cpd
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
1. KONSEP DASAR
A. Pengertian CPD (Cephalopelvik Disproporsi)
CPD adalah tidak ada kesesuaian antara kepala janin dengan bentuk dan ukuran panggul. Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. (Manuaba, 2000).
Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Cephalopelvic Disproportion (CPD) adalah diagnosa medis digunakan ketika kepala bayi dinyatakan terlalu besar untuk muat melewati panggul ibu.
B. Anatomi Panggul Normal
Untuk berhasilnya suatu persalinan spontan, harus diperhatikan 3 faktor penting yaitu:
1. Jalan lahir2. Janin3. Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu
Jalan lahir dibagi atas :1. Bagian tulang yang terdiri dari tulang panggul dan persendiannya (artikulasio)2. Bagian lunak yang terdiri dari otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.
Tulang-tulang panggul terdiri dari :1. Os cocsae, yang terdiri dari : a. Os ilium b. Os iscium c. Os pubis d. Os sacrum e. Os cocsigeus
Gambar 1. Anatomi Tulang Panggul
1
C. Etiologi
Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi sebagai
berikut :
a. Kelainan karena gangguan pertumbuhan
1) Panggul sempit seluruh : semua ukuran kecil
2) Panggul picak : ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa
3) Panggul sempit picak : semua ukuran kecil tapi terlebih ukuran muka belakang
4) Panggul corong : pintu atas panggul biasa, pintu bawah panggul sempit.
5) Panggul belah : symphyse terbuka
b. Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya
1) Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruha panggul sempit picak
dan lain-lain
2) Panggul osteomalacci : panggul sempit melintang
3) Radang articulatio sacroilliaca : panggul sempit miring
c. Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang
1) Kyphose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong
2) Sciliose didaerah tulang panggung menyebabkan panggul sempit miring.
d. Kelainan panggul disebabkan kelainan aggota bawah
Coxitis, luxatio, atrofia. Salah satu anggota menyebabkan panggul sempit miring.
e. Fraktura dari tulang panggul yang menjadi penyebab kelainan panggul
D. Persangkaan CPD
Seorang ibu harus ingat akan kemungkinan panggul sempit kalau :
1) Primipara kepala anak belum turun setelah lehamilan 36 minggu.
2) Pada primipara ada perut menggantung.
3) Pada multipara persalinan yang dulu-dulu sulit
4) Kelainan letak pada hamil tua.
5) Kelainan bentuk badan (Cebol, scoliose, pincang dan lain-lain)
6) Osborn positif (penonjolan kepala 2 jari diatas simpisis pubis)
Prognosa persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai faktor, yakni :
a) Bentuk panggul
b) Ukuran panggul (derajat kesempitan)
c) Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul
d) Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala
e) Presentasi dan posisi kepala
f) His
E. Klasifikasi Chepalopelvic Disproporsi
Ada beberapa kemungkinan :
2
1) Imbang Chepalopelvic baik, partus dapat direncanakan pervaginam,namun demikian
his,posisi kepala dan keadaan serviks harus diperhatikan selama partus.
2) Disproporsi Chepalopelvic, artinya bahwa janin tidak dapat dilahirkan secara normal
pervaginam,bila anak hidup lakukan seksio sesaria (SC).
3) Kemungkinan Disproporsi, mengandung arti yaitu imbang baik atau dapat terjadi
disproporsi.
F. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya penyakit ini berhubungan erat dengan penyebab CPD itusendiri. Yaitu kapasitas panggul atau ukuran panggul yang sempit dan ukuran janin yangterlalu besar.
