copy of workshop gumaya 18 mei 2013

46
Dr. Hadi Sulistyanto, SpPD, MHKes, Finasim Keluhuran Profesi “Ilmu Kedokteran adalah ilmu yang paling mulia dan hanya orang- orang yang sanggup menjunjung tinggi kehormatan diri dan profesinya, yang layak menjadi dokter” (Hippocrates)

Upload: rizki-yanies

Post on 21-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

gumaya

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

Dr. Hadi Sulistyanto, SpPD, MHKes, Finasim

Keluhuran Profesi“Ilmu Kedokteran adalah ilmu yang

paling mulia dan hanya orang-orang yang sanggup menjunjung tinggi kehormatan diri dan profesinya,

yang layak menjadi dokter”

(Hippocrates)

Page 2: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

Kedokteran Klinik – William Osler

Keluhan Utama

PemeriksaanFisik

+Laboratorik

TERAPI&

REHA-BILI-TASI

RiwayatPenyakit

Masyarakat

DIAGNO-SIS KERJA+DIAGN/BANDING+PROG-

NOSIS

RiwayatPenyakit

Masa Lalu

Riwayat PenyakitSaat Ini

RiwayatPenyakitKeluarga

Kualitas Hidup

IPTEKDOK NALARKLINIS

6th yearstudents

Fitur Kontekstual

AP-2004

DR BERUPAYA MENGURANGI KETIDAKPASTIAN MEDIK

KEPENTINGANTERBAIK PASIEN

anamnesis

PILIHAN PASIEN

“ilpeng ttg ketidakpastian & seni ttg kemungkinan”

Kumpulkandata

PENDAPAT KLINIS= proses membuat keputusan baik yg konsistenditengah ketidakpastian

Page 3: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

3

k o n d i s i - s a k i t

tindakan medis yang benar

daya tahan kualitas obat

respon individual terhadap obat

stadiumpenyakit

virulensi kepatuhan pasien

Medicine is a science of uncertainty, an art of probabilities.

tindakan medis yang salah

DILUAR KEKUASAAN & KONTROL DOKTER SEHINGGA DOKTER TIDAK BERTANGGUNGJAWAB

BERDASARKAN DOCTRINE OF IMPOSSIBILITY TANGGUNGJAWAB

DOKTER/RS

UPAYADOKTER / RS

FAKTOR (pos/neg) YG MEMPENGARUHI UPAYA DOKTER

Page 4: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

KEL & SM & Terowongan Kejahatan

Direksi

Pasien

Dr. Bmslh

Dr. Bmslh

Komite Medik

S.M.

K.E.L

Pidana

Hk lain

KejhtanProf.

KeslhanProf.

Penyimp.Etis

Page 5: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

The right to health care

The right of self determination

Sosial

Hak atas pelayanan medis

Hak atas privacy

Hak atas rahasia kedokteran

HAK atas ICHAK memilih

dokter/RS•Hak MENOLAK

•Hak MENGHENTIKA

N•Hak SECOND

OPINION•Hak

memeriksa REKAM MEDIS

Hak atas badan sendiri

Individual

Hak Dasar Kesehatan (UU Kesehatan No 36 Th 2009)

Page 6: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

THE NOBLEST PROFESSIONPerlu keluhuran sikap & perilaku dokter.Rajin & tekun ikut perkembangan ilmu kedokteran

(keeping up).Memperbarui pemahaman ilmu yg berkembang

pesat (updating). what can be done? what ought to be done?

Page 7: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

ANCAMANMalpractice penguasaan ilmu kedokteran.Misconduct sikap & perilaku dokter yg tdk

semestinya.Contoh :

Tidak membuat IC dengan baikTuduhan : keserakahanKetidak-adilan distributifSendau gurau berlebih di ruang operasiTarif terlalu mahalUang muka pra operasiWaktu konsultasi terlalu sempit

Page 8: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

DOKTER PASIEN DOKTER PASIEN PERIKATAN PERIKATAN

KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK

Melakukan tindakan medis, berupa:1. Tindakan diagnosis:

a. tindakan diagnosis Ab. tindakan diagnosis B

2. Tindakan terapetik:a. tindakan terapetik Xb. tindakan terapetik Y

Melakukan tindakan medis, berupa:1. Tindakan diagnosis:

a. tindakan diagnosis Ab. tindakan diagnosis B

2. Tindakan terapetik:a. tindakan terapetik Xb. tindakan terapetik Y

hubungan karena perjanjian terapetik hubungan karena perjanjian terapetik

Tiap-tiap tindakan yang ada risikonya harus dilengkapi INFORMED CONSENT sendiri-sendiri

