuk aliran minyak. Noda harus sangat halus dan disarankan lebih tipis dari 0,1mm. Pemutaran sebelum pengolahan di jembatan penekanan (bridge press) dapat menambah minyak dari 10 % untuk kelapa sawit, kacang tanah dan bunga (UNATA information sheet).

Pendinginan

Pendinginan atau pemasakan biji yang menghasilkan minyak meliputi pemanasan biji yang ada dengan air. Air mungkin ada secara alami di dalam biji, atau mungkin di tambahkan. Penambahan membuat pendinginan menjadi kompleks tapi termasuk penggabungan tetesan kecil dari minyak , ada dalam bibit, dalam jumlah tetesan yang cukup besar sehingga dengan mudah di alirkan. Ditambah pula dengan, proses bertemperatur tinggi dalam pengimprovisasian aliran minyak dengan mengurangi viskositas dari minyak.

Biji untuk menghasilkan minyak selalu mendekati pendinginan sebelum skala pembuangan yang besar. Skala kecil pembuangan yang di minimalisir membutuhkan pre-treatmeant dengan menggunakan wormshaft yang relative cepat sehingga terjadi pergeseran biji seperti dengan melewati expeller dan menghasilkan gesekan panas dengan tong expeller. Hal ini digunakan untuk membantu pembuangan minyak oleh temperatur dari biji untuk menghasilkan minyak. Bagaimanapun juga, meskipun menggunakan expeller skala kecil, pengekstraksian minyak di bantu dengan pemanasan dan/atau penguapan biji untuk menghasilkan minyak sebelum di buang. Perlakuan panas sangat penting untuk beberapa bibit dengan serat rendah seperti kacang tanah. Bibit harus di panaskan dan di lembabkan sebelum di buang atau mesin akan memproduksi pasta yang tergantung dari minyak dan cake.Beberapa perusahaan yang peralatan pengolahan manufacturingnya berskala kecil untuk pengolahan biji kelapa sawit menyinggung masalah pendingin dari biji sebagai biji yang hangus. Sebutan ini akan membuat keliru karena biji kelapa sawit yang gosong akan memiliki karakteristik warna gelap dan rasa dari pembakaran yang tidak normal ini menarik. The Natural Resources Institute (NRI) yang di kembangkan dalam pendinginan biji kelapa sawit menjadi tidak mahal, karena di dasari dengan pencampuran sedikit semen (Lihat pelat 3)

Pengekstraksian minyak

Metoda pengekstraksian basah

Dalam metoda pengekstraksian basah,air yang digunakan untuk mengekstraksi minyak dari biji kelapa sawit. Perbedaan yang harus di buat antara metoda basah dan air metoda yang di bantu oleh air dari pengekstraksian minyak. Metoda pengekstraksian basah meliputi

Page 14: CPO peralatan pabrik

penggunaan sejumlah air dalam jumlah yang relative sehingga biji minyak tergantung pada air dan minyak yang di ekstraksi menapung di permukaan air.

Metoda di bantu dengan air meliputi penambahan air dengan kuantitas kecil sehingga biji minyak sebelum di ekstraksi nebjadi minyak dengan di remas secara manual. Metoda ini tidak di klasifikasikan sebagai metoda basah karena seluruh air yang di gunakan diserap oleh biji minyak dan tidak ada pemisahan lapisan air yang muncul.

Air panas dalam keadaan mengapung (HOOF) merupakan metoda dari pengekstraksian minyak makan secara traditional di gunakan di daerah pedesaan di beberapa Negara berkembang. Biasanya dekortisasi biji minyak digunakan dalam proses. Biji dari bibit kelapa sawit di panaskan dan digiling sehingga hasil tumbukannya dalam bentuk yang lengket dan pestle. Biji yang yang di tumbuk di endapkan dalam air mendidih dan di didihkan selama 30 menit. Minyak yang mengapung ke permukaan di pisahkan.Selanjutnya kualitas air dari beberapa ditambahkan setelah pendidihan sehingga mengganti penguapan yang hilang, dan mendorong minyak sehingga mengapung di permukaan. Minyak dengan hati-hati di sekop dari permukaan air menggunakan pelat yang dangkal dan di panaskan di atas api untuk membuang kelembapan sisa.

