contoh laporan pkl

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Asian Agri Group atau yang dikenal dengan Asian Agri merupakan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka yang pertama kali didirikan pada tahun 1979 oleh seorang konglomerat, Sukanto Tanoto. Asian Agri Group termasuk salah satu group perusahan kelapa sawit kelas dunia yang berbasis di Indonesia. Asian Agri juga merupakan perusahaan terkebunan yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini asian agri melelola lebih dari 100.000 Hektar di Pulau Sumatera dan bermitra plasma dengan petani dengan luas 60.000 Hektar PT Inti Indosawit Subur (PT IIS) merupakan operating holding company dari Asian Agri Group yang memiliki dan mengoperasikan 19 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan mengolah Tandan Buah Segar (TBS) dari 27 kebun yang berlokasi di Sumatera, temasuk di antaranya adalah TBS hasil kemitraan 1

Upload: muhammad-asean-fithry

Post on 26-Dec-2015

317 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

laporan ini merupakan persyaratan untuk mendapatkan nilai UTS semester 5 Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan di Politeknik Hasnur

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Perusahaan

1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Asian Agri Group atau yang dikenal dengan Asian Agri merupakan sebuah

perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka yang pertama kali didirikan pada

tahun 1979 oleh seorang konglomerat, Sukanto Tanoto. Asian Agri Group termasuk

salah satu group perusahan kelapa sawit kelas dunia yang berbasis di Indonesia.

Asian Agri juga merupakan perusahaan terkebunan yang terbesar di Indonesia.

Sampai saat ini asian agri melelola lebih dari 100.000 Hektar di Pulau Sumatera dan

bermitra plasma dengan petani dengan luas 60.000 Hektar

PT Inti Indosawit Subur (PT IIS) merupakan operating holding company dari

Asian Agri Group yang memiliki dan mengoperasikan 19 Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

dan mengolah Tandan Buah Segar (TBS) dari 27 kebun yang berlokasi di Sumatera,

temasuk di antaranya adalah TBS hasil kemitraan dengan petani. PT Inti Indosawit

Subur menjadi anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sejak februari

2006 dan sedang melaksanakan program untuk mencapai minyak sawit berkelanjutan

bersertifikat RSPO untuk seluruh produksinya, termasuk petani plasma, pada tanggal

31 desember 2018.

PT Inti Indosawit Subur telah mengajukan permohonan kepada BSi Group

Singapore Pte Ltd untuk melakukan penilaian surveillance RSPO atas produksi

minyak sawit pabrik Muara Bulian dan Kebun Inti bersamaan dengan penilaian

1

sertifikasi kebun plasmanya. PT Inti Indosawit Subur memiliki dan mengoperasikan

satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk mengolah Tandan Buah Segar (TBS) yang

disuplai dari kebun inti dan dari kebun petani plasma, yang berlokasi di Jambi,

Sumatera, Indonesia. Pabrik Muara Bulian sudah mendapat sertifikat RSPO pada

tanggal 28 agustus 2012. Untuk memastikan pasokan TBS ke pabrik adalah bestandar

RSPO, maka dari itu PT Inti Indosawit Subur melakukan penambahan ruang lingkup

dengan memasukan kebun petani plasma dalam kegiatan penilaian sertifikasi, dan ini

telah dilakukan bersamaan dengn kegiatan surveillance untuk pabrik dan kebun inti.

Melalui PT Inti Indosawit Subur, Asian Agri yakin dapat melaksanakan

prinsip-prinsip kelapa sawit lestari (sustainable palm oil) dalam operasionalnya:

menerapkan standar kerja tertinggi, menjaga hubungan baik dengan masyarakat

sekitar, melaksanakan sistem manajemen lingkungan. Petani plasma sebagai rekan

Asian Agri, memegang peranan penting dalam kegiatan bisnis Asian Agri, di mana

kunci kesuksesanya terletak pada komunikasi dan kerjasama yang berkelanjutan. Di

samping itu, BSi telah melaksanakan penilaian sertifikasi terhadap kebun plasma

pada tanggal 10 sampai 15 desember 2012. Kebun plasma inti terdiri dari 3.455

petani dengan 6.958 ha kebun ditanam kelapa sawit. Petani plasma diorganisir ke

dalam enam Koperasi Unit Desa (KUD) yang mengelola kegiatan operasional harian

seperti pemanenan, pengumpulan dan transportasi TBS ke pabrik. Proses assessment

salah satunya dilakukan dengan mengambil sampel dari beberapa unit yang diaudit

oleh tim Auditor Legalitas, Lingkungan, Best Practice dan Auditor Sosial dari BSi.

1.1.2 Lokasi Perusahaan

Wilayah perkebunan kelapa sawit Kebun Buatan, PT. Inti Indosawit Subur

berada di Desa Bukit Agung, Makmur, Delik dan Lalang Kabung, Kecamatan

Pangkalan Kerinci dan Lubuk Durian, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Lokasi

2

perkebunan terletak antara 101o 40’ – 102o 15’ BT dan 0o 05’ – 0o 43’ LS.

Perkebunan kelapa sawit ini terletak di pusat kota dan dilewati oleh jalan raya yang

menghubungkan Propinsi Riau dengan Propinsi Jambi.

