case sefalgia rotasi 2

40
SEFALGIA A. Definisi Nyeri kepala adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Menurut Mansjoer dkk, 2005, disebutkan bahwa nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di bagian atas ( superior ) kepala, setempat atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, mata, gigi, rahang bawah dan leher. B. Epidemiologi Nyeri kepala merupakan keluhan bidang neurologik yang sering dikeluhkan oleh pasien yang datang berobat. Sebahagian besar orang pernah mengalami nyeri kepala (sefalgia) pada sepanjang hidupnya. terbukti dari hasil penelitian population base di Singapore dari Ho dkk didapati prevalensi life time nyeri kepala penduduk Singapore adalah pria 80%, wanita 85% (p=0.0002). Di Amerika Serikat, dalam satu tahun lebih dari 70% penduduknya (pernah) mengalami nyeri kepala. Penelitian yang dilakukan di Surabaya (1984) menunjukkan bahwa di antara 6488 pasien baru, 1227 (18,9%) datang karena keluhan nyeri kepala; 180 di antaranya didiagnosis sebagai migren. Sedangkan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta (1986) didapatkan 273(17,4%) pasien baru dengan nyeri kepala di antara 1298 pasien baru yang berkunjung selama Januari sd. Mei 1986.

Upload: fitriars

Post on 20-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

case rep sefalgiaort

TRANSCRIPT

Page 1: Case Sefalgia Rotasi 2

SEFALGIA

A. Definisi

Nyeri kepala adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta

perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Menurut Mansjoer dkk, 2005, disebutkan

bahwa nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di bagian atas ( superior ) kepala,

setempat atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, mata, gigi, rahang bawah dan leher.

B. Epidemiologi

Nyeri kepala merupakan keluhan bidang neurologik yang sering dikeluhkan oleh pasien

yang datang berobat. Sebahagian besar orang pernah mengalami nyeri kepala (sefalgia) pada

sepanjang hidupnya. terbukti dari hasil penelitian population base di Singapore dari Ho dkk

didapati prevalensi life time nyeri kepala penduduk Singapore adalah pria 80%, wanita 85%

(p=0.0002). Di Amerika Serikat, dalam satu tahun lebih dari 70% penduduknya (pernah)

mengalami nyeri kepala.

Penelitian yang dilakukan di Surabaya (1984) menunjukkan bahwa di antara 6488 pasien

baru, 1227 (18,9%) datang karena keluhan nyeri kepala; 180 di antaranya didiagnosis sebagai

migren. Sedangkan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta (1986) didapatkan 273(17,4%) pasien

baru dengan nyeri kepala di antara 1298 pasien baru yang berkunjung selama Januari sd. Mei

1986.

C. Klasifikasi

Klasifikasi nyeri kepala telah dilakukan oleh International Headache Society pada tahun

2004. Adapun klasifikasinya adalah :

Page 2: Case Sefalgia Rotasi 2

International Headache Society Classification of Headache

1. Migraine - Migraine without aura- Migraine with aura- Ophtalmoplegic migraine- Retinal migraine

2. Tension-type headache- Episodic tension type headache - Chronic tension type headache

3. Cluster headache and chronic paroxysmal hemicranias- Cluster headache- Chronic paroxysmal hemicrania

4. Miscellaneous headaches not associated with structural lesion- Idiopathic stabbing headache - External compression headache- Cold stimulus headache- Benign exertional headache - Headache assotiated with sexual activity

5. Headache associated with head trauma- Acute posttraumatic headache - Chronic posttraumatic headache

6. Headache associated with vascular disorders- Acute ischemic cerebrovascular disorder - Intracranial hematoma - Subarachnoid hemorrhage- Unruptured vascular malformation- Arteritis - Carotid or vertebral artery pain - Venous thrombosis - Arterial hypertension - Other vascular disorder

7. Headache associated with nonvascular intracranial disorder- High CSF pressure- Low CSF Pressure - Intracranial infection- Sarcoidosis and other noninfectious

inflammatory disease - Related to intrathecal injections- Intracranial neoplasm- Associated with other intracranial

disorder

- Childhood periodic syndromes that may be precursors to or associated with migraine

- Migrainous disorder not fulfilling above criteria

8. Headache associated with substances or their withdrawal- Headache induced by acute substance

use or exposure- Headache induced by chronic substance

use or exposure- Headache from substance withdrawal

(acute use)- Headache from substance withdrawal

(chronic use)9. Headache associated with noncephalic

infection- Viral infection - Bacterial infection- Other infection

10. Headache associated with metabolic disorder- Hypoxia - Hypercapnia - Mixed hypoxia and hypercapnia- Hypoglycemia- Dialysis- Other metabolic abnormality

11. Headache or facial pain associated with disorder of facial or cranial structures - Cranial bone - Eyes - Ears- Nose and sinuses - Teeth, jaws, and related structures - Temporomandibular joint disease

12. Cranial neuralgias, nerve trunk pain, and deafferentation pain- Persistent (in contrast to ticlike) pain of

cranial nerve origin- Trigeminal neuralgia - Glossopharyngeal neuralgia- Nervus intermedius neuralgia - Superior laryngeal neuralgia- Occipital neuralgia- Central causes or head and facial pain

other than tic douloureux13. Headache not classifiable

D. Pemeriksaan klinis

a. Anamnesis

Mula timbul

2

Page 3: Case Sefalgia Rotasi 2

Nyeri kepala yang dimulai sejak masa kanak-kanak, masa remaja atau dewasa muda

biasanya migren; jenis ini umumnya berhenti pada saat menopause, meskipun pada beberapa

kasus justru mulai dirasakan pada masa tersebut. Nyeri kepala tipe tegang dapat mulai diderita

setiap saat; Sedangkan nyeri kepala yang baru mulai dirasakan pada usia yang lebih lanjut harus

diselidiki kemungkinan penyebab organiknya seperti arteritis temporalis, gangguan peredaran

darah otak atau tumor. Hati-hati terhadap nyeri kepala yang progresif memberat karena mungkin

didasari kelainan organik; makin lama nyeri kepala diderita anpaberubah sifat, makin besar

kemungkinannya disebabkan oleh faktor-faktor yang jinak (benign).

