bab iv strategi komunikasi pemasaran tenun patra … · tenun ikat atau kain ikat adalah kriya...

18
23 BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA OLEH ARSAWAN DESIGN 1.1. Sejarah Tenun Endek. Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. 1 Tenun ikat ini bisa kita temui di beberapa daerah di Indonesia, seperti Toraja, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, dan lain-lain. Berbagai daerah ini tentunya memiliki ciri khas tersendiri dalam membuat kain tenun. Pada tahun 1970-an, didorong oleh pengembangan pariwisata, puluhan perusahaan tenun mulai memproduksikan kain endek baik untuk wisatawan maupun untuk orang Bali sendiri (Michel, 2006;261). ”Kain endek mulai berkembang sejak tahun 1985, yaitu pada masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong di Gelgel Klungkung. Kain endek memiliki beberapa periode perkembangan dalam produksinya. Dapat dilihat pada tahun 1985-1995 kain endek mengalami masa kejayaan akibat adanya dukungan dari pemerintah. Pada masa ini, proses produksi kain endek sudah menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).” 2 1 http://www.tradisikita.my.id/2016/01/11-kain-adat-tradisional-indonesia.html diakses pada tanggal 15 Agustus 2016, pukul 11.06 WIB. 2 http://balebengong.net/kabar-anyar/2014/03/20/endek-kain-tenun-ikat-khas-bali.html diakses pada tanggal 15 Agustus 2016, pukul 11.10 WIB.

Upload: others

Post on 06-Aug-2020

36 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

23

BAB IV

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA

OLEH ARSAWAN DESIGN

1.1. Sejarah Tenun Endek.

Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain

yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya

diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami.1 Tenun ikat ini bisa kita

temui di beberapa daerah di Indonesia, seperti Toraja, Jepara, Bali, Lombok,

Sumbawa, Sumba, dan lain-lain. Berbagai daerah ini tentunya memiliki ciri

khas tersendiri dalam membuat kain tenun. Pada tahun 1970-an, didorong

oleh pengembangan pariwisata, puluhan perusahaan tenun mulai

memproduksikan kain endek baik untuk wisatawan maupun untuk orang Bali

sendiri (Michel, 2006;261).

”Kain endek mulai berkembang sejak tahun 1985, yaitu pada masa

pemerintahan Raja Dalem Waturenggong di Gelgel Klungkung. Kain

endek memiliki beberapa periode perkembangan dalam produksinya.

Dapat dilihat pada tahun 1985-1995 kain endek mengalami masa

kejayaan akibat adanya dukungan dari pemerintah. Pada masa ini,

proses produksi kain endek sudah menggunakan alat tenun bukan

mesin (ATBM).”2

1http://www.tradisikita.my.id/2016/01/11-kain-adat-tradisional-indonesia.html diakses pada tanggal 15

Agustus 2016, pukul 11.06 WIB. 2http://balebengong.net/kabar-anyar/2014/03/20/endek-kain-tenun-ikat-khas-bali.html diakses pada

tanggal 15 Agustus 2016, pukul 11.10 WIB.

Page 2: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

24

Bali memiliki kain songket, gringsing, cepuk, dan kain-kain

tradisional lain yang amat rumit dan penuh filosofi, maka tidak mungkin kain

endek dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Untuk bisa dipakai sehari-hari dan

untuk memenuhi kebutuhan pariwisata, muncullah nama Endek. Tidak

mengerti bagaimana asal muasal endek pada awalnya bagi Arsawan, endek

adalah tenun yang dicasualkan dengan material atau bahan katun atau rayon.

Puncak tenggelam dari kain endek ini adalah saat terjadinya bom Bali I dan II.

Endek tidak lagi gegap gempita seperti pada era 2000an kebawah. Setelah

adanya bom, seiring dengan perkembangan pariwisata, orang sudah jenuh dan

tidak mau lagi pakai endek, maka endek ini menghilang.

Setelah vacuum, Walikota Denpasar mengadakan kampanye dan

diklat-diklat lalu muncul lagi semangat endek yang sempat hilang.

Fenomenanya adalah endek ini kembali naik karena dikampanyekan, orang

harus memakai dan mencintai endek. Karena terlalu banyak permintaan, tidak

ada produksi yang mencukupi, dan karena banyak masyarakat Bali yang

sudah melupakan segi teknik dan tidak mau berkecimpung dalam menenun,

maka produk itu dibuat di Troso, Pekalongan, Jawa Tengah. Untuk

mengcover kebutuhan masyarakat Bali, maka endek didatangkan dari Jawa.

