case cliff morbilli

19
1 FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) Jl. Terusan Arjuna No. 6 Kebon Jeruk Jakarta Barat KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA SMF ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN Nama : Cliff Clarence Haliman TandaTangan NIM : 11-2014-145 Dokter Pembimbing : dr.Mustari M,Sp A I. IDENTITAS PASIEN Nama : An. R.Y Umur : 4 Tahun 10 bulan Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Jl Haji Mading RT07 RW02 Agama : Islam Tanggal masuk RS : 26 Juli 2015 IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah : Tn. S Nama Ibu : Ny. H Umur : 38 tahun Umur : 27 tahun Pendidikan : SMP Pendidikan : SD Pekerjaan : Karyawan swasta Pekerjaan : Wiraswasta Hubungan dengan orang tua : Anak kandung

Upload: cliff-clarence-haliman

Post on 09-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Morbilli case koas

TRANSCRIPT

Page 1: Case Cliff Morbilli

1

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)

Jl. Terusan Arjuna No. 6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

SMF ANAK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

Nama : Cliff Clarence Haliman TandaTangan

NIM : 11-2014-145

Dokter Pembimbing : dr.Mustari M,Sp A

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. R.Y

Umur : 4 Tahun 10 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl Haji Mading RT07 RW02

Agama : Islam

Tanggal masuk RS : 26 Juli 2015

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Tn. S Nama Ibu : Ny. H

Umur : 38 tahun Umur : 27 tahun

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan : Karyawan swasta Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan orang tua : Anak kandung

Page 2: Case Cliff Morbilli

2

II. ANAMNESIS

Alloanamnesis dari ibu pasien tanggal 26 Juli 2015

Keluhan utama : Demam Tinggi

Keluhan tambahan : batuk, pilek, timbul ruam.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke UGD Tarakan dengan keluhan demam tinggi sejak 6 hari SMRS yang

dirasakan terus menerus. Pasien juga mengeluh timbulnya ruam pada seluruh tubuh disertai

batuk berdahak bening dan pilek berlendir bening. Selain itu pasien juga mengeluh matanya

merah dan ketika pagi, mata sulit dibuka.

Satu hari SMRS, OS mengeluh demam tinggi dan ruam mulai menjalar ke seluruh tubuh

disertai keluhan batuk berdahak putih, pilek berdahak putih, mata merah bersekret putih yang

dirasakan tidak ada perbaikan.

Dua hari SMRS, pasien mengatakan mulai timbul ruam kemerahan pada wajah disertai

demam yang tinggi, kedua mata merah, batuk, dan pilek dengan lendir berwarna bening.

Riwayat diare dan sulit BAB disangkal oleh pasien.

Tiga hari SMRS, pasien mengeluh demam tinggi disertai dengan mata merah yang

mengeluarkan lendir bening dan keluhan batuk disertai pilek dengan lendir bening dirasakan

makin parah daripada sebelumnya. Riwayat diare, sulit BAB dan sesak nafas disangkal oleh

pasien.

Empat hari SMRS, demam sempat turun akibat pemberian parasetamol kembali dan naik

menjadi tinggi kembali. Pasien juga mengeluh batuk disertai pilek dengan lendir berwarna

putih dan kedua mata mulai merah yang dirasakan banyak mengeluarkan lendir berwarna

bening kekuningan dan sulit dibuka ketika pagi hari. Diare dan sulit BAB disangkal oleh

pasien.

Lima hari SMRS, demam tetap dirasakan tinggi dan batuk semakin sering. Pasien juga

mengeluh pilek dan lendir berwarna putih. Diare dan sulit BAB disangkal oleh pasien.

Page 3: Case Cliff Morbilli

3

Enam hari SMRS, pasien mulai mengeluh demam yang dirasakan terus menerus dan turun

jika diberikan obat parasetamol. Demam dirasakan naik kembali setelah beberapa jam

kemudian. Pasien juga mengeluh batuk dan pilek dengan lendir bening. Diare dan sulit BAB

disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya.

Pasien sempat menjalani pengobatan untuk flek paru selama 6 bulan pada usia 3 tahun.

