contoh laporan pkl di dinas lingkungan hidup kota kediri

Upload: desy-dequiet

Post on 03-Mar-2016

1.222 views

Category:

Documents


125 download

DESCRIPTION

laporan praktik kerja lapangan di kantor lingkungan hidup kota kediri mengenai rencana strategis

TRANSCRIPT

  • PENERAPAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PADA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA

    TAHUN 2014

    PRAKTIK KERJA LAPANGAN

    ANDESI RATNA SNP

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NUSANTARA

    PENERAPAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA KEDIRI

    TAHUN 2014-2019

    LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

    (PKL)

    Disusun oleh

    ANDESI RATNA SARI NPM. 12.1.02.01.0245

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

    2015

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

    telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan menyusun laporan PKL ini

    tepat pada waktunya. Laporan PKL ini adalah hasil dari praktik kerja lapangan di

    Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri yang dimulai dari tanggal 02 s/d 31 Maret

    2015.

    Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,

    arahan serta petunjuk sehingga laporan kerja praktik ini dapat diselesaikan. Oleh

    karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang

    sebesar-besarnya kepada:

    1. Drs. H. Samari, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Nusantara PGRI Kediri.

    2. Dra. Sri Aliami, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

    Nusantara PGRI Kediri.

    3. Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi, Fakultas

    Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri.

    4. Dyah Ayu Paramitha, M.Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

    untuk memberikan bimbingan, membina, memberi saran, dan mengarahkan

    penulis sehingga laporan kerja praktik ini dapat diselesaikan.

    5. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasannya secara ikhlas di

    Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI

    Kediri.

    6. Hariyono, SKM., M.Sc selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan

    kesempatan dan petunjuk pelaksanaan kerja praktik yang penulis laksanakan di

    Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri.

    7. Seluruh Staff dan karyawan pada Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri.

    8. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah memberikan doa dan

    dorongan baik moril maupun materiil demi kelancaran kuliah bagi penulis.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 9. Untuk sahabat-sahabat penulis kelas 3MA semuanya yang tidak bisa penulis

    sebutkan satu-persatu, terimakasih banyak atas segala kebaikannya.

    Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa

    laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

    yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

    Akhir kata penulis berharap semoga penyusunan laporan kerja praktik ini

    dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak-pihak lain untuk masa yang akan

    datang sebagai bahan acuan atau referensi dalam pelaksanaan kerja praktik atau

    pembuatan laporan kerja praktik.

    Kediri, 07 April 2015

    Penulis

    ANDESI RATNASARI NPM. 12.1.02.01.0245

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii

    KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................ v

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

    B. Tujuan PKL .......................................................................... 2

    C. Manfaat PKL ........................................................................ 3

    D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL ................................... 3

    BAB II : TEMUAN DATA

    A. Bidang Manajemen dan Organisasi ....................................... 4

    1. Gambaran Umum Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri ............................................................................... 4 2. Visi dan Misi ................................................................... 5 3. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi .................. 5

    4. Strategi dan Kebijakan ..................................................... 13

    5. Renstra SKPD 2014 2019 .............................................. 15

    B. Bidang Manajemen Keuangan / Finansial ............................. 23

    1. Pengenaan PPh 21 Atas Honorarium ................................ 23

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • BAB III : ANALISIS DATA

    A. Bidang Manajemen dan Organisasi ....................................... 25

    1. Organisasi Sektor Publik .................................................. 25

    2. Perumusan Strategi dan Kebijakan SKPD ........................ 27

    3. Renstra SKPD .................................................................. 28

    B. Bidang Manajemen Keuangan / Finansial ............................. 41

    1. Pengenaan PPh Pasal 21 Atas Honorarium ....................... 41

    BAB IV : PENUTUP

    A. Kesimpulan .......................................................................... 48 B. Saran .................................................................................... 49

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 50

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Analisis Penetapan Strategi Organisasi

    Matrik SWOT Kantor Lingkungan Hidup ................................. 14

    Tabel 2.2 Tujuan dan Sasaran Kantor Lingkungan Hidup .......................... 16

    Tabel 2.3 Rencana Program dan Kegiatan, Kelompok

    Sasaran dan Pendanaan Kantor Lingkungan Hidup .................... 18

    Tabel 2.4 Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada

    Tujuan dan Sasaran Kantor Lingkungan Hidup ......................... 20

    Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan

    Kantor Lingkungan Hidup ......................................................... 21

    Tabel 2.6 Pencapaian Kinerja Pelayanan Kantor Lingkungan

    Hidup Kota Kediri ..................................................................... 22

    Tabel 2.7 Daftar Honorarium Panitia Pelaksanaan Kegiatan ..................... 24

    Tabel 3.1 Tarif PPh Pasal 21 atas Honorarium .......................................... 43

    Tabel 3.2 Perhitungan PPh Pasal 21 Kantor Lingkunan Hidup .................. 43

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Lingkungan Hidup .......................... 12

    Gambar 3.1 Proses Perumusan Strategi ........................................................ 27

    Gambar 3.2 Alur Perencanaan Pembangunan Daerah menurut

    UU 25/2004 .............................................................................. 30

    Gambar 3.3 Integrasi Sistem Manajemen Kinerja dengan

    Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik ......................... 32

    Gambar 3.4 Skema Keterkaitan Instrumen-Instrumen dalam

    Sistem ABK .............................................................................. 34

    Gambar 3.5 Bentuk Pengisian SSP ............................................................... 45

    Gambar 3.6 Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 atas Honorarium ..................... 46

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • DAFTAR LAMPIRAN

    1. Surat Penerimaan Praktik Kerja Lapangan dari Kantor Lingkungan Hidup

    Kota Kediri

    2. Foto saat PKL bersama Staf Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri

    3. Daftar Hadir dan Kegiatan Harian PKL Mahasiswa

    4. Kegiatan Mingguan PKL Mahasiswa

    5. Lembar Penilaian Penampilan Kerja Mahasiswa

    6. Lembar Penilaian Laporan PKL

    7. Lembar Penilaian Ujian PKL

    8. Hasil Akhir Penilaian PKL

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pada abad perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi,

    maka kita memerlukan peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia

    yang handal dan kompeten. Dengan demikian banyak lembaga pendidikan

    atau universitas menerapkan suatu sistem yang dapat menciptakan tenaga

    kerja yang kompeten dalam mengaplikasikan ilmunya di lapangan pekerjaan

    yang akhirnya dapat mengurangi tingkat pengangguran di negara kita.

    Melihat situasi dan kondisi yang sekarang ini, kita dituntut untuk bisa

    menguasai ilmu yang kita terima didunia pendidikan dan dapat

    mengaplikasikannya didunia bisnis atau kerja. Dalam mengaplikasikan

    pengetahuannya mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan praktik kerja

    langsung ke perusahaan yang biasa disebut Praktik Kerja Lapangan.

    Praktik Kerja Lapangan adalah penerapan pelajaran yang sudah ada

    dilingkungan fakultas, kemudian dipraktikkan dilapangan dalam hal ini dunia

    kerja nyata. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan berisikan unsur-unsur

    pendidikan dan penelitian. Pendidikan dilakukan dengan cara

    memperkenalkan mahasiswa dengan dunia kerja kantor yang diperkenalkan

    secara langsung oleh orang yang sudah berpengalaman di dalam kantor

    tersebut. Praktik Kerja Lapangan adalah suatu mata kuliah dengan beban 4

    SKS (sistem kredit semester), dan wajib dilaksanakan mahasiswa/i Strata I

    (SI) yang telah memenuhi syarat tertentu serta juga telah menyelesaikan

    jumlah SKS yang telah ditentukan.

    Dunia usaha membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

    jujur dan memuaskan, cerdik dan pintar serta mempunyai latar belakang

    pendidikan yang baik, maka dalam hal ini Universitas Nusantara PGRI Kediri

    menjadikan program Praktik Kerja Lapangan ini menjadi suatu keharusan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan bidang studinya. Program yang

    telah direncanakan pihak universitas untuk dapat menghasilkan dan

    menciptakan hubungan timbal balik antar dunia usaha sebagai pencipta

    kesempatan kerja dengan dunia pendidikan sebagai penyedia tenaga kerja

    terdidik. Selain itu juga dalam Praktik Kerja Lapangan diupayakan agar

    mahasiswa/i benar-benar mengerti tentang tanggung jawab yang harus

    dilaksanakan dalam dunia kerja.

    B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

    Dengan Praktik Kerja Lapangan ini mahasiswa diharapkan mampu

    menerapkan ilmu yang didapat dibangku kuliah ke dunia kerja dan

    mendapatkan ilmu serta pengalaman baru dalam dunia kerja. Tujuan dari

    pelaksanaan PKL adalah sebagai berikut:

    1. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan

    menerapkannya dalam dunia kerja.

    2. Melatih mahasiswa menjadi manusia yang disiplin, bertanggung jawab dan

    berpikir maju.

    3. Untuk mengembangkan cara berfikir mahasiswa/i agar bisa lebih cepat

    dalam mengembangkan kemampuan diri.

    C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)

    Praktik kerja Lapangan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi

    mahasiswa, perguruan tinggi, perusahaan dan masyarakat. Adapun manfaat

    Praktik Kerja Lapangan tersebut antara lain:

    1. Manfaat bagi mahasiswa a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang

    diperoleh dibangku perkuliahan.

    b. Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia kerja.

    c. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian dibidang

    praktik.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 2. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi a. Terjalinnya kerjasama bilateral antara universitas dengan instansi.

    b. Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui

    pengalaman praktik kerja lapangan.