1.2. Sejarah Arsawan Design dan Tenun Patra.

Arsawan Design adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 1993

dengan bermula dari kebingungan sang pemilik untuk memilih nama,

kemudian ide untuk menambahkan “design” dibelakang namanya muncul.

Sempat mendapat masukan dari kawan-kawan Om Arsawan untuk menambah

lagi huruf „s‟ dibelakang “design”untuk mengartikan kepemilikan, karena

sudah terlanjur maka terpilihlah nama Arsawan Design. Perjalanan

perusahaan ini selama tahun 1993 sampai 2000-an sangat baik, namun sekitar

Page 3: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

25

tahun 2004 perusahaan ini bangkrut disebabkan terjadinya bom Bali 1 dan 2.

Kemudian bangkit kembali pada tahun 2012 dengan membawa merek baru

yaitu Tenun Patra.

Awalnya perusahaan ini adalah perusahaan yang membuat kain tenun

tetapi bukan endek. Arsawan Design mengerjakan kain tenun yang tekniknya

mirip dengan endek, tetapi tidak dipasarkan untuk pasar lokal Bali dan

Indonesia. Pasarnya adalah untuk orang Jepang yang datang berwisata ke

Bali, pada saat sebelum bom Bali. Jadi, tenun ini murni hanya untuk gift orang

Jepang yang dilayani untuk souvenir. Basic teknik membuatnya meminjam

dari endek, namun visualnya menyesuaikan dengan karakter orang Jepang.

Endek dan Patra tidak saling berhubungan. Tenun Patra muncul untuk

mengimbangi produksi Endek yang sangat terbatas di wilayah Bali. Karna

endek memiliki gimik yang begitu-begitu saja, maka Arsawan berpikir bahwa

harus ada sesuatu yang punya ciri yang benar-benar unik.Tenun Patra adalah

karya eksperimental I Gusti Made Arsawan, dimana patra berarti ornamen

atau motif. Motif yang diangkat pun bebas, tidak hanya geometri, namun apa

saja bisa dipatrakan. Inspirasi motif ini muncul saat Om Arsawan sedang

pergi ke daerah Bali bagian utara, Beliau menemukan sebuah candi dengan

relief bergambar orang naik sepeda dengan roda berbentuk bunga. Dari

sinilah, pakem untuk tenun Patra ini bebas, tidak dibatasi.

Proses pembuatan tenun Patra ini cukup lama, dari persiapannya saja

sudah membutuhkan waktu 2minggu lamanya. Dengan proses menggambar

dahulu benangnya, kemudian dicelup, dan jika sudah siap benang ini mulai

dianyam. Dengan prosesnya yang begitu rumit dan memakan banyak waktu,

kemunculan tenun Patra ini membuat masyarakat atau pasar kaget. Harga

Endek yang berkisar Rp 100.000,- sampai Rp 200.000,- di pasar, dikalahkan

oleh Patra yang sangat berbeda jauh, dengan harga Rp 2.000.000,- per kain.

Page 4: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

26

1.3. Strategi Komunikasi Pemasaran Tenun Patra

Dalam bab ini, peneliti mencoba mengkaitkan teori dengan fakta

empiric dengan menggunakan teori strategi komunikasi dan komunikasi

pemasaran.Seperti yang diungkapkan oleh Henry Mintzberg dalam

“Perencanaan Strategis”:

1. Strategi merupakan sebuah rencana; bagaimana atau penyusunan suatu

cara untuk mendapatkan suatu tujuan mereka.

Dalam hal ini, awalnya Tenun Patra hanya mengikuti lomba di

Ganesha Championship Inovation untuk dipresentasikan dan diadu

dalam ajang inovasi award di ITB, Bandung dan tak disangka

menghasilkan medali perak, dengan kemungkinan bahwa Tenun Patra

dinilai mempunyai konsep dan bisa merevitalisasi tenun lama agar

bangkit kembali. Hal inilah yang membuat Om Arsawan merasa

bahwa usahanya dengan kerabatnya untuk membuat packaging dan

brandingnya berhasil. Kesuksesan ini membuat Beliau tidak tinggal

diam, mempunyai keinginan untuk selalu memajukan dan

mengembangkan Tenun Patra.