Riwayat kejang disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga:

Di rumah pasien dan lingkungan sekitarnya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang

pasien derita.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan:

Perawatan antenatal : Teratur

Tempat kelahiran : Rumah Sakit

Ditolong oleh : Dokter

Cara persalinan : Sectio caesarian

Penyakit kehamilan : oligohidramnion

Masa gestasi : Cukup bulan

Berat badan lahir : 3200 gram

Panjang badan lahir : 50cm

Sianosis : Tidak ada

Ikterus : Tidak ada

Langsung menangis : Langsung menangis

Kesan: Neonatus cukup bulan dan sesuai masa kehamilan

Page 4: Case Cliff Morbilli

4

Corak Reproduksi:

Pasien anak ke 1 dari 2 bersaudara.

Riwayat Nutrisi

Data diambil sesuai pernyataan Ayah Pasien.

Usia 0 sampai 6 bulan: ASI ekslusif, ASI sehari sekitar 6 kali pada 4 bulan pertama. Pada

bulan ke 5 dan ke 6, menurut ayah OS, sekitar 8 kali meminum ASI.

Usia 6 bulan - 12 bulan: ASI, SF dan MP-ASI. Menggunakan makanan pendamping berupa

bubur susu, bubur wortel atau bayam, sisiran daging ayam atau hati ayam yang dilumatkan,

dan biskuit yang dilumatkan dengan susu. Dalam sehari makan 2-3 kali sebanyak ±150 ml

per kali makan. Dalam sehari pasien bisa minta cemilan biskuit 3-5 kali atau diberi pisang

atau pepaya yang dilumatkan. Biasa diberikan ASI atau SF jika pada malam hari OS masih

menangis.

Usia 1 tahun- sampai sekarang: OS makan makanan yang sama dengan orang tuanya. OS

mulai makan nasi dengan lauk pauk dan masih minum susu formula sampai 1,5 tahun.

Setelah itu OS hanya makan nasi dengan lauk pauk.

Kesan: ASI ekslusif. Tidak ada keterlambatan pemberian makanan padat dan jumlah

makanan adekuat. Selama sakit, tidak terdapat penurunan asupan sehari-hari.

Riwayat Imunisasi

Ibu pasien mengaku bahwa pasien telah mendapat imunisasi lengkap di puskesmas tetapi

tidak mengingat kapan saja pasien mendapat imunisasi.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan gigi pertama : 12 bulan

Psikomotor

Page 5: Case Cliff Morbilli

5

- Tengkurap : 4 bulan - Berjalan : 15 bulan

- Duduk : 7 bulan

- Merangkak : 7 bulan - Berbicara : 12 bulan

- Berdiri : 9 bulan

Kesan: Pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 24 Mei 2014

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : kompos mentis

Status Gizi

BB: 14 kg BB koreksi: 22 kg

PB: 98 cm

BB/U : (0) – (-2)

TB/U : (-2) – (-3)

BB/TB : (0) – (-1)

BMI : 14.6 (0) – (-1)

Kesan: Gizi baik

Tanda vital : - Tekanan darah : 90/60 mmHg

- Nadi : 122 x / menit

- Suhu : 38.2 0C

- Pernapasan : 32 x / menit

Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata, tidak mudah

dicabut

Page 6: Case Cliff Morbilli

6

Mata : Pupil bulat isokor, injeksi konjungtiva +/+ Sekret bening

+/+, CA -/-, SI -/-

Telinga : Normotia, serumen (-), Membran timpani intak

Hidung :Tidak ada deviasi septum, sekret bening+/+,mukosa

hiperemis (+), konkha edema +/+

Mulut dan tenggorokan : sianosis(-), tidak pucat, agak kering, Lidah tidak kotor,

tremor (-) , Tonsil T1 / T1, faring tidak hiperemis

Leher : Trakea terletak di tengah, KGB tidak teraba membesar, kel.

tiroid tidak teraba membesar

Thorax

Paru-paru

Inspeksi : Bentuk thorax simetris pada keadaan statis-dinamis, bentuk

dada (N), retraksi sela iga (-)

Palpasi : vokal fremitus kanan kiri sama

Perkusi : sonor di kedua hemithoraks

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V linea midclavicula kiri

Perkusi :

Batas kanan : sela iga V linea sternalis kanan

Batas kiri : sela iga V,1cm sebelah media linea midklavikula kiri.

