copy of 2013-2-00078-mn workingpaper001.pdf

13
 PEMBUKTIAN PENERAPAN SCOR MODEL VERSI 10.0 PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR (PT SURYA PERDANA LESTARI) DENGAN PERUSAHAAN PRODUKSI Ian Darma Saputra, Haryadi Sarjono Department of Management, School of Business Management (SoBM), Bina Nusantara University, KH. Syahdan Street No. 9, Kemanggisan , Jakarta Barat, 11480, Indonesia [email protected]  Abstract PT Surya Prime Bieber has some foreign suppliers and has 2 outlets. The type and quantity of products demanded by customers vary in each outlet. To determine the level of service and the level of corporate  profits, then conducted the study in order to evaluate the performance of the c ompany's supply chain in the SCOR Model approach. This study also revealed differences in the application of SCOR model in the company's distributors with the production company. Method of quantitative and qualitative research. The results achieved in this study Perfect Order Fulfillment (POF) 100%, Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) 1 day, Cost Of Good Sold (COGS) 61.10%, Cash To Cash Cycle Time (CTCCT) 1 day. Conclusions from this research that the product is shipped supplier is always in good shape and distance delivery Lestari PT Surya Prime is likely close to the outlet so OFCT very short. (Ian)  Keywords: SCOR model, the performance of the supply chain, distributors

Upload: dina-efendi

Post on 14-Jan-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 1/13

PEMBUKTIAN PENERAPAN SCOR MODEL

VERSI 10.0 PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR

(PT SURYA PERDANA LESTARI) DENGAN

PERUSAHAAN PRODUKSI

Ian Darma Saputra, Haryadi Sarjono

Department of Management, School of Business Management (SoBM),

Bina Nusantara University, KH. Syahdan Street No. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat, 11480, Indonesia

[email protected] 

 Abstract 

PT Surya Prime Bieber has some foreign suppliers and has 2 outlets. The type and quantity of products

demanded by customers vary in each outlet. To determine the level of service and the level of corporate

 profits, then conducted the study in order to evaluate the performance of the company's supply chain in

the SCOR Model approach. This study also revealed differences in the application of SCOR model in the

company's distributors with the production company. Method of quantitative and qualitative research.

The results achieved in this study Perfect Order Fulfillment (POF) 100%, Order Fulfillment Cycle Time

(OFCT) 1 day, Cost Of Good Sold (COGS) 61.10%, Cash To Cash Cycle Time (CTCCT) 1 day.

Conclusions from this research that the product is shipped supplier is always in good shape and distance

delivery Lestari PT Surya Prime is likely close to the outlet so OFCT very short. (Ian)

 Keywords: SCOR model, the performance of the supply chain, distributors

Page 2: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 2/13

 

Abstrak

PT Surya Perdana Lestari memiliki beberapa pemasok di luar negeri dan memiliki 2 outlet. Jenis dan jumlah produk yang diminta oleh pelanggan berbeda-beda dalam setiap outletnya. Untuk mengetahui

tingkat pelayanan dan tingkat profit perusahaan, maka dilakukan penelitian ini guna mengevaluasi

kinerja rantai pasokan di perusahaan tersebut dengan pendekatan SCOR model. Penelitian ini juga

mengungkap perbedaan penerapan SCOR model dalam perusahaan distributor dengan perusahaan

 produksi. Metode penelitian bersifat kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini

Perfect Order Fulfillment (POF) 100%, Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) 1 hari, Cost Of Good Sold

(COGS) 61,10%, Cash To Cash Cycle Time (CTCCT) 1 hari. Simpulan dari penelitian ini bahwa produk

 yang dikirim pemasok selalu dalam kondisi yang baik dan jarak pengiriman PT Surya Perdana Lestari

cenderung dekat dengan outlet sehingga OFCT sangat singkat.(Ian)

