pbl makalah sistem reproduksi dhymas sp kpd

17
Ketuban Pecah Dini Andreas Dhymas Dhyna Martha Kelana Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Email: [email protected] Pendahuluan Kehamilan merupakan suatu hal yang lazim terjadi pada wanita dewasa, kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis manusia. Kehamilan terjadi pada pada saat sel telur (ovum) bertemu dengan sel sperma, terjadilah fertilisasi. Hasil fertilisasi tersebut akan melekat & tertanam di dalam dinding rahim ibu yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dinding rahim tersebut sudah dipersiapkan oleh hormon-hormon yang muncul sebelum fertilisasi terjadi. Setelah hasil konsepsi tersebut melekat masuk, maka terjadilah pertumbuhan janin yang terus menerus. Janin tersebut membentuk plasenta, amnion, & organ-organ tubuhnya, seiring berjalannya waktu akan semakin mirip dengan manusia. Untuk janin tersebut dapat tumbuh semakin besar, membutuhkan suplai makanan dari ibunya yang diambil dari plasenta yang telah terbentuk. Janin tersebut akan bertumbuh hingga usia kehamilan 37 minggu, yang kemudian akan 1

Upload: padhe-agoes

Post on 21-Feb-2016

37 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah sistem reproduksi

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

Ketuban Pecah Dini

Andreas Dhymas Dhyna Martha Kelana

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Email: [email protected]

PendahuluanKehamilan merupakan suatu hal yang lazim terjadi pada wanita dewasa, kehamilan

merupakan suatu keadaan fisiologis manusia. Kehamilan terjadi pada pada saat sel telur (ovum)

bertemu dengan sel sperma, terjadilah fertilisasi. Hasil fertilisasi tersebut akan melekat & tertanam

di dalam dinding rahim ibu yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dinding rahim tersebut sudah

dipersiapkan oleh hormon-hormon yang muncul sebelum fertilisasi terjadi. Setelah hasil konsepsi

tersebut melekat masuk, maka terjadilah pertumbuhan janin yang terus menerus. Janin tersebut

membentuk plasenta, amnion, & organ-organ tubuhnya, seiring berjalannya waktu akan semakin

mirip dengan manusia. Untuk janin tersebut dapat tumbuh semakin besar, membutuhkan suplai

makanan dari ibunya yang diambil dari plasenta yang telah terbentuk. Janin tersebut akan

bertumbuh hingga usia kehamilan 37 minggu, yang kemudian akan dilahirkan keluar dari tubuh

ibunya. Hal ini merupakan proses yang terjadi secara normal. Bila proses diatas ada yang

terganggu maka dapat terjadi kelainan janin, kematian janin, keguguran, dan gawat ibu/janin.

Salah satu keadaan gawat janin ialah saat ketuban pecah dini, yaitu kantung berisi cairan yang

melindungi janin mengalami kebocoran lebih awal dari waktu yang seharusnya.1

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi kriteria penilaian di dalam

Blok 25 – Sistem Reproduksi dan menambah pengetahuan mengenai ketuban pecah dini yang

disebabkan oleh beberapa faktor-faktor resiko dan pencetus. Tak terlepas dari penambahan

pengetahuan, dengan membuat makalah ini kita akan dapat belajar mengetahui gejala-gejala klinis

1

Page 2: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

ketuban pecah dini sehingga dapat segera ditegakkan diagnosis secara tepat serta mengetahui

gambaran fisik dari ketuban pecah dini.

AnamnesisAnamnesis merupakan suatu wawancara atau proses komunikasi antara pasien dan dokter

untuk mendapatkan informasi yang di dapat dari pasien mengenai biodata dan keluhan atau

riwayat penyakit dari pasien.2

Diagnosa KPD sangat bergantung pada anamnesis & pemeriksaan. Hal yang perlu ditanyakan:

1) Berapa usia kehamilan saat ini,

2) Apa di waktu sebelumnya ada terasa mulas/kontraksi perut,

3) Apa ada riwayat keluar cairan dari vagina yang cukup banyak & tanpa disadari,

4) Bila ya, sudah berapa lama pasien menyadari hal tersebut,

5) Berapakah frekuensi pasien berkemih dalam 1 hari, apakah ada peningkatan,

6) Ada/tidak keluhan nyeri ulu hati, konstipasi, sakit punggung selama kehamilan,

7) Ada/tidak keputihan yang mengganggu selama masa kehamilan,

8) Ada/tidak trauma kuat pada perut,

9) Perhatikan faktor2 risiko yang ada, (malnutrisi, kondisi ekonomi)

10) Riwayat kehamilan pasien terdahulu,

11) Ada/tidaknya konsumsi obat-obatan sebelum terjadi keluhan, (induksi partus)

12) Ada/tidak pemeriksaan kesehatan kehamilan sebelumnya.