3

Nyeri kepala

Bertahap/kronis

Mendadak/akut

1. Hipertensi2. Tumor otak3. Trauma kapitis4. Penyakit mata5. Uremi6. Anemi7. Keganasan8. Penyakit kronis lainnya9. Migren umum10. Neuorosis11. Hidrosefalus obstruktif

1. Infeksi intrakranial2. Infeksi sistemik3. Hipertensi berat4. Perdarahan otak5. Keracunan6. Oftalmoplegi7. Neurosis8. Trauma kapitis9. Glaucoma10. Hidrosefalus obstruktif11. Cluster headache12. Migren klasik

Nyeri kepalamendadak

Penglihatan ganda

Trauma kepala

Gangguankeseimbangan

a. Perdarahn subduralb. Nyeri pasca trauma

a. Keracunanb. Gangguan telinga tengahc. Pasca trauma kapitisd. neurosis

a. Oftalmoplegi idiopatikb. Tumor otakc. Hidrosefalus obstruktif

Penglihatan kabur

a. Hipertensi beratb. Keracuananc. Perdarahan otakd. Tukak lambung

Mual/muntah

a. Hipertensi beratb. Glaucomac. Keracunan

Sangat gelisahbingung

a. Enselopati hipertensifb. Perdarahan otakc. Keracunan

Trauma a. Kontusio/komosiob. Hematom intracranialc. Hematoma subkutand. Nyeri pasca traumae. Fraktur tengkorak

Demam a. Meningitisb. Otitis media akuatac. Demam tifoidd. Malariae. Influenzaf. Infeksi lainnya

Page 4: Case Sefalgia Rotasi 2

4

a. Migren umumb. Cluster headachec. Neurosisd. E[pilepsie. Hidrosefalus obstruktif

a. Asma bronchialb. Penyakit jantungkongestifc. Neurosis/konversi histerid. Penyakit paru menahun

Sesak napas

a. Perdarahankronis/sistemikb. Uremic. Kurang gizid. Keganasane. Penyakit kronis lain

pucat

Nyeri kepalabertahap/kumat kumatan/kronis tanpa panas

a. Migren umumb. gangguan mata lainnyaMata nrocos

a. Tumor otakb. Hipertensi beratc. Uremid. Neurosise. Tukak lambungf. Hidrosefalus obstruktif

Mual/muntahh

a. Tumor otakb. Hipertensi beratc. Gangguan refraksi mata

Penglihatanmenurun/kabur

a. Hipertensib. Tensionheadache/neorosisc. Meningitis

Nyeri/kaku leher

a. Perdarahan subaraknoidb. Pasca trauma leher/kepalac. Neurosisd. Hipertensi berat

Kaku kuduk

Page 5: Case Sefalgia Rotasi 2

- Lokasi, frekuensi, sifat dan gejala penyerta

Nyeri kepala Sifat nyeri Lokasi Lama nyeri

Frekuensi Gejala ikutan

Migren umum Berdenyut Unilateral 6-48 jam Sporadic Mual,muntah,

5

Tanpa gejalalainnya

Page 6: Case Sefalgia Rotasi 2

Atau bilateral Beberapa kalisebulan

malaise danfotofobia

Migren klasik Berdenyut Unilateral 1-6 jam Beberapa kali Sindroma visual,mual, muntah, danmalaise

Klaster Tajam danmenusuk

Unilateral orbita 5-120 menit

Seranganberkelompokdengan remisilama

Lakrimasiipsilateral, wajahmerah, hidungtersumbat, Horner

Tipe tegang Tumpul,ditekan

Difus,bilateral Terusmenerus

Konstan Depresi ansietas

Neuralgia trigeminal

Ditusuk-tusuk DermatomSaraf

singkat Beberapa kaliSehari

Zona Pemicu nyeri

Atipikal Tumpul Unilateralataubilateral

Terusmenerus

Konstan Depresi kadang-kadangpsikosis

Sinus Tumpul/tajam

Diatas sinus bervariasi Sporadik dankonstan

Rinore

Lesi desak ruang

bervariasi Unilateral (awal) bilateral(lanjut)

Bervariasiprogresif

BervariasiSemakin sering

Papil edema,deficitneurologis fokal,gangguan mentaldanperilaku,kejang,dll

- Faktor pencetus

Migren dapat dicetuskan oleh banyak hal, seperti alkohol, obat-obatan, cahaya terang,

rasa lelah, kurang tidur, stres, hipoglikemi; selain itu juga sering berkaitan dengan menstruasi

dan dalam banyak kasus sembuh selama hamil. Nyeri kepala yang dicetuskan oleh exercise atau

orgasme dapat disebabkan oleh pecahnya aneurisma. Penderita migren lebih suka duduk tegak,

berbeda dengan nyeri kepala akibat tumor yang penderitanya lebih suka berbaring dan

menghindari perubahan posisi, terutama bangkit dari tidur. Mengejan atau batuk dapat

mencetuskan semua jenis nyeri kepala, kecuali tipe tegang. Pasien nyeri kepala klaster tidak

dapat tenang selama serangan, bahkan dapat kelihatan panik; tanda ini khas karena tidak ditemui

pada nyeri kepala jenis lain. Guncangan kepala (head jolt) memperberat nyeri kepala, terutama

akibat tumor; kadang- kadang dijumpai juga pada nyeri kepala di saat demam, pasca trauma atau

meningitis; nyeri kepala tipe tegang tidak banyak dipengaruhi. Gangguan tidur yang menyertai

nyeri kepala biasanya disebabkan oleh anxietas atau depresi. Riwayat keluarga umumnya

dijumpai di kalangan pasien migren.

6

Page 7: Case Sefalgia Rotasi 2

b. Pemeriksaan Fisik

- fungsi vital : tekanan darah, frekuensi, nadi, pernapasan, suhu tubuh untuk

menyingkirkan penyakit-penyakit sistemik;

- funduskopi penting untuk mendeteksi adanya papiledema dan/atau tanda-tanda

hipertensi.

- Palpasi daerah kepala dan leher dilakukan untuk mendeteksi kelainan lokal.

- Pemeriksaan tanda rangsang meningeal (Kernig, Brudzinsky, kaku kuduk), fungsi

saraf otak (pupil, gerak bola mata, sensibilitas wajah), kekuatan motorik dan refleks,

fungsi sensorik/sensibilitas,

- Pemeriksaan fungsi mental terutama perubahan tingkah laku dan kebiasaan.

c. Pemeriksaan tambahan

Bila anamnesis/riwayat penyakitnya sesuai dengan salah satu jenis nyeri kepala,

dan pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menemukan kelainan, umumnya tidak

diperlukan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan

radiologik (foto Röntgen kepala, CT scan), pemeriksaan elektrofisiologik (EEG, EMG,

potensial cetusan) atau pemeriksaan laboratorium lain dilakukan hanya bila terdapat

kecurigaan adanya penyakit gangguan struktural otak atau penyakit sistemik yang

mendasarinya

E. Nyeri Kepala Migren

a. Manifestasi klinis

- Migren tanpa aura

Migren ini tidak jelas penyebabnya (idiopatik), bersifat kronis dengan manifestasi

serangan nyeri kepala 4-72 jam, sangat khas yaitu nyeri kepala unilateral, berdenyut-

denyut dengan intensitas sedang sampai berat disertai mual, fotofobia atau fonofobia.