Kata Kunci : SCOR model, kinerja rantai pasokan, distributor

PENDAHULUAN

PT Surya Perdana Lestari adalah salah satu perusahaan distributor   minuman wine  (non produksi) yang

terletak di Jakarta Selatan dan memiliki dua outlet   minuman wine  diantaranya Connoiseur yang berada di Mall

Cilandak Town Square dan Apero yang berada di Mall City Walk . Dalam pengadaan produknya, perusahaan

memesan dari berbagai pemasok yang berasal dari luar negeri (import ). Beberapa permasalahan yang terjadi di PT

Surya Perdana Lestari, yaitu pertama, jenis dan jumlah produk terkadang tidak memenuhi permintaan konsumen, hal

tersebut menjadi kendala dalam tingkat pelayanannya. Kedua, dikarenakan pemasok berada di luar negeri maka

terjadi keterlambatan pengiriman yang berakibat pada permintaan pelanggan yang tidak terpenuhi. Ketiga, biaya

pengadaan produk   import   juga mempengaruhi pertimbangan apakah produk tersebut dapat sampai di perusahaan.

Berikut data jenis wine yang persediaannya tidak memadai

Dengan menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, maka dibutuhkan langkah strategis yang dapat

diketahui dari evaluasi kinerja supply chain  pada PT Surya Perdana Lestari, sehingga PT Surya Perdana Lestari

dapat mengetahui apakah kebutuhan konsumennya sudah terpebuhi secara lengkap. Perusahaan perlu

memperhatikan pengiriman produk dari pemasok ke perusahaan dan dari perusahaan ke konsumen agar dapat

bertahan ditengah persaingan. Sampai saat ini, PT Surya Perdana Lestari belum pernah meninjau ulang mengenai

kinerja rantai pasokan perusahaan secara objektif. Mengukur kinerja rantai pasokan sangat penting dalam suatu

bisnis di perusahaan besar. Dampak yang terjadi jika tidak melakukan evaluasi dalam kinerja rantai pasokan yaitu

Page 3: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 3/13

perusahaan tidak dapat menemukan penyebab permasalahan yang terjadi sehingga mengakibatkan kurang

maksimalnya pendapatan perusahaan.

Selain perusahaan distributor   (PT Surya Perdana Lestari) penulis juga akan mengevaluasi kinerja rantai

pasokan di perusahaan produksi yaitu PT Rohul Sawit Industri, perusahaan ini bergerak dibidang minyak kelapa

sawit. Permasalahan yang dihadapi PT Rohul Sawit Industri adalah keterlambatan pengiriman bahan baku dari

pemasok. Dengan adanya penelitian ini akan diukur seberapa besar usaha yang telah dikerahkan oleh PT Rohul

Sawit Industri selama ini jika dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.

Dalam penelitian ini penulis mengukur kinerja rantai pasokan dengan menggunakan metode SCOR model

di perusahaan distributor  (PT Surya Perdana Lestari) dan perusahaan produksi (PT Rohul Sawit Industri) kemudian

penulis juga menjabarkan perbedaan penerapan SCOR model antara perusahaan distributor dengan perusahaan

produksi.

Kinerja rantai pasokan yang akan diukur meliputi tingkat pelayanan perusahaan ke konsumen dan besarnya

profit perusahaan. Pengukuran kinerja rantai pasokan menggunakan metode Suppy Chain Operation Reference 

(SCOR). SCOR Model merupakan hasil perancangan dari Supply chain Council  (SCC) dengan beberapa versi.Dalam penelitian ini penulis menggunakan SCOR model versi 10.0, dimana dalam SCOR itu sendiri terdapat 5

proses inti, yaitu  plan, source, make, deliver , return  dan memiliki 3 level dalam menganalisa kinerja pasokan.

Selain itu dalam penelitian ini penulis menjabarkan perbedaan penerapan SCOR model pada perusahaan distributor

dengan perusahaan produksi.

