copy of tugas ibu budi manajemen konflik
DESCRIPTION
manajemen konflik prof budiTRANSCRIPT
Manajemen Konflik
(Disusun Sebagai Tugas Dalam Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia)
Oleh : kelompok III
1. DARDIN (P4200210045)
2. ELIATI PATURUNGI (P4200210011)
3. GRACIA HERNI PRATIWI (P42002100 )
4. GRACE TEDY TULAK (P4200210005)
5. INDRA GAFFAR (P42002100 )
6. IKRAM BAUK (P42002100
7. JUNAIDI (P4200210007)
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2011
Tugas Manajemen Sumber Daya Keperawatan Page 1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi
antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Dalam
institusi layanan kesehatan terjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok staf
dengan staf, staf dengan pasien, staf dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan
dokter, maupun dengan lainnya yang mana situasi tersebut seringkali dapat
memicu terjadinya konflik. Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan
manusia, termasuk perasaan diabaikan, disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan,
dan juga perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja. Perasaan-perasaan
tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan. Keadaan tersebut
akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung,
dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung dengan
melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.
B. Rumusan Masalah
Apa itu manajemen konflik, apa yang menyebabkan dan bagaimana cara
mengatasinya ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa dapat memahami defenisi
manajemen konflik dan pentingnya mengetahui faktor penyebab konflik serta
bagaimana cara pemecahannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan pada sesi ini, diharapkan mahasiswa dapat ;
a. Mengerti defenisi manajemen konflik.
b. Mengidentifikasi aspek positif dan negatif dari konflik.
c. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab konflik.
d. Menerapkan langkah-langkah pemecahan konflik sesuai dengan masalah
yang dihadapi.
Tugas Manajemen Sumber Daya Keperawatan Page 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Konflik
1. Konflik didefinisikan sebagai suatu perselisihan atau perjuangan yang timbul
bila keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat dan perilaku seseorang
terancam. Konflik terjadi ketika terdapat perbedaan hasrat, pemikiran, sikap,
perasaan dan kebiasaan antara dua orang atau lebih (Deutsch, 1973 dalam
Huber, 2000 : 180 ).
2. A process in which an effort is purposely made by A to offset the efforts of B by
some from of blocking that will result in frustrating B in attaining his or her
goals or furthering his or her interests (Robbins, 1996 : 428)
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan konflik adalah :
Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara
pandang diantara
Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua
kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya
mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan
kerjasama.
3. Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah
yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin
menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau
agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama
dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak
ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga.
B. Penyebab Konflik
Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut:
1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas
2. Hambatan komunikasi
Tugas Manajemen Sumber Daya Keperawatan Page 3
3. Tekanan waktu
4. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
5. Pertikaian antar pribadi
6. Perbedaan status
7. Harapan yang tidak terwujud
C. Dampak Positif dan Negatif Konflik
1. Dampak Positif
Menurut Wijono (1993:3), bila upaya penanganan dan pengelolaan konflik
karyawan dilakukan secara efisien dan efektif maka dampak positif akan
muncul melalui perilaku yaitu :
a. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu
bekerja.
b. Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara
pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan
masing-masing.
c. Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar
pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi,
d. Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat
stress bahkan produktivitas kerja semakin meningkat.
e. Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai dengan
potensinya melalui pelayanan pendidikan (education), pelatihan (training)
dan konseling (counseling) dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Dampak Negatif
Dampak negatif konflik (Wijono, 1993, p.2), sesungguhnya disebabkan oleh
kurang efektif dalam pengelolaannya yaitu ada kecenderungan untuk
membiarkan konflik tumbuh subur dan menghindari terjadinya konflik.
Akibatnya muncul keadaan-keadaan sebagai berikut :
a. Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir
pada waktu jam-jam kerja berlangsung.
b. Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman
kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung
jawab.
Tugas Manajemen Sumber Daya Keperawatan Page 4
c. Banyak karyawan yang sakit-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam
pekerjaannya, muncul perasaan-perasaan kurang aman, merasa tertolak oleh
teman ataupun atasan, merasa tidak dihargai hasil pekerjaannya, timbul
stres yang berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah tinggi,
maag ataupun yang lainnya.
d. Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila
memperoleh teguran dari atasan.
e. Meningkatnya kecenderungan karyawan yang keluar masuk dan ini disebut
labor turn-over.
Konflik yang tidak terselesaikan dapat merusak lingkungan kerja sekaligus orang-
orang didalamnya, oleh karena itu konflik harus mendapat perhatian jika tidak,
maka seorang manajer akan terjebak pada hal-hal seperti :
a. Kehilangan karyawan yang berharga dan memiliki keahlian teknis.
b. Menahan atau mengubah informasi yang diperlukan rekan-rekan sekerja
yang lurus hati agar tetap dapat mencapai prestasi.
c. Keputusan yang lebih buruk yang diambil oleh perseorangan atau tim
karena mereka sibuk memusatkan perhatian pada orangnya, bukan pada
masalahnya.
d. Kemungkinan sabotase terhadap pekerjaan atau peralatan. Seringkali
dimaklumi sebagai faktor “kecelakaan” atau “lupa”. Namun, dapat
membuat pengeluaran yang diakibatkan tak terhitung banyaknya.
e. Sabotase terhadap hubungan pribadi dan reputasi anggota tim melalui gosip
dan kabar burung.
f. Menurunkan moral, semangat, dan motivasi kerja.
g. Masalah yang berkaitan dengan stres. Ada bermacam-macam, mulai dari
efisiensi yang berkurang sampai kebiasaan membolos kerja. (Stevenin,2000
: 131-132).