    3. Manfaat Bagi Instansi a. Dapat membantu meringankan tugas-tugas karyawan.

    b. Dapat bertukar ilmu dengan mahasiswa yang melakukan praktik kerja

    lapangan.

    c. Membina hubungan baik dengan lembaga pendidikan atau perguruan

    tinggi.

    D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

    Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan di Kantor Lingkungan

    Hidup Kota Kediri yang berlokasi di Jalan Veteran No. 8 Kota Kediri.

    Adapun pelaksanaan praktik kerja lapangan ini dilakukan selama 1 (satu)

    bulan dimulai tanggal 02 Maret 2015 sampai dengan 31 Maret 2015 dengan 5

    (lima) hari kerja yaitu hari senin sampai dengan hari jumat dan jam kerja

    dimulai dari jam 08.00 14.00.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • BAB II

    TEMUAN DATA

    A. Bidang Manajemen dan Organisasi 1. Gambaran Umum Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri

    Didalam Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 5 Tahun 2008

    tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Kantor

    Lingkungan Hidup Kota Kediri merupakan unsur pendukung Walikota

    Kediri yang mempunyai tugas penyusunan dan penyelenggaraan urusan di

    Seksi Lingkungan Hidup, meliputi Perencanaan, Pengelolaan, Pencegahan,

    Penangguhan, Pemulihan Kualitas Lingkungan serta Pelaksanaan

    Pengendalian Pelayanan.

    Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Lingkungan Hidup Kota

    Kediri menyelenggarakan fungsi, yaitu:

    a. Melaksanakan penyusunan rencana program pada Kantor lingkungan

    hidup;

    b. Melaksanakan kebijakan pengelolaan lingkungan, pencegahan,

    penanggulangan dan pemulihan kualitas lingkungan;

    c. Menyusun rencana kegiatan pelaksanaan pembenahan teknis

    pencegahan, penanggulangan pencemaran, kerusakan lingkungan dan

    pemulihan kualitas lingkungan;

    d. Memberikan pembinaan teknis mengenai analisis dampak lingkungan;

    e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota yang

    sesuai dengan tupoksinya.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 2. Visi dan Misi Visi:

    Terwujudnya Masyarakat Kota Kediri berwawasan lingkungan yang

    nyaman dan sehat.

    Makna dari Visi:

    Sesuai tupoksi maka Kantor Lingkungan Hidup menjadikan

    penggerak dalam perwujudan kondisi lingkungan nyaman dan sehat.

    Makna dari nyaman adalah lingkungan yang segar dan sehat adalah

    terhindarnya dari pencemaran lingkungan.

    Dalam rangka mencapai visi tersebut diatas maka perlu ditetapkan

    adanya misi sebagai dasar untuk membangun pondasi yang kuat dalam

    menetapkan arah dan tujuan pembangunan. Maka misi Kantor Lingkungan

    Hidup yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

    a. Mewujudkan sumber daya aparatur pemerintahan dan sarana prasarana

    yang baik;

    b. Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup;

    c. Mewujudkan peningkatan rehabilitasi dan konservasi sumber daya

    alam dan lingkungan hidup.

    3. Tugas Pokok, Fungsi dan Stuktur Organisasi

    Secara rinci tugas pokok dan fungsi Kepala Kantor, Kasubag Tata

    Usaha dan masing-masing Seksi (sebagaimana Peraturan Walikota Kediri

    Nomor 51 Tahun 2008 tentang Tupoksi Kantor Lingkungan Hidup) dapat

    diuraikan sebagai berikut:

    a. Kepala Kantor

    Kepala Kantor mempunyai tugas memimpin selama pelaksanaan

    tugas, fungsi dan memberdayakan bawahannya dalam rangka

    pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan organisasi; serta

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai

    dengan tugas dan fungsinya.

    b. Bagian Tata Usaha

    Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi dan

    perencanaan bidang administrasi umum, kepegawaian, keuangan,

    rumah tangga, perlengkapan, protokol, hubungan masyarakat. Untuk

    menyelenggarakan tugas Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

    1) Pelaksana koordinasi penyusunan program kerja Kantor

    Lingkungan Hidup;

    2) Pelaksanaan penyusunan anggaran rutin/pembangunan kantor

    lingkungan hidup;

    3) Pelaksanaan pengelolaan keuangan/anggaran;

    4) Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, rumah tangga,

    perlengkapan dan protokol;

    5) Pengumpulan dan mensistimasikan data untuk penyusunan

    program dan proyek Kantor Lingkungan Hidup;

    6) Pelaksanaan analisis dan evaluasi serta pengendalian dalam

    pelaksanaan program;

    7) Pengawasan dan pengendalian anggaran Kantor Lingkungan

    Hidup;

    8) Pengelolaan administrasi keuangan dan pembukuan realisasi

    APBD serta laporan pertanggungjawaban;

    9) Pengurusan keuangan perjalanan dinas menyelesaikan tuntutan

    ganti rugi, serta biaya lain sebagai pengeluaran Kantor

    Lingkungan Hidup;

    10) Penyusunan rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan-

    kegiatan tata usaha serta pemeliharaan perlengkapan dan

    peralatan Kantor Lingkungan Hidup;

    11) Penyusunan perencanaan dan mengurus pemeliharaan, kebersihan

    dan keamanan kantor serta perjalanan dinas;

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 12) Pemrosesan tentang kedudukan hukum pegawai dan

    mensejahterakan pegawai;

    13) Penyiapan bahan untuk menyusun dan menyempurnakan

    organisasi, tata laksana, kegiatan dokumentasi serta mengelola

    perpustakaan Kantor Lingkungan Hidup; dan

    14) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

    Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya.

    c. Seksi Pemulihan Kualitas dan Pengembangan Lingkungan

    Seksi Pemulihan Kualitas dan Pengembangan Lingkungan

    mempunyai tugas:

    1) Melaksanakan pembinaan teknis pemulihan kualitas dan

    pengembangan lingkungan;

    2) Melaksanakan pemeliharaan kualitas dan pengembangan

    lingkungan;

    3) Melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap kualitas lingkungan;

    4) Melaksanakan pengembangan dan kapasitas lingkungan;

    5) Pengelolaan kualitas air skala daerah;

    6) Penerapan kelas air pada sumber air skala daerah;

    7) Pemantauan kualitas air pada sumber air skala daerah;

    8) Pengendalian pencemaran air pada sumber air skala daerah;

    9) Pengawasan terhadap penataan persyaratan yang tercantum dalam

    izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air;

    10) Penerapan paksaan pemerintahan atau uang paksa terhadap

    penanggulangan pencemaran air skala kota pada keadaan darurat

    dan / atau keadaan yang tidak terduga lainnya;

    11) Pengaturan pengelolaan kualitas air dan pengendalian

    pencemaran air skala daerah;

    12) Perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air;

    13) Perizinan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • tanah;

    14) Pemantauan kualitas udara ambien, emisi, sumber gerak dan tidak

    bergerak skala daerah;

    15) Pengujian emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor

    lama secara berkala;

    16) Koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara skala

    kota;

    17) Pengawasan terhadap pentaatan penanggung jawab usaha

    dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya

    pencemaran udara dari sumber bergerak dan tidak bergerak skala

    daerah;

    18) Pemantauan kualitas udara ambien dan dalam ruangan;

    19) Koordinasi dalam perencanaan konservasi keanekaragaman

    hayati skala daerah;

    20) Penetapan dan pelaksanaan kebijakan konservasi dan

    pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati skala daerah;

    21) Penetapan dan pelaksanaan pengendalian kemerosotan

    keanekaragaman hayati skala daerah;

    22) Pemanfaatan dan pengawasan pelaksanaan konservasi

    keanekaragaman hayati skala daerah;

    23) Penyelesaian konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati

    skala daerah;

    24) Pengembangan manajemen sistem informasi dan pengelolaan

    database kenekaragaman hayati skala daerah.

    d. Seksi Pegawasan dan Pengendalian

    Seksi Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas:

    1) Melaksanakan pembinaan teknis pengendalian lingkungan;

    2) Melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap lingkungan;

    3) Melaksanakan peningkatan kapasitas pengendalian lingkungan;

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 4) Pengaturan terhadap pencegahan pencemaran dan perusakan

    wilayah skala daerah;

    5) Pengaturan terhadap pengendalian pencemaran dan/atau

    perusakan wilayah skala daerah;

    6) Penetapan lokasi pengelolaan konservasi wilayah daerah;

    7) Pengawasan penataan instrumen pengendalian pencemaran

    dan/atau kerusakan skala daerah;

    8) Pemantauan kualitas lingkungan wilayah skala daerah;

    9) Pengaturan pelaksanaan terhadap monitoring kualitas lingkungan

    skala daerah;

    10) Penegakan hukum terhadap peraturan pengendalian pencemaran

    dan kerusakan yang dikeluarkan oleh daerah yang di limpahkan

    kewenangannya oleh pemerintah;

    11) Penetapan kriteria teknis baku kerusakan lingkungan hidup skala

    daerah yang berkaitan dengan kebakaran dan/atau lahan;

    12) Penanggulangan kebakaran hutan dan/atau lahan skala daerah;

    13) Pengawasan atas pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran

    lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan

    dan/atau lahan yang berdampak skala daerah;

