ch i

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Ilmu Pengetahuan menemukan banyak faktor penyebab terjadinya proses penuaan dini antara lain karena faktor genetik, gaya hidup, lingkungan, mutasi gen, rusaknya sistem kekebalan dan radikal bebas. Faktor- faktor penyebab tersebut menjadikan radikal bebas merupakan yang paling sering diungkapkan. Sumber radikal bebas dapat berasal dari polusi, debu maupun diproduksi secara terus-menerus sebagai konsekuensi dari metabolisme normal (Zuhra, dkk., 2008). Selain terjadinya penuaan dini, banyak ditemukan penyakit-penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung koroner (PJK), artritis, diabetes, kanker hati, dan sebagainya. Salah satu dari penyakit degeneratif yang paling ditakuti adalah kanker, yang biaya pengobatannya mahal dan tidak ada jaminan bagi penderita untuk dapat sembuh secara total, atau sewaktu-waktu dapat kambuh kembali. Sampai saat ini teknik pengobatan kanker yang dilakukan adalah dengan cara pembedahan, radioterapi dan kemoterapi yang memerlukan waktu sangat panjang. Penyakit-penyakit degeneratif ini disebabkan karena antioksidan yang ada di dalam tubuh tidak mampu menetralisir peningkatan konsentrasi radikal bebas (Soekmanto, 2007). Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan, sifatnya sangat labil dan sangat reaktif sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada komponen sel seperti DNA, lipid, protein dan karbohidrat. Peranan antioksidan sangat penting dalam menetralkan dan Universitas Sumatera Utara

Upload: tugba1234

Post on 31-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ch

TRANSCRIPT

Page 1: Ch I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan Ilmu Pengetahuan menemukan banyak faktor penyebab

terjadinya proses penuaan dini antara lain karena faktor genetik, gaya hidup,

lingkungan, mutasi gen, rusaknya sistem kekebalan dan radikal bebas. Faktor-

faktor penyebab tersebut menjadikan radikal bebas merupakan yang paling sering

diungkapkan. Sumber radikal bebas dapat berasal dari polusi, debu maupun

diproduksi secara terus-menerus sebagai konsekuensi dari metabolisme normal

(Zuhra, dkk., 2008).

Selain terjadinya penuaan dini, banyak ditemukan penyakit-penyakit

degeneratif seperti kanker, penyakit jantung koroner (PJK), artritis, diabetes,

kanker hati, dan sebagainya. Salah satu dari penyakit degeneratif yang paling

ditakuti adalah kanker, yang biaya pengobatannya mahal dan tidak ada jaminan

bagi penderita untuk dapat sembuh secara total, atau sewaktu-waktu dapat

kambuh kembali. Sampai saat ini teknik pengobatan kanker yang dilakukan

adalah dengan cara pembedahan, radioterapi dan kemoterapi yang memerlukan

waktu sangat panjang. Penyakit-penyakit degeneratif ini disebabkan karena

antioksidan yang ada di dalam tubuh tidak mampu menetralisir peningkatan

konsentrasi radikal bebas (Soekmanto, 2007).

Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron

tidak berpasangan, sifatnya sangat labil dan sangat reaktif sehingga dapat

menimbulkan kerusakan pada komponen sel seperti DNA, lipid, protein dan

karbohidrat. Peranan antioksidan sangat penting dalam menetralkan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Ch I

menghancurkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan juga

merusak biomolekul di dalam tubuh yang akhirnya dapat memicu terjadinya

penyakit degeneratif (Soekmanto, 2007). Untuk menghindari hal tersebut, maka

tubuh memerlukan suatu substansi penting yaitu antioksidan tambahan dari luar

seperti vitamin E, vitamin C maupun berbagai jenis sayuran dan buah-buahan

yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas.