Strategi

Komunikasi

rencana

posisi yang

mencerminkan

keputusan

pola

tindakan

dari waktu

ke waktu

perspektif

terhadap

visi

Page 5: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

27

Karena kain sekelas Patra sangat sayang kalau dijual dibawah 5juta

dengan melihat isi saku para petinggi Negara. Bagi mereka ini adalah

suatu karya seni warisan budaya yang memiliki teknik, kearifan lokal

dan konten filosofi, maka tidak akan dijual murah apalagi sama

dengan kelas yang sebelumnya. Tentunya kenaikan kelas Patra akan

dibuat dengan bahan baku yang lebih bagus sehingga membuat orang

atau pasar menunggu, kemudian Tenun Patra akan masuk didalamnya

dan pasar akan membelinya.

2. Strategi merupakan pola tindakan dari waktu ke waktu; dalam hal ini

berkaitan dalam mempertahankan sebuah konsistensi.

Salah satu letak kepincangan dari adanya tenun ini adalah orang tidak

mengapresiasi tenun Endek yang dijual dengan harga ratusan ribu,

tetapi justru malah mengapresiasi tenun Patra dengan harga jutaan

bahkan belasan juta. Ini bisa tejadi karena mungkin Endek tetap dijual

dengan harga standar, dan karena tidak dibranding maka orang tidak

punya apresiasi. Maka dari itu, alasan Patra ini dimunculkan adalah

untuk menghilangkan kesan bahwa kain Endek itu murah, dan

kemunculan Patra ini langsung dipatok dengan harga yang mahal.

Tak hanya tinggal diam dan menerima keberadaan Patra yang sudah

mulai dikenal dunia, angan-angan Om Arsawan ingin membuat tenun

Patra semakin naik dan naik pada kelasnya. Memang pada kelas 2

jutaan, tenun Patra lah yang dikenal. Namun harus tetap ada strategi

selanjutnya untuk mengembangkan. Om Arsawan ingin membuat

Patra yang jauh lebih mewah, dengan harga Rp 5.000.000,- bahkan

sampai Rp 10.000.000,- sekalipun. Tentunya dengan menjaga kualitas

dan mengembangkan motif tenun Patra adalah kunci utama untuk

Page 6: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

28

menjalankan strategi pemasaran Patra. Dari segi kualitas kemasan pun

tetap dijaga, bahkan dibedakan dari setiap kelasnya supaya Patra ini

semakin terlihat mewah di kelasnya masing-masing. Inilah yang

menjadi tantangan terbaru bagi Om Arsawan.

3. Strategi adalah suatu posisi yang mencerminkan keputusan; berkaitan

dengan kedudukan individu di dalamnya.

Bagi Om Arsawan, pertimbangan untuk membuat perusahaan ini

adalah keinginannya untuk bebas, dimana Beliau tidak mau diperintah

orang, tidak mau diperintah atasan, dan tidak mau hidupnya dibatasi.

Dasarnya adalah karena ingin mandiri, dan ingin jadi desainer yang

bisa melakukan apa saja dengan keahlian tanpa ada tekanan-tekanan

atau target. Walaupun sebenarnya diatur juga oleh langganan dan

pasar, tetapi tidak secara langsung karena kebebasan adalah sesuatu

yang relatif, Om Arsawan memilih kebebasan dalam bentuk sebagai

pengusaha dalam kebebasan berpikir, mendesain, dan lainnya.

Dengan keahlian dasar sebagai seorang desainer, Om Arsawan

berpikir bagaimana cara membuat riset Tenun Patra supaya terus

menerus bisa tetap unik dan mempertahankan dikelasnya. Bagian yang

paling sulit adalah membuat klasifikasi visual dan packagingnya karna

tidak mungkin terus seperti itu bentuknya. Alasan lain untuk

meningkatkan kenaikan kelas Patra ini adalah juga dilihat dari para

pekerjanya. Tak banyak memang, sejauh ini hanya ada kira-kira 5

orang penenun. Maka Patra tidak bisa dibiarkan diam dikelasnya yang

sekarang, peningkatan ini juga bertujuan untuk menaikkan kelas

penenun. Mereka membutuhkan pendapatan yang lebih lagi, sehingga

Page 7: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

29

generasi penenun lama dapat naik ke kelas Patra yang lebih tinggi.

