chapter 3 :helping or maybe not

7
Sinar matahari telah menembus jendela di kamar itu. Jieun dan Jinu masih tenggelam dalam lautan mimpi mereka. Jieun menarik selimutnya, tak ingin melepaskan kenyamanan dari selimut tersebut. Sebuah teriakan terdengar dari luar kamar tidur tersebut, membuat Jieun menggeliat. Sekali lagi teriakan yang meneriakkan nama Jieun terdengar. Akhirnya dengan susah payah, Jieun membuka matanya lalu membangunkan adiknya. -ooo- Jieun menyeret kakinya di trotoar. Dapat terlihat bahwa gadis itu masih mengantuk. Rambutnya diurai dan poninya diangkat lalu diikat sembarangan. Seperti biasa, Jieun menenteng beberapa buku cetak di tangannya. Ia berjalan dengan menatap ke jalanan di depannya. Sekolah masih agak jauh, Jieun menghembuskan napas berat. Jalanan terasa sunyi dengan beberapa bus yang terkadang akan melewati Jieun dan beberapa sepeda dan sepeda motor. Sunyinya jalanan membuat Jieun dapat berjalan dengan lebih santai dan leluasa –tanpa perlu mengkhawatirkan jikalau Ia mungkin saja tertabrak. Jieun masih berjalan menghadap jalanan saat sebuah motor melewatinya. Dari seragam pengemudinya, dapat diketahui murid itu adalah murid ExailoHigh School. Jieun terus memperhatikan motor dan pengemudinya itu. Lalu pandangannya jatuh pada ransel pengemudi motor tersebut. Tas itu, Jieun mengenalnya. “Park Chanyeol?” gumam Jieun. Lalu sebuah senyum merekah di wajahnya. Chanyeol tinggal di sekitar rumah Jieun. Sebuah fakta baru yang membuat hati Jieun bersemangat pagi itu. -ooo-

Upload: irene-witanto

Post on 18-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

The 3rd chapter of fanfiction "My Friend's Crush.Write it in my free time with IU & EXO's Chanyeol as the main characters!Just a FANFICTION, not Real. Story belong to me.

TRANSCRIPT

Sinar matahari telah menembus jendela di kamar itu. Jieun dan Jinu masih tenggelam dalam lautan mimpi mereka. Jieun menarik selimutnya, tak ingin melepaskan kenyamanan dari selimut tersebut. Sebuah teriakan terdengar dari luar kamar tidur tersebut, membuat Jieun menggeliat. Sekali lagi teriakan yang meneriakkan nama Jieun terdengar. Akhirnya dengan susah payah, Jieun membuka matanya lalu membangunkan adiknya.

-ooo-

Jieun menyeret kakinya di trotoar. Dapat terlihat bahwa gadis itu masih mengantuk. Rambutnya diurai dan poninya diangkat lalu diikat sembarangan. Seperti biasa, Jieun menenteng beberapa buku cetak di tangannya. Ia berjalan dengan menatap ke jalanan di depannya. Sekolah masih agak jauh, Jieun menghembuskan napas berat.

Jalanan terasa sunyi dengan beberapa bus yang terkadang akan melewati Jieun dan beberapa sepeda dan sepeda motor. Sunyinya jalanan membuat Jieun dapat berjalan dengan lebih santai dan leluasa tanpa perlu mengkhawatirkan jikalau Ia mungkin saja tertabrak.

Jieun masih berjalan menghadap jalanan saat sebuah motor melewatinya. Dari seragam pengemudinya, dapat diketahui murid itu adalah murid ExailoHigh School. Jieun terus memperhatikan motor dan pengemudinya itu. Lalu pandangannya jatuh pada ransel pengemudi motor tersebut. Tas itu, Jieun mengenalnya. Park Chanyeol? gumam Jieun. Lalu sebuah senyum merekah di wajahnya. Chanyeol tinggal di sekitar rumah Jieun. Sebuah fakta baru yang membuat hati Jieun bersemangat pagi itu.

