case psikiatri

14
 1 FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA Hari / tanggal Presentasi Kasus: Selasa, 30 Juni 2015 SMF ILMU JIWA Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I  Nama : Malaura Elfrida Tanda tangan  NIM : 11.2011.255 Dr. Pembimbing : dr. Ratna Mardiati, Sp.KJ (K) ......................  Nomor rekam medis : -  Nama pasien : Tn. M Masuk panti pada tanggal : 13 Juni 2015 Diantar oleh masyarakat Riwayat perawatan : - I. Identitas Pasien

Upload: maura-elfrida

Post on 03-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bahan case psikiatri

TRANSCRIPT

  • 1

    FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

    UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

    Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

    KEPANITERAAN KLINIK

    STATUS ILMU JIWA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

    Hari / tanggal Presentasi Kasus: Selasa, 30 Juni 2015

    SMF ILMU JIWA

    Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I

    Nama : Malaura Elfrida Tanda tangan

    NIM : 11.2011.255

    Dr. Pembimbing : dr. Ratna Mardiati, Sp.KJ (K) ......................

    Nomor rekam medis : -

    Nama pasien : Tn. M

    Masuk panti pada tanggal : 13 Juni 2015

    Diantar oleh masyarakat

    Riwayat perawatan : -

    I. Identitas Pasien

  • 2

    Nama : Tn. M

    Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 15 Maret 1965

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Suku bangsa : Jawa

    Agama : Islam

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : Pemulung

    Status perkawinan : Belum kawin

    Alamat : -

    II. Riwayat Psikiatrik

    Auto anamnesis dilakukan pada tanggal 29 Juni 2015 pada pukul 11.30 WIB

    A. Keluhan Utama

    Ditangkap karena memulung

    B. Riwayat Gangguan Sekarang

    Pasien ditangkap oleh masyarakat karena mengambil barang bekas di depan rumah sakit. Pasien

    mengatakan banyak orang yang dirasuki oleh roh-roh jahat dan pasien harus mendengar bunyi-

    bunyi yang menghasut orang-orang. Pasien tidak mungkin dirasuki oleh roh jahat karena hanya

    orang kafir saja yang dirasuki. Pasien juga mengatakan tidak mau bergaul dengan orang-orang di

    sekitarnya karena orang-orang tersebut memiliki hubungan dengan Partai Komunis Indonesia

    (PKI). Pasien memimpin personil TNI untuk melawan gerakan PKI. Pasien mengatakan pernah

  • 3

    membunuh. Pasien mengatakan pasien mengetahui tentang keluarga kandungnya diberitahu oleh

    sunan Kalijaga.

    C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

    1. Gangguan psikiatrik

    Tidak diketahui

    2. Riwayat gangguan medik

    Tidak ada

    3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif

    Pasien memiliki riwayat merokok, tetapi tidak ada riwayat penyalahgunaan zat dan obat-

    obatan terlarang, serta minum minuman keras.

    4. Riwayat gangguan sebelumnya

    Tidak diketahui

    D. Riwayat Kehidupan Pribadi

    1. Riwayat perkembangan fisik

    Pasien mengatakan pasien merupakan anak angkat dari orang tuanya, sedangkan orang tua

    kandungnya sudah meninggal. Tidak pernah mengalami riwayat sakit berat.

    2. Riwayat perkembangan kepribadian

    Pasien mengatakan dirinya merupakan orang yang senang bergaul dengan orang lain pada

    waktu masih kecil. Tetapi ketika ditanyakan bagaimana interaksi sosial saat ini, pasien

    mengatakan lebih memilih untuk tidak berbicara dengan orang.

    3. Riwayat Pendidikan

    Pasien berpendidikan sampai tamat SMA.

  • 4

    4. Riwayat pekerjaan

    Pasien tidak memiliki pekerjaan tetap. Hanya bekerja sebagai memulung.

    5. Kehidupan beragama

    Pasien beragama Islam akan tetapi tidak menjalankan ibadah dengan taat.

    6. Kehidupan sosial dan perkawinan

    Pasien mengatakan dirinya belum menikah dengan alasan memikirkan kondisi

    ekonominya sekaramng. Terhadap lingkungan sekitar pasien tidak senang bergaul karena

    merasa banyak roh jahat mendiami diri orang-orang di sekitarnya.

    E. Riwayat Keluarga

    Ayah dan ibu dikatakan meninggal saat pasien masih bayi karena gerakan G30S PKI

    F. Genogram

    -

    G. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang

    Pasien saat ini tinggal sendiri di kolong jembatan. Pasien saat ini tidak memiliki keluarga lagi.

    Pasien mengatakan memiliki saudara angkat tetapi tidak mengetahui di mana rumahnya.

    Pasien juga mengatakan dia berasal dari Jakarta kemudia merantau ke Sumatera Utara, ayahnya

    orang Yogyakarta dan kemudian kemudian kembali lagi ke Jakarta

    III. Status Mental

    Pemeriksaan status mental dengan autoanamnesis (hari ke-16, 29 Juni 2015)

  • 5

    A. Deskripsi Umum

    1. Penampilan

    Pasien berusia 49 tahun, terlihat sesuai dengan usianya, berpenampilan tidak rapi, kuku

    kotor, kebersihan diri kurang, kulit berwarna sawo matang, rambut pendek, postur

    membungkuk. Saat wawancara pasien mengenakan kaos lengan pendek, celana panjang,

    tidak memakai sandal atau sepatu. Ada kontak mata.

