contoh bab 45 tpp cv

8
Observasi Penderita HHD di Masyarakat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penulis melakukan anamnesis berdasarkan checklist dengan pasien penyakit jantung hipertensi (HHD / Hypertensive Heart Disease). Pasien mendapati 1 sampel pasien HHD di masyarakat. Nama : Tn. M Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 57 tahun Alamat : Lorong Panca Karya, Palembang Tn. M mempunyai riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu tetapi ia tidak mengkonsumsi obat dengan teratur. Tn. M memiliki riwayat keluarga dengan ayah Tn.M penderita hipertensi. Tn M bekerja sebagai pekerja serabutan pada malam hari yang mempunyai kebiasaan merokok sejak 30 tahun yang lalu, makan makanan yang tinggi garam dan gorengan selain itu mempunyai kebiasaan makan pada malam hari dan Tn M jarang berolahraga. Dari hasil anamnesis yang kami dapat Tn.M mengeluh sesak nafas, nyeri dada hebat yang biasanya dirasakan di bagian dada sebelah kanan keluhan mulai dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri yang dirasakan seperti tertimpa benda berat dan terus menerus. Walaupun Tn. M sudah beristirahat sesak masih dirasakanya. Biasanya untuk mengatasi keluhan Tn. M memberi minyak angin pada daerah pinggang untuk mengurangi keluhan yang ada. Tn M juga mengeluh mudah lelah dan ototnya terasa Tugas Pengenalan Profesi Blok X 1

Upload: ahmad-ramadhanu

Post on 09-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sds

TRANSCRIPT

Observasi Penderita HHD di Masyarakat

Observasi Penderita HHD di Masyarakat

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilPenulis melakukan anamnesis berdasarkan checklist dengan pasien penyakit jantung hipertensi (HHD / Hypertensive Heart Disease). Pasien mendapati 1 sampel pasien HHD di masyarakat.Nama: Tn. M Jenis kelamin: Laki-lakiUsia: 57 tahunAlamat: Lorong Panca Karya, Palembang Tn. M mempunyai riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu tetapi ia tidak mengkonsumsi obat dengan teratur. Tn. M memiliki riwayat keluarga dengan ayah Tn.M penderita hipertensi. Tn M bekerja sebagai pekerja serabutan pada malam hari yang mempunyai kebiasaan merokok sejak 30 tahun yang lalu, makan makanan yang tinggi garam dan gorengan selain itu mempunyai kebiasaan makan pada malam hari dan Tn M jarang berolahraga.Dari hasil anamnesis yang kami dapat Tn.M mengeluh sesak nafas, nyeri dada hebat yang biasanya dirasakan di bagian dada sebelah kanan keluhan mulai dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri yang dirasakan seperti tertimpa benda berat dan terus menerus. Walaupun Tn. M sudah beristirahat sesak masih dirasakanya. Biasanya untuk mengatasi keluhan Tn. M memberi minyak angin pada daerah pinggang untuk mengurangi keluhan yang ada. Tn M juga mengeluh mudah lelah dan ototnya terasa lemah jika bekerja terlalu berat dan dadanya terasa berdebar-debar, banyak berkeringat dan melayang. Tn. M sering haus dan sering buang kecil pada malam hari. Pola makan Tn. M telah diatur oleh dokter secara seimbang namun tidak dilaksanakan secara teratur dan Tn. M. sering merasa lapar. Tn. M juga merasa terjadi peningkatan berat badan.Dari hasil observasi rekam medis, hasil pengukuran tekanan darah terakhir Tn. M adalah 110/70 mmHg dengan Takikardi dan Takipnea. Selain itu, pada hasil pemeriksaan EKG Tn M didapatkan gagal jantung kongestif. Pada hasil pemeriksaan Radiologi Tn. M, didapatkan batas kiri dan bawah jantung membulat, apeks jantung membesar kekiri dan bawah, serta foto rotgen di dapatkan kardiomegali.Dari hasil observasi rekam medis, Tn. M telah ditatalaksana dengan beberapa variasidan kombinasi obat. Ada beberapa yang sudah dihentikan oleh dokter, ada yang masih terus dilanjutkan terapinya oleh dokter. Dalam terapi awal oleh dokter, Tn. M diberikan Barbiturat (Depresan system saraf pusat) & Dexametason (OAINS) secara intravena. Terapi Dexametasone kemudian dihentikan dan digantikan dengan Aminophilin (OAINS) intravena. Terapi kemudian dilanjutkan dengan penggunaan Furosemid (Diuretik) antagonis Amlodipin (Calcium-channel Blocker) khususnya menterapi edema tungkai yang dialami Tn. M. Terapi Furosemid dihentikan oleh dokter dan dilanjutkan dengan penggunaan Captopril (ACE-inhibitor) secara intravena. Barbiturat, Aminophilin, dan Captopril masih terus digunakan hingga sekarang beserta terapi lanjut yang telah diberikan dokter pada Tn. M.

