contoh makalah kesehatan reproduksi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini kita sering mendengar dari orang ataupun media mengenai
masalah rehabilitasi. Namun masih sebagian kecil yang dapat mengerti apa itu mengenai
rehabilitasi, mengapa ada pusat rehabiltasi dan untuk apa rehabilitasi itu.
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin
betina. Lawan jenis dari wanita adalah pria. Wanita adalah kata yang umum digunakan
untuk menggambarkan perempuan dewasa.
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memiliki
penyakit kronis baik fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi Individu adalah
program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan
psikologis, dan pencegahan penyakit.
Seseorang berada di pusat rehabilitasi karena memiliki suatu penyebab yaitu
adanya masalah sosial, masalah psikologis, dan masalah drug abuse. Masalah – masalah
yang berkaitan ini biasanya pengguna narkoba, PSK(Pekerja Sek Komersial), trauma
pada korban kekerasan dan penderita kanker payudara.
Dengan prinsip utama bahwa rehabilitasi tersebut dalam upaya melakukan
pemulihan terhadap korban secara komprehensif (baik medis maupun sosial) dan dalam
prinsip untuk memanusiakan-manusia.
Pemerintah telah mendirikan beberapa pusat rehabilitasi yang dapat membatu
orang – orang yang perlu rehabilitasi diantaranya yaitu pusat rehabilitasi pengguna
narkoba, pusat rehabiltasi PSK dan pusat rehabilitasi kanker payudara. Namun sebagian
upaya pusat rehabiltasi pun dinilai masih banyak memiliki kelemahan. Seperti kelemahan
dari upaya rehabilitasi PSK itu adalah kurang sesuai dengan kebutuhan pekerja seks,
pekerja seka yg telah menjalani rehabilitasi ternyata tidak menggunakan keterampilan
yang di dapatkan. Kelemahan tersebut karena pemerintah masih mendua. Di satu sisi,
pemerintah mengambil keuntungan dengan menarik pajak dari mereka. Di pihak lain,
belum ada peraturan yang secara tegas melindungi pekerjaan mereka, karena statusnya
yang illegal.
Menurut Dr. Nafsiah Mboy, DSA, MPH, pemerhati kesehatan perempuan,
memperkirakan jumlah pekerja sek yang berada di lokalisasi hanya sekitar 10 % . hal ini
berarti, jumlah pekerja seks yang berada di luar lokalisasi masih jauh lebih besar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Wanita dan Rehabilitasi?
2. Sebutkan macam – macam pusat rehabilitasi?
3. Apa saja tujuan dari pendirian pusat rehabilitasi?
4. Apa saja upaya rehabilitasi untuk para PSK?
5. Apa saja langkah – langkah yang harus di lakukan untuk pusat rehabilitasi kanker
payudara?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari wanita dan rehabilitasi.
2. Untuk mengetahui macam – macam pusat rehabilitasi.
3. Untuk mengetahui tujuan dari pendirian pusat rehabilitasi.
4. Untuk mengetahui upaya rehabiltasi untuk para PSK.
5. Untuk mengetahui langkah – langkah yang harus dilakukan untuk pusat rehabilitasi
kanker payudara.
1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini memiliki beberapa manfaat diantaranya yaitu :
1. Bagi penulis
a. Untuk menambah pengetahuan tentang wanita di pusat rehabilitasi mulai dari pengertian
dari rehabilitasi sampai macam-macam pusat rehabilitasi.
b. Untuk menambah pengalaman maha siswa dalam menyusun makalah
2. Bagi pembaca
Untuk memberikan wawasan pembaca tentang wanita di pusat rehabilitasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Pengertian Wanita
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin
betina. lawan jenis dari wanita adalah pria. Wanita adalah kata yang umum digunakan
untuk menggambarkan perempuan dewasa. Untuk perempuan yang belum menikah atau
berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan anak gadis. Perempuan yang
memiliki organ reproduksi yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung,
melahirkan dan menyusui.
