copy 1 pengaruh kebesihan.docx

46
PENGARUH KEBERSIHAN TERHADAP KEGIATAN BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 CIMALAKA KARYA TULIS Diajukan Sebagai Bagian dari Tugas Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Cimalaka Kabupaten Sumedang Oleh Nurul Fithriana Rohendi 141510020/9990989545 X-1/Sosiologi 2 PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Upload: puskesmas

Post on 16-Aug-2015

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH KEBERSIHAN TERHADAP KEGIATAN BELAJAR SISWA KELAS X

DI SMA NEGERI 1 CIMALAKA

KARYA TULIS

Diajukan Sebagai Bagian dari Tugas Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Cimalaka Kabupaten Sumedang

Oleh

Nurul Fithriana Rohendi

141510020/9990989545

X-1/Sosiologi 2

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 1 CIMALAKA

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala ,

karena atas rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul Pengaruh Kebersihan Terhadap Siswa kelas X di SMA Negeri 1

Cimalaka dengan lancar dan tepat waktu.

Dalam proses penyelesaian makalah ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dra.Entin Komariah, M.M.Pd., selaku kepala SMA Negeri 1 Cimalaka;

2. Dra. N. Ecih Sukaesih, selaku pembimbing;

3. Dadi S.Pd., selaku wali murid;

4. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun

materiil;

5. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan

bantuan baik langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak

kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, khususnya para

pembaca.

Penulis juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat khusunya bagi

penulis sendiri, dan umumnya bagi para pembaca. Amin.

Cimalaka, Februari 2015

PENULIS

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................

B. Rumusan Masalah....................................................................

C. Tujuan Penelitian.....................................................................

D. Manfaat Penelitian...................................................................

E. Sistematika Penelitian.............................................................

BAB II LANDASAN TEORITIS......................................................

A. Pengertian Pengaruh................................................................

B. Pengertian Kebersihan.............................................................

C. Unsur – Unsur Kebersihan......................................................

D. Pengertian Proses Belajar........................................................

E. Pengertian Siswa.....................................................................

BAB III METODOLOGI...............................................................

A. Metode Penelitian................................................................

B. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................

C. Instrumen / Alat Pengumpul Data.......................................

BAB IV TINJAUAN EMPIRIS........................................................

A. Gambaran Umum Kebersihan Terhadap Kegiatan Belajar

Siswa Kelas X..........................................................................

B. Hubungan Antara Kebersihan Dengan Kegiatan Belajar

Siswa........................................................................................

C. Manfaat Kebersihan Terhadap Kegiatan Belajar Siswa...........

D. Pengaruh Kebersihan Terhadap Kegiatan Belajar Siswa.........

E. Upaya Mengatasi Kebersihan Terhadap Kegiatan Belajar

Siswa.......................................................................................

BAB V PENUTUP.......................................................................

A. Kesimpulan........................................................................

B. Saran..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Itulah slogan yang sering kita dengar

selama ini. Maka kita harus selalu menjaga kebersihan dimanapun kita berada.

Kebersihan juga penting bagi kesehatan kita, karena dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa

yang kuat. Demikian juga dengan lingkungan yang ada di kelas kita, kelas yang kiat

tempati belajar.

Lingkungan belajar yang efektif adalah lingkungan belajar yang produktif, di mana

sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu pelajar untuk

meningkatkan produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar mengajar tercapai

sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini dapat digambarkan dengan kemudahan para

pelajar dalam berfikir, berkreasi dan mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar

yang bersih dan sangat mendukung timbulnya ketertiban dan kenyamanan pada saat

proses belajar mengajar berlangsung, berbeda halnya dengan lingkungan belajar yang

kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak

muncul rasa semangat yang dengan sendirinya dapat mempengaruhi minat belajar siswa.

dengan kata lain lingkungan yang bersih merupakan salah satu factor timbulnya minat

bagi seorang pelajar untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya.

