contoh laporan pkl busana butik

Upload: tarmedi-adi

Post on 12-Jul-2015

8.852 views

Category:

Documents


255 download

TRANSCRIPT

Laporan Praktek Kerja Industri

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah salah satu bentuk

penyelenggaraan yang memadukan secara sistematik dan sinkronisasi program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja dengan terarah dan terprogram untuk mencapai keahlian profesional. PRAKERIN mengacu pada Pendidikan Sistem Ganda yaitu bentuk Penyelenggaraan keahlian proses prosfesional dan penguasaan keterampilan. Juga memberikan gambaran nyata pengalaman kerja pada siswa tentang tuntutan dunia usaha sehingga akan membuka cakrawala cara berpikir siswa yang sudah terarah. Sebagai bukti bahwa penulis telah melaksanakan PRAKERIN, maka penulis diwajibkan untuk membuat laporan yang berisi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan PRAKERIN terutama kegiatan penulis selama melaksanakan PRAKERIN tersebut. 1.2 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Industri Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dilaksanakan pada awal semester v selama kurang lebih 4 bulan. Sebelum melaksanakan Praktek Kerja Industri siswa banyak diberikan bimbingan dan arahan oleh sekolah seperti mengoptimalkan industri tempat para siswa PRAKERIN, etika dan moral kerja, agar pelaksanaan PRAKERIN bisa dilakukan dengan efektif dan lancar. PRAKERIN bertujuan untuk :

1

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

-

Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dari bidang teknologi serta memiliki keterampilan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

-

Memperoleh Link and Match (Keterampilan dan Kesepadanan) antara sekolah dan dunia usaha.

-

Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.

-

Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja. Meningkatkan kreatifitas untuk bisa membukukan sebuah laporan.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Industri Dengan dilaksanakan dan diadakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) banyak yang diperoleh dari kegiatan tersbut seperti menambah wawasan,

menambah ilmu pengetahuan, mendapatkan penagalaman kerja, mempermudah bila masuk dalam dunia usaha. Kegunaan Praktek Kerja Industri bagi siswa-siswi khususnya bagi penulis pribadi adalah : Mendapat banyak pengalaman Memperluas ilmu pengetahuan Memahami benar bagaimana cara kerja di perusahaan. Menemukan hal baru yang belum pernah didapatkan di sekolah. Menumbuhkan berwiraswasta. Mendapatkan sertifikat dari perusahaan yang nantinya akan banyak membantu mencari lapangan pekerjaan. motivasi untuk membuka lapangan kerja atau

2

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

1.4 Tempat PRAKERIN Penulis melaksanaan pengalaman Praktek Kerja Industri di tiga perusahaan, yaitu : Konveksi Tarisa Fashion dengan alamat di Jln. Desa Padasuka No. 28 Cikupa, Kutawaringin Bandung. Konveksi Tulus Collection dengan alamat di Jln. Desa Padasuka, No. 27 Cikupa, Kutawaringin Bandung. Konveksi Meri Embordire dengan alamat Jln. Desa Padasuka, No. 22 Cikupa, Kutawaringin Bandung. 1.5 Waktu Pelaksanaan PRAKERIN Penulis melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) mulai tanggal 25 Juni 2009 sampai 24 Oktober 2009 dengan jam kerja dari hari senin s.d sabtu mulai pukul 07.30 s.d 17.00 WIB.

3

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

BAB II LAPORAN PELAKSANAAN PRAKERIN

2.1 Konveksi Tarisa Fashion 2.1.1 Sejarah Singkat Tarisa Fashion Tarisa Fashion mulai berdiri pada bulan November Tahun 2000, pemikiran awal berdirinya Konveksi ini karena keberadaan Asep Zaenal M. yang lingkungannya merupakan Centra Konveksi Pakaian Jadi. sebenarnya citacita yang beliau inginkan adalah mendalami Akademik untuk bisa masuk ke dalam dunia kerja yang sesuai dengan program yang didalaminya. Tetapi berhubungan pada Semester III Tahun 1997 Krisis Moneter melanda Indonesia dan berdampak pada perusahaan orang tuanya, sehingga ia harus ikut terjun langsung mengelola Konveksi orang tuanya. Beliau mulai mengelola konveksi ini dengan mengatur perkembangan pemasaran dan managerial keuangan. sampai akhirnya beliau lulus kuliah sampai bulan April Tahun 2000. Kemudian pada tanggal 9 Juni Tahun 2000 beliau menikah dengan Hani Hadiati yang akhirnya memancing beliau untuk mencoba mendirikan usaha sendiri dan meninggalkan cita-cita awalnya. Beliau mulai membuka konveksi dengan mempekerjakan 3 orang pegawai dengan pembuatan keanekaragaman produk yang dihasilkan. Modal awal yang digunakan adalah Rp 5.000.000,dengan peralatan produksi masih dalam keterbatasan, beliau meminjam atau memakai peralatan milik orang tuanya. Tempat pemasaran produk yang dihasilkan perusahaan Tarisa diawali dari pasar induk Sandang Tegal, Gubug