Keuntungan dari metoda HWF(hot water float) di banding yang lainnya yaitu teknik pengolahan biji minyak kelapa sawitnya dalam skala kecil, seperti menggunakan expeller atau ghanis yang sangat sederhana. Peralatan yang di butuhkan (pestle dan mortar, panic pendidihan,dll) tersedia. Bagaimanapun juga, minyak yang dihasilkan cenderung sedikit, dan proses membutuhkan waktu dan susah.Khususnya jika menggunakan metoda pestle dan mortar untuk menggiling biji kelapa sawit. Jika lama pendidihan membuthkan banyak waktu, bahan bakar yang di konsumsi juga tinggi.

Metoda di atas mungkin diaplikasikan untuk kebanyakan bibit kelapa sawit dengan variasi derajat keberhasilan.sumber minyak seperti dari kelapa dan kelapa sawit dapat di proses dengan metode traditional yaitu menggunakan air yang sudah ada dalam benih.

A. Metode Traditional

Metode menggunakan peremasan secara manual

Biasanya dengan proses pengapungan menggunakan air.Dengan menggunakan peralatan rumah tangga untuk mengekstraksi minyak yaitu dengan peremasan dapat dilakukan. Metoda ini menggunakan penggilingan traditional seperti di pedesaan Afrika barat. Air yang di tambahkan untuk adonan penggilingan dan campuran di adon dan di remas dengan tangan hingga minyak terpisah. Air memainkan peranan penting tapi menyamarkan aturan dalam proses pengeksraksian. Air menggantikan tempat minyak dari hydrophilic atau “water loving” di permukaan dalam penggilingan benih kelapa sawit

Penekanan manual

Pemilihan dari jenis yang berbeda dengan penekanan manual yang digunakan dalam proses biji kelapa sawit. Pengecualian penekanan dengan palu besar, ini dapat di gunakan untuk semua jenis biji kelapa sawit. Untuk mendapatkan hasil minyak terbaik, penekanan

Page 15: CPO peralatan pabrik

membutuhkan biji kelapa sawit yang harus di aplikasikan dengan proses lambat dan bertambah secara bertahap.

Penekanan dengan ganjalan

Penekanan dengan pengganjal dioperasikan secara manual atau menggunakan tenaga dari angina tau air. Secara luas digunakan untuk menekan biji yang menghasilkan minyak sejak akhir abad 18 dan awal abad 19 di barat. Prinsip pengoperasian dari penekanan dengan pengganjalan digunakan selama waktu yang di tunjukkan untuk proses pada gambar 14. Pada gambar 15 ditunjukkan perancangan penekanan dengan pengganjal menggunakan pohon seperti bagian ujung penyangga (Broadright, 1979). Pengganjal harus terbuat dari kayu keras dan di operasikan dengan pemukul dari kayu. Dua sisi harus di aplikasikan, salah satu dari sisi, dan harus di operasikan secara simultan sehingga mencegah pendorongan kedua kantung dan pengganjal keluar dari penekan.

Gambar 14. Prinsip pengoperasian penekanan dengan pengganjal

Penekanan dengan papan tebal

Proses ini menggunakan peralatan penekanan mekanik sederhana. Proses dengan menggunakan dua kayu panjang yang salah satu ujungnya di gantung.Biiji di persiapkan dan dimasukkan ke container berjaring, diletakkan diantara kedua papan tebal, di tekan dengan mengaplikasikan tekanan dari ujung yang tidak digantung.

Gambar 15. Perancangan penekanan dengan papan tebal(Broadright, 1979)

Cage presses

Page 16: CPO peralatan pabrik

Penekanan dengan menggunakan baling-baling penekan. Penekanan ini di variasikan menjadi 4 jenis. Pendongkrak hidrolik dipasang di atas penekan yang mengurung. Perancangan ini tidak di rekomendasikan karena resiko dari kebocoran fluida hidrolik dapat mengkontaminasi minyak dan cake.

Penekanan di tepi (curb press) didesign di Ghana ,gambar 6. Prinsipnya dengan mengginakan pin. Pengurung (cage ) tidak bisa dibuka dengan mudah setelah penekanan tanpa beban dari oil-cake. Proses ini cocok untuk mengolah kelapa sawit, bagian dalam sangkar pengurung di tengahnya di letakkan baut dalam pengurung untuk membuat penekanan yang tidak sesuai dengan penekanan biji lainnya.

Gambar 16. Curb press (TCC design)

Bridge press atau jembatan penekan menggunakan pelat penekan yang di pasang pada dasar batang baut (sering tidak benar di sebut sebagai spindle) simana di jalankan dengan perlengkapan sekrup/ mur dalam rangka jembatan di sekitar pengurung. Batang ulir di putar searah kepala dengan 2 pengungkit.