Tiap-tiap tindakan yang ada risikonya harus dilengkapi INFORMED CONSENT sendiri-sendiri

KEWAJIBAN HAK

KEWAJIBAN HAK

Page 9: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

RUMAH SAKIT PASIEN RUMAH SAKIT PASIEN

PERIKATAN PERIKATAN

KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK

Melakukan tindakan medis, berupa:1. Tindakan diagnosis: a. tindakan diagnosis A

b. tindakan diagnosis B2. Tindakan terapetik:

a. tindakan terapetik X b. tindakan terapetik Y

Melakukan tindakan medis, berupa:1. Tindakan diagnosis: a. tindakan diagnosis A

b. tindakan diagnosis B2. Tindakan terapetik:

a. tindakan terapetik X b. tindakan terapetik Y

perjanjian terapetikperjanjian terapetik perjanjian terapetikperjanjian terapetik

Tiap-tiap tindakan yang ada risikonya harus dilengkapi INFORMED CONSENT sendiri-sendiri

Tiap-tiap tindakan yang ada risikonya harus dilengkapi INFORMED CONSENT sendiri-sendiri

KEWAJIBAN HAK

KEWAJIBAN HAK

DOKTER DOKTER

Hubungan karena hukum/UU

Hubungan karena hukum/UU

Page 10: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

SCHNEIDER, (2005)

Dalam bukunya “Patient From Hell” beliau berkata: “Seringkali Dr mengobati pasien berdasarkan buku (by the book), bukan atas dasar tailored to the patient’s specific needs”.

Juga sering mengobati pasien dgn medicine by the numbers, dimana pasien dianggap sbg kumpulan angka-angka (mengobati angka).

Disamping itu, semua pasien dikategorikan sebagai “stastitically average patient”.

Are you one of these average patients? Is anybody?

Page 11: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

MORRIS & MORITZ

Every treatment by every physician on every patient is in itself always a trial and error ex-perimentation. The simple reason seem to be that: a.the patient is not quite the same physiolo- gic entity today as he or she was yesterday

will be tomorrow.b.his or her body is constantly changing,

growing in and out of such illnesses as aller-

gies, diabetes, and other diseases.

Page 12: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

KOMPETENSI Maknanya:o The condition of being capable. o The capacity to perform task or role.

Aspek kompetensi yang perlu dikuasai oleh para dokter adalah:1. Medical knowledge;2. Clinical skill (terampil melakukan tindakan klinik);

3. Clinical judgment (menentukan kebijakan klinik);

4. Humanistic quality; dan5. Communication skill.

Page 13: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

MORAL

= merupakan standar tentang benar dan salah.

= hanya bicara tentang perbuatan saja (aborsi / eutanasia / membocorkan rahasia pasien adalah tindakan salah / immoral).

= dipelajari lewat hidup bermasyarakat sehingga kita sekarang dapat mengenali perbuatan mana saja yang bermoral dan mana yang immoral.

Page 14: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

MORAL (2) Moral berisi nilai dan norma !!! Norma moral mengekspresikan pedoman yang kemudian dipilah dalam bentuk: 1. Moral principles, yaitu a. Beneficence (to do good); b. Nonmalficence (to do no harm); c. Autonomy (right to make decician); d. Justice. 2. Moral standards; dan 3. Moral rules (yg dikodifikasi dlm KODEKI).

Page 15: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

 

ETHICS (1)

Dihasilkan oleh pemikiran mendalam dan luas tentang problem kehidupan.

Ia menghendaki agar setiap profesional menggunakan hati nurani untuk melakukan yang baik dan menghindari yang buruk.

Etika profesi (applied ethics), menghen- daki agar profesional mendasarkan pada moral & etika dlm melaksanakan profesi.

Page 16: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

ETHICS (2)

Etika itu bersifat majemuk (pluralistik) !!!

Akibatnya, orang bisa tidak setuju dgn apa yang dianggap benar atau salah, bahkan jika mereka bersetuju boleh jadi persetujuannya berangkat dari alasan yang berbeda-beda.