Dari pengukuran kinerja rantai pasokan dengan menggunakan SCOR Model, diharapkan perusahaan

mampu mengetahui seberapa besar kinerja perusahaan sampai saat ini dibandingkan dengan pesaingnya. Selain itu,

perusahaan juga diharapkan mampu mengetahui letak kelemahan dalam bersaing di perindustrian.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menganalisa masalah perusahaan dengan judul “PEMBUKTIAN

PENERAPAN SCOR MODEL VERSI 10.0 PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR (PT SURYA PERDANA

LESTARI) DENGAN PERUSAHAAN PRODUKSI.”

1.1  Identifikasi Masalah

Dari penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan. Maka identifikasi atau rumusan masalah yang akan

menjadi dasar penelitian ini, yaitu:

1)  Bagaimana penerapan SCOR model versi 10.0 pada perusahaan distribusi dalam hal ini kasus PT Surya

Perdana Lestari?

2)  Bagaimana pembuktian penerapan SCOR model versi 10.0 pada perusahaan produksi dalam hal ini kasus

PT Rohul Sawit Industri?

3)  Bagaimana perbedaan penerapan SCOR model versi 10.0 pada perusahaan distributor  dengan perusahaan

produksi?

1.2 Tujuan Penelitian

Page 4: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 4/13

1)  Untuk mengetahui penerapan SCOR model versi 10.0 pada perusahaan distribusi dalam hal ini kasus

PT Surya Perdana Lestari. 

2)  Untuk mengetahui penerapan SCOR model versi 10.0 pada perusahaan produksi dalam hal ini kasus

PT Rohul Sawit Industri. 

3) 

Untuk mengetahui perbedaan penerapan SCOR model versi 10.0 pada perusahaan distribusi dengan

perusahaan produksi 

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian berupa penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

mendeskripsikan suatu fenomena/permasalahan yang terjadi. Penelitian Cross Sectional yaitu penelitian yang

terdapat batasan waktu (hari,minggu,bulan atau tahun).

Terdapat dua jenis data penelitian yaitu data kuantitatif (berupa angka) dan data kualitatif (berupa kata-

kata). Sumber data penelitian dibagi menjadi dua, yaitu data primer (data yang berasal dari wawancara) dan data

sekunder (data yang berasal dari studi kepustakaan). Kemudian teknik pengumpulan data menggunakan wawancara

dan observasi serta metode analisis nya menggunakan SCOR model versi 10.0

HASIL DAN BAHASAN

Tabel 1 Metrik Level 1 Perusahaan Distributor (PT Surya Perdana Lestari)

Atribut Kinerja Level 1 Metrik

Data

Aktual Superior Advantage Parity

 Requ

ireme

nt

Gap

Oppor 

tunity

Supply chain reliability

Perfect Order

Fulfillment (POF) 100% 100% 91,67% 72,72% - -

Supply chain

responsiveness

Order Fulfillment

Cycle Time

(OFCT) 1 hari 7 hari 4 hari 3 hari

6

hari -

Supply chain flexibility

Upside Supply

chain Flexibility 

(USCF) N/A N/A N/A N/A N/A N/A

Supply chain cost

Cost of Good Sold  

(COGS) 61,10% 7,41 % 26,80 % 92%

34,3

%

Rp

10.50

9.301,

Page 5: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 5/13

42

Supply chain asset

management

Cash- to- Cash

Cycle Time 

(CTCCT) 1 hari 1 hari 1 hari 11 hari

10

hari -

Perfect Order Fulfillment   (POF) adalah persentase pesanan yang memenuhi kinerja pengiriman dengan

dokumentasi yang utuh dan akurat dan tanpa kerusakan pengiriman. POF dari PT Surya Perdana Lestari dari hasil

pengukuran level 1 sebesar 100%. Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) adalah waktu siklus aktual rata-rata yang

secara konsisten diterima untuk memenuhi pesanan konsumen. Untuk setiap pesanan, waktu siklus dimulai dari

penerimaan pesanan dan berakhir saat konsumen menerima pesanan tersebut. OFCT dari PT Surya Perdana Lestari

berjumlah 1 hari. Upside Supply chain Flexibility  (USCF) adalah jumlah hari yang dibutuhkan untuk mencapai

peningkatan tak terencana secara berkelanjutan sebanyak 20% dari jumlah produk yang dikirim. Dalam penelitian

ini USCF tidak tersedia dikarenakan PT Surya Perdana Lestari tidak pernah mengalami peningkatan tak terencanasecara berkelanjutan sebanyak 20% dari jumlah produk yang dikirim.