2.1.2 Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki
penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu
adalah program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan
psikologis, dan pencegahan penyakit.
Beberapa definisi tentang rehabilitasi yang tercantum dalam ketentuan-ketentuan
yaitu:
a. Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Narkotika, Rehabilitasi Medis
adalah “suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu untuk membebaskan pecandu
dari ketergantungan narkotika”.
b. Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika Rehabilitasi Sosial
adalah ”suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik fisik, mental maupun sosial
agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam
kehidupan masyarakat”.
c. Menurut KEPMENKES 996/MENKES/SK/VIII/2002 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sarana Pelayanan Rehabilitasi Penyalahgunaan dan Ketergantungan
NAPZA. Rehabilitasi adalah ”Upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu
melalui pendekatan non-medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna NAPZA yang
menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal
mungkin”.
d. KEPMENKES 996/MENKES/SK/VIII/2002 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sarana
Pelayanan Rehabilitasi Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA, Sarana Pelayanan
Rehabilitasi adalah ”tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan
rehabilitasi penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA, berupa Kegiatan Pemulihan
dan Pengembangan secara terpadu baik fisik, mental, sosial dan agama”.
Pada dasarnya Rehabilitasi yang diatur dalam regulasi tersebut ada 2 yaitu:
a. Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi medis adalah suatu bentuk layanan kesehatan terpadu di bawah
naungan rumah sakit yang dikoordinasi dokter spesialis rehabilitasi medis.
b. Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk
memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan masyarakat.
Rehabilitasi medik membantu penanganan :
1. Gangguan tumbuh kembang / cacat bawaan sejak bayi hingga dewasa.
2. Ancaman kecacatan karena penyakit atau cidera.
3. Kecacatan penyakit atau cidera.
4. Dampak psikologis sosial budaya dan vokasional.
5. Kecuali cacat pada mata, telinga, dan gangguan jiwa.
Program Rehabilitasi
Program rehabilitasi yang lamanya 3 bulan mencakup :
a. Pendidikan agama (kognitif, afektif, dan psikomotor)
b. Psikoterapi kelompok (group psychotherapy) dan psikoterapi perorangan (Individual
Psychotherapy)
c. Pendidikan umum
d. Pendidikan keterampilan
e. Pendidikan jasmani (olahraga)
f. Rekreasi
Hasil yang diharapkan setelah menjalani program rehabiltasi yaitu :
a. Beriman dan bertakwa
b. Memiliki kekebalan fisik maupun mental terhadap NAZA
c. Memiliki keterampilan
d. Dapat kembali berfungsi secara wajar ( layak) dalam kehidupan sehari – hari, baik di
rumah (keluarga), di sekolah/kampus, di tempat kerja, maupun masyarakat.
2.2 Macam – macam Pusat Rehabilitasi
Pusat Rehabilitasi terdiri dari berbagai Macam, diantaranya :
a. Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba / NAPZA
Penggunaan rutin obat-obatan terlarang oleh pengguna narkoba yang terus
berlangsung, dapat menimbulkan masalah yang semakin bertambah. Biasanya mereka
melakukan berbagai cara untuk mendapatkan obat-obatan, seperti mereka mencari
pinjaman dari teman dan keluarga dengan alasan yang dibuat-buat, serta tidak jarang
harta benda keluarga dijual di bawah harga yang seharusnya untuk membeli obat-obatan
tersebut.
Ada beberapa hak-hak umum yang disediakan bagi korban dan keluarga korban
narkoba yang meliputi:
Hak untuk memperoleh ganti kerugian atas penderitaan yang dialaminya.
Hak untuk memperoleh pembinaan dan rehabilitasi.
Hak untuk memperoleh perlindungan dari ancaman pelaku.
Hak untuk memperoleh bantuan hokum.
Hak untuk memperoleh hak (harta) miliknya.
Hak untuk memperoleh akses pelayanan medis.