Kegiatan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Konsentrasi dari

otak tidak terlepas dari lingkungan. Jika lingkungan bersih, maka dapat meningkatkan

konsentrasi kerja otak sehingga konsentrasi berfikir lebih luas. Begitu juga sebaliknya,

jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan konsentrasi kerja otak sehingga

konsentrasi berfikir akan menurun. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk

mengidentifikasi Karya Tulis yang berjudul Pengaruh Kebersihan Terhadap Kegiatan

Belajar Siswa Kelas X di SMAN 1 Cimalaka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan oleh penulis diatas, maka masalah

yang dapat diidentifikasikan dalam karya tulis ini meliputi:

1. Bagaimana gambaran umum kebersihan terhadap kegiatan belajar siswa

kelas X?

2. Bagaimana hubungan antara kebersihan dengan kegiatan belajar siswa?

3. Bagaimana manfaat kebersihan terhadap kegiatan belajar siswa?

4. Bagaimana pengaruh kebersihan terhadap kegiatan belajar siswa?

5. Bagaimana upaya mengatasi kebersihan terhadap kegiatan belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran umum kebersihan terhadap kegiatan belajar

siswa kelas X.

2. Untuk mengetahui hubungan antara kebersihan dengan kegiatan belajar

siswa.

3. Untuk mengetahui manfaat kebersihan terhadap kegiatan belajar siswa.

4. Untuk mengetahui pengaruh kebersihan terhadap kegiatan belajar siswa.

5. Untuk mengetahui upaya mengatasi kebersihan terhadap kegiatan belajar

siswa.

D. Manfaat Penelitian

Karya tulis ilmiah disusun oleh penulis agar bisa bermanfaat bagi banyak pihak

khususnya bagi penulis sendiri. Manfaat terbut diantaranya:

1. Menambah kemampuan dan keterampilan penulis dalam pembuatan karya

tulis ilmiah;

2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penyusunan karya tulis

ilmiah;

3. Menambah sumber bacaan atau referensi bagi perpustakaan sekolah.

E. Sistematikan Penulisan

Penyusunan karya tulis ini dibagi menjadi lima bab, diantaranya:

Bab pertama merupakan pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab kedua merupakan kajian teoritis yang terdiri dari pengertian pengaruh,

pengertian kebersihan, unsur – unsur kebersihan, pengertian proses belajar, dan

pengertian siswa.

Bab ketiga merupakan metodologi yang terdiri dari tempat, waktu penelitian,

dan alat/instrumen pengumpul data.

Bab keempat merupakan kajian empiris mengenai gambaran umum kebersihan

terhadap kegiatan belajar siswa kelas X, hubungan antara kebersihan terhadap

kegiatan belajar siswa, manfaat kebersihan terhadap kegiatan belajar siswa,

pengaruh kebersihan terhadap kegiatan siswa, dan upaya mengatasi kebersihan

terhadap kegiatan belajar siswa.

Bab kelima merupakan kesimpulan dan saran dari penulis.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah

daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk

watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara itu, Surakhmad

(1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu

benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan

terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Adapun menurut para ahli lain

mengenai pengertian pengaruh, diantaranya:

1. Menurut Wiryanto, pengaruh adalah tokoh formal dan informal di

masyarakat yang memiliki ciri-ciri kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan

aksesibel dibandingkan dengan pihak yang dipengaruhi.

2. Menurut M. Suyanto, pengaruh adalah nilai kualitas suatu iklan melalui

media tertentu.

3. Menurut Uwe Becker, pengaruh adalah kemampuan yang terus

berkembang dan tidak terlalu terkait dengan usaha memperjuangkan dan

memaksakan kepentingan.

4. Menurut Norman Barry, pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan agar

bertindak dengan cara tertentu, terdorong untuk bertindak demikian,

sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang

mendorongnya.

5. Menurut Robert Dahl, pengaruh diumpamakan sebagai berikut: A

mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk

berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan.

6. Menurut Sosiologi Pedesaan, pengaruh adalah kekuasaan yang bisa

mengakibatkan perubahan perilaku orang atau kelompok lain.

7. Menurut Bertram Johannes Otto Schrieke, pengaruh dalah bentuk dari

suatu kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.

8. Menurut Albert R. Roberts & Gilbert, pengaruh adalah wajah kekuasaan

yang diperoleh oleh orang saat tidak memiliki kewenangan untuk

mengambil keputusan.

9. Menurut Jon Miller, pengaruh adalah komoditi berharga dalam dunia

politik Indonesia.