4

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

Cirebon, Pasar Tanah Abang Jakarta, dan hasil produksinya berhasil dipasarkan di sebuah butik di pusat pertokoan di Bandung. Seiring berjalannya waktu dengan pasang surut perkembangan usahanya, dalam jangka 2 tahun mereka bisa keluar dan tidak tergantung pada perusahaan orang tuannya. Kemudian untuk mengembangkan usahanya, beliau melakukan inovasi produk dan mencari segmen pasar yang cenderung mengurangi daya saing. Maka pada akhir tahun 2007 Tarisa Fashion mengembangkan produknya ke segmen penyediaan seragam sekolah, pakaian almamater, dan perlengakapan wisuda, seperti pakaian toga, topi wisuda, kalung serta tas wisuda hingga berlanjut sampai sekarang. Selain itu, Tarisa Fashion bergerak dalam usaha jasa yaitu menerima pakaian yang akan diberi lubang kancing, pekerjaan pun bertambah dari 3 orang menjadi kurang lebih 12 orang pekerja dalam dan lebih dari 10 orang pekerja luar segmen, pemasarannya pun mulai keluar dari pulau Jawa seperti di Kalimantan, Sumatra dan Sulawesi.

5

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

2.1.2 Struktur Organisasi Tarisa Fashion

6

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

2.1.3 Uraian Tugas dan Fungsi Masing-Masing Struktur Pemimpin bertugas mengambil keputusan tertinggi dalam

perusahaan Administrasi dan Personalia, mengurus keuangan, mengurus lalu

lintas barang dan penerimaan tenaga kerja Produksi, memproses pekerjaan barang dengan kualitas yang baik

dan tepat waktu. Identifikasi, menyediakan bahan baku, merencanakan kegiatan

produksi, membuat sample dan memberi kode. Pola dan Cutting, yaitu bertugas sebagai pembuat pola yang sudah

dirancang dan kemudian dipotong untuk dijahit. Operator Jahit, memproses bahan yang telah di cutting menjadi

pakaian jadi atau barang siap jual. Accessories, Pemasangan accessories sesuai dengan yang sudah

disepakati Pengiriman, bertanggung jawab untuk melaksanakan pengiriman

bahan sampai diterima konsumen tepat pada waktu yang sudah disepakati. 2.1.4 Uraian Kegiatan Kerja di Tarisa Fashion Identifikasi Produk Penyelesaian bahan baku, merancang kegiatan produksi serta membuat sample dan memberi kode.

7

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

-

Desain Desain adalah pembuatan model atau bentuk pakaian yang akan

dibuat.Proses ini berupa rancangan tahap awal pada pembuatan pakaian, pembuatan model disesuaikan dengan kemauan dari pemesan. Penyediaan Bahan Baku Menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dilakukan untuk menghitung seberapa banyak bahan yang diperlukan agar kekurangan dan kelebihan bahan dapat dihindarkan. Sizing/Pengukuran Melakukan pengukuran sesuai dengan quantity (jumlah barang) dengan menggunakan ukuran menurut pola standar yaitu S, M, L, XL Pembuatan Pola

Membuat pola yang akan dipakai sesuai desain dan ukuran yang telah ditentukan. Cutting / Pemotongan

Proses pemotongan bahan yang sesuai dengan pola yang sudah ditentukan dengan menggunakan mesin potong. Menjahit Proses ini dilakukan untuk menyatukan kembali potonganpotongan kain sesuai pola, untuk menghasilkan betuk pakaian sesuai dengan ukuran dan desain yang telah ditentukan.