Gambar 17. Bridge press (NRI design)

Page 17: CPO peralatan pabrik

Gambar 18. Scissor press (IPI design)

Gambar 19. Hydraulic press (KIT design)

Penekanan dengan palu besar (The ram press )

Jenis ini de rancang oleh Carl Bienlenberg tahun 1985, Perancang yang bekerja dengan Appropriate Technology International (ATI). Layout seperti gambar 10. Tuas pemutar panjang emnggerakkan piston ke arah belakang dan depan sisi pengurung silindris yang di konstruksikan dari batang logam yang di jarakkan untuk masuknya minyak. Pada salah satu ujung piston ditempatkan sebagai tempat masuknya(corong masuk biji) sehingga biji akan masuk ke tempat penekanan. Ketika piston bergerak ke atas, tempat masuk tertutup, biji kelapa sawit tertekan. Hasilnya minyak akan keluar dari biji, melewati celah dari pengurung. Biji yang di tekan keluar melalui celah lingkaran pada ujung kurungan. Lebar celah bervariasi, dapat menggunakan pengatur tekanan kerucut, pengontrolan pengoperasian tekanan dari penekan.Perancangan penekan dapat dicapai dengan mengoperasikan tekanan yang lebih besar daripada yang diperoleh pada kebanyakan pengpoperasian tekanan menggunakan pengurung secara manual lainnya, seolah-olah setinggi hasil pada expellers kecil. Penekanan dengan palu pada biji memiliki keuntungan pengoperasian berlanjut.

Page 18: CPO peralatan pabrik

Gambar 20. The ATI ram press

Ghani

Ghani (di sebut juga dengan 'chekku' atau 'kol') merupakan peralatan mortar dan pestle yang menggiling biji minyak kelapa sawit menjadi partikel halus dan mengekstraksi minyak dari ghani ini. Biasanya sumber tenaga berasal dari lembu samapai tuas panjang memutar pestle di dalam mortar. Tumpukan biji kelapa sawit di bebankan di dalam mortar. Lembu menggerakkan tuas di sekitar mortar dan pestle menggiling biji kelapa sawit di dalamnya. Setelah biji di giling, pastikan air di tambahkan. Air di campur dengan biji kelapa sawit yang digiling , minyak akan dikeluarkan dengan di remasoleh pestle melalui lubang di dasar mortar, minyak disimpan di dalam konyainer. the oil is collected in a container. Ketika minyak yang dihasilkan bagus dari pengekstraksian biji, ghani berhenti dan oil-cake di buang. Tumpukan lain dari biji ditempatkan di dalam mortar dan diproses berulang-ulang.

Gambar 21. Tenaga ghani dengan pestle tetap

Page 19: CPO peralatan pabrik

Gambar 22. Tenaga ghani dengan mortar tetap

Expellers

Prinsip pengoperasian

Biji kelapa sawit menghasilkan minyak dan oil-cake dari biji minyak yang dihasilkan secara berlanjut, tidak seperti jembatan penekan yang di operasikan dengan sistem bertumpuk. Expeller di hidupkan dengan penggerak elektrik seperti mesin diesel. Pada jantung mesin di tenagai dengan wormshaft yang berputar di bagian dalam dekat pengurung yang sesuai.Biji menghasilkan minyak di masukkan secara berlanjut ke dalam penekan melalui corong dan dihancurkan kemudian di pindahkan melalui kurungan dengan wormshaft. Tekanan yang di lakukan pada sistem dengan membatasi celah pada ujung sangkar melalui oil cake yang di isi dari penekanan. Minyak yang di keluarkan akan keluar berupa cucuran dari pengurung melalui celah kecil.

Gambar 23. Outline penggambaran jenis expeller skala kecil (CeCoCo Type 52)

Metoda mengelompokkan minyak (Oil clarification methods)

Minyak dari tumbuhan segar yang di ekstraksi memungkinkan adanya endapan sisa kepingan biji untuk memberikan kejernihan pada minyak.kuantitas material padat dalam crude oil tergantung pada metoda yang di gunakanuntuk memproses biji kelapa sawit dan jenis bibit yang di proses. Minyak yang di hasilkan dari expellers terdiri dari substansi

Page 20: CPO peralatan pabrik

kuantitas dari sisan kepingan biji. Minyak yang di tekan secara manual dan proses traditional menghasilkan kuantitas sisa kepingan biji yang kecil. Untuk menghasilkan minyak yang diklasifikasikan, padatan harus di buang dari crude oil. Metoda klasifikasi minyak dibagi sbb:

Klarifikasi dengan pengendapan (Clarification by settlement)

Minyak baru yang telah diekstraksi akan di sangga di bagian kiri dalam drum minyak kecil atau keranjang untuk beberapa hari di padatkan atau di endapkan. Setelah pengendapan, minyak jernih supernatant dapat di tuang atau di alirkan dengan selang untuk meninggalkan kilang sisa kepingan biji pada bagian dasar dari container. Pengendapan padat disebut foots.