1.1.3 Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Areal perkebunan kelapa sawit PT Inti Indosawit Subur terdiri dari kebun inti

dengan luas 5 549 ha, kebun inti tersebut memilik 6 Afdeling yang terdiri dari

Afdeling I dengan luas 881 ha, Afdeling II dengan luas 827 ha, Afdeling III dengan

luas 904 ha, Afdeling IV dengan luas 1 112 ha, Afdeling V dengan luas 883 ha, dan

Afdeling VI dengan luas 942 ha. Peta tahun tanam Kebun Kelapa Sawit PT Inti

Indosawit Subur 2010 disajikan pada Lampiran 1. Selain itu terdapat juga lahan

plasma (kerjasama masyarakat dengan perusahaan ) dengan luas 10 946 ha serta

lahan KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota) yang terdiri dari 2 Afdeling yaitu

Afdeling VII dengan luas 851 ha dan Afdeling VIII dengan luas 649 ha.

1.1.4 Keadaan Iklim dan Tanah

Berdasarkan klasifikasi Schmidt and Ferguson areal perkebunan termasuk

dalam tipe A. Puncak musim hujan terjadi pada bulan September dan Oktober,

sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Mei dan Juni. Rata-rata curah

hujan selama 4 tahun terakhir (2007-2010) adalah 2 251.5 mm/tahun dengan rata-rata

hari hujan adalah 102 hari/tahun. Rata-rata bulan kering 1.25 bulan/tahun dan rata-

rata bulan basah 9.75 bulan/tahun. Suhu rata–rata harian adalah 31oC kisaran 27–

33oC per hari.

Jenis tanah pada areal kebun adalah alluvial dan podsolik merah kuning. Pada

wilayah datar agak berombak, bergelombang dan berbukit adalah podsolik merah

kuning. Kedalaman tanah lebih dari 100 cm, tekstur tanah terdiri dari lempung liat

berpasir, lempung berpasir dan lempung.

3

1.2 Sruktur Organisasi dan Uraian Tugas

1.2.1 Struktur Organisasi

Kebun Kelapa Sawit PT Inti Indosawit Subur merupakan salah satu anak

perusahaan dari PT Asian Agri. PT Inti Indosawit Subur dipimpin oleh seorang

General Manager yang bertanggung jawab kepada direksi atas pengelolaan unit

usaha yangmencakup tanaman, pabrik, teknik dan administrasi. Seorang General

Manager dibantu oleh Manajer Kebun (Estate Manager), Manajer Pabrik (Mill

Manager), Humas dan Kepala Tata Usaha (KTU). Struktur organisasi Kebun Buatan

PT Inti Indosawit Subur disajikan pada Lampiran 2.

Estate Manager berperan untuk mengkordinasikan semua kegiatan di

Afdeling, menjaga produksi dan mutu hasil tetap optimal, selain itu juga agar

menjamin aplikasi perawatan, menjamin operasional kebun agar berjalan efektif,

efisien, dan sesuai dengan prosedur sistem manajemen yang telah ditetapkan, serta

menjamin ketersediaan sumberdaya manusia di unit organisasinya. Dalam

menjalankan tugasnya, Estate Manager dibantu oleh Asisten kepala (Askep) yang

bertugas membantu dalam pengawasan kegiatan disetiap Afdeling, Asisten kepala

membawahi asisten Afdeling. Asisten Afdeling bertanggung jawab langsung kepada

Asisten Kepala, Estate Manager, dan General Manager atas pelaksanaan hasil kerja

dari Afdeling yang dipimpinnya.

1.2.2 Uraian Tugas

PT Inti Indosawit Subur dipimpin oleh seorang Group Manager yang

bertanggung jawab kepada direksi atas pengelolaan unit usaha yang mencangkup

4

tanaman, pabrik, teknik dan administrasi. Seorang Group Manager dibantu oleh

Manager Kebun, Manager pabrik , humas dan Kepala Tata Usaha (KTU).

Manager kebun berperan mengkoordinasikan semua kegiatan di Afdeling

serta menjaga produksi dan mutu tetap optimal. Selain itu, menjamin dalam kegiatan

perawatan, operasional kebun agar berjalan efekti, efisien dan sesuai dengan prosedur

system manajemen yang telah ditetapkan. Dalam menjalankan tugasnya manager

kebun dibantu oleh Asisten Kepala ( Askep ) yang bertugas membantu dalam

pengawasan kegiatan di setiap Afdeling. Asisten Kepala membawahi Asisten

Afdeling. Asisten Afdeling bertanggung jawab langsung kepada Asisten Kepala,

Asisten Kebun dan Group Manager atas pelaksanaan hasil kerja dari Afdeling yang

dipimpinnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan tingkat Afdeling, Asisten Afdeling  bertanggung

jawab untuk mengelola Afdeling secara menyeluruh., baik dalam hal teknis di

lapangan maupun dalam bidang adminisistrasi Afdeling. Pegelolaan teknis meliputi

pemberian pengarahan dan instruksi kerja untuk Kerani Afeling, Mandor Satu,

Mandor dan PHL, melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap pekerjaan dan

mengevaluasi hasil kerja di lapangan. Kegiatan  pengelolaan adminstrasi di kator di

lakuakan oleh Asisten Afdeling meliputi  pembuatan rencana kerja harian, bulanan

dan tahunan, memeriksa dan mengevaluasi kerja mandor, laporan manajemenen dan

laporan lainnya, serta membuat bon permintaan dan pengeluaran barang (BPPB).