    14) Pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup

    yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan skala

    daerah;

    15) Penetapan kriteria kota baku kerusakan lahan dan/atau tanah kota

    untuk kegiatan pertanian, perkebunan dan hutan tanaman

    berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah nasional;

    16) Pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah

    akibat kegiatan yang berdampak atau yang diperkirakan dapat

    berdampak skala daerah;

    17) Pengawasan pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah untuk

    produksi biomassa skala daerah;

    18) Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • akibat bencana skala daerah;

    19) Penetapan kawasan beresiko rawan bencana skala daerah;

    20) Penetapan kawasan yang berisiko menimbulkan bencana

    lingkungan skala daerah;

    21) Pembinaan dan pengawasan penerapan SNI dan standar

    kompetensi personil bidang pengelolaan lingkungan hidup pada

    skala daerah;

    22) Pembinaan dan pengawasan penerapan instrumen ekonomi dalam

    pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk daerah yang

    bersangkutan;

    23) Penerapan instrumen ekonomi dalam pengelolaan sumber daya

    alam lingkungan.

    e. Seksi Analisa Dampak Lingkungan

    Seksi Analisa Dampak Lingkungan mempunyai tugas:

    1) Melaksanakan pembinaan teknis analisa dampak lingkungan;

    2) Melaksanakan pemantauan terhadap analisis dampak lingkungan;

    3) Melaksanakan sosialisasi terhadap dampak lingkungan;

    4) Pengendalian, pengelolaan dan pengawasan dampak lingkungan

    Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);

    5) Izin pengumpulan limbah B3 pada skala kota kecuali minyak

    pelumas/oli;

    6) Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah

    B3 skala daerah;

    7) Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat skala daerah;

    8) Pengawasan penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah B3

    skala daerah;

    9) Izin lokasi pengelolaan limbah B3;

    10) Izin penyimpanan sementara limbah B3 di industri atau usaha

    suatu kegiatan;

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 11) Penilaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

    bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak

    penting terhadap lingkungan di kota yang sesuai standar, norma

    dan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah;

    12) Pemberian rekomendasi UKL dan UPL;

    13) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan

    lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib

    dilengkapi AMDAL dalam wilayah daerah; dan

    14) Pengawasan terhadap pelaksanaaan pengelolaan dan pemantuan

    lingkungan hidup bagi seluruh jenis usaha dan/atau kegiatan di

    luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib di lengkapi AMDAL

    dalam wilayah daerah.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Gambar 2.1. Struktur Organisasi Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri

    KEPALA KANTOR Drs. NUGROHO HADI, MM

    Pembina Tk. I (IV/b) NIP. 19601108 198701 1 002

    KEPALA SUB. BAGIAN TATA USAHA ACHMAD SUWARNO

    Penata Tk. I (III/d) NIP. 19600925 198603 1 006

    KASI ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN

    SENTOT ISWANTO, Spt. MMA Penata Tk. I (III/b)

    NIP. 19770505 200112 1 005

    KASI PEMULIHAN KUALITAS DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

    HARIYONO, SKM. M.Sc Penata Tk. I (III/b)

    NIP. 19720409 199703 1 004

    KASI PENGAWASAN DAN PENGENGALIAN RIDWAN, SKM. MM

    Penata Tk. I (III/b) NIP. 19730922 200012 1 001

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 4. Strategi dan Kebijakan

    Untuk lebih memfokuskan strategis Kantor Lingkungan Hidup

    Kota Kediri dalam pencapaian visi dan misi secara efektif dan efisien,

    diperlukan analisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

    dan kegagalan dengan menghitung nilai-nilai yang berkembang dalam

    organisasi serta situasi dan kondisi.

    Dalam merumuskan lingkungan strategis tersebut, Kantor

    Lingkungan Hidup Kota Kediri menggunakan metode atau teknik analisis

    SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threath) atau analisis

    faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis tersebut

    disajikan dalam tabel 2.1 dibawah ini.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Tabel 2.1

    Analisis Penetapan Strategi Organisasi Matrik SWOT

    STRENGTH WEAKNESS 1. Memiliki kewenangan

    dalam pengelolaan Lingkungan Hidup

    2. Komitmen dan konsistensi pimpinan organisasi

    3. Aparat yang komitmen 4. Perangkat organisasi

    yang solid 5. Pola kerja yang baku

    1. Jumlah dan kapasitas SDM

    2. Alokasi dana operasional serta sarana dan prasarana

    3. Koordinasi dengan instansi lain

    4. Pola pembinaan aparat

    OPPORTUNITY S-O W-O 1. Undang-undang Nomor

    32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

    2. Tuntutan akuntabilitas 3. Perkembangan IPTEK

    dan peran serta masyarakat

    1. Membangun sistem pelayanan prima

    2. Membangun komitmen seluruh aparatur dalam TUPOKSI untuk mewujudkan akuntanbilitas

    1. Membangun sistem mekanisme prosedur dan pilar kerja yang efektif serta efisien untuk mewujudkan pelayanan prima

    2. Menambah jumlah SDM yang sesuai dengan kebutuhan organisasi

    3. Membangun profesionalisme aparatur Kantor Lingkungan Hidup untuk mendorong peningkatan kerja

    THREAT S-T S-W 1. Adanya sanksi pidana

    bagi aparat 2. Kebijaksanaan yang

    tidak konsisten dan tidak proporsional

    1. Pendayagunaan sistem informasi dan mediasi antara BPLHD Jabar dengan Kantor Lingkungan Hidup dalam membangun kebersamaan dan kesatuan tindakan dalam pengelolaan lingkungan hidup

    2. Meningkatkan komitmen dan kinerja aparatur

    1. Menerapkan pola kerja dan pola pembinaan aparat yang serasi dengan potensi yang ada.

    Sumber : KLH Kota Kediri 2015

    FAKTOR

    INTERNAL

    FAKTOR EKSTERNAL

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 5. Rencana Strategis (RENSTRA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri

    a. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

    Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Kantor

    Lingkungan Hidup beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel

    2.2 yang berisi mengenai hal-hal yang akan dicapai untuk 5 tahun ke

    depan.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Tabel 2.2

    Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

    NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN

    TARGET KINERJA SASARAN PADA

    TAHUN KE-

    1 2 3 4 5

    1. Mewujudkan pelayanan prima Terciptanya kapasitas kelembagaan dan SD

    aparatur menuju tata pemerintahan yang baik

    dan profesional

    Terciptanya kapasitas sumber daya aparatur

    yang profesional 90% 90% 90% 90% 90%

    Terciptanya pelayanan administrasi yang

    berkualitas 88% 90% 90% 90% 90%

    Meningkatnya sarana prasarana kantor 88% 89% 90% 90% 90%

    Terciptanya konsistensi sistem pelaporan

    capaian kinerja 90% 90% 90% 90% 90%

    2. Meningkatkan kualitas

    lingkungan hidup melalui upaya

    penegakan hukum lingkungan

    serta pengendalian pencemaran

    dan perusakan lingkungan hidup

    Meningkatnya pengendalian pencemaran dan

    kerusakan Linggkungan Hidup dengan

    AMDAL

    Terciptanya pengelolaan persampahan 90% 90% 90% 90% 90%

    Terciptanya pengendalian lingkungan sosial 90% 90% 90% 90% 90% Terciptanya pengendalian polusi 90% 90% 90% 90% 90%

    Meningkatnya kepatuhan penegakan hukum

    lingkungan dalam pengendalian pencemaran

    dan kerusakan Lingkungan Hidup

    Terciptanya pengendalian lingkungan hidup 90% 90% 90% 90% 90% Terciptanya peningkatan kualitas dan akses

    ingormasi SDA dan LH 90% 90% 90% 90% 90%

    3. Meningkatkan kelestarian

    kualitas dan fungsi lingkungan

    Meningkatnya kelestarian kualitas dan fungsi

    lingkungan

    Terciptanya perlindingan dan konservasi SDA 90% 90% 90% 90% 90% Terciptanya RTH 90% 90% 90% 90% 90%

    Sumber : KLH Kota Kediri 2015

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • a. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Pendanaan Indikatif

    Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan,

    indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif pada

    Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri. Adapun penyajiannya pada

    Tabel 2.3.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Tabel 2.4

    Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

    No Indikator

    Kondisi Kinerja pada awal

    periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada

    akhir periode RPJMD Tahun 0 Tahun1 (2015)

    Tahun 2 (2016)

    Tahun 3 (2017)

    Tahun 4 (2018)

    Tahun 5 (2019)

    1 Tingkat pencemaran udara, air dan tanah 12,36 % 11% 9 % 9 % 8 % 7 % 6 %

    2 Persentase ketaatan pelaku usaha terhadap peraturan lingkungan

    20 % 20 % 30 % 30 % 35 % 40 % 45 %

    3 Cakupan Konservasi (penghijauan sumber mata air/titik)

    500 pohon 500 pohon 500 pohon 500 pohon 500 pohon 500 pohon 500 pohon

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Tabel 2.5

    Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri

    Uraian Program Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

    Rasio antara Realisasi dan

    Anggaran Rata-rata Pertumbuhan

    2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013

    Pelayanan Administrasi

    Perkantoran Rp. 265.245.400 Rp. 303.502.750 Rp. 251.725.203 Rp. 265.211.328 95 % 87%

    Peningkatan Sarana dan

    Prasarana Aparatur Rp. 20.901.500 Rp. 42.840.250 Rp. 18.563.132 Rp. 32.141.132 89% 75%