Sedangkan generasi penenun baru akan menggantikan kelas Patra

yang pertama.

4. Strategi merupakan sebuah perspektif terhadap visi, dan arah terhadap

visi.

Tidak ada visi dan misi tertulis bagi Om Arsawan sebagai pemilik

perusahaan, yang diinginkan hanyalah Tenun Patra menjadi jagoan

dalam ranah atau genre tenun di Bali dengan cara menenun tidak

menggunakan mesin. Untuk misi, konten filosofi dan motif atau

rupanya harus dikejar bagi orang seni rupa seperti Arsawan. Karena ini

bukan perusahaan yang sangat serius, makanya visi misinya tidak

dalam bentuk tertulis karena bisa saja setiap saat mengikuti keinginan

untuk membuat suatu perubahan.

5. Strategi suka-suka untuk menentukan harga.

Menurut Om Arsawan, tidak ada strategi khusus apalagi sengaja

membedakan cara pemasaran Tenun Patra dengan tenun yang lain.

Membuat produk dengan maksimal pasti akan diikuti dengan

marketing yang secara otomatis mudah. Pemasaran Tenun Patra ini

dilakukan tanpa menggunakan landasan teori, tetapi hanya

menggunakan dan mengandalkan feeling. Hal ini dilakukan karena

menurut Beliau, feeling merupakan hal yang jauh lebih kuat dari pada

analisa yang rumit. Mencari data untuk melengkapi adalah bahaya,

maka menggunakan feeling adalah cara berlatih untuk berproses dan

juga melatih diri sampai peka. Beliau sama sekali tidak melakukan

Page 8: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

30

strategi standar yang dilakukan sebagaimana mestinya. Beliau tidak

memperhitungkan melalui pasarnya, menurutnya keuntungan 50%

sebagai orang seni termasuk hal yang bagus. Bukan berarti Om

Arsawan tidak pernah melakukan pembuktian menggunakan teori ke

dalam pasar, justru Beliau sudah sering melakukan pembuktian itu

namun apa yang didapat adalah suatu kerugian karena baginya hal itu

belum tentu valid.

Penentuan harga dengan menggunakan feeling ini tentunya ditentukan

dengan kecintaan Om Arsawan dengan sesuatu hal yang rumit seperti

menenun. Dari hal yang rumit inilah, Beliau mampu memberikan

standar harga yang tinggi. Penentuan ini juga dilihat dari proses

pembuatannya, bagaimana rumitnya menyusun helaian benang

sehingga menjadi kain. Pembuatannya mulai dari memilih terlebih

dahulu benangnya, kemudian diukur panjangnya dan dihitung

banyaknya untuk tiap lembar, lalu benang-benang tersebut digambar,

kemudian masuk pada proses terakhir yaitu penenunan. Kesulitan

dalam proses pembuatan itu yang jadi perhitungan tersendiri bagi Om

Arsawan untuk menentukan harga.

Dengan begitu, hal-hal yang mendukung untuk memasarkan Tenun

Patra dengan harga yang mahal adalah sebagai berikut:

a. Kualitas.

Kualitas ini dilihat dari apakah motifnya disukai banyak orang

atau packagingnya, atau kesannya, atau orang percaya terhadap

brandingnya, atau kalau sudah dipakai memang terasa nyaman,

enak, dingin, lalu begitu orang melihat langsung bilang bagus.

Dengan benang katun terbaik yang dipilih, halus atau tidaknya,

yang terasa dingin, tidak panas saat menyentuhnya.

Page 9: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

31

b. Motifnya Langka.

Motif dari Tenun Patra ini terinspirasi pada saat Om Arsawan

sedang jalan-jalan di Bali bagian utara, di sebuah candi yang

memiliki relief dengan corak orang sedang bersepeda namun

rodanya bukan roda bulat yang seperti biasanya. Akan tetapi, roda

dari sepeda di relief itu berbentuk bunga matahari. Kemudian

corak-corak dalam relief itu ditransfer ke dalam kain, karena

ornament Patra sudah bisa berbentuk apa saja, sudah mulai

ornamen geometri yang digayakan, seperti membuat gambar bunga

dan kemudian lebih diorganikkan. Warna dan motifnya juga

dirubah, hal ini dilakukan supaya anak muda juga mau memakai.

c. Kemasan.