8

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

-

Accessories Menyempurnakan bentuk pakaian dengan pemasangan accessories

supaya pakaian terlihat menarik. QC (Quality Control)

Pemeriksaan bahan layak atau tidaknya untuk dipasarkan Finishing

proses pengerjaan akhir waktu produksi yang meliputi : 1. Triming, yaitu membersihkan sisa-sisa benang pada baju yang sudah dijahit agar terlihat bersih dan rapih. 2. Streaming, yaitu proses penyetrikaan dengan menggunakan setrika uap. 3. Packing, yaitu Proses pengemasan barang yang sudah jadi dengan teknik tertentu supaya barang terlihat menarik. Dalam proses ini pun tidak lupa dipasangkan size dan label perusahaan. Uraian kerja melubang kancing 1. Penentuan Ukuran Menentukan ukuran besar atau kecil lubang kancing agar sesuai dengan kancing yang telah ditentukan dengan ukuran mulai dari 7 inchi sampai I inchi 2. Menetukan Jumlah Lubang

10

9

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

Menentukan lubang kancing sesuai dengan yang ditentukan. 3. Penetuan Jarak Menentukan jarak dari lubang satu ke lubang berikutnya. 4. Triming Proses Pembersihan benang pada kain yang sudah di lubang kancing. 2.1.5 Uraian Kegiatan Kerja PRAKERIN di Konveksi Tarisa Fashion 1. Membuat Lubang Kancing Pekerjaan ini termasuk dalam proses penyelesaian akhir dengan cara membuat lubang kancing pada pakaian yang baru setengah jadi. Dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan model pakaian. Pakaian yang sudah diberi lubang, dipasangkan kancing oleh penulis agar pakaian yang akan dijual terlihat menarik. dengan pemasangan accessories kancing yang indah. Pekerjaan ini dilakukan penulis pada minggu kesatu dan minggu ke empat bulan Juli. 2. Menjahit Proses ini dilakukan untuk menyatukan kembali potonagn-potongan kain sesuai pola untuk menghasilkan bentuk pakaian sesuai dengan ukuran dan desain yang telah ditentukan. Pada proses ini penulis menjahit bagian lengan pada toga, menyambungkan badan bagian depan dan badan bagian belakang pada gamis. 3. Triming

10

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

Triming adalah membersihkan sisa-sisa benang pada pakaian yang sudah dijahit agar pakaian terlihat rapih dan bersih. Penulis melakukan triming pada pakaian toga dan kemeja pada minggu ke empat bulan Juli.

4.

Mengepak (Packing) Packing dilakukan pada pakaian yang sudah selesai dijahit, disertika,

kemudian dilipat untuk dimasukan ke dalam plastik untuk dipasarkan. tak lupa juga penulis memasangkan size dan label pada pakaian yang sudah dikemas. 5. Mendedel Membongkar pakaian yang mengalami kesalahan dan harus diperbaiki kembali. pada proses ini diperllukan ketelitian supaya bagian baik kain tidak tersobek. 2.1.6 Pembahasan Masalah di Konveksi Tarisa Fashion Masalah yang terjadi di konveksi Tarisa Fashion yaitu saat pertama kali penulis penjalankan mesin lubang kancing penulis sangat kaku dan gugup dikarenakan baru pertama kali mencobanya, namun penulis terus mencobanya hingga bisa dan lubang yang dihasilkan terlihat rapih dan benar. Penulis juga mencoba memasngkan valet pada sekoci dikarenakan sekoci ini berbeda dengan sekoci yang sering penulis lihat di sekolah. Penulis pun merasa kesulitan saat pertama mencobanya, namun penulis pun bisa melakukannya. Masalah lain di Konveksi Tarisa Fashion pada saat penulis disuruh memasang kancing pada kemeja dengan jumlah order lebih dari 120 yang harus