    Peningkatan Pengembangan

    Sistem Pelaporan Capaian

    Kinerja dan Keuangan

    Rp. 900.000 Rp. 2.750.000 Rp. 900.000 Rp. 2.750.000 100 % 100 %

    Pengembangan Kinerja

    Pengelolaan Persampahan - Rp. 671.110.100 - Rp. 636.615.100 - 95%

    Pengendalian Pencemaran dan

    Perusakan Lingkungan Hidup Rp. 282.213.600 Rp. 719.879.800 Rp. 276.108.777 Rp. 685.515.800 98 % 95 %

    Perlindungan dan Konservasi

    Sumber Daya Alam (SDA) - Rp. 266.515.000 - Rp. 263.089.000 - 99 %

    Peningkatan Kualitas dan Akses

    Inforamsi SDA dan Lingkungan

    Hidup

    - Rp. 50.000.000 - Rp. 48.511.700 - 97 %

    Peningkatan Pengendalian Polusi Rp. 180.000.000 Rp. 428.030.500 Rp. 173.217.250 Rp. 417.172.040 96 % 97 %

    Pengendalian RTH Rp. 197.786.400 Rp. 200.494.600 Rp. 183.806.900 Rp. 198.874.600 95% 99%

    Sumber : KLH Kota Kediri 2015

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • B. Bidang Manajemen Keuangan / Finansial 1. Pengenaan PPh Pasal 21 atas Honorarium Panitia Pelaksana

    Kegiatan

    Setiap kegiatan dalam bagian tahun anggaran, Kantor Lingkungan

    Hidup membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) dalam hal pengenaan

    PPh Pasal 21 atas honorarium panitia pelaksana kegiatan. Dalam tabel 2.7

    disajikan perhitungan PPH Pasal 21 atas honorarium untuk kegiatan

    penyediaaan jasa administrasi keuangan tahun anggaran 2015.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Tabel 2.7 Daftar Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan

    Kegiatan : Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

    Tahun Anggaran : 2015

    Kode Rekening : 1.08.1.08.01.01.07.5.2.1.01.01

    Bulan : Januari dan Februari

    No. Nama Jabatan Pangkat/Golongan Keterangan Honor

    (Rp)

    PPh 21

    (Rp)

    Penerimaan

    (Rp)

    1. Drs. Nugroho Hadi, MM Pengguna Anggaran Pembina Tk. I, IV/b 650.000 x 2 Bulan 1.300.000,00 195.000,00 1.105.000,00

    2. Achmad Suwarno, BA PPK Penata Tk. I, III/d 400.000 x 2 Bulan 800.000,00 40.000,00 760.000,00

    3. Nasrudin Rozaq, ST Pembantu PPK Penata, III/c 300.000 x 2 Bulan 600.000,00 30.000,00 570.000,00

    4. Maratus Sholikhah, SKM Bendahara Pengeluaran Penata, III.c 450.000 x 2 Bulan 900.000,00 45.000,00 885.000,00

    5. Niam Fathoni, ST Pembantu Bendahara

    Pengeluaran Penata Muda Tk. I, III/b 425.000 x 2 Bulan 850.000,00 42.500,00 807.500,00

    6. Samsul Maarif Pengurus Barang Pengatur, II/c 225.000 x 2 Bulan 450.000,00 - 450.000,00

    7. Sutrisno Penyimpan Barang Pengatur Muda Tk. I, II/b 225.000 x 2 Bulan 450.000,00 - 450.000,00

    Jumlah 5.350.000,00 352.500,00 4.997.500,00

    Sumber : KLH Kota Kediri 2015

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • BAB III

    ANALISIS DATA

    A. Bidang Manajemen dan Organisasi 1. Organisasi Sektor Publik

    Organisasi sektor publik memiliki tujuan, karakteristik, struktur

    dan proses, serta lingkungan yang khas dan membedakannya dengan

    sektor privat. Tujuan organisasi publik mempengaruhi misi, strategi, dan

    program yang akan dilaksanakan. Masalah yang dihadapi sektor publik

    dalam hal ini adalah tujuan yang tidak jelas dan samar-samar, karena

    keluarannya tidak seluruhnya dapat diukur secara handal, karena pada

    organisasi sektor publik tidak berorientasi pada memaksimalkan laba

    sebagaimana yang menjadi tujuan organisasi bisnis.1

    Dari segi proses dalam organisasinya, organisasi sektor publik

    lebih bernuansa politis dibandingkan pada organisasi bisnis, sehingga

    pelaku di dalamnya juga dituntut memiliki kemampuan berpolitik selain

    kemampuan profesionalitas sebagaimana di sektor swasta. Politik dapat

    didefinisikan sebagai upaya yang terdiri atas penempatan masalah pada

    agenda publik. Setelah diterima sebagai tanggung jawab publik yang

    mengikat, pengelola organisasi publik menyelenggarakan kegiatan rutin.

    Dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut diperlukan alokasi sumber

    daya secara tepat, mengenai subjek partisipan, objek, waktu, dan

    anggaran dananya. Dalam kesuksesan pengelolaan organisasi publik,

    para manajer dan pengambil keputusan membutuhkan keahlian negosiasi

    dan politis yang tinggi dikarenakan sifat dari lingkungan organisasi

    dengan pemangku kepentingannya yang kompleks dan mengandung

    potensi konflik kepentingan yang besar.

    1 Halim, Abdul. Syam Kusyufi. Akuntansi Sektor Publik, Jilid 1.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Proses penentuan kebijakan dalam sektor publik melibatkan

    seluruh komponen masyarakat, untuk mengakomodasi kebutuhan dan

    kepentingan masyarakat luas, yang terdiri atas anggota dewan, organisasi

    sosial dan politik, lembaga swadaya masyarakat (LSM, akademisi,

    yayasan, dan masyarakat umum). Proses ini merupakan proses

    penjaringan aspirasi publik, yang tidak ada dalam mekanisme penentuan

    kebijakan pada sektor swasta/privat/bisinis. Untuk pelaksanaan kegiatan,

    organisasi sektor publik menggunakan dana yang berasal dari publik.

    Oleh karena itu manajer organisasi sektor publik wajib

    mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatannya secara vertikal

    kepada otoritas yang lebih tinggi serta secara horizontal kepada

    masyarakat (publik).

    Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Kediri dalam penerapan

    organisasi mulai dari fungsi, tugas, struktur dan kegiatan merujuk pada

    Permendagri No. 13 tahun 2006 sesuai dengan intruksi dari Pemerintah

    Daerah mengenai pelaksanaan organisasi pada SKPD (Satuan Kerja

    Perangkat Daerah).

    2. Perumusan Strategi dan Kebijakan SKPD

    Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab

    manajemen puncak di dalam proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran,

    target, arah, dan kebijakan, serta strategi organisasi. Salah satu metode

    untuk menentukan strategi adalah dengan analisis SWOT yang

    menganalisis faktor internal organisasi yang menjadi kekuatan dan

    kelemahan dan memperhitungkan faktor eksternal berupa ancaman dan

    peluang. Analisis SWOT merupakan salah satu alat dalam manajemen

    strategis untuk menentukan kekuatan (strenght), kelemahan (weakness),

    kesempatan (opportunity), dan ancaman (threat) dalam organisasi.

    Analisis SWOT diperlukan untuk menentukan strategi terbaik bagi

    organisasi agar dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien, analisis

    tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Gambar 3.1. Proses Perumusan Strategi

    Berdasarkan hasil analisis SWOT sebagaimana tersebut di atas,

    dapat diidentifikasi permasalahan yang dihadapi, di antaranya:

    a. Rumusan permasalahan strategis yang dihadapi masa kini.

    Terjadinya perubahan terhadap undang

    yang belum diikuti dengan peraturan pendukung lainnya

    mengakibatkan akan terjadinya keterlambatan dalam penyusunan

    Rencana Peraturan Daerah tentang

    Selain itu banyaknya instrumen baru dalam undang

    mengakibatkan perlunya perencanaan yang matang dalam

    pelaksanaan kewenangan di bidang lingkungan hidup.

    b. Rumusan perubahan, kecenderungan masa depan berpengar

    tupoksi. Adanya aturan hukum baru akan berpengaruh pada

    pelaksanaan tupoksi dari masing

    c. Rumusan perubahan internal yang perlu dilakukan:

    1) Penyusunan analisis kompetensi jabatan untuk penempatan

    jabatan struktural berstandar

    birokrasi;

    2) Penyusunan rencana pembagian tugas staf;

    3) Penataan sistem informasi lingkungan;

    Proses Perumusan Strategi

    Berdasarkan hasil analisis SWOT sebagaimana tersebut di atas,

    dapat diidentifikasi permasalahan yang dihadapi, di antaranya:

    permasalahan strategis yang dihadapi masa kini.

    Terjadinya perubahan terhadap undang-undang lingkungan hidup

    yang belum diikuti dengan peraturan pendukung lainnya

    mengakibatkan akan terjadinya keterlambatan dalam penyusunan

    Rencana Peraturan Daerah tentang lingkungan hidup di Kota Kediri.

    Selain itu banyaknya instrumen baru dalam undang-undang tersebut

    mengakibatkan perlunya perencanaan yang matang dalam

    pelaksanaan kewenangan di bidang lingkungan hidup.