Dalam melaksanakan tugasnya, Asisten Afdeling dibantu oleh Mandor Satu,

Mandor Satu dibantu oleh beberapa mandor yang mengawasi langsung  pekerjaaan di

lapangan. Mandor membuat laporan harian yang diserahkan kepada kerani Afdeling

yang bertugas di bagian administrasi di kantor Afdeling. Dalam administrasi

Afdeling, Kerani Afdeling juga di bantu oleh kerani keliling yang  bertugas

memantau kesesuaian hasil kerja dengan hasil laporan dari mandor. Kepala Tata

5

Usaha ( KTU ) bertangung jawab dalam bagian administrasi kebun. KTU dibantu

oleh kepala gudang dalam hal pelaksanaan dan pengawasan administrasi di gudang.

Status pegawai di kebun PT. Inti Indosawit Subur terdiri dari karyawan tetap ( SKU )

dan pekerja harian lepas ( PHL ). Karyawan tetap dibagi dua yaitu SKU–H dan SKU-

B. SKU–H adalah karyawan tetap yang gajinya berdasarkana hari tergantung jumlah

hari dalam satu buan. Sedangkan SKU-B adalah karyawan tetap dimana gaji tiap

bulan tetap.

1.3 Personalia

1.3.1 Jumlah dan Status Karyawan

Jumlah karyawan PT Inti Indosawit Subur pada tahun 2014 terhitung

sebanyak 1.307 orang karyawan yang terdiri dari karyawan berstatus sebagai staf dan

non-staf. Jumlah karyawan staf dan non staf PT Inti Indosawit Subur dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah dan Status Karyawan di PT Inti Indosawit Subur

NO Status/Jabatan Jumlah

1

Staf

Estate Manager 1

Asisten Kepala 2

Asisten Afdeling 6

Asisten QC 1

Asisten Humas 1

Asisten By Product 1

Asisten Traksi 1

6

KTU 1

2

Non Staf

Tenaga kerja tak langsung

SKU B/H : - Traksi 48

SKU B/H : - Kantor 141

SKU B/H : - Afdeling 196

Tenaga Kerja langsung

SKU B/H : - Panen 292

SKU B/H : - Upkeep 616

Total SKU H/B + PHL 1.293

Jumlah 1.307

Sumber : Kantor Besar PT Inti Indosawit Subur (2014)

1.3.2 Hari dan Jam Kerja

Waktu dan jam kerja di PT Inti Indosawit Subur secara umum dilaksanakan 6

hari kerja dalam seminggu. Waktu hari kerja rata–rata selama 7 jam yang dimulai

pada pukul 07.00 – 11.30 WIB, istirahat selama setengah jam (11.30 – 12.00 WIB),

lalu dilanjutkan bekerja selama dua jam dari pukul 12.00 sd. 13.30 WIB.

1.4 Mekanisme Kerja

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan mencakup aspek

teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan

7

pengendalian gulma (manual dan kimiawi), pemupukan, pemanenan, penunasan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana.

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Kebun Kelapa Sawit PT Inti

Indosawit Subur dilaksanakan sesuai dengan jam kerja yang berlaku di PT Inti

Indosawit Subur yaitu 6 hari kerja dalam seminggu. Waktu hari kerja rata–rata selama

7 jam yang dimulai pada pukul 07.00 – 11.30 WIB, istirahat selama setengah jam

(11.30 – 12.00 WIB), lalu dilanjutkan bekerja selama dua jam dari pukul 12.00 sd.

13.30 WIB.

Pada aspek teknis dipelajari dengan berperan sebagai pekerja harian lepas

(PHL) selama 8 minggu yaitu dimulai pada tanggal 15 Februari 2015 sampai dengan

12 April 2015. Kegiatan yang dilakukan mencakup pengendalian gulma,

pemeliharaan sarana dan prasarana, pemupukan, taksasi panen dan pemanenan,

penunasan, sensus ulat api, dan sensus thinning out. Sebelum melaksanakan kegiatan

selalu diawali dengan master morning pada pukul 05.30 – 06.00 WIB bersama

asisten, mandor dan krani,, kemudian dilanjutkan dengan kerja di lapangan. Pada sore

hari ke kantor afdeling pada pukul 16.00 sd. 18.00 WIB untuk melaksanakan kegiatan

administrasi dan perencanaan kegiatan untuk esok hari.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada saat Praktek Kerja Lapangan

berlangsung disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh pihak perusahaan.

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, metode pengumpulan data yang

digunakan antara lain:

1. Melaksanakan kerja lapangan langsung (metode observasi); yaitu kegiatan

dengan terjun langsung ke lapangan dengan ikut serta dalam proses

pemanenan, perawatan tanaman dan kegiatan lainnya.