Nyeri kepala diperberat dengan aktifitas fisik. Gejala-gejala tambahan meliputi nyeri

kepala pada menstruasi dan berhenti pada waktu hamil.

- Migren dengan aura

7

Page 8: Case Sefalgia Rotasi 2

Nyeri kepala ini masih belum diketahui penyebabnya (idiopatik), bersifat kronis

dengan bentuk serangan dengan gejala neurologic (aura) yang berasal dari korteks

serebri dan batang otak, biasanya berlangsung selama 5-20 menit dan berlangsung

tidak lebih dari 60 menit. Nyeri kepala, mual dengan tanpa fotofotobia biasanya

langsung mengikuti gejala aura atau setelah interval bebas serangan tidak sampai 1

jam. Fase ini biasanya berlangsung 4-72 jam atau sama sekali tidak ada. Aura dapat

berupa gangguan mata homonimus, gejala hemisensorik, hemiparesis, disfagia atau

gabungan dari gangguan tersebut.

- Migren hemiplegic

Migren dengan aura termasuk hemiparesis dengan criteria klinik yang sama seperti

diatas dan sekurang-kurangnya seorang keluarga terdekat mempunyai riwayat migren

yang sama.

- Migren basilaris

Migren dengan aura yang jelas berasal dari batang otak atau dari kedua lobus

oksipitalis. Kriteria klinik sama dengan yang diatas, dengan tambahan dua atau lebih

dari gejala aura seperti berikut ini :

a. Gangguan lapangan penglihatan temporal dan nasal bilateral.

b. Disartria

c. Vertigo

d. Tinitus

e. Pengurangan pendengaran

f. Diplopia

g. Ataksia

h. Parestesia bilateral

i. Perestesia bilateral dan penurunan kesadaran

- Migren aura tanpa nyeri kepala

Migren jenis ini mempunyai gejala aura yang khas tetapi tanpa diikuti nyeri kepala,

biasanya terdapat pada individu berumur lebih dari 40 tahun.

- Migren dengan awitan aura akut

Migren dengan aura yang berlangsung penuh kurang dari 5 menit. Kriteria diagnosis

sama seperti kriteria migren dengan aura, dimana gejala neural kurang 4 menit, nyeri

8

Page 9: Case Sefalgia Rotasi 2

kepala terjadi selama 4-72 jam, selama nyeri berlangsung sekurangnya disertai mual

dan muntah, fotofobia/fonofobia. Untuk menyingkirkan TIA dilakukan pemeriksaan

angiografi dan pemeriksaan jantung serta darah

- Migren Oftalmoplegika

Migren jenis ini dicirikan oleh serangan yang berulang parese satu atau lebih saraf

otak ocular dan tidak dapat didapatkan kelainan organic. Kriteria diagnosis terdiri dari

sekurang III,IV dan VI serta tidak didapatkan kelainan cairan serebrospinal.

- Migren retinal

Terjadi serangan berulang kali dalam bentuk skotoma monocular atau buta tidak lebih

dari satu jam. Dapat berhubungan dengan nyeri kepala atau tidak. Gangguan ocular

dan vascular tidak dijumpai.

- Migren yang berhubungan dengan gangguan intracranial

Migren dan gangguan intrakranial berhubungan dengan awitan secara temporal. Aura

dan lokasi nyeri kepala berhubungan erat dengan jenis lesi intracranial. Keberhasilan

pengobatan lesi intracranial akan diikuti oleh hilangnya serangan migren.

b. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis suatu jenis migren,digunakan kriteria diagnosis untuk masing-

masing migren yakni :

9

Kriteria Diganosis Migren Tanpa Aura

a. Sekurang-kurangnya 10 kali seranagn yang termasuk B –D

b. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati atau pengobatan tidak cukup) dan

diantara serangan tidak ada nyeri kepala

c. Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya dua dari karakteristik sebagai berikut :

1. Lokasi unilateral

2. Sifatnya mendenyut

3. Intensitasnya sedang sampai berat

4. Diperberat oleh kegiatan fisik

d. Selama serangan sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut dibawah ini

1.Mual atau dengan muntah

2.Fotofobia atau denagn fonofobia

e. Sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut dibawah ini

1.Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologic tidak menunjukkan kelainan oraganik

2.Riwayat pemeriksaan fisik dan neurologic diduga ada kelaianan oraganik, tetapi

pemeriksaan neuro-imaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukkan kelainan.

Page 10: Case Sefalgia Rotasi 2

10

Kriteria Diagnosis Migren Dengan Aura

a. Sekurang-kurangnya 2 serangan seperti tersebut dalam B

b. Sekurang-kurangnya terdapat 3 dari 4 karakteristik tersebut dibawah ini :

1. Satu atau lebih gejala aura yang reversible yang menunjukkan disfungsi hemisfer dan/atau

batang otak.

2. Sekurang-kurangnya satu gejala aura berkembang lebih dari 4 menit atau 2 atau lebih gejala

aura terjadi bersama-sama.

3. Tidak ada gejala aura ayng berlangsung lebih dari 60 menit, bila lebih dari satu gejala

aura terjadi, durasinya lebih lama.

4. Nyeri kepala mengikuti gejala aura dengaan interval bebas nyeri kurang dari 60 menit,

tetapi kadang-kadang dapat terjadi sebelum aura

c. Sekurang-kurangnya terdapat satu dari yang tersebut di bawah ini :

1. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologic tidak menunjukkan kelainan organik

2. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologic diduga menunjukkan kelainan

organik, tetapi denagn pemeriksaan neuro-imaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak

menunjukkan kelainan.

Kriteria Diganosis Migren dengan gangguan intracranial

a. sekurang-kurangnya terjadi satu jenis migren

b. gangguan intracranial dibuktikan dengan pemeriksaan klinik dan neuro-imaging

c. terdapat satu atau keduanya dari :

1. awitan migren sesuai dengan awitan gangguan intracranial

2.lokasi aura dan nyeri sesuai dengan lokasi gangguan intracranial

d.bila pengobatan gangguan intracranial berhasil maka migren akan hilang dengan sendirinya

Kriteria Migren Retina

Sekurang-kurangnya terdiri dari 2 serangan sebagai mana tersebut dibawah ini.

a. Skotoma monocular yang bersifat reversible atau buta tidak lebih dari 60 menit dan dibuktikan

dengan pemeriksaan selama serangan atau penderita menggambarkan gangguan lapangan penglihatan

monocular selama serangan tersebut.

b. Nyeri kepala yang mengikuti gangguan visual dengan interval bebas nyeri tidak lebih dari 60 menit,

tetapi kadang-kadang lebih dari 60 menit. Nyeri kepala bisa tidak muncul apabila penderita

mempunyai jenis migren lain atau mempunyai 2 atau lebih keluarga terdekat yang mengalami migren.

c. Pemeriksaan oftalmologik normal diluar serangan. Adanya emboli dapat disingkirkan dengan

pemeriksaan oftalmologik, CT Scan, pemeriksaan jantung dan darah.