Penormalan minyak dari foots

Minyak dapat dinormalkan dari pengendapan foots dengan :

(a) penyaringan melalui pengayak pemurnian material dalam container

(b) pemanasan foots dengan sedikit kuantitas dari air dalam bak logam,mengakogulasikan material padat. Campuran didihan air yang di keluar, meninggalkan campuran minyak yang di pisahkan sebagian dan di koagulasikan padatnya. Kemudian di saring melalui kain kasa untuk menghasilkan minyak yang di klarifikasikan. Padatan dipertahankan dapat di peras dengan tangan dalam kain untuk membuang beberapa minyak sisa.

Klarifikasi pendidihan minyak dengan air

Campuran minyak baru yang di ekstraksi di panaskan dengan air (10% dari berat minyak) Buih minyak akan terjadi ketika kebanyakan air hilang. Ketika ini terjadi, minyak dapat di tuang, meninggalkan koagulasi padat pada bagian bawah container. Operator yang terampil akan membuang sisa padatan dalam sejumlah kecil minyak sisa. Bagaimanapun juga, jika sisa dari minyak terlihat, dapat dip eras dalam kain untuk menormalkan kuantitas minyak.

Minyak yang di normalkan dengan metode pendidihan kadang-kadang akan mengandung kuantitas kecil dari sisa kepingan biji tanaman yang halus, tapi dapat di buang dengan menyaring melalui potongan kain yang tersebar di atas bak.

Klarifikasi minyak dan pengoperasian expeller

Crude oil dari expeller cenderung terdiri dari sedimentasi berkadar tinggi, yaitu sekitar 10-15%. Untuk memastikan saluran penyimpanan minyak (pada gambar 14) di konstruksikan dari200 liter minyak(45gal) drum. Foots kuarsa yang memisahkan saluran penyimpanan utama memungkinkan untuk di tambah dalam sejumlah kecil untuk memproses kembali biji segar,sedimen halus, ketika di isolasi (secara normal dapat digunakan penekanan berpenyangga atau penekanan berpenyaring) merupakan penggunaan terbaik seperti perebusan atau pengadukan dengan cake.

Dengan dilengkapi penekan berpenyaring dalam kebanyakan kilang expeller berskala kecil merupakan nilai yang harus di pertimbangkan. Penekan berpenyaring di rancang oleh Thieme (1968).

Page 21: CPO peralatan pabrik

Gambar 14. Penyimpanan minyak dan saluran sedimentasi

Sistem pengolahan penggilingan minyak kelapa sawit secara modern dan tradisional

1. Request 2. Processing Palm Oil Mill at Now 3. Flowchart Of Processing CPO 4. Reception Station 5. Sterilisation Station 6. Threshing Station 7. Pressing Station 8. Clarification Station (Screening) 9. Clarification Station (Clarifying) 10. Clarification Station (Oil Recovery) 11. Clarification Station (Purifying) 12. Clarification Station (Moisture Removal) 13. Storage of CPO 14. Buyer 15. Kernel Recovery Station ( Depericarping ) 16. Kernel Recovery Station (Nut Cracking) 17. Kernel Recovery Station (Winnower) 18. Kernel Recovery Station (Hydro Clay bath) 19. Kernel Storage

Page 22: CPO peralatan pabrik

B. Metode Modern

1. Pengolahan/proses

2. Tahap pengolahan CPO

3. Stasiun penerima

Page 23: CPO peralatan pabrik

4. Strerilization station

5. Threshing station

6. Pressing station

Page 24: CPO peralatan pabrik

7. clarification station (screening)

8. clarification station (clarifying)

9. clarification station (oil recovery)

Page 25: CPO peralatan pabrik

10. clarification station (purifying)

11. clarification station (moisture removal)

12. Penyimpanan CPO

Page 26: CPO peralatan pabrik

13. Dibeli perusahaan (Buyer)

14. Kernel recovery station (Depericarping)

15. Kernel recovery station (nut cracking)

Page 27: CPO peralatan pabrik

16. Kernel recovery station (winnower)

17. Kernel recovery station (hydro clay bath)

18. Kernel Storage

Page 28: CPO peralatan pabrik

Diagram flowchart

Page 29: CPO peralatan pabrik
Page 30: CPO peralatan pabrik
Page 31: CPO peralatan pabrik
Page 32: CPO peralatan pabrik

References

ANON. (1984) Early American oil mill described in new book. Oil Mill Gazetter, 89(5).