8

2. Diskusi dan tanya jawab; yaitu dengan melakukan dialog dan diskusi

kepada manajer, mandor dan para karyawan atau staf yang ditemui pada

saat kegiatan magang berlangsung.

3. Studi literature dan pengamatan kegiatan; yaitu dengan mempelajari buku-

buku dan sumber lainnya yang behubungan dengan segala aspek tanaman

kelapa sawit serta mengamati kegiatan yang dilakukan di lapangan secara

langsung.

9

BAB II

AKTIVITAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2. 1 Aktivitas Penunasan

2.1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Aktivitas penunasan pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan kali ini

dilaksanakan selama 7 hari yaitu pada tanggal 16 Februari 2015 sampai dengan 22

Februari 2015, bertempat di areal pekebunan kelapa sawit PT Inti Indosawit Subur

(Kebun 510,511,512,513,514,515,516,517).

2.1.2 Uraian Proses Pelaksanaan

Penunasan pada Kebun Kelapa Sawit PT Inti Idosawit Subur menggunakan

sistem progresif pruning yaitu penunasan dilakukan oleh tenaga potong buah pada

saat melakukan pemotongan buah. Pada umumnya kendala-kendala yang terjadi

adalah pemanen tidak sanggup untuk memperoleh basis sekaligus melakukan

penunasan. Untuk mengatasi hal ini maka pihak manajemen membentuk suatu

tim/geng tunas yang khusus untuk melakukan penunasan. Rotasi penunasan yang

dilakukan adalah 9 bulan (1.3 kali/tahun) namun hal ini dapat disesuaikan dengan

keadaan di lapangan.

Aktivitas penunasan harus dilakukan dengan baik sesuai dengan instruksi

kerja yang dikeluarkan oleh pihak manajemen karena akan mempengaruhi

pelaksanaan pemanenan. Apabila pelepah tidak dipotong atau kualitas penunasan

jelek akan mengakibatkan brondolan tersangkut di ketiak batang. Selain itu,

10

penunasan yang tidak baik akan mengakibatkan tandan yang telah matang tidak

dipanen karena tertutupi oleh pelepah tersebut sehingga tandan menjadi busuk.

2.1.3 Permasalahan dan Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi pada saat aktivitas penunasan ini di antaranya

adalah terjadinya over pruning. Over pruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah

produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi.

Penurunan produksi ini terjadi karena berkurangnya areal fotosintesis dan pokok

mengalami stress yang terlihat melalui peningkatan gugurnya bunga betina,

penurunan seks ratio (peningkatan bunga jantan) dan penurunan berat janjang rata-

rata (BJR). Selain itu, ada beberapa tanaman yang tumbuhhnya kurang bagus dengan

gejala yang tampak seperti menguning dan abnormal.

Dari beberapa permasalahan di Kebun Kelapa Sawit PT Inti Indosawit Subur

tersebut, penulis mendapat beberapa instruksi kerja dalam aktivitas penunasan yaitu :

a. Pelepah dipotong mepet ke batang dengan bidang tebasan berbentuk tapak

kuda. Hal ini bertujuan agar sisa pelepah tidak terlalu banyak sehingga

dapat menjadi sarang bagi beberapa hama.

b. Over pruning yang pada dasarnya terjadi karena pelepah yang terlalu

banyak ditunas dapat diatasi dengan mengurangi jumlah pelepah yang

ditunas, dari jumlah pelepah yang biasanya ditunas sekitar 10 – 12 pelepah

per pohon dikurangi menjadi 6 – 8 pelepah per pohon.

c. Selama menunas semua epifit pada batang tanaman dibersihkan dengan

mencabut menggunakan tangan dan “digebyok” dengan batang pelepah

pada bagian yang lebih tinggi.

d. Pokok yang pertumbuhannya kurang bagus atau kuning karena defisiensi

hara harus ditunas lebih hati hati, cukup membuang daun keringnya saja.

11

e. Pokok yang telah dipastikan abnormal tidak perlu ditunas karena pada

akhirnya akan di-thinning out (dilakukan penjarangan).

2. 2 Aktivitas Perawatan Jalan

2.2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanan

Aktivitas penunasan pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan kali ini

dilaksanakan selama 15 hari yaitu pada tanggal 23 Februari 2015 sampai dengan 9

Maret 2015, bertempat di jalur angkutan areal pekebunan kelapa sawit PT Inti

Indosawit Subur (Jalur 14,15,16,25,26,50,71,72,73).

2.2.2 Uraian Proses Pelaksanaan

Kondisi jalan di suatu perkebunan harus benar diperhatikan dengan baik agar

akses transportasi dapat berjalan dengan baik. Jaringan jalan dibuat dengan sasaran

dapat dilalui dengan segala kondisi cuaca. Dengan perencanaan dan pengendalian

mutu yang baik diharapkan konstruksi jalan akan kuat dan awet. Banyak hal-hal yang

menyebabkan jalan suatu perkebunan rusak dan tidak dapat dilalui oleh dump truck

pengangkutan buah. Faktor-faktor yang menyebabkan adalah air, bahan organic

tanah, kurangnya sinar matahari, sifat tanah (tekstur dan struktur), beban (tonase)

kendaraan.