Page 11: Case Sefalgia Rotasi 2

c. Pengobatan

Secara umum, tata laksana berupa :

- Saat serangan beri terapi simptomatik

- Bila factor pencetus dikenali maka harus dihindari

- Ansietas dan depresi harus diobati

- Relaksasi dan latihan pernapasan

Terapi Simtomatik

1. Banyak pasien yang membaik dengan pemberian aspirin atau parasetamol.

Beberapa pasien mendapat hasil yang lebih baik bila ditambahkan fenobarbital

dosis kecil.

2. Nyeri kepala hebat diobati dengan kodein 30-60 mg

3. Nausea dan vomitus dapat dihilangkan dengan prometazin 25-50 mg atau

proklorperazin 5-10 mg

4. Bila pasien tidak dapat tidur, dapat diberi nitrazepam 5-10 mg sebelum tidur

5. Penggunaan yang berlebihan dari obat-obat yang mengandung barbiturate, kafein

dan opiate harus dihindari karena dapat menimbulkan eksaserbasi nyeri kepala

bila obat tersebut dihentikan.

6. Migren yang disertai kelainan saraf (migren komplikata) ergotamine sebaiknya

tidak diberikan. Obat yang dianjurkan adalah propanolol HCL dengan dosis 3-

4x40 mg sehari. Hati-hati kontraindikasi propanolol.

7. Migren menstrual diberikan antiinflamsi non steroid 2 hari sebelum haid sampai

haid berhenti yaitu natrium naproksen, asam mefenamat atau ketoprofen dll.

11

Page 12: Case Sefalgia Rotasi 2

Terapi abortif

Harus diberikan sedini mungkin, tetapi sebaiknya pada saat timbul nyeri kepala.

Obat yang digunakan :

1. Ergotamin tartat dapat diberikan tersendiri atau dicampur dengan obat antiemetic,

analgesic atau sedative. Banyak preparat yang dicampur dengan kafein untuk

potensiasi efek (Cafergot) atau ditambah lagi zat sedative luminal (Bellapheen

atau ergopheen). Kontra indikasi pemberian ergotamine adalah adanya penyakit

pembuluh darah arteri perifer atau pembuluh koroner, penyakit hati atau ginjal,

hipertensi dan kehamilan. Efek sampingnya mual, muntah dank ram. Ergotisme

dapat terjadi berupa gangguan mental dan ganggren. Dosis oral umumnya 1 mg

pada saat serangan diikuti 1 mg setiap 30 menit, sampai dosis maksimum 5

mg/serangan atau 10mg/ minggu.

2. Dihidroergotamin (Dihydergot/DHE) merupakan agonis reseptor 5-HTI

(serotonin) yang aman dan efektif untuk menghilangkan serangan migren dengan

efek samping mual yang kurang dan lebih bersifat venokonstriktor. Dosis 1 mg

intravena selama 2-3 menit dan didahului dengan 5-10 mg metoklopramid

(Primperan) untuk menghilangkan mual dan dapat diulang setiap 1 jam sampai

total 3 mg.

3. Sumatriptan suksinat (Imitrex) merupakan zat bekerja sebagai agonis selektif

reseptor 5-Hidroksi triptamin (5-HT1D) yang efektif dan cepat menghilangkan

serangan nyeri kepala migren. Obat ini dapat diberikan subkutan dengan sebuah

autoinjektor. Sumatriptan terbukti efektif dalam menghilangkan nyeri kepala dan

mual pada migren. Dosis lazim adalah 6 mg subkutan, dapat diulang dalam waktu

1 jam bila diperlukan (jangan melampaui 12 mg/24 jam). Efek samping ringan

berupa reaksi lokal pada kulit, muka merah, kesemutan dan nyeri leher serta

kadang-kadang nyeri dada. Kontraindikasi obat ini adalah angina, penyakit

koroner, hipertensi atau pengguanaan yang bersamaan dengan ergotamine atau

vasokontriksor lainnya. Sumatriptan tidak boleh diberikan pada migren basiler

atau migren hemiplegic.

Profilaksis migren

12

Page 13: Case Sefalgia Rotasi 2

Hanya diberikan pada pasien dengan serangan yang sering berulang atau parah dan tidak

berhasil dengan terapi abortif. Terapi preventif ini tidak boleh diberikan pada wanita

hamil atau wanita yang mau hamil.

1. Penyekat beta seringkali efektif untuk profilaksis migren

- Propanolol dengan dosis 80-160 mg perhari dibagi dalam 2-3 kali pemberian,

Jangan diberikan pada pasien asma bronchial atau gagal jantung kongestif.

- Alternatif lain adalah nadolol (Corgard®:20-240 mg/hari) atau atenolol

(Tenormin®50-200mg/hari)

2. Antidepresan trisiklik yaitu amitriptilin atau imipramin(Tiofranil®) denagn dosis 50-

75 mg/hari sebelum tidur atau dalam dosis terbagi. Penyekat saluran kalsium kadang-

kadang dipakai sebagai alternatif kedua bila penyekat beta atau amitriptilin tidak efektif.

Verapamil(Isoptin®) denagn dosis 3-4 kali 80 mg/hari. Kontraindikasi obat ini pada

sindrom sinus sakit, blok jantung derajat dua-tiga dan gagal jantung kongestif. Efek

sampingnya adalah edema, hipotensi, lelah, pusing, dll.

3. Antihistamin-antiserotonin seperti siproheptadin denagn dosis 8-16 mg perhari dalam

dosis terbagi dan pizotifen denagn dosis 0,25-0,5 mg sekali, diberikan sekali sampai tiga

kali sehari.

4. Metisergid (abtagonis serotonin) 2 mg/hari dinaikan sampai 8 mg/hari dibagi dalam

beberapa dosis. Dosis dinaikan bila pasien bebas dari efek samping termasuk mengantuk,

ataksia, mual. Tidak boleh digunakan lebih dari 6 bulan karena akan menimbulkan

fibrosis retroperitonealis.

5.Antikonvulsan bermafaat pada beberapa pasien terutama degan epilepsy migrenosa

(fenitoin 200-400 mg perhari). Pada anak dosis fenitoin yang diberikan 5mg/kgBB/hari.

Asam valproat 250-500 mg 2 kali sehari dapat mengurangi frekuensi nyeri kepala

migren. Namun,obat-obat ini bukan standar untuk migren.