ANON. (1987) A study of the village ghanis aided by Khadi and Village Industries Board. Indian Coconut Journal, March 1987: 11-13.

BEAUMONT, J. H. (1981) A hand-operated bar mill for decorticating sunflower seed. TPI Rural Technology Guide 9. Chatham, UK: Natural Resources Institute.

BEAUMONT, J. H. (1981) A hand-operated disc mill for decorticating sunflower seed. TPI Rural Technology Guide 10. Chatham, UK: Natural Resources Institute.

BEAUMONT, J. H. (1981) A hand-operated winnower. TPI Rural Technology Guide 11. Chatham, UK: Natural Resources Institute.

BLAKE, J. A. (1982) Evaluation of an on-farm press: pp. 247-251. In: Proceedings of the International Conference on Plant and Vegetable Oils as Fuels, Fargo, ND, August 1982. St Joseph, MI: American Society of Agricultural Engineers.

BRACE, H. W. (1960) History of seed crushing in Great Britain. Essex, UK: Anchor Press Ltd.

BROADRIGHT, J. H. (1979) A wedge press for oil extraction. Appropriate Technology. 6(2): 24-25.

CHUNGU, A. S., KAUNDE, O. K. and PROTZEN, E.Th.P. (1987) Development of village and homestead oilseed processing equipment. Presented at the Workshop on Expert Consultation of Rural Vegetable Oil Expression and Utilisation in the SADCC Region, Zanzibar, November 1987.

DIETZ, H. M., METZLER, R. and ZARATE, C. (1989) Village scale oil processing: review of the current state of screw expellers and strategies for its upgrading. Eschborn, Germany: GATE.

GILLING, J. and CROPLEY J. (1993) Needs assessment for agricultural development: practical issues in informal data collection, NRI Socio-economic Series 1. Chatham, UK: Natural Resources Institute.

GITTINGER, J. P. (1982) Economic Analysis of Agricultural Projects. 2nd edn. Baltimore, US: Johns Hopkins University.

HEAD, S. W., HAMMONDS, T. W. and HARRIS, R. V. (1989) Experiences with small-scale oil expellers in developing countries. In: A Symposium on Edible Oil Processing, Rugby. The Institution of Chemical Engineers.

HEAD, S W., HARRIS, R. V. and SWETMAN, A. A. (1990) An inexpensive oilseed conditioner. Appropriate Technology, 17(2): 28-30.

Page 33: CPO peralatan pabrik

KARNATAKA STATE KHADI AND VILLAGE INDUSTRIES BOARD (1984) Proceedings of the Regional Seminar on Village Oil Industry. India.

KHAN, L. M. and MANNA, M. A. (1981) Expression of oil from oilseeds. Paper number MCR-81-509 presented at the 1981 Mid-Central Region Meeting of the American Society of Agricultural Engineers, Ramada Inn, St Josephs, Missouri, March, 1981.

OKURA NAGATSUNE (1836) On oil manufacturing. A 1974 English translation of the original Japanese edition has been published by Olearius Editions, New Brunswick, US.

OTTO, J. (1992) The ram press of Tanzania: Successful technology gets better. Food Chain, (5): 6-7.

PINSON, G. S., MELVILLE, D. J. and COX, D. R. S. (1991) Decortication of tropical oilseeds and edible nuts. Natural Resources Bulletin 42. Chatham, UK: Natural Resources Institute.

SIVAKUMARAN, K. and GOODRUM, J. W. (1988) Laboratory oilseed processing by a small screw press. Journal of the American Oil Chemists' Society, 65(6): 932-935.

THIEME, J. G. (1968) Coconut oil processing. FAO Agricultural Development Paper No. 89. Rome: FAO.

UNIDO (1986) Manual for the Preparation of Industrial Feasibility Studies. Vienna: UNIDO.

VADKE, V. S. and SOSULSKI, F. W. (1988) Mechanics of oil expression from Canola. Journal of the American Oil Chemists' Society, 65(7): 1169-1176.