makalah reproduksi tumbuahan dikotil_kelompok 1.doc

27
MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI REPRODUKSI TUMBUHAN DIKOTIL Oleh Kelompok 1 Efhreim Sibuea 31140049 Fina Chintia Dewi 31140014 Pitria 31140045 Intan Puteri Yokebeth 31140032 Elmida Minggu 31140031 Putri Fajarini Kalahiang 31140001 Dosen Pengampu : Drs. Guruh Prihatmo, MS

Upload: ghinan

Post on 14-Nov-2015

90 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Makalah Reproduksi Tumbuahan Dikotil

TRANSCRIPT

MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSIREPRODUKSI TUMBUHAN DIKOTIL

Oleh

Kelompok 1

Efhreim Sibuea

31140049Fina Chintia Dewi

31140014Pitria

31140045Intan Puteri Yokebeth

31140032Elmida Minggu

31140031Putri Fajarini Kalahiang

31140001Dosen Pengampu : Drs. Guruh Prihatmo, MS

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS BIOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2014

LANDASAN TEORIA. Pengertian dan Ciri ciri Tumbuhan Dikotil

Angiospermae dibagi menjadi 2 kelas yaitu monocotyledoneae dan dicotyledoneae.Dicotyledoneae (Manoliopsida) adalah tumbuhan berbunga yang memiliki biji yang berkeping dua.Keping biji ini disebut cotyledon.Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri khusus yaitu :Faktor PembedaTumbuhan DikotilTumbuhan Monokotil

Biji1. Memiliki lembaga dengan dua daun lembaga

2. Ketika berkecambah, biji membelah menjadi dua1. Memiliki dengan satu daun lembaga

2. Ketika berkecambah, biji tidak membelah

LembagaAkar lembaga tumbuh menjadi akar tunggang yang bercabangAkar lembaga mati disusul dengan pembentukan sistem akar serabut

BatangDari pangkal ke ujung berbentuk kerucut panjang, bercabang-cabang, dan berbuku-buku dengan ruas tidak jelasDari pangkal ke ujung hampir sama besar, tidak bercabang, dan berbuku-buku dengan ruas tampak jelas

Daun1. Tunggal atau majemuk,sering disertai daun penumpu

2. duduk daun tersebar

3. Tulang daun menyirip atau menjari1. Tunggal berupih

2. Berseling atau roset

3. sejajar atau melengkung

BungaBunga berkelipatan 2,4, atau 5Bunga berkelipatan 3

Anatomi1. Akar dan batang memiliki cambium sehingga dapat tumbuh membesar

2. Berkas pembuluh angkut bersifat kolateral terbuka1. tidak memiliki cambium

2. berkas pembuluh angkut bersifat kolateral tertutup

Ujung akar lembagaTidak mempunyai sarung pelindungMempunyai sarung pelindung yaitu koleoriza

Ujung pucuk lembagaTidak mempunyai sarung pelinfungMempunyai sarung pelindung yaitu koleoptil

Tudung akarTidak mempunyai kaliptrogenMempunyai kaliptrogen

B. Reproduksi Tumbuhan Dikotil

Tumbuhan dikotil memiliki jalur reproduksi generative yang sama dengan tumbuhan monokotil yaitu penyerbukan semementara pada jalur vegetative alami dan vegetative buatan sangat bervariasi.

1. Reproduksi generative

Reproduksi secara generative pada tumbuhan dikotil adalah melalui penyerbukan yang melibatkan gamet jantan dan gamet betina. Jenis - jenis penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan faktor yang membantu proses penyerbukan.

a. Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari

Serbuk sari dapat berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan asal serbuk sari, penyerbukan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut :

Autogami

Autogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Pada saat Autogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan putik. Berikut ini beberapa istilah atau bentuk gangguan yang menghalangi penyerbukan :

Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu dari pada putik

Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari

Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik

Kleistogami

Kleistogami merupakan bagian dari Autogami yang terjadi pada saat bunga belum mekar.

Geistonogami

Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga penyerbukan tetangga.

Alogami

Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami disebut juga penyerbukan silang.

Penyerbukan bastar (hibridogami)

Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat berbeda. Macam bastar :

Bastar antar kultivar (varietas). Contohnya antara mangga golek dengan mangga gadung.

Bastar antar jenis (spesies). Contoh antara mangga dengan kweni.