F. Nyeri Kepala Tipe tegang ( Tension )

a. Manifestasi Klinis

Nyeri kepala tegang otot dirasakan bilateral. Intensitasnya dari ringan sampai

sedang. Rasa nyeri yang dirasakan antara lain seperti diikat, seperti ditindih barang berat

13

Page 14: Case Sefalgia Rotasi 2

atau kadang-kadang berwujud perasaan tidak enak di kepala. Nyeri kepala ini dapat

berlangsung hanya 30 menit akan tetapi dapat pula terus-menerus sampai 7 hari dengan

intensitas bervariasi yang biasanya ringan pada waktu bangun tidur, makin lama makin

berat dan membaik lagi sewaktu mau tidur. Pemeriksaan neurologic tidak menunjukkan

adanya kelainan

b. Diagnosis

Sesuai dengan kriteria The International Headache Society, tegang otot episodic dapat

ditegakkan apabila :

1. Minimal ada 10 kali serangan nyeri kepala dengan gambaran klinik seperti diatas.

2. Tidak ada nausea dan vomitus

3. Tidak ditemukan adanya fonofobia dan fotofobia dan kalaupun ada hanya salah

satu.

4. Dikatakan nyeri kepala tegang otot yang berhubungan dengan gangguan otot

perikranial (dahulu disebut muscle contraction headache), bila ditemukan adanya

ketegangan otot perikranial dengan cara palpasi atau dengan pemeriksaan EMG.

5. Apabila bentuk diatas ditemukan akan tetapi serangan nyeri kepala terjadi paling

sedikit 15 hari tiap bulannya dan telah berlangsung lebih dari 6 bulan, serta

mungkin pula diiringi dengan salah satu dari gejala berikut ini : nausea, fotofobia,

fonofobia akan tetapi tidak disertai vomitus maka diagnosisnya adalah nyeri

kepala tegang otot kronik.

c. Pengobatan

Tindakan umum

Pembianan hubungan empati awal yang hangat antara dokter dan pasien merupakan

langkah pertama yang sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. Penjelasan

dokter yang menyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam rongga

kepala atau dalam otaknya dapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak

atau penyakit intracranial lainnya.

Penilaian adanya kecemasan atau depresi harus segera dilakukan. Sebagian pasien

menerima bahwa nyeri kepalanya berkaitan dengan penyakit depresinya dan bersedia

ikut program pengobatan sedangkan sebagian pasien lain menyangkalnya. Oleh sebab

14

Page 15: Case Sefalgia Rotasi 2

itu, pengobatan harus ditujukan kepada penyakit yang mendasari dengan obat anti

cemas atau antidepresi serta modifikasi pola hidup yang salah, disamping pengobatan

nyeri kepalanya. Bila depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri maka pasien

harus dirujuk ke ahli jiwa.

Terapi Farmakologik

Karena bersifat jangka panjang, hindari sedapat mungkin zat-zat yang adiktif

misalnya golongan benzodiazepine dan analgetik opiate.

Anti-depresan. Meskipun analgetik nonnarkotik (asetosal,parasetamol,dll) dan

antiinflamasi nonsteroid bermanfaat mengurangi nyeri kepala namun sebagian besar

nyeri kepala tipe tegang memerlukan tambahan obat anti depresan dan atau anti

cemas. Obat anti depersan efektif juga disebabkan oleh efek analgetiknya.

Antidepresan trisiklik seperti amitriptilin dan doksepin dapat diberikan bila nyeri

kepala disertai gangguan pola tidur karena sefek sedatifnya. Golongan trisiklik yang

nonsedatif antara lain nortriptilin atau protiptilin. Golongan lain yang nontrisiklik

seperti maprotilin,trazadon, fluoksetin dipilih untuk menghindari efek

antikolinergiknya.

Anti-cemas. Sebagian pasien dengan predominan kontraksi otot dan kecemasan dapat

diberikan diazepam 5-30 mg/hari, klordiazepoksid 10-75 mg/hari,alprazolam 0,25-

0,50 mg. 3 kali sehari atau buspiron. Buspiron adalah agonis parsial selektif reseptor

serotonin 5-HTIA,karena itu kecil efek sedatifnya adan tidak adiktif . Alprazolam

memiliki efek anticemas dan antidepresi.

Relaksasi,hypnosis, biofeedback, meditasi dan teknik reklaksasi lain dapat membantu

mengurangi berta-ringan dan frekuensi serangan.

Psikoterapi bermanfaat pada kasus dengan ansietas atau depresi berat

Fisioterapi,terdiri dari diatermi, masase, kompres hangat,TENS (transcutaneus

electric nerve stimulation).

B. Nyeri Kepala Tipe Cluster

a. Definisi

15

Page 16: Case Sefalgia Rotasi 2

Nyeri kepala tipe kiaster adalah jenis nyeri kepala yang berat, unilateral yang

timbul dalam serangan-serangan mendadak, sering disertai dengan rasa hidung tersumbat,

rinore, Iakrimasi dan injeksi konjungtiva di sisi nyeri. Dalam klinik dikenal dua tipe yaitu

tipe episodik orang yang menderita tipe ini mengalami masa serangan nyeri selama waktu

tertentu (periode klaster), kemudian diseling dengan masa bebas nyeri (remisi) yang

lamanya bervariasi; sedangkan tipe khronik ialah bila serangan-serangan nyeri tersebut

masih tetap timbul selama sedikitnya 12 bulan.

b. Manifestasi Klinis

Nyeri umumnya didahului oleh rasa penuh di telinga yang kadang-kadang meluas

ke seluruh kepala, disusul beberapa menit kemudian dengan serangan-serangan

mendadak berupa rasa seperti tertusuk, biasanya unilateral di daerah okulofrontal atau

okulotemporal; serangan tersebut sangat hebat (excruciating) dan menetap, tidak

berdenyut, hilang timbul secara tiba-tiba, dapat berpindah-pindah tempat. Nyeri disertai

dengan rinore, laknimasi dan pelebaran pembuluh darah konjungtiva; kadang-kadang

disertai rasa bengkak di wajah dan sekitar mata di sisi nyeri, dapat disertai sindrom

Homer di sisi sama. Selama serangan wajah menjadi pucat, sebaliknya konjungtiva

tampak kemerahan dan berair. Nyeri dapat dirasakan di 'belakang mata', seolah-olah

mendorong mata ke luar. Umumnya dimulai saat bangun tidur siang atau di malam hari,

biasanya dalam 90 menit setelah tertidur. Serangan nyeri dapat dicetuskàn oleh

nitrogliserin, histamin atau alkohol.

c. Pengobatan

1. Penjelasan kepada pasien

Pada kebanyakan pasien, ditemukan anxietas dan rasa kuatir akan timbulnya

periode nyeri berikut, anxietas juga sering ditemukan pada periode klaster yang

berkepanjangan. Perlu dipahami bahwa kebanyakan serangan nyeri dapat dihindari atau

diperpendek/diperingan, meskipun lamanya periode nyeri sampai saat ini belum dapat

dipersingkat atau dihilangkan. Para pasien dianjurkan untuk menghindari tidur siang,

minuman alkohol, zat mudah menguap, terutama pada periode klaster; sedangkan

pengaruh diet sangat kecil. Gangguan emosional seperti rasa marah, frustrasi ataupun

aktifitas fisik yang berat dapat mencetuskan serangan atau memulai periode nyeri.