    2. Kesadaran

    Kesadaran sensorium/neurologik : Compos Mentis

    Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu

    3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

    a. Sebelum wawancara:

    Tampak tenang

    b. Semasa wawancara:

    Pasien duduk dengan tenang, tidak banyak bergerak, sesekali menyentuh pemeriksa

    c. Sesudah wawancara:

    Pasien tetap duduk tenang

    4. Sikap terhadap pemeriksa

    kooperatif, berhati-hati.

    5. Pembicaraan

    Cara berbicara

    Pasien berbicara spontan. Volume cukup, artikulasi kurang jelas. Pasien banyak

    berbicara, terkadang bergumam

    Gangguan berbicara

    Tidak ada

  • 6

    B. Alam Perasaan (Emosi)

    1. Suasana perasaan (mood)

    Eutim

    2. Afek ekspresi afektif

    a. Arus : cepat

    b. Stabilisasi : stabil

    c. Kedalaman : dangkal

    d. Skala diferensiasi : sempit

    e. Keserasian : tidak serasi

    f. Pengendalian impuls : kuat

    g. Ekspresi : terbatas

    h. Dramatisasi : tidak ada

    i. Empati : tidak dapat berempati

    C. Gangguan Persepsi

    a. Halusinasi : Halusinasi auditorik, halusinasi visual

    b. Ilusi : tidak ada

    c. Depersonalisasi : tidak ada

    d. Derealisasi : tidak ada

    D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)

    1. Taraf pendidikan : tidak sesuai dengan tingkat pendidikan

    2. Pengetahuan umum : rendah

    3. Kecerdasan : di bawah rata-rata

    4. Konsentrasi : tidak diketahui

    5. Orientasi

    Waktu : Baik

  • 7

    Tempat : Baik

    Orang : Kurang baik

    6. Daya ingat

    Immediate : baik

    Recent : baik

    Recent past : baik

    7. Pikiran abstraktif : terganggu

    8. Bakat kreatif

    Tidak diketahui

    9. Kemampuan menolong diri sendiri

    Kurang

    E. Proses Pikir

    1. Arus Pikir

    Produktivitas : ide meluap-luap, berpikir cepat, berbicara spontan

    Kontinuitas : irrelevan, asosiasi longgar

    Hendaya berbahasa : tidak ada

    2. Isi Pikir

    Preokupasi dalam pikiran: Perlu memberantas bibit-bibit PKI yang masih ada

    Waham : waham curiga, waham kebesaran

    Obsesi :tidak ada

  • 8

    Fobia : tidak ada

    Gagasan rujukan : tidak ada

    Gagasan pengaruh : tidak ada

    F. Pengendalian Impuls

    Baik (pasien mampu mengendalikan diri, tenang, dan bersikap sopan selama wawancara)

    G. Daya Nilai

    Daya nilai sosial : terganggu

    Uji daya nilai : terganggu

    Daya nilai realitas : buruk

    H. Tilikan

    Derajat I : Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit dan membutuhkan pengobatan

    I. Realibilitas

    Tidak dapat dipercayai sepenuhnya.

    IV. Pemeriksaan Fisik

    A. Status internus

    Keadaan umum : Baik

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tekanan darah : 110/80 mmHg

    Frekuensi nadi : tidak dilakukan

  • 9

    Frekuensi nafas : tidak dilakukan

    Suhu tubuh : tidak dilakukan

    Bentuk tubuh : Normal

    Sistem kardiovaskular : Dalam batas normal

    Sistem respiratorius : Dalam batas normal

    Sistem gastro-intestinal : Dalam batas normal

    Sistem musculo-skeletal : Dalam batas normal

    Sistem urogenital : Dalam batas normal

    Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status internus tidak

    ditemukan kelainan.

    B. Status Neurologik

    A. Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas normal

    B. Tanda rangsang meningeal : (-) negatif

    Refleks fisiologis : (+) normal

    Refleks patologis : (-) negatif

    C. Mata : Dalam batas normal

    D. Pupil : Dalam batas normal

    E. Oftalmoscopy : Dalam batas normal

    F. Motorik : Dalam batas normal

    G. Sensibilitas : Dalam batas normal

    H. Sistim saraf vegetatif : Baik

    I. Fungsi luhur : Baik

    J. Gangguan khusus : Tidak ada

    Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak ditemui kelainan.

  • 10

    V. Pemeriksaan Penunjang

    Darah rutin, SGOT,SGPT, Ureum, Kreatinin, Rontgen thoraks (disarankan)

    VI. Ikhtisar Penemuan Bermakna

    Tn. M, 49 tahun, belum menikah, dibawa ke panti sosial Bina Insan Bangun Daya I karena

    memulung di depan rumah sakit.