Bastar antar mangga (genus). Contoh cabai dengan terong.

b. Penyerbukan berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari di kepala putik Anemogami

Anemogami adalah penyerbukan dengan bantuan angin. Anemogami terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran kecil; tidak mempunyai mahkota bunga atau mahkota bunganya berukuran kecil, mahkota bunga tidak berrvarna menarik atau berwarna seperti daun; tidak mempunyai kelenjar madu; tangkai bunga panjang. bunga terletak jauh di atas daun; serbuk sari kecil, sangat banyak, dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin; kedudukan benang sari bergantungan, serbuk sarinya berhamburan jika digoyang; kepala putik besar, berbulu, tangkai putik terjulur ke luar, kepala putik menyembul keluar dari bunga sehingga mudah menangkap serbuk sari. Anemogami clapat terjadi pada rumputrumputan, padi, dan jagung.

Hidrogami

Hidrogami adalah penyerbukan dengan bantuan air.Hidrogami dapat terjadi pada Hydrilla sp dan teratai. Penyerbukan dengan bantuan air akan terjadi jika tubuh tanarnan terendam dalam air.

Zoidiogami

Zoidiogami adalah penyerbukan dengan bantuan hewan. Zoidiogami terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran besar; mahkota bunga berwarna mencolok dengan aroma khas; memiliki kelenjar madu; serbuk sari bersifat lengket (mudah melekat). Zoidiogami dapat terjadi pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya.Zoidiogami dibedakan berdasarkan jenis hewan yang membantu penyerbukan.

Entomogami (penyerbukan dengan bantuan serangga, antara lain lalat, kumbang, dan lebah)

Malakogami (penyerbukan dengan bantuan siput/bekicot), dan kiropterogani (penyerbukan dengan bantuan kelelawar).

Penyerbukan dengan bantuan manusia (antropogami), sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan manusia. Hal ini terjadi karena tidak ada perantara yang membantu penyerbukan. Penyerbukan ini dapat terjadi pada vanili dan beberapa jenis anggrek. Penyerbukan ini dilakukan untuk mendapatkan jenis bibit baru yang unggul.

2. Reproduksi vegetative

a. Vegetative alami Tunas

Biasanya tunas muncul pada tumbuhan yang telah dewasa (tua). Tunas ini dapat munculdari akar, batang, atau daun. Pembentukan tunas batang misalnya terjadi pada tumbuhan bamboo, tebu, dan pisang. Tunas akar misalnya pada tumbuhan cemara, sukun, kesemek. Tunas daun pada tumbuhan cocor bebek. Tunas-tunas yang muncul selain pada batang dinamakan tunas adventif (liar).

b. Vegetative buatan

Reproduksi secara buatan merupakan cara reproduksi dengan campur tangan manusia. Reproduksi cara ini bertujuan agar tumbuhan segera menghasilkan buah yang berkualitas dan dalam jumlah yang lebih banyak serta tahan terhadap serangan penyakit. Reproduksi secara buatan ini dapat melakukan bermacam-macam cara, antara lain stek, cangkok, mengenten, okulasi, dan merunduk.

Stek

Stek adalah cara perkembangbiakan dengan menggunakan potongan-potongan batang atau cabang, terutama pada daerah yang berbuku-buku, misalnya tanaman Hibiscus tiliaceus (waru) dan Saccharum officinarum (tebu).

Cangkok

Cangkok adalah cara perkembangbiakan dengan membuang sebagian kulit dan kambium secara melingkar pada cabang batang, lalu ditutup dengan tanah yang kemudian dibungkus dengan pembalut (sabut atau pelastik). Setelah akar tumbuh , batang dipotong kemudian ditanam. Cangkok hanya dapat dilakukan pada tumbuhan yang tergolong dikotil, terutama buah-buahan.

Merunduk

Merunduk adalah menundukkan cabnag/batang tumbuhan hingga masuk ke dalam tanah. Pada bagian yang ditimbun tanah tersebut kemudian akan muncul akar. Setelah perakaran kuat, lalu batang dipotong dan dipisahkan dengan induknya.

Reproduksi vegetatif buatan yang memanfaatkan kemajuan teknologi adalah dengan system kultur jaringan. Kultur jaringan adalah menanam/mengkultur sel tumbuhan dalam medium buatan yang dilengkapi hormone. Dari sel tersebut akan tumbuh individu baru yang sama dengan induknya.