16

Page 17: Case Sefalgia Rotasi 2

Pengaruh ketinggian juga disebut-sebut dapat mencetuskan serangan, sehingga harus

diwaspadai bila berada di ketinggian/ pegunungan atau naik pesawat terbang; ada yang

menganjurkan penggunaan asetazolamid 2 dd 250 mg. dimulai 2 hari sebelum nya untuk

mencegah serangan tersebut. Perubahan siklus tidur juga dapat mencetuskan serangan,

misalnya akibat perubahan shift kerja, atau perubahan cara hidup.

2. Pengobatan pencegahan

Serangan saat tidur dapat dicegah dengan 2 mg ergotamin tartrat 12 jam sebelum

tidur; penggunaan ergotamin ini harus hati-hati padapasien-pasien dengan gangguan

vaskuler, jantung, serebral, atau pada kehamilan, adanya penyakit ginjal atau hati, infeksi

dan masa pasca bedah. Serangan di saat lain dapat diatasi dengan metisergid 34 dd 40

mg., verapamil 4 dd 80 mg., lithium 2 dd 300 mg. atau prednison 40 mg./hari selama 3

minggu. Metisergid terutama efektif bila digunakan sejak awal, efektivitasnya kira-kira

65%; obat ini mempunyai efek samping gastrointestinal, parestesi dan nyeri ekstremitas

bawah dan kemungkinan fibrosis retroperi- toneal, endomiokardial atau pulmonal yang

berbahaya; obat ini tidak tersedia di Indonesia. Verapamil cukup efektif untuk ke

banyakan pasien, digunakan selama periode nyeri. Penggunaan lithium hams disertai

dengan pengamatan efek samping seperti tremor karena obat ini mempunyai rentang

dosis terapeutik yang relatif sempit. Kombinasi empat obat di atas dapat mengatasi kira-

kira 90% kasus episodik; dalam hal resistensi, dapat dicoba penambahan prednison 40

mg./hari selama 5 hari, kemudian diturunkan dosisnya selama 3 minggu (tapering off);

penggunaan prednison harus hati-hati pada pasien dengan ulkus peptikum, hipertensi atau

diabetes melitus. Pasien-pasien khronik dapat resisten terhadap pengobatan, mungkin

berkaitan dengan sifatlkepribadian tertentu; ada pe- neliti yang mencoba Na valproat 600-

2000 mgihari sebagai profilaktik.Pengobatan eksperimental berupa gangliolisis

trigeminal, atau penggunaan cahaya terang untuk mengubah siklus sirkadian.

3. Pengobatan saat serangan

Serangan klaster akut dapat diatasi dengan inhalasi oksigen; untuk memperoleh

manfaat maksimum, oksigen diberikan se- gera di awal serangan sebanyak 7 l/menit

menggunakan facial mask; pasien duduk, dianjurkan bemapas biasa selama 15 menit.

Alternatif lain ialah menggunakan 1 tablet (1 mg.) ergotamin sublingual, dapat diulang

sampai dua kali setelah 15 menit; dosis maksimum 2 mg./24 jam. Ergotaniin juga dapat

17

Page 18: Case Sefalgia Rotasi 2

diberikan secara intramuskuler dalani bentuk dihidroergotamin 1 mg. atau ergotamin

tartrat 0,5 mg.; atau secara inhalasi sebanyak 2 kali dengan interval 5 menit. Dosis

maksimum 4 mg./24 jam. Obat simtomatik lain ialah kokain HCI 5% atau lidokain HCI

4% intranasal.

C. Neuralgia Trigeminal

Neuralgia trigeminal ( tic douloureux) ditandai oleh serangan nyeri paroksismal yang

tajam menyengat atau menyetrum, berlangsung singkat (detik atau menit), unilateral pada daerah

distribusi nervus V(trigeminus). Cabang ketiga dan kedua dari nervus trigeminus paling sering

terkena dan titik pemicu nyeri seringkali ditemukan didaerah wajah terutama diatas lubang

hidung dan mulut. Serangan terjadi spontan atau sedang menggosok gigi, bercukur, mengunyah,

menguap atau menelan.

Penatalaksaan

Fenitoin. Banyak pasien yang memberikan respon baik terhadap fenitoin saja (200-300

mg/hari)

Karbamazepin. Sekitar 80% pasien memberikan respon baik terhadap pengobatan awal

dengan karbamazepin (400-1200 mg/hari). Respon terhadap karbamazepin bermanfaat

untuk membedakan neuralgia trigeminus dari kasus nyeri fasial atipik tertentu. Baik

fenitoin maupun karbamazepin dapat menimbulkan ataksia (terutama jika dipakai

bersamaan). Komplikasi karbamazepin yang jarang adalah leucopenia, trombositopenia

dan gangguan fungsi hati. Setelah perbaikan awal, banyak pasien yang menderita nyeri

kambuhan meskipun kadar kedua obat ini dalam darah mencukupi.

Baklofen (Lioseral) dapat memberikan perbaikan pada beberapa pasien. Baklofen dapat

diberikan tersendiri atau kombinasi dengan fenitoin atau karbamazepin. Dosis awal yang

lazim adalah 5-10 m, tiga kali sehari, dengan peningkatan perlahan-lahan bila diperlukan,

sampai 20 mg, 4 kali sehari.

Klonazepam. Beberapa laporan menunjukkan bahwa obat ini efektif pada efektif pada

beberapa kasus dengan dosis 0,5-1,0 mg peroral,3 kali sehari.

Tindakan operasi. Tindakan ini dilakukan bila semua upaya terapi farmakologis tidak

berhasil.

18

Page 19: Case Sefalgia Rotasi 2

D. Nyeri Kepala Pasca Trauma

Kriteria nyeri kepala pasca-trauma menurut komisi klasifikasi International Headache

Society adalah bila terdapat riwayat trauma kepala yang jelas yang disertai minimal salah satu

berikut ini :

Kehilangan kesadaran

Amnesia pasca trauma yang berlangsung lebih dari 10 menit

Kelainan ditemuakn minimal dua dari hasil pemeriksaan berikut ini : neurologis klinis,

foto rontgen polos kepala. Neuro imaging, potensial cetusan, cairan serebrospinal, tes

fungsi vestibular, pemeriksaan neuropsikologis.