    Dari autoanamnesa didapatkan gejala halusinasi auditorik, halusinasi visual, waham curiga,

    waham kebesaran, menarik diri dari hubungan interpersonal, dan penurunan fungsi perawatan diri.

    Dari status mental didapatkan penampilan pasien kurang rapi, kesadaran neurologik baik,

    kesadaran psikiatrik tampak terganggu. Perilaku sebelum, selama, dan sesudah wawancara baik.

    Pada alam perasaan mood pasien eutim, afeknya cepat, stabil, kedalamannya dangkal, skala

    diferensiasi sempit, afek tidak serasi, pengendalian impuls kuat, ekspresi terbatas, tidak didapatkan

    dramatisasi, dan empati tidak dapat dirasakan.

    VII. Formulasi diagnostik

    Aksis I: Gangguan klinis dan kondisi klinis yang menjadi fokus perhatian klinis

    Berdasarkan PPDGJ III sesuai dengan diagnosis F 20.0: Skizofrenia paranoid karena pasien

    menunjukkan gejala utama yaitu adanya suara-suara halusinasi, halusinasi penglihatan, waham

    curiga dan waham kebesaran.

  • 11

    Different Diagnosis

    Skizoafektif tipe Manik

    Diagnosis ini dapat dikemukakan bila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan

    afektif sam-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau salam beberapa

    hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana,

    sebagai konsekuensi dari inim episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia

    maupun episode manik. Yang dikatakan tipe manik sendiri bila afek meningkat secara

    menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas

    atau kegelisahan yang memuncak.

    Pada pasien ini gejala psikotiknya terlihat berupa halusinasi dan waham sedangkan gejala

    manik yang ditunjukkan berupa waham kebesaran, percepatan bicara, dan kebanyakan bicara

    tetapi tidak diketahui kebutuhan tidur pasien sehingga tidak benar-benar mendukung

    diagnosis skizoafektif ini.

    Gangguan waham menetap

    Gejala satu-satunya yang menonjol hanya waham dan tidak digolongkan sebagai gangguan

    mental organik, skizofrenik, gangguan afektif.

    Pada pasien ini adanya waham menyokong diagnosis akan tetapi yang mematahkan diagnosis

    ini adalah adanya halusinasi auditorik (yang seharusnya pada gangguan waham tidak ada

    ataupun hanya sesekali)

    Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

    Tidak ada (Z03.2 tidak ada diagnosis)

    Aksis III : Kondisi Medis Umum

    Tidak ada kelainan

  • 12

    Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan

    Masalah keluarga karena pasien tinggal dengan keluarga angkat bukan dengan orang tua kandung

    dikarenakan orang tua kandung meninggal waktu kecil. Pasien mengatakan terpisah dengan

    keluarga angkatnya saat berusia 13 tahun.

    Masalah ekonomi karena pasien belum siap menikah karena tidak kondisi ekonomi yang kurang.

    Masalah lingkungan sosial di sini berupa pasien mengatakan tidak ingin bergaul dengan orang-

    orang sekitarnya.

    Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global

    GAF 70 61 yaitu beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara

    umum masih baik.

    VIII. Evaluasi Multiaksial

    Aksis I : F 20.0 Skizofrenia paranoid

    Aksis II : Z03.2 tidak ada diagnosis

    Aksis III :tidak ada (none)

    Aksis IV : Masalah keluarga; Masalah ekonomi; Masalah lingkungan

    Aksis V : Global Assesment Functional (GAF) Scale 70 61 gejala ringan dan menetap

  • 13

    IX. Prognosis

    Faktor yang mempengaruhi

    Faktor yang meringankan

    Onset dimulai pada usia tua

    Merupakan perawatan pertama

    Adanya gejala positif (waham dan halusinasi)

    Tidak ada defisit neurologis

    Tidak ada riwayat trauma

    Faktor yang memperberat

    Pasien tidak merasakan menderita gangguan jiwa (tilikan derajat I)

    Pasien belum menikah

    Faktor presipitasi tidak jelas

    Riwayat sosial dan pekerjaan premorbid buruk

    Ada perilaku autistik

    Adanya gejala negatif (kurang merawat diri, kurang motivasi, dan penarikan diri secara sosial)

    Tidak ada dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien

    Kesimpulan prognosis

    Ad vitam : Bonam

    Ad fungsionam : dubia ad malam

  • 14

    X. Daftar Masalah

    Organobiologis : tidak ada

    Psikologi/psikiatrik : Halusinasi auditorik, halusinasi visual, waham curiga, waham kebesaran

    Sosial/keluarga : Masalah dalam keluarga, dengan lingkungan, ekonomi

    XI. Rencana Tatalaksana

    a. Psikofarmaka

    R/ Risperidone 2 mg tab

    S 2 dd tab 1 (1-1-0)

    --------------------------------------- paraf

    b. Psikoterapi

    Pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahannya, apa yang menjadi

    kekhawatirannya, sehingga dapat diberikan terapi yang tepat dan mengetahui antisipasi

    dari faktor pencentus. Perlu dilakukan edukasi terhadap pasien pentingnya memastikan diri

    untuk kontrol teratur dan minum obat secara rutin.