Batas atas: sela iga II linea parasternal kiri.

Auskultasi :BJ I-II reguler, Gallop (-), Murmur (-)

Abdomen : Datar, supel, tidak ada pembesaran hati dan limpa, timpani,bising

usus(+) normal, nyeri tekan epigastrium(-) asites minimal (-)

Ekstremitas : akral hangat, udem (-) , CRT<2”

Page 7: Case Cliff Morbilli

7

Kulit : ruam makulopapular (+) , pucat (-), sianosis (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium tanggal 24 Juli 2015:

Hematologi: Elektrolit

- Hemoglobin : 13.3 g / dl Na : 130

- Hematokrit : 35.1 % K : 4.9

- Eritrosit : 4.89 juta / uL Cl : 97

- Leukosit : 11800/ mm3 Gula darah

- Trombosit : 57200 / mm3 GDS: 99mg/dl

V. RE SUME

Anak perempuan berusia 4 tahun masuk RS karena demam tinggi sejak 6 hari SMRS.

Demam dirasakan terus menerus disertai batuk dan pilek dengan lendir bening. Anak tersebut

mengeluh juga kedua mata menjadi merah disertai lendir bening yang membuat ketika

bangun tidur, kedua mata sulit di buka sejak 4 hari SMRS. Batuk dan pilek dirasakan lebih

parah tetapi sesak disangkal. Dua hari SMRS timbul ruam pada wajah yang menjalar ke

badan dan 1 hari SMRS menjalar ke seluruh tubuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Suhu

38.2 0C, injeksi konjungtiva +/+, Sekret mata +/+, sekret hidung +/+ jernih ,mukosa

hiperemis (+), konkha edema +/+, ruam makulopapular(+) pada seluruh tubuh. Dari

pemeriksaan lab didapatkan trombosit 57.200/mm3

VI. DIAGNOSIS KERJA

- Morbili dengan infeksi sekunder DHF

VII. DIAGNOSA BANDING

- Scarlet fever

Page 8: Case Cliff Morbilli

8

- Demam typhoid

- Kawasaki disease

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN

- IgM Dengue

- Tubex

- Ulang H2TL

IX. PENATALAKSANAAN

- KaEn 1 B 14tpm

- Panmol 3x 1 ½ cth

X. PROGNOSIS

Ad Vitam: Dubia ad Bonam

Ad Fungsionam: Dubia ad Bonam

Ad Sanationam: Dubia ad Bonam

XI. FOLLOW UP

26 Juli 2015

S: Demam sejak 1 minggu yang lalu. Demam dirasakan hilang timbul dan menurun jika

meminum paracetamol yang meningkat lagi dalam beberapa jam kemudian. Selain itu

dirasakan timbul ruam sejak 2 hari yang lalu yang berawal dari dahi menjalar sampai muka

leher dan perut. Ruam dirasakan tidak gatal maupun nyeri. Selain itu terdapat keluhan batuk

berdahak berwarna putih, pilek berlendir bening dan encer serta dirasakan lemas, pusing.

O: KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis

HR: 92x/menit RR:26x/menit Suhu: 39,3oC TD:100/60mmHg

Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut

Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis-/-, injeksi konjungtiva +/+

Telinga : Normotia, serumen (-), Membran timpani intak

Hidung : Sekret bening+/+,mukosa hiperemis (+), konkha edema +/+

Mulut : sianosis(-), tidak pucat, agak kering, Lidah tidak kotor, tremor (-) , Tonsil T1 / T1,

faring tidak hiperemis

Page 9: Case Cliff Morbilli

9

Leher : Retraksi suprasternal(-), KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba

membesar

Dada :

Inspeksi : Bentuk thorax simetris pada keadaan statis-dinamis, bentuk

dada (N), retraksi sela iga (-)

Palpasi : vokal fremitus kanan kiri sama

Perkusi : sonor di kedua hemithoraks

Pulmo : Suara nafas vesicular, ronkhi-/- wheezing-/-

Cor : Bunyi jantung I-II murni regular, murmur(-), gallop(-)

Abdomen : Supel, Bising usus (+)

Ektremitas : akral hangat, CRT<2”

Kulit : ruam makulopapular (+) , pucat (-), sianosis (-)