G. Gejala Klinis
Gejala klinis dari CPD sendiri antara lain :Persalinan lebih lama dari biasaJanin belum masuk PAP pada usia kehamilan 36 minggu (primipara), 38 Mg (multipara)
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pemeriksaan Fisik
1. Pada Perkiraan Kapasitas Panggul SempitPerkiraan panggul sempit dapat diperoleh dari pemeriksaan umum dan
anamnesa.Misalnya pada tuberculosis vertebra, poliomyelitis, kifosis. Pada wanita dengan tinggi badanyang kurang dari normal ada kemungkinan memiliki kapasitas panggul sempit, namun bukanberarti seorang wanita dengan tinggi badan yang normal tidak dapat memiliki panggulsempit. Dari anamnesa persalinan terdahulu juga dapat diperkirakan kapasitas panggul.Apabila pada persalinan terdahulu berjalan lancar dengan bayi berat badan normal,kemungkinan panggul sempit adalah kecil.
2. Pengukuran panggul (pelvimetri)Merupakan salah satu cara untuk memperolehketerangan tentang keadaan panggul.
Melalui pelvimetri dalama dengan tangan dapatdiperoleh ukuran kasar pintu atas dan tengah panggul serta memberi gambaran jelas pintubawah panggul. Adapun pelvimetri luar tidak memiliki banyak arti.
3. Pelvimetri radiologisDapat memberi gambaran yang jelas dan mempunyai tingkatketelitian yang tidak
dapat dicapai secara klinis. Pemeriksaan ini dapat memberikanpengukuran yang tepat dua diameter penting yang tidak mungkin didapatkan denganpemeriksaan klinis yaitu diameter transversal pintu atas dan diameter antar spina iskhiadika.Tetapi pemeriksaan ini memiliki bahaya pajanan radiasi terutama bagi janin sehingga jarangdilakukan.
3
4. Pelvimetri dengan CT scanDapat mengurangi pajanan radiasi, tingkat keakuratanlebih baik dibandingkan
radiologis, lebih mudah, namun biayanya mahal. Selain itu jugadapat dilakukan pemeriksaan dengan MRI dengan keuntungan antara lain tidak ada radiasi,pengukuran panggul akurat, pencitraan janin yang lengkap. Pemeriksaan ini jarang dilakukankarena biaya yang mahal. Dari pelvimetri dengan pencitraan dapat ditentukan jenis panggul,ukuran pangul yang sebenarnya, luas bidang panggul, kapasitas panggul, serta dayaakomodasi yaitu volume dari bayi yang terbesar yang masih dapat dilahirkan spontan.Pada kehamilan yang aterm dengan presentasi kepala dapat dilakukan pemeriksaandengan
5. Metode Osborn dan metode Muller Munro KerrPada metode Osborn, satu tangan menekan kepala janin dari atas kearah rongga
panggul dan tangan yang lain diletakkan pada kepala untuk menentukan apakah kepala menonjol di atas simfisis atau tidak.
6. Metode Muller Munro KerrDilakukan dengan satu tangan memegang kepala janindan menekan kepala ke arah rongga
panggul, sedang dua jari tangan yang lain masuk kevagina untuk menentukan seberapa jauh kepala mengikuti tekanan tersebut dan ibu jari yangmasuk ke vagina memeriksa dari luar hubungan antara kepala dan simfisis.
B. Pengkajian
1.SirkulasiPerhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal, penyakit vaskuler perifer atau
stasis vaskuler ( peningkatan resiko pembentukan thrombus ) 2. Integritas ego
perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya factor-faktor stressmultiple seperti financial, hubungan, gaya hidup. Dengan tanda-tanda tidakdapat beristirahat, peningkatan ketegangan, stimulasi simpatis.