Pertanyaan diatas harus diajukan guna memperhitungkan usia kehamilan, lamanya KPD,

dan tindakan-tindakan selanjutnya yang akan atau harus dilakukan.

Pemeriksaan i. Pemeriksaan Fisik3

Pemeriksaan fisik pada kasus KPD tidaklah banyak, karena untuk mendiagnosa suatu

KPD sangat mudah, sebenarnya cukup dengan riwayat anamnesis pun sudah mencukupi.

Namun jika pemeriksaan dan anamnesis dilakukan dengan baik & lengkap maka keadaan

pasien akan menjadi lebih pasti dan meyakinkan. Berikut beberapa pemeriksaan yang dapat

dilakukan:

Pemeriksaan keadaan umum (KU) & TTV

Pemeriksaan KU pasien ialah melihat kondisi pasien langsung ketika datang ke

klinik atau rumah sakit. Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah kesadaran dan

keaktifan pasien. Kemudian pada pemeriksaan TTV (tanda-tanda vital), yang perlu

2

Page 3: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

Gambar 1. Pemeriksaan Tinggi Fundus

diperiksa ialah tekanan darah, suhu tubuh, laju nafas, frekuensi nadi, dan suhu tubuh.

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan rutin yang wajib dilakukan bagi seluruh

pasien.

Inspeksi terhadap wanita hamil

Inspeksi dilakukan dengan memperhatikan tanda-tanda kehamilan, seperti

striae gravidarum, linea nigra, sisa operasi Caesar, ada/tidak keputihan & bau

menyengat, dan ada/tidaknya cairan yang masih keluar dari vagina.

Palpasi regio abdomen

Terdapat beberapa cara palpasi pada regio abdomen, tentunya masing-masing

bertujuan berbeda. Misalnya palpasi Leopold

untuk memeriksa letak dan posisi bayi dalam

uterus, palpasi Hegar untuk melihat apakah

cerviks sudah mengalami perlunakan & siap

menjadi jalan lahir/belum, palpasi tinggi fundus

untuk memperkirakan usia kehamilan, dan

palpasi organ-organ tubuh bayi. Pemeriksaan

palpasi ini amat penting karena akan digunakan

sebagai dasar pengambilan tindakan

selanjutnya, seperti pada janin letak lintang harus menerima inverse luar atau operasi

caesar. Pemeriksaan Leopold juga amat penting karena lewat pemeriksaan inilah

dapat diketahui apakah janin sudah siap lahir atau belum. Jadi lewat pemeriksaan

palpasi ini dapat diketahui sudah ada/tidaknya tanda-tanda in partu.

Auskultasi suara jantung bayi

Tindakan auskultasi memegang peranan cukup penting dalam kehamilan sebab

lewat auskultasi dapat diketahui suara & frekuensi jantung bayi. Lewat suara &

frekuensi jantung yang didengarkan menggunakan fetoskop inilah digunakan untuk

menilai keteraturan bunyi detak jantung, kondisi suplai makanan & oksigen bayi, dan

lewat pemeriksaan ini juga dapat diketahui apakah terjadi suatu keadaan yang disebut

fetal distress, yaitu saat dimana janin tidak lagi merasa nyaman & merasakan stress.

Dan juga pemeriksaan ini untuk memastikan bahwa janin tersebut masih hidup.

Yang perlu menjadi catatan ialah tidak dianjurkan untuk KPD melakukan vagina

toucher atau pemeriksaan dalam, karena ditakutkan menimbulkan infeksi ascending.

Memang pada kasus-kasus kehamilan, pemeriksaan fisik sudah cukup bermakna, tetapi

3

Page 4: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

Gambar 2. Pemeriksaan Palpasi menurut Leopold

untuk kelengkapan dapat dijalankan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan

laboratorium.

ii. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah rutin lengkap

Untuk melihat keadaan darah secara umum, yaitu pemeriksaan Hb, Hematokrit (Ht),

jumlah SDM, leukosit, dan trombosit. Nilai normal Hb (wanita >12g/dL), Ht (37-

42%), SDM (4-6 juta sel/uL), leukosit (4.500-11.000 sel/uL), dan trombosit

(150.000-350.000 sel/uL). Pemeriksaan darah rutin ini digunakan untuk melihat

apakah kondisi ibu hamil anemia/tidak, gejala sepsis, dan melihat pula kecukupan

nutrisi.