4.2 PembahasanDari hasil anamnesis yang telah kami lakukan, diketahui bahwa Tn.M didiagnosa oleh dokter mengalami penyakit jantung hipertensi (HHD) yang berkemungkinan besar disebabkan oleh penyakit hipertensi yang ia derita sesak 15 tahun yang lalu. Hal ini sesuai dengan teori bahwa hipertensi merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya dampak sekunder pada jantung akibat hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan. (Marulam, 2006). Tn. M. mengaku ia sering mengkonsumsi gorengan, merokok aktif sejak 30 tahun yang lalu dan sering mengkonsumsi makanan pada larut malam. Selain itu, ayah dari Tn. M. Memiliki riwayat hipertensi. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa hipertensi dapat terjadi akibat berbagai factor yang dibedakan menjadi factor yang dapat diubah dan tak dapat diubah. Factor yang dapat diubah antara lain kebiasaan merokok, mengonsumsi makanan tinggi garam dan lemak, obesitas, olahraga, dan stress. Faktor yang tidak dapat diubah antara lain jenis kelamin, usia, dan genetic. (Marulam, 2006).Tn. M. Sering mengeluh mengalami nyeri dada hebat seperti ditimpa benda berat. Nyeri dada dirasakan dibagian dada sebelah kanan. Pada saat nyeri ia juga sering sesak nafas dan sakit kepala. Nyeri terasa berkurang apabila ia beristirahat dan mengoleskan minyak angin pada daerah dada dan pinggang. Namun, keluhan bertambah berat jika ia melakukan aktifitas berlebihan. Nyeri dirasakan sejak dua minggu yang lalu. Tn. M. juga mengeluh bahwa ia sering kali merasa cepat lelah disertai sesak nafas, terkadang lelah muncul pada saat tidak melakukan aktifitas. Ia mengatakan bahwa ia sering kali merasakan sakit kepala dan jantung berdebar tanpa ada faktor pencetusnya. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa HHD menunjukkan manifestasi klinis yang khas yaitu jantung berdebar, sesak nafas, sakit dada, cepat lelah, dan rasa melayang. (Yogiantoro, 2014).Tn. M. telah melakukan pemeriksaan penunjang berupa EKG, radiologi, dan pemeriksaan laboratorium. Hal ini sesuai dengan teori yang ada pada pasien dengan diagnosis HHD dapat dilakukan pemeriksaan penunjang meliputi: pemeriksaan laboratorium, EKG, dan radiologi foto thorax. Semua pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan membantu dokter dalam menegakkan diagnosis terhadap pasien HHD. (Yogiantoro, 2014). Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan hasil tekanan darah 110/70 mmHg. Selain itu, pada hasil pemeriksaan EKG Tn M didapatkan gagal jantung kongestif. Pada hasil pemeriksaan Radiologi Tn. M, didapatkan batas kiri dan bawah jantung membulat, apeks jantung membesar kekiri dan bawah, serta foto rotgen di dapatkan kardiomegali. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa terdapat hipertrofi ventrikel kiri (HVK) yang mengganggu sirkulasi sistol dan diastole sehingga pada tahap lanjut dapat diamati dengan radiologi adanya pembesaran jantung (kardiomegali). (Marulam, 2006).Tn. M. mengalami sesak nafas dan bengkak pada kaki yang didiagnosis oleh dokter sebagai edema paru dan edema tungkai. Menurut dokter, hal ini terjadi sebagai bentuk komplikasi terhadap pasien HHD dan diagnosis telah menyatakan adanya gambaran gagal jantung kongestif. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada pasien HHD dapat terjadi komplikasi berupa dekompensasi kordis dan menyebabkan edema paru dan tungkai. tekanan sistemik meningkat tinggi dipertahankan dengan kompensasi jantung berupa penebalan dinding jantung khususnya ventrikel kiri (HVK) terjadi gangguan aliran sistolik dan diastolic yang berujung pada kegagalan jantung kongestif. (Yogiantoro, 2014).Terapi yang telah dilakukan oleh Tn. M. secara farmakologis dan non-farmakologis. Terapi secara farmakologis yang dilakukan oleh dokter terhadap Tn. M. adalah variasi dan kombinasi obat. Tn. M. diberikan Barbiturat, Furosemid, dan Captopril. Terapi Barbiturat kepada Tn. M. ketika ia nyeri dada dan sakit kepala. Terlihat kesesuaian dengan teori bahwa terapi Barbiturar berfungsi sebagai depresan saraf pusat, menekan rasa sakit kepala, dan persarafan untuk penekanan rasa nyeri. (Katzung,2010). Terapi Furosemid kepada Tn. M. untuk mengatasi edema paru dan tungkai. Terlihat kesesuaian dengan teori bahwa terapi Furosemid berfungsi sebagai diuretic; diuretic bersifat penarik/penyerap cairan, salah satunya cairan pada lokasi edema .(Katzung,2010). Terapi Captopril kepada Tn. M. untuk mengatasi hipertensi kronis dan dugaan gangguan pada ginjal. Berdasarkan teori bahwa terapi Captopril berfungsi sebagai ACE-inhibitor, yang dapat menurunkan tahanan perifer dan tekanan darah sehingga dapat diberikan pada pasien dengan nyeri dada atau hipertensi. (Katzung,2010). Selain itu, terapi non-farmakologis yang dilakukan oleh Tn. M. adalah perubahan gaya hidup, pola makan, dan konsumsi obat teratur sesuai anjuran dokter. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pasien HHD dapat ditatalaksanakan secara non-farmakologis dengan meningkatkan kualitas hidup pasien yaitu dengan perbaikan gaya hidup dan pola makan yang sehat serta keteraturan akan terapi yang dianjurkan dokter. (Marulam, 2006).