Hak untuk diberitahu bila pelaku kejahatan akan dikeluarkan dari tahanan sementara, atau
pelaku buron dari tahanan.
Hak untuk memperoleh informasi tentang penyidikan polisi berkaitan dengan kejahatan
yang menimpa korban.
Hak atas kebebasan pribadi/kerahasiaan pribadi, seperti merahasiakan nomor telepon atau
identitas korban lainnya.
Dalam hukum internasional, reparasi adalah hak korban yang tidak dapat
dihilangkan dalam keadaan apapun (non-derogable rights). Untuk menjamin reparasi
komisi HAM PBB telah membuat prinsip dasar dan panduan yang dikenal dengan “Basic
Principles and Guidelines on the Rights to a Remedy and Reparation”. Reparasi yang
diatur dalam hukum internasional ada 4 (empat) bentuk yaitu:
1. Kompensasi
2. Restitusi
3. Rehabilitasi
4. Jaminan tidak berulangnya pelanggaran berat HAM tersebut.
Bentuk Rehabilitasi
Tujuan umum pendirian Pusat Rehabilitasi Penyalahgunaan NAPZA Terpadu
adalah untuk memberikan jaminan penanganan paripurna kepada korban penyalahgunaan
NAPZA melalui aspek hukum, aspek medis, aspek sosial, aspek spiritual, serta
pengembangan pendidikan dan pelatihan dalam bidang NAPZA secara terpadu
sedangkan tujuan khususnya adalah:
1. Terhindarnya korban dan institusi dan penetrasi pengedar;
2. Terhindarnya kerusakan mental dan masa depan para penyalahguna NAPZA yang akan
membunuh potensi pengembangan mereka;
3. Terhindarnya korban-korban baru akibat penularan penyakit seperti Hepatitis,
HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya;
4. Terwujudnya penanganan hukum yang selaras dengan pelayanan rehabilitasi
medis/sosial;
5. Terwujudnya proses pengembangan penanganan korban NAPZA dan aspek ilmiah, serta
keilmuan yang dinamis, sesuai dengan perkembangan zaman sebagai pusat jaringan
informasi terpadu dan mewujudkan teknis penanganan penyalagunaan narkotika dan
obat-obatan terlarang bagi daerah sekitarnya maupun nasional.
Tujuan-tujuan yang termaktub diatas sesungguhnya sejalan dengan upaya-upaya
untuk melakukan pemulihan korban serta sebagai upaya perlindungan terhadap korban
NAPZA. Namun tujuan-tujuan tersebut seringkali tidak berjalan secara ideal dalam
prakteknya.
Dari hal-hal tersebut maka bentuk dari rehabilitasi yang ideal yaitu:
1. Pusat Rehabilitasi adalah dalam upaya untuk memenuhi hak-hak korban NAPZA
bertujuan untuk pemulihan korban baik medis maupun sosial.
2. Pusat Rehabilitasi harus jauh dari model sistem pemenjaraan, hal ini penting agar Pusat
Rehabilitasi betul-betul adalah tempat bagi pemulihan korban baik secara medis maupun
sosial dan bukan merupakan penjara dalam bentuk lain.
3. Pusat Rehabilitasi ini adalah hasil dari refleksi dari praktek/program rehabilitasi yang
selama ini telah berjalan, dimana lebih menitikberatkan pada rehabilitasi medis dan
cenderung mengabaikan rehabilitasi sosial.
b. Pusat Rehabilitasi PSK
PSK (Pekerja Seks Komersial) adalah profesi yang menjual jasa untuk
memuaskan kebutuhan seksual pelanggan. Biasanya pelayanan ini dalam bentuk
menyewakan tubuhnya.
Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang
menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat.
Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah
jahat, namun dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini didasarkan pada anggapan
bahwa kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang membutuhkannya
(biasanya kaum laki-laki); tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan para pelanggannya justru
akan menyerang dan memperkosa perempuan mana saja.