Pemeriksaan USG

Pemeriksaan ini berguna untuk melihat ada/tidaknya gangguan pada amnion,

deformitas janin, posisi janin terhadap pelvis, serta presentasi yang akan tampil. USG

termasuk pemeriksaan yang cukup berperan dalam diagnosis kehamilan apapun.

Doppler

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendengar suara jantung janin dan aliran darahnya.

Merupakan cara alternative dibanding fetoskop.

Pemeriksaan kertas lakmus

Pemeriksaan ini sebenarnya hanya untuk memastikan ada/tidaknya kebocoran cairan

amnion dengan mendeteksi pH vagina saat itu. Cairan amnion yang normal bersifat

sedikit alkalis (7.1-7.4) sedangkan pH vagina normal bersifat asam (4.5-6.0),

sehingga bila terjadi kebocoran/pecahnya ketuban akan menyebabkan perubahan pH

4

Page 5: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

dalam vagina yang akan merubah warna kertas lakmus.

Pemeriksaan mikroskopis & kultur secret vagina

Pemeriksaan mikroskopis akan menunjukan gambaran daun pakis (ferning) dan bila

memungkinkan dapat dilakukan pewarnaan gram. Secret vagina pun jika dapat, lebih

baik di kultur untuk melihat kemungkinan adanya overgrowth suatu populasi kuman

ataupun jamur. Hal ini dikarenakan seringkali kasus KPD muncul karena adanya

infeksi kuman terhadap lapisan amnion yang membuat lapisan tersebut rusak.

DiagnosisI. Diagnosis Kerja

KPD adalah saat dimana ketuban pecah sebelum waktu persalinan. Hal ini tidak akan

menimbulkan masalah bila memang sudah mendekati waktu bersalin, namun bila jarak

waktu pecahnya ketuban hingga waktu kelahiran cukup jauh, akan menimbulkan berbagai

masalah. Seperti telah dijelaskan sebelumnya untuk mendiagnosa seorang ibu hamil

mengalami KPD cukup mudah, hanya dengan anamnesis yang terarah dan lengkap disertai

pemeriksaan fisik yang baik maka KPD akan dengan segera diketahui. Normalnya selaput

ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II persalinan, bisa juga belum pecah sampai

saat mengedan, sehingga kadang perlu dipecahkan (amniotomi).4

Gejala klinis KPD sangatlah khas yaitu keluarnya cairan bening putih yang banyak

dari vagina, keluarnya vaginal discharge ini tidak memandang usia kehamilan. Karena itu

hal ini biasanya tidak disadari oleh ibu hamil tersebut, sehingga dahulu tahun 2010 pernah

ada kasus di Indonesia dimana janinnya telah menjadi papyrasea karena ketuban yang

pecah menyebabkan keringnya tubuh janin karena oligohidramnion.

Namun pada keadaan KPD, hal yang paling dihindari adalah infeksi intrapartum

karena bila hal ini terjadi efek dampaknya akan sulit untuk diatasi, apalagi bila terjadi pada

kehamilan muda bisa saja menyebabkan kematian janin. Namun infeksi intrapartum tidak

muncul diam-diam, ada gejala-gejala yang dapat terlihat yaitu:

1. Febris di atas 38oC (kepustakaan lain 37.8oC)

2. Ibu takikardia (>100 denyut per menit)

3. Fetal takikardia (>160 denyut per menit)

4. Nyeri abdomen, nyeri tekan uterus.

5. Cairan amnion berwarna keruh atau hijau dan berbau.

6. Leukositosis pada pemeriksaan darah tepi (>15000-20000/mm3)

5

Page 6: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

7. Pemeriksaan penunjang lain : leukosit esterase (+) (hasil degradasi leukosit, normal

negatif), pemeriksaan Gram, kultur darah.

Bila sudah muncul tanda-tanda diatas, segeralah berikan terapi antibiotic, sebab

dalam waktu singkat dapat terjadi syok septic pada janin & ibu yang mengandungnya,

dimana dapat saja menyebabkan kematian pada keduanya.

II. Diagnosis Banding

Tidak ada literature yang mengatakan tentang penyakit lain yang memiliki gejala

yang menyerupai KPD. Hal ini disebabkan gejala KPD adalah khas.