Beberapa kegiatan perawatan jalan yang umum dilakukan di Kebun Kelapa

Sawit PT Inti Indosawit Subur adalah rempesan dan pemasangan/servis gorong-

gorong. Rempesan adalah memotong cabang/pelepah yang menghalangi sinar

matahari sehingga menutupi jalan. Apabila jalan tidak terkena sinar matahari maka

akan menyebabkan jalan tersebut menjadi lembab dan licin sehingga sulit untuk

dilalui dump truck buah. Jalan yang sudah terkena sinar matahari secara langsung

12

dapat mempercepat pengeringan genangan air yang terdapat di jalan sehingga tanah

tetap keras, tidak licin dan dapat dilalui dump truck buah. Jumlah pekerja dalam

kegiatan rempesan terdiri dari tiga tim masing-masing tiga orang per tim.

Perawatan jalan yang lain adalah pembuantan atau servis gorong-gorong.

Gorong-gorong berfungsi untuk mengalirkan genangan air yang terdapat di badan

jalan. Genangan air dapat menyebabkan stuktur tanah menjadi remah dan sulit dilalui

oleh kendaraan. Terdapat dua jenis gorong-gorong yaitu goronggorong yang terbuat

dari bahan semen/beton dan paralon yang masing masing berdiameter 30 cm. Apabila

jalan pada pada areal dibuat di lereng bukit, maka badan jalan dibuat dengan

kemiringan 100 ke arah bukit.

Pada setiap jarak ± 50 m atau di tempat-tempat yang cekung, dibuat rorak

dengan ukuran 75 cm x 75 cm kedalaman 1 m. Untuk mengalirkan air dari bukit yang

ditampung di dalam rorak, maka dibuat gorong-gorong diameter 30 cm dan

diletakkan 20 cm di atas dasar rorak. Setelah pemasangan gorong gorong selesai,

pada sisi jalan dibuat rumpukan karung yang berisi pasir. Hal ini berfungsi untuk

menahan tanah yang terdapat di badan jalan jatuh kebawah yang akan menyebabkan

terjadi penyumbatan pada lubang gorong gorong. Pada pelaksanaannya pembuatan

gorong gorong dilakukan oleh tim prasarana yang terdiri dari ≤ 4 orang. Setiap tim

dapat menyelesaikan pemasangan gorong gorong sebanyak 3 gorong gorong/HK.

2.2.3 Permasalahan dan Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi pada aktivitas perawatan jalan yaitu pada jalur-

jalur tertentu jalan yang diperbaiki mudah mengalami kerusakan. Hal itu disebabkan

karena jalur-jalur tersebut berada di areal kebun produktif yang telah mengalami

proses pemanenan sehingga banyak dump truck bermuatan berat yang lalu lalang di

jalur tersebut.

13

Aktivitas perawatan jalan yang perlu dilakukan adalah melakukan pengerasan

jalan dengan batu. Untuk jalan jalan tertentu dimana struktur tanah tidak cukup untuk

mendukung beban berat, maka dilakukan pengerasan. Bahan bahan untuk pengerasan

jalan menggunakan batu kerikil, sirtu (pasir & batu). Pengerasan dengan

menggunakan kerikil atau sirtu disarankan dicampur tanah dengan perbandingan 1: 4

(1 bagian tanah : 4 bagian batu kerikil/sirtu) yang berguna untuk meningkatkan

efektivitas pengerasan dan efisiensi biaya. Pada saat aktivitas ini berlangsung perlu

dipastikan semua dump truck yang menggunakan jalan tersebut telah selesai

melakukan tugasnya atau dapat dialihkan pada jalur lain.

2. 3 Aktivitas Pemupukan

2.3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanan

Aktivitas pemupukan pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan kali ini

dilaksanakan selama 7 hari yaitu pada tanggal 10 Maret 2015 sampai dengan 16

Maret 2015, bertempat di areal pekebunan kelapa sawit PT Inti Indosawit Subur

(Kebun 101,102,103,104,105,145,146,147,148).

2.3.2. Uraian Proses Pelaksanaan

Pengeceran pupuk adalah kegiatan mengambil pupuk yang telah diuntil di

gudang pupuk untuk dibawa ke lapangan. Pupuk dibawa menggunakan dump truck

dengan kapasitas 5 ton kemudian pupuk diecer kemasing-masing tempat peletakan

pupuk (TPP). Pupuk diturunkan sesuai dengan jumlah untilan yang tertera pada TPP.

Losses pupuk sering terjadi pada saat melakukan pengangkutan pupuk dengan dump

truck. Saat menaikan dan menurunkan pupuk dari dump truck sering sekali untilan

pupuk terbuka dan pupuk terbuang di jalan maupun di dalam bak dump truck.

Aplikasi penaburan pupuk dilakukan sesuai dengan keadaan di lapangan.