Keuntungan-keuntungan reproduksi secara vegetatif buatan antara lain, sifat-sifat tumbuhan hasil reproduksi sama dengan sifat-sifat tumbuhan induknya dan cepat menghasilkan buah. Kekurangan-kekurangannya antaralain system perakaran kurang kuat, terutama yang dilakukan dengan stek atau cangkok; dan jika tanaman dipotong ranting-rantingnya maka dapat menyebabkan menurunnya pertumbuhan.

3. Proses penyerbukan dan pembuahan

Butir serbuk/serbuk sarimenempel pada kepala putikmembentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga)inti generatif membelah2 inti spermasampai di mikropil, inti vegetatif matisatu inti sperma membuahi sel telurembrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembagaendosperma(makanan cadangan bagi embrio).

Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda.Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab yaitu :

a. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)

b. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:

Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga.Misalnya : dari sinergid dan antipoda.

Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.

Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selainkandung lembaga.

Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.

C. Klasifikasi Dikotil1. Bangsa Urticalesa. Suku Moraceae

Contoh Marga: Ficus : F.elastica (karet), F.benyamina (beringin), F.regiosa (pohon bodi), F.septica (awarawar).

Antrokarpus: A.integra (nangka), A.komunir (kluwih/sukun), A.campedan (campedak).

Monis : M.ningra (murbai) Anatiaris: A.toxicaria (pohon upas/ancar)b. Suku Canabinaceae Canabis: C.sativus (ganja)c. Suku Urticales Boehmeria: B.nivea (rami)2. Bangsa Piperalesa. Suku Piperaceae Piper: P.ningrum (lada), P.betle (sirih), P.cubela (kemukus), P.logum (cabe jawa)3. Bangsa Polygonalesa. Suku Polygonaceae Rheuma: R.officinale (kelembek) Fagopyrum: F.esculentum (soba) Antigonom: A.leptopus (air mata pengantin)4. Bangsa Cariophyllales (Centrospermae)a. Suku Chenopodiaceae Beta: B.vulgaris (bit), B.saccharifera (bit gula) Spinacia: Sp.oleraceae (spinasi) Suku: Amarantaceae Amarantus: A.spinosus (bayam duri), A.gracilis (macam bayam)

Celosis: C.cristata (bayam cengger), C.argentea (boroco) Gomphrena: G.globosa (kembang gundul)b. SukuNyctaginaceae Bougainvillea: B.spectabilis, B.glabra (tanaman hias) Mirabilis: M.jalapa (bunga pagi sore/bunga pukul empat)

c. Suku Aizoaceae Mallugo : M.pentaphylla (sayuran)d. Suku Caryophyllaceae Diantus: D.annuus (anyelir)5. Bangsa Euphorbiales (Tricococae)a. Suku Euphortiaceae Euphorbia: E.pulcherrima (kayu racun), E.hirta (patikan), E.tirucalli (kayu urip) Codiaeum: C. varigatum (puring) Hevea: H.brasiliensis (para, Pengh. Karet) Manihot: M.utilissima (singkong) Ricinum:Rcommunis (jarak kepray) Jatropha: J.curcas (jarak pager) Aleurites: A.moluccana (kemiri) Mollutus: M.philippinensis (pengh. Kemala) Antidesma: A.bunius (wuni) Squropus: S.androganus (katu)6. Bangsa Polycarpia (Ranululdes)a. Suku Ranunculaceae/Ranaceae Clematis:C.vitalha (liana)b. Suku Annonaceae Annona: A.mupicata(sirsak), A.squomosa (srikaya) Cananga: C.odorata (kenanga)c. Suku Myristicae Myristica: M.fragrans (pala) Myroxilon:M.balsamum (pengh. Tolu balsam) Erythrina: K variegata (dadap) Vicia:V.fuba (kacang babi) Voandzeia: V.suherraneae (kacang bogor)

d. Suku Caelsalpiniceae

Caesalpinia: C.pulcherirma (kembang merak), C.sappan (secang) Cassia: C.siamea (johar), C.alata (ketepeng), C.fistula (trengguli) Tamarindus: T.indica (asam jawa) Cynometra: Cy.cauliflora (kopi anjing) Dialium: D.indum (asam cina) Inicarpus: I.edulis (gayam) Delonix: D.regia

