contoh kasus etika

3
Contoh Kasus Etika bisnis Kasus Bisnis (kurang memperhatikan Etika dalam berbisnis) yang menjadi pembahasan pilihan saya ialah mengenai ” Usaha Penjualan Jajanan Gorengan dengan Minyak Jelantah” Kita ketahui bersama bahwa banyak sekali dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan berbagai jenis usaha yang dilakukan seseorang demi menunjang kebutuhan hidupnya. Usaha tersebut beraneka ragam mulai dari yang kecil sampai pada usaha yang mendatangkan profit yang besar. Salah satu jenis usaha kecil yang cukup sering kita temui ialah usaha penjualan aneka jajanan gorengan yang tidak jarang menggunakan minyak jelantah (penggunaan minyak terlalu berulang-ulang/minyak bekas) dalam proses pembuatan gorengan tersebut, apalagi jika kita perhatikan memang hampir semua kalangan baik dari usia anak-anak sampai usia dewasa cukup senang dengan jajanan gorengan ini, terlebih jika kita lihat di sekitar areal persekolahan dimana banyak terdapat penjual jajanan gorengan. Sebenarnya tidak terlalu menjadi masalah jika minyak yang digunakan ialah tetap higienis dalam artian ketika minyak yang akan digunakan itu sudah masuk kategori tidak layak pakai, yaitu warna minyak sudah menjadi gelap, berbusa, bahkan sampai berbau tengik. Maka sudah seharusnya para penjual itu tidak menggunakan lagi minyak jelantah tersebut, dan harus mengganti dengan minyak goreng yang baru demi kesehatan para konsumen. Berdasar informasi yang saya baca dari situs http://www.resepbunda.biz bahwa Minyak jelantah mengandung asam lemak jenuh yang tinggi yang berbahaya bagi tubuh. Dalam proses penggunaannya, kandungan kolesterol baik (HDL) semakin berkurang sementara kolesterol buruk (LDL) semakin meningkat. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit seperti hipertensi, penyumbatan peredaran darah, penyakit jantung, dan stroke. Bahkan lebih dari itu, minyak jelantah dapat menyababkan kanker colon pada usus besar. Selain itu minyak jelantah pun dapat merusak nutrisi baik

Upload: bunga-renata-kasthalisti

Post on 30-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kasus dalam etika bisnis

TRANSCRIPT

Contoh Kasus EtikabisnisKasus Bisnis (kurang memperhatikan Etika dalam berbisnis) yang menjadi pembahasan pilihan saya ialah mengenai Usaha Penjualan Jajanan Gorengan dengan Minyak Jelantah Kita ketahui bersama bahwa banyak sekali dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan berbagai jenis usaha yang dilakukan seseorang demi menunjang kebutuhan hidupnya. Usaha tersebut beraneka ragam mulai dari yang kecil sampai pada usaha yang mendatangkan profit yang besar. Salah satu jenis usaha kecil yang cukup sering kita temui ialah usaha penjualan aneka jajanan gorengan yang tidak jarang menggunakan minyak jelantah (penggunaan minyak terlalu berulang-ulang/minyak bekas) dalam proses pembuatan gorengan tersebut, apalagi jika kita perhatikan memang hampir semua kalangan baik dari usia anak-anak sampai usia dewasa cukup senang dengan jajanan gorengan ini, terlebih jika kita lihat di sekitar areal persekolahan dimana banyak terdapat penjual jajanan gorengan. Sebenarnya tidak terlalu menjadi masalah jika minyak yang digunakan ialah tetap higienis dalam artian ketika minyak yang akan digunakan itu sudah masuk kategori tidak layak pakai, yaitu warna minyak sudah menjadi gelap, berbusa, bahkan sampai berbau tengik. Maka sudah seharusnya para penjual itu tidak menggunakan lagi minyak jelantah tersebut, dan harus mengganti dengan minyak goreng yang baru demi kesehatan para konsumen. Berdasar informasi yang saya baca dari situs http://www.resepbunda.biz bahwa Minyak jelantah mengandung asam lemak jenuh yang tinggi yang berbahaya bagi tubuh. Dalam proses penggunaannya, kandungan kolesterol baik (HDL) semakin berkurang sementara kolesterol buruk (LDL) semakin meningkat. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit seperti hipertensi, penyumbatan peredaran darah, penyakit jantung, dan stroke. Bahkan lebih dari itu, minyak jelantah dapat menyababkan kanker colon pada usus besar. Selain itu minyak jelantah pun dapat merusak nutrisi baik yang dikandung makanan. Contohnya ikan salmon yang mengandung Omega-3, nutrisi yang bermanfaat untuk menurunkan kolesterol dalam darah, akan hilang khasiatnya jika digoreng dengan minyak jelantah karena komposisi ikatan rangkapnya menjadi rusak. Oleh karenanya guna mengantisipasi bahaya yang lebih lanjut bagi diri kita pribadi, keluarga dan juga orang lain maka kita mesti memperhatikan mana jajanan gorengan yang higienis dan mana yang tidak. * Solusi terhadap usaha tersebut:Menurut saya ada bebarapa cara untuk mengatasi pemakaian minyak jelantah bagi para penjual jajanan gorengan : 1. Harus ada kesadaran dari para penjual usaha jajanan gorengan yang menggunakan minyak jelantah bahwa penggunaan minyak tersebut akan sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen. Wajib bagi penjual untuk mengutamakan kesehatan konsumen ketimbang keuntungan individu, dan konsumen pun harus jeli untuk memilih mana jajanan gorengan yang higienis. 2. Adalah mesti untuk diberikan penyuluhan dan bimbingan, terkhusus dari pemerintah kepada para penjual jajanan gorengan untuk menasihati penjual tersebut agar tidak lagi menggunakan minyak goreng secara berulang-ulang sehingga minyak tersebut sampai menjadi berwarna hitam pekat. Perlu dilakukan himbauan kepada penjual jajanan gorengan bahwa penggunaan minyak maksimal hanya sampai 3 s/d 4 kali karena mungkin selama ini para penjual tidak pernah mengetahui dampak buruk yang ditimbulkan akibat penggunaan minyak jelantah. Jika terlalu berlebihan jelas akan sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen. Bahkan bila perlu harus ada inovasi positif dari pemerintah, seperti misalnya menyebarkan sticker berjudul Ayo Gunakan Minyak Higienis, Tinggalkan Minyak Jelantah Demi Kesehatan Konsumen. Saya pikir jika setiap penjual jajanan gorengan menggunakan sticker tersebut yang diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah. Maka akan sangat mungkin jika para penjual dengan sendirinya akan berpikir dua kali untuk menggunakan minyak jelantah tersebut. 3. Selain itu minyak jelantah yang sudah tidak layak pakai bisa pula dimanfaatkan, berdasarkan pandangan dari Safriadi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), minyak jelantah dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk kompor yang ramah lingkungan, karena termasuk dalam kelompok sumber energi nabati. Limbah minyak goreng berpotensi menjadi alternatif bahan bakar nabati yang ramah lingkungan dan mampu menurunkan 100% emisi gas buangan sulfur dan CO2 serta CO sampai 50%. Bahkan di kalangan orang tua jaman dulu pun, ada sebagian orang yang menggunakan lampu dengan minyak jelantah ini. Sehingga minyak jelantah yang tidak semestinya dipakai untuk menggoreng lagi , setidaknya masih tetap bermanfaat untuk keperluan lainnya.