14

Apabila di lahan terdapat janjang kosong maka pupuk disebar di atas

janjangan kosong, jika tidak terdapat janjang kosong maka pemupukan harus melihat

kondisi piringan. Apabila piringan bersih maka dilakukan di piringan tetapi jika tidak,

maka pupuk ditabur di atas rumpukan pelepah. Pemupukan dilakukan dengan bantuan

takaran yang sudah dikalibrasi sesuai dengan dosis. Pupuk anorganik yang digunakan

pada Kebun Kelapa Sawit PT Inti indosawit Subur adalah ZA ( 45%N dan 21%S),

Dolomit (20-24% MgO dan 30% CaO), RP (28% P2O5), MOP (60% K2O), Borax

(11-12% B) dan Abu janjang. Prestasi keja kegiatan pemupukan adalah 400 kg/HK

atau sekitar 25 untilan, sedangkan prestasi kerja penulis 96 kg atau sekitar 6 untilan.

Premi yang diperoleh pekerja adalah premi mati sebesar Rp. 5.000,- apabila sudah

mencapai basis (400 kg).

2.3.3. Permasalahan dan Pemecahan Masalah

Beberapa permasalahan yang dapat dijumpai dalam aktivitas pemupukan

adalah:

a. Kapasitas gudang kurang.  Sebagian pupuk disimpan di luar gudang diberi

penutup lembar plastik.

b. Penempatan pupuk yang kurang tepat sehingga tidak mendukung pelaksanaan

FIFO dan pemupukan berimbang.  Seluruh jenis pupuk ditempatkan pada batch

yang sama dengan cara penumpukan.  Jenis pupuk yang datang pertama akan

berada pada posisi terbawah, dst.  Akibatnya pergantian jenis pupuk dapat

dilakukan setelah habis satu jenis, tidak bisa secara bersamaan beberama jenis

pupuk.

c. Pengambilan sample pupuk masih kurang sesuai dengan SOP.

d. Hasil analisa laboratorium yang terlalu lama.

15

Untuk mengatasi permaslahan diatas maka perlu diperhatikan beberapa hal di

antaranya yaitu:

a. Kapasitas gudang yang kurang penempatan pupuk yang kurang tepat dapat

diatasi dengan penataan susunan bahan-bahan dan alat-alat pemupukan yang ada

di dalam gudang.

b. Pengambilan sample pupuk masih kurang sesuai dengan SOP perlu diatasi

dengan pengawasan yang ketat dan pengarahan oleh mandor atau staf yang

bertanggungjawab.

c. Hasil analisa laboratorium yang terlalu lama dapat dijadikan sebagai

pertimbangan untuk mengatur waktu analisa di laboratorium dengan waktu

penggunaan pupuk sehingga pada saat pupuk akan digunakan proses analisa

laboratorium telah selesai dilaksanakan.

2. 4 Aktivitas Pengendalian Gulma

2.4.1. Waktu dan Tempat Pelaksanan

Aktivitas pengendalian gulma pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan kali

ini dilaksanakan selama 6 hari yaitu pada tanggal 17 Maret 2015 sampai dengan 22

Maret 2015, bertempat di areal pekebunan kelapa sawit PT Inti Indosawit Subur

(Kebun 104,105,106,107,108,109,110).

2.4.2. Uraian Proses Pelaksanaan

Gulma yang terdapat di arel perkebunan Kebun Buatan PT. Inti Indosawit

Subur antara lain Dicranopteris linearis (pakis kawat), Stenochlaena palustris (pakis

udang), Nephrolepis biserrata (pakis larat), Pteridium osculentum (pakis gajah),

Clidemia hirta (senggani betina), Melastoma malabathricum (senduduk), Setaria

aplicata (bambuan), Elusine indica (lulangan), Asystasia coromandeliana, Mikania

16

micrantha, Boreria alata, Boreria laevis, Chromolaena odorata (putihan), Axonopus

compresus (antalobang), Imperata cyclindrica, Ageratum conyzoides, Brachiaria

mutica. Pengendalian gulma yang dilakukan meliputi pengendalian manual dan

kimiawi.

Salah satu jenis pengendalian manual yang dilakukan di Kebun Buatan PT.

Inti Indosawit Subur adalah dongkel anak kayu (DAK) yang merupakan mendongkel

gulma di piringan maupun di gawangan. Gulma gulma yang didongkel antara lain

adalah gulma gulma yang umumnya batangnya berkayu seperti Climedia hirta

(haredong atau akar kala), Melastoma malabatricum (Senduduk atau senggani),

Chromolaena odorata (putihan), Lantana camara (bunga tahi ayam) dan

kentosan/VOPS (voluntary oil palm seedlings). Alat yang digunakan untuk DAK

adalah parang untuk membabat gulma yang batang berkayu dan garu untuk

membersikan piringan. Rotasi dari kegiatan ini adalah 4 bulan dengan prestasi kerja

pekerja adalah 1 pasar pikul atau sekitar 1.5 ha sedangkan pretasi kerja penulis

sebesar 0.5 pasar pikul.

Pengedalian gulma secara kimiawi yang dilakukan di Kebun Buatan PT. Inti

Indosawit Subur dikelola oleh Tim Unit Semprot (TUS) yang langsung dibawah

tanggung jawab Asisten Kepala. TUS terbagi menjadi dua berdasarkan alat

penyemprotan yaitu alat dengan knapsack sprayer (solo) dan CDA (Controlled

Droplet Applicator).