11

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

selesai satu malam karena besoknya harus dikirim, sedangkan proses lain seperti triming, memberi tanda pada kain yang akan dipasang kancing, Setrika dan packing dikerjakan pada waktu yang bersamaan karena pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh penulis, maka pekerjaan ini pun dikerjakan beramai-ramai hingga larut malam. Tetapi dari semua itu penulis mendapatkan pengalaman yang berharga, bahwa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan kita hars benar-benar tekun dalam mempelajarinya, berani mencoba dan tidak putus asa. Selain itu juga harus mempunyai stamina yang kuat dan siap kerja diluar jam kerja untuk mengejar order. 2.2 Konveksi Meri Embordire 2.2.1 Sejarah Singkat Meri Embordire Meri Embordire berdiri pada tahun 1976, yang didirikan oleh H. Ade Saefulloh. Beliau memulai usahanya yang bergerak dalam bidang

pembordiran dan pembuatan pakaian gamis dan stelan. Pada awal membuka usahanya beliau mempunyai 2 mesin bordir manual dan 2 orang pegawai dengan modal pertama Rp 48.000,- . Dengan ketekunan dan jiwa wirausaha yang kuat pada dirinya beliau mulai mengolah usahannya walaupun dengan peralatan yang masih terbatas. Pada awal Tahun 2007 beliau mengganti segmen peralatan ke peralatan yang lebih canggih yaitu dengan membeli mesin bordir komputer yang awalnya bejumlah 2 unit. Maka dari itu beliau mulai merekrut pegawai dalam jumlah yang cukup banyak, kemudian beliau juga memproduksi barang dalam jumlah yang banyak. Tidak hanya itu beliau pun menerima pesanan

12

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

bordir dari orang lain dan pakaian yang akan dijahit di maklunkan ke orang lain.

Seiring berjalanya waktu dengan pasang surut perkembangan usahanya pada awal tahun 2008 usaha ini mengalami sedikit kemajuan. peralatannya pun mulai bertambah kini menjadi 4 mesin bordir, pegawainya pun kini berjumlah 70 orang, dengan pemasarannya tidak hanya di Jawa Barat saja tetapi kini meluas ke daerah Jakarta, Solo, Surabaya, Sulawesi dan Bengkulu.

13

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

2.2.2 Struktur Organisasi Meri Embordire

PIMPINANH. ADE SAEFULLOH

WAKIL PIMPINANHj. TUTI TAHJIAH

K.Bag. Produksi Zani Abdullah Z.

K.Bag. AdministrasiRiera Lusiana

K.Bag. Pemasaran Aditia Gunawan

Roni Sahroni DESAIN K.Bag. Umum Desain Pakaian Desain Bordir Lusi Prisca L.

PROMOSI

KONSUMENOperator Jahit Operator Mesin Bordir Staff HRD Asril Muharam

QC, Packing, Triming

14

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

2.2.3 Tugas dan Fungsi Masing-Masing - Pimpinan, yaitu bertugas menjalankan perusahaan yang

dimilikinya dengan cara memperhitungkan pesanan dari pelanggan. - Wakil Pemimpin, yaitu bertugas mengerjakan pekerjaan

pemimpin apabila tidak ada atau bisa dikatakan menggantikan peran Pemimpin. - Bagian Administrasi, bertugas sebagai pencatat keuangan, dimana setiap pemasukan dan pengeluaran di perusahaan ini dicatat keseluruhannya. - Bagian Pemasaran, yaitu bertugas untuk memasarkan barang agar barang sampai tepat waktu pada konsumen. - K. Bag. Umum, bertugas membantu atau mengurusi segala hal yang sifatnya umum. - Staff HRD, yaitu bertugas mengatur tenag kerja dan

mengkoordinir pegawai. - Desain, yaitu bertugas mengatur gambar yang akan digunakan pada saat proses pembordiran. 2.2.4 Uraian Kerja di Konveksi Meri Embordire 1. Desain Bordir Yaitu pembuatan desain yang sudah dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan dan diinginkan. 2. Funching

15

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

Pembuatan gambar sesuai dengan keinginan dalam bentuk program Software.

3. Mempersiapkan Gambar Memasukan gambar yang telah tersedia dalam bentuk software ke dalam reader software yang ada pada mesin bordir. 4. Kopel / Ngopel Yaitu menentukan bidang bahan yang akan dibordir 5. Menyelaraskan warna benang dan warna kain sesuai dengan desain yang telah ditentukan. 6. Mempersiapkan jumlah jarum yang akan digunakan sesuai dengan dengan jumlah benang. Dalam satu unit mesin bordir terdiri dari 12 head unit dan 1 head unit terdiri dari 9 jarum. 7. Pengetesan software gambar pada bidang opel supaya tidak terjadi kesalahan. 8. Mengoperasian Mesin Bordir Yaitu proses pembordiran pada kain dengan gambar yang telah ditentukan pada desain. 9. Melepaskan kain yang sudah di bordir dari bidang kopel 10. Triming

16

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

Membersihkan sisa-sisa benang pada kain yang sudah dibordir dan melepaskan kain keras yang digunakan sebagai alas kain pada saat pembordiran.

