Analisis yang dapat saya simpulkan dari kasus ini adalah pemerintah dalam hal ini kepolisian dan kejaksaan seolah-olah mengulur waktu proses peradilan yang berlangsung. Hal ini terlihat dari kepolisian yang terkesan lamban dan menunda-nunda berkas yang akan diberikan kepada kejaksaan. Sebenarnya kepolisian telah memberikan berkas BAP kepada kejaksaan namun kejaksaan mengembalikan berkas tersebut karena belum lengkap dan meminta agar kepolisian resor Tangerang melengkapi berkas tersebut. 12 juli 2013. Setelah berkas BAP dilimpahkan ke kejaksaan tigaraksa juga tidak ada perubahan, meski sudah P21 sejak agustus 2013 namun proses persidangan baru dilaksanakan pada bulan november 2013. kejaksaan beralasan bahwa kasus ini bukan kasus biasa, karena mendapat sorotan nasional dan internasional sehingga harus benar-benar menyelidikin dan membuat surat dakwaan yang benar-benar dapat menjerat para pelaku perbudakan tersebut agar tidak lepas.

Menurut saya tindakan pemerintah terhadap kasus tersebut sudah benar karena kepolisian resor Tangerang tidak main-main dalam menangani kasus tersebut. Pihaknya melibatkan ahli perindustrian, ahli perlindungan anak, ahli pidana, dan tindak pidana perdagangan orang human trafficking dalam menjerat para pelaku perbudakan tersebut. Meskipun membuat seolah-olah terkesan lamban dalam menangani kasus tersebut. Kejaksaan juga menanggapi kasus ini dengan serius dengan membentuk tim jaksa penuntut umum beranggotakan 10 orang jaksa. Pada sidang pertama tangga 26 november 2013 jaksa penuntut umum menuntut terdakwa dengan pasal berlapis yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yakni Pasal 333 tentang Perampasan Kemerdekaan orang, Pasal 351 tentang Penganiayaan, Pasal 24 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, Pasal 88 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal 2 UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, dan Pasal 372 KUHP tentang Tindak Pidana Penggelapan. Menurut saya tuntutan yang diberikan jaksa penuntut umum kepada terdakwa sudah benar/sepadan dengan tindak perbuatan yang dilakukan terdakwa. Terdakwa juga melanggar pasal-pasal dalam UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Bab VII pasal 68, 77, 78, 79, 80, 86, 88, mungkin beberapa pasal itu saja yang dapat saya terangkan.

*tolonng diteliti lagi mungkin ada ejaan/kata yang kurang tepat. Dan tanda baca yang kurang benar. Isi undang-undang nya engga saya lampirkan karena banyak sekali