Lab :

Hematologi : Elektrolit

- Hemoglobin : 13,3 g / dl Na :130

- Hematokrit : 35,1 % K :4,9

- Eritrosit : 4,89 juta / uL Cl :97

- Leukosit : 11.800/ mm3 Gula darah

- Trombosit : 57.200 / mm3 GDS: 99mg/dl

A: Morbili dengan Infeksi Sekunder

P: IVFD KAEN 1B maintenance 14tpm

Paracetamol syrup 3x1 ½ cth

Hitung jenis dan pemeriksaan darah lengkap

27 Juli 2015

Page 10: Case Cliff Morbilli

10

S: Demam dirasakan tetap tinggi. Selain itu timbul keluhan sakit menelan disertai sariawan pada

bibir sehingga anak tidak mau makan. Pasien juga mengeluh mencret sebanyak 5 kali yang

tidak berampas, lendir (-) dan darah (–).

O: KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis

HR: 102x/menit RR: 23x/menit Suhu: 38,3oC TD: 100/60mmHg

Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut

Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis-/-, injeksi konjungtiva +/+

Telinga : Normotia, serumen (-), Membran timpani intak

Hidung : Sekret bening+/+,mukosa hiperemis (+), konkha edema +/+

Mulut : sianosis(-), tidak pucat, agak kering, Lidah tidak kotor, terdapat 2 ulkus berukuran

+- 1mm di bibir bagian bawah, tremor (-) , Tonsil T1 / T1, faring tidak hiperemis

Leher : Retraksi suprasternal(-), KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba

membesar

Dada :

Inspeksi : Bentuk thorax simetris pada keadaan statis-dinamis, bentuk

dada (N), retraksi sela iga (-)

Palpasi : vokal fremitus kanan kiri sama

Perkusi : sonor di kedua hemithoraks

Pulmo : Suara nafas vesicular, ronkhi-/- wheezing-/-

Cor : Bunyi jantung I-II murni regular, murmur(-), gallop(-)

Abdomen : Supel, Bising usus (+)

Ektremitas : akral hangat, CRT<2”

Kulit : ruam makulopapular (+) , pucat (-), sianosis (-)

Lab :

Hematologi :

- Hemoglobin : 12,8 g / dl

- Hematokrit : 34,4 %

Page 11: Case Cliff Morbilli

11

- Eritrosit : 4,74 juta / uL

- Leukosit : 5300/ mm3

- Trombosit : 221000 / mm3

A: Morbili dengan infeksi sekunder

P: IVFD KAEN 1B maintenance 14tpm

Paracetamol syrup 4x1 ½ cth

Zinkid 2x 1 sachet

Cinam(ampicillin+sulbactam) 3x 250mg

Pulv batuk&pilek(amboxol+rinofed+triamcort+bricasma) 3x1 pulv

Periksa H2TL 12 jam kemudian, serologi IgM dengue dan tubex.

28 Juli 2015

S: Demam dirasakan tetap tinggi. Keluhan sakit menelan dan sariawan di mulut sudah lebih baik

dan tidak mencret. Ruam menjalar ke seluruh tubuh.

O: KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis

HR: 112x/menit RR: 25x/menit Suhu: 38,0oC TD: 100/60mmHg

Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut

Mata : Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis-/- injeksi konjungtiva +/+

Telinga : Normotia, serumen (-), Membran timpani intak

Hidung : Sekret bening+/+, mukosa hiperemis (+), konkha edema +/+

Mulut : sianosis(-), tidak pucat, agak kering, Lidah tidak kotor, terdapat 2 ulkus berukuran

+- 1mm di bibir bagian bawah, tremor (-) , Tonsil T1 / T1, faring tidak hiperemis

Leher : Retraksi suprasternal(-), KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba

membesar

Dada :

Inspeksi : Bentuk thorax simetris pada keadaan statis-dinamis, bentuk

dada (N), retraksi sela iga (-)

Palpasi : vokal fremitus kanan kiri sama

Perkusi : sonor di kedua hemithoraks

Page 12: Case Cliff Morbilli

12

Pulmo : Suara nafas vesicular, ronkhi-/- wheezing-/-

Cor : Bunyi jantung I-II murni regular, murmur(-), gallop(-)