11. Menjahit Pada proses ini konveksi Meri Embordire memaklunkan pakaian yang akan dijahit pada tempat lain. 2.2.5 Uraian Kegiatan PRAKERIN di Konveksi Meri Embordire 1. Mengoperasikan Mesin Bordir Mengoperesikan mesin bordir syaitu mengerjakan hal-hal apa saja yang berkaitan dengan jalannya mesin. Dalam pengoperasian mesin ada beberapa hal yang penulis sering kerjakan seperti : Mengganti Valet Mengganti benang Mengisi valet dengan benang Memasukan benang pada jarum apabila benang itu terputus. bagaimana cara men-

Selain itu penulis juga sering diajarkan

setting mesin seperti mengatur gambar, mengatur jarak, mengatur jarum dan benang yang akan digunakan. 2. Mengopel Mengopel yaitu membentangkan kain yang akan di bordir pada pemidangan yang diberikan alas kain keras dibawahnya. Pada proses ini benar-benar harus diperhatikan ukuran kain supaya hasil yang

17

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

bordirannya tepat berada ditengah-tengah kain. Selain itu juga diperlukan ketelitian karena karena kain harus benar-benar terbentang supaya pada saat di bordir kain tidak mengerut karena itu mempengaruhi hasil bordiran. Penulis setiap harinya selalu diberi kepercayaan oleh karyawan untuk mengerjakan pekerjaan ini sendiri tanpa dampingan walaupun penulis belum mampu mengerjakan semuanya dalam waktu yang cukup singkat dikarenakan pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup banyak. 3. Triming Dalam proses ini penulis ditugaskan membersihkan sisa-sisa benang dan kain keras pada kain yang sudah di bordir supaya kain terlihat rapih dan bersih. Penulis pun sering mengerjakan proses pemisahan size (S, M, L, XL) yang kemudian kain itu dihitung sebelum dimaklunkan. 4. Belajar Corel Draw Penulis belajar Corel Draw di Meri Embordire yaitu pengenalan dasar membuat gambar, namun tidak setiap hari dilakukan karena guru pembimbingnya tidak setiap hari datang ke pabrik. 2.2.6 Pembahasan Masalah di Konveksi Meri Embordire Masalah yang dialami di Konveksi Meri Embordire yaitu pada saat pertama kali penulis mencoba mengopel, awalnya penulis merasa kesulitan karena baru pertama mencobanya. Selain itu pada proses ini diperlukan tenaga yang cukup kuat, maka pada saat pertama kali mencoba penulis terus mengalami kesalahan namun karena penulis sering melakukan pekerjaan ini akhirnya penulis pun bisa melakukannya. juga pada saat pertama kali penulis

18

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

diperkenalkan pada pelajaran membuat gambar bordiran pada program Corel Draw penulis merasa asing karena sama sekali belum pernah mencobanya, namun penulis merasa beruntung karena sudah diberi kesempatan utuk mempelajarinya. Dari Permasalahan diatas penulis bisa menarik kesimpulan bahwa untuk menjadi bisa itu diperlukan ketekunan, berani mencoba dan tidak mudah putus asa. Selain itu menjadi seorang pegawai yang profesional harus bisa mengikuti kemajuan teknologi.