7. Bangsa Myrtalesa. Suku Lytraceae Lawsonia: L.inermis (pacar) Lugerstroemia: L.spesiosa (bungur), L.indica (bungur kecil)b. Suku Rhizophoraceae Rhizophora: Rh.apiculata (bakau)c. Suku Combretaceae Terminalis: T.cattapa (ketapang)d. Suku Myrtaceae Eugenia: E.aromatuca (cengkeh), E.cumini (duwet), E.polycephal (gowok), E. jambos (jambuklampok), E.malaccenensis (jambu bol), E. javanica (jambu kaget), E.equae (jambu air),E.polyantha (salam) Melaleuca: M.leucadendron (kayu putih) Eucalyptus: E.alba (ekaliptus) Psidium: Ps.guajava (jambu biji)e. Suku Punicaceae Punica: P.granatum (delima)8. Bangsa Rhoeadales (Brasicales)a. Suku Cruciferae (Brassicacaceae) Brassica: B.oleraceae (kubis), B.chinensis (sawi putih), B junea (sawi hijau) Nosturtium: N.officinale (cenil) Raphanus: R.sativus (lobak)9. Bangsa Parrigtales (Cistales)a. Suku Passifloraceae Passiplora: P.guadrangularis (markisah), P.edulis (buah negri)b. Suku Caricaceae Carica: C.papaya (pepaya)10. Bangsa Guttiferal (Clusiales)a. Suku Camelliaceae (Theaceae) Camellia (Thea): C.sinensis (teh Cina), C. assamica (teh asam) Schima:S.wallichii (puspa)b. Suku Clusiaceae Grancinia: G.dulcis (mundu) Calophyla: C.inophyla (nyamplung) Mamea: M.americana (apel mamea)c. Suku Dypterocarpaceae Dryobalanops: D.champora (kamper)11. Bangsa Malvales (Columniferae)a. Suku Tiliaceae Chorchorus: C.olitorius (goni)b. Suku Sterculiaceae Sterculia: S.foetida (kapuk) Theobroma: T.cacao (coklat) Guazuma: G.ulmifolia (jati belanda)c. Suku Bombaceae Bombax (salmalia): B.malabaricum(randu hutan) Durio: D.zibethinus (durian), D.kutejensis (durian kutai)d. Suku Malvaceae