Manifestasi Klinis

Nyeri kepala pasca-trauma akut bila timbulnya nyeri kepala kurang dari 14 hari sejak

sadar kembali ( atau setelah trauma, jika tidak kehilangan kesadaran) dan hilangnya nyeri kepala

dalam 8 minggu setelah sadar kembali atau lebih dari 14 hari setelah kejadian dan berlangsung

terus lebih dari 8 minggu. Sindrom pasca komusio biasanya terdiri dari berbagai keluhan

subjektif antara lain nyeri kepala, pusing, iritabel, kurang konsentrasi, mudah lelah, fotofobia dan

tidak tahan minum alcohol. Tanda obyektif yang dapat ditemukan adalah nistagmus. Sindrom ini

biasanya sembuh spontan tetapi dapat berlangsung sampai bertahun-tahun. Penyebabnya

sebagian besar psikogenik yaitu respon patofisiologis atau psikologis terhadap trauma terutama

pada individu dengan premorbid neurotik atau emosi yang tidak stabil. Manifestasi nyeri kepala

pasca-trauma dapat berupa jenis tegang, migren, neuralgia oksipital atau sefalgia disotonomik

traumatik. Jenis nyeri kepala yang sering ditemukan adalah nyeri kepala tipe tegang yang bersifat

terus menerus, nyeri seperti memakai ikat kepala yang terlalu kencang atau memakai topi baja

yang kekecilan, tanpa adanya gejala neurologis yang obyektif dapat disertai keluhan lain berupa

vertigo, kepala ringan, sempoyongan, kecemasan, letih-lesu-lemah. Umumnya pasien yang

menderita kelainan ini memiliki kepribadian hipokondriasis, depresi,hysteria atau skizofrenia.

Nyeri kepala pasca-trauma tipe lainnya umumnya jarang dijumpai dan tidak berbeda jauh dengan

yang non traumatik. Trauma leher juga dapat memicu nyeri kepala tipe tegang maka harus

diperiksa apakah terdapat gangguan servikal (otot,ligament, tulang), penyakit diskus atau

spondilosis yang sudah ada sebelumnya, oleh sebab itu pasien yang menderita nyeri kepala

pasca-trauma kepala atau leher harus menjalani pemeriksaan fisik neurologis yang lengkap dan

19

Page 20: Case Sefalgia Rotasi 2

bila perlu dilakukan pemeriksaan foto servikal dan neuroimaging (CT Scan atau resonansi

magnetik).

Penatalaksanaan

Pengobatan umumnya sama seperti nyeri kepala atau leher nontraumatik, berupa

analgetik nonnarkotik, relaksan otot, anticemas,antidepresan atau anti migren sesuai tipe

nyeri kepalanya.

Biofeedback dan terapi fisik seperti TENS (transcutaneus electric nerve stimulator) dapat

membantu mempercepat penyembuhan. Kolar leher bermanfaat pada kasus nyeri

servikal.

Injeksi anestesi local pada titik-titik nyeri dapat membantu mempercepat penyembuhan.

Psikoterapi dapat membantu pada kasus-kasus yang kronis dan berat.

BAB II

LAPORAN KASUS

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

Nama : Andri

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : PNS

Umur : 51 tahun

Suku Bangsa : Minangkabau

20

Page 21: Case Sefalgia Rotasi 2

Alamat : Jln. Dinat II no 1

Anamnesis

Seorang pasien laki – laki umur 51 tahun datang ke balai pengobatan Puskesmas Ulak Karang

pada tanggal 19 Maret 2011 dengan keluhan utama : nyeri kepala yang semakin bertambah hebat

sejak 1 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri kepala yang semakin bertambah hebat sejak 1 minggu yang lalu, nyeri dirasakan

meyebar diseluruh kepala terasa, kepala terasa berat dan seperti diikat. Nyeri dirasakan

sepanjang hari, lamanya lebih kurang 30 menit, nyeri bertambah jika pasien melakukan

aktifitas fisik yang berat, dan jika pasien memikirkan biaya pendidikan untuk anak- anaknya,

dan berkurang saat pasien beristirahat.

Nyeri dirasakan menjalar sampai ke leher dan pundak, sehingga pasien susah menundukkan

kepalanya.

Nyeri kepala dirasakan sangat menggangu aktivitas sehari-hari

Riwayat demam tidak ada.

Nyeri tidak disertai mual dan muntah, pandangan kabur, pandangan ganda, rasa berputar,

ataupun silau melihat cahaya.

Nyeri tidak dipengaruhi oleh makanan ataupun minuman seperti kopi, coklat dan keju.

Pasien telah berobat sebelumnya dengan membeli obat sakit kepala di toko obat, nyeri

berkurang setelah minum obat.

Nafsu makan baik, tidur biasa.

BAB dan BAK tidak ada keluhan.

21

Page 22: Case Sefalgia Rotasi 2

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien sering menderita nyeri kepala sejak lebih kurang 6 bulan yang lalu, namun pasien

berobat dengan membeli obat sakit kepala di toko obat dan nyeri pun berkurang.

Riwayat Hipertensi tidak ada

Riwayat cedera kepala tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga dirumah pasien yang menderita sakit dengan keluhan seperti

diatas.

Riwayat penyakit tumor dalam keluarga tidak ada.

Latar Belakang Sosial Ekonomi Demografi Lingkungan Keluarga

Status Perkawinan dan keluarga

Pasien adalah seorang kepala rumah tangga, memiliki 1 orang istri dan 3 orang anak

perempuan, ini merupakan perkawinan yang pertama. Pasien bekerja sebagai PNS di dinas

pendidikan, dan istri juga bekerja sebagai PNS KOPRI. Anak pertama pasien kuliah di Fakulatas

Kedokteran tingkat 1, anak kedua pasien SMA kelas 1 dan anak ketiga SMP kelas 2.

Kondisi Rumah dan Lingkungan Keluarga

Tinggal di rumah permanen, mempunyai 4 kamar, dan 1 kamar mandi. Listrik ada,

ventilasi dan pencahayaan cukup. Sumber air minum berasal dari PDAM, buang air besar di

jamban dalam rumah, pekarangan cukup luas, sampah rumah tangga di bakar di belakang rumah.