Gejala & Tanda Selalu

Ada

Gejala & Tanda Kadang-

Kadang Ada

Diagnosis Kemungkinan

Keluar cairan ketuban Ketuban pecah tiba-tiba

Cairan tampak di

introitus

Tidak ada his dalam 1

jam

Ketuban pecah dini

Cairan vagina berbau

Demam / menggigil

Nyeri perut

Riwayat keluarnya cairan

Uterus nyeri

Denyut jantung janin

cepat Perdarahan per

vaginam sedikit

Amnionitis

Cairan vagina berbau

Tidak ada riwayat

ketuban pecah

Gatal

Keputihan

Nyeri perut

Disuria

Vaginitis / servisitis

Cairan vagina berdarah Nyeri perut

Gerak janin berkurang

Perdarahan banya

Perdarahan antepartum

Cairan berupa darah-

lendir

Pembukaan & pendataran

serviks

Ada his

Awal persalinan aterm

atau preterm

(sumber : internet, 2008 blog cornelia : ketuban pecah dini (KPD) )

Etiologi dan Faktor ResikoKPD merupakan keadaan gawat janin yang harus segera mendapatkan penanganan.

6

Page 7: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

Gambar 3. Ruptur Membran

Keadaan ini seringkali terjadi spontan tanpa disadari oleh ibu hamil, diketahui ketika keluar

banyak cairan dari vagina secara tiba-tiba. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti hal-hal

yang menjadi factor risiko yang meningkatkan prevalensi terjadinya KPD. Namun dari beberapa

penelitian mengatakan risiko terjadinya KPD akan meningkat bila orang tersebut:

1) Menderita infeksi saluran kemih & genital,

2) Kehamilan ganda/multiple & hidramnion/polihidramnion,

3) Memiliki riwayat kelahiran prematur,

4) Inkompeten serviks,

5) Rendahnya konsumsi vitamin C, merokok,

& alkohol,

6) Pasca amnion sintesis,

7) Mengkonsumsi obat-obatan,

8) Koitus aktif pada hamil tua.

Jika seseorang memiliki faktor-faktor risiko

diatas, disarankan untuk menjalani skrining kehamilan

secara rutin, sebab bila diketahui lebih dini maka dapat

diatasi dengan segera dan diharapkan KPD tidak terjadi.1

PatofisiologiKPD memiliki berbagai penyebab seperti yang telah dijelaskan diatas, namun dari semua

factor risiko tersebut yang tersering ialah karena infeksi (sekitar 65%), biasanya disebabkan

Neisseria gonnorrhoea, Ureaplasma urealyticum, dan Mycoplasma hominis. Pada saat

(overgrowth) kuman/jamur/virus yang berada di vagina dapat naik ke bagian cerviks (ascending

infection) maka pada saat itulah terjadi peradangan cerviks dan vagina oleh agen penjamu tadi.

Ketika terjadi reaksi radang local oleh sel-sel interstitial, maka dihasilkanlah aktivitas berlebihan

pada interleukin-1 dan prostaglandin yang mengaktivasi aktivitas apoptosis sel oleh leukosit.

Sehingga tanpa disadari leukosit mengapoptosis sel-sel dinding amnion terdepolimerisasi sehingga

menipis dan mudah robek. Sehingga ketika lapisan amnion robek terjadi pengeluaran cairan

ketuban keluar yang terlihat sebagai banyak cairan.1

Epidemiologi

7

Page 8: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

Gambar 4. Oligohidramnion

Ketuban pecah dini merupakan keadaan gawat janin yang harus segera mendapatkan

pertolongan dalam 24 jam. Survei di Amerika menyatakan bahwa KPD terjadi 3% dari seluruh

kehamilan yang ada sehingga berkisar 150.000 insidens/tahunnya. Yang terutama ialah kejadian

KPD ini berkaitan dengan kelahiran premature, kurangnya BMI, amnion sintesis, infeksi saluran

kemih & kelamin, merokok, minum alcohol, & keadaan sosio-ekonomi yang rendah.3

KomplikasiKomplikasi dari KPD ialah oligohidramnion,

kelahiran premature (30-35%), kegagalan maturasi paru-

paru, korio amnionitis, sepsis, abrupsio plasenta, bahkan

hingga kematian ibu & janin.