Kendati demikian, hampir semua orang bisa menyetujui fundamental of ethical principles (human rights) ethico-legal.

Jangan heran jika dalam etika akan lebih banyak pertanyaan daripada jawabannya !!!

Page 17: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

MORAL & ETHICS

Jika Dr berbicara bahwa aborsi merupakan

perbuatan salah (immoral) maka yang sedang dibicarakannya itu adalah ttg MORAL.

Jika Dr Obs-Gyn menimbang-nimbang akan melakukan aborsi atau tidak thd pasiennya yg

hamil dgn penyakit jantung maka yg sedang ditimbang-timbang itu adalah ttg ETIKA.

Jadi dalam etika, pandangan moral (yg menyatakan abor si immoral) dikritisi, dianalisis secara logis dan rasional utk ditemukan jastifikasinya pd kasus nyata.

Page 18: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

DILEMMA ETIK Jika suatu tindakan (mis: tindakan X): osesuai dengan norma moral maka tindakan X tsb hampir selalu ETIS/PANTAS.

otidak sesuai dengan norma moral ini berarti ada DILEMA ETIK sehingga utk melakukan tindakan X, perlu dikritisi dan di-analisis secara logis dan rasional lebih dulu thd pandangan moralnya justifikasi.

Hasilnya bisa ETIS atau TIDAK ETIS.

Page 19: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

 

HUKUM

Hukum muncul karena adanya conflicts of interest dalam masyarakat yang berpotensi menimbulkan masalah (trouble).

Hukum diperlukan sebab ia merupakan social mechanism utk menyelesaikan masalahnya.

Hukum melindungi kesejahteraan, keamanan dan menyelesaikan konflik dengan cara yang adil dan tidak menyakitkan.

Faktanya, hukum telah mengatur kemanusia-an dan praktek kedokteran sejak beribu tahun.

Page 20: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

LAW & ETHICS

Hukum & etika berangkat dari basis yang sama, yaitu MORAL.

Umumnya apa yang baik atau buruk menurut etika, juga dipandang sama oleh hukum.Tetapi hukum tdk mengurusi hal-hal kecil dan sepele.

Pelanggaran etika ringan belum mengancam publik (shg tidak perlu diregulasi dan diberi sanksi hukum), sebab masyarakat masih bisa mengatasi tanpa menimbulkan keos.

Page 21: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

Pelanggaran Etika Ringan:- tidak Mengandung

pelanggaran Hukum- dikenai Sanksi Etika saja

Pelanggaran Etika Berat (Morally Wrong):- mengandung pelangga-

ran Hukum selain Etika- dikenai Sanksi Etika dan

Sanksi Hukum

PELANGGARAN ETIKA

Pelanggaran Hukum Disiplin (Legally Wrong)

Page 22: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

SANKSI Sanksi Etika:Berupa kata, bahasa, isyarat (mis: cemohan) atau perlakuan tertentu (mis: pengucilan); yg kesemuanya merefkesikan ketidaksenangan komunitasnya.

Sanksi Hukum:Hukum Pidana : hukuman badan atau

denda.Hukum Perdata: pemulihan hak (ganti

rugi).Hukum Disiplin : - didenda, - SIP dibekukan / dicabut.

Page 23: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

ETIKA PROFESI

(PROFESSIONAL ETHICS)

ETIKA PROFESI

(PROFESSIONAL ETHICS)

Page 24: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

MENGATUR BAGAIMANA SEHARUSNYA PARA DOKTER

BERSIKAP DAN BERTINDAK DALAM MELAKSANAKAN PROFESI

Page 25: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

PROFESSIONAL ETHICS Merupakan applied ethics yg mengatur prilaku Dr dalam kaitannya dengan:

1.Pesakit yang datang membutuhkan pertolongan;

2.Patients (clients);

3.Health care team (co-workers);

4.Society (social context); dan

5.Profession.

Page 26: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

KEWAJIBAN TERHADAP PESAKIT Ketika pesakit datang meminta

pertolongan, kewajiban Dr mulai muncul, a.l:1. Memperlakukan pesakit dgn

hormat sbg manusia bermartabat.