Masalah prostitusi merupakan masalah yang kompleks karena sangat berkaitan
dengan tatanan nilai, norma agama dan budaya masyarakat.
Beberapa faktor yang menyebabkan seorang wanita menjadi Pekerja Seks
Komersial (PSK), antara lain:
Kemiskinan
Kebodohan
lapangan kerja yang terbatas
rendahnya self esteem pada diri seorang wanita.
Latar belakang yang mempengaruhi subjek menjalani profesi sebagai PSK antara
lain :
Faktor ekonomi (miskin),
Pendidikan rendah,
Kecewa terhadap orang yang dikasihi,
Adanya permasalahan dalam keluarga,
Faktor psikologis (adanya rasa ingin balas dendam dan ingin mendapatkan sesuatu dengan
mudah),
Terjerumus pergaulan yang salah.
Rehabilitasi bagi Para PSK dilakukan :
a. Di luar panti di tempat lokalisasi.
b. Di dalam panti.
Upaya Rehabilitasi yang dilakukan meliputi :
a. Bimbingan agama
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.
Menurut Dr. Nafsiah Mboy, DSA, MPH, pemerhati kesehatan perempuan,
memperkirakan jumlah pekerja seks yang berada di lokalisasi hanya sekitar 10%. Hal ini
berarti, jumlah pekerja seks yang berada di luar lokalisasi masih jauh lebih besar.
c. Pusat Rehabilitasi Kanker Payudara
Kanker Payudara adalah penyakit di mana sel-sel (kanker) yang ganas terdeteksi
dalam jaringan payudara. Sel-sel kanker ini kemudian bisa menyebar di dalam jaringan
atau organ tubuh dan juga bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Faktor pemicu kanker jenis ini masih belum diketahui. Kanker ini bisa terkait
dengan riwayat kanker payudara dalam keluarga, menstruasi dini atau kemungkinan
faktor risiko lainnya. Karena sukar dipastikan, maka semua orang berisiko, khususnya
ketika berusia 40 tahun ke atas.
Tanda-Tanda Peringatan Kanker Payudara :
benjolan yang tidak menyakitkan di payudara
rasa gatal dan ruam merah yang tidak kunjung sembuh di putting
perdarahan atau lendir yang tidak normal dari putting
kulit payudara membengkak dan menebal
cekungan atau kerutan pada kulit payudara
puting tertarik masuk
Pengobatan :
1. Pembedahan untuk mengangkat kanker.
Bedah yang mempertahankan payudara:
a. Lukpektomi →pengangkatan kanker dan sedikit jaringan di sekitar.
b. Mastektomi →pengangkatan seluruh payudara dengan atau tanpa
kelenjar getah bening di bawah ketiak.
2. Pembedahan diikuti dengan terapi sistemis:
Rehabilitasi
Kemoterapi
Radioterapi/ terapi hormone untuk meningkatkan peluang kesembuhan
Langkah-langkah Untuk Rehabilitasi :
1. Rehabilitasi fisik mencakup:
Latihan bahu setelah pembedahan
Perawatan lengan atas untuk mencegah pembekakan kerusakan getah bening.
Gizi seimbang dan perubahan gaya hidup untuk meningkatkan kesembuhan
2. Rehabilitasi mental mencakup:
Dukungan yang kuat dari pasangan, keluarga, teman & kelompok pendukung
Wanita bisa merasa aman jika dia tahu kemungkinannya untuk sembuh.
Memeriksakan diri ke dokter secara teratur d. Pusat Rehabilitasi
Osteoporosis.
Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang ditandai dengan berkurangnya
massa tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan resiko terjadinya patah tulang
meningkat.