    Rumusan perubahan, kecenderungan masa depan berpengaruh pada

    tupoksi. Adanya aturan hukum baru akan berpengaruh pada

    pelaksanaan tupoksi dari masing-masing unsur kantor.

    Rumusan perubahan internal yang perlu dilakukan:

    Penyusunan analisis kompetensi jabatan untuk penempatan

    jabatan struktural berstandar sebagai salah satu upaya reformasi

    Penyusunan rencana pembagian tugas staf;

    Penataan sistem informasi lingkungan;

    Berdasarkan hasil analisis SWOT sebagaimana tersebut di atas,

    permasalahan strategis yang dihadapi masa kini.

    undang lingkungan hidup

    yang belum diikuti dengan peraturan pendukung lainnya

    mengakibatkan akan terjadinya keterlambatan dalam penyusunan

    lingkungan hidup di Kota Kediri.

    undang tersebut

    mengakibatkan perlunya perencanaan yang matang dalam

    uh pada

    tupoksi. Adanya aturan hukum baru akan berpengaruh pada

    Penyusunan analisis kompetensi jabatan untuk penempatan

    sebagai salah satu upaya reformasi

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 4) Evaluasi dan peningkatan mutu penyelenggaraan pada integritas

    di lingkungan Kantor Lingkungan Hidup;

    5) Peningkatan kualitas aparatur Kantor Lingkungan Hidup melalui

    peningkatan kualifikasi pendidikan maupun kompetensi;

    6) Peningkatan pelayanan di bidang lingkungan hidup terhadap

    seluruh lapisan masyarakat.

    Strategi secara umum yang dilakukan oleh Kantor Lingkungan

    Hidup Kota Kediri, antara lain:

    a. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang

    dicapai dengan arah kebijakan melaksanakan pengendalian dan

    pengawasan pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dapat

    menurunkan kualitas SDA melalui pengawasan pelaksanaan AMDAL.

    b. Meningkatkan ketaatan penegakan hukum lingkungan yang dicapai

    dengan arah kebijakan melaksanakan penegakan hukum lingkungan

    melalui ketaatan pelaku usaha dengan meningkatkan peran serta

    masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan penyelesaian

    kasus lingkungan hidup.

    c. Rehabilitasi lahan kritis dan pengelolaan kawasan lindung yang

    dicapai dengan arah kebijakan asilitasi rehabilitasi lahan kritis dan

    peningkatan pengelolaan kawasan langsung dengan tetap

    mempertahankan kelestarian sumber daya alam.

    3. Rencana Strategis (RENSTRA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) a. Implementasi Strategi pada Sektor Publik

    Implementasi strategi pada organisasi sektor publik tidak bisa

    lepas dari proses manajemen strategis. Proses manajemen strategis

    pada organisasi pemerintahan diatur dan tertuang dalam UU Nomor

    25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan. Tahapan

    perencanaan pembangunan meliputi berikut ini:

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 1) Tahap Penyusunan Rencana

    Pada tahap ini organisasi sektor publik dalam hal ini adalah

    pemerintah, merumuskan arah dan misi organisasi, sekaligus juga

    melakukan analisis SWOT untuk memahami lingkungan internal

    dan eksternal. Pada tahap ini pemerintah sekaligus melakukan

    formulasi strategis. Formulasi strategis bersifat permanen dan

    jangka panjang, yaitu lebih dari 5 tahun sampai 25 tahun. Menurut

    UU Nomor 25 Tahun 2004, perumusan strategis pada organisasi

    pemerintah dilakukan dalam penyusunan rencana pembangunan

    jangka panjang (RPJP) yang berlaku selama 25 tahun dan

    dijabarkan dalam rencana pembagunan jangka menengah (RPJM)

    yang berlaku selama 5 tahunan.

    Selain penyusunan dokumen perencanaan strategis di atas,

    masing-masing unit kerja dalam hal ini kementerian/lembaga

    negara (K/L) dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) menyusun

    rencana strategis (Renstra) yang berjangka waktu 5 tahunan dan

    rencana kerja (Renja) yang berjangka waktu 1 tahun. Renstra K/L

    atau Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan

    program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas, pokok,

    dan fungsi K/L atau SKPD dan memuat prioritas pembangunan dan

    pagu indikatif. Penyususan Renstra dan Renja K/L dan SKPD

    merupakan bentuk pelaksanaan unit business level strategy pada

    perusahaan.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Gambar 3.2. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah menurut UU 25/2004

    2) Tahap Penetapan Rencana

    Pada tahap ini lebih pada bagaimana dokumen

    perencanaaan seperti RPJP, RPJM, RKP (daerah), Renstra, dan

    Renja ditetapkan. Sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 2004, RPJP

    dan RPJM Nasional ditetapkan dengan undang-undang dan RPJP

    Daerah dan RPJM Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah.

    Sedangkan Renstra dan Renja ditetapkan dengan peraturan

    pimpinan instansi yaitu Menteri K/L atau Kepala SKPD.

    3) Tahap Pelaksanaan Rencana

    Tahap pelaksanaan rencana merupakan tahap implementasi

    strategi. Berdasarkan proses manajemen strategi, tahapan ini

    disebutkan bahwa organisasi diharapkan menetapkan atau

    merumuskan tujuan organisasi tahunan. Dalam konteks

    pemerintahan, tahapan implementasi strategi merupakan tahapan

    pelaksanaan rencana hasil dari proses perencanaan strategis yang

    menghasilkan rencana jangka panjang, menengah, dan tahunan.

    Dari rencana tahunan, yaitu RKP atau RKP Daerah, pemerintah

    daerah utamanya, menyusun kebijakan umum APBD serta prioritas

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • dan plafon anggaran sementara (PPAS). Hasil dari KUA dan PPAS

    akan dirincikan di dalam rencana kerja anggaran (RKA) yang

    merupakan dasar untuk menyusun rancangan APBD. Pada RKA

    inilah SKPD harus mampu memerincikan program dan kegiatan ke

    dalam rincian belanja, sumber pendanaan, target, sasaran, dan hasil

    yang diinginkan. Apabila RAPBD telah disahkan menjadi Perda

    APBD dan Perkada Penjabaran APBD maka dolumen RKA akan

    menjadi dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Dari DPA inilah

    proses penatausahaan dan akuntansi mulai berjalan. Pengendalian

    pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-masing

    pimpinan K/L dan SKPD.

    4) Tahap Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini adalah berupa

    evaluasi kinerja dan evaluasi strategi. Evaluasi kinerja dilakukan

    untuk membandingkan antara target dengan hasil yang dicapai.

    Sedangkan evaluasi strategi lebih pada evaluasi hasil secara

    keseluruhan dengan memperhatikan perubahan faktor internal dan

    eksternal. Evaluasi kinerja yang lebih pada pengendalian

    operasional dilakukan oleh pimpinan masing-masing K/L dan

    Kepala SKPD membuat Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi

    Pemerintah (LAKIP).

    Integrasi sistem manajemen kinerja dengan proses

    pengendalian manajemen dapat digambarkan pada Gambar 3.3

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Gambar 3.3. Integrasi Sistem Manajemen Kinerja dengan Proses Pengendalian Manajemen pada Organisasi Sektor Publik

    Peranan sistem manajemen kinerja tampak pada tahap

    perencanaan strategis, implementasi, dan evaluasi kinerja. Tolok ukur

    kinerja pada program dan pelaksanaan anggaran harus sesuai dengan

    rancangan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan pada rencana

    strategis, yang merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, dan

    strategi organisasi pada tahap perencanaan strategis. Rencana strategis

    berisi tentang sasaran strategis yang akan dicapai oleh organisasi, hasil

    (outcome) dan indikator kinerja, inisiatif strate

    Pada tahap implementasi, organisasi melakukan pengukuran kinerja

    untuk mengetahui tingkat pencapaian strategi dalam mencapai tujuan

    organisasi. Ukuran kinerja pada tahap implementasi harus mengacu

    pada ukuran kinerja yang ditetapk

    agar tidak terjadi penyimpangan dan ketidakadilan dalam memberikan

    penilaian terhadap kinerja manajer.

    Integrasi Sistem Manajemen Kinerja dengan Proses

    Pengendalian Manajemen pada Organisasi Sektor Publik

    Peranan sistem manajemen kinerja tampak pada tahap

    perencanaan strategis, implementasi, dan evaluasi kinerja. Tolok ukur

    kinerja pada program dan pelaksanaan anggaran harus sesuai dengan

    rancangan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan pada rencana

    egis, yang merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, dan

    strategi organisasi pada tahap perencanaan strategis. Rencana strategis

    berisi tentang sasaran strategis yang akan dicapai oleh organisasi, hasil

    dan indikator kinerja, inisiatif strategis serta target kinerja.

    Pada tahap implementasi, organisasi melakukan pengukuran kinerja

    untuk mengetahui tingkat pencapaian strategi dalam mencapai tujuan

    organisasi. Ukuran kinerja pada tahap implementasi harus mengacu

    pada ukuran kinerja yang ditetapkan pada tahap perencanaan strategis

    agar tidak terjadi penyimpangan dan ketidakadilan dalam memberikan

    ilaian terhadap kinerja manajer.

    Integrasi Sistem Manajemen Kinerja dengan Proses

    Peranan sistem manajemen kinerja tampak pada tahap

    perencanaan strategis, implementasi, dan evaluasi kinerja. Tolok ukur

    kinerja pada program dan pelaksanaan anggaran harus sesuai dengan

    rancangan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan pada rencana

    egis, yang merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, dan

    strategi organisasi pada tahap perencanaan strategis. Rencana strategis

    berisi tentang sasaran strategis yang akan dicapai oleh organisasi, hasil

    gis serta target kinerja.