Abdomen : Supel, Bising usus (+)

Ektremitas : akral hangat, CRT<2”

Kulit : ruam makulopapular (+) , pucat (-), sianosis (-)

Lab :

Hematologi : Imunoserologi:

- Hemoglobin : 11,7 g / dl - anti Salmonela IgM:+4

- Hematokrit : 34,1 % - dengue IgG: negatif

- Eritrosit : 4,40 juta / uL - dengue IgM: negatif

- Leukosit : 5137/ mm3

- Trombosit : 198100 / mm3

A: Morbili

P: IVFD KAEN 1B maintenance 14tpm

Paracetamol syrup 4x1 ½ cth

Zinkid 2x 1 sachet

Cinam(ampicillin+sulbactam) 3x 250mg

Pulv batuk&pilek(amboxol+rinofed+triamcort+bricasma) 3x1 pulv

Vitamin A 20.000 IU

29 Juli 2015

S: pasien sudah tidak demam dan tidak pilek. BAB menjadi padat, sehari satu kali dan nyeri

menelan sudah berkurang. Keluhan lemas masih dirasakan oleh pasien.

O: KU: tampak sakit ringan Kesadaran: Co mpos mentis

HR: 102x/menit RR: 23x/menit Suhu: 37,1oC TD: 100/60mmHg

Page 13: Case Cliff Morbilli

13

Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut

Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis-/-, injeksi konjungtiva -/-

Telinga : Normotia, serumen (-), Membran timpani intak

Hidung : Sekret bening-/-,mukosa hiperemis (+), konkha edema -/-

Mulut : sianosis(-), tidak pucat, agak kering, Lidah tidak kotor, terdapat 1 ulkus berukuran

> 1mm di bibir bagian bawah, tremor (-) , Tonsil T1 / T1, faring tidak hiperemis

Leher : Retraksi suprasternal(-), KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba

membesar

Dada :

Inspeksi : Bentuk thorax simetris pada keadaan statis-dinamis, bentuk

dada (N), retraksi sela iga (-)

Palpasi : vokal fremitus kanan kiri sama

Perkusi : sonor di kedua hemithoraks

Pulmo : Suara nafas vesicular, ronkhi-/- wheezing-/-

Cor : Bunyi jantung I-II murni regular, murmur(-), gallop(-)

Abdomen : Supel, Bising usus (+)

Ektremitas : akral hangat, CRT<2”

Kulit : ruam makulopapular (+) mengering , pucat (-), sianosis (-)

Lab : -

A: Morbili

P: Paracetamol syrup 4x1 ½ cth

Zinkid 2x 1 sachet

Cinam(ampicillin+sulbactam) 3x 250mg

Pulv batuk&pilek(amboxol+rinofed+triamcort+bricasma) 3x1 pulv

Page 14: Case Cliff Morbilli

14

XII. PEMBAHASAN KASUS

Campak/ Morbili

Campak adalah penyakit akut yang sangat menular disebabkan oleh infeksi virus yang

umumnya menyerang anak. Campak memiliki gejala klinis yang khas yaitu terdiri dari 3

stadium yang masing masing memiliki ciri khusus seperti:1-4

(I). stadium masa tunas berlangsung kira-kira 10-12 hari.2

(II). Stadium prodromal dengan gejala pilek dan batuk yang meningkat dan ditemukan enantem

pada mukosa pipi (koplik spot), faring dan peradangan mukoaa konjungtiva.2

(III). Stadium akhir dengan keluarnya ruam mulai dari belakang telinga menyebar ke muka,

badan, lengan dan kaki. Ruam timbul didahului dengan suhu badan yang meningkat,

selanjutnya menjadi hitam dan mengelupas.2

Manifestasi klinis dan diagnosis

Diagnosis campak biasanya dapat dibuat berdasarkan kelompok gejala klinis yang sangat

berkaitan, yaitu koriza dan mata meradang disertai batuk dan demam tinggi dalam beberapa

hari diikuti dengan timbulnya ruam yang memiliki ciri khas, yaitu dimulai dari belakang

telinga kemudian menyebar ke muka, dada, tubuh dan selanjutnya mengalami hiperpigmentasi

dan mengelupas. Pada stadium prodromal dapat ditemukan enantema di mukosa pipi yang