Berdasarkan pengertian pengaruh menurut para ahli di atas dapat dilihat

bahwa istilah pengaruh bisa didefinisikan dalam berbagai bidang dan aspek

kehidupan. Ada yang mengartikannya dari segi kekuasaan, politik, psikologi,

sosial, ekonomi, dan sebagainya. Hal tersebut menandakan bahwa pengaruh

memang tidak bisa diartikan secara harfiah, tetapi istilah pengaruh akan mudah

untuk dipahami saat telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan sebuah hal abstrak yang

tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan keberadaan dan kegunaannya dalam

kehidupan dan aktvitas manusia sebagai makhluk sosial. Pengaruh tidak bisa

menunjukkan fungsinya dengan maksimal bila seseorang tidak menjalankan

perannya sebagai makhluk sosial di masyarakat. Itu sebabnya konsep makhluk

sosial juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam pemberian dan

penerimaan pengaruh.

B. Pengertian Kebersihan

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang baik. Manusia

perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sihat, tidak berbau,

tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi

diri sendiri mahupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri

sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang

bersih.

Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan menggunakan air

dan sejenis sabun atau detergen. Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan

produk kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan

influenza dan batuk.

Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan

manusia.Contohnya, kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan ruang bedah

di rumah sakit.

C. Unsur – Unsur Kebersihan

Ada 6 unsur yang perlu kita ketahui mengenai kebersihan, yaitu:

1. Kebersihan tubuh;

2. Kebersihan iklim, cuaca, dan udara dari polusi;

3. Kebersihan tempat dan lingkungan dari sesuatu yang membahayakan;

4. Kebersihan air, sungai, dan bak mandi;

5. Kebersihan anggota tubuh;

6. Kebersihan batin dari akhlak tercela.

D. Pengertian Proses Belajar

Proses pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara siswa dengan

pengajar dan sumber belajar dalam suatu lingkungan. Pembelajaran merupakan

bentuk bantuan yang diberikan pengajar supaya bisa terjadi proses mendapatkan

ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta tabiat, pembentukan sikap

dan kepercayaan pada murid. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah

proses untuk membantu murid supaya bisa belajar secara baik.

Pembelajaran mempunyai arti yang mirip dengan pengajaran, meskipun

memiliki konotasi yang tidak sama. Pada konteks pendidikan, seorang guru

mengajar agar murid bisa belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga

memperoleh sesuatu obyektif yang ditentukan atau aspek kognitif, serta bisa

mempengaruhi perubahan sikap atau aspek afektif, dan ketrampilan atau aspek

psikomotor seseorang murid.

Pengajaran mempunyai kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak saja, yaitu

pekerjaan guru. Pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan

murid. Menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang

telah tersusun yaitu unsur material, manusiawi,

perlengkapan, fasilitas, perlengkapan serta prosedur yang saling berpengaruh

untuk memperoleh tujuan pembelajaran, yaitu manusia yang terlibat didalam

sebuah sistem pengajaran yang terdiri dari guru, murid dan tenaga yang lain.

Materinya meliputi buku-buku, papan tulis dan lain sebagainya. Fasilitas serta

perlengkapan terdiri atas ruang kelas dan audiovisual. Prosedur pengajaran

meliputi jadwal beserta metode penyampaian informasi, belajar, ujian dan lain

sebagainya.

Sedangkan pengertian proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan

perubahan pada perilaku kognitif, perilaku afektif dan psikomotorik yang terjadi

dalam diri murid. Perubahan itu bersifat positif yang berarti berorientasi ke arah

yang lebih baik. Dalam pengertian proses belajar dapat dibedakan atas tiga fase

yaitu fase informasi lalu fase transformasi dan terakhir fase evaluasi.

Dimana setiap pelajaran diperoleh sejumlah informasi. Ada informasi yang

menambah pengetahuan yang sudah dimiliki, ada informasi yang memperhalus

dan memperdalamnya, ada juga informasi yang bertentangan dengan apa yang

sudah diketahui sebelumnya.

