buku hipo 8

5

Click here to load reader

Upload: deden-marrah-adil

Post on 03-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU HIPO 8

Hipotesis,Tahun ke 5, No 1, Januari - April 2013

35

Latar Belakang kesehatan masyarakatyang telah dicapai dapat se-Pengembangan dan pemberdayaan SDM Kese- makin meningkat dan menjangkau seluruh

hatan merupakan salah satu unsur penting dalam rakyatIndonesia. .pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan manusia pada umumnya dan pembangunan kesehatan Rumusan Masalahkhususnya dengan mengacu pada prinsip dasar Pem- Apakah pemberdayaan berpengaruh terhadap bangunan Kesehatan yang meliputi: (1) Dasar Peri- kelelahan kerja dan kecerdasan emosional pada pe-kemanusiaan (2) Dasar Adil dan Merata; (3) Dasar rawat di Rumah sakit rujukan di Sulawesi Selatan?"Pemberdayaan dan Kemandirian; (4) Dasar Pengu-atan dan Manfaat. TINJAUAN PUSTAKA

Berbagai upaya telah dilakukan dalam upaya me- Pemberdayaan (Empowerment)ningkatkan pembangunan kesehatan yang lebih Konsep pemberdayaan mulai nampak disekitar berdaya guna, efisien sehingga dapat menjangkau se- dekade 70-an kemudian berkembang terus sepanjang mua lapisan masyarakat, meningkatkan kualitas sum- dekade 80-an dan sampai pada dekade 90-an pada ber daya, membenahi peralatan dan obat-obatan serta akhir Abad ke-20. Mungkin konsep ini muncul hampir memperbaiki penampilan Puskesmas dan unit pe- bersamaan dengan aliran-aliran seperti Eksistensiahs-layanan kesehatan lainnya, seperti rumah sakit umum, me, Phenomenologi, Personalisme dan kemudian le-dan rumah sakit khusus. Adanya pelaksanaan pemba- bih dekat dengan gelombang Neo-Marxisme, ngunan kesehatan yang berkesinambungan dan me- Freudialisme, aliran-aliran seperti Struk-turalisme, rata serta ditunjang dengan sistem informasi ke- dan Sosiologi Kritik Sekolah Frankfrut, serta konsep-sehatan yang semakin mantap diharapkan derajat konsep seperti eht, kekuasaan, anti-establishment,

Page 2: BUKU HIPO 8

36

gerakan populis, anti-struktur, legitimasi, ideologi, variabel-variabel melalui konfirmatory dan pengujian pembebasan dan konsep civil society (Pranarka, proposisi.Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu 1996). untuk menganalisis, menguji dan mengkonfirmasi

Konsep pemberdayaanpada dasarnya adalah upa- Pengaruh variabel Pemberdayaan (Empoiverment) ya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan terhadap Kelelahan Kerja (Burnout), Kecerdasan beradab menjadi semakin efektif secara struktural Emosional (Emotional Intelligence).baik di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, ne- Penelitian ini dilakukan di Sulawesi Selatan pada gara, regional, internasional, maupun dalam bidang Rumah Sakit Andi Makassau Parepare. Populasi politik, ekonomi meliputi semua perawat yang berstatus pegawai tetap

(PNS) pada unit Rawat inap rumah sakit andi m-Kelelahan Kerja (Burnout) akassau Parepare. Alat analisis yang digunakan dalam Semenjak Freudenberger pada (1974) dalam penelitian ini adalah Struktural Equation Modeling

Bhanugopan (2004) mengenalkan istilah burnout berbasis Component (CBSEM) yang umum dekenal (kelelahan kerja), sejak itu pula terminologi kelelahan dengan Partial Least Square (PES) (Ghozali, 2006; kerja berkembang menjadi pengertian yang meluas Solimun, 2006).dan digunakan untuk memahami gejala kejiwaan pada diri seseorang. Berbagai tinjauan dari penggunaan Hasil Penelitian terminologi hingga menyimpulkan sindroma yang Hasil Analisis Deskriptifkronik tentang stres di lingkungan pekerjaan, yang Pemberdayaan dialami oleh seseorang. Variabel pemberdayaan merupakan salah saru