Sekitar 80% persen penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk
wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya
hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
Penderita osteoporosis rentan mengalami patah tulang. Karena itu, jika sudah
mengalami gejala seperti nyeri di pinggang, ada baiknya langsung melakukan
pemeriksaan tulang. Dan kalau terdeteksi osteoporosis, langkah – langkah yang harus
dilakuan seseorang yang melakukan kombinasi pengobatan dengan perubahan gaya hidup
termasuk memperbaiki asupan nutrisi, melakukan olahraga seperti senam rehabilitasi
osteoporosis, menggunakan obatan-obatan untuk osteoporosis, serta mengurangi risiko
patah tulang dengan mencegah kejatuhan.
Rehabilitasi untuk penyakit osteoporosis dapat dilakukan dengan cara:
1. Senam osteoporosis : dilakukan 3 kali per minggu, untuk meningkatkan kepadatan
tulang, menguatakan otot, memperbaiki kelenturan, serta mengurangi rasa sakit.
2. Menghindari resiko jatuh
3. Mengikuti terapi obat – obatan osteoporosis selama 1 tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin
betina. lawan jenis dari wanita adalah pria. Wanita adalah kata yang umum digunakan
untuk menggambarkan perempuan dewasa.
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki
penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu
adalah program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan
psikologis, dan pencegahan penyakit.
Pusat rehabilitasi terdiri dari beberapa macam, diantaranya :
a. Pusat rehabilitasi pengguna narkoba / NAPZA
b. Pusat rehabiltasi PSK
c. Pusat rehabilitasi kanker payudara
Tujuan Pendirian Pusat Rehabilitasi Penyalahgunaan NAPZA:
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan jaminan penanganan paripurna kepada korban penyalahgunaan
NAPZA melalui aspek hukum, aspek medis, aspek sosial, aspek spiritual, serta
pengembangan pendidikan dan pelatihan dalam bidang NAPZA secara terpadu
2. Tujuan Khusus
Terhindarnya korban dan institusi dan penetrasi pengedar;
Terhindarnya kerusakan mental dan masa depan para penyalahguna NAPZA yang akan
membunuh potensi pengembangan mereka.
Terhindarnya korban-korban baru akibat penularan penyakit seperti Hepatitis, HIV/AIDS,
dan penyakit menular lainnya;
Terwujudnya penanganan hukum yang selaras dengan pelayanan rehabilitasi medis/sosial;
Terwujudnya proses pengembangan penanganan korban NAPZA dan aspek ilmiah, serta
keilmuan yang dinamis, sesuai dengan perkembangan zaman sebagai pusat jaringan
informasi terpadu dan mewujudkan teknis penanganan penyalagunaan narkotika dan
obat-obatan terlarang bagi daerah sekitarnya maupun nasional.
Upaya Rehabilitasi yang dilakukan meliputi :
a. Bimbingan agama
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.
Langkah-langkah Untuk Rehabilitasi :
1. Rehabilitasi fisik mencakup:
Latihan bahu setelah pembedahan
Perawatan lengan atas untuk mencegah pembekakan kerusakan getah bening.
Gizi seimbang dan perubahan gaya hidup untuk meningkatkan kesembuhan
2. Rehabilitasi mental mencakup:
Dukungan yang kuat dari pasangan, keluarga, teman & kelompok pendukung
Wanita bisa merasa aman jika dia tahu kemungkinannya untuk sembuh.
Memeriksakan diri ke dokter secara teratur d. Pusat Rehabilitasi Osteoporosis.
3.2 Saran
Hendaklah kita sebagai masyarakat khususnya tenaga kesehatan dapat membantu
dalam menangani masalah – masalah pada pasien yang ada di pusat rehabilitasi. Agar
mereka dapat sembuh dari penyakitnya dan cepat kembali ke lingkungan tempat mereka
tinggal, tidak merasa canggung terhadap masyarakat yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://duniathoto.blogspot.com/2010/11/wanita-di-pusat-rehabilitasi-kespro.html
Wildyastuti Yani. 2009.Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya
Awalia nur baeti.2010.Wanita di Pusat Rehabilitasi:Jakarta.
#Simak makalah lengkap lainnya di: http://azamq.blogspot.com/