Tugas Manajemen Sumber Daya Keperawatan Page 5
BAB III
STRATEGI MENGATASI KONFLIK
Menurut Wijono (1993 : 42-125) strategi mengatasi konflik, yaitu:
1. Strategi Mengatasi Konflik Dalam Diri Individu (Intraindividual Conflict)
Menurut Wijono (1993 : 42-66), untuk mengatasi konflik dalam diri individu
diperlukan paling tidak tujuh strategi yaitu:
a. Menciptakan kontak dan membina hubungan
b. Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
c. Menumbuhkan kemampuan /kekuatan diri sendiri
d. Menentukan tujuan
e. Mencari beberapa alternative
f. Memilih alternative
g. Merencanakan pelaksanaan jalan keluar
2. Strategi Mengatasi Konflik Antar Pribadi (Interpersonal Conflict)
Menurut Wijono (1993 : 66-112), untuk mengatasi konflik dalam diri individu
diperlukan paling tidak tiga strategi yaitu:
a. Strategi Kalah-Kalah (Lose-Lose Strategy)
Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan dengan cara
melibatkan pihak ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu. Ada dua
tipe utama dalam campur tangan pihak ketiga yaitu :
1) Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan
kedua belah pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim
dan penengah dalam menentukan penyelesaian konflik melalui suatu
perjanjian yang mengikat.
2) Mediasi (Mediation)
Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tapi
mempunyai wewenang secara langsung terhadap pihak-pihak yang
bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat.
Tugas Manajemen Sumber Daya Keperawatan Page 6
b. Strategi Menang-Kalah (Win-Lose Strategy)
Dalam strategi saya menang anda kalah (win lose strategy), menekankan
adanya salah satu pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi
yang lain memperoleh kemenangan.
Menurut Wijono, 1993 : 44, strategi ini dapat melalui :
1) Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih
pihak yang kurang puas sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task
independence).
2) Taktik-taktik penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan
perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya
konfrontasi terhadap perbedaan dan kekaburan dalam batas-batas bidang
kerja (jurisdictioanal ambiquity).
3) Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya
untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan
dengan konflik, karena adanya rintangan komunikasi (communication
barriers).
4) Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal
dengan menunjukkan kekuatan (power) melalui sikap otoriter karena
dipengaruhi oleh sifat-sifat individu (individual traits).
5) Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar-menawar dan pertukaran
persetujuan sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat diterima oleh
dua belah pihak, untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan
persaingan terhadap sumber-sumber (competition for resources) secara
optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
c. Strategi Menang-Menang (Win-Win Strategy)
Penyelesaian yang dipandang manusiawi, karena menggunakan segala
pengetahuan, sikap dan keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan
interaksi yang dapat membuat pihak-pihak yang terlibat saling merasa aman
dari ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-masing
dalam upaya penyelesaian konflik. Strategi menang-menang jarang
dipergunakan dalam organisasi dan industri, tetapi ada 2 cara didalam
Tugas Manajemen Sumber Daya Keperawatan Page 7
strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif pemecahan konflik
interpersonal yaitu :
1) Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving) Usaha
untuk menyelesaikan secara mufakat atau memadukan kebutuhan-
kebutuhan kedua belah pihak.
2) Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation) Dalam
penyelesaian melalui konsultasi proses, biasanya ditangani oleh
konsultan proses, dimana keduanya tidak mempunyai kewenangan
untuk menyelesaikan konflik dengan kekuasaan atau menghakimi salah
satu atau kedua belah pihak yang terlibat konflik
3. Strategi Mengatasi Konflik Organisasi (Organizational Conflict)
Menurut Wijono (1993, pp.113-125), ada beberapa strategi yang bisa dipakai
untuk mengantisipasi terjadinya konflik organisasi diantaranya adalah:
a. Pendekatan Birokratis (Bureaucratic Approach)
Konflik muncul karena adanya hubungan birokratis yang terjadi secara
vertikal dan untuk menghadapi konflik vertikal model ini, manajer
cenderung menggunakan struktur hirarki (hierarchical structure) dalam
hubungannya secara otokritas. Konflik terjadi karena pimpinan berupaya
mengontrol segala aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh bawahannya.
Pendekatan birokratis (Bureaucratic Approach) dalam organisasi bertujuan
mengantisipasi konflik vertikal (hirarkie) didekati dengan cara
menggunakan hirarki struktural (structural hierarchical).
b. Pendekatan Intervensi Otoritatif Dalam Konflik Lateral (Authoritative
Intervention in Lateral Conflict)
Bila terjadi konflik lateral, biasanya akan diselesaikan sendiri oleh pihak-
pihak yang terlibat konflik. Kemudian jika konflik tersebut ternyata tidak
dapat diselesaikan secara konstruktif, biasanya manajer langsung
melakukan intervensi secara otoratif kedua belah pihak.
d. Pendekatan Sistem (System Approach)
Model pendekatan perundingan menekankan pada masalah-masalah
kompetisi dan model pendekatan birokrasi menekankan pada kesulitan-
Tugas Manajemen Sumber Daya Keperawatan Page 8
kesulitan dalam kontrol, maka pendekatan sistem (system Approach) adalah
mengkoordinasikan masalah-masalah konflik yang muncul.
e. Reorganisasi Struktural (Structural Reorganization)
Cara pendekatan dapat melalui mengubah sistem untuk melihat
kemungkinan terjadinya reorganisasi struktural guna meluruskan perbedaan
kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai kedua belah pihak, seperti
membentuk wadah baru dalam organisasi non formal untuk mengatasi
konflik yang berlarut-larut sebagai akibat adanya saling ketergantungan
tugas (task interdependence) dalam mencapai kepentingan dan tujuan yang
berbeda sehingga fungsi organisasi menjadi kabur.
Tugas Manajemen Sumber Daya Keperawatan Page 9