busana tenun ikat tradisional kab. kupang tenun ikat.pdf · ntt adalah tenun ikat. ......

9
Kegiatan menenun merupakan warisan ketrampilan turun temurun serta garis penghubung antar generasi yang sampai saat ini masih tetap dipertahankan dan tersebar luas terutama di daerah pedesaan, bahkan di beberapa desa/daerah, ketrampilan menenun adalah suatu kewajiban adat istiadat yang menunjukkan salah satu ukuran feminin bagi seorang gadis desa. Tenun tradisional yang dikenal di Kabupaten Kupang serta Kabupaten lainnya di NTT adalah TENUN IKAT. Dinamakan tenun ikat karena ragam hias yang dihasilkan merupakan hasil celupan benang lungsi yang diikat. Ragam hias/aneka motif dan desain yang dihasilkan merupakan suatu mahakarya bernilai seni tinggi dengan nilai artistik unik menggambarkan ciri dan corak khas masing-masing daerah atau suku. Mulanya kain tenun yang dihasilkan masih berupa sarung, selimut dan selendang, namun belakangan ini kain tenun sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa digunakan sebagai bahan safari, aneka tas, taplak meja, bed cover, hiasan dinding dan aneka cinderamata lainnya. BUSANA TENUN IKAT BUSANA TENUN IKAT TRADISIONAL KAB. TRADISIONAL KAB. KUPANG KUPANG

Upload: truongliem

Post on 05-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Kegiatan menenun merupakan warisan ketrampilan turun temurun serta garis

penghubung antar generasi yang sampai saat ini masih tetap dipertahankan dan

tersebar luas terutama di daerah pedesaan, bahkan di beberapa desa/daerah,

ketrampilan menenun adalah suatu kewajiban adat istiadat yang menunjukkan salah

satu ukuran feminin bagi seorang gadis desa.

Tenun tradisional yang dikenal di Kabupaten Kupang serta Kabupaten lainnya di

NTT adalah TENUN IKAT. Dinamakan tenun ikat karena ragam hias yang dihasilkan

merupakan hasil celupan benang lungsi yang diikat.

Ragam hias/aneka motif dan desain yang dihasilkan merupakan suatu mahakarya

bernilai seni tinggi dengan nilai artistik unik menggambarkan ciri dan corak khas

masing-masing daerah atau suku.

Mulanya kain tenun yang dihasilkan masih berupa sarung, selimut dan selendang,

namun belakangan ini kain tenun sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga

bisa digunakan sebagai bahan safari, aneka tas, taplak meja, bed cover, hiasan

dinding dan aneka cinderamata lainnya.

BUSANA TENUN IKATBUSANA TENUN IKATTRADISIONAL KAB. TRADISIONAL KAB. KUPANGKUPANG

Kain Tenun dan Aneka Kerajinan dari bahan Kain Tenun dan Aneka Kerajinan dari bahan tenun.tenun.

Ditinjau dari segi pembentukan motif/pembuatan ragam hias, hasil tenunan Kabupaten Kupang dibagi dalam 3 jenis yakni :

• Tenun ikat (pembuatan ragam hias dengan teknik mengikat benang lungsi kemudian diproses dengan pewarnaan tradisioanal.

• Tenun songket (pembuatan ragam hias dengan cara menambah benang pakan).• Tenun buna (ragam hias dibentuk dari proses penggandaan benang lungsi).

Kain Timor Kain Rote Kain Sabu

Kain Tenun Tradisional (sebelum dimodifikasi)Pada mulanya kain tenun yang dihasilkan berupa sarung, selimut dan selendang yang pemanfaatannya masih terbatas sebagai alat pelindung badan, prestise/status sosial, upacara adat, mas kawin serta dianggap sebagai mitos karena menurut kepercayaan corak / desain tertentu akan melindungi mereka dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan sebagainya.

Saat itu, ketrampilan mendisain motif/ragam hias masih bersifat monoton dengan ukuran tertentu/tidak berubah serta merupakan pengetahuan yang diwriskan secara turun-temurun. Motif yang dihasilkan berbentuk fauna (zoomorpic), figur manusia(antropomorph), stilisasi tumbuhan(flora), geometris serta replika ragam hias kain patola India. Untuk kain tenun Rote, hiasan motifnya bernuansa geometris dan motif tumbuhan dengan ukuran tertentu seperti motif kembang delapan, jelamprang, tangkai bunga dengan warna dasar hitam(Dula Nggeo) dan dikombinasikan dengan warna merah, putih dan biru hitam. Untuk kain tenun Sabu, motif yang dikembangkan bernuansa lingkungan flora dan fauna seperti motif bunga, daun lontar, burung, ayam dan kuda. Wanita Sabu sedang menenun

Kain Tenun (Modifikasi)

Sejalan dengan perkembangan peradaban serta

tuntutan kebutuhan serta kandungan nilai artistiknya

yang tinggi, kain tenun Kabupaten Kupang mulai

diminati oleh banyak konsumen tidak saja lokal,

nasional bahkan konsumen luar negeri. Sejak itu,

tenun yang dihasilkan tidak lagi terbatas pada aspek

sosial budaya/adat istiadat tetapi telah berkembang

menjadi suatu komoditi ekonomi yang memiliki nilai

jual tinggi. Berbagai modifikasi dikembangkan

disesuaikan dengan tuntutan pasar/konsumen.

