case

51
PRESENTASI KASUS SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI PLASENTA PREVIA Pembimbing Dr. Ida Winarti, Sp.OG Disusun Oleh SITI ARIEANNI KESUMA 1102008340

Upload: siti-arieanni-kesuma

Post on 07-Aug-2015

18 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case

PRESENTASI KASUS

SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI PLASENTA PREVIA

PembimbingDr. Ida Winarti, Sp.OG

Disusun OlehSITI ARIEANNI KESUMA

1102008340

Page 2: Case

Identifikasi

• Nama : Ny. K• Jenis kelamin : Perempuan• Umur : 30 thn• Status : Menikah• Agama : Islam• Pendidikan : SMP• Alamat : Link. Delingseng• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Page 3: Case

Keluhan

• Utama : keluar darah pervaginam sejak 2 jam SMRS

• Tambahan : mules (+), kedua kaki bengkak (+), dan darah yang keluar banyak dan berwarna merah segar.

Page 4: Case

Riwayat Kehamilan Sekarang

• Pasien G4P2A1 hamil 32 minggu, datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 2 jam SMRS, darah yang keluar banyak dan berwarna merah segar.

• Mules-mules juga dirasakan oleh pasien, serta pasien mengaku bengkak pada kedua kakinya.

Page 5: Case

Riwayat Haid

• Menarche : 14 tahun• Siklus Haid : 28 hari, teratur• Lama : 5 hari• HPHT : 20 Maret 2012• T P : 27 Desember 2012• U K : 32 minggu

Page 6: Case

Riwayat Kehamilan dan Persalinan Terdahulu

1. Kehamilan aterm lahir pervaginam, lahir dengan bidan, jenis kelamin perempuan, berat badan saat lahir 3300 gr, sehat.

2. Kehamilan preterm terjadi Abortus inkomplit dan dilakukan kuretase.

3. Kehamilan aterm lahir pervaginam, lahir dengan bidan, jenis kelamin perempuan, berat badan saat lahir 2700 gr, sehat.

4. Hamil ini

Page 7: Case

• Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku memiliki riwayat hipertensi pada saat kehamilan kedua

• Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengaku dalam keluarga ada yang memiliki riwayat hipertensi, yaitu ibu pasien

• Riwayat Imunisasi

Pasien mengaku lupa akan riwayat imunisasinya.

Page 8: Case

Pemeriksaan Fisik, 14 Juni 2011

• Status Present

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tek. Darah : 140/100 mmHg

Nadi : 98 x/menit

Pernafasan : 24 x/menit

Suhu : 36,4 0C

Berat badan : 96 kg

Page 9: Case

• Status Generalis Kepala : Normocephal Mata : konjungtiva anemis -/- dan sklera ikterik -/- THT : dalam batas normal Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah

bening Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur

dan gallop (-) Paru : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-),

wheezing (-/-) Abdomen : Perut membuncit simetris, striae

gravidarum (+), linea nigra (+). Ekstrimitas : Edema pada ekstremitas bawah

Page 10: Case

• Status Obstetri

• Pemeriksaan Luar• Tinggi fundus uteri 30 cm, janin letak

memanjang, presentasi kepala, punggung kanan, TBJ 2635 gram, his (1-2x/10mnt(20”)), DJJ 142 x/menit reguler.

• Pemeriksaan Dalam• VT : Tidak dilakukan• Inspekulo : Tampak perdarahan rembes

warna merah segar.

Page 11: Case

• Pemeriksaan Laboratorium

Hemoglobin : 11,2 g/dl (12-16 g/dl)

Hematokrit : 34,9 % (37-43%)

Leukosit : 11.390 /µl (5000-10.000)

Trombosit : 319.000 /µl (150.000-450.00)

Masa Perdarahan : 2’ (1’-6’)

Masa pembekuan : 10’ (5’-15’)

Golongan Darah : B / rh (+)

Albumin urin : -

HBSAg : non reaktif

Anti HIV 1 : -

Page 12: Case

Pemeriksaan Penunjang

• USG : Kesan: • Tampak janin intrauterin

• T / H

• Letak kepala

• Estimated Fetal Weight : 1814 gram

• Plasenta implantasi di corpus anterior meluas ke bawah menutupi ostium urethra interna grade II

• Usia kehamilan : 32 minggu

• CTG : Normal

Page 13: Case

Diagnosis

• G4P2A1 hamil 32 minggu dgn perdarahan pervaginam e.c. plasenta previa totalis

• Ibu : dubia ad bonam• Janin : dubia ad bonam

• Sectio Caesarea

Terapi

Prognosis

Page 14: Case

Laporan Operasi

• Tanggal : 02 November 2012

• Diagnosis pre op : G4P2A1 Hamil 32 minggu dgn PPV e.c. PPT

• Diagnosis post op: Post SC + Salphingektomi a/i H. Preterm, PPT, cukup anak.