-ooo-

Hari ini hari Kamis. Jieun sangat menyukai hari itu karena menurutnya, hari Kamis adalah hari kebebasan bagi murid kelas khusus. Pada hari Kamis, mereka akan dibagi menjadi beberapa kelas sesuai mata pelajaran yang diminati. Jieun memilih Biologi, Ia telah menggemari pelajaran itu sejak sangat lama. Selain Jieun, Jangmi juga memilih pelajaran Biologi.

Pada hari ini juga, para murid kelas khusus tingkat 1 dan 2 akan bertemu. Inilah alasan mengapa Jangmi juga menyukai hari Kamis. Baginya hari Kamis sama dengan hari Chanyeol. Gadis berambut panjang tersebut akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk berdandan pada hari itu. Ia juga akan belajar materi yang akan dibahas sehari sebelumnya agar Ia dapat terlihat pintar di depan Park Chanyeol.

Cklek! Pintu ruangan biologi terbuka. Beberapa murid yang sedang bercerita masuk ke ruangan tersebut. Melihat kedatangan beberapa orang tersebut, pipi Jangmi memerah. Ia berpura-pura fokus pada buku yang sedang dibacanya namun gagal saat seorang lelaki lewat di sampingnya dan duduk tepat di belakangnya. Rasanya Jangmi akan berteriak saat itu juga.

Jieun menyaksikan segalanya dengan sebuah senyuman di wajahnya. Sebuah senyuman yang sulit diartikan, senyuman bahagia yang dicampur dengan senyuman jahil. Ia lalu melirik ke arah belakang. Ehem! Jangmi-ah, apa yang sedang kau baca?tanya Jieun berpura-pura.

Jangmi mengalihkan pandangannya dan memelototkan matanya pada Jieun. Gadis itu tahu betul apa yang sedang direncanakan temannya itu. Buku biologi. Emangnya apa lagi?jawab Jangmi dengan nada yang sedikit gugup. Jieun dengan susah payah menahan tawanya. Seseorang yang sedang malu memang sangat enak untuk dikerjai. Jieun pun terus mengerjai dan meledeki Jangmi hingga guru biologi mereka memasuki ruangan kelas. Jieun pun segera berpura-pura fokus pada bukunya. Ia tahu gurunya itu sedang dalam suasana hati yang kurang baik.

Dari belakang, Chanyeol memandang dua orang juniornya dengan tatapan aneh. Ia mendengar semua percakapan mereka tentu saja, Jieun berbicara dengan suara yang besar. Chanyeol selalu mendengar percakapan mereka tiap minggu karena Ia selalu duduk tepat di belakang mereka. Bukan karena Chanyeol ingin duduk dekat mereka, hanya saja tempat itu adalah tempat paling strategis menurut Chanyeol. Ia dapat bercerita dengan teman kelasnya namun Ia juga dapat memperhatikan papan tulis dengan baik.

Jangmi menyukaiku? Apa mereka serius? Jangmi tidak terlihat menyukaiku. Tapi jika Ia menyukaiku, itu hal yang wajar. Aku kan populer pikir Chanyeol dengan sebuah senyum jahil di bibirnya.

-ooo-

Lelaki tinggi itu sedang menuliskan sesuatu di papan. Jangmi mengamatinya dengan tatapan lembut sedangkan Jieun mengamati tulisan di papan dengan kening yang berkerut. Ada sesuatu yang tidak dimengerti Jieun. Segera setelah lelaki itu menulis, Jieun mengangkat tangannya ingin bertanya.

Chanyeol mendengus malas saat melihat Jieun mengangkat tangannya. Gadis itu selalu seperti ini, tidak mengerti pada penjelasan pertama. Jieun memerlukan penjelasan yang extra untuk dapat mengerti dengan baik. Chanyeol mengangkat sebelah alisnya memberikan kode pada Jieun untuk berbicara.