Modifikasi yang dilakukan tidak saja terbatas pada

ukuran, motif, warna tetapi juga jenis kain tenun yang

dihasilkan semakin bervariasi. Kain tenun yang

dihasilkan selain sarung, selimut, selendang untuk

tetap mempertahankan nilai budaya, tetapi juga

dimodifikasi untuk memenuhi tuntutan kebutuhan

konsumen akan kain tenun sebagai bahan safari/jas,

rompi, gaun terusan wanita, kain gorden, bed cover,

taplak meja, box surat, hiasan dinding, aneka

tas/dompet, topi, serta aneka cindramata lainnya.

PAKAIAN SEHARI-HARI (SABU)

Pakaian priaPakaian adat Sabu yang digunakan sehari-hari adalah :Selimut + kemeja putihDipakai dengan ikat pinggang dan destar pengikat kepala Tanpa perhiasan.Sedangkan untuk wanitaadalah sarung diikat/dililit pada pinggang dengan 2 kali lipatan bersama kebaya tanpa asessoris.

PAKAIAN PENGANTIN (SABU)

Pakaian Pengantin Pria

•Selendang yang

digunakan pada bahu pria

•Destar pengikat kepala

sebagai lambang

kebesaran/kehormatan

disertai dengan mahkota

kepala pria yang terdiri

dari tiga tiang terbuat dari

emas.

•Kalung mutisalak yaitu

sebagai mas kawin

dengan liontin gong.

•Sepasang gelang emas

•Ikat pinggang/sabuk

yang memiliki 2 kantong

pengganti dompet/tas.

•Habas/perhiasan leher

terbuat dari emas.

•Sarung wanita yang diikat

bersusun dua pada pinggul

dan sedada.

•Pending (ikat pinggang

terbuat dari emas).Gelang

emas dan gading yang

dipakai pada upacara

adat/perkawinan

•Muti salak/kalung dan

liontin dari emas.

•Mahkota kepala wanita

dan tusuk konde berbentuk

uang koin/sovren/ uang

emas pada zaman dahulu.

•Anting/giwang emas

bermata putih/berlian.

•Sanggul wanita berbentuk

bulat diatas/puncak kepala

wanita.

Pakaian pengantin wanita

Selimut Helong besar diikat pada pinggang ditambah

dengan selimut kecil

• Kemeja pria (baju bodo)

• Destar pengikat kepala

• Muti leher atau habas.

b. Pakaian wanita• Sarung diikat pada pinggang ditutup dengan

selendang penutup.

• Pending/ikat pinggang emas

• Kebaya wanita

• Muti salak/muti leher dengan mainan berbentuk bulan

• Perhiasan kepala bulan sabit/bula molik

• Giwang (karabu)

• Pakaian sehari-hari, menggunakan busana yang sama

tanpa perhiasan dan kebaya bagi wanita dibuat dengan

sulaman “ Kutang “.

PAKAIAN HELONG

a. Pakaian pria

PAKAIAN ADAT AMARASI

Selimut besar pria diikat pada pinggang ditambah dengan selimut penutup dan selendang.Ikat pinggang priaKemeja pria (baju bodo)Kalung habas emas + gongMuti salakIkat kepala/destar dikombinasi dengan

hiasan tiara.Gelang Timor 2 buahPakaian wanitaSarung diikat pada pinggangSelendang penutup + pendingKebaya wanitaKalung muti salak + habas + gong (liontin)Hiasan kepala bulan sabitTusuk konde koin 3 buah dan sisir emas.Giwang (karabu)Gelang kepala ular 2 buah (sepasang)Pakaian sehari-hariPakaian pria dan wanita menggunakan busana yang sama tanpa asessoris.

Pakaian pria

Pakaian adat Rote sama/identik

dengan pakaian adat Helong.

•Selimut Rote besar diikat

pada pinggang

•ditambah dengan selimut

kecil

•Kemeja pria (baju bodo)

•Destar pengikat kepala•Muti leher atau habas.

PAKAIAN ADAT ROTE