Status Ekonomi Keluarga

Pasien termasuk keluarga mampu. Pasien bekerja sebagai PNS di Dinas Pendidikan

dengan penghasilan rata- rata Rp. 2.000.000/ bulan dan istri juga bekerja sebagai PNS dengan

22

Page 23: Case Sefalgia Rotasi 2

penghasilan rata-rata Rp. 2.000.000/ bulan. Pasien tidak mempunyai tambahan penghasilan lain

selain gajinya perbulan. Gaji dipergunakan untuk biaya kehidupan sehari – hari dan terutama

untuk biaya pendidikan anak – anaknya

Riwayat Psikologis Keluarga

Hubungan dengan istri, anak, tetangga dan lingkungan sosial baik

Hubungan dengan teman kantor baik

Saat ini pasien merasa kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya semenjak

putri pertama pasien masuk kuliah di Fakultas Kedokteran, terutama untuk membeli buku

dan peralatan penunjang yang dibutuhkan. Putri kedua pasien juga baru masuk sekolah

SMA di SMAN 1 padang. Kondisi ini membuat pasien berkeinginan mencari pekerjaan

sampingan sebagai ojek motor di sore dan malam hari, namun karena kondisi fisik pasien

tidak memungkinkan,akhirnya pasien mengurungkan niatnya. Kemudian pasien juga

berniat berdagagng kecil – kecilan, namun pasien tidak mempunyai modal. Semenjak itu

pasien sering mengeluh sakit kepala terutama bila memikirkan kebutuhan ekonomi

keluarganya.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : sakit ringan

Kesadaran : CMC

Tekanan darah : 120/80

Frekuensi nadi : 80 x / menit

Frekuensi nafas : 20 x / menit

Suhu : 36,70 C

Status Gizi : Gizi Baik

Kulit : Teraba hangat, sianosis (-), ikterik (-), pucat (-)

Kepala : Tidak ditemukan kelainan

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

23

Page 24: Case Sefalgia Rotasi 2

Pupil isokor, Reflek cahaya +/+ normal

Telinga : Tidak ditemukan kelainan

Hidung : Tidak ditemukan kelainan

Mulut : Tidak ditemukan kelainan

Thoraks : Paru

Inspeksi : simetris

Palpasi : sukar dinilai

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)

Jantung

Inspeksi : Iktus tidak terlihat

Palpasi : Iktus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Irama teratur, bising tidak ada

Abdomen

Inspeksi : perut tidak membuncit, distensi tidak ada

Palpasi : hepar tidak teraba, lien tidak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normal

Alat kelamin : tidak diperiksa

Extremitas : akral teraba hangat, refilling kapiler baik

Status Neurologikus

Tanda rangsangan selaput otak :

kaku kuduk : (-) kernig : (-)

laseque : (-) brudzunski I : (-)

24

Page 25: Case Sefalgia Rotasi 2

brudinski II : (-)

Tanda peningkatan TIK

muntah proyektil : (-)

sakit kepala progresif : (-)

Saraf - saraf otak

1. Nervi Kranialis

N I : Penciuman baik

N II : tajam penglihatan N/N, lapangan penglihatan N/N

melihat warna +/+

N III, IV, VI : pupil isokor, diameter 3 mm, reflek cahaya +/+,

gerakan mata ke lateral +/+

N V : motorik dan sensorik baik

N VII : raut muka simetris, plika nasolabialis simetris,

menutup mata +/+ , menggerakkan dahi +/+,

mencibir (+), bersiul (+)

N VIII : tidak ada kelainan

N IX : Reflek muntah (+)

N X : bisa menelan, artikulasi jelas

N XI : menolehkan kepala (+), mengangkat bahu (+)

N XII : lidah tak ada deviasi

2. Koordinasi : Cara Berjalan : Normal, Tes supinasi (+), Tes jari

hidung (+), tes hidung jari (+), Disartri (-)

3. Motorik :

Ekstremitas superior Dekstra Sinistra

Pergerakan aktif aktif

Kekuatan 5/5/5 5/5/5

Tonus eutonus eutonus

Trofi eutrofi eutrofi

Ekstremitas inferior Dekstra Sinistra

25

Page 26: Case Sefalgia Rotasi 2

Pergerakan aktif aktif

Kekuatan 5/5/5 5/5/5

Tonus eutonus eutonus

Trofi eutrofi eutrofi

4. Sensorik : Sensibilitas halus dan kasar baik

5. Fungsi otonom; BAB dan BAK terkontrol, sekresi keringat (+)

6. Reflek fisiologis

Biseps : +/+

Triseps : +/+

APR : +/+

KPR : +/+

7. Reflek patologis

Babinski : -/-

Chaddock : -/-

Oppenheim : -/-

Gordon : -/-

Schaffer : -/-

Hoffman Trommer : -/-

8. Fungsi luhur : baik

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak Dilakukan

Diagnosis Kerja

Nyeri kepala tipe tension headache

Diagnosis Banding

Nyeri kepala atipikal

MANAJEMEN

26

Page 27: Case Sefalgia Rotasi 2

Promotif

Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyebab penyakitnya, pengobatan dan

akibat yang dapat ditimbulkan dan cara yang dapat dilakukan untuk menghindari

penyakit tersebut.

Memberikan edukasi kepada keluarga pasien mengenai kondisi- kondisi yang dapat

memperberat kondisi penyakit pasien.

Memberi penjelasan yang menyakinkan kepada pasien dan keluarga bahwa tidak

ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau dalam otaknya sehingga dapat

menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit intracranial lainnya.

Memberi pengertian kepada keluarga agar memberikan perhatian dan motivasi kepada

pasien.

Preventif

Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat, seperti berolah raga ringan, dan

membersihkan pekarangan

Usahakan agar pasien mendapatkan istirahat yang cukup.

Penilaian adanya kecemasan atau depresi harus segera dilakukan. Sebagian pasien

menerima bahwa nyeri kepalanya berkaitan dengan penyakit depresinya dan bersedia ikut

program pengobatan sedangkan sebagian pasien lain menyangkalnya. Oleh sebab itu,

pengobatan harus ditujukan kepada penyakit yang mendasari dengan obat anti cemas atau

antidepresi serta modifikasi pola hidup yang salah, disamping pengobatan nyeri

kepalanya. Bila depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri maka pasien harus dirujuk

ke ahli jiwa.

Kuratif

Terapi

Analgetik : Antalgin 500mg 3x1

Anxiolitik : Diazepam 5mg 1x1 ( malam hari )

Resep :

27

Dinas Kesehatan Kodya PadangPuskesmas Ulak Karang

Dokter : Ira MasykuraTanggal : 19 Maret 2011

R/ Antalgin 500 mg No X∫3dd1

R/ Diazepam 5 mg No III∫1dd1 (malam)

Pro : AndriUmur : 51 tahunAlamat: Jl. Dinat II no 1

Page 28: Case Sefalgia Rotasi 2

Rehabilitatif

o Relaksasi untuk membantu mengurangi berat-ringan dan frekuensi serangan.

o Psikoterapi bila disertai ansietas atau depresi berat

o Fisioterapi,terdiri dari diatermi, masase, kompres hangat

28