Kelelahan emosional adalah respons individual variabel yang berhubungan dengan variabel kelelahan yang unik terhadap stres yang dialami di luar kerja dan kecerdasan emosional perawat dan bidan kelaziman pada hubungan interpersonal karena pada rumah sakit berbasis regional di Sulawesi dorongan emosional yang kuat, timbulnya perasaan Selatan. Dari empat indikator yang diteliti secara seakan-akan tak ada orang yang membantunya, umum persepsi responden (perawat dan bidan) depresi, perasaan terbelenggu dan putus asa menurut terhadap variabel dengan rata-rata skor 3,79 dan ini Freudenberger (1974) dalam Bhanugopan et al. dinyatakan baik. Hal ini menggambarkan suatu (2006). kondisi dimana pemberdayaan telah diterapkan.

Kecerdasan Emosional (Emotional Indikator X1.3 dan X1.4 dengan rata-rata 3.5 dan 3,16 Intelligence) namun masih ada sebagian kecil responden yang

Kecerdasan emosional telah diterima dan diakui menjawab dengan skor 1 dan 2. Sehingga variabel ini kegunaannya. Studi-studi menunjukkan bahwa berpotensi menimbulkan dampak negatif jika seorang eksekutif atau profesional yang secara teknik dihubungkan dengan variabel lain.ungguldan memiliki Emotional Quation (EQ) yang tinggi adalah orang-orang yang mampu mengatasi Kelelahan Kerja (Burnout) Y2konflik, melihat kesenjangan yang perlu dijembatani Variabel kelelahan kerja (burnout) merupakan atau diisi, melihat hubungan yang tersembunyi yang salah satu variabel yang berhubungan dengan kecer-menjanjikan peluang, berinteraksi, penuh dasan emosional perawat dan bidan. dapat dike-pertimbangan untuk menghasilkan yang lebih tahui bahwa dari 200 orang responden yang diteliti, se-berharga, lebih siap, lebih cekatan, dan lebih cepat cara umum persepsi responden terhadap tujuh indi-dibandingkan orang lain. Manfaat-manfaat yang kator dari variabel kelelahan kerja berada pada rata-dihasil kan oleh kecerdasan emosional merupakan rata skor 3,99. Hal ini menggambarkan suatu kondisi faktor keberhasilan organisasi adalah berkaitan dimana kelelahan kerja cukup tinggi, namun demi-dengan pembuatan keputusan, kepemimpinan, kian masih ada sebagian kecil memilih skor 2. Se-terobosan teknis dan strategis, komunikasi yang hingga variabel ini berpotensi menimbulkan dampak terbuka dan jujur, bekerja sama dan saling negatif jika dihubungkan dengan variabel lain.mempercayai, membangun loyalitas, kreativitas dan inovasi seperti yang dikemukakan oleh (Cooper, R.K Kecerdasan Emosional (Emotional dan Sawaf, 2002). Intelligence) Y3

Variabel kecerdasan emosional merupakan salah METODE PENELITIAN satu variabel yang dipengaruhi oleh variabel

Jenis penelitian ini adalah explanatory research pemberdayaan, ambiguitas peran, konflik peran, dan yaitu menjelaskan hubungan kausalitas antar kelelahan kerja perawat dan bidan pada rumah sakit

Fitriah Ihwani

Page 3: BUKU HIPO 8

37

berbasis regional di Sulawesi Selatan. Persepsi responden mengenai kecerdasan emosional dapat Kelelahan Kerjadiketahui bahwa dari 200 orang responden yang Indikator penurunan prestasi kerja (Y2.2) diteliti secara umum persepsi responden terhadap ke- menunjuk-kan indikator paling kuat membentuk cerdasan emosional berada pada rata-rata skor 4,05. kelelahan kerja, hal ini ditandai dengan outer loading Indikator Y5.6 dan Y5.7 mempunyai rata-rata 3,80 na- (0,843) lebih besar dari outer loading indikator mun masih ada sebagian kecil yang memilih skor 2. lainnya, jika dihubungkan dengan persepsi perawat Sehingga variabel ini berpotensi menimbulkan dam- dan bidan Tabel 13 umumnya memilih penurunan pak negatif jika dihubungkan dengan variabel lain. prestasi personal dengan skor setuju dengan rata-rata