• Tindakan Bedah : SC + Salphingektomi

Page 15: Case

DISKUSI

Page 16: Case

ANALISA KASUS

Page 17: Case

• Seorang wanita usia 30 tahun, G4P2A1, hamil 32 minggu keluar darah dari jalan lahir,

• berwarna merah segar.

• mules-mules dirasakannya.

• OS tidak melakukan pekerjaan yang berat sebelum terjadi perdarahan (causeless).

• Adanya anamnesis tsb tanda utama dan pertama kecurigaan pada plasenta previa.

Page 18: Case

• Terjadinya perdarahan pada waktu preterm dan jumlah perdarahan banyak dan berwarna merah segar.

• Hal ini sesuai dengan pola perdarahan pada plasenta previa totalis akan mengalami perdarahan pada waktu yang lebih dini

• dibandingkan dengan plasenta letak rendah yang hanya akan perdarahan saat memasuki masa persalinan (in partu).

Page 19: Case

• Diagnosis pasti letak abnormal (totalis, partial, marginal) dari plasenta adalah dengan pemeriksaan USG,

• Faktor resiko plasenta previa

• riwayat abortus pada kehamilan sebelumnya dan

• riwayat melakukan kuretase

Page 20: Case

Penanganan

Page 21: Case

TINJAUAN PUSTAKA

Page 22: Case

PLASENTA PREVIA

Page 23: Case

PENDAHULUAN

• Plasenta previa salah satu penyebab utama perdarahan antepartum trimester III

• Insiden : 1 diantara 200 persalinan.• Di Amerika Serikat: sekitar 0,3 - 0,5 % dari semua

persalinan.• Kematiaan perinatal : 0,03%

Page 24: Case

definisi• Plasenta Previa

plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum pada UK ≥28 minggu.

• Pada keadaan yang normal plasenta terletak dibagian atas uterus

TINJAUAN PUSTAKA

Page 25: Case
Page 26: Case

klasifikasi

Plasenta Previa Totalis

Page 27: Case

klasifikasi

Plasenta Previa Parsialis

Page 28: Case

klasifikasi

Plasenta Previa Marginalis

Page 29: Case

klasifikasi

Plasenta Letak Rendah

Page 30: Case

Faktor Resiko• Riwayat plasenta previa sebelumnya• Riwayat SC• Riwayat aborsi• Kehamilan ganda• Umur ibu yang telah lanjut• Multiparitas

Page 31: Case

Gambaran KlinisUK 28 minggu perdarahan pervaginam tidak nyeri dan darah berwarna merah (segar).Keadaan umum banyaknya perdarahan yang terjadi.Sering disertai kelainan letak janin.Bagian terendah janin masih tinggi atau tidak masuk Pintu Atas Panggul.

Page 32: Case

Diagnosis

AnamnesaPemeriksaan FisikPemeriksaan obstetri

InspeksiPalpasiHisAuskultasiPemeriksaan Dalam

• Pemeriksaan penunjang

Page 33: Case

Diagnosis Banding

• Solusio plasenta• Trauma

Page 34: Case

Plasenta previa

Perdarahan sedikit( <250 cc )

Perdarahan banyak( > 500 cc )

Preterm Preterm Aterm Aterm

Istirahat IstirahatUSG DSU

Total SubtotalStop Ulang

Subtotal

Amniotomi

Perdarahan Inpartu

Pervaginam

Total

Amniotomi

Darah Inpartu

Pervaginam

SCSC

Page 35: Case

Penanganan konservatif• Observasi di kamar bersalin IRD selama 24 jam.• Keadaan umum diperbaiki, berikan transfusi sampai Hb ≥10 gr%.• kortikosteroid maturitas paru janin (menjaga kemungkinan

penanganan pasif gagal), dengan dexametason 5 mg, 4 kali tiap 6 jam.

• Bila perdarahan berhentiUSGdipindahkan ke ruangan• Observasi Hb setiap hari, tensi, nadi, denyut jantung janin,

perdarahan setiap 6 jam.• Penanganan konservatif gagal jika terjadi perdarahan berulang

penanganan aktif.• Penderita dipulangkan bila tidak terjadi perdarahan ulang setelah

dilakukan mobilisasi.• Waktu pasien pulang, diberi nasehat agar istirahat, tidak

melakukan koitus/manipulasi vagina, bila perdarahan lagi segera datang ke rumah sakit, dan periksa ulang (ANC) 1 minggu lagi.