-ooo-

Guru mata pelajaran mereka telah keluar dari ruangan tersebut. Beberapa senior Jieun segera mengeluarkan kotak makan mereka dari laci. Jieun terkikik melihat tingkah laku para seniornya itu. Ia pun juga mengeluarkan sebuah kotak biru dari dalam tasnya. Kotak tersebut berisi roti dengan jumlah yang banyak. Jieun membaginya kepada teman-temannya dan masih tersisa sepotong. Jieun pun melihat sekilas ke bangku di belakangnya. Jieun terpikir untuk memberikan sepotong roti tersebut kepada Chanyeol, namun sebagian dirinya tak bisa ia malu.

Akhirnya, Jieun memutuskan untuk membuang jauh-jauh rasa malunya. Ia berbalik, menatap Chanyeol. Lelaki itu masih fokus pada buku di hadapannya. Jieun menyentuh lengan Chanyeol dengan ujung jarinya. Perbuatannya itu berhasil menarik perhatian Chanyeol yang sekarang sedang menatapnya dengan alis yang terangkat. Oppa mau? tanya Jieun singkat saat menyodorkan rotinya. Sebuah senyuman terukir di wajah Chanyeol. Ia sedang lapar dan makanan datang padanya. Ia meraih roti itu lalu mengumamkan gomawo dan kembali fokus belajar.

Jieun tersenyum, ia bahagia. Namun seseorang memperhatikan hal itu. Jangmi melihat semuanya. Ia melihat bagaimana sahabatnya dengan malu menawarkan makanan pada lelaki yang disukainya. Dan lelaki itu menerimanya dengan bahagia pula. Sebuah perasaan yang tak ia ingini muncul di hatinya. Ia tak suka dengan kenyataan ini. Ia merasa cemburu.

Jangmi masih memikirkan hal itu saat Chanyeol berjalan ke depan papan tulis. Kalian bisa mengerjakan soal ini, jika ada yang tak dimengerti, tanyakan saja padaku, katanya sembari memberikan soal tersebut pada adik-adik kelasnya. Jangmi mengerjakannya dengan malas, ia tak begitu menyukai pelajaran Biologi.

Jieun mengerjakan soal tadi dengan serius. Jieun sesekali akan mendiskusikannya pada temannya, Jinri. Jinri adalah salah satu teman Biologi Jieun yang pintar. Jieun sering belajar bersamanya.

Jieun mengetuk-ngetuk dagunya dan mengerutkan keningnya. Dua kebiasaan yang akan dilakukannya saat tidak tahu atau bingung. Ia lalu berbalik pada sebelah kanannya tempat di mana Jinri duduk. Ia lalu menanyakan soal itu. Jinri berhenti sejenak. Otaknya sedang berpikir tentang bagaimana mereka akan menyelesaikan soal tersebut. Euhm, mungkin B,serunya. Jieun memandangnya tak yakin,Kau yakin?

Jinri menggaruk kepalanya,Tidak juga. Euhm.. Bagaimana kalau kita tanyakan saja pada Chanyeol-oppa?

Jieun berpikir sejenak lalu mengangguk. Mereka berdua pun berjalan menghampiri Chanyeol. Chanyeol mengangkat wajahnya saat merasakan kehadiran mereka. Jinri pun langsung menanyakan tentang soal fotosintesis itu. Chanyeol mengambil sebuah buku besar. Ia membalikkan lembar demi lembar buku itu hingga Ia sampai pada satu titik. Dan Ia pun mulai menjelaskan mengenai proses fotosintesis dengan terperinci.

Sesaat setelah Chanyeol selesai menjelaskan proses tersebut, Jangmi datang di depan meja Chanyeol. Apa yang kau lakukan?tanyanya pada Jieun. Chanyeol-oppa menjelaskan tentang proses fotosintesis pada kami,jawab Jieun.