Pada alat knapsack sprayer menggunakan Gromoxon berbahan aktif

paraquat bersifat kontak dengan konsentrasi 0.5% dicampur dengan Trap berbahan

aktif metil metsufuron bersifat sistemik dengan konsentrasi 0.03%. Gulma gulma

yang menjadi sasaran adalah gulma berdaun lebar, sempit dan berkayu seperti pakis

dan kentosan yang terdapat pada piringan, pasar pikul dan TPH. Volume maksimum

pada alat ini sebesar 15 liter/kaps. Rata-rata dalam satu kaps pekerja dapat

menyemprot 35 – 45 tanaman/kaps dengan waktu 15 – 20 menit. Hal-hal yang

17

mempengaruhi kecepatan jalan pekerja adalah keadaan topografi lahan serta jenis dan

kerapatan gulma. Apabila topografi lahan yang akan disemprot curam maka

kecepatan jalan pekerja akan semangkin lama maka akan mempengaruhi jumlah

pokok yang akan disemprot dan bila jenis gulma yang ada banyak terdapat golongan

pakis maka racun yang diberikan harus banyak. Prestasi kerja pada karyawan

sebanyak 8 caps/orang atau ± 280 pokok sedangkan prestasi kerja penulis sebesar 2

caps atau 65 pokok.

2.4.3. Permasalahan dan Pemecahan Masalah

Pencemaran dari residu zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan

gulma sangat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan, sehingga perlu adanya

pengendalian dan pembatasan dari penggunaan bahan kimia tersebut serta

mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh residu herbisida. Kesalahan dalam

pemakaian dan penggunaan herbisida juga akan menyebabkan pembuangan residu

herbisida yang tinggi pada lingkungan pertanian sehingga akan menganggu

keseimbangan lingkungan dan mungkin organisme yang akan dikendalikan menjadi

resisten dan bertambah jumlah populasinya.

Dari permasalahan di atas, berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi

dampak negatif herbisida dan mencegah pencemaran lebih berlanjut lagi. Peraturan

dan cara-cara penggunaan herbisida dan pengarahan kepada para pengguna perlu

dilakukan, karena banyak dari pada pengguna yang tidak mengetahui bahaya dan

dampak negatif herbisida terutama bila digunakan pada konsentrasi yang tinggi,

waktu penggunaan dan jenis herbisida yang digunakan. Oleh karena itu, diperlukan

adanya penerapan SOP yang tepat dalam penggunaan bahan-bahan herbisida. Selain

itu, pengendalian gulma tidak perlu dilakukan secara kimiawi saja tetapi dapat

diselingi dengan pengendalian secara alami dan manual.

18

2. 5 Aktivitas Pemanenan

2.5.1. Waktu dan Tempat Pelaksanan

Aktivitas pengendalian gulma pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan kali

ini dilaksanakan selama 15 hari yaitu pada tanggal 23 Maret 2015 sampai dengan 6

April 2015, bertempat di areal pekebunan kelapa sawit PT Inti Indosawit Subur

(Kebun 60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,70,71,72,73,74,75).

2.5.2. Uraian Proses Pelaksanaan

Kriteria panen yang digunakan di Kebun Kelapa Sawit PT Inti Indosawit

Subur yaitu pemotongan tandan buah yang dilakukan hanya jika sedikitnya 24

brondolan lepas dari tandan. Hal ini dikarenakan berat janjang rata rata (BJR) yang

terdapat pada kebun adalah ± 24 kg. Apabila lebih dari 24 brondolan maka TBS

tersebut semakin matang. Kriteria matang panen yang diterapkan di Kebun Buatan

adalah setiap 1 kg berat tandan terdapat 1 brondolan lepas di TPH yang bukan

brondolan parthenokarpi/brondolan muda karena serangan tikus/penyakit, misalnya

BJR blok adalah 10 kg maka buah yang akan dipanen pada blok tersebut apabila

brondolan yang lepas ada 10 butir brondolan di TPH. Jika ada 9 brondolan saja maka

dianggap buah mentah.

Pelaksanaan panen dilakukan dengan cara memotong tandan yang

sebelumnya diamati oleh pemanen. Pengamatan tersebut bertujuan untuk mengetahui

kematangan buah. Alat panen yang digunakan adalah egrek karena tanaman kelapa

sawit yang terdapat di kebun buatan rata-rata berumur 20 tahun keatas. Selain egrek

alat yang digunakan adalah gancu untuk memuat dan membongkar buah/TBS dan

angkong untuk tempat buah/TBS dan brondolan untuk diangkut ke TPH.

Sebelum memotong tandan hal yang pertama dilakukan adalah memotong

pelepah yang menyangga tandan. Rata-rata pada Kebun Buatan menggunakan songgo

19

satu dalam melakukan penunasan. Pemotongan pelepah harus merapat ke arah batang

pohon seperti membentuk tapal kuda. Hal tersebut dilakukan agar brondolan tidak

tersangkut di ketiak batang yang akan mengganggu dalam penentuan kematangan

buah, mengurangi losses panen.