3,94. Dimana hal ini perawat dan bidan merasa tidak Hasil Uji Goodness of Fit Model mampu membantu pasien secara maksimal, merasa Pengujian Goodness of Fit model struktural pada tidak mampu meyakinkan pasien dan merasa

inner model menggunakan nilai predictive-relevence kelelahan secara fisik.Untuk menurunkan kelelahan (Q2). Nilai R2 masing-masing variabelendogen kerja pimpinan hendaknya mempertimbangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) untuk manajemen yang dapat menurunkan ambiguitas variabel Y2 diperoleh dari R2 sebesar 0,565; 2) untuk peran dan konflik peran, dengan menambah perawat variabel Y3 diperoleh dari R2 sebesar 0,608; 3) untuk dan bidan sehingga beban kerja dapat dikurangi.variabel Y3 diperoleh R2 sebesar 0,782; 4)

Nilai predictive-relevance diperoleh dengan Kecerdasan Emosionalramus: Q2 = 1 - (1 - Rr2) (1 - Rz2)... (1 - Rn2) Indikator paling kuat rnembentuk kecerdasan

Q2 = 1 - (1 - 0,565) (1-0,608) (1-0,782) (1 - emosional perawat dan bidan, hal ini ditandai dengan 0,743) outer loading (0,809) lebih besar daripada outer

Q2 = 0,801 loading indikator-indikator lainnya, jika dihubu-Hasil perhitungan memperlihatkan nilai ngkan dengan persepsi perawat dan bidan umumnya

predictive-relevance sebesar 0,801 atau sebesar 80%, memilih kesadaran diri dan ketangguhan emosional sehingga model masih layak dikatakan memiliki dengan rata-rata 4,05. Artinya walaupun perawat dan prediktif yang relevan. bidan merasa kelelahan pada saat bekerja, sebaiknya

kesadaran diri akan tanggimg jawab terhadap Pembahasan pekerjaan tetap tinggi, ketangguhan emosional Persepsi Responden terhadap Variabel Penelitian terhadap konsistensi semangat dalam menjalankan Variabel Pemberdayaan (XI) tugas serta intuisi perawat dan bidan sangat

diperlukan dalam menghadapi masalah sesuai batas Indikator pembentukan variabel pemberdayaan wewenang dan tanggung jawab mereka.

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: kompe- Kecerdasan emosional perlu ditingkatkan secara tensi (XI.2) menunjukkan indikator dominan mem- terus menerus melalui peningkatan kesadaran diri bentuk pemberdayaan, dapat ditandai dengan outer mengenai pentingnya tugas mereka, meningkatkan loading (0,849) lebih tinggi dari indikator-indikator ketangguhan emosional melalui kesabaran dan lainnya, jika dihubungkan dengan persepsi perawat empati yang tinggi. Perlu mengasah intuisi agar peka dan bidan umumnya memilih kompetensi dengan dalam menghadapi permasalahan pada saat bekerja. skor setuju dengan rata-rata 4,17. Artinya kompetensi Kecerdasan emosional ini dapat ditingkatkan melalui paling menentukan pem-bentukan variabel pember- penyuluhan secara berkala, pelatihan, pertemuan dayaan dibandingkan dengan indikator arti, secara berkala.penentuan diri sendiri dan dampak.