Kemasan yang unik, tas dan font dirancang agar langsung terlihat

berkelas. Om Arsawan bekerjasama dengan rekan kerjanya, Om

Ayip membuat branding untuk membuatkan karakter font dan

packaging ini. Setelah beberapa kali uji coba, akhirnya muncul

tulisan berwarna emas diatas coklat. Ternyata benar saja, begitu

orang melihat kotaknya, kaget. kotaknya saja bisa mengalahkan

harga endek yang ada di pasar.

”Kalau ngasih ke menteri kan nggak enak kalau ecek-ecek.

Ini begitu dibuka langsung, wow. Kalau bahan bakunya

tidak ada, harus ganti yang lain, cocok atau tidak. Nah

seiring dengan kemasan, seiring dengan produk patra ini,

karena itu termasuk kolaborasi antara packaging, font,

Page 10: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

32

branding dan produk yang bagus dan pas, makanya dia

langsung melambung target marketnya.”3

d. Memiliki Tingkat Kerumitan yang Tinggi.

Persiapan pembuatan Tenun Patra ini mencapai 2 minggu

lamanya, dengan cara menyejajarkan dahulu benangnya, setelah itu

dihitung sesuai dengan hitungannya, baru kemudian digambar atau

diberi motif pada benang itu, bukan digambar saat sudah menjadi

kain. Proses pembuatan tenun ini juga masih tradisional,

menggunakan alat tenun manual, bukan dengan mesin, dan

tentunya handmade.

e. Sudah Masuk ke Sasaran Pejabat.

Kain tenun ini bukan lagi merupakan konsumsi rakyat biasa,

namun sudah menjadi konumsi kalangan Pejabat di Indonesia.

Karena produksi yang terhitung masih sedikit, hanya sekitar 50

sampai 75 lembar per bulannya, maka tak semua Pejabat bisa

memiliki kain ini. Juga karena motif dan warna yang masih

terbatas, maka kain ini tidak mudah untuk ditemui.

3 Hasil wawancara dengan narasumber; Om Arsawan pada tanggal 23 Februari 2016, di Bale Timbang,

pada pukul 11.00 WITA.

Page 11: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

33

f. Quality Control.

Pembuatan Tenun Patra ini memang dilakukan oleh para pekerja

yang sudah menekuni bidang menenun. Namun tentunya tak lepas

dari perhatian dan kontrol yang dilakukan oleh Om Arsawan

secara teratur untuk memastikan proses pembuatan berjalan

dengan benar dari awal hingga akhirnya.

Dengan menggunakan teori bauran promosi oleh Morrisan (2010):

1. Iklan: setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi,

produk, jasa, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui.

Dalam hal ini, Om Arsawan sebagai pelaku utama pembuat Tenun

Patra tidak membuat iklan apapun sama sekali. Namun dengan

keikutsertaan Tenun Patra dalam perlombaan Ganesha Championship

Inovation pada tahun 2013 dan memenangkan medali perak, berhasil

membawanya kedalam sebuah berita yang dipublikasikan oleh

Kompas.

Bauran

Promosi

Promosi

Penjualan

iklan

Publikasi/

Humas

Interactive/

Internet

Marketing Direct

Marketing

Personal

Selling

Page 12: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

34

Gambar. 2

Berita Tenun Patra oleh Kompas dalam lomba Ganesha Championship

Inovation4

Selain itu pada awal perusahaan ini bangkit kembali, Arsawan Design

sempat menjadi sponsor dalam acara Internasional Salsa di Bali. Pada

saat itulah stasiun televisi MNC mewawancarai dan menampilkan

sebagai salah satu acara workshop. Kemudian kampanye yang

dilakukan oleh Walikota Denpasar pada tahun 2010 juga merupakan

salah satu bentuk media yang telah mengiklankan Tenun Patra. Dalam

hal ini, himbauan Walikota untuk mewajibkan setiap pegawai untuk

4http://tekno.kompas.com/read/2013/02/14/16033658/Inovator.Alumni.ITB.Dapat.Penghargaan.GICA

diakses pada tanggal 23 Agustus 2016, pada pukul 11.50 WIB

Page 13: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

35

memakai kain tenun secara tidak langsung juga memperkenalkan

tenun ke masyarakat luas.

Ketiga hal ini adalah media yang mengiklankan Tenun Patra ke

masyarakat luas secara tidak langsung. Menurut Om Arsawan,

kekuatan paling besar dalam mengiklankan Tenun Patra adalah dengan

cara dari mulut ke mulut.