Cost of Goods Sold   (COGS) adalah biaya yang terkait dengan pembelian bahan baku dan menghasilkan

barang jadi. Biaya ini meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan) dan biaya tidak langsung (overhead ).

Berdasarkan dari observasi, penulis hanya mendapatkan data biaya administrasi dan biaya tenaga kerja dikarenakan

objek penelitiannya berupa perusahaan non produksi (distributor ). COGS pada PT Surya Perdana Lestari sebesar

61,10% lebih besar dibandingkan advantage. Cash-to-cash cycle time (CTCCT) adalah waktu yang dibutuhkan bagi

sebuah investasi untuk mengalir kembali ke perusahaan setelah dibelanjakan untuk bahan baku. CTCCT dari PT

Surya Perdana Lestari berjumlah 1 hari sangat singkat dibandingkan parity, ini menunjukkan tingkat supply chain di

PT Surya Perdana Lestari sudah sangat baik.

Tabel 2 Metrik Level 1 Perusahaan Produksi (PT Rohul Sawit Industri)

Atribut Kinerja

Level 1

Metrik

Data

Aktual Superior Advantage Parity

 Requirement

Gap Opportunity

Supply chain

reliability

Perfect

Order

Fulfillment

(POF)  87,07% 89,38% 76,89% 65,50% 2,31%

Rp 881.922.248,4

Supply chain

responsiveness

Order

Fulfillment

Cycle Time

(OFCT) 

2 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari

Mempertahankan

 jumlah waktu

pengiriman yang

cepat

Page 6: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 6/13

Atribut Kinerja

Level 1

Metrik

Data

Aktual Superior Advantage Parity

 Requirement

Gap Opportunity

Supply chain

 flexibility

Upside

Supply

ChainFlexibility 

(USCF)  N/A N/A N/A N/A - -

Supply chain cost

Cost of Good

Sold (COGS) 77,13% 83,50% 51,43% 81,12% 25,7% Rp 13.400.000.000

Supply chain

asset

management

Cash -to -

Cash Cycle

Time

(CTCCT)

1 hari 2 hari 3 hari 2 hari 1 hari

Mempertahankan

 jumlah waktu

pengiriman yang

cepat

POF dari PT Rohul Sawit Industri dari hasil pengukuran level 1 sebesar 87,07%. OFCT dari PT Rohul Sawit

Industri berjumlah 2 hari. COGS pada PT Rohul Sawit Industri sebesar 77,13% lebih besar dibandingkan

advantage. CTCCT dari PT Rohul Sawit Industri berjumlah 1 hari sangat singkat dibandingkan  parity, ini

menunjukkan tingkat supply chain di PT Rohul Sawit Industri sudah sangat baik.

Page 7: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 7/13

 

Gambar 1 Pemetaan Level 2 pada PT Rohul Sawit Industri

Page 8: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 8/13

Dari gambar diatas, dapat dilihat PT Rohul Sawit Indutri melakukan proses  planning dengan kode berupa

P1, P2, P3, P4, P5, proses execution dengan kode berupa S2, M2, D2, DR1, SR1 dan enable. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya bahwa permasalahan yang dihadapi PT Rohul Sawit Industri adalah keterlambatan

pengiriman bahan baku dengan kode S2 (Source to order ).

Dalam SCOR model level 2, terdapat dua jenis pemetaan yaitu geographic map  dan thread diagram.