Sebuah informasi harus dilakukan analisis, diubah atau ditransformasi ke

dalam suatu bentuk yang lebih abstrak atau konseptual supaya bisa dipakai

untuk hal yang lebih luas. Untuk itu bantuan guru sangat dibutuhkan. Kemudian

semua itu dinilai sampai sejauh mana pengetahuan yang didapat dan tranformasi

itu bisa dimanfaatkan untuk memahami gejala lain.

Adapun pengertian proses belajar menurut para ahli, diantaranya:

1. Menurut James O, Whittker,Merumuskan belajar sebagai proses di mana

tingkah laku di timbulkan atau di ubah m,elalui latihan atau pengalaman.

2. Drs. Slameto merumuskan pengertian tentang belajar, menurutntya

belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh

sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

3. Belajar Skiner, yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya educational

psychology the teaching-learning process, belajar adalah suatu proses adaptasi

atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Berdasarkan

eksperimennya B.F Skimer percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan

mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce)

4. Chaplin dalam dictionary of psychology membatasi belajar dengan dua

macam Rumusan. Rumusan pertama berbunyi belajar adalah perolehan

perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan

pengalaman. Rumusan keduanya belajar adalah proses memperoleh respon-

respon sebagai akibat adanya latihan khusus.

5. Hintzman dalam bukunya menyatakan belajar adalah suatu perubahan

yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh

pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. With

dalam bukunya menyatakan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang

terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai

hasil pengalaman.

6. Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern, Dictionary of

psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar

adalah proses memperoleh pengetahuan, biasanya sering dipakai dalam

pembahasan psikologi kognitif. Kedua belajar adalah suatu perubahan

kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperbuat.

Dalam definisi ini terdapat empat macam Istilah yang esensial dan perlu

disoroti untuk memahami proses belajar, antara lain :

1. Relatively permanent, yang secara umum menetap

2. Response potentiality, kemampuan bereaksi

3. Reinforce,yang diperkuat

4. Practice, Praktek atau latihan

7. Biggs dalam Pendahuluan teaching for learning mendefinisikan belajar

dalam 3 macam Rumusan, yaitu Rumusan kuantitatif, Rumusan institusional,

Rumusan kualitatif.

E. Pengertian Siswa

Dalam sistem pendidikan yakni SD, SMP maupun SMA, pastinya akan di

bentuk dari berbagai komponen yang sangat penting, maka salah satu komponen

itu adalah siswa. Menurut para ahli memandang seorang siswa adalah peserta

didik yang memiliki pontensi dasar, yang penting di kembangkan melalui proses

belajar mengajar, yang baik di lakukan secara fisik maupun secara mental.

Dan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga serta juga

pada lingkungan masyarakat dimana anak tersebut tinggal. Pada dasarnya siswa

sebagai peserta didik dituntut untuk lebih memahami mengenai kewajiban, etika

serta pelaksanaanya.

Pengertian siswa menurut para ahli ini mengacu pada pesera didik yang mana

dalam bahasa arab sendiri di sebut sebagai Tilmidz yang mengandung artian

jamak adalah Talamid, yang mengandung artian adalah “murid”, yang artinya

adalah orang-orang yang membutuhkan pendidikan. Dan menurut bahasa arab

lainnya siswa adalah Thalib, jamaknya artinya adalah Thullab, yang berarti

mencari maksudnya merupakan orang-orang yang sedang mencari ilmu.

Dan pendapat para ahli ini pun di perkuat dengan pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20

tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, dimana peserta didik atau

siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka

melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Dan menurut tokoh Abu Ahmadi yang juga menuliskan pengertian peserta

didik atau siswa adalah orang yang belum mencapai dewasa, yang membutuhkan

usaha, bantuan bimbingan dari orang lain yang telah dewasa guna melaksanakan

tugas sebagai salah satu makhluk tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga

negara yang baik, dan sebagai salah satu masyarakat serta sebagai suatu pribadi

atau individu.

Dengan penjelasan dari para ahli dan juga telah di perkuat dengan salah satu

peraturan perundang udangan mengenai pemahaman atas pengertian siswa atau

peserta didik maka ini penting sekali untuk dilakukan dalam proses

pengembangan potensi diri dan juga lebih mengenali potensi diri mereka sendiri.