2. Direct Marketing: upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi

secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk

menimbulkan tanggapan dan atau transaksi penjualan.

Gambar. 3

Bapak Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri APEC 2013 di

Bali5

Adanya kempanye yang dilakukan oleh Walikota Denpasar untuk

mewajibkan setiap pegawai menggunakan tenun pada hari tertentu,

menjadikan Walikota memiliki permintaan kepada Om Arsawan untuk

membuat tenun yang mewakili wilayah Denpasar saja. Dari situlah

5http://oldlook.indonesia.travel/id/news/detail/1091/apec-terus-menguat-dan-diperhitungkan-7-titik-

strategis-ktt-apec-2013 diakses pada tanggal 23 Agustus 2016, pukul 12.30 WIB

Page 14: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

36

memicu kemunculan Tenun Patra yang memiliki ciri khas dan

keunikan tersendiri untuk Denpasar. Namun karena harga Tenun Patra

yang sangat tinggi dan tidak memungkinkan bagi masyarakat

Denpasar untuk membeli, kemudian seseorang yang memiliki

apresiasi tinggi terhadap tenun ini membeli dan memberikan kepada

relasi-relasinya yang secara kebetulan adalah para pejabat Negara.

3. Interactive Marketing: promosi yang memanfaatkan internet sebagai

media beriklan

Gambar. 4

Situs Online Tenun Patra6

Tenunpatra.com adalah situs online yang dimiliki oleh Arsawan

Design degan brand Tenun Patra. Namun situs ini bukanlah gagasan

resmi dari Om Arsawan sebagai pemilik tenun, melainkan ini adalah

gagasan yang diberikan oleh rekan kerja Beliau yaitu Arif Budiman

6http://tenunpatra.com/ diakses pada tanggal 23 Agustus 2016 pada pukul 11.37 WIB

Page 15: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

37

sebagai pelaku branding dari Tenun Patra. Bahkan sebagai pemilik

perusahaan, Om Arsawan tidak tahu menahu soal website itu sendiri,

dampaknya bagaimana juga tidak jelas, yang jelas paling kuat

dampaknya adalah dari mulut ke mulut. Menurutnya jika kemunculan

Tenun Patra dibarengi dengan website atau media online akan lebih

berkembang dengan bagus dan cepat, namun hal ini masih dalam

tahap pembelajaran bagi Om Arsawan.

4. Promosi Penjualan: kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah

kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan

dapat meningkatkan penjualan.

”Barang sekelas Patra tidak usah dipamerkan kalau kita tidak

benar-benar tahu barang lain yang ada disitu adalah kelasnya.

Lebih baik pilih-pilih caranya berpromosi. Karna selama ini

produksi Patra sedikit, hanya 50-75 lembar per bulan. Untuk

apa kalau ada promosi lalu ada permintaan tinggi, kami tidak

bisa layani?”7

Menurut Om Arsawan, dengan produksi yang sedikit dan pasarnya

yang luas, Tenun Patra ini pasti akan terserap. Makanya lebih baik

dibiarkan saja, tidak ada promosi, suipaya Tenun Patra ini bisa dipakai

oleh orang tertentu yang eksklusif, sehingga produksinya aman.

7 Hasil wawancara dengan narasumber, Om Arsawan melalui telepon pada tanggal 23 Agustus 2016,

pada pukul 20.31 WIB.

Page 16: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

38

5. Publikasi: usaha terencana untuk mempengaruhi pandangan melalui

karakter yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab, didasarkan

atas komunikasi dua arah yang saling memuaskan.

Gambar. 5

Alamat Showroom yang Tertera di Website Tenun Patra8

Dalam situs online Tenun Patra, lokasi penjualan tenun ini berada di

dua lokasi. Yang pertama berada di Penatih, Denpasar, Bali, dan yang

kedua berada di Jakarta. Namun dengan penjelasan diatas yang

sebenarnya ini bukanlah gagasan Om Arsawan, Beliau juga tidak tahu

tentang lokasi yang berada di Jakarta. Hanya kemungkinan-

kemungkinan yang muncul dibenaknya, yang pertama adalah

kemungkinan tempat itu adalah semacam showroom, dan yang kedua

adalah kemungkinan itu adalah showroom yang dibuat sendiri oleh

orang lain tanpa ada campur tangan dari Om Arsawan. Dengan kata

lain, penjualan Tenun Patra ini hanya dilakukan di tempat

pembuatannya yaitu di Balai Timbang, Penatih, Denpasar, Bali.