merupakan tanda patognomonis pada campak (koplik spot).1-5

Campak sendiri di bagi menjadi 3 yaitu fase inkubasi, fase prodromal yang ditandai dengan

koplik spot dan gejala ringan serta fase akhir dimana terdapat rash dengan panas tinggi. Fase

inkubasi biasanya 10-12 hari sebelum prodromal dan sampai 2-4 hari rash muncul. Suhu tubuh

biasanya naik sedikit pada 9-10 hari dan hilang dalam 24 jam kemudian. Pada fase inkubasi

ini pasien sudah dapat menularkan.1

Fase prodromal biasanya berlangsung 3-5 hari dan dengan karakteristik demam yang tidak

terlalu tinggi, batuk kering, koriza, dan konjungtivitis yang diawali dengan kehadiran koplik

spot, yaitu proliferasi sel endotelia dengan eksudat serosa pada mukosa pipi. Koplik spot

sendiri berwarna putih kebiruan dan terkadang berdarah.1

Ketika ruam akan muncul, demam tiba tiba meningkat dapat mencapai 40oC disertai batuk

dan koriza yang bertambah parah. Ruam akan menyebar mencapai tungkai dalam 2 hari diikuti

dengan demam yang menurun mencapai normal. Ruam merupakan makula yang berasal dari

sekitar leher dan menjalar sampai wajah dan badan.1

Ruam pada campak sendiri akan menghilang sesuai dengan awal munculnya ruam. Ketika

akan menghilang, ruam akan menghitam dan mengering lalu hilang dengan sempurna.2

Kelenjar limfe dapat ditemukan membesar pada sekitar bawah mandibular, dan pada

beberapa anak dapat ditemukan splenomegali. Pembesaran limfe mesenterik dapat

menyebabkan anak mengeluh nyeri pada perutnya dan dapat menyebabkan gejala apendisitis.1

Page 15: Case Cliff Morbilli

15

Meskipun demikian, menentukan diagnosis perlu ditunjang data epidemiologi. Tidak

semua kasus manifestasinya sama jelas. Sebagai contoh, pasien yang mengidap gizi kurang,

ruamnya dapat sampai berdarah dan mengelupas atau bahkan pasien sudah meninggal sebelum

ruam timbul. Pada kasus gizi kurang juga dapat terjadi diare yang berkelanjutan,2

Jadi dapat disimpulkan bahwa diagnosis campak dapat ditegakan secara klinis, sedangkan

pemeriksaan penunjang sekedar membantu, seperti pada pemeriksaan sitologis ditemukan sel

raksasa pada lapisan mukosa hidung dan pipi, dan pada pemeriksaan serologi didapatkan IgM

spesifik. Campak yang bermanifestasi tidak khas disebut campak atipikal.2

Pada kasus didapatkan demam sejak 6 hari SMRS dan dirasakan tinggi disertai batuk dan

koriza berlendir bening, hal ini sesuai dengan teori hanya saja pada kasus didapatkan batuk

yang juga mengeluarkan dahak tetapi sedikit hal ini disebabkan karena pasien lebih sering

menarik lendir dan menelannya. Konjungtivitis didapatkan pada 4 hari SMRS, yang menurut

teori didapatkan biasanya bersamaan dengan batuk dan koriza karena mata memiliki mukosa,

dimana virus campak sendiri menyerang mukosa dari manusia. Hal ini disebabkan menurut

penuturan orang tua pasien, tidak memperhatikan adanya mata yang memerah bilateral.

Sebelum timbul ruam, gejala konjungtivitis dan batuk serta koriza didapatkan lebih parah dari

sebelumnya dan mulai timbul rash seperti yang digambarkan pada hari ke 3 SMRS dan hari ke

2 SMRS.1

Anamnesis

- Adanya demam tinggi terus menerus 38,5oC atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan,

mata merah dan silau bila terkena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare.3,4

- Pada hari 4-5 demam timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi

dari semula. Pada saat ini anak dapat mengalami kejang demam.3,4

- Saat ruam timbul, batuk dan diare dapat bertambah parah sehingga anak mengalami sesak

napas atau dehidrasi. Adanya kulit kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi) dapat

merupakan tanda penyembuhan3,4

Pemeriksaan Fisik

Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium:1-5

- Stadium prodromal: berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan

batuk, pilek, faring merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda

patognomonik timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut bercak koplik

- Stadium erupsi: ditandai dengan timbulnya ruam maculopapular yang bertahan selama 5-

6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar

ke wajah, leher, dan akhirnya ke ekstremitas.