BAB III

METODOLOGI

A. Metode Penelitian

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode sebagai

berikut:

1. Metode kuesioner atau Schedule yaitu, sekumpulan pertanyaan yang butir

– butirnya berhubungan dengan masalah penelitian dan mempunyai, guna

menguji hipotesis.

2. Metode Pustaka yaitu, pengumpulan literature dari berbagai buku sumber

dan internet untuk menyusun karya tulis.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Cimalaka, pada hari Sabtu, 11

April 2015. Pada pukul 07.00 – 08. 00 WIB.

BAB IV

TINJAUAN EMPIRIS PENGARUH KEBERSIHAN

TERHADAP KEGIATAN BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA

NEGERI 1 CIMALKA

A. Gambaran Umum Kebersihan Terhadap Kegiatan Belajar

Siswa

SMA Negeri 1 Cimalaka terletak di kecamatan Cimalaka, Kabupaten

Sumedang yang berstrategi sangat nyaman. Siswa kelas X di SMA Negeri 1

Cimalaka merupakan siswa yang terdiri dari 10 kelas yaitu 8 kelas IPA dan 2

kelas IPA. Yang jumlahnya ±200 siswa. Kebersihan di kelas X relatif berbeda –

beda, karena kesadaran warga kelas yang mungkin berbeda – beda. Di SMA

Negeri 1 Cimalaka juga mengadakan lomba kebersihan (7K) setiap 1 bulan sekali

oleh guru – guru yang ditugaskan untuk menilai kebersihan tersebut. Kegiatan

belajar akan berjalan lancar apabila di kelas tersebut bersih sebaliknya jika kelas

kotor kegiatan belajar tidak akan lancar.

B. Hubungan antara kebersihan dengan kegiatan belajar siswa

Bagi para siswa, tentunya kegiatan belajar mengajar memerlukan lingkungan

pekarangan sekolah yang nyaman, bersih, dan cukup pepohonan. Tidak itu saja, bagi

para siswa di tingkat Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak, lingkungan dengan

taman bermain yang tercukupi akan membuat tumbuh kembang anak menjadi baik

dan menyenangkan. Hal ini juga sesuai dengan dasar-dasar pendidikan yang

memang dibutuhkan oleh siswa. Syarat-syarat lingkungan sekolah yang nyaman

adalah sebagai berikut:

1. Lapangan bermain

Fasilitas lapangan bermain adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi

kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya yang berhubungan dengan

ketangkasan dan pendidikan jasmani. Selain itu lapangan bermain juga dapat

digunakan untuk kegiatan bermain siswa, kegiatan upacara/apel pagi, dan kegiatan

perayaan/pentas seni yang memerlukan tempat yang luas.

2. Pepohonan rindang

Semakin pesatnya pertumbuhan sebuah daerah menyebabkan pepohonan

rindang habis ditebangi untuk dijadikan bangunan, terlebih jika harga tanah ikut

melonjak naik. Inilah yang menjadikan jumlah oksigen berkurang. Oksigen adalah

salah satu pendukung kecerdasan anak. Kadar oksigen yang sedikit pada manusia

akan menyebabkan suplai darah ke otak menjadi lambat, padahal nutrisi yang kita

makan sehari-hari disampaikan oleh darah ke seluruh tubuh kita. Karena itulah

dibutuhkan banyaknya pohon rindang di lingkungan pekarangan sekolah dan

lingkungan sekitar sekolah.

3. Sistem sanitasi dan sumur resapan air

Sistem sanitasi yang baik adalah syarat terpenting sebuah lingkungan layak untuk

ditinggali. Dengan sistem sanitasi yang bersih, maka seluruh warga sekolah akan

dapat lebih tenang dalam mengadakan proses belajar mengajar. Selain itu

diperlukan juga sistem sumur resapan air untuk mengaliri air hujan agar tidak

menjadi genangan air yang dapat menjadikan kotor lingkungan sekolah, atau

bahkan membahayakan apabila didiami oleh jentik-jentik nyamuk.