Ajarkan padaku juga! seru Jangmi pada Jieun. Mendengar permintaan Jangmi tersebut, Jieun tersenyum jahil. Ia lalu membuka mulutnya,Kau minta saja Chanyeol-oppa menjelaskannya.

Yak, kau saja yang mengajarkannya padaku,rengek Jangmi. Setelah beberapa saat berdebat dengan Jangmi, akhirnya Jieun setuju untuk mengajarkan Jangmi.

Namun, baru saja Jieun mengucapkan beberapa kalimat, Ia terhenti. Wajahnya memerah saat mengetahui Chanyeol memperhatikannya. Jieun malu karena Chanyeol yang mengajarinya mengenai materi itu, dan sekarang Ia akan mengajarkan orang lain tentang materi tersebut. Jieun takut, mungkin Ia akan membuat kesalahan. Jieun segera menutup wajahnya dengan buku yang ada.

Jangmi yang melihat semuanya hanya dapat cemberut. Namun, Ia segera menguasai dirinya lagi. Ia tersenyum jahil lalu berkata,Uwah, ada apa ini? Chanyeol-oppa terus memperhatikan Jieun dan Jieun malu diperhatikan Chanyeol oppa?

Perkataan Jangmi itu membuat seluruh ruangan itu menjadi heboh. Jieun semakin malu. Ia lalu mengajak Jangmi ke tempat lain untuk mengajarinya.

-ooo-

Jangmi sesekali melirik Jieun. Sahabatnya itu semakin terasa mencurigakan. Mengapa Ia perlu malu saat diperhatikan oleh Chanyeol? Jieun tak mungkin punya perasaan pada Chanyeol kan? Dan.. mengapa Chanyeol harus memperhatikan Jieun seperti itu? Jangmi merasa Ia harus segera mencari cara agar hal yang ditakutinya ini tidak terjadi. Ia harus mencegah Jieun untuk jatuh cinta pada Chanyeol.

Jieun-ah, ada yang ingin kukatakan, katanya pelan. Jieun berbalik lalu membesarkan matanya memberikan petunjuk pada Jangmi untuk berbicara.

Sepertinya Chanyeol-oppa menyukaimu. Wah, senangnya,kata Jangmi dengan wajah sedih. Jieun tertawa mendengar pernyataan Jangmi. Chanyeol menyukainya? Mustahil. Itu mustahil Jangmi-ah. Kau tak perlu khawatir,katanya.

Kau yakin?tanya Jangmi lagi. Jieun mengangguk mantap. Kau.. tak menyukai Chanyeol-oppa kan? tanyanya lagi. Jieun terdiam untuk beberapa saat namun kemudian berkata,Tentu saja

Hah~ baguslah. Aku tahu kau tak akan mengecewakanku,kata Jangmi sambil tersenyum. Kemudian Ia menatap Jieun dengan mata berbinar,Kalau begitu, bantu aku. Bantu aku untuk mendekati Chanyeol-oppa!

Jieun terdiam. Sebenarnya Ia tak begitu yakin dengan perasaannya. Ia senang berada di dekat Chanyeol dan berbicara padanya. Ada beberapa kali saat Jieun berpikir bahwa Ia menyukai Park Chanyeol. Namun, terkadang Ia berpikir, mungkin Ia hanya mengagumi Park Chanyeol sebagai seorang senior. Tapi.. Ia juga belum yakin. Ia ingin membantu sahabatnya namun bagaimana jika akhirnya Ia yang akan sakit? Jieun juga manusia, walaupun Ia baik, Ia juga takut sakit.

Akhirnya Jieun mengangguk. Hal itu membuat Jangmi tersenyum lebar dan beberapa kali Ia mengucapkan Gomawo sambil memeluk Jieun. Jieun hanya memaksakan senyumnya. Mungkin dengan cara ini, Ia juga dapat memastikan bagaimana perasaannya pada Chanyeol.