Sistem panen yang dilaksanakan di Kebun Buatan adalah sistim hanca

giring tetap. Sistim ini dilaksanakan yaitu dengan cara mandor panen membagikan

hanca panen ke pemanen. Luas hanca pemanen rata-rata adalah 2 – 3 pasar pikul (1

pasar pikul ± 1.5 ha). Luasan hanca panen tergantung dari jumlah tenaga pemanen,

yang disesuaikan dengan luas blok dan jumlah pemanen di setiap mandoran. Apabila

pemanen tidak dapat hadir pada hari tersebut maka hanca panen yang kosong tersebut

dapat diberikan kepada pemanen lainnya dari mandoran yang sama atau mandoran

yang lain (transfer).

2.5.3. Permasalahan dan Pemecahan Masalah

Permasalahan dalam aktivitas pemanenan ini biasanya berupa pelanggaran

SOP dalam proses pemanenan. SOP dalam pemanenan mencakup kriteria yang perlu

diperhatikan dalam memanen buah kelapa sawit. Sebagian petugas panen biasanya

ingin pekerjaan mereka sepat selesai sehingga mereka mengabaikan prosedur yang

harus ditaati.

Dalam hal ini dapat diterapkan pinalti. Pinalti adalah denda atau potongan

terhadap pemanen yang melanggar kriteria panen. Denda pinalti yang dikenakan

kepada pemanen berupa potongan upah yang diperoleh pemanen. Ada beberapa jenis

kesalahan dalam pelaksanan pemanenan dan masing-masing kesalahan mempunyai

besaran denda yang berbeda-beda. Tujuan diberikan sangsi atau pinalti adalah agar

pemanen tidak melakukan kesalahan yang sama atau memberikan efek jera karena

kesalahan-kesalahan yang dilakukan pemanen pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap produksi.

20

Jumlah denda pada pelaksanaan potong panen sudah ditetapkan pihak

manajeman kebun, namun Afdeling mempunyai kebijakan sendiri yang dalam

menentukan besarnya jumlah sangsi panen yang menurut mereka efektif. Misalnya

denda panen apabila memotong buah mentah sebesar Rp. 5 000 pada Afdeling II

sebesar Rp. 20 000 dan pada Afdeling IV Rp. 10 000. Kebijakan yang telah dibuat

oleh Afdeling sebelumnya harus dilaporkan terlebih dahulu pada manajemen kebun.

21

BAB III

PENUTUP

3. 1. Kesimpulan

Kegiatan magang yang dilakukan di Kebun Kelapa Sawit PT Inti Indosawit

Subur telah memberikan pengetahuan tentang budidaya tanaman kelapa sawit dan

pengelolaannya. Penulis memperoleh pengalaman keterampilan kerja sebagai PHL,

mandor dan pendamping asisten dalam pengelolaan kebun kelapa sawit baik secara

teknis maupun manajerial.

Permasalahan yang dihadapi pada saat aktivitas penunasan ini di antaranya

adalah terjadinya over pruning. Over pruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah

produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Hal

tersebut dapat diatasi dengan mengurangi jumlah pelepah yang ditunas, dari jumlah

pelepah yang biasanya ditunas sekitar 10 – 12 pelepah per pohon dikurangi menjadi 6

– 8 pelepah per pohon.

Penggunaan pupuk dan herbisida kimia masih menjadi cara yang utama

dalam pengelolaan perkebunan di PT Inti Indosawit Subur. Meskipun hal tersebut

dianggap lebih efektif namun memerlukan aturan-aturan dalam pengaplikasiannya.

3. 2. Saran

Dalam berbagai pelaksanaan aktivitas di Kebun Kelapa Sawit PT Inti

Indosawit Subur perlu adanya pengawasan yang ketat dan pengarahan yang

berkesinambungan demi terkontrolnya pelaksanaan SOP yang bertujuan agar

22

mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan sehingga dapat meminimalisir

kerugian.

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini penulis memberikan saran

terhadap Politeknik Hasnur khususnya Program Studi Budidaya Tanaman

Perkebunan selaku instansi yang menjadi tempat penulis menimba ilmu dan dosen

pembimbing Tugas Akhir, agar memperbanyak waktu berkunjung ke PT Inti

Indosawit Subur untuk mengontrol dan melihat kegiatan yang dilakukan oleh penulis.

23

DAFTAR PUSTAKA

Asian Agri. 2010. Agricultural Policy Manual. Asian Agri. Medan. 427 hal

Buana, L., dan D. Sihaan. 2000. Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa

Sawit. Medan. 2000. 152 hal

Buana, L., dan D. Sihaaan. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat

Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 114 hal

Darmosarkoro, W., E. S. Sutarta, dan Winarna. 2003. Teknologi Pemupuka Kelapa

Sawit. Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Hal 113-132. Dalam: W. Darmosarkoro,

E. S. Sutarta, Winarna (Eds). Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Didu, M. S. 2006. Pengembangan Agroindustri Berbasis Teknologi: Upaya

Meningkatkan Daya Saing dan Nilai Tambah Produk. http://www.mma.ipb.ac.id. [25

Oktober 2014]

24

LAMPIRAN

25

Lampiran 1. Peta Tahun Tanam Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur 2014

26

Lampiran 2. Struktur Organisasi PT Inti Indosawit Subur

27