    Pada tahap implementasi, organisasi melakukan pengukuran kinerja

    untuk mengetahui tingkat pencapaian strategi dalam mencapai tujuan

    organisasi. Ukuran kinerja pada tahap implementasi harus mengacu

    an pada tahap perencanaan strategis

    agar tidak terjadi penyimpangan dan ketidakadilan dalam memberikan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • b. Implementasi Pengukuran Kinerja SKPD

    Manajemen kinerja yang terintegrasi terdiri atas dua bagian

    utama, yaitu perencanaan kinerja dan pengukuran kinerja.

    Perencanaan kinerja terdiri atas empat tahap, yaitu:

    1) Penentuan visi, misi, dan tujuan serta strategi

    2) Penerjemahan visi, misi, dan tujuan, serta strategi ke dalam:

    a) Sasaran strategis

    b) Inisiatif strategis

    c) Indikator kinerja

    d) Target kinerja

    3) Penyusunan program

    4) Penyusunan anggaran

    Sementara itu, pengukuran kinerja value for money dibangun

    atas tiga komponen utama yaitu:

    1) Komponen visi, misi, sasaran, dan target;

    2) Komponen input, proses, output, dan outcome;

    3) Komponen pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

    Tahap perencanaan kinerja dimulai dengan tahap menentukan

    visi, misi, tujuan, sasaran, dan target. Pada gambar 3.4, tahap ini

    dituangkan dalam dokumen rencana strategis (renstra). Renstra

    dihasilkan melalui kombinasi dua pendekatan, yaitu pendekatan top

    down dan bottom up. Renstra yang dihasilkan dari pendekatan top

    down merupakan inisiatif dari pemerintah yang merupakan penjabaran

    dari visi dan misi kepala daerah. Dari renstra kemudian diterjemahkan

    dalam rencana kerja.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Gambar 3.4. Skema Keterkaitan InstrumenABK

    Sedangkan, renstra yang berasal dari pendekatan

    merupakan hasil dari penjaringan aspirasi masyarakat yang

    diwujudkan dalam bentuk pelayanan publik. Pelayanan publik yang

    harus disediakan pemerintah kemudian dapat berbentuk standarisasi

    yang tertuang dalam SPM maupun tidak. SPM merupakan pelayanan

    dasar yang diselenggarakan pemerintah secara tepat syarat hingga

    menghasilkan mutu tertentu. Standarisasi pelayanan tersebut

    kemudian dijabarkan dalam standar belanja yang disebut dengan ASB,

    program dan kegiatan yang di dalamnya dicantumkan tolok ukur

    kinerjanya. ASB dan tolok ukur kinerja menjadi instrumen penting

    dalam ABK yang berbentuk rencana kerja. Rencana kerja yang berisi

    kegiatan, tolok ukur kinerja, jenis indikator, target kinerja, sasaran

    kegiatan, dan usulan anggaran disebut dengan rencana kerja ang

    (RKA). RKA merupakan dokumen yang mengaitkan pengukuran

    kinerja melalui indikator

    usulan anggaran. Bentuk dari dokumen RKA pada Kantor Lingkungan

    Hidup dapat dilihat pada

    Skema Keterkaitan Instrumen-instrumen dalam Sistem

    Sedangkan, renstra yang berasal dari pendekatan bottom up

    merupakan hasil dari penjaringan aspirasi masyarakat yang

    diwujudkan dalam bentuk pelayanan publik. Pelayanan publik yang

    harus disediakan pemerintah kemudian dapat berbentuk standarisasi

    yang tertuang dalam SPM maupun tidak. SPM merupakan pelayanan

    yang diselenggarakan pemerintah secara tepat syarat hingga

    menghasilkan mutu tertentu. Standarisasi pelayanan tersebut

    kemudian dijabarkan dalam standar belanja yang disebut dengan ASB,

    program dan kegiatan yang di dalamnya dicantumkan tolok ukur

    ya. ASB dan tolok ukur kinerja menjadi instrumen penting

    dalam ABK yang berbentuk rencana kerja. Rencana kerja yang berisi

    kegiatan, tolok ukur kinerja, jenis indikator, target kinerja, sasaran

    kegiatan, dan usulan anggaran disebut dengan rencana kerja anggaran

    (RKA). RKA merupakan dokumen yang mengaitkan pengukuran

    kinerja melalui indikator input, output, dan outcome dengan nilai

    usulan anggaran. Bentuk dari dokumen RKA pada Kantor Lingkungan

    Hidup dapat dilihat pada tabel 2.3.

    instrumen dalam Sistem

    bottom up

    merupakan hasil dari penjaringan aspirasi masyarakat yang

    diwujudkan dalam bentuk pelayanan publik. Pelayanan publik yang

    harus disediakan pemerintah kemudian dapat berbentuk standarisasi

    yang tertuang dalam SPM maupun tidak. SPM merupakan pelayanan

    yang diselenggarakan pemerintah secara tepat syarat hingga

    menghasilkan mutu tertentu. Standarisasi pelayanan tersebut

    kemudian dijabarkan dalam standar belanja yang disebut dengan ASB,

    program dan kegiatan yang di dalamnya dicantumkan tolok ukur

    ya. ASB dan tolok ukur kinerja menjadi instrumen penting

    dalam ABK yang berbentuk rencana kerja. Rencana kerja yang berisi

    kegiatan, tolok ukur kinerja, jenis indikator, target kinerja, sasaran

    garan

    (RKA). RKA merupakan dokumen yang mengaitkan pengukuran

    dengan nilai

    usulan anggaran. Bentuk dari dokumen RKA pada Kantor Lingkungan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Konsep value for money merupakan konsep untuk mengukur

    ekonomi, efektivitas dan efisiensi kinerja program, kegiatan, dan

    organisasi. Konsep value for money (VFM) adalah konsep yang

    penting dalam organisasi sektor publik dalam pengukuran kinerja

    sektor publik. VFM juga mengandung arti sebagai penghargaan

    terhadap nilai uang. Hal ini berarti setiap rupiah harus dihargai secara

    layak dan digunakan sebagaimana mestinya. Konsep VFM ini

    berorientasi pada pengembangan indikator kinerja yang seimbang

    yaitu tidak hanya mengembangkan indikator kinerja keuangan saja,

    melainkan juga indikator kinerja non keuangan, antara indikator hasil

    dengan indikator proses, dan antara indikator kuantitatif dengan

    indikator kualitatif. Indikator keuangan hanya menekankan pada input

    dan output yang terbatas pada anggaran dan realisasinya. Sementara

    indikator non keuangan lebih menekankan pada outcome, seperti

    kepuasan pelanggan, kualitas layanan, cakupan layanan. Pengukuran

    kinerja VFM dapat membuat keseimbangan antara pengukuran hasil

    dengan pengukuran proses. Indikator efektivitas dalam VFM

    berorientasi pada hasil dan lebih bersifat kualitatif, sedangkan

    indikator ekonomi dan efisiensi lebih berorientasi pada proses dan

    lebih bersifat kuantitatif. Berikut penjelasannya masing-masing

    pengukutan VFM.

    1) Pengukuran Ekonomi

    Dalam konteks organisasi pemerintahan, ukuran ekonomi

    berupa berapa anggaran yang dialokasikan untuk membiayai

    aktivitas tertentu. Apabila sumber daya yang dikeluarkan berada di

    bawah anggaran maka terjadi penghematan, sedangkan sebaliknya,

    apabila di atas anggaran maka terjadi pemborosan. Sehingga pada

    pengukuran ekonomi berhubungan dengan menjawab pertanyaan-

    pertanyaan sebagai berikut.

    a) Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan

    oleh organisasi?

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • b) Apakah biaya organisasi lebih besar dari biaya organisasi lain

    yang sejenis yang dapat diperbandingkan?

    c) Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya

    keuangannya secara optimal?

    2) Pengukuran Efisiensi

    Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan

    perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang

    digunakan. Ukuran produktivitas atau efisensi belum

    mengindikasikan efektivitas. Ukuran efisiensi lebih bersifat relatif.

    Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu

    produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan

    sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya. Indikator efisiensi

    menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu

    organisasi (misalnya: staf, upah, biaya administratif) dan keluaran

    yang dihasilkan indikator tersebut memberikan informasi tentang

    konversi masukan menjadi keluaran (yaitu efisien dari proses

    internal).

    3) Pengukuran Efektivitas

    Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu

    organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil

    mencapai tujuan, maka organisasi tersebut telah berjalan dengan

    efektif. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau

    kegiatan telah mencapai kegiatan yang telah ditetapkan.

    Pengukuran efektivitas mengukur hasil akhir dari suatu pelayanan

    dikaitkan dengan hasilnya.

    Indikator efektivitas menggambarakan jangkauan akibat

    dan dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam

    mencapai tujuan program. Semakin kontribusi ouput yang

    dihasilkan berperan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.