Page 16: Case Cliff Morbilli

16

- Stadium penyembuhan (konvalesens): setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang

sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan

menghilang setelah 1-2 minggu.

Pada kasus, pasien mengeluh demam yang diiringi dengan batuk dan pilek dengan sputum

bening selama 4 hari sebelum ruam timbul. Gejala ini merupakan stadium prodromal. Hanya

mata merah dikeluhkan tidak bersamaan dengan timbulnya demam seperti pada teori. Hal ini

disebabkan karena orang tua pasien tidak memperhatikan mata pasien sehingga terdapat

ketidak tahuan gejala. Setelah itu, 2 hari SMRS merupakan pertama kalinya timbul ruam yang

menandakan stadium erupsi. Ruam timbul mulai dari belakang kepala yang menjalar keesokan

harinya ke wajah, leher dan ekstremitas sesuai dengan teori. Stadium penyembuhan sendiri

timbul 3 hari setelah erupsi seluruh tubuh. Lesi tidak gatal sehingga sesuai dengan teori yang

didapatkan. Lesi juga hilang mengering sesuai dengan lokasi pertama timbul.1-3

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan pengukuran suhu 38,2oC dan keesokan harinya

mencapai 39oC yang menandakan infeksi dengan keluhan batuk, koriza dan konjungtivitis

yang diikuti ruam ini adalah Morbili. Gejala yang timbul sangan mirip dengan teori yang ada.

Akan tetapi, kelenjar limfe submandibular dan pembesaran limfe tidak ditemukan pada pasien

ini seperti yang disebutkan pada teori.2

Pemeriksaan Penunjang

- Darah tepi: jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.

Didapatkan trombositopenia pada sebagian kecil kasus.6

- Pemeriksaan untuk komplikasi:2-4

a. Ensefalopati dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal, kadar elektrolit darah, dan

analisis gas darah. Ditemukan peningkatan protein dan sedikit limfositosis.

b. Enteritis: feses lengkap

c. Bronkopneumonia: dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah

Pada pemeriksaan penunjang pada kasusm didapatkan trombosit yang sangat rendah yaitu

57.200 /mm3 yang menandakan infeksi morbili pada sebagian anak, akan tetapi dipikirkan

infeksi sekunder DHF atau typhoid sehingga perlu dilakukan pemeriksaan hematologi rutin

dan serologi yang didapatkan serologi dengue negatif sehingga bisa disingkirkan. Sedangkan

tubex yang dperiksakan menunjukan hasil +4 yang merupakan suatu hasil yang meragukan,

akan tetapi pada orang Indonesia, tubex +4 tidak dapat dikatakan positif mengingat banyaknya

Salmonella enteridis yang menyebabkan tubex positif.6-8

Page 17: Case Cliff Morbilli

17

Pengobatan

Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan. Anak harus diberikan cukup cairan dan

kalori, sedangkan pengobatan bersifat simtomatik, dengan pemberian antipiretik, antitusif,

ekspektoran dan antikonvulsan bila diperlukan. Sedangkan pada campak dengan penyulit,

pasien perlu rawat inap. Di bangsal isolasi pernafasan, pasien diperbaiki keadaan umum

dengan cara pemberian nutrisi adekuat dan pemberian cairan sesuai dengan kebutuhan.vitamin

A 100.000 diberikan satu kali jika anak berusia 6 bulan sampai 1 tahun dan jika berusia di atas

1 tahun maka diberikan 200.000 IU, apabila terdapat malnutrisi dilanjutakan 1500 IU tiap

hari.1-5

Sebaiknya, pada penyakit campak diberikan antibiotik yang adekuat untuk menceah dari

bronkopneumonia dan otitis media.1

Apabila timbul penyulit:1-5

a. Bronkopneumonia diberikan ampisilin 100mg/KgBB/hari dibagi dalam 4 dosis secara

intravena dikombinasi dengan kloramfenikol 75mg/kgBB/hari intravena dalam 4 dosis

sampai gejala sesak berkurang dan pasien minum obat peroral. Antibiotik diberikan sampai