Profesi keperawatan merupakan pekerjaan Pengaruh Pemberdayaan pada Kelelahanrutinitas yang tinggi sehingga perawat dan bidan di- Pemberdayaan mempunyai pengaruh yang po-tuntut mempunyai pengetahuan dan keterampilan, sitif tetapi tidak signifikan terhadap kelelahan kerja. agar tidak bergantung penuh pada petunjuk dan ara- Hal ini dibuktikan dengan adanya t. hitung (critical han atasan dan dokter dalam mengambil kepuru- ratio) sebesar 0,970 yang lebih kecil dari t. tabel (1,-san.Kompetensi dapat ditingkatkan melalui pendidi- 96). Hubungan antara variabel pemberdayaan dengan kan, pelatihan, seminar, pencangkokan, coaching dan variabel kelelahan kerja menunjukkan adanya penga-studi banding.Untuk meningkatkan pemberdayaan ruh positif namun rendah yang ditandai dengan ada-perawat dan bidan perlu meningkatkan kompetensi nya inner weight sebesar 0,090. Hal ini dapat diarti-mereka. kan bahwa semakin tinggi pemberdayaan tidak ber-

Hipotesis,Tahun ke 5, No 1, Januari - April 2013

Page 4: BUKU HIPO 8

38

pengaruh nyata terhadap kelelahan kerja perawat dan jawaban responden untuk item ini menunjukkan pera-bidan pada rumah sakit rujukan berbasis regional di wat dan bidan umumnya setuju dengan pernyataan Sulawesi Selatan.Artinya walaupun perawat dan bi- tersebut.Responden merasa frustrasi karena dan merasa terberdayakan, namun tidak mening- pekerjaan mereka (item 2), dari jawaban responden katkan kelelahan kerja secara langsung dan tidak untuk item ini menunjukkan bahwa perawat dan bidan mengurangi kelelahan kerja. mengaku sering frustrasi.Item yang menyatakan

Berkaitan dengan pemberdayaan, didapati hu- perawat dan bidan merasa bekerja terlalu keras untuk bungan antara ke empat kognisi dari pemberdayaan pekerjaan mereka (item 3) umumnya mengaku setuju dengan kelelahan kerja adalah hubungan yang dengan pernyataan tersebut dalam melakukan tugas bersifat kompleks.Pemberdayaan terhadap para pe- mereka.rawat dan bidan ditemukakan memiliki hubungan Dari uraian indikator kelelahan emosional, tidak signifikan dengan kelelahan kerja secara lang- menunjukkan umumnya perawat dan bidan pernah sung tetapi pemberdayaan berpengaruh positif jika mengalami kelelahan secara emosional, dengan melalui ambiguitas peran dan konflik peran derajat kelelahan yang berbeda-beda.

Konsep pemberdayaan yang diajukan Spreitzer (1995) menunjukkan pemberdayaan struktural dida- Pengaruh Pemberdayaan terhadap pati memiliki hubungan negatif dengan ketegangan Kcerdasan Emosionalkerja (job strain) dari para perawat. Temuan-temuan Proposisi pengaruh pemberdayaan terhadap dari penelitian ini menunjuk-kan struktur yang kecerdasan emosional bahwa pemberdayaan mem-memberdayakan (seperti struktur organisasi yang punyai pengaruh yang positifdan signifikan terhadap memberikan akses pada informasi, akses pada sumber kecerdasan emosional. Hal ini dibuktikan dengan daya, dukungan dan peluang bagi pegawai) dapat men- adanya t. hitung (critical ratio) sebesar 6,675 yang le-ciptakan kondisi psikologis sedemikian rupa sehingga bih besar dari t. tabel (1,96).para perawat akan lebih besar kemungkinannya untuk Hubungan antara variabel pemberdayaan dengan merasa bahwa pekerjaan mereka itu memiliki makna variabel kecerdasanemosional menunjuk-kan adanya bagi diri mereka, merasakan otonomi yang lebih besar pengaruh positif yang ditandai denganadanya jalur dan menjadi yakin mereka mampu mempengaruhi positif pada inner weight sebesar 0,459.Hal ini dapat hasil-hasil yang dicapai dalam pekerjaan, sehingga diartikan bahwa semakin tinggi pemberdayaan maka dengan demikian para perawat akan mengalami semakin tinggi kecerdasanemosional perawat dan penurunan pada stres kerja. bidan pada ramah sakit rujukan berbasis regional di