    Suatu pelayanan mungkin dilakukan secara efisien, namun belum

    tentu efektif jika pelayanan tersebut tidak menambah nilai bagi

    pelanggan. Oleh karena itu, indikator efisiensi dn efektivitas harus

    digunakan secara bersama-sama. Jika suatu program dinyatakan

    efektif dan efisien, maka program tersebut dapat dikatakan cost

    effectiveness.

    c. Evaluasi Pelaksanaan Rencana 1) Realisasi Anggaran Pendanaan Pelayanan SKPD

    Dari temuan data pada tabel 2.3 mengenai anggaran dan

    realisasi pendanaan pelayanan Kantor Lingkungan Hidup Kota

    Kediri terdapat beberapa indikator penjelasan yang saling berkaitan

    yaitu program kegiatan, tahun anggaran 2012 dan 2013, realisasi

    anggaran, rasio antara realisasi dan anggaran dan rata-rata

    pertumbuhan. Dari beberapa indikator tersebut terlihat bahwa

    bentuk penyusunannya merupakan penyusunan anggaran untuk

    akuntansi sektor publik. Anggaran sektor publik merupakan suatu

    dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu

    organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja

    dan aktivitas dalam pemerintahan.2

    Oleh karena anggaran sebagai instrumen mekanisme

    birokrasi, maka anggaran merupakan alat akuntabilitas atas

    pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang

    dibiayai dengan uang publik. Selain itu juga, karena sebagai alat

    untuk mengalokasikan sumber daya untuk setiap program maupun

    aktivitas, maka penganggaran juga merupakan aktivitas yang

    penting.

    2 Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik, Edisi Satu.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • a) Sistem Penganggaran

    Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor

    publik telah mengalami banyak perkembangan. Dalam

    perkembangannya tersebut, anggaran sektor publik telah

    menjadi instrumen kebijakan multifungsi yang digunakan

    sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini tercermin

    dalam komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung

    merefleksikan arah dan tujuan pelayanan publik yang

    diharapkan. Anggaran sebagai perencanaan kegiatan publik

    yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat

    digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan

    dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem

    anggaran serta pencatatannya harus dilakukan dengan cermat

    dan sistematis.

    Pada dasarnya terdapat beberapa jenis dalam

    perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Jenis-jenis

    anggaran tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Anggaran Tradisional

    a. Line Item Budgeting

    b. Incremental Budgeting

    2. New Public Management

    a. Planning Programming Budgeting System (PPBS)

    b. Zero Based Budgeting (ZBB)

    c. Performance Budgeting

    d. Anggaran Kinerja

    Dilihat dari bentuk penyusunan anggaran dan

    realisasinya, Kantor Lingkungan Hidup menggunakan sistem

    penganggaran berbasis kinerja sesuai Peraturan Pemerintah Nomor

    71 Tahun 2010. Sistem penganggaran berbasis kinerja lebih

    merasionalkan pada proses pembuatan anggaran dengan cara

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • menjabarkan rencana jangka panjang ke dalam program-program,

    sub-program, serta berbagai proyek untuk mencapai tujuan

    tertentu.3

    Proses implementasi dalam anggaran kinerja adalah

    sebagai berikut:

    a. Penyusunan anggaran berbasis kinerja dilakukan dengan

    memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran

    dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian

    hasil dan keluaran tersebut.

    b. Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja diperlukan

    indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap

    program dan jenis kegiatan.

    c. Tingkat keluaran kegiatan yang direncanakan dan biaya satuan

    keluaran menjadi dasar bagi alokasi anggaran dan prakiraan

    maju pada program yang bersangkutan.

    Realisasi anggaran merupakan sesuatu yang dihasilkan

    dari pengalokasian anggaran yang telah direncanakan sebelumnya

    oleh organisasi sektor publik. Dengan kata lain, realisasi anggaran

    merupakan proses pelaksanaan dalam mencapai tujuannya melalui

    penambahan dan penggunaan sumber daya yang efisien. Dalam

    siklus realisasi anggaran terdapat 3 tahapan kegiatan, yakni

    pencairan anggaran (pengeluaran), realisasi pendapatan, dan

    pelaksanaan.

    Kegiatan utama yang pertama, yakni pencairan

    anggaran (pengeluaran), dimulai dengan tahap persiapan yang

    terdiri dari kegiatan pembuatan prosedur dan formulir serta

    pembuatan anggaran kas; tahap proses pelaksanaan terdiri dari

    kegiatan belanja barang, jasa dan modal; dan tahap penyelesaian

    3 Bastian, Indra. Akuntansi Sektor Publik, Jilid dua.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • terdiri dari kegiatan pengumpulan bukti untuk pencatatan,

    penyelesaian tata prosedur pencatatan barang dan modal serta

    pelaporan aktivitas jasa.

    Kegiatan utama yang kedua, yakni realisasi pendapatan,

    dimulai dengan tahapan persiapan yang terdiri dari kegiatan

    menghitung potensi dan membuat regulasi untuk prosedur serta

    formulir, tahap proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan penagihan

    dan pengumpulan pendapatan; dan tahap penyelesaian terdiri dari

    kegiatan rekapitulasi realisasi pendapatan serta pengenaan sanksi

    dan insentif.

    Sementara kegiatan utama yang ketiga, yakni

    pelaksanan program, dimulai dengan tahapan persiapan yang terdiri

    dari kegiatan pembentukan tim dan membuat tata aturan serta

    pembagian beban kerja. Tahap proses pelaksanaan terdiri dari

    kegiatan pelaksanaan pekerjaan, sementara tahap penyelesaian

    terdiri dari kegiatan finalisasi produk dan pembuatan laporan.

    2) Pencapaian Kinerja SKPD

    Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini adalah berupa

    evaluasi kinerja dan evaluasi strategi. Dalam evaluasi pencapaian

    kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target dengan

    hasil yang dicapai. Sedangkan evaluasi strategi lebih pada evaluasi

    hasil secara keseluruhan dengan memperhatikan perubahan faktor

    internal dan eksternal. Evalulasi kinerja yang lebih pada

    pengendalian operasional dilakukan oleh pimpinan masing K/L

    atau Kepala SKPD. Pada tiap tahunnya pimpinan K/L atau SKPD

    membuat Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah

    (LAKIP). Berdasarkan pengukuran berbasis value for money yang

    terdiri dari 3 komponen, pencapaian kinerja Kantor Lingkungan

    Hidup yang terlihat pada tabel 2.6 bisa dikatakan masih dalam

    proses peningkatan dalam pencapaian target dan realisasi.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • B. Bidang Manajemen Keuangan / Finansial 1. Pengenaan PPh Pasal 21 atas Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan

    Pajak Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan

    kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Subjek Dalam

    Negeri, yang selanjutnya disebut PPh Pasal 21, merupakan pajak atas

    penghasilan berupa gaji, upah honorarium, tunjangan, dan pembayaran

    lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan

    atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang

    Pribadi Dalam Negeri.4

    Honorarium adalah pembayaran atas jasa yang diberikan pada

    suatu kegiatan tertentu. Honorarium yang diterima PNS/Anggota

    TNI/POLRI atas penghasilan bruto yang sumber dananya berasal dari

    keuangan negara atau keuangan daerah, kecuali yang dibayarkan kepada

    PNS golongan IId ke bawah dan anggota TNI/POLRI berpangkat

    Pembantu Letnan Satu ke bawah atau Ajun Inspektur Tingkat Satu ke

    bawah dikenakan PPh Pasal 21 sebesar 15% dan bersifat final.

    Honorarium termasuk dalam penghasilan yang dipotong PPh

    Pasal 21 bersifat final, artinya bahwa seluruh pajak yang telah

    dipotong/dipungut oleh pihak pemotong/pemungut dianggap final (telah

    selesai) tanpa harus menunggu perhitungan dari pihak fiskus, atau dapat

    dikatakan pajak yang telah dipotong atau dibayar dianggap telah selesai

    penghitungannya walaupun surat ketetapan pajak belum ada. Dalam

    pengertian yang lebih spesifik, pemungutan PPh bersifat final berarti

    jumlah pajak yang telah dibayarkan dalam tahun berjalan melalui

    pemotongan (oleh pemberi kerja atau pemotong yang lain) tidak dapat

    dikreditkan dari total PPh yang terutang pada akhir suatu tahun saat

    mengisi Surat Pemberitahuan (SPT).

    4 Resmi, Siti. Perpajakan, Edisi 8.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Beberapa penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang bersifat

    final adalah:

    a. Penghasilan berupa uang pesangon yang dibayar sekaligus oleh dana

    pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

    b. Penghasilan berupa uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau

    jaminan hari tua, yang dibayarkan sekaligus oleh Badan

    Penyelenggara Pensiun atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

    Tenaga Kerja.

    c. Penghasilan berupa honorarium, uang perangsang, uang sidang, uang

    hadir, uang lembur, imbalan prestasi kerja, dan imbalan lain dengan

    nama apa pun yang diterima oleh pejabat negara, Pegawai Negeri

    Sipil, anggota TNI/POLRI yang sumber dananya berasal dari

    keuangan negara atau keuangan daerah, kecuali yang dibayarkan

    kepada Pegawai Negeri Sipil golongan II/d ke bawah dan anggota

    TNI/POLRI berpangkat Pembantu Letnan Satu ke bawah atau Ajun

    Inspektur Tingkat Satu ke bawah.

    Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor

    36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21, Honorarium Pegawai

    Negeri Sipil dikenakan tarif khusus. Tarif khusus ini diterapkan atas

    penghasilan yang bersumber dari APBN/APBD yang diterima oleh

    Pejabat PNS, anggota TNI/POLRI, dan pensiunan. Berikut disajikan tarif

    khusus penghasilan berupa honorarium:

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Tabel 3.1

    Tarif PPh Pasal 21 atas Honorarium

    Tarif Keterangan

    0% Jumlah bruto honorarium atau imbalan bagi PNS Golongan

    I dan Golongan II, Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat

    Perwira Tamtama dan Bintara, dan pensiunannya.