4. Tempat pembuangan sampah

Sampah adalah salah satu musuh utama yang mempengaruhi kemajuan suatu

peradaban. Semakin bersih suatu tempat, maka semakin beradab pula orang-orang

di tempat itu. Terbukti dari kesadaran penduduk-penduduk di negara maju yang

sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dalam masalah sampah di

sekolah, perlunya ditumbuhkan kesadaran bagi seluruh warga sekolah untuk turut

menjaga lingkungan. Caranya adalah dengan menyediakan tempat pembuangan

sampah berupa tong-tong sampah dan tempat pengumpulan sampah akhir di

sekolah, dan memberikan contoh kepada siswa untuk selalu membuang sampah

pada tempatnya.

5. Lingkungan sekitar sekolah yang mendukung

Adanya kasus di beberapa daerah, misalnya lingkungan sekolah yang dekat

dengan pabrik yang bising dan berpolusi udara, atau lingkungan sekolah yang

berada di pinggir jalan raya yang selalu padat, atau bahkan lingkungan sekolah

yang letaknya berdekatan dengan tempat pembuangan sampah atau sungai yang

tercemar sampah sehingga menimbulkan ketidaknyamanan akibat bau-bau tak

sedap. Kasus-kasus tersebut adalah kasus yang perlu penanganan langsung dan

serius dari pemerintah. Lingkungan sekitar sekolah yang seperti itu akan dapat

menyebabkan siswa cenderung tidak nyaman belajar, atau bahkan penurunan

kualitas kecerdasan akibat polusi tersebut. Karena itulah sudah saatnya

pemerintah memperhatikan generasi penerusnya ini, karena beberapa kasus terjadi

malah diakibatkan pemerintah itu sendiri. Contohnya, sebuah sekolah yang sudah

berada di lingkungan yang mendukung, tapi tiba-tiba harus merasakan imbas dari

pembangunan proyek di sekitar sekolah itu akibat pemerintah yang tidak

mengindahkan sistem tata kota yang sudah ada.

6. Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat

Banyak sekali adanya kasus tentang bangunan sekolah yang roboh di

Indonesia. Entah itu karena bangunannya sudah tua, ataupun bangunan baru yang

dibangun dengan asal-asalan. Ini juga adalah kewajiban pemerintah untuk

mengatasinya. Karena bangunan sekolah sudah semestinya dibangun dengan

kokoh dan memiliki syarat-syarat bangunan yang sehat, seperti ventilasi yang

cukup dan luas masing-masing ruang kelas yang ideal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan kebersihan dengan kegiatan belajar

sangat penting karena dapat memicu sekolah yang aman, bersih, damai, tentram,

dan sejahtera.

C. Manfaat kebersihan terhadap kegiatan belajar siswa

Siswa adalah salah satu pendukung kebersihan sekolah, karena jumlah siswa

yang sangat banyak jika dibandingkan dengan warga sekolah lainnya. Siswa yang

memiliki IQ tinggi pasti memiliki kecerdasan dan kecekatan dalam berfikir.

1.      Manfaat bagi Siswa

A.    Dapat menjadi kebiasaan baik bagi siswa sebelum melakukan kegiatan

belajar mengajar

B.     Dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan dapat dapat

diterapkan dilingkungan masyarakat yang bermanfaat bagi siswa dan

menerapkannya dalam kehidupan yang nyata.

2.      Manfaat bagi Guru

A.    Memperoleh kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar

B.     Mempunyai metode belajar mengajar yang menyenangkan didalam

kelas dengan kondisi kelas yang nyaman, bersih, dan sehat.

D. Pengaruh kebersihan terhadap kegiatan belajar siswa

Kebersihan sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Jika kelas bersih,

indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses

pembelajaran akan tercapai, selain itu konsentrasipun bisa lebih fokus, dengan

begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika

lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi

yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan

karena pecahnya kegiatan belajar akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana

kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari

itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan

kegiatan belajarnya.

E. Upaya mengatasi kebersihan terhadap kegiatan belajar

siswa

Tentu kita tidak mau kelas kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh dengan

sampah. Di samping itu, sampah yang sering kita buang dengan sembarangan

dapat mencemari lingkungan, baik didalam maupun di luar kelas dan juga dapat

menyebabkan suasana belajar yang tidak nyaman. Demi terciptanya lingkungan

kelas dan sekolah yang bersih, sehat, dan indah sebaiknya kita melakukan upaya-

upaya yang bersifat mengatasi masalah tersebut, upaya-upaya yang perlu di

lakukan adalah sebagai berikut:

1.      Siswa diharapkan mempunyai kesadaran hati nuraninya sendiri untuk

menjaga kebersihan kelas dan sekolah.