Hibiscus: H.rosa-sinensis (kembang sepatu), H.tiliaceus (waru) Thespesia: T.populnea (ware laut) Urena: U.lohata (pulutan) Sida: S.lombifolia (sidaguri)12. Bangsa Geraniales (Gruniales)a. Suku Oxalidaceae Oxalis: O.corniculata (calincing) Averrhoea: A.bilimbi (belimbing wuluh), A.carambola (belimbing linger)13. Bangsa Polygalesa. Suku Polygalaceae Polygala: P.paniculata (akar wangi)14. Bangsa Rutalesa. Suku Rutaceae Citrus: C.nobilis (jeruk keprok), C.mikrocarpa (jeruk siem), C.aurantium (jeruk manis),C.maximal (jeruk bali), C.aurantifolia (jeruk nipis), C.hustrix (jeruk purut), C.medica (jeruk sitrun) Aegle: A.marmales (maja) Murraya: M.paniculta(kemuning) Triphasia: T.trifolia (jeruk kingkrit)b. Suku Bursseraceae Canarium: C.decumanum (kenari) Boeswellia: B.bhandijana (pengh. Kemenyan)c. Suku Meliaceae Melia: M.azedarach (mindi kecil), M.dubia (mindi besar) Aglaia: A.odorata (pacar cina) Sandoricum: S.koe jape (kecapi), S.emarginatum (kecapi kera) Swietenia: S.mahagoni (mahoni daun kecil), S.macrophylla (mahoni daun besar) Dysoxylum: D.macrocarpus (mentaos)15. Bangsa Sapindalesa. Suku Sapindaceae Sapindus: S.rarak(lerak) Schleichera: Sch.oleosa (kesambi) Euphoria: E.longana (lengkeng) Liteni: L.chinensis (leci) Nephelium: N.lappaceum (rambutan), N.mutabile (kapulasan)b. Suku Anacardiaceae Anacardium: A.accidentale (jambu mete) Mangifera: M.indica (mangga), M.odorata (kuweni), M.foetida (limus), M.caesia (kemang) Bovea: B. macrophylla (gandaria) Spondias: S.lutea (kedondong) Gluta: G.gorenghas (rengas) Pistacia: P.lentiscus (mastix) Lannea: L.grandis (kayu kuda)c. Suku Aceracea Acer: A.saccharum (Bhn. gula sacarine)16. BangsaBalsaminales a. Suku Balsaminaceae Impatiens: I. balsamina (pacar air)17. Bangsa Rhamnalesa. Suku Rhamnaceae Zizypus: Z jujuba (bidara)b. Suku Vitaceae Vitis: V.vinifera (anggur)18. Bangsa Umbelliferae (Apiales)a. Suku Umbelliferae (Apiaceae) Apium: A. graveolens (seledri) Ferula: F.asa foetida (inggu) Finiculum: F. fulgare (adas) Coriandrum: C.sativum (ketumbar) Cuminum: C.asiatica (jintan) Centella: C.asiatica (pegagan) Daucus: D.carola (wortel) Eringium: E.foetidum (walarang)b. Suku Araliaceae Panax: P.ginseng (ginseng) Notropanax : N.scutellarium (daun mangkokan)19. Bangsa Ebenalesa. Suku Sapotaceae Achras: A.zupota (sawo manila) Manilkara: M.kauki (sawo kecik) Mimusops: M.elengi (tanjung) Clltysophyllum: Chr.cainito (sawo bludru)b. Suku Ebenaeese Diospyros : D. khaki (kesemek), D.discolor (bisbul), D.virxiniana (persimmon)20. Bangsa Campanulatae (Asterales , Synandrae)a. Suku Composite (Asteracne) Blumea: Bl.balsamifera (sembung) Pluchea: P.indica (belurttas) Chrysanthemum : Ch.indicum (bunga krisan) Cosmos: C.caudatus (kenikir) Helianthus : H.annuus (bunga matahari) Eupatorium : G.pallescetts (kirinyu) Lactuca : L.sativa (dada) Elephantopus: E.scaber (tapak leman) Chichorium: C.ediria (andewi)21. Bangsa Rubialesa. Suku Rubiaceae Coffe: C.arabica (kopi jawa) Morinda: M.citrifolia (mengkudu) Ixora : L.cocinea (kembang soka) Mussaenda: M.luteola (daun putri) Uncaria: U.gambir (gambir)b. Suku Valerianaceae

Valerianella : V.olitoria (dada lapangan)22. Bangsa Ligustralesa. Suku Oleaceae Olea: O.europaea (zaitun) Fraxinus : F.graffithii (tiken) Jasminum: J.sambac (melati) Nyctanthes: N.arbor-tritis (srigading)23. Bangsa Contortae (Apocynales) a. Suku Apocynaceae Alstonia: Al.scholaris (pulai), Al.pneumatophora (pulai kapur) Alyxia: A.stellata (pulasari) Allamanda: A.cathartica (alamanda) Plumeira: P.acaminata (kamboja) Cerbera: C.manghas (bintaro) Vince (Catharanthus): V.rosea (tapak dara)b. Suku Longaniaceae Strychnos : S.nux-vomica (bidara upas), S.lingustrina (bidara laut), S.colubrina (kayu ular)24. BangsaTubiflorae (Solanales, Personatae)a. Suku Solanacea Solanum: S.tuberosum (kentang), S.lycopersicum (tomat), S.melongena (terong), S.ningrum(leunca), S.torvum (takokak), S. mammosum (terong susu).

Capsicum : C.annuum (cabai merah besar), C.frulescens (cabai rawit).

Cestrum: C.nocturnum (harum dalu) Datura : D.metel (kecubung) Physalis: P.angulata (ciplukan)b. Suku Convolvulaceae Ipomea: L.batatas (ketela rambat), L.reptans (kangkung), L.pes-caprae (tapak kambing) Porana: P.volubilis (widasari)c. Suku Boranginaceae Heliotropium : H.idicum (buntut tikus) Cordia : C.obliqua (Kendal) Ehretia: E.microphylla (serut)d. Suku Acanthaceae Ruellia: Rtuberosa (ceplikan) Strobilanthes: Str.erispus (keji beling) Hemigraphis: H.colorata (sambang getih) Andrographis: A.paniculata (sambirata)e. Suku Verbenaceae Clerodendron: C.serratum (senggunggu), C.thomsonae (nona makan sirih) Lantana: L.camara (kembang telekan) Vitex : V. puhescens (labau) Avicennia: A.marina (kayu api) Tectona: T.grandis (jati)f. Suku Lamiaceae Pogostemon: P.patchouli (nilam) Ocimum: O.basilicum (selasih), O.sanctum (kemangi)25. Bangsa Cucurbitalesa. Suku Cucurbitae Cucurbita: C.moschata (waluh) Luffa: L.acutangula (cemeh) Sechium:S.edule (waluh jipang) Legenaria L.leucanlha (labu air) Citrullus: C.vulgaris (semangka) Momordica: M.charantia (pare ayam) Cucumis: C.sativus (mentimun), C.melo (melon) Benincasa : B.hispida (beligo) Trichosanthes: T.anguina (pare belut)DAFTAR PUSTAKA