    5% Jumlah bruto honorarium atau imbalan bagi PNS Golongan

    III, Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Perwira

    Pertama, dan pensiunannya

    15% Jumlah bruto honorarium atau imbalan bagi PNS Golongan

    IV, Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Perwira

    Menengah dan Tinggi dan pensiunannya.

    Berdasarkan tarif diatas, penghitungan pengenaan pajak atas

    honorarium pada Kantor Lingkungan Hidup maka jika dihitung

    penyajiannya seperti dibawah ini. Tabel 3.2

    Perhitungan PPh Pasal 21 Kantor Lingkungan Hidup

    Nama Pangkat/

    Golongan Honorarium Tarif

    PPh 21

    (cxd)

    a b c D e

    Drs. Nugroho Hadi, MM IV/b Rp. 1.300.000,00 15 % Rp.195.000,00

    Achmad Suwarno, BA III/d Rp. 800.000,00 5 % Rp. 40.000,00

    Nasrudin Rozaq, ST III/c Rp. 600.000,00 5 % Rp. 30.000,00

    Maratus Sholikhah, SKM III/c Rp. 900.000,00 5 % Rp. 45.000,00

    Niam Fathoni, ST III/b Rp. 850.000,00 5 % Rp. 42.500,00

    Samsul Maarif II/c Rp. 450.000,00 0 % -

    Sutrisno II/b Rp. 450.000,00 0 % -

    JUMLAH Rp. 5.350.000,00 Rp.352.500,00

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Dari perhitungan PPh Pasal 21 atas honorarium yang diterima

    Pegawai di Kantor Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa PPh Pasal 21

    didapatkan dari jumlah honorarium yang diterima dikalikan dengan tarif

    sesuai dengan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 36 Tahun

    2008. Pengenaan PPh Pasal 21 atas honorarium sebagai panitia pelaksana

    kegiatan pada Kantor Lingkungan Hidup ini tidak ditanggung pemerintah

    dan dipotong final sesuai yang disebutkan dalam Peraturan Menteri

    Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010. Dalam pelaporan dan pembayaran

    PPh Pasal 21 atas honorarium ini, Bendahara SKPD yang membayarkan

    honorarium ini wajib:

    a. Memotong PPh Pasal 21 Final dan menyetorkannya ke bank persepsi

    atau Kantor Pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP);

    Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh Wajib

    Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak

    yang terutang ke kas negara melalui Kantor Penerima Pembayaran.

    Kantor Penerima Pembayaran adalah Kantor Pos dan atau bank

    BUMN atau bank BUMD atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk

    oleh Menteri Keuangan sebagai penerima pembayaran atau setoran

    pajak. Surat setoran pajak dapat berupa: SSP Standar, SSP Khusus,

    SSPCP (Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak dalam Rangka

    Impor), dan SSCP (Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan

    PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri. Sedangkan untuk PPh

    Pasal 21 menggunakan SSP standar dan dibuat dalam rangkap 4

    (empat) dengan peruntukan sebagai berikut:

    1) Lembar ke-1 : untuk arsip Wajib Pajak.

    2) Lembar ke-2 : untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

    3) Lembar ke-3 : untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke Kantor

    Pelayanan Pajak.

    4) Lembar ke-4 : untuk arsip Kantor Penerima Pembayaran.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Dalam hal diperlukan, SSP dapat dibuat dalam rangkap 5

    (lima) dengan peruntukan lembar ke-5 untuk arsip Wajib Pungut atau

    pihak lain sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

    Dibawah ini (Gambar 3.5) disajikan bentuk ilustrasi SSP

    pada pemotongan PPh Pasal 21 atas honorarium Kantor Lingkungan

    Hidup.

    Gambar 3.5. Bentuk Pengisian SSP

    b. Membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21 Final paling lama akhir

    bulan dilakukan pembayaran;

    Selain pembayaran bulanan yang dilakukan sendiri, ada

    pembayaran bulanan yang dilakukan dengan mekanisme

    pemotongan/pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga. Pada PPh

    Pasal 21, pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ketiga atas

    penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam

    negeri sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • (seperti gaji yang diterima oleh pegawai dipotong oleh tempat

    pegawai tersebut bekerja). Pihak ketiga pada Kantor Lingkungan

    Hidup dalam hal ini adalah Bendahara SKPD. Bendahara wajib

    membuat bukti potong PPh Pasal 21 atas honorarium sejumlah dengan

    penerima honorarium, dalam arti semua penerima dibuatkan bukti

    potong kecuali yang tidak dikenakan PPh Pasal 21. Berikut ini

    disajikan ilustrasi bukti pemotongan atas PPh Pasal 21 honorarium

    yang diterima salah satu PNS pada Kantor Lingkungan hidup.

    Gambar 3.6. Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 atas honorarium

    c. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 Final melalui penyampaian

    SPT Masa PPh Pasal 21.

    Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan sarana bagi Wajib

    Pajak untuk melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban

    perpajakan. Batas waktu pembayaran PPh pasal 21 adalah tanggal 10

    bulan berikutnya dan 20 hari setelah akhir masa pajak untuk batas

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • waktu pelaporan. Fungsi SPT bagi wajib pajak adalah sebagai saran

    untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan

    jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:

    1) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri

    dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1

    (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;

    2) Penghasilan yang merupakan Objek Pajak dan/atau bukan Objek

    Pajak;

    3) Harta dan kewajiban; dan/atau

    4) Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan

    atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu)

    Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan perpajakan yang berlaku.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan temuan data yang dikumpulkan dan analisis yang

    dilakukan oleh penulis selama praktik kerja lapangan, maka sebagai akhir dari

    penulisan laporan praktik kerja lapangan ini penulis dapat menyimpulkan

    bahwa:

    1. Manajemen strategis sektor publik merupakan salah satu jalan yang

    terbaik untuk mencapai tata kelola yang baik (good governance).

    Manajemen strategis sektor publik mengarahkan organisasi sektor publik

    untuk melakukan perencanaan manajemen dengan mempertimbangkan

    dengan baik faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam organisasi

    melalui salah satu alat manajemen strategis yaitu analisis SWOT. Dari

    analisis SWOT tersebut diterjemahkan ke dalam suatu strategi utama

    untuk mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Begitu pun yang

    dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri dalam

    mewujudkan good governance dengan membuat rencana strategis satuan

    kerja perangkat daerah (Renstra SKPD) untuk periode 5 tahun kedepan.

    2. Pengenaan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang bersumber dari

    APBN/APBD yang diterima oleh pejabat PNS, anggota TNI/Polri, dan

    pensiunannya ini tidak ditanggung pemerintah dan pemotongannya

    bersifat final. Dalam hal ini tarif yang digunakan adalah tarif khusus yang

    berbeda dengan pengenaan PPh Pasal 21 untuk penghasilan yang bukan

    berasal dari APBN/APBD. Untuk prosedur pembayaran PPh Pasal 21 atas

    honorarium, Bendahara SKPD wajib membuat surat setoran pajak (SSP)

    dan menyetorkan ke bank persepsi/kantor pos, membuat bukti

    pemotongan PPh Pasal 21 final, dan melaporkan pemotongan PPh Pasal

    21 final melalui penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • B. Saran

    Berdasarkan data yang telah diperoleh penulis dari pelaksanaan

    praktik kerja lapangan ini, penulis dapat memberikan saran-saran yang

    bersifat membangun, dengan harapan dapat menjadi masukan yang berguna

    bagi semua pihak sebagai akhir dari penulisan laporan praktik kerja lapangan

    ini adalah sebagai berikut:

    1. Dalam pencapaian target dan sasaran kinerja yang tertuang dalam tahap

    evaluasi Renstra SKPD pada Kantor Lingkungan Hidup, diharapkan untuk

    lebih dioptimalkan pencapaiannya. Dalam beberapa aspek kinerja

    sebenarnya sudah sangat baik sesuai dengan target yang direncanakan

    namun terdapat beberapa aspek lainnya yang masih jauh dari target yang

    direncanakan dalam pencapaian kinerja 5 tahunan. Dan dalam evaluasi

    realisasi anggaran sebaiknya Kantor Lingkungan Hidup meminimalisir

    SiLPA (Selisih Lebih Pembiayaan Anggaran) sehingga pengalokasian

    anggaran yang telah direncanakan sebelumnya dapat digunakan secara

    optimal.

    2. Prosedur pengenaan PPh pasal 21 atas wajib pajak pada Kantor

    Lingkungan Hidup dapat dikatakan telah dilakukan dengan baik. Namun

    demikian, yang penting adalah Bendahara SKPD sebaiknya senantiasa

    mengikuti perkembangan peraturan-peraturan perpajakan atau pun isu-isu

    yang terkait dengan perpajakan agar dapat melakukan perencanaan pajak

    dengan efektif dan efisien.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • DAFTAR PUSTAKA

    Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga

    Halim, Abdul. Syam Kusufi. 2012. Teori, Konsep dan Aplikasi Akuntansi Sektor

    Publik. Jakarta: Salemba Empat.

    Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

    Resmi, Siti. 2013. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi ke-8. Jakarta: Salemba

    Empat.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com