Sulawesi Selatan. Artinya semakin tinggi pemahaman Pengaruh Kelelahan terhadap Kecerdasan terhadap kognisi pemberdayaan khususnya kom-

Emosional petensi akan semakin mendorong peningkatan indika-Kelelahan kerja dalam penelitian ini umumnya tor-indikator dalam kecerdasan emosional, khu-

terjadi pada perawat danbidan yang sudah mendekati susnya intuisi, kesadaran diri dan ketangguhan emo-pensiun yang bekerja ganda, yaitu bekerjamelayani sional. Semakin tinggi kompetensi perawat dan bidan pasien juga melakukan kegiatan administrasi, se- semakin tinggi kreatifitas dalam menciptakan suasana dangkan pada usiamuda dengan tingkat pendidikan yang menyenangkan dan memberikan layanan yang relatif rendah cendrung kelelahan secaraemosional, berkualitas. Semakin tinggikompetensi perawat dan hal ini disebabkan adanya keterbatasan dalam me- bidan semakin tinggi kesadaran akan pentingnyatugas mahami arahanbaik pimpinan maupun dokter. Faktor yang di emban dan ketangguhan emosional, sehingga lain yang di perkirakan menyebabkan kelelahan kerja walaupun profesi keperawatan dengan rutinitas yang perawat dan bidan adalah bekerja di luar jam kantor tinggi cendrung menjadi jenuh, akan tetapitetap sabar misalnya menjadi asisten dokter, atau melakukan menjalankan tugas mereka.peraktek dengan menerima pasien diluar kantor atau Dari tujuh indikator tersebut sesuai outer loading berkunjung kerumah pasien yang tidak bisa ke rumah (Tabel 16) menujukkanbahwa indikator intuisi yang sakitatau kepuskesmas. Hal ini dapat nurunkan paling kuat dalam membentuk variabelkecerdasan kinerja dan mutu pelayanan dirumah sakit. emosional (Y3) adalah indikator intuisi.

Persepsi perawat dan bidan tehadap indikator ke- Pemberdayaan psikologis dipandang sebagai lelahan emosional (Y3.1) dapat dilihat pada indikator perasaan dalam diri seseorang bahwa dirinya mampu berikut: melakukan sesuatu (internal efficacy, keampuh-an

Item yang menyatakan perawat merasa terkuras internal), nilai atau martabat personal, dan dipahami secara emosional dari pe-kerjaan mereka (item 1), dalam penelitian ini sebagai "konstruk motivasional

Fitriah Ihwani

Page 5: BUKU HIPO 8

39

Hapsari, Elsi Dwi. 2006. Menyiapkan Perawat yang yang terwujud dalam empat kognisi: arti/makna, kom-Siap Berkompetisi di Era Pasar Global.]umal INOVASI petensi, kemampuan menentukan nasib sendiri (self Vol.6/XVIII/Maret 2006.determination) dan dampak (impact)" (Spreitzer,

Hein, Steve. 1999. Ten Habits of Emtionally 1995).Intelligent People, New-York, TheEQ Institut Inc.

Kreitner, Robert and Angelo Kinicki. 2000. Simpulan

Organizational Behavior. Irwin/McGraw-Hill , Berdasarkan hasil anaKsis penelitian dan pemba- International Edition/Fourth Edition.

hasan mengenai hubungan pemberdayaan terhadap, Laschinger HK & Havens DS. 1997. The effect of kelelahan kerja, dan kecerdasan emosional, maka work place empowerment on staff nurses' occupational dapat ditarik simpulan sebagai berikut: mental health and work effectveness, Journal of Nursing

Temuan dalam penelitian menunjukkan bahwa Administration, vol. 27, pp. 42-50.Leiter, Michael P, Cristina Maslach. 2001. Burnout kelelahan kerja tidak meningkatkan kecerdasan emo-

and Quality in a Speed-up World.sional yang meliputi kesadaran diri (self awereness), Association for Quality & Participation Luthans, ketangguhan emosional (emotional resilience),

Fred. 2005. Organizational Behavior. Irwin /Mc-motivasi (motivation), kepekaan inter personal (inter-Graw-Hill, Tenth Editions.personnel sensitifity), pengaruh (influence), inruisi

Mayer John D. and Catherine Maslach, Beltz. 2002. (intuitiveness) dan kehati-hatian (conscientiousness).