State URL :http://www.materisma.com/2014/03/ciri-ciri-tumbuhan-dikotil-dan.html (diakses Rabu, 25 November 2014 pukul 19.00 WIB )State URL :http://www.sridianti.com/tumbuhan-dikotil-pengertian-ciri-jenis-contoh.html (diakses Rabu, 26 November 2014 pukul 19.30 WIB )State URL :http://www.plantamor.com/ (diakses Rabu, 26 November 2014 pukul 19.00 WIB )Arifin, Ipin. Nama Ilmiah Tumbuhan Libre, pdf. (diakses Rabu, 26 November 2014 pukul 19.00 WIB )LAMPIRANPertanyaan dan jawaban selama diskusi1. Apa perbedaan dari difusi, osmosis, dan imbibisi berserta contohnya ?

Jawaban :Difusi adalah peristiwa perpindahan suatu zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah tanpa melalui suatu membrane atau penghalang yang tujuannya untuk mencapai keadaan seimbang. Contohnya parfum yang disemprot di salah satu sudut ruangan jika dibiarkan akan menyebar keseluruh ruangan dan sirup berwarna yang diteteskan ke dalam air akan menyebar ke seluruh bagian air, dll.

Osmosis adalah peristiwa perpindahan suatu zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah dengan melalui suatu membrane atau penghalang yang tujuannya untuk mencapai keadaan seimbang. Contohnya ikan air tawar yang dimasukkan ke dalam air laut akan mati karena air yang berada di dalam sel akan ditarik keluar oleh air laut sehingga sel mengkerut dan mengalami krenasi, begitu pula dengan ikan air laut yang dimasukkan ke dalam air tawar akan mati karena air tawar akan masuk ke dalam sel ikan dan menyebabkan sel pecah atau lisis dimana peristiwa berpindahnya air ke dalam sel disebut plasmolisis.Imbibisi adalah peristiwa dimana air diserap oleh permukaan yang bersifat hidrofilik pada benda mati maupun hidup yang akan menyebabkan benda tersebut mengalami pembengkakan atau pembesaran karena masuknya air. Contoh paling umum ialah imbibisi pada biji yang akan membuat biji mengalami pembengkakan ditandai dengan bertambahnya volume dan pecahnya testa biji. Contoh lain pada rambak sapi yang direndam air akan mengalami perbesaran karena ari masuk ke dalam pori pori rambak. 2. Berapa lama masa dormansi biji ?

Jawaban : Sebuah biji memiliki masa dormansi yang berbeda beda tergantung pada kekuatan biji tersebut untuk dapat bertahan mengahadapi faktor yang dapat merusak kondisi biji. Sebagai contoh ada sebuah biji sejenis tumbuhan serelia yang sudah berusia lebih dari 2000 tahun ditemukan dan dilakukan percobaan untuk menghidupkan biji tersebut, ternyata biji tersebut dapat tumbuh layaknya biji biasa namun memiliki perbedaan bunga dengan keturunannya yang sekarang yang membuktikan bahwa selama 2000 tahun biji tersebut mengalami masa dormansi dan keturunan biji tersebut telah berevolusi.3. Apakah biji yang dalam kondisi kering dapat berkecambah tanpa ada air ?

Jawaban : Tidak dapat karena biji memerlukan air yang akan diserap masuk ke dalam biji untuk mengaktifkan enzim enzim dalam biji yang berguna untuk proses perkecambahan dan pertumbuhan biji. Proses masuknya air ke dalam biji disebut imbibisi yang ditandai dengan bertambahnya volume biji tersebut dan memecahkan kulit terluar atau testa dari biji.