buruh pabrik gula tasikmadu karanganyar (1)

Upload: danang

Post on 14-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

to

TRANSCRIPT

Upah Buruh Pabrik Gula Tasikmadu 1980-1997Mata Kuliah Kapita Selekta SejarahDosen Pengampu : Drs. Supariadi, M.Hum

Oleh :

Adenata Ryandika PutraC0511001Ghazian Al WafiC0511019

ILMU SEJARAHFAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPAUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA2014Peranan gula dalam perekonomian Indonesia mengalami banyak perubahan sejak masa kekuasaan Belanda sampai sekarang. Pada masa kekuasaan Belanda perkebunan-perkebunan tidak dicampuri pemerintah Indonesia dalam managemen pengusahaannya, setelah Indonesia merdeka diadakan nasionalisasi perusahaan Belanda pada tahun 1957, semua perkebunan dengan bantuan Belanda diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Dengan pengambilalihan perkebunan ini pemerintah mempunyai harapan bahwa perkebunan dapat membantu menciptakan tenaga kerja dan melestarikan sumber-sumber alam dengan pengelolaanya dari perusahaan Indonesia. Pengambilalihan perusahaan Belanda menimbulkan perekrutan tenaga kerja dikhususkan pada orang- orang pribumi.Salah satu perusahaan yang diambil alih di pulau Jawa adalah PG Tasikmadu Karanganyar, yang didirikan oleh KGPAA Mangkunegoro IV pada tanggal 11 Juni tahun 1871 yang pengelolaannya masih memerlukan bantuan pihak Belanda. Pabrik Gula Tasikmadu mengalami beberapa perubahan status perusahaan yaitu tahun 1968 1973 berdasarkan PP No. 14/PP/1968 didirikan Perusahaan Perkebunan XVI (PNP XVI) dan BPUPPN Gula dimasukkan ke dalam PNP XVI dan PG Tasikmadu masuk dalam unit kerja PNP XVI, setelah itu tahun 1973 berdasarkan PP No. 32/PP/1973 status PNP diubah menjadi PTP XVI. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.236/KMK.011/1981 terjadi penggabungan antara PTP XV dengan PTP XVI menjadi PTP XV-XVI, kemudian tahun 1996 berubah berdasarkan PP No. 17/PP/1996 tanggal 14 februari 1996, Surat Keputusan Menteri No. 168/KMK.016/1996 tanggal 16 Maret 1996 dan No. 256/KMK.016/1996 tanggal 8 April 1996 PTP XV- XVI digabung dengan PTPN XVIII ( Persero) menjadi PT Perkebunan Nusantara IX dan PG Tasikmadu menjadi salah satu unit kerja dari PT Perkebunan Nusantara IX (Persero). Dengan perubahan status unit perusahaan maka pabrik gula Tasikmadu mengalami perubahan dalam sistem ketenagakerjaan.Pertumbuhan ekonomi yang berlangsung secara berkesinambungan dalam kurun waktu Orde Baru telah mengubah struktur ekonomi Indonesia dengan perubahan komposisi sektor industri yang bertambah. Industrialisasi telah mengeksploitasi secara berlebihan sehingga terjadi pemborosan penggunaan sumber daya alam hal ini juga mengakibatkan tereksploitasinya tenaga kerja untuk menghasilkan produksi. Masalah kesejahteraan hidup pekerja perkebunan sebagai salah satu tujuan pembangunan perkebunan, hal ini akan selalu menjadi pokok perhatian dalam bentuk pembahasan karena adanya kenyataan bahwa masalah pekerja perkebunan belum dapat ditingkatkan secara berarti. Terutama pada perkebunan-perkebunan besar, banyak diketahui bahwa kasus mengenai rendahnya kesejahteraan pekerja perkebunan karena upah yang diterima rendah. Dilain pihak ditemui adanya kesenjangan yang lebar dalam upah tenaga kerja antar berbagai lapisan dalam hierarki organisasi perkebunan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penyebarannya yang kurang seimbang merupakan faktor yang mempengaruhi masalah ketenagakerjaan, masalah pengupahan jaminan kesejahteraan para buruh atau tenaga kerja selalu menjadi hal utama yang dipermasalahkan para buruh. Hubungan kerja dalam perusahaan menjadi ukuran bagaimana para buruh memperoleh haknya dalam jaminan kesejahteraan mereka.Masalah kesejahteraan buruh dalam hubungan kerja khususnya di pabrik gula Tasikmadu selalu mengalami perubahan dalam kebijakan dan aturan tenaga kerja setelah menjadi persero. Sistem perekonomian Indonesia yang berdasarkan pada demokrasi pancasila mewajibkan perusahaan untuk tidak menjalankan pemerasan terhadap tenaga kerja. Sesuai dengan pasal 27 Undang Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dengan demikian pekerjaan tidak hanya memiliki nilai ekonomi namun juga nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. Sehingga dalam hubungan ketenagakerjaan pengusaha harus dapat memberikan imbangan yang layak sesuai dengan jasa yang telah dikerahkan dan menjalin hubungan yang baik dengan para tenaga kerja. Melihat kondisi perubahan status perusahaan maka perlu diteliti masalah bagaimana pengaruhnya terhadap hubungan perburuhan atau kerja Pabrik Gula Tasikmadu setelah terjadi perubahan status unit kerja perusahaan dari PNP menjadi PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) dan bagaimana implementasi pengaruhnya terhadap kesejahteraan buruh atau tenaga kerja pabrik gula setelah perubahan status unit pabrik.