Keduanya digunakan untuk menjelaskan aliran material dan aliran informasi dari pemasok ke pelanggan.

Gambar 2 Geographic Map pada PT Rohul Sawit Industri 

Keterangan :  Pengiriman

Pengembalian

Dari gambar diatas, dapat dilihat pengiriman dan pengembalian produk antara pemasok, PT Rohul Sawit

Indutri dan pelanggan. Selanjutnya, penulis membuat thread diagram guna memperjelas dalam pencarian penyebab

permasalahan dari PT Rohul Sawit Industri. 

Page 9: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 9/13

 

Gambar 3 Thread Diagram pada PT Rohul Sawit Industri

Keterangan : Aliran Material

Aliran Informasi

Dari gambar diatas, dapat dilihat aliran material dan aliran informasi produk antara pemasok, PT Rohul

Sawit Indutri dan pelanggan. Penyebab permasalahan terjadi di S2 (source to order ) pengadaan material bila ada

pesanan dan M2 (make to order ) proses produksi bila ada pesanan. Dari S2 dan M2 tidak terhubung dengan baik

seharusnya terdapat aliran informasi yang terhubung pada S2 dengan M2 sebab aktivitas pengadaan material (bahan

baku) membutuhkan informasi seberapa banyak material yang dibutuhkan dalam proses produksi. Hal ini juga dapat

menjadi penyebab keterlambatan pada pengadaan bahan baku.

Page 10: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 10/13

 

Gambar 4 Pemetaan Level 3 pada PT Rohul Sawit Industri

Dari gambar pemetaan level 3, penulis meneliti lebih lanjut untuk menemukan penyebab permasalahan

pada PT Rohul Sawit Industri. Metode yang digunakan adalah metode  fishbone analysis.  Dari gambar  fishbone

analysis  ditemukan akar permasalahan yaitu lemahnya pengelolaan material (bahan baku) dan juga ditemukan

penyebab terjadinya akar permasalahan tersebut.

S2 Source Make-to-Order Product

Page 11: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 11/13

 

Gambar 5 Analisis Fishbone pada PT Rohul Sawit Industri 

Berdasarkan wawancara dengan perwakilan PT Rohul Sawit Industri ditemukan akar permasalahan yaitu

lemahnya pengelolaan material (bahan baku) dan juga ditemukan 4 penyebab terjadinya akar permasalahan tersebut

yaitu manajemen persediaan kurang baik, perencanaan pasokan tidak terintegrasi,  forecast  yang belum direalisasi,

kinerja pemasok kurang memadai.

Tabel 3 Perbedaan Penerapan SCOR Model pada Perusahaan Distributor dengan

Perusahaan Produksi

Pembanding

SCOR model pada perusahaan

 distributor 

SCOR model pada perusahaan

produksi

Proses SCOR model

Plan, Source, Distribution, Deliver ,

 Return  Plan, Source, Make, Deliver , Return 

Komponen penghitungan Cost

of Good Sold (COGS)

Biaya administrasi dan Biaya promosiBiaya material, Biaya tenaga kerja,

Biaya tambahan

Gap analysis Tidak ada Ada

Opportunity Measurement Tidak ada Ada

Tahap pemetaan level 2 Tidak ada Ada

Tahap pemetaan level 3 Tidak ada Ada

Perfect Order Fulfillment Jumlah pesanan bermasalah sedikit Jumlah pesanan bermasalah banyak

Page 12: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 12/13

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa perbedaan penerapan SCOR model pada perusahaan

distributor   dengan perusahaan produksi adalah penerapan SCOR model lebih tepat diterapkan pada perusahaan

produksi karena perusahaan produksi memiliki cakupan lebih luas mulai dari bahan mentah hingga barang jadi

sehingga memerlukan sistem evaluasi yang lebih detail

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1)  PT Surya Perdana Lestari memiliki Perfect Order Fulfillment  (POF) dari PT Surya sebesar 100%. Oder