BAB VPENUTUP

5.1 SimpulanPada kegiatan ini, penulis menarik beberapa kesimpulan dengan tujuan menjawab masalah yang telah dirumuskan. Berikut merupakan simpulan yang disimpulkan penulis.1. Pada pasien HHD, telah mengalami hipertensi lama yang tak terkontrol yang dapat menyebabkan penyakit jantung hipertensi (Hypertensive Heart Disease)2. Pada pasien HHD, ditemukan manifestasi klinis berupa sesak nafas, jntung berdebar, dan mudah lelah.3. Pada pasien HHD, dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan pmeriksaan EKG.4. Pada pasien HHD, ditemukan komplikasi berupa gagal jantung, edema paru, dan edema tungkai. Namun, edema tungkai telah berkurang dengan diberikan pengobatan.5. Pada pasien HHD, diberikan tatalaksana farmakologis dan non farmakologis. Tatalaksana farmakologis, pasien diberikan Barbiturat, Furosemide, dan Captopril secara intravena. Sedangkan tatalaksana non farmakologis, pasien diminta untuk mengikuti anjuran dokter untuk mengkonsumsi obat secara teratur dan mengubah pola hidup.

5.2 SaranBerikut merupakan saran dari penulis pada pelaksanaan Tugas Pengenalan Profesi ini.1. Mahasiswa diharapkan mempersiapkan dengan baik segala keperluan yang dibutuhkan beberapa hari sebelum melakukan kegiatan TPP.2. Mahasiswa diharapkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi agar kegiatan TPP dapat berjalan dengan baik untuk mecapai tujuan yang diinginkan.3. Mahasiswa diharapkan agar dapat mengkoordinasi kegiatannya dengan baik sehingga waktu dapat digunakan secara efisien.4. Mahasiswa diharapkan agar dapat menyusun data lebih teratur dan terstruktur dengan baik sehingga pada waktu membuat laporan dapat digunakan lebih mudah dan efisien.

Tugas Pengenalan Profesi Blok X 2