2.      Petugas piket pada hari itu juga harus membersihkan kelas dan

lingkungan sekitar.

3.      Melarang siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.

4.      Melarang siswa mencorat-coret meja atau kursi di dalam kelas atau

lingkungan sekitar dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan dikelas

adalah :

1)      Menggunakan kolong meja hanya untuk menyimpan buku serta

barabg lain, bukan sampah.

2)      Menyediakan dan menggunakan alat kebersihan.

3)      Mengoptimalkan kinerja petugas piket.

4)      Mengadakan penilaian atau perlombaan kebersihan kelas.

5)      Menyediakan tempat pembuangan sampah diluar kelas. Akan lebih

baik jika tempat sampah dikelompokkan berdasarkan jenis sampah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. SMA Negeri 1 Cimalaka memiliki siswa kelas X dengan jumlah ±250

siswa dan siswi terdiri dari 10 kelas yaitu 8 kelas IPA dan 2 kelas IPS.

Kebersihan kelas X relatif berbeda – berbeda karena kesadaran siswa itu

sendiri. Kegiatan belajar akan berjalan lancar apabila di kelas tersebut

bersih sebaliknya jika kelas kotor kegiatan belajar tidak akan lancar.

2. Hubungan kegiatan belajar sangat penting karena dapat memicu sekolah

yang aman, bersih, damai, tentram, dan sejahtera. Adapun syarat – syarat

nya adalah Lapangan bermain, Pepohonan rindang, Sistem sanitasi dan

sumur resapan air, Tempat pembuangan sampah, Lingkungan sekitar

sekolah yang mendukung, Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat.

3. 1.)      Manfaat kebersihan bagi Siswa pada kegiatan belajar

A.    Dapat menjadi kebiasaan baik bagi siswa sebelum melakukan kegiatan

belajar mengajar

B.     Dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan dapat dapat

diterapkan dilingkungan masyarakat yang bermanfaat bagi siswa dan

menerapkannya dalam kehidupan yang nyata.

2.)      Manfaat kebersihan bagi Guru pada kegiatan belajar

A.    Memperoleh kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar

B.     Mempunyai metode belajar mengajar yang menyenangkan didalam

kelas dengan kondisi kelas yang nyaman, bersih, dan sehat.

4. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar

kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai, selain itu

konsentrasipun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan

semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama

kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi yang akan diberikan

oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan karena

pecahnya kegiatan belajar akibat situasi kelas yang tidak nyaman.

Demi terciptanya lingkungan kelas dan sekolah yang bersih, sehat, dan

indah sebaiknya kita melakukan upaya-upaya yang bersifat mengatasi

masalah tersebut, upaya-upaya yang perlu di lakukan adalah sebagai

berikut: siswa diharapkan mempunyai kesadaran hati nuraninya sendiri

untuk menjaga kebersihan kelas dan sekolah, petugas piket pada hari itu

juga harus membersihkan kelas dan lingkungan sekitar, melarang siswa

membuang sampah tidak pada tempatnya, dan melarang siswa mencorat-

coret meja atau kursi di dalam kelas atau lingkungan sekitar dan

memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

B. Saran

1. Selalu membuang sampah pada tempatnya.

2. Menjaga peralatan yang digunakan untuk membersihkan kelas.

3. Meningkatnya kesadaran tentang kebersihan itu penting bagi kita semua.

4. Mematuhi tata tertib sekolah yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Hardiyanti , Tanti. 2014. Kebersihan di Lingkungan Sekolah.

Muin, Idianto. 2013. Sosiologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Sumber Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan

http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/pengertian-proses-belajar.html

http://www.google.com/url?url=http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/pengertian-contoh-dan-macam-proses.html&rct=j&q=

http://www.duniapelajar.com/2014/08/14/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/

http://dilihatya.com/2236/pengertian-pengaruh-menurut-para-ahli

http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/11/pengertian-pengaruh.html