Fulfillment Cycle Time (OFCT) dari PT Surya Perdana Lestari selama 1 hari, Cost of Good Sold  (COGS)

dari PT Surya Perdana Lestari sebesar 61,10% dan Cash-to-Cash Cycle Time  (CTCCT) dari PT Surya

Perdana Lestari selama 1 hari. Itu semua merupakan hasil keseluruhan dari penerapan SCOR model versi

10.0 pada PT Surya Perdana Lestari. Dapat disimpulkan bahwa supply chain  dari PT Surya Perdana

Lestari sudah tergolong baik (mampu bersaing)2)  Dari hasil pemetaan level 1, pemetaan level 2 dan pemetaan level 3 ditemukan akar permasalahan pada PT

Rohul Sawit Industri yaitu lemahnya pengelolaan material (bahan baku) dan ditemukan 4 penyebab akar

permasalahan yaitu perencanaan pasokan tidak terintegrasi, manajemen persediaan kurang baik,  forecast  

yang belum direalisasi, kinerja pemasok kurang memadai.

3)  Dikarenakan perusahaan produksi memiliki cakupan yang lebih luas (mulai dari bahan mentah sampai

produk jadi) maka dibutuhkan sistem evaluasi yang lebih spesifik sehingga metode SCOR model versi 10.0

lebih tepat diterapkan pada perusahaan produksi.

Saran

1) 

Mempertahankan dalam tingkat pelayanan dan membuka cabang outlet   di daerah lain agar PT Surya

Perdana Lestari dapat memperluas pangsa pasar sehingga mendapatkan peluang yang lebih besar dalam

meningkatkan  profit perusahaan dan juga nama outlet   dari PT Surya Perdana Lestari lebih dikenal

masyarakat luas.

2)  PT Rohul Sawit Industri sebaiknya membuat satu divisi khusus yang memiliki kewenangan dalam

mengelola persediaan bahan baku.

3)  Diharapkan Supply Chain Council membuat metode SCOR model khusus untuk mengukur kinerja rantai

pasok di perusahaan distributor. Supaya perusahaan distributor  dapat mengevaluasi kinerja rantai pasok.

Page 13: Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

7/18/2019 Copy of 2013-2-00078-MN WorkingPaper001.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-2013-2-00078-mn-workingpaper001pdf 13/13

 

REFERENSI

Alexander, H. W. (2012). Supply Chain Management: An International Journal. 249-262.

Cimorelli, S. (2006). Kanban For The Supply Chain. New York: Kraus Productivity Organization Ltd.

Fawcett, S. E. (2009). Benchmarking the viability of SCM for entrepreneurial business model design. 5-29.

I Nyoman Pujawan, M. (2010). Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya.

James B. Ayers, M. A. (2008). Retail Supply Chain Management. USA: Taylor & Francis Group, LLC.

Jay Heizer, B. R. (2010). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

Lambert, D. M. (2008). Supply Chain Management. USA: Supply Chain Management Institute.

Muhammad, A. C. (2011). Pengukuran kinerja supply chain dengan pendekatan SCOR model.

O'Brien, J. A. (2006). Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Salemba Empat.

Paul, J. (2014). Transformasi Rantai Supply dengan Model SCOR. Jakarta: PPM.

Peter Bolstorff, R. R. (2012). Supply Chain Excellence. USA: AMACOM Div American Mgmt Assn.

Raza Qayyum, S. A. (n.d.). Effect of SCOR on Management of Supply Chain.  International Journal of Management

& Organizational Studies.

Said, A. I. (2006). Produktivitas dan Efisiensi dengan Supply Chain Management. Jakarta: PPM.

Sekaran, U. (2006). Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.

Sekaran, U. (2007). Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.

www.supply-chain.org 

www.esensi.co.id

id.shvoong.com

RIWAYAT PENULIS

Ian Darma Saputra lahir di kota Purwokerto pada 1 November 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di

Universitas Bina Nusantara dalam bidang Bisnis Manajemen pada tahun 2014.