19

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

2.3 Konveksi Tulus Collection 2.3.1 Sejarah Singkat Tulus Collection Tulus Collection mulai didirikan pada tahun 1978 yang didirikan oleh bapak H. Nanang Abdul Rahman, walaupun beliau bukan lulusan universitas atau perguruan tinggi dengan latar belakang keluarganya dari kalangan sederhana, namun tidak menyurutkan niat beliau untuk membuka dan mendirikan usaha ini. Beliau mulai merintis usahanya yang bergerak dalam pembuatan pakaian jadi dengan modal pertamanya Rp 83.000,- sebelum membuka konveksi ini beliau merupakan seorang buruh jahit, dari pengalamannya itu timbul motivasi untuk membuka konveksi sendiri. Pada awal membuka usaha ini beliau mempunyai 2 mesin jahit dan 1 mesin obras, maka dari itu beliau hanya mempekerjakan 2 orang pegawai. Pada awal pembukaan usahanya, beliau bergerak dalam pembuatan pakaian muslim anak-anak. Sekitar tahun 1985 usaha ini berada pada puncak kejayaan pada pengambilan keuntungannya saja bisa mencapai 100% per satu kali pemasaran. Karena usaha ini maju pesat, maka peralatannya pun kini bertambah dari 2 mesin jahit menjadi 30 mesin jahit dan 10 mesin obras. Maka dari itu beliau mengganti segmen ke pembuatan pakaian muslim wanita, berupa pakaian gamis dan stelan yang setiap harinya menghasilkan produk lebih dari 1000 potong pakaian/hari. Dengan pemasaran ke Pasar Induk Sandang Tegal Gubug Cirebon, Jawa Barat, Sukabumi, Bogor, Surabaya dan Lampung.

20

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

Dengan pasang surut pengembangan usahanya pada awal tahun 2009 usaha ini mengalami penurunan yang signifikan, hal ini dikarenakan daya saing yang kuat dan ketat, pengambilan keuntungannya saja kini hanya sekitar 20 % per satu kali pemasaran. Pegawainya pun berkurang dari 40 orang menjadi 10 dan peralatannya pun ikut berkurang, namun tempat pemasaran masih tetap.

21

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

2.3.2 Struktur Organisasi Tulus Collection

22

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

2.3.3 Tugas dan Fungsi Masing-Masing Pemimpin adalah pemilik konveksi yang bertugas mengambil

keputusan tertinggi dalam perusahaan Administrasi dan Personalia, mengurus keuangan, mengurus lalu

lintas barang dan penerimaan tenaga kerja Produksi, memproses pengerjaan barang dengan kualitas yang

baik dan tepat waktu. Identifikasi, menyediakan bahan baku, merencanakan kegiatan

produksi, membuat sample dan memberi kode. Pola dan Cutting, yaitu bertugas sebagai pembuat pola yang sudah

dirancang dan kemudian dipotong untuk dijahit. Operator Jahit, memproses bahan yang telah di cutting menjadi

pakaian jadi atau barang siap jual. Accessories, Pemasangan accessories sesuai dengan yang sudah

disepakati Pengiriman, bertanggung jawab untuk melaksanakan pengiriman

bahan sampai diterima konsumen tepat pada waktu yang sudah disepakati. 2.3.4 Uraian Proses Kerja di Konveksi Tulus Collection Pembelian Bahan Baku Membeli bahan baku sesuai dengan kebutuhan, hal ini dilakukan untuk menghitung berapa banyak bahan yang diperlukan agar kekurangan dan kelebihan bahan dapat dihindari.

23

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

-

Desain Desain adalah pembuatan model atau bentuk pakaian yang akan

dibuat, proses ini berupa rancangan tahap awal pada pembuatan pakaian, pembuatan model disesuaikan dengan kemauan dari pemesanan atau permintaan pasar. Pembuatan Pola Pembuatan pola yang akan dipakai sesuai dengan desain atau ukuran yang sudah ditentukan. Cutting / Pemotongan Proses pemotongan bahan yang sesuai dengan pola yang telah ditentukan dengan menggunakan mesin potong. Accessoreis Pada pemasangan accessories ini biasanya menggunakan hiasan bordir, sedangkan untuk hiasan payet dilakukan setelah dijahit. Menjahit Proses ini dilakukan untuk menyatukan kembali potongan kain sesuai pola, untuk menghasilkan bentuk pakaian sesuai dengan ukuran dan desain yang sudah ditentukan. Finishing

proses pengerjaan akhir waktu produksi yang meliputi : 1. Triming, yaitu membersihkan sisa-sisa benang pada baju

yang sudah dijahit agar terlihat bersih dan rapih.

24

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

2. uap 3.

Streaming, yaitu proses penyetrikaan menggunakan setrika

Packing, yaitu Proses pengemasan barang yang sudah jadi

dengan teknik tertentu supaya barang terlihat menarik. Dalam proses ini pun tidak lupa dipasangkan size dan label perusahaan.