3 hari demam reda. Apabila dicurigai infeksi spesifik, maka uji tuberculin dilakukan

setelah anak sehat kembali (3-4 minggu kemudian) oleh karena uji tuberculin biasanya

negatif pada anak saat menderita campak. Gangguan raksi delayed hypersensitivity

disebabkan oleh sel T-limfosit yang terganggu fungsinya.

b. Enteritis diberikan cairan intravena bila terdapat dehidrasi

c. Otitis media diberikan cotrimoxazole dengan dosis trimetropim 4mg/kgBB/hari dibagi

dalam 2 dosis

d. Ensefalopati perlu reduksi pemberian cairan hingga ¾ kebutuhan untuk mengurangi edem

otak dan diberikan kortikosteroid dexamethasone dengan dosis 1-2mg/kgBB dilanjutkan

0,5mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik. Perlu dilakukan

koreksi elektrolit dan gangguan gas darah. Berikan oksigen 2L/menit.

Pengobatan yang didapat pada kasus adalah Paracetamol syrup 4x1 ½ cth yang berguna

sebagai antipiretik, Zinkid 2x 1 sachet untuk sintesis protein,pertumbuhan sel, fungsi imun dan

transport air dan elektrolit usus, Cinam(ampicillin+sulbactam) 3x 250mg untuk mencegah

infeksi sekunder. Pulv batuk & pilek (amboxol + rinofed + triamcort + bricasma) 3x1 pulv

untuk penanganan simptomatis dan yang terakhir adalah vitamin A 20.000 IU untuk membantu

perbaikan mukosa dan penguatan imun selular.1-5

Indikasi rawat

Pasien dirawat di ruang isolasi bila:3

- Hiperpireksia (suhu>39oC)

- Dehidrasi

Page 18: Case Cliff Morbilli

18

- Kejang

- Asupan oral sulit

- Adanya komplikasi

Faktor resiko terjadinya komplikasi

Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak berumur lebih kecil.1-5

- Diare dapat diikuti dehidrasi

- Otitis media

- Laringotrakeobronkitis (croup)

- Bronkopneumonia

- Ensefalitis akut, terjadi pada 2-10/10.000 kasus dengan angka kematian10-15%

- Subacute Sclerosing panencephalitis: suatu proses degenerative susunan saraf pusat

dengan gejala karakteristik terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual yang diikuti

dengan kejang. Disebabkan oleh infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah

infeksi dan merupakan salah satu komplikasi campak awitan lambat. Terjadi pada 1/25.000

kasus, menyebabkan kerusakan otak progresif dan fatal.

Page 19: Case Cliff Morbilli

19

Daftar Pustaka

1. Maldonado Y. Measles. In: Behrman, Kliegman,Jenson. Nelson textbook of pediatric. 17th

ed. Philadelphia: Saunder; 2007.h.1026-30.

2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku ajar infeksi dan pediatric tropis. Jakarta: Badan Penerbit

IDAI; 2008. h.109-21.

3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman pelayanan medis jilid 1. Jakarta: Badan Penerbit

IDAI; 2011. h.33-5.

4. RSCM. Draft panduan pelayanan medis departemen ilmu kesehatan anak RSCM. Jakarta:

RSCM;2007.h.171-4.

5. Centers for disease control and prevention. Epidemiology and prevention of vaccine

preventable disease.13th ed. Atlanta: CDC;2015.h.209-30.

6. Conte JE. Manual of antibiotics and infection disease: treatment and prevention.Philadelphia:

Lippincot William and Wilkins:2012.p.228.

7. SanbornWR,VieuJF, Kadirman IL,AzizA,Atas,et Al. Salmonellosis in Indonesia.Cambridge

press 2011;82(22):143-52. Diunduh dari ncbi.nlm.nih.gov pada tanggal 2 Agustus 2015.

8. Karen HK,Sooka A, Letsoalo ME,Hoylan G,Chaignat CL, et Al. Sensitivity and specificity

of typhoid fever rapi antibody tests for laboratory diagnosis at two sub-Saharan African sites.

Diunduh dari www.who.int