Page 36: Case

Penanganan Aktif• Terminasi kehamilan• Indikasi :

• Perdarahan merembes & diagnosis sudah ditegakkan

• Gawat janin, perdarahan aktif dan banyak dengan evaluasi bertahap

Page 37: Case

Komplikasi

• Perdarahan antepartum

• Perdarahan post partum

• Hipovolemik

• Infeksi

• Abortus

• Bayi prematur atau lahir mati

Page 38: Case

Prognosis

• Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karena plasenta previa rendah sekali, atau tidak ada sama sekali.

Page 39: Case

Sectio Caesarea (SC)

Page 40: Case

Definisi

• pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim

Page 41: Case

Jenis

• Abdominal

• Sectio caesarea transperitonealis

• SC klasik atau corporal

• SC ismika atau profundal

• SC ekstra peritonealis

• Vaginal

• Sayatan memanjang (longitudinal)

• Sayatan melintang (transversal)

• Sayatan huruf T (T insicion)

Page 42: Case

SC klasik atau corporal

• sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm

• Kelebihan :• Mengeluarkan janin dengan cepat• Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik• Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal

• Kekurangan :• Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena

tidak ada reperitonealis yang baik.• Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi

ruptur uteri spontan

Page 43: Case

SC ismika atau profundal

• sayatan melintang pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm

• Kelebihan :• Penjahitan luka lebih mudah• Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik• Bahaya peritonitis tidak besar• Perdarahan tidak begitu banyak• Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau

lebih kecil.

Page 44: Case

SC ismika atau profundal

• Kekurangan :

• Luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah sehingga dapat menyebabkan arteri uterine pecah sehingga mengakibatkan perdarahan banyak

• Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi

Page 45: Case

Cesarean section. (A), Classic; (B), low vertical; (C), transverse incisions

Page 46: Case

Indikasi

• Fetal distress• His

lemah/melemah• Janin dalam posisi

sungsang atau melintang

• Bayi besar (BBL > 4,2 kg)

• Plasenta previa• Kelainan letak

• Disproporsi Cevalo-Pelvik (ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul)

• Rupture uteri• Hydrocephalus• Panggul sempit• Problema plasenta

Page 47: Case
Page 48: Case

Komplikasi

• Infeksi puerperal • Perdarahan • embolisme paru dan deep vein

trombosis• Terjadi ruptur uteri pada kehamilan

berikutnya.

Page 49: Case

DAFTAR PUSTAKA

• Abdul Bari, S. 2003. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. PBPOGI, FKUI, Jakarta.

• Cunningham, F. Gary; Gant, Norman F; Leveno Md. 2001. Williams Obstetrics. 21st Ed. McGraw-Hill Professional

• DeCherney, AH; Nathan, L. 2003. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment. Ninth Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.

• Hanafiah, T.M 2004. Plasenta Previa, on line, (http://www. Library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-tmhanafiah2.pdf, diakses tanggal 30 Agustus 2010).

• Jodi L Adam, 2001, Pregnancy, third trimester Bleeding, on line, (http://www.emedicine.com/AAEM/topic363.htm, diakses tanggal 28 Agustus 2010)

• Martaadisoebrata Djamhoer, Wijayanegara Hidayat, dkk. 2005. Obstetri Patologi. Jakarta. EGC.

• Miller, 2009. Placenta Previa. Online, (http://www.obfocus.com/high-risk/placentaprevia.htm, diakses tanggal 28 Agustus 2010).

Page 50: Case

• Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri :Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Edisi kedua. Jakarta : EGC.

• Ohio State University, 2003. Placenta Previa. Online, http://medicalcenter.osu.edu/PatientEd/Materials/PDFDocs/women-in/pregnancy/placent.pdf, diakses tanggal 30 Agustus 2010

• Rosaningtyas, 2009. Hubungan Antara Paritas Dengan Plasenta Previa Di Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak. Online, http://etd.eprints.ums.ac.id/4368/1/J500050009.pdf, diakses tanggal 30 Agustus 2010.

• Saifuddin, Abdul Bari.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.

• Wiknjosastro,Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.

• Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.2007.

• Rustam Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1, EGC, Jakarta.• Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawiroharjo.Jakarta.2002.

Page 51: Case

TERIMA KASIH