Antioksidan adalah zat penghambat reaksi oksidasi akibat radikal bebas

yang dapat menyebabkan kerusakan asam lemak tak jenuh, membran sel,

pembuluh darah, DNA, dan jaringan lipid sehingga menimbulkan penyakit. Suatu

tanaman dapat memiliki aktivitas antioksidan apabila mengandung senyawa yang

mampu menangkal radikal bebas seperti fenol dan flavonoid (Widyastuti, 2010).

Antioksidan berfungsi mengatasi atau menetralisir radikal bebas sehingga

diharapkan dengan pemberian antioksidan tersebut proses penuaan dihambat dan

dapat mencegah terjadinya kerusakan tubuh dari timbulnya penyakit degeneratif.

Pemilihan antioksidan alami kini mulai menjadi perhatian masyarakat karena telah

ditemukannya efek samping dari penggunaan antioksidan sintetik berupa

keracunan dan bersifat karsinogenik jika digunakan dalam jangka waktu yang

lama dan dalam jumlah yang berlebihan (Zuhra, dkk., 2008).

Sumber-sumber antioksidan dapat berupa antioksidan alami maupun

antioksidan sintetik. Tetapi saat ini penggunaan antioksidan sintetik mulai dibatasi

karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa antioksidan

sintetik seperti BHT (butyl hydroxytoluena) ternyata dapat meracuni binatang

percobaan dan bersifat karsinogenik. Oleh karena itu industri makanan dan obat-

obatan mengembangkan antioksidan alami dan mencari sumber-sumber

antioksidan alami baru (Takashi, 1997).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Ch I

Secara alami beberapa jenis tumbuhan merupakan sumber antioksidan, hal

ini dapat ditemukan pada beberapa jenis sayuran, buah-buahan segar, beberapa

jenis tumbuhan dan rempah-rempah (Kuncahyo, 2007). Salah satu rempah-

rempah yang banyak digunakan adalah buah paprika. Paprika (Capcisum annum

L. cv.group grossum) merupakan salah satu komoditi penting yang berkembang

saat ini, baru dikenal di Indonesia sejak tahun 1990-an yaitu di daerah Dieng

(Jawa Tengah), Puncak dan Lembang (Jawa Barat), serta Brastagi (Sumatera

Utara) dan ditanam dengan sistem hidroponik. Tanaman paprika memiliki ciri-ciri

spesifik yaitu memiliki buah yang besar, berdaging tebal, mempunyai biji dan rasa

buah tidak pedas (Waruwu, 2011).

Buah paprika mengandung zat gizi yang cukup lengkap, antara lain

protein, lemak, karbohidrat, mineral (kalsium, fosfor, besi), vitamin B, vitamin C,

dan serat. Kandungan kimia tanaman paprika adalah oleoresin (capsaicin),

flavonoid, minyak atsiri, karotenoid (capsantin, capsorubin, carotene, dan lutein)

(Cahyono, 2012).

Paprika sering digunakan dalam industri farmasi untuk membuat ramuan

obat-obatan, kosmetik, pewarna bahan makanan, serta bahan campuran pada

berbagai industri pengolahan makanan dan minuman. Selain itu, paprika juga

bermanfaat sebagai obat untuk diare, sakit perut, sakit gigi, polio, pegal-pegal,

influensa, masuk angin, dan mencegah penggumpalan darah (Cahyono, 2012),

sebagai stimulan dan sebagai bumbu masak (Tyler, 1976).

Metode untuk menentukan aktivitas antioksidan ada beberapa cara, yaitu

BCB Method (β-Carotene Bleaching Method) atau Metode Pemutihan β-karoten,

DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) Radical Scavenging Method (Metode

Pemerangkapan Radikal Bebas DPPH), Thiobarbituric Acid-Reactive Substance

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Ch I

(TBARS) Assay, CUPRAC Assay (Cupric Reducing Antioxidant Capacity),

ORAC Assay (Oxygen-Radical Absorbance Capacity), dan FRAP Assay (Ferric

Reducing Antioxidant Power) (Rafi, 2013; Rosidah, et al., 2008).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian untuk

mengetahui karakteristik dari simplisia, golongan senyawa kimia dan kekuatan

aktivitas antioksidan dari buah paprika merah, kuning dan hijau (Capsicum annum

L. cv.group grossum) dengan menggunakan metode pemerangkapan radikal bebas

1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH) dan metode β-karoten-asam linoleat.