3. Makanan /cairanMalnutrisi membrane mukosa yang kering pembatasan puasa pra operasiinsufisiensi Pancreas/
DM, predisposisi untuk hipoglikemia/ ketoasidosis.4. Pernafasan
Adanya infeksi, kondisi yang kronik/ batuk, merokok.5. Keamanan
Adanya alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plester dan larutan Adanya defisiensi imun
Munculnya kanker/ adanya terapi kanker Riwayat keluarga, tentang hipertermia malignan/ reaksi anestesi Riwayat penyakit hepatic Riwayat tranfusi darah Tanda munculnya proses infeksi
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b.d pengalaman pembedahan dan hasil tidak dapat diperkirakan2. Resti infeksi b.d destruksi pertahanan terhadap bakteri3. Nyeri akut b.d insisi, flatus dan mobilitas
4
4. Resti perubahan nutrisi b.d peningkatan kebutuhan untuk penyembuhan luka, penurunan masukan ( sekunder akibat nyeri, mual, muntah )
D. Intervensi
DX Tujuan Intervensi RasiomalAnsietas b.d pengalaman pembedahan dan hasil tidak dapat diperkirakan
Ansietas berkurang setelah diberikan perawatan dengan kriteria hasil :-Tidak menunjukkan traumatik pada saat membicarakan pembeda han-Tidak tampak gelisah-Tidak merasa takut untuk dilakukan pembedahan yang sama-Pasien merasa tenang
-Lakukan pendekatan diri Pada pasien supaya pasien merasa nyaman-Yakinkan bahwa pembedahan merupakan jalan terbaik yang harus ditempuh untuk menyelamat-kan bayi dan ibu
-Rasa nyamanakan menumbuhkan rasa tenang, tidak cemas serta kepercaya-an pada perawat.
Resti infeksi b.d destruksi pertahanan terhadap bakteri
Infeksi tidak terjadi setelah perawatan selama 24 jam pertama dengan kriteria hasil :-Menunjukkan kondisi luka yang jauh dari kategori infeksi-Albumin dalam keadaan normal-Suhu tubuh pasien dalam keadaan normal, tidak demam
-Berikan nutrisi yang adekuat-Berikan penkes untuk menjaga daya tahan tubuh, kebersihan luka,serta tanda-tanda infeksi dini pada luka
-Nutrisi yang adekuat akan menghasilkan daya tahan tubuhyang optimal-Dengan adanya partisipasi dari pasien, maka kesembuhan luka dapat lebih mudah terwujud
Nyeri akut b.d insisi, flatus dan mobilitas
Nyeri dapat berkurang setelah perawatan 1x 24 jam dengan kriteria :-Pasien tidak mengeluh nyeri / mengatakan bahwa nyeri sudah berkurang
-lakukan pengkajian nyeri-lakukan managemen nyeri-Monitoring keadaan insisi luka post operasi-ajarkan mobilitas yang yang memungkinkan setiap jam.
-Setiap skala nyeri memiliki managemenyang berbeda-Antisipasi nyeri akibat luka postoperasi- Antisipasi nyeri akibat luka postoperasi-Mobilitas dapat merangsang peristaltik usus sehingga mempercepat flatus
Resti Mendemontrasikan -kaji status nutrisi -Memberikan
5
perubahan nutrisi b.d peningkatan kebutuhan untuk penyembuhan luka, penurunan masukan ( sekunder akibat nyeri, mual, muntah )
berat badan stabil atau penambahan berat badan progresif kearah tujuan dengan normalisasi nilail aboratorium dan bebas dari tanda malnutrisi
secara continue selama perawatan tiap hari, perhatikan tingkat energi, kondisi, kulit, kuku, rambut, rongga mulut-tekankan pentingnya trasnsisi pada pemberian ma kan per oral de ngan tepat- beri waktu mengunyah, me nelan,berisosialisasi dan bantuan makan sesuai dengan indikasi
sempatan untuk mengobservasi penyimpangan dari norma / dasar pasien dan mempengaruhi pilihanintervensi-Trasnsisi pemberian makan oral lebih disukai-Pasien perlu bantuan Untuk menghadapi masalahan oreksia, kelelahan, kelemahan otot
DAFTAR PUSTAKA
6
Carpenito L. J, 2001, Diagnosa keperawatan, Jakarta : EGC
Doengoes, M E, 2000,Rencana Askep pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC
Winkjosastro, Hanifa, 2006, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
7