2.Tidak boleh membeda-bedakan

pesakityang datang berdasarkan:

- suku bangsa;- ras dan warna kulit;- agama atau kepercayaan;- pandangan politik; dll.

Page 27: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN 1. Memberikan layanan medis yang

benar dan sesuai standar;2. Konsul (consultation only) ke Dr lain;3. Referral (consultation with

management) ke Dr lain;

4. Menghormati hak pasien (termasuk HAM);

5. Menghormati kerahasiaan medis pasien;

6. Memberikan informasi yg jelas dan benar.

7. Menghormati hak pasien utk mendapatkan second opinion, dll.

Page 28: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

KEWAJIBAN TERHADAP TIM Dr tidak mungkin dapat bekerja

sendirian.Dr perlu bantuan Dr lain, perawat, bidan, dll.Kewajiban Dr terhadap mereka antara lain: 1. Tidak menjatuhkan anggota tim lain

agar pasien lebih mempercayainya.2. Mengingatkan dan membetulkan

manakala ada anggota tim melakukan

kesalahan.3.Tidak menafikan jasa anggota tim lain.4.Tidak boleh menyalahkan anggota tim

lain di depan pasien, dll.

Page 29: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

1. Jujur & bersikap terbuka kpd

masyarakat.2. Mengingatkan masyarakat bila

ditemukan hal-hal yg dapat mengancam masyarakat.

4. Melakukan upaya yang pantas untuk ikut

menyesaikan problem kesehatan yang

dialami masyarakat.3.Mampu meletakkan garis

keseimbangan yang adil antara social right dgn

individual right, atau antara social interest dgn individual interest.

Page 30: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI

Antara lain:1.Konsisten terhadap profesi medis.2.Tidak menggunakan metode

pengobatan lain selain ilmu kedokteran

moderen.3.Selalu meningkatkan ilmu dan

ketrampilan klinis agar bisa memberikan layanan medis

sebaik-baiknya kepada pasien.4. Ikut mengembangkan ilmu dgn

melakukan penelitian.

5.Dan lain-lain.

Page 31: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

ETIKA KLINIK(CLINICAL ETHICS)

ETIKA KLINIK(CLINICAL ETHICS)

Page 32: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

SALAH SATU KEWAJIBAN TERPENTING DOKTERDALAM KEDOKTERAN KLINIK

ADALAH

MELAKUKAN PENGELOLAAN KLINIK

(CLINICAL CASE MANAGEMENT)

DENGAN

MEMPERHATIKAN CLINICAL ETHICS !!!

SALAH SATU KEWAJIBAN TERPENTING DOKTERDALAM KEDOKTERAN KLINIK

ADALAH

MELAKUKAN PENGELOLAAN KLINIK

(CLINICAL CASE MANAGEMENT)

DENGAN

MEMPERHATIKAN CLINICAL ETHICS !!!

Page 33: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

CLINICAL ETHICS

Merupakan disiplin praktis yang menyediakan pendekatan terstruktur guna mengidentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan isu-isu etik dalam kedokteran klinik.Acuan dasarnya:1. Medical Indication.2. Patient Preferences (mis: DNR). 3. Quality of Life.4. Contextual Features.

(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)

Page 34: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

CLINICAL CASE MANAGEMENTTrilogy of clinical case management meliputi:

1.Diagnosis:mengenali penyebab gejala dan menentukan

apa jenis penyakitnya.2.Treatment:

menghilangkan gejala, membuat nyaman kembali

dan merestorasi sense of well-being. 3.Prognosis:

estimasi sejauh mana pasien akan menderita sakit disebabkan oleh kondisinya yang sekarang, baik dgn atau tanpa pengobatan. (Curran, W, J)

Page 35: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

DIAGNOSIS (1)

To diagnose patient means to identify the cause of symptom and to decide on the natural of the illness. (Gibbons, T, B)

Diagnosis merupakan pekerjaan dokter

yang paling sulit, meski dibantu dengan

peralatan canggih shg wajar jika sekali

waktu keliru.

Page 36: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

DIAGNOSIS (2) DIAGNOSIS (2)

Upaya diagnosis bisa menghasilkan: a.correct diagnosis;b.misdiagnosis (salah diagnosis); c.undiagnosis (tidak bisa didiagnosis). Angka misdiagnosis di Amerika Serikat

masih tinggi, yaitu sekitar 17 %.