8http://tenunpatra.com/ diakses pada tanggal 23 Agustus 2016 pada pukul 11.36 WIB

Page 17: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

39

6. Personal Selling: bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual

dengan calon pembelinya.

Bagi Om Arsawan, orang yang membeli itu ada yang berupa pemakai

langsung dan ada yang belinya sebagai pedagang. Ada seorang

pedagang yang datang saat pertama kali Tenun Patra mengikuti

pameran, dan berlanjut sampai sekarang. Karena memang orang ini

adalah seorang pedagang, maka dia selalu mencari sumber barang

dagangnya. Karena itulah sampai saat ini dia menjadi langganan

Tenun Patra.

Pembelian Tenun Patra oleh pedagang ini bisa saja dilakukan dengan

membeli semua produksi Tenun Patrayang ada lalu dijual dengan

harga retail, dengan diberi potongan harga tergantung langganan

kelasnya seberapa. Ini adalah orang yang rutin mengambil sebagai

partner, yang tak hanya menjual Patra saja tetapi jelasnya Ia juga

menjual berbagai macam kain yang kelasnya setara dengan Patra.

Kemunculan Tenun Patra ini dipicu oleh permintaan Walikota

Denpasar pada tahun 2010 untuk wilayah Denpasar memiliki tenun yang

mewakili. Disinilah lahir tenun Patra selain untuk mengimbangi produksi

Endek. Bagi Om Arsawan, yang namanya mewakili harus bersifat unik,

berkarakter, dan juga cukup berkelas. Karena akhirnya berlangsung terus

karya eksperimen ini, harapan yang paling utama adalah tenun Patra ini

menjadi milik Denpasar, dibeli oleh kalangan pemerintahan Denpasar. Tetapi

ternyata di wilayah Denpasar justru tidak laku, faktor kemungkinannya

adalah karena harganya yang terlalu mahal maka tidak ada yang mau

membeli. Tenun Patra ini dibuat dengan ATBM, atau alat tenun bukan

mesin. Dengan menggunakan tenaga manusia, persiapan pembuatan tenun ini

Page 18: BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TENUN PATRA … · Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin

40

mencapai 2 minggu lamanya, dari melukis dahulu benangnya, kemudian

dicelup, kemudian jika sudah siap barulah benang-benang itu dianyam sesuai

dengan hitungan yang benar.

Kerumitan dalam hal menenun tak jadi pertimbangan yang berat bagi

para pekerjanya. Mengingat semakin maju jaman ini dan semakin susah

mencari pekerjaan maka penenun-penenun ini harus mengerjakannya.

Dulunya tempat di Bale Timbang ini adalah sebuah resto, yang kemudian

Om Arsawan merasa bosan dan melanjutkan ke dunia menenun. Hal ini lah

yang membuat para pegawainya beralih profesi dari pegawai resto menjadi

penenun. Teknik menenun ini Om Arsawan tularkan kepada istrinya, lalu

kemudian ditularkan lagi kepada orang sekitar. Beliau ajarkan kerumitan-

kerumitan ini sehingga pegawai-pegawainya ikut mencintai pekerjaan ini,

tentunya keahlian mereka bertambah selain bisa memasak bisa juga

menenun.

Dengan memiliki keahlian sebagai seorang desainer, terus memajukan

hasil karya adalah hal yang harus dilakukan tentunya dengan membuat riset

Patra yang terus menerus sehingga tetap unik dan mampu bertahan di

kelasnya. Yang susah adalah untuk mempertahankan visual dan

packagingnya karena tidak mungkin terus begitu bentuknya. Memang yang

akan menguasai posisi bahwa tenun di kelas 2juta adalah Patra, tetapi tidak

bisa berhenti sampai disitu karena menurut Om Arsawan pekerja atau

penenun juga butuh naik kelas, butuh pendapatan yang lebih lagi. Maka

dengan adanya ide membuat kelas-kelas Patra yang baru dan semakin tinggi

kelasnya, generasi penenun akan bertambah. Generasi penenun yang baru

akan mengisi kelas Patra 2juta, kemudian untuk generasi lama akan mengisi

kelas Patra yang barudengan harga 5juta bahkan sampai 10juta.