2.3.5 Uraian Kegiatan PRAKERIN di Tulus Collectons Membuat Accessories Penulis ditempatkan di Tulus Collection pada minggu ke-3 bulan Juli. Penulis langsung ditugaskan untuk membuat accessories pakaian seperti kancing, bungkus yang dibuat dengan menggunakan alat yang terbuat dari besi, mencelup kancing agar berubah warna sesuai dengan warna yang diinginkan. Setelah itu penulis ditugaskan untuk memasang accessories pada pakaian yang sudah selesai di jahit, seperti memasangkan kancing dengan tangan, memasangkan kancing dengan menggunakan lem panas dengan cara dilelehkan oleh alat yang berbentuk pistol, memasang accessories bunga dengan lem lilin. Menyetrika Pada proses ini, penulis hanya diperkenankan mencobanya tidak khusus ditempatkan di sini, hal ini dikarenakan ditempat ini harus mempunyai ketelitian dan kerapihan yang ekstra. Selain itu di tempat ini cukup berbahaya bagi pemula karena menggunakan setrika uap.

25

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

-

Triming Hampir setiap hari penulis melakukan pekerjaan ini, yaitu

membuang sisa-sisa benang pada pakaian yang sudah dijahit supaya pakaian terlihat rapih dan bersih. Mengambil Pakaian yang sudah dibordir Penulis juga sering ditugaskan untuk mengambil pakaian yang sudah dibordir dari tempat bordiran atau mengambl pakaian yang sudah diceplok. Packing (Mengepak) Yaitu proses pengemasan pakaian yang sudah melalui proses penjahitan, proses penyetrikaan kemudian dilipat untuk dimasukan ke dalam plastik, lalu dipasang size dan diberi label perusahaan. Sebelum dimasukkan pada plastik pakaian yang sudah dijahit dipisahkan persize untuk memudahkan saat proses pengemasan. 2.3.6 Pembahasan Masalah di Konveksi Tulus Collection Pada saat penulis pertama kali ditugaskan untuk memasang kancing, awalnya penulis tidak merasa kesulitan, namun ketika di cek cara memasang kancingnya salah dikarenakan teknik yang dipakai penulis berbeda dengan teknik memasang kancing yang berlaku di konveksi ini. Dari pengalaman diatas penulis berkesimpulan bahwa untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan kita harus berani mencoba hal baru, mau

26

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

mengakui kesalahan dan mau menerima teguran dengan lapang dada apabila melakukan kesalahan.

Karena dengan adanya permasalahan itu penulis mendapatkan teknik dan cara baru dalam memasang kancing yang belum pernah dipelajari sebelumnya.

27

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Praktek kerja Industri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk kegitan

Pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik dan sinkronisasi Program Pendidikan sekolah dengan program keahlian yang diperoleh di dunia kerja. Kegiatan PRAKERIN ini dilaksanakan pada awal semester v dalam waktu 4 bulan. dengan tempat PRAKERIN yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Penulis melaksanakan PRAKERIN di Konveksi Tarisa Fashion, Tulus Collection, dan Meri Embordire yang beralamat di jln. Desa Padasuka, Cikupa Soreang Bandung. Pengalaman kerja penulis selama PRAKERIN yaitu pembuatan lubang kancing, pemasangan accessories, triming, packing, mengoperasikan mesin border, belajar corel draw untuk desain bordir, mengobras dan masih banyak pengalamn kerja yang penulis peroleh dari kegiatan PRAKERIN. Dengan demikian siswa dapat mendapat hal baru, pengetahuan dan pengalaman yang tidak bisa didapat di sekolah serta memanfaatkan kegiatan PRAKERIN sebagai tujuan untuk membantu keterbatasan sekolah.

28

SMK Negeri 6 Garut

Laporan Praktek Kerja Industri

3.2 -

Saran Saran untuk Pihak Perusahaan Penulis berharap untuk ke depannya agar pihak perusahan bisa terus

menjalin kerjasama dengan pihak perusahaan diharapkan bisa membantu siswa PRAKERIN untuk menambah pengalaman baru di dunia kerja. Saran untuk Pihak Sekolah Penulis berharap di Tahun yang akan datang pihak sekolah bisa menargetkan materi apa saja yang harus siswa pelajari saat melaksanakan kegiatan PRAKERIN agar para siswa bisa benar-benar mempelajarinya.

29

SMK Negeri 6 Garut