Meskipun suatu senyawa uji menunjukkan daya antioksidan yang tinggi dengan

salah satu metode, tidak selalu akan memberikan hasil yang sama baiknya dengan

menggunakan metode lainnya sehingga diperlukan pengukuran daya antioksidan

dengan berbagai macam metode (Rohman, 2005).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka perumusan masalah

penelitian adalah:

a. apakah karakteristik simplisia buah paprika merah, kuning dan hijau dapat

dijadikan pada penelitian selanjutnya?

b. apakah golongan senyawa kimia yang terkandung didalam ketiga macam

simplisia buah paprika?

c. apakah ekstrak etanol ketiga macam buah paprika memiliki aktivitas sebagai

antioksidan dengan metode β-karoten-asam linoleat?

d. apakah ekstrak etanol ketiga macam buah paprika memiliki aktivitas sebagai

antioksidan dengan metode pemerangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-

picrylhydrazil (DPPH)?

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Ch I

e. berapakah nilai IC50 ekstrak etanol buah paprika menggunakan metode DPPH

sebagai antioksidan?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. simplisia buah paprika mempunyai karakteristik yang dapat digunakan pada

penelitian selanjutnya

b. golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ketiga macam simplisia buah

paprika adalah golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,

steroid/triterpenoid, glikosida dan glikosida antrakinon

c. ekstrak etanol ketiga macam buah paprika memiliki aktivitas sebagai

antioksidan dengan metode β-karoten-asam linoleat

d. ekstrak etanol ketiga macam buah paprika memiliki aktivitas sebagai

antioksidan dengan metode pemerangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-

picrylhydrazil (DPPH)

e. nilai IC50 ekstrak etanol ketiga jenis buah paprika menggunakan metode

DPPH sebagai antioksidan adalah > 50 ppm

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. untuk mengetahui karakteristik simplisia ketiga macam buah paprika

b. untuk mengetahui golongan senyawa kimia dari ketiga macam buah paprika

c. untuk mengetahui kekuatan aktivitas antioksidan dengan metode β-karoten-

asam linoleat

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Ch I

d. untuk mengetahui kekuatan aktivitas anktioksidan dengan metode

pemerangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH)

e. untuk mengetahui nilai IC50 dari ekstrak etanol ketiga macam buah paprika

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan

informasi mengenai karakteristik dan golongan senyawa kimia ketiga macam

buah paprika, serta dapat menambah data penelitian dalam usaha pemanfaatan

tumbuhan buah paprika sebagai antioksidan.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Ch I

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan kerangka pikir seperti yang ditunjukkan

pada Gambar 1.1.

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian

Buah Paprika: 1. Paprika Merah 2. Paprika Kuning 3. Paprika Hijau

Karakteristik

1. Makroskopik 2. Mikroskopik 3. Pk air 4. Pk sari larut air 5. Pk sari larut etanol 6. Pk abu total 7. Pk abu tidak larut asam

Simplisia Buah Paprika: 1. Paprika Merah 2. Paprika Kuning 3. Paprika Hijau

Golongan senyawa kimia

1. Alkaloid 2. Saponin 3. Tanin 4. Steroid/ Triterpenoid 5. Flavonoid 6. Glikosida 7. Glikosida Antrakinon

Ekstrak Etanol Buah Paprika

% Aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah paprika

Nilai IC50 ekstrak etanol buah Paprika

Karakteristik Makroskopik

EEBP konsentrasi: - 50 ppm - 100 ppm - 200 ppm - 400 ppm

EEBP konsentrasi: - 1000 ppm - 2000 ppm - 3000 ppm

Pemucatan warna jingga dari β-karoten

Pemerangkapan radikal bebas

Universitas Sumatera Utara