Bahkan di UGD / ICU bisa 20 % - 40 %.

Upaya diagnosis bisa menghasilkan: a.correct diagnosis;b.misdiagnosis (salah diagnosis); c.undiagnosis (tidak bisa didiagnosis). Angka misdiagnosis di Amerika Serikat

masih tinggi, yaitu sekitar 17 %.

Bahkan di UGD / ICU bisa 20 % - 40 %.

Page 37: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

PENYEBAB MISDIAGNOSIS PENYEBAB MISDIAGNOSIS

1. Kesalahan Dokter, 2. Kesalahan laboratorium; 3. Kesalahan penunjang medis; dan 4. Kontribusi dari pasien itu sendiri. (Curran, W, J, 1980)

Jadi, tidak setiap misdiagnosis merupakan

MALPRAKTEK yang mesti ditimpakan kpd Dr,

kecuali ada kesalahan prosedur diagnosis !!!

1. Kesalahan Dokter, 2. Kesalahan laboratorium; 3. Kesalahan penunjang medis; dan 4. Kontribusi dari pasien itu sendiri. (Curran, W, J, 1980)

Jadi, tidak setiap misdiagnosis merupakan

MALPRAKTEK yang mesti ditimpakan kpd Dr,

kecuali ada kesalahan prosedur diagnosis !!!

Page 38: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

HIGH TECHNOLOGY

Banyak alat diagnosis hi-tech sekarang ini guna membantu Dr dalam diagnosis.Tujuan utama alat baru adalah untuk:

a.meningkatkan akurasi.b.menurunkan ketidaknyamanan & risiko.b.memperluas cakrawala Dr dalam membuat

diagnosis. (Gibbons, T, B, 1980)

High-technology hanya dapat mengurangi, bukan menghilangkan angka kesalahan diagnosis !!!

Page 39: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

PERLU DIBEDAKAN

1.Everyday crimes;2.Malpractice:

= professional misconduct;= unintentional (negligence);= tidak bersifat jahat.

3.Medico crime:- medico-patient crime;- medico-professional crime;- bersifat jahat.

Page 40: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

MEDICO-CRIME

Medico-crime dibagi menjadi dua sub-katagori, yaitu:

a. medico-patient crime; b. medico-professional crime. (Gowers, Tingle, Wheat; 2005)

Page 41: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

Medico-patient crime:o tindak pidana yang dilakukan oleh Dr thd pasiennya (mis: memperkosa, curi HP pasien).

Medico-professional crime:o tindak pidana yang dilakukan oleh Dr dgnmemanfaatkan status profesionalnya, a.l: altering medical records; misuse of prescription drugs; organ trafficking;abortion or euthanasia; etc. (Gowers, Tingle, Wheat; 2005)

Page 42: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

SHIPMAN CASE

Harold Shipman, a General Practitioner: murdered more than 250 patients by lethal doses of diamorphine;falsified their medical records;falsified patient visiting books;unlawfully obtained and used controlled drugs;stole items of his victim’s jewellery; and falsified his last victim’s will (wasiat). (Gowers, Tingle, Wheat; 2005)

Page 43: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

PREVENTION

IS

STILL THE BEST DEFENS

AGAINST THE ACCUSATION

OF

MALPRACTICE

(Morris, Moritz)

Page 44: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

MALPRACTICE PROPHYLAXIS Refuse to take the case (when you suspect medico-

legal trouble may develop). Never guarantee a cure.Watch the time factor, and watch the reverse time factor. Keep up with the advance of medicine. Do not be too advance. Do not experiment. Get the patient’s informed consent for all procedures. Good housekeeping. Employ at least ordinary skill and care at all times. When in doubt, seek consultations. Cooperate with your profession. Watch your patient relations. Watch your public relations. (Morris, Moritz)

Page 45: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

MELINDUNGI DIRI

1. Mengabdi sesuai perannya;2. Memiliki Kompetensi & meningkatkan

diri;3. Disiplin dalam menjalankan profesi; 4. Patuh Etika, Hukum dan Sumpah;5. Bekerja sesuai clinical privilege dan standar pelayanan. 6. Menghormati hak-hak pasien (HAM).7. Komunikasi bagus.

Page 46: Copy of Workshop Gumaya 18 Mei 2013

TERIMA KASIH..