PenatalaksanaanAda beberapa literature mengatakan tentang tahap-tahap penanganan KPD dan mayoritas

mengatakan bahwa dalam waktu 1x24jam janin tersebut sudah harus mendapatkan tindakan medis,

baik suportif maupun hingga induksi partus. Hal ini dikarenakan kerentanan janin terhadap infeksi

yang berasal dari vagina ibunya sendiri, semakin lambat maka risiko infeksi akan semakin

meningkat. Berikut merupakan hal-hal penanganan yang dapat dilakukan menurut usia kehamilan:6

Gestational Age Management

34 weeks or more Proceed to delivery, usually by induction of labor Group B streptococcal prophylaxis is recommended

32 weeks to 33 completed weeks

Expectant management unless fetal pulmonary maturity is documented Group B streptococcal prophylaxis is recommended Corticosteroids—no consensus, but some experts recom-mend Antimicrobials to prolong latency if no contraindications

24 weeks to 31 completed weeks

Expectant management Group B streptococcal prophylaxis is recommended Single-course corticosteroids use is recommended Tocolytics—no consensus Antimicrobials to prolong latency if no contraindications

8

Page 9: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

Gestational Age Management

Before 24 weeksa Patient counseling Expectant management or induction of labor Group B streptococcal prophylaxis is not recommended Corticosteroids are not recommended Antimicrobials—there are incomplete data on use in pro-longing latency

Source:emedicine.medscape.com6

Penelitian membuktikan bahwa KPD yang diberikan terapi antibiotic secepatnya,

memberikan hasil yang lebih baik, yaitu tidak ditemukan kelainan pada anak, memperpanjang usia

gestasi selama 7 hari, menurunkan angka insidens korio amnionitis dan kematian janin. Bahkan

ada beberapa literature mengatakan bahwa bila keadaan janin sehat dapat dipertahankan, dapat

diberikan penanganan khusus, yaiu pemberian cairan amnion buatan dan perbaikan dinding

amnion dengan kunci ring.5

9

Page 10: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

PrognosisDubia at bonam. Tergantung usia kehamilan terjadinya KPD & penanganannya.

PreventifAda beberapa cara untuk menghindari KPD:1

1) Hindari infeksi saluran kemih & genital dengan menjaga higienitasnya,

2) Hindari kehamilan ganda/multiple karena induksi obat,

3) Sering melatih otot-otot dasar panggul,

4) Konsumsi vitamin C, tidak merokok, & tidak minum alkohol,

5) Hindari melakukan pemeriksaan yang tidak dibutuhkan,

6) Hindari mengkonsumsi obat-obatan secara sembarangan,

7) Berhenti koitus sementara pada hamil tua.

Dengan cara-cara diatas diharapkan dapat mengurangi insidens KPD dan dapat pula memperbaiki

kualitas hidup pasien.

Kesimpulan

10

Page 11: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah sebelum persalinan mulai. Apabila terjadi

sebelum kehamilan aterm maka lebih banyak masalah daripada bila terjadi pada saat kehamilan

aterm. Masalah-masalah tersebut misalnya persalinan preterm, korioamnionitis, sepsis pada janin.

Ketuban pecah dini merupakan keadaan gawat janin yang harus segera mendapatkan

pertolongan dalam 24 jam. Survei di Amerika menyatakan bahwa KPD terjadi 3% dari seluruh

kehamilan yang ada sehingga berkisar 150.000 insidens/tahunnya. Yang terutama ialah kejadian

KPD ini berkaitan dengan kelahiran premature, kurangnya BMI, amnion sintesis, infeksi saluran

kemih & kelamin, merokok, minum alcohol, & keadaan sosio-ekonomi yang rendah.

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: Pbl Makalah Sistem Reproduksi Dhymas SP KPD

1. Bickley, Lynn S, Szilagyi, Peter G. Bates' Guide to Physical Examination and History Tak-

ing. 10th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2009.

2. Hasan R, Alatas H. Buku kuliah 2 ilmu kesehatan anak. Cetakan 9. Jakarta: Bagian Ilmu

Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007

3. Cunningham G, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, and Spong CY. (eds).

Williams Obstetrics. 23rd ed. United States of America: McGrawHill Companies. 2010.

4. Sudiono H, Iskandar I, Edward H, Halim SL, Santoso R. Hematologi. 3rd Ed. Jakarta: Biro

Publikasi Fakultas Kedokteran UKRIDA. 2009.

5. Comelia. Ketuban pecah dini (KPD). 2008. Diunduh dari: http://www.scribd.com/doc/

56065837/Definisi-Ketuban-Pecah-Dini

6. Jazayeri A. Premature Rupture of Membranes. Mar 25, 2011 http://emedicine.medscape.-

com/article/261137-overview#a30. Diunduh 4 Juni 2011.

12