chronic non specific is

Upload: derix-faldeinscouv

Post on 19-Jul-2015

71 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

CHRONIC NON SPECIFIC LYMPHADENITIS

1. Epidemiologi Di negara-negara maju dilaporkan penurunan angka kejadian TBP, tetapi disertai dengan peningkatan kasus TBE. Di Inggris dilaporkan pada tahun 1988 kejadian TBE sebanyak 32% dari 2163 penderita, 57% di antaranya adalah orang India. Sedangkan USA terdapat peningkatan kejadian TBE yaitu tahun 1964 sebanyak 8%, 1981 15%, dan 1986 17,5%. Pasien HIV sebanyak 70% disertai TB terutama TBE. Hal ini menunjukkan bahwa pengenalan dan diagnosis TBE merupakan hal yang penting di masa yang akan datang. Penelitian di Jawa Barat dan RS Hasan Sadikin Bandung menunjukkan insidensi TB yang tinggi. Didapatkan sebanyak 41,6% dari 5469 pasien penyakit paru/TB yang dirawat nginap di RS Hasan Sadikin antara 1983-1988 adalah pasien TB, 38,3% di antaranya pasien TB yang dirawat jalan di poli Pulmonologi RSHS menderita TBE.

2. Etiologi Limfadenitis bisa disebabkan oleh infeksi dari berbagai organisme, yaitu bakteri, virus, protozoa, riketsia atau jamur. Secara khusus, infeksi menyebar ke kelenjar getah bening dari infeksi kulit, telinga, hidung atau mata. Penyebab lain infeksi termasuk sebagai berikut : Infeksi bakteri streptokokus atau stapilokokus, Bakteri radang tenggorokan, Tonsillitis, Infeksi dental, Infeksi HIV, tuberculosis, penyakit mycobacterium nontuberkulosis, tularemia, plaque, spilis skunder atau primer, herpes genital, mononucleosis, infeksi sitomegalovirus, toxoplasmosis. 3. Patogenesis Kelenjar getah bening (KGB) adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya di daerah sub mandibular, ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat. Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya. Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke kelenjar getah bening sehingga dari lokasi kelenjar getah bening akan diketahui aliran pembuluh limfe yang

melewatinya. Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar. Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari kelenjar getah bening itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolite macrophage (gaucher disease). Dengan mengetahui lokasi pembesaran kelenjar getah bening maka kita dapat mengarahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran kelenjar getah bening. Benjolan, bisa berupa tumor baik jinak atau ganas, bisa juga berupa pembesaran kelenjar getah bening. Kelenjar ini ada banyak sekali di tubuh kita, antara lain di daerah leher, ketiak, dalam rongga dada dan perut, di sepanjang tulang belakang kiri dan kanan sampai mata kaki. Kelenjar getah bening berfungsi sebagai penyaring bila ada infeksi lokal yang disebabkan bakteri atau virus. Jadi, fungsinya justru sebagai benteng pertahanan tubuh. Patogenesis dari penyakit ini, bergantung pada penyebab: a. Hiperplasia Folikel Pola ini berkaitan dengan infeksi atau proses peradangan yang mengaktifkan sel B. Sel B dalam berbagai tahap diferensiasi berkumpul di dalam pusat germinativum besar yang bulat atau olong folikel (folikel sekunder). b. Hiperplasia limfoid parakorteks Pola ini ditandai dengan perubahan reaktif di dalam regio sel T kelenjar getah bening. Sel T mengalami proliferasi dan transformasi menjadi imunoblasyang mungkin menyebabkan lenyapnya folikel germinativum.

4. Manifestasi Klinis a. Pembesaran, nyeri, dan pengerasan limfonodi. b. Kulit pada nodus memerah dan hangat bila disentuh. c. Demam dengan symptom berikut:

Menggigil Kehilangan nafsu makan Perspirasi berat Nadi cepat Lemah umum

d. Berkeringat e. Sulit bernafas f. Kekakuan leher

5. Pemeriksaan a. Pemeriksaan Fisik Tularemia pada regio adenopathy biasa di area serviks Limfonodi tampak mengalami peningkatan ukuran secara cepat yang diindikasikan sebagai malignan Konsistensi limfonodi tampak lunak, fluktuan, keras/firm, atau rubbery. Pada stadium awal,nodus di TBC memiliki batas yang baik,mobile,tidak nyeri, dan tegas.Jika infeksi tidak diobati,limfonodi lembut,fluktuan,dan adheren ke kulit (erythematous) Konjungtivitis Tampak Preauricular adenopathy

b. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Laboratorium Pewarnaan gram (untuk mengevaluasi bakteri penyebabnya) Kultur jaringan/biopsi spesimen(organisme penyebab infeksi dan untuk menilai sensitivitas antibiotik) Monospot(Untuk konfirmasi diagnosis infeksi mononukleus) Serologi,Tes kulit(Untuk konfirmasi diagnosis tuberculous lymphadenopathy dan mycobacterial infection) CBC count(Peningkatan WBC mengindikasikan infeksi) Erythrocyte sedimen

2. Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan radiologis yang dilakukan adalah USG.

6. Terapi Penatalaksanaan yang dilakukan berupa antibiotic untuk mengatasi penyebab infeksi bila disebabkan oleh bakteri, dan juga pengobatan anti inflamasi untuk membantu menurunkan inflamasi dan pembengkakan. Obat utama berupa rifampicin (R), isiniazid (H), pyrazinamide(Z), ethambutol (E) dan streptomycin (S). Di samping itu terdapat OAT tambahan dengan kemampuan yang lemah yaitu antara lain kanamycin, ethionamide, golongan quinolone seperti ciprofloxacin. Pengobatan tergantung dari organisme penyebabnya. Untuk infeksi bakteri, biasanya diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) atau intravena (melalui pembuluh darah). Untuk membantu mengurangi rasa sakit, kelenjar getah bening yang terkena bisa dikompres hangat. Biasanya jika infeksi telah diobati, kelenjar akan mengecil secara perlahan dan rasa sakit akan hilang. Kadang-kadang kelenjar yang membesar tetap keras dan tidak lagi terasa lunak pada perabaan. Pembedahan : 1. Excisional biopsy: Lymphadenitis disebabkan oleh mycobacteri atipik sehingga untuk meningkatkan outcome kosmetik dengan cara exsisi 2. Aspiration 3. Incision and drainage

7. Prognosis Prognosis tergantung pada penyebab limfadenitis dan kapan pengobatan dimulai. Proses infeksi umumnya memiliki outcome yang lebih baik bila diobati lebih awal.