ckd practice based
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 ckd practice based
1/6
PENILAIAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SISTEM PERKEMIHAN
NO PROSES
KEPERAWATAN
STANDAR PENCAPAIAN
1 PENGKAJIAN Anamnesa
Urine output sedikit sampai tidak dapat BAK Gelisah sampai penurunan kesadaran
Tidak selera makan (anoreksia)
Mual
Muntah
Mulut terasa kering
Rasa lelah
Nafas berbau (ureum)
Gatal pada kulit
Pemeriksaan fisik
1. Gastrointestinal: anoreksia, nausea, muntah, cegukan, ulserasi saluran
pencernaan, dan perdarahan
2. Kardiovaskuler: perubahan EKG hyperkalemia, hipertensi, perikarditis
efusi perikardial, pericardial tamponade
3. Pernapasan: edema pulmonal, efusi pleura, pleural rub
4.
Neuromuskular: fatigue, gangguan tidur, sakit kepala, letargi, iritabilitas
otot, neuropati perifer, kejang, koma
5. Metabolisme dan endokrin: intoleransi glukosa, hyperlipidemia, adanya
gangguan hormone seksual menyebabkan penurunan libido, impotensi
amenorrhea
6. Cairan, elektrolit, gangguan asam basa: biasanya retensi garam dan air tetapi
bisasodium lossdengan dehisrasi, asidosis, hiperkalemia, hipermagnesium
hipokalsemia
7. Dermatologi: muka pucat (pallor), hiperpigmentasi, pruritus, ekimosis
uremic frost
8. Abnormalitas skeletal: osteodistropi ginjal menghasilkan osteomalasia
9. Hematologi: anemia, gangguan kualitas platelet, kecenderungan
peningkatan perdarahan
10.Fungsi psikologis: perubahan perilaku dan sifat, perubahan proses kognitif
-
7/21/2019 ckd practice based
2/6
Pemeriksaan penunjang
1. Hitung darah lengkap: anemia
2. Peningkatan serum kretinin, BUN, fosfor
3. Penurunan serum kalsium, bikarbonat, dan protein terutama albumin
4. Kadar ABG (arterial blood gas): PH darah rendah, karbondioksida rendah
bikarbonat rendah,5. Urin 24 jam untuk kretinin, protein, creatinine clearance
2 DIAGNOSIS 1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan proses penyakit
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, nausea, muntah, dan batasan diet
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan uremic frost dan
perubahan kelenjar minyak dan keringat
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan cairan dan konsumsi zat
pengikat fosfat
5. Resiko cedera saat ambulasi berhubungan dengan potensi fraktur dan
kram otot sebab kekurangan kalsium
6. Ketidakefektifan manajemen rejimen terapeutik berhubungan dengan
pembatasan yang dipaksakan oleh GGK dan pengobatannya
3 RENCANA
INTERVENSI
1. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Monitor tanda dan gejala hypovolemia atau hypervolemia karenan
kapasitas regulasi ginjal inadekuat.
Monitor output urin dan berat jenis urin;ukur dan catat intake dan
output termasuk urin, sedot lambung, feses, drainasi luka, keringat
(perkiraan).
Monitor serum dan konsentrasi elektrolit urin.
Timbang pasien setiap hari untuk memberikan indeks keseimbangan
cairan; diperkirakan penurunan berat 0,25 0,5 kg perhari.
Atur intake cairan untuk menghindari kelebihan volume dan dehidrasi.a. Pembatasan cairan tidak biasa dimulai sampai fungsi ginjal jadi
rendah.
b. Selama fase oliguria-anuria, beri secukupnya cairan untuk mengganti
kehilangan (biasanya 400-500 mL/24 jam ditambah pengukuran
kehilangan cairan.
c.
Cadangan cairan harus didistribusi sepanjang hari.
-
7/21/2019 ckd practice based
3/6
d. Hindari pembatasan cairan dalam jangka waktu lama untuk
pemeriksaan laboratorium dan radiologi karena prosedur dehidrasi
berbahaya bagi pasien yang tidak dapat memproduksi urine pekat.
e. Batasi intake garam dan air jika ada bukti dari kelebihan
ekstraselular.
Ukur tekanan darah secara teratur dengan posisi pasien supinasiduduk dan berdiri.
Auskultasi lapang paru untuk suara abnormal.
Inspeksi pembengkakan vena leher dan edema di ekstremitas
abdomen, sakrum dan kelopak mata.
Evaluasi tanda dan gejala hyperkalemia dan monitor kadar serum
kalium.
a. memberitahu penyedia layanan kesehatan nilai di atas 5,5 mg/L.
b. amati perubahan EKG tinggi, gelombang T berbentuk kemah
segmen ST defresi; luas QRS kompleks.
Berikan natrium bikarbonat atau glukosa dan insulin untuk
pemindahan kalium ke dalam sel.
Berikan kasi penukar resin (sodium polystyerene sulfonate [Kayexalate])
peroral atau perektal untuk memberikan lebih lama koreksi dari elevas
kalium.
Amati untuk kardiak aritmia dan gagal jantung dari hyperkalemia
ketidakseimbangan elektrolit, atau kelebihan cairan. Siapkan
peralatan resusitasi untuk kasus serangan jantung.
Instruksi pasien tentang pentingnya mengikuti aturan diet,menghindar
makanan tinggi kalium.
Siapkan untuk dialysis saat penurunan kalium cepat diperlukan.
Berikan transfusi darah selama dialysis untuk mencegah hyperkalemia
dari darah yang disimpan.
Monitor keseimbangan asam-basa.
a. Monitor kadar ABG (arterial blood gas) sesuai keperluan.
b. Siapkan untuk terapi ventilator jika asidosis berat terjadi atau
masalah pernapasan berkembang.
c. Berikan natrium bikarbonat untuk asidosis simptomatik (deficit
bikarbonat).
-
7/21/2019 ckd practice based
4/6
d. bersiaplah untuk melaksanakan dialisis untuk asidosis yang tidak
terkontrol.
2. Mempertahankan status nutrisi yang adekuat
Kolaborasi dengan ahli diet untuk regulasi intake proteinberdasarkan
pada kerusakan fungsi ginjal karena metabolisme yang terakumulasi di
darah didapatkan hampir seluruhnya dari katabolisme proteina. Protein harus yang nilai biologisnya tinggi, kaya asam amino
esensial (produk susu, telur, daging), jadi pasien tidak bergantung
pada katabolisme jaringan untuk asam amino esensial.
b. Diet rendah protein bisa disuplementasi dengan asam amino esensial
dan vitamin.
c. Sehubungan penurunan funngsi ginjal, intake protein bisa dibatasi
secara proporsional.
d.
Protein akan ditambah jika pasien melakukan dialisis untuk
pertimbangan kehilangan asam amino yang terjadi selama dialysis.
Menganjurkan asupan tinggi karbohidrat karena karbohidrat
mempunyai kemampuan hemat protein yang baik dan menyediakan
kalori tambahan.
Menimbang berat badan setiap hari
Memonitor BUN, kreatinin, elektrolit, serum albumin, prealbumin
protein total, dan transferrin.
Memperhatikan makanan dan cairan yang banyak mengandung
natrium, kalium dan fosfor mungkin perlu dibatasi.
Siapkan untuk hiperalimentasi ketika keadekuatan nutrisi tidak bisa
dipertahankan melalui saluran GI.
3. Mempertahankan integritas kulit
Pelihara kebersihan kulit saat mengurangi gatal dan kekeringan
a.
Sabun basisb. Natrium bikarbonat ditambahkan ke air mandi
c. Mandi oatmeal
d. Bath oil ditambahkan di air mandi
Oleskan salep atau krimuntuk kenyamanan dan mengurangi gatal.
Pelihara kuku tetap pendek dan dirapikan untuk mencegah lecet.
Pelihara kebersihan dan kelembaban rambut.
-
7/21/2019 ckd practice based
5/6
Berikan antihistamin untuk mengurangi gatal jika diindikasi, tetap
larang pasien dari pemasukan obat luar tanpa mendiskusikan dengan
penyedia pelayanan kesehatan.
4. Mencegah konstipasi
Perhatikan bahan pengikat fosfat penyebab konstipasi yang tidak
dapat dikelola dengan intevensi biasa. Dorong diet tinggi serat, dengan mempertimbangkan zat kalium dari
buah dan sayur.
a. Suplemen serat coramercial (fiberall, fiber-med) bisa di resepkan.
b. Penggunaan pelunak feses sesuai ketentuan.
c. Hindari laksatif dan cathartic yang menyebabkan toksisitas elektrolit
(senyawa yang mengandung magnesium dan fosfor).
d. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi.
5. Memastikan tingkat keamanan aktivitas
Monitor serum kalsium dan kadar fosfat; amati tanda hipokalsemia
atau hiperkalsemia
Inspeksi cara berjalan pasien, ROM, dan kekuatan otot.
Berikan analgesik sesuai order, dan berikan masase untuk kram otot
berat.
Monitor hasil X-ray dan scan tulang untuk fraktur, demineralisasi
tulang, dan endapan sendi.
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi hindari imobilisasi karena akan
meningkatkan demineralisasi tulang.
Berikan medikasi sesuai order:
a. Medikasi pengikat fosfat, seperti sevelame (Renagel) atau kalsium
karbonat (Os-Cal), dengan makan dan snak untuk menurunkan
serum fosfor.
b.
Suplemen kalsium antara makan untuk peningkatan serum kalsium
c. Vitamin D untuk meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan
kalsium.
6. Meningkatkan pemahaman dan penyesuaian dengan rejimen
pengobatan
Siapkan pasien untuk dialisis atau transplantasi ginjal.
Anjurkan harapan ditekankan ke realitas.
-
7/21/2019 ckd practice based
6/6
Kaji pemahaman pasien terhadap pengobatan serta kekhawatiran dan
ketakutan.
Mencari alternative yang mungkin mengurangi atau menghilangkan
efek samping dari pengobatan.
a. Buat jadwal agar istirahat bisa dicapai setelah dialisis
b.
Anjurkan makan sedikit tapi sering untuk mengurangi mual danfasilitasi pemasukan medikasi.
Dorong memperkuat dukungan social dan mekanisme koping untuk
mengurangi dampak stress dari CKD.
Berikan arahan kerja social.
Kontrak dengan pasien untuk perubahan perilaku jika patuh dengan
terapi atau kontrol dari kondisi dasar.
Diskusikan pilihan dari dukungan psikoterapi untuk defresi.
Promosikan pembuatan keputusan oleh pasien.
Arahkan pasien dan keluarga pada agen pendukung ginjal.
4 IMPLEMENTASI 1. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan
2. Status nutrisi adekuat dipertahankan
3. Intergritas kulit dipertahankan
4. Konstipasi dicegah
5. Tingkat keamanan aktivitas dipastikan
6.
Pemahamandan penyesuaian dengan rejimen pengobatan ditingkatkan
5 EVALUASI Tekanan darah stabil, tidak terjadi peningkatan berat badan yang berlebihan
Toleran pemasukan kecil pada protein rendah, diet tinggi karbohidrat
Tidak ada kulit lecet, melaporkan pengurangan gatal-gatal
Pengeluaran feses harian
Ambulasi tanpa jatuh
Menanyakan pertanyaan dan membaca tentang dialisis
Sumber: Lippincott manual of nursing practice 8th
ed