Socialization, Society's " Emotional Contract", and Pemberdayaan dapat mendorong peningkatan ke- Emotional Intelligence. Ebsco Publishing- . •>cerdasan emosional perawat Khususnya pada rumah Mayer John D, Peter Salovey and David Caruso. sakit Andi Makassau Parepare Sulawesi Selatan. 2004. A Further Consideration of the Issues of Emotional Artinya makin tinggi pemahaman terhadap indikator- Intelligence. Psychological Inquiry, Vol. 15, No. 3, 249-indikator pemberdaya-an dan aplikasi pemberdayaan 255. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Mayer John D, Peter Salovey and David Caruso. akan mendorong peningkatan kecerdasan emosional 2004. Emotional Intelligence: Theory, findings, and yang meliputi kesadaran diri (self aivereness), ketang-Implications. Psychological Inquiry, Vol. 15, No. 3,197-guhan emosional (emotional resilience), motivasi 215. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.(motivation), kepekaan inter personal (interpersonnel

Mishra, A.K. and Spreitzer, G.M. 1998. "Explaining sensitifity), pengaruh (influence), intuisi (intuitive-how survivors respond to downsizing: the roles of trust,

ness) dan kehati-hatian (conscientiousness).empowerment, justice and work redesign".Academy of Management Review.Vol. 23 No. 3, pp. 567-88.

Saran Moore, Jo Ellen. 2000. One Road to Turnover:An Berdasarkan hasil analisis dan simpulan, disusun Examination of Work Exhaustion in Technology

saran sebagai berikut: Professionals. Southern Illinois University.MISQ, Volume 1.Perlu pengaturan rugas dan tanggung jawab 24 No 1, halaman 141 - 168/Maret 2000.

Prins Annette. 2006. Emotional Intelligence and yang sesuai dan seimbang yang dibebankan pada Leadership in Corporate Management : A Fortigenic perawat misalnya memberikan deskripsi tugas yang Perseption. Unpublished Ph.D dissertation : University the jelas, mengurangi kerja rangkap, melakukan Free State Bloemfontein.pelatihan untuk meningkatkan keterampilan.

Rizzo R. John, Robert J. House, and Sidney L. Lirtzman 1970.Role Conflict and Ambiguity in Complex

DAFTAR PUSTAKAOrganizations.Administrative Science Quarterly

Robbins, Stephen P. 2005. Organizational Behavior: Bhanugopan, Ramadu & Alan Fish. 2006. An Concepts, Controversies, and Applications. Prentice-Hall

Empirical Investigation of Job Burnout among International Editions, Fifth Edition.Expatriates. Personnel Review, Vol. 35 No. 4, pp. 449-468. Rocca Ana Delia and Marion Kostanski, Emerald Group Publishing Limited. 2001.Burnout and Job satisfaction amongst Victorian

Brancato V. 2003.Enhancing Psychological Secondary school Teachers: A Comparative look at Empowerment for nurses.Pennsylvania Nurse, vol. 50 pp. Contract and Permanent Employment. Teacher Education: 10-11. Change of Heart, Mind and Action. Melbourne.

Daniels K & Guppy A 1994. Occupational stress, Schein, Edgar H. 1985. Organizational Culture and social support, job control and psychological well- Leadership.Jossey-Bass Publishers. San Francisco.being.Human Relations, vol. 47, pp. 1523-38 Spreitzer, Gretchen M. 1996. Social Structural

Greasley, Kay, Alan Bryman, Andrew Dainty, Characteristics of Psychological Empowerment.

Andrew Price and Robby Soetanto, Nicola King. 2005. Academy of Management Journal, Vol. 39, No. 2,483-Employee perseptions of Empowerment. Employee 504.Relations Vol. 27 No .4.

Hipotesis,